juknis restrukturisasi itpt

191

Upload: aneuk-agam-jinoe

Post on 06-Aug-2015

136 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: juknis restrukturisasi ITPT
Page 2: juknis restrukturisasi ITPT

LANDASAN PERATURAN

PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL SERTA

INDUSTRI ALAS KAKI

TAHUN ANGGARAN 2012

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Page 3: juknis restrukturisasi ITPT

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 15/M-IND/PER/2/2012

TENTANG

PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 123/M-IND/PER/11/2010 TENTANG PROGRAM REVITALISASI DAN

PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN

INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL SERTA INDUSTRI ALAS KAKI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan restrukturisasi mesin/peralatan industri tekstil dan produk tekstil serta industri alas kaki, perlu mengubah beberapa ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/M-IND/PER/11/2010 tentang Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/M-IND/PER/11/2010 Tentang Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Serta Industri Alas Kaki;

Mengingat : 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana

Page 4: juknis restrukturisasi ITPT

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 15/M-IND/PER/2/2012

2

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2011;

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang, Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 92 Tahun 2011;

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II Periode Tahun 2009 – 2014 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 59/P Tahun 2011;

4. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/M-IND/PER/10/2010 tentang Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki;

5. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/M-IND/PER/2/2011 tentang Pedoman Teknis Penggunaan Produksi Dalam Negeri;

6. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16/M-IND/PER/11/2010 tentang Ketentuan dan Tata Cara Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri;

Memperhatikan : Surat Menteri Keuangan Nomor S-146/MK.011/2007 tanggal 3 April 2007 perihal Dukungan Penyaluran Dana Program Restrukturisasi Permesinan ITPT;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 123/M-IND/PER/11/2010 TENTANG PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL SERTA INDUSTRI ALAS KAKI.

Page 5: juknis restrukturisasi ITPT

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 15/M-IND/PER/2/2012

3

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/M-IND/PER/11/2010 tentang Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki, diubah sebagai berikut :

1. Mengubah Ketentuan Pasal 1 sehingga secara keseluruhan Pasal 1 menjadi sebagai berikut :

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :

1. Industri Tekstil dan Produk Tekstil yang selanjutnya disebut ITPT adalah perusahan industri yang menghasilkan tekstil dan produk tekstil.

2. Industri Alas Kaki yang selanjutnya disebut IAK adalah perusahaan industri yang menghasilkan produk alas kaki termasuk komponennya dan/atau perusahaan industri penyamakan kulit.

3. Investasi baru adalah investasi dalam bentuk barang modal dalam rangka penambahan/ perluasan dan/atau peremajaan sebagian atau seluruh mesin dan/atau peralatan bagi perusahaan industri yang telah melakukan produksi komersial minimum 2 (dua) tahun.

4. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur.

2. Mengubah Ketentuan Pasal 3 ayat (1) sehingga keseluruhan Pasal 3 menjadi sebagai berikut :

Pasal 3

(1) Perusahaan ITPT atau IAK yang melakukan restrukturisasi mesin dan/atau peralatan dengan investasi baru diberikan keringanan pembiayaan pembelian mesin dan/atau peralatan ITPT atau IAK sesuai dengan jenis industrinya.

Page 6: juknis restrukturisasi ITPT

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 15/M-IND/PER/2/2012

4

(2) Keringanan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan bagi perusahaan yang menggunakan teknologi yang lebih maju.

(3) Keringanan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibiayai dari DIPA Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur, Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2012 dan tahun-tahun selanjutnya sepanjang penganggarannya mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan.

3. Mengubah Ketentuan Pasal 4 ayat (1) huruf d sehingga keseluruhan Pasal 4 menjadi sebagai berikut :

Pasal 4

(1) Perusahaan ITPT atau IAK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. ITPT merupakan industri serat buatan, pemintalan, pertenunan, perajutan, pencelupan/printing/finishing, industri pakaian jadi (garment) dan/atau barang jadi tekstil lainnya;

b. IAK merupakan industri pembuatan produk alas kaki termasuk komponennya dan atau industri penyamakan kulit;

c. Mesin dan/atau peralatan menggunakan teknologi yang lebih maju dan kondisi baru (bukan bekas); dan

d. jenis mesin dan/atau peralatan terkait dengan proses produksi dan penunjang proses produksi.

(2) Perusahaan industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan b harus memenuhi kriteria yang ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal.

(3) Ketentuan mengenai teknologi yang lebih maju sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan keterkaitan jenis mesin dan/atau peralatan

Page 7: juknis restrukturisasi ITPT

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 15/M-IND/PER/2/2012

5

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal.

4. Mengubah Ketentuan Pasal 6 ayat (2) huruf b dan ayat (3) sehingga keseluruhan Pasal 6 menjadi sebagai berikut :

Pasal 6

(1) Potongan harga pembelian mesin dan/atau peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diberikan kepada Perusahaan ITPT atau IAK yang memenuhi ketentuan Pasal 4, dengan cara penggantian (reimburst).

(2) Potongan harga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai pembelian mesin dan/atau peralatan dengan ketentuan:

a. investasi mesin dan/atau peralatan pada saat permohonan sekurang-kurangnya setara dengan nilai sebesar:

1) Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) untuk ITPT; atau

2) Rp. 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah) untuk IAK; dan

b. nilai potongan harga dimaksud maksimum Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) per perusahaan per tahun anggaran yang dibuktikan dengan memberikan bukti-bukti pembelian.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan sebesar 25% (dua puluh lima persen) berlaku bagi Perusahaan ITPT atau IAK yang menggunakan mesin dan/atau peralatan produksi dalam negeri yang dibuktikan dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal sebesar 25% (dua puluh lima persen).

(4) Bukti-bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) berlaku bagi pembelian mesin dan/atau peralatan sekurang-kurangnya bertanggal 1 Juli 2011 untuk Potongan harga yang dibiayai dengan

Page 8: juknis restrukturisasi ITPT

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 15/M-IND/PER/2/2012

6

APBN Tahun 2012 dan bertanggal 1 Juli untuk tahun-tahun berikutnya.

5. Menambah Ketentuan ayat (3) dalam Pasal 10 sehingga keseluruhan Pasal 10 menjadi sebagai berikut :

Pasal 10

(1) Perusahaan ITPT dan IAK penerima keringanan pembiayaan pembelian mesin dan/atau peralatan melalui potongan harga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilarang untuk:

a. memberikan keterangan palsu, dokumen palsu atau melakukan penipuan; dan

b. mengalihkan kepemilikan/memindahtangankan mesin dan/atau peralatan kepada pihak lain tanpa persetujuan dari Kementerian Perindustrian.

(2) Perusahaan ITPT dan IAK yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi berupa :

a. wajib mengembalikan potongan harga yang telah diterima kepada Kas Negara; dan atau

b. tidak dapat mengikuti Kegiatan Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Serta Industri Alas Kaki pada Kementerian Perindustrian untuk tahun-tahun berikutnya.

(3) Perusahaan ITPT dan IAK yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4), dikenakan sanksi tidak dapat mengikuti Kegiatan Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Serta Industri Alas Kaki pada Kementerian Perindustrian untuk tahun berikutnya

Pasal II

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Page 9: juknis restrukturisasi ITPT

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 15/M-IND/PER/2/2012

7

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penetapannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 14 Februari 2012

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Ttd

MOHAMAD S. HIDAYAT Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 15 Februari 2012

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Ttd

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR

Page 10: juknis restrukturisasi ITPT

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 123/M-IND/PER/11/2010

TENTANG

PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN

INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL SERTA INDUSTRI ALAS KAKI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempertahankan industri tekstil

dan produk tekstil serta industri alas kaki sebagai salah satu industri potensial prioritas nasional yang dikembangkan, perlu mengadakan program revitalisasi dan penumbuhan industri dengan melanjutkan program peningkatan teknologi melalui restrukturisasi mesin/ peralatan industri tekstil dan produk tekstil serta industri alas kaki berupa pemberian keringanan pembiayaan dalam pembelian mesin / peralatan dimaksud sebagaimana telah dilakukan sejak tahun 2007 dengan melakukan perubahan ketentuan dan pelaksanaan program dimaksud;

b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu dikeluarkan Peraturan Menteri;

Page 11: juknis restrukturisasi ITPT

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5075) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5132);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 73, Tambahan

Page 12: juknis restrukturisasi ITPT

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4214) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418);

8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional;

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II Periode Tahun 2009 - 2014;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akutansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

14. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 49/M-IND/PER/5/2009 tentang Pedoman Teknis Penggunaan Produksi Dalam Negeri sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 02/M-IND/10/2009;

15. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M-IND/PER/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian;

Page 13: juknis restrukturisasi ITPT

Memperhatikan : Surat Menteri Keuangan Nomor S-146/MK.011/2007 tanggal 3 April 2007 perihal Dukungan Penyaluran Dana Program Restrukturisasi Permesinan ITPT;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/ PERALATAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL SERTA INDUSTRI ALAS KAKI.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :

1. Industri Tekstil dan Produk Tekstil yang selanjutnya disebut ITPT adalah perusahan industri yang menghasilkan tekstil dan produk tekstil.

2. Industri Alas Kaki yang selanjutnya disebut IAK adalah perusahaan industri yang menghasilkan produk alas kaki termasuk komponennya dan atau perusahaan industri penyamakan kulit.

3. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur.

Pasal 2

Menteri Perindustrian menetapkan dan bertanggung jawab atas kebijakan, program dan pelaksanaan pemberian keringanan pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT dan IAK dalam rangka peningkatan daya saing ITPT dan IAK nasional.

Pasal 3

(1) Perusahaan ITPT atau IAK yang melakukan restrukturisasi/peremajaan mesin/peralatan, perluasan

Page 14: juknis restrukturisasi ITPT

atau investasi baru diberikan keringanan pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT atau IAK sesuai dengan jenis industrinya, melalui kegiatan Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT dan IAK.

(2) Keringanan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan bagi perusahaan yang menggunakan teknologi yang lebih maju.

(3) Keringanan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibiayai dari DIPA Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur, Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2011 dan tahun-tahun selanjutnya sepanjang penganggarannya mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan.

Pasal 4

(1) Perusahaan ITPT atau IAK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. ITPT merupakan industri serat buatan, pemintalan, pertenunan, perajutan, pencelupan / printing / finishing, industri pakaian jadi (garment) dan atau barang jadi tekstil lainnya;

b. IAK merupakan industri pembuatan produk alas kaki termasuk komponennya dan atau penyamakan kulit;

c. Mesin/peralatan menggunakan teknologi yang lebih maju dan kondisi baru (bukan bekas); dan atau

d. Jenis mesin terkait dengan proses produksi dan peralatan penunjang.

(2) Perusahaan industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan b harus memenuhi kriteria yang ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal.

Page 15: juknis restrukturisasi ITPT

(3) Ketentuan mengenai teknologi yang lebih maju sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan keterkaitan jenis mesin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal.

Pasal 5

Keringanan pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 diberikan dalam bentuk Potongan harga pembelian mesin/peralatan.

Pasal 6

(1) Potongan harga pembelian mesin/peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diberikan kepada Perusahaan ITPT atau IAK yang memenuhi ketentuan Pasal 4, dengan cara penggantian (reimburst).

(2) Potongan harga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar 10% (sepuluh prosen) dari nilai pembelian mesin/peralatan dengan ketentuan:

a. investasi mesin/peralatan pada saat permohonan sekurang-kurangnya setara dengan nilai sebesar:

1) Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) untuk ITPT; atau

2) Rp 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah) untuk IAK; dan

b. nilai potongan harga dimaksud maksimum Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) per perusahaan per tahun anggaran yang dibuktikan dengan memberikan bukti-bukti pembelian.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebesar 15% (lima belas prosen) berlaku bagi Perusahaan ITPT atau IAK yang menggunakan mesin/peralatan produksi dalam negeri yang dibuktikan

Page 16: juknis restrukturisasi ITPT

dengan bukti Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Bukti-bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) berlaku bagi pembelian mesin/peralatan sekurang-kurangnya bertanggal 1 Juli 2010 untuk Potongan harga yang dibiayai dengan APBN Tahun 2011 dan bertanggal 1 Juli untuk tahun-tahun berikutnya.

Pasal 7

Mekanisme penyaluran Potongan harga pembelian mesin/peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilaksanakan terhadap sumber pembiayaan yang berasal dari:

a. Kredit Perbankan (cash loan dan non cash);

b. Kredit Supplier Mesin;

c. Dana Sendiri; dan atau

d. Sewa Beli melalui Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB).

Pasal 8

(1) Direktur Jenderal selaku Kuasa Pengguna Anggaran wajib membuat pertanggungjawaban atas pelaksanaan Kegiatan Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT Serta IAK dalam bentuk laporan keuangan.

(2) Tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

(3) Direktur Jenderal wajib melaporkan penggunaan anggaran, pencapaian tujuan dan sasaran program secara tepat guna dan tepat sasaran kepada Menteri Perindustrian setiap 6 (enam) bulan sekali.

Page 17: juknis restrukturisasi ITPT

(4) Perusahaan ITPT dan IAK yang telah memperoleh keringanan pembiayaan, wajib menyampaikan laporan kemajuan pemasangan dan pemanfaatan mesin/peralatan setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Direktur Jenderal.

(5) Tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (4) diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal.

Pasal 9

(1) Untuk optimalisasi dan tepat sasaran pemberian keringanan pembiayaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini, dibentuk Tim Pengarah dan Tim Teknis yang beranggotakan pejabat di lingkungan Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Bappenas, BKPM, Dinas Provinsi yang menangani industri, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO), Asosiasi Penyamakan Kulit Indonesia (APKI) dan atau instansi teknis lainnya.

(2) Pembentukan Tim Pengarah dan Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk dan ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal.

Pasal 10

(1) Perusahaan ITPT dan IAK penerima keringanan pembiayaan pembelian mesin/peralatan melalui potongan harga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilarang untuk:

a. memberikan keterangan palsu, dokumen palsu atau melakukan penipuan; dan

b. mengalihkan kepemilikan / memindah tangankan mesin/peralatan kepada pihak lain tanpa persetujuan dari Kementerian Perindustrian.

Page 18: juknis restrukturisasi ITPT

(2) Perusahaan ITPT dan IAK yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi berupa :

a. wajib mengembalikan potongan harga yang telah diterima kepada Kas Negara; dan atau

b. tidak diizinkan mengikuti Kegiatan Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Serta Industri Alas Kaki pada Kementerian Perindustrian pada tahun-tahun berikutnya.

Pasal 11

(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai keringanan pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT dan IAK melalui potongan harga pembelian mesin/peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal.

(2) Peraturan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Pasal 4 ayat (2) dan (3) dalam bentuk Petunjuk Teknis.

Pasal 12

(1) Perusahaan ITPT yang telah memperoleh keringanan pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT sebelum diberlakukan Peraturan Menteri ini, berlaku ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27/M-IND/PER/3/2007 jo Nomor 36/M-IND/PER/4/2007 tentang Bantuan Dalam Rangka Pembelian Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil sebagaimana telah diganti dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/M-IND/PER/3/2008, Nomor 13/M-IND/PER/2/2009 dan Nomor 30/M-IND/PER/3/2010 tentang Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta peraturan pelaksanaannya.

Page 19: juknis restrukturisasi ITPT

(2) Perusahaan IAK yang telah memperoleh keringanan pembiayaan pembelian mesin/peralatan IAK sebelum diberlakukan Peraturan Menteri ini, berlaku ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 90/M-IND/PER/3/2008 tentang Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Alas Kaki sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 30/M-IND/PER/3/2009, Nomor 78/M-IND/PER/8/2009 dan Nomor 20/M-IND/PER/2/2010 serta peraturan pelaksanaannya.

Pasal 13

Dengan diberlakukan Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri Perindustrian:

a. Nomor 15/M-IND/PER/3/2008, Nomor 13/M-IND/PER/2/2009 dan Nomor 30/M-IND/PER/3/2010 tentang Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta peraturan pelaksanaannya; dan

b. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 90/M-IND/PER/3/2008, Nomor 30/M-IND/PER/3/2009, Nomor 78/M-IND/PER/8/2009 dan Nomor 20/M-IND/PER/2/2010 tentang Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Alas Kaki serta peraturan pelaksanaanya;

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 14

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2011.

Page 20: juknis restrukturisasi ITPT

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penetapannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 30 November 2010

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

Ttd

MOHAMAD S. HIDAYAT Diundangkan di Jakarta pada tanggal 1 Desember 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA

Ttd

PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 584

Page 21: juknis restrukturisasi ITPT

Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

1

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR

NOMOR : 03/BIM/PER/2/2012

T E N T A N G

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI

MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL SERTA INDUSTRI ALAS KAKI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 11 ayat (2) Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/M-IND/PER/11/2010 tentang Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Nomor 15/M-IND/PER/12/2011 dipandang perlu menetapkan Petunjuk Teknis Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil dan Industri Alas Kaki;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana pada huruf a, perlu diterbitkan Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur.

Mengingat : 1. Keputusan Presiden RI Nomor 143/M Tahun 2010 tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian;

2. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M-IND/PER/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian;

Page 22: juknis restrukturisasi ITPT

Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

2

3. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/M-IND/PER/11/2010 tentang Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/M-IND/PER/2/2012.

4. Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 601/M-IND/KEP/12/2011 tentang Penunjukan dan Pengangkatan Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Pengujian dan Penandatanganan SPM dan Bendahara Pengeluaran DIPA pada Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2012,

Memperhatikan : Surat Pengesahan DIPA 2012 No. 0221/019-03.1.01/2012 Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur mengenai Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL SERTA INDUSTRI ALAS KAKI

Pasal 1

Menetapkan Petunjuk Teknis Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal ini, sebagai pedoman pelaksanaan pemberian keringanan

Page 23: juknis restrukturisasi ITPT

Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

3

pembiayaan pembelian mesin/peralatan dalam bentuk potongan harga.

Pasal 2

Potongan harga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 untuk Tahun Anggaran 2012, diberikan bagi pembelian mesin/ peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki yang bertanggal 1 Juli 2011 sampai dengan 31 Oktober 2012.

Pasal 3

Biaya yang ditimbulkan sebagai akibat diterbitkannya Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur ini dibebankan kepada anggaran Direktorat Industri Tekstil dan Aneka, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Tahun Anggaran 2012.

Pasal 4

(1) Perusahaan ITPT yang telah memperoleh keringanan pembiayaan dalam bentuk potongan harga atau bantuan kredit/pinjaman pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT sebelum diberlakukannya Peraturan Direktur Jenderal ini, berlaku ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal ILMTA Nomor 81/ILMTA/PER/3/2007 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pembelian Mesin/Peralatan sebagaimana telah diganti dan atau diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Nomor 03/ILMTA/PER/3/2010.

(2) Perusahaan IAK yang telah memperoleh keringanan pembiayaan dalam bentuk potongan harga pembelian mesin/peralatan IAK sebelum diberlakukannya Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal ILMTA Nomor 05/ILMTA/PER/2009 tentang Program

Page 24: juknis restrukturisasi ITPT

Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

4

Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Alas Kaki, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal ILMTA Nomor 04/ILMTA/PER/3/2010.

(3) Perusahaan ITPT dan IAK yang telah memperoleh keringanan pembiayaan dalam bentuk potongan harga pembelian mesin/ peralatan ITPT dan IAK sebelum diberlakukannya Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Nomor 01/BIM/PER/1/2011.

Pasal 5

Dengan diberlakukannya Peraturan Direktur Jenderal ini, Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Nomor 01/BIM/PER/1/2011 tentang Petunjuk Teknis Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 6

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di J a k a r t a pada tanggal 16 Februari 2012

DIREKTUR JENDERAL

PANGGAH SUSANTO

Page 25: juknis restrukturisasi ITPT

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR

NOMOR : 03/BIM/PER/2/2012 TANGGAL : 16 FEBRUARI 2012

PETUNJUK TEKNIS

PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL SERTA

INDUSTRI ALAS KAKI

TAHUN ANGGARAN 2012

Page 26: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

i

DAFTAR ISI

Halaman BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Dasar Hukum 7 C. Maksud & Tujuan 8 D. Sasaran 8 E. Pengertian 9 F. Ruang Lingkup 11

BAB II. KETENTUAN, PERSYARATAN & SANKSI 13

A. Ketentuan 13 1. Kriteria Peserta Program 13 2. Kriteria Mesin/Peralatan 14 3. Kriteria Sumber Pembiayaan 15 4. Periode Pembelian 16 5. Tipe Program 16 6. Periode Permohonan 17 7. Tata Cara Pelaksanaan Program 17 8. Nilai Potongan Harga 18

B. Syarat Permohonan Mengikuti Program 19 1. Tipe Normal 19 2. Tipe Langsung 27

C. Hal-Hal Yang Dilarang dan Sanksi 29 1. Hal-Hal Yang Dilarang 29 2. Sanksi 30

BAB III. PENGORGANISASIAN 32

A. Kementerian Perindustrian 32 B. Konsultan Manajemen dan Monitoring (KMM) 34 C. Lembaga Penilai Independen (LPI) 36

Page 27: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

ii

D. Bank Pelaksana 41 E. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) 41 F. Supplier Mesin/Peralatan 42

BAB IV. MEKANISME PELAKSANAAN 43

A. Tahap Persiapan 43 B. Tahap Permohonan Mengikuti Program 43 C. Tahap Pembelian Mesin/Peralatan 46 D. Tahap Permohonan Pencairan Dana Program 46

E. Bagan Mekanisme Pelaksanaan dan Persyaratan 48

BAB V. PELAPORAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI 49

A. Pelaporan 49 B. Pemantauan dan Evaluasi 49

Page 28: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

iii

LAMPIRAN 1 : Daftar Jenis Mesin/Peralatan Yang Dapat Mengikuti Program A. Daftar Jenis Mesin/Peralatan ITPT B. Daftar Jenis Mesin/Peralatan IAK C. Daftar Jenis Mesin/Peralatan IPK

LAMPIRAN 2 : Skema Mekanisme Pelaksanaan dan Persyaratan Program

LAMPIRAN 3 : Daftar Form yang Digunakan untuk Mengikuti Program

FORM – A.1 : Surat Permohonan Mengikuti Program (Tipe Normal)

FORM – A.1.1 : Surat Permohonan Mengikuti Program (Tipe Langsung)

FORM – A.2 : Tabel Mesin/Peralatan Lampiran Surat Permohonan Mengikuti Program

FORM – B.1 : Daftar Akta-akta Perusahaan dan Perubahannya FORM – B.2 : Daftar Susunan Pengurus Perusahaan FORM – B.3 : Rekapitulasi Ijin Usaha Industri FORM – C : Petunjuk Pembuatan Studi Kelayakan Usaha

(SKU) FORM – D.1 : Surat Keterangan Bank FORM – D.2 : Surat Keterangan LKBB FORM – D.3 : Surat Keterangan Supplier Mesin FORM – D.4 : Surat Keterangan Debitur Lancar Skim 2 FORM – E : Surat Pernyataan Ketersediaan Dana Sendiri FORM – F.1 : Surat Pernyataan dan Jaminan FORM – F.2 : Surat Pernyataan Kemajuan Sumber

Pembiayaan & Proses Pembelian Mesin/ Peralatan (Tipe Normal)

FORM – F.3 : Surat Keterangan Legalisir Dokumen Oleh Bank FORM – F.4 : Surat Keterangan Legalisir Dokumen Oleh LKBB FORM – F.5 : Surat Keterangan Legalisir Dokumen Oleh

Notaris FORM – G : Surat Pernyataan Waiting List

Page 29: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

iv

FORM – H.1 : Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB)-(Tipe Normal)

FORM – H.2 : Lampiran Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) – (Tipe Normal)

DAFTAR – H.3 : Ketentuan Tentang Legalisir Bukti-bukti Dokumen M/P – (Tipe Normal)

FORM – H.1.1 : Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB)- (Tipe Langsung)

FORM – H.2.2 : Lampiran Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) – (Tipe Langsung)

DAFTAR–H.3.3 : Ketentuan Tentang Dokumen Permohonan Pencairan ke KPPN (Tipe Langsung)

FORM – I : Surat Permohonan Pencairan Dana Program FORM – J.1 : Tabel Lampiran Surat Permohonan Pencairan

Dana Program (Lampiran FORM – I) – (Tipe Normal)

FORM – J.2 : Tabel Lampiran Surat Permohonan Mengikuti Program– (Tipe Langsung)

FORM – K : Rekapitulasi Pembayaran Pembelian M/P FORM – L.1 : Surat Permohonan Realisasi Pencairan Dana

Program(Tipe Langsung) FORM – L.2 : Surat Permohonan Realisasi Pencairan Dana

Program (Tipe Normal) FORM – M : Surat Pernyataan Realisasi Pencairan Dana

Program FORM – N1 : Invoice FORM – N2 : Kwitansi FORM – N3 : Berita Acara Serah Terima Keringanan

Pembiayaan FORM – O.1 : Laporan Pasca Pencairan Dana Program FORM – O.2 : Tabel Lampiran O.1-Laporan Pemanfaatan M/P

untuk ITPT FORM – O.3 : Tabel Lampiran O.1-Laporan Pemanfaatan M/P

untuk IAK/IPK

Page 30: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (ITPT), Industri Alas Kaki (IAK) dan Industri Penyamakan Kulit (IPK) merupakan industri strategis karena perannya dalam menghasilkan devisa ekspor non migas yang cukup signifikan, menyerap tenaga kerja yang jumlahnya besar serta menyediakan dan memasok kebutuhan pasar domestik.

2. Industri TPT telah berkembang secara terintegrasi mulai dari hulu (serat), intermediate (pemintalan, pertenunan, perajutan dan dyeing, printing dan finishing), sampai dengan pakaian jadi dan barang jadi tekstil lainnya. Industri Alas Kaki juga telah berkembang mulai dari industri penyamakan kulit sampai dengan alas kaki dan barang jadi kulit. Kedua cabang industri tersebut memiliki keterkaitan yang luas dengan industri lainnya dan sektor ekonomi lainnya.

3. Indonesia telah cukup dikenal sebagai negara pemasok tekstil dan produk tekstil yang berkualitas internasional, dan pernah menjadi pemasok produk alas kaki nomor tiga di dunia.

4. Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Industri Alas Kaki dan Industri Penyamakan Kulit selalu memberikan surplus pada neraca perdagangan. Perkembangan ekspor-impor tekstil dan produk tekstil serta industri alas kaki dan penyamakan kulit dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 31: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

2

Perkembangan Ekspor-Impor TPT Tahun 2001 - 2010

No. Tahun Ekspor (USD

Milyar)

Pertumbuhan (%)

Impor (USD

Milyar)

Surplus (USD

Milyar)

1. 2001 7,68 (-8,35) 2,44 5,24

2. 2002 6,89 (-10,28) 1,83 5,06

3. 2003 7,03 2,03 1,67 5,36

4. 2004 7,75 10,24 1,72 6,03

5. 2005 8,59 10,83 1,60 6,99

6. 2006 9,46 10,13 1,71 7,73

7. 2007 10,004 5,75 2,01 7,99

8. 2008 10,39 3,72 5,24 5,15

9. 2009 9,26 -8,70 4,17 5,09

10. 2010 11,22 21,17 6,18 5,04

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), diolah.

Perkembangan Ekspor Impor Alas Kaki dan Kulit Tahun 2006 - 2010

No. Tahun Ekspor (USD Juta)

Pertumbuhan (%)

Impor (USD Juta)

Surplus(USD Juta)

1. 2006 1.713,07 15,07 112,57 1.600,50

2. 2007 1.794,49 4,75 143,09 1.651,40

3. 2008 2.043,81 13,89 329,29 1.714,52

4. 2009 1.856,11 -9,18 348,85 1.507,26

5. 2010 2.624,75 41,41 595,34 2.029,41

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), diolah.

5. Kinerja industri TPT, IAK dan IPK setiap tahunnya menunjukkan tren yang meningkat, dimana perkembangan pada tahun 2009-2010 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 32: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

3

Kinerja ITPT, IAK dan IPK pada tahun 2009 dan 2010

No U r a i a n

ITPT IAK IPK

2009 2010 2009 2010 2009 2010

1 Jumlah Industri (Unit Usaha)

2.841 2.869 386 388 100 100

2 Investasi Total (RpTrilyun)

146,17 149,88 4,29 6,84 1,272 1,629

3 Penyerapan Tenaga Kerja (org. ribu)

1.337 1.407 446,28 541,30 6,41 7,03

4 Tingkat Utilisasi (%)

71,83 77,85 64,25 69,56 53,83 32,51

5 Nilai Ekspor (US$ Juta)

9.261 11.222 1.734 2.500 121,13 123,8

6 Nilai Impor (US$ Juta)

4.171 6.186 131,62 244,19 217,23 351,5

6. Prospek pertumbuhan industri TPT, alas kaki dan industri penyamakan kulit akan semakin baik pada masa mendatang karena permintaan pasar di dalam negeri yang terus meningkat serta meningkatnya konsumsi dunia. Peluang Indonesia untuk memanfaatkan pasar dunia akan semakin meningkat apabila mampu menghasilkan produk dengan kualitas tinggi dan kemampuan pasok (lead time) yang cepat dan tepat waktu.

7. Namun demikian, untuk menangkap peluang tersebut kedua cabang industri ini menghadapi beberapa permasalahan, antara lain umur mesin yang sebagian besar berusia di atas 20 tahun, sehingga tingkat konsumsi energi tinggi dan kecepatan mesin serta kualitas produk rendah. Selain masalah permesinan, kedua cabang industri ini juga menghadapi makin tingginya persaingan dalam memasuki pasar dunia seiring dengan munculnya negara-negara pesaing baru yang sudah mengadopsi teknologi baru.

Sebagai gambaran atas kondisi tersebut, posisi permesinan industri TPT, alas kaki dan penyamakan kulit pada tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 33: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

4

JUMLAH MESIN INDUSTRI TPT, ALAS KAKI DAN PENYAMAKAN KULIT USIA 20 TAHUN

Jenis Industri Satuan Jumlah Mesin umur > 20

thn Jumlah %

Pemintalan * MP 7.803.241 5.025.287 64,4 Pertenunan * ATM 248.957 204.393 82,1 Perajutan * MR 41.312 34.743 84,1 Finishing * Set 349 325 93,2 Pakaian Jadi * MSJ 290.838 226.854 78,0 Alas Kaki ** Set 3.000 1.500 50 Penyamakan Kulit ** Set 1.000 600 60

Sumber :* The Industrial Strategy Proposal, Jetro Jakarta 2005 (diolah) ** Ditjen ILMTA 2008 (diolah)

8. Dalam rangka meningkatkan daya saing ITPT, IAK dan IPK, maka mesin/peralatan yang sudah berusia lebih dari 20 tahun tersebut mutlak perlu diremajakan atau direstrukturisasi dengan mesin/peralatan yang mempunyai teknologi lebih modern. Dalam kaitan ini, Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian menganggap perlu memberikan stimulan melalui kegiatan Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki dalam rangka mendorong industri TPT, IAK dan IPK untuk meningkatkan daya saingnya melalui investasi mesin/peralatan yang lebih modern.

9. Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT yang telah diluncurkan oleh Kementerian Perindustrian sejak tahun 2007 dan Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Alas Kaki dan Penyamakan Kulit sejak tahun 2009 disambut positif oleh dunia usaha. Hal ini terbukti dari pagu anggaran yang dialokasikan pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mampu menstimulus kegiatan investasi mesin/peralatan yang dilakukan oleh dunia usaha, dengan gambaran sebagai berikut :

Page 34: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

5

Jumlah Peserta Progam, Nilai Bantuan dan Nilai Investasi

No Tahun Peserta Unit usaha

Pagu Dipa Rp. Milyar

Nilai Bantuan Rp. Milyar

Nilai Investasi M/P

Rp. Milyar Industri Tekstil dan Produk Tekstil

1 2007 92 255,00 153,31 1.550

2 2008 175 330,00 181,70 1.790

3 2009 193 240,00 170,75 1.440

4 2010 151 154,15 144,37 1.544

5 2011* 109 133,50 133,03 1.391

Industri Alas Kaki & Penyamakan Kulit

1 2009 26 52,50 13,60 136

2 2010 24 24,45 18,30 183

3 2011* 19 19,00 18,38 191

Catatan: * Pada tahun 2011, kedua cabang industri dilaksanakan dalam satu

Program dengan Pagu anggaran sebesar Rp 152,5 Milyar terserap sebesar Rp 151,41 Milyar dan nilai investasi sebesar Rp 1.58 triliun

Animo yang besar dari dunia usaha untuk melakukan restrukturisasi mesin/peralatan juga tergambar dari naiknya jumlah pemohon yang mengajukan keringanan pembiayaan melalui Program ini, dimana pada tahun 2010 jumlah pemohon yang mengajukan sebanyak 231 perusahaan ITPT, IAK dan IPK, namun permohonan yang tidak dapat diproses karena pagu anggaran telah habis mencapai 40 perusahaan dengan nilai investasi Rp 286,87 Milyar. Demikian juga dengan tahun 2011 dari 175 perusahaan ITPT, IAK dan IPK yang mengajukan permohonan 41 perusahaan tidak dapat diproses dengan nilai investasi mencapai Rp 73,54 Milyar.

Dengan berjalannya kegiatan Restrukturisasi Mesin/ Peralatan ITPT sejak tahun 2007 dan Restrukturisasi Mesin/ Peralatan IAK dan IPK sejak tahun 2009, telah terjadi penambahan dan peremajaan mesin/peralatan TPT, IAK dan IPK sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

Page 35: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

6

REALISASI PENAMBAHAN DAN PEREMAJAAN MESIN/PERALATAN ITPT, IAK DAN IPK TAHUN 2007 – 2011

Jenis Industri Sat.

Tahun Jumlah

2007 2008 2009 2010 2011

Pemintalan MP 372,764 550,380 93,192 185,772 415,104 1,617,212

Pertenunan ATM 453 725 1,958 1,481 1,286 5,903

Perajutan MR 129 271 455 676 213 1,744

Finishing Set 8 12 13 15 5 53

Pakaian Jadi MSJ 4,848 11,490 17,502 13,667 8,422 55,929

Alas Kaki (Last Mod.& Patt.

Cutter) Set - - 58 94 10 162

Peny.Kulit Set - - 16 16 10 42

Sumber : Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri 2011 (diolah)

10. Hasil evaluasi yang telah dilakukan terhadap industri TPT, IAK dan IPK yang telah mengikuti Program sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:

Hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Program

No Uraian ITPT

2007 s/d 2010 IAK & IPK 2009-2010

1 Penambahan tenaga kerja 61,000 84,000

2 Peningkatan kapasitas produksi (%)

10 - 19 46.32

3 Peningkatan produktivitas (%)

2 - 9 3.27

4 Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi (%)

10 - 22 11,8 -29,5

Catatan : Hasil evaluasi Program untuk IAK dan IPK lebih tinggi daripada industri TPT, karena karakteristik IAK dan IPK adalah industri padat karya dengan penggunaan teknologi yang tidak terlalu tinggi, sedangkan untuk industri TPT di sektor hulu dan antara cenderung merupakan industri yang padat modal dengan teknologi tinggi.

Dengan melihat hasil evaluasi tersebut diatas, maka pada tahun 2012 Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian menetapkan untuk melanjutkan Program Revitalisasi dan

Page 36: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

7

Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/ Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki dalam rangka meningkatkan daya saing industri tersebut secara Nasional.

B. DASAR HUKUM Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil yang telah dilaksanakan sejak tahun 2007 sampai dengan 2010 dan Program Restrukturisasi Mesin/ Peralatan Industri Alas Kaki dan Penyamakan Kulit yang telah dilaksanakan sejak tahun 2009 sampai dengan 2010, pada Tahun Anggaran 2011 disatukan menjadi Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/ Peralatan ITPT serta IAK. Pada tahun Anggaran 2012 Program ini dilanjutkan dengan mengacu ketentuan perundang-undangan dan persetujuan tertulis sebagai berikut:

1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2011 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012;

2. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;

3. Peraturan Presiden RI Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

4. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/M-IND/PER/ 2/2011 tentang Pedoman Teknis Penggunaan Produksi Dalam Negeri, dan pengganti atau perubahannya;

5. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16/M-IND/PER/ 2/2011 tentang Ketentuan Dan Tata Cara Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri;

6. Kesimpulan Rapat Kerja Komisi VI DPR-RI dengan Menteri Perindustrian tanggal 7 Februari 2007;

7. Surat Menteri Keuangan Nomor S-146/MK.011/2007 tanggal 3 April 2007 perihal Dukungan Penyaluran Dana Program Restrukturisasi Permesinan ITPT;

Page 37: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

8

8. Surat Pengesahan DIPA 2012 Nomor 0221/019-03.1.01/00/2012 Ditjen BIM Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri; dan

9. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/M-IND/PER/ 11/2010 tentang Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/M-IND/PER/2/2012.

C. MAKSUD DAN TUJUAN Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK dimaksudkan untuk membantu Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Industri Alas Kaki dan Industri Penyamakan Kulit dalam melakukan restrukturisasi/peremajaan dan atau perluasan/penambahan mesin/peralatan dengan tujuan untuk meningkatkan teknologi, daya saing, kapasitas, efisiensi dan produktivitas.

D. SASARAN Berdasarkan hasil evaluasi Program yang dilakukan pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dengan pagu anggaran tahun 2012 sebesar Rp. 172 milyar diperkirakan Program ini akan memberikan dampak:

1. Pembiayaan investasi dari pihak Perbankan dan industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki dan Industri Penyamakan Kulit sebesar Rp. 1,75 Triliun (US$ 194,4 juta),

2. Penciptaan kesempatan kerja sebesar 13.000 orang untuk industri Tekstil dan Produk Tekstil serta industri Alas Kaki dan Industri Penyamakan Kulit,

3. Peningkatan efisiensi penggunaan energi dan biaya produksi serta menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan berdaya saing.

Page 38: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

9

E. PENGERTIAN 1. Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri

melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT serta IAK adalah program pemberian keringanan pembiayaan pembelian mesin/peralatan dan atau komponennya dari Pemerintah c.q. Kementerian Perindustrian kepada perusahaan ITPT serta IAK, termasuk IPK yang terbukti telah melakukan pembelian mesin/ peralatan baru yang seluruhnya telah terpasang di masing-masing pabrik yang bersangkutan.

2. ITPT adalah industri yang mencakup industri serat buatan, pemintalan, pertenunan, perajutan, pencelupan/printing/ finishing, industri pakaian jadi (garment) dan industri barang jadi tekstil lainnya (tidak termasuk industri karung plastik).

3. IAK adalah industri yang mencakup industri penghasil produk alas kaki (termasuk komponennya) dan industri penyamakan kulit.

4. Besarnya keringanan pembiayaan pembelian mesin/peralatan adalah persentase tertentu dari nilai investasi barang modal atau nilai pembelian barang modal atau sejumlah nilai maksimum yang ditentukan.

5. Tingkat Komponen Dalam Negeri, yang selanjutnya disebut TKDN, adalah besarnya komponen dalam negeri pada barang, jasa dan gabungan barang dan jasa.

6. Mesin/peralatan adalah mesin dan atau peralatan yang digunakan untuk proses produksi dan atau penunjang proses produksi.

7. Mesin/Peralatan Produksi Dalam Negeri adalah mesin/peralatan yang dibuat di dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal sebesar 25%.

Page 39: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

10

8. Mesin/peralatan baru adalah mesin/peralatan yang seluruh komponennya adalah baru dan belum pernah digunakan secara komersial.

9. Peremajaan atau penggantian adalah pembelian mesin/peralatan untuk mengganti mesin/peralatan lama dalam rangka meningkatkan atau mempertahankan kinerja produksi.

10. Penambahan adalah pembelian mesin/peralatan untuk menambah jumlah mesin/peralatan yang telah ada.

11. Tipe Normal adalah tipe permohonan yang diperuntukkan bagi ITPT/IAK/IPK yang akan atau sudah membeli mesin/ peralatan namun belum datang atau baru datang sebagian.

12. Tipe Langsung adalah tipe permohonan yang diperuntukkan bagi ITPT/IAK/IPK yang telah membeli mesin/peralatan dan seluruhnya sudah terpasang di lokasi pabrik.

13. Periode Pembelian adalah batasan waktu yang tercantum pada dokumen mesin/peralatan dan dokumen pembayaran mencakup periode mulai tanggal 1 Juli 2011 sampai dengan 31 Oktober 2012.

14. Dokumen pembelian adalah dokumen mesin/ peralatan dan dokumen pembayaran.

15. Dokumen mesin/peralatan adalah dokumen yang berupa Invoice/Faktur, Packing List, Bill of Lading, Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau B.C 2.3, Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB), Bukti Pengiriman dan Penerimaan Barang di Pabrik.

16. Dokumen pembayaran adalah dokumen pelunasan pembayaran yang dilakukan melalui mekanisme perbankan, antara lain melalui transfer (TT/RTGS/Pemindahbukuan), Letter of Credit dan atau pembayaran melalui penggunaan cek/bilyet giro.

Page 40: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

11

17. Berkas permohonan mengikuti program adalah dokumen wajib yang dipersyaratkan dalam tahap permohonan mengikuti program.

18. Berkas permohonan pencairan dana program adalah dokumen wajib yang dipersyaratkan dalam tahap permohonan pencairan.

19. Berkas permohonan realisasi pencairan dana program adalah adalah dokumen wajib yang dipersyaratkan dalam tahap permohonan realisasi pencairan.

F. RUANG LINGKUP

1. Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK yang selanjutnya disebut Program adalah pemberian dana segar dari Pemerintah c.q. Kementerian Perindustrian kepada ITPT, IAK dan IPK yang telah terbukti melakukan pembelian mesin/peralatan.

2. Besarnya potongan harga pembelian mesin/peralatan adalah persentase tertentu dari nilai pembelian atau sejumlah nilai maksimum yang ditentukan, dan diberikan secara sekaligus dengan cara penggantian (reimbursement) setelah seluruh mesin/peralatan terpasang di lokasi pabrik pemohon dan seluruh bukti-bukti pembelian mesin/peralatan dimaksud sudah lengkap, benar dan sah.

3. Permohonan mengikuti Program dapat diajukan dalam bentuk Tipe Normal atau Tipe Langsung.

4. Sumber pembiayaan/pendanaan pembelian mesin/ peralatan oleh pemohon dapat berasal dari salah satu sumber atau kombinasi sumber pembiayaan dari Kredit Perbankan, Sewa Beli (Leasing) dari Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), Kredit Supplier Mesin dan Dana Sendiri.

Page 41: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

12

5. Penilaian dan verifikasi atas keikutsertaan dalam Program akan dilaksanakan oleh Konsultan Manajemen dan Monitoring (KMM) dan Lembaga Penilai Independen (LPI) yang ditetapkan oleh Pemerintah c.q. Kementerian Perindustrian.

Page 42: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

13

BAB II

KETENTUAN PERSYARATAN DAN SANKSI

A. KETENTUAN

1. KRITERIA PESERTA PROGRAM

Peserta Program meliputi perusahaan Industri Tekstil dan Produk Tekstil (ITPT) dan Industri Alas Kaki (IAK) yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Berbadan Usaha Indonesia berupa PT/Koperasi/CV/Firma/ Perusahaan Perorangan.

b. Memiliki izin usaha sebagai industri tekstil dan produk tekstil, industri alas kaki (termasuk komponennya) atau industri penyamakan kulit.

c. Perusahaan yang telah melakukan produksi minimum selama 2 (dua) tahun sejak tanggal diterbitkannya Izin Usaha Industri (ijin tetap) serta melakukan peremajaan dan atau perluasan/penambahan mesin/peralatan yang menggunakan teknologi baru dan lebih maju.

d. Telah/akan melakukan pembelian mesin/peralatan baru (bukan bekas) sesuai dengan ijin usaha yang dimiliki.

e. Tidak mengikuti Program sejenis di lingkungan Kementerian Perindustrian pada Tahun Anggaran berjalan.

f. Pada saat permohonan, nilai investasi pembelian mesin/ peralatan yang diajukan minimal setara dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta Rupiah) untuk ITPT, sedangkan untuk IAK dan IPK minimal Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta Rupiah) dengan menggunakan kurs pajak per tanggal 1 Januari 2012 (lihat pada http://www.pph21.com/pajak/ kurs).

Page 43: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

14

g. Untuk pemohon yang pernah mendapat pembiayaan Skim 2 Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT TA 2007, 2008 dan atau 2009, seluruh kewajiban angsuran pokok dan bunga/margin harus dalam keadaan lancar (tidak boleh ada tunggakan).

h. Untuk pemohon yang pernah mendapat dana Program pada tahun anggaran 2007, 2008, 2009, 2010 dan atau 2011 harus telah memenuhi seluruh ketentuan Petunjuk Teknis untuk masing-masing Program tersebut, termasuk pemenuhan kewajiban pelaporan pemanfaatan mesin/ peralatan.

2. KRITERIA MESIN /PERALATAN

a. Mesin/Peralatan yang dapat disertakan pada Program harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a.1. Terkait langsung dengan proses produksi dan atau penunjang proses produksi.

a.2. Merupakan mesin/peralatan baru buatan tahun 2007 ke atas;

a.3. Meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan atau produktivitas;

b. Jenis mesin/peralatan yang dapat disertakan pada Program meliputi : b.1. Mesin/peralatan produksi; b.2. Mesin/peralatan penunjang produksi; b.3. Instalasi Pengolahan Limbah; b.4. Pembangkit listrik; b.5. Pembangkit uap; b.6. Mesin/Alat uji mutu produk/alat ukur; b.7. Material handling equipments; b.8. Sistem Pendingin (Chiller dan Air Conditioning); b.9. Sistem Udara Bertekanan (Air Compressor); b.10. Software Komputer yang mendukung proses

produksi; dan atau

Page 44: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

15

b.11. Instalasi Pengolahan Air Bersih yang bersumber dari air permukaan.

c. Rincian jenis mesin/peralatan produksi dan penunjang produksi yang dapat diajukan dapat dilihat pada Lampiran 1.

d. Pembelian aksesori dan suku cadang komponen pengganti dapat disertakan dalam Program sepanjang termasuk dalam satu paket opsi pembelian mesin/ peralatan utama dan hanya digunakan untuk keperluan perusahaan yang bersangkutan untuk 1 (satu) tahun berjalan.

e. Mesin/Peralatan Produksi Dalam Negeri adalah mesin/peralatan yang dibuat di dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal sebesar 25% yang proses pembuktiannya mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/M-IND/PER/2/2011 tentang Pedoman Penggunaan Produksi Dalam Negeri, serta Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16/M-IND/PER/ 2/2011 tentang Ketentuan dan Tata Cara Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri, dan pengganti atau perubahannya apabila ada.

3. KRITERIA SUMBER PEMBIAYAAN

a. PINJAMAN DARI BANK yang memenuhi ketentuan sebagai berikut: a.1. Bank Pemerintah, Bank Swasta Nasional; dan atau

Bank Asing yang mempunyai cabang di Indonesia. a.2. Didukung oleh pengikatan kredit dan pengikatan

jaminan mesin/peralatan yang dibeli (akta fiducia), termasuk pembiayaan melalui fasilitas L/C yang belum dilunasi.

Page 45: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

16

b. PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK (LKBB), yang memenuhi ketentuan sebagai berikut: b.1. Berkedudukan hukum di Indonesia dan memiliki ijin

usaha dari Kementerian Keuangan RI serta masih aktif dalam menjalankan berbagai kegiatan usahanya.

b.2. Didukung oleh pengikatan fasilitas pembiayaan dan pengikatan jaminan mesin/peralatan yang dibeli (perjanjian sewa guna usaha).

c. PEMBIAYAAN KREDIT SUPPLIER, yang memenuhi ketentuan sebagai berikut: c.1. Produsen, Supplier dan atau agen mesin/peralatan

yang berkedudukan hukum di Indonesia dan atau di luar negeri.

c.2. Didukung oleh pengikatan kredit dan pengikatan jaminan mesin/peralatan yang dibeli (akta fiducia), antara lain mencantumkan jangka waktu, jumlah angsuran dan status mesin/peralatan (dijaminkan atau tidak dijaminkan).

d. PEMBIAYAAN DENGAN DANA SENDIRI, yang memenuhi ketentuan sebagai berikut: d.1. Pembiayaan yang tidak termasuk pembiayaan Kredit

Bank, Kredit LKBB, dan atau Kredit Supplier. d.2. Termasuk pembelian mesin/peralatan yang dibiayai

melalui fasilitas L/C yang telah dilunasi.

4. PERIODE PEMBELIAN Periode pembelian mulai tanggal 1 Juli 2011 sampai dengan tanggal 31 Oktober 2012.

5. TIPE PROGRAM Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK dilaksanakan

Page 46: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

17

melalui 2 (dua) tipe yaitu Tipe Normal atau Tipe Langsung.

6. PERIODE PERMOHONAN

a. Periode pengajuan permohonan mengikuti Program untuk Tahun Anggaran 2012 dimulai tanggal 1 Maret 2012 sampai dengan 30 Juni 2012.

b. Apabila diperlukan dapat diperpanjang atau dipersingkat waktunya dengan mempertimbangkan penyerapan anggaran dalam DIPA Tahun Anggaran berjalan.

7. TATA CARA PELAKSANAAN PROGRAM

a. Perusahaan mengajukan permohonan dengan memilih Tipe Normal atau Tipe Langsung, dengan kelengkapan dokumen sesuai persyaratan.

b. Perusahaan pemohon akan mendapat nomor registrasi apabila telah menyampaikan dokumen secara lengkap dan benar serta memenuhi syarat kelengkapan permohonan sesuai Petunjuk Teknis dengan menggunakan prinsip First In First Serve (FIFS).

c. Apabila permohonan mengikuti Program diajukan pada saat pagu dalam DIPA telah terlampaui, maka permohonan akan dimasukkan dalam Waiting List dan pemohon memberikan Surat Pernyataan Waiting List (Form G). Pemohon tidak diperkenankan mengubah Tipe Program yang telah diajukan.

d. Permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf c di atas dapat diproses lebih lanjut apabila masih terdapat sisa dana dalam DIPA yang antara lain diakibatkan oleh adanya: d.1. Permohonan dari ITPT/IAK/IPK yang tidak dapat

diproses lebih lanjut; d.2. Pengurangan nilai potongan harga; dan atau

Page 47: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

18

d.3. ITPT/IAK/IPK membatalkan permohonannya secara tertulis.

e. Perusahaan yang masuk dalam Waiting List akan diprioritaskan untuk diproses permohonannya sebagai berikut : e.1. Pertama untuk Tipe Langsung dan belum pernah ikut

Program; e.2. Kedua untuk Tipe Langsung dan sudah pernah ikut

Program; e.3. Ketiga untuk Tipe Normal dan belum pernah ikut

Program. e.4. Keempat untuk Tipe Normal dan sudah pernah ikut

Program.

8. NILAI POTONGAN HARGA

a. Besarnya Keringanan Potongan Harga Pembelian Mesin/ Peralatan maksimum sebesar Rp. Rp. 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah) per perusahaan per Tahun Anggaran, dengan ketentuan:

a.1. maksimum 25 % (dua puluh lima persen) untuk pembelian mesin/peralatan produksi dalam negeri yang mempunyai TKDN minimal sebesar 25% sebagaimana dimaksud dalam Bab II huruf A angka 2 huruf e;

a.2. maksimum 10% (sepuluh persen) untuk pembelian mesin/peralatan yang tidak memenuhi ketentuan dalam huruf a.1 di atas;

dari nilai investasi yang disetujui dalam SPPB yang dapat direalisasikan.

b. Penetapan nilai potongan harga untuk SPPB dalam Rupiah, menggunakan kurs pajak terendah yang berlaku pada saat penetapan persetujuan oleh Kementerian Perindustrian atau kurs pajak tanggal 1 Januari 2012.

Page 48: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

19

c. Dalam hal terdapat perbedaan nilai potongan harga menurut SPPB dengan nilai invoice dan atau bukti-bukti pembayaran, Kementerian Perindustrian menetapkan besarnya nilai potongan harga berdasarkan nilai yang terendah.

d. Pembiayaan yang memenuhi ketentuan Bab II huruf A angka 3 huruf a.2, b.2 dan c.2 walaupun seluruh harga pembelian belum dilunasi, maka dapat diperhitungkan sebagai pembayaran yang telah dilunasi. Khusus untuk pembiayaan kredit supplier sekurang-kurangnya akumulasi pembayaran telah mencapai sebesar 35% (tiga puluh lima persen) dari harga mesin/peralatan yang dibeli. Dalam hal ketentuan di atas tidak dapat dipenuhi, maka yang hanya dapat diperhitungkan adalah pembayaran yang telah direalisasikan.

e. Nilai potongan harga di atas dikenakan potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

B. SYARAT PERMOHONAN MENGIKUTI PROGRAM

Dokumen permohonan akan diterima dan dapat diproses lebih lanjut apabila seluruh dokumen permohonan telah lengkap sesuai dengan rincian di bawah ini :

1. TIPE NORMAL

a. TAHAP PERMOHONAN (TAHAP 1)

a.1 Surat Permohonan Mengikuti Program (Form A.1) ditujukan kepada Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur, Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav.52-53, Lantai 9, oleh Direksi atau wakil perusahaan yang ditunjuk dengan melampirkan Surat Kuasa dari Direksi Perusahaan;

a.2 Daftar Mesin/Peralatan yang diajukan untuk mengikuti Program (Form A.2) berikut CD nya;

Page 49: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

20

a.3 Photocopy Salinan Akta Pendirian Perusahaan dan Akta-akta perubahannya (lengkap) serta Akta Susunan Pengurus yang terakhir berikut Ringkasan Akta-akta tersebut (Form B.1 dan B.2);

a.4 Photocopy NPWP perusahaan; a.5 Photocopy KTP/Paspor pengurus yang bertindak untuk

dan atas nama perusahaan, minimum 2 (dua) orang; a.6 Rekapitulasi ijin usaha industri yang dimiliki (Form

B.3) dan melampirkan seluruh photocopy ijin usaha industri termasuk ijin perluasannya.

a.7 Studi Kelayakan Usaha (SKU), yang menjelaskan manfaat mesin/peralatan sebagaimana angka a.2 di atas (Form C);

a.8 Bukti Ketersediaan Sumber Dana (BKSD) untuk pembelian mesin/peralatan, antara lain berupa: a.8.1. Surat Keterangan Bank (SKB), Surat

Keterangan LKBB (SKLKBB), dan atau Surat Keterangan Supplier Mesin (SKSM) yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah menerima pengajuan permohonan kredit/ pembiayaan dari ITPT/IAK/IPK pemohon dan atau telah memberikan kredit/pembiayaan kepada pemohon (Form D.1, D.2, dan D.3); dan atau

a.8.2. Surat Pernyataan Ketersediaan Dana Sendiri (SPKDS) untuk pembelian Mesin/ Peralatan dari Dana Sendiri (Form E) berikut photocopy bukti ketersediaan dana (saldo rekening bulan terakhir/deposito atas nama Perusahaan dan atau Pemegang Saham dan atau Pengurus Perusahaan yang tercantum dalam Akta terakhir/bukti pembayaran) yang secara keseluruhan nilainya minimal sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari harga pembelian mesin/peralatan yang diajukan;

Page 50: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

21

a.9 Photocopy dokumen bukti kemajuan proses pembelian mesin/peralatan, antara lain: Purchase Order (PO), Order Confirmation (OC), Sales Contract (SC), Letter of Credit dan atau Invoice serta dokumen lainnya (lampirkan sesuai dengan dokumen yang tersedia);

a.10 Surat Pernyataan dan Jaminan (SPJ) (Form F.1); a.11 Kartu Nama Pejabat yang menandatangani Surat

Keterangan dimaksud angka a.8.1. a.12 Bukti penyampaian Laporan Pemanfaatan Mesin/

Peralatan bagi pemohon yang pernah mendapatkan dana Program untuk TA 2007, 2008, 2009, 2010 dan atau 2011.

a.13 Untuk pemohon yang pernah mendapat pembiayaan melalui Skim 2 PPTI-TPT TA 2007, 2008 dan atau 2009 wajib melampirkan Surat Keterangan tidak ada tunggakan baik pokok maupun bunga/margin (Form D.4) dari Pengelola Program (PT PNM Venture Capital/PT Bank Syariah Mandiri).

Apabila terdapat pengisian form yang masih memerlukan perbaikan, ITPT/IAK/IPK agar memperbaiki selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum dapat diberi nomor registrasi. Apabila tidak dipenuhi maka pemohon dianggap mengundurkan diri.

b. TAHAP PERMOHONAN PENCAIRAN (TAHAP 2) Permohonan pencairan dapat diajukan setelah menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Bantuan/SPPB (Form H.1 dan H.2) antara Pemohon dengan Kementerian Perindustrian, serta Mesin/ Peralatan telah terpasang di lokasi pabrik sesuai dengan ijin yang dimiliki, dengan menyampaikan dokumen sebagai berikut:

b.1. Surat Permohonan Pencairan Dana Program (Form I) sesuai jangka waktu yang ditetapkan dalam SPPB, dengan melampirkan Daftar Mesin/

Page 51: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

22

Peralatan yang telah dibeli (Form J.1) berikut CD nya dan Rekapitulasi Pembayaran (Form K) berikut bukti secara lengkap, benar dan sah, yaitu:

b.1.1 Untuk Pembelian Dengan Dana Sendiri/ Tunai : a) Photocopy Purchase Order dan atau Order

Confirmation dan atau Sales Contract yang dilegalisir oleh Notaris,

b) Photocopy Letter of Credit (L/C) atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang dilegalisir oleh Bank Pembuka (Issuing Bank),

c) Photocopy Invoice/Faktur per jenis barang yang dilegalisir oleh Notaris,

d) Untuk pembelian impor dilengkapi dengan Photocopy Bill of Lading (B/L), Packing List (P/L), Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau BC 2.3 serta Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SP2B) dan dokumen impor lainnya sesuai periode pembelian. Untuk pembelian dalam negeri dilengkapi dengan photocopy bukti pengiriman barang dan serah terima barang. Seluruh dokumen tersebut dilegalisir oleh Notaris.

e) Photocopy bukti transfer pembayaran pembelian Mesin/Peralatan yang dilegalisir oleh pejabat bank yang berwenang dimana transaksi pembayaran tersebut dilaksanakan.

f) Surat Keterangan Notaris (Form F.5) dan Bank (Form F.3) yang telah memeriksa dan melegalisir dokumen di atas dengan melampirkan Kartu Nama pejabat yang menandatangani surat keterangan legalisir tersebut.

Page 52: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

23

b.1.2 Untuk Pembelian melalui Kredit Bank : a) Photocopy Perjanjian Kredit dan Pengikatan

Jaminan Mesin/ Peralatan yang dibeli, yang dilegalisir oleh Bank pemberi kredit,

b) Photocopy Purchase Order dan atau Order Confirmation dan atau Sales Contract, yang dilegalisir oleh Notaris,

c) Photocopy Letter of Credit (L/C) atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang dilegalisir oleh Bank Pembuka (Issuing Bank),

d) Photocopy Invoice/Faktur per jenis barang yang dilegalisir oleh Notaris,

e) Untuk pembelian impor dilengkapi dengan Photocopy Bill of Lading (B/L), Packing List (P/L), Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau BC 2.3 serta Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SP2B) dan dokumen impor lainnya. Untuk pembelian dalam negeri dilengkapi dengan Photocopy bukti pengiriman barang dan serah terima barang. Seluruh dokumen tersebut dilegalisir oleh Notaris.

f) Photocopy bukti transfer pembayaran pembelian Mesin/Peralatan, yang dilegalisir oleh Pejabat Bank yang berwenang dimana transaksi pembayaran tersebut dilaksanakan.

g) Surat Keterangan Notaris (Form F.5) dan Bank (Form F.3) yang telah memeriksa dan melegalisir dokumen di atas dengan melampirkan Kartu Nama Pejabat yang menandatangani surat keterangan legalisir tersebut.

Page 53: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

24

b.1.3 Untuk Pembelian melalui Pembiayaan LKBB : a) Photocopy Perjanjian Pembiayaan dan

Pengikatan Jaminan Mesin/Peralatan yang dibeli, yang dilegalisir oleh LKBB pemberi pembiayaan,

b) Photocopy Purchase Order dan atau Order Confirmation dan atau Sales Contract, yang dilegalisir oleh Notaris,

c) Photocopy Letter of Credit (L/C) atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang dilegalisir oleh Bank Pembuka (Issuing Bank),

d) Photocopy Invoice/Faktur per jenis barang yang dilegalisir oleh Notaris,

e) Untuk pembelian impor dilengkapi dengan Photocopy Bill of Lading (B/L), Packing List (P/L), Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau BC 2.3 serta Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SP2B) dan dokumen impor lainnya. Untuk pembelian dalam negeri dilengkapi dengan Photocopy bukti pengiriman barang dan serah terima barang. Seluruh dokumen tersebut dilegalisir oleh Notaris,

f) Photocopy bukti transfer pembayaran pembelian Mesin/Peralatan, yang dilegalisir oleh pejabat Bank yang berwenang dimana transaksi pembayaran tersebut dilaksanakan atau LKBB pemberi pembiayaan.

g) Surat Keterangan Notaris (Form F.5), LKBB (Form F.4) dan Bank (Form F.3) yang menerangkan bahwa telah memeriksa dan melegalisir dokumen di atas dengan melampirkan Kartu Nama Pejabat yang

Page 54: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

25

menandatangani surat keterangan legalisir tersebut.

b.1.4 Untuk Pembelian Melalui Kredit dari Supplier Mesin : a) Photocopy Perjanjian Kredit dan Pengikatan

Jaminan Mesin/Peralatan yang dibeli yang dilegalisir oleh Notaris,

b) Photocopy Purchase Order dan atau Order Confirmation dan atau Sales Contract yang dilegalisir oleh Notaris,

c) Photocopy Letter of Credit (L/C) atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) bila pembelian melalui mekanisme L/C/ SKBDN yang dilegalisir oleh Bank Pembuka (Issuing Bank),

d) Photocopy Invoice/Faktur per jenis barang yang dilegalisir oleh Notaris,

e) Untuk pembelian impor dilengkapi dengan Photocopy Bill of Lading (B/L), Packing List (P/L), Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau BC 2.3 serta Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SP2B) dan dokumen impor lainnya. Untuk pembelian dalam negeri dilengkapi dengan Photocopy bukti pengiriman barang dan serah terima barang. Seluruh dokumen tersebut dilegalisir oleh Notaris,

f) Photocopy bukti transfer pembayaran pembelian Mesin/Peralatan, yang dilegalisir oleh Pejabat Bank yang berwenang dimana transaksi pembayaran tersebut dilaksanakan.

g) Surat Keterangan Notaris dan Bank yang menerangkan telah memeriksa dan melegalisir dokumen di atas (lampirkan

Page 55: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

26

Kartu Nama Pejabat yang menandatangani surat keterangan legalisir tersebut).

Catatan: Bagi perusahaan pemohon yang menandatangani SPPB sebelum tanggal 3 Juli 2012, batas waktu pengajuan surat permohonan pencairan paling lambat 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak tanggal SPPB. Sedangkan untuk SPPB yang ditandatangani mulai tanggal 3 Juli 2012, maka batas waktu pengajuan surat permohonan pencairan paling lambat tanggal 31 Oktober 2012.

b.2. Untuk mendapatkan potongan harga sebesar 25%, bagi perusahaan yang membeli mesin/peralatan Produksi Dalam Negeri agar menyampaikan photocopy Tanda Sah Capaian TKDN, atau surat keterangan dari Pemohon bahwa mesin/peralatan tersebut telah tercantum dalam daftar inventarisasi produk dalam negeri di Kementerian Perindustrian (dapat dilihat pada: http://tkdn.kemenperin.go.id)

Apabila terdapat pengisian form yang masih memerlukan perbaikan, ITPT/IAK/IPK agar memperbaiki selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari. Apabila tidak dipenuhi maka pemohon dianggap mengundurkan diri.

c. TAHAP PERMOHONAN REALISASI PENCAIRAN (TAHAP 3) Permohonan realisasi pencairan dana Program dapat diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan dari Kementerian Perindustrian tentang nilai potongan harga yang dapat direalisasikan, dengan ketentuan tidak melampaui tanggal 5 Desember

Page 56: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

27

2012, dengan menggunakan Form L.2 dan melampirkan dokumen sebagai berikut : c.1. Invoice (Form N.1), c.2. Kwitansi (Form N.2), c.3. Copy NPWP Perusahaan (alamat yang sesuai dengan

SPPB), c.4. Faktur Pajak– PPN (1 asli dan 3 tembusan carbonized), c.5. SSP PPN (1 asli dan 4 tembusan carbonized), c.6. SSP PPh (1 asli dan 4 tembusan carbonized), c.7. Surat Referensi Bank tentang nama dan nomor

rekening dengan melampirkan 1 (satu) lembar photocopy Rekening Koran terakhir sesuai nomor rekening yang tercantum pada SPPB dan atau surat referensi tersebut,

c.8. Berita Acara Serah Terima Keringanan Pembiayaan (Form N.3),

c.9. Surat Pernyataan Realisasi Pencairan (Form M).

2. TIPE LANGSUNG

a. TAHAP PERMOHONAN (TAHAP 1) a.1 Surat Permohonan Mengikuti Program (sesuai Form

A.1.1) ditujukan kepada Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur, Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53, Lantai 9, oleh Direksi atau wakil perusahaan yang ditunjuk dengan melampirkan Surat Kuasa dari Direksi Perusahaan;

a.2 Daftar Mesin/Peralatan yang telah dibeli dan diajukan untuk mengikuti Program (Form A.2 dan J.2) berikut CD nya;

a.3 Seluruh dokumen pembelian mesin/peralatan dan dokumen pembayaran yang telah dilegalisir dengan memenuhi ketentuan syarat pencairan Program sesuai angka 1 huruf b angka 1.1 s/d 1.4 Petunjuk Teknis ini;

Page 57: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

28

a.4 Rekapitulasi pembayaran pembelian mesin/peralatan (Form K);

a.5 Photocopy Salinan Akta Pendirian Perusahaan dan Akta-akta perubahannya (lengkap) serta Akta Susunan Pengurus yang terakhir berikut Ringkasan Akta-akta tersebut (Form B.1 dan B.2);

a.6 Photocopy N P W P perusahaan;

a.7 Photocopy KTP/Passport Pengurus (lengkap);

a.8 Rekapitulasi ijin usaha industri yang dimiliki (Form B.3) dan melampirkan seluruh photocopy ijin usaha industri termasuk ijin perluasannya.

a.9 Studi Kelayakan Usaha (SKU), yang menjelaskan manfaat mesin/peralatan sebagaimana angka a.2) di atas (Form C);

a.10 Surat Pernyataan dan Jaminan (SPJ) yang disampaikan dalam permohonan mengikuti Program (Form F.1).

a.11 Untuk mendapatkan potongan harga sebesar 25%, bagi perusahaan yang membeli mesin/peralatan Produksi Dalam Negeri agar menyampaikan photocopy Tanda Sah Capaian TKDN, atau surat keterangan dari Pemohon bahwa mesin/peralatan tersebut telah tercantum dalam daftar inventarisasi produk dalam negeri di Kementerian Perindustrian (dapat dilihat pada: http://tkdn.kemenperin.go.id)

a.12 Kartu Nama Pejabat yang menandatangani Surat Keterangan dimaksud angka a.3 di atas.

a.13 Bukti penyampaian Laporan Pemanfaatan Mesin/ Peralatan bagi pemohon yang pernah mendapatkan dana Program untuk TA 2007, 2008, 2009, 2010 dan atau 2011.

a.14 Untuk pemohon yang pernah mendapat pembiayaan melalui Skim 2 PPTI-TPT TA 2007, 2008 dan atau 2009 wajib melampirkan Surat Keterangan tidak ada

Page 58: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

29

tunggakan baik pokok maupun bunga/margin (Form D.4) dari Pengelola Program (PT PNM Venture Capital/ PT Bank Syariah Mandiri).

Apabila terdapat pengisian form yang masih memerlukan perbaikan, ITPT/IAK/IPK agar memperbaiki selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum dapat diberi nomor registrasi. Apabila tidak dipenuhi maka pemohon dianggap mengundurkan diri.

b. TAHAP PERMOHONAN REALISASI PENCAIRAN (TAHAP 2) Permohonan realisasi pencairan dana Program dapat diajukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal ditandatanganinya SPPB dengan ketentuan tidak melampaui tanggal 5 Desember 2012, dengan menggunakan Form L.1 dan melampirkan dokumen sebagai berikut : b.1. Invoice (Form N.1), b.2. Kwitansi (Form N.2), b.3. Copy NPWP Perusahaan (alamat yang sesuai SPPB), b.4. Faktur Pajak – PPN (1 asli dan 3 tembusan

carbonized), b.5. SSP PPN (1 asli dan 4 tembusan carbonized), b.6. SSP PPh (1 asli dan 4 tembusan carbonized), b.7. Surat Referensi Bank tentang nama dan nomor

rekening dengan melampirkan 1 (satu) lembar photocopy Rekening Koran terakhir sesuai nomor rekening yang tercantum pada SPPB dan atau surat referensi tersebut,

b.8. Berita Acara Serah Terima Keringanan Pembiayaan (Form N.3),

b.9. Surat Pernyataan Realisasi Pencairan (Form M.1).

C. HAL – HAL YANG DILARANG DAN SANKSI 1. HAL – HAL YANG DILARANG

Page 59: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

30

Perusahaan Pemohon/Penerima Dana Program dari Pemerintah c.q. Kementerian Perindustrian dilarang: a. Memberikan keterangan palsu/dokumen palsu/

melakukan penipuan dengan tujuan memperoleh dana Program dari Pemerintah c.q. Kementerian Perindustrian;

b. Mengajukan mesin/peralatan bekas (bukan baru) dan atau mesin/peralatan yang pernah mendapat keringanan pembiayaan Program.

c. Membeli mesin/peralatan yang tidak sesuai dengan jenis, spesifikasi dan harga yang telah ditetapkan dalam Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB); dan

d. Mengalihkan kepemilikan/memindahtangankan kepada pihak lain atas mesin/peralatan sebagaimana jenis, spesifikasi dan harga yang telah mendapat keringanan pembiayaan tanpa persetujuan Pemerintah c.q. Kementerian Perindustrian selama kurun waktu 5 (lima) tahun sejak diterimanya dana Program. Pengecualian diberikan bila pengalihan kepemilikan dilakukan oleh Bank/LKBB yang diakibatkan karena terjadinya wanprestasi (default).

e. Melanggar ketentuan tentang kewajiban memberikan laporan pemanfaatan mesin/peralatan (Form O.1 dan O.2 atau O.3) kepada Kementerian Perindustrian setiap 6 (enam) bulan sekali selama 5 (lima) tahun terhitung sejak dana keringanan pembiayaan diterima.

2. SANKSI Perusahaan Pemohon/Penerima Keringanan Pembiayaan Program dari Pemerintah c.q. Kementerian Perindustrian yang melanggar ketentuan Bab II huruf C angka 1 Petunjuk Teknis ini dikenakan sanksi:

a. Permohonan ditolak dan tidak diijinkan untuk mengikuti Program sejenis pada tahun-tahun berikutnya atas

Page 60: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

31

pelanggaran terhadap Bab II huruf C angka 1 huruf a, b dan c.

b. Wajib mengembalikan kepada Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan sebesar nilai riil yang diterima dan tidak diizinkan mengikuti seluruh Program Kementerian Perindustrian pada tahun-tahun berikutnya atas pelanggaran terhadap Bab II huruf C angka 1 huruf a dan d.

c. Tidak diijinkan untuk mengikuti Program sejenis pada tahun berikutnya atas pelanggaran Bab II huruf C angka 1 huruf e.

Page 61: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

32

BAB III

PENGORGANISASIAN

A. KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK dibiayai melalui DIPA Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian. Dalam pelaksanaan Program ini, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Menyiapkan dan menetapkan Petunjuk Teknis (Juknis) Program.

2. Menyiapkan dokumen anggaran dan administrasi lainnya yang memungkinkan pencairan dana Program pada waktunya.

3. Membentuk dan menetapkan Tim Pengarah dan Tim Teknis.

4. Menetapkan jasa Lembaga Penilai Independen (LPI) serta Konsultan Manajemen dan Monitoring (KMM) sesuai peraturan pengadaan barang/jasa pemerintah yang berlaku.

5. Melakukan sosialisasi Program kepada ITPT, IAK dan IPK serta lembaga-lembaga keuangan bank dan bukan bank pada awal Program maupun pada saat proses lebih lanjut.

6. Menerima dan memproses permohonan mengikuti Program dari ITPT/IAK/IPK dengan dibantu oleh Konsultan Manajemen dan Monitoring, Lembaga Penilai Independen dan Tim Teknis.

7. Memberikan keputusan dan ketetapan terhadap permohonan mengikuti Program dari ITPT/IAK/IPK yang diusulkan Direktur Industri Tekstil dan Aneka selaku Pejabat Pembuat Komitmen, berdasarkan hasil Rapat Tim Teknis terhadap laporan KMM dan hasil verifikasi LPI.

Page 62: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

33

8. Melaksanakan akad Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) terhadap permohonan mengikuti Program yang disetujui.

9. Menyampaikan surat pemberitahuan penolakan kepada ITPT/IAK/IPK yang permohonannya tidak dapat disetujui.

10. Menerima dan memproses permohonan pencairan dana Program dari ITPT/IAK/IPK yang telah terikat dalam SPPB.

11. Menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada KPPN dalam hal permohonan pencairan disetujui. Menyampaikan surat pemberitahuan penolakan kepada ITPT/IAK/IPK yang permohonan pencairannya tidak dapat disetujui; dan

12. Melakukan supervisi, pengendalian dan evaluasi atas pelaksanaan Program.

Tim Pengarah diketuai oleh Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, serta beranggotakan para pejabat terkait di Kementerian Perindustrian, Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, BKPM, Dinas Provinsi yang menangani Perindustrian, Lembaga Keuangan, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO), Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia (APKI) dan atau instansi teknis lainnya. Tugas Tim Pengarah adalah memberikan arahan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian Program serta menjamin kerjasama lintas instansi dengan sebaik-baiknya.

Untuk membantu tugas Tim Pengarah, Kementerian Perindustrian membentuk Tim Teknis yang diketuai oleh Direktur Industri Tekstil dan Aneka, Kementerian Perindustrian, serta beranggotakan perwakilan dari sebagian unsur-unsur pelaksana dari Tim Pengarah. Tugas Tim Teknis adalah memberikan bantuan teknis pelaksanaan Program yang diperlukan Kementerian Perindustrian dalam menjalankan tugas-tugasnya termasuk menyampaikan usulan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk mendapatkan keputusan atas

Page 63: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

34

hasil Rapat Tim Teknis pada tahap permohonan mengikuti Program, dan memutuskan permohonan pencairan dana Program berdasarkan hasil verifikasi KMM dan LPI.

B. KONSULTAN MANAJEMEN DAN MONITORING (KMM)

KMM bertugas membantu Kementerian Perindustrian dalam teknis operasional pengelolaan dan pemantauan Program serta tugas-tugas lain sesuai dengan perjanjian kerjasama, yang mencakup:

1. Menerima Surat Permohonan Mengikuti Program(Form A.1 atau A.1.1) dari ITPT/IAK/IPK berikut kelengkapan dokumennya sesuai yang disyaratkan oleh Petunjuk Teknis dengan mempertimbangkan ketersediaan sisa dana dalam DIPA.

2. Memeriksa kelengkapan seluruh syarat administrasi, yang meliputi: NPWP, Izin Usaha Industri, Akta Perusahaan dan kelengkapan permohonan sebagaimana ketentuan Bab. II huruf A s/d huruf C Petunjuk Teknis guna memastikan permohonan tersebut dapat ditindak lanjuti ke tingkat verifikasi oleh Lembaga Penilai Independen (LPI), selambat-lambatnya dalam waktu 10 (sepuluh) hari sejak dokumen permohonan dari ITPT/IAK/IPK diterima dengan lengkap.

3. Melakukan konfirmasi tertulis kepada pihak-pihak pembuat Surat Keterangan Sumber Pembiayaan (Bank/LKBB/Supplier Mesin) untuk mendapatkan Surat Konfirmasi tentang kebenaran pembuatan Surat Keterangan dimaksud.

4. Mengusulkan kepada Kementerian Perindustrian untuk menugaskan Lembaga Penilai Independen (LPI) agar melakukan verifikasi permohonan mengikuti Program dan permohonan pencairan dana Program.

5. Mengadministrasikan laporan hasil verifikasi LPI yang terdiri atas :

Page 64: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

35

a. Laporan Monitoring Realisasi Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/ Peralatan ITPT serta IAK Tahun Anggaran 2011 dan untuk tahun selanjutnya monitoring dilakukan terhadap peserta Program 1 (satu) tahun sebelum tahun berjalan.

b. Laporan Hasil Verifikasi Tahap Permohonan Mengikuti Program (Tipe Normal dan Tipe Langsung).

c. Laporan Tahap Pencairan dana Program.

6. Menyiapkan Rapat Tim Teknis dan menyusun konsep Berita Acara hasil Rapat Tim Teknis terhadap laporan hasil verifikasi KMM dan LPI, baik untuk tahap permohonan mengikuti Program maupun tahap pencairan dana Program.

7. Menindaklanjuti hasil Rapat Tim Teknis Tahap Permohonan Mengikuti Program, termasuk menyiapkan dokumen kelengkapan lainnya, yang akan disampaikan oleh Direktur Industri Tekstil dan Aneka selaku Ketua Tim Teknis untuk mendapatkan keputusan/penetapan dari KPA.

8. Menyiapkan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) dan memfasilitasi penyelenggaraan akad SPPB dan atau Addendumnya yang akan ditandatangani oleh Pemohon serta Direktur Industri Tekstil dan Aneka mewakili Kementerian Perindustrian.

9. Menerima dan memeriksa Surat Permohonan Pencairan Dana Program (SP2DPR Form I) berikut kelengkapan dan kebenaran lampirannya, terutama kesesuaian antara dokumen dan legalisir atas photocopy dokumen dari pihak yang berwenang sesuai persyaratan Petunjuk Teknis, yang berkaitan dengan bukti-bukti pembayaran, baik melalui L/C maupun transfer bank. Selanjutnya dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak dokumen permohonan pencairan diterima dengan lengkap dapat ditindak lanjuti guna pelaksanaan verifikasi Tahap Pencairan oleh LPI.

Page 65: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

36

10. Melakukan konfirmasi tertulis kepada pihak-pihak yang melegalisir dokumen pencairan (Notaris/Bank/LKBB) untuk mendapatkan Surat Konfirmasi perihal kebenaran pelaksanaan legalisir dimaksud.

11. Menyampaikan surat pemberitahuan dari Direktur Industri Tekstil dan Aneka kepada ITPT/IAK/IPK perihal nilai potongan harga yang dapat direalisasikan dan menerima Surat Permohonan Realisasi Pencairan Potongan Harga dari ITPT/IAK/IPK (Form L.1 atau Form L.2) berikut kelengkapan dokumen pendukungnya (Form M.1, N.1, N.2 dan N.3).

12. Menyiapkan dan menyampaikan dokumen yang diperlukan untuk pengajuan pencairan dana Program kepada Direktur Industri Tekstil dan Aneka untuk diproses lebih lanjut ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

13. Mengelola dan memelihara Sistem Informasi Elektronik yang berkaitan dengan Program.

14. Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Ditjen IKM) untuk memastikan tidak terdapat duplikasi permohonan Program sejenis pada tahun berjalan.

15. Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan pelaporan 6 (enam) bulanan yang harus dilaporkan oleh ITPT/IAK/IPK yang telah mendapatkan dana Program. Berdasarkan laporan hasil monitoring LPI dan laporan 6 (enam) bulanan tersebut, dapat dilakukan uji petik kunjungan lapangan berdasarkan instruksi tertulis dari Kementerian Perindustrian.

16. Melakukan rekapitulasi atas laporan kemajuan pelaksanaan Program, baik terhadap kemajuan perusahaan maupun pencapaian tujuan Program berdasarkan laporan LPI dan tugas lainnya atas instruksi tertulis dari Direktur Industri Tekstil dan Aneka.

Page 66: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

37

C. LEMBAGA PENILAI INDEPENDEN (LPI)

LPI bertugas untuk melaksanakan verifikasi terhadap rencana, realisasi dan monitoring pembelian mesin/peralatan serta tugas-tugas verifikasi lain sesuai kebutuhan pelaksanaan Program, yang dinyatakan dalam Perjanjian Kerjasama, yang mencakup:

1. Monitoring Terhadap Implementasi Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK Tahun Anggaran 2011, sebagai berikut:

a. Melakukan kunjungan lapangan dan verifikasi keberadaan dan kondisi mesin/peralatan yang mendapat keringanan pembiayaan;

b. Melakukan evaluasi dampak program sebelum dan sesudah mesin/peralatan dimaksud beroperasi, yang meliputi :

b.1. Peningkatan rata-rata produksi; b.2. Rata-rata penggunaan energi; b.3. Rata-rata jumlah penggunaan tenaga kerja; dan b.4. Peningkatan efisiensi atau produktifitas dengan

membandingkan volume produksi/tenaga kerja dan volume produksi/satuan energi;

c. Melaporkan hasil-hasil monitoring dan evaluasi kepada Kementerian Perindustrian c.q. Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur dalam jangka waktu 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak diterbitkannya Surat Perintah Kerja (SPK).

2. Verifikasi Tipe Langsung (Tahap Permohonan & Tahap Pencairan) meliputi :

a. Melakukan penelaahan atas Studi Kelayakan Usaha (SKU) yang terkait dengan pembelian mesin/peralatan, verifikasi harga, kelayakan dan dampak teknologi terhadap peningkatan efisiensi, kapasitas, kualitas dan atau produktifitas perusahaan.

Page 67: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

38

b. Melakukan kunjungan lapangan untuk:

b.1 Melakukan verifikasi keberadaan pabrik dan aktivitas yang dilakukan sesuai dengan ijin industri TPT/IAK/IPK yang dimiliki;

b.2. Memeriksa dan memastikan bahwa mesin/ peralatan telah terpasang dilokasi pabrik sesuai dengan ijin industri yang dimiliki;

b.3 Melakukan verifikasi dampak pembelian mesin/ peralatan yang diajukan terhadap peningkatan kapasitas, kualitas, efisiensi dan atau produktifitas perusahaan, dengan melakukan perbandingan sebelum dan sesudah pemasangan mesin/peralatan (apabila sudah dapat diukur dan tersedia data di lapangan); dan

b.4. Memberi tanda dengan membubuhkan stiker yang berkualitas dan tidak mudah rusak pada mesin/ peralatan utama, namun tidak mengganggu kerja mesin/peralatan yang bersangkutan. Terhadap peralatan penunjang yang jenisnya sama dan jumlahnya besar cukup dibubuhkan pada beberapa contoh peralatan dimaksud;

c. Melakukan verifikasi kewajaran harga mesin/peralatan dengan merek, spesifikasi, asal negara dan tahun pembuatan mesin/peralatan yang sebanding dengan melakukan cek silang kepada berbagai pihak, sesuai dengan standar penilaian dan harga yang berlaku;

d. Memeriksa kesesuaian bukti dokumen pembelian dengan mesin/peralatan yang ada di lokasi pabrik sesuai persyaratan dalam Petunjuk Teknis dan memastikan bahwa mesin/peralatan yang dibeli dalam kondisi baru (bukan bekas);

e. Melaporkan hasil penelaahan dan verifikasi secara tertulis kepada Kementerian Perindustrian c.q. Direktur

Page 68: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

39

Jenderal Basis Industri Manufaktur selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari kerja terhitung sejak tanggal penugasan oleh Kementerian Perindustrian, sebagai dasar pengambilan keputusan pemberian potongan harga kepada perusahaan ITPT/IAK/IPK.

3. Verifikasi Tipe Normal

3.1. Verifikasi Permohonan Mengikuti Program, mencakup: a. Melakukan penelaahan atas Studi Kelayakan Usaha

(SKU) yang terkait dengan pembelian mesin/ peralatan, verifikasi harga, kelayakan dan dampak teknologi terhadap peningkatan kapasitas, kualitas, efisiensi dan atau produktifitas perusahaan.

b. Melakukan kunjungan lapangan untuk: b.1 Melakukan verifikasi keberadaan pabrik dan

aktivitas yang dilakukan sesuai dengan ijin Industri TPT/IAK/IPK yang dimiliki;

b.2. Memastikan ada/tidaknya persiapan-persiapan di lapangan dalam rangka penempatan mesin/ peralatan yang akan/telah dibeli; dan

b.3. Melakukan evaluasi dampak peningkatan teknologi atas mesin/peralatan yang diajukan untuk mendapat bantuan terhadap peningkatan efisiensi, kualitas, kapasitas dan atau produktifitas perusahaan.

c. Melakukan verifikasi kewajaran harga mesin/ peralatan dengan merek, spesifikasi, asal negara dan tahun pembuatan mesin/peralatan yang sebanding dengan melakukan cek silang kepada berbagai pihak, dan sesuai dengan standar penilaian dan harga yang berlaku;

d. Melaporkan hasil penelaahan dan verifikasi secara tertulis kepada Kementerian Perindustrian c.q.

Page 69: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

40

Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal penugasan oleh Kementerian Perindustrian, sebagai dasar pengambilan keputusan pemberian keringanan pembiayaan berupa potongan harga kepada perusahaan ITPT/IAK/IPK.

3.2. Verifikasi Pencairan Dana Program Untuk Tipe Normal, mencakup: a. Melaksanakan pemeriksaan kebenaran dokumen

mesin/peralatan sesuai dengan persyaratan Petunjuk Teknis, terutama yang berkaitan dengan mesin/peralatan yang dibeli dalam kondisi baru (bukan bekas) dan kesesuaian mesin/peralatan dengan dokumen pembelian serta bukti pembayarannya;

b. Memeriksa dan memastikan bahwa mesin/peralatan telah terpasang dilokasi pabrik sesuai dengan ijin industri yang dimiliki;

c. Melakukan verifikasi dampak pembelian mesin/ peralatan yang diajukan terhadap peningkatan kapasitas, kualitas, efisiensi dan atau produktifitas perusahaan, dengan melakukan perbandingan sebelum dan sesudah pemasangan mesin/ peralatan (apabila sudah dapat diukur dan tersedia data di lapangan); dan

d. Memberi tanda dengan membubuhkan stiker yang berkualitas dan tidak mudah rusak pada mesin/ peralatan utama, namun tidak mengganggu kerja mesin/peralatan yang bersangkutan. Terhadap peralatan penunjang yang jenisnya sama dan jumlahnya besar cukup dibubuhkan pada beberapa contoh peralatan dimaksud;

Page 70: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

41

e. Melaporkan secara tertulis hasil verifikasi kepada Kementerian Perindustrian sebagai dasar pemberian persetujuan pencairan bantuan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal penugasan oleh Kementerian Perindustrian.

D. BANK PELAKSANA

Bank Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Bab II huruf A angka 3 huruf a memproses, menyetujui/menolak pemberian fasilitas kredit kepada ITPT/IAK/IPK dalam rangka pembelian mesin/peralatan, sesuai prosedur dan ketentuan internal Bank Pelaksana.

Bank Pelaksana membantu dalam hal : 1. Memberikan Surat Keterangan bahwa Pemohon sedang

mengurus/mendapat fasilitas kredit untuk investasi pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK (Form D.1).

2. Melegalisir dokumen perjanjian kredit, bukti transfer pembayaran dan dokumen L/C yang diperlukan dalam rangka verifikasi dan pencairan dana Program kepada pemohon dengan dilengkapi Surat Keterangan bahwa Bank telah melegalisir dokumen tersebut (Form F.3).

3. Memberikan jawaban tertulis kepada Kementerian Perindustrian melalui Konsultan Manajemen dan Monitoring (KMM) terhadap permintaan konfirmasi kebenaran atas Surat Keterangan angka 1 dan 2 di atas.

E. LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK (LKBB)

LKBB sebagaimana dimaksud dalam Bab II huruf A angka 3 huruf b memproses, menyetujui/menolak pemberian pembiayaan kepada ITPT/IAK/IPK dalam rangka sewa-beli mesin/peralatan, sesuai prosedur dan ketentuan internal LKBB.

Page 71: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

42

LKBB membantu dalam hal : 1. Memberikan Surat Keterangan bahwa ITPT/IAK/IPK yang

bersangkutan sedang mengurus/mendapat fasilitas Pembiayaan Sewa-Beli mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK (Form D.2).

2. Melegalisir Perjanjian Sewa-Beli mesin/peralatan dan bukti transfer pembayaran yang diperlukan dalam rangka verifikasi dan pencairan dana Program kepada pemohon dengan dilengkapi Surat Keterangan bahwa LKBB telah memeriksa dan melegalisir dokumen-dokumen tersebut (Form F.4).

3. Memberikan jawaban tertulis kepada Kementerian Perindustrian melalui Konsultan Manajemen dan Monitoring (KMM) terhadap permintaan konfirmasi kebenaran atas Surat Keterangan angka 1 dan 2 di atas.

F. SUPPLIER MESIN

Supplier Mesin sebagaimana dimaksud dalam Bab II huruf A angka 3 huruf c memproses, menyetujui/menolak pemberian kredit kepada ITPT/IAK/IPK dalam rangka pembelian mesin/ peralatan, sesuai prosedur dan ketentuan internal Supplier Mesin.

Supplier Mesin membantu dalam hal : 1. Memberikan Surat Keterangan bahwa ITPT/IAK/IPK yang

bersangkutan sedang mengurus/mendapat fasilitas kredit untuk investasi pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK (Form D.3).

2. Memberikan jawaban tertulis kepada Kementerian Perindustrian melalui Konsultan Manajemen dan Monitoring (KMM) terhadap permintaan konfirmasi kebenaran atas Surat Keterangan angka 1 di atas.

Page 72: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

43

BAB IV

MEKANISME PELAKSANAAN

A. TAHAP PERSIAPAN

1. Kementerian Perindustrian c.q. Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur menerbitkan Petunjuk Teknis sebagai acuan bersama bagi seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Program.

2. Kementerian Perindustrian menetapkan Konsultan Manajemen dan Monitoring (KMM) dan Lembaga Penilai Independen (LPI) melalui proses pengadaan barang/jasa sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Kementerian Perindustrian dengan atau tanpa KMM dan LPI melakukan sosialisasi Program kepada ITPT, IAK dan IPK Nasional melalui berbagai metoda dan media, sehingga seluruh ITPT, IAK dan IPK memperoleh kesempatan yang sama untuk mengikuti Program.

B. TAHAP PERMOHONAN MENGIKUTI PROGRAM

1. ITPT/IAK/IPK yang berminat mengikuti Program mengajukan surat permohonan dengan melampirkan dokumen sesuai yang dipersyaratkan dalam Petunjuk Teknis kepada Kementerian Perindustrian c.q. Dirjen Basis Industri Manufaktur dengan menggunakan Form A.1 dan A.2 untuk Tipe Normal dan Form A.1.1 dan J.2 serta Form K untuk Tipe Langsung. Kelengkapan persyaratan permohonan mengacu pada ketentuan Bab II huruf A dan B Petunjuk Teknis ini.

2. Kementerian Perindustrian dibantu KMM mengadministrasikan permohonan yang masuk, untuk selanjutnya KMM memeriksa pemenuhan persyaratan kelengkapan permohonan mengikuti

Page 73: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

44

Program sesuai dengan Bab. II huruf A dan B Petunjuk Teknis ini.

3. Untuk Tipe Normal, KMM melakukan konfirmasi tertulis kepada pihak-pihak pembuat Surat Keterangan Sumber Pembiayaan (Bank/LKBB/Supplier Mesin) untuk mendapatkan Surat Konfirmasi tentang kebenaran pembuatan Surat Keterangan dimaksud. Untuk Tipe Langsung, KMM melakukan konfirmasi tertulis kepada pihak-pihak yang melegalisir dokumen mesin/peralatan dan bukti pembayaran.

4. Dengan menggunakan prinsip First In First Serve (FIFS) dan memperhatikan ketersediaan sisa dana DIPA, terhadap permohonan yang masuk KMM menindaklanjuti sebagai berikut :

a. Untuk permohonan yang telah lengkap dan sesuai Petunjuk Teknis, diberikan nomor registrasi.

b. Apabila terdapat pengisian form yang masih memerlukan perbaikan, meminta kepada ITPT/IAK/IPK agar memperbaiki selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum dapat diberi nomor registrasi. Apabila tidak dipenuhi maka pemohon dianggap mengundurkan diri.

5. Apabila terdapat pengajuan permohonan mengikuti Program selama periode permohonan namun dana dalam DIPA telah habis dialokasikan, maka dokumen permohonan mengikuti Program masih dapat diterima oleh Kementerian Perindustrian c.q. KMM dan dimasukan ke dalam Waiting List, dengan pemohon memberikan Surat Pernyataan (sesuai Form G).

6. KMM dapat memproses lebih lanjut permohonan yang dimaksud dalam angka 5 di atas apabila masih terdapat sisa dana dalam DIPA dengan urutan prioritas sebagai berikut: a. Pertama untuk Tipe Langsung dan belum pernah ikut

Program; b. Kedua untuk Tipe Langsung dan sudah pernah ikut

Program;

Page 74: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

45

c. Ketiga untuk Tipe Normal dan belum pernah ikut Program;

d. Keempat untuk Tipe Normal dan sudah pernah ikut Program;

7. Terhadap permohonan yang telah memenuhi syarat Petunjuk Teknis, KMM mengusulkan kepada Kementerian Perindustrian untuk menugaskan Lembaga Penilai Independen (LPI) guna melakukan penelaahan atas Studi Kelayakan Usaha (SKU) yang terkait dengan pembelian mesin/peralatan, verifikasi harga, kelayakan dan dampak teknologi terhadap peningkatan kapasitas, kualitas, efisiensi dan atau produktivitas perusahaan serta ketersediaan tempat untuk pemasangan mesin/peralatan di lapangan. Khusus Tipe Langsung, LPI melakukan verifikasi secara sekaligus untuk tahap permohonan dan tahap pencairan dengan memeriksa kesesuaian bukti mesin/peralatan dengan dokumen pembelian mesin/peralatan yang ada di lokasi pabrik sesuai persyaratan dalam Juknis dan memastikan bahwa mesin/ peralatan tersebut dalam kondisi baru (bukan bekas) dan telah terpasang.

8. LPI melaksanakan tugas verifikasi tahap permohonan mengikuti Program dengan melakukan kunjungan lapangan dan memastikan bahwa pemohon melaksanakan kegiatan industri sesuai dengan izin industri TPT/IAK/IPK yang dimiliki dan melaporkan hasil penelaahan serta verifikasi secara tertulis kepada Kementerian Perindustrian guna dibahas dalam Rapat Tim Teknis.

9. KMM menyampaikan laporan tentang pelaksanaan konfirmasi kebenaran pembuatan Surat Keterangan Bank/LKBB/Supplier Mesin kepada Rapat Tim Teknis. Dalam hal hasil konfirmasi belum diperoleh dari pihak yang membuat Surat Keterangan, Rapat Tim Teknis akan mengambil sikap terhadap permohonan ITPT/IAK/IPK yang bersangkutan.

Page 75: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

46

10. Berdasarkan hasil laporan KMM dan LPI, Rapat Tim Teknis membahas dan memberikan usulan kepada KPA guna pengambilan keputusan terhadap permohonan mengikuti Program yang diajukan ITPT/IAK/IPK.

11. Terhadap permohonan yang disetujui, KPA menerbitkan Surat Penetapan guna ditindaklanjuti oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk persiapan dan pelaksanaan penandatanganan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB). Dalam hal KPA tidak dapat menyetujui permohonan mengikuti Program dari ITPT/IAK/IPK, maka Kementerian Perindustrian memberitahukan secara tertulis kepada perusahaan dimaksud.

C. TAHAP PEMBELIAN MESIN / PERALATAN

ITPT/IAK/IPK melakukan pembelian mesin/peralatan sesuai dengan daftar mesin/peralatan yang diajukan dalam surat permohonan dengan dilengkapi bukti pembelian sesuai dengan sumber pembiayaan dan kemajuan proses pembeliannya.

D. TAHAP PERMOHONAN PENCAIRAN DANA PROGRAM

1. Untuk Tipe Normal, ITPT/IAK/IPK mengajukan permohonan pencairan dana Program dengan menggunakan Form-I dan Form J.1 serta Form K kepada Kementerian Perindustrian dengan berpedoman kepada SPPB dan Bab II huruf B angka 1 huruf b.

2. KMM menerima surat permohonan pencairan dana Program dari ITPT/IAK/IPK serta memeriksa kelengkapan dokumen dan legalisirnya sesuai ketentuan Petunjuk Teknis.

3. KMM melakukan konfirmasi tertulis kepada pihak-pihak yang melegalisir dokumen pencairan (Notaris/Bank/LKBB) untuk mendapatkan Surat Konfirmasi tentang kebenaran pelaksanaan legalisir dimaksud.

Page 76: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

47

4. Terhadap permohonan pencairan yang telah memenuhi persyaratan, KMM mengusulkan kepada Kementerian Perindustrian untuk menugaskan LPI guna melaksanakan verifikasi lapangan.

Terhadap permohonan yang tidak memenuhi persyaratan, Kementerian Perindustrian menyampaikan surat penolakan kepada Pemohon.

5. LPI melaksanakan verifikasi lapangan dalam rangka memastikan bahwa mesin/peralatan sesuai dengan dokumen dan bukti pembayaran serta keberadaan dan kemajuan pemasangan mesin/peralatan di lokasi pabrik pemohon. LPI juga memastikan bahwa kondisi mesin/peralatan yang telah berada di lokasi pabrik dan terpasang adalah mesin/peralatan baru (bukan bekas).

6. LPI menyampaikan laporan hasil verifikasi lapangan kepada Kementerian Perindustrian dan KMM melaporkan status konfirmasi kebenaran legalisir yang diperoleh dari pihak yang melegalisir dokumen untuk dibahas dalam Rapat Tim Teknis.

7. Kementerian Perindustrian menugaskan KMM menyelenggarakan rapat periodik Tim Teknis untuk membahas laporan sebagaimana dimaksud angka 6 di atas guna memutuskan diterima/ditolak permohonan pencairan yang diajukan ITPT/IAK/IPK.

8. KMM membuat Berita Acara hasil Rapat Tim Teknis. Terhadap hasil keputusan Rapat Tim Teknis, Kementerian Perindustrian menyampaikan surat pemberitahuan kepada ITPT/IAK/IPK tentang nilai potongan harga yang dapat direalisasikan atau penolakan permohonan.

9. ITPT/IAK/IPK mengajukan Surat Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program (Form L.1 atau Form L.2) berikut kelengkapannya (Form M, N.1, N.2 dan N.3) dalam rangka pengajuan Surat Perintah Membayar (SPM) dari Kementerian Perindustrian kepada KPPN untuk mencairkan dana Program ke rekening pemohon sesuai yang tercantum dalam SPPB.

Page 77: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

48

10. Berdasarkan SPM tersebut, KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) ke rekening Pemohon.

Untuk Tipe Langsung, prosedur pencairan sebagaimana dimaksud angka 1 s/d 8 tersebut di atas tidak diperlukan.

E. BAGAN MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERSYARATAN

Bagan Mekanisme Pelaksanaan dan Persyaratan Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki, dapat dilihat pada Lampiran 2.

Page 78: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

49

BAB V

PELAPORAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI

A. PELAPORAN

1. ITPT/IAK/IPK yang telah memperoleh dana Program wajib menyampaikan laporan pemanfaatan mesin/ peralatan terhadap kinerja perusahaan setiap 6 (enam) bulan sekali pada posisi bulan Juni dan Desember selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak bulan laporan tersebut selama 5 (lima) tahun kepada Kementerian Perindustrian dengan menggunakan Form O.1. dan Lampirannya (Form O.2 untuk ITPT dan Form O.3 untuk IAK atau IPK).

ITPT/IAK/IPK yang telah memperoleh dana Program dari tahun-tahun sebelumnya wajib menyampaikan laporan 6 (enam) bulanan untuk setiap Tahun Anggaran.

2. LPI wajib menyampaikan laporan tertulis atas hasil penugasannya, yang mencakup Laporan Hasil Monitoring terhadap ITPT/IAK/IPK yang mengikuti Program 1 (satu) tahun sebelum Tahun Berjalan, Laporan Hasil Verifikasi Permohonan Mengikuti Program, dan Laporan Hasil Verifikasi Pencairan Dana Program kepada Kementerian Perindustrian.

3. KMM wajib membuat Laporan Rekapitulasi tentang Kemajuan Pelaksanaan Program sesuai permintaan dan kebutuhan Kementerian Perindustrian.

B. PEMANTAUAN DAN EVALUASI

1. LPI melakukan monitoring terhadap pelaksanaan Program untuk perusahaan ITPT/IAK/IPK yang sudah mendapat

Page 79: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

50

dana Program pada periode 1 (satu) tahun sebelum Tahun Berjalan.

2. LPI melakukan evaluasi atas dampak peningkatan teknologi terhadap peningkatan efisiensi, kapasitas, mutu dan produktivitas.

3. KMM melakukan evaluasi pelaksanaan Program pada tahun berjalan secara keseluruhan serta menyusun laporan dan memberikan rekomendasi kepada Kementerian Perindustrian.

4. Kementerian Perindustrian dibantu Tim Pengarah dan Tim Teknis merumuskan kebijakan pengembangan Program berdasarkan laporan dan rekomendasi KMM.

Page 80: juknis restrukturisasi ITPT

LAMPIRAN 1

Page 81: juknis restrukturisasi ITPT

A. DAFTAR MESIN/PERALATAN

INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL

Page 82: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

A. INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)

A.1 MACHINERY FOR SPINNING PREPARATION, MAN-MADEFIBRE PRODUCTION, SPINNING, AUXILIARY MACHINERYAND ACCESSORIES

A.1.1 Prepatory machinery for cotton spinning systems A.1.1.1 GinsA.1.1.2 Baling pressesA.1.1.3 Bale breakers, bale pluckersA.1.1.4 Blow room machinesA.1.1.5 Blending machinesA.1.1.6 Foreign fibre/part separatorsA.1.1.7 Automatic feeding devices for carding machinesA.1.1.8 CardsA.1.1.9 Drawing machinesA.1.1.10 Lap windersA.1.1.11 Combing machinesA.1.1.12 Roving framesA.1.1.13 Waste reclamation lines, tearers

A.1.2 Prepatory machinery for worsted, semi-worsted and A.1.2.1 Baling presseswollen spinning systems A.1.2.2 Opening lines for raw wool

A.1.2.3 Raw wool scouring linesA.1.2.4 Carbonising linesA.1.2.5 Opening, cleaning and blending linesA.1.2.6 Waste reclamation lines, tearers

(2)

Pembuatan Tahun 2007 Keatas

LAMPIRAN - 1Daftar Jenis Mesin/Peralatan ITPT

Yang Dapat Mengikuti Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT Serta IAK

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

1

Page 83: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.1.2.7 Auto-feedersA.1.2.8 Worsted cardsA.1.2.9 Semi-worsted cardsA.1.2.10 Woollen cardsA.1.2.11 Drawing machinesA.1.2.12 Combing machinesA.1.2.13 Back washing machinesA.1.2.14 FinishersA.1.2.15 Roving frames for worsted yarn

A.1.3 Preparatoy machinery for bast fibre spinning systems A.1.3.1 Opening, cleaning and blending linesA.1.3.2 Auto-feedersA.1.3.3 CardsA.1.3.4 Combing machinesA.1.3.5 Drawing machinesA.1.3.6 Roving frames

A.1.4 Machinery for poduction of man-made filaments and A.1.4.1 Extrudersfibers and for filament treatment A.1.4.2 Spinning plant for the production of man-made filaments and fibres

(incl. laboratory machines)A.1.4.3 Winding and take-up unitsA.1.4.4 Draw-windersA.1.4.5 Draw-twistersA.1.4.6 Staple fibre cutting machinesA.1.4.7 Cutting convertersA.1.4.8 Stretch-breaking machinesA.1.4.9 Baling pressesA.1.4.10 Fibrillations lines

A.1.5 Spinning Machines A.1.5.1 Ring-spinning machines for cotton spinning systemA.1.5.2 Ring-spinning machines for worsted spinning systemA.1.5.3 Ring-spinning machines for semi-worsted spinning system

2

Page 84: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.1.5.4 Ring-spinning machines for woollen spinning systemsA.1.5.5 Ring-spinning machines for bast-fibres spinningA.1.5.6 Ring-spinning machines for compact spinningA.1.5.7 Ring-spinning machines for direct spinningA.1.5.8 Rotor spinning machines (open end system)A.1.5.9 Air jet spinning machinesA.1.5.10 Self-acting mulesA.1.5.11 Centrifugal spinning machinesA.1.5.12 Flyer spinning machinesA.1.5.13 Frict ion spinning machinesA.1.5.14 Self-twist spinning machinesA.1.5.15 Hollow spindle spinning machinesA.1.5.16 Fancy yarn spinning devices

A.1.6 Automatic doffing, piecing and transport systems A.1.6.1 Automatic doffing machines and devicesfor spinnning preparation, spinning machines and A.1.6.2 Automatic piecing devicesman-made fibre production A.1.6.3 Automatic transport systems between spinning prepatory and spinning

machines (for transport systems between spinning and winding, doubling and twisting machines see 2.6.3)

A.1.7 Auxiliary machinery and devices for spinning preparation, A.1.7.1 Mounting machines for flexible card clothing and metalic card wirespinning and man-made fiber production A.1.7.2 Card grinding machines

A.1.7.3 Card cleaning machinesA.1.7.4 Cot grinding and covering machinesA.1.7.5 Additional devices (e.g. humidifiying, waxing, oiling)A.1.7.6 Cleaning units for extrusion toolsA.1.7.7 Steamers, autoclaves and dryers for towsA.1.7.8 Travelling cleaners for spinning machiesA.1.7.9 Bobbin strippers

A.1.8 Accessories for spinning preparatoy machinery *) A.1.8.1 Needle rollers, bars and segmentsA.1.8.2 Spiked lattices, lags

3

Page 85: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.1.8.3 Flat and conveyor beltsA.1.8.4 Online sensors and measuring devices

A.1.9 Accessories for machinery for the production of A.1.9.1 Filters for cleaning of polymersman-made filaments and fibres and for filaments A.1.9.2 Spinning, discharge and lubrication pumpstreatment *) A.1.9.3 Spinnerets

A.1.9.4 GodetsA.1.9.5 Online sensors and measuring devices

A.1.10 Accessories for spinning machines *) A.1.10.1 Spindles and partsA.1.10.2 Rings for ring-spinning machinesA.1.10.3 Travellers, inserting and dismantling tools for travellerA.1.10.4 Rotors and partsA.1.10.5 Opening rollers for rotor spinning machinesA.1.10.6 Other accessories for rotor spinning machinesA.1.10.7 Accessories for compact spinning machinesA.1.10.8 Drafting systemsA.1.10.9 Pressure rollers, cots and aprons, condensersA.1.10.10 Spindle tapes and tangential beltsA.1.10.11 Yarn cleaners, knotters, splicersA.1.10.12 Yarn break detectorsA.1.10.13 Yarn brakesA.1.10.14 Yarn thread guides A.1.10.15 Flat and conveyor beltsA.1.10.16 Roller coveringsA.1.10.17 Online sensors and measuring devices

A.1.11 Accessories for automatic doffing, piecing and transport A.1.11.1 Flat and conveyor beltssystems for spinning preparation and spinning machines *) A.1.11.2 Other accessories for automatic doffing, piecing and transport systems

for spinning preparation and spinning machines

4

Page 86: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.2 MACHINERY FOR WINDING, TEXTURING, TWISTING, AUXILIARY MACHINERY AND ACCESSSORIES

A.2.1 Winding, reeling and covering machinery A.2.1.1 Cone and cheese windersA.2.1.2 Precision cone and cheese windersA.2.1.3 Soft winding machinesA.2.1.4 Pirn windersA.2.1.5 Winding machines for tubular copsA.2.1.6 Winding machines for bottle bobbinsA.2.1.7 Sewing-thread winding machinesA.2.1.8 Winding machines for flanged bobbinsA.2.1.9 Reeling machinesA.2.1.10 Hank to cone windersA.2.1.11 Baling windersA.2.1.12 Card winding machinesA.2.1.13 Yarn singeing machinesA.2.1.14 Yarn raising machines A.2.1.15 Covering machinesA.2.1.16 Rewinding machines

A.2.2 Yarn steaming, setting, moistening and coating A.2.2.1 Autoclaves for steamingmachinery A.2.2.2 Heat-setting machines

A.2.2.3 Moistening machinesA.2.2.4 Yarn coating machines

A.2.3 Texturing, bulking and crimping machinery A.2.3.1 False-twist texturing machinesA.2.3.2 Air texturing machinesA.2.3.3 Air intermingling machinesA.2.3.4 Bulking and crimping machines

A.2.4 Doubling and twisting machinery for staple fibre A.2.4.1 Doubling machinesand filament yarns A.2.4.2 Two-for-one twisters

5

Page 87: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.2.4.3 Two-for-one twisters with heat treatmentA.2.4.4 Direct cabling machinesA.2.4.5 Up-twisterA.2.4.6 Ring twisting framesA.2.4.7 Ring doubling and twisting machinesA.2.4.8 Flyer twisting machinesA.2.4.9 Fancy twistersA.2.4.10 Chenille yarn twisting machines

A.2.5 Cordage and rope making machinery A.2.5.1 Laying machinesA.2.5.2 Cabling and rope making machines

A.2.6 Automatic doffing, piecing and transport systems A.2.6.1 Automatic doffing machines and devicesfor winding, texturing and twisting machines A.2.6.2 Automating piecing decices

A.2.6.3 Automatic transport sytems between spinning and winding, doublingand twisting machines (for transport systems between spinningpreparatory and spinning machines see 1.6.3)

A.2.7 Auxiliary machinery and devices for winding, texturing and A.2.7.1 Additional devices (e.g. humidifying, waxing, oiling, singeing, setting)twisting A.2.7.2 Bobbin strippers, tube cleaning machines

A.2.8 Accessories for winding, texturing and twisting machinery *) A.2.8.1 Spindles and partsA.2.8.2 Rings for ring-twistingA.2.8.3 Travellers, inserting and dismantling tools for travellersA.2.8.4 Spindle tapes and tangential beltsA.2.8.5 Yarn cleaners, knotters, splicersA.2.8.6 Yarn break detectorsA.2.8.7 Yarn brakesA.2.8.8 Yarn thread guidesA.2.8.9 Air texturizing and interlacing jetsA.2.8.10 False-twist unitsA.2.8.11 Flat and conveyor belts

6

Page 88: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.2.8.12 Online sensors and measuring devices

A.2.9 Accessories for automatic doffing, piecing and transport A.2.9.1 Flat and conveyor beltssystems for winding, texturing and twisting machines *) A.2.9.2 Other accessories for automatic doffing, piecing and transport

systems for winding, texturing and twisting machines

A.3 MACHINERY FOR WEB FORMATION, BONDING AND FINISHING OFNONWOVES AND FELTING AUXILIARY MACHINERY AND ACCESSORIES

A.3.1 Machinery for web formation A.3.1.1 Bale brakers, bale pluckersA.3.1.2 Opening, cleaning, blending and dosing machinesA.3.1.3 Feeding devicesA.3.1.4 CardsA.3.1.5 Web laying machinesA.3.1.6 Machines for aerodynamic web formationA.3.1.7 Production lines for spundbonded and meltblown webs (for extruders 1.4.1)A.3.1.8 Drawing frames for wadding

A.3.2 Machinery for bonding and finishing of nonwovens A.3.2.1 Needle felting machinesA.3.2.2 Spunlace machines

A.3.2.3 Chemical bonding machinesA.3.2.4 Thermal bonding machinesA.3.2.5 Ultrasound bonding machinesA.3.2.6 Felting machineryA.3.2.7 Hat-making machineryA.3.2.8 Dryers for nonwovensA.3.2.9 Calenders A.3.2.10 Coating machinesA.3.2.11 Combining and laminating machinesA.3.2.12 Wadding sizing/glueing machinesA.3.2.13 Puncturing machines

7

Page 89: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.3.3 Auxiliary machinery and devices for web formation, bonding A.3.3.1 Mounting machines for flexible card cloting and metallic card wireand finishing of nonwovens and felting A.3.3.2 Card grinding machines

A.3.3.3 Card cleaning machinesA.3.3.4 Transport devices for nonwovens production

A.3.4 Accessories machinery and devices for web formation, A.3.4.1 Spinnerets for spunbonded and meltblown websbonding and finishing of nonwovens and felting *) A.3.4.2 Conveyor belts, cross lapper belts

A.3.4.3 Felting needlesA.3.4.4 Hydroentangling jetsA.3.4.5 Calender bowls and rollesA.3.4.6 Roller coveringA.3.4.7 Web inspection systemsA.3.4.8 Online sensors and measurement devices

A.4 WEAVING PREPARATORY MACHINERY, WEAVING, TUFTINGMACHINERY, AUXILIARY AND ACCESSORIES

A.4.1 Weaving preparatory machinery A.4.1.1 CreelsA.4.1.2 Sectional warping machinesA.4.1.3 Beam warping machinesA.4.1.4 Draw-warping machinesA.4.1.5 Beaming machines A.4.1.6 Sizing/slashing machinesA.4.1.7 Indigo warp dyeing linesA.4.1.8 Leasing machinesA.4.1.9 Drawing-in machinesA.4.1.10 Warp-tying machines A.4.1.11 Hand knotters and splicers

A.4.2 Weaving machines A.4.2.1 Rapier weaving machinesA.4.2.2 Projectile weaving machines

8

Page 90: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.4.2.3 Air jet weaving machinesA.4.2.4 Water jet weaving machinesA.4.2.5 Multiphase weaving machinesA.4.2.6 Shuttle loomsA.4.2.7 Circular weaving machines (except for PE/PP woven sacks)A.4.2.8 Narrow fabrics weaving machines

A.4.3 Weaving machines for special purposes A.4.3.1 Weaving machines for heavy fabrics, for paper making felts and forwire filter fabrics

A.4.3.2 Weaving machines for tyre cord fabricsA.4.3.3 Weaving machines for glass, aramid or carbon yarnsA.4.3.4 Weaving machines for leno fabricsA.4.3.5 Weaving machines for plush and velvetA.4.3.6 Weaving machines for terrry fabricsA.4.3.7 Weaving machines for carpets and rugsA.4.3.8 Label weaving machinesA.4.3.9 Sample weaving machines

A.4.4 Shedding machinery and shedding programming A.4.4.1 Cam motions devices A.4.4.2 Dobbies, mechanical

A.4.4.3 Dobbies, electronicA.4.4.4 Jacquards, mechanicalA.4.4.5 Jacquards, electronicA.4.4.6 Programming devicesA.4.4.7 Devices for woven name selvedge and false selvedge

A.4.5 Tufting machinery A.4.5.1 Tufting machinesA.4.5.2 Table models and hand tuftersA.4.5.3 Patternsing devices for tufting machines

A.4.6 Auxiliary machinery for weaving preparatory, A.4.6.1 Machines for cleaning reeds, healds and drop wiresweaving and tufting A.4.6.2 Shuttle rect ifying machines

9

Page 91: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.4.6.3 Pirn strippersA.4.6.4 Weft accumulatorsA.4.6.5 Equipment for loom automatisation(for data monitoring and processing

systems see ch. 12)A.4.6.6 Separate cloth winding devicesA.4.6.7 Coating devices for direct use on weaving machinesA.4.6.8 Automatic exchange systems of warp and cloth beam and loom

harness (Quick Style Change)A.4.6.9 Travelling cleaners for weaving machinesA.4.6.10 Transport devices for weaving preparatory and weaving

A.4.7 Accessories for weaving preparatory, weaving and tufting A.4.7.1 Yarn break detectorsmachinery *) A.4.7.2 Yarn breaks

A.4.7.3 Yarn thread guidesA.4.7.4 Heald framesA.4.7.5 HarnessesA.4.7.6 Temples A.4.7.7 Warp stop motionsA.4.7.8 Roller coveringA.4.7.9 Weft stop motionsA.4.7.10 Weft feelersA.4.7.11 Pickers and lug strapsA.4.7.12 Jacquard and dobby cardsA.4.7.13 Beams, beam flangesA.4.7.14 Beams for narrow fabricsA.4.7.15 Pick countersA.4.7.16 Cutting devices for weaving machinesA.4.7.17 Tufting grippers, needles and cuttersA.4.7.18 Fabric inspection systemsA.4.7.19 Online sensors and measuring devices

10

Page 92: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.5 KNITTING AND HOSIERY MACHINERY, AUXILIARY MACHINERY AND ACCESSORIES

A.5.1 Preparatory machinery for knitting and hosiery systems A.5.1.1 CreelsA.5.1.2 Beam warping machinesA.5.1.3 Sectional warping machines

A.5.2 Circular knitting and hosiery machiney A.5.2.1 Single cylinder knitting machines, over 165 mm cylinder diameterA.5.2.2 Double cylinder knitting machines, over 165 mm cylinder diameterA.5.2.3 Single cylinder knitting machines, up to 165 mm cylinder diameterA.5.2.4 Double cylinder knitting machines, up to 165 mm cylinder diameter

A.5.3 Flat and warp knitting machinery A.5.3.1 Flat bed knitting machines A.5.3.2 Straight-bar knitting machines (cotton looms)A.5.3.3 Flat warp knitting machinesA.5.3.4 Raschel machinesA.5.3.5 Multiaxial warp knitting machines, stitch bonding machinesA.5.3.6 Crochet machines

A.5.4 Knitting machines for special purposes A.5.4.1 Circular knitting machines for seamless productsA.5.4.2 High pile circular knitting machinesA.5.4.3 Garment length knitting machinesA.5.4.4 Sock knitting machines

A.5.5 Auxiliary machinery for knitting and hosiery production A.5.5.1 Yarn feedersA.5.5.2 Electronic pattern preparing systems A.5.5.3 Separate cloth winding devicesA.5.5.4 Travelling cleaners for knitting machinesA.5.5.5 Transport devices for knitting and hosiery production

A.5.6 Accessories for knitting and hosiery machinery *) A.5.6.1 Knitting cylindersA.5.6.2 Roller coverings

11

Page 93: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.5.6.3 Sinkers A.5.6.4 Sectional beamsA.5.6.5 Yarn thread guidesA.5.6.6 Online sensors and measuring devices

A.6 BRAIDING AND EMBROIDERY MACHINERY, ACCESSORIES

A.6.1 Braiding and embroidery machinery A.6.1.1 Preparatory and auxiliary machinery for braids, trimmings and embroideryA.6.1.2 Braiding machineryA.6.1.3 Machines for trimmingsA.6.1.4 Lace braiding machinesA.6.1.5 Shuttle embroidery machines (for single and multihead embroidery

machines see 8.2.6)A.6.1.6 Fringeing machines

A.6.2 Accessories for braiding and embroidery machinery *) A.6.2.1 Yarn thread guidesA.6.2.2 Online sensors and measuring devices

A.7 FINISHING,CUTTING, ROLLING AND FOLDING MACHINERY, AUXILIARY MACHINERY AND ACCESSORIES

A.7.1 Dry and wet pre-treatment machinery A.7.1.1 Carbonising machinesA.7.1.2 Singeing machinesA.7.1.3 Fabric cleaning machines, beating and dust removal machinesA.7.1.4 Crabbing machines,kiers, boiling apparatusA.7.1.5 Desizing machinesA.7.1.6 Bleaching apparatus and machines,batchA.7.1.7 Bleaching plant,continuousA.7.1.8 Yarn washing machinesA.7.1.9 Rope washing machinesA.7.1.10 Open-width washing machinesA.7.1.11 Solvent washing machines

12

Page 94: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.7.1.12 Milling/fulling machinesA.7.1.13 Mercerising machines for yarnsA.7.1.14 Mercerising machines for woven and knitted fabrics

A.7.2 Dyeing machines and apparatus A.7.2.1 Continuous dyeing lines for tows and topsA.7.2.2 Continuous dyeing lines for yarnA.7.2.3 Continuous dyeing lines for warpsA.7.2.4 Continuous dyeing machines for narrow fabricsA.7.2.5 Continuous dyeing machines for carpetsA.7.2.6 Continous dyeing machines for other fabricsA.7.2.7 HT dyeing apparatus for conesA.7.2.8 HT dyeing apparatus for beamsA.7.2.9 Yarn dyeing apparatus,atmospheric pressureA.7.2.10 Padding manglesA.7.2.11 Cabinet hank dyeing machinesA.7.2.12 Fabric dyeing apparatus,atmospheric pressureA.7.2.13 Jet dyeing machinesA.7.2.14 HT overflow dyeing machines, atmospheric pressureA.7.2.15 Overflow dyeing machines, atmospheric pressureA.7.2.16 Winch becksA.7.2.17 JiggersA.7.2.18 Star-frame dyersA.7.2.19 Random dyeing machines for fabricsA.7.2.20 Centrifugal dyeing machinesA.7.2.21 Drum dyeing machinesA.7.2.22 Oval paddle dyeing machinesA.7.2.23 Sample dyeing equipment A.7.2.24 Laboratory dyeing apparatus

A.7.3 Printing machinery A.7.3.1 Top and yarn printing machinesA.7.3.2 Roller printing machinesA.7.3.3 Flat screen printing machines

13

Page 95: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.7.3.4 Rotary screen printing machinesA.7.3.5 Automated screen printing carriagesA.7.3.6 Transfer printing calendersA.7.3.7 Ink jet digital printing machinesA.7.3.8 Selvedge printing machines

A.7.4 Water extraction machines A.7.4.1 Roller squeezersA.7.4.2 Suction extractorsA.7.4.3 Centrifugal hydro-extractors

A.7.5 Tentering and drying machines A.7.5.1 Equalizing machinesA.7.5.2 Tentering and stentering machinesA.7.5.3 Float dryersA.7.5.4 Tensionless and conveyor dryersA.7.5.5 Continous tumblersA.7.5.6 Loop dryers, festoon dryersA.7.5.7 Loop streamersA.7.5.8 Steam dryersA.7.5.9 Hot fluesA.7.5.10 Post-printing dryers, drying loftsA.7.5.11 Suction drum dryers,sieve drum dryersA.7.5.12 Infrared dryersA.7.5.13 Vertical dryersA.7.5.14 Cylinder drying machines,drum drying machinesA.7.5.15 Felt calendersA.7.5.16 Hank dryersA.7.5.17 Package dryersA.7.5.18 Tunnel dryersA.7.5.19 Radio frequency dryersA.7.5.20 Drying chambers,ovensA.7.5.21 Vacuum dryers

A.7.5.22 Discontinuous tumblers

14

Page 96: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.7.6 Finishing machines A.7.6.1 Damping machinesA.7.6.2 Agers, steaming machines and apparatus A.7.6.3 Decatising machineryA.7.6.4 Raising machinesA.7.6.5 Tigering machinesA.7.6.6 Polishing machinesA.7.6.7 Shearing machinesA.7.6.8 Cutting machines for velvets and velveteensA.7.6.9 Suede finishing machinesA.7.6.10 Brushing machinesA.7.6.11 Waxing machinesA.7.6.12 Pile finishing machinesA.7.6.13 Finish breaking machinesA.7.6.14 Air jet finishing machinesA.7.6.15 CalendersA.7.6.16 Singeing machinesA.7.6.17 Roller pressesA.7.6.18 Finishing pressesA.7.6.19 Knitwear ironing pressesA.7.6.20 Preboarding machinesA.7.6.21 Boarding machines for knitwearA.7.6.22 Finishing machines for knitwearA.7.6.23 Finshing machines for narrow fabricsA.7.6.24 Pleating machines for the textile industry (for the making-up industry see 8.3.4)A.7.6.25 Carpet glueing machinesA.7.6.26 Shrinking machinesA.7.6.27 PolymerisersA.7.6.28 Combining and laminating machinesA.7.6.29 Coating machinesA.7.6.30 Machines for plasma treatmentA.7.6.31 Padding and impregnating machines

15

Page 97: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.7.6.32 Flock-printing machinesA.7.6.33 Degreasing machines

A.7.7 Cutting, inspecting, measuring, rolling, and folding A.7.7.1 Hot-cutting machines machinery A.7.7.2 Mechanical cutting machines

A.7.7.3 Laser cutting machinesA.7.7.4 Ultrasonic cutting machinesA.7.7.5 Inspecting machinesA.7.7.6 Measuring, rolling and folding machines for woven fabricsA.7.7.7 Measuring, rolling and folding machines for knitted fabricsA.7.7.8 Measuring, rolling and folding machines for nonwovens A.7.7.9 Measuring, rolling and folding machines for narrow fabrics

A.7.8 Auxiliary machinery for washing, bleaching, dyeing, A.7.8.1 Mixing machines for colours and finishing agents, colour straining and emulsifing printing, drying, finishing, cutting, rolling, and folding A.7.8.2 Dyeing colour kitchens

A.7.8.3 Colour kitchens for printing paste preparationA.7.8.4 Colour and chemical dispensing systemsA.7.8.5 Roller engraving machinesA.7.8.6 Engraving systems for rotary screensA.7.8.7 Patterning systems for flat screensA.7.8.8 Auxiliary machinery for transfer printingA.7.8.9 Cleaning machines for screensA.7.8.10 Grinding machinesA.7.8.11 Presses for bumps, tows and topsA.7.8.12 Bag stitching and end-to-end sewing machinesA.7.8.13 Weft straightenersA.7.8.14 Rope detwisting, turning and slitting machinesA.7.8.15 Winding and plaiting devicesA.7.8.16 Transport devices for washing, bleaching, dyeing, printing, drying, finishing,

cutting, rolling and folding

16

Page 98: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.7.9 Accessories for washing, bleaching, dyeing, printing, A.7.9.1 Shearing-blades and rollersdyeing, finishing, cutting, rolling, and folding machinery *) A.7.9.2 Dye beams

A.7.9.3 Pins, stenter clips and pin platesA.7.9.4 Conveyor belts for dryersA.7.9.5 Screens for printing A.7.9.6 Papers for transfer printingA.7.9.7 Printing rollersA.7.9.8 Ink jet printing headsA.7.9.9 Calenders bowlsA.7.9.10 Flexible clothing for raising machinesA.7.9.11 Roller coveringsA.7.9.12 Stretching rollersA.7.9.13 Expanders for fabrics in rope formA.7.9.14 Fabrics guiding devicesA.7.9.15 Online sensors and measuring devicesA.7.9.16 Winding rollersA.7.9.17 Blankets for printing and finishingA.7.9.18 Hosiery shapes

A.8 MACHINERY AND ACCESSORIES FOR THE MAKING-UP INDUSTRY

A.8.1 Machinery for model preparation, cutting preparation A.8.1.1 Grading and placing machines and cutting A.8.1.2 3D body scanner

A.8.1.3 Cloth spreading, laying and unrolling machinesA.8.1.4 Automatic cutting machinesA.8.1.5 Hand operated cutting machinesA.8.1.6 Cutting knivesA.8.1.7 Laser pattern cutting machines

A.8.2 Machinery for sewing, fusing, linking and quilting A.8.2.1 Sewing machinesA.8.2.2 Fusing equipment for thermoplastic fabricsA.8.2.3 Ultrasonic welding equipment

17

Page 99: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.8.2.4 Quilting and matters machineryA.8.2.5 Linking machinesA.8.2.6 Single and multihead embroidery machines (for shuttle embroidery machines see

6.1.5)

A.8.3 Machinery for product finishing A.8.3.1 Transfer printing pressesA.8.3.2 Ironing and molding machinesA.8.3.3 Steaming machinesA.8.3.4 Pleating apparatus (for pleating machines for the textile industry see 7.6.24)

A.8.4 Auxiliary machinery for sewing, fusing, linking and A.8.4.1 Serrated edge sample cutting machinesquilting A.8.4.2 Folding machines for ready made textiles and garments

A.8.4.3 Conveying systems

A.8.5 Accessories for machinery for the making-up industry *) A.8.5.1 Sewing machine parts and accessories

A.8.5.2 Online sensors and measuring devices

A.9 LABORATORY TESTING AND MEASURING EQUIPMENT, ACCESSORIES

A.9.1 Devices for sample preparationA.9.2 Testing devices for textile machinery parts (e.g.

for spinnerets, card clothing ets.)A.9.3 Textile testing and measuring equipment for fibres

and yarnsA.9.4 Textile testing and measuring equipment for fabricsA.9.5 Conditioning apparatus for laboratoryA.9.6 HygroscopesA.9.7 Colour measuring instrumentsA.9.8 Equipment for textile chemistryA.9.9 Accessories for laboratory testing and measuring

equipment

18

Page 100: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.10 TRANSPORT, HANDLING, STORING, AND PACKING EQUIPMENT,ACCESSORIES

A.10.1 Transport, handling and storing equipment A.10.1.1 Pneumatic conveyors systemsA.10.1.2 Storing equipment

A.10.2 Equipment for packing, labelling and sample A.10.2.1 Packing, labelling and marking machines for yarns and fabricspreparation, accessories *) A.10.2.2 Packing, labelling and marking machines for the making-up industry

A.10.2.3 Machines for preparation of textile samples

A.11 EQUIPMENT FOR REYCLING, WASTE REDUCTION AND POLLUTIONPREVENTION, ACCESSORIES

A.11.1 Equipment for waste water treatmentA.11.1 Dust extracting and collecting equipment (incl. components)A.11.1 Equipment for exhaust air cleaningA.11.1 Other equipment for waste reduction and

pollution prevention (for fiber and fabric reclamation lines, see 1.1.13 and 1.2.6)

A.11.5 Accessories for equipment for recycling, wastereduction and pollution prevention

A.12 SOFWARE FOR DESIGN, DATA MONITORING, PROCESSING AND INTEGRATED PRODUCTION

A.12.1 Electronic design and engineering system (CAD, CAE) A.12.1.1 Electronic systems for the spinning industryA.12.1.2 Electronic systems for the weaving industryA.12.1.3 Electronic systems for the knitting industryA.12.1.4 Electronic systems for the dyeing, printing and finishing industryA.12.1.5 Electronic systems for the embroidery and makin-up industry

19

Page 101: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)(2)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

A.12.2 Software systems for data monitoring and A.12.2.1 Software systems for the spinning industryprocessing (CAM, incl. controls) A.12.2.2 Software systems for the weaving industry

A.12.2.3 Software systems for the knitting industryA.12.2.4 Software systems for the dyeing, printing and finishing industryA.12.2.5 Software systems for the embroidery and makin-up industry

A.12.3 Sofware systems for knowledge management, A.12.3.1 Sofware for knowledge managementproduction management and supply chain A.12.3.2 Software systems for supply chain managent (SCM) in textile networksmanagement A.12.3.3 Software for enterprise resource planning (ERP), production planning

and schedulling (PPS)A.12.3.4 Environmental Management SystemsA.12.3.5 Quality Management Systems

A.12.4 Equipment and products to ensure machinery A.12.4.1 Antistatic equipmentand plant operations A.12.4.2 Lubricating equipment, incl. mixers and lubricants/oils

A.12.4.3 Power transmission equipment; electrical motors and drivesA.12.4.4 Air conditioning plants A.12.4.5 Air humidifiersA.12.4.6 Air compressorsA.12.4.7 Steam generatorsA.12.4.8 Speciallised lighting and lighting fixturesA.12.4.9 Safety equipment to protect workers(e.g. work clothes, ear protectors

safety devices)

Keterangan :

*) Pembelian accessories dan suku cadang harus bersama-sama dengan pembelian mesin/peralatan induknya sepanjang termasuk dalam satu paket opsi pembelian mesin/peralatan utama dan hanya digunakan untuk keperluan perusahaan yang bersangkutan

20

Page 102: juknis restrukturisasi ITPT

B. DAFTAR MESIN/PERALATAN

INDUSTRI ALAS KAKI

Page 103: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

B. INDUSTRI ALAS KAKI

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)

B.1 LAST MODELING & PATTERN CUTTER

B.1.1 Last Modeling Equipment & Machinery B.1.1.1 Drafting and modelling equipments (peralatan pembuatan model)B.1.1.2 Roring Machine

B.1.2 CAD/CAM Pattern Engineering B.1.2.1 2D DigitizerB.1.2.2 3D DigitzerB.1.2.3 2D CAD/CAM Footwear pattern engineering softwear applicationB.1.2.4 3D CAD/CAM Footwear pattern engineering softwear applicationB.1.2.5 Computer with high graphic specification purposeB.1.2.6 Crispin SoftwareB.1.2.7 Satra Sum SoftwareB.1.2.8 PlotterB.1.2.9 Printer

B.2 CLICKING / CUTTING

B.2.1 Preparation B.2.1.1 Leather Measurement machine (mesin ukur kulit)

B.2.2 Clicking Machine B.2.2.1 Swing arm clicking machineB.2.2.2 Traveling head clicking machineB.2.2.3 Hydraulic cutting beam machine

B.2.3 Supporting B.2.3.1 Cutting machineB.2.3.2 Gerinda machineB.2.3.3 Press Datar M/C

B.3 CLOSING PREPARATION

B.3.1 Closing Preparation B.3.1.1 Leather embossing machine

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

(2)

1

Page 104: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

(2)

B.3.1.2 Non leather embossing machineB.3.1.3 Leather component splitting machineB.3.1.4 Skiving machineB.3.1.5 Printing equipmentsB.3.1.6 Size marking machineB.3.1.7 Welding machineB.3.1.8 High Frequency welding machineB.3.1.9 Press Toe Lex machineB.3.1.10 Pra Buffing machineB.3.1.11 Buffing machineB.3.1.12 Splitting machineB.3.1.13 Punch pressing machineB.3.1.14 Webbing cutting machineB.3.1.15 Hotmelt glue aplicatorB.3.1.16 Hotmelt universal worker machineB.3.1.17 Hotmelt spray machineB.3.1.18 Scribing machineB.3.1.19 Brand name press warm machineB.3.1.20 Peeling machineB.3.1.21 Automatic high speed paperboard

B.3.2 Supporting B.3.2.1 Latex adhesive equipmentB.3.2.2 Polyurethane adhesive equipmentB.3.2.3 Planner cutting boardB.3.2.4 Laminating machineB.3.2.5 Foam knife machineB.3.2.6 Gluing machine for latex glueB.3.2.7 Thermo plastic cementB.3.2.8 Soft roller cementing machineB.3.2.9 Hotmelt glue coatingB.3.2.10 Heat & steam leather drying softening machine

2

Page 105: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

(2)

B.4 SEWING MACHINE

B.4.1 Sewing Machine B.4.1.1 Flat bed single needle sewing machine for leather specificationB.4.1.2 Flat bed double needle sewing machine for leather specificationB.4.1.3 Post bed single needle sewing machine for leather specificationB.4.1.4 Post bed double needle sewing machine for leather specificationB.4.1.5 Cylinder bed sewing machine for leather specificationB.4.1.6 Zigzag sewing machine for leather specificationB.4.1.7 Single needle lockstitch machineB.4.1.8 Obras machineB.4.1.9 Computerized stitching machineB.4.1.10 Hammering machineB.4.1.11 Edge folding machineB.4.1.12 Binding machineB.4.1.13 Punching machineB.4.1.14 Eyeletting machineB.4.1.15 Stitchfolding machineB.4.1.16 Shoelast binding machineB.4.1.17 Strobel mesin complete set with ho-hsing servo motorB.4.1.18 Stroble machineB.4.1.19 Rivetting machineB.4.1.20 Double threads lock stitchB.4.1.21 Upper linking injection molding machineB.4.1.22 Torielli program machineB.4.1.23 Ariance machineB.4.1.24 Chamber Oven Pemanas M/CB.4.1.25 Buffing Horizontal machineB.4.1.26 Dryer MachineB.4.1.27 Vibration Staking MachineB.4.1.28 Roller Coating Machine

3

Page 106: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

(2)

B.4.2 Suporting B.4.2.1 Seam tape machineB.4.2.2 Water test machineB.4.2.3 Size label printing machineB.4.2.4 Water proof layering machineB.4.2.5 Beading machineB.4.2.6 Automatic glue coating machineB.4.2.7 Plastic upper on new machineB.4.2.8 Thermo cementing edge folding machineB.4.2.9 Logo type machineB.4.2.10 Heat transfer label machineB.4.2.11 Auto spreed hammerB.4.2.12 Complete shoe upper sewing line B.4.2.13 Glue machine

B.5 LASTING AND ASSEMBLING

B.5.1 Lasting Machine B.5.1.1 Backpart moulding machine (pembentuk belakang sepatu)B.5.1.2 Toe puff attaching machine (peralatan pres toe puff)B.5.1.3 Bottom roughing machine (lasting allowance)B.5.1.4 Sole attaching machineB.5.1.5 Heat adhesive reactivating machine (mesin reaktivasi lem)B.5.1.6 Cooling unit (alat mendinginkan dalam menfinalisasi bentuk sepatu)B.5.1.7 Open last machine / last slipping machineB.5.1.8 Toe lasting machineB.5.1.9 Side lasting machineB.5.1.10 Heel lasting machineB.5.1.11 Automatic heat seat machineB.5.1.12 Outside Stiching machineB.5.1.13 Abrasive belt trimming machineB.5.1.14 Steam vamp moulding machineB.5.1.15 Inside pressing machineB.5.1.16 Inside extruding machine

4

Page 107: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

(2)

B.5.1.17 Hydraulic walled sole attaching machineB.5.1.18 Hydraulic Toe/Heel/side pressing machineB.5.1.19 Hydraulic Front/rear pressing machineB.5.1.20 Needle/metal detector machineB.5.1.21 Seat flattering machineB.5.1.22 Shoe upper condition machineB.5.1.23 Auto quarter beating machine

B.5.1.24 Hot & cold back part moulding machineB.5.1.25 Hot pressB.5.1.26 DegreaserB.5.1.27 Sponge pressB.5.1.28 Spray paintingB.5.1.29 EmbroideryB.5.1.30 Folding machineB.5.1.31 Vacuum molding machineB.5.1.32 Insole molding machineB.5.1.33 Pneumatic stapling modB.5.1.34 CMP press suplay & drainB.5.1.35 Automatic rubber sole press machine B.5.1.36 Shaping machineB.5.1.37 Shoe mold cleaning machineB.5.1.38 Injection midsole cleanerB.5.1.39 Dispersion kneaderB.5.1.40 Cool shaping machineB.5.1.41 UV curing equipmentB.5.1.42 Mesin roll primerB.5.1.43 UV oven conveyorB.5.1.44 Glue manufacturing machineB.5.1.45 Auto high speed feeding machineB.5.1.46 White soft gluing machine of glueB.5.1.47 Shredder & recycling equipmentB.5.1.48 Crusher machine

5

Page 108: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

(2)

B.5.1.49 Automatic pneuomatic heelB.5.1.50 Water based(nature based) automatic adhesive machineB.5.1.51 Multicolored extruderB.5.1.52 Foxing tape auto cuttingB.5.1.53 Auto water wipingB.5.1.54 Electronic rubber sheet cuttB.5.1.55 Foxing tape winding for extruder machineB.5.1.56 Foxing tape let off machine for asembly lineB.5.1.57 Thread rolling machineB.5.1.58 Rubber cutterB.5.1.59 Bak emulsionB.5.1.60 Strip cutting machineB.5.1.61 Midsole cleanerB.5.1.62 Moulding machine (vulcanisation rubber press machine)

B.5.2 Suporting B.5.2.1 Automatic shoe chilling machineB.5.2.2 Fast drying machineB.5.2.3 Steam conditioning machineB.5.2.4 Roughing machineB.5.2.5 Toe box fusing machineB.5.2.6 Rotaring machineB.5.2.7 Lasting conveyor machineB.5.2.8 Infrared oven machineB.5.2.9 Netting belt conveyor machineB.5.2.10 Side seam sewing machineB.5.2.11 Toe setivator machineB.5.2.12 Iron rod belt conveyor machineB.5.2.13 Vacuum molding machineB.5.2.14 Cementing MachineB.5.2.15 Adhesive Aplication machine

B.5.2 Suporting B.5.2.16 Trimming machineB.5.2.17 Vamp edge trimming machine

6

Page 109: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

(2)

B.5.2.18 Edge setting machineB.5.2.19 Oven machineB.5.2.20 Waxing machineB.5.2.21 Brushing machineB.5.2.22 Polishing machineB.5.2.23 Bottom pressing machineB.5.2.24 Outsole mould injectionB.5.2.25 PU outsole making machineB.5.2.26 Conveyor line whith heating chamberB.5.2.27 Inseam sewing machineB.5.2.28 Cooling machineB.5.2.29 Toe cap systemB.5.2.30 Toe box pressB.5.2.31 Pneumatic glue mixingB.5.2.32 Wipe the gumsi playout setB.5.2.33 Thread blower / Thread burnerB.5.2.34 Rubber belt conveyor - LaminatingB.5.2.35 Rubber belt conveyorB.5.2.36 Plastic shoes injection molding machineB.5.2.37 Dust collectorB.5.2.38 Eva shaping machineB.5.2.39 Conveyor towerB.5.2.40 Tank of vulcanizingB.5.2.41 Air clear glue machineB.5.2.42 Thermo plastic rubber box foladerB.5.2.43 Adhesive inject ion machineB.5.2.44 Declined conveyorB.5.2.45 Inclined conveyorB.5.2.46 Roughing machine for irregular profileB.5.2.47 Finishing belt conveyorB.5.2.48 MetrolicB.5.2.49 Zebra Printer

7

Page 110: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

(2)

B.6 RESEARCH AND DEVELOPMENT

B.6.1 Testing Equipment B.6.1.1 Light fastness testerB.6.1.2 CrockmeterB.6.1.3 Odorfastness to prespiration testerB.6.1.4 Leather tickness GaugeB.6.1.5 Digital leather softness testerB.6.1.6 Light box colour assessmentB.6.1.7 Material hardness testing machine durometerB.6.1.8 Hand grindingB.6.1.9 Profile GaugeB.6.1.10 ShoehornB.6.1.11 Shoe stretcherB.6.1.12 Hydraulic hell seat tester by tackB.6.1.13 Tensile strengthB.6.1.14 Leather softener testB.6.1.15 Mesin Test ReceiptackleB.6.1.16 Mesin test studB.6.1.17 SpectrophotometerB.6.1.18 Compression cageB.6.1.19 Adapter for non satra machineB.6.1.20 Toe puff compression testerB.6.1.21 Flexing machineB.6.1.22 Lateral wear test machineB.6.1.23 Linear wear test machineB.6.1.24 Wear test machineB.6.1.25 Shoe bending testerB.6.1.26 Super daylightB.6.1.27 Abrasion Resistance TesterB.6.1.28 DensicomB.6.1.29 Polarized zeeman atomicabsorption

8

Page 111: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

(2)

B.6.1.30 A microwave melt deviceB.6.1.31 Analytical of electrical balanceB.6.1.32 Akron abration tester

B.7.1 Equipment and products to ensure B.7.1.1 Air compressors complete setB.7.1.2 Steam boiler for production.

Keterangan : *) Pembelian accessories dan suku cadang harus bersama-sama dengan pembelian mesin/peralatan induknya sepanjang termasuk dalam satu paket opsi pembelian mesin/peralatan utama dan hanya digunakan untuk keperluan perusahaan yang bersangkutan

9

Page 112: juknis restrukturisasi ITPT

C. DAFTAR MESIN/PERALATAN

INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

Page 113: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

C. INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)

C.1 SOAKING / LIMING

C.1.1 Soaking / Liming Equipments C.1.1.1 Drum ( Wooden, PVC, Stainless Steel)C.1.1.2 VasselC.1.1.3 PaddleC.1.1.4 Fleshing machineC.1.1.5 Splitting machineC.1.1.6 Scudding machineC.1.1.7 Hair filter pressC.1.1.8 Salt machineC.1.1.9 Equipment for automation

C.1.2 Supporting C.1.2.1 GrindsC.1.2.2 CraneC.1.2.3 ConveyorC.1.2.4 PumpC.1.2.5 Depilating machineC.1.2.6 Unhairing

C.2 DELIMING/BATING/PICKLING AND CHROME TANNING

C.2.1 Deliming / Bating / Pickling And Chrome Tanning C.2.1.1 Drum ( Wooden, PVC, Stainless Steel)C.2.1.2 Sammying machineC.2.1.3 Shaving machineC.2.1.4 Scale

C.3 RETANNING / DYEING

C.3.1 Retanning And Dyeing C.3.1.1 Drum ( Wooden, PVC, Stainless Steel)C.3.1.2 Setting out machineC.3.1.3 Wet Stretching

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

(2)

1

Page 114: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

(2)

C.3.1.4 Hide machineC.3.1.5 Toggling machineC.3.1.6 Stacking machineC.3.1.7 Wet blue stacker

C.3.2 Supporting C.3.2.1 Overhead ConveyorC.3.2.2 ConditioningC.3.2.3 AquamixC.3.2.4 Vacuum DryerC.3.2.5 Chemical dosing

C.4 FINISHING

C.4.1 Finishing C.4.1.1 Sole leather machineC.4.1.2 Buffing machineC.4.1.3 Glazing machineC.4.1.4 Ironing machineC.4.1.5 Polishing machineC.4.1.6 Dedusting machineC.4.1.7 Perforating machineC.4.1.8 Embossing machineC.4.1.9 Rotaring machineC.4.1.10 Hydraulic PressC.4.1.11 Roller Coating machineC.4.1.12 Automatic spraying machineC.4.1.13 Leather Measuring MachineC.4.1.14 Hydraulic Embossing Press MachineC.4.1.15 Hydraulic Ironing Press MachineC.4.1.16 Leather StackerC.4.1.17 Chemical Plastic tankC.4.1.18 Prodomix MachineC.4.1.19 Chamber Filter Press for Sewage Treatment

2

Page 115: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

(2)

C.4.1.20 Curtain Coating MachineC.4.1.21 Finiflex Ironing MachineC.4.1.22 Hang-Up Drying Line

C.4.2 Supporting C.4.2.1 Spray BoothC.4.2.2 Cutting coatingC.4.2.3 Mixer machineC.4.2.4 Refrigerated air dryerC.4.2.5 Air filter set

C.5 RESEARCH AND DEVELOPMENT

C.5.1 Laboratory / Testing Equipment C.5.1.1 Stainless Steel trial drumC.5.1.2 Wooden trial drumC.5.1.3 Laboratory testing equipmentC.5.1.4 Tensile Strength TesterC.5.1.5 Colouring testerC.5.1.6 Testing equipment

C.6 PACKAGING

C.6.1 Packaging Equipments C.6.1.1 Seam Pressing and taping machineC.6.1.2 Thermoplastic wrap machineC.6.1.3 Auto separatory machineC.6.1.4 Inspection machine

3

Page 116: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

NOKODE M/P

JENIS MESIN/PERALATAN

(1) (3) (4)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN

(2)

C.7 EQUIPMENT AND PRODUCTS TO ENSURE PLANT OPERATION

C.7.1 Equipment and product to ensure Plant Operation C.7.1.1 Steam boiler for productionC.7.1.2 Air compressorsC.7.1.3 Equipment for waste water treatment

Keterangan : *) Pembelian accessories dan suku cadang harus bersama-sama dengan pembelian mesin/peralatan induknya sepanjang termasuk dalam satu paket opsi pembelian mesin/peralatan utama dan hanya digunakan untuk keperluan perusahaan yang bersangkutan

4

Page 117: juknis restrukturisasi ITPT

LAMPIRAN 2

Page 118: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

1

14

Page 119: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

2

Page 120: juknis restrukturisasi ITPT

LAMPIRAN 3

Page 121: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

1

FORM A.1 KOP SURAT PERUSAHAAN

SURAT PERMOHONAN MENGIKUTI PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI

RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN ITPT SERTA IAK TIPE NORMAL

Nomor : ………………………… Kepada Yth. Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 9 JAKARTA SELATAN

Dengan hormat,

Sehubungan dengan Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT serta IAK, Kementerian Perindustrian TA 2012, dengan ini kami mengajukan permohonan mengikuti program tersebut untuk usaha kami sebagai berikut : Nama Perusahaan : ................................................................. N P W P : ................................................................. Alamat Kantor : ................................................................. : ....................................... Kota/Kab............ Telp/Fax : ................................................................. Alamat Pabrik 1 : ................................................................. : ....................................... Kota/Kab........... Telp/Fax : ................................................................ : ................................................................. Alamat Pabrik 2 : ................................................................. : ....................................... Kota/Kab........... Telp/Fax : ................................................................. Jenis Industri (sesuai Ijin) : ................................................................. Ijin Usaha Industri (beberapa Ijin) : lihat form B.3 Nama Direksi yang berwenang : ................................................................. Jabatan (sesuai AD/ART) : ................................................................. Harga Mesin/Peralatan : ...........................................(sesuai valuta) Eq. Rp……………………………………....**) Sumber Pembiayaan : Dana Sendiri dan/atau Kredit Bank dan/atau

Sewa-Beli LKBB dan/atau Kredit Supplier Mesin *)

Nama Bank Pemberi Pembiayaan : ................................................................ Nama LKBB Pemberi Pembiayaan : ................................................................ Nama Supplier Pemberi Pembiayaan : ................................................................

Page 122: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

2

Sebagai bahan pertimbangan terlampir kami sampaikan :

A. Dokumen yang dipersyaratkan oleh Petunjuk Teknis sebagai berikut: 1) Daftar Mesin/Peralatan yang diajukan untuk mengikuti program (Form A.2); 2) Copy Salinan Akta Pendirian Perusahaan dan seluruh Akta-akta perubahannya

(lengkap) serta Akta Susunan Pengurus terakhir berikut Ringkasan Akta-akta tersebut (Form B.1);

3) Fotocopy N P W P perusahaan; 4) Fotocopy KTP/Passport Pengurus Perusahaan (Form B.2); 5) Rekapitulasi ijin usaha industri TPT/IAK/IPK *) yang dimiliki (Form B.3) dan

melampirkan photocopy ijin usaha industri termasuk ijin perluasannya. 6) Studi Kelayakan Usaha (SKU), yang terkait dengan pembelian mesin/peralatan

sebagaimana angka 1) di atas (Form C); 7) Bukti Ketersediaan Sumber Dana (BKSD) untuk pembelian mesin/peralatan,

antara lain berupa: a) Surat Keterangan Bank (SKB), Surat Keterangan LKBB (SKLKBB), dan

atau Surat Keterangan Supplier Mesin (SKSM) yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah menerima pengajuan permohonan kredit/ pembiayaan dari ITPT/IAK/IPK *) pemohon dan atau telah memberikan kredit/pembiayaan kepada pemohon (sesuai Form D.1, D.2, dan D.3); dan atau

b) Surat Pernyataan Ketersediaan Dana Sendiri (SPKDS) untuk pembelian Mesin/Peralatan dari Dana Sendiri (Form E) berikut fotocopy bukti ketersediaan dana (saldo rekening koran bulan terakhir/deposito atas nama Perusahaan dan atau Pemegang Saham dan atau Pengurus Perusahaan yang tercantum dalam Akte terakhir/bukti pembayaran) yang secara keseluruhan nilainya minimal sebesar 25 % (dua puluh lima persen) dari harga pembelian mesin/peralatan dimaksud;

8) Fotocopy dokumen bukti kemajuan proses pembelian mesin/peralatan, antara lain Purchase Order (PO), Order Confirmation (OC), Sales Contract (SC), Letter of Credit dan atau Invoice serta dokumen lainnya (lampirkan sesuai dengan dokumen yang tersedia ).

9) Surat Pernyataan dan Jaminan (Form F.1); dan 10) Kartu Nama Pejabat yang menandatangani Surat Keterangan dimaksud angka 7)

huruf a di atas.

B. Kami menyatakan bahwa perusahaan kami tidak sedang mengikuti program sejenis di Kementerian Perindustrian untuk Tahun Anggaran 2012.

Demikian permohonan ini kami ajukan untuk dapat dipertimbangkan, atas perhatiannya disampaikan terima kasih. ....................... ….., 20…. Pemohon PT…....……...,

Materai Rp.6000/ TTd/Stempel Perusahaan ……………………………. Jabatan : Direktur Utama/Direktur *) Coret yang tidak perlu **) Nilai dan valuta harus sesuai dengan pada Form A.2 ***) Dibuat dalam rangkap 2 (dua)

Page 123: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

1

FORM A.1.1 KOP SURAT PERUSAHAAN

SURAT PERMOHONAN MENGIKUTI PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI

MESIN/PERALATAN ITPT SERTA IAK TIPE LANGSUNG

Nomor : ………………………… Kepada Yth. Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 9 JAKARTA SELATAN Dengan hormat,

Sehubungan dengan Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT serta IAK, Kementerian Perindustrian TA 2012, dengan ini kami mengajukan permohonan mengikuti program tersebut untuk usaha kami sebagai berikut :

Nama Perusahaan : ................................................................. N P W P : ................................................................. Alamat Kantor : ................................................................. : ....................................... Kota/Kab............ Telp/Fax : ................................................................. Alamat Pabrik 1 : ................................................................. : ....................................... Kota/Kab........... Telp/Fax : ................................................................ : ................................................................. Alamat Pabrik 2 : ................................................................. : ....................................... Kota/Kab........... Telp/Fax : ................................................................. Jenis Industri (sesuai Ijin) : ................................................................. Ijin Usaha Industri (beberapa Ijin) : lihat form B.3 Nama Direksi yang berwenang : ................................................................. Jabatan (sesuai AD/ART) : ................................................................. Harga Mesin/Peralatan : ...........................................(sesuai valuta) Eq. Rp……………………………………....**) Sumber Pembiayaan : Dana Sendiri dan/atau Kredit Bank dan/atau

Sewa-Beli LKBB dan/atau Kredit Supplier Mesin *)

Nama Bank Pemberi Pembiayaan : ................................................................ Nama LKBB Pemberi Pembiayaan : ................................................................ Nama Supplier Pemberi Pembiayaan : ................................................................

Page 124: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

2

Sebagai bahan pertimbangan terlampir kami sampaikan :

A. Dokumen yang dipersyaratkan oleh Petunjuk Teknis PRPI sebagai berikut :

1. Daftar Mesin/Peralatan yang diajukan untuk mengikuti program (Form A.2 dan J.2);

2. Seluruh dokumen pembelian mesin/peralatan dan dokumen pembayaran yang telah dilegalisir dengan memenuhi ketentuan syarat pencairan program revitalisasi sesuai Bab II huruf B butir b.1.1 s/d B b.1.4 Petunjuk Teknis ini;

3. Surat Keterangan Legalisir (Form F.3, F.4 dan F.5) dan Kartu Nama Pejabat yang menandatangani dokumen dimaksud angka 2) di atas.

4. Rekapitulasi pembayaran pembelian mesin/peralatan (Form K);

5. Copy Salinan Akta Pendirian Perusahaan dan seluruh Akta perubahannya (lengkap) serta Akta Susunan Pengurus yang terakhir berikut Ringkasan Akta-akta tersebut (sesuai Form B.1);

6. Fotocopy N P W P perusahaan;

7. Fotocopy KTP/Passport Pengurus Perusahaan (Form B.2);

8. Rekapitulasi ijin usaha industri TPT/IAK/IPK *) yang dimiliki (Form B.3) dan melampirkan photocopy ijin usaha industri termasuk ijin perluasannya.

9. Studi Kelayakan Usaha (SKU), yang terkait dengan pembelian mesin/ peralatan sebagaimana angka 1) di atas (Form C)

10. Surat Pernyataan dan Jaminan ( Form F.1 ).

B. Kami menyatakan bahwa perusahaan kami tidak sedang mengikuti program sejenis di Kementerian Perindustrian untuk Tahun Anggaran 2012.

Demikian permohonan ini kami ajukan untuk dapat dipertimbangkan, atas perhatiannya disampaikan terima kasih. ....................... ….., 20.... Pemohon PT…....……...,

Materai Rp.6000/ TTd/Stempel Perusahaan ……………………………. Jabatan : Direktur Utama/Direktur *) Coret yang tidak perlu **) Nilai dan valuta harus sesuai dengan pada Form A.2 ***) Dibuat dalam rangkap 2 (dua)

Page 125: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

Form A.2 ( TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *)

PT………………………..

L/C Non L/C Ya Tidak(1) (3) (4) (5) (6) (8) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Kode M/PJenis M/PMerkTahun PembuatanSpek Teknis/ RPM (Speed)Kap. MesinKode M/PJenis M/PMerkTahun PembuatanSpek Teknis/ RPM (Speed)Kap. MesinKode M/PJenis M/PMerkTahun PembuatanSpek Teknis/ RPM (Speed)Kap. Mesin

VALUTA NILAI KURS VALUTA

USD ................... …………. Eq Rp. …………..EUR ................... …………. Eq Rp. …………..JPY ................... …………. Eq Rp. …………....... ................... .............. Eq Rp. ………….. Dibuat di ……….., …../………/20....

Jumlah **) ………….

PETUNJUK PENGISIAN Materai Rp 6000/TTD/Stempel Perusahan1 Pengisian Daftar Mesin harus mengacu kepada Daftar Lampiran Mesin/Peralatan yang ada pada Buku Juknis2 Kolom 2 : Disesuaikan dengan Lampiran 1 Daftar Mesin/Peralatan pada Petunjuk Teknis3 Kolom 7 : Pilih yang sesuai Jabatan : Direktur Utama/Direktur4 Kolom 8 : Pilih yang sesuai : Kredit Bank/Pembiayaan LKBB/Kredit Supplier/Dana Sendiri5 Kolom 9: Pilih yang sesuai6 Kolom 10 dan 11 : Isi tanggal, bulan dan tahun7 Kolom 12 : Pilih yang sesuai : Penggantian/Penambahan/perluasan8 Kolom 13 : Pilih yang sesuai : peningkatan produktifitas/efisiensi/mutu produk9 Lampirkan bukti-bukti kemajuan proses pembelian M/P dan kemajuan proses pembiayaan10 Tabel dibuat rangkap 2 (dua) : 1 (satu) untuk lampiran SKU dan 1 (satu) untuk lampiran Form A1 atau Form A.1.1.11 Tabel dapat dibuat dalam beberapa halaman dengan ketentuan setiap halaman harus terdapat kolom 1 dan 212 Untuk penentuan Nilai Investasi dalam Rupiah, gunakan Kurs Pajak per tanggal 1 Januari 2012 ( PPh 21.com )

*) Coret yang tidak perlu**) Nilai dan valuta harus sama dengan pada Form A.1 atau Form A.1.1.

3

NILAI DALAM RUPIAH

1

2

Waktu Pelunasan Pembelian

M/P

Status Mesin dijaminkan

Sumber Pembiayaan

Pembelian M/P

(2)

Dampak/ Manfaat Investasi M/P

Tujuan Pembelian M/P

Waktu Kedatangan M/P

USD…………

Negara Produsen

M/P

Jumlah Unit

Harga Total (3) x (4)

Harga Satuan

(7)

Cara Pembelian

(9)

DAFTAR MESIN/PERALATAN YANG AKAN / TELAH DIBELI *)DENGAN SUMBER PEMBIAYAAN DARI KREDIT BANK DAN/ATAU PEMBIAYAAN LKBB DAN/ATAU KREDIT SUPPLIER DAN/ATAU DANA SENDIRI *)

Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAKTabel Mesin/Peralatan Lampiran Permohonan Mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui

Mesin/PeralatanNO Ket.Rencana Lokasi Penempatan M/P

Page 126: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM B.1 TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *)

KOP PERUSAHAAN

DAFTAR AKTA PERUSAHAAN + PERUBAHANNYA PT.............................

No.

Nomor & Tgl. AKTA

Tentang

Pengesahan Menkeh/Menkumham

Berita Negara RI (BNRI)

No Tanggal No Tanggal I. Akta Pendirian

No. ............... Tgl. ............... Notaris.................

II. Akta Perubahan 1.

No. ............... Tgl. ............... Notaris................

2. No. ............... Tgl. ............... Notaris...............

3. No. ............... Tgl. ............... Notaris...............

4. No. ............... Tgl. ............... Notaris...............

5. No. ............... Tgl. ............... Notaris...............

III Akta Susunan Pengurus Terakhir No................ Tgl............... Notaris…………..

Dibuat di ……………, ……/……/20....

Materai Rp.6000 /TTD/Stempel Perusahaan

Nama : ………………………………… Jabatan :Direktur Utama/Direktur *) Pilih yang sesuai

Page 127: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Form B.2 TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *)

KOP PERUSAHAAN

DAFTAR SUSUNAN PENGURUS PERUSAHAAN

( Dibuat berdasarkan data terakhir dan sesuai akta Notaris ).

Nama PT :.................................................................................................................

Alamat :.................................................................................................................

Akta Pengurus Terakhir No. .................................... Tgl. ...................................................

Notaris :.................................................................., Di ........................................

Surat Keputusan Kementerian Hukum dan HAM No.............. Tanggal .................................

No. Nama & Jabatan KTP/Passport*

Kewarganegaraan No Jatuh

Tempo Direksi 1 2 3 4 5 Komisaris 1 2 3 4 5

Dibuat di, ................,..../....../20.... Materai Rp.6000/TTD/Stempel Perusahaan

Nama : ..................................... Jabatan : Direktur Utama/Direktur Catatan : * Agar dilampiri foto copy KTP/Passport dan NPWP masing-masing *) Pilih yang sesuai

Page 128: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM B.3. REKAPITULASI KAPASITAS IJIN, TERPASANG, TERPAKAI DAN JUMLAH PRODUKSI PRPI - ITPT SERTA IAK 2011 ( Dibuat per pabrik )

A. KAPASITAS IJIN - SESUAI IUI/IJIN PERLUASAN PABRIK No. …. Jl. …..

…… …… …… ……. …….1 IUI :

NO. ….TGL. ….

2 IJIN PERLUASAN NO. ….TGL. ….

3 IJIN PERLUASAN NO. ….TGL. ….

TOTAL

*) Isi sesuai jenis produksi pada IUI/Ijin Perluasan secara lengkap dan benar, termasuk satuannya.**) Bila terdapat ijin lama yang digabungkan ke Ijin yang terbit kemudian, jelaskan pada kolom keterangan

B. REKAPITULASI KAPASITAS IJIN, TERPASANG, TERPAKAI DAN JUMLAH PRODUKSI NO. LOKASI PABRIK

1 PABRIK …………… …… …… …… ……. ……. a. Kapasitas Produksi sesuai Ijin b. Kapasitas Produksi Terpasang c. Kapasitas Produksi Terpakai (%) d. Jumlah Produksi

2. PABRIK …………… …… …… …… ……. ……. a. Kapasitas Produksi sesuai Ijin b. Kapasitas Produksi Terpasang c. Kapasitas Produksi Terpakai (%) d. Jumlah Produksi

*) Isi sesuai jenis produksi pada IUI/Ijin Perluasan secara lengkap dan benar, termasuk satuannya.**) Bila terdapat pelampauan kapasitas Ijin sesuai IUI/Ijin Perluasan (IP) agar dijelaskan pada kolom Keterangan

JENIS INDUSTRI IJIN YG DIMILIKI NO.

PT/CV ………………………..……………, ……………………………………2012

(tanda tangan dan nama jelas)

KAPASITAS IJIN MENURUT JENIS PRODUK *)

JENIS PRODUKKETERANGAN

KETERANGAN

Page 129: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM C

TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *)

STUDI

KELAYAKAN USAHA

PT. …………………………………….

PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI

MESIN/PERALATAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL SERTA

INDUSTRI ALAS KAKI

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 20.....

Dibuat oleh : ………………………..

Page 130: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

1

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I : DATA PEMOHON 1-2

BAB II : DATA PABRIK PEMOHON 3-4

BAB III : RENCANA INVESTASI PEMBELIAN MESIN/ PERALATAN ITPT/IAK/IPK *) TA 20.... 5-6

BAB IV : ASPEK PASAR & PEMASARAN 6

BAB V : ASPEK ANALISA KEUANGAN 6

BAB VI : KESIMPULAN 7

LAMPIRAN :

1. Daftar Mesin/Peralatan yang Telah Terpasang sampai Desember 2011

2. Daftar dan Spesifikasi Mesin/Peralatan yang Akan/Telah Dibeli untuk Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK 20..... (Form A.2)

3. Copy Bukti-bukti Progress Pembelian Mesin/Peralatan

4. Copy Bukti-bukti Sumber Pembiayaan yang Telah Tersedia dan/atau Yang Dalam Proses Pengurusan

5. Bagan Alir Proses Produksi

6. Lay – out Pabrik dan Mesin/Peralatan yang akan/telah dibeli

7. Visualisasi Kantor dan Pabrik serta Mesin/Peralatan Saat Ini

8. Daftar Ijin Industri yang Dimiliki ( Form B.3. ) *) Pilih yang sesuai.

Page 131: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

2

BAB I DATA PEMOHON

1. Nama Perusahaan : PT/CV …………………………………………….........……... 2. Alamat Kantor : Jl. …………………………………………………………......... Kab. ……....……, Prop. …….......… Kode Pos ………. 3. Telp./Fax Kantor : ………………………..........……./……………………………. 4. Alamat Pabrik 1 : Jl. ……………………………………………........………….… Kab. ……....….., Prop. ………....…. Kode Pos …….… 5. Telp./Fax. Pabrik 1 : ……………………….........……./………………….…………. 6 Alamat Pabrik 2 : Jl. ………………………………………..............………….… Kab. ……......….., Prop. ………..…. Kode Pos …….… 7. Telp./Fax. Pabrik 2 : ………………………........……./………………………………. 8. NPWP Perusahaan : No. …………………………………………………................ Dikeluarkan oleh KPP ………........… tgl. ….......……. 9. Status Perusahaan : PMDN/PMA/Non PMDN-PMA *) 10 . Akta-akta Perusahaan :

Akta Pendirian : No. ………................…………. Tgl. …………………….. Notaris ………......…………… ( kota …..........……….. ) Pengesahan Menkumham : No. …………...........………. Tgl. ………….....………….. Lembaran Berita Negara : No. ………….....…………. Tgl. ……………........……….. Akta-akta Perubahan : Daftar Sesuai Lampiran ( Form B1 dan B2) dan Susunan Pengurus 11. Perijinan Yang Dimiliki : ( Isi dengan lengkap & sesuai Form B.3. ) a. IUI/IUT*) : No. ……………..………………………….……………………... Tanggal Diterbitkan : Tgl. ……………………………………….……………………….. Masa Berlaku : s/d ………….. ( atau selama perusahaan beroperasi

secara komersial *) Dikeluarkan Oleh : …………………………………………………...............……… Jenis Bidang Usaha Industri : …………………………………………………............………… Jenis Produk : ……………………………………………….........……………… Kapasitas Produksi/Th : ( sesuai ijin tsb ) .…………………...............…………… b. Ijin Usaha Perluasan : IUI/IUT*) : No. ……………..…………………….…………………………... Tanggal Diterbitkan : Tgl. ……………………………………….……………………….. Masa Berlaku : s/d ………….. ( atau selama perusahaan beroperasi

secara komersial *) Dikeluarkan Oleh : ……………………………………………………............……… Jenis Bidang Usaha Industri : ………………………………………………...............………… Jenis Produk : …………………………………………...............……………… Kapasitas Produksi/Th : ( sesuai ijin tsb ) .…………………..........………………… c. Ijin Domisili Pabrik 1 : No. …………………..............……… tgl. …………………. d. Ijin Domisili Pabrik 2 : No. …………………..............……… tgl. …………………. e. SIUP : No. ………………… tgl. ……………… Berlaku s/d …….. f. TDP : No. ………………… tgl. ……………… Berlaku s/d …….. 12. Susunan Pengurus Terakhir : Akta Notaris : No. ………………………..……………. Tgl. ………………… Notaris ………………………………… ( kota ……………. ) *) Pilih yang sesuai.

Page 132: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

3

--------------------------------------------------------------------------------------------------------- No. Jabatan Nama & No. Identitas Diri & Jatuh Tempo ----------------------------------------------------------------------------------------

01 Direksi Direktur Utama : ……......………. KTP/Passport No. ………/tgl. ……… Direktur : ……......………. KTP/Passport No. ………/tgl. ……… Direktur : ……......………. KTP/Passport No. ………/tgl. ………

02 Komisaris Komisaris Utama : ……......………. KTP/Passport No. ………/tgl. ……… Komisaris : ……......………. KTP/Passport No. ………/tgl. ……… Komisaris : ……......………. KTP/Passport No. ………/tgl. ……… --------------------------------------------------------------------------------------------------------

13. Susunan Pemegang Saham : Akta Notaris : No. ………………………… Tgl. …………………….. Notaris ……………………….. ( kota …………….. ) ---------------------------------------------------------------------------------------------------------- No. Nama NPWP % Kepemilikan ------------------------------------------------------------------------------------------ 01 XXX 1234 …...... …..……...........................…. 02 YYY 5678 .....…. ………..…............................ 03 WWW 9101 …...... …..…............................……. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Page 133: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

4

BAB II DATA PABRIK PEMOHON

1. Pabrik 1

Lokasi : Jl. …………….……………………………..…………. : Kab. …………….….., Prop. ………….………… Berdiri : Tahun …….………………………..………………… Ijin Usaha Industri : No. …………….…………. Tgl. ………………….

Diterbitkan oleh : ………………….………………………………………. Jenis Produk : …………………………………………………………… Pemasaran Produk : Ekspor ….. % dan Lokal ……. % ………….. Negara Tujuan Ekspor : …………....……………………………………………. Kapasitas Produksi Terpasang 2011 : ………..………………………………………………... Kapasitas Produksi Terpakai 2011 : …………. % dari kapasitas terpasang Jumlah Produksi 2011 : ..……….. (satuan vol sesuai ijin)

2. Pabrik 2

Lokasi : Jl. …………….……………………………..…………. : Kab. …………….….., Prop. …………..………… Berdiri : Tahun …….…………………..……………………… Ijin Usaha Industri : No. …………….…………. Tgl. ………………….

Diterbitkan oleh : ………………….………………………………………. Jenis Produk : …………………………………………………………… Pemasaran Produk : …………………………………………………………… Kapasitas Produksi Terpasang 2011 : ………………………………………………………... Kapasitas Produksi Terpakai 2011 : …………. % dari kapasitas terpasang Jumlah Produksi 2011 : ..……….. (satuan vol sesuai ijin)

3. Kondisi Tenaga Kerja per 31 Des. 2011

No. Lokasi Pabrik Jumlah Tenaga Kerja Jumlah

Shift Kerja Produksi Non Produksi 01 Pabrik 1 ……… org ……… org …………….

02 Pabrik 2 ……… org ……… org …………..

Total ……… org ……… org …………

4. Mesin/Peralatan Yang Mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK TA 2011

(Diisi bagi ITPT yang telah mengikuti Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan TPT TA 2007, 2008, 2009, 2010 dan atau 2011, serta untuk IAK-IPK yang mengikuti Program Restrukturisasi IAK-IPK TA 2009, 2010 dan atau 2011)

Page 134: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

5

No. Keterangan 2007*) 2008*) 2009 2010 2011

1. Tujuan Investasi M/P**) : ....... ....... ....... ....... ....... 2. Sumber Pembiayaan***) : ....... ....... ....... ....... ....... 3. Lokasi Penempatan M/P : ....... ....... ....... ....... ....... 4. Nilai Investasi M/P : ....... ....... ....... ....... ....... 5. Nilai potongan harga ****) : ....... ....... ....... ....... .......

*) Diisi oleh ITPT yang mengikuti program restrukturisasi ITPT TA 2007 dan atau

2008. **) Pilih : Investasi Baru/Pergantian/Penambahan ***) Pilih : Dana Sendiri/Kr. Bank/LKBB/Kr. Supplier ****) Nilai sebelum dipotong PPN dan PPh

5. Realisasi Dampak Investasi Pembelian Mesin/Peralatan Tahun 2007, 2008 dan 2009, 2010, atau 2011

No. Dampak 2007 1) 20081) 2009 2010 2011

1. Produktifitas 2) : ....... ....... ....... ....... ....... 2. Efisiensi Produksi 3) : ....... ....... ....... ....... ....... 3. Peningkatan Tenaga Kerja : ....... ....... ....... ....... ....... 4. Peningkatan Nilai Ekspor : ....... ....... ....... ....... .......

1) Diisi oleh ITPT yang mengikuti program restrukturisasi ITPT TA 2007 dan atau

2008. 2) Diukur berdasarkan volume produksi/T. Kerja dan atau volume produksi/satuan

waktu 3) Diukur berdasarkan volume produksi/satuan energi yang digunakan

Page 135: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

6

BAB III RENCANA INVESTASI

PEMBELIAN MESIN/PERALATAN ITPT/IAK-IPK *) TA 20....

1. Tujuan Pembelian M/P : ( lihat Form A.2) . Perluasan/penambahan mesin/peralatan dengan tujuan untuk ……….…

dan/atau Penggantian mesin/peralatan dengan tujuan untuk

………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………..

2. Dampak Investasi Yang Diharapkan *) : ( samakan dg Form A.2. )

Peningkatan kapasitas produksi dari ……… ton/bulan menjadi sebesar .........ton/bulan,

Peningkatan kualitas produk, sehingga menjadi ……………………….........……..

Peningkatan produktifitas usaha dari ………. Vol produk/tenaga kerja dan atau volume produk/satuan waktu menjadi …….. … vol produk/tenaga kerja dan atau vol produk/satuan waktu

Peningkatan efisiensi produksi dari …….. vol produk/biaya tenaga kerja menjadi …… vol produk/biaya tenaga kerja dan/atau efisiensi terhadap konsumsi energi (vol produk/satuan energi).

3. Rencana Investasi Pembelian Mesin/Peralatan ITPT/IAK-IPK *) :

Jenis mesin/peralatan yang akan dibeli : Lihat Tabel A 2 Asal negara dari teknologi yang dipilih : Lihat Tabel A 2 Alasan memilih teknologi tersebut : ………….……………………………. Perkiraan Nilai Investasi : eq. Rp. ……………………..........

Dengan rincian USD ………………………………. + EUR ...………………….……....

+ JPY ..……………………..…….. + CHF …………………..…………. + Rp. …..………………..……….. Rencana Sumber Pembiayaan :

No. Sumber Pembiayaan Porsi Pola Pembiayaan *)

1. Perbankan …... % Pembiayaan lgs/refinancing 2. LKBB …... % Pembiayaan lgs/refinancing 3. Kredit Supllier …... % Pembiayaan lgs 4. Dana Sendiri …... % Pembiayaan lgs

Daftar Rincian dan Spesifikasi Mesin/Peralatan : Terlampir Fotocopy Bukti Kemajuan Pembelian Mesin/Peralatan : Terlampir Fotocopy Bukti Kemajuan Perolehan Sumber Pembiayaan : Terlampir

*) Pilih yang sesuai

Page 136: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

7

BAB IV ASPEK PASAR & PEMASARAN

1. Informasikan volume penjualan produk yang dihasilkan selama 2 (dua) tahun terakhir dan berikan proyeksi penjualan untuk 3 (tiga) tahun ke depan (buatkan dalam tabel & grafik penjualan).

2. Berikan Daftar pelanggan (konsumen) tetap terhadap produk yang dihasilkan.

3. Informasikan Strategi pemasaran yang digunakan untuk mempertahankan dan memperluas pasar.

BAB V

ASPEK KEUANGAN

Agar dibuatkan analisa singkat tentang pengaruh investasi pembelian mesin/peralatan tersebut terhadap kinerja usaha dan proyeksi cash flow perusahaan selama 3 (tiga) tahun ke depan.

BAB VI KESIMPULAN

(Contoh isi Kesimpulan) : Sesuai dengan tujuan perusahaan untuk meningkatkan daya saing, baik pada pasar global maupun domestik, maka perusahaan telah mengambil kebijakan untuk melakukan investasi pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK-IPK *) untuk Tahun Anggaran 2012. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi produksi serta peningkatan kapasitas produksi dan atau kualitas produk *). Dengan jumlah investasi yang direncanakan sebesar USD ……. + EUR …… + JPY ……. + Rp. ………. atau ekuivalen total sebesar Rp. ………………. milyar diharapkan tujuan di atas dapat dicapai. Adanya dukungan Pemerintah cq Kementerian Perindustrian melalui Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/peralatan ITPT serta IAK-IPK TA 2012 sangat membantu perusahaan kami untuk melaksanakan program investasi tsb dan sekaligus mensukseskan program pemerintah untuk meningkatkan daya saing ITPT serta IAK/IPK nasional dan meningkatkan pula perluasan kesempatan kerja. *) Pilih yang sesuai

Page 137: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

8

Harapan kami, permohonan mengikuti program restrukturisasi ini dapat terealisir dan kami menyatakan bahwa seluruh dokumen yang kami ajukan, baik data dan informasi atas dokumen yang disyaratkan serta kebenaran seluruh bukti pembelian dan dokumen mesin adalah benar dan tidak terdapat manipulasi dan rekayasa. Kami bertanggung jawab penuh terhadap seluruh informasi dan kebenaran dokumen di atas. ………………….., 20…... PT. …………………………………… ………………………. Direktur Utama/Direktur

Page 138: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

*) Coret yang tidak perlu 1

FORM D.1

TIPE NORMAL SURAT KETERANGAN BANK

( Dibuat pada kop surat Bank ) No. : ………………… ……………….., …………… 20. . Lampiran : 1 ( satu ) berkas Perihal : Surat Keterangan Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Gedung Perindustrian Lt. 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12950 Dengan hormat, Menunjuk surat dari PT. ………… No. …… tanggal ……… perihal Permohonan Fasilitas Kredit Investasi (fotocopy terlampir) untuk pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK *), dengan ini kami sampaikan hal-hal sbb : 1. PT. ………… bermaksud untuk mengikuti program Pemerintah cq Kementerian

Perindustrian pada Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK TA 2012 berupa Potongan Harga. Perusahaan tersebut telah mengajukan permohonan fasilitas kredit senilai Rp. …………… (terbilang ; ………………………………..) untuk pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK *) sesuai dengan daftar mesin/ peralatan terlampir melalui bank kami.

2. Dokumen-dokumen yang diajukan telah/cukup*) lengkap dan permohonan

tersebut telah dapat diproses lebih lanjut. Pihak kami telah menerima Studi Kelayakan Usaha yang diajukan oleh perusahaan tersebut.

3. Kemajuan proses terhadap permohonan fasilitas kredit tersebut sampai saat

ini telah memasuki tahap proses evaluasi kelayakan usaha/penilaian jaminan /proses persetujuan Komite Kredit/telah mendapat persetujuan Komite Kredit /telah dilaksanakan Pengikatan Kredit dan Jaminan *). Terlampir kami

Page 139: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

*) Coret yang tidak perlu 2

sampaikan foto copy Surat Permohonan Kredit / Surat Persetujuan Kredit (Offering Letter) dan/atau Perjanjian Kredit dan Pengikatan Jaminan *)

4. Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan tidak mengikat pihak kami .

…………………….., …………… 20.... PT. Bank ……………………… Tanda tangan dan stempel Bank …………………………………. Pimpinan ……………………

Page 140: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

*) Coret yang tidak perlu 1

FORM D.2

TIPE NORMAL SURAT KETERANGAN LKBB

( Dibuat pada kop surat LKBB )

No. : ………………… ……………….., …………… 20.... Lampiran : 1 ( satu ) berkas Perihal : Surat Keterangan Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Gedung Perindustrian Lt. 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12950 Dengan hormat, Menunjuk surat dari PT. ………… No. …… tanggal ……… perihal Permohonan Fasilitas Pembiayaan (fotocopy terlampir) untuk pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK *), dengan ini kami sampaikan hal-hal sbb : 1. PT. ………… bermaksud untuk mengikuti program Pemerintah cq

Kementerian Perindustrian pada Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK TA 2012 berupa Potongan Harga. Perusahaan tersebut telah mengajukan permohonan fasilitas pembiayaan senilai Rp. …………… (terbilang : ………………………) untuk pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK *) sesuai dengan daftar mesin/peralatan terlampir melalui perusahaan kami.

2. Dokumen-dokumen yang diajukan telah/cukup*) lengkap dan permohonan

tersebut telah dapat diproses lebih lanjut. Pihak kami telah menerima Studi Kelayakan Usaha yang diajukan perusahaan tersebut.

3. Kemajuan proses terhadap permohonan pembiayaan tersebut sampai saat

ini telah memasuki tahap proses evaluasi kelayakan usaha/penilaian jaminan/proses persetujuan Komite Pembiayaan/telah mendapat

Page 141: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

*) Coret yang tidak perlu 2

persetujuan Komite Pembiayaan/telah dilaksanakan Pengikatan Pembiayaan dan Jaminan *). Terlampir kami sampaikan foto copy Surat Permohonan Pembiayaan / Surat Persetujuan Pembiayaan (Offering Letter) / Perjanjian Pembiayaan dan Pengikatan Jaminan *).

4. Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan tidak mengikat pihak

kami.

…………………….., …………… 20.... PT. ………………………………. Tanda tangan dan stempel LKBB …………………………………. Pimpinan ……………………

Page 142: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

*) Coret yang tidak perlu 1

FORM D.3

TIPE NORMAL

SURAT KETERANGAN SUPPLIER MESIN

( Dibuat pada kop surat SUPPLIER MESIN )

No. : ………………… ……………….., …………… 20.... Lampiran : 1 ( satu ) berkas Perihal : Surat Keterangan Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Gedung Perindustrian Lt. 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12950 Dengan hormat, Menunjuk surat dari PT. ………… No. …… tanggal ……… perihal Permohonan Fasilitas Kredit (fotocopy terlampir) untuk pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK *), dengan ini kami sampaikan hal-hal sbb :

1. PT. ………… bermaksud untuk mengikuti program Pemerintah cq Kementerian Perindustrian pada Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK TA 2012 berupa Potongan Harga. Perusahaan tersebut telah mengajukan permohonan fasilitas kredit senilai Rp. …………… (terbilang : ………………..) untuk pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK*) sesuai dengan daftar mesin/peralatan terlampir melalui perusahaan kami,

2. Dokumen-dokumen yang diajukan telah/cukup*) lengkap dan permohonan tersebut telah dapat diproses lebih lanjut. Pihak kami telah menerima Studi Kelayakan Usaha yang diajukan perusahaan tersebut,

3. Kemajuan proses terhadap permohonan kredit tersebut sampai saat ini telah memasuki tahap proses evaluasi kelayakan usaha / penilaian jaminan /proses persetujuan perusahaan kami / telah mendapat persetujuan

Page 143: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

*) Coret yang tidak perlu 2

perusahaan kami / telah dilaksanakan Pengikatan Kredit dan Jaminan *) Terlampir kami sampaikan foto copy Surat Permohonan Kredit / Surat Persetujuan Kredit (Offering Letter) / Perjanjian Kredit dan Pengikatan Jaminan *).

4. Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan tidak mengikat pihak kami.

…………………….., …………… 20.... PT. ………………………………. Tanda tangan dan stempel Supplier Mesin …………………………………. Direktur

Page 144: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

*) pilih yang sesuai

FORM D.4. TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG

SURAT KETERANGAN DEBITUR LANCAR SKIM 2 PPT-ITPT TA 2007/2008/2009 *)

No. : …………… ……………….., …………. 2012 Lampiran : …. ( …. ) lembar Hal : SURAT KETERANGAN DEBITUR LANCAR SKIM 2 PPT – ITPT TA 2007/2008/2009 *) Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Gedung Perindustrian lantai 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan Dengan hormat,

Dalam rangka keikutsertaan PT. ……………… dalam Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2012 dan sesuai dengan surat PT. ………………. tanggal ……………. Perihal tersebut di atas, dengan ini PT. PNM Venture Capital/PT. Bank Syariah Mandiri *) selaku Lembaga Pengelola Program (LPP) Skim 2 pada Program Peningkatan Teknologi Industri TPT (PPT-ITPT) TA 2007/2008/2009 *) Kementerian Perindustrian memberikan keterangan sebagai berikut : 1. PT. ………………………….. adalah debitur Skim 2 PPT – ITPT TA 2007/2008/2009 *)

dengan pagu pinjaman sebesar Rp. …………………………. ( ………………………. ).

2. Perusahaan tersebut sampai posisi per tanggal .................... 2012 tidak memiliki tunggakan angsuran pokok maupun bunga/margin *) dengan posisi sisa pinjaman per tanggal tersebut adalah sebesar Rp. …………………. ( ……………………………… ).

3. Perusahaan tersebut telah memenuhi seluruh kewajiban pelaporan 6 ( enam ) bulanan tentang kemajuan pemasangan dan pemanfaatan mesin/peralatan kepada perusahaan kami selaku LPP sebagaimana ketentuan Petunjuk Teknis program dimaksud.

Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan sebenarnya dan dapat digunakan sesuai keperluan tersebut di atas. Tanda tangan Pejabat + Cap Bank Nama Pejabat Bank

Page 145: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

*) Coret yang tidak perlu

FORM E TIPE NORMAL

Kop Surat Perusahaan

SURAT PERNYATAAN KETERSEDIAAN DANA SENDIRI

Berkenaan dengan pengajuan permohonan mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, Kementerian Perindustrian, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Tahun Anggaran 20... yang kami ajukan melalui surat Nomor…………tanggal ………, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ……………………………………………………………................................... Jabatan : ……………………………………………..............................……………….. Nama Perusahaan : ……………………………………..............................……………………….. Alamat Perusahaan : …………………………..............................………………………………….. …………………………………………….............................………………… Dengan ini memberikan pernyataan dengan sebenarnya :

1. Bahwa PT……………………..akan/telah *) membeli Mesin/Peralatan ITPT/IAK/IPK *) dalam rangka meningkatkan kinerja usaha dengan sumber pembiayaan pembelian Mesin/Peralatan tersebut sepenuhnya berasal dari Dana Sendiri milik Perusahaan kami dengan nilai investasi setara Rp. .......... (terbilang : ................ ) dan tidak didanai dari Pinjaman Bank atau Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) atau kredit dari Supplier Mesin/Peralatan tersebut.

2. Bahwa jenis Mesin/Peralatan ITPT/IAK/IPK *) yang dibeli, jadwal pembayaran dan penyerahan masing-masing Mesin/Peralatan sebagaimana Daftar Terlampir.

3. Bersama ini kami sampaikan bukti-bukti untuk pembelian mesin/peralatan dimaksud di atas berupa deposito dan/atau saldo Rekening Koran bulan terakhir pada Bank ........... dan/atau total bukti pembayaran uang muka yang secara keseluruhan nilainya sebesar 25 % (dua puluh lima persen) dari nilai mesin/peralatan yang akan dibeli dari Dana Sendiri perusahaan kami, sebagaimana bukti terlampir.

Demikianlah Surat Pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan dapat kami pertanggungjawabkan serta digunakan untuk memenuhi persyaratan dalam rangka pengajuan permohonan mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, Kementerian Perindustrian Cq Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Tahun Anggaran 20.... Dibuat di……………..tanggal..../…./….. Pemberi Pernyataan, Materai Rp.6000/TTD/Stempel Perusahaan Nama :…………………………… Direktur Utama/Direktur *)

Page 146: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

1

FORM F.1 TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *)

Kop Surat Perusahaan

SURAT PERNYATAAN & JAMINAN Sehubungan dengan pengajuan permohonan mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK pada Kementerian Perindustrian, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Tahun Anggaran 20... yang kami ajukan melalui surat Nomor…………..tanggal………, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ……………………………………………………………………………………….. Jabatan : ……………………………………………………………………………………….. Nama Perusahaan : ……………………………………………………………………………………….. Alamat perusahaan : ……………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………….

Dengan ini memberikan pernyataan dan jaminan sebagai berikut :

1. Bahwa benar PT/CV/Koperasi *) .................…………….…………….. berkedudukan di ………………………… beralamat di …………….., adalah sebuah Badan Hukum yang didirikan berdasarkan Hukum Negara Republik Indonesia berbentuk Perseroan Terbatas/CV/Koperasi *), berdasarkan Keputusan Menkeh/Menkumham/Menkop & UKM *) No. 2…...........................… tanggal ………..………(“selanjutnya disebut Perusahan,CV,Koperasi *)

2. Bahwa benar Perusahaan telah didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan No…….. tanggal …./…./……, Notaris ……………..………………………, Pengesahan Menkeh/Menkop/PN *) No………………… tanggal …………. Berita Negara Republik Indonesia No………..Tambahan Berita Negara No……….., tanggal………….Akta mana telah dilakukan perubahan terakhir berdasarkan Akta No………………tanggal …/…../……Pengesahan Menkeh/Menkop/PN*) No ……………tanggal …………. Berita Negara Republik Indonesia No. …… Tambahan Berita Negara No. ...………….

3. Bahwa benar susunan pengurus perusahaan saat ini, berdasarkan akta No……tanggal …….….. dibuat dihadapan Notaris………………….adalah sebagai berikut :

Direksi a. ……………..……………………..( Direktur Utama ) b……………………………..……….( Direktur ) c…………………………………..….( Direktur )

Komisaris a…………………………………..….( Komisaris Utama) b………………………………………( Komisaris ) c………………………………………( Komisaris )

4. Bahwa benar perusahaan telah memiliki ijin-ijin yang lengkap sesuai dengan yang diperlukan dalam rangka menjalankan kegiatan usaha perseroan.

5. Bahwa benar isi serta keadaan seluruh dokumen hukum dalam bentuk fotocopy, sebagaimana diserahkan kepada Kementerian Perindustrian c.q. Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur untuk keperluan pengajuan mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, telah sesuai dengan keadaan aslinya dan diterbitkan oleh instansi atau pihak-pihak yang berwenang, serta tidak ada yang dipalsukan dan atau direkayasa atas dokumen-dokumen yang diajukan.

Page 147: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

2

6. Bahwa kami menjamin sumber pembiayaan untuk pembelian mesin/peralatan tersebut telah dan atau akan tersedia dan pembayaran pembelian mesin/peralatan tersebut akan kami laksanakan sesuai dengan mesin/peralatan yang tercantum pada Tabel lampiran Form A.2. (Khusus untuk Tipe Langsung angka 6 ini agar dihapus)

7. Bahwa mesin/peralatan yang kami ajukan untuk mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK Tahun Anggaran 20 …., Kementerian Perindustrian, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur adalah benar bahwa mesin/peralatan dengan spesifikasi dan dokumen pendukungnya serta seluruh fisiknya dalam keadaan baru (bukan bekas) serta bukan merupakan mesin/peralatan yang pernah mendapat potongan harga pada program tahun-tahun sebelumnya, sesuai dengan permohonan kami.

8. Bahwa harga-harga yang akan tercantum dalam dokumen-dokumen mesin/peralatan khususnya Invoive, Bill Of Lading, Packing List, PIB, Bukti Pembayaran, dsb yang berhubungan dengan Mesin/Peralatan tersebut adalah benar dan tidak ada yang dipalsukan/direkayasa atas dokumen tersebut dan telah sesuai dengan transaksi nyata dari pembelian Mesin/Peralatan yang akan/telah kami laksanakan.

9. Bahwa untuk kepentingan pengajuan permohonan mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi ini kami menggunakan rekening (Rupiah) atas nama perusahaan kami dengan Nomor Rekening ……………… pada Bank …………………..... Cabang ……………..

10. Bahwa kami menjamin dan menyanggupi tidak akan memindahtangankan/ mengalihkan kepada pihak lain atas mesin/peralatan yang mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi tanpa persetujuan tertulis dari Kementerian Perindustrian Cq Direktorat Jenderal Berbasis Industri Manufaktur dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sejak realisasi pencairan program revitalisasi serta sanggup untuk mentaati segala ketentuan hukum yang berlaku termasuk Petunjuk Teknis PRPI TPT serta IAK TA 20…..

11. Bahwa kami akan menyampaikan Surat Pernyataan Kemajuan Sumber Pembiayaan dan Proses Pembelian Mesin/Peralatan yang akan kami lakukan kepada Kementerian Perindustrian dalam jangka waktu selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender sejak Surat Permohonan kami dinyatakan diterima yang dibuktikan dengan pemberian Nomor Registrasi yang diterbitkan oleh KMM dengan menggunakan Surat Pernyataan (Form F.2). (Khusus untuk Tipe Langsung angka 11. ini tidak diperlukan)

12. Bahwa Pernyataan & Jaminan ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Surat Permohonan Mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ini.

Demikianlah Pernyataan & Jaminan ini dibuat dengan sebenarnya dengan penuh tanggung jawab serta mempunyai akibat hukum dan dapat dijadikan bukti di kemudian hari

Dibuat di……………..tanggal..../…./….. Pemberi Pernyataan, Materai Rp.6000/TTD/Stempel Perusahaan Nama :…………………………… Jabatan : Direktur Utama/Direktur *) Pilih yang sesuai

Page 148: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

1

FORM F.2 TIPE NORMAL

Kop Surat Perusahaan

SURAT PERNYATAAN KEMAJUAN SUMBER PEMBIAYAAN & PROSES PEMBELIAN MESIN/PERALATAN

Sehubungan dengan pengajuan permohonan mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK Kementerian Perindustrian, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur, Tahun Anggaran 20...... yang kami ajukan melalui surat Nomor…………. tanggal ………dan telah mendapatkan nomor registrasi penerimaan mengikuti program revitalisasi dari Kementerian Perindustrian Nomor. .......... tanggal. ..............., kami yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ………………………………………………..........................…………….. Jabatan : ……………………………………...........................………………………. Nama Perusahaan : ………………………………..........................…………………………….. Alamat perusahaan : …………………………………........................………………………….. ……………………………….........................……………………………… Dengan ini memberikan pernyataan sebagai berikut :

1. Bahwa sampai saat ini dari sumber pembiayaan untuk investasi mesin/peralatan yang kami ajukan di atas, komposisi sumber pendanaannya tetap/berubah *) menjadi :

a. Dana Sendiri/Tunai : senilai Rp. .......................... (..%) b. Kredit Bank : senilai Rp. .......................... (..%) c. Pembayaran LKBB : senilai Rp. .......................... (..%) d. Kredit Supplier Mesin : senilai Rp. .......................... (..%) Total Rencana Investasi : senilai Rp. ........................... ( 100% )

2. Bukti kemajuan yang kami sampaikan untuk mendukung rencana investasi pada butir 1 di atas adalah sebagai berikut :

a. Dana Sendiri/Tunai berupa rekening koran posisi bulan terakhir dan atau deposito dan atau bukti pembayaran uang muka atas mesin dimaksud (foto copy terlampir)

b. Kredit Bank sudah sampai pada tahap evaluasi kelayakan/penilaian jaminan/persetujuan Komite Kredit/Akad Pengikatan Kredi t*) (copy terlampir)

c. Pembiayaan LKBB sampai pada tahap evaluasi kelayakan/penilaian jaminan/persetujuan komite Pembiayaan/Pengikatan Pembiayaan *) (copy terlampir)

d. Kredit Supplier Mesin sudah sampai tahap evaluasi kelayakan/penilaian jaminan/proses persetujuan perusahaan/Pengikatan Kredi t*) (copy terlampir)

*) Coret yang tidak perlu

Page 149: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

2

3. Bukti kemajuan pembelian mesin yang kami ajukan sesuai daftar mesin pada Form A.2 dalam surat Permohonan kami terdahulu saat ini sudah/belum mengalami kemajuan sebagaimana daftar terlampir dilengkapi dengan bukti-bukti.

4. Sehubungan dengan angka 1, 2 dan 3 di atas, maka kami menyatakan bersedia merubah/tidak merubah lampiran Form A2 Permohonan Mengikuti Program Restrukturisasi yang kami ajukan sebagaimana terlampir untuk diproses lebih lanjut dalam bentuk Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB). Demikian, Surat Pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan tidak ada unsur rekayasa dan dapat dijadikan bukti yang sah dan mengikat.

Dibuat di ........................... tanggal ............... Pemberi Pernyataan Materai 6.000 + ttd + cap persh Nama : ...................................... Jabatan : Direktur utama/Direktur

Page 150: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM F.3

TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG

SURAT KETERANGAN LEGALISIR DOKUMEN OLEH BANK

No. : …………… ……………….., …………. 2012 Lampiran : …. ( …. ) lembar Hal : SURAT KETERANGAN LEGALISIR Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Gedung Perindustrian lantai 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan Dengan hormat,

Dalam rangka keikutsertaan PT. ……………… pada Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2012 dan sesuai dengan surat PT. ………………. tanggal ……………. berikut copy dokumen yang disampaikan kepada bank kami, dengan ini kami menyatakan dengan sebenarnya hal-hal berikut :

1. Kami telah memeriksa dan melegalisir seluruh dokumen yang disampaikan oleh PT. ……………………. dan menyatakan bahwa photocopy dokumen dimaksud sesuai dengan aslinya yang diperlihatkan kepada kami guna memenuhi ketentuan legalisir dokumen dalam program dimaksud di atas.

2. Seluruh transaksi yang tertera dalam copy dokumen dimaksud di atas adalah benar telah dilaksanakan pembayarannya melalui bank kami. Rincian copy dokumen transaksi yang telah kami legalisir tersebut sesuai Tabel Daftar Dokumen Legalisir terlampir yang Tabelnya telah pula kami tandatangani sebagai satu kesatuan dengan Surat Keterangan Legalisir ini.

Demikian Surat Keterangan Legalisir ini kami buat dengan sebenarnya dan dapat digunakan sesuai keperluan tersebut di atas. Tanda tangan Pejabat Bank + Cap Bank Nama Pejabat Bank

Page 151: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

UNTUK PT. ………………………………………………………….…… LAMPIRAN SURAT BANK …………..………….NO. ……….………….. TANGGAL ………………….

NO NAMA DOKUMEN NO. DOKUMEN TGL. DOKUMEN NOMINAL TRANSAKSI

PENERIMA

Susun sesuai nomor urut Form I

LAMPIRAN F.3. : SURAT KETERANGAN LEGALISIR DOKUMEN OLEH BANK ……..……………..…

Tandatangan Pejabat Bank + Cap Bank

………………………, ………………….. 2012

Nama Jelas

Page 152: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM F.4

TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG

SURAT KETERANGAN LEGALISIR DOKUMEN OLEH LKBB

No. : …………… ……………….., …………. 2012 Lampiran : …. ( …. ) lembar Hal : SURAT KETERANGAN LEGALISIR Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Gedung Perindustrian lantai 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan Dengan hormat, Dalam rangka keikutsertaan PT. ……………… pada Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2012 dan sesuai dengan surat PT. ………………. tanggal ……………. berikut copy dokumen yang disampaikan kepada perusahaan kami, dengan ini kami menyatakan dengan sebenarnya hal-hal berikut : 1. Kami telah memeriksa dan melegalisir seluruh dokumen yang disampaikan oleh

PT. ……………………. dan menyatakan bahwa photocopy dokumen dimaksud sesuai dengan aslinya yang diperlihatkan kepada kami guna memenuhi ketentuan legalisir dokumen dalam program tersebut di atas.

2. Seluruh transaksi yang tertera dalam photocopy dokumen dimaksud di atas adalah benar telah dilaksanakan pembayarannya melalui perusahaan kami. Rincian photocopy dokumen transaksi yang telah kami legalisir tersebut sesuai Tabel Daftar Dokumen Legalisir terlampir yang Tabelnya telah pula kami tandatangani sebagai satu kesatuan dengan Surat Keterangan Legalisir ini.

Demikian Surat Keterangan Legalisir ini kami buat dengan sebenarnya dan dapat digunakan sesuai keperluan tersebut di atas. Tanda tangan Pejabat Bank + Cap LKBB Nama Pejabat Bank

Page 153: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

UNTUK PT. ………………………………………………………….…… LAMPIRAN SURAT LKBB …………..………….NO. ……….………….. TANGGAL ………………….

NO NAMA DOKUMEN NO. DOKUMEN TGL. DOKUMEN NOMINAL TRANSAKSI

PENERIMA

Susun sesuai nomor urut Form I

LAMPIRAN F.4. : SURAT KETERANGAN LEGALISIR DOKUMEN OLEH LKBB ……..……………..…

………………………, ………………….. 2012

Tandatangan Pejabat LKBB+ Cap LKBB

Nama Jelas

Page 154: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM F.5

TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG

SURAT KETERANGAN LEGALISIR DOKUMEN OLEH NOTARIS

No. : …………… ……………….., …………. 2012 Lampiran : …. ( …. ) lembar Hal : SURAT KETERANGAN LEGALISIR Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Gedung Perindustrian lantai 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan Dengan hormat, Dalam rangka keikutsertaan PT. ……………… pada Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2012 dan sesuai dengan surat PT. ………………. tanggal ……………. berikut dokumen yang disampaikan kepada kami, dengan ini kami menyatakan dengan sebenarnya hal-hal berikut : 1. Telah memeriksa dan melegalisir seluruh dokumen yang disampaikan oleh PT.

……………………. dan menyatakan bahwa dokumen dimaksud sesuai dengan aslinya yang diperlihatkan kepada kami guna memenuhi ketentuan legalisir dokumen dalam Program tersebut di atas.

2. Rincian dokumen yang telah kami legalisir tersebut sesuaiTabel Daftar Dokumen Legalisir terlampir dan telah kami tandatangani sebagai satu kesatuan dengan Surat Keterangan Legalisir ini.

Demikian Surat Keterangan Legalisir ini kami buat dengan sebenarnya dan dapat digunakan sesuai keperluan tersebut di atas. Tanda tangan Notaris + Cap Kantor Notaris Nama Notaris

Page 155: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

UNTUK PT. ………………………………………………………….…… LAMPIRAN SURAT NOTARIS …………..………….NO. ……….………….. TANGGAL ………………….

NO NAMA DOKUMEN NO. DOKUMEN TGL. DOKUMEN PENERBIT DOKUMEN

Susun sesuai nomor urut Form I

LAMPIRAN F.5. : SURAT KETERANGAN LEGALISIR DOKUMEN OLEH KANTOR NOTARIS ……………..…

………………………, ………………….. 2012

Tandatangan Notaris + cap Kantor Notaris

Nama Jelas

Page 156: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

*) coret yang tidak perlu

FORM G TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *)

Kop Surat Perusahaan

SURAT PERNYATAAN WAITING LIST

No. : …………… …….., ………. 20.... Hal : Surat Pernyataan Kesediaan Masuk ‘Waiting List” Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Gedung Perindustrian Lantai 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan Dengan hormat, Menunjuk Permohonan Mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, Kementerian Perindustrian TA 20.. yang kami ajukan melalui surat Nomor. …………. tanggal …………… berikut kelengkapan dokumennya, dengan ini kami menyatakan hal-hal sbb :

1. Karena pengajuan permohonan mengikuti program revitalisasi dari perusahaan ITPT/IAK dan IPK *) lainnya yang lebih dulu mengajukan kepada Kementerian Perindustrian telah melampaui pagu anggaran yang tersedia, dengan ini kami mohon permohonan kami dapat tetap diterima dan kami menyatakan bersedia dimasukkan dalam “Waiting List” sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Kami menyatakan akan memenuhi seluruh ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan serta menjamin bahwa seluruh dokumen yang kami sampaikan adalah benar dan tidak ada unsur rekayasa atau manipulasi.

3. Kami menyatakan bahwa sumber pembiayaan untuk pembelian mesin/peralatan dimaksud akan/telah tersedia dari Dana Sendiri perusahaan kami/dalam proses pengajuan kepada Bank/LKBB/Supplier Mesin *) dan proses pembelian mesin/peralatan telah dilaksanakan pada tingkat pemesanan/telah dibeli dan telah dibayarkan Down Payment/dilunasi *).

4. Apabila ternyata penggunaan pagu anggaran telah terpenuhi untuk ITPT/IAK dan IPK*) lainnya dan permohonan mengikuti program revitalisasi dari perusahaan kami karenanya tidak dapat diproses lebih lanjut, maka kami dapat menerima dan memakluminya.

Demikian, Surat Pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan dapat dijadikan bukti dikemudian hari. Pemberi Pernyataan

Materai Rp.6000/ Ttd + cap Persh ……………………………. Jabatan : Direktur Utama/Direktur *)

Page 157: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

1

FORM H.1 TIPE NORMAL

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN ( SPPB )

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) PEMBELIAN MESIN/PERALATAN ITPT/IAK-IPK *)

Nomor :.................../........ /SPPB/.../20....

Pada hari ini ..........., di ............ tanggal .............................bulan .............................. Tahun Dua Ribu ............. (....../...../20...), kami yang bertanda tangan di bawah ini :

I. Nama : ............................................................................

NIP : ............................................................................. Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Jenderal

Basis Industri Manufaktur berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian Nomor .................................

Alamat : Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan ---------

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. ---------------------

II. Nama : ……………………………………………………....................... Jabatan : ……………………………………………………....................... Nama Perusahaan : PT….…………………………………………………………..………. Alamat : ………………………………………………………….……............ ………………………………………………………………………….. …………………………………………….…………………............

Telp ……………………..…………Fax .……………………………

Akte Pendirian : Notaris …………… SH No…………………..Tanggal ……… …./…./……., telah diumumkan dalam BNRI No………… Tambahan BNRI No. ……,tgl. …./……/……………………. Rekening Bank : No. ………………………… atas nama ………….…………… Nama Bank : Bank ……………..……., Cab…………………………………….

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perusahaan PT.........................., untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.---------------

Bahwa berdasarkan :

1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012.

2. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/M-IND/PER/11/2010 tentang Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/M-IND/PER/2/2012.

Page 158: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

2

3. Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Nomor 03/BIM/PER/2/2012 tentang Petunjuk Teknis Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki.

4. Surat Pengesahan DIPA 2012 Nomor 0221/019-03.1.01/00/2012 Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri.

5. Surat permohonan PT……………………… tentang permohonan mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK Nomor…………… tanggal …./…./……

6. Surat Penetapan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur /KPA Nomor ..... tanggal ...../...../.......

Kedua belah pihak telah bersepakat untuk mengadakan perjanjian dalam rangka mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPTserta IAK sebagaimana diatur dalam pasal-pasal berikut :

Tujuan

Pasal 1

Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK dimaksudkan untuk meremajakan Mesin/Peralatan dalam rangka peningkatan kapasitas, kualitas, efisiensi dan/atau produktivitas ITPT /IAK/IPK nasional.

Ruang Lingkup

Pasal 2

Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK diberikan dalam bentuk Potongan Harga untuk pembelian Mesin/Peralatan sesuai daftar terlampir yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

Nilai Potongan Harga

Pasal 3

(1) PIHAK PERTAMA akan memberikan Potongan Harga Pembelian Mesin/Peralatan kepada PIHAK KEDUA dalam bentuk dana segar sebesar-besarnya Rp…………………….,- (…………………………………... Rupiah) yang ditetapkan dengan menggunakan nilai Kurs Pajak yang berlaku dengan pembulatan dalam jutaan Rupiah terendah sesuai dengan penetapan persetujuan oleh PIHAK PERTAMA.

(2) PIHAK PERTAMA akan menetapkan besarnya realisasi nilai Potongan Harga Pembelian Mesin/Peralatan setelah menerima Surat Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan dari PIHAK KEDUA yang dilengkapi dengan dokumen bukti – bukti pembelian dan bukti-bukti dokumen Mesin/Peralatan

Page 159: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

3

sebagaimana terlampir dan memenuhi syarat sesuai ketentuan Petunjuk Teknis.

(3) Dalam hal terdapat perbedaan nilai Potongan Harga menurut SPPB dengan Nilai Invoice dan/atau Bukti-bukti Pembayaran maka PIHAK PERTAMA akan menetapkan besarnya nilai Potongan Harga berdasarkan nilai yang terendah.

(4) Realisasi pembayaran nilai Potongan Harga dilakukan secara sekaligus melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) melalui rekening atas nama PIHAK KEDUA.

Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA

Pasal 4

(1) PIHAK PERTAMA berhak melakukan pengawasan dan meminta laporan pelaksanaan pemasangan Mesin/Peralatan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 sampai dengan beroperasi, baik secara langsung maupun melalui penugasan Pihak Ketiga

(2) PIHAK PERTAMA berhak membatalkan Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA :

a. Melakukan pembelian Mesin/Peralatan kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dari nilai investasi yang seluruhnya dibiayai dari dana sendiri tanpa upaya-upaya konkrit (adanya kontrak, pembayaran uang muka, pernyataan kendala-kendala teknis kedatangan mesin/peralatan) yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA;

b. Tidak memperoleh persetujuan pembiayaan dari lembaga perbankan dan/atau Lembaga Keuangan Bukan Bank dan/atau supplier Mesin/Peralatan;

c. Bukti-bukti pembayaran dan atau dokumen Mesin/Peralatan dan atau Legalisirnya diragukan keabsahannya; atau

d. Pengajuan surat permohonan pencairan melebihi batas waktu 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak ditandatanganinya SPPB atau Addendumnya atau melebihi tanggal 31 Oktober 2012.

(3) PIHAK PERTAMA wajib membayar Potongan Harga Pembelian

Mesin/Peralatan kepada PIHAK KEDUA sebagaimana Pasal 3 ayat (2).

Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA

Pasal 5

(1) PIHAK KEDUA berhak mengajukan permohonan pembiayaan kepada Lembaga Perbankan dan atau Lembaga Keuangan Bukan Bank dan atau Supplier Mesin/Peralatan;.

(2) PIHAK KEDUA berhak mendapat Potongan Harga pembelian Mesin/Peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2).

(3) PIHAK KEDUA wajib melaksanakan tujuan dan ruang lingkup Program Revitalisasi sebagaimana dimaksud Pasal 1 dan Pasal 2.

Page 160: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

4

(4) PIHAK KEDUA wajib memenuhi persyaratan Permohonan Pencairan Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dan ayat (3) dengan bukti-bukti dokumen pembayaran Mesin/Peralatan yang benar dan sah serta bebas dari rekayasa/manipulasi dalam batas waktu 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak ditandatangani SPPB atau selambat-lambatnya tanggal 31 Oktober 2012.

(5) PIHAK KEDUA wajib memberikan laporan pemanfaatan Mesin/Peralatan kepada PIHAK PERTAMA setiap 6 (enam) bulan sekali selama 5 (lima) tahun terhitung sejak PIHAK KEDUA menerima realisasi potongan harga dari PIHAK PERTAMA.

(6) PIHAK KEDUA wajib memberikan akses bagi PIHAK PERTAMA atau Pihak Lain yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA dalam melaksanakan hak-haknya.

Sanksi

Pasal 6

Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan pemasangan Mesin/Peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan atau memindah tangankan kepada pihak lain tanpa persetujuan PIHAK PERTAMA dan atau ternyata memberikan keterangan palsu/dokumen palsu. melakukan penipuan dengan tujuan memperoleh dana program, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan dana potongan harga yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada Kas Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Keadaan Kahar (Force Majeure)

Pasal 7

(1) Yang dimaksud dengan keadaan kahar atau force majeure adalah keadaan atau kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar kekuasaan/ kemampuan kedua belah pihak yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi pelaksanaan perjanjian ini, misalnya: peperangan, blokade, epidemi, huru-hara, demonstrasi, dan bencana alam seperti banjir dan gempa bumi;

(2) Apabila terjadi keadaan kahar, maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak terjadinya keadaan kahar tersebut, disertai dengan bukti berupa keterangan tertulis dari instansi yang berwenang;

(3) Dalam hal terjadi keadaan kahar sesuai bukti yang dapat dipertanggungjawabkan, maka dapat dilakukan perubahan terhadap ketentuan perjanjian ini. Segala perubahan dilakukan berdasarkan persetujuan kedua belah pihak, dan dituangkan ke dalam addendum yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Page 161: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

5

Pernyataan dan Jaminan

Pasal 8

(1) PIHAK KEDUA menyatakan dan menjamin bahwa semua dokumen dan informasi tentang Mesin/Peralatan yang diserahkan kepada PIHAK PERTAMA adalah benar sesuai dengan aslinya dan sesuai dengan Mesin/Peralatan yang dibeli dan tidak ada rekayasa atau manipulasi serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

(2) PIHAK KEDUA menyatakan dan menjamin bahwa semua Legalisir atas dokumen legal dan dokumen Mesin/Peralatan serta bukti-bukti pembayaran yang diserahkan kepada PIHAK PERTAMA adalah benar telah mendapatkan legalisir dari pejabat yang berwenang dan tidak ada yang direkayasa atau dimanipulasi serta dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya dan menjadi bukti yang sah.

Penutup

Pasal 9

(1) Dalam hal batas waktu sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (4) terlampaui, maka PIHAK KEDUA wajib mengajukan permohonan pengunduran waktu kepada PIHAK PERTAMA dengan memberikan alasan dan bukti-bukti keterlambatan dalam batas waktu 7 (tujuh) hari kalender sebelum batas waktu tersebut berakhir. Sepanjang alasan dan bukti-bukti keterlambatan tersebut dapat diterima oleh PIHAK PERTAMA, maka dimungkinkan untuk dilakukan addendum atas SPPB.

(2) Hal-hal lainnya yang belum diatur dalam perjanjian ini apabila dianggap perlu

oleh kedua belah pihak akan diatur dengan addendum.

(3) Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 7 (tujuh) dan 3 (tiga) rangkap diantaranya bermaterai cukup dan kesemuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Jakarta, .....................20...

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

(................................) (..............................) *) Coret yang tidak perlu

Materai

Rp. 6.000,-

Page 162: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

TIPE NORMAL

LAMPIRAN SPPB

Sumber Pembiayaan : …………………DAFTAR MESIN/PERALATAN YANG AKAN/TELAH DIBELI OLEHPT. ………….YANG DAPAT DIBERIKAN POTONGAN HARGA PRPI - TPT/IAK *) TA 20………

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) = (4) X (6) (8) (9) = (7) x (8) x 10% ***)

Sub Jumlah

Sub Jumlah Rp.

Rp.

*) Coret yang tidak perlu

**)PPh21.com - ….. dan PPh21.com - …..

***)Khusus untuk mesin/peralatan produksi Dalam Negeridengan dukungan Tanda Sah Capaian TKDN mendapat potongan harga 25%

Jakarta, …..,…….. 20..Kementerian PerindustrianDirektorat Jenderal Basis Penerima Potongan Harga Industri Manufaktur Keringanan Pembiayaan

PT…………………….

Nama :Pejabat Pembuat Komitmen Jabatan :

Kurs Valuta

**)

Harga Satuan Hasil Verifikasi

LPI

Nilai Potongan Harga (Rp.)

Nomor : ……./……./SPPB/ ……/2012

ValutaNo.

Jenis Mesin/Peralatan

Merk

Kurs valuta sesuai kurs pajak terendah antara kurs pajak pada 01 Januari 2012 dan kurs pajak periode ….

Total Nilai Potongan Harga

Nilai Potongan Harga Maks. Dibulatkan dlm jutaan Rupiah terendah

FORM H.2

Jumlah Unit/Set

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

: ……………….. 20…Tanggal

Nilai Pembelian M/P Sesuai Verifikasi LPI

METERAI Rp. 6.000,-

Page 163: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

1

DAFTAR H.3

TIPE NORMAL

KETENTUAN TENTANG LEGALISIR BUKTI-BUKTI DOKUMEN MESIN/PERALATAN UNTUK PENCAIRAN

PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN ITPT SERTA IAK

TAHUN ANGGARAN ....

A. Untuk Pembelian Dengan Dana Sendiri/ Tunai :

1. Photocopy Purchase Order dan atau Order Confirmation dan atau Sales Contract yang dilegalisir oleh Notaris,

2. Photocopy Letter of Credit (L/C) atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang dilegalisir oleh Bank Pembuka (Issuing Bank),

3. Photocopy Invoice/Faktur per jenis barang yang dilegalisir oleh Notaris,

4. Untuk pembelian impor dilengkapi dengan Photocopy Bill of Lading (B/L), Packing List (P/L), Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau BC 2.3 serta Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SP2B) dan dokumen impor lainnya sesuai periode pembelian. Untuk pembelian dalam negeri dilengkapi dengan photocopy bukti pengiriman barang dan serah terima barang. Seluruh dokumen tersebut dilegalisir oleh Notaris.

5. Photocopy bukti transfer pembayaran pembelian Mesin/Peralatan yang dilegalisir oleh pejabat bank yang berwenang dimana transaksi pembayaran tersebut dilaksanakan.

6. Surat Keterangan Notaris (Form F.5) dan Bank (Form F.3) yang telah memeriksa dan melegalisir dokumen di atas dengan melampirkan Kartu Nama pejabat yang menandatangani surat/legalisir tersebut.

B. Untuk Pembelian melalui Kredit Bank :

1. Photocopy Perjanjian Kredit dan Pengikatan Jaminan Mesin/ Peralatan yang dibeli, yang dilegalisir oleh Bank pemberi kredit,

2. Photocopy Purchase Order dan atau Order Confirmation dan atau Sales Contract, yang dilegalisir oleh Notaris,

3. Photocopy Letter of Credit (L/C) atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang dilegalisir oleh Bank Pembuka (Issuing Bank),

Page 164: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

2

4. Photocopy Invoice/Faktur per jenis barang yang dilegalisir oleh Notaris,

5. Untuk pembelian impor dilengkapi dengan Photocopy Bill of Lading (B/L), Packing List (P/L), Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau BC 2.3 serta Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SP2B) dan dokumen impor lainnya. Untuk pembelian dalam negeri dilengkapi dengan Photocopy bukti pengiriman barang dan serah terima barang. Seluruh dokumen tersebut dilegalisir oleh Notaris.

6. Photocopy bukti transfer pembayaran pembelian Mesin/Peralatan, yang dilegalisir oleh Pejabat Bank yang berwenang dimana transaksi pembayaran tersebut dilaksanakan.

7. Surat Keterangan Notaris (Form F.5) dan Bank (Form F.3) yang telah memeriksa dan melegalisir dokumen di atas dengan melampirkan Kartu Nama Pejabat yang menandatangani surat/legalisir tersebut.

C. Untuk Pembelian melalui Pembiayaan LKBB :

1. Photocopy Perjanjian Pembiayaan dan Pengikatan Jaminan Mesin/ Peralatan yang dibeli, yang dilegalisir oleh LKBB pemberi pembiayaan,

2. Photocopy Purchase Order dan atau Order Confirmation dan atau Sales Contract, yang dilegalisir oleh Notaris,

3. Photocopy Letter of Credit (L/C) atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang dilegalisir oleh Bank Pembuka (Issuing Bank),

4. Photocopy Invoice/Faktur per jenis barang yang dilegalisir oleh Notaris,

5. Untuk pembelian impor dilengkapi dengan Photocopy Bill of Lading (B/L), Packing List (P/L), Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau BC 2.3 serta Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SP2B) dan dokumen impor lainnya. Untuk pembelian dalam negeri dilengkapi dengan Photocopy bukti pengiriman barang dan serah terima barang. Seluruh dokumen tersebut dilegalisir oleh Notaris,

6. Photocopy bukti transfer pembayaran pembelian Mesin/Peralatan, yang dilegalisir oleh pejabat Bank yang berwenang dimana transaksi pembayaran tersebut dilaksanakan atau LKBB pemberi pembiayaan.

7. Surat Keterangan Notaris (Form F.5), LKBB (Form F.4) dan Bank (Form F.3) yang menerangkan bahwa telah memeriksa dan

Page 165: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

3

melegalisir dokumen di atas dengan melampirkan Kartu Nama Pejabat yang menandatangani surat/legalisir tersebut.

D. Untuk Pembelian Melalui Kredit dari Supplier Mesin :

1. Photocopy Perjanjian Kredit dan Pengikatan Jaminan Mesin/ Peralatan yang dibeli yang dilegalisir oleh Notaris,

2. Photocopy Purchase Order dan atau Order Confirmation dan atau Sales Contract yang dilegalisir oleh Notaris,

3. Photocopy Letter of Credit (L/C) atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) bila pembelian melalui mekanisme L/C/SKBDN yang dilegalisir oleh Bank Pembuka (Issuing Bank),

4. Photocopy Invoice/Faktur per jenis barang yang dilegalisir oleh Notaris,

5. Untuk pembelian impor dilengkapi dengan Photocopy Bill of Lading (B/L), Packing List (P/L), Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau BC 2.3 serta Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SP2B) dan dokumen impor lainnya. Untuk pembelian dalam negeri dilengkapi dengan Photocopy bukti pengiriman barang dan serah terima barang. Seluruh dokumen tersebut dilegalisir oleh Notaris,

6. Photocopy bukti transfer pembayaran pembelian Mesin/Peralatan, yang dilegalisir oleh Pejabat Bank yang berwenang dimana transaksi pembayaran tersebut dilaksanakan.

7. Surat Keterangan Notaris (Form F.5) dan Bank (Form F.3) yang menerangkan telah memeriksa dan melegalisir dokumen di atas (lampirkan Kartu Nama Pejabat yang menandatangani surat/legalisir tersebut).

Catatan:

Bagi perusahaan pemohon yang menandatangani SPPB sebelum tanggal 3 Juli 2012, batas waktu pengajuan surat permohonan pencairan paling lambat 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak tanggal SPPB. Sedangkan untuk SPPB yang ditandatangani mulai tanggal 3 Juli 2012, maka batas waktu pengajuan surat permohonan pencairan paling lambat tanggal 31 Oktober 2012.

Page 166: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

*) coret yang tidak perlu 1

FORM H.1.1 TIPE LANGSUNG ( TL )

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN ( SPPB )

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN ( SPPB ) PEMBELIAN MESIN/PERALATAN ITPT/IAK-IPK *)

Nomor :.................../........ /SPPB/.../20....

Pada hari ini ..........., di ............ tanggal .............................bulan .............................. Tahun Dua Ribu ............. (....../...../20...), kami yang bertanda tangan di bawah ini :

I. Nama : ............................................................................

NIP : ............................................................................. Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Jenderal

Basis Industri Manufaktur berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian Nomor .................................

Alamat : Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan ---------

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. ---------------------

II. Nama : ……………………………………………………....................... Jabatan : ……………………………………………………....................... Nama Perusahaan :

PT….…………………………………………………………..………. Alamat : ………………………………………………………….……............ ………………………………………………………………………….. …………………………………………….…………………............

Telp ……………………..…………Fax .……………………………

Akte Pendirian : Notaris …………… SH No…………………..Tanggal ……… …./…./……., telah diumumkan dalam BNRI No………… Tambahan BNRI No. ……,tgl. …./……/……………………. Rekening Bank : No. ………………………… atas nama ………….…………… Nama Bank : Bank ……………..……., Cab…………………………………….

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perusahaan PT.........................., untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.---------------

Bahwa berdasarkan :

1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012.

2. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/M-IND/PER/11/2010 tentang Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/M-IND/PER/2/2012.

Page 167: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

*) coret yang tidak perlu 2

3. Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Nomor 03/BIM/PER/2/2012 tentang Petunjuk Teknis Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki.

4. Surat Pengesahan DIPA 2012 Nomor 0221/019-03.1.01/00/2012 Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri.

5. Surat permohonan PT……………………… tentang permohonan mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK Nomor…………… tanggal …./…./……

6. Surat Penetapan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur /KPA Nomor ..... tanggal ...../...../.......

Kedua belah pihak telah bersepakat untuk mengadakan perjanjian dalam rangka mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK sebagaimana diatur dalam pasal-pasal berikut :

Tujuan

Pasal 1

Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK dimaksudkan untuk meremajakan Mesin/Peralatan dalam rangka peningkatan kapasitas, kualitas, efisiensi dan/atau produktivitas ITPT, IAK dan IPK.

Ruang Lingkup

Pasal 2

Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK diberikan dalam bentuk Potongan Harga untuk pembelian Mesin/Peralatan sesuai daftar terlampir yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

Nilai Potongan Harga

Pasal 3

(1) PIHAK PERTAMA akan memberikan Potongan Harga Pembelian Mesin/Peralatan kepada PIHAK KEDUA dalam bentuk dana segar sebesar Rp…………………….,- (…………………………………... Rupiah) yang ditetapkan dengan menggunakan nilai Kurs Pajak yang berlaku dengan pembulatan dalam jutaan Rupiah terendah sesuai penetapan persetujuan oleh PIHAK PERTAMA.

(2) PIHAK PERTAMA akan merealisasikan nilai Potongan Harga Pembelian Mesin/Peralatan setelah menerima Surat Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program Revitalisasi dari PIHAK KEDUA yang dilengkapi dengan

Page 168: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

*) coret yang tidak perlu 3

dokumen sebagaimana terlampir dan memenuhi syarat sesuai ketentuan Petunjuk Teknis.

(3) Realisasi pembayaran nilai Potongan Harga dilakukan secara sekaligus melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN ) melalui rekening PIHAK KEDUA.

Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA

Pasal 4

(1) PIHAK PERTAMA berhak melakukan pengawasan dan meminta laporan pelaksanaan pemasangan Mesin/Peralatan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 sampai dengan beroperasi, baik secara langsung maupun melalui penugasan Pihak Ketiga

(2) PIHAK PERTAMA berhak membatalkan Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA :

a. Bukti-bukti pembayaran dan atau dokumen Mesin/Peralatan dan atau Legalisirnya diragukan keabsahannya; atau

b. Pengajuan surat permohonan realisasi pencairan dana program melebihi batas waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal SPPB.

(3) PIHAK PERTAMA wajib membayar Potongan Harga Pembelian Mesin/Peralatan kepada PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (2).

Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA

Pasal 5

(1) PIHAK KEDUA berhak mendapat Potongan Harga pembelian Mesin/Peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2).

(2) PIHAK KEDUA wajib melaksanakan tujuan dan ruang lingkup Program Revitalisasi sebagaimana dimaksud Pasal 1 dan Pasal 2.

(3) PIHAK KEDUA wajib memenuhi persyaratan permohonan realisasi pencairan dana Program Revitalisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dengan melampirkan Kwitansi dan dokumen lainnya sesuai ketentuan Petunjuk Teknis selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal SPPB atau selambat-lambatnya tanggal 5 Desember 2012.

(4) PIHAK KEDUA wajib memberikan laporan pemanfaatan Mesin/Peralatan kepada PIHAK PERTAMA setiap 6 (enam) bulan sekali selama 5 (lima) tahun terhitung sejak PIHAK KEDUA menerima realisasi potongan harga dari PIHAK PERTAMA.

(5) PIHAK KEDUA wajib memberikan akses bagi PIHAK PERTAMA atau Pihak Lain yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA dalam melaksanakan hak-haknya.

Page 169: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

*) coret yang tidak perlu 4

Sanksi

Pasal 6

Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan pemasangan Mesin/Peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sebagaimana mestinya dan atau memindah tangankan kepada pihak lain tanpa persetujuan PIHAK PERTAMA dan atau ternyata memberikan keterangan palsu/dokumen palsu/melakukan penipuan dengan tujuan memperoleh dana program, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan dana potongan harga yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada Kas Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Keadaan Kahar (Force Majeure)

Pasal 7

(1) Yang dimaksud dengan keadaan kahar atau force majeure adalah keadaan atau kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar kekuasaan/ kemampuan kedua belah pihak yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi pelaksanaan perjanjian ini, misalnya peperangan, blokade, epidemi, huru-hara, demonstrasi dan bencana alam seperti banjir dan gempa bumi;

(2) Apabila terjadi keadaan kahar, maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak terjadinya keadaan kahar tersebut, disertai dengan bukti berupa keterangan tertulis dari instansi yang berwenang;

(3) Dalam hal terjadi keadaan kahar sesuai bukti yang dapat dipertanggungjawabkan, maka dapat dilakukan perubahan terhadap ketentuan perjanjian ini. Segala perubahan dilakukan berdasarkan persetujuan kedua belah pihak dan dituangkan ke dalam addendum yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Pernyataan dan Jaminan

Pasal 8

(1) PIHAK KEDUA menyatakan dan menjamin bahwa semua dokumen dan informasi tentang Mesin/Peralatan yang diserahkan kepada PIHAK PERTAMA adalah benar sesuai dengan aslinya dan sesuai dengan Mesin/Peralatan yang dibeli dan tidak ada rekayasa atau manipulasi serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

(2) PIHAK KEDUA menyatakan dan menjamin bahwa semua legalisir atas dokumen-dokumen legal dan dokumen Mesin/Peralatan serta bukti-bukti pembayaran yang diserahkan kepada PIHAK PERTAMA adalah benar telah mendapatkan legalisir dari pejabat yang berwenang dan tidak ada yang direkayasa atau dimanipulasi serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan menjadi bukti yang sah.

Page 170: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

*) coret yang tidak perlu 5

Penutup

Pasal 9

(1) Dalam hal batas waktu sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (3) terlampaui, maka PIHAK KEDUA wajib mengajukan permohonan pengunduran waktu kepada PIHAK PERTAMA dengan memberikan alasan dan bukti-bukti keterlambatan dalam batas waktu 7 (tujuh) hari kalender sebelum batas waktu tersebut berakhir.

(2) Hal-hal lainnya yang belum diatur dalam perjanjian ini apabila dianggap perlu oleh kedua belah pihak akan diatur dengan addendum.

(3) Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 7 (tujuh) dan 3 (tiga) rangkap diantaranya bermaterai cukup dan kesemuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Jakarta, .....................20..

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA, (................................) (..............................)

Materai Rp. 6.000,-

Page 171: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

LAMPIRAN SPPB

Nomor

Sumber Pembiayaan

DAFTAR MESIN/PERALATAN YANG TELAH DIBELI OLEH PT. ……………………YANG DAPAT DIBERIKAN POTONGAN HARGA PRPI - ITPT-IAK *) TA 20………..

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) = '(4) X '(6) (8) (9) = '(7) x (8) x 10% ***)

Sub Jumlah

Sub Jumlah Rp.

Rp.

*) Coret yang tidak perlu**)

PPh21.com - ….. dan PPh21.com - ….. ***) Khusus untuk mesin/peralatan produksi Dalam Negeri dengan dukungan Tanda Sah Capaian TKDN mendapat potongan

harga 25%

Jakarta, …..,…….. 20..Kementerian PerindustrianDirektorat Jenderal Basis Penerima Potongan Harga Industri Manufaktur Keringanan Pembiayaan

PT…………………….

Nama :Pejabat Pembuat Komitmen Jabatan :

FORM H.2.2

Tanggal

Total Nilai Potongan Harga Nilai Potongan Harga Maks. Dibulatkan dlm jutaan Rupiah terendah

TIPE LANGSUNG

: ……./……./SPPB/ ……/2012 : ……………….. 20... : …………………

Kurs valuta sesuai kurs pajak terendah antara kurs pajak pada 01 Januari 2012 dan kurs pajak periode ….

ValutaNo.Jenis

Mesin/PeralatanMerk

Jumlah Unit/Se

t

Nilai Pembelian M/P Sesuai

Verifikasi LPI

Kurs Valuta **)

Harga Satuan Hasil Verifikasi

LPI

Nilai Potongan Harga (Rp.)

METERAI Rp. 6.000,-

Page 172: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

DAFTAR H.3.3

TIPE LANGSUNG

KETENTUAN TENTANG KELENGKAPAN DOKUMEN PERMOHONAN REALISASI PENCAIRAN DANA PROGRAM REVITALISASI DAN

PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN ITPT SERTA IAK TA ........

1. Dokumen yang harus diajukan terdiri atas :

a. Surat Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program Restrukturisasi (Form L.1)

b. Invoice (Form N.1)

c. Kwitansi (Form N.2)

d. Copy NPWP Perusahaan (alamat yang sesuai dengan SPPB)

e. Faktur Pajak Standar – PPN (1 asli dan 3 tembusan carbonized)

f. SSP PPN (1 asli dan 4 tembusan carbonized)

g. SSP PPh (1 asli dan 4 tembusan carbonized)

h. Surat Referensi Bank tentang nama dan nomor rekening dengan melampirkan 1 (satu) lembar photocopy Rekening Koran terakhir sesuai nomor rekening yang tercantum pada SPPB dan atau pada surat referensi Bank tersebut.

i. Berita Acara Serah Terima Keringanan Pembiayaan (Form N.3)

j. Surat Pernyataan Realisasi Pencairan Dana Program (Form M.1)

2. Pengajuan seluruh dokumen dimaksud di atas paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal SPPB.

Page 173: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

*) coret yang tidak perlu

FORM I TIPE NORMAL

Kop Surat Perusahaan

SURAT PERMOHONAN PENCAIRAN DANA PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI

MESIN/PERALATAN ITPT SERTA IAK NO…………………………………….

Kepada Yth, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Lantai 9 Jl.Gatot Subroto Kav.52-53 JAKARTA – SELATAN Dengan Hormat, Sesuai dengan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) Nomor…………tanggal ………, dengan ini kami mengajukan Permohonan Pencairan Dana Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, untuk usaha kami sebagai berikut : Nama Perusahaan : ………………………………………………….......................…... NPWP : ………………………………………………….......................…... No Rekening Sesuai SPPB : ………………………………………………….......................…... Nama Bank ……………… Cabang ………….…………….. Alamat Perusahaan : ………………………………………………….......................…... ………………………… Kota/Kab ……………....……… Telp/Fax : ………………………………………………….......................…... : ………………………………………………….......................…... Alamat Pabrik : ………………………………………………….......................…... ………………………… Kota/Kab ………….………....……… Telp/Fax : ………………………………………………….......................…... Jenis Industri : ………………………………………………….......................…... No. Ijin Usaha Industri : ………………………………………………….......................…... Nama Direksi yg berwenang : ………………………………………………….......................…... Jabatan (Sesuai AD/ART) : ………………………………………………….......................…... Nama Komisaris : ………………………………………………….......................…... Jabatan (Sesuai AD/ART) : ………………………………………………….......................…... Nilai Mesin/Peralatan : …………………………… ( Sesuai Valuta) (sesuaiSPPB ) Eq. Rp…………………………………………………………..……… Nilai Potongan Harga SPPB : ………………………………………………….......................…... Nilai Mesin/Peralatan : ....................................... ( sesuai Valuta ) ( sesuai Form J.1. ) Nilai Potongan Harga : Rp. ........................................................................ ( sesuai Form J.1.)

Page 174: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

*) coret yang tidak perlu

Sumber pembiayaan : Dana Sendiri/Kredit Bank/LKBB/Kredit Supplier *) Nama Bank Pemberi Pembiayaan : …………………………….……………………………… Nama LKBB Pemberi Pembiayaan : …………………………….……………………………… Nama Supplier Pemberi Pembiayaan : …………………………….……………………………… Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini kami sampaikan : A. Dokumen pendukung yang menjadi persyaratan Petunjuk Teknis sbb :

1. Foto Copy SPPB dan lampirannya 2. Tabel Lampiran Permohonan Pencairan Dana Program Revitalisasi (Form J.1) 3. Rekapitulasi Pembayaran (Form K) 4. Dokumen pendukung yang telah dilegalisir sesuai Form J.1. 5. Surat Keterangan Legalisir dan kartu nama pejabat yang melegalisir (Form

F.3, F.4 dan F.5).

B. Kami menjamin seluruh dokumen yang kami sampaikan adalah benar dan tidak ada yang dimanipulasi serta sesuai dengan transaksi pembelian mesin/peralatan yang terjadi.

Demikian permohonan ini kami ajukan, atas pertimbangan dan persetujuannya kami ucapkan terima kasih. ………….tanggal …./……./20... Pemohon PT…………………………………… Materai Rp6000 & TTD/Stempel Perusahaan ………………………….. Jabatan : Direktur Utama/Direktur

Page 175: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM J.1 ( TIPE NORMAL )

Lampiran SP2DPR No. . ……………. Tgl. . ………………………Tabel Lampiran Surat Permohonan Pencairan Dana Program Revitalisasi

DAFTAR MESIN/PERALATANYANG DIMINTAKAN PENCAIRAN DANA PROGRAM REVITALISASI - ITPT SERTA IAK *) PT…………………………………………………..SPPB No.: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tanggal . . . . . . . . . . . .

SUMBER PEMBIAYAAN : DANA SENDIRI/KREDIT BANK/PEMBIAYAAN LKBB/KREDIT SUPPLIER/KOMBINASI PEMBIAYAAN *)

Nomor Tgl Nomor Tgl Nilai Nomor Tgl Nomor Tgl Nomor Tgl Nilai Nomor Tgl Nomor Tgl Nomor Tgl Nomor Tgl Nilai Nomor Tgl Nilai Nomor Tgl Nomor Tgl Nomor Tgl

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (18) (22) (23)

Rekapitulasi

……, …. ………….. 20…..

Materai 6000/TTD/Stempel Perusahaan

Nama : …………………….Jabatan :Direktur Utama/Direktur

PETUNJUK PENGISIAN :1 Dibuat Rangkap 2 ditanda tangani diatas materai Rp 6.000,-2 Urutan Mesin/Peralatan harus sesuai dengan Lampiran SPPB - Daftar M/P 3 Nilai Invoice agar dicantumkan sesuai mata uang asal (Original Currency)

dan dijumlahkan sesuai kelompok mata uangnya.4 Nilai Kurs Valuta eqivalen dalam rupiah mengikuti Kurs pada SPPB5 Kolom (18) s/d (21) diisi sesuai dengan sumber pembiayaan untuk masing-masing M/P6 Apabila terdapat lebih dari 1 (satu) sumber pembiayaan agar dapat diisi sesuai dengan sumber

pembiayaan dari masing-masing mesin/peralatan dimaksud7 Bila terdapat 1 (satu) pembayaran untuk beberapa mesin/peralatan atau beberapa pembayaran untuk 1 (satu) mesin/peralatan, maka pada kolom (17) tulis form K pada baris yang sesuai 8 Tabel dapat dibuat dalam beberapa halaman dengan ketentuan setiap halaman harus terdapat kolom 1, 2 dan 3

*) Pilih yang sesuai

Valuta (1)

USD

NilaiInvestasi (3) NilaiInvestasi (5)

Selisih

EUR

NilaiInvestasi(3)-(5) = (7)

Nilai Rupiah (2) x (7)=(8)

Versi Pencairan (J1) Sesuai Kolom (17)Kurs SPPB (2)

Nilai Rupiah (2) x (5)=(6)

(20)

Versi SPPB

Nilai Rupiah (2) x (3)= (4)

(9)(8) (10)

JPY

Penempatan M/P

…..

Perjanjian Kredit Supplier

Surat Persetujuan Pengeluaran

Barang

Perjanjian Leasing LKBB

Bukti Pengiriman Barang

(19) (21)

Rp.

(12) (17)(15)(13) (16)(11) (14)

Total Total TotalRp.Rp.

Bukti Serah Terima Barang

KetL/C ATAU SKBDNPacking List Bill of Lading Pemberitahuan Impor

Barang / BC-23 Dana Sendiri

Perjanjian Kredit Bank

NO Jenis M/P Merk Type

Bukti Transfer Pembayaran Tahun Pembuatan

M/P

Negara Produsen

M/P

Jumlah Unit

Invoice / FakturPurchase Order

Page 176: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM J.2. ( TIPE LANGSUNG )

Lampiran SP2DPR No. . ……………. Tgl. . ………………………Tabel Lampiran Surat Permohonan Pencairan Dana Program Revitalisasi

DAFTAR MESIN/PERALATANYANG DIMINTAKAN PENCAIRAN DANA PROGRAM REVITALISASI - ITPT SERTA IAK *)PT…………………………………………………..SPPB No.: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tanggal . . . . . . . . . . . .

SUMBER PEMBIAYAAN : DANA SENDIRI/KREDIT BANK/PEMBIAYAAN LKBB/KREDIT SUPPLIER/KOMBINASI PEMBIAYAAN *)

Nomor Tgl Nomor Tgl Nilai Nomor Tgl Nomor Tgl Nomor Tgl Nilai Nomor Tgl Nomor Tgl Nomor Tgl Nomor Tgl Nilai Nomor Tgl Nilai Nomor Tgl Nomor Tgl Nomor Tgl

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (18) (22) (23)

Rekapitulasi

……, …. ………….. 20…..

Materai 6000/TTD/Stempel Perusahaan

Nama : …………………….Jabatan :Direktur Utama/Direktur

PETUNJUK PENGISIAN :1 Dibuat Rangkap 2 ditanda tangani diatas materai Rp 6.000,-2 Urutan Mesin/Peralatan harus sesuai dengan Lampiran Form A 23 Nilai Invoice agar dicantumkan sesuai mata uang asal (Original Currency)

dan dijumlahkan sesuai kelompok mata uangnya.4 Nilai Kurs Valuta eqivalen dalam rupiah mengikuti kurs pada Form A.25 Kolom (18) s/d (21) diisi sesuai dengan sumber pembiayaan untuk masing-masing M/P6 Apabila terdapat lebih dari 1 (satu) sumber pembiayaan agar dapat diisi sesuai dengan sumber

pembiayaan dari masing-masing mesin/peralatan dimaksud7 Bila terdapat 1 (satu) pembayaran untuk beberapa mesin/peralatan atau beberapa pembayaran untuk 1 (satu) mesin/peralatan, maka pada kolom (17) tulis form K pada baris yang sesuai 8 Tabel dapat dibuat dalam beberapa halaman dengan ketentuan setiap halaman harus terdapat kolom 1, 2 dan 3

*) Pilih yang sesuai

Negara Produsen

M/P

Jumlah Unit

(9) (11) (14)(8) (10)

NO Jenis M/P Merk Type

Tahun Pembuatan

M/P

Invoice / Faktur Bukti Serah Terima Barang

KetL/C ATAU SKBDNPacking List Bill of Lading Pemberitahuan Impor

Barang / BC-23 Dana Sendiri

Perjanjian Kredit BankBukti Transfer Pembayaran Perjanjian

Kredit Supplier

Surat Persetujuan Pengeluaran

Barang

(13)

Bukti Pengiriman Barang

(19)

Rp.

(12) (17)(15)

Selisih

(20)

Total Total TotalRp.Rp.

(16)

EURJPY

Penempatan M/P

…..

Perjanjian Leasing LKBB

(21)

Purchase Order

Versi Form A.2

Nilai Rupiah (2) x (7)=(8)

Nilai Rupiah (2) x (3)= (4)

Nilai Rupiah (2) x (5)=(6)NilaiInvestasi (5)

Kurs Valuta (2) NilaiInvestasi

(3)

Versi Pencairan (J2) Sesuai Kolom (17)Valuta (1)

NilaiInvestasi (3)-(5) = (7)

Page 177: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

MESIN/PERALATAN ITPT SERTA IAK TA ….

Nilai SPPB No. Tanggal Nilai Nilai Tanggal Nama Bank

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)1

Sub Jumlah2

Sub Jumlah3

Sub Jumlah4

Jumlah

……, …. ………….. 20..

Materai 6000/TTD/Stempel Perusahaan

Nama : …………………….Jabatan : ………………….

Catatan:1. Nomor urut sesuai dengan nomor urut M/P pada SPPB ( untuk Tipe Normal ) dan nomor urut pada Form A.2. untuk Tipe Langsung.2.

*) Pilih yang sesuai

PT. …………../CV. ……………

FORM K

KeteranganInvoiceNo. Jenis Mesin

REKAPITULASI PEMBAYARANPEMBELIAN MESIN / PERALATAN

PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI

TIPE NORMAL/LANGSUNG *)

Selisih (6) dan (7)

Penyebab Selisih

Bila bukti bayar dan/atau penerima pembayaran berbeda dari penerbit invoice dan/atau jumlah pembayaran berbeda agar dijelaskan alasannya pada kolom keterangan (kolom 12).

Bukti Pembayaran

Page 178: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM L.1 TIPE LANGSUNG

KOP SURAT ITPT/IAK/IPK

Surat Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program

No. : . . . . . . . . . . . . ……….,………… , 20... Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program

Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian RI Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan Dengan hormat,

Menunjuk Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) Nomor….….tanggal …………….. antara Kementerian Perindustrian dan CV/PT……………, untuk realisasi pencairan dana potongan harga dimaksud diatas, dengan ini kami mohon pencairan dana potongan harga tersebut dapat kami terima sesuai dengan Invoice No.……..tanggal ………………. dan Kwitansi No.……..tanggal………………. sebesar Rp……………,- ( .............................. ) dan dicairkan melalui rekening CV/PT…………..pada Bank …………dengan nomor rekening …………………… sesuai SPPB.

Sebagai kelengkapan administrasi realisasi pencairan dana potongan harga tersebut, terlampir dokumen-dokumen berupa :

1. Invoice (Form N.1) 2 Asli bermeterai dan 2 Asli tanpa meterai ) 2. Kwitansi (Form N.2) Penerimaan Pencairan Dana Program Revitalisasi (2 Asli

bermeterai dan 2 Asli tanpa meterai) 3. Copy NPWP Perusahaan ( alamat sesuai SPPB ) Nomor ………………… 4. Faktur Pajak Standar – PPN ( 1 asli dan 3 tembusan carbonized) 5. SSP PPN ( 1 asli dan 4 tembusan carbonized) 6. SSP PPh ( 1 asli dan 4 tembusan carbonized) 7. Surat Referensi Bank tentang nama dan nomor rekening dengan melampirkan 1

(satu) lembar photocopy Rekening Koran terakhir sesuai nomor rekening yang tercantum pada SPPB dan atau surat referensi tersebut, yaitu No ………….. Bank ……….…………… Cabang …….

8. Berita Acara Serah Terima Keringanan Pembiayaan (Form N.3) tanggal …………………..

9. Surat Pernyataan Realisasi Pencairan Dana Program (Form M) Demikian, atas bantuan dan realisasi pencairan dana program tersebut, kami sampaikan terima kasih. Meterai Rp.6000/TTD/Stempel Perusahaan

( …………………………) Jabatan : Direktur Utama/Direktur

Page 179: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM L.2 TIPE NORMAL

KOP SURAT ITPT/IAK/IPK

Surat Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program

No. : . . . . . . . . . . . . ……….,………… , 20... Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program

Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian RI Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan Dengan hormat,

Menunjuk Surat Permohonan Pencairan Dana Program RPI Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT/IAK *) (SP2DPR/Form I.1) yang kami ajukan melalui Surat No. .......... tanggal ........... dan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) Nomor….….tanggal …………….. antara Kementerian Perindustrian dan CV/PT……………dan surat dari Kementerian Perindustrian No.............. Tanggal.................. tentang pemberitahuan potongan harga yang dapat direalisasikan, untuk realisasi pencairan dana potongan harga dimaksud diatas, dengan ini kami mohon pencairan dana potongan harga tersebut dapat kami terima sesuai dengan Invoice No.……..tanggal ………………. dan Kwitansi No.……..tanggal………………. sebesar Rp……………,- ( .............................. ) dan dicairkan melalui rekening CV/PT…………..pada Bank …………dengan nomor rekening …………………… sesuai SPPB.

Sebagai kelengkapan administrasi realisasi pencairan dana potongan harga tersebut, terlampir dokumen-dokumen berupa :

1. Invoice (Form N.1) 2 Asli bermeterai dan 2 Asli tanpa meterai ) 2. Kwitansi (Form N.2) Penerimaan Pencairan Dana Program Revitalisasi (2 Asli

bermeterai dan 2 Asli tanpa meterai) 3. Copy NPWP Perusahaan ( alamat sesuai SPPB ) Nomor ………………… 4. Faktur Pajak Standar – PPN ( 1 asli dan 3 tembusan carbonized) 5. SSP PPN ( 1 asli dan 4 tembusan carbonized) 6. SSP PPh ( 1 asli dan 4 tembusan carbonized) 7. Surat Referensi Bank tentang nama dan nomor rekening dengan melampirkan 1

(satu) lembar photocopy Rekening Koran terakhir sesuai nomor rekening yang tercantum pada SPPB dan atau surat referensi tersebut, yaitu No ………….. Bank ……….…………… Cabang …….

8. Berita Acara Serah Terima Keringanan Pembiayaan (Form N.3) tanggal …………………..

9. Surat Pernyataan Realisasi Pencairan Dana Program (Form M.1)

Demikian, atas bantuan dan realisasi pencairan dana program tersebut, kami sampaikan terima kasih. Meterai Rp.6000/TTD/Stempel Perusahaan

( …………………………) Jabatan : Direktur Utama/Direktur

Page 180: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Diparaf Direktur Utama/Direktur

1

FORM M TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *)

Kop Surat Perusahaan

SURAT PERNYATAAN REALISASI PENCAIRAN DANA PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI

MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN

Menunjuk Surat Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program No ……….. tanggal………, sebagai realisasi dari Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) Nomor…… tanggal………………., dan Berita Acara Serah Terima Keringanan Pembiayaan tanggal ………………….. berikut tabel lampiran, untuk Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT serta IAK, Kementerian Perindustrian, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur, Tahun Anggaran 20.... dengan nilai potongan harga sebesar Rp………………( ………………………………), kami yang bertandatangan dibawah ini : Nama………………………………… yang dalam kedudukannya selaku Direktur Utama/Direktur PT/CV ........................beralamat di …………………………………… ....................................................................................................................................... Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa seluruh dokumen Mesin/Peralatan, bukti-bukti pembayaran pembelian Mesin/Peralatan serta bukti-bukti pendukung lainnya yang berkaitan dengan realisasi pembelian Mesin/Peralatan berdasarkan SPPB tersebut di atas adalah benar dan telah sesuai dengan aslinya, tidak dimanipulasi dan/atau direkayasa serta telah dilegalisir oleh pihak berwenang dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Bahwa Mesin/Peralatan yang diberikan keringanan pembiayan berupa potongan harga harga oleh Kementerian Perindustrian Cq Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur adalah benar dan sepenuhnya milik perusahaan kami serta dapat dipertanggungjawabkan dan didukung oleh dokumen Mesin/Peralatan yang sah secara hukum, antara lain Invoice, Bill of Lading, Packing List, PIB/BC23/SP2B dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan pembelian Mesin/Peralatan dan seluruhnya sesuai Periode Pembelian.

3. Bahwa Mesin/Peralatan tersebut di atas seluruhnya telah lunas dibayarkan kepada pihak Supplier/Penjual.

4. Bahwa seluruh pembayaran yang dilakukan, baik langsung kepada Supplier atau kepada pihak ketiga lainnya (termasuk pembayaran gabungan untuk pembelian beberapa Mesin/Peralatan) adalah benar dan semata-mata untuk pembayaran pembelian Mesin/Peralatan dimaksud.

5. Bahwa dalam kurun waktu selama 5 (lima) tahun sejak realisasi pencairan dana program revitalisasi ini, kami tidak akan mengalihkan kepemilikan Mesin/Peralatan dimaksud kepada pihak lain.

6. Bahwa kami bertanggung jawab secara penuh, apabila dikemudian hari ternyata Surat Pernyataan ini tidak benar maka kami akan segera mengembalikan seluruh

Page 181: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

2

dana keringanan pembiayaan dalam bentuk potongan harga yang telah kami terima berikut biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian paling lambat 1 (satu) tahun sejak tanggal diterbitkannya Surat Permintaan Pengembalian Dana Keringanan Pembiayaan tersebut dari Kementerian Perindustrian Cq Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur dan bersedia dituntut secara Pidana maupun Perdata.

Demikianlah Surat Pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan dapat dijadikan bukti dikemudian hari.

Dibuat di………………., tanggal…./…./….. Yang Menyatakan PT………………………… Materai Rp.6000 /TTD/Stempel Perusahaan

………………………………… Direktur Utama/Direktur

Page 182: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

Kepada Yth,

Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustriaan Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan

No. ( No.Perusahaan Pemohon )

Tanggal . ( Tgl. Pembuatan Invoice Pemohon )

Rp…………………………………

Account No :………….( Sesuai SPPB ) Atas Nama :……………………………………

PT…………………………………… Bank :…………...…( Sesuai SPPB ) Cabang : ………………………………………

Meterai Rp.6000/TTD/Stempel Perusahan NPWP :………………………………………… Atas Nama :PT/CV………… ( Sesuai SPPB )

*) coret yang tidak perlu

Realisasi pencairan Dana Program berupa pemberian potongan harga pembelianmesin/peralatan ITPT/IAK/IPK *) pada Program Revitalisasi dan PenumbuhanIndustri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, KementerianPerindustrianTahun Anggaran 20... berdasarkan Surat Perjanjian PemberianBantuan (SPPB) No. . . . . ., tanggal . . ./. . . ./20... dan Berita Acara SerahTerima Keringanan Pembiayaan Pembelian Mesin/Peralatan ITPT/IAK/IPK *)tanggal. . . . ./. . . .

……………………………………….Jabatan : Direktur Utama/Direktur

FORM N.1TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *)

Terbilang : ……………………………………………………………………..

Kop Surat Perusahaan

INVOICE

Page 183: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

*) Coret yang tidak perlu

FORM N.2 TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *)

Kop Surat Perusahaan

KWITANSI

No. Kwitansi :……………………………… Tanggal ……./……./…….

Sudah terima dari : Banyaknya uang : Untuk pembayaran : Jumlah Rp :

PT……………………….. (Materai 6000/TTD/ Stempel Perusahaan)

(……………………..) Jabatan : Direktur Utama/Direktur

Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur, Kementerian Perindustrian Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan

Terbilang :………………….……………………………………. …………………………………………………………………….

Realisasi pencairan dana program berupa pemberian Potongan Harga pembelian Mesin/Peralatan ITPT/IAK/IPK *) pada Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2012 berdasarkan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan No……/……. /SPPB/……./20… tanggal … …. 20…. dan Berita Acara Serah Terima Keringanan Pembiayaan Pembelian Mesin/Peralatan ITPT/IAK/IPK *) tanggal. . . . ./. . . ….

………………..

Page 184: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

1

FORM N.3

TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *)

BERITA ACARA SERAH TERIMA KERINGANAN PEMBIAYAAN PEMBELIAN

MESIN/PERALATAN ITPT/IAK-IPK *) DALAM RANGKA PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI

RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN INDUSTRI TPT SERTA IAK

Pada hari ini …….……… tanggal …………..…bulan ……… tahun Dua Ribu .............. (…./…./20...), bertempat di Jakarta.

Yang bertandatangan dibawah ini :

1. ...................................... : Direktur Industri Tekstil dan Aneka yang berkedudukan di Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 (Lantai 9) Jakarta Selatan, bertindak untuk dan atas nama Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. ................................... : Direktur Utama / Direktur PT/CV..................... yang berkedudukan di .................................... Jl..................................................., bertindak

Untuk dan atas nama PT/CV........................... Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

Kedua belah pihak sepakat, untuk :

1. PIHAK PERTAMA menyerahkan dana segar dari Pemerintah cq Kementerian Perindustrian senilai Rp ........................,- (.........................................) sebagai potongan harga Pembelian Mesin/Peralatan ITPT/IAK/IPK *), sebagaimana yang tertuang dalam Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) Nomor :..... /......../SPPB/.../20... tanggal .......bulan......... 20.., Berita Acara Rapat Tim Teknis tanggal ........... bulan ....... 20.., Kwitansi Nomor..................tanggal...............dan Invoice Nomor........ tanggal.............. 20...

2. PIHAK KEDUA menyatakan menerima penyerahan uang senilai Rp ................................,- ( ................................................................................) dari PIHAK PERTAMA untuk potongan harga Pembelian Mesin/Peralatan ITPT/IAK/IPK *) sebagaimana yang tercantum dalam SPPB, Berita Acara Rapat Tim Teknis, Invoice dan Kwitansi dimaksud.

3. Apabila PIHAK KEDUA memindahtangankan mesin/peralatan yang dibiayai dari dana tersebut kepada pihak lain dalam masa 5 (lima) tahun sejak direalisasikan dana keringanan pembiayaan ini tanpa persetujuan PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan dana keringanan pembiayaan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA ke Kas Negara.

Paraf *) Coret yang tidak perlu

Page 185: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

2

3. PIHAK KEDUA wajib memberikan laporan operasional Mesin/Peralatan, kegiatan produksi secara berkala setiap semester kepada PIHAK PERTAMA, selama 5 (lima) tahun sejak realisasi pencairan dana keringanan pembiayaan ini.

Demikian Berita Acara ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) masing-masing bermeterai cukup dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA (.................................. ) (…………………………. )

Page 186: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

1

Form O.1 Tipe Normal/Tipe Langsung *)

Kop Surat Perusahaan

LAPORAN PEMANFAATAN MESIN/PERALATAN YANG MENGIKUTI PROGRAM

REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN ITPT SERTA IAK TA ......

No. : ……………………………………………………………. Kepada Yth, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 9 Jakarta Selatan Dengan hormat, Sesuai dengan kewajiban perusahaan kami yang tercantum dalam Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) No. ………. tanggal …………, bersama ini kami sampaikan laporan pemanfaatan mesin/peralatan untuk Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT Serta IAK TA 20... untuk periode laporan 6/12/18/24/30/36/42/48/54/60 *) bulan (pilih salah satu – dalam angka) sejak realisasi keringanan pembiayaan diterima, sesuai dengan Lampiran Form O.2/O.3*) terlampir. Demikian laporan ini kami sampaikan, atas perhatiannya disampaikan terima kasih. ……………………………, ………… 20 .... PT. ………………………………………. Tanda tangan + cap Nama : ……………………………… Jabatan : Direktur Utama /Direktur Tembusan : Direktur Industri Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian *) Coret yang tidak perlu

Page 187: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

Dibuat pada kop surat surat perusahaan

FORM O.2 - LAPORAN SEMESTERAN ITPT TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG 1)

TABEL LAMPIRAN LAPORAN PEMANFAATAN MESIN/PERALATAN PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI PRPI - M/P ITPT TA ………..PERIODE LAPORAN : 6/12/18/24/30/36/42/48/54/60 ( pilih salah satu ) BULAN PERTAMA

A Pembelian Mesin/Peralatan a. Tujuan Pembelian : Penggantian/Penambahan/Perluasan 1)

b. Sasaran Investasi : Peningkatan kapasitas/produktifitas/efisiensi/mutu 1)

c. Realisasi Pembelian : 1 Nilai Investasi : USD ….. + EUR …. + …… + Rp. ……. Equivalent Rp. ……………… 2)

2 Kedatangan M/P : Bulan ……………. s/d ……………tahun …..3 Nilai Potongan Harga : Rp. ……………………………..4 Tanggal Realisasi Pencairan : Tgl. ………………………………

B Pemasangan Mesin/Peralatan di Pabrika. Lama Proses Pemasangan : …….. hari sejak kedatangan b. Hasil Uji Coba Operasi : Sesuai/Kurang Sesuai/Tidak Sesuai dengan Spesifikasi M/P 1)

c. Mulai operasi komersial : Bulan …………. Tahun …………..

C Pemanfaatan Faktor Produksi & Dampak Pemanfaatan Mesin/Peralatan Terhadap Kinerja Perusahaan

Pabrik 1 ………………………………………………………………………………………………………………………..Jalan …………………………………………………………………………………...……………………………………….

1 Konsumsi Energia1 Tenaga Listrik (Kwh)a2 BBM (Kilo Liter)a3 Batubara (Ton)a4 Gas (MSCF)

2 Tenaga Kerja (Orang)

3 Dampak Pemanfaatan Mesin/Peralatan Terhadap Produksi

Sebelum Program Quantity Satuan Quantity Satuan

Pembuatan Serat- Kapasitas Produksi Terpasang/semester Ton Ton- Realisasi Produksi/semester Ton Ton- Jumlah Ekspor/semester Ton Ton

Pemintalan Benang- Kapasitas Produksi Terpasang/semester Bale/Kg 1) Bale/Kg 1)

- Realisasi Produksi/semester Bale/Kg 1) Bale/Kg 1)

- Jumlah Ekspor/semester Bale/Kg 1) Bale/Kg 1)

Pertenunan- Kapasitas Produksi Terpasang/semester meter meter- Realisasi Produksi/semester meter meter- Jumlah Ekspor/semester meter meter

Perajutan- Kapasitas Produksi Terpasang/semester Kg Kg- Realisasi Produksi/semester Kg Kg- Jumlah Ekspor/semester Kg Kg

Dyeing/Printing/Finishing- Kapasitas Produksi Terpasang/semester meter/Kg 1) meter/Kg 1)

- Realisasi Produksi/semester meter/Kg 1) meter/Kg 1)

- Jumlah Ekspor/semester meter/Kg 1) meter/Kg 1)

Pakaian Jadi- Kapasitas Produksi Terpasang/semester Lusin Lusin- Realisasi Produksi/semester Lusin Lusin- Jumlah Ekspor/semester Lusin Lusin

Tekstil Lainnya- Kapasitas Produksi Terpasang/semester- Realisasi Produksi/semester - Jumlah Ekspor/semester

Catatan: di isi sesuai dengan jenis industri yang dimiliki

4 Biaya Bahan Baku5 Biaya Tenaga Kerja6 Nilai Penjualan (Rp)7 Nilai Ekspor (Rp)

Sebelum Program Setelah Program

Sebelum Program Setelah Program

Setelah Program

Page 188: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

8 Permasalahan yang dihadapi : a. …………………………………… b. ……………………………………

c. ……………………………………

Pabrik 2 ………………………………………………………………………………………………………………………..Jalan …………………………………………………………………………………...……………………………………….

1 Konsumsi Energia1 Tenaga Listrik (Kwh)a2 BBM (Kilo Liter)a3 Batubara (Ton)a4 Gas (MSCF)

2 Tenaga Kerja (Orang)

3 Dampak Pemanfaatan Mesin/Peralatan Terhadap Produksi

Quantity Satuan Quantity SatuanPembuatan Serat

- Kapasitas Produksi Terpasang/semester Ton Ton- Realisasi Produksi/semester Ton Ton- Jumlah Ekspor/semester Ton Ton

Pemintalan Benang- Kapasitas Produksi Terpasang/semester Bale/Kg 1) Bale/Kg 1)

- Realisasi Produksi/semester Bale/Kg 1) Bale/Kg 1)

- Jumlah Ekspor/semester Bale/Kg 1) Bale/Kg 1)

Pertenunan- Kapasitas Produksi Terpasang/semester meter meter- Realisasi Produksi/semester meter meter- Jumlah Ekspor/semester meter meter

Perajutan- Kapasitas Produksi Terpasang/semester Kg Kg- Realisasi Produksi/semester Kg Kg- Jumlah Ekspor/semester Kg Kg

Dyeing/Printing/Finishing- Kapasitas Produksi Terpasang/semester meter/Kg 1) meter/Kg 1)

- Realisasi Produksi/semester meter/Kg 1) meter/Kg 1)

- Jumlah Ekspor/semester meter/Kg 1) meter/Kg 1)

Pakaian Jadi- Kapasitas Produksi Terpasang/semester Lusin Lusin- Realisasi Produksi/semester Lusin Lusin- Jumlah Ekspor/semester Lusin Lusin

Tekstil Lainnya- Kapasitas Produksi Terpasang/semester- Realisasi Produksi/semester - Jumlah Ekspor/semester

Catatan: di isi sesuai dengan jenis industri yang dimiliki

4 Biaya Bahan Baku5 Biaya Tenaga Kerja6 Nilai Penjualan (Rp)7 Nilai Ekspor (Rp)8 Permasalahan yang dihadapi : a. ……………………………………

b. …………………………………… c. ……………………………………

D

Operasi Tdk Operasi

………………………….., 20….. 1) Coret yang tidak perlu PT. …………………………………… 2) Gunakan angka pada realisasi pencairan

dengan nilai sesuai yang disetujuiTanda tangan + Cap Perusahaan

Nama : ………………………….Jabatan : Direktur Utama/Direktur

Tembusan : Direktur Industri Tekstil dan Aneka, Kementerian Perindustrian

Catatan : Panjang tabel disesuaikan dengan jumlah mesin

No. Jumlah UnitNama Mesin Peralatan

Keberadaan Mesin/Peralatan yang mendapat bantuan (sesuai dengan daftar mesin realisasi pencairan dana program)

MerkKeterangan

(Baik/Rusak/Lainnya)

Kondisi Mesin/Peralatan Lokasi Penempatan

Sebelum Program

Sebelum Program Setelah Program

Setelah Program

Sebelum Program Setelah Program

Page 189: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

Dibuat pada kop surat surat perusahaan

FORM O.3 - LAPORAN SEMESTERAN IAK/IPK TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *)TABEL LAMPIRAN LAPORAN KEMAJUAN PEMASANGAN DAN PEMANFAATAN MESIN/PERALATAN PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI PRPI - M/P IAK/IPK TA ………..PERIODE LAPORAN : 6/12/18/24/30/36/42/48/54/60 ( pilih salah satu ) BULAN PERTAMA

A Pembelian Mesin/Peralatan a. Tujuan Pembelian : Penggantian/Penambahan/Perluasan 1)

b. Sasaran Investasi : Peningkatan kapasitas/produktifitas/efisiensi/mutu 1)

c. Realisasi Pembelian : 1 Nilai Investasi : USD ….. + EUR …. + …… + Rp. ……. Equivalent Rp. ……………… 2)

2 Kedatangan M/P : Bulan ……………. s/d ……………tahun …..3 Nilai Potongan Harga : Rp. ……………………………..4 Tanggal Realisasi Pencairan : Tgl. ………………………………

B Pemasangan Mesin/Peralatan di Pabrika. Lama Proses Pemasangan : …….. hari sejak kedatangan b. Hasil Uji Coba Operasi : Sesuai/Kurang Sesuai/Tidak Sesuai dengan Spesifikasi M/P 1)

c. Mulai operasi komersial : Bulan …………. Tahun …………..

C Pemanfaatan Faktor Produksi & Dampak Pemanfaatan Mesin/Peralatan Terhadap Kinerja Perusahaan

Pabrik 1 ………………………………………………………………………………………………………………………..Jalan …………………………………………………………………………………...……………………………………….

1 Konsumsi Energia1 Tenaga Listrik (Kwh)a2 BBM (Kilo Liter)a3 Batubara (Ton)a4 Gas (MSCF)

2 Tenaga Kerja (Orang)

3 Dampak Pemanfaatan Mesin/Peralatan Terhadap ProduksiSebelum Program

Quantity Satuan Quantity SatuanPenyamakan Kulit

- Kapasitas Produksi Terpasang/semester Pasang Pasang- Realisasi Produksi/semester Pasang Pasang- Jumlah Ekspor/semester Pasang Pasang

Alas Kaki- Kapasitas Produksi Terpasang/semester Sq Feet Sq Feet- Realisasi Produksi/semester Sq Feet Sq Feet- Jumlah Ekspor/semester Sq Feet Sq Feet

Komponen dan Aksesoris Alas Kaki- Kapasitas Produksi Terpasang/semester- Realisasi Produksi/semester - Jumlah Ekspor/semester

Catatan: di isi sesuai dengan jenis industri yang dimiliki

4 Biaya Bahan Baku5 Biaya Tenaga Kerja6 Nilai Penjualan (Rp)7 Nilai Ekspor (Rp)8 Permasalahan yang dihadapi : a. ……………………………………

b. …………………………………… c. ……………………………………

Pabrik 2 ………………………………………………Jalan ………………………………………………….

1 Konsumsi Energia1 Tenaga Listrik (Kwh)a2 BBM (Kilo Liter)a3 Batubara (Ton)a4 Gas (MSCF)

2 Tenaga Kerja (Orang)

Sebelum Program Setelah Program

Sebelum Program Setelah Program

Sebelum Program Setelah Program

Setelah Program

Page 190: juknis restrukturisasi ITPT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIMNomor : 03/BIM/PER/2/2012

3 Dampak Pemanfaatan Mesin/Peralatan Terhadap ProduksiSebelum Program

Quantity Satuan Quantity SatuanPenyamakan Kulit

- Kapasitas Produksi Terpasang/semester Pasang Pasang- Realisasi Produksi/semester Pasang Pasang- Jumlah Ekspor/semester Pasang Pasang

Alas Kaki- Kapasitas Produksi Terpasang/semester Sq Feet Sq Feet- Realisasi Produksi/semester Sq Feet Sq Feet- Jumlah Ekspor/semester Sq Feet Sq Feet

Komponen dan Aksesoris Alas Kaki- Kapasitas Produksi Terpasang/semester- Realisasi Produksi/semester - Jumlah Ekspor/semester

Catatan: di isi sesuai dengan jenis industri yang dimiliki

4 Biaya Bahan Baku5 Biaya Tenaga Kerja6 Nilai Penjualan (Rp)7 Nilai Ekspor (Rp)8 Permasalahan yang dihadapi : a. ……………………………………

b. …………………………………… c. ……………………………………

D

Operasi Tdk Operasi

………………………….., 20….. 1) Coret yang tidak perlu PT. …………………………………… 2) Gunakan angka pada realisasi pencairan

dengan nilai sesuai yang disetujuiTanda tangan + Cap Perusahaan

Nama : ………………………….Jabatan : Direktur Utama/Direktur

Tembusan : Direktur Industri Tekstil dan Aneka, Kementerian Perindustrian

Setelah Program

Keterangan (Baik/Rusak/Lainnya

)

Catatan : Panjang tabel disesuaikan dengan jumlah mesin

No. Jumlah UnitNama Mesin PeralatanKondisi Mesin/Peralatan Lokasi

Penempatan

Keberadaan Mesin/Peralatan yang mendapat bantuan (sesuai dengan daftar mesin realisasi pencairan dana program)

Merk

Sebelum Program Setelah Program

Page 191: juknis restrukturisasi ITPT