juknis praktikum

85
0 PETUNJUK TEKNIS PRAKTIKUM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM STAI BUNGA BANGSA CIREBON

Upload: smpal-ishlahibs

Post on 17-Jan-2016

75 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

JUKNIS PRAKTIKUM

TRANSCRIPT

Page 1: JUKNIS PRAKTIKUM

0

PETUNJUK TEKNIS

PRAKTIKUM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM STAI BUNGA BANGSA CIREBON

Page 2: JUKNIS PRAKTIKUM

1

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon sebagai sebuah Perguruan Tinggi sangat memerlukan informasi tentang tata laksana, arsip dan petunjuk-petunjuk yang berkaitan dengan aturan di lingkungan kampus. Karena itu dalam rangka beberapa kegiatan berkaitan dengan diselenggarakannya civitas akademik, buku petunjuk ini akan membantu memberikan penjelasan tentang beberapa hal pokok dan perlu diketahui dan dipahami. Disamping hal-hal pokok tersebut, ada beberapa materi khusus dalam rangka proses pembelajaran ini. Juknis ini sangat membantu mengedepankan keperluan berkaitan dengan administrasi yang tertata dan rapi Semoga buku petunjuk ini akan membantu dan menjadi referensi penting bagi pemenuhan kebutuhan STAI kedepan dalam rangka menempuh pendidikan pada lembaga dan Masyarakat Ilmiah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ketua,

Oman Fathurohman, M.A

Page 3: JUKNIS PRAKTIKUM

2

DAFTAR ISI

I. BAB I

A. DASAR PEMIKIRAN ..................................................................... 5 B. LANDASAN .......................................... ........................................ 7 C. TUJUAN DAN SASARAN .................. .......................................... 8 D. RUANG LINGKUP .............................. .......................................... 8

II. BAB II A. PENGERTIAN ......................................................... ..................... 9 B. KEDUDUKAN DAN STATUS PRAKTIKUM ................................. 9 C. TUJUAN PENYELENGGARAAN PRAKTIKUM............................ 10 D. JENIS PENGEMBANGAN PRAKTIKUM ...................................... 10 E. STRATEGI PENGEMBANGAN PRAKTIKUM .............................. 11 F. MANAJEMEN PRAKTIKUM ............. ........................................... 13 G. PENYELENGGARA DAN PELAKSANA ....................................... 19 H. SARANA DAN PRASARANA PRAKTIKUM ................................. 19

III. BAB III A. PRAKTEK IBADAH ..................................... ................................. 21 B. PRAKTIK TILAWAH ......................................... ............................ 30 C. PRAKTIK MATA KULIAH BERBOBOT PRAKTIK ....................... 36 D. PENGEMBANGAN LABORATORIUM.......................................... 41 E. PENGEMBANGAN LABORATORIUM MENGAJAR .................... 44 F. PRAKTIK PROFESI/PRAKTIK PENDALAMAN LAPANGAN ...... 64

IV. PENUTUP ........................................................................................... 82

Page 4: JUKNIS PRAKTIKUM

3

SURAT KEPUTUSAN

KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON Nomor: 0025 / BI.A-1 / 2013

Tanggal: 25 April 2013

Tentang PENETAPAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN PRAKTIKUM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas penyelenggaraan praktikum di lingkungan Sekolah Tinggi Agama (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, maka dipandang perlu untuk menyusun pedoman penyelenggaraan praktikum pada STAI Bunga Bangsa Cirebon

b. Bahwa penyusunan pedoman penyelenggaraan praktikum pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, perlu ditetapkan dengan Keputusan Ketua STAI Bunga Bangsa Cirebon

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1998, tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999, tentang Pendidikan Tinggi

3. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 tahun 1987 tentang PTAIS 4. Keputusan Menteri Agama Nomer 53 tahun 1997, tentang

penyelenggaraan Program Diloma I Pendidikan Agama Islam 5. Keputusan Menteri Agama Nomer 496 tahun 1996 tentang

pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta

6. Surat Keputusan Dirjen Bimbaga Islam Depag RI Nomor: Dj.II/43/03 tanggal 4 April 2003 tentang pemberian status Terdaftar Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon

7. SK Ketua STAI Bunga Bangsa Cirebon tentang Pedoman Pelaksanaan Akademik STAI Bunga Bangsa Cirebon

Memperhatikan : Rapat Pimpinan STAI Bunga Bangsa Cirebon

Page 5: JUKNIS PRAKTIKUM

4

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON TENTANG PENETAPAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN PRAKTIKUM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

Pertama : Memberlakukan pedoman penyelenggaraan praktikum Sekolah Tinggi

Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon, sebagaimana terlampir dan merupakan satu kesatuan dari penetapan ini.

Kedua : Semua pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan praktikum di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon mengacu kepada pdoman pelaksanaan kegiatan akademik Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon

Ketiga : Unit/Sub. Unit yang terkait dalam pelaksanaan penyelenggaraan praktikum di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon agar melaksanakannya tugas fungsi pada unit dan sub unit kerja dilingkungan kantor satuan kerja masing-masing

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dengan ketentuan bahwa segala sesuatu akan diubah dan ditinjau kembali sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan di dalam penetapan ini.

Ditetapkan di : Cirebon Pada Tanggal : 25 April 2013

Ketua STAI BBC Oman Fathurohman, M.A. Tembusan disampaikan Kepada Yth: 1. Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan Banten 2. Arsip

Page 6: JUKNIS PRAKTIKUM

5

BAB I PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Pelayanan akademik dan kemahasiswaan merupakan bagian integral dari penyelenggaraan pendidikan tinggi yang sarat pelayanan, sebagaimana dimaklumi bahwa tuntutan reformasi pendidikan saat ini menuntut lembaga pendidikan harus dapat melayani masyarakat yang membutuhkan pendidikan. Dikarenakan pelayanan merupakan kunci dalam berbagai usaha dan kegiatan yang bersifat jasa, tidak tekecuali di bidang jasa pendidikan. Peranannya sangat strategis dan bersifat menentukan manakala dalam kegiatan-kegiatan jasa di masyarakat itu terdapat kompetisi dalam usaha merebut pasar atau langganan, sehingga dengan adanya kompetisi seperti itu menimbulkan dampak positif dalam organisasi /perusahaan, ialah mereka bersaing dalam pelaksanaan layanan melalui berbagai cara, teknik dan metode yang dapat menarik lebih banyak orang menggunakan /memakai jasa produk oleh organisasi. Persaingan yang ada dalam masyarakat usaha/termasuk usaha pendidikan tidak hanya dapat dilihat dari segi mutu dan jumlahnya saja akan tetap dilihat juga dalam hal pelayanannya. Justru dalam kondisi inilah persaingan makin seru dengan pengenala system layanan baru yang serba cepat dan memuaskan, tidak terkecuali pada system pelayanan pendidikan tinggi.

Pelayanan juga, merupakan bagian dari proses untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia berusaha baik melalui aktivitas sendiri maupun bantuan orang lain. Aktivitas adalah suatu proses penggunaan akal, pikiran, panca indera dan anggota badan dengan atau tanpa alat Bantu yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya baik dalam bentuk barang maupun jasa. Proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang dinamakan Pelayanan. Pelayan yang dimaksud disini adalah Pelayanan dalam rangkaian organisasi – manajemen perguruan tinggi yang salah satunya adalah proses kegiatan akademik, sebagai suatu proses pemenuhan kebutuhan mahasiswa dalam mencapai tujuannya menyelesaikan studi para perguruan tinggi.

Pendidikan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS) adalah perguruan tinggi yang berbasis agama Islam, diselenggarakan oleh badan swasta dan atau lembaga keagamaan yang berbentuk badan hukum dan bersifat nirlaba, dengan istilah lain lembaga not-for-profit organization yang pada prinsipnya adalah service (pelayanan). Didalamnya terdapat serangkaian proses kegiatan akademik yang harus dilalui oleh setiap mahasiswa dalam menyelesaikan studinya pada perguruan tinggi, dimulai dari status sebagai calon mahasiswa sampai selesainya mengikuti program yang diakhiri dengan Wisuda. Maka kegiatan tersebut adalah kegiatan pelayanan akademik kepada mahasiswa yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi.

Page 7: JUKNIS PRAKTIKUM

6

Secara umum kegiatan pelayanan akademik dan kemahasiswaan pada perguruan tinggi meliputi : 1) Seleksi Penerimaan Calon Mahasiswa, 2) Registrasi/Her-Registrasi, 3) Orientasi Studi, 4) Penyusunan Rencana Studi, 5) Perkuliahan, Bimbinagn Studi, 6) Praktikum, 7) Kuliah Kerja Nyata, 7) Ujian-ujian dan penilaian., 8) Pembuatan Skripsi/Tesis/Disertasi, 9) Ujian Munaqasah, dan 10) Wisuda.

Kaitan dengan substansi pelayanan akademik dan kemahasiswaan perguruan tinggi yang disajikan dalam buku panduan pembinaan dan pengembangan mahasiswa, difokuskan pada model pelayanan kegiatan pembinaan dan pengembangan kemahasiswaan pada Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta di lingkungan Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan Banten. Dikarenakan hal ini erat kaitannya dengan tuntutan implementasi kurikulum PTAI (Kurikulum 2004,) yang sarat mengedepankan pembentukan kompetensi lulusan sebagai ciri dari reformasi pendidikan.

Kurikulum PTAI 2004, berisi seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan untuk mencapai tujuan nasional dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah dan sekolah/pendidikan tinggi.

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindah. Kompetensi dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati. Kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan pelajaran secara kontekstual. Pada pendidikan kejuruan kompetensi yang terkait dengan tugas-tugas lulusan di tempat kerja, ditetapkan berdasarkan standar kompetensi yang berlaku di dunia kerja sesuai dengan keahliannya.

Kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum pendidikan tinggi yang substansinya ditujukan pada peningkatan daya guna dan hasil guna dengan memberdayakan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki perguruan tinggi. Sehingga kebijakan-kebijakan diatas memiliki peran yang sangat strategis dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan tinggi, sehingga kebijakan-kebijakan di atas memiliki peran yang sangat strategis dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan tinggi, dikarenakan partisipasi pengelolaan/ pengembangan kurikulum pendidikan tinggi terkait pula dengan pengembangan quality assurance pada setiap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Penyelenggaraan setiap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Penyelenggaraan pendidikan bermutu merupakan bagian dari public accountability. Oleh karena itu pengembangan kurikulum pendidikan tinggi pelru ditingkatkan.

Page 8: JUKNIS PRAKTIKUM

7

Pemikiran akademik secara substansif melekat pada kebijakan penyelenggaraan pendidikan tinggi di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon. (STAI BBC).

Pengembangan kurikulum di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon pada dasarnya masih belum dapat memenuhi tuntutan kebutuhan yang diharapkan. Hal ini dimungkinkan karena sumber daya yang ada dan dimiliki Kopertais dan jajarannya masih belum memadai.

Prinsip-prinsip tersebut di atas, menjadi permulaan baik bagi integritas Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang tercermin dalam kejujuran, keterbukaan, dan kepedulian tehadap kepentingan publik penggunaannya, baik ketika merumuskan dan mengembangkan visi, misi, dan tujuan sasaran, serta pada pelaksanaan program kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Hal tersebut berimplikasi pada tugas fungsi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI Bunga Bangsa Cirebon). Sebagai perwujudan dari tanggung jawab dan kepedulian terhadap kepentingan public penggunanya, maka disusun Panduan Pelayan Praktikum, yang merupakan bagian taki terpisahkan dari Panduan Penyelenggaraan Akademik Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

B. Landasan

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1998, tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999, tentang Pendidikan Tinggi.

3. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1987 tentang PTAIS 4. Keputusan Menteri Agama Nomor 53 tahun 1987 tentang PTAIS 5. Keputusan Menteri Agama Nomor 496 tahun 1996 tentang pendelegasian

wewenang penetapan Status Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta. 6. Surat Keputusan Dirjen Binbaga Islam DEPAG RI Nomor : E /49 /2013

tanggal 27 Maret 2013 tentang pemberian status terdaftar Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI Bunga Bangsa Cirebon).

7. SK Ketua STAI Bunga Banga Cirebon No…………………….. tentang Pedoman Pelaksanaan Akademik STAI Bunga Bangsa Cirebon..

Page 9: JUKNIS PRAKTIKUM

8

C. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan

Sesuai dengan maksud disusunya Panduan Pelayanan Praktikum di lingkungan STAI Bunga Bangsa Cirebon ini, maka tujuan yang ingin dicapai: a. Menyiapkan panduan bagi para pemegang kebijakan pengembangan

perguruan tinggi pada PTAIS dalam rangka mengembangkan tri dharma perguruan tinggi di lingkungan agar sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

b. Memberikan rambu-rambu bagi para praktisi PTAIS di dalam memberikan pelayanan yang bersifat minimal bagi dan kepada masyarkat pengguna/mahasiswa.

c. Memberikan gambaran tentang indikator kinerja yang harus dibangun dalam rangka pelayanan pendidikan minimal kepada masyarakat penggunanya.

2. Sasaran Yang menjadi sasaran Panduan Pelayanan Praktikum PTAIS ini adalah :

a. Tersedianya prasarana dan sarana pendidikan bersifat minimal dalam penyelenggaraan PTAIS bagi masyarakat secara baik.

b. Terciptanya kondisi pelayanan pendidikan minimal yang seragama pada seluruh jenjang dan program pendidikan tinggi di lingkungan Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan Banten.

c. Menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif dan harmonis bagi para pengelola PTAIS pada semua jenjang dan program pendidikan tinggi di lingkungan Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan Banten.

D. Ruang Lingkup

Buku panduan disusun dan disajikan dalam 5 (lima) bab, bab pertama, pendahuuan memuat tentang latar belakang, landasan penyusunan, tujuan penyusunan, sasaran, pendekatan, dan ruang lingkup. Kedua, pola umum penyelenggaraan Praktikum, strategi pengembangan Praktikum, organisasi tata laksana, struktur organisasi, tata kerja/uraian tugas penyelenggara Praktikum,sarana prasarana Praktikum. Ketiga, model pelayanan praktikum memuat; praktik ibadah, praktik tilawah, dan praktik mata kuliah berbobot praktik, pengembangan laboratorium, pengembangan micro teaching, dan praktik profesi/praktik pendalaman lapangan. Keempat inovasi pengembangan praktikum. Dan Kelima sebagai penutup.

Page 10: JUKNIS PRAKTIKUM

9

BAB II POLA PENYELENGGARAAN PRAKTIKUM

A. Pengertian

1. Pola, diartikan dari segi bahasa dimaknai sebagai gambar yang akan dipakai untuk contoh/ukuran, (misalnya membuat baju, dan membatik). Pola disini, dimaksudkan adalah gambar/contoh/ukuran untuk melaksanakan sesuatu, dalam hal ini adalah kegiatan praktik mahasiswa-mahasiswa pada perguruan tinggi, sebagai dari penjabaran perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.

2. Penyelenggaraan, adalah diartikan sebagai mengatur, mengurus suatu kegiatan, dalam bahasa lain memanage sebagai kata kerjanya, sedangkan manajemen dapat diartikan pelaksananya.

3. Praktikum, terdiri dua kalimat yang disatukan yakni : pertama, kata praktik dalam kamus umum Bahasa Indonesia prakti diartikan sebagai : hal melakukan (mnejalankan, melaksanakan teori, kedua, kata umum adalah bentuk dari kata sifat, yang mempunyai makna bersifat umum. Yang dimaksud praktikum disini adalah suatu kegiatan yang menjalankan/melaksanakan teori. Yang dimaksud dalam judul Bab II ini adalah; gambaran atau ukuran untuk

melaksanakan kegiatan praktikum/kegiatan yang menjalankan/melaksanakan teori bagi mahasiswa pada perguruan tinggi, yang kafasitasnya sebagai implementasi dari pengembangan kurikulum.

B. Kedudukan dan Status Praktikum,

1. Kedudukan a. Ditinjau dari substansinya bahwa Praktikum merupakan media untuk

pencapaian Kompetensi mahasiswa supaya memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dakat diukur dan diamati

b. Kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan pelajaran secara kontekstual. Pada pendidikan kejuruan kompetensi yang berkait dengan tugas-tugas lulusan di tempat kerja, ditetapkan sesuai dengan keahliannya. Salah satu dari kompetensi mahasiswa adalah memiliki keterampilan sudah barang tentu keterampilan ini sesuai dengan imu yang dipelajari/dikembangkan pada jurusan/progam studinya.

Page 11: JUKNIS PRAKTIKUM

10

Ketiga hal tersebut mencerminkan, bahwa praktikum pada perguruan tinggi wajib hukumnya dilaksanakan oleh mahasiswa, dengan dukungan tenaga, sarana, dan dana yang memadai.

2. Status Status praktikum merupakan kegiatan Co-kurikuler/dalam artian tidak terstruktur secara implisit pada kurikulum, akan tetapi Praktikum merupakan penunjang dari implementasi kurikulum, maka sifatnya mengikat dan menjadi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan salah satu mata kuliah secara khusus dan secara umum kegiatan praktikum menjadi salah satu persyaratan dalam menempuh ujian siding/munaqasyah.

C. Tujuan Penyelenggaraan Praktikum

Berdasarkan pada pengertian, kedudukan, dan statusnya, maka penyelenggaraan Praktikum pada perguruan tinggi, bertujuan untuk; 1. Mengantarkan mahasiswa dalam menguasai, menghayati, serta dapat

mengamalkan ilmu pengetahuan yang didapatnya untuk kepentingan masyarakat.

2. Penguatan wawasan keilmuan dan pendalaman kompetensi mahasiswa untuk dapat merefleksikan kedalam perilaku nyata dalam bentuk pengabdian yang sesuai dengan bidang ilmu yang dikembangkannya, hal ini dilakukan sebagai bagian dari perwujudan Tujuan Pendidikan Nasional.

D. Jenis Pengembangan Praktikum

Pada dasrnya Praktikum dapat dialokasikan menjadi dua jenis penyelenggaraan; 1. Praktik yang diselenggarakan di dalam kampus

a. Praktik Ibadah. b. Praktik Tilawah c. Praktik Mata Kuliah yang berbobot praktik d. Micro Teaching (bagi Jurusan Keguruan) e. Praktik di Laboratorium bahasa f. Praktik di laboratorium komputer

2. Praktik yang diselenggarakan di luar kampus Praktik Profesi /Kejuruan dan /atau Praktik Pendalaman Lapangan (PPL), adalah sebagai berikut: a. Untuk jurusan/program studi pada Fakultas Adab; 1) Sejarah dan

peradaban Islam, dan 2) bahasa dan sastra Arab, b. Untuk jurusan/program studi Fakultas Dakwah; 1) Bimbingan dan

Penyuluhan Islam, 2) Komunikasi Penyiaran Islam, 3) Manajemen Dakwah, dan 4) Pengembangan Masyarakat Islam.

Page 12: JUKNIS PRAKTIKUM

11

c. Untuk jurusan program studi Fakulas Syari’ah; 1) Al-Ahwal al Syaksiyah, 2) Mua’amalah, 3) Jinayah Syiyasah, dan 4) Perbandingan Madzhab dan Hukum.

d. Untuk jurusan /program studi Fakultas Tarbiyah; 1) Kependidikan Islam, 2) Pendidikan Agama Islam, 3) Pendidikan Bahasa Arab, 4) Diploma 2 Guru PAI, 5) Diploma 2 Guru MI/SD, 6) Diploma 2 Guru RA/TK, dan 7) Tadris Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia.

e. Untuk jurusan program studi Fakultas Ushuluddin; 1) Aqidah dan Filsafat, 2) Perbandingan Agama, 3) Tafsir Hadits, 4) Tasawuf dan Psikoterapi.

E. Strategi Pengembangan Praktikum

Berdasarkan pada tujuan penyelenggaraan Praktikum untuk; mengantarkan mahasiswa dalam menguasai, menghayati, serta dapat mengamalkan ilmu pengetahuan yang didapatnya untuk kepentingan masyarakat. Dan juga bertujuan untuk penguatan wawasan keilmuan dan pendalaman kompetensi mahasiswa agar dapat merefleksikan kedalam perilaku nyata dalam bentuk pengabdian yang seusai dengan bidang ilmu yang dikembangkannya. Maka praktikum perlu dikembangkan, agar dapat berfungsi untuk mengantarkan mahasiswa/lulusannya yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahlian pada jurusan/program studi yang diikutinya. Paling tidak terdapat 8 (delapan) kunci sukses strategi pengembangan meliputi; isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga, manajemen, standar penilaian, sarana/prasarana, dan dana. Delapan kunci sukses tersebut secara rinci adalah sebagai berikut : 1. Isi/Substansi; mencakup lingkungan materi dan standar kompetensi untuk

mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Aspek isi ini, dimaksudkan memuat (a) kerangka dasar struktur kurikulum /silabus, (b) metode yang akan diterapkan, (c) beban waktu yang diperlukan, serta jadwal pembelajaran yang ditentukan pada pelaksanaan kegiatan yang dikembangkan pada praktikum.

2. Proses; pembelajaran pada praktikum harus diselenggarakan secara (a) interakatif, (b) inspiratif, (c) menyenangkan, (d) menantang, (e) memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta (f) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, dan (g) dilengkapi pula dengan proses pembelajaran pendidikan yang memberikan keteladanan.

3. Kompetensi lulusan; digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, dalam hal ini kelulusan praktikum. Standar kompetensi lulusan praktikum mencakup (a) sikap, (b)

Page 13: JUKNIS PRAKTIKUM

12

pengetahuan, dan (c) keterampilan. Standar kompetensi lulusan disini adalah meliputi kompetensi dari seluruh materi pelaksanaan praktikum.

4. Ketenagaan; dosen pembimbing/tutor pada laboratorium harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional secara makro. Kualifikasi akademik dimaksudkan adalah tingkat pendidikan minimlah yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik/dosen pembimbing /tutor praktikum yang diikuti dengan izazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan kompetensi sebagai agen pembelajaran pada pendidikan tinggi, memiliki kualifikasi pendidikan minimum; (a) lulusan Diploma empat (D-4) atau Sarjana (S1) untuk program Diploma, (b) lulusan program magister (S2) untuk program sarjana (S1), dan (c) lulusan program doktor untuk program sarjana (S2) dan (S3)

5. Manajemen; pengelolaan praktikum menerapkan otonomi perguruan tinggi dalam batas-batas yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku memberikan kebebasan dan mendorong kemandirian dalam pengelolaan akadmeik, operasional, personalia, keuangan, dan area fungsional kepengelolaan lainnya diatur oleh masing-masing perguruan tinggi tidak terkecuali dalam pengelolaan praktikum PTAIS.

6. Standar penilaian; adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan pada laboratorium adalah proses pengumpulan dan pengelolaan informasi untuk mengukur pencapaian hasil prestasi belajar/praktik pada laboratorium. Sedangkan ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar/praktik dan/atau penyelesaian diri dari suatu satuan pendidik. Terkait dengan penilaian praktikum pada laboratorium; bahwa penilaian hasil praktikum oleh dosen pembimbing/tutor mengacu pada ketentuan yang diatur oleh masing-masing PTAIS, yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Sarana prasarana; Agar tenaga, metoda dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka sarana praktikum harus dilengkapi perabot, peralatan laboratorium, media, buku sumber dan sumber lainnya. Sesuai dengan kebutuhan yang relevan dengan ilmu yang akan dikembangkan. Sedangkan prasarana yang meliputi lahan, ruang TU, perpustakaan, laboratorium/studio bengkel kerja, ruang unit produksi, kantin, instalasi daya jasa,, dan ruangan-ruangan penunjang yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Terkait dengan praktikan standar keragaman jenis peralatan laboratorium IPA, Bahasa,

Page 14: JUKNIS PRAKTIKUM

13

Komputer, laboratorium/studio jurusan program studi dengan peralatan lainnya yang memenuhi standar minimal dari peralatan yang tersedia.

8. Dana; penyediaan dana yang cukup menjadi prioritas dalam mencapai tujuan praktikum secara efektif dan efisien. Dana pengembangan praktikum dapat dialoaksikan pada biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal; (a) biaya investasi meliputi penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia dan modal keja tetap, (b) biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan, dan (c) biaya operasi satuan pendidikan meliputi; gaji pendidik dan peralatan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air/listrik jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lain sebagainya. Dalam hal biaya praktikum termasuk menggunakan biaya operasi satuan pendidikan.

F. Manajemen Pengembangan Program Praktikum

Karena sifat dan bentuknya Pola Pengembangan Praktikum adalah gambaran atau ukuran untuk melaksanakan kegiatan praktik secara umum pada perguruan tinggi, sebagai implementasi dari pengembangan kurikulum, maka manajemen/pengelolaan program pengembangan praktikum secara dirancang melalui siklus manajemen sebagai berikut : 1. Persiapan

(a) Inventarisasi dan Perencanaan Kegiatan 1) Inventarisasi basis data data base calon peserta Praktikum sebagai

bahan pertimbangan dalam penyusunan, penetapan dan proyeksi kelompok peserta, dan lokasi.

2) Inventarisasi data sosial masyarakat kelompok sasaran target group. (untuk praktek profesi/ kejuruan)

b. Konsultasi dan perizinan untuk praktikum 1) Praktikum di dalam kampus (praktik tilawah, ibadah, dan praktik mata

kuliah yang berbobot praktik). (a) Konsultasi dan koordinasi dengan Jurusan/Prodi dan Laboratorium. (b) Konsultasi dan koordinasi dengan unit terkait bagi pelaksanaan

praktik yang menggunakan saran lain di luar Laboratorium. 2) Praktikum di luar kampus (khususnya praktik profesi)

(a) Konsultasi dan pengurusan surat permohonan perizinan penyelenggaraan Praktikum Kepala Sekolah/ Madrasah (khusus untuk praktik profesi keguruan).

Page 15: JUKNIS PRAKTIKUM

14

(b) Konsultasi dan pengurusan perizinan kepada instansi terkait dengan kegiatan Praktikum.

(c) Konsultasi dan pengiriman tembusan perizinan penyelenggaraan Praktikum kepada instansi terkait.

(d) Konsultasi dan konfirmasi lokasi kepada Kepala Sekolah/Madrasah (khusus untuk praktik profesi keguruan).

c. Penyusunan dan Penetapan Panduan 1) Penyusunan Panduan Praktikum oleh Laboratorium/ Jurusan program

studi. 2) Inventarisasi masukan untuk penyempurnaan Panduan Praktikum 3) Penetapan Panduan Praktikum 4) Sosialisasi dan Informasi Program Praktikum tingkat Jurusan , antara

lain: 5) Pertemuan dengan Ketua Jurusan. 6) Sosialisasi kegiatan Praktikum kepada mahasiswa oleh Ketua

Jurusan/laboratorium. d. Pendaftaran/Pendataan Calon Peserta

1) Mahasiswa calon peserta Praktikum mendaftarkan diri kepada Jurusan/laboratorium dan/atau secara otomatis dapat menggunakan data base mahasiswa yang ada bila tidak memerlukan persyaratan yang dianggap prinsip dalam system.

2) Tahapan pendaftaran dan penyusunan kelompok peserta sebagai berikut: a) Pengambilan dan pengisian formulir pendaftaran. b) Penyerahan formulir dan pengecekan syarat administrasi akademik. c) Penyusunan kelompok peserta dan penetapan lokasi oleh Panitia

Pelaksana /Lab/Jurusan/Prodi. e. Rekruitmen dan Koordinasi Dosen Pembimbing/Tutor/Laboran

1) Rekruitmen ditetapkan berdasarkan : a) Surat pengajuan dari Ketua Jurusan, diajukan kepada:

Dekan /Ketua Sekolah Tinggi, sebagai hasil koordinasi dengan Laboratorium/Panitia Praktikum.

b) Jurusan dosen yang menjadi Pembimbing /Tutor/Laboran oleh Dekan/Ketua Sekolah Tinggi.

2) Kordinasi Dosen pembimbing/Tutor/ Laboran dengan Jurusan/ Laboratorium dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman pedoman, panduan dan juknis Praktikum serta pelaksanaan bimbingan.

Page 16: JUKNIS PRAKTIKUM

15

f. Pertemuan Pembimbing /Tutor/Laboran dengan Jurusan/Prodi/LAB, meliputi: 1) Penjelasan fungsi dan tugas Pembimbing/Tutor/Laboran. 2) Persiapan orientasi lokasi oleh pmebimbing Tutor/Laboran

2. Pelaksanaan a. Pengarahan penjelasan teknis Praktikum kepada Peserta b. Pengarahan penjelasan peserta dilaksanakan oleh Pembimbing

Tutor/Laboran melalui Kelas –kelas, dan atau langsung. c. Materi pengarahan/penjelasan meliputi:

1) Penjelasan tentang Panduan Praktikum; 2) Teknis Pembelajaran/pelaksanaan praktikum; 3) Teknis Evaluasi dan Penilaian;

d. Pemberangkatan Peserta ke lokasi khusus praktik profesi/kejuruan 1) Pemberangkatan/pelepasan peserta secara resmi dipimpin oleh

Dekan/Ketua Sekolah Tinggi; 2) Pemberangkatan peserta ke lokasi praktik profesi didampingi Ketua

Jurusan/Prodi dan Pembimbing/ Tutor. 3) Agenda serah terima, meliputi:

a) Acara serah terima pada Kepala Sekolah/Madrasah b) Acara serah terima, sekaligus pemberitahuan dimulainya kegiatan

praktik profesi/kejuruan pada tingkat kabupaten. Oleh Rektor atau yang mewakilinya.

4) Teknis pemberangkatan peserta dari kampus menuju lokasi diatur dan dikoordinasikan langsung oleh ketua kelompok peserta.

e. Penempatan Peserta di Lokasi 1) Kelompok peserta praktik ditempatkan di satuan (+ 30 orang). 2) Kelompok peserta praktikum lokasi ditempatkan di satuan kecil, dengan

koordinasi Pembimbing/Tutor. 3) Rambu-Rambu Penempatan

a) Azas posisi lokasi tidak bertumpuk b) Azas komposisi c) Azas kemudahan koordinasi d) Azas posisi lokasi tidak bertumpuk e) Azas komposisi f) Azas kemudahan koordinasi g) Azas fasilitas h) Azas jenis kelamin peserta

Page 17: JUKNIS PRAKTIKUM

16

f. Observasi Lokasi dan Penyusunan Program Kegiatan: 1) Observasi lokasi dan identifikasi masalah:

a) Observasi dilakukan bersamaan dengan perkenalan peserta dan sosialisasi program praktikum kepada masyarakat.

b) Observasi dan sosialisasi dilakukan secara simultan dan dalam bentuk partisipasi langsung dengan kegiatan masyarakat antara lain melalui aktivitas ibadah, dan silaturahmi.

c) Sasaran observasi meliputi: (1) Potensi yang menjadi lokasi praktikum; (2) Masalah agama dan kemasyarakatan dalam tiga aspek program

garapan; yaitu pemahaman, pengamalan dan lembaga dan sarana.

2) Penyusunan Program Kegiatan a) Program direncanakan, disusun dan ditetapkan oleh peserta yang

dikoordinasikan oleh ketua kelompok dalam melibatkan unsur Kepala Sekolah/Madrasah dan guru.

b) Penyusunan program praktik melibatkan unsur Kepala sekolah/madrasah dan guru, dimaksudkan sebagai sarana sosialisasi rencana program, sekaligus menampung dan memformulasikan masukan dan dukungan guru dan Kepala Sekolah.

c) Rencana Kegiatan yang telah disepakati menjadi program yang akan dilaksanakan peserta, kemudian dituangkan dalama agenda pelaksanaan praktiku sebagai dokumen dan panduan dalam melaksanakan kegiatan.

g. Pelaksanaan kegiatan Praktikum

1) Kegiatan di lapangan dilaksanakan oleh peserta secara individu dan kelompok dengan melibatkan siswa bagi praktik keguruan dan melibatkan masyarakat bagi praktik lainnya.

2) Durasi kegiatan di lapangan selama 12 kali pertemuan selama 120 menit setiap kali pertemuan (1440 menit = 24 jam)

3) Kegiatan peserta yang bersifat individual dicatatat dan dibukukan pada buku kegiatan praktikum individu.

4) Kegiatan peserta dalam kelompok dicatat dan dibukukan dalam buku kegiatan praktikum kelompok.

5) Biaya dan sarana kegiatan direncanakan dan dimusyawarahkan diantara peserta dan mengoptimalkan potensi dan dukungan sekolah/masyarakat serta sumber lainnya.

Page 18: JUKNIS PRAKTIKUM

17

h. Pembimbingan 1) Frekuensi bimbingan yang dilaksanakan oleh Dosen Pembimbing/Tutor

dilakukan sekurang-kurangnya 5 (lima) kali bimbingan yang meliputi kegiatan: a) Observasi ke lokasi bersama peserta b) Pengarahan peserta c) Pemberangkatan dan pelepasan, yang dilanjutkan perjalanan dan

serah terima di lokasi praktik; d) Pendampingan pada pelaksanaan kegiatan; e) Ujian Praktik/penilaian Peserta f) Perpisahan dan penutupan.

2) Selama melaksanakan pembimbingan, Dosen Pembimbing/Tutor, dwajibkan memperhatikan dan memeriksa buku kegiatan harian, serta membubuhkan catatan dan tanda tangan, sebagai bukti administrative pembimbingan.

i. Evaluasi pelaksanaan program kegiatan lapangan 1) Program kegiatan yang telah dilaksanakan dievaluasi oleh peserta yang

dikoordinasikan oleh peserta dan Dosen pembimbing/Tutor dilampiri dengan bukti pelaksanaan tugas pembimbingan ditandatangani oleh peserta, dan selanjutnya bukti tersebut diserahkan kepada Kepala Sekolah/Instansi/Lembaga yang terkait dengan lokasi/tempat pelaksanaan praktik untuk diketahui.

2) Evaluasi disusun dan ditetapkan oleh Pembimbing dan Kepala Sekolah/Instansi/Lembaga yang terkait dengan lokasi/tempat pelaksanaan praktik; meliputi pelaksanaan dan analisis program serta membahas dan merekomendasi usulan pengembangan kegiatan pasca praktikum.

3) Hasil evaluasi/penilaian dan rekomendasi dituangkan pada lembar nilai yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah/Instansi/lembaga yang terkait dengan lokasi/tempat pelaksanaan praktik dan Dosen Pembimbing.

j. Perpisahan dan Penutupan Praktikum 1) Acara perpisahan/pamitan adalah kegiatan yang memadai berakhirnya

kegiatan praktikum secara resmi. 2) Prepisahan lokasi praktik diatur dan dikoordinasikan antar Ketua

Kelompok Peserta masing-masing. 3. Tahap Evaluasi Akhir

a. Penyerahan Laporan 1) Laporan kegiatan praktikum dituangkan pada laporan

Page 19: JUKNIS PRAKTIKUM

18

2) Laporan perorangan peserta praktikum adalah deskripsi kegiatan individual dalam bentuk dokumentasi dan catatan agenda kegiatan harian.

3) Laporan kelompok adalah deskripsi kegiaran komulatif kelompok yang dikoordinasikan oleh ketua kelompok.

4) Laporan individu, maupun kelompok dikoordinasikan ketua kelompok ditandatangani oleh kepala Sekolah dan Dosen pembimbing, untuk diserahkan kepada jurusan/program studi untuk dievaluasi dan dinilai.

5) Batas waktu penyerahan hasil evaluasi dan nilai dari Dosen Pembimbing/Tutor ke jurusan/program studi selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah penutupan praktikum

6) Penyerahan nikai dari Kepala Sekolah dan Dosen Pembimbing ke jurusan/program studi selambat-lambatnya 2(dua) minggu setelah penutupan praktikum.

7) Pengumuman nilai praktikum di jurusan/program studi/faklutas masing-masing selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah penutupan praktikum.

b. Evaluasi dan Laporan 1) Evaluasi program kegiatan dimaksudkan sebagai proses kegiatan

dalam usaha mengukur tingkat keberhasilan praktikum. 2) Aspek dan sasaran yang dievaluasi meliputi :

a) Respon guru dan kepala Sekolah/Instansi/Lembaga yang terkait dengan lokasi/tempat pelaksanaan praktik;

b) Keterlibatan siswa/mustami/dan sasaran praktik lainnya; c) Perubahan dan perkembangan sasaran praktik pasca praktikum,

menurut kepala sekolah/madrasah; d) Keterbukaan terhadap inovasi; e) Ketetepan program, rencana kegiatan dan umpan balik pasca

pelaksanaan kegiatan praktikum. 3) Laporan penyelenggaraan kegiatan praktikum dibuat oleh panitia

pelaksana dan disampaikan kepada pimpinan perguruan tinggi selaku penanggung jawab umum penyelenggara praktikum. Untuk pelaksanaan praktikum tilawah, ibadah, dan praktik mata kuliah

yang berbobot praktik diselenggarakan di kampus /LAB tidak melibatkan unsur luar kampus, strategi penyelenggaraan tetap mengacu pada (persiapan/perencanaan, pelaksanaan, evaluasi penilaian, dan pelaporan).

Page 20: JUKNIS PRAKTIKUM

19

G. Penyelenggara dan Pelaksana 1. Penyelenggara

Penyelenggara Praktikum adalah kepanitiaan dalam bentuk koordinasi Fakultas/Sekolah Tinggi, Jurusan/Program Studi dan Laboratorium, yang selanjutnya disebut Panitia Penyelenggara Praktikum.

2. Panitia Pelaksana terdiri dari: a. Penanggungjawab Umum adalah Dekan Fakultas pada PT.

Universitas/Institut, Ketua Sekolah Tinggi pada Sekolah Tinggi. b. Tim pengarah terdiri dari seorang Ketua yakni Pembantu Dekan I Bidang

Akademik/Pembantu Ketua I, dua orang sekretaris yaitu Kepala Bagian Tata Usaha, dan beberapa anggota, yaitu para Pembantu Dekan Fakultas dan Pembantu Ketua I pada Sekolah Tinggi.

c. Penanggung jawab Harian, Pembantu Dekan I/Pembantu Ketua I pada Sekolah Tinggi.

d. Tim Pembimbing terdiri dari Kordinator Pembimbing yakni Pembantu Dekan I Bidang Akademik/Pembantu Ketua I dari setiap Fakultas /Jurusan Program Studi, dan para pembimbing yakni Dosen dari setiap Fakultas/Jurusan/Program Studi.

e. Tim Pelaksana terdiri dari Penanggungjawab Harian, yakni Ketua Ketua Jurusan/Program Studi/, dan Ketua Laboratorium sebagai Ketua Pelaksana. Sekretaris pelaksana ex-oficio Sekretaris jurusan/program studi, dibantu oleh beberapa anggota terdiri dari Kepala Sub. Bagian dan staf terkait dengan kegiatan yang diperlukan.

3. Uraian Tugas Panitia Penyelenggara a. Penanggungjawab Umum bertanggung jawab terhadap seluruh kebijakan

penyelenggara. b. Tim pengarah mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai pengarah dan

perumus kebijakan yang menjadi acuan teknis pelaksanaan Praktikum. c. Koordinator Pembimbing mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk

mengkoordinasikan pembimbing, dan pembimbing bertugas membimbing serta melaksanakan penilaian aktivitas peserta.

d. Penanggung jawab Harian, mempunyai tugas pokok dan fungsi serta bertanggung jawab pada seluruh pelaksanaan praktikum, dan Tim Pelaksana bertugas melaksanakan penyelenggaraan teknisnya.

H. Sarana prasarana Praktikum

Karena bentuk dan sifatnya penyelenggaraan praktikum merupakan bagian integral dari kegiatan akademik pada perguruan tinggi yang substansinya sebagai implementasi dari pengembangan kurikulum, maka perlu ditunjang dengan sarana

Page 21: JUKNIS PRAKTIKUM

20

dan prasarana yang memadai, pengembangannya perlu di prioritaskan dan dirancang sedemikian rupa agar dalam penyelenggaraan praktikum dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan. 1. Sarana Dana dalam penyelenggaraan praktikum merupakan bagian yang

urgen, sehingga posisinya menjadi beban anggaran Perguruan Tinggi. Dana penyelenggaraan praktikum dapat digali melalui sumber dari mahasiswa, bantuan lain alokasi penggunaannya perlu direncanakan secara matang dan terpadu dengan melibatkan unsur terkait dengan penggunaannya agar dilaksanakan secara transparan dan akuntabel/dapat dipertanggungjawabkan

2. Pelaksanaan praktikum yang dilaksanakan di kampus, perlu dikoordinasikan dengan unit/sub unit terkait dalam pelaksanaan praktikum dan disesuaikan pula dengan kebutuhan sarana perlengkapan praktikum yang diselenggarakan di dalam kampus.

3. Pelaksanaan praktikum di luar kampus serta melibatkan unsur luar kampus/lokasi tempat praktikum, perlu dikoordinasikan dengan instansi/lembaga organisasi terkait sesuai dengan kebutuhan lokasi/tempat praktikum.

Page 22: JUKNIS PRAKTIKUM

21

BAB III PENYELENGGARAAN DAN PELAYANAN

PRAKTIKUM PADA STAI BUNGA BANGSA CIREBON

A. Praktik Ibadah Praktik Ibadah merupakan kegiatan Co –kurikuler yang mengikat dan menjadi

salah satu persyaratan dalam mengikuti kegiatan akademis, dan menempuh ujian sidang/munaqasyah. Kegiatan ini berlaku umum dan diwajibkan bagi setiap mahasiswa semester 1 (satu) pada Fakultas/Jurusan/Program Studi. Kegiatannya merupakan sub system dalam bentuk integritas pribadi muslim dan pembentukan karakteristik bagi mahasiswa perguruan tinggi Islam sebagai (pejuang) dan mujadid (pembaharu) dakwah Islam sehingga mampu mengatasi tantangan berbagai problematika kehidupan masa kini dengan taat beribadah sebagai pengamalan dari ajaran agama Islam.

Praktik ibadah selain bermakna bagian dari proses penyadaran fitri kemanusiaan sebagai hamba Allah yang berkewajiban untuk komitmen terhadap ajaran Islam melalui ibadah mahdah (hablum minallah), juga sebagai proses pembentukan sikap dari perilaku “Uswah Hasanah” yang kredibel.

Berdasarkan pemikiran di atas, Praktik Ibadah termasuk proses pembentukan insane kamil yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT., serta sebagai terapi mentalitas keagamaan, yang pada intinya mencakup bimbingan dan nasihat. Substansinya mencakup; 1) dasar dan tujuan, 2) dosen pembimbing, 3) peserta praktik ibadah, 4) metode praktik, 5) sarana/media, dan 6) evaluasi. Keenam komponen tersebut merupakan unsur terpenting dan strategis dalam mensukseskan program praktik ibadah pada perguruan tinggi agama Islam. 1. Dasar, Tujuan dan Status

a. Praktik Ibadah dilaksanakan berdasarkan pada : 1) Keputusan Menteri Agama RI nomor 156 Tahun 2004, tentang

Pedoman Pengawasan, Pengendalian, dan Pembinaan Diploma, Sarjana, dan Pasca Sarjana Perguruan Tinggi Agama Islam;

2) Keputusan Menteri Agama RI nomor 353 Tahun 2004, tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum PTAI;

3) Keputusan Menteri Agama RI nomor 387 Tahun 2004, tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Program Studi pada Perguruan Tinggi Agama Islam;

4) Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Nomor Dj. II/114/2005, tentang penetapan Standar Minimal Kompetensi Utama Lulusan Program Strata Satu Perguruan Tinggi Agama Isla.

Page 23: JUKNIS PRAKTIKUM

22

b. Tujuan Praktik Ibadah adalah untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam menguasai, menghayati pengetahuan ibadah dan melaksanakannya, serta merefleksikannya hikmah (pesan moral dan etik) ibadah ke dalam perilaku nyata dalam pergaulan sebagai al-bajyar (makhluk sosial) baik di dalam maupun di luar kampus. Substansinya sebagai bagian dari perwujudan Tuntutan Pendidikan Nasional.

c. Status Praktik Ibadah merupakan kegiatan Co-kurikuler yang melekat dan menjadi salah satu persyaratan dalam mengikuti kegiatan akademis dan menempuh ujian munaqasyah.

2. Peserta Praktik Ibadah a. Peserta Praktik Ibadah adalah mahasiswa semester I (satu) pada setiap

Jurusan/Program Studi memenuhi persyaratan administrasi akademik b. Peserta Praktik Ibadah berkewajiban mengikuti kegiatan Praktik Ibadah

sesuai jadwal dengan dibimbingan oleh Dosen Pembimbing yang ditunjuk dan ditugasi oleh Dekan Fakultas/Ketua Sekolah Tinggi/Ketua Jurusan/Program Studi.

c. Peserta Praktik Ibadah yang belum dinyatakan lulus oleh Dosen Pembimbing berkewajiban meneruskan kegiatan praktiknya hingga tujuan Praktik Ibadah dapat tercapai.

d. Ketentuan teknis/waktu pelaksanaan diatur dan disepakati oleh Dosen Pembimbing dan Mahasiswa Peserta Praktik.

e. Peserta Praktik Ibadah berhak memperoleh bimbingan dan nilai kelulusan sesuai ketentuan evaluasi Praktik Ibadah yang berlaku.

3. Dosen Pembimbing a. Dosen Pembimbing Praktik Ibadah adalah Dosen yang ditunjuk/ditugasi

oleh Dekan Fakultas/Ketua Sekolah Tinggi/Ketua Jurusan/Program Studi. b. Dosen Pembimbing berkewajiban melaksanakan bimbingan praktik ibadah

dengan menggunakan metode dan media sesuai jadwal serta mengevaluasinya.

c. Dosen Pembimbing berkewajiban menyampaikan nilai hasil evaluasi bimbingannya kepada jurusan/program studi sesuai dengan ketentuan dan waktu yang ditentukan

d. Hak –hak Dosen Pembimbing wajib dipenuhi oleh lembaga sesuai peraturan yang berlaku.

4. Materi Praktik Ibadah a. Materi Praktik Ibadah terdiri dari :

1) Thaharah dan hikmahnya yang meliputi: Wudlu, Tayamum, Mandi dan Istinja.

2) Shalat wajib dan lima waktu dan hikmahnya

Page 24: JUKNIS PRAKTIKUM

23

3) Shalat Jum’at dan hikmahnya 4) Shalat sunah dan hikmahnya yang meliputi: Rawatib, Tahajud, Witir,

Dhuha, Istikharaah, Idul Fitri, Idul Adha, Khusf (gerhana bulan), Kusuf (gerhana matahari) dan Istisqa.

5) Shalat Jenazah 6) Do’a-doa Ma’tsurah setelah shalat dan hikmahnya. 7) Shaum wajib dan sunah serta hikmahnya 8) Haji dan umrah serta hikmahnya 9) Zakat Fitrah /Mal dan hikmahnya

b. Uraian kisi-kisi materi Praktik Ibadah (terlampir) c. Referensi materi Praktik Ibadah menggunakan buku-buku/kitab-kitab fiqih

yang mu’taharah (standar dan kredibel). 5. Materi Praktik Ibadah

Praktik Ibadah dilaksanakan dapat menggunakan metode: 1) Metode ceramah

Metode ceramah adalah suatu metode penyajian materi kepada peserta yang disampaikan dengan lisan dan merupakan suatu uraian lengkap. Metode ini sebaiknya dipakai apabila:

Peserta praktik berjumlah banyak

Waktu yang tersedia relatif singkat

Materi yang akan dibeikan relatif banyak 2) Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah suatu metode penyajian materi dengan Tanya jawab tentang apa yang akan dibahas dalam forum itu. Metode ini sebaiknya dipakai

Untuk mengulangi materi yang telah diberikan

Untuk merangsang peserta agar perhatiannya tercurah pada masalah yang akan dibicarakan

Untuk mengarahkan proses berpikir peserta.

Sebagai ulangan Agar metode Tanya jawab ini lebih efektif penggunaannya, hendaknya pertanyaan-pertanyaan diajukan secara merata. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu mengajukan atau mengusulkan suatu pertanyaan secara proporsional dan mantap, serta menjawab pertanyaan secara mantap pula. Karena Tanya jawab senantiasa terjadi dalam masyarakat yang akan mereka pimpin.

Page 25: JUKNIS PRAKTIKUM

24

3) Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu metode penyajian bahan dengan jalan mendiskusikannya. Metode ini sebaiknya dipakai: (a) Untuk merangsang peserta agar mampu berpikir dan menyalurkan

pendapat serta ikut menyumbangkan pikiran dalam suatu masalah (b) Untuk menimbulkan kemampuan dan kesanggupan dalam

merumuskan pikirannya secara teratur agar mudah diterima oleh orang lain.

(c) Untuk membiasakan peserta agar mampu mendengar pendapat orang lain dan mau bersikap terbuka dan toleran.

(d) Untuk mencapai keputusan atau pendapat bersama mengenai suatu masalah.

(e) Waktu yang tersedia cukup. Metode ini dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu berdiskusi dengan baik dan mampu menjadi peserta dan pemimpin diskusi secara baik.

4) Metode Pemberian Tugas. Metode pemberian tugas resitasi adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan memberi tugas khusus di luar jam pelajaran kepada peserta. Metode ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Pengajar/pelatih pembimbing mengharapkan agar semua bahan yang

telah diberikan dapat diterima peserta secara lebih baik. (b) Untuk merangsang peserta agar lebih aktif dan rajin. (c) Untuk mengaktifkan peserta mempelajari sendiri suatu masalah (d) Materi/bahan yang ditugaskan harus bersifat menarik, mengundang

untuk didalami, praktis dan bersifat ilmiah serta dapat diselesaikan oleh peserta.

5) Metode Demonstrasi dan Eksperimen. Metode demonstrasi adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan memberikan contoh dan atau mengarahkan peserta dengan jalan memberikan contoh atau mengarahkan peserta untuk mendemonstrasikan/simulasi dari semua masalah kepada peserta lainnya. Sedangkan metode penyajian materi dengan jalan melibatkan peserta untuk bersama-sama mengadakan sesuatu. Kedua metode tersebut sebaiknya dipakai apabila: (a) Untuk memberikan keterampilan tertentu kepada peserta (b) Untuk menghindari verbalisme (c) Untuk memudahkan berbagai jenis penjelasan masalah

Page 26: JUKNIS PRAKTIKUM

25

(d) Untuk membantu peserta dalam memahami dengan jelas jalanya suatu proses penyajian bahan dengan penuh perhatian.

Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula bahwa:

Hendaknya diutamakan masalah-masalah yang praktis dan penting

Hendaknya ditekankan untuk menambah pengertian yang lebih jelas, mempertajam kepekaan terhadap suatu masalah dan untuk menimbulkan keterampilan dalam bekerja.

Hendaknya dijelaskan teoritisnya. Metode ini dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu mendemonstrasikan masalah yang telah mereka kuasai materinya dan melakukan eksperimen terhadap masalah yang sedang diusahakan penyelesaiannya.

6) Metode Sosio-Drama dan Bermain Peranan Metode sosio-drama dan bermain peranan adalah metode penyajian materi dengan jalan mendramakan atau memerankan cara bertingkah laku di dalam hubungan sosial. Metode ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Materi yang akan disajikan berupa menerangkan suatu peristiwa yang

di dalamnya menyangkut orang banyak dan berdasarkan pertimbangan didaktis lebih baik untuk didramatisasikan daripada diceritakan, karena akan lebih jelas dan mudah dihayati

(b) Materi yang disajikan untuk pelatih peserta agar mampu menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat sosial psikologis

(c) Materi yang akan disajikan untuk melatih peserta agar bergaul dan dapat memahami pemikiran orang lain.

Dalam menetapkan metode seperti ini ada juga beberapa hal yang harus diperhatikan seperti:

Tujuan yang ingin dicapai harus dirumuskan dengan jelas, khususnya tentang tingkah laku/watak yang ingi ditanamkan

Pemeran dalam metode ini harus benar-benar disiapkan 7) Metode Karyawisata

Metode karyawisata adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan mengajak peserta melihat obyek-obyek yang ada berhubungan dengan bahan pelajaran. Metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila:

(a) Untuk memberikan pengertian lebih jelas dengan alat peraga secara langsung

(b) Untuk membangkitkan pengharhaan terhadap lingkungan (c) Untuk mendorong peserta mengenai lingkungan Dalam menetapkan metode ini harus diperhatikan pula: Pemilihan obyek yang dikunjungi harus tepat

Page 27: JUKNIS PRAKTIKUM

26

Peserta harus diberitahukan tentang tujuan karyawisata metode ini dimaksudkan untuk mengarahkan mahasiswa sebagai calon pemimpin dalam memahami masalah-masalah di luar kampus secara obyektif.

8) Metode Drill Metode drill adalah metode penyajian materi dengan jalan melatih peserta terhadap materi yang telah diberikan. Metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila : (a) Untuk melatih ulang materi yang sudah diberikan atau yang sedang

diberikan (b) Untuk melatih keterampilan dalam berpikir secara tepat. (c) Untuk memberkuat daya tanggap peserta terhadap materi yang

diberikan. Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula: Sebelum praktik dimulai agar kepada peserta diberikan pengertian-

pengertian dasar materi yang praktikan. Usahakan waktu praktik dapat disingkat sehingga tidak membosankan Praktik agar diatur sedemikian rupa sehingga menarik dan dapat

menumbuhkan motivasi untuk berpikir Metode ini dimaksudkan untuk melatih mahasiswa sebagai calon

pemimpin melaksanakan ide-ide yang berkaitan dengan kepemimpinannya.

9) Metode Sistem Regu Team Teaching Metode system regu adalah suatu metode Penyajian materi dengan jalan dua orang atau lebihb dari pihak pengajar/pelatih/pembimbing yang mengadakan kerjasama untuk membimbing peserta. Metode ini sebaiknya dipakai apabila : (a) Jumlah peserta terlalu banyak, sehingga pembagian tugas kepada para

peserta kurang merata dan penangkapan peserta kurang tajam. (b) Untuk memberikan penjelasan dengan lebih mendalam. (c) Fasilitas memungkinkan Dalam metode ini sebaiknya diperhatikan pula: Setiap anggota tim hendaknya memiliki pengertian dan pandangan

yang sama. Agar setiap anggota tim mendapat tugas yang sesuai dengan

keahliannya masing-masing.

Page 28: JUKNIS PRAKTIKUM

27

10) Metode Problem Solving Metode Problem Solving adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan melatih peserta untuk memecahkan masalah-masalah yang paling rumit. Metode seperti ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Untuk melatih peserta agar berpikir kritis analitis. (b) Untuk melatih keberanian –keberanian dalam menghadapi berbagai

masalah. Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula: Masalah yang dipecahkan agar sesuai/disesuaikan dengan tingkat

kemampuan peserta. Peserta agar dibekali lebih dahulu dengan bahan-bahan tentang cara

memecahkan masalah. Bimbingan pengajar/pelatih/pembimbing harus kontinyu dan alat/sarana

yang menjadi penunjang harus lengkap. Metode ini dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu menemukan dan menyelesaikan masalah-masalah dalam masyarakat.

11) Metode Kerja Kelompok Metode keja kelompok adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan menggunakan peserta sebagai obyek kerjasama dalam mempelajari, menghayati, dan mengamalkan masalah yang dibahas. Metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila : (a) Alat Bantu praktik cukup tinggi (b) Tingkat kemampuan peserta didik tidak sama, karena itu sebaiknya

peserta dalam suatu kelompok kerja terdiri dari peserta yang pandai lebih besar jumlahnya dari mereka yang kurang pandai.

(c) Minat peserta tidak sama, sehingga sebaiknya peserta yang berminat hendaknya lebih banyak dari peserta yang kurang berminat.

Metode dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai seorang calon pemimpin umat agar mampu bekerja sama, memimpin dan menjadi anggota kelompok yang baik serta menyelesaikan masalah-masalah kelompok. Dari berbagai macam metode penyajian yang dapat dipergunakan praktik, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para pengajar/pelatih/pembimbing sebelum menentukan dan memilih sesuatu metode yang akan dipergunakan, dikarenakan metode hanyalah merupakan suatu pengantar atas suatu alat saja dan bukan merupakan suatu tujuan.

Page 29: JUKNIS PRAKTIKUM

28

Tidak ada metode yang seratus persen baik. Metode yang kelihatannya paling efektif sekalipun masih ada kekurangannya.

Metode yang sesuai dengan salah seorang pengajar/pelatih/pembimbing tidak selalu cocok dengan pengajar/pelatih/pembimbing yang lain meskipun materi yang diberikannya sama.

Pemakaian suatu metode tidaklah dapat berlaku secara tetap dan tepat untuk selama-lamanya.

Pemakaian metode hendaknya bervariasi. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dalam menghadapi aneka ragam metode penyampaian materi, seorang pengajar/pelatih/pembimbing tidak boleh terlalu fanatik terhadap pemakaian suatu metode dan sebaiknya seorang pengajar/pelatih/pembimbing bersikap arif dalam memilih metode serta selalu bersedia mencoba dan menilai setiap metode yang ada untuk diterapkan.

6. Waktu, Tempat dan Frekuensi Bimbingan a. Waktu Praktik Ibadah dilaksanakan selama berlangsungnya semester I

(satu), pelaksanaannya diatur tersendiri oleh Dosen pembimbing. b. Praktik Ibadah dapat dilaksanakan di ruang kuliah, mesjid atau tempat lain

yang ditentukan atas dasar kesepakatan antara peserta dan dosen pembimbing Praktik Ibadah.

c. Frekuensi pelaksanaan bimbingan Praktik Ibadah, minimal 12 kali pertemuan tiap pertemuan selama 120 menit (1440 menit/24 Jam).

7. Evaluasi Praktik Ibadah a. ``Evaluasi sebagai upaya yang dilakukan oleh dosen pembimbing untuk

mengetahui seberapa jauh keefektifan mahasiswa/praktikan dalam mencapai tujuan Praktik Ibadah

b. Sasaran evaluasi adalah penilaian meliputi kuantifikasi kualitas dan refleksi pesan moral dan etik dari materi praktik ibadah dalam perilaku nyata para praktikan

c. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan selam praktik ibadah berlangsung

d. Evaluasi dilakukan dengan metode observasi langsung dan tidak langsung serta analistis hasil isian oleh dosen pembimbing selama kegiatan praktik berlangsung.

e. Hasil evaluasi dimuat dalam blanko penilaian yang diisi oleh Dosen pembimbing, berikut ini contoh Blanko/format penilaian sebagai berikut :

Page 30: JUKNIS PRAKTIKUM

29

DAFTAR NILAI PRAKTEK IBADAH

Jurusan/Prodi : .................................................. Semester / TA. : .................................................. Kelas : ..................................................

No NIM Nama Mhs

Aspek Penilaian Kumulatif

Nilai Akhir/Mutu

Kognitif Afektif Psikomotor Angka Huruf

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Rumus perhitungan Nilai Akhir (NA): Nilai Akhir (NA) : K + A + P 100 Cirebon, ……………………. Dosen Pembimbing ………………………………. NIP : ………………………… f. Skala pengukuran evaluasi menggunkaan rentang nilai A, B, C, D dan E

dengan bobot 4, 3, 2, 1 Penilaian praktik ibadah mencakup 3 aspek (kognitif, apektif, psikomotor), rinciannya adalah sebgai berikut: 1. Aspek Kognitif

a. Memahami, menguasai dan dapat menjelaskan, diberi angka 4 b. Cukup memahami, cukup menguasai dan cukup dapat

menjelaskan, diberi angka 3 c. Kurang memahami, kurang menguasai dan kurang dapat

menjelaskan, diberi angka 2 d. Tidak memahami, tidak menguasai dan tidak dapat menjelaskan,

diberi angka 1 2. Aspek Afektif

a. Menghayati dan menerima, diberi angka 4 b. Cukup menghayati, cukup menerima, diberi angka 3 c. Kurang menghayati, kurang menerima, diberi angka 2 d. Tidak menghayati dan tidak menerima, diberi angka 1

Page 31: JUKNIS PRAKTIKUM

30

3. Aspek Psikomotor a. Selalu mengamalkan, diberi angka 4 b. Kadang-kadang mengamalkan, diberi angka 3 c. Belum mengamalkan, diberi angka 2 d. Tidak mengamalkan, diberi angka 1

g. Langkah pengolahan/penghitungan nilai evaluasi dilakukan dengan 3 (tiga) tahap adalah sebagai berikut: 1. Tahap I, Menghitung angka nilai dari kolom (4, 5, 6) dengan

menggunakan rumus KAP Keterangan: K = Jumlah item nilai kognitif A = Jumlah item nilai apektif P = Jumlah item nilai psikomotor Menjadi nilai kumulatif

2. Tahap 2, menghitung nilai kumulatif menjadi nilai akhir (NA): Rumus perhitunga Nilai Akhir (NA: Nilai Akhir (NA) : K + A + P 100

3. Tahap 3, mentransfer nilai kumulatif dari (kolom 7) menjadi angka mutu dan huruf mutu (Nilai Akhir). Rumus perhitungannya Nilai Akhir (NA): 80 – 100 = A 70 – 79 = B 60 – 69 = C 50 – 59 = D 00 – 49 = E

B. Praktik Tilawah

Praktik tilawah merupakan kegiatan co-kurikuler yang mengikat dan menjadi salah satu persyaratan dalam mengikuti kegiatan akademis dan menempuh ujian siding/munaqasyah. Kegiatan ini berlaku umum dan diwajibkan bagi setiap mahasiswa semerter III pada Jurusan/Program Studi.

Praktik tilawah bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, merupakan bagian dari proses pembelajaran dan pembekalan bagi mahasiswa untuk dapat menunjukan kemampuan membaca, menulis, memahami dan menghayati ayat-ayat al-Qur’an/al-Hadits dengan baik dan benar serta dapat berfikir logis argumentative berdasarkan kaidah-kaidah al-Qur’an dan Hadits.

Page 32: JUKNIS PRAKTIKUM

31

Berdasarkan pemikiran di atas, praktik tilawah termasuk proses pembentukan insane kamil yang beriman da bertaqwa kepada Allah serta berkemampuan ilmiah-diniyah, terampil dan professional yang sesuai dengan tataran kehidupan

Praktik tilawah dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan unsur terkait yang substansinya mencakup; 1) dasar, tujuan dan status, 2) dosen pembimbing, 3) peserta praktik tilawah, 4) metode praktik, 5) sarana media, dan 6) evaluasi. Keenam komponen tersebut merupakan unsure terpenting dan strategis dalam mensukseskan program praktik tilawah pada perguruan tinggi agama Islam. 1. Dasar, Tujuan dan Status

a. Praktik tilawah dilaksanakan berdasarkan pada: 1) Keputusan Menteri Agama RI nomor 156 tahun 2004, tentang pedoman

pengawasan, pengendalian, dan pembinaan Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana Perguruan Tinggi Agama Islam

2) Keputusan Menteri Agama RI nomor 353 tahun 2004, tentang pedoman penyusunan kurikulum Perguruan Tinggi Agama Islam

3) Keputusan Menteri Agama RI nomor 387 tahun 2004, tentang petunjuk pelaksanaan pembukaan program studi pada Perguruan Tinggi Agama Islam

4) Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam nomor Dj.II/114/2005 tentang penetapan standar minimal kompetensi utama lulusan program strata satu Perguruan Tinggi Agama Islam

b. Tujuan praktik tilawah, adalah untuk meningkatkan kualitas mahasiswa agar dapat menunjukan kemampuan membaca, menulis, memahami dan menghayati ayat-ayat al-Qur’an/al-Hadits dengan baik dang benar, serta dapat berpikir logis, analitis dan argumentative berdasarkan kaidah-kaidah al-Qur’an dam Hadits. Substansinya merupakan sebagai bagian dari perwujudan tuntutan pendidikan nasional.

c. Status praktik tilawah merupakan kegiatan co-kurikuler yang melakat dan menjadi salah satu persyaratan dalam mengikuti kegiatan akademik dan menempuh ujian munaqasyah.

2. Peserta Praktik Tilawah a) Peserta praktik tilawah adalah mahasiswa semester III (tiga) pada setiap

Jurusan/Program Studi memenuhi persyaratan administrasi akademik b) Peserta praktik tilawah berkewajiban mengikuti kegiatan praktik tilawah

sesuai jadwal dengan dibimbing oleh dosen pembimbing yang ditunjuk dan ditugasi oleh Ketua STAI/Ketua Jurusan/Ketua Program Studi.

c) Peserta praktik tilawah yang belum dinyatakan lulus oleh dosen pembimbing berkewjiban meneruskan kegiatan praktiknya hingga tujuan praktik ibadah daapat tercapai.

Page 33: JUKNIS PRAKTIKUM

32

d) Ketentuan teknis/waktu pelaksanaan diatur dan disepakati oleh dosen pembimbing dan mahasiswa peserta praktik

e) Peserta praktik ibadah berhak memperoleh bimbingan dan nilai kelulusan sesuai ketentuan evaluasi praktik ibadah, yang berlaku.

3. Dosen Pembimbing a. Dosen pembimbing praktik tilawah adalah dosen yang ditunjuk/tugasi oleh

Ketua STAI/Ketua Jurusan/Ketua Program Studi. b. Dosen pembimbing berkewajiban melaksanakan bimbingan praktik tilawah

dengan menggukana metode dan media sesuai jadwal serta mengevaluasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku

c. Dosen pembimbing berkewajiban menyampaikan nilai hasil evaluasi bimbingan praktik tilawah kepada Jurusan/Program Studi sesuai dengan ketentuan dan waktu yang telah ditentukan.

d. Hak-hak dosen pembimbing wajib dipenuhi kesejahteraannya oleh lembaga sesuai peraturan yang berlaku.

4. Materi Praktik Tilawah a. Materi praktik tilawah terdiri dari:

1) Bersifat Umum a) Membaca al-Qur’an dan al-Hadits b) Menulis ayat-ayat al-Qur’an dan matan al-Hadits c) Menghapal ayat-ayat al-Qur’an dan matan al-Hadits d) Menterjemahkan ayat-ayat aal-Qur’an dan matan al-Hadits e) Memahami kandungan ayat-ayat aal-Qur’an dan matan al-Hadits f) Menjelaskan isi/kandungan ayat-ayat al-Qur’an dan matan al-Hadits

2) Bersifat Khusus Materi praktik tilawah dapat dikembangkan sesuai dengan disiplin ilmu yang berhuungan dengan profesi Jurusan yang dikembangkan pada Univ/Inst/ST, yang bersangkutan. a) Untuk Jurusan/Program Studi Adab; (1) menggunakan mu’jam al-

Qur’an dan al-Hadits dalam mencari dan menggunakan ayat al-Qur’an dan matan hadits yang berhubungan dengan Sejarah dan Peradaban Islam, dan (2) menggunakan mu’jam al-Qur’an/al-Hadits dalam mencari dan menggunakan ayat al-Qur’an dan matan al-Hadits yang berhubungan dengan bahasa dan sastra arab.

b) Untuk Jurusan/Program Studi Dakwah; (1) menggunakan mu’jam al-Qur’an dan al-Hadits dalam mencari ayat al-Qur’an dan matan al-Hadits bahan dakwah, dan (2) menyusun naskah khitabah dalam bentuk satuan meteri dakwah.

Page 34: JUKNIS PRAKTIKUM

33

c) Untuk Jurusan/Program Studi Syari’ah menggunakan mu’jam al-Qur’an/Hadits dalam mencari dan menggunakan ayat al-Qur’an dan matan al-Hadits yang berhubungan dengan profesi Jurusan/Program Studi: 1) Al-Ahwal al-Syaksiyah 2) Mu’amalah 3) Jinayah syiyasah 4) Perbandingan Madzhab dan Hukum

d) Untuk Jurusan/Program Studi Tarbiyah menggunakan mu’jam al-Qur’an dan al-Hadits dalam mencari dan menggunakan ayat al-Qur’an dan matan al-Hadits yang berhubungan dengan profesi Jurusan/Program Studi: 1) Kependidikan Islam 2) Pendidikan Agama Islam 3) Pendidikan Bahasa Arab 4) Diploma Dua Guru PAI 5) Diploma Dua Guru PGSDI/MI 6) Diploma Dua Guru PGTKI/RA 7) Diploma Dua Guru Tadris PGBI 8) Tadris Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Fisikia dan Kimia

e) Untuk Jurusan/Program Studi Ushuludin menggunakan mu’jam al-Qur’an dan al-Hadits dalam mencari dan menggunakan ayat al-Qur’an dan matan al-Hadits yang berhubungan dengan profesi Jurusan/Program Studi: 1) Aqidah dan Filsafat 2) Perbandingan Agama 3) Tafsir Hadits 4) Tasawuf dan Psikoterapi

b. Referensi materi praktik ibadah menggunakan buku-buku/kitab-kitab fiqh yang mu’taharah (standard an kredibel)

5. Metode Praktik Tilawah Praktik tilawah dilaksanakan dapat menggunakan metode: a. Metode tajwid takwim, dimaksudkan untuk mahasiswa agar dapat

membaca al-Qur’an dengan tertib dan benar sesuai dengan ilmu tajwid b. Metode drill, adalah metode penyajian materi dengan jalan melatih peserta

terhadap materi yang telah diberikan. c. Metode problem solving, adalah suatu metode penyajian materi dengan

jalan melatih peserta untuk memecahkan masalah-masalah yang paling rumit, metode seperti ini sebaiknya dipakai apabila:

Page 35: JUKNIS PRAKTIKUM

34

1) Untuk melatih peserta agar berpikir kritis analitis 2) Untuk melatih keberanian-keberanian dalam menghadapi berbagai

masalah 6. Waktu, Tempat dan Frekuensi Bimbingan

a. Waktu praktik tilawah dilaksanakan selama berlangsungnya semester III (tiga), pelaksanaanya diatur tersendiri oleh dosen pembimbing dengan koordinasi Jurusan/Program Studi.

b. Praktik tilawah dapat dilaksanakan di ruang kuliah, mesjid atau tempat lain yang ditentukan atas dasar kesepakatan antara peserta dan dosen pembimbing praktik tilawah

c. Frekuensi pelaksanaan bimbingan praktik tilawah, minimal 12 kali pertemuan tiap pertemuan selama 120 menit (1440 menit/24 jam)

7. Evaluasi Praktik Ibadah a. Evaluasi sebagai upaya yang dilakukan oleh dosen pembimbing untuk

mengetahui seberapa jauh keefektifan mahasiswa/praktikan dalam mencapai tujuan praktik tilawah.

b. Sasaran evaluasi penilaian meliputi kuantifikasi kualitas aspek praktik dari sikap, penguasaan pengetahuan, pelaksanaan dan refleksi pesan moral dan etika dari materi praktik tilawah dalam perilaku nyata para praktikan.

c. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan selama praktik tilawah berlangsung

d. Evaluasi dilakukan metode observasi langsung dan tidak langsung serta analisis hasil isian oleh dosen pembimbing selama kegiatan praktik berlangsung

e. Hasil evaluasi dimuat dalam blangko penilaian yang diisi oleh dosen pembimbing, berikut ini contoh blangko/format penilaian sebagai berikut:

Page 36: JUKNIS PRAKTIKUM

35

DAFTAR NILAI PRAKTEK IBADAH

Jurusan/Prodi : .................................................. Semester / TA. : .................................................. Kelas : ..................................................

No NIM Nama Mhs

Aspek Penilaian Kumulatif

Nilai Akhir/Mutu

Kognitif Afektif Psikomotor Angka Huruf

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Rumus perhitungan Nilai Akhir (NA): Nilai Akhir (NA) : K + A + P 100 Cirebon, ……………………. Dosen Pembimbing ………………………………. NIP : ………………………… f. Skala pengukuran evaluasi menggunakan rentang nilai A, B, C, D, dan E

dengan bobot 4, 3, 2, 1 Penilaian praktik ibadah mencakup 3 aspek (Kognitif, Afektif dan Psikomotor) rinciannya adalah sebagai berikut: 1. Aspek Kognitif

a) Memahami, menguasai dan dapat menjelaskan, diberi angka 4 b) Cukup memahami, cukup menguasai dan cukup dapat

menjelaskan, diberi angka 3 c) Kurang memahami, kurang menguasai dan kurang dapat

menjelaskan, diberi angka 2 d) Tidak memahami, tidak menguasai dan tidak dapat menjelaskan,

diberi angka 1 2. Aspek Afektif

a) Menghayati dan menerima, diberi angka 4 b) Cukup menghayati, cukup menerima, diberi angka 3 c) Kurang menghayati, kurang menerima, diberi angka 2 d) Tidak menghayati dan tidak menerima, diberi angka 1

3. Aspek Psikomotor

Page 37: JUKNIS PRAKTIKUM

36

a) Selalu mengamalkan, diberi angka 4 b) Kadang-kadang mengamalkan, diberi angka 3 c) Belum mengamalkan, diberi angka 2 d) Tidak mengamalkan, diberi angka 1

g. Langkah pengolahan/penghitungan nilai evaluasi dilakukan dengan 3 (tiga) tahap adalah sebagai berikut: 1) Tahap I, Menghitung angka nilai dari kolom (4, 5, 6) dengan

menggunakan rumus KAP Keterangan: K = Jumlah item nilai kognitif A = Jumlah item nilai apektif P = Jumlah item nilai psikomotor Menjadi nilai kumulatif

2) Tahap 2, menghitung nilai kumulatif menjadi nilai akhir (NA): Rumus perhitunga Nilai Akhir (NA: Nilai Akhir (NA) : K + A + P 100

3) Tahap 3, mentransfer nilai kumulatif dari (kolom 7) menjadi angka mutu dan huruf mutu (Nilai Akhir). Rumus perhitungannya Nilai Akhir (NA): 80 – 100 = A 70 – 79 = B 60 – 69 = C 50 – 59 = D 00 – 49 = E

C. Praktik Mata Kuliah Berbobot Praktik

1. Rasionalisasi Tujuan pendidikan tinggi agama Islam adalah terwujudnya lulusan yang

akan menjadi anggota masyarakat dan warga Negara yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, memiliki pemahaman yang terpadu antara i8lmu agama, berkepribadian Indonesia, serta memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapaat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahua, teknologi dan/atau kesenian, baik dibidang ilmu agama Islam maupun ilmu agama yang diintegrasikan dengan bidang ilmu lainnya. Pendidikan tinggi agama Islam diarahkan untuk mengembangkan sikap dan kepribadian muslim, penguasaan ilmu yang dilandasi oleh pemahaman dan penghayatan agama Islam yang kokoh, keterampilan bermasyarakat dalam masyarakat modern dan majemuk.

Page 38: JUKNIS PRAKTIKUM

37

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon adalah perguruan tinggi agama yang diselenggarakan oleh badan swasta dan/atau lembaga keagamaan yang berbentuk badan hokum dan berdifat nirlaba, yang didalamnya menyelenggarakan program; a) Pendidikan akademik adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah tinggi, institute, universitas yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau kesenian yang bersumber dari ajaran Islam serta didasari oleh pemahaman, penghayatan dan pengamalan ilmu agama Islam, dan b) pendidikan vokasi adalah pendidikan oleh sekolah tinggi, institute, universitas yang diarahkan terutama mjempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu.

Penyelenggaraan pendidikan agama Islam mengacu pada standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Subsatnasi dan SPN difokuskan pada; a) standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan pendidikan dan kurikulum, tenaga pendidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan, dan b) pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standarisasi, penjamin dan pengendalian mutu pendidikan.

Dalam operasionalnya Pendidikan agama Islam menggunakan kurikulum yang substansinya adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sesuai dengan pengertian tersebut, kurikulum 2004 berisi seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan untuk mencapai tujuan nasional dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah dan sekolah/pendidikan tinggi.

Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi di perguruan tinggi diatur dalam Kepmendiknas nomor 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar, dan nomor 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi. Sedangkan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi pada PT agama Islam diatur pada Keputusan Meteri Agama nomor 353 tahun 2004 tentang pedoman penyusunan kurikulum PT agama Islam. Ketiga kebijakan pemrintah/keputusan menteri tersebut diarahkan sebagai upaya penjabaran terhadap isi Undang-undang nomor 2 tahun 1989/Jo pasal 2 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional dan peraturan pemerintah RI nomor 60 tahun 1999 tentang PT.

Page 39: JUKNIS PRAKTIKUM

38

Penerapan kurikulum berbasis kompetensi sejalan dengan pemberlakuan desentralisasi pendidikan yang memberikan kewenangan seluas-luasnya kepada setiap perguruan tinggi, tidak terkecuali PTAIS untuk mengelola dan mengatur jalannya penyelenggaraan pendidikan. Kondisi ini memiliki dampak setiap program studi/Jurusan yang ada pada jenjang pendidikan tinggi untuk dapat mengembangkan dan memutuskan kurikulum dan mata kuliah yang akan digunakan secara bertanggung jawab. Hal ini sejalan dengan isi Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 36 ayat 2, yang menyatakan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. Kurikulum berbasis kompetensi dikembangkan secara berkesinambungan sejak Taman Kanak-kanak dan Raudhatul athfal, kelas I sampai dengan kelas XII, sampai dengan pendidikan tinggi yang menggambarkan suatu rangkaian kemampuan yang bertahap, berkelanjutan, dan konsisten seiring dengan perkembangan psikologis peserta didik. Khusus pendidikan kejuruan kompetensi yang dituangkan dalam kurikulum adalah standar kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan.

Untuk mewujudkan maksud tersebut di atas, maka dalam pembentukan kompetensi lulusan sebuah perguruan tinggi perlu ditunjang dengan adanya mata kuliah yang berbobot praktik, dikarenakan kompetensi mengandung makna seseorang lulusan harus memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Substansinya: a) kompetensi dapat sikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat di ukur dan diamati, b) kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan pelajaran secara secara kontekstual, dan c) pada pendidikan kejuruan kompetensi yang berkait dengan tugas-tugas lulusan ditempat kerja, ditetapkan berdasarkan standar kompetensi yang berlaku di dunia kerja sesuai dengan keahliannya. Dengan demikian mata kuliah yang berbobot praktik bagi sebuah perguruan tinggi posisinya sangat urgen dan strategis untuk dikembangkan dalam rangka mengantarkan mahasiswa/lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahlian pada jurusan/program studi yang diikutinya.

2. Tujuan Pengembangan Mata Kuliah yang Berbobot Praktik a. Dikembangkan sebagai implementasi dari pengembangan kurikulum

berbasis kompetensi yang syarat dengan muatan untuk pembentukan lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak

b. Untuk menunjang dan mempermudah dalam memahami dan melaksanakan pembelajaran pada mata kuliah tertentu.

Page 40: JUKNIS PRAKTIKUM

39

c. Memberikan kerangka acuan dalam mekanisme penentuan kualifikasi kompetensi teknis bagi mahasiswa/lulusan untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

d. Membantu para dosen mata kuliah dalam menyiapkan satuan acara perkuliahan (SAP)/desain pembelajaran dan pembuatan buku teks

3. Kebijakan Pengembangan Mata Kuliah yang Berbobot Praktik Mata kuliah yang berbobot praktik dikembangkan oleh PT Agama Islam

sesuai dengan penerapan kurikulum berbasis kompetensi serta sejalan dengan pemberlakuan desentralisasi pendidikan yang memberikan kewenangan seluas-luasnya kepada setiap PT agama Islam, untuk mengelola dan mengatur jalannya penyelenggaraan pendidikan. Kondisi ini menuntut kreatifitas pada setiap Jurusan/Program Studi yang ada pada jenjang pendidikan tinggi untuk dapat mengembangkan dan memutuskan mata kuliah yang berbobot praktik yang pada gilirannya akan diterapkan secara bertanggung jawab.

4. Kualifikasi Kompetensi Teknis dan Bentuk Praktik Kualifikasi kompetensi teknis yang dapat dikembangkan dalam bentuk

praktik simulasi masing-masing mata kuliah berbobot praktik, berikut ini beberapa contoh pengembangan kualifikasi kompetensi dalam pengembangan mata kuliah bahasa adalah sebagai berikut a. Mata Kuliah Bahasa Arab

No Kualifikasi Teknis Bentuk Praktik Media/Sarana

1. Mahasiswa dapat membaca teks-teks berbahasa Arab

Mahasiswa membaca teks-teks berbahasa Arab

Buku-buku Teks berbahasa Arab

2. Mahasiswa dapat menulis teks-teks berbahasa Arab

Mahasiswa menulis teks-teks berbahasa Arab

Buku-buku Teks berbahasa Arab

3. Mahasiswa dapat menterjemahkan teks-teks berbahasa Arab

Mahasiswa menterjemahkan teks-teks berbahasa Arab

Buku-buku Teks berbahasa Arab Lab. Bahasa

4. Mahasiswa dapat melakukan komunikasi dalam bahasa Arab

Mahasiswa melakukan komunikasi verbal bahasa Arab

Lab. Bahasa

Page 41: JUKNIS PRAKTIKUM

40

b. Mata Kuliah Bahasa Inggris

No Kualifikasi Teknis Bentuk Praktik Media/Sarana

1. Mahasiswa dapat membaca teks-teks berbahasa Inggris

Mahasiswa membaca teks-teks berbahasa Inggris

Buku-buku Teks berbahasa Inggris

2. Mahasiswa dapat menulis teks-teks berbahasa Inggris

Mahasiswa menulis teks-teks berbahasa Inggris

Buku-buku Teks berbahasa Inggris

3. Mahasiswa dapat menterjemahkan teks-teks berbahasa Inggris

Mahasiswa menterjemahkan teks-teks berbahasa Inggris

Buku-buku Teks berbahasa Inggris Lab. Bahasa

4. Mahasiswa dapat melakukan komunikasi dalam bahasa Inggris

Mahasiswa melakukan komunikasi verbal bahasa Inggris

Lab Bahasa

c. Mata Kulia Bahasa Indonesia

No Kualifikasi Teknis Bentuk Praktik Media/Sarana

1. Mahasiswa dapat membaca teks-teks berbahasa Indonesia

Mahasiswa membaca teks-teks berbahasa Indonesia

Buku-buku Teks berbahasa Indonesia

2. Mahasiswa dapat menulis teks-teks berbahasa Indonesia

Mahasiswa menulis teks-teks berbahasa Indonesia

Buku-buku Teks berbahasa Indonesia

3. Mahasiswa dapat menterjemahkan teks-teks berbahasa Indonesia

Mahasiswa menterjemahkan teks-teks berbahasa Indonesia kebahasa lain (Arab dan Inggris)

Buku-buku Teks berbahasa Indonesia

4. Mahasiswa dapat melakukan komunikasi dalam bahasa Indonesia

Mahasiswa melakukan komunikasi verbal bahasa Indonesia

Lab. bahasa

d. Kualifikasi kompetensi teknis yang dapat dikembangkan dalam bentuk

praktik simulasi dari mata kuliah berbobot praktik, dikembangkan oleh setiap jurusan/program studi, sesuai dengan kondisi dan potensi yang tersedia serta penerapannya dapat dipertanggungjawabkan.

Page 42: JUKNIS PRAKTIKUM

41

5. Evaluasi dan Penilaian Evaluasi/penilaian dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh keefktifan

mahasiswa/praktikan dalam mencapai tujuan kompetensi mata kuliah. Nilai praktik diakumulasikan dengan nilai PBM pada mata kuliah yang bersangkutan, dikarenakan praktik merupakan komponen penunjang mata kuliah.

D. Pengembangan Laboratorium

1. Rasionalisasi Pengembangan Laboratorium Tujuan pendidikan tinggi agama Islam adalah terwujudnya lulusan yang

akan menjadi anggota masyarakat dan warga Negara yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, memiliki pemahaman yang terpadu antara ilmu agama, berkepribadian Indonesia, serta memiliki kemampuan akademik dan/atau vokasional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian, baik dibidang ilmu agama Islam maupun ilmu agama yang diintegrasikan dengan bidang ilmu lainnya.

Pendidikan tinggi agama Islam diarahkan untuk mengembangkan sikap dan kepribadian muslim, penguasaan ilmu yang dilandasi oleh pemahaman dan penghayatan agama Islam yang kokoh, terampil berkarya secara professional dan keterampilan bermasyarakat dalam masyarakat modern dan majemuk.

Dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tinggi perlu dilengkapi dengan sarana prasarana penunjang pendidikan salah satu penunjang adalah laboratorium/studio. Secara kelembagaan laboratorium/studio merupakan unsure penunjang pada pengembangan Jurusan/Program Studi diperguruan tinggi, sehingga hukumnya wajib dimiliki dan dikembangkan oleh setiap perguruan tinggi. Laboratorium juga merupakan sarana penunjang bagi proses pembelajaran mahasiswa.

Dalam pengembangannya laboratorium/studio dipimpin oleh seorang dosen yang keahliannya telah memenuhi persyaratan sesuai dengan cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian tertentu dan bertanggungjawab kepada Ketua Jurusan/Program Studi.

2. Pengertian Laboratorium a. Secara umum; laboratorium adalah suaatu tempat yang diperuntukan bagai

penyelenggaraan percobaan/uji coba (penyelidikan dsb), segala sesuatu yang berhubungan dengan pengembangan ilmu kealaman da ilmu terapan yang dikembangkan oleh instansi pemerintah/swasta dan masyarakat.

b. Secara khusus; laboratorium pendidikan adalah suatu tempat yang diperuntukan bagi penyelenggaraan percobaan/uji coba (penyelidikan dsb), segala sesuatu yang berhubungan dengan pengembangan ilmu kealaman

Page 43: JUKNIS PRAKTIKUM

42

dan ilmu terapan yang dikembangkan pada Jurusan/Program Studi di setiap tingkat/jenjang pendidikan. Dalam konteks ini difokuskan pada pemaknaan laboratorium yang berada pada tingkat/jenjang pendidikan tinggi yang dikembangkan oleh PT agama Islam.

3. Dasar Pengembangan Laboratorium a. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional b. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan d. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 394 tahun 2003 tentang Pedoman

Pendidikan Pendirian Perguruan Tinggi Agama Islam e. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 156 tahun 2004 tentang Pedoman

Pengawasan, Pengendalian dan Pembinaan Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana Perguruan Tinggi Agama Islam

f. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 353 tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum PTAI

g. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 387 tahun 2004 tentang Pentunjuk Pelaksanaan Pembukaan Program Studi pada Perguruan Tinggi Agama Islam.

h. Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Nomor Dj.II/114/2005 tentang Penetapan Standar Minimal Kompetensi Utama Lulusan Program Strata Satu Perguruan Tinggi Agama Islam

i. Surat Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Nomor DJ.II.III/PP.00.9/485/2006 tentang Pemberian Bantuan Peralatan Laboratorium, Buku Perpustakaan dan Biaya Operasional Pendidikan Bagi PT Agama Islam.

4. Tujuan Pengembangan Laboratorium a. Sebagai komitmen untuk mewujudkan pembentukan kompetensi lulusan

yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak

b. Dikembangkan dalam rangka mengantarkan mahasiswa/lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahlian pada Jurusan/Program Studi yang diikutinya.

c. Sebagai media penguatan peran untuk mengukur dan mengamati, kemampuan/kompetensi yang dicapai melalui pengamalaman belajar secara kontekstual yang relevan dengan tugas-tugas lulusan di tempat kerja, ditetapkan berdasarkan standar kompetensi yang berlaku di dunia kerja sesuai dengan keahliannya.

Page 44: JUKNIS PRAKTIKUM

43

5. Fungsi Pengembangan Laboratorium Pada skala makro fungsi pengembangan laboratorium di perguruan tinggi sebagai media pelayanan kegiata akademik untuk: 1) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dalam bentuk praktikum

mahasiswa 2) Menyelenggarakan pengabdian melalui penelitian terapan, yang langsung

dapat diaplikasikan kepada masyarakat. Pada skala mikro fungsi pengembangan laboratorium di perguruan tinggi berfungsi sebagai: Pusat informasi pengembangan teori-teori ilmu pengetahuan dalam hal ini kelulusan praktikum. Standar kompetensi lulusan praktikum mencakup: a) sikap, b) pengetahuan, dan c) keterampilan. Standar kompetensi lulusan disini adalah meliputi kompetensi dari seluruh materi pelaksanaan praktikum.

6. Program Pengembangan Laboratorium Sesuai dengan tujuannya laboratorium/studio yang dikembangkan pada

Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon dalam rangka mengantarkan mahasiswa/lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahlian pada Jurusan/Program Studi yang diikutinya. Maka Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon harus siap untuk mengembangkan program laboratorium dengan berbagai jenis bidang pengembangan keilmuan pada Jurusan/Program Studi, diantaranya: a. Pengembangan laboratorium/Studio Jurusan/Program Studi tersebut:

1) Laboratorium Jurusan/Program Studi Mu’amalah 2) Laboratorium Jurusan/Program Studi Tarbiyah

(a) Pendidikan Agama Islam (b) Pendidikan Bahasa Arab (c) Diploma Dua PGPAI (d) Diploma Dua PGTKI-RA (e) Diploma Dua PGSDI-MI (f) Diploma Dua Tadris PGBI (g) Tadris Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia.

Program studi ini dilengkapi dengan Lab. Micro Teaching. b. Pengembangan laboratorium/studio penunjang terdiri dari:

1) Laboratorium bahasa 2) Laboratorium Komputer

Page 45: JUKNIS PRAKTIKUM

44

E. Pengembangan Laboratorium 1. Laboratorium Micro Teaching

a. Rasional Salah satu Program Studi PT agama Islam yang mengembangkan

program keguraun memiliki Jurusan/Program Studi akademik (program S-1): 1) Kependidikan Agama Islam, 2) Kependidikan Islam, 3) Pendidikan Bahasa Arab, 4) Tadris bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia. Sedangkan Program vokasional dikembangkan melalui program: 1) Diploma Dua PGPAI, 2) Diploma Dua PGTKI-RA, 3) Diploma Dua PGSDI-MI, dan 4) Diploma Dua Tadris PGBI, Matematika, Biologi Fisika dan Kimia.

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah pada Perguruan Tinggi Islam mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan akademik dan vokasional. Pendidikan akademik diarahkan pada pembentukan bidang akademik di bidang pendidikan, sedangkan pendidikan vokasional diarahkan untuk membentuk calon pendidik yang terampil di bidang keguruan. Untuk itu secara teoritis dalam kurikulum keguruan diprogramkan bidang studi kependidikan. Untuk menguji ketetapan teori-teori kependidikan dan untuk memberikan pengalaman yang mendalam, diselenggarakan praktik mengajar dalam kelas yang lajim disebut kuliahmicro teaching. Pengelolaannya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manajemen pengembangan praktikum dan laboratorium yang diselenggarakan pada dan oleh perguruan tinggi. Micro teaching, dikembangkan untuk membekali kemampuan mahasiswa dalam ketarampilan mengajar yang hasilnya dapat dilihat dari kegiatan praktik keguruan di sekolah/madrasah. Pengalaman membuktikan dari beberapa dosen pembimbing, guru pamong dan kepala sekolah madrasah, diperoleh informasi bahwa keterampilan mengajar praktikan pada umumnya masih lemah. Sebaliknya praktikan yang terlebih dahulu mengikuti kuliah micro teaching dalam melaksanakan praktik keguruannya di sekolah/madrasah diperoleh informasi hasilnya lebih baik.

Pengembangan micro teaching pada Jurusan/Program Studi keguruan termasuk kelompok pendukung pada mata kuliah keahlian (MKK) menjadi salah satu alternative untuk dikembangkan agar mahasiswa memiliki keahlian terutama keterampilan mengajar di dalam kelas. Melalui program ini mahasiswa di latih praktik mengajar dalam kelas sedemikian rupa dengan menggunakan peralatan manual dan elektronik.

b. Pengertian Micro teaching adalah sebuah model yang dikecilkan yakni jumlah

peserta didiknya dibatasi 5 sampai 15 orang, ruang kelasnya kira-kira sengah ukuran kelas biasa. Pelaksanaan pembelajarannya dibatasi antara

Page 46: JUKNIS PRAKTIKUM

45

10 sampai 15 menit, ditambah dengan evaluasi pembimbing sekitar 5 menit per orang. Materinya dibatasi dengan beberapa sub topic bahasan yang disederhanakan. Untuk membedakannya dengan parktik mengajar di sekolah/madrasah, maka kuliah micro teaching disebut dengan istilah praktik mengajar dalam kelas. Bagi Jurusan Tarbiyah kegiatan ini disebut pula dengan PPL I.

c. Tujuan, Sasaran dan Fungsi Kuliah micro teaching bertujuan untuk memberkali/melatih kemampuan mahasiswa agar memiliki keterampilan dasar khusus dalam proses belajar mengajar. Sasaran yang hendak dicapai dalam program ini adalah terbinanya calon guru yang memiliki: 1) Pengetahuan tentang proses belajar mengajar 2) Keterampilan dasar khusus dalam proses belajar mengajar 3) Sikap dan perilaku sebagai guru idial. Sedangkan fungsi micro teaching selain sebagai sarjana latihan dalam mempraktikan keterampilan mengajar, juga menjadi salah satu syarat bagi mahasiswa keguruan yang akan mengikuti praktik profesi mengajar di sekolah/madrasah.

d. Status, Kedudukan dan Sifat Dalam kapasitasnya micro teaching dijadikan salah satu mata kuliah berbobot 2 sks yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa dari semua Jurusan/Program Studi keguraun (tarbiyah). Mata kuliah ini lebih bersifat praktis, yakni mempraktikan teori-teori kependidikan. Untuk membedakannya dengan praktik mengajar di sekolah/madrasah, maka kuliah micro teaching disebut dengan istilah praktik mengajar dalam kelas, dengan istilah lain PPL-1, sedangkan praktik mengajar di sekolah/madrasah disebut PPL-2.

e. Desain Pengembangan Micro Teaching Secara operasional pengembangan micro teaching difokuskan pada: 1) Organisasi Pelaksana

Organisasi pelaksana pengembangan micro teaching terdiri dari penanggungjawab, pengelola program, dan pelaksana kuliah, susunannya adalah sebagai berikut Penanggungjawab : Rektor Univ/Inst/Ketua STAI/Dekan Pengelola Program : Ketua Jurusan/Program Studi Pelaksana Kuliah : Dosen yang terdiri dari:

(1) Koordinator dosen pembimbing yang bertugas untuk mengkoordinir sejumlah dosen

Page 47: JUKNIS PRAKTIKUM

46

(2) Dosen pembimbing yang bertugas langsung melaksanakan bimbingan kepada sejumlah mahasiswa

(3) Teknisi dan operator yang bertugas mengkoordinir kegiatan teknis pemasangan/pemeliharaan/perawatan dan pengoprasian peralatan micro teaching.

2) Waktu dan Tempat a) Waktu kuliah micro teaching ditentukan pada semester V untuk

program S-1 dan semester III untuk program D-2. b) Tempat waktu kuliah micro teaching dilaksanakan di ruang

laboratorium/studio micro teaching Univ/Inst/Ketua STAI/Jurusan/ Program Studi yang berdangkutan.

3) Prasyarat Pengambilan Mata Kuliah Micro Teaching Sesuai dengan fungsinya micro teaching menjadi salah satu syarat bagi mahasiswa keguruan yang akan mengikuti praktik profesi mengajar di sekolah/madrasah, maka prasyarat bagi mahasiswa yang akan mengambil/mengikuti mata kuliah ini harus sudah lulus dan/atau sedang mengambil mata kuliah: a) Ilmu Pendidikan b) Psikologi Pendidikan/Belajar c) Sistem perencanaan pengajaran (untuk masing-masing bidang

studi) d) Metode pengajaran (untuk masing-masing bidang studi) e) Pengembangan Kurikulum

4) Prasyarat Dosen Mata Kuliah Micro Teaching Persyaratan untuk menjadi tenaga pengajarnya adalah dosen pemegang mata kuliah kependidikan yang telah mengikuti orientasi pengajaran mata kuliah micro teaching.

5) Materi Silabus mata kuliah micro teaching meliputi materi: a) Keterampilan prosedur mengajar b) Keterampilan khusus dalam mengak\jar, meliputi:

(1) Teknik bertanya (2) Teknik memberi perintah (3) Teknik memberikan penguatan materi (4) Teknik mengoreksi kesalahan

Page 48: JUKNIS PRAKTIKUM

47

(5) Teknik menciptakan variasi dan stimulus (keterampilan menggunakan sumber alat adan media)

(6) Penggunaan metode, meliputi: (a) Metode mengajar Pendidikan Agama Islam untuk program

S-1, D-2 dan Akta IV Pendidikan Agama Islam. (b) Metode mengajar bahasa Arab untuk Program Studi bahasa

Arab (c) Metode mengajar bahasa Inggris untuk Program Studi

bahasa Inggris (d) Metode mengajar MIPA untuk Program Studi Tadris

Matematika, Biologi, Fisika dan Kimia. (e) Metode mengajar di MI dan RA untuk Program D-2 Guru MI

dan RA (7) Keterampilan mengevaluasi hasil belajar, meliputi:

(a) Penetapan alat evaluasi (b) Penetapan teknik evaluasi (c) Penetapan bentuk evaluasi

6) Pelaksanaan Bimbingan Substansi dari pelaksanaan kuliah micro teaching adalah membimbing dan melatih mahasisewa agar menguasai berbagai keterampilan khusus dalam proses belajar mengajar, termasuk keterampilan membuat persiapan mengajar, membuat dan memilih media dan metode serta penguasaan bahan dan pengembangannya. Secara umum hal-hal yang diajarkan/dilatihkan kepada mahasiswa adalah sebgai berikut: a) Keterampilan membuat desain pembelajaran, meliputi:

(1) Kemampuan menyusun Kompetensi Dasar (2) Kemampuan menjabarkan materi (3) Kemampuan menyusun langkah-langkah kegiatan belajar

mengajar (4) Kemampuan memilih dan menerapkan metode pengajaran (5) Kemampuan memilih bentuk dan jenis evaluasi, serta

merumuskan alat evaluasi. b) Kemampuan Prosedur, meliputi

(1) Prosedur sebelum mengajar pre itructional procedures (2) Teknik mengintroduksi bahan pengajaran introduction

techniques (3) Teknik menyampaikan materi pengajaran lecturing techniques (4) Prosedur penutupan pengajaran closure prosedures

Page 49: JUKNIS PRAKTIKUM

48

c) Kemampuan membuat dan memilih media pengajaran, meliputi: (1) Keterampilan memilih/membuat media sederhana sesuai

dengan bahan yang diajarkan. (2) Kemampuan memilih media yang mendukung efektifitas

pembelajaran d) Keterampilan melaksanakan pengajaran sesuai dengan

pembelajaran, meliputi: (1) Materi berorientasi pada pencapaian kompetensi dasar (2) Kemampuan menyampaikan materi secara sistematis (3) Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar (4) Kemampuan menerapkan metode pengajaran (5) Kemampuan melaksanakan evaluasi

e) Keterampilan khusus dalam mengajar, meliputi: (1) Keterampilan prosedur (2) Keterampilan menerapkan teknik-teknik dasar, yaitu

keterampilan khusus yang dibutuhkan dan dipakai pada saat sedang mengajar

(3) Keterampilan menggunakan metode (4) Keterampilan menggunakan alat-alat/media mengajar

7) Peralatan Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kuliah micro teaching adalah sebagai berikut: a) Kamera ukuran kecil, sedang, besar b) TV monitor c) TV Ekspose d) Tape Rocorder e) VTR (video Tave Recorder) f) OHP (Overhead Projector) g) Kaset Video/CDROOM (tentang micro teaching dan model-model

mengajar) h) Sound Sistem (dengan kedap suara)

f. Sistem Pengelolaan dan Pengoprasian Peralatan Micro Teaching 1) Sistem Pengelolaan

Sistem pengelolaan pembelajaran micro teaching dirumuskan oleh dosen pembimbing perkuliahan agar perkuliahan dapat berjalan dengan baik, hendaknya setiap dosen terlebih dahulu menyusun konsep-konsep tentang keterampilan yang akan dibimbing.

Page 50: JUKNIS PRAKTIKUM

49

2) Sistem Pengoprasian Peralatan Sistem pengoprasian peralatan dalam pelaksanaannya dapat dibantu oleh seorang operator/teknisi, adapun langkah-langkah teknis yang harus dilakukan dalam pengoprasian peralatan micro teaching, adalah sebagai berikut: a) Pertama, Sambungkan kabel AC (power) berikut kabel parallel,

sesuai dengan kebutuhan b) Kedua, hidupkan tombol power pada kamera swicher (pemindahan

kamera otomatis), video player dan layer monitor televise (di ruang micro teaching dan ruang monitoring).

c) Ketiga, sesuaikan chanel Video player pada saluran “L” d) Keempat, sesuaikan chanel TV pada saluran “AV”.

(langkah Pertama sampai dengan keempat sudah dapat mengaktifkan dua kamera kecil dan gambar akan tampil di layer monitor (diruang micro teaching dan ruang monitoring) tetapi belum ada suara.

e) Kelima, sambungkan kabel AC (power) pada kamera besar dan aktifkan tombol power yang ada pada kamera dan adaptor

f) Keenam, sambungkan kabel audio/video pada kamera besar ke monitor dengan cara menghubungkan soket kabel video dengan soket kabel audio

g) Ketujuh, sesuaikan focus kamera sehingga gambar pada layer monitor nampak sempurna. (langkah kelima sampai dengan ketujuh untuk mengaktifkan dua kamera besar dan sekaligus mengisi suara pada TV monitor (diruang micro Teaching dan ruang monitoring) tetapi belum ada suara

h) Kedelapan, untuk merekam proses belajar mengajar, dilakukan dengan cara memasukan kaset video (kosong) pada player, lalu tekan Roc (cukup menekan tombol Roc tanpa menekan tombol Play

i) Kesembilan, jika sedang berjalan merakam tiba-tiba berhenti sementara, cukup menekan tombol Pause kemudian tekan tombol Roc bila akan melanjutkan perekaman.

j) Kesepuluh, setelah selesai merekam keluarkan kaset video dengan menekan tombol Eject, kemudian putar ulang pada alat khusus Rewinder, selanjutnya kaset rekaman siap dioprasikan/ditayangkan melalui video.

Page 51: JUKNIS PRAKTIKUM

50

g. Tugas Dosen/Pembimbing dan Tugas Mahasiswa 1) Tugas pembingbing

a) Koordinator Pembimbing (1) Mengkoordinasikan kegiatan dosen pembimbing dalam

pelaksanaan kuliah micro teaching (2) Memantau kegiatan dosen pembimbing dalam pelaksanaan

kuliah micro teaching (3) Mengevaluasi kegiatan/tugas dosen pembimbing dalam

pelaksanaan kuliah micro teaching. b) Tugas Pembimbing

(1) Melaksanakan kegiatan pembimbingan dalam pelaksanaan kuliah micro teaching

(2) Mengatur tata laksana kuliah micro teaching (3) Memberikan penjelasan teknis kepada mahasiswa/praktikan

dalam orientasi kuliah micro teaching (4) Melakukan pembimbingan kepada mahasiswa/praktikan dalam

pembuatan desain pembelajaran. (5) Memberikan penjelasan teknis kepada mahasiswa/praktikan

dalam pelaksanaan latihan keterampilan khusus yang akan dipraktikan di dalam laboratorium/studio micro teaching

(6) Mengevaluasi hasil kegiatan kuliah micro teaching 2) Tugas Mahasiswa/Praktikan

a) Hadir mengikuti seluruh kegiatan kuliah micro teaching pada waktu dan jadwal yang telah ditetapkan

b) Mempelajari buku panduan c) Mengikuti orientasi d) Membuat desain pembelajaran e) Membuat/menyiapkan alat peraga f) Pada waktu-waktu tertentu peer teaching dapat berperan sebagai

siswa g) Bersikap dan bertindak/berperan sebagai guru yang ideal:

(1) Berpakaian yang rapih dan sopan (bagaimana layaknya berpenampilan seorang guru)

(2) Bersikap/bertindak sopan, ramah, dan rendah hati (3) Menggunakan bahasa yang baik dan benar.

h. Evaluasi dan Tindak Lanjut 1) Evaluasi/Penilaian

a) Evaluasi/penilaian dilakukan pada desain pembelajaran dan pelaksanaan latihan praktik.

Page 52: JUKNIS PRAKTIKUM

51

b) Evaluasi/penilaian dilaksanakan padaa setiap mahasiswa yang tampil praktikan/latihan mengajar, termasuk penampilan terakhir sebagai ujian.

c) Bobot penilaian pada setiap penampilan d) Keterampilan prosedur mengajar, 10 % e) Keterampilan khusus dalam mengajar, 60 % f) Keterampilan menggunakan sumber alat dan media, 10 % g) Penggunaan metode, 10 % h) Keterampilan mengevaluasi hasil belajar, 10 i) Penghitungan Nilai Akhir (NA)

NA, nilai akhir diperoleh dari rata-rata nilai setiap tampil praktik ditambah nilai penampilan ujian akhir dirumuskan sebagai berikut: NA = (6xPA) + (4xPAU) 10 Keterangan: NA = Nilai Akhir PA = Nilai Rata-rata penampilan latihan PAU = Nilai Rata-rata penampilan ujian akhir Mentranfer nilai kumulatif dari (kolom 7) menjadi angka mutu dan huruf mutu (nilai akhir) dengan rumus: 80 – 100 = A 70 – 79 = B 60 – 69 = C 50 – 59 = D 00 – 49 = E

2) Tindak Lanjut Setelah diperoleh nilai akhir (NA) kelulusan diklasifikasikan menjadi tiga bagian: a) Lulus tanpa syarat bagi peserta (NA) A, B, C. b) Lulus bersyarat (NA) D, mereka disyaratkan untuk mengikuti

bimbingan intensif pada bengkel praktikum c) Tidak lulus tanpa syarat bagi peserta (NA) E.

2. Laboratorium Komputer a. Rasional

Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, penggunaan jasa dalam bidang computer sudah merupakan kebutuhan utama guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja di lingkungan instansi pemerintah maupun swasta, tidak terkecuali dalam kegiatan bidang pendidikan terlebih pada perguruan tinggi.

Page 53: JUKNIS PRAKTIKUM

52

Kesadaran masyarakat akan pentingnya teknologi sebgai alat pengolahan data (informasi), merupakan peluang bagi terbukanya lapangan kerja baru dalam berbagai sector. Kebutuhan akan tenaga terampil yang ada

Sehubungan dengan pemikiran di atas, maka sudah selayaknya pada perguruan tinggi dapat mengembangkan laboratorium computer sesuai denga yang mempunyai fungsi ganda; pertama, sebagai penunjang proses pembelajaran dan kedua sejalan dengan program pemerintah yang diharapkan tumbuh dan berkembang dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta diharapkan pula sebagai suplemen bagi lembaga pendidikan formal dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.

Sebagai realisasi pelayanan pendidikan kepada masyarakat, laboratorium computer pada PT Agama Islam diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan kualitas keterampilan dalam menguasai teknologi computer dengan memiliki wawasan ilmiah serta terampil untuk mengembangkan tugas pekerjaannya kelak dikemudian hari.

b. Tujuan Program layanan laboratorium computer PT agama Islam ini, pada dasarnya bertujuan untuk membantu/menunjang para mahasiswa dalam menyelesaikan program pembelajaran melalui komputerais, yang diharapkan mahasiswa dapat: 1) Memahami dan mengenal mekanisme kerja computer baik secara

Hadwere dan Sofwere, yang dapat memberi bekal pengetahuan dasal dalam pengetahuan computer untuk melanjutkan ke program aplikasi.

2) Mampu menggunakan/mengoprasikan peralatan computer sebagai alat pengolah data maupun informasi, yang dapat memberi bekal keterampilan praktis dalam mengatasi masalah sehari-hari maupun otomatisasi administrasi.

3) Menggunakan computer sebagai suplemen pada proses pembelajaran tertentu sesuai dengan komponen Jurusan/Program Studi masing-masing.

c. Rumpun Keterampilan dan Materi Pembelajaran Rumpun keterampilan dimaksudkan adalah tahapan-tahapan tingkat pengetahuan computer ini meliputi: 1) Rumpun keterampilan Yunior/Dasar Operator, dengan materi

pembelajaran: (a) Apresiasi computer (b) Dasar operasi computer (c) Perintah DOS

Page 54: JUKNIS PRAKTIKUM

53

(d) Manajemen Direktori (e) Batch File dan Coinfiqh. SYS (f) Config SYS (g) Dasar-dasar MS Word.

2) Rumpun Keterampilan Senior/Menengah Operator: (a) Aplikasi MS Word Sekilas tentang Microsoft windows Pengoprasian program Microsoft word Teknik penyuntingan Menentukan format dokument Mengatur tata letak Indentasi Menentuka format karakter Mengatur font Pengaturan paragraph dan halaman Pencetakan Menyusun table dan perhitungan Jendela dan pengaturan fail Daftar isi Databese/Datasheet Grafik Surat masal/Mail Merge Dropped Caps dan Cart

(b) Aplikasi Exel Membuat Worksheet Mengurutkan Data Membuat Formula Membuat Tabel sederhana/Mengatur LebarKolom Membuat Formula dan Fungsi @ SUM, @ Min, @ MAX dan

@IF Menyimpan, Memanggil Fule Memformat Worksheet Fungsi Tanggal Membuat Formula Menggunakan Fungsi @ VLOOKUP dan HLOOKUP Memformat Suatu Kolom Membuat Grafik Mencetak Grafik Query

Page 55: JUKNIS PRAKTIKUM

54

Mencari Data dengan Cepat (c) Rumpun keterampilan progremer

Aplikasi program Acces Infut Data Tabel Data/Inset Data Query Report Data

d. Model Pendekatan Pembelajaran Model pendekatan pembelajaran computer terdiri dari pendekatan Intra Kurikuler dan Ekstra Kurikuler: 1) Pendekatan Intra Kurikuler secara teknis diselenggarakan dengan

frekuensi belajar sebanyak 2 kali perminggu dengan alokasi waktu: Teori = diselenggarakan pada jam keterampilan (2x45 menit) Praktik = siselenggarakan di luar jam keterampilan (2x60 menit) Target yang diperoleh mahasiswa: Terampil menggunakan computer Nilai-nilai dimasukan pada komponen keterampilan lainnya.

2) Pendekatan Ekstra Kurikuler Kurikuler secara teknis diselenggarakan dengan frekuensi belajar sebanyak 1 kali perminggu dengan cara langsung praktik terbimbing di luar jam mata kuliah (2x60 menit): Teori = diselenggarakan pada jam keterampilan (2x45 menit) Praktik = siselenggarakan di luar jam keterampilan (2x60 menit) Target yang diperoleh mahasiswa: Terampil menggunakan computer Nilai-nilai dimasukan pada komponen keterampilan lainnya Sertifikat computer dilegalisir oleh Diknas (apabila PT sudah

mempunyai lembaga khusus/setara kursus serta mendapat izin dari Diknas)

e. Sarana dan Fasilitas Sarana dan fasilitas yang disediakan dalam penyelenggarakan laboratorium computer adalah sebagai berikut: 1) Ruangan permanent tidak lembab, minimal ukuran 80 M2/8x10 m 2) Sarana belajar berupa perangkat computer dan kelengkapan lainnya

yang diperlukan, di simpan pada ruangan khusus yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah mahasiswa dengan menggunakan formula, sebagai berikut: Contoh: (untuk mahasiswa 24 orang/praktik/sip Jumlah Komputer = Jumlah Peserta/sip + 1 cadangan 24

Page 56: JUKNIS PRAKTIKUM

55

3) Spesifikasi Minimal Peralatan computer a) PC untuk server (jumlah 1 PC)

(1) MB ASUS ASROK (2) PROSESOR P4 2,4 GB (3) VGA CARG G FORCE 4 mx 440 64 MB (4) HARDISK 40 GB (5) CROM 52X ASUS (6) SOUNDCARD 3 D (7) MEMORY DDR 256 MB (8) FDD 1,44 PANASONIC (9) KEYBOARD (10) MOUSE (11) CASING ATX 350 W (12) MONITOR 17” SAMSUNG SEMIPILAT

b) PC untuk kerja (jumlah sesuai dengan kebutuhan) (1) MB ASUS ASROK (2) PROSESOR P4 1,8 GB (3) VGA CARG 32 MB (4) HARDISK 40 GB (5) CDROM 52X ASUS (6) SOUNDCARD 3 D (7) MEMORY DDR 256 MB (8) FDD 1,44 PANASONIC (9) KEYBOARD (10) MOUSE (11) CASING ATX 350 W (12) MONITOR 17” SAMSUNG SEMIPILAT

4) Seperangkat LAN (sesuai kebutuhan) 5) Printer (sesuai kebutuhan) 6) Meja Komputer/kerja dan kursi (sesuai dengan kebutuhan) 7) AC Ruangan (sesuai dengan kebutuhan)

f. Tenaga Pendidik/Instruktur Menyadari akan pentingnya tenaga pendidik/instruktur pada laboratorium computer, harus memiliki kualifikasi sebagai berikut: 1) Minimal Diploma IV atau S-1 Pendidikan Komputer 2) Memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap perkembangan pendidikan 3) Diutamakan Dosen tetap

Page 57: JUKNIS PRAKTIKUM

56

g. Relevansi Kegiatan Laboratorium Komputer dengan Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi 1) Rasional

Dalam dasawarsa terakhir, bidang informasi dan telekomunikasi mengalami revolusi khususnya untuk perangkat audiovisual, mobile phone dan computer. Teknologi tersebut telah mengubah cara hidup masyarakat dan berpengaruh terhadap beberapa aspek kehidupan. Pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi dipersiapkan untuk mengantisipasi dampak perkembangan teknologi khususnya bidang informasi dan komunikasi dalam kehidupan kita sehari-hari. Materi ini perlu dikenalkan, dipraktikan agar peserta didik memiliki bekal untuk menyesuaikan penerapan teknologi informasi dan komunikasi.

Manusia secara berkelanjutan membutuhkan pemahaman dan pengalaman agar bias memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman dan menyadari implikasinya bagi pribadi maupun masyarakat. Peserta didik yang telah mengikuti dan memahami serta mempraktikan teknologi informasi dan komunikasi akan memiliki kapasitas dan kepercayaan diri untuk memahami berbagai jenis teknologi informasi dan komunikasi dan menggunakannya secara efektif. Selain itu peserta didik memahami dampak negative, dan keterbatasan teknologi informasi dan komunikasi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung proses pembelajaran dan dalam kehidupan.

Visi mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi yaitu agar peserta didik dapat menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga peserta didik mampu berkreasi, mengembangkan sikap inisiatif, mengembangkan kemampuan ekplorasi mandiri dan mudah beradaptasi dengan perkembangan yang baru.

Pada hakikatnya kurikulum teknologi informasi dan komunikasi menyiapkan peserta didik agar dapat terlibat pada perubahan yang pesat dalam dunia kerja maupun kegiatan lainya yang mengalami penambahan dan perubahan dalam variasi penggunaan teknologi. Peserta didik menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi untuk mencari, mengekplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara kreatif namun bertanggung jawab. Peserta didik belajar bagaimana menggunakan teknologi informasi dan komunikasi

Page 58: JUKNIS PRAKTIKUM

57

agar dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan masyarakat, komunitas dan budaya. Penambahan kemampuan kerena penggunaan teknologi informasi dan komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga peserta didik dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan teknologi informasi dan komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.

2) Pengertian Teknologi Informasi Teknologi informasi dan komunikasi mempunyai pengetian dari

dua aspek, yaitu teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi informasi mempunyai pengertian luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat Bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi komunikasi mempunyai pengertian segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat Bantu untuk memproses dan mentranfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, teknologi informasi dan komunikasi adalah satu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transper/pemindahan informasi atar media menggunakan teknologi tertentu.

3) Fungsi dan Tujuan Dengan memasukan teknologi informasi dan komunikasi di dalam

kurikulum sekolah, akan membantu peserta didik untuk belajar teknologi informasi dan teknologi komunikasi, dan menggunakan segala potensi yang ada untuk pengembangan kemampuan diri. Pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi akan meningkatkan proses pembelajaran pada semua tingkatan atau jenjang, dengan menjangkau disiplin ilmu mata pelajaran lain.

Tujuan teknologi informasi dan kominukasi secara umum yaitu agar peserta didik memahami alat teknologi informasi dan komunikasi secara umum termasuk computer (computer literate) dan memahami informasi (information literate). Artinya pserta didik mengenal istilah-istilah yang digunakan pada teknologi informasi dan komunikasi dan pada computer yang umum digunakan. Peserta didik juga menyadari keunggulan dan keterbatasan computer, serta dapat menggunakan computer secara optimal. Disamping itu memahami bagaimana dan dimana informasi dapat diperoleh, bagaimana cara mengemas/ mengolah informasi dan bagaimana cara mengkomo\unikasikannya.

Page 59: JUKNIS PRAKTIKUM

58

Secara khusus, tujuan mempelajari teknologi informasi dan komunikasi adalah: a) Menyadarkan peserta didik akan potensi perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga peserta didik termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi informasi dan komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.

b) Memotivasi kemampuan peserta didik untuk bias beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga peserta didik bias melaksanakan dan menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dan lebih percaya diri.

c) Mengembangkan kompetensi peserta didik dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja dan berbagai aktivitas dalam aspek kehidupan sehari-hari.

d) Mengembangkan kemampuan belajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, dan terampil dalam berkomunikasi, mengorganisasi informasi, belajar dan bekerjasama.

e) Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif dan bertanggung jawab dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran, bekerja dan pemecahan masalah.

4) Ruang Lingkup Ruang lingkup teknologi informasi dan komunikasi di sekolag dasar terdiri atas: a) Aspek konsep pengetahuan dan operasi dasar, mencakup:

pengenalan, teknologi informasi dan komunikasi secara sederhana, lingkungan belajar sehat dengan peralatan teknologi informasi dan komunikasi, perangkat lunak menggambar dan perangkat lunak pengolah data.

b) Aspek pengolahan informasi dan untuk produktivitas, mencakup: penggunaan ikon menggambar, penggunaan fitur, dan penggunaan fungsi ikon pengolah data.

c) Aspek pemecahan masalah, eksplorasi dan komunikasi, mencakup: mewarnai, membuat dan mengolah gambar, mengolah dokumen dan mengintegrasikan gambar, teks, table dan grafik.

Page 60: JUKNIS PRAKTIKUM

59

5) Standar Kompetensi Lintas Kurikulum Standar kompetensi lintas kurikulum merupakan kecakapan untuk belajar sepanjang hayat sebagai akumulasi kemampuan setelah seseorang mempelajari berbagai kompetensi dasar yang dirumuskan setiap mata pelajaran. Standar kompetensi lintas kurikulum tersebut dirumuskan menjadi sembilan standar kompetensi sehingga peserta didik mampu: a) Memiliki keyakinan, mempunyai hak, menjalankan kewajiban dan

berperilaku sesuai dengan agama yang dianutnya, serta menyadari bahwa setiap orang perlu saling menghargai dan merasa aman.

b) Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan orang lain.

c) Memilih, memadukan dan menerapkan konsep-konsep dan teknik-teknik dan spasial, serta mampu mencari dan menyusun pola struktur dan hubungan.

d) Memilih, mencari dan menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber serta nilai kebermanfaatannya.

e) Memahami dan menghargai dunia fisik, makhluk hidup, dan teknologi dan menggunakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai untuk mengambil keputusan yang tepat.

f) Memahami konteks budaya, georafi, sejarah, serta memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan, serta berinteraksi dan berkontribusi dalam masyarakat dan budaya global.

g) Berpartisifasi dalam kegiatan kreatif dilingkungan untuk saling menghargai karya artistic, budaya dan intelektual serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat beradab.

h) Menunjukan kemampuan berpikir, konsekuen, berpikir lateral, berpikir kritis, memperhitungkan peluang dan potensi, serta siap untuk menghadapi berbagai kemungkinan.

i) Menunjukan motivasi dan percaya diri dalam belajar, mampu bekerja mandiri dan mampu bekerja sama dengan orang lain.

6) Standar Kompetensi Bahan Kajian Teknologi Informasi dan Komunikasi Kurikulum teknologi informasi dan komunikasi mencakup 3 aspek yaitu Konsep, Pengatahuan, dan operasi dasar; pengolahan informasi untuk

Page 61: JUKNIS PRAKTIKUM

60

produktifitas; dan pemecahan masalah, eksplorasi dan komunikasi. Masing-masing aspek meliputi kompetensi sebagai berikut: a) Konsep, Pengetahuan dan Operasi Dasar

Peserta didik mampu mengenali secara mendalam hakekat dan dampak teknologi, khususnya, teknologi informasi dan komunikasi, etika dan moral pemanfaatan teknologi, media massa digital, masalah ergonomic dan keamanan, dasar-dasar komputer, dan pengoprasian teknologi multimedia.

b) Pengolahan Informasi untuk Produktifitas Peserta didik mampu menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk berbagai macam dasar perangkat produktifitas teknologi.

c) Pemecahan Masalah, Ekplorasi dan Komunikasi Peserta didik mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam situasi kehidupan nyata untuk mendapatkan informasi, pengelola gagasan, memecahkan masalah, melakukan penelitian, dan menggunakan perangkat komunikasi untuk mengirimkan informasi. Hubungan ketiga aspek di atas dapat digambarkan seperti gambar I sebagai berikut:

KOMPETENSI

1 2

Gambar : Hubungan Ketiga Aspek Aspek-aspek standar kompetensi tersebut saling mendukung dalam membentuk suatu kompetensi. Cara mengajarkan aspek 1 dan 2 tidak harus berurutan, boleh juga dimulai dari aspek 2 ke aspek 1 atau disajikan secara serentak. Kompetensi peserta didik yang terbnetuk dari aspek konsep, pengetahuan, dan operasi dasar atau aspek pengolahan informasi

Pemecaahan Masalah, Ekplorasi,

dan komunikasi

Pengolahan Informasi untuk Produktivitas

Konsep, Pengetahuan, dan

Operasi Dasar

Page 62: JUKNIS PRAKTIKUM

61

utuk produktifitas akan membangun kompetensi dari aspek pemecahan masalah, ekplorasi dan komunikasi

7) Standar Kompetensi Mata Pelajaran Tekonologi Informasi dan Komunikasi Untuk tingkat sekolah dasar, standar kompetensi teknologi informasi dan komunikasi adalah: a. Konsep pengetahuan dan operasi dasar, peserta didik mampu

mengidentifikasi komponen dasar perangkat keras dan perangkat lunak yang sederhana untuk mengoprasikan computer.

b. Pengolahan inforasi untuk produktifitas, peserta didik mampu mengoprasikan perangkat keras dan ikon perangkat lunak computer untuk mengolah informasi

c. Pemecahan masalah, ekplorasi dan komunikasi, peserta didik mamapu mengkomunikasikan hasil kreasi gagasan dari penerapan perangkat lunak computer melalui berbagai cara untuk berbagai keperluan.

8) Rambu-rabu Rambu-rambu ini mencakup pendekatan pembelajaran dan penilaian, pengorganisasian materi, dan hal-hal yang harus diperhatikan oleh pengajar teknologi informasi dan komunikasi. a) Pendekatan Pembelajaran dan Penilaian

Pengajar dapat menggunakan berbagai teknik dan metode pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. Teknik dan metode yang dipilih harus pembelajaran dalam bentuk demontrasi yang melibatkan partisipasi aktif peserta didik. Pengajar perlu mempertimbangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan. Pengajar juga harus membuat perencanaan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, jenis penugasan dan batas akhir suatu tugas. Strategi pembelajaran dapat meningkatkan partisipasi dari semua peserta didik dan kelompok dalam satu kelas, yang antara lain meliputi: 1) Pemanpaatan studi kasus dari berbagai sumber informasi 2) Dorongan agar peserta didik menjadi pembelajar yang otodidak 3) Dorongan agar peserta didik mau berpikir kritis mengenai isu-isu

dalam teknologi informasi 4) Fasilitas belajar secara efektif melalui praktek langsung, refleksi

dan diskusi

Page 63: JUKNIS PRAKTIKUM

62

5) Peningkatan kemampuan kerjasama termasuk aktivitas yang melibatkan peserta didik untuk bekerjasama dalam kelompok kecil atau dlama tim

6) Penumbuhan sikap menghargai usaha peserta didik untuk memicu kreativitas mereka

7) Pemanfaatan sumber-sumber yang merefleksikan minat dan pengalaman peserta didik

8) Pemberian akses kepada semua peserta didik untuk menggunakan berbagai sumber belajar dan penguasaan berbagai alat Bantu belajar

9) Penyajian/presentasi hasil karya peserta didik di majalah dingding atau acara khusus pameran misalnya pada saat pembagian raport atau acara lainnya

10) Peyajian/presentasi hasil karya peserta didik di web sekolah, atau web klub teknologi informasi dan komunikasi

11) Penyajian/presentasi publikasi hasil karya peserta didik pada brosur sekolah, atau brosur khusus teknologi informasi dan komunikasi.

Penilaian dilakukan dengan memperhatikan karakteristik kompetensi teknologi informsi dan komunikasi yang dinilai. Penilaian pada domain pengetahuan/pemahaman peserta didik dapat dilakukan melalui tes tulis dan tes lisan, sedangkan penilaian pada domain keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan sesuatu dapat dilakukan dengan tes perbuatan atau penilaian atas produk yang dihasilkan peserta didik. Bentuk penilaian lainya bias dengan portofolio, sebagai kumpulan hasil karya peserta didik. Pada penilaian ini, peserta didik diberi kesempatan menilai sendiri hasil karyanya dengan mendiskusikan terlebih dulu criteria penilaiannya.

b) Pengorganisasian Materi Bahan kajian teknologi informasi dan komunikasi pada tingkat dasar sebagian besar difokuskan pada kegiatan yang bersifat apresiatif dan aplikatif, sedikit tetang kegiatan produktif dan evaluatif. Bahan kajian teknologi informasi dan komunikasi di menengah/operator difokuskan pada kegiatan aplikatif dan produktif, juga sedikit apresiatif dan evaluatif. Bahan kajian teknologi informasi dan komunikasi pada tingkat progremer difokuskan pada kegiatan produktif dan evaluatif/analitis sesuai dengan perkembangan jiwa dan cara pikirnya yang sudah pada tingkat pra universitas.

Page 64: JUKNIS PRAKTIKUM

63

Organisasi Materi Teknologi Informasi dan Komunikasi

Materi Teknologi Dasar Operator Progremer

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Teknologi informasi dan komunikasi

√ √ √ √ √ √

Aplikasi multimedia/ spesifik

√ √ √ √ √ √

Pengolahan gambar √ √ √ √ √ √

Pengolah kata √ √ √ √ √ √

Pengolah angka (spread sheet)

√ √ √ √ √

Pemanfaatan database

√ √ √ √

Pemrograman √ √ √

Pemanfaatan internet. email.web

√ √

Keterangan: 1. = Topik/kegiatan yang bersifat APRESIATIF (pengenalan, dan

perluasan, wawasan) 2. = Topik/kegiatan yang bersifat APLIKATIF (pemanfaatan dan

penggunaan) 3. = Topik/kegiatan yang bersifat PRODUKTIF (membuat,

mencipta sesuatu) 4. = Topik/kegiatan yang bersifat EVALUATIF/ANALITIS (aspek

pemeriksaan, ekploratif, menilai, menguji) Table 2 : Fokus Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

Operasi dasar, pengetahuan dan konsep Kegiatan yang bersifat apresiatif dan aplikatif

Pengolahan Informasi untuk produktifitas Kegiatan aplikatif dan produktif

Komunikasi, ekplorasi, pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah

Kegiatan produktif dan evaluatif/analitis

9) Hal-hal yang harus diperhatikan pada pembelajran teknologi

informasi dan komunikasi Hal-hal yang harus diperhatikan pada pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi antara lain adalah: a) Standar kompetensi mata pelajaran memuat kompetensi yang harus

dicapai peserta didik setelah akhir periode pembelajaran. Standar

Page 65: JUKNIS PRAKTIKUM

64

kompetensi ini merupakan acuan bagi pengembangan kurikulum di daerah atau sekolah untuk menyusun perencanaan/program operasional, seperti silabus yang akan digunakan pengajar dalam melaksanakan tugas.

b) Metode, strategi pembelajaran, teknik penilaian, menyediakan sumber belajar, organisasi kelas dan waktu yang digunakan tidak tercantum secara ekplisit dalam dokumen ini, agar pengajar dapat mengembangkan rencana operasional sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan sekolah.

c) Stndar kompetensi mata pelajaran ini dirancang dengan prinsip diversifikasi, seperti untuk melayani berbagai tingkat kemampuan (normal, sedang, tinggi). Supaya pengajar dapat memberikan layanan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Misalnya untuk peserta didik kelompok berkemampuan tinggi, yang memiliki kecepatan belajar lebih cepat, maka pengajar dapat memberikan layanan akselerasi (percepatan) belajar atau materi tambahan untuk pengayaan. Sebaliknya untuk kelompok peserta didik berkemampuan normal, pengajar dapat memberikan layanan dalam bentuk penambahan waktu, remeditasi dan contoh-contoh yang lebih banyak untuk meningkatkan pemahaman.

Dalam implementasinya, standar kompetensi teknologi informasi dan komunikasi tidak menekankan semata pada pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi, namun pada cara penggunaan dan pemanfaatannya dalam mendukung pemahaman mata pelajaran lainnya.

F. Praktik Profesi/Praktik Pendalaman Lapangan (PPL) 1. Rasionalisasi

Secara substantive praktik profesi/praktik pendalaman lapangan (PPL) merupakan untuk penunjang pada pengembangan program studi/jurusan di perguruan tinggi, sehingga wajib sifatnya diikuti oleh mahapeserta didik dan dikembangkan oleh setiap perguruan tinggi. PPL juga merupakan sarana penunjang bagi proses pembelajaran mahpeserta didik. Dalam pengembangannya PPL dipimpin oleh seorang dosen yang keahliannya telah memenuhi persyaratan sesuai dengan cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian tertentu dan bertanggung jawab kepada ketua Jurusan/Program Studi.

Page 66: JUKNIS PRAKTIKUM

65

2. Pengertian PPL a. Ditinjau dari segi bahasa kata “praktik” dalam kamus umum bahasa

Indonesia diartikan sebagai, hal melakukan (menjalankan, melaksanakan teori).

b. Secara umum praktik profesi/praktik pendalaman lapangan (PPL), bermakna sebagai suatu bentuk kegiatan akademik yang bersifat intra kurikuler. Dalam pelaksanaannya, PPL mencakup observasi, partisipasi dan kegiatan lainnya, seperti latihan profesi/keahlian sesuai dengan Jurusan/program studi yang sedang dikembangkan oleh mahasiswa/ praktikan, serta tugas-tugas yang dilaksanakan secara terbimbing, terarah dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan tenaga professional yang memiliki kompetensi dan keahlian. Secara tekstual dengan kenyataan di lapangan, praktik sebagai titik puncak penguasaan mahasiswa terhadap komponen kurikulum dan mata kuliah dalam program pembelajaran di kampus.

3. Tujuan dan Fungsi PPL PPL diselenggarakan dengan tujuan: a. Agar mahasiswa dapat memperoleh pendalaman serta penghayatan dari

berbagai kegiatan/fenomena di lapangan yang relevan dengan ilmu yang dipelajari pada Jurusan/Program Studi yang sedang dikembangkan

b. Membekali mahasiswa dengan kemampuan professional sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari pada Jurusan/Program Studi yang sedang dikembangkannya sehingga melalui PPL diharapkan agar mahasiswa memiliki kemampuan untuk memadukan teori-teori keilmuan dan fenomena yang berkembang dalam kehidupan di masyarakat.

c. Sebagai wahana penguatan potensi mahasiwa agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan keilmuan pada Jurusan/Peogram Studi yang sedang dikembangkannya, serta memiliki daya saing dalam menghadapi kehidupannya kelak.

4. Status dan Bentuk PPL a. PPL merupakan kegitan intra-kurikuler, statusnya merupakan bagian

integral dari kurikulum PTAI, dari semua jenjang program akademik (S-1), maupun pada program vokasional (Diploma).

b. Sedangkan bentuk PPL dapat beragam sesuai kompetensi jurusan/program studi yang dikembangkan pada PTAIS masing-masing, diantaranya: 1) PPL yang dilakukan oleh Jurusan/program studi pada Fakultas Adab,

dalam bentuk wilayah bidang keilmuan; (a) Sejarah dan Peradaban Islam (b) Bahasa dan sastra Arab dan bahasa Inggris

Page 67: JUKNIS PRAKTIKUM

66

2) PPL yang dikembangkan oleh Jurusan/Program Studi pada Fakultas Dakwah, dalam bentuk wilayah bidang keilmuan; (a) Bimbingan dan penyuluhan Islam (b) Komunikasi penyiaran Islam (c) Manajemen Dakwah (d) Pengembangan masyarakat Islam

3) PPL yang dikembangkan oleh Jurusan/Program Studi pada Fakultas Syari’ah, dalam bentuk wilayah bidang keilmuan; (a) Al-Ahwal al-Syakhsiyah (b) Muamalah (c) Jinayah Syiyasah (d) Perbandingan Madzhab dan hukum

4) PPL yang dikembangkan oleh Jurusan/Program Studi pada Fakultas Tarbiyah dalam bentuk wilayah bidang keilmuan; (a) Kependidikan Islam (b) Pendidikan Agama Islam (c) Pendidikan Bahasa Arab (d) Diploma 2 Guru PAI (e) Diploma 2 Guru SD/MI (f) Diploma 2 Guru TK/RA (g) Tadris bahasa Inggris, matematika, biologi, fisika dan kimia.

5) PPL yang dikembangkan oleh Jurusan/Program Studi pada Fakultas Ushuluddin, dalam bentuk wilayah bidang keilmuan; (a) Aqidah dan Filsafat (b) Perbandingan Agama (c) Tafisr Hadits (d) Tasawuf dan Psikoterapi

5. Desain Pengembangan PPL a. Organisasi, Fungsi, dan Tugas Pelaksana

1) Organisasi Panitia Pelaksana Organisasi pelaksna pengembangan PPL terdiri dari penanggungjawab, pengelola program, dan pelaksana, susunannya adalah sebgai berikut: (a) Penanggungjawab : Rektor/Ketua/Dekan Fakultas (b) Pengelola program : Ketau Jurusan/Program Studi (c) Pelaksana : Ketua, Sekretaris dan anggota Dosen

Pembimbing/tutor/guru pamong (d) Koordinator dosen pembimbing yang bertugas untuk mengkoordinir

sejumlah dosen

Page 68: JUKNIS PRAKTIKUM

67

(e) Dosen pembimbing/supervisor/guru pamong yang bertugas langsung melaksanakan bimbingan kepada sejumlah mahasiswa praktikan.

2) Fungsi Tugas Panitia Pelaskana (a) Merencanakan kegiatan PPL (b) Mengatur dan mengordinasikan pelaksanaan PPL (c) Menyelenggarakan penatausahaan PPL (d) Monitoring pelaksanaan PPL (e) Mengendalikan dan menilai kegiatan pelaksanan PPL (f) Mengevaluasi/membuat laporan akhir kegiatan PPL

b. Criteria Peserta, Dosen Pembimbing, Supervisor dan Pimpinan Instansi yang Terkait dengan Lokasi PPL. Dalam melaksanakan PPL, paling tidak terdapat 4 (empat) unsur yang terlibat langsung yaitu: mahasiswa/praktikan, dosen pembimbing, supervisor dan pimpinan instansi yang terkait dengan lokasi PPL, kesemuanya itu harus memenuhi criteria/persyaratan untuk pelaksanaan PPL, syarat-syarat tersebut antara lain: 1) Mahasiswa/Praktikan

Mahasiswa yang akan mengikuti PPL, sekurang-kurangnya telah menyelesaikan studi 6 (enam) semester bagi program S-1 dan 3 (tiga) semester bagi program diploma dua.

2) Dosen Pembimbing (a) Dosen Pembimbing sekurang-kurangnya lulusan S-1 (b) Berpengalaman sebagai pembimbing dan memahami mataeri PPL (c) Berdedikasi tinggi dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan

tugas (d) Mengenal situasi dan kondisi lapangan PPL

3) Supervisor/Guru Pamong (dalam PPL keguruan) (a) Berpengalaman minimal5 tahun sebagai pejabat pada instansi

lokasi PPL/5 tahun sebagai guru (untuk guru pamong) (b) Memahami materi PPL (c) Berdedikasi tinggi dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan

tugas (d) Mendapat kepercayaan penuh dari atasannya dalam bentuk SK/

surat tugas sebagai tutor/guru pamong. 4) Pimpinan Instansi yang Terkait dengan lokasi PPL

(a) Berdedikasi tinggi dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

(b) Memahami materi PPL

Page 69: JUKNIS PRAKTIKUM

68

(c) Mendapat kepercayaan penuh dari pihak pimpinan PTS instansi/ lembaga yang dipimpinnya ditunjuk sebagai lokasi PPL (dalam bentuk SK/surat penetapan sebagai lokasi PPL

c. Metode Pelaksanaan PPL Pembimbing PPL, dalam melaksanakan bimbingannya dapat menggunakan beberapa metode yang relevandengan kegiatan, terdapat beberapa alternative/pilihan metode yang dapat digunakan oleh pembimbing/tutor diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode penyajian materi kepada peserta yang disampaikan dengan lisan dan merupakan suatu uraian lengkap. Metode ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Peserta praktik berjumlah banyak (b) Waktu yang tersedia relative singkat (c) Materi yang akan diberikan relative banyak

2) Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah suatu metode penyajian materi dengan tanya jawab tentang apa yang akan dibahas dalam forum itu, metode ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Untuk mengulangi materi yang telah dipakai (b) Untuk merangsang peserta agar perhatiannya tercurah pada

masalah yang akan dibicarakan (c) Untuk mengarahkan proses berpikir peserta (d) Sebagai ulangan.

Agar metode Tanya jawab ini lebih efektif penggunaannya, hendaknya pertanyaan-pertanyaan diajukan secara merata. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu mengajukan atau mengusulkan sy\uatu pertanyaan secara proporsional dan mantap, serta menjawab pertanyaan secara mantap pula. Karena Tanya jawab senantiasa terjadi di dalam masyarakat yang akan mereka pimpin. 3) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu metode penyajian bahan dengan jalan mendiskusikannya, metode ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Untuk merangsang peserta agar mampu berpikir dan menyalurkan

pendapat serta ikut menyumbangkan pikiran dalam suatu masalah (b) Untuk menimbulkan kemampuan dan kesanggupan dalam

merumuskan pikirannya secara teratur agar mudah diterima oleh orang lain

Page 70: JUKNIS PRAKTIKUM

69

(c) Untuk membiasakan peserta agar mampu mendengar pendapat orang lain dan mau bersikap terbuka dan toleran

(d) Untuk mencapai keputusan atau pendapat bersama mengenai suatu masalah

(e) Waktu yang tersedia cuku Metode ini dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mamapu berdiskusi dengan baik dan mampu menjadi peserta dan pemimpin diskusi secara baik.

4) Metode Pemberian Tugas Metode pemberian tugas resitasi adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan memberi tugas khusus di luar jam pelajaran kepada peserta, metode ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Pengajar/pelatih/pembimbing mengaharapkan agar semua bahan

yang telah diberikan dapat diterima peserta secara lebih baik (b) Untuk merangsang peserta agar lebih aktif dan rajin (c) Untuk mengaktifkan peserta mempelajari sendiri suatu masalah (d) Materi/bahan yang ditugaskan harus bersifat menarik, mengundang

untuk didalami, praktis dan bersifat ilmiah serta dapat diselesaikan oleh peserta.

5) Metode Demontrasi dan Ekxperimen Metode demontrasi adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan memberikan contoh atau mengarahkan peserta untuk mendemontrasikan/simulasi dari semuamasalah kepada speserta lainnya. Sedangkan metode penyajian materi dengan jalan melibatkan peserta untuk bersama-sama mengadakan sesuatu, kedua metode tersebut sebaiknya dipakai apabila: (a) Untuk memberikan keterampilan tertentu kepada peserta (b) Untuk menghindari verbalisme (c) Untuk membantui peserta dalam memahami dengan jelas jalannya

suatu proses penyajian bahan dengan penuh perhatian. Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula bahwa: (a) hendaknya diutamakan masalah-masalah yang praktis dan penting (b) hendaknya ditekankan untuk menambah pengertian yang lebih

jelas, mempertajam kepekaan terhadap suatu masalah dan untuk menimbulkan keterampilan dalam bekerja.

(c) Hendaknya dijelaskan teoritisnya, metode ini dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu mendemontrasikan masalah yang telah mereka kuasai materinya

Page 71: JUKNIS PRAKTIKUM

70

dan melakukan ekperimen terhadap masalah yang sedang diusahakan penyelesaiannya.

6) Metode Sosio Drama dan Bermain Peranan Metode sosio drama dan bermain peranan adalah metode penyajian materi dengan jalan mendramakan atau memerankan cara bertingkah laku di dalam hubungan sosial, metode ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Materi yang akan disajikan berupa menerangkan suatu peristiwa

yang didalamnya menyangkut orang banyak dan berdasarkan pertimbangan didaktis lebih baik untuk didramatisasikan dari pada diceritakan, karena akan lebih jelas dan mudah dihayati.

(b) Materi yang disajikan untuk melatih peserta agar mampu menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat sosial psikologis.

(c) Materi yang akan disajikan untuk melatih peserta agar bergaul dan dapat memahami pemikiran orang lain

Dalam menerapkan metode seperti ini ada juga beberapa hal yang harus diperhatikan seperti: (a) Tujuan yang ingin dicapai harus dirumuskan dengan jelas,

khususnya tentang tingkah laku/watak yang ingin ditanamkan (b) Pemeran dilain metode ini harus benar-benar disiapkan.

7) Metode Karyawisata Metode karyawisata adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan mengajak peserta melihat objek-objek yang ada hubungannya dengan bahan pelajaran, metode semacam ini sebagai dipakai apabila: (a) Untuk memberikan pengertian lebih jelas dengan alat peraga

secara langsung (b) Untuk membangkitkan penghargaan terhadap lingkungan (c) Untuk mendorong peserta mengenai lingkungan Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula: (a) Pemilihan objek yang dikunjungi harus tepat guna (b) Peserta harus diberitahukan tentang tujuan karyawisata (c) Metode ini dimaksudkan untuk mengarahkan mahasiswa sebagai

calon pemimpin dalam memahami masalah-masalah di luar kampus secara objektif.

8) Metode Drill Metode drill adalah metode penyajian materi dengan jalan melatih peserta terhadap materi yang telah diberikan, metode semacam ini sebaiknya diberikan apabila: (a) Untuk melatih ulang materi yang sudah diberikan atau yang sedang

diberikan

Page 72: JUKNIS PRAKTIKUM

71

(b) Untuk melatih keterampilan dalam berpikir secara tepat (c) Untuk memperkuat daya tanggap peserta terhadap materi yang

diberikan Dalam menerapkan metode ini harus memperhatikan pula: (a) Sebelum praktik dimulai agar kepada peserta diberikan pengertian-

pengertian dasar materi yang dipraktikan (b) Usahakan waktu praktik dapat disingkat sehingga tidak

membosankan (c) Praktik agar diatur sedemikian rupa sehingga menarik dan dapat

menumbuhkan motivasi untuk berpikir. (d) Metode ini dimaksudkan untuk melatih mahasiswa sebagai calon

pemimpin melaksanakan ide-ide yang berkaitan dengan kepemimpinannya.

9) Metode Sistem Regu Team Teaching Metode system regu adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan dua orang lebih dari pihak pengajar/pelatih/pembimbing yang mengadakan kerjasama untuk membimbing peserta, metode ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Jumlah peserta terlalu banyak, sehingga pembagian tugas kepada

para peserta kurang merata dan penangkapan peserta kurang tajam (b) Untuk memberikan penjelasan dengan lebih mendalam (c) Fasilatas memungkinkan Dalam metode ini sebaiknya diperhatikan pula: (a) Setiap anggota tim hendaknya memiliki pengertian dan pandangan

yang sama (b) Agar setiap anggota tim mendapat tugas yang sesuai dengan

keahliannya masing-masing. 10) Metode Problem Solving

Metode problem solving adalah metode penyajian materi dengan jalan melatih peserta untuk memecahkan masalah-masalah yang paling rumit, metode seperti ii sebaiknya dipakai apabila: (a) Untuk melatih mahasiswa agar berpikir kritis dan analitis (b) Untuk melatih keberanian-keberanian dalam menghadapi berbagai

masalah Dalam menerapkan metod ini harus memperhatikan pula: (a) Masalah yang dipecahkan agar sesuai/disesuaikan dengan tingkat

kemampuan peserta (b) Peserta agar dibekali lebih dahulu dengan bahan-bahan tentang

cara memecahkan masalah

Page 73: JUKNIS PRAKTIKUM

72

(c) Bimbingan pengajaran/pelatih/pembimbing harus kontinu dan alat/sarana yang menjadi penunjang harus lengkap.

Metode ini dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon pemimpin adar mampu menemukan dan menyelesaikan masalah-masalah dalam masyarakat.

11) Metode Kerja Kelompok Metode kerja kelompok adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan menggunakan peserta sebagai objek kerjasama dalam mempelajari, menghayati dan mengamalkan masalah yang dibahas, metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Alat Bantu praktik cukup tinggi (b) Tingkat kemampuan peserta tidak sama, karena itu sebaiknya

peserta dalam suatu kelompok kerja terdiri dari pesrta yang pandai lebih besar jumlahnya dari mereka yang kurang pandai

(c) Minat peserta tidak sama, sehingga sebaiknya peserta yang berminat hendaknya lebih banyak dari peserta yang kurang berminat.

Metode dimaksudkan membina mahasiswa sebagai calon pemimpin umat agar mampu berkerjasama, memimpin dan menjadi anggota kelompok yang lebih baik serta menyelesaikan masalah-masalah kelompok. Dari berbagai macam metode penyajian yang dapat dipergunakan praktik, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para pengajar/pelati/pembimbing sebelum menentukan dan memilih sesuatu metode yang akan dipergunakan, dikarenakan metode hanyalah merupakan suatu pengantar atas suatu alat saja dan bukan merupakan suatu tujuan. (a) Tidak ada metode yang 100 % baik, metode yang kelihatannya

paling efektif sekalipun masih ada kekurangan. (b) Metode yang sesuai dengan salah seorang pengajar/pelatih/

pembimbing tidak selalu cocok dengan pengajar/pelatih/ pembimbing yang lain meskipun materi yang diberikannya sama.

(c) Pemakaiaan suatu metode tidaklah dapat berlaku secara tetap dan tepat untuk selama-lamanya.

(d) Pemakaian metode hendaknya bervariasi. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dalam menghadapi aneka ragam metode penyampaian materi, seorang pengajar/pelatih/ pembimbing tidak boleh terlalu fanatic terhadap pemakaian suatu metode dan sebaiknya seorang pengajar/pelatih/ pembimbing bersikap

Page 74: JUKNIS PRAKTIKUM

73

arif dalam memilih metode serta selalu bersedia mencoba dan menilai setiap metode yang ada untuk diterapkan

d. Materi PPL 1) Secara umum materi PPL, difokuskan pada pembentukan professional

mahasiswa dalam hal: (a) Keterampilan prosedur pelaksanaan (b) Keterampilan khusus pelaksanaan program (c) Keterampilan menggunakan sumber alat dan media (d) Ketepatan dalam menggunakan metode (e) Keterampilan mengevaluasi program

2) Secara khusus materi PPL direncanakan sesuai dengan wilayah kajian dan kompetensi dasar bidang keilmuan yang dipelajari di Jurusan/ Program Studi yang dikembangkan pada PTAIS masing-masing, perancangan materi mengacu pada Kep. Dirjen Kelembagaan Agama Islam No. Dj.II/114/2005, yang substansinya meliputi aspek: (a) Aspek Kognitif

(1) Memahami (2) Menguasai, dan (3) Dapat menjelaskan

(b) Aspek Apektif (1) Menghayati, dan (2) Menerima

(c) Aspek Psikomotor (dapat mengamalkan) e. Tempat Pelaksanaan PPL

Tempat/lokasi PPL dapat beragam jenis dan wilayah kajian sesuai dengan kompetensi dan bidang ilmu yang dipelajari di Jurusan/Program Studi yang dikembangkan pada PTAIS masing-masing diantaranya: 1) PPL yang dikembangkan oleh Jurusan/Program Studi pada Fakultas

Adab, bertempat pada wilayah kajian bidang keilmuan: (a) Sejarah peradaban Islam, bertempat di lokasi/daerah yang

bersejarah, museum dan yang relevan (b) Bahasa dan sastra Arab dan bahasa Inggris, bertempat di lokasi/

daerah pariwisata, peneyelenggara jasa guid untuk turis mancanegara, penerbit dan yang relevan

2) PPL yang dikembangkan oleh Jurusan/Program Studi pada Fakultas Dakwah, bertempat pada wilayah kajian bidang keilmuan: (a) Bimbingan dan penyuluhan Islam, bertempat di masjid-masjid,

majlis ta’lim, rumah sakit, lembaga pemasyarakatan, LSM dan yang relevan

Page 75: JUKNIS PRAKTIKUM

74

(b) Komunikasi penyiaran Islam, bertempat di studio Radio/TV, penerbit majalah/Koran dan lembaga-lembaga pers dan yang relevan

(c) Manajemen Dakwah, bertempat di masjid-masjid, majlis ta’lim, LSM, lembaga-lembaga/organisasi-organisasi keislaman, lembaga-lembaga ekonomi Islam dan yang relevan

(d) Pengembangan masyarakat Islam, bertempat di desa tertinggal, daerah transmigrasi, daerah rawan aqidah, daerah rawan prostitusi dan yang relevan

3) PPL yang dikembangkan oleh Jurusan/Program Studi pada Fakultas Syari’ah, bertempat pada wilayah kajian bidang keilmuan Syari’ah dan hukum Islam: (a) Al-Ahwal al-Syakhsiyah, bertempat di pengadilan tinggi peradilan

agama, dan KUA (b) Muamalah, bertempat disejumlah perusahaan, lembaga perbankan

dan lembaga ekonomi Islam lainnya. (c) Jinayah Syiyasah, bertempat dilembaga-lembaga pemerintah (d) Perbandingan Madzhab dan hukum, bertempat pada lembaga/

organisasi keagamaan dan tempat lain yang relevan. 4) PPL yang dikembangkan oleh Jurusan/Program Studi pada Fakultas

Tarbiyah, bertempat pada wilayah kajian bidang keilmuan: (a) Kependidikan Islam, bertempat di kantor Mapenda Depad

Kab./Kota/ Propinsi, kelompok waspendais, lembaga-lembaga penyelenggara Pendidikan Islam dan kantor tata usaha Madrasah (RA, MI, MTs, MA dan PT) diniyah

(b) Pendidikan agama Islam, bertempat di MI, MTs, MA/SD, SLTP/SMU (c) Pendidikan bahasa Arab bertempat di MI, MTs dan MA. (d) Diploma 2 guru PAI, bertempat di MI/SD (e) Diploma 2 guru MI/SD, bertempat di MI/SD (f) Diploma 2 guru RA/TK, bertempat di RA/TK (g) Tadris bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia,

bertempat di MI, MTs, MA/SD, SLTP/SMU 5) PPL yang dikembangkan oleh Jurusan/Program Studi pada Fakultas

Ushuluddin, bertempat pada wilayah kajian bidang keilmuan: (a) Aqidah dan Filsafat, bertempat di daerah/lokasi yang diduga tempat

berkembangnya aliran kepercayaan dan aliran-aliran sesat dan yang relevan

(b) Perbandingan Agama, bertempat di daerah/lokasi yang diduga tempat berkembangnya agama-aga

Page 76: JUKNIS PRAKTIKUM

75

(c) Tafsir hadits, bertempat di pesantren dan Madrasah Aliyah keagamaan dan/atau tempat asal almamaternya, dan yang relevan

(d) Tasawuf dan Psikoterapi, bertempat di rumah sakit-rumah sakit, daerah bencana alam, daerah transmigrasi, lembaga pemasyarakatan, daerah rawan prostitusi, dan yang relevan

6. Sistem Penyelenggaraan PPL 1) Perencanaan

Sejak perencanaan, pelaksanaan, onitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan PPL dirumuskan secara terpasu oleh panitia dan dosen pembimbing dan unsur terkait lainnya. Agar PPL dapat berjalan dengan baik, hendaknya panitia menyediakan buku panduan teknis dan sarana kelengkapan lainnya yang dapat menunjang terhadap pelaksanaan PPL, dan setiap dosen/tutor terlebih dahulu menyusun konsep-konsep tentang materi keterampilan yang akan dibimbingkannya.

2) Proses dan Mekanisme Kegiatan Yang dimaksud dengan proses dan mekanisme kegiatan ini adalah tata aliran kegiatan yang harus dilalui dalam pelaksanaan kegiatan PPL. a) Persiapan

(1) Inventarisasi dan perencanaan kegiatan (2) Inventarisasi basis data calon peserta praktikum sebagai bahan

pertimbangan dalam penyusunan, penetapan dan proyeksi kelompok peserta dan lokasi

(3) Inventarisasi data sosial masyarakat kelompok sasaran taget group (untuk praktik profesi/kejuruan)

(4) Konsultasi dan perijinan untuk praktikum (a) Konsultasi dan pengurusan surat permohonan perizinan

penyelenggaraan praktikum kepada sekolah/madrasah (khusus untuk praktik profesi keguruan)

(b) Konsultasi dan pengurusan perizinan kepada instansi terkait dengan kegiatan praktikum

(c) Konsultasi dan pengiriman tembusan perizinan penyelenggaraan praktikum kepada instansi terkait

(d) Konsultasi dan konfirmasi lokasi kepada kepala sekolah/ madrasah (khusu untuk praktik profesi keguruan)

(5) Penyusunan rancangan panduan praktikum oleh laboratorium/ Jurusan/Program Studi, penetapan panduan oleh panitia

(6) Inventarisasi masukan untuk penyempurnaan panduan praktikum (7) Penetapan panduan praktikum oleh panitia pelaksana

Page 77: JUKNIS PRAKTIKUM

76

(8) Sosialisasi dan informasi program praktikum tingkat Jurusan, antara lain: (a) Pertemuan dengan Ketua Jurusan (b) Sosialisasi kegiatan praktikum kepada mahasiswa oleh Ketua

Jurusan/laboratorium (9) Pendaftaran

(a) Mahasiswa calon peserta praktikum mendaftarkan diri kepada Jurusan/laboratorium

(b) Tahapan pendaftaran dan penyusuan kelompok peserta sbb: (1) Pengambilan dan pengisian formulir pendaftaran (2) Penyerahan formulir dan pengecekan syarat administrasi

akademik (3) Penyusunan kelompok peserta dan penetapan lokasi oleh

panitia pelaksana/lab/Jurusan/Program Studi (4) Kurikulum dan kordinasi dosen pembimbing/tutor

ditetapkan berdasarkan Surat pengajuan dari Ketua Jurusan, diajukan kepada

Dekan/Ketua Sekolah Tinggi, sebagai hasil koordinasi dengan laboratorium/panitia pelaksana

Jumlah dosen yang menjadi pembimbing/tutor/ laboratorium disesuaikan dengan porsi mahasiswa/ peserta praktikum

Penetapan dosen pembimbing/tutor/laboratorium oleh dekan/Ketua Sekolah Tinggi

(10) Koordinasi dosen pembimbing/tutor/laboratorium dengan Jurusan/ laboratorium dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman pedoman, panduan dan juknis praktikum serta pelaksanaan bimbingan

(11) Pertemuan pembimbing/tutor/laboratorium dengan Jurusan/Prodi/ lab, meliputi: (a) Penjelasan fungsi dan tugas pembimbing/tutor/laboratorium (b) Persiapan orientasi lokasi oleh pembimbing/tutor/laboratorium

(12) Penempatan Peserta di Lokasi (a) Kelompok peserta praktik ditempatkan di satuan kecil (+ 30

orang) (b) Kelompok peserta praktikum lokasi ditempatkan di satuan

kecil, dengan koordinasi pembimbing/tutor (c) Rambu-rambu penempatan

(1) Azas posisi lokasi tidak bertumpuk

Page 78: JUKNIS PRAKTIKUM

77

(2) Azas komposisi (3) Azas kemudahan koordinasi (4) Azas fasilitas (5) Azas kesinambungan jenis kelamin peserta.

b) Tahap Pelaksanaan 1) Kegiatan Pra PPL

Kegiatan pra PPL dilakukan dalam bentuk pengarahan/penjelasan teknis PPL kepada peserta dilaksanakan langsung oleh pembimbing /tutor, bertempat di kampus, dilaksanakan minimal 6 hari sebelum pelepasan peserta, materi pengarahan/penjelsan meliputi: (a) Penjelasan tentang panduan praktikum (b) Teknis pembelajaran/pelaksanaan praktikum (c) Teknik evaluasi dan penilaian

2) Pemberangkatan/Penyerahan Peserta ke Lokasi PPL (a) Pemberangkatan/pelepasan peserta secara resmi dipimpin oleh

Dekan/Ketua Sekolah Tinggi (b) Pemberangkatan peserta ke lokasi praktik profesi didampingi

Ketua Jurusan/Program Studi dan pembimbing/tutor. Teknis pemberangkatan pesrta dari kampus menuju lokasi diatur dan dikoordinasikan langsung oleh ketua kelompok peserta

3) Agenda Serah Terima, Meliputi: (a) Acara serah terima pada Kepala Sekolah/Madrasah, dan/atau

pimpinan instansi lokasi PPL, diwakili oleh Ketua Jurusan/Program Studi dan Pembimbing/Tutor, dihadiri oleh peserta

(b) Acara serah terima, sekaligus pemberitahuan dimulainya kegiatan praktik profesi/kejuruan.

4) Observasi Lokasi PPL (a) Observasi lokasi dan identifikasi masalah (b) Observasi dilakukan bersamaan dengan perkenalan peserta

dan sosialisasi program PPL kepada masyarakat (c) Observasi dan sosialiasi dilakukan secara simultan dan dalam

bentuk partisipasi langsung dengan kegiatan masyarakat antara lain melalui aktivitas ibadah, dan silaturahmi.

(d) Sasaran observasi meliputi: (1) Potensi yang menjadi lokasi PPL (2) Masalah agama dan kemasyarakatan dalam tiga aspek

program garapan; yaitu, pemahaman, pengamalan dan

Page 79: JUKNIS PRAKTIKUM

78

pengembangan lembaga dan sarana (untu PPL berbagai Jurusan)

5) Penyusunan Program Kegiatan PPL (a) Program direncanakan, disusun, dan ditetapkan oleh peserta

yang dikoordinasikan oleh ketua kelompok dalam melibatkan instansi terkait

(b) Penyusunan program PPL melibatkan unsur masyarakat/ lembaga/instansi terkait, dimaksudkan sebagai sarana sosialisasi rencana program, sekaligus menampung dan memformulasikan masukan dan dukungan masayarakat/ lembaga/instansi terkait

(c) Rencana kegiatan yang telah disepakati menjadi program yang akan dilaksanakan peserta, kemudian dituangkan dalam agenda pelaksanaan praktikum sebagai dokumen dan panduan dalam melaksanakan kegiatan.

6) Pelasanaan Kegiatan PPL (a) Kegiatan PPL dilapangan dilaksanakan oleh peserta secara

individu dan kelompok dengan melibatkan siswa bagi PPL keguruan dan melibatkan masyarakat bagi PPL lainnya.

(b) Durasi kegiatan dilapangan selama 12 kali pertemuan selama 120 menit setiap kali pertemuan (1440 menit = 24 jam)

(c) Kegiatan peserta yang bersifat individual; dicatat dan dibukukan pada buku kegiatan praktikum individu

(d) Kegiatan peserta dalam kelompok dicatat dan dibukukan pada buku kegiatan praktikum kelompok

(e) Biaya dan sarana kegiatan direncanakan dan dimusyawarahkan diantara peserta dan mengoptimalkan potensi dan dukungan sekolah/masyarakat serta sumber lainnya.

7) Pembimbingan (a) Frekuensi bimbingan yang dilaksanakan oleh dosen

pembimbing/tutor dilakukan sekurang-kurangnya 5 (lima) kali bimbingan yang meliputi kegiatan: (1) Observasi kelokasi bersama peserta (2) Pengarahan peserta (3) Pemberngkatan dan pelepasan, yang dilanjutkan perjalanan

dan serah terima di lokasi praktik (4) Pendampingan pada pelaksanaan kegiatan (5) Ujian praktik/penilaian peserta (6) Perpisahan dan penutupan

Page 80: JUKNIS PRAKTIKUM

79

(b) Selama melaksanakan pembimbingan, dosen pembimbing/tutor diwajibkan memperhatikan dan memeriksa buku kegiatan harian, serta membubuhkan catatan dan tanda tangan sebagai bukti administrative pembimbingan.

8) Evaluasi Pelaksanaan Program PPL (a) Program kegiatan yang telah dilaksanakan dievaluasi oleh

peserta yang dikoordinasikan oleh peserta dan dosen pembimbing/ tutor dilampiri dengan bukti pelaksanaan tugas pembimbingan ditandatangani oleh peserta, dan selanjutnya bukti tersebut diserahkan kepada kepala sekolah/pimpinan instansi/lembaga yang terkait dengan lokasi tempat pelaksanaan praktik untuk diketahui

(b) Evaluasi disusun dan ditetapkan oleh pembimbing dan kepala sekolah/instansi/lembaga yang terkait dengan lokasi/tempat pelaksanaan dan analisis program serta membahas dan merekomendasi usulan pengembangan kegiatan pasca praktikum

(c) Pola evaluasi/penilaian dan tindak lanjut (1) Evaluasi atau penilaian

Evaluasi/penilaian dilakukan pada desain pembelajaran dan pelaksanaan latihan/praktik

Evaluasi/penilaian dilaksanakan pada setiap mahasisw yang tampil praktik/latihan mengajar, termasuk penampilan terakhir sebagai ujian

Bobot penilaian pada setiap penampilan: Keterampilan prosedur pelaksanaan, 10 % Keterampilan khusus pelaksanaan program, 60 % Keteraampilan menggunakan sumber alat dan media,

10 % Penggunaan metode, 10 % Keterampilan mengevaluasi pogram, 10 %

Penghitungan Nilai Akhir (NA) NA, nilai akhir diperoleh dari rata-rata nilai setiap tampil praktik ditambah nilai penampilan ujian akhir dirumuskan sebagai berikut: NA = (6xPA) + (4xPUA) 10 Keterangan: NA = Nilai akhir

Page 81: JUKNIS PRAKTIKUM

80

PA = Nilai rata-rata penampilan latihan PUA = Nilai rata-rata penampilan ujian akhir Mentranfer nilai komulatif dari (kolom 7) menjadi angka mutu dan hurup mutu (Nilai Akhir) dengan Rumus: 80 – 100 = A 70 – 79 = B 60 – 69 = C 50 – 59 = D 00 – 49 = E

(2) Tindak Lanjut Setelah diperoleh nilai akhir (NA), kelulusan diklasifikasikan menjadi tiga bagian:

Lulus tanpa syarat bagi peserta yang mendapat (NA) A, B atau C

Lulus bersyarat bagi peserta yang mendapat (NA) D, mereka disyaratkan untuk mengikuti bimbingan intensif pada bengkel praktikum

Tidak lulus tanpa syarat bagi peserta yang mendapat (NA) E.

Hasil evaluasi/penilian dan rekomendasi dituangkan pada lembar nilai yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah/ pimpinan instansi/lembaga yang terkait dengan lokasi/ tempat pelaksanaan praktik dan dosen pembimbing

9) Perpisahan dan Penutupan PPL (a) Acara perpisahan/pamitan adalah kegiatan yang menandai

berakhirnya kegiatan PPL secara resmi (b) Perpisahan lokasi PPL diatur dan dikoordinasikan antar Ketua

Kelompok peserta masing-masing c) Tahap Evaluasi Akhir

1) Penyerahan Laporan (a) Laporan kegiatan PPL dituangkan pada laporan (b) Laporan perorangan peserta PPL adalah deskripsi kegiatan

individual dalam bentuk dokumentasi dan catatan agenda kegiatan harian

(c) Laporan kelompok adalah deskripsi kegiatan komulatif kelompok yang dikoordinasikan oleh ketua kelompok

(d) Laporan individu, maupun kelompok dikoordinasikan ketua kelompok ditanda tangani oleh kepala sekolah/pimpinan instansi/lembaga terkait dan dosen pembimbing untuk

Page 82: JUKNIS PRAKTIKUM

81

diserahkan kepada Jurusan/Program Studi untuk dievaluasi dan dinilai.

(e) Batas waktu penyerahan hasil evaluasi dan nilai dari dosen pembimbing/tutor kejurusan/program studi selambat-lambatnya 1 (satu) minggu dari penutupan PPL

(f) Penyerahan nilai dari kepala sekolah dan dosen pembimbing ke jurusan/program studi selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah penutupan PPL

(g) Pengumuman nilai praktikum di jurusan/program studi/fakultas masing-masing selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah penutupan PPL.

2) Evaluasi dan laporan (h) Evaluasi program kegiatan dimaksudkan sebagai proses

kegiatan dalam usaha mengukur tingkat keberhasilan PPL (i) Aspek dan sasaran yang dievaluasi meliputi:

(1) Respon guru dan kepala sekolah/instansi/lembaga yang terkait dengan lokasi/tempat pelasanaan praktik

(2) Keterlibatan siswa/mustami/dan sasaran praktik lainnya (3) Perubahan dan perkembangan sasaran praktik pasca

praktikum, menurut kepala sekolah/madrasah (4) Keterbukaan terhadap inovasi (5) Ketepatan program, rencana kegiatan dan umpan balik

pasca pelaksanaan kegiatan praktikum. (j) Laporan penyelenggaraan kegiatan praktikum dibuat oleh

panitia pelaksana dan disampaikan kepada pimpinan perguruan tinggi selaku penanggungjawab umum penyelenggara praktikum.

Page 83: JUKNIS PRAKTIKUM

82

BAB IV PENUTUP

Buku panduan penyelenggraaan praktikum pada Sekolah Tinggi Agama Islam

(STAI) Bunga Bangsa Cirebon, merupakan rambu-rambu yang bersifat umum bagi proses dan mekanisme penyelenggaraan praktikum Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Isi dan substansinya buku panduan ini meliputi 4 (empat) aspek untuk dimaknai sebagai kepedulian Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

Pertama, bahwa panduan praktikum dirancang oleh Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang mengacu pada prinsip-prinsip 4 R: 1. Reaktualisasi, sebagai kehendak penggunaan potensi-potensi yang dimiliki

untuk dikembangkan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan baru 2. Reorientasi, menunjuk pada penafsiran dan pengarahan pengalaman terhadap

perubahan sebagai upaya pembentukan system pengetahuan baru 3. Restrukturisasi, menunjukan pada perubahan-perubahan formasi dalam bentuk

peran dan interaksi sosial baru 4. Reoganisasi, sebagai bentuk perubahan peran dan fungsi sosial dalam makna

yang luas dan baru. Kedua, substansi pengembangan praktikum merupakan penunjang

pembelajaran dilingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang mengkoordinasikan, memantau, dan menilai pelaksanaan kegiatan praktikum serta ikut mengusahakan, mengendalikan administrasi sumber daya yang diprlukan. Secara yuridis praktikum dibentuk melalui kebijakan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, melalui mekanisme yang berlaku serta tertuang pada statute Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang bersangkutan, secara teknis pelaksanaan kegiatannya dikoordinasikan pada unsur pelaksana akademik yakni Jurusan/Program Studi, dan laboratorium

Ketiga, secara operasional pengembangan praktikum di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon merupakan sebagai komitmen perwujudan dari KMA nomor 156 tahun 2004 tantang “Pedomen pengawasan, pengendalian dan pembinaan program diploma, sarjana dan pascasarjana paga perguruan tinggia agama Islam” mengisyaratkan bahwa “penyelenggaraan penddikan (dalam hal ini PTAI), meliputi: kuliah, praktiku, praktik profesi, kegiatan terencana, pembimbingan dan penilaian hasil belajar, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Substansi pembahasan pada buku panduan ini adalah mengedepankan tata kerja, yang memberikan kejelasan tentang: apa yang dikerjakan oleh siapa; dan

Page 84: JUKNIS PRAKTIKUM

83

hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan penelitian. Tata kerja yang dikemukakan disini adalah suatu pola umum, yang dapat dijadikan panduan untuk menetapkan tata kerja yang sebenarnya di suatu perguruan tinggi. Dan panduan ini dikemukakan dengan membayangkan suatu alternative keadaan dimana ditetapkan bahwa: 1. Sumber daya praktik (mahasiswa/dosen/kurikulum) berada di fakultas,

jurusan/program studi, yang mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan akademik pembelajaran mahasiswa secara mikro yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

2. Praktikum dilaksanakan oleh jurusan/program studi, dengan kecenderungan utama: a) Praktikum yang bersifat mono-disiplin terpusat di fakultas/jurusan/program

studi, yang bersangkutan b) Praktik pengembangan tri darma perguruan tinggi yang bersifat antara

disiplin ilmu seperti pelaksanaan kuliah kerja nyata (KKN) terpusat di tingkat STAI yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh lembaga/pusat balai penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

3. Pembinaan tenaga/dosen pembimbing dapat terjadi sekaligus di fakultas/ jurusan/program studi

4. Pembinaan di jurusan adalah pembinaan yang relative tetap dan continue, pembinaan di lembaga/pusat/balai penelitian adalah pembinaan yang incidental, sesuatu dengan kegiatan yang sedang diadakan. Keempat, inovasi pengembangan modal praktikum pada umumnya sangat

diperlukan dalam rangka memenuhi tuntutan reformasi perguruan tinggi, yakni mengedepankan asas efisien dan efektif. Dalam konteks ini dimaksudkan pelaksanaan praktikum yang efisien dan efektif dirancang dengan memenuhi 8 (delapan) standar kualifikasi yakni: standar isi/materi, standar prose, standar kompetensi lulusan, standar tenaga pelaksana, standar sarana/prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Seperti yang telah dikembangkan oleh perguruan tinggi besar lainnya.

Hal ini sangat memungkinkan untuk dikembangkan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, setelah memperhatikan kondisi dan lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon selama ini. Ada beberapa alasan yang dapat memungkin Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon melakukan merger lembaga penelitian dan pengabdian; Pertama, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon mempunyai kewenangan membuat statute tersendiri, kedua, barangkali penyajian model peyelenggraan PPL profesi program studi/jurusan keguruan ini dapat menjadi warna tersendiri bagi pengembangan model-model penyelenggaraan PPL pada

Page 85: JUKNIS PRAKTIKUM

84

profesi lainnya yang ada pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dikarenakan banyaknya program studi/jurusan keguruan yang dikembangkan pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dan ketiga, manfaat dari inovasi tersebut dimaksudkan untuk efisensi sumber daya baik tenaga, dana, maupun sarana pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, namun dalam hal ini tidak meninggalkan, akan tetapi harus mengedepankan asas kualitas.

Keempat aspek tersebut di atas, merupakan suatu pilihan kedaan yang lain dengan sendirinya akan menghasilkan suatu tata kerja yang agak berbeda dari tata kerja yang dikemukakan dalam buku panduan ini. Akan tetapi perbedaan tersebut tidak menyimpang dari pola umum tata kerja yang dikemukakan disini; apa yang dikerjakan oleh siapa; serta hubungan antara pihak-pihak yang terlibat di dalam penyelenggaraan praktikum di suatu perguruan tinggi sebagai satu system.

Apa bila ada regulasi/ketentuan dan peraturan yang baru dari instansi terkait dalam hal ini Depag, maka buku panduan ini akan disesuaikan.

Dikarenakan buku panduan ini bersifat rambu-rambu umum, maka hal-hal sifatnya teknis yang belum diatur/dimuat dalam buku panduan ini, agar diatur pada ketentuan tersendiri dalam bentuk petunjuk lebih teknis oleh perguruan tinggi masing-masing yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan serta tidak bertentangan dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Sebagai usaha manusiawi, buku ini tetap menyisakan peluang akan terjadinya kekurangan dan ketidak lengkapan. Sehingga saran dan masukan yang membangun sangat kami harapkan untuk upaya perbaikan dan pengembangan kedepan. Besar harapan kami, dengan hadirnya buku ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

Ditetapkan di : Cirebon Pada Tanggal : 25 April 2013

Ketua STAI BBC

Oman Fathurohman, MA.