jumat, 16 desember 2011 kesultanan banjar masih ada filedari provinsi tetangga kalteng, riau dan...

1
DENI SUSANTO I RINGAN musik panting menyertai gerak gemulai tiga gadis muda berbusana tradisional Banjar. Mereka membawakan tarian Baksa Kam- bang, tarian penyambutan bagi para raja dan tamunya. Tarian itu menandai dimulai- nya puncak peringatan ulang tahun (milad) ke-507 Kesultanan Banjar. Raja Muda Kesultanan Banjar, Pangeran Khairul Saleh, di- dampingi permaisuri dan para punggawa kerajaan serta tamu kehormatan menyaksikan tarian Baksa Kambang yang dilanjutkan dengan tarian lainnya, Baksa Dadap. Berikutnya selawat menggema disertai taburan bunga kembang tujuh rupa, mengiringi langkah Pangeran Khairul Saleh dan tamu kehormatan menuju ruang utama (aula) Gedung Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Kalimantan Selatan (Kalsel), akhir pekan lalu. Rangkaian milad ke-507 Ke- sultanan Banjar itu diisi berbagai kegiatan, mulai seminar menge- nai sejarah Kesultanan Banjar hingga acara seni dan budaya. Seni budaya disajikan berupa lomba tari Banjar klasik, lomba kuliner khas Banjar, pameran budaya, pameran seni rupa, dan pameran tosan aji (benda pusaka). Ada pula lomba bakisah (ber- cerita), lomba lagu Banjar, dan drama perjuangan Babat (pe- rang) Banjar dan wayang banjar. Dalam perayaan itu juga ada kegiatan bernuansa religi, se- perti khatam Alquran, istigasah kubra, dan lailatul qiroah. Kesultanan Banjar masih Ada Raja Muda Pangeran Khairul Saleh menggelar pesta rakyat lima hari lima malam. JUMAT, 16 DESEMBER 2011 9 N USA NTARA Rangkaian kegiatan itu ber- langsung selama lima hari siang dan malam. Dalam perayaan milad ke- 507 Kesultanan Banjar tahun ini, Raja Muda memberikan 14 gelar kehormatan kepada para tokoh, masyarakat, seniman, dan budayawan. Itu termasuk gelar kehor- matan kepada Gubernur Kali- mantan Timur (Kaltim) Awang Faroek, Wakil Gubernur Kaltim Faried Wajedi, Sekretaris Daerah Kaltim, dan Bupati Kutai Karta- negara. Gelar kehormatan juga dibe- rikan kepada tokoh masyarakat dari provinsi tetangga Kalteng, Riau dan Jambi. Tamu kehormatan lainnya, para raja dan sultan yang ter- gabung dalam Forum Komunika- si Keraton Se-Nusantara, juga ikut menyaksikan prosesi pemberian gelar kehormatan itu. Milad Kesultanan Banjar dirayakan sejak dua tahun lalu, setelah ratusan tahun berlalu. ‘’Inti milad ini menegaskan kem- bali kepada seluruh masyarakat, baik di seluruh Nusantara mau- pun mancanegara, bahwa Ke- sultanan Banjar masih ada dan akan terus ada,” tutur Raja Muda Kesultanan Banjar Pangeran Khairul Saleh. Kesultanan Banjar berdiri pada 1520. Namun, kerajaan yang menguasai wilayah Kali- mantan Selatan itu oleh pemerin- tah Belanda dihancurkan pada 11 Juni 1860. Sejak itu, aktivitas kerajaan di Bumi Antasari itu hilang. Semula ibu kota Kesultanan Banjar di Kota Banjarmasin, tetapi kemudian berpindah. Nama kerajaan pun berubah- ubah, mulai Kerajaan Kuripan, Negara Dipa, Negara Daha, Kesultaan Banjar, Martapura/ Kayu Tangi, hingga terakhir Pangustian. Keris Nusantara Salah satu kegiatan yang me- narik selama pesta rakyat di gelar ini adalah pameran tosan aji berupa keris dari berbagai daerah di Nusantara dan benda pusaka lainnya. Ribuan keris dipamerkan dan dijual sejumlah kolektor keris dari sejumlah daerah seperti Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Demikian juga jenis keris yang MI/DENI SUSANTO GELAR KEHORMATAN: Raja Muda Kesultanan Banjar Pangeran Khairul Saleh (kiri) menyematkan pin dan memberikan gelar kehormatan kepada Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek, beberapa waktu lalu. disajikan beragam, di antaranya keris semar, nagasastra, betok, jangkung, setan kober, sapu inten, hompiyang, rencong, keris lurus, dan keris luk (lekukan). Keris luk memiliki lekukan dari tiga hingga 41. Keris-keris itu dijual dengan harga mulai Rp500 ribu sampai Rp5 juta. Namun, beberapa keris keramat yang berusia sampai ratusan tahun dan dipercaya me- ngandung keramat tidak dipatok harga, tetapi para pehobi tosan aji rela merogoh kocek puluhan sampai ratusan juta rupiah. Imam Supangat, kolektor keris asal Surabaya, mengatakan bisnis keris yang digelutinya bersama keluarga tersebut sudah berjalan lebih sepuluh tahun. Dirinya bahkan telah mengikuti berbagai kegiatan pameran keris sampai ke mancanegara. Pangeran Khairul Saleh sen- diri dikenal memiliki koleksi puluhan keris dan sempat pula dipamerkan. Selain keris, benda pusaka lainnya seperti golok, mandau, dan tombak ikut pula dipamerkan. (N-1) deni_susanto@ mediaindonesia.com

Upload: votuong

Post on 12-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DENI SUSANTO

IRINGAN musik panting menyertai gerak gemulai tiga gadis muda berbusana tradisional Banjar. Mereka

membawakan tarian Baksa Kam-bang, tarian penyambutan bagi para raja dan tamunya.

Tarian itu menandai dimulai-nya puncak peringatan ulang tahun (milad) ke-507 Kesultanan Banjar.

Raja Muda Kesultanan Banjar, Pangeran Khairul Saleh, di-dampingi permaisuri dan para punggawa kerajaan serta tamu kehormatan menyaksikan tarian Baksa Kambang yang dilanjutkan dengan tarian lainnya, Baksa Dadap.

Berikutnya selawat menggema disertai taburan bunga kembang tujuh rupa, mengiringi langkah Pangeran Khairul Saleh dan tamu kehormatan menuju ruang utama (aula) Gedung Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Kalimantan Selatan (Kalsel), akhir pekan lalu.

Rangkaian milad ke-507 Ke-sultanan Banjar itu diisi berbagai kegiatan, mulai seminar menge-nai sejarah Kesultanan Banjar hingga acara seni dan budaya.

Seni budaya disajikan berupa lomba tari Banjar klasik, lomba kuliner khas Banjar, pameran budaya, pameran seni rupa, dan pameran tosan aji (benda pusaka).

Ada pula lomba bakisah (ber-cerita), lomba lagu Banjar, dan drama perjuangan Babat (pe-rang) Banjar dan wayang banjar. Dalam perayaan itu juga ada kegiatan bernuansa religi, se-perti khatam Alquran, istigasah kubra, dan lailatul qiroah.

Kesultanan Banjar masih AdaRaja Muda Pangeran Khairul Saleh menggelar pesta rakyat

lima hari lima malam.

JUMAT, 16 DESEMBER 2011 9NUSANTARA

Rangkaian kegiatan itu ber-langsung selama lima hari siang dan malam.

Dalam perayaan milad ke-507 Kesultanan Banjar tahun ini, Raja Muda memberikan 14 gelar kehormatan kepada para tokoh, masyarakat, seniman, dan budayawan.

Itu termasuk gelar kehor-matan kepada Gubernur Kali-mantan Timur (Kaltim) Awang Faroek, Wakil Gubernur Kaltim Faried Wajedi, Sekretaris Daerah Kaltim, dan Bupati Kutai Karta-negara.

Gelar kehormatan juga dibe-

rikan kepada tokoh masyarakat dari provinsi tetangga Kalteng, Riau dan Jambi.

Tamu kehormatan lainnya, para raja dan sultan yang ter-gabung dalam Forum Komunika-si Keraton Se-Nusantara, juga ikut menyaksikan prosesi pemberian gelar kehormatan itu.

Milad Kesultanan Banjar dirayakan sejak dua tahun lalu, setelah ratusan tahun berlalu. ‘’Inti milad ini menegaskan kem-bali kepada seluruh masyarakat, baik di seluruh Nusantara mau-pun mancanegara, bahwa Ke-sultanan Banjar masih ada dan

akan terus ada,” tutur Raja Muda Kesultanan Banjar Pangeran Khairul Saleh.

Kesultanan Banjar berdiri pada 1520. Namun, kerajaan yang menguasai wilayah Kali-mantan Selatan itu oleh pemerin-tah Belanda dihancurkan pada 11 Juni 1860. Sejak itu, aktivitas kerajaan di Bumi Antasari itu hilang.

Semula ibu kota Kesultanan Banjar di Kota Banjarmasin, tetapi kemudian berpindah. Nama kerajaan pun berubah-ubah, mulai Kerajaan Kuripan, Negara Dipa, Negara Daha,

Kesultaan Banjar, Martapura/Kayu Tangi, hingga terakhir Pangustian.

Keris NusantaraSalah satu kegiatan yang me-

narik selama pesta rakyat di gelar ini adalah pameran tosan aji berupa keris dari berbagai daerah di Nusantara dan benda pusaka lainnya.

Ribuan keris dipamerkan dan dijual sejumlah kolektor keris dari sejumlah daerah seperti Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.

Demikian juga jenis keris yang

MI/DENI SUSANTO

GELAR KEHORMATAN: Raja Muda Kesultanan Banjar Pangeran Khairul Saleh (kiri) menyematkan pin dan memberikan gelar kehormatan kepada Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek, beberapa waktu lalu.

disajikan beragam, di antaranya keris semar, nagasastra, betok, jangkung, setan kober, sapu inten, hompiyang, rencong, keris lurus, dan keris luk (lekukan). Keris luk memiliki lekukan dari tiga hingga 41.

Keris-keris itu dijual dengan harga mulai Rp500 ribu sampai Rp5 juta. Namun, beberapa keris keramat yang berusia sampai ratusan tahun dan dipercaya me-ngandung keramat tidak dipatok harga, tetapi para pehobi tosan aji rela merogoh kocek puluhan sampai ratusan juta rupiah.

Imam Supangat, kolektor

keris asal Surabaya, mengatakan bisnis keris yang digelutinya bersama keluarga tersebut sudah berjalan lebih sepuluh tahun. Dirinya bahkan telah mengikuti berbagai kegiatan pameran keris sampai ke mancanegara.

Pangeran Khairul Saleh sen-diri dikenal memiliki koleksi puluhan keris dan sempat pula dipamerkan. Selain keris, benda pusaka lainnya seperti golok, mandau, dan tombak ikut pula dipamerkan. (N-1)

[email protected]