juknis jabatan fungsional perekayasa

218

Upload: anghuda

Post on 06-Jun-2015

6.027 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

Buku Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa

TRANSCRIPT

Page 1: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA
Page 2: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

DAN ANGKA KREDITNYA

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2013

Page 3: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

i

KATA PENGANTAR

Revisi petunjuk Teknis Tentang Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka

Kreditnya dilaksanakan untuk memberikan pengertian dan persepsi yang sama

tentang Sistem Tata Kerja Kerekayasaan, Kegiatan Perekayasaan dan Penilaian

Angka Kredit yang diklaim antara Para Pejabat Fungsional Perekayasa dan

Pengelola Jabatan Fungsional Perekayasa serta Tim Penilai baik yang berada di

Instansi Pengelola Jabatan Fungsional Perekayasa maupun yang berada di Instansi

Pembina.

Secara umum, perubahan yang dilakukan untuk lebih memperjelas makna dan

mekanisme pengaturan dalam sistem pengelolaan kegiatan kerekayasaan sehingga

mudah dan sederhana dalam mengerti dan mencerna peraturan yang tersirat dan

tersurat dalam Petunjuk Teknis ini.

Upaya penyempurnaan Petunjuk Teknis ini sekaligus dilakukan untuk mengakomodir

berbagai masukan dari para stakeholders yang telah menunggu selama hampir 3

tahun, dan baru kali ini direalisasikan agar lebih baik dan lebih dimengerti sehingga

lebih memacu perkembangan kegiatan perekayasaan di Indonesia.

Akhir kata, semoga Petunjuk teknis ini menjadi pedoman bagi para Pejabat

Fungsional Perekayasa, Pengelola Jabatan Fungsional Perekayasa maupun Tim

Penilai Jabatan Fungsional Perekayasa.

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI Pembina JFP,

Dr. Ir. Marzan A. Iskandar

Page 4: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

SATITITAIY

BAOAT* PEIIGI(A.'IAII DAT PEXENAPAH TEI${OLOGI( B P " T l

PERATURANKEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 105 TAHUN 2013TENTANG

PETUNJUK TEKNISJABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN ANGKA KREDITNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAKEPAI,A BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN

ESA

TEKNOLOGI,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal S ayat (zlPeraturan Menteri Negara Pendayagurlaan Aparatur NegaraNomor: PER/ 2I9 /M.PAN/7 /2OAS tentang Jabatan FungsionalPerekayasa dan Angka lkeditnya, perlu menetapkanPeraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologitentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional perekayasa danAngka Kreditnya;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor I Tahun IgT4 tentang pokok-pokokKepegawaian {Lembaran Negara Republik Indonesia TahunL974 Nomor s5, Tambahan L,embaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 43 Tahun Lggg;

2' undang-undartg Nomor 1g Tahun zooz tentang sistemNasional Penelitian, pengembangan, dan penerapan IrmuPengetahuan dan Teknorogi {Lembaran Negara RepubrikIndonesia Tahun zaoz Nomor g4, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor a2lgl;

3' Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 19g4 tentang JabatanFungsional Pegawai Negeri Sipil {Iernbaran Negara Repubtik

Indonesia...

I

Page 5: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

-2-

Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambdhan Iembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 35471 sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010;

4. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun

Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;

5. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangflr, Susunan

Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013;

3. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit

Organisasi dan T\rgas Eselon I Lembaga Pemerintah Non

Departemen sebagainrana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomar 4 Tahun 2013;

4. Keputusan Presiden Nomor 144/M Tahun 2008;

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor: PER/219/M.PAN 17 /2008 tentang Jabatan

Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya;

Peraturan Bersarna Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nornor:

267 /Kp/BPW/UII/2OO9 dan Nomor 15 Tahun 2009 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perekayasa dan

Angka Kreditnya;

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Nomor L7O /Rp / KA/BPPT/IV / 2006 tentang Organisasi dan

Tata Ke{a Badan Pengk4jian dan Penerapan Teknologi;

MEMUTUSKAN:

: PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN

TEKNOLOGI TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN

FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN ANGKA KREDITI{YA.

5 .

6 .

7 .

Menetapkan

Pasal...

Page 6: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

-3-

Pasal 1

Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka f*Oitnya dibuat

untuk menjamin adanya kesamaan persepsi dan keseragaman dalam penilaian

dan penetapan angka lcredit jabatan fungsional perekayasa.

Pasal 2

Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya

sebagaimana diatur dalam lampiran yang rnerupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan ini.

Fasal 3

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, Keputusan Kepala Badan Pengkajian

dan Penerapan Teknologi Nomor Ot/Kp/BPPTfilz00g tentang Petunjuk Teknis

Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya dicabut dan dinyatakan

tidak berlaku.

Pasal 4

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggat ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal O5 April 2013

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOI,OGI,

Salinan sesuai dengan aslinyaBadan Pengk4iian dan Penerapan Teknologi

Kepala Biro Umum dan Humas,

Astana \

ttd.

MARZAN FIZIZ ISKANDAR

Page 7: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

v

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ................................................................................................ i

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 105

Tahun 2013 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa dan

Angka Kreditnya ............................................................................................

ii

Daftar Isi ........................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Jabatan Fungsional Perekayasa ................................. 1 – 1

1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................. 1 – 2

1.3 Pengertian ................................................................................ 1 – 2

BAB II KEREKAYASAAN

2.1 Bidang Keilmuan untuk Perekayasa ........................................ 2 – 1

2.2 Bidang Keahlian Untuk Perekayasa ........................................ 2 – 2

2.3 Tahap Kegiatan Kerekayasaan ............................................... 2 – 3

2.4 Kategori Kegiatan Kerekayasaan ............................................ 2 – 5

2.5 Kode Etik Perekayasa ............................................................. 2 – 6

2.6 Majelis Perekayasa .................................................................. 2 – 7

BAB III SISTEM TATA KERJA KEREKAYASAAN

3.1 Organisasi Fungsional Kerekayasaan (OFK) ......................... 3 – 1

3.2 Manfaat OFK .......................................................................... 3 – 1

3.3 Karakteristik OFK .................................................................... 3 – 2

3.4 Tipe OFK ................................................................................. 3 – 2

3.5 Pola Matriks OFK .................................................................... 3 – 5

3.6 Sistem Informasi & Pelaporan dalam OFK .............................. 3 – 7

3.7 Peran Perekayasa dalam OFK ................................................ 3 – 22

BAB IV JENJANG, PERAN, DAN TUGAS

4.1 Jenjang Jabatan Fungsional Perekayasa ............................... 4 – 1

4.2 Jenjang dan Peran Perekayasa .............................................. 4 – 2

4.3 Jenjang Jabatan, Pangkat dan Golongan Ruang ................... 4 – 3

Page 8: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

vi

BAB V KEGIATAN KEREKAYASAAN DAN ANGKA KREDITNYA

5.1 Unsur Kegiatan Kerekayasaan ............................................... 5 – 1

5.2 Penilaian ................................................................................. 5 – 2

BAB VI PEMBINAAN KARIR

6.1 Pengangkatan Pertama ........................................................... 6 – 1

6.2 Pengangkatan Dari Jabatan Lain ............................................ 6 – 2

6.3 Kenaikan Jabatan dan Pangkat ............................................... 6 – 3

6.4 Pembebasan Sementara ......................................................... 6 – 4

6.5 Pengangkatan Kembali ............................................................ 6 – 7

6.6 Pemberhentian dari Jabatan Fungsional Perekayasa ............. 6 – 8

6.7 Batas Usia Pensiun .................................................................. 6 – 8

6.8 Pembinaan Karir Pejabat Perekayasa ...................................... 6 – 9

BAB VII DAFTAR USULAN PENETAPAN ANGKA KREDIT (DUPAK) DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT (PAK)

7.1 Angka Kredit ............................................................................ 7 – 1

7.2 Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) ................... 7 – 3

7.3 Penetapan Angka Kredit (PAK) ............................................... 7 – 7

BAB VIII PENILAIAN ANGKA KREDIT

8.1 Tim Penilai Perekayasa ........................................................... 8 – 1

8.2 Tim Teknis ................................................................................ 8 – 7

8.3 Tata Kerja Administrasi Penilaian ............................................ 8 – 8

8.4 Tata Cara Penilaian ................................................................. 8 – 9

BAB IX PENUTUP

9.1 Penyesuaian ............................................................................. 9 – 1

9.2 Penilaian ................................................................................... 9 – 1

9.3 Inpassing .................................................................................. 9 – 1

LAMPIRAN I Pengelompokan keilmuan berdasarkan UNESCO L-1

LAMPIRAN II Komposisi Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk

Kenaikan Jabatan dan Kenaikan pangkat Perekayasa

Pendidikan Sarjana (S.1)/Diploma IV

L-4

Page 9: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

vii

LAMPIRAN III Komposisi Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk

Kenaikan Jabatan dan Kenaikan pangkat Perekayasa

Pendidikan Pasca Sarjana (S.2)

L-5

LAMPIRAN IV Komposisi Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk

Kenaikan Jabatan dan Kenaikan pangkat Perekayasa

Pendidikan Doktor (S3)

L-6

LAMPIRAN V Rincian Kegiatan Jabatan Fungsional Perekayasa dan

Angka Kreditnya

L-7

LAMPIRAN VI Contoh Daftar Usul Penetapan Angka Kredit Jabatan

Fungsional Perekayasa

L-20

LAMPIRAN VII Contoh Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan

Kerekayasaan

L-29

LAMPIRAN VIII Contoh Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan

Pengembangan Profesi

L-30

LAMPIRAN IX Contoh Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Penunjang L-31

LAMPIRAN X Contoh Surat Pernyataan Telah Mengikuti Pendidikan L-32

LAMPIRAN XI Contoh Surat Penetapan Angka Kredit L-33

Page 10: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

1-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Sejarah Jabatan Fungsional Perekayasa

Pada tahun 1991 Jabatan Fungsional Perekayasa sebagai salah satu jabatan

fungsional di lingkungan Pegawai Negeri Sipil mulai diperkenalkan oleh

Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara sebagaimana tertuang

dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 89

tahun 1991 dengan menunjuk Kementerian Negara Riset dan Teknologi sebagai

Instansi Pembinanya.

Pada tahun 2004, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melakukan

perubahan atas keputusan awal sekaligus pengalihan kewenangan pembinaan

Jabatan Fungsional Perekayasa dari instansi Kementerian Negara Riset dan

Teknologi ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Pada tahun 2005, sebagai tindak lanjut dari pengalihan kewenangan tersebut,

BPPT dan BAKN menerbitkan Peraturan Bersama Nomor: 161/KA/BPPT/X/2005

dan Nomor: 19B Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan

Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya. Dan tahun 2007, BPPT

mengeluarkan Keputusan Nomor: 150/Kp/BPPT /V/2007 tentang Petunjuk Teknis

Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya.

Pada tahun 2008, BPPT sebagai Instansi Pembina melakukan evaluasi dan

penyempurnaan sistem tata kerja kerekayasaan yang selanjutnya diusulkan

kepada Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Pertimbangan

penyempurnaan konsep Jabatan Fungsional Perekayasa didasarkan pada :

1.1.1. Teknologi tidak hanya sebagai tools pada sistem produksi, tetapi

merupakan competitive edges dari suatu industri dan bangsa, yang

memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang perekayasa dengan

kuantitas dan kualitas yang baik untuk mendukung peningkatan daya saing

industri nasional maupun daya saing Indonesia sebagai suatu bangsa.

1.1.2. Diperlukan suatu standar sistem kerja kerekayasaan/enjiniring yang

berlaku secara nasional dimana kegiatan perekayasa bersifat team work

dalam kelompok kerja fungsional kerekayasaan.

1.1.3. Amanat Undang–undang No. 18/2002 tentang Sistem Nasional Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi, yang secara tegas memberikan peraturan-

peraturan pengelolaan Ilmu pengetahuan dan Teknologi (Iptek).

Pada tahun 2008, usulan hasil penyempurnaan ini tertuang dalam Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/219/M.PAN/7/2008

tentang Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya. Tahun 2008,

Kementerian Ristek dan BKN No: 13/M/PB/VIII/2008 dan No: 22 Tahun 2008

Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka

Page 11: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

1-2

Kreditnya, yang kemudian diubah dengan Peraturan Bersama Kepala BPPT dan

Kepala BKN No: 267/Kp/BPPT/VIII/2009 dan No: 15 Tahun 2009 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya.

Berdasarkan masukan, perkembangan dan dinamika nasional selama tiga tahun

terakhir dalam pelaksanaan Jabatan Fungsional Perekayasa, maka diperlukan

penyempurnaan Keputusan Kepala BPPT Nomor: 01/Kp/BPPT/I/2009 tentang

Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya.

1.2. Maksud dan Tujuan

Buku Revisi Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya ini dimaksudkan agar kerekayasaan dan sistem tata kelolanya dapat dimengerti dan dipahami secara komprehensif dan integratif oleh para Pejabat Fungsional Perekayasa, Tim Penilai, Pengelola Instansi serta Pejabat Struktural yang terkait dengan Jabatan Fungsional Perekayasa.

Buku Revisi Petunjuk Teknis ini bertujuan untuk menyempurnakan Buku

Petunjuk Teknis Nomor: 01/Kp/BPPT/I/2009, sehingga pengelolaan pembinaan

Pejabat Fungsional Perekayasa mempunyai acuan yang sama di semua instansi.

1.3. Pengertian

Dalam Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa ini, yang dimaksud dengan:

1.3.1. Jabatan Fungsional Perekayasa adalah jabatan fungsional yang

mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang

untuk melakukan kegiatan kerekayasaan dalam suatu kelompok kerja

fungsional pada bidang penelitian terapan, pengembangan,

perekayasaan, dan pengoperasian yang diduduki oleh Pegawai Negeri

Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh

pejabat yang berwenang;

1.3.2. Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang

dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu

pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan,

kelangsungan dan peningkatan mutu kehidupan manusia;

1.3.3. Kerekayasaan adalah kegiatan bertahap yang secara runtun meliputi

penelitian terapan, pengembangan, perekayasaan dan pengoperasian;

1.3.4. Penelitian Terapan adalah kegiatan penelitian multi disiplin ilmu

pengetahuan yang dapat dilanjutkan melalui kegiatan pengembangan dan

perekayasaan;

1.3.5. Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah

terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan aplikasi

ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan

teknologi baru;

Page 12: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

1-3

1.3.6. Perekayasaan adalah kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam bentuk desain dan rancang bangun untuk menghasilkan

sistem, model, nilai, produk, dan atau proses produksi dengan

mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang dan atau konteks

teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya dan estetika, dalam suatu

kelompok kerja fungsional;

1.3.7. Pengoperasian adalah kegiatan yang meliputi uji operasional dan

evaluasi, pemasaran, penjualan serta pelayanan pasca jual, modifikasi

dan perawatan dari suatu produk atau sistem kerekayasaan untuk tujuan

non komersial maupun komersial;

1.3.8. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau

akumulasi nilai butir - butir kegiatan yang harus dicapai oleh Pejabat

Fungsional Perekayasa dalam rangka pembinaan karier yang

bersangkutan;

1.3.9. Tim Penilai Jabatan Fungsional Perekayasa adalah Tim Penilai yang

dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas

menilai prestasi kerja pejabat fungsional Perekayasa;

1.3.10. Instansi Pembina jabatan fungsional Perekayasa adalah Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT);

1.3.11. Majelis Perekayasa adalah Tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh

Kepala Instansi Pembina Jabatan Fungsional Perekayasa dengan

tugas memberikan pemikiran tentang pengembangan perekayasaan

nasional dan pemikiran tentang Jabatan Fungsional Perekayasa

termasuk di dalamnya norma-norma dan kode etik kerekayasaan;

1.3.12. Perekayasa Utama Kehormatan adalah seseorang yang berjasa besar

dalam mengembangkan kerekayasaan teknologi untuk kepentingan umat

manusia pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya,

menghasilkan karya di bidang kerekayasaan teknologi yang bermanfaat

bagi kesejahteraan masyarakat dan sebagai motivator pelaku

kerekayasaan teknologi di Indonesia;

1.3.13. Organisasi Fungsional Kerekayasaan untuk selanjutnya disingkat OFK

adalah organisasi yang dibentuk secara temporer (ad hoc) untuk

pelaksanaan kegiatan kerekayasaan dalam rangka melaksanakan suatu

kegiatan tertentu;

1.3.14. Struktur Rincian Kerja (Work Breakdown Structures) untuk selanjutnya

disingkat WBS adalah struktur pembagian pekerjaan berdasarkan jenis

kegiatan kerekayasaan atau bidang keilmuan;

1.3.15. Paket Pekerjaan (Work Package) untuk selanjutnya disingkat WP

merupakan rincian kerja dari struktur rincian kerja (WBS) tertentu yang

disusun berdasarkan disiplin keilmuan atau kegiatan kerekayasaan;

Page 13: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

1-4

1.3.16. Kepala Program (Program Director) untuk selanjutnya disingkat KP adalah

Pengelola Program yang bertanggungjawab terhadap keseluruhan

jalannya program, memberikan arahan tentang garis-garis besar

kegiatan termasuk status keterkinian teknologi (state of the art

technology), strategi keuangan program, maupun eksekusinya;

1.3.17. Kepala Enjinir (Chief Engineer) untuk selanjutnya disingkat CE adalah

Pengelola Program yang bertanggung jawab terhadap kualitas teknis

hasil program, sumber daya manusia dan fasilitas program;

1.3.18. Asisten Kepala Enjinir (Assistant Chief Engineer) untuk selanjutnya

disingkat ACE adalah Asisten Pengelola Program yang bertanggung

jawab kepada CE terhadap kualitas teknis hasil program, sumber daya

manusia dan fasilitas program;

1.3.19. Manajer Program (Program Manager) untuk selanjutnya disingkat PM

adalah Pengelola Program yang bertanggung jawab terhadap

pendanaan dan jadwal pencapaian sasaran;

1.3.20. Asisten Manajer Program (Assistant Program Manager) untuk

selanjutnya disingkat APM adalah Asisten Pengelola Program yang

bertanggung jawab kepada PM dalam kelancaran pendanaan dan jadwal

pencapaian sasaran;

1.3.21. Ketua Kelompok (Group Leader) untuk selanjutnya disingkat GL adalah

Kepala struktur rincian kerja (WBS) yang memimpin beberapa paket

kerja (WP);

1.3.22. Ketua Sub Kelompok (Leader) untuk selanjutnya disingkat L adalah Kepala

paket kerja (WP);

1.3.23. Enjinir (Engineering Staff) untuk selanjutnya disingkat ES adalah

Pelaksana kegiatan penelitian terapan, pengembangan, perekayasaan

dan pengoperasian seperti diinstruksikan dalam buku acuan program

(Program Manual);

1.3.24. Buku Acuan Program (Program Manual) merupakan acuan umum

yang menjelaskan semua hal berkaitan dengan program;

1.3.25. Buku Petunjuk Desain (Design Manual) adalah acuan yang

menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan desain kerekayasaan;

1.3.26. Buku Petunjuk Perekayasaan (Engineering Manual) merupakan

acuan yang menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan teknis

kerekayasaan;

1.3.27. Buku Petunjuk Pengujian (Testing Manual) merupakan acuan yang

menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan pengujian kerekayasaan;

1.3.28. Buku Petunjuk Produksi dan Integrasi (Production and Integration

Manual) merupakan acuan yang menjelaskan semua hal yang

berkaitan dengan produksi suatu hasil desain;

Page 14: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

1-5

1.3.29. Catatan Teknis (Technical Note) untuk selanjutnya disingkat TN adalah

dokumen laporan yang terdiri dari hanya satu subjek yang melatar

belakangi kegiatan sebuah paket kerja disajikan dalam bentuk catatan –

catatan teknis oleh ES (Engineering Staff);

1.3.30. Laporan Teknis (Technical Report) untuk selanjutnya disingkat TR adalah

dokumen laporan hasil kegiatan Paket Pekerjaan (WP) yang ditulis oleh L

(Leader) yang merupakan rangkuman dari beberapa TN;

1.3.31. Revisi laporan teknis (Technical Memorandum) untuk selanjutnya

disingkat TM adalah dokumen laporan yang merupakan perbaikan dari

satu atau beberapa pasal dari TR yang mungkin terjadi sebagai akibat dari

perkembangan kegiatan;

1.3.32. Dokumen Teknis (Technical Document) untuk selanjutnya disingkat TD

adalah dokumen laporan kegiatan struktur rincian kerja (WBS) yang

ditulis oleh GL (Group Leader) yang merupakan rangkuman dari beberapa

TR dalam WBS tersebut;

1.3.33. Laporan Pemantauan dan Pengendalian Kemajuan Kegiatan (Progress

Control and Monitoring) untuk selanjutnya disingkat PCM adalah

dokumen laporan pemantauan dan pengendalian jalannya program dari

segi jadwal dan aliran pendanaan yang ditulis oleh PM (Program

Manager);

1.3.34. Laporan Akhir Program (Program Document) untuk selanjutnya disingkat

PD adalah dokumen laporan akhir dari program yang merupakan

rangkuman dari seluruh TD dan PCM dari program tersebut yang ditulis

oleh CE (Chief Engineer), PM (Program Manager) dan KP (Program

Director);

1.3.35. Pejabat yang berwenang mengangkat, membebaskan sementara dan

memberhentikan dalam dan dari Jabatan Fungsional Perekayasa adalah

Pejabat Pembina Kepegawaian masing-masing Instansi atau pejabat lain

yang ditunjuk sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang

berlaku;

1.3.36. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat adalah Menteri, Jaksa Agung,

Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Kepresidenan, Kepala Kepolisian

Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Pimpinan

Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara, Kepala Badan Narkotika

Nasional serta Pimpinan Kesekretariatan Lembaga lain yang dipimpin

oleh struktural Eselon I dan bukan merupakan bagian dari

Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian;

1.3.37. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi adalah Gubernur;

1.3.38. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota adalah

Bupati/Wali Kota;

Page 15: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

1-6

1.3.39. Unit Perekayasaan lnstansi Pemerintah adalah unit kerja yang

melaksanakan kegiatan fungsional Kerekayasaan pada Kementerian,

Lembaga Pemerintah Non Kementerian atau Instansi Pemerintah Daerah

Provinsi dan Kabupaten/Kota;

1.3.40. Pemberhentian adalah pemberhentian dari Jabatan Fungsional

Perekayasa bukan pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil;

1.3.41. Pendidikan sekolah adalah pendidikan formal yang mendapatkan ijazah

bidang enjiniring yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi dan diakui oleh

unit pengelola kepegawaian Instansi;

1.3.42. Pendidikan dan pelatihan adalah pendidikan dan pelatihan fungsional

maupun teknis yang berhubungan dengan kerekayasaan dan

mendapatkan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP);

1.3.43. Organisasi profesi adalah himpunan masyarakat ilmiah dalam suatu

cabang atau lintas disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi, atau suatu

bidang kegiatan profesi untuk menyumbangkan profesionalisme dan

etika profesi dalam masyarakat, sesuai dengan peraturan yang berlaku;

1.3.44. Piagam kehormatan adalah tanda kehormatan yang diberikan oleh

Pemerintah Republik Indonesia, pemerintah negara asing atau

organisasi ilmiah nasional/ internasional atas prestasi yang menonjol di

bidang kerekayasaan.

Page 16: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

2-1

BAB II

KEREKAYASAAN

Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari

penerapan dan pemanfaatan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang

menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan dan peningkatan mutu

kehidupan manusia. Selain itu, The Massachusset Institute of Technology (MIT), USA

mendefinisikan teknologi berdasarkan unsur-unsur pembentuknya yaitu fusi

(kesenyawaan) yang sempurna dari seni-rupa (arts), ilmu pengetahuan (science), teknik

(engineering), ekonomi (economics) dan bisnis (business) (lihat gambar 2.1).

Gambar. 2.1. : Lima Unsur Utama Teknologi

Pada perkembangan selanjutnya kelima unsur utama teknologi di atas saling

mempunyai antar muka (overlapping) yang menghasilkan unsur-unsur baru teknologi

seperti socio-engineering yang merupakan fusi dari socio-economics dengan

engineering dan juga arts, science dan engineering yang menghasilkan humanity

dan anthropology of technology dan sebagainya.

Untuk menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan dan peningkatan

mutu kehidupan manusia, kegiatan teknologi harus dilakukan melalui suatu tahapan

yang runtun meliputi penelitian terapan, pengembangan, perekayasaan dan

pengoperasian yang didefinisikan sebagai kerekayasaan.

2.1. Bidang Keilmuan untuk Perekayasa

Kegiatan kerekayasaan dapat dilakukan oleh personil yang memiliki latar belakang

keilmuan (Academic Background) di bidang yang diklasifikasikan berdasarkan

unsur teknologi yaitu, antara lain:

2.1.1. Ilmu Seni Rupa (Arts)

a. Seni Kriya

b. Desain Interior

c. Desain Produk

d. Desain Komunikasi visual

Page 17: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

2-2

2.1.2. Ilmu Pengetahuan (Science)

a. Sains Matematika dan Alam

b. Sains Hayati

c. Sains Kemanusiaan

d. Sains Kebumian

2.1.3. Teknik (Engineering)

a. Teknologi Agro, Proses dan Pertambangan

b. Teknologi Farmasi, Medika dan Hayati

c. Teknologi Kebumian dan Atmosfer

d. Teknologi Infrastruktur

e. Teknologi Manufaktur dan Transportasi

f. Teknologi Komunikasi dan Informatika

g. Teknologi Energi

h. Manajemen Keindustrian dan Faktor Manusia

2.1.4. Ekonomi (Economics)

a. Ekonometrik

b. Financial Engineering

c. Akuntansi

d. Engineering Economics

2.1.5. Bisnis (Business)

a. Operation Research

b. Management

c. Marketing

Dan bidang keilmuan lain yang merupakan derivatif dari keilmuan di atas serta

terkait dengan kegiatan kerekayasaan dapat dipertimbangkan dengan

rekomendasi dari Instansi Pembina Perekayasa. Adapun detil derivatif dari

keilmuan di atas dapat merujuk Lampiran I yang merupakan bagian Proposed

International Standard Nomenclature for field of Science and Technology

(UNESCO/NS/ROU/257).

2.2 Bidang Keahlian Untuk Perekayasa

Disamping bidang keilmuan yang menjadi dasar akademik, para perekayasa

dalam kegiatannya dapat diklasifikasikan dalam bidang keahlian (Professional

Background) sebagai berikut :

2.2.1. Desain Sintesa, desain konseptual, desain awal & desain rinci;

2.2.2. Analisa Analisa desain, Kebijakan Sistem Teknologi, Strategi Bisnis, Audit & Standardisasi, Distribusi dan Penjualan, serta Pemasaran;

2.2.3. Eksperimen Pengujian Komponen, Sub skala (sub-scale), Skala Penuh (full-scale), serta Survey, Observasi, dan Eksplorasi;

Page 18: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

2-3

2.2.4. Komputasi Penurunan, Pengembangan, Diskritisasi & Simulasi Model Numerik;

2.2.5. Produksi & Konstruksi

Pembuatan, Perakitan komponen (Sub-assembly) & Integrasinya menjadi produk teknologi lengkap (general assembly);

2.2.6. Pengoperasian & Pemeliharaan

Pemeliharaan, Perbaikan & Modifikasi serta Pengoperasian Produk Teknologi.

2.3. Tahap Kegiatan Kerekayasaan

Kegiatan kerekayasaan adalah pentahapan kegiatan yang berkaitan dengan

teknologi yang secara runtun meliputi Penelitian (Research), Pengembangan

(Development), Perekayasaan (Engineering), dan Pengoperasian (Operation).

(lihat gambar 2.2).

Gambar 2.2. : Kegiatan Kerekayasaan

2.3.1. Penelitian (Research/R) adalah kegiatan yang dilakukan menurut

kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh

informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman

dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau

hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik

kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi (UU No.18/2002 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi).

Penelitian dapat dilaksanakan secara teoritik melalui model matematika

dan eksperimental melalui percobaan laboratorium, eksplorasi, observasi,

survey. Penelitian dilaksanakan secara bertahap, mulai dengan

pengumpulan data, pengolahan data, interpretasi hasil pengolahan data

dan penarikan kesimpulan. Penelitian terapan merupakan kegiatan

penelitian dimana subjek yang diteliti bisa dikembangkan menjadi produk

teknologi yang bermanfaat.

Page 19: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

2-4

2.3.2. Pengembangan (Development/D) adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu

pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan

fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah

ada atau menghasilkan teknologi baru (UU No.18/2002 tentang

Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).

Kegiatan pengembangan suatu hasil penelitian, secara eksperimental

maupun teoritik, untuk menarik manfaat yang bisa diterapkan melalui

proses:

a. Desain konseptual suatu produk perekayasaan (Engineering

Product) yang berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya, dan

b. Desain konseptual suatu sistem perekayasaan (Engineering Systems)

dari gejala alami yang berkaitan dengan subjek hasil penelitian

sebelumnya

Pengembangan dilaksanakan secara bertahap, mulai dari desain

konseptual, desain awal, uji simulasi sub skala serta komponen-

komponennya di laboratorium hingga penetapan hasil desain.

2.3.3. Perekayasaan (Engineering/E) adalah kegiatan penerapan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam bentuk desain dan rancang bangun

untuk menghasilkan nilai, produk, dan/atau proses produksi dengan

mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang, dan atau konteks

teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya, dan estetika (UU No.18/2002

tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan perekayasaan adalah

sebagai berikut :

a. Produk Desain adalah produk perekayasaan ataupun sistem

perekayasaan yang dapat berupa perangkat keras ataupun perangkat

lunak.

b. Uji Standardisasi dari suatu produk desain adalah uji persyaratan

keselamatan dan keandalannya menurut standard minimal yang

ditetapkan oleh lembaga negara yang berwenang.

c. Uji Sertifikasi dari suatu produk Desain adalah uji kinerja dengan

penekanan pada terpenuhinya standard sertifikasi yang telah

ditentukan, yang dilaksanakan oleh lembaga resmi pemerintah atau

lembaga di luar negeri yang berwenang dalam bidang produk desain

tersebut. Uji sertifikasi dapat dilengkapi dengan hasil uji sertifikasi

lainnya yang relevan.

Page 20: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

2-5

2.3.4. Pengoperasian (Operation/O) suatu produk perekayasaan adalah

kegiatan yang meliputi uji operasional & evaluasi, produksi, pemasaran,

penjualan serta pelayanan purna jual, modifikasi & perawatan untuk tujuan

non komersial maupun komersial.

Produk Perekayasaan yang dioperasikan dapat berupa produk yang

diadakan dari luar institusi yang bersangkutan atau produk sebagai hasil

Perekayasaan sendiri. Pengoperasian dilaksanakan secara bersama -

sama antara lembaga Perekayasaan dengan Industri dalam arti luas,

untuk mengevaluasi hasil produk perekayasaan tersebut.

Kegiatan kerekayasaan secara beruntun ini dikenal dengan singkatan R,

D, E & O atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan singkatan

Litbangyasa dan Operasi. Pada umumnya Perekayasa yang bekerja di

Perguruan Tinggi serta di badan-badan litbangyasa melakukan

kegiatannya terutama pada R, D, E dan sedikit pada tahap O.

Sedangkan Perekayasa yang bekerja di industri lebih menekankan

kegiatannya pada D, E dan O. Rangkaian kegiatan lengkap yang beruntun

R, D, E dan O dapat mendorong terciptanya kemampuan inovasi dari

suatu Badan Penelitian, Pengembangan dan Perekayasaan, Perguruan

Tinggi maupun Industri.

2.4. Kategori Kegiatan Kerekayasaan

Sesuai dengan penahapan kegiatan, maka kegiatan kerekayasaan dikategorikan

sebagai berikut:

2.4.1. Penelitian Terapan, meliputi:

a. Eksplorasi, Survei, Observasi

b. Penelitian lanjut teoritikal, eksperimental

c. Studi Kelayakan Sistem Teknologi

d. Studi Banding Sistem Teknologi

2.4.2. Pengembangan, meliputi:

a. Pengembangan Kebijakan Teknologi

b. Pengembangan Parametrik Kajian Teknologi

c. Desain Konseptual Software (SW)/Hardware (HW)

d. Desain Awal SW/HW

e. Uji laboratorium (sub scale) & Simulasi

2.4.3. Perekayasaan, meliputi:

a. Desain Rinci SW/HW

b. Produksi, Perakitan & Integrasi Prototip SW/HW

c. Uji Kinerja Prototip atau Produk Tersertifikasi SW/HW

d. Audit Teknologi SW/HW

e. Uji Standardisasi SW/HW

f. Uji Sertifikasi SW/HW

Page 21: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

2-6

2.4.4. Pengoperasian, meliputi:

a. Uji Operasional & Evaluasi Produk SW/HW

b. Produksi, Perakitan & Integrasi Produk tersertifikasi SW/HW

c. Jasa Teknologi (Engineering Services) SW/HW

d. Pemasaran dan Penjualan (Marketing/Sales) SW/HW

e. Pengoperasian Rutin (Routine Operation) SW/HW

f. Modifikasi & Perawatan (Maintenance & Modification)SW/HW

Produk perangkat lunak (software/SW) adalah produk teknologi yang berwujud

maya dan diwujudkan dalam bentuk dokumen, seperti: model/ perumusan

matematik, konsepsi teknologi/ kebijakan teknologi, algoritma (algorithm),

konsepsi strategi bisnis, penyelenggaraan pendidikan & pelatihan; konsepsi

perencanaan program.

Produk perangkat keras (hardware/HW) adalah produk teknologi yang berwujud

benda fisik, seperti: unsur (article), komponen, benda kerja lengkap terpadu,

model, prototipe, produk tersertifikasi serta produk komersial.

2.5. Kode Etik Perekayasa

Mengingat keterbatasan pada diri manusia, dan untuk menghindari

penyalahgunaan kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat dan

pemerintah Indonesia, serta untuk selalu menjaga dan meningkatkan moral dan

kualitas keprofesionalan Pejabat Fungsional Perekayasa, maka diperlukan adanya

Kode Etik yang menjadi etika profesi Perekayasa, sebagai berikut:

2.5.1. Perekayasa Indonesia berkewajiban mengembangkan iptek dan

meningkatkan keahliannya, serta menjunjung tinggi profesi sebagai

seorang yang terpelajar dengan menjaga kebenaran dan kejujuran baik

kepada diri sendiri maupun kepada umum sehingga tidak menutupi

kelemahan dan atau kekurangannya;

2.5.2. Perekayasa Indonesia wajib bekerja secara terencana, sistematis mengikuti

prosedur yang telah ditetapkan dan melaksanakan dengan standar ilmiah

yang tinggi, serta bekerja dengan jujur, tekun, teliti, berdisiplin,

bersemangat untuk menghasilkan karya yang berkualitas tinggi, sehingga

dapat meningkatkan kesejahteraan umat manusia;

2.5.3. Perekayasa Indonesia wajib menjunjung tinggi hak, pendapat, atau temuan

orang lain, sehingga selalu menjauhi perbuatan tercela, antara lain:

mengambil gagasan orang lain dan tindakan plagiat dalam rangka

menghormati dan melindungi hak cipta, hak kepemilikan intelektual

perekayasa lain dan atau masyarakat;

2.5.4. Perekayasa Indonesia wajib bersifat terbuka terhadap tanggapan,

pendapat, dan kritik yang diberikan oleh perekayasa lain dan atau

masyarakat atas hasil yang dicapainya, menjalin hubungan kerjasama yang

harmonis dengan pihak lain, sehingga terjalin budaya kerjasama dalam tim,

Page 22: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

2-7

serta tidak menghalangi atau menghambat upaya pengembangan iptek

yang dilakukan oleh pihak lain;

2.5.5. Perekayasa Indonesia wajib berusaha untuk memberikan

pengetahuan dan pengalaman terbaiknya kepada masyarakat guna

meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia;

2.5.6. Perekayasa Indonesia harus berjiwa ‘pioneer’, berorientasi pada

peningkatan nilai tambah, mengutamakan keamanan dan keselamatan,

serta selalu memikirkan dampak penerapan hasil karyanya terhadap umat

manusia dan lingkungan hidup;

2.5.7. Perekayasa Indonesia wajib menjaga dan memanfaatkan semua

sumberdaya secara berdayaguna dan berhasilguna;

2.5.8. Perekayasa Indonesia wajib menjaga nama baik profesi keahlian,

lembaga tempat kerjanya serta menghindari sikap arogansi intelektual;

2.5.9. Perekayasa Indonesia wajib mentaati Kode Etik Perekayasa Indonesia

ini sebagai etika profesinya.

2.6. Majelis Perekayasa

Dalam upaya peningkatan bidang kerekayasaan nasional, Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai Instansi Pembina Jabatan Fungsional

Perekayasa telah membentuk Majelis Perekayasa yang bersifat nasional.

Anggota Majelis Perekayasa terdiri dari para ahli rekayasa di bidang-bidang

tertentu dari perguruan tinggi, industri, lembaga-lembaga litbangyasa. Majelis

Perekayasa bersidang paling kurang dua kali setiap tahun.

2.6.1. Tugas pokok Majelis Perekayasa adalah:

a. Memberikan pemikiran dan pertimbangan tentang pengembangan

Kerekayasaan nasional kepada Kepala BPPT;

b. Memberikan pemikiran-pemikiran tentang norma-norma, kode etik,

serta aturan dan persyaratan dalam Jabatan Fungsional Perekayasa

kepada Kepala BPPT;

c. Melakukan pemantauan jenjang Perekayasa serta memberikan

pertimbangan untuk penyelesaian masalah-masalah yang timbul dalam

penjenjangan Perekayasa;

d. Melakukan penilaian dan memberikan rekomendasi tentang materi orasi

ilmiah;

e. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh Instansi Pembina.

2.6.2. Bidang Majelis Perekayasa, antara lain :

a. Teknologi Agroindustri, Bioteknologi, Farmasi dan Medika;

b. Teknologi Dirgantara, Kelautan, Pertahanan dan Keamanan;

c. Teknologi Otomotif, Mekatronik, Produksi dan Material;

Page 23: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

2-8

d. Teknologi Industri Telematika, Elektro, Optronika dan Akustik;

e. Teknologi Industri Energi, Lingkungan dan Rekayasa Kebumian;

f. Teknologi Industri Infrastruktur dan Transportasi.

Page 24: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 1

BAB III

SISTEM TATA KERJA KEREKAYASAAN

3.1. Organisasi Fungsional Kerekayasaan (OFK)

OFK merupakan organisasi kerja yang memiliki hirarki untuk mewadahi

pelaksanaan pekerjaan perekayasa yang bersifat kerja kelompok (Team Work)

dengan pola matriks antara bidang keilmuan/keahlian dengan tahapan kegiatan.

Organisasi ini mendeskripsikan secara jelas peran dan tugas seorang perekayasa

dalam struktur pekerjaan yang terbagi menjadi beberapa bagian menurut bidang

keilmuan atau tahapan kegiatan yang berbeda. Struktur pekerjaan dimaksud

adalah Struktur Rincian Kerja atau WBS. Setiap WBS terbagi paling kurang

2 (dua) Paket kerja atau WP, dan setiap WP dilaksanakan oleh paling kurang 2

(dua) orang ES.

Organisasi ini, dalam pelaksanaannya dipimpin oleh seorang KP dibantu oleh

seorang CE dan seorang PM. CE bertanggung jawab atas kualitas dan kuantitas

program, sumber daya manusia serta produk teknologi yang dihasilkan. PM

bertanggung jawab atas penganggaran (budgeting) dan penjadwalan

(schedulling) pelaksanaan program. Bilamana diperlukan, CE dan PM pada OFK

tipe A dan B dapat dibantu oleh satu sampai dengan empat asisten yaitu ACE dan

APM. WBS dipimpin oleh seorang GL, yang memimpin beberapa L yang

bertanggungjawab terhadap Paket Kerja. Setiap L memimpin sejumlah ES.

Kodefikasi OFK untuk setiap WBS dinotasikan dengan subskrip tunggal (single

subscript), WBSi, i = 1,2,3, ......m, sedangkan WP dinotasikan dengan subskrip

ganda (double subscript), WPi.j , i = 1,2,3 ....m, j = 1,2,3, ....n. Dalam hal ini

subskrip pertama menunjukkan WBS ke i dan subskrip kedua menunjukan

WP ke j dalam WBS ke i tersebut.

Kodefikasi peran dalam OFK mengikuti pada kodefikasi OFK. Notasi untuk GL

mengikuti notasi pada WBS, notasi untuk L mengikuti notasi pada WP. Untuk ES

dinotasikan dengan triple subscript, ESi.j.k, i = 1,2,3....m, j = 1,2,3, ....n, k =

1,2,3, …o.

3.2. Manfaat OFK

Melalui OFK ini, peran dan tugas Perekayasa akan memberikan manfaat sebagai

berikut:

a. Pertanggungjawaban (accountability) jelas, karena peran dan tugas setiap

Perekayasa terdefinisi dengan jelas.

b. Ketertelusuran (traceability), jika terdapat permasalahan yang timbul dalam

program, maka dapat dilakukan secara sistematik baik dalam pengevaluasian

Page 25: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 2

kinerja maupun dalam penggunaan dana.

c. Kesempatan (opportunity) untuk pembinaan dan penjenjangan karir

Perekayasa secara sistematik dan terprogram.

d. Memberikan informasi tentang ketersediaan sumberdaya manusia yang

terlibat dalam kegiatan program secara riil.

3.3. Karakteristik OFK

a. Bersifat non permanen (ad hoc), khusus untuk menjalankan suatu

program/kegiatan tertentu, dibentuk saat program/kegiatan dipersiapkan dan

dibubarkan saat program/kegiatan dinyatakan selesai.

b. Dilaksanakan oleh personil-personil dari satu atau beberapa lembaga atau

kementerian dan dapat pula mengikutsertakan personil khusus karena

pertimbangan keahliannya.

c. Dipimpin oleh seorang Kepala Program yang bertanggung jawab penuh

kepada Kepala Unit Organisasi Struktural yang memberikan program/kegiatan

tersebut.

d. Dapat diubah-ubah bentuk dan pelakunya tergantung kepada kebutuhan

program/kegiatan.

3.4. Tipe OFK

OFK diklasifikasikan dalam tiga tipe, yang didasarkan atas jumlah WBS dalam

program kerekayasaan sebagaimana dijelaskan di bawah ini:

3.4.1. OFK Tipe A

OFK tipe A paling sedikit terdiri lima WBS, dan melibatkan institusi luar

(baik dari dalam maupun luar negeri) yang diwujudkan dalam bentuk

Kesepakatan Bersama (Memorandum of Understanding) atau Perjanjian

Kerja Sama (Technical Agreement). Institusi luar ini dapat berkontribusi

pada tingkat WBS ataupun pada tingkat WP. (lihat gambar 3.1).

OFK tipe A merupakan organisasi program dengan struktur organisasi

paling besar dan paling lengkap, karena terdiri dari beberapa kegiatan

kerekayasaan yang berbeda atau beberapa disiplin keilmuan yang

berbeda.

Page 26: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 3

WBS 1: ………………

GL 1 : …(nama)……..

WP 1.1 : ……………….

L 1.1 : …(nama)……

Es 1.1.1 : …(nama)…

Es 1.1.2 : …(nama)…

WP 1.2 : ………………

L 1.2 : …(nama)……

Es 1.2.1 : …(nama)…

Es 1.2.2 : …(nama)…

WP 1... : ………………

L 1... : …(nama)……

Es 1….. : …(nama)…

Es 1..….: …(nama)

WBS 2: ………………

GL 2 : …(nama)……..

WP 2.1 : ……………….

L 2.1 : …(nama)……

Es 2.1.1 : …(nama)…

Es 2.1.2 : …(nama)…

WP 2.2 : ……………….

L 2.2 : …(nama)……

Es 2.2.1 : …(nama)…

Es 2.2.2 : …(nama)…

WP 2… : ………………

L 2… : …(nama)……

Es 2….. : …(nama)…

Es 2…...: …(nama)…

WBS 5: ………………

GL 5 : …(nama)……..

WP 5.1 : ………………

L 5.1 : …(nama)……

Es 5.1.1 : …(nama)…

Es 5.1.2 : …(nama)…

WP 5.2 : ………………

L 5.2 : …(nama)……

Es 5.2.1 : …(nama)…

Es 5.2.2 : …(nama)…

WP 5... : ………………

L 5... : …(nama)……

Es 5….. : …(nama)…

Es 5…..: …(nama)…

WBS 3: ………………

GL 3 : …(nama)……..

WP 3.1 : ………………

L 3.1 : …(nama)……

Es 3.1.1 : …(nama)…

Es 3.1.2 : …(nama)…

WP 3.2 : ………………

L 3.2 : …(nama)……

Es 3.2.1 : …(nama)…

Es 3.2.2 : …(nama)…

WP 3....: ………………

L 3... : …(nama)……

Es 3….. : …(nama)…

Es 3….. : …(nama)…

WBS 4: ………………

GL 4 : …(nama)……..

WP 4.1 : ………………

L 4.1 : …(nama)……

Es 4.1.1 : …(nama)…

Es 4.1.2 : …(nama)…

WP 4.2 : ………………

L 4.2 : …(nama)……

Es 4.2.1 : …(nama)…

Es 4.2.2 : …(nama)…

WP 4... : ………………

L 4... : …(nama)……

Es 4….. : …(nama)…

Es 4…..: …(nama)…

Kepala Program

…(nama)...

Manajer Program

…(nama)…

Chief Engineer

…(nama)…

Es 1.1... : …(nama)… Es 2.1... : …(nama)… Es 5.1... : …(nama)…Es 3.1... : …(nama)… Es 4.1... : …(nama)…

Es 1.2... : …(nama)… Es 2.2... : …(nama)… Es 5.2... : …(nama)…Es 3.2... : …(nama)… Es 4.2... : …(nama)…

Es 1.... : …(nama)… Es 2..... : …(nama)… Es 5..... : …(nama)…Es 3..... : …(nama)… Es 4..... : …(nama)…

dst.

Instansi Luar

Instansi Luar

Gambar 3.1. : OFK tipe A

Page 27: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 4

3.4.2. OFK Tipe B

OFK tipe B terdiri dari minimal dua WBS. Dengan demikian OFK tipe B

terdiri dari dua atau lebih tahapan kegiatan kerekayasaan atau disiplin

keilmuan yang berbeda. OFK tipe B dapat bekerja sama dengan institusi

luar. (lihat gambar 3.2 ).

WBS 1: ………………

GL 1 : …(nama)……..

WP 1.1 : ………………

L 1.1 : …(nama)……

Es 1.1.1 : …(nama)…

Es 1.1.2 : …(nama)…

WP 1.2 : ………………

L 1.2 : …(nama)……

Es 1.2.1 : …(nama)…

Es 1.2.2 : …(nama)…

WBS 2: ………………

GL 2 : …(nama)……..

WP 2.1 : ………………

L 2.1 : …(nama)……

Es 2.1.1 : …(nama)…

Es 2.1.2 : …(nama)…

WP 2.2 : ………………

L 2.2 : …(nama)……

Es 2.2.1 : …(nama)…

Es 2.2.2 : …(nama)…

WBS m : ………………

GL m : …(nama)……..

WP m.1 : ………………

Ld m.1 : …(nama)…….

Es m.1.1 : …(nama)

Es m.1.2 : …(nama)

WP m... : ………………

L m... : …(nama)…….

Es m.2.1 : …(nama)

Es m.2.2 : …(nama)

Kepala Program

…(nama)...

Manajer Program

…(nama)…

Chief Engineer

…(nama)…

Es 1.1... : …(nama)… Es 2.1... : …(nama)…

Es 1.2... : …(nama)… Es 2.2... : …(nama)… Es m.2... : …(nama)

Es m.1... : …(nama)

WP 1...: ………………

L 1... : …(nama)……

WP 2... : ………………

L 2…. : …(nama)…… WP m... : ………………

L m... : …(nama)…….

Es 1....1 : …(nama)…

Es 1....2 : …(nama)…

Es 2....1 : …(nama)…

Es 2....2 : …(nama)…

Es m....1 : …(nama)

Es m....2 : …(nama)

Es 1….. : …(nama)… Es 2...... : …(nama)… Es m...... : …(nama)

Gambar 3.2.: OFK Tipe B

Page 28: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 5

3.4.3. OFK Tipe C

OFK tipe C terdiri hanya dari satu WBS, minimal 2 WP, dipimpin oleh

seorang GL yang sekaligus bertindak sebagai CE dan KP, dan dibantu oleh

seorang PM.

OFK tipe C ini dapat bekerja sama dengan institusi luar pada tingkat WP.

WP 1 : ………………….

L 1 : …(nama)……..

Es 1.1 : …(nama)…

Es 1.2 : …(nama)…

WP 2 : ………………….

L 2 : …(nama)……..

Es 2.1 : …(nama)…

Es 2.2 : …(nama)…

WP m : ………………….

L m : …(nama)……..

Es m.1 : …(nama)…

Es m.2 : …(nama)…

Group Leader

…(nama)…

Manajer Program

…(nama)…

Es 1... : …(nama)… Es 2... : …(nama)… Es m.n : …(nama)…

Gambar 3.3. : OFK Tipe C

3.5. Pola Matriks OFK

Secara umum, pola matriks dalam OFK menempatkan WBS sebagai kolom yang

merupakan kegiatan kerekayasaan dan WP sebagai baris yang merupakan

bidang keilmuan, atau sebaliknya. Bentuk pola matriks yang dipilih, diserahkan

kepada pelaku perekayasa sesuai dengan tujuan kegiatan/program masing-

masing.

Pembagian WBS yang didasarkan pada tahap kegiatan kerekayasaan, dan WP

sebagai bidang keilmuan (Gambar 3.4a), sedangkan yang menggunakan WBS

sebagai bidang keilmuan, dan WP sebagai kegiatan kerekayasaan. (Gambar

3.4b).

Kegiatan Kerekayasaan

WBS Feasibility

Study

Preliminary

Design

Detail

Design Prototype

WP

Geofisika

Hidrodinamika

Material

Struktur

Elektronika

Gambar 3.4.a. : Pola Matriks Organisasi, WBS: kegiatan kerekayasaan; WP: bidang

keilmuan

Page 29: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 6

Gambar 3.4.b. : Pola Matriks Organisasi, WBS: bidang keilmuan; WP: kegiatan

kerekayasaan

Contoh Pola Matriks Kegiatan dan Keilmuan dalam OFK Program Bahan Bakar

Nabati.

Gambar 3.4.c.: Pola Matriks Kegiatan & Keilmuan dalam OFK Program Bahan Bakar Nabati

Disiplin Keilmuan

WBS Geofisika

Hidro di

namika Material Struktur

Elektronika WP

Feasibility Study

Preliminary Design

DetailDesign

Prototype

WBS

WP

Penyiapan Bahan baku &

Pembibitan

Proses pengolahan

BBN

Desain pabrikasi

pengolahan

Pengujian laboratorium

Operasi

Budidaya bahan baku BBN

Teknologi Proses BBN

Teknologi Industri/ Manufaktur

Teknik Mesin/Otomotif

Manajemen transportasi/ Pemasaran

Page 30: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 7

3.6. Sistem Informasi & Pelaporan dalam OFK

3.6.1. Sistem Informasi

Sistem informasi dalam OFK dilaksanakan melalui lembar-lembar kegiatan

(Activity Sheets) yang terdiri dari:

3.6.1.1. Lembar Kerja/WS (Working sheet)

merupakan lembaran yang berisi pernyataan dan menguraikan

secara umum tentang apa yang telah dikerjakan oleh Perekayasa

mulai dari ES, L, GL, PM, CE, sampai KP.

WS tidak memuat rincian hasil kerja yang dilakukan oleh

Perekayasa seperti skets atau gambar teknik, penurunan rumus

dan sebagainya. Rincian hasil kerja dinyatakan dalam Technical

Notes, Technical Reports/Memorandum, Technical Documents,

atau Program Document.

Untuk baris Peran, bila diisi oleh Engineering Staff atau Leader di sertai pula

dengan sandi WBS dan WP yang terkait, dan bila diisi oleh Group Leader

disertai dengan sandi WBS yang terkait.

Page 31: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 8

3.6.1.2. Lembar Instruksi/IS (Instruction Sheet)

merupakan lembaran yang berisi pernyataan perintah dan mengu-

raikan secara umum terkait dengan cara, metoda atau

formula tertentu dan lain-lain sesuai dengan kegiatan

kerekayasaannya.

IS tidak memuat hal-hal seperti skets atau gambar teknik,

penurunan rumus dan lain sebagainya.

IS diberikan oleh:

a. KP kepada CE/PM/GL

b. CE kepada GL

c. PM kepada GL

d. GL kepada L

e. L kepada ES

Page 32: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 9

3.6.1.3. Lembar Keputusan/DS (Decision Sheet)

DS merupakan lembaran yang berisi pernyataan dan menguraikan

secara umum tentang keputusan rapat kegiatan kerekayasaan

yang sedang dilaksanakan baik pada rapat tingkat WP, tingkat

WBS, antar WBS, atau tingkat Pimpinan Program.

DS ini harus dilampiri dengan daftar hadir.

Page 33: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 10

Secara diagram aliran informasi dapat dilihat pada gambar 3.5.

Lembar Keputusan

Kepala Program

Leader

Group Leader

Menejer Program Chief Engineer

Staf Enjinir

Lembar Instruksi

Materi Presentasi

Materi

Presentasi

Materi

Presentasi

Lembar InstruksiLembar Instruksi

Lembar InstruksiLembar Instruksi

Lembar Instruksi

Lembar Instruksi

Materi Presentasi

Keterangan :

Materi

Presentasi

Materi

PresentasiLembar Kerja

Lembar Keputusan

Lembar Keputusan

Lembar Keputusan

Lembar Keputusan

Lembar Kerja

Lembar Kerja

Lembar Kerja

Lembar Kerja

Lembar Kerja

Gambar 3.5.: Aliran informasi dalam OFK

3.6.2. Sistem Pelaporan

Sistem pelaporan program kerekayasaan secara umum terbagi ke dalam

tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap berjalan, dan tahap akhir.

3.6.2.1. Tahap Persiapan

Kegiatan/program dilaksanakan dengan mengacu pada petunjuk

program yang ditulis dalam bentuk Program Manual yang

dipersiapkan oleh KP, CE dan PM pada awal program. Selain itu,

tergantung pada sifat kegiatan, dapat pula dipersiapkan manual-

manual lain seperti Design Manual, Testing Manual, Production

Manual dan sebagainya.

a. Program Manual

Buku acuan pegangan yang menjelaskan semua hal yang

berkaitan dengan program. Format penulisannya terdiri dari:

Sasaran Program (Program Objecitives)

Tingkat teknologi (State of the art Technology) yang diambil

Struktur rincian kerja (work breakdown structures)

Organisasi Fungsional Kerekayasaan

Perencanaan SDM (man power planning)

Tahap Pelaksanaan Program (program master phasing plan)

Perencanaan Program (program scheduling)

Perencanaan Biaya (financial planning)

Sistem Pelaporan (system reporting).

Page 34: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 11

b. Design Manual

Buku acuan pegangan yang menjelaskan semua hal yang

berkaitan dengan program rancang bangun. Dimulai dari

design philosophy, metoda rancang bangun yang diambil,

studi kelayakan produk desain, tahapan desain konseptual,

desain awal dan desain rinci, produksi dan pengujian prototip,

outsourcing program, program sertifikasi dan standardisasi.

c. Engineering Manual

Buku acuan pegangan yang menjelaskan semua hal yang

berkaitan dengan program Engineering (program perekaya-

saan). Sekurang-kurangnya terdiri dari Tujuan Kerekaya-

saan (Engineering Objective), metoda kerekayasaan

(Engineering Method), definisi parameter (Parameter

Definition), penjadwalan (scheduling) untuk kegiatan

prototyping dan atau audit teknologi, dan atau sertifikasi, dan

atau standardisasi.

d. Testing Manual

Buku acuan pegangan yang menjelaskan semua hal yang

berkaitan dengan program Testing. Mulai dari test philosophy,

metoda pengujian yang diambil, sistem instrumentasi uji mulai

dari sistem sensor, sistem data aquisition, sistem data

processing, analysis & display, sistem telemetri & data

recording, sistem operasi pengujian, test articles & specimen.

Termasuk dalam Testing Manual adalah sistem kalibrasi

instrumen serta standard keabsahan hasil uji yang dipakai.

e. Production dan Integration Manual

Production dan Integration Manual merupakan buku acuan

pegangan yang menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan

program produksi suatu hasil rancang bangun. Mulai dari

seleksi material, produksi komponen, bagian–bagian sistem,

sub sistem yang harus dibeli atau diintegrasikan sendiri, sub

assembly dari komponen, hingga integrasi awal dan akhir

menjadi produk final, termasuk didalamnya adalah program uji

fungsional, dan program uji lapangan.

Dan masih terdapat beberapa manual lainnya yang spesifik berkaitan

dengan sifat dari program yang dijalankan.

3.6.2.2. Tahap Berjalan

Di dalam menjalankan program kerekayasaan, para perekayasa

Page 35: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 12

dalam fungsinya masing - masing melaporkan jalannya program

secara berkala. Sistem pelaporan dilaksanakan secara bertahap

melalui TN yang ditulis oleh para ES, TR/TN yang ditulis oleh

para L, TD yang ditulis oleh para GL dan PD yang ditulis oleh

CE. Disamping itu melampirkan pula PCM yang ditulis oleh PM.

Setiap laporan terdapat lembar pengesahan yaitu yang

menyiapkan (prepared by), yang memeriksa (checked by), dan

yang mengesahkan (approved by).

a. Technical Notes (TN)

Technical Notes adalah dokumen laporan yang terdiri dari

hanya satu subjek yang melatarbelakangi kegiatan sebuah

paket kerja disajikan dalam bentuk catatan–catatan teknis oleh

Engineering Staf, diantaranya tentang:

Penurunan Model matematik sebuah fenomena fisik yang

terdapat dalam program;

Metoda pemecahan persamaan matematik yang dipakai

Pengantar suatu Gambar Teknik dari program Komponen

maupun Lengkap, tiga dimensi maupun isometrik;

diagram–diagram rangkaian;

Pengantar suatu Speciment Test/Test Article dengan

setting-up nya; dan

Hasil-hasil uji komponen sementara di laboratorium.

Technical Notes biasanya terdiri dari 2 – 4 lembar dan

mempunyai nomor kode dokumen: TN xxxx

Format Technical Notes, hanya terdiri dari:

Kegiatan dan Hasil

Deskripsi kegiatan secara rinci dan urut, hasil-hasil yang

dicapai, yang diberikan dalam bentuk uraian disertai

model/persamaan matematik, model uji fisik, grafik, tabel-

tabel atau gambar-gambar/foto.

Referensi

Daftar acuan yang dipakai, termasuk TN-TN pada fasa

review sebelumnya atau TN lain dari para ES.

b. Technical Report (TR)/Technical Memorandum (TM)

Technical Report (TR) adalah dokumen laporan hasil kegiatan

Work Package yang ditulis oleh Leader yang merupakan

analisis dari beberapa Technical Notes. Sedangkan Technical

Memorandum (TM) merupakan dokumen perbaikan dari satu

atau beberapa pasal dari Technical Report yang mungkin

terjadi sebagai akibat dari perkembangan kegiatan. Technical

Memorandum hanya memuat beberapa unsur koreksi yang

Page 36: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 13

yang diperlukan pada Technical Report yang masuk

kemudian, karena perkembangan proses didalam program.

Technical Report umumnya terdiri sekitar 10-20 lembar dan

mempunyai nomor kode dokumen: TR xxxx

Format Technical Report/ Technical Memorandum, terdiri dari:

Pengantar

Penjelasan tentang report ini merupakan WP apa dari

bagian WBS apa, serta program apa. Penjelasan tentang

kontribusi WP tersebut terhadap kegiatan di WBSnya pada

spesifik kurun waktu yang dilaporkan.

Tujuan

Tujuan kegiatan dari WP secara rinci pada spesifik kurun

waktu yang dilaporkan seperti metoda, cara teknik yang

dipakai serta hasil yang diharapkan dalam mendukung

kegiatan WBS nya.

Kegiatan WP

Deskripsi kegiatan WP secara rinci dan urut, hasil-hasil yang

dicapai, dalam rangkuman yang terpadu disertai grafik, tabel

dan gambar-gambar/foto hasil kegiatan pada spesifik kurun

waktu yang dilaporkan.

Hasil kegiatan dan pembahasan

Pembahasan hasil kegiatan WP yang diperoleh, apakah

memenuhi sasaran awal atau tidak dan hubungannya

dengan keberhasilan kegiatan WBS-nya.

Rekomendasi

Memberikan rekomendasi teknis berdasarkan hasil yang

dicapai terhadap tujuan dari WBS nya atau program secara

keseluruhan.

Referensi

Daftar acuan yang dipakai, termasuk TN-TN, dari para ES.

c. Technical Document (TD)

Technical Document (TD) adalah dokumen laporan hasil

kegiatan Work Breakdown Structures yang ditulis oleh Group

Leader yang merupakan analisis dari beberapa Technical

Reports dalam WBS tersebut.

Technical Document biasanya terdiri sekitar 40 – 60 lembar dan mempunyai nomor kode dokumen : TD xxxx

Page 37: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 14

Format Technical Document, terdiri dari:

Pengantar

Penjelasan tentang dokumen ini merupakan WBS apa, dari

program apa. Penjelasan tentang kontribusi WBS tersebut

terhadap kegiatan program secara keseluruhan pada

spesifik kurun waktu yang dilaporkan.

Tujuan dari Report

Tujuan kegiatan dari WBS secara rinci dan peran-peran

masing-masing WP didalamnya. Metoda memadukan hasil-

hasil setiap WP menjadi satu kesatuan hasil WBS pada

spesifik kurun waktu yang dilaporkan.

Kegiatan WBS

Deskripsi kegiatan WBS secara rinci dan urut mengikut

sertakan kontribusi setiap WP nya, hasil-hasil yang dicapai,

dalam rangkuman yang terpadu disertai grafik, tabel dan

gambar – gambar/foto-foto hasil kegiatan pada spesifik

kurun waktu yang dilaporkan.

Hasil kegiatan dan pembahasan

Pembahasan hasil kegiatan WBS mencakup: analisis hasil

kegiatan yang dicapai (baik teknis maupun pendanaan),

pada spesifik kurun waktu yang dilaporkan dibandingkan

terhadap rencana awal program WBS tersebut.ketercapaian

sasaran teknis terhadap kelancaran pendanaan, dan

pengaruh hasil WBS terhadap sasaran program.

Rekomendasi

Memberikan rekomendasi teknis berdasarkan hasil WBS

yang dicapai terhadap tujuan dari secara keseluruhan.

Referensi

Daftar acuan yang dipakai, termasuk TR/TM – TR/TM,

dari para L dan masukan masalah pendanaan dari PCM.

d. Progress Control & Monitoring Document (PCM)

Progress Control & Monitoring Document (PCM) adalah

dokumen laporan hasil pemantauan dan pengendalian jalan-

nya program dari segi jadwal dan aliran pendanaan yang

ditulis oleh Program Manager. Pada setiap fasa review catatan-

catatan pada dokumen ini dijadikan acuan untuk merubah

strategi dari program agar bisa mencapai tujuan dengan tepat

waktu.

Page 38: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 15

Format PCM terdiri dari:

Rencana Kegiatan dan Anggaran

Memberikan gambaran perencanaan kegiatan dan anggaran

mulai awal kegiatan sampai dengan akhir kegiatan secara

rinci, misalnya cash-flow bulanan.

Penyerapan Anggaran

Memberikan gambaran penyerapan anggaran dikaitkan

dengan rencana teknis kegiatan sampai kurun waktu

tertentu, dilengkapi dengan grafik seperti kurva S, atau yang

sejenisnya, yang dapat menggambarkan kaitan antara

rencana dengan penyerapan anggaran.

Kesimpulan

Memberikan kesimpulan pelaksanaan kegiatan pada periode

waktu tertentu serta permasalahan yang dihadapi dan solusi

yang dilakukan dalam pemantauan dan pengendalian

program dari segi jadwal dan anggaran.

Progress Control & Monitoring Document biasanya terdiri

sekitar 5 - 10 lembar dan mempunyai nomor kode dokumen:

PCM xxxx

Contoh:

PCM merupakan sebuah dokumen dari kegiatan rinci suatu

program dengan status sudah atau belum terlaksananya

setiap rincian kegiatan disertai dengan analisisnya (teknis

maupun pendanaan).

Page 39: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 16

3.6.2.3. Tahap Akhir

Pada masa akhir program, maka dibuat satu dokumen yang

merupakan hasil-hasil program secara keseluruhan baik dari segi

teknik, kualitas hasil, maupun dari segi penyerapan dana dan

ketepatan waktu.

a. Program Document (PD)

Laporan akhir hasil–hasil dari program secara keseluruhan.

Laporan ini merupakan analisis dari seluruh Technical Document

dari seluruh WBS.

Program Document biasanya terdiri sekitar >100 lembar dan

mempunyai nomor kode dokumen : PD xxxx

Dengan sedikit modifikasi, menyesuaikan dengan standard

pelaporan program untuk Pemerintah, Program Document bisa

dijadikan dasar untuk laporan akhir teknik maupun keuangan.

Format Program Document, terdiri dari 6 Bab.

Pengantar

Penjelasan tentang report ini merupakan Program apa, dan

juga penjelasan tentang kontribusi Program tersebut terhadap

jakstranas Ristek/TRM/ industri/ masyarakat dan lain-lain.

Tujuan dari Report

Tujuan kegiatan Program secara rinci dan peran-peran

masing-masing WBS didalamnya. Metoda memadukan

dan menyeimbangkan hasil-hasil setiap WBS menjadi

satu kesatuan hasil Program dengan memperhitungkan

pengaruh aliran pendanaan dan jadwal kegiatan dari PM.

Kegiatan Program

Deskripsi kegiatan Program secara rinci dan urut mengikut

sertakan kontribusi setiap WBS termasuk penyeimbangannya,

dan pengaruh aliran pendanaan dan jadwal dari PM, hasil-

hasil yang dicapai, dalam rangkuman yang terpadu disertai

grafik, tabel dan gambar-gambar/foto-foto hasil kegiatan.

Hasil kegiatan Program dan pembahasan

Pembahasan hasil kegiatan Program yang diperoleh, apakah

memenuhi sasaran awal atau tidak, termasuk pengaruh

kelancaran pendanaan terhadap sasaran QCD (Quality, Cost,

and Delivery). Pengaruh hasil kegiatan Program terhadap

sasaran TRM/ Jakstranas Ristek/ industri/ masyarakat dan

lain-lain.

Page 40: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 17

Rekomendasi

Memberikan rekomendasi teknis berdasarkan hasil Program

yang dicapai terhadap kelanjutan dari program atau

pemecahan masalah bangsa.

Referensi

Daftar acuan yang dipakai, termasuk Technical Documents

dari para Group Leader dan masukan masalah pendanaan

dari Progress Control & Monitoring.

3.6.3 Penanggung Jawab Sistem Pelaporan

Penanggungjawab di dalam pembuatan laporan kegiatan kerekayasaan

adalah sebagai berikut:

3.6.3.1 Tahap persiapan:

a. OFK tipe A dan B:

KP bertanggung jawab dan menyetujui dokumen Program

Manual, Design Manual, dan dokumen manual lainnya yang

diperlukan dalam pelaksanaan program.

CE bertanggungjawab dalam penyiapan dokumen Program

Manual, pemeriksaan dokumen Design manual, dan

pemeriksaan dokumen manual lainnya yang dibutuhkan

dalam pelaksanaan program.

PM bertanggung jawab dalam pemeriksaan dokumen

Program Manual, terutama pada penjadwalan dan

pendanaan.

b. OFK tipe C:

GL bertanggung jawab menyiapkan dan menyetujui

dokumen Program Manual yang diperlukan dalam

pelaksanaan program.

PM bertanggung jawab dalam pemeriksaan dokumen

Program Manual, terutama pada penjadwalan dan

pendanaan.

Desain Manual, Testing Manual dan manual-manual lainnya

tidak perlu dibuat tersendiri karena sudah tercakup dalam

Program Manual.

Page 41: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 18

Secara umum, penanggungjawab penyusunan Program Manual pada

OFK tipe A dan B dapat dilihat pada Gambar 3.6.a, OFK tipe C dapat

dilihat pada Gambar 3.6.b.

Peran Program Manual Design/Eng/Test/Prod Manual

Disiapkan Diperiksa Disetujui Disiapkan Diperiksa Disetujui

GL

CE

PM

KP

Gambar 3.6.a : Peran dan Tugas dalam Penyusunan Program Manual OFK tipe A dan B

Peran

Program Manual

Disiapkan Diperiksa Disetujui

GL Sebagai CE

PM

GL Sebagai KP 0

Gambar 3.6.b : Peran dan Tugas dalam Penyusunan Program Manual OFK tipe C

Keterangan gambar 0 Kegiatan dikerjakan tetapi tidak dapat nilai

3.6.3.2 Tahap pelaksanaan:

a. OFK tipe A dan B:

ES bertanggungjawab dalam menyiapkan laporan berupa

TN;

L bertanggungjawab dalam menyiapkan laporan berupa

TR, dan memeriksa TN yang disiapkan oleh ES;

GL bertanggungjawab dalam menyiapkan laporan berupa

TD, memeriksa TR yang telah disiapkan oleh L, dan

menyetujui TN yang telah diperiksa oleh L;

CE bertanggungjawab dalam penyiapan laporan berupa PD,

memeriksa TD yang telah dibuat GL, dan menyetujui TR

yang telah diperiksa oleh GL;

PM bertanggungjawab mempersiapkan dan memeriksa

laporan (PCM), dan memeriksa PD yang telah dipersiapkan

oleh CE;

KP bertanggung jawab menyetujui TD dan PD.

Page 42: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 19

3

Secara umum, penanggungjawab laporan tahap pelaksanaan pada OFK

tipe A dan B dapat dilihat pada Gambar 3.7. dan Gambar 3.8.

Peran TN TR/TM TD PD

Disiapkan Diperiksa Disetujui Disiapkan Diperiksa Disetujui Disiapkan Diperiksa Disetujui Disiapkan Diperiksa Disetujui

ES

L

GL

CE

PM

KP

Gambar 3.7.: Penanggungjawab Sistem Pelaporan OFK Tipe A & B

Peran

Progress Control & Monitoring

Disiapkan Diperiksa Disetujui

PM

KP

Gambar 3.8.: Penanggungjawab Laporan PCM OFK Tipe A & B

b. OFK Tipe C:

ES, L, GL, dan PM memiliki tugas yang sama dengan tipe A

atau tipe B, hanya saja pada tipe C, dimana GL merangkap

peran sebagai CE dan sebagai KP, maka GL

bertanggungjawab terhadap TD, dan PD.

Page 43: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 20

3

3

Secara umum, penanggungjawab laporan tahap pelaksanaan pada

Organisasi Fungsional Kerekayasaan Tipe C dapat dilihat pada Gambar

3.9. dan Gambar 3.10.

Peran TN TR/TM TD PD

Disiapkan Diperiksa Disetujui Disiapkan Diperiksa Disetujui Disiapkan Diperiksa Disetujui Disiapkan Diperiksa Disetujui

ES

L

GL

GL sbg CE

O O

PM

GL sbg KP

O O

Gambar 3.9.: Penanggung jawab Sistem Pelaporan OFK Tipe C

Keterangan gambar 0 Kegiatan dikerjakan tetapi tidak dapat nilai

Peran

Progress Control & Monitoring

Disiapkan Diperiksa Disetujui

PM

GL sebagai KP

Gambar 3.10.: Penanggungjawab Laporan PCM OFK Tipe C

Dengan demikian secara hirarki sistem pelaporan pada kegiatan kerekayasaan dapat ditunjukkan dalam diagram seperti pada Gambar 3.11.

Gambar 3.11.: Hirarki Sistem Pelaporan

Page 44: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 21

Terlihat dari gambar 3.11, TR/TM menggunakan TN sebagai acuan, TD

menggunakan TR/TM sebagai acuan, PD menggunakan TD sebagai

acuan.

3.6.3.3 Tahap Penelaahan Program/Kegiatan

Secara umum, program/kegiatan yang berdurasi 12 bulan

dilakukan penelaahan dalam empat tahap interval waktu (lihat

gambar 3.12.).

a. Tahap Penelaahan Program Awal (Preliminary Program Review

Phase).

Pada tahap ini dilakukan penelaahan mengenai terpenuhinya

persyaratan dimulainya suatu program, baik dari segi teknik,

jadwal dan dana, serta pelaksanaan proses persiapan

pengadaan barang seperti proses tender dan kontrak dan

pemeriksaan kelancaran proses pencairan dana, disesuaikan

dengan yang direncanakan. Selain itu hambatan-hambatan yang

terjadi pada proses awal program secara teknis juga diperiksa.

b. Tahap Penelaahan Program Rinci (Detailed Program Review

Phase).

Penelaahan pada tahap tengah periode kegiatan berjalan,

merupakan tahap penelaahan secara teknis mengenai

pencapaian sasaran, serta validasi terhadap strategi, metoda

dan asumsi yang diambil. Untuk masalah pendanaan dilakukan

penelaahan mengenai kesesuaian jadwal penyerapan dana.

Selain itu penelaahan juga dilakukan terhadap perubahan

kebijakan pemerintah dalam hal pendanaan. Dalam tahap ini

juga dilakukan perubahan-perubahan minor dalam penjadwalan

yang diakibatkan oleh ketidaktepatan baik dari segi teknik

maupun pendanaan, agar sasaran program tetap tercapai.

c. Tahap Penelaahan Program Kritikal (Critical Program Review

Phase).

Penelaahan pada tahap kritikal dilakukan untuk mengetahui

pencapaian sasaran sesuai obyektif program di dalam program

manual. Peninjauan kritikal dilakukan dalam segi teknik dan

pendanaan. Jika ternyata program diperkirakan tidak dapat

mencapai sasaran, maka diperlukan penyesuaian disertai

alasan dan alternatif penyelesaian/perbaikan. Perubahan

sasaran harus ditinjau dari segi teknik, misal membutuhkan

resource yang lebih besar, maupun dari segi pendanaan, misal

membutuhkan anggaran yang lebih besar. Perimbangan alasan

teknik dan pendanaan ini harus dijadikan dasar perubahan

sasaran program.

Page 45: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 22

d. Tahap Penelaahan Program Akhir (Final Program Review

Phase).

Pemeriksaan tahap akhir dari jalannya program. Dalam

tahap ini hanya ditinjau sasaran program yang akan dicapai

ditinjau dari segi teknik terakhir yang mampu dicapai dan aliran

pendanaan yang tersedia. Sasaran akhir ini ditetapkan sebagai

hasil dari Critical Design Review. Dalam review tahap ini semua

dokumen baik berupa TN, TR / TM, TD, PCM, dan PDok harus

sudah selesai untuk pertanggungan jawab. Final Program

Review ini kemudian diikuti dengan laporan akhir paling lambat

sebulan kemudian. Gambar 3.12 adalah tahap penelaahan

program/kegiatan.

Gambar 3.12. : Tahap Penelaahan Program/Kegiatan

3.7. Peran Perekayasa Dalam OFK

Peran Perekayasa dalam OFK dapat dirincikan dari jenjang perekayasa yang

paling rendah hingga jenjang perekayasa yang paling tinggi, sebagai berikut:

3.7.1. Enjinir/ES (Engineering Staff)

Melaksanakan kegiatan penelitian terapan, pengembangan, perekayasaan

dan pengoperasian seperti diinstruksikan dalam Program Manual, di

bawah koordinasi L.

Secara rinci tugas ES adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan desain konseptual;

b. Melaksanakan desain awal;

c. Melaksanakan desain rinci;

d. Melaksanakan perhitungan;

e. Melaksanakan pengujian;

f. Melaksanakan eksplorasi;

g. Melaksanakan observasi;

h. Melaksanakan pengukuran;

i. Melaksanakan modifikasi produk;

Page 46: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 23

j. Melaksanakan perawatan produk;

k. Melaksanakan studi kelayakan sistem teknologi;

l. Melaksanakan studi banding sistem teknologi;

m. Menuliskan hasil pekerjaan di atas dalam sistem pelaporan yang

telah ditentukan dan melaporkan hasilnya kepada L.

Satuan hasil Kegiatan tersebut di atas adalah WS, Benda kerja, foto, Log

book, dan TN.

3.7.2. Ketua Sub Kelompok/L (Leader)

Memimpin ES dalam pelaksanaan kegiatan penelitian terapan,

pengembangan, perekayasaan dan pengoperasian seperti diinstruksikan

dalam Program Manual.

Secara rinci tugas L adalah sebagai berikut:

a. Memberikan supervisi pelaksanaan desain konseptual;

b. Memberikan supervisi pelaksanaan desain awal;

c. Memberikan supervisi pelaksanaan desain rinci;

d. Memberikan supervisi pelaksanaan perhitungan;

e. Memberikan supervisi pelaksanaan pengujian;

f. Memberikan supervisi pelaksanaan eksplorasi;

g. Memberikan supervisi pelaksanaan observasi;

h. Memberikan supervisi pelaksanaan pengukuran;

i. Memberikan supervisi pelaksanaan modifikasi produk;

j. Memberikan supervisi pelaksanaan perawatan produk;

k. Memberikan supervisi pelaksanaan studi kelayakan sistem teknologi;

l. Memberikan supervisi pelaksanaan studi banding sistem teknologi;

m. Menyelenggarakan pertemuan dan memimpin diskusi dengan para ES

tentang pekerjaan mereka;

n. Mempersiapkan bahan presentasi laporan hasil kegiatan WP yang

dipimpinnya;

o. Memberikan presentasi hasil kegiatan di hadapan GL secara berkala

(pemaparan, diskusi, dan penyimpulan hasil);

p. Sebagai L memeriksa TN;

q. Sebagai L mempersiapkan TR/TM.

Satuan hasil Kegiatan tersebut di atas adalah WS, Benda kerja, Log book,

IS, DS, Materi Presentasi, TN, dan TR.

3.7.3 Ketua Kelompok/GL (Group Leader)

Mengkoordinasikan L dalam pelaksanaan kegiatan penelitian terapan,

pengembangan, perekayasaan dan pengoperasian seperti diinstruksikan

dalam Program Manual yang mengintegrasikan beberapa WP dalam satu

kelompok yang dipimpinnya.

Page 47: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 24

Secara rinci peran dan tugas GL adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan sub-integrasi produk Struktur WBS untuk masalah

desain/testing/eksplorasi/observasi pengukuran modifikasi/perawatan;

b. Mendiskusikan kualitas capaian dari segi teknis dengan melakukan

iterasi teknis diantara group yang terkait

c. Mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan ketepatan waktu,

pendanaan, dan pengadaan barang sesuai dengan WBS nya dengan

melakukan iterasi yang terkait dengan ketersediaan aliran pendanaan;

d. Membuat perencanaan kontrak kerjasama teknis dengan pihak lain

bersama PM;

e. Mengusulkan pengadaan barang dan spesifikasinya kepada PM;

f. Mempersiapkan materi presentasi laporan hasil kegiatan WBS yang

dipimpinnya;

g. Memberikan presentasi hasil kegiatan di hadapan KP secara berkala

(paparan, diskusi dan kesimpulan);

h. Mempersiapkan Design Manual/Engineering Manual/Test Manual/

Production manual (apabila diperlukan dalam program/kegiatan OFK

tipe A atau B);

i. Menyetujui TN;

j. Memeriksa TR/TM;

k. Mempersiapkan TD.

Satuan hasil Kegiatan tersebut di atas adalah WS, Benda kerja, Log book,

IS, Kontrak Kerjasama, DS, Materi Presentasi, Lembar Usulan Spesifikasi

Teknis, Design/Engineering/Test/ Production Manual, TR/TM, TD.

3.7.4. Manajer Program/PM (Program Manager)

Melaksanakan tugas manajemen program yang meliputi perencanaan

program termasuk jadwal pencapaian sasaran serta aliran pendanaan. PM

bertanggung jawab kepada KP. Untuk OFK tipe A, PM dapat mempunyai

asisten PM dalam program maksimal 4 orang asisten.

Secara rinci tugas PM adalah sebagai berikut:

a. Memberikan metoda pengendalian proyek, dan sejenisnya untuk

penjadwalan dan pengendalian program;

b. Membuat rencana pendanaan yang telah dikoordinasikan dengan

pihak-pihak terkait;

c. Menetapkan kontrak kerjasama teknis dengan pihak lain;

d. Mengusulkan pengadaan barang melalui Pengelola anggaran sesuai

dengan spesifikasi yang diusulkan GL;

e. Melakukan penyesuaian jadwal kegiatan terhadap kondisi pendanaan

yang berjalan, mendiskusikan dampak kesesuaian pendanaan yang

baru terhadap produk kerja;

f. Mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan ketepatan waktu

pengadaan barang;

Page 48: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 25

g. Melaksanakan PCM;

h. Mempresentasikan laporan kemajuan program dari segi waktu dan

dana di hadapan KP secara berkala;

i. Membentuk Organisasi Fungsional Kerekayasaan bersama KP dan CE;

j. Memeriksa Program Manual;

k. Memeriksa Program Document;

l. Mempersiapkan dan memeriksa PCM.

Satuan hasil Kegiatan tersebut di atas adalah WS, kontrak kerjasama,

PCM, IS, DS, Materi Presentasi, Program Manual, dan PD.

3.7.5 Insinyur Kepala/CE (Chief Engineer)

Melaksanakan pemantauan kualitas hasil program dari segi teknis seperti

pemenuhan persyaratan desain, penetapan SDM yang kompeten dan

berkualitas untuk program. CE bertanggung jawab kepada KP dan dapat

mempunyai asisten sejumlah maksimal 4 orang.

Secara rinci tugas CE adalah sebagai berikut:

a. Bersama KP dan PM membentuk Organisasi Program;

b. Merencanakan waktu keterlibatan personil dalam tiap program;

c. Mendiskusikan dan menetapkan SDM yang terlibat dalam program

dengan Kepala Unit Struktural;

d. Mengevaluasi dan menyetujui usulan spesifikasi teknis barang yang

diusulkan GL;

e. Memberikan supervisi teknis untuk penyelarasan kinerja secara rutin;

f. Memberikan saran perbaikan, alternatif teknik yang lain pada

pertemuan diskusi dengan satu atau lebih GL, untuk mendiskusikan

hasil-hasil program secara berkala;

g. Melakukan trade-off dan prioritasi hasil-hasil WBS untuk mendapatkan

produk akhir yang paling sesuai pada akhir tahun anggaran;

h. Mempresentasikan hasil kegiatan secara teknis di hadapan kepala

program secara berkala;

i. Mempersiapkan Program Manual;

j. Memeriksa Design Manual/Engineering Manual/Test Manual/

Production manual (apabila diperlukan dalam program/kegiatan OFK

tipe A atau B);

k. Menyetujui TR/TM;

l. Memeriksa Technical Document;

m. Mempersiapkan Program Document.

Satuan hasil Kegiatan tersebut di atas adalah WS, Benda kerja, Log book,

IS, Draft Surat Keputusan Tim Kerja, DS, Materi Presentasi, Program

Manual, Design/ Engineering/Test/Production Manual, TR/TM, TD, dan PD.

Page 49: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 26

3.7.6. Kepala Program/KP (Program Director)

KP biasanya adalah Program Inisiator yang memberikan arahan tentang

garis-garis besar kegiatan termasuk: state of the art technology, strategi

keuangan program, maupun eksekusinya.

Secara rinci tugas KP adalah sebagai berikut :

a. Melakukan perencanaan program bersama PM dan CE membentuk

organisasi program, menentukan jumlah WBS dan jumlah WP untuk

setiap WBS;

b. Mengangkat personil – personil yang terlibat dalam program serta

pejabat-pejabat fungsional atas usulan CE, dan PM;

c. Mendiskusikan pelaksanaan program ditinjau dari segi teknik

ketepatan waktu dan pendanaan secara berkala bersama para GL, PM

dan CE;

d. Memberikan saran-saran pada setiap fasa program review:

Preliminary, Detail, Critical dan Final Program Review;

e. Melaporkan pelaksanaan program serta mempertanggung jawabkan

hasil program kepada kepala unit struktural (pimpinan terkait) yang

memberi pekerjaan secara berkala;

f. Memberikan presentasi mengenai program berjalan;

g. Memperagakan hasil-hasil program;

h. Mempresentasikan serta mempertahankan usulan Hak Atas Kekayaan

Inteletual di hadapan yang berwenang;

i. Menyetujui Program Manual/ Design Manual/ Engineering Manual/ Test

Manual/ Production Manual/ Technical Document/ Program Document,

dan PCM.

Satuan hasil Kegiatan tersebut di atas adalah WS, Log book, IS, DS, Materi

Presentasi, Program Manual, Design/Engineering/Test/Production Manual,

TR/TM, TD, dan PD.

3.7.7. APM (Assistant Program Manager) dan ACE (Assistant Chief

Engineer)

PM dan CE bila diperlukan dapat didampingi oleh beberapa asisten yang

disebut sebagai Assistant Program Manager dan Assistant Chief Engineer.

Untuk Organisasi Program tipe A paling banyak empat asisten untuk CE,

dan beberapa asisten untuk PM sesuai dengan penjelasan sebelumnya.

Sedangkan untuk Organisasi tipe B, paling banyak ada dua asisten CE.

Untuk Organisasi tipe C tidak diperlukan Assistant Program Manager dan

Assistant Chief Engineer.

Adapun tugas Assistant Program Manager adalah:

a. Mengusulkan metoda pengendalian proyek, dan sejenisnya untuk

penjadwalan dan pengendalian program;

b. Mengusulkan rencana pendanaan yang telah dikoordinasikan dengan

Page 50: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3- 27

pihak-pihak terkait;

c. Menyiapkan draft kontrak kerjasama teknis dengan pihak lain

bersama PM;

d. Mengusulkan pengadaan barang melalui Pengelola anggaran sesuai

dengan spesifikasi yang diusulkan GL & PM;

e. Melakukan penyesuaian jadwal kegiatan terhadap kondisi pendanaan

yang berjalan, mendiskusikan dampak kesesuaian pendanaan yang

baru terhadap produk kerja;

f. Mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan ketepatan waktu

pengadaan barang;

g. Melaksanakan PCM bersama PM;

h. Menyusun draft laporan kemajuan program dari segi waktu dan dana.

Adapun tugas Assistant Chief Engineer ini adalah:

a. Menyiapkan draft Engineering Manual/ Test Manual/ Production

manual;

b. Mengusulkan personil yang sesuai serta klarifikasi dan sandi kerja;

c. Mengusulkan rencana waktu keterlibatan personil dalam tiap program;

d. Menyiapkan pertemuan dalam rangka koordinasi kerja;

e. Memantau pelaksanaan program bersama CE;

f. Melaksanakan kegiatan kerekayasaan di lingkungan berbahaya atau

beresiko.

3.7.8. Group Leader Tipe C

a. Melakukan perencanaan program;

b. Mengangkat personil-personil yang terlibat dalam program;

c. Memantau & Melaporkan jalannya program;

d. Memberikan presentasi mengenai program berjalan;

e. Memperagakan hasil-hasil program;

f. Mempresentasikan serta mempertahankan usulan Hak Atas

Kekayaan Inteletual di hadapan yang berwenang;

g. Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian;

h. Mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan ketepatan waktu,

pendanaan, dan pengadaan barang;

i. Membuat perencanaan kontrak kerjasama teknis;

j. Mengusulkan pengadaan barang dan spesifikasinya kepada PM;

k. Mempersiapkan dokumen Program Manual;

l. Menyetujui laporan pemantauan dan pengendalian kemajuan kegiatan

PCM;

m. Menyetujui TN;

n. Memeriksa TR/TM;

o. Mempersiapkan TD;

p. Mempersiapkan PD.

Page 51: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

4-1

BAB IV

JENJANG, PERAN, DAN TUGAS

4.1. Jenjang Jabatan Fungsional Perekayasa

Jenjang Jabatan Fungsional Perekayasa terbagi menjadi 4 (empat) jenjang, yaitu:

a. Perekayasa Pertama (Engineer)

b. Perekayasa Muda (Senior Engineer)

c. Perekayasa Madya (Specialist Engineer)

d. Perekayasa Utama (Principal Engineer)

Untuk setiap jenjang jabatan diberikan padanan istilah bahasa Inggris

sebagaimana tercantum dalam tanda kurung di atas, agar lebih komunikatif dalam

kancah forum internasional.

Penjenjangan karir Perekayasa umumnya didasarkan pada:

a. Pengalaman, yang diperoleh mulai dari tingkat kesulitan rendah sampai

tingkat kesulitan tinggi dalam memecahkan persoalan kegiatan kerekayasaan;

b. Peran, yang diperoleh mulai dari peran anggota program sebagai ES sampai

ke tingkat pimpinan kelompok sebagai L, GL dan akhirnya ke tingkat pimpinan

program sebagai PM, CE dan KP.

Tingkatan kemampuan yang diharapkan dalam penjenjangan perekayasa adalah :

a. Perekayasa Pertama (Engineer)

Mampu berperan sebagai ES dalam kegiatan/program. Setelah dua kali

berperan sebagai ES, diharapkan mampu berperan sebagai L.

b. Perekayasa Muda (Senior Engineer)

Mampu berperan sebagai ES dan L dalam kegiatan/program. Setelah

sedikitnya dua kali berperan sebagai L diharapkan mampu berperan sebagai

GL atau PM.

c. Perekayasa Madya (Specialist Engineer)

Mampu berperan sebagai GL atau PM dalam kegiatan/program. Setelah

sedikitnya dua kali berperan sebagai GL atau PM diharapkan mampu

berperan sebagai CE atau KP.

d. Perekayasa Utama (Principal Engineer)

Mampu berperan sebagai CE atau KP dalam kegiatan/ program.

Page 52: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

4-2

4.2. Jenjang dan Peran Perekayasa

Sesuai dengan bunyi pasal 4 Peraturan Menpan Nomor: PER/219/M.PAN/7/2008

tugas pokok Perekayasa adalah melakukan kegiatan kerekayasaan. Tugas

pokok tersebut dibagi sesuai dengan jenjang Jabatan Fungsional Perekayasa.

Pejabat Perekayasa dengan jenjang jabatan yang lebih tinggi, apabila diperlukan

dapat mengerjakan kegiatan kerekayasaan yang menjadi tugas dan tanggung

jawab pejabat perekayasa satu jenjang dibawahnya, begitu juga sebaliknya.

Dengan mengetahui peran setiap jenjang perekayasa pada OFK maka tugas

setiap perekayasa pada jenjangnya dapat segera diketahui.

Kegiatan kerekayasaan dilaksanakan dalam bentuk team work, dengan demikian

peran Perekayasa dalam suatu program ditentukan oleh kedudukannya dalam

OFK. Melalui peran tersebut Perekayasa dapat meningkatkan karirnya untuk naik

pada jenjang Jabatan dari yang terendah ke jenjang yang lebih tinggi. Semakin

tinggi jenjang jabatan yang dipegang, diharapkan semakin tinggi pula perannya

dalam OFK.

Setiap peran dalam organisasi fungsional program dapat diisi oleh jenjang jabatan

perekayasa yang sesuai kualifikasi atau kemampuan yang harus dipenuhi oleh

masing- masing perekayasa, yaitu:

a. Perekayasa Pertama (Engineer): dapat mengisi peran ES atau naik setingkat

lebih tinggi sebagai L.

b. Perekayasa Muda (Senior Engineer): dapat mengisi peran L, atau

setingkat lebih rendah sebagai ES atau naik setingkat lebih tinggi sebagai GL,

atau PM.

c. Perekayasa Madya (Specialist Engineer): dapat mengisi peran GL atau

PM, atau naik setingkat lebih tinggi sebagai CE atau KP.

d. Perekayasa Utama (Principal Engineer) dapat mengisi peran KP atau CE

atau setingkat lebih rendah sebagai GL atau PM.

Penilaian Angka Kredit untuk satu tingkat diatas jenjang : 80% x AK, sedangkan

penilaian untuk satu tingkat dibawah jenjang : 100% x AK. (lihat Gambar 4.1.)

Peran Jenjang

Staf Enjinir

Leader Group Leader

Program Manager

Chief Enjinir

Kepala Program

Perekayasa Pertama

80%

Perekayasa Muda 100 % 80% 80%

Perekayasa Madya

100 % 80% 80%

Perekayasa Utama

100 % 100 %

Gambar 4.1. : Peran Perekayasa dalam Organisasi Fungsional Kerekayasaan.

Page 53: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

4-3

Untuk OFK Tipe A dan B, PM dan CE dapat mengangkat asisten dengan peran

yang disebut APM dan ACE. Asisten-asisten tersebut mempunyai jenjang satu

tingkat lebih rendah dari atasannya.

Apabila pada suatu program/kegiatan seorang Perekayasa ditugaskan pada

peran 2 (dua) tingkat di bawah atau di atas jenjangnya, maka yang bersangkutan

tidak dapat mengklaim butir kegiatan pada peran dimaksud untuk unsur utama

kegiatan kerekayasaan dan RDEO sedangkan klaim unsur lainnya, yaitu

pendidikan, pengembangan profesi, dan penunjang (kecuali sebagai Pengajar

dan Tim Penilai) tetap dapat diklaim angka kreditnya.

Rangkap peran dimungkinkan bila posisi peran tidak langsung berada di bawah

atau di atas salah satu peran dalam satu OFK dan tidak dilaksanakan pada jam

kerja yang bersamaan, yaitu :

1. OFK tipe A dan B :

a. KP, CE dan PM tidak boleh rangkap peran dalam satu OFK

b. GL dapat merangkap L dan atau ES pada WBS yang berbeda, dan

sebaliknya, dan GL tidak dapat merangkap menjadi GL lainnya dalam satu

OFK.

c. GL dapat merangkap L atau ES pada WBS yang berbeda, dan sebaliknya.

d. ES yang terlibat dalam suatu WP bisa merangkap dalam WP yang lain.

2. OFK tipe C :

a. GL merangkap peran sebagai KP dan CE, namun tidak semua butir

kegiatan terkait peran tersebut dapat diklaim.

b. GL tidak dapat merangkap L dan atau ES.

c. L dapat merangkap peran sebagai ES pada WP yang lain dan sebaliknya.

4.3. Jenjang Jabatan, Pangkat dan Golongan Ruang

PNS dapat meniti karir melalui Jabatan Fungsional Perekayasa mulai dari jenjang

jabatan Perekayasa Pertama Pangkat Penata Muda Golongan Ruang III/a sampai

dengan Perekayasa Utama Pangkat Pembina Utama Golongan Ruang IV/e sesuai

dengan angka kredit yang diperoleh.

Hubungan antara jenjang Jabatan Fungsional Perekayasa, angka kredit, pangkat

dan golongan ruang tertera pada tabel 4.1.

Page 54: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

4-4

Tabel 4.1 : Hubungan antara Jabatan Fungsional Perekayasa, Angka Kredit minimal, Pangkat

dan Golongan Ruang.

JABATAN

ANGKA KREDIT

(AK)

PENAMBAHAN AK

SETARA DENGAN

PANGKAT GOLONGAN

RUANG

Perekayasa Pertama

100 50 Penata Muda III/a

150 50 Penata Muda Tk. I III/b

Perekayasa Muda

200 100 Penata III/c

300 100 Penata Tk. I III/d

Perekayasa Madya

400 150 Pembina IV/a

550 150 Pembina Tk. I IV/b

700 150 Pembina Utama Muda

IV/c

Perekayasa Utama

850 200 Pembina Utama Madya

IV/d

1050 Pembina Utama IV/e

Page 55: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 1

NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

II KEGIATAN KEREKAYA-SAAN

A. Pelaksanakan kegiatan pene-litian terapan, pen-gembangan, pe-rekayasaan dan pengope-rasian

1. Sebagai Staf Perekayasa (Engineering Staff)

a. Melaksanakan kegiatan Kerekayasaan

1). Melaksanakan desain konseptual

(a) Menetapkan tujuan dan kebutuhan desain (Design Requirement and Objective)

(b) Menyusun filosofi rancang bangun

(c) Menetapkan metoda yang digunakan

BAB V

KEGIATAN KEREKAYASAAN DAN ANGKA KREDITNYA

5.1. Unsur Kegiatan Kerekayasaan

Unsur Kegiatan Kerekayasaan terdiri dari kelompok-kelompok. Kelompok utama

disebut Unsur, yang terbagi menjadi beberapa Sub Unsur. Setiap Sub Unsur terbagi

menjadi beberapa butir kegiatan (lihat gambar 5.1.).

Gambar 5.1 : Unsur kegiatan Kerekayasaan.

Contoh:

Seorang ES melakukan kegiatan menetapkan tujuan dan kebutuhan desain

(Design Requirement and Objective). Maka butir kegiatan yang diklaim adalah

II.A.1.a.1).(a) yaitu dari Unsur: Kegiatan kerekayasaan; Sub Unsur: Pelaksanaan

Kegiatan Penelitian Terapan, Pengembangan, Perekayasaan dan Pengoperasian;

Butir Kegiatan: Melaksanakan Desain Konseptual; Menetapkan Tujuan dan Kebu-

tuhan Desain.

Tabel 5.1 : Contoh Rincian Kegiatan dan Unsur yang Dinilai

Page 56: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 2

Butir kegiatan yang dilaksanakan oleh Perekayasa merupakan unsur yang dinilai dan

mendapatkan angka kredit. Tidak harus semua butir kegiatan sesuai peran

Perekayasa diklaim angka kreditnya.

Besaran Angka Kredit merupakan akumulasi dari jumlah jam kerja yang dilakukan

oleh seorang perekayasa dalam melaksanakan kegiatan kerekayasaannya.

5.2. Penilaian

Penilaian terhadap Pejabat Fungsional Perekayasa dilaksanakan dengan

memberikan angka kredit pada setiap butir kegiatan yang dilakukan.

Kegiatan Perekayasa disusun dalam 2 (dua) kelompok Unsur:

1. Pendidikan Sekolah 2. Angka Kredit Penjenjangan yang terdiri dari:

a. Utama (berikutnya disebut sebagai unsur utama)

i. Pendidikan dan pelatihan kerekayasaan

ii. Kegiatan Kerekayasaan

iii. Pengembangan Profesi

b. Penunjang (berikutnya disebut sebagai unsur penunjang)

Angka kredit untuk penilaian kenaikan jenjang harus memenuhi komposisi minimal

80% unsur utama dan maksimal 20% unsur penunjang dari Angka Kredit Kumulatif

yang dipersyaratkan (dikurangi unsur pendidikan).

Adapun butir-butir kegiatan yang dapat dinilai dan angka kreditnya adalah

sebagaimana penjelasan berikut ini.

I Pendidikan

I.A

Pendidikan Sekolah dan Perolehan Gelar/ Ijazah

Memperoleh gelar/ijazah dalam stratum D-IV, S1, S2, dan

S3. Pendidikan dan ijasah ini harus dalam bidang keilmuan atau

keahlian untuk perekayasa sesuai Standar Nomenklatur Ilmu

pengetahuan dan Teknologi Unesco tahun 1988, (lihat Lampiran I).

Ijazah S1 atau D-IV harus dimiliki sebelum calon Perekayasa

mengambil jabatan fungsional, sedangkan S2 dan S3 dapat

dimiliki sebelum atau setelah yang bersangkutan berada dalam

jabatan fungsional Perekayasa. Ijazah yang setingkat hanya dapat

dinilai 1 kali sebagai unsur Pendidikan Sekolah, perolehan ijazah lain

yang sederajat hanya dapat dinilai sebagai unsur penunjang.

Ijazah yang diakui adalah ijazah yang dikeluarkan oleh Perguruan

Tinggi Negeri atau Swasta yang telah memperoleh pengesahan dari

Page 57: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 3

unit kepegawaian terkait dan sesuai persyaratan di Jabatan Fungsional

Perekayasa.

Ijazah yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi luar negeri harus

memperoleh pengesahan kesetaraan dari Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan

Ijazah yang lebih tinggi tetapi tidak sesuai dengan bidang keahlian

sebelumnya, tetapi masih dalam nomenklatur Unesco serta mendapat

persetujuan dari atasan langsung minimal eselon III dimana

Perekayasa ditugaskan, dapat dinilai sebagai unsur utama.

Memiliki gelar ganda pada strata yang sama dinilai; sebagai unsur

penunjang.

Gelar Doktor Honoris Causa (Dr. H.C.) tidak diberi angka kredit

sebagai kriteria pendidikan, melainkan sebagai unsur penunjang.

Pendidikan tidak bergelar dinilai sebagai pelatihan, penataran atau

kursus ilmiah. Post-Doc, scientist exchange dan joint research

dianggap sebagai diklat sesuai dengan jumlah jam yang

dipersyaratkan.

I.A.1. Doktor (S3)

Satuan hasil: Ijazah

I.A.2. Magister (S2)

Satuan hasil: Ijazah

I.A.3. Sarjana (S1)

Satuan hasil: Ijazah

I.B

Pendidikan dan Pelatihan di bidang kegiatan kerekayasaan

dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan

(STTPP)

Pendidikan dan pelatihan di bidang kerekayasaan dan

memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan atau

Sertifikat. Program pelatihan dalam bidang teknologi antara lain:

a. Refreshment course bagi perekayasa dalam bidang ilmu teknologi tertentu;

b. Pelatihan penggunaan instrument tertentu yang berkaitan dengan pengadaan instrument tersebut;

c. Pelatihan keindustrian, meliputi proses desain, manufaktur, integrasi produk serta manajemen proses yang diberikan oleh industri di dalam/ di luar negeri;

d. Pelatihan Keselamatan serta keamanan kerja Laboratoria;

Page 58: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 4

e. Pelatihan Kerekayasaan yang bersifat khusus karena tuntutan lingkungan pekerjaan.

Diklat yang dilaksanakan kurang dari 10 jam pelajaran tidak dapat

dinilaikan sebagai angka kredit. Apabila tidak dicantumkan jumlah

jam pelajarannya, maka dalam 1 hari ekivalen 8 jam efektif, dan

dalam 1 minggu ekivalen dengan 5 hari.

I.B.1 Lamanya lebih dari 960 jam

Satuan hasil: sertifikat

I.B.2 Lamanya 641-960 jam

Satuan hasil: sertifikat

I.B.3 Lamanya 481-640 jam

Satuan hasil: sertifikat

I.B.4 Lamanya 161-480 jam

Satuan hasil: sertifikat

I.B.5 Lamanya 81-160 jam

Satuan hasil: sertifikat

I.B.6 Lamanya 31-80 jam

Satuan hasil: sertifikat

I.B. Lamanya 10-30 jam

Satuan hasil: sertifikat

I.C.

Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan

Yang dimaksud dengan pra-jabatan adalah pra-jabatan yang

diperuntukan untuk golongan III.

Satuan hasil: sertifikat

II.

Kegiatan Kerekayasaan

Peran dan Tugas Perekayasa dinilai secara individual menurut

kedudukannya di dalam OFK. Oleh sebab itu adanya Organisasi

Fungsional Kerekayasaan mutlak perlu agar seorang Perekayasa

jelas kedudukannya dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dapat

dinilai secara adil.

Sangat disarankan untuk setiap instansi yang akan mengikuti Jabatan

Fungsional Perekayasa, paling sedikit mendaftarkan beberapa orang

anggotanya, agar Organisasi Fungsional Kerekayasaan, setidaknya

tipe C, bisa dibentuk dan dijalankan.

Namun demikian, bila karena sesuatu hal yang berkaitan dengan

Page 59: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 5

peraturan setempat, Organisasi Fungsional Kerekayasaan, tidak/sulit

dibentuk, maka masih dimungkinkan untuk menilai Peran & Tugas

Perekayasa dengan:

a. Memetakan kesetaraan (ekivalensi) organisasi di mana

Perekayasa bekerja dengan Organisasi Fungsional

Kerekayasaan untuk menetapkan kedudukan perekayasa tersebut;

b. Menilai peran dan tugas perekayasa tersebut sesuai dengan

aturan Jabatan Fungsional Perekayasa, pada kedudukannya

tersebut.

Dari pemetaan tersebut, maka ekivalensi dapat dilaksanakan

sebagai berikut:

1. Jika Perekayasa tersebut merupakan penanggung jawab seluruh

kegiatan program, diekivalenkan sebagai Kepala Program.

2. Jika Perekayasa tersebut merupakan penanggung jawab seluruh

kegiatan teknis dari kegiatan/program diekivalenkan sebagai Chief

Engineer.

3. Jika Perekayasa tersebut merupakan penanggung jawab seluruh

pendanaan dan penjadwalan dari kegiatan/program diekivalenkan

sebagai PM.

4. Jika Perekayasa tersebut merupakan penanggung jawab

sekelompok bidang teknik dari kegiatan/program diekivalenkan

sebagai Group Leader.

5. Jika Perekayasa tersebut merupakan penanggung jawab bagian

dari suatu kelompok teknik dari kegiatan/program diekivalenkan

sebagai Leader.

6. Jika Perekayasa tersebut bekerja sendirian (secara individual)

tanpa terkait dengan kegiatan/program apapun hanya bisa

diekivalenkan sebagai seorang Engineering Staff.

Ekivalensi disesuaikan dengan tipe organisasi fungsional

kerekayasaan dengan kriteria:

a. Tipe C: terdiri dari 1 disiplin ilmu/kegiatan kerekayasaan dengan jumlah pelaksana kegiatan minimal 5 orang.

b. Tipe B: terdiri dari minimal 2 disiplin ilmu/kegiatan kerekayasaan dengan jumlah pelaksana kegiatan minimal dari 10 orang

c. Tipe A: terdiri dari minimal 5 disiplin ilmu/kegiatan kerekayasaan dengan jumlah pelaksana kegiatan minimal 15 orang dan melibatkan institusi lain.

Penentuan ekivalensi diusulkan oleh atasan langsung minimal eselon

III dimana Perekayasa berada.

Page 60: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 6

II.A.

Pelaksanaan penelitian terapan, pengembangan, perekayasaan,

dan pengoperasian

II.A.1. Sebagai Enjinir (Engineering Staff)

II.A.1.a. Melaksanakan kegiatan Kerekayasaan

II.A.1.a.1) Melaksanakan desain konseptual

II.A.1.a.1).(a)

Menetapkan tujuan dan kebutuhan desain (Design Requirement &

Objective)

Menetapkan tujuan dan parameter-parameter dasar yang

dibutuhkan dalam kegiatan kerekayasaan yang ditugaskan.

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.1).(b)

Menyusun filosofi rancang bangun

Menyusun konsep-konsep dasar pemikiran yang akan digunakan

untuk melaksanakan kegiatan kerekayasaan yang ditugaskan.

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.1).(c)

Menetapkan metoda yang digunakan

Menetapkan metoda kerja tertentu sesuai kaidah ilmiah, yang akan

digunakan untuk melaksanakan kegiatan kerekayasaan yang

ditugaskan.

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.2 Melaksanakan desain awal

II.A.1.a.2).(a)

Merekayasa bentuk konfigurasi

Melaksanakan penyelarasan awal suatu produk kegiatan

kerekayasaan untuk mencapai bentuk/konfigurasi yang optimal.

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.2).(b)

Mengkalkulasi kinerja awal

Membuat perhitungan-perhitungan atau analisa untuk

mengetahui kinerja awal dari kegiatan kerekayasaan yang ditugaskan

sehingga akan diketahui dimensi/ kapasitas/ besaran-besaran seperti

yang di-inginkan pada Design Requirement & Objective.

Satuan hasil: Logbook per kegiatan dan Lembar kerja

Page 61: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 7

II.A.1.a.2).(c)

Membuat gambar teknis (Engineering Drawing) awal

Melakukan pembuatan gambar awal berdasarkan kaidah pembuatan

gambar teknis untuk suatu produk kegiatan kerekayasaan sesuai

dengan II.A.1.a.2).(b).

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.3) Melaksanakan desain rinci

II.A.1.a.3).(a) Melaksanakan iterasi hasil desain awal

Melakukan optimasi desain awal dengan cara iterasi (proses

revisi secara berkesinambungan melalui metoda tertentu). Iterasi

dapat menggunakan: kualitas, kuantitas, harga, atau nilai tertentu

hingga diperoleh hasil yang optimal.

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.3).(b) Mengoptimasi hasil desain awal

Melakukan penyempurnaan hasil desain awal ditinjau dari segi

fungsi, kinerja, biaya dan waktu terhadap suatu produk rancang

bangun agar dapat optimal

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.3).(c) Melaksanakan konfigurasi desain rinci

Melaksanakan penyusunan konfigurasi (unsur dan saling keterkaitan

antar unsur) secara rinci atas desain yang akan dihasilkan sesuai

dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan.

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.3).(d) Menetapkan konfigurasi

Menetapkan konfigurasi rinci atas desain setelah melakukan kalkulasi

kinerja, iterasi dan optimasi desain, disesuaikan dengan

persyaratan yang diinginkan.

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.4) Melaksanakan perhitungan

II.A.1.a.4).(a) Melaksanakan perhitungan pendekatan awal

Membuat perhitungan berdasarkan model matematik untuk

mengetahui sifat-sifat umum dari suatu desain yang akan dihasilkan.

Satuan hasil: Logbook per kegiatan atau Lembar kerja

Page 62: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 8

II.A.1.a.4).(b) Melaksanakan perhitungan analitik rinci

Membuat perhitungan berdasarkan model matematik untuk

mengetahui berbagai sifat-sifat/data yang dibutuhkan dari bagian/

komponen produk rancang bangun yang akan diproduksi.

Satuan hasil: Logbook per kegiatan atau Lembar kerja

II.A.1.a.4).(c) Melaksanakan komputasi numerik

Membuat perhitungan-perhitungan matematik (persamaan aljabar,

interpolasi, quadran dan sebagainya yang dilakukan dengan komputer

untuk mendukung pembuatan produk yang diinginkan

Satuan hasil: Logbook per kegiatan atau Lembar kerja

II.A.1.a.5) Melaksanakan pengujian

II.A.1.a.5).(a) Menetapkan konfigurasi pengujian

Menetapkan uraian cara/metoda dan tahapan pada proses

pengujian yang akan dilakukan dalam tahapan pengujian obyek yang

diteliti, termasuk didalamnya adalah jadwal pengujian dan peralatan

yang dipergunakan dalam pengujian.

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.5).(b) Membuat benda uji

Melaksanakan atau memberikan asistensi kepada teknisi secara detil

dalam mendesain dan membuat benda/alat/instrumen yang akan

digunakan untuk proses pengujian berdasarkan metoda seperti

butir II. A.1.a.5).(a)

Satuan hasil: Benda Kerja atau Lembar kerja

II.A.1.a.5).(c) Menetapkan sistem penginderaan pengujian

Menetapkan dan membuat uraian sistem penginderaan (kontrol/

sensor) untuk pelaksanaan kegiatan pengujian.

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.5).(d) Menetapkan sistem perolehan dan pengolahan data

Menetapkan dan menguraikan metoda dan strategi sesuai dengan

standar ilmiah tertentu untuk mendapatkan dan mengolah data hasil

pengujian

Satuan hasil: Lembar kerja

Page 63: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 9

II.A.1.a.5).(e) Melaksanakan operasi pengujian

Melaksanakan/memberikan asistensi pada teknisi dalam proses

pengujian sesuai dengan metoda seperti butir II.A.1.a.5).(a) dan

mencatatnya dalam sebuah logbook

Satuan hasil: Logbook atau lembar kerja

II.A.1.a.5).(f) Menganalisis data

Menganalisis data hasil pengujian menjadi grafik atau tabel, sehingga

diperoleh kesimpulan hasil pengujian

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.5).(g) Menginterpretasi hasil uji

Menginterpretasikan data berdasarkan metoda yang diberikan oleh

Leader. Intepretasi data hasil pengujian harus dikaitkan dengan tujuan

pengujian

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.6) Melaksanakan eksplorasi

Yang dimaksud dengan eksplorasi adalah penjelajahan

lapangan/ penyelidikan terhadap suatu hal/benda tertentu

II.A.1.a.6).(a) Menetapkan instrumentasi eksplorasi

Menetapkan dan menguraikan tujuan dan peralatan/ instrumen yang

dipergunakan untuk eksplorasi

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.6).(b) Menetapkan sasaran eksplorasi

Menetapkan sasaran-sasaran kualitatif/ kuantitatif yang harus dicapai

pada proses eksplorasi

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.6).(c) Melaksanakan eksplorasi

Melaksanakan kegiatan eksplorasi dan mencatat

data/ hasil/ peristiwa yang diperoleh selama eksplorasi

Satuan hasil: Logbook atau Lembar kerja

Page 64: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 10

II.A.1.a.6).(d) Menganalisis data eksplorasi

Menganalisis data hasil eksplorasi menjadi gambar/grafik dan

mengambil kesimpulan dari data eksplorasi

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.6).(e) Menginterpretasi hasil eksplorasi

Menginpretasikan data hasil eksplorasi berdasarkan metoda yang

diberikan oleh leader. Intepretasi data hasil eksplorasi harus dikaitkan

dengan tujuan pengujian.

II.A.1.a.7) Melaksanakan observasi

Yang dimaksud dengan observasi adalah pengamatan atau

peninjauan secara cermat/teliti.

II.A.1.a.7).(a) Menetapkan instrumentasi observasi

Menetapkan instrument/peralatan yang akan digunakan untuk

melakukan observasi/pengamatan visual terhadap suatu obyek yang

terkait dengan produk atau benda uji.

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.7).(b) Menetapkan sasaran observasi

Menetapkan capaian (kuantitatif dan kualitatif) yang diharapkan

selama observasi

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.7).(c) Melaksanakan observasi

Melaksanakan/memberikan asistensi pada teknisi dalam pelaksanaan

observasi

Satuan hasil: Logbook atau Lembar kerja

II.A.1.a.7).(d) Menganalisis data observasi

Melaksanakan pengolahan data hasil observasi (data mentah) menjadi

data perhitungan/gambar/grafik, sehingga mendapatkan kesimpulan

hasil observasi

Satuan hasil: Lembar kerja

Page 65: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 11

II.A.1.a.7).(e) Menginterpretasi hasil observasi

Melaksanakan interpretasi dari data kesimpulan hasil observasi

terhadap tujuan/sasaran WP-nya

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.8) Melaksanakan pengukuran

II.A.1.a.8).(a) Menetapkan instrumentasi pengukuran

Menetapkan instrument/peralatan yang akan digunakan untuk

melakukan pengukuran (yang berupa besaran fisika, kimia,

matematika) terhadap suatu obyek yang terkait dengan produk atau

benda uji

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.8).(b) Menetapkan sasaran pengukuran

Menetapkan capaian (kuantitatif dan kualitatif) yang diharapkan

selama melakukan pengukuran

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.8).(c) Melaksanakan pengukuran

Melaksanakan/ memberikan asistensi pada teknisi dalam pelaksanaan

pengukuran

Satuan hasil: Logbook atau Lembar kerja

II.A.1.a.8).(d) Menganalisis data pengukuran

Melaksanakan pengolahan data hasil pengukuran (data mentah)

menjadi data perhitungan/gambar/grafik, sehingga mendapatkan

kesimpulan hasil pengukuran

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.8).(e) Menginterpretasi hasil pengukuran

Melaksanakan interpretasi dari data kesimpulan hasil

pengukuran terhadap tujuan/ sasaran WP-nya

Satuan hasil: Lembar kerja

Page 66: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 12

II.A.1.a.9) Melaksanakan modifikasi produk

II.A.1.a.9).(a) Melaksanakan repair (perbaikan) produk

Melaksanakan atau memberikan asistensi kepada teknisi dan

menguraikan pelaksanaan perbaikan produk hasil kegiatan

kerekayasaan

Catatan: Produk diperbaiki apabila telah beroperasi

Satuan hasil: Lembar kerja dan foto

II.A.1.a.9).(b) Melaksanakan modifikasi produk

Melaksanakan/memberikan asistensi pada teknisi dalam

pelaksanaan modifikasi produk hasil kegiatan kerekayasaan sesuai

dengan kebutuhan.

Catatan: Produk dimodifikasi setelah dilakukan

pengujian/observasi/pengukuran

Satuan hasil: Lembar kerja dan foto

II.A.1.a.10) Melaksanakan perawatan produk

II.A.1.a.10.(a) Melaksanakan perawatan rutin (harian) produk

Melaksanakan/memberikan asistensi pada teknisi dalam perawatan

rutin harian terhadap produk.

Catatan: Produk telah beroperasi secara berkesinambungan

Satuan hasil: Lembar kerja dan foto

II.A.1.a.10).(b) Melaksanakan perawatan berkala produk

Melaksanakan/memberikan asistensi pada teknisi dalam perawatan

berkala produk (bisa mingguan, bulanan atau tahunan, tergantung

obyek yang dirawat)

Catatan: Produk telah beroperasi secara berkesinambungan

Satuan hasil: Lembar kerja dan foto

II.A.1.a.10).(c) Melaksanakan perbaikan menyeluruh (over haul) produk

Melaksanakan/memberikan asistensi pada teknisi dalam melaksana-

kan perbaikan menyeluruh suatu produk (untuk produk hardware :

biasanya pada saat banyak part yang habis umur pakainya)

Catatan : Produk telah beroperasi secara berkesinambungan

Satuan hasil: Lembar kerja dan foto

Page 67: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 13

II.A.1.a.11) Melaksanakan studi kelayakan sistem teknologi

II.A.1.a.11).(a) Menetapkan parameter kelayakan

Menentukan dan menetapkan dari beberapa parameter

kelayakan sistem teknologi

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.11).(b) Melaksanakan penyelidikan kesesuaian dengan paramater

kelayakan

Mengevaluasi dan memeriksa kesesuaian parameter kelayakan dari

suatu sistem teknologi

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.12) Melaksanakan studi banding sistem teknologi

II.A.1.a.12).(a) Menetapkan acuan studi banding

Menetapkan acuan studi banding yang dipergunakan pada suatu

sistem teknologi

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.a.12).(b) Melaksanakan perbandingan kinerja suatu teknologi

Melaksanakan perbandingan kinerja suatu sistem teknologi dengan

acuan yang telah ditetapkan sebelumnya

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.1.b. Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya.

Lingkungan pekerjaan yang terkait dengan program bersangkutan

yang bersifat rutin (bukan penugasan insidentil) dengan mempunyai

resiko kesehatan, dan keselamatan jiwa baik jangka pendek maupun

jangka panjang.

Butir kegiatan ini hanya dapat dinilaikan 1 kali per tahun per orang.

Bukti untuk penilaian berupa Surat Keputusan/keterangan/penugasan

individu dari kepala unit struktural (serendah-rendahnya eselon III)

yang memberikan pekerjaan.

Satuan hasil: Surat Keputusan

Page 68: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 14

Contoh lingkungan beresiko tinggi dan berbahaya adalah:

1. Pekerjaan yang melibatkan bahan-bahan beracun berbahaya,

bakteri, kuman dan sejenisnya. Umumnya pekerjaan ini dilakukan di

laboratorium kimia atau biologi.

2. Bekerja pada lingkungan dengan:

temperatur dibawah 5 derajat; contoh pada percobaan di

laboratorium yang menuntut kondisi suhu ekstreem untuk

pengembang-biakan vaksin atau enzyme tertentu;

bertekanan lebih dari 3 atmosfer; contoh di kedalaman laut untuk

melakukan pengamatan kondisi biota laut atau geologi laut

dengan menggunakan kapal selam mini;

lingkungan beradiasi nuklir.

3. Bekerja ditengah laut dengan gelombang: seperti berlayar untuk

melakukan pemetikan data hidro-oceanografi, pemetaan dasar laut;

dianjungan minyak dalam rangka pengeboran atau konstruksi

pengeboran; uji kinerja hasil rancang bangun kapal laut

4. Bekerja dalam pertambangan yang berbahaya.

5. Uji terbang untuk riset atmosfer, menyemai awan, modifikasi cuaca,

uji terbang pesawat udara.

6. Uji senjata berhulu ledak atau senjata kuman.

Catatan:

1. Logbook per kegiatan adalah catatan terhadap pelaksanaan peran

harian beserta hasil dari pelaksanaan peran tersebut. Oleh karena itu,

untuk satuan hasil yang berupa Logbook per kegiatan dan Lembar

kerja untuk berkas usulan penilaian dapat disampaikan salah satu

saja.

2. Satuan hasil yang berupa foto dapat diganti dengan bukti lain yang

relevan.

II.A.2. Sebagai Ketua Sub Kelompok (Leader)

II.A.2.a. Memberikan Supervisi kepada para Engineering Staff dalam:

II.A.2.a.1) Melaksanakan desain konseptual/awal

Desain konseptual/ awal merupakan dasar pemikiran enjinir dalam

usahanya memenuhi tuntutan desain atau memecahkan problem

desain.

Page 69: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 15

II.A.2.a.1).(a) Memberikan beberapa alternatif metoda desain

Memberikan beberapa alternatif/ pilihan metoda pada desain

konseptual/ awal

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.1).(b) Menetapkan metoda kalkulasi

Mengevaluasi dan menetapkan metoda perhitungan pada desain

konseptual/ awal berdasarkan beberapa landasan teori perhitungan

yang akan dipergunakan.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.1).(c) Menilai hasil desain awal

Mengevaluasi dan menetapkan desain konseptual/ awal yang

bertujuan untuk memperoleh desain konseptual/ awal yang paling

optimum.

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.2.a.2) Melaksanakan desain rinci

II.A.2.a.2).(a) Memberikan metoda optimasi

Melaksanakan dan memberikan metoda agar diperoleh hasil optimum

ditinjau dari segi fungsi, kinerja, biaya, dan waktu pada desain rinci.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.2).(b) Mensintesiskan hasil desain awal menjadi desain rinci

Membuat desain rinci berdasarkan desain awal sehingga diperoleh

dimensi (ukuran, bentuk, koordinat, warna dll) dari obyek yang

dirancang.

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.2.a.2).(c) Memberikan metoda iterasi desain

Melaksanakan dan memberikan metoda iterasi terhadap desain rinci

dengan pertimbangan kualitas, kuantitas, harga, atau nilai tertentu

yang optimal.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

Page 70: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 16

II.A.2.a.3) Melaksanakan perhitungan

II.A.2.a.3).(a) Melaksanakan penurunan persamaan matematik/ modelling

Melaksanakan dan mengevaluasi perhitungan/ penurunan

persamaan matematik dan atau melaksanakan dan mengevaluasi

model melalui pemodelan numerik.

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.2.a.3).(b) Melaksanakan deskritisasi persamaan

Melaksanakan dan memberikan deskritisasi dari persamaan

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.2.a.3).(c) Memberikan metoda pemecahan persamaan

Melaksanakan dan memberikan metoda pemecahan persamaan, dan

apabila diperlukan termasuk didalamnya adalah menerapkan

persamaan tersebut dalam suatu perhitungan numerik.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.4) Melaksanakan pengujian

II.A.2.a.4).(a) Menyajikan beberapa alternatif jenis peralatan pengujian

Memberikan pilihan berbagai jenis peralatan/instrumen yang dapat

dipergunakan untuk melakukan pengujian terkait dengan obyek yang

akan diuji, baik berupa hardware maupun software.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.4).(b) Menentukan peralatan perolehan data

Menentukan peralatan/instrumen yang akan dipergunakan untuk

mendapatkan data yang diinginkan. Peralatan ini dapat berupa

hardware maupun software.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.4).(c) Menentukan peralatan pengolah data

Menentukan peralatan/instrumen yang akan dipergunakan untuk

mengolah data hasil pengujian.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

Page 71: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 17

II.A.2.a.4).(d) Memberikan metoda dan strategi pengujian

Memberikan metoda/cara dan strategi pengujian yang akan

digunakan agar data yang diperoleh akurat.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.4).(e) Memberikan metoda interpretasi hasil pengujian

Memberikan metoda interpretasi hasil pengolahan data agar secara

ilmiah dapat dipertanggungjawabkan dikaitkan tujuan pengujian.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.5) Melaksanakan eksplorasi

II.A.2.a.5).(a) Melaksanakan pemilihan dan penetapan sasaran eksplorasi

Melaksanakan pemilihan dan penetapan sasaran eksplorasi

berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.5).(b) Menetapkan metoda eksplorasi

Menetapkan metoda eksplorasi yang akan digunakan sehingga hasil

yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.5).(c) Melaksanakan penurunan hasil eksplorasi menjadi model

matematika

Melaksanakan penurunan hasil eksplorasi menjadi model

matematika dengan hasil berupa rumus empirik.

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.2.a.6). Melaksanakan observasi

II.A.2.a.6).(a) Melaksanakan pemilihan dan penetapan sasaran observasi

Melaksanakan pemilihan dan penetapan sasaran observasi berdasar-

kan tujuan yang ingin dicapai.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.6).(b) Menetapkan metoda observasi

Menetapkan metoda observasi yang akan digunakan sehingga

hasil yang diperoleh dapat dipertanggung-jawabkan.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

Page 72: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 18

II.A.2.a.6).(c) Melaksanakan penurunan hasil observasi menjadi model

matematika

Melaksanakan penurunan hasil observasi menjadi model

matematika dengan hasil berupa rumus empirik.

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.2.a.7) Melaksanakan pengukuran

II.A.2.a.7).(a) Melaksanakan pemilihan dan penetapan sasaran pengukuran

Melaksanakan pemilihan dan penetapan sasaran

pengukuran berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.7).(b) Menetapkan metoda pengukuran

Menetapkan metoda pengukuran yang akan digunakan sehingga

hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.7).(c) Melaksanakan penurunan hasil pengukuran menjadi model

matematika

Melaksanakan penurunan hasil pengukuran menjadi model

matematika dengan hasil berupa rumus empirik.

Satuan hasil: Lembar kerja

II.A.2.a.8) Melaksanakan modifikasi produk

II.A.2.a.8).(a) Memberikan metoda modifikasi produk.

Memberikan metoda modifikasi produk sesuai dengan kebutuhan.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.8).(b) Memberikan metoda perbaikan (repair) produk

Memberikan metoda perbaikan produk kerekayasaan agar

sesuai dengan spesifikasi awal.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.9) Melaksanakan perawatan produk

Page 73: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 19

II.A.2.a.9).(a) Memberikan metoda perawatan produk

Memberikan metoda perawatan produk agar kinerja awal

tetap terpelihara.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.9).(b) Memberikan metoda perbaikan menyeluruh (over haul) produk

Memberikan metoda over haul produk.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.10) Melaksanakan studi kelayakan sistem teknologi

II.A.2.a.10).(a) Menetapkan persyaratan kelayakan

Menetapkan persyaratan kelayakan sistem teknologi.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.10).(b) Melaksanakan pemilihan parameter kelayakan

Menentukan parameter dari persyaratan kelayakan sistem teknologi.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.10).(c) Menetapkan model yang akan dipakai sebagai acuan

Menetapkan model yang akan digunakan sebagai acuan

untuk melaksanakan kegiatan studi kelayakan.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.a.11) Menetapkan acuan banding

Menetapkan acuan banding (parameter teknis, konsep, model dan

lain- lain) untuk melaksanakan kegiatan studi banding sistem teknologi.

Satuan hasil: Lembar Instruksi

II.A.2.b. Menyelenggarakan pertemuan dan memimpin diskusi dengan

para staf enjinir (Engineering staff) tentang pekerjaan mereka.

Pertemuan/rapat antara Leader dengan para Engineering Staff

untuk membahas: permasalahan, jadwal dan berbagai hal

lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan.

Satuan hasil: Lembar Keputusan (Decision Sheet)

II.A.2.c. Memberikan presentasi hasil kegiatannya dalam pertemuan ber-

kala yang diselenggarakan dan dipimpin oleh ketua kelompok

(Group Leader)

Page 74: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 20

II.A.2.c.1) Mempersiapkan bahan presentasi laporan hasil kegiatan

Paket Kerja (Work Package) yang dipimpinnya

Mengumpulkan bahan-bahan dari para Engineering Staff yang

dipimpinnya dan mempersiapkan presentasi kepada pemimpin

kelompok (Group Leader).

Satuan hasil: Materi Presentasi

II.A.2.c.2) Memberikan presentasi hasil kegiatan di hadapan Ketua

Kelompok (Group Leader) secara berkala (Pemaparan, diskusi,

dan penyimpulan hasil)

Melaksanakan presentasi kepada Group Leader berkaitan dengan

hasil pekerjaan yang dipimpinnya. Didalam pertemuan tersebut

dilakukan diskusi-diskusi dan pengambilan kesimpulan atas berbagai

hal yang diperlukan agar tercapai hasil kerja yang optimal.

Satuan hasil: Materi presentasi, daftar hadir atau bukti lainnya

II.A.2.d Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi

atau berbahaya.

Lihat II.A.1.b.

II.A.3. Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader) pada OFK tipe A dan B

Catatan: Untuk OFK tipe C

II.A.3.a. Mengkombinasikan hasil-hasil dari seluruh Paket Pekerjaan (WP)

yang berada di bawahnya dalam kelompok keilmuan/keahliannya

II.A.3.a.1. Melaksanakan sub-integrasi produk Struktur Rincian Kerja

(WBS) untuk masalah desain

Memberikan instruksi teknik kepada Leader yang berkaitan dengan

desain berdasarkan Program Manual, dan melaksanakan integrasi

desain dari seluruh Work Package (WP) yang di bawahnya sehingga

sesuai dengan sasaran hasil yang diinginkan.

Klaim Angka Kredit untuk butir kegiatan di atas dapat dinilai apabila

melampirkan lembar instruksi dan lembar kerja GL. Jika hanya

melampirkan lembar instruksi atau lembar kerja saja tidak dapat dinilai.

Satuan hasil: Lembar Instruksi & Lembar kerja

Page 75: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 21

II.A.3.a.2 Melaksanakan sub-integrasi produk Struktur Rincian Kerja

(WBS) untuk masalah testing

Memberikan instruksi teknik kepada Leader yang berkaitan

dengan pengujian (testing) berdasarkan Program Manual dan

melaksanakan integrasi hasil pengujian (testing) dari seluruh Work

Package (WP) yang di bawahnya sehingga sesuai dengan sasaran

hasil yang diinginkan.

Penjelasan klaim angka kredit lihat II.A.3.a.1

Satuan hasil: Lembar Instruksi & Lembar kerja

II.A.3.a.3 Melaksanakan sub-integrasi produk Struktur Rincian Kerja

(WBS) untuk masalah eksplorasi

Memberikan instruksi teknik kepada Leader yang berkaitan

dengan eksplorasi berdasarkan Program Manual dan melaksanakan

integrasi hasil eksplorasi dari seluruh Work Package (WP) yang di

bawahnya sehingga sesuai dengan sasaran hasil yang diinginkan.

Penjelasan klaim angka kredit lihat II.A.3.a.1

Satuan hasil: Lembar Instruksi & Lembar kerja

II.A.3.a.4 Melaksanakan sub-integrasi produk Struktur Rincian Kerja

(WBS) untuk masalah observasi

Memberikan instruksi teknik kepada Leader yang berkaitan

dengan observasi berdasarkan Program Manual dan melaksanakan

integrasi hasil observasi dari seluruh Work Package (WP) yang di

bawahnya sehingga sesuai dengan sasaran hasil yang diinginkan.

Penjelasan klaim angka kredit lihat II.A.3.a.1

Satuan hasil: Lembar Instruksi & Lembar kerja

II.A.3.a.5 Melaksanakan sub-integrasi produk WBS untuk masalah

pengukuran

Memberikan instruksi teknik kepada Leader yang berkaitan

dengan pengukuran berdasarkan Program Manual dan

melaksanakan integrasi hasil pengukuran dari seluruh Work Package

(WP) yang di bawahnya sehingga sesuai dengan sasaran hasil yang

diinginkan.

Penjelasan klaim angka kredit lihat II.A.3.a.1

Satuan hasil: Lembar Instruksi & Lembar kerja

Page 76: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 22

II.A.3.a.6 Melaksanakan sub-integrasi produk Struktur Rincian Kerja

(WBS) untuk masalah modifikasi

Memberikan instruksi teknik kepada Leader yang berkaitan

dengan modifikasi berdasarkan Program Manual dan melaksanakan

integrasi modifikasi dari seluruh Work Package (WP) yang di bawah-

nya sehingga sesuai dengan sasaran hasil yang diinginkan.

Penjelasan klaim angka kredit lihat II.A.3.a.1

Satuan hasil: Lembar Instruksi & Lembar kerja

II.A.3.a.7 Melaksanakan sub-integrasi produk Struktur Rincian Kerja

(WBS) untuk masalah perawatan

Memberikan instruksi teknik kepada Leader yang berkaitan dengan

perawatan produk kerekayasaan berdasarkan Program Manual dan

melaksanakan integrasi hasil perawatan dari seluruh Work Package

(WP) yang di bawahnya sehingga sesuai dengan sasaran hasil yang

diinginkan.

Penjelasan klaim angka kredit lihat II.A.3.a.1

Satuan hasil: Lembar Instruksi & Lembar kerja

II.A.3.b Mendiskusikan kualitas capaian dari segi teknis dengan

melakukan iterasi teknis di antara kelompok (group) yang terkait

Melakukan evaluasi dan mendiskusikan kualitas capaian dari segi

teknis dengan para Group Leader yang lain di bawah koordinasi

dari Chief Engineer dan mengadakan penyelarasan di antara WBS

agar tercapai hasil yang optimal.

Klaim Angka Kredit untuk butir kegiatan di atas dapat dinilai apabila

Lembar Keputusan setidaknya memuat hasil capaian, evaluasi, iterasi,

diantara WBS yang terkait.

Satuan hasil: Lembar Keputusan (Decision Sheet)

II.A.3.c Mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan ketepatan waktu,

pendanaan, dan pengadaan barang sesuai dengan Struktur

Rincian Kerja (WBS) nya dengan melakukan iterasi yang

terkait dengan ketersediaan aliran pendanaan

Melakukan evaluasi dan mendiskusikan pelaksanaan kegiatan

program ditinjau dari segi dana, pengadaan barang dan waktu,

serta menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi

permasalahan yang ada.

Satuan hasil: Lembar Keputusan

Page 77: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 23

II.A.3.d Membuat perencanaan kontrak kerjasama teknis dengan pihak

lain bersama Manajer Program (Program Manager)

Bersama Manajer Program (Program Manager) membuat konsep

kontrak kerjasama teknis dengan pihak lain untuk kemudian ditetapkan

menjadi kontrak kerjasama oleh yang berwenang sesuai dengan

peraturan.

Satuan hasil: Kontrak Kerjasama atau draft Kontrak Kerjasama

II.A.3.e Mengusulkan pengadaan barang dan spesifikasinya kepada

Manajer Program (Program Manager)

Menentukan spesifikasi barang/jasa dan jadwal pengadaannya

bersama para Leader untuk kemudian mengusulkan kepada Program

Manager agar diproses lebih lanjut.

Satuan hasil: Lembar Usulan Spesifikasi Teknis

II.A.3.f. Memberikan presentasi hasil kegiatannya dalam pertemuan

secara berkala yang diselenggarakan dan dipimpin oleh Program

Director dan dihadiri oleh Insinyur Kepala (Chief Engineer) dan

Manajer Program (Program Manager)

II.A.3.f.1 Mempersiapkan materi presentasi laporan hasil kegiatan

Struktur Rincian Kerja (WBS) yang dipimpinnya

Mengumpulkan bahan-bahan dari masing-masing work package

yang dipimpinnya dan mempersiapkan presentasi kepada Program

Director.

Satuan hasil: Materi Presentasi

II.A.3.f.2 Memberikan presentasi hasil kegiatan di hadapan Kepala

Program (Program Director) secara berkala (paparan, diskusi dan

kesimpulan)

Melaksanakan presentasi kepada Program Director berkaitan

dengan hasil pekerjaan yang dipimpinnya. Didalam pertemuan

tersebut dilakukan diskusi- diskusi dan pengambilan kesimpulan atas

berbagai hal yang diperlukan agar tercapai hasil kerja yang optimal.

Satuan hasil: Materi Presentasi dan daftar hadir

II.A.3.g Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya.

Lihat II.A.1.b

Page 78: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 24

Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader) pada OFK tipe C, Butir-butir kegiatan

yang dapat di klaim untuk Sistem Informasi dan Pelaporan adalah sebagai

berikut :

Catatan: aturan naik dan turun satu jenjang sesuai Bab 4.2 tetap berlaku untuk klaim Angka

Kredit

Group Leader berperan sebagai Kepala Program (Program Director)

II.A.8.a Melakukan perencanaan program bersama Pengelola Program (Program

Manager) dan Insinyur Kepala (Chief Engineer) membentuk organisasi

program, menentukan jumlah struktur rincian kerja (WBS) dan jumlah

paket pekerjaan (WP) untuk setiap struktur rincian kerja (WBS)

II.A.8.b Mengangkat personil-personil yang terlibat dalam program atas usulan

Insinyur Kepala (Chief Engineer), dan Program Manajer (Program

Manager)

II.A.8.d.2 Melaporkan jalannya program serta mempertanggung jawabkan hasil

program secara berkala kepada kepala unit struktural (pimpinan terkait)

yang memberi pekerjaan

II.A.8.e Menyosialisasikan hasil program kepada para Stakeholders terkait untuk

dilakukan Uji Operasional dan Evaluasi :

1. Memberikan presentasi mengenai program berjalan 2. Memperagakan hasil-hasil program

II.A.8.f Mempresentasikan serta mempertahankan usulan Hak Atas Kekayaan

Inteletual di hadapan yang berwenang

Group Leader

II.A.8.a.1 Mengkombinasikan hasil-hasil dari seluruh Paket Pekerjaan (WP) yang

berada di bawahnya dalam kelompok

II.A.8.a.1 Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja (WBS) untuk

masalah desain

II.A.8.a.2 Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja (WBS) untuk

masalah testing

II.A.8.a.3 Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja (WBS) untuk

masalah eksplorasi

II.A.8.a.4 Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja (WBS) untuk

masalah observasi

Page 79: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 25

II.A.8.a.5 Melaksanakan sub-integrasi produk WBS untuk masalah pengukuran

II.A.8.a.6 Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja (WBS) untuk

masalah modifikasi

II.A.8.a.7 Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja (WBS) untuk

masalah perawatan

II.A.8.c Mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan ketepatan waktu,

pendanaan, dan pengadaan barang sesuai dengan struktur rincian kerja

(WBS) nya dengan melakukan iterasi yang terkait dengan ketersediaan

aliran pendanaan

II.A.8.d Membuat perencanaan kontrak kerjasama teknis dengan pihak lain

bersama Manajer Program (Program Manager)

II.A.8.e Mengusulkan pengadaan barang dan spesifikasinya kepada Manajer

Program (Program Manager)

II.A.8.g Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau berbahaya

II.B.1.a. Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer) mempersiapkan buku

acuan program (Program Manual)

II.B.4.c. Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader) menyetujui catatan teknis (TN)

II.B.5.b. Sebagai Ketua Sub Kelompok (Group Leader) memeriksa Laporan

Teknis (Technical Report) atau revisi laporan teknis (Technical

Memorandum)

II.B.6.a. Sebagai Ketua Sub Kelompok (Group Leader) mempersiapkan dokumen

teknis (Technical Document)

II.B.7.a. Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer) mempersiapkan (Program

Document)

II.B.8.c. Sebagai Kepala Program menyetujui laporan pemantauan dan

pengendalian kemajuan kegiatan (Progress Control and Monitoring)

II.A.4. Sebagai Asisten Manajer Program (Assistant Program

Manager)

II.A.4.a. Membuat perencanaan jadwal pelaksanaan kegiatan dan

pendanaan bersama dengan Manajer Program (Program Manager)

Page 80: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 26

II.A.4.a.1) Mengusulkan metoda pengendalian proyek, dan sejenisnya

untuk penjadwalan dan pengendalian program

Memberikan usulan alternatif metoda pengendalian proyek

kepada Manajer Program (Program Manager) untuk penjadwalan dan

pengendalian program (Program Control and Monitoring), serta

mendiskusikannya dengan Manajer Program (Penjelasan metoda

pengendalian proyek lihat Sub Bab 5.3).

Satuan Hasil: Lembar Kerja

II.A.4.a.2) Mengusulkan rencana pendanaan yang telah dikoordinasi-

kan dengan pihak-pihak terkait

Memberikan usulan tentang rencana pendanaan kepada Program

Manager dimana usulan rencana pendanaan tersebut telah didiskusi-

kan dan dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait lainnya.

Satuan Hasil: Lembar Kerja

II.A.4.b. Menyiapkan draft kontrak kerjasama teknis dengan pihak

lain bersama Program Manager

Memberikan usulan draft kontrak kepada Program Manager tentang

kerjasama teknis dengan pihak lain untuk kemudian ditetapkan

menjadi kontrak kerjasama oleh yang berwenang sesuai dengan

peraturan.

Satuan Hasil: Draft Kontrak

II.A.4.c. Mengusulkan pengadaan barang melalui Pengelola

anggaran sesuai dengan spesifikasi yang diusulkan Ketua

Kelompok (Group Leader) bersama Manajer Program (Program

Manager)

Bersama Manajer Program dan Ketua Kelompok (Group Leader)

mendiskusikan tentang spesifikasi teknis barang yang akan diadakan.

Kemudian mengusulkan pengadaan barang tersebut kepada unit kerja

yang berwenang.

Satuan Hasil: Lembar Kerja

II.A.4.d. Melaksanakan evaluasi berkala dengan para Ketua Kelompok

(Group Leader) bersama Manajer Program (Program Manager)

Page 81: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 27

II.A.4.d.1) Melakukan penyesuaian jadwal kegiatan terhadap kondisi

pendanaan yang berjalan, mendiskusikan dampak kesesuaian

pendanaan yang baru terhadap produk kerja

Bersama Manajer Program dan Ketua Kelompok (Group Leader)

melakukan evaluasi berkala tentang perencanaan kegiatan berdasar-

kan kondisi pendanaan yang berjalan, dan mengusulkan langkah-

langkah penyesuaian jadwal dan sasaran kegiatan.

Satuan Hasil: Lembar Kerja

II.A.4.d.2) Mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan ketepatan waktu

pengadaan barang

Memberikan masukan dan usulan kepada Program Manager dalam

melakukan evaluasi berkala berkaitan dengan ketepatan waktu

pengadaan barang, dan mengusulkan langkah-langkah

penyesuaian terhadap perencanaan.

Satuan Hasil: Lembar Kerja

II.A.4.e. Memantau jalannya program ditinjau dari segi waktu dan dana

II.A.4.e.1) Melaksanakan Pemantauan dan Pengendalian Kemajuan Kegiatan

(Progress Control and Monitoring/PCM) bersama Manajer

Program (Program Manager)

Bersama Program Manager melaksanakan pemantauan dan

pengendalian jalannya program ditinjau dari segi waktu dan dana

berdasarkan metoda yang telah ditetapkan oleh Program Manager.

Satuan Hasil: Draft PCM Report

II.A.4.e.2) Menyusun draft laporan kemajuan program dari segi waktu

dan dana

Menyusun draft bahan laporan secara berkala berdasarkan data yang

mutakhir mengenai jalannya program ditinjau dari segi waktu dan

pendanaan.

Satuan Hasil: Draft Laporan

II.A.4.f. Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya.

Lihat II.A.1.b

II.A.5. Manajer Program (Program Manager)

Page 82: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 28

II.A.5.a. Membuat perencanaan jadwal pelaksanaan kegiatan

dan pendanaan.

I.A.5.a.1) Merencanakan jadwal pendanaan program yang telah ditetapkan

II.A.5.a.1.(a) Memberikan metoda pengendalian proyek, dan sejenisnya untuk

penjadwalan dan pengendalian program

Memilih dan menentukan metoda pengendalian proyek untuk

penjadwalan dan pengendalian program (Progress Control

and Monitoring).

Satuan Hasil: Lembar Instruksi

II.A.5.a.1.(b) Membuat rencana pendanaan yang telah dikoordinasikan

dengan pihak-pihak terkait

Melakukan koordinasi dengan unit kerja keuangan melalui pengelola

anggaran dari setiap satuan kerja yang terlibat untuk pembuatan

rencana pendanaan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Satuan Hasil: Lembar Kerja

II.A.5.b. Menetapkan kontrak kerjasama teknis dengan pihak lain

Bersama Ketua Kelompok (Group Leader) membuat konsep kontrak

kerjasama teknis dengan pihak lain untuk kemudian ditetapkan

menjadi kontrak kerjasama oleh yang berwenang sesuai dengan

peraturan.

Satuan Hasil: Kontrak Kerjasama atau Draft Kontrak Kerjasama

II.A.5.c. Mengusulkan pengadaan barang melalui Pengelola

Anggaran se-suai dengan spesifikasi yang diusulkan Ketua

Kelompok (Group Leader)

Mendiskusikan dengan Ketua Kelompok (Group Leader) tentang

spesifikasi teknis barang yang akan diadakan. Kemudian mengusulkan

pengadaan barang tersebut kepada unit kerja yang berwenang.

Yang dimaksud dengan pengadaan barang adalah pengadaan

barang/jasa.

Satuan Hasil: Lembar Kerja

II.A.5.d. Melaksanakan evaluasi berkala dengan para Group Leader

Page 83: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 29

II.A.5.d.1) Melakukan penyesuaian jadwal kegiatan terhadap kondisi

pendanaan yang berjalan, mendiskusikan dampak

kesesuaian pendanaan yang baru terhadap produk kerja

Melakukan evaluasi berkala perencanaan kegiatan berdasarkan

kondisi pendanaan yang berjalan, dan mengambil langkah-langkah

penyesuaian jadwal dan sasaran kegiatan.

Satuan Hasil: Lembar Keputusan

II.A.5.d.2) Mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan ketepatan waktu

pengadaan barang

Melakukan evaluasi berkala berkaitan dengan ketepatan waktu

pengadaan barang/jasa, dan menetapkan langkah-langkah

penyesuaian terhadap perencanaan.

Satuan Hasil: Lembar Keputusan

II.A.5.e. Memantau jalannya program ditinjau dari segi waktu dan dana

II.A.5.e.1) Melaksanakan Pemantauan dan Pengendalian Kemajuan

Kegiatan (PCM)

Melaksanakan pemantauan dan pengendalian jalannya program

ditinjau dari segi waktu dan dana berdasarkan metoda yang telah

ditetapkan pada butir II.A.5.a.1.(a).

Satuan Hasil: Laporan PCM (PCM Report)

II.A.5.e.2) Menyusun Laporan Kemajuan Program dari segi waktu dan dana

Menyusun bahan laporan secara berkala berdasarkan informasi

yang benar dan mutakhir mengenai jalannya program ditinjau dari

segi waktu dan pendanaan.

Satuan Hasil: Laporan (Materi Presentasi)

II.A.5.e.3) Mempresentasikan laporan kemajuan program dari segi waktu

dan dana di hadapan Kepala Program (Program Director)

secara berkala.

Melaksanakan presentasi kepada Program Director berkaitan dengan

kemajuan program dari segi waktu dan dana berdasarkan informasi

yang benar dan mutakhir. Didalam pertemuan tersebut dilakukan

diskusi-diskusi dan pengambilan kesimpulan atas berbagai hal yang

diperlukan agar tercapai hasil kerja yang optimal.

Satuan Hasil: Materi Presentasi

Page 84: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 30

II.A.5.f. Membentuk Organisasi Fungsional Program bersama Kepala

Program (Program Director) dan Insinyur Kepala (Chief Engineer)

Membentuk Organisasi Fungsional Kerekayasaan yang akan diguna-

kan dalam menjalankan program berdasarkan Program

Objective (pembentukan Organisasi Fungsional Kerekayasaan lihat

Bab III).

Satuan Hasil: Lembar Keputusan

II.A.5.g. Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya

Lihat II.A.1.b

II.A.6. Asisten Insinyur Kepala (Assistant Chief Engineer)

Tugas pokok Asisten Insinyur Kepala adalah menyiapkan,

memberikan usulan, dan membantu tugas Insinyur Kepala dalam

melaksanakan perannya.

II.A.6.a Menyiapkan draft Engineering/ Test/ Production manual

II.A.6.a.1) Menyiapkan draft buku acuan kerekayasaan (Engineering Manual)

Sudah jelas. (Lihat penjelasan tentang Engineering Manual pada Bab

5.2.1).

Satuan Hasil: Engineering Manual (draft)

II.A.6.a.2) Menyiapkan draft buku acuan pengujian (Test Manual)

Sudah Jelas. (Lihat penjelasan tentang Test Manual pada Bab 5.2.1)

Satuan Hasil: Test Manual (draft)

II.A.6.a.3) Menyiapkan draft buku acuan produksi (Production Manual)

Sudah jelas. Lihat penjelasan tentang Production Manual pada Bab

5.2.1)

Satuan Hasil: Production Manual (draft)

II.A.6.b. Mengusulkan personil yang sesuai serta klasifikasi dan sandi

kerja (job code)

Mengusulkan klasifikasi dan sandi kerja (job code) personil yang

dibutuhkan.

Satuan Hasil: Lembar Kerja

Page 85: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 31

II.A.6.c. Mengusulkan rencana waktu keterlibatan personil dalam tiap

program

Mengusulkan perencanaan personil sesuai dengan kompetensi,

waktu penugasan, dan penempatan berdasarkan kebutuhan program.

Satuan Hasil: Lembar Kerja

II.A.6.d. Menyiapkan pertemuan dalam rangka koordinasi kerja

Menyusun jadwal rapat, mempersiapkan dokumen rapat dan

membuat notulensi rapat

Satuan Hasil: Lembar Kerja

II.A.6.e. Memantau pelaksanaan program bersama Insinyur Kepala

(Chief Engineer )

Melakukan pemantauan sebagai bagian supervisi yang dilakukan

oleh Chief Engineer kepada para Ketua Kelompok (Group Leader)

agar kegiatan WBS yang satu dengan yang lain dapat

diselaraskan untuk memenuhi DR&O yang telah ditetapkan.

Satuan Hasil: Lembar Kerja

II.A.6.f. Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya.

Lihat II.A.1.b

II.A.7. Insinyur Kepala (Chief Engineer)

II.A.7.a. Membentuk Organisasi Program bersama Kepala Program

(Program Director) dan Manajer Program (Program Manager)

Membentuk Organisasi Fungsional Kerekayasaan yang akan diguna-

kan dalam menjalankan program berdasarkan Program Objective

(pembentukan Organisasi Fungsional Kerekayasaan lihat Bab III).

Satuan Hasil: Lembar Keputusan

II.A.7.b. Membuat perencanaan SDM yang sesuai kebutuhan, ber-

koordinasi dengan para Kepala Unit Struktural yang terlibat

dalam program

II.A.7.b.1) Merencanakan waktu keterlibatan personil dalam tiap program

Menyusun perencanaan personil sesuai dengan kompetensi,

waktu penugasan, dan penempatan berdasarkan kebutuhan program.

Satuan Hasil: Lembar Kerja

Page 86: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 32

II.A.7.b.2) Mendiskusikan dan menetapkan Sumber Daya Manusia yang

terlibat dalam program dengan para Kepala Unit Struktural

Mendiskusikan personil-personil yang direncanakan pada II.A.7.b.1

dengan para Kepala Unit Struktural dan mengusulkan personil

yang telah disepakati kepada Kepala Program (Program Director)

dalam bentuk Draft SK Tim Kerja.

Satuan Hasil: Draft SK Tim Kerja atau Draft Surat Keterangan

II.A.7.c. Mengevaluasi dan menyetujui usulan spesifikasi teknis barang

yang diusulkan Ketua Kelompok (Group Leader)

Mengevaluasi dan memutuskan spesifikasi teknis barang yang

telah diusulkan Ketua Kolompok (Group Leader).

Satuan Hasil: Lembar Keputusan

II.A.7.d. Mengintegrasikan hasil-hasil dari seluruh WBS ditinjau dari

kualitas teknik pemenuhan Design, Requirement, and Objective

(DR&O)

II.A.7.d.1) Memberikan supervisi teknis untuk penyelarasan kinerja secara

rutin

Melaksanakan supervisi dan memberikan instruksi teknik kepada

para Ketua Kelompok (Group Leader) agar kegiatan WBS yang

satu dengan yang lain dapat diselaraskan untuk memenuhi

DR&O yang telah ditetapkan.

Satuan Hasil: Lembar instruksi Teknik

II.A.7.d.2) Memberikan saran perbaikan, alternatif teknik yang lain

pada pertemuan diskusi dengan para Ketua Kelompok (Group

Leader) secara bersama atau sendiri-sendiri, untuk mendiskusi-

kan hasil-hasil program secara berkala

Sudah jelas.

Satuan Hasil: Lembar Keputusan

II.A.7.d.3) Melakukan optimasi desain (trade-off) terhadap kondisi batas

yang masih bisa dinegosiasi diantara struktur rincian kerja (WBS)

dan prioritasi hasil-hasil struktur rincian kerja (WBS) untuk

mendapatkan produk akhir yang paling sesuai pada akhir tahun

anggaran

Sudah jelas

Satuan Hasil: Lembar Keputusan

Page 87: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 33

II.A.7.e. Mempresentasikan hasil kegiatan secara teknis di hadapan kepala

program secara berkala

Melaksanakan presentasi kepada Program Director secara

berkala berkaitan dengan hasil kegiatan secara teknis berdasarkan

informasi yang benar dan mutakhir. Di dalam pertemuan tersebut

dilakukan diskusi-diskusi dan pengambilan kesimpulan atas berbagai

hal yang diperlukan agar tercapai hasil kerja yang optimal.

Satuan Hasil: Materi Presentasi dan daftar hadir

II.A.7.f. Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya.

Lihat II.A.1.b

II.A.8. Kepala Program (Program Director)

II.A.8.a. Melakukan perencanaan program bersama Pengelola Program

(Program Manager) dan Insinyur Kepala (Chief Engineer)

membentuk organisasi program, menentukan jumlah Struktur

Rincian Kerja (WBS) dan jumlah Paket Kerja (WP) untuk se-

tiap Struktur Rincian Kerja (WBS)

Sudah Jelas

Satuan Hasil: Lembar Kerja

II.A.8.b. Mengangkat personil–personil yang terlibat dalam program

serta pejabat-pejabat fungsional atas usulan Insinyur Kepala

(Chief Engineer), dan Manajer Program (Program Manager)

Sudah Jelas. Lihat II.A.7.b.2.

Satuan Hasil: Surat Keputusan atau Surat Keterangan

II.A.8.c. Mendiskusikan jalannya program ditinjau dari segi teknik

ketepatan waktu dan pendanaan secara berkala bersama para

Ketua Kelompok (Group Leader), Manajer Program (Program

Manager) dan Insinyur Kepala (Chief Engineer)

Mengadakan pertemuan dengan Chief Engineer, Program Manager

dan Group Leader untuk membahas hasil-hasil yang telah dicapai

ditinjau dari segi teknik, dana dan jadwal. Di dalam pertemuan tersebut

dilakukan diskusi-diskusi dan pengambilan keputusan atas berbagai

hal yang diperlukan agar tercapai hasil kerja yang optimal.

Satuan Hasil: Lembar Keputusan

Page 88: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 34

II.A.8.d. Memantau jalannya program

II.A.8.d.1) Memberikan saran-saran pada setiap fasa penelaahan

program (program review): tahap persiapan (Preliminary), tahap

rinci (Detail), tahap kritis (Critical) dan tahap akhir (Final)

Memberikan saran-saran dan instruksi pada setiap fasa program

review terhadap jalannya program secara keseluruhan (teknis, waktu

dan dana).

Satuan Hasil: Lembar Instruksi Teknik

II.A.8.d.2) Melaporkan jalannya program serta mempertanggung jawabkan

hasil program kepada kepala unit struktural (pimpinan terkait)

yang memberi pekerjaan secara berkala

Sudah Jelas.

Satuan Hasil: Materi Presentasi

II.A.8.e. Mensosialisasikan hasil program kepada para Stakeholders

terkait untuk dilakukan Uji Operasional dan Evaluasi

II.A.8.e.1) Memberikan presentasi mengenai program berjalan

Menyiapkan bahan presentasi dan mempresentasikan hasil

program kepada pihak terkait dalam rangka melaksanakan tahap uji

operasional dan evaluasi (OT & E).

Satuan Hasil: Materi Presentasi

II.A.8.e.2) Memperagakan hasil-hasil program

Mensosialisasikan hasil program melalui peragaan cara kerja produk.

Satuan Hasil: Benda Kerja/Lembar Benda Kerja (Product

Working Sheet)

II.A.8.f. Mempresentasikan serta mempertahankan usulan Hak atas

Kekayaan Intelektual di hadapan yang berwenang.

Sudah Jelas

Satuan Hasil: Dokumen HKI

II.A.8.g. Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya.

Lihat II.A.1.b

Page 89: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 35

II.B. Melaksanakan penyusunan Pedoman/Acuan dan Pembuatan Laporan

dalam Organisasi Fungsional Kerekayasaan

Dalam tugas penyusunan pedoman/ acuan dan pembuatan laporan dalam

organisasi Fungsional Kerekayasaan terdapat 3 peran dalam tugas tersebut, yaitu

mempersiapkan (prepared by), memeriksa (checked by), dan menyetujui (approved

by).

”Mempersiapkan”, yaitu tugas untuk mengumpulkan, menganalisa,

membuat dan menyusun laporan sesuai dengan persyaratan yang

ditentukan dan kaidah-kaidah laporan yang telah ditetapkan pada juknis ini dan

menandata-ngani laporan yang telah dibuat.

”Memeriksa”, yaitu tugas untuk membaca, memeriksa, dan mengoreksi/

memperbaiki laporan yang diterima sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah

ditetapkan pada juknis ini serta menandatangani laporan yang telah diperbaiki.

”Menyetujui”, yaitu tugas untuk membaca, memeriksa ulang dan mengoreksi/

memperbaiki laporan yang telah diperiksa sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah

ditetapkan pada juknis ini serta menandatangani laporan yang telah dikoreksi.

Adapun penjelasan pedoman/acuan dan pelaporan yang harus dibuat sebagai

berikut.

II.B.1. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Program (Program Manual)

Program manual untuk organisasi fungsional tipe C minimal untuk kegiatan 3

bulan, tipe B minimal 6 bulan, dan tipe A minimal 1 tahun.

Untuk nilai dari mempersiapkan, memeriksa, dan menyetujui Program Manual

adalah sebagai berikut:

Type OFK Mempersiapkan Memeriksa Menyetujui

Type A 100% 100% 100%

Type B 100% 100% 100%

Type C

Delapan bulan – Satu

tahun

75 75 0

Empat – Tujuh bulan 55 55 0

Kurang dari empat bu-

lan

35 35 0

II.B.1.a. Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer) mempersiapkan buku acuan

program (Program Manual)

Satuan hasil: Program Manual

II.B.1.b. Sebagai Program Manager memeriksa buku acuan program (Program

Manual)

Satuan hasil: Program Manual

Page 90: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 36

II.B.1.c. Sebagai Kepala Program menyetujui buku acuan program (Program

Manual)

Satuan hasil: Program Manual

II.B.2. Menyusun Pedoman Pelaksanaan Desain (Design Manual) yang terdiri

dari Design Requirement Objective (DR&O), State of The Art Method,

Mean of Compliance, Engineering Drawing and Documentation,

Design Scheduling

II.B.2.a. Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader) mempersiapkan buku acuan

desain (Design Manual)

Satuan hasil: Desain Manual

II.B.2.b. Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer) memeriksa buku acuan desain

(Design Manual)

Satuan hasil: Desain Manual

II.B.2.c. Sebagai Kepala Program menyetujui buku acuan desain (Design Manual)

Satuan hasil: Desain Manual

II.B.3. Menyusun Pedoman Pelaksanaan Kerekayasaan/ Pengujian/Produksi

(Engineering/Test/Production Manual)

II.B.3.a Menyusun Engineering Manual yang sekurang-kurangnya terdiri dari

Tujuan Perekayasaan (Engineering Objective), metoda kerekayasaan

(Engineering Method), definisi parameter (parameter definition),

penjadwalan (scheduling) untuk kegiatan prototyping dan atau audit

teknologi, dan atau sertifikasi, dan atau standardisasi

II.B.3.a.1) Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader) mempersiapkan buku acuan

perekayasaan (Engineering Manual)

Satuan hasil: Engineering Manual

II.B.3.a.2) Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer) memeriksa buku acuan

perekayasaan (Engineering Manual)

Satuan hasil: Engineering Manual

II.B.3.a.3) Sebagai Kepala Program menyetujui buku acuan perekayasaan

(Engineering Manual)

Satuan hasil: Engineering Manual

II.B.3.b. Menyusun buku acuan pengujian (Test manual)

Page 91: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 37

II.B.3.b.1) Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader) mempersiapkan buku acuan

pengujian (Test manual) yang terdiri dari tujuan pengujian (test objective,

test method, parameter definition, instrument system, test article system,

test operation, data analysis, integration, and deploy system, engineering

test scheduling)

Satuan hasil: Test Manual

II.B.3.b.2) Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer) memeriksa buku acuan

pengujian (Test manual)

Satuan hasil: Test Manual

II.B.3.b.3) Sebagai Kepala Program menyetujui buku acuan pengujian (Test manual)

Satuan hasil: Test Manual

II.B.3.c. Menyusun Production manual yang terdiri dari production method,

production scheduling, sub assembly, general assembly, product

integration

II.B.3.c.1) Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader) mempersiapkan buku acuan

produksi (Production Manual)

Satuan hasil: Production Manual

II.B.3.c.2) Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer) memeriksa buku acuan produksi

(Production Manual)

Satuan hasil: Production Manual

II.B.3.c.3) Sebagai Kepala Program menyetujui buku acuan produksi (Production

Manual)

Satuan hasil: Production Manual

II.B.4. Menyusun Catatan Teknis (Technical Notes), yaitu menuliskan hasil-

hasil kerja dari setiap Staf Perekayasa (Engineering Staff) setiap saat

dari kegiatan yang dilakukan

Yang dimaksud setiap saat adalah sesuai interval waktu penerbitan sistem

pelaporan yang jumlah setiap fasa telah ditetapkan dalam Program Manual.

II.B.4.a. Sebagai Staf Perekayasa (Engineering Staff) mempersiapkan Catatan

Teknis (Technical Notes)

Satuan hasil: Technical Note

Page 92: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 38

II.B.4.b. Sebagai Ketua Sub Kelompok (Leader) memeriksa Catatan Teknis

(Technical Notes)

Satuan hasil: Technical Note

II.B.4.c. Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader) menyetujui Catatan Teknis

(Technical Notes)

Satuan hasil: Technical Note

II.B.5. Menyusun Laporan Teknis (Technical Report) atau revisi Laporan

Teknis (Technical Memorandum) yang merupakan hasil dari kegiatan

Ketua Sub Kelompok (Leader) dengan acuan Catatan Teknis

(Technical Report) dari para Staf Perekayasa (Engineering Staff) yang

terlibat

II.B.5.a. Sebagai Ketua Sub Kelompok (Leader) mempersiapkan Laporan Teknis

(Technical Report) atau revisi Laporan Teknis (Technical Memorandum)

Satuan hasil: Technical Report

II.B.5.b. Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader) memeriksa Laporan Teknis

(Technical Report) atau revisi Laporan Teknis (Technical Memorandum)

Satuan hasil: Technical Report

II.B.5.c. Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer) menyetujui Laporan Teknis

(Technical Report) atau revisi Laporan Teknis (Technical Memorandum)

Satuan hasil: Technical Report

II.B.6. Menyusun dokumen teknis (Technical Document) yang merupakan

hasil kerja Ketua Kelompok (Group Leader) yang merupakan

rangkuman hasil-hasil Paket Kerja (WP) yang terkait dengan acuan

Laporan Teknis (Technical Report) yang dihasilkan

II.B.6.a. Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader) mempersiapkan dokumen teknis

(Technical Document)

Satuan hasil: Technical Document

II.B.6.b. Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer) memeriksa dokumen teknis

(Technical Document)

Satuan hasil: Technical Document

II.B.6.c. Sebagai Kepala Program menyetujui dokumen teknis (Technical

Document)

Satuan hasil: Technical Document

Page 93: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 39

II.B.7. Membuat Program Document yang merupakan integrasi hasil-hasil

kerja setiap Ketua Kelompok (Group Leader) yang terlibat dengan

acuan pada seluruh dokumen teknis (Technical Document) yang

dihasilkan

II.B.7.a. Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer) mempersiapkan Laporan akhir

program (Program Document)

Satuan hasil: Program Document

II.B.7.b. Sebagai Manajer Program (Program Manager) memeriksa Laporan akhir

program (Program Document)

Satuan hasil: Program Document

II.B.7.c. Sebagai Kepala Program menyetujui Laporan akhir program (Program

Document)

Satuan hasil: Program Document

II.B.8. Menyusun Laporan pemantauan dan pengendalian kemajuan

(Progress Control and Monitoring), yaitu membukukan dan

merangkum hasil kerja Manajer Program (Program Manager) dan

Asisten Manajer Program (Assistant Program Manager) dalam bentuk

dokumen yang meliputi evaluasi program terhadap dana serta

perubahan- perubahannya

II.B.8.a. Sebagai Manajer Program (Program Manager) mempersiapkan Laporan

pemantauan dan pengendalian kemajuan (Progress Control and Monitoring)

Satuan hasil: Progress Control and Monitoring

II.B.8.b. Sebagai Manajer Program (Program Manager) memeriksa Laporan

pemantauan dan pengendalian kemajuan (Progress Control and

Monitoring)

Satuan hasil: Progress Control and Monitoring

II.B.8.c. Sebagai Kepala Program menyetujui Laporan pemantauan dan

pengendalian kemajuan (Progress Control and Monitoring)

Satuan hasil: Progress Control and Monitoring

III. Pengembangan Profesi

Perekayasa Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a sampai

dengan Perekayasa Utama pangkat Pembina Utama Madya golongan

ruang IV/d yang akan naik pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi

diwajibkan mengumpulkan sekurang-kurangnya 12 (dua belas) angka

Page 94: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 40

kredit dari unsur pengembangan profesi.

Apabila yang bersangkutan memperoleh AK melebihi minimal yang

disyaratkan, maka kelebihan tersebut merupakan tabungan yang dapat

digunakan untuk klaim syarat kenaikan jabatan/pangkat berikutnya

Kegiatan Pengembangan Profesi adalah bagian dari kegiatan unsur

utama. Kegiatan pada pengembangan profesi ini terdiri atas:

III.A Penyebarluasan Produk Teknologi Sesuai Dengan Tugas Dalam

Program Yang Sedang Berjalan

III.A.1. Membuat karya tulis di bidang kerekayasaan

Penyebarluasan produk teknologi sesuai dengan tugas dalam rangka

pengembangan profesi dilakukan dengan pembuatan karya tulis ilmiah

di bidang kerekayasaan atau sesuai kompetensi yang bersangkutan/unit

kerja.

III.A.1.a. Dalam bentuk buku yang dipublikasikan internasional

Buku yang dapat dinilaikan adalah buku yang merupakan karya tulis

ilmiah kerekayasaan, dengan ketentuan sebagai berikut :

Memuat sekurang-kurangnya judul buku, nama penulis, nama

penerbit, tercantum nama institusi penerbit, ISBN/ISSN, kata

pengantar/prakata, daftar isi, daftar referensi.

Jumlah halaman isi buku minimal 100 halaman ukuran A4 dengan 1.5

spasi dengan font arial 12. Ukuran lain dapat dikonversi dengan ukuran di

atas.

Apabila jumlah halaman kurang dari ketentuan tersebut, maka karya

tulis tersebut dinilai sebagai karya tulis dalam bentuk makalah.

Ditulis dalam bahasa internasional.

Dipublikasikan pada minimal 2 negara.

Satuan Hasil: Buku

III.A.1.b. Dalam bentuk buku yang dipublikasikan nasional

Penjelasan lihat di butir III.A.1.a.

Apabila KTI berbentuk buku ber ISBN dan dipublikasikan, yang terdiri dari

kumpulan makalah dengan judul dan penyusun yang berbeda, maka setiap

bagian buku (makalah) hanya dapat dinilai sebagai makalah yang

diterbitkan.

Satuan Hasil: Buku

Page 95: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 41

III.A.1.c. Dalam bentuk makalah di majalah ilmiah internasional

Makalah yang dapat dinilaikan adalah makalah yang merupakan karya

tulis ilmiah perekayasaan, dengan ketentuan sebagai berikut:

Makalah tersebut merupakan bagian dari peran dan tugas yang

bersangkutan dalam organisasi fungsional kerekayasaan atau sesuai

kompetensi yang bersangkutan/unit kerja.

Memuat sekurang-kurangnya judul makalah, nama penulis, nama

penerbit, tercantum nama institusi penerbit, ISSN, daftar isi, daftar referensi.

Makalah-makalah dari jurnal/majalah ilmiah internasional ditulis oleh minimal

2 penulis dari 2 negara yang berbeda.

Menggunakan bahasa internasional.

Satuan hasil: Makalah

III.A.1.d. Dalam bentuk makalah di majalah dan media massa nasional yang

diakui instansi pembina

a. Penjelasan makalah di majalah dan media massa cetak nasional :

Makalah tersebut merupakan bagian dari peran dan tugas yang

bersangkutan dalam organisasi fungsional kerekayasaan atau sesuai

kompetensi yang bersangkutan/ unit kerja.

Memuat sekurang-kurangnya judul makalah, nama penulis, nama

penerbit, tercantum nama institusi penerbit, ISSN, daftar isi, daftar

referensi.

b. Makalah bidang kerekayasaan yang dipublikasikan dalam media

massa elektronik.

Makalah yang dipublikasikan di website melampirkan print screen,

Makalah yang dipublikasikan dari penyiaran radio dan tv melampirkan

surat keterangan penayangannya dari media yang bersangkutan.

Satuan hasil: Makalah

III.A.1.e. Dalam bentuk makalah yang dipresentasikan pada pertemuan ilmiah,

yang tidak dipublikasikan

Makalah yang telah disampaikan pada pertemuan ilmiah dapat dinilai

sebagai makalah yang tidak dipublikasikan, apabila makalah tersebut

kemudian diterbitkan, maka penilaian hanya diberikan untuk selisih angka

kreditnya saja.

Page 96: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 42

Bukti dalam bentuk poster atau slide bahan presentasi merupakan sarana

untuk presentasi di dalam pertemuan ilmiah (seminar/ workshop/ kongres,

simposium), namun tidak dapat diajukan sebagai makalah sebelum

diubah menjadi naskah.

Yang dimaksud pertemuan ilmiah adalah suatu pertemuan formal yang

dihadiri minimum 10 orang dari unit satuan kerja terkait yang disahkan oleh

atasan langsung minimal eselon III.

Satuan Hasil: Makalah dan daftar hadir/sertifikat

Ketentuan umum tentang karya tulis ilmiah sebagai berikut:

Penulis tunggal mendapatkan 100% dari angka kredit

Jika ditulis oleh 2 orang, maka pembagian angka kreditnya ditetapkan 60% bagi

penulis pertama dan 40% bagi penulis kedua,

Jika ditulis oleh 3 orang, maka pembagian angka kreditnya 50% bagi penulis

pertama, dan masing-masing 25 % bagi penulis kedua dan ketiga.

Jika ditulis oleh 4 orang, pembagian angka kreditnya ditetapkan 40% bagi

penulis pertama dan sisanya dibagi sama rata diantara penulis pembantu.

Jika ditulis oleh lebih dari 4 orang penulis, maka penulis ke-5 dan

seterusnya tidak mendapatkan angka kredit.

Buku atau makalah yang diterbitkan dalam dua bahasa atau lebih, hanya dapat

dinilaikan salah satunya yang lebih menguntungkan.

Buku dan makalah yang diterbitkan dalam bentuk elektronik jurnal yang memenuhi

kriteria karya tulis ilmiah dapat dinilai sama dengan jurnal yang diterbitkan, dengan

ketentuan disertakan dokumen dalam bentuk cetakan/hard copy.

Makalah ilmiah yang diterbitkan dalam suatu prosiding dengan ISBN/ISSN dapat

dinilai 100% dari makalah ilmiah yang diterbitkan, apabila prosiding tidak ber ISBN/ISSN

dikategorikan sebagai makalah ilmiah yang tidak diterbitkan, dengan ketentuan

sebagaimana III.A.1.e. di atas.

Pengusulan dokumen penilaian dilegalisir atasan langsung minimal eselon III serta

dilampiri dengan fotokopi halaman depan (cover), nomor ISBN/ISSN, tanggal/ tahun

penerbitan, daftar dewan redaksi, daftar isi, dan kata pengantar.

III.B. Pendayagunaan Produk Teknologi

Pendayagunaan produk teknologi adalah pelaksanaan penerapan teknologi

untuk berbagai keperluan sesuai dengan kebutuhan pengguna teknologi.

Pendayagunaan produk teknologi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

Page 97: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 43

III.B.1. Mendayagunakan produk teknologi yang memperoleh HAKI (kecuali

Merk)

HAKI yang dapat dinilai adalah HAKI dengan ketentuan-ketentuan sebagai

berikut:

HAKI yang telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Hukum

dan HAM dengan melampirkan bukti (foto kopi) dari dokumen

persetujuan HAKI, dan telah disyahkan oleh pejabat yang berwenang di

unit kerjanya.

Apabila penemu lebih dari 1 orang, maka masing-masing penemu yang

terlibat mempunyai nilai yang sama,

HAKI yang terdaftar di luar negeri dapat diberikan nilai sesuai dengan

nilai yang diperoleh di dalam negeri.

Satuan Hasil: Dokumen

III.B.2. Mendayagunakan produk teknologi terjual & memperoleh royalti

HAKI yang telah dimanfaatkan oleh pengguna berdasarkan kerjasama dapat

diberikan nilai.

Satuan Hasil: Dokumen

III.C. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk Teknis Pengelolaan

Kegiatan Kerekayasaan.

Yang dimaksud dengan butir ini adalah penyusunan Petunjuk Pelaksanaan

(Juklak) atau Petunjuk Teknis (Juknis) dan atau revisi yang merupakan

turunan dari Peraturan Pemerintah Kementerian Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara (Permen PAN) yang mengatur tentang Jabatan Fungsional

Perekayasa.

Keanggotaan dalam tim penyusun Juklak dan juknis tersebut di atas, dapat

dinilaikan berdasarkan dokumen yang telah ditandatangani dan surat tugas

dari Instansi Pembina Jabatan Fungsional Perekayasa. Setiap keanggotaan

diberikan nilai yang sama (masing-masing 100%).

Sedangkan buku atau dokumen petunjuk teknis yang terkait dengan

program/kegiatan dinilaikan sebagai dokumen Sistem Pelaporan (misalnya

Design Manual, Testing Manual, dll)

III.D Perolehan Sertifikat Profesi.

Sertifikat profesi merupakan sertifikat yang diperoleh dari kegiatan

dalam rangka pengembangan atau meningkatkan keahliannya di bidang

kerekayasaan. Sertifikat yang dapai dinilai adalah sertifikat yang

dikeluarkan oleh asosiasi/ organisasi profesi/ institusi yang telah diberi

Page 98: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 44

wewenang (bukan vendor). misalnya badan nasional sertifikasi profesi.

Contoh:

Sertifikat Design Dies and Mould dari Indonesian Mould and Dies

Industry Assosiation (IMDIA)

Sesuai pasal 6 ayat 3.d Permenpan No. PER/219/M.PAN/7/2008,

keanggotaan dalam Majelis Perekayasa dapat dinilaikan sebagai Sertifikasi

Profesi (1 kali per tahun).

III.E. Penerjemahan/Penyaduran Buku dan Bahan Lain Di

Bidang Kerekayasaan

Kegiatan penerjemahkan/ penyaduran buku adalah penyusunan baku di

bidang kerekayasaan berdasarkan kegiatan alih-bahasa dari buku

berbahasa asing menjadi buku berbahasa Indonesia atau sebaliknya.

Tujuan penerjemahan dan penyaduran adalah untuk mempermudah dan

memperluas pemanfaatan buku tersebut. Buku hasil terjemahan/saduran

dapat dinilai dengan ketentuan sebagai berikut:

Mencantumkan fotokopi buku pada terbitan asli;

Buku yang diterjemahkan/disadur adalah buku ilmiah di

bidang kerekayasaan yang terkait dengan program/ kegiatan

kerekayasaan yang dilakukan;

Buku terjemahan/saduran harus diterbitkan oleh penerbit

nasional/penerbit instansi minimal setingkat eselon II, yang disertai

nomor ISBN.

Ketentuan buku/makalah dll seperti pada butir III.A.

Satuan hasil: Buku/makalah

III.E.1. Menerjemahkan/menyadur di bidang kerekayasaan yang

dipublikasikan

III.E.1.a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional

Satuan Hasil: tiap buku

III.E.1.b. Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh lembaga yang berwenang

Satuan Hasil: makalah

III.E.2. Menerjemahkan/menyadur di bidang teknologi yang tidak

dipublikasikan

III.E.2.a. Dalam bentuk buku

Page 99: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 45

Satuan Hasil: tiap buku

III.E.2.b. Dalam bentuk makalah

Satuan Hasil: makalah

IV. Kegiatan Unsur Penunjang

Unsur penunjang adalah kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas

Perekayasa. Kegiatan yang menunjang pelaksanaan tugas Perekayasa,

meliputi:

IV.A. Pengajar/ pelatih di bidang kerekayasaan

Kegiatan sebagai Pengajar/Pelatih yang dapat dinilai adalah hanya

kegiatan di bidang Kerekayasaan, yang mencakup:

Mengajar Diklat

Membimbing siswa

Menyusun kurikulum/buku/diktat/modul berkaitan dengan pelatihan

kegiatan perekayasa

IV.A.1. Mengajar/melatih Diklat, per 2 Jam Pelajaran

Kegiatan mengajar/melatih pendidikan dan pelatihan dalam bidang

kerekayasaan dapat dinilai apabila ada surat tugas yang disetujui atau

dibuat oleh atasan langsung. Mengajar sebagai dosen reguler di perguruan

tinggi tidak dapat diajukan penilaiannya.

Satuan Hasil: Surat Tugas

IV.A.2. Membimbing Siswa

Yang dimaksud dengan membimbing siswa adalah dalam rangka kerja

praktek atau tugas akhir untuk mahasiswa DIII sampai dengan S-3 dalam

tugas kerekayasaannya.

Kegiatan membimbing dapat dinilai dengan ketentuan sebagai berikut:

Disertai dengan surat tugas dari pimpinan unit kerja

Disertai surat keterangan dari perguruan tinggi.

Disertai bukti kelulusan/tanda tamat mahasiswa yang bersangkutan

Membimbing:

o DIII-S1 : 1 angka kredit per orang,

o S2 : 1.5 angka kredit per orang, dan

o S3 : 2 angka kredit per orang

Page 100: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 46

Satuan Hasil: Surat Tugas, surat keterangan, dan bukti kelulusan

IV.A.3. Menyusun kurikulum/ buku/diktat/modul berkaitan dengan pelatihan

kegiatan perekayasa

Kegiatan penyusunan kurikulum /buku /diktat /modul merupakan materi

yang disusun dalam rangka pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di

bidang Kerekayasaan. Masing-masing jenis materi yang dihasilkan diberikan

nilai sama dengan ketentuan menyertakan materi yang dihasilkan

(kurikulum, buku, diktat atau modul) dan surat tugas dari pimpinan unit

kerja/unit kerja yang menugaskan. Diktat atau modul yang menjadi

pegangan di perguruan tinggi tidak dapat diajukan penilaiannya.

Satuan Hasil: Dokumen

IV.B. Peran serta Seminar/ Lokakarya/ Konferensi di bidang kerekayasaan

Keikutsertaan dalam pertemuan ilmiah (Seminar/Lokakarya/Konferensi/

Simposium/Workshop dan sejenisnya) yang dapat dinilai hanya di

bidang kerekayasaan. Penilaian didasarkan peran keikutsertaan pada

pertemuan ilmiah tersebut dengan disertai bukti sertifikat.

Apabila seorang Perekayasa berperan ganda pada suatu pertemuan ilmiah,

maka hanya dihitung satu peran yang paling tinggi.

Pertemuan yang dikategorikan sebagai rapat kerja atau pertemuan sejenis-

nya tidak dinilai.

IV.B.1. Pemrasaran

Satuan Hasil: Sertifikat

IV.B.2. Moderator/ pembahas/ narasumber

Satuan Hasil: Sertifikat

IV.B.3. Peserta

Satuan Hasil: Sertifikat

IV.C. Keanggotaan Dalam Organisasi Profesi Di Bidang Kerekayasaan

Seorang pejabat perekayasa dapat memperoleh angka kredit dari

keanggotaan dalam organisasi profesi setiap tahunnya, dengan ketentuan

bahwa yang bersangkutan berperan aktif di dalam organisasi profesi di

bidang kegiatan kerekayasaan.

Penilaian didasarkan pada bukti keanggotaan/Surat Keputusan

sebagai pengurus atau Kartu Anggota sebagai anggota biasa.

IV.C.1. Internasional

Page 101: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 47

Satuan Hasil: Surat Keputusan

IV.C.2. Nasional

Satuan Hasil: Surat Keputusan

IV.C.3. Daerah Propinsi/ Kabupaten/ Kota/ Kementerian/ LPNK

Satuan Hasil: Surat Keputusan

IV.D. Keanggotaan Tim Penilai Jabatan Fungsional Perekayasa

IV.D.1. Menjadi anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional Perekayasa secara aktif,

dan penilaian diperhitungkan untuk setiap DUPAK.

Tidak ada perbedaan angka kredit bagi Ketua dan anggota Tim Penilai

Pusat, Tim Penilai Instansi.

Satuan Hasil: PAK atau surat keterangan

IV.D.2. Menjadi anggota Mitra Bestari (Peer Reviewer) untuk setiap keanggotaan

yang dibuktikan dengan Surat Keputusan per tahun.

Peer Reviewer yang dimaksud adalah keanggotaan dalam majalah ilmiah

bidang kerekayasaan, penilaian kegiatan kerekayasaan skala nasional dan

internasional.

Satuan Hasil: Surat Keputusan

IV.E. Perolehan penghargaan/tanda jasa

Piagam kehormatan/tanda jasa yang dapat dinilai adalah piagam

kehormatan/tanda jasa yang diberikan oleh Pemerintah RI/ Organisasi

Ilmiah/ Organisasi Profesi.

Piagam kehormatan/tanda kehormatan/tanda jasa dari Pemerintah

termasuk tanda kehormatan. Piagam kehormatan/tanda kehormatan/tanda

jasa dari organisasi ilmiah/organisasi profesi/negara lain yang dapat

dinilai adalah yang berkaitan dengan karya di bidang kerekayasaan sesuai

dengan prestasi yang ditetapkan oleh Tim Penilai.

IV.E.1. Satyalancana Karya Satya 10 tahun

Satuan Hasil: Tanda Jasa

IV.E.2. Satyalancana Karya Satya 20 tahun;

Satuan Hasil: Tanda Jasa

IV.E.3. Satyalancana Karya Satya 30 tahun;

Satuan Hasil: Tanda Jasa

Page 102: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5- 48

IV.E.4. Satyalancana Pembangunan;

Satuan Hasil: Tanda Jasa

IV.E.5. Satyalancana Wirakarya;

Satuan Hasil: Tanda Jasa

IV.E.6. Bintang Jasa;

Satuan Hasil: Tanda Jasa

IV.E.7. Bintang Mahaputera.

Satuan Hasil: Tanda Jasa

IV.F. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya

Perolehan gelar kesarjanaan yang dapat dinilai adalah perolehan gelar

kesarjanaan dari perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan bidang tugas

kerekayasaannya baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional, dan

gelar kedua atau seterusnya dari tingkat kesarjanaan yang sama. Perolehan

gelar kesarjanaan ini mencakup:

Memperoleh gelar kehormatan akademis, seperti honoris kausa dan

gelar kehormatan sejenisnya.

Satuan Hasil: Penghargaan

Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya:

Pasca Sarjana (S-2) dengan angka kredit 10

Satuan Hasil: Ijazah

Doktor (S-3) dengan angka kredit 15

Satuan Hasil: Ijazah

Page 103: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

6-1

BAB VI

PEMBINAAN KARIR

Karir mempunyai arti yang penting bagi seorang pegawai dan memberikan pengaruh

terhadap motivasi kerja pegawai. Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 tentang

Pokok-pokok Kepegawaian menyebutkan bahwa pengembangan/ pembinaan karir

Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilakukan melalui jabatan struktural dan jabatan fungsional.

Mengingat terbatasnya jabatan struktural maka pengembangan karir PNS perlu

diarahkan kepada sistem pengembangan karir pegawai berbasis fungsional.

Pejabat Fungsional Perekayasa merupakan tenaga profesional dan kompeten yang

dituntut kinerjanya untuk dapat melaksanakan program teknologi, dan melalui

pelaksanaan tugasnya, Perekayasa dapat meniti kariernya hingga mencapai puncak

yang tertinggi.

6.1. Pengangkatan Pertama

Pengangkatan pertama seorang Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional

Perekayasa dapat dilakukan bilamana telah memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan, yaitu:

a. Berijazah minimal Sarjana (S-1)/Diploma-IV di bidang teknologi dan sesuai

dengan kualifikasi yang ditentukan;

b. Pangkat serendah-rendahnya Penata Muda, Golongan Ruang III/a;

c. Ada formasi untuk Jabatan Fungsional Perekayasa pada instansi yang

bersangkutan;

d. Surat Pernyataan dari Pimpinan Unit Kerja bahwa yang bersangkutan

mempunyai kompetensi untuk melakukan kegiatan teknologi sesuai tupoksi

unit kerja tersebut;

e. Semua unsur Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dalam DP3 pada 1

(satu) tahun terakhir sekurang-kurangnya bernilai baik;

Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional Perekayasa wajib

mengikuti dan lulus Pendidikan dan Pelatihan jabatan fungsional Perekayasa

selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun setelah diangkat sebagai Pejabat Fungsional

Perekayasa.

Pengangkatan pertama yang dimaksud pada butir 6.1. adalah pengangkatan

untuk mengisi lowongan formasi dari CPNS.

Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional Perekayasa,

pangkat dan golongan ruangnya ditetapkan sama dengan pangkat dan golongan

Page 104: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

6-2

ruang yang dimiliki, sedangkan jenjang jabatan Perekayasanya ditetapkan

berdasarkan angka kredit yang tertuang dalam Penetapan Angka Kredit yang

dimiliki.

6.2. Pengangkatan Dari Jabatan Lain

Seorang Pegawai Negeri Sipil dapat diangkat dalam jabatan fungsional

Perekayasa baik dari jabatan struktural maupun jabatan fungsional lain, bilamana

telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, yaitu:

a. Berijazah minimal Sarjana (S-1)/Diploma-IV dan sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi unit kerja yang bersangkutan;

b. Pangkat serendah-rendahnya Penata Muda, Golongan Ruang, III/a;

c. Ada formasi jabatan fungsional Perekayasa pada instansi yang bersangkutan;

d. Memiliki pengalaman di bidang kerekayasaan paling kurang 2 (dua) tahun;

e. Usia paling tinggi 50 (lima puluh);

f. Surat pemberhentian dari jabatan struktural/ fungsional lain sebelumnya;

g. Semua unsur Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dalam DP3 pada 1

(satu) tahun terakhir sekurang-kurangnya bernilai baik.

Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional Perekayasa wajib

mengikuti dan lulus Pendidikan dan Pelatihan jabatan fungsional Perekayasa

selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun setelah diangkat sebagai Pejabat Fungsional

Perekayasa. Tata cara Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional

Perakayasa akan diatur tersendiri oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional

Perekayasa.

Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dari jabatan lain

adalah sama dengan pangkat yang dimilikinya, dan jenjang jabatan ditetapkan

sesuai dengan jumlah angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang

menetapkan angka kredit; ( jumlah angka kredit ditetapkan dari unsur

Pendidikan Sekolah, unsur utama dan unsur penunjang).

Contoh 6.2.:

Seorang Pejabat Fungsional lain yang telah bekerja selama 5 (lima) tahun di bidang kerekayasaan dengan golongan terakhir IV/a akan beralih menjadi Pejabat Fungsional Perekayasa. Setelah seluruh berkasnya dinilai berdasarkan penilaian jabatan fungsional Perekayasa, angka kreditnya hanya 350 point atau setara dengan Perekayasa Muda, III/d. Maka Pejabat tersebut Golongan Ruang tetap IV/a, namun jabatan fungsional Perekayasanya adalah Perekayasa Muda, III/d.

Page 105: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

6-3

6.3. Kenaikan Jabatan dan Pangkat

6.3.1. Kenaikan jabatan pejabat fungsional Perekayasa harus memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut:

a. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan fungsional

terakhir;

b. Memenuhi angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan

fungsional setingkat lebih tinggi;

c. Setiap unsur penilaian DP3 dalam 1 (satu) tahun terakhir sekurang-

kurangnya bernilai baik.

6.3.2. Kenaikan pangkat pejabat fungsional Perekayasa harus memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut:

a. Sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir;

b. Memenuhi angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat

setingkat lebih tinggi;

c. Setiap unsur penilaian DP3 dalam 2 (dua) tahun terakhir sekurang-

kurangnya bernilai baik.

6.3.3. Angka kredit sebagaimana disebut dalam butir 6.3.1. dan 6.3.2

minimal 80 persen berasal dari unsur utama dan maksimal 20 persen dari

unsur penunjang.

Perekayasa Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a sampai

dengan Perekayasa Utama pangkat Pembina Utama Madya golongan

ruang IV/d yang akan naik pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi

diwajibkan mengumpulkan sekurang-kurangnya 12 (dua belas) angka

kredit dari unsur pengembangan profesi untuk setiap kenaikan golongan

dan dapat ditabung kelebihan Angka Kredit untuk kenaikan berikutnya.

6.3.4. Perekayasa Muda, III/d yang akan naik jabatan menjadi Perekayasa

Madya, IV/a wajib mengikuti dan lulus diklat penjenjangan Jabatan

Fungsional Perekayasa Tingkat Lanjutan

6.3.5. Perekayasa yang pada tahun pertama yang telah memenuhi atau

melebihi angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat

setingkat lebih tinggi, maka pada tahun kedua diwajibkan mengumpulkan

paling rendah 20 persen angka kredit dari jumlah angka kredit yang

dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi. Angka kredit

yang diusulkan berasal dari unsur kegiatan kerekayasaan.

Contoh 6.3.5. :

Seorang Perekayasa Muda, III/c, pangkat Penata, Golongan Ruang III/c dan angka kredit 250 pada tahun 1999 setelah empat tahun berhasil mengumpulkan angka kredit sampai 410 yang memenuhi syarat sebagai Perekayasa Madya, yang bersangkutan dapat dinaikkan jabatan menjadi Perekayasa Madya, tetapi pangkatnya Penata Tk I golongan III/d. Untuk kenaikan pangkat berikutnya (dua

Page 106: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

6-4

tahun setelah kenaikan pangkat/Golongan Ruang Penata Tk. I, III/d), perekayasa tersebut diwajibkan mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 20% dari 400 (batas minimal angka kredit Jenjang Perekayasa Madya, IV/a) dikurangi 300 (batas minimal angka kredit Jenjang Perekayasa Muda, III/d) untuk kenaikan pangkat Pembina, Golongan Ruang, IV/a, yaitu 20% x 100 = 20 angka kredit yang berasal dari unsur kegiatan kerekayasaan.

6.3.6. PNS yang menduduki jabatan Perekayasa Utama ditetapkan

melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia.

6.4. Pembebasan Sementara

Pembebasan sementara adalah pembebasan PNS dari Jabatan Fungsional

Perekayasa selama jangka waktu tertentu. Pembebasan sementara berarti yang

bersangkutan dihentikan hak atas tunjangan jabatan sesuai peraturan yang

berlaku, namun angka kredit terakhir yang dimiliki tetap berlaku.

6.4.1. Pejabat perekayasa dapat dibebaskan sementara dari jabatan

fungsional perekayasa apabila:

a. Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam

jabatan/pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit

yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat bagi Perekayasa

Pertama, Golongan Ruang III/a sampai dengan Perekayasa Utama,

Golongan Ruang IV/d;

b. Dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sejak diangkat dalam jabatan/

pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit untuk

pemeliharaan (maintenance) sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) angka

kredit dari kegiatan tugas pokok/kegiatan kerekayasaan dan

pengembangan profesi bagi Perekayasa Utama, Golongan Ruang IV/e.

c. Perekayasa Madya, Golongan Ruang, IV/a sampai dengan Perekayasa

Utama, Golongan Ruang, IV/e, dibebaskan sementara karena tidak

dapat mengumpulkan angka kredit yang disyaratkan, Perekayasa yang

bersangkutan masih diberikan kesempatan 1 (satu) tahun untuk

menambah angka kredit yang ditentukan, meskipun telah berusia 56

(lima puluh enam) tahun atau lebih;

d. Bagi Perekayasa Utama, IV/e, kelebihan angka kredit yang

dipersyaratkan untuk melakukan pemeliharaan (maintenance)

sebagaimana disebut pada butir 6.4.1.2. diatas dapat diperhitungkan

untuk periode pemeliharaan saat itu dan periode berikutnya.

Page 107: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

6-5

Contoh 6.4.1.2. :

Ir. Budi Setiawan Sadikun, M.Sc, Perekayasa Utama, IV/d, memiliki PAK dengan nilai Total 1.047 (kolom 3), mengajukan DUPAK 98 (kolom 4), dengan PAK terakhir 1.145 (kolom 5).

No. Unsur Penilaian AK PAK awal

DUPAK Jumlah PAK Ket.

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Pendidikan S2 150 - 150

2 Diklat 5 2 7 A1

3 Kerekayasaan 698 45 743 A2

4 Pengembangan Profesi

49 8 57 A3

5 Jumlah AK Utama 752 55 807 A4

6 Jumlah AK Penunjang 145 43 188

Jumlah AK 1.047 98 1.145

Maka Kelebihan Angka Kredit (tabungannya) yang dapat diperhitungkan untuk pemeliharaan (maintenance) adalah sebagai berikut:

Komposisi untuk Perekayasa Utama IV-e , S-2 : Unsur Utama (minimal): (1050 – 150) x 80% = 720 Unsur Penunjang (maksimal): (1050 – 150) x 20% = 180 Hasil Penilaian Unsur utama = A1+A2+A3 = 7 + 743 + 57 = 807 Sehingga angka kredit tabungan untuk pemeliharaan (maintenance) adalah: 807 – 720 = 87 Budi dapat naik Perekayasa Utama, IV/e dengan jumlah angka kredit pemeliharaan (maintenance) = 87. Kelebihan angka kredit maintenance-nya dituliskan dalam PAK nya.

e. Perekayasa juga dapat dibebaskan sementara dari Jabatan

Fungsional Perekayasa oleh sebab lainnya, yaitu apabila:

i. Ditugaskan sebagai pejabat struktural atau ditugaskan secara penuh

diluar jabatan Perekayasa sehingga tidak dapat lagi

melaksanakan tugas pokoknya. Dibebaskan sementara pada

bulan pertama setelah yang bersangkutan dilantik menjadi pejabat

struktural atau yang bersangkutan ditugaskan di luar jabatan

Perekayasa;

ii. Diberhentikan sementara sebagai PNS berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966. Dibebaskan sementara pada bulan

pertama setelah yang bersangkutan diberhentikan sementara sebagai

PNS;

iii. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat

berupa penurunan pangkat berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 30 Tahun 1980. Dibebaskan sementara pada bulan pertama

sejak penetapan tersebut diberlakukan sampai dengan hukuman

tersebut berakhir;

Page 108: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

6-6

iv. Cuti Diluar Tanggungan Negara, kecuali untuk persalinan keempat

dan seterusnya. Dibebaskan sementara pada bulan berikutnya sejak

keputusan tersebut diberlakukan;

v. Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan. Dibebaskan sementara sejak

bulan ketujuh setelah yang bersangkutan melaksanakan tugas

belajar.

6.4.2. Selama pembebasan sementara karena ditugaskan secara penuh

diluar Jabatan Fungsional Perekayasa atau tugas belajar yang

bersangkutan dapat dipertimbangkan kenaikan pangkat regulernya,

sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

6.4.3. Perekayasa yang dibebaskan sementara karena dijatuhi hukuman disiplin

dapat tetap melaksanakan tugas pokoknya, namun angka kreditnya tidak

dapat dinilai;

6.4.4. Pejabat yang berwenang menetapkan pembebasan sementara adalah

pejabat yang berwenang mengangkat dalam jabatan perekayasa;

6.4.5. Pejabat unit kepegawaian pada instansi, memberikan peringatan

bebas sementara secara tertulis kepada Pejabat Perekayasa yang

diperkirakan tidak akan memperoleh jumlah angka kredit yang

dipersyaratkan, selambat- lambatnya 6 (enam) bulan sebelum batas

waktu yang ditetapkan berakhir bagi Perekayasa Pertama, Golongan

Ruang, III/a sampai dengan Perekayasa Utama, Golongan Ruang, IV/e;

6.4.6. Perekayasa yang dibebaskan sementara sebagaimana tersebut dalam bu-

tir 6.4.1 dan 6.4.2, dapat tetap melaksanakan kegiatan kerekayasaan, dan

kegiatan tersebut dapat dinilai untuk diberikan angka kredit, walaupun tun-

jangan fungsionalnya tidak dibayarkan, kecuali bagi yang dijatuhi hu-

kuman disiplin, diberhentikan sementara dari PNS, dan Cuti Diluar

Tanggungan Negara.

Perekayasa yang dibebaskan sementara karena tugas belajar dapat me-

ngumpulkan angka kredit selama periode tugas belajar dari unsur Pengem-

bangan Profesi (tidak terkait dengan tugas akhir/thesis/disertasi) dan unsur

Penunjang. Pengajuan dilakukan setelah yang bersangkutan diangkat

kembali sebagai Pejabat Fungsional Perekayasa.

6.5. Pengangkatan Kembali

6.5.1. Perekayasa yang telah menjalani pembebasan sementara dapat diangkat

kembali dalam jabatan fungsional Perekayasa, apabila:

a. Telah memperoleh angka kredit yang dipersyaratkan untuk

kenaikan pangkat/jabatan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun

sejak dibebaskan sementara karena kurang angka kredit;

Page 109: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

6-7

b. Telah selesai menjalankan hukuman disiplin tingkat sedang atau berat;

c. Dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi pidana percobaan oleh

pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap;

d. Telah selesai menjalani tugas sebagai pejabat struktural atau

tugas di luar Jabatan Fungsional Perekayasa;

e. Telah diangkat kembali pada instansi semula setelah cuti diluar

tanggungan negara;

f. Telah selesai tugas belajar lebih dari 6 bulan.

6.5.2. Jenjang jabatan bagi PNS yang diangkat kembali ditetapkan berdasarkan

jumlah angka kredit yang pernah dimiliki ditambah angka kredit baru yang

diperoleh selama perekayasa yang bersangkutan dibebaskan sementara.

6.5.3. Bagi perekayasa yang dibebaskan sementara karena dijatuhi hukuman

disiplin ringan dan sedang, kegiatan yang dilaksanakan selama

dibebaskan sementara tidak dapat dihitung dalam penetapan angka kredit.

6.5.4. Perekayasa Pertama dan Perekayasa Muda yang dibebaskan sementara

karena ditugaskan sebagai pejabat struktural atau ditugaskan secara penuh

diluar jabatan perekayasa, dapat diangkat kembali dalam jabatan pere-

kayasa paling tinggi berusia 54 tahun.

6.5.5. Perekayasa Madya dan Perekayasa Utama yang dibebaskan sementara

karena ditugaskan sebagai pejabat struktural atau ditugaskan secara penuh

diluar jabatan perekayasa, dapat diangkat kembali dalam jabatan

perekayasa paling tinggi berusia 58 tahun.

Contoh 6.5.5. :

Saudara Ahmad Kamil, ST.,M.Si., pendidikan terakhir S2, pangkat Penata Tingkat I Golongan Ruang,III/d , terhitung mulai tanggal 1 April 1997, diangkat menjadi Pejabat Fungsional Perekayasa Muda, III/d, dengan angka kredit 300. Yang bersangkutan sejak 1 Mei 1999 dibebaskan sementara dari jabatan fungsional perekayasa karena diangkat sebagai pejabat struktural yaitu Kepala Bidang Penyelenggaraan Diklat. Tanggal 1 April 2001 yang bersangkutan naik pangkat menjadi Pembina dengan Golongan Ruang, IV/a. Pada tanggal 1 Mei 2002 yang bersangkutan tidak lagi memangku jabatan struktural dan kembali menjadi Pejabat Fungsional Perekayasa.

Saudara Ahmad Kamil, ST., M.Si. diangkat kembali dalam jabatan fungsional perekayasa sebagai Perekayasa Muda, III/d, pangkat Pembina Golongan Ruang, IV/a dengan angka kredit sebesar 300.

Dimungkinkan juga Saudara Ahmad Kamil, ST, M.Si. mengajukan DUPAK untuk kegiatan selama masa menjabat di struktural (1 april 1997 s/d 1 april 2002) pada saat kembali menjadi pejabat fungsional perekayasa.

Page 110: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

6-8

Apabila Saudara Ahmad Kamil, ST, M.Si. telah mencapai lebih dari usia di atas 54 tahun pada saat berhenti dari jabatan struktural, maka yang bersangkutan tidak dapat diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional Perekayasa.

6.6. Pemberhentian dari Jabatan Fungsional Perekayasa

6.6.1. Perekayasa akan diberhentikan dari jabatan fungsionalnya, apabila yang

bersangkutan:

a. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah pembebasan sementara

karena jumlah angka kredit bagi Perekayasa Pertama, golongan ruang

III/a sampai dengan Perekayasa Utama golongan ruang IV/d tidak dapat

memenuhi angka kredit yang disyaratkan untuk naik pangkat/jabatan;

b. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara

karena jumlah angka kredit tidak dapat memenuhi angka kredit

yang disyaratkan untuk pemeliharaan (maintenance) bagi Perekayasa

Utama golongan ruang IV/e;

c. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai kekuatan

hukum tetap berupa pemberhentian sebagai PNS, berdasarkan

peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980;

d. Dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan keputusan

pengadilan yang telah mempunyai kekuatan tetap;

e. Berhenti dari PNS karena permintaan sendiri atau pensiun;

f. Mengajukan permohonan berhenti sebagai Perekayasa.

6.6.2. Setelah masa Inpassing selesai (01 Januari 2010), Pejabat Perekayasa

yang diberhentikan dari Jabatan Fungsional Perekayasa tidak dapat

diangkat kembali ke dalam jabatan fungsional perekayasa.

6.7. Batas Usia Pensiun

Batas usia pensiun bagi Pejabat Fungsional Perekayasa adalah sebagai

berikut (sesuai dengan Keppres Nomor: 39 Tahun 1996):

a. Perekayasa Utama batas usia pensiunnya 65 tahun;

b. Perekayasa Madya batas usia pensiunnya 60 tahun.

6.8. Pembinaan Karir Pejabat Perekayasa

6.8.1. Untuk menjamin adanya persamaan persepsi, pola pikir dan tindakan

dalam melaksanakan pembinaan perekayasa, maka BPPT selaku Instansi

Pembina Jabatan Fungsional Perekayasa melaksanakan sosialisasi dan

fasilitasi kepada pejabat fungsional Perekayasa.

Page 111: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

6-9

6.8.2. Untuk meningkatkan kemampuan Perekayasa secara profesional sesuai

kompetensi jabatan, BPPT selaku instansi pembina melakukan antara lain:

a. Pengembangan dan penyusunan metodologi, standar dan pedoman

teknis kerekayasaan;

b. Penyusunan pedoman formasi Jabatan Fungsional Perekayasa;

c. Pengembangan dan penyusunan standar kompetensi Jabatan

Fungsional Perekayasa;

d. Fasilitasi penyusunan dan penetapan kode etik Jabatan Fungsional

Perekayasa;

e. Penetapan kebijakan/pembinaan diklat Jabatan Fungsional Perekayasa

meliputi penyusunan pedoman diklat, pengembangan kurikulum diklat,

bimbingan dan koordinasi penyelenggaraan serta evaluasi diklat

Perekayasa;

f. Penyelenggaraan sertifikasi Perekayasa;

g. Pengembangan sistem informasi Jabatan Fungsional Perekayasa;

h. Fasilitasi pembentukan dan pengembangan organisasi profesi

Perekayasa

i. Fasilitasi penerbitan buletin/majalah profesi yang bergerak di

bidang kerekayasaan;

j. Evaluasi dan fasilitasi pengusulan tunjangan Jabatan Fungsional

Perekayasa;

k. Evaluasi dan monitoring penerapan standar dan kode etik

Perekayasa, pedoman teknis kerekayasaan dan administrasi jabatan

Perekayasa.

l. Sosialisasi dan bimbingan penerapan metodologi, standar,

pedoman teknis kerekayasaan, kode etik dan organisasi profesi

Perekayasa.

Page 112: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

7- 1

BAB VII

DAFTAR USULAN PENETAPAN ANGKA KREDIT (DUPAK)

DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT (PAK)

7.1. Angka Kredit

7.1.1. Pengertian

Dalam Peraturan MenPAN Nomor: PER/219/M.PAN/7/2008 tentang

Jabatan Fungsional Perekayasa dan angka kreditnya, dinyatakan bahwa

Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi

nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh pejabat fungsional

Perekayasa dalam rangka pembinaan karir yang bersangkutan. Jadi, angka

kredit (jumlah angka kredit yang dapat dikumpulkan) merupakan faktor yang

menentukan status kepangkatan dan jabatan Perekayasa.

Angka kredit diperoleh berdasar hasil penilaian atas prestasi dari

pelaksanaan setiap butir rincian kegiatan sebagaimana disebutkan pada

Lampiran V (Sesuai dengan Lampiran I Peraturan MenPAN Nomor:

PER/219/M.PAN/7/2008 dan Peraturan Bersama Kepala BPPT dan

Kepala BKN Nomor: 267/Kp/BPPT/VIII/2009 – 15 tahun 2009 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kredit-

nya). Setiap Perekayasa perlu memahami dengan benar rincian butir

kegiatan dalam Lampiran tersebut, sehingga setiap prestasi yang dicapai

atas pelaksanaan kegiatannya dapat memperoleh nilai/angka kredit.

7.1.2. Perhitungan Angka Kredit

Dalam pengusulan dan penilaian angka kredit, para Perekayasa diharapkan

mengisi dan mengusulkan DUPAK (Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit)

sebagaimana tertulis dalam Lampiran VI beserta surat-surat pernyataan

sebagaimana tertulis dalam lampiran VII, VIII, IX, dan X dilampiri bukti-

buktinya.

Usulan DUPAK dapat dilakukan sekali dalam setahun, walaupun jumlah

angka kredit yang diusulkan belum memenuhi jumlah yang dipersyaratkan

untuk kenaikan pangkat atau jenjang. Untuk hal tersebut akan dikeluarkan

PAK sesuai aturan yang berlaku.

Pengisian dan pengajuan DUPAK dilakukan pada akhir bulan Nopember

untuk periode kenaikan pangkat bulan April dan pada akhir bulan Mei untuk

periode kenaikan pangkat bulan Oktober atau pada waktu yang ditentukan

oleh masing-masing instansi/pusat.

Page 113: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

7- 2

Contoh :

Seorang Perekayasa Madya IV/a dapat mengajukan DUPAK setiap tahun walaupun pada waktu pengajuan DUPAK angka kreditnya belum memenuhi syarat untuk naik jabatan/pangkat Perekayasa Madya IV/b. Penilaian DUPAK bagi perekayasa tersebut diatas cukup dinilai di tim penilai instansi jika angka kredit yang diajukan belum memenuhi syarat untuk naik ke jenjang/pangkat Perekayasa Madya IV/b dan Instansi tersebut mengeluarkan PAK atas hasil penilaiannya. Jika kemudian perekayasa tersebut mengajukan DUPAK untuk kenaikan jabatan/pangkat menjadi Perekayasa Madya IV/b dan telah dinilai oleh tim penilai instansi dan memenuhi syarat, maka DUPAK yang bersangkutan tersebut harus di kirim ke Tim Penilai Pusat beserta PAK terakhir yang dinilai di instansi.

Bagi Perekayasa Madya IV/b sampai dengan Perekayasa Utama IV/d dapat

mengajukan DUPAK setiap tahun walaupun pada waktu pengajuan DUPAK

angka kreditnya belum memenuhi syarat untuk naik jabatan/pangkat

berikutnya. Penilaian DUPAK bagi perekayasa tersebut diatas harus dinilai

oleh Tim Penilai Pusat setelah terlebih dahulu dinilai oleh Tim Penilai

Instansi.

Bagi Perekayasa Utama IV/e dapat mengajukan DUPAK setiap tahun

walaupun pada waktu pengajuan DUPAK angka kreditnya belum memenuhi

syarat pemeliharaan (maintenance). Penilaian DUPAK bagi perekayasa

tersebut diatas harus dinilai oleh Tim Penilai Pusat setelah terlebih dahulu

dinilai oleh Tim Penilai Instansi.

Bukti pelaksanaan kegiatan yang diperoleh pada periode yang sudah

pernah dinilaikan, yang karena satu dan lain hal tidak diajukan pada periode

tersebut, maka kegiatan tersebut tidak dapat dinilaikan.

Contoh :

Seorang perekayasa mengajukan DUPAK dengan Masa Penilaian: 01 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2009. Yang bersangkutan mengajukan bukti kegiatan tertanggal 30 November 2007, maka butir kegiatan tersebut tidak dapat dinilai.

7.1.3. Masa Penilaian Angka Kredit

a. Sarjana/Diploma-IV yang masuk pertama kali sebagai Pejabat

Fungsional Perekayasa, dapat diangkat dalam jabatan perekayasa

setelah yang bersangkutan menjadi PNS. Masa penilaian angka kredit

yang bersangkutan dihitung sejak diangkat sebagai CPNS dan ketika

PNS yang bersangkutan mengajukan DUPAK, maka kegiatan pada

periode CPNS harus diajukan semuanya. Jika kegiatan pada periode

CPNS tidak diajukan, maka kegiatan tersebut tidak dapat dinilaikan lagi

pada periode berikutnya.

Page 114: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

7- 3

b. PNS yang alih jabatan menjadi Pejabat Fungsional Perekayasa,

penilaian angka kredit yang bersangkutan diajukan sejak diangkat

sebagai CPNS sampai dengan tanggal pengajuan DUPAK.

c. Untuk kenaikan jabatan/pangkat perekayasa, masa penilaian angka

kredit didasarkan pada masa penilaian angka kredit terakhir.

7.2. Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK)

7.2.1. Pengertian

DUPAK adalah formulir yang berisi usulan angka kredit yang dibuat

oleh pejabat fungsional Perekayasa sesuai dengan butir-butir kegiatan

sebagaimana dicontohkan dalam Lampiran VI.

Pejabat fungsional Perekayasa harus membuat DUPAK yang berisi hasil

penilaian sendiri atas prestasi kerjanya. DUPAK diajukan kepada Tim

Penilai Instansi/Pusat pada waktu yang ditentukan oleh masing-masing

instansi/pusat. DUPAK dilampiri dengan Surat Pernyataan melakukan

kegiatan kerekayasaan (Lampiran VII), Surat Pernyataan melakukan

kegiatan pengembangan profesi (Lampiran VIII), dan Surat Pernyataan

melakukan kegiatan yang menunjang pelaksanaan tugas perekayasa

(Lampiran IX) serta Surat Pernyataan mengikuti Pendidikan dan/atau

pelatihan (Lampiran X) yang disahkan oleh pejabat yang berwenang

serendah-rendahnya eselon III.

7.2.2. Pengisian DUPAK

7.2.2.1. Langkah-langkah Pengisian DUPAK oleh Perekayasa.

a. Mengumpulkan bukti-bukti fisik dan atau dokumen pendukung

pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan;

b. Memilah bukti-bukti tersebut berdasarkan unsur dan sub unsur

kegiatan;

c. Mengisi formulir Surat Pernyataan melakukan Kegiatan

kerekayasaan dilengkapi dengan bukti-buktinya;

d. Mengisi formulir Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan

Pengembangan Profesi dilengkapi dengan bukti-buktinya;

e. Mengisi formulir Surat Pernyataan melakukan kegiatan

yang menunjang pelaksanaan tugas kerekayasaan dilengkapi

dengan bukti-buktinya;

f. Mengisi formulir Surat Pernyataan melakukan kegiatan

pendidikan dan pelatihan;

Page 115: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

7- 4

g. Menilai sendiri dengan mengisi angka kredit pada formulir

DUPAK sesuai dengan butir-butir kegiatan pada Lampiran VI;

h. Semua surat pernyataan beserta buktinya disusun berurutan

sesuai dengan masa penilaian.

i. Hasil penilaian semua butir kegiatan dihimpun dalam satu

DUPAK.

j. DUPAK, dan Surat Pernyataan disahkan oleh Pejabat yang

berwenang serendah-rendahnya eselon III;

k. Semua berkas tersebut dilampirkan pada DUPAK sebagai

bukti untuk diajukan ke Tim Penilai.

7.2.2.2. Pengisian DUPAK oleh Tim Penilai

a. Nomor diisi sesuai kode penomoran DUPAK instansi yang

bersangkutan;

b. Masa penilaian diisi dengan periode waktu yang diajukan untuk

dinilai;

c. Keterangan perorangan diisi data perekayasa yang dinilai;

d. Unsur yang dinilai, diisi dengan hasil penilaian terhadap

bukti yang disampaikan, dan diisikan pada kolom Tim Penilai;

e. Lampiran pendukung DUPAK yaitu :

i. Surat Pernyataan melakukan kegiatan kerekayasaan;

ii. Surat Pernyataan melakukan kegiatan pengembangan

profesi;

iii. Surat Pernyataan melakukan kegiatan penunjang.

iv. Dokumen-dokumen lainnya.

f. Pengesahan diisi oleh ketua dan anggota Tim Penilai yang

berhak menilai.

7.2.3. Pengajuan DUPAK

7.2.3.1. Pengajuan DUPAK Perekayasa Pertama – III/a sampai dengan

Perekayasa Madya - IV/a adalah sebagai berikut:

a. Perekayasa menyusun DUPAK beserta lampiran-

lampirannya, kemudian mengajukan kepada atasan langsung

minimal pejabat eselon III.

b. Berkas DUPAK yang telah disahkan dikirim kepada Tim Penilai

Instansi/Tim Penilai Unit Kerja/Tim Penilai Provinsi/Tim Penilai

Kabupaten/Kota;

Page 116: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

7- 5

c. Tim Penilai pada butir c menilai semua bukti kegiatan,

kemudian mengisi hasil penilaiannya pada DUPAK;

d. Penerbitkan PAK oleh Pejabat Instansi/Unit Kerja/Propinsi/

Kabupaten/Kota yang berwewenang.

7.2.3.2. Pengajuan DUPAK Perekayasa Madya – IV/b sampai dengan

Perekayasa Utama – IV/e adalah sebagai berikut:

a. Perekayasa menyusun DUPAK beserta lampiran-

lampirannya, kemudian mengajukan kepada atasan langsung

minimal Pejabat Eselon II.

b. Tim Penilai Instansi/Tim Penilai Unit Kerja/ Tim Penilai Provinsi/

Tim Penilai Kabupaten/Kota melakukan pemeriksaan dan

penilaian;

c. Hasil penilaian butir c. beserta lampiran-lampirannya dikirim

kepada Kepala BPPT selaku Kepala Instansi Pembina oleh

Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi yang bersangkutan

(setingkat Eselon II) untuk dinilai Tim Penilai Pusat.

d. Tim Penilai Pusat menilai semua bukti kegiatan, kemudian

mengisi hasil penilaiannya pada DUPAK;

e. Instansi Pembina menerbitkan PAK yang ditandatangani oleh

Kepala BPPT.

7.2.4. Pejabat yang berhak mengajukan DUPAK.

Sesuai Peraturan Menpan Nomor: PER/219/M.PAN/7/2008, Pejabat

yang berhak mengajukan DUPAK diatur sebagai berikut:

a. Pejabat Pembina Kepegawaian setingkat eselon I atau serendah-

rendahnya eselon II di lingkungan instansi masing-masing kepada

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk penetapan

angka kredit bagi Perekayasa Madya, pangkat Pembina Tingkat I,

golongan ruang IV/b sampai dengan Perekayasa Utama, Pembina

Utama, golongan ruang IV/e.

b. Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pimpinan Unit Kerja yang terkait

serendah- rendahnya eselon III di lingkungan Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi kepada pejabat yang membidangi kepegawaian

(serendah rendahnya Eselon II) untuk penetapan angka kredit

Perekayasa Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a

sampai dengan Perekayasa Madya, pangkat Pembina, golongan ruang

IV/a.

c. Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pimpinan Unit Kerja serendah-

rendahnya eselon III di lingkungan masing-masing instansi kepada

Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat, untuk penetapan angka kredit

Page 117: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

7- 6

Perekayasa Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a

sampai dengan Perekayasa Madya, pangkat Pembina, golongan ruang

IV/a yang bekerja di lingkungan Instansi Pusat.

d. Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pimpinan Unit Kerja setingkat

eselon III atau serendah-rendahnya eselon IV kepada Pejabat

Pembina Kepegawaian Provinsi untuk penetapan angka kredit

Perekayasa Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a

sampai dengan Perekayasa Madya, pangkat Pembina, golongan ruang

IV/a yang bekerja di lingkungan Provinsi.

e. Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pimpinan Unit Kerja setingkat

eselon III atau serendah-rendahnya eselon IV kepada Pejabat Pembina

Kepegawaian Kabupaten/Kota untuk penetapan angka kredit

Perekayasa Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a

sampai dengan Perekayasa Madya, pangkat Pembina, golong-an ruang

IV/a yang bekerja di lingkungan Kabupaten/Kota.

7.2.5. Lampiran-lampiran DUPAK.

DUPAK yang telah diisi dengan bobot angka kredit dari masing-masing butir

kegiatan yang dikerjakan pejabat fungsional Perekayasa yang

bersangkutan dilengkapi dengan lampiran- lampiran sebagai berikut :

a. Surat pernyataan melakukan kegiatan kerekayasaan, surat pernyataan

melakukan kegiatan pengembangan profesi, surat pernyataan

melakukan kegiatan yang menunjang pelaksanaan tugas

kerekayasaan dan surat pernyataan telah mengikuti pendidikan dan

pelatihan kerekayasaan sebagaimana dimaksud pada lampiran VII, VIII,

IX, dan X;

b. Surat Keputusan Organisasi Fungsional / Surat Keputusan Personil

atau Surat Keterangan yang setara terkait dengan posisi personil di

Organisasi Fungsional yang ditanda tangani oleh Kepala unit

kerja/ atasan langsung serendah-rendahnya eselon III;

c. Program Manual yang di dalamnya mencakup antara lain sistem

pelaporan dan jadwal rencana pelaksanaan (time schedule);

d. Bukti fisik hasil kegiatan yang dilakukan seperti: ijazah/ sertifikat, karya

tulis/ karya ilmiah dan bukti fisik kegiatan kerekayasaan seperti lembar

kerja, lembar instruksi, lembar keputusan, technical note, technical report

dll;

e. Foto copy DP3 satu tahun terakhir;

f. Foto copy Keputusan Pengangkatan menjadi PNS (khusus untuk

pengangkatan pertama);

Page 118: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

7- 7

g. Foto copy Keputusan Pengangkatan pertama kali dalam jabatan

fungsional Perekayasa (khusus untuk kenaikan pangkat pertama kali

dalam jabatan fungsional Perekayasa);

h. Foto copy Kartu Pegawai Negeri Sipil (Karpeg);

i. Foto copy Keputusan Kenaikan Pangkat Terakhir;

j. Foto copy Keputusan Kenaikan Jabatan terakhir;

k. Foto copy PAK terakhir (khusus untuk kenaikan pangkat kedua kali dan

seterusnya sebagai pejabat fungsional Perekayasa);

l. Ijazah terakhir yang dilegalisasi untuk pengangkatan pertama kali atau

bagi yang diangkat kembali setelah tugas belajar.

7.3. Penetapan Angka Kredit (PAK )

7.3.1. Pengertian

PAK adalah formulir yang memuat status angka kredit bagi pejabat

fungsional perekayasa untuk dapat dipergunakan sebagai bahan

kenaikan pangkat/jabatan (contoh formulir PAK lihat lampiran XI).

7.3.2. Pengisian PAK.

Pengisian PAK dilakukan dengan cara sebagai berikut di bawah ini:

a. Nomor diisi sesuai Kode Penomoran PAK di Instansi Penilai;

b. Instansi diisi Nama Instansi Pengusul;

c. Masa Penilaian diisi sesuai masa penilaian yang ada pada

DUPAK;

d. Keterangan Perorangan diisi data Perekayasa yang dinilai;

e. PAK kolom LAMA diisi sesuai Nilai PAK terakhir

f. PAK kolom BARU diisi sesuai Hasil Penilaian DUPAK;

g. PAK kolom JUMLAH diisi hasil penjumlahan nilai dalam kolom

LAMA dan kolom BARU;

h. Rekomendasi (Butir III), diisi sesuai dengan hasil penilaian

dengan mempertimbangkan persyaratan kenaikan jabatan dan

atau pangkat atau persyaratan penambahan angka kredit untuk

Perekayasa Inpassing atau maintenance untuk Perekayasa

Utama, IV/e;

i. Setiap PAK yang diterbitkan oleh masing-masing instansi harus

ditembuskan kepada Instansi Pembina.

Page 119: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

7- 8

7.3.3. Pejabat yang berwenang menetapkan PAK

Sesuai Peraturan Menpan Nomor: PER/219/M.PAN/7/2008,

Pejabat yang berwenang menetapkan PAK:

a. Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi selaku

Kepala instansi pembina Jabatan Fungsional Perekayasa atau

pejabat lain setingkat Eselon I yang ditugaskan pada Instansi

Pembina untuk penetapan angka kredit Perekayasa Madya,

pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b sampai dengan

Perekayasa Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang

IV/e untuk perekayasa di Instansi Pembina dan instansi lain;

b. Pejabat yang ditunjuk di lingkungan Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi yang membidangi kepegawaian (serendah-

rendahnya Eselon II) bagi Perekayasa Pertama, pangkat Penata

Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Perekayasa Madya,

pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungan Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi;

c. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat yang bersangkutan

atau pejabat lain yang ditunjuk yang membidangi kepegawaian

(serendah-rendahnya Eselon II) bagi Perekayasa Pertama,

pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan

Perekayasa Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di

lingkungan instansi masing-masing;

d. Pejabat Pembina Kepegawaian Provinsi yang bersangkutan atau

pejabat lain yang ditunjuk yang membidangi kepegawaian

(serendah-rendahnya Eselon II) bagi Perekayasa Pertama,

pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan

Perekayasa Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di

lingkungan instansi masing-masing;

e. Pejabat Pembina Kepegawaian Kabupaten/Kota yang

bersangkutan atau pejabat lain yang ditunjuk yang membidangi

kepegawaian (serendah-rendahnya Eselon II) bagi Perekayasa

Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai

dengan Perekayasa Madya, pangkat Pembina, golongan ruang

IV/a di lingkungan masing- masing.

Page 120: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

8-1

BAB VIII

PENILAIAN ANGKA KREDIT

8.1. Tim Penilai Perekayasa

Tim Penilai Jabatan Perekayasa terdiri dari unsur unit teknis yang membidangi

kerekayasaan, kepegawaian dan Pejabat Fungsional Perekayasa. Tim Penilai

secara umum dibagi menjadi 5 (lima) yaitu:

8.1.1. Tim Penilai Pusat

a. Kedudukan

Tim Penilai Pusat adalah Tim Penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh

Kepala BPPT.

b. Tugas

Tim Penilai Pusat bertugas menilai prestasi Perekayasa Madya IV/b

sampai dengan Perekayasa Utama IV/e.

c. Tim Penilai Pusat berfungsi sebagai

i. Pemeriksa dan penilai butir-butir kegiatan dalam DUPAK;

ii. Pemeriksa keabsahan dokumen-dokumen DUPAK;

iii. Penyusun PAK untuk disampaikan kepada Kepala BPPT.

d. Keanggotaan Tim Penilai Pusat

Keanggotaan Tim Penilai Pusat terdiri dari PNS paling kurang 7

(tujuh) orang dengan susunan sebagai berikut:

i. Seorang Ketua merangkap anggota;

ii. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota;

iii. Seorang Sekretraris merangkap anggota dari unsur yang

membidangi kepegawaian/kesekretariatan; dan

iv. Sekurang-kurangnya 4 orang anggota.

e. Persyaratan menjadi anggota Tim Penilai Pusat

i. Telah mengikuti dan lulus Diklat Tim Penilai yang diselenggarakan

oleh Instansi Pembina;

ii. Serendah-rendahnya Pejabat Perekayasa Utama IV/d;

iii. Memiliki keahlian dan kemampuan untuk menilai prestasi kerja

Perekayasa;

iv. Dapat aktif melakukan penilaian;

v. Pendidikan minimal S2.

Page 121: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

8-2

f. Apabila anggota Tim Penilai tidak dapat dipenuhi oleh Perekayasa,

maka anggota Tim Penilai dapat diangkat dari PNS yang memiliki

kompetensi untuk menilai prestasi kerja Perekayasa, namun

sekurang-kurangnya terdapat 2 orang pejabat perekayasa.

g. Masa kerja Tim Penilai 3 (tiga) tahun, dan dapat diperpanjang untuk

satu kali masa jabatan berikutnya. Setelah masa jabatannya berakhir,

dapat diangkat kembali setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu)

masa jabatan.

h. Dalam hal terdapat anggota Tim Penilai Pusat yang ikut dinilai, maka

Ketua Tim Penilai dapat mengangkat anggota Tim Penilai pengganti.

8.1.2. Tim Penilai Unit Kerja

a. Kedudukan

Tim Penilai Unit Kerja adalah Tim Penilai di lingkungan BPPT yang

dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala BPPT untuk mengusulkan dan

menyusun PAK bagi Perekayasa Pertama III/a sampai dengan

Perekayasa Madya IV/a.

b. Tugas

Tim Penilai Unit Kerja bertugas menilai prestasi Perekayasa Pertama

III/a sampai dengan Perekayasa Madya IV/a di lingkungan BPPT

atau di lingkungan instansi/provinsi/kabupaten/kota yang belum

mempunyai tim penilai.

c. Fungsi

Tim Penilai Unit Kerja berfungsi sebagai:

i. Pemeriksa dan penilai butir-butir kegiatan dalam DUPAK;

ii. Pemeriksa dalam keabsahan dokumen-dokumen DUPAK;

iii. Penyusun konsep PAK untuk disampaikan kepada Pejabat yang

berwenang untuk menetapkan PAK Perekayasa Pertama III/a sampai

dengan Perekayasa Madya IV/a;

iv. Membantu menilai DUPAK Perekayasa Madya IV/b sampai dengan

Perekayasa Utama IV/e yang akan diajukan oleh pejabat yang

berwenang sebelum diajukan kepada Tim Penilai Pusat melalui

Kepala BPPT sebagai Instansi Pembina.

d. Keanggotaan Tim Penilai Unit Kerja

Keanggotaan Tim Penilai Unit Kerja terdiri dari PNS paling kurang

7 (tujuh) orang dengan susunan sebagai berikut:

i. Seorang Ketua merangkap anggota;

ii. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota;

Page 122: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

8-3

iii. Seorang Sekretraris merangkap anggota dari unsur yang

membidangi kepegawaian; dan

iv. Sekurang-kurangnya 4 orang anggota.

e. Persyaratan menjadi anggota Tim Penilai Unit Kerja

i. Telah mengikuti dan lulus Diklat Tim Penilai yang di selenggarakan

oleh Instansi Pembina;

ii. Serendah-rendahnya pejabat Perekayasa Madya IV/a;

iii. Memiliki keahlian dan kemampuan untuk menilai prestasi kerja

Perekayasa;

iv. Dapat aktif melakukan penilaian;

v. Apabila anggota Tim Penilai tidak dapat dipenuhi oleh Perekayasa,

maka anggota Tim Penilai dapat diangkat dari PNS yang memiliki

kompetensi untuk menilai prestasi kerja Perekayasa, namun

sekurang-kurangnya terdapat 2 orang pejabat perekayasa.

f. Masa Kerja Tim Penilai Unit Kerja

Masa kerja Tim Penilai 3 (tiga) tahun, dan dapat diperpanjang untuk

satu kali masa jabatan berikutnya. Setelah masa jabatannya berakhir,

dapat diangkat kembali setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu)

masa jabatan.

8.1.3. Tim Penilai Instansi

a. Kedudukan

Tim Penilai Instansi adalah Tim Penilai di lingkungan Instansi, yang

dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala Instansi untuk mengusulkan dan

menyusun PAK bagi Perekayasa Pertama III/a sampai dengan

Perekayasa Madya IV/a.

b. Tugas

Tim Penilai Instansi bertugas menilai prestasi Perekayasa Pertama

III/a sampai dengan Perekayasa Madya IV/a di lingkungan instansinya.

c. Fungsi

Tim Penilai Instansi berfungsi sebagai:

i. Pemeriksa dan penilai butir-butir kegiatan dalam DUPAK;

ii. Pemeriksa keabsahan dokumen-dokumen DUPAK;

iii. Penyusun konsep PAK untuk disampaikan kepada Pejabat yang

berwenang menetapkan PAK Perekayasa Pertama III/a sampai

dengan Perekayasa Madya IV/a;

Page 123: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

8-4

iv. Membantu menilai DUPAK Perekayasa Madya IV/b sampai dengan

Perekayasa Utama IV/e yang akan diajukan oleh pejabat yang

berwenang kepada Tim Penilai Pusat melalui Kepala BPPT sebagai

Instansi Pembina.

d. Keanggotaan Tim Penilai Instansi

Keanggotaan Tim Penilai Instansi terdiri dari PNS paling kurang 7

(tujuh) orang dengan susunan sebagai berikut:

i. Seorang Ketua merangkap anggota;

ii. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota;

iii. Seorang Sekretraris merangkap anggota dari unsur yang

membidangi kepegawaian; dan

iv. Sekurang-kurangnya 4 orang anggota.

e. Persyaratan menjadi anggota Tim Penilai Instansi

i. Telah mengikuti dan lulus Diklat Tim Penilai yang di selenggarakan

oleh Instansi Pembina;

ii. Serendah-rendahnya pejabat Perekayasa Madya IV/a;

iii. Memiliki keahlian dan kemampuan untuk menilai prestasi kerja

Perekayasa;

iv. Dapat aktif melakukan penilaian;

v. Apabila anggota Tim Penilai tidak dapat dipenuhi oleh Perekayasa,

maka anggota Tim Penilai dapat diangkat dari PNS yang memiliki

kompetensi.

f. Masa Kerja Tim Penilai Instansi

Masa kerja Tim Penilai 3 (tiga) tahun, dan dapat diperpanjang untuk

satu kali masa jabatan berikutnya. Setelah masa jabatannya berakhir,

dapat diangkat kembali setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu)

masa jabatan.

g. Setiap pembentukan Tim Penilai Instansi harus dilaporkan secara

tertulis kepada Instansi Pembina.

h. Jika pada suatu instansi belum dapat dibentuk Tim Penilai Instansi

sesuai dengan persyaratan di atas, untuk penilaiannya instansi

tersebut menyerahkan proses penilaiannya kepada Tim Penilai Unit

Kerja.

Page 124: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

8-5

8.1.4. Tim Penilai Provinsi

a. Kedudukan

Tim Penilai Provinsi adalah Tim Penilai di lingkungan provinsi yang

dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian provinsi

untuk mengusulkan dan menyusun PAK bagi Perekayasa Pertama III/a

sampai dengan Perekayasa Madya IV/a.

b. Tugas

Tim Penilai Provinsi bertugas menilai prestasi Perekayasa Pertama III/a

sampai dengan Perekayasa Madya IV/a di lingkungan provinsinya atau

kabupaten/kota di wilayahnya yang belum mempunyai tim penilai.

c. Fungsi

Tim Penilai Provinsi berfungsi sebagai:

i. Pemeriksa dan penilai butir-butir kegiatan dalam DUPAK;

ii. Pemeriksa dalam keabsahan dokumen-dokumen DUPAK

iii. Penyusun konsep PAK untuk disampaikan kepada Pejabat yang

berwenang menetapkan PAK Perekayasa Pertama III/a sampai

dengan Perekayasa Madya IV/a;

iv. Membantu menilai DUPAK Perekayasa Madya IV/b sampai

dengan Perekayasa Utama IV/e yang akan diajukan oleh pejabat

yang berwenang kepada Tim Penilai Pusat melalui Kepala BPPT

sebagai Instansi Pembina.

d. Keanggotaan Tim Penilai Provinsi

Keanggotaan Tim Penilai Provinsi terdiri dari PNS paling kurang 7

(tujuh) orang dengan susunan sebagai berikut:

i. Seorang Ketua merangkap anggota;

ii. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota;

iii. Seorang Sekretraris merangkap anggota dari unsur yang

membidangi kepegawaian; dan

iv. Sekurang-kurangnya 4 orang anggota

e. Persyaratan menjadi anggota Tim Penilai Provinsi

i. Telah mengikuti dan lulus Diklat Tim Penilai yang di selenggarakan

oleh Instansi Pembina

ii. Serendah-rendahnya pejabat Perekayasa Madya IV/a

iii. Memiliki keahlian dan kemampuan untuk menilai prestasi kerja

Perekayasa;

iv. Dapat aktif melakukan penilaian;

Page 125: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

8-6

v. Apabila anggota Tim Penilai tidak dapat dipenuhi oleh Perekayasa,

maka anggota Tim Penilai dapat diangkat dari PNS yang memiliki

kompetensi untuk menilai prestasi kerja Perekayasa, namun

sekurang-kurangnya terdapat 2 orang pejabat perekayasa.

f. Masa Kerja Tim Penilai

Masa kerja Tim Penilai 3 (tiga) tahun, dan dapat diperpanjang untuk

satu kali masa jabatan berikutnya. Setelah masa jabatannya berakhir,

dapat diangkat kembali setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu)

masa jabatan.

g. Setiap pembentukan Tim Penilai Provinsi harus dilaporkan kepada

Instansi Pembina;

h. Jika pada suatu sekretariat daerah provinsi belum dapat dibentuk Tim

Penilai Provinsi sesuai dengan persyaratan di atas, untuk penilaian-

nya diserahkan kepada Tim Penilai Unit Kerja.

8.1.5. Tim Penilai Kabupaten/Kota

a. Kedudukan

Tim Penilai Kabupaten/Kota adalah Tim Penilai di lingkungan

Kabupaten/Kota yang dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat Pembina

Kepegawaian Kabupaten/ Kota untuk mengusulkan dan menyusun PAK

bagi Perekayasa Pertama III/a sampai dengan Perekayasa Madya IV/a.

b. Tugas

Tim Penilai Kabupaten/Kota bertugas menilai prestasi Perekayasa

Pertama III/a sampai dengan Perekayasa Madya IV/a di lingkungan

Kabupaten/ Kota.

c. Fungsi

Tim Penilai Kabupaten/Kota berfungsi sebagai:

i. Pemeriksa dan penilai butir-butir kegiatan dalam DUPAK;

ii. Pemeriksa dalam keabsahan dokumen-dokumen DUPAK;

iii. Penyusun konsep PAK untuk disampaikan kepada Pejabat

yang berwenang menetapkan PAK Perekayasa Pertama III/a sampai

dengan Perekayasa Madya IV/a;

iv. Membantu menilai DUPAK Perekayasa Madya IV/b sampai

dengan Perekayasa Utama IV/e yang akan diajukan oleh

pejabat yang berwenang kepada Tim Penilai Pusat melalui

Kepala BPPT sebagai Instansi Pembina.

Page 126: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

8-7

d. Keanggotaan Tim Penilai Kabupaten/Kota

i. Keanggotaan Tim Penilai Kabupaten/Kota terdiri dari PNS paling

kurang 7 (tujuh) orang dengan susunan sebagai berikut:

ii. Seorang Ketua merangkap anggota;

iii. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota;

iv. Seorang Sekretraris merangkap anggota dari unsur yang

membidangi kepegawaian; dan

v. Sekurang-kurangnya 4 orang anggota.

e. Persyaratan menjadi anggota Tim Penilai Kabupaten/Kota

i. Telah mengikuti dan lulus Diklat Tim Penilai yang diselenggarakan

oleh Instansi Pembina

ii. Serendah-rendahnya pejabat Perekayasa Madya IV/a

iii. Memiliki keahlian dan kemampuan untuk menilai prestasi kerja

Perekayasa;

iv. Dapat aktif melakukan penilaian;

v. Apabila anggota Tim Penilai tidak dapat dipenuhi oleh Perekayasa,

maka anggota Tim Penilai dapat diangkat dari PNS yang memiliki

kompetensi untuk menilai prestasi kerja Perekayasa, namun

sekurang-kurangnya terdapat 2 orang pejabat perekayasa.

f. Masa Kerja Tim Penilai

Masa kerja Tim Penilai 3 (tiga) tahun, dan dapat diperpanjang untuk

satu kali masa jabatan berikutnya. Setelah masa jabatannya berakhir,

dapat diangkat kembali setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu)

masa jabatan.

g. Setiap pembentukan Tim Penilai Kabupaten/Kota harus dilaporkan

kepada Instansi Pembina

h. Jika pada suatu sekretariat daerah Kabupaten/Kota belum dapat

dibentuk Tim Penilai Kabupaten/Kota sesuai dengan persyaratan di atas,

untuk penilaiannya diserahkan kepada Tim Penilai Provinsi atau Tim

Penilai Unit Kerja

8.2. Tim Teknis

a. Apabila diperlukan, pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dapat

membentuk Tim Teknis yang anggotanya terdiri dari para ahli, baik yang

berkedudukan sebagai PNS atau bukan PNS yang mempunyai kemampuan

teknis yang diperlukan.

Page 127: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

8-8

b. Tugas Pokok Tim Teknis adalah memberikan saran dan pendapat

kepada Ketua Tim Penilai dalam hal memberikan penilaian atas kegiatan

yang bersifat khusus atau kegiatan yang memerlukan keahlian tertentu.

c. Tim Teknis menerima tugas dari dan bertanggung jawab kepada Pejabat

yang berwenang menetapkan angka kredit.

8.3. Tata Kerja Administrasi Penilaian

8.3.1. Di Pusat

a. Sekretariat Tim Penilai Pusat bertugas membantu Tim Penilai Pusat

dalam hal pengelolaan administrasi kegiatan Tim Penilai Pusat.

b. Sekretariat Tim Penilai Pusat meneliti kelengkapan dan keabsahan

DUPAK.

c. Jika ada kekurangan kelengkapan administrasi, maka sekretariat

menyampaikan kepada unit pengusul untuk dilengkapi.

d. Sekretariat Tim Penilai Pusat membantu Tim Penilai Pusat

dalam melaksanakan sidang.

8.3.2. Di Unit Kerja (Instansi Pembina)

a. Sekretariat Tim Penilai Unit Kerja bertugas membantu Tim Penilai

Unit Kerja dalam hal pengelolaan administrasi kegiatan Tim Penilai Unit

Kerja.

b. Sekretariat Tim Penilai Unit Kerja meneliti kelengkapan dan keabsahan

DUPAK.

c. Jika ada kekurangan kelengkapan administrasi, maka sekretariat

menyampaikan kepada unit pengusul untuk dilengkapi.

d. Sekretariat Tim Penilai Unit Kerja membantu Tim Penilai Unit Kerja

dalam melaksanakan sidang.

8.3.3. Di Instansi

a. Sekretariat Tim Penilai Instansi bertugas membantu Tim Penilai Instansi

dalam hal pengelolaan administrasi kegiatan Tim Penilai Instansi.

b. Sekretariat Tim Penilai Instansi meneliti kelengkapan dan keabsahan

DUPAK.

c. Jika ada kekurangan kelengkapan administrasi, maka sekretariat

menyampaikan kepada unit pengusul untuk dilengkapi.

d. Sekretariat Tim Penilai Instansi membantu Tim Penilai Instansi dalam

melaksanakan sidang.

Page 128: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

8-9

8.3.4. Di Provinsi

a. Sekretariat Tim Penilai Provinsi bertugas membantu Tim Penilai

Provinsi dalam hal pengelolaan administrasi kegiatan Tim Penilai

Provinsi.

b. Sekretariat Tim Penilai Provinsi meneliti kelengkapan dan keabsahan

DUPAK.

c. Jika ada kekurangan kelengkapan administrasi, maka sekretariat

menyampaikan kepada unit pengusul untuk dilengkapi.

d. Sekretariat Tim Penilai Provinsi membantu Tim Penilai Provinsi dalam

melaksanakan sidang.

8.3.5. Di Kabupaten/Kota

a. Sekretariat Tim Penilai Kabupaten/Kota bertugas membantu Tim

Penilai Kabupaten/Kota dalam hal pengelolaan administrasi kegiatan Tim

Penilai Kabupaten/Kota.

b. Sekretariat Tim Penilai Kabupaten/Kota meneliti kelengkapan dan

keabsahan DUPAK.

c. Jika ada kekurangan kelengkapan administrasi maka sekretariat

menyampaikan kepada unit Pengusul untuk dilengkapi.

d. Sekretariat Tim Penilai Kabupaten/Kota membantu Tim Penilai

Kabupaten/ Kota dalam melaksanakan sidang.

8.4. Tata Cara Penilaian

Tata cara penilaian diatur sebagai berikut:

a. Ketua Tim Penilai membagi tugas penilaian kepada anggota Tim Penilai.

b. Setiap DUPAK dinilai oleh dua orang dari Tim Penilai.

c. Apabila selisih hasil penilaian angka kredit kurang dari atau sama dengan

20%, maka hasil penilaian yang mempunyai nilai unsur utama lebih tinggi

ditetapkan sebagai angka kredit tambahan untuk PAK baru.

d. Apabila selisih hasil angka kredit lebih dari 20% maka ditunjuk penilai ketiga

untuk menetapkan nilai akhir.

e. Sekretaris Tim Penilai membuat PAK untuk disampaikan kepada pejabat yang

berwenang untuk disahkan setelah diperiksa oleh Ketua Tim Penilai.

f. Hasil Penilaian angka kredit harus dituangkan dalam Berita Acara Penilaian

Angka Kredit yang ditandatangani oleh anggota Tim Penilai yang hadir.

g. Untuk penilaian Perkayasa Madya IV/b sampai Perekayasa Utama IV/e,

sebelum diusulkan ke Tim Penilai Pusat harus dinilai dulu dan dilampirkan

draft PAK dari Tim Penilai Instansi/ Tim Penilai Unit Kerja/ Tim Penilai

Provinsi/ Tim Penilai Kabupaten

Page 129: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

9- 1

BAB IX

PENUTUP

9.1. Penyesuaian

9.1.1. Keputusan Pejabat yang berwenang mengangkat, memindahkan,

membebaskan sementara dan memberhentikan dalam dan dari Jabatan

Fungsional Perekayasa yang ditetapkan sebelum keputusan ini

ditetapkan, dinyatakan tetap berlaku.

9.1.2. Pada saat peraturan ini mulai berlaku, Keputusan Kepala Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 01/Kp/BPPT/I/2009 tentang

Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

9.1.3. Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

9.2. Penilaian

Untuk memberikan kesempatan bagi Perekayasa melakukan penyesuaian

dengan Peraturan yang baru (PER/219/M.PAN/7/2008), maka penilaian prestasi

kerja perekayasa diatur sebagai berikut :

9.2.1. Penilaian prestasi kerja perekayasa sejak tanggal juknis Nomor

01/Kp/BPPT/I/2009 ditetapkan sampai dengan 31 Desember 2009

dapat dilakukan berdasarkan Keputusan MenPAN Nomor:

24/KEP/M.PAN/2/2003 atau berdasarkan Peraturan MenPAN

Nomor : PER/219/M.PAN/7/2008.

9.2.2. Penilaian prestasi kerja perekayasa sejak tanggal 01 Januari

2010 dilakukan berdasarkan Peraturan MenPAN Nomor

PER/219/M.PAN/7/2008 dan Petunjuk Teknis Nomor

01/Kp/BPPT/I/2009

9.2.3. Prestasi kerja Perekayasa, baik yang aktif maupun yang

dibebaskan sementara yang penilaiannya akan menggunakan

Keputusan MenPAN Nomor 24/KEP/M.PAN/2/2003 sudah harus

dinilaikan selambat-lambatnya tanggal 31 Desember 2009.

9.3 Inpassing

Pelaksanaan dan aturan mengenai penilaian inpassing pada jabatan fungsional

perekayasa diatur tersendiri dengan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor : 02/Kp/BPPT/2009 tentang Tata Cara Inpassing

Jabatan Fungsional Perekayasa.

Page 130: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

LAMPIRAN X

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

NIP :

Jabatan :

Unit kerja :

Menyatakan bahwa: :

Nama :

NIP : Baru

Pangkat/golongan ruang/TMT :

Jabatan /golongan ruang/TMT :

Unit kerja :

Angka Keterangan/

Kredit Bukti Fisik

1

2

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

......., .................

Atasan langsung

......................

NIP. ...................

Jumlah

Telah melakukan kegiatan Pendidikan dan Latihan sebagai berikut :

No Uraian Kegiatan Butir Kegiatan Tanggal

SURAT PERNYATAAN

TELAH MENGIKUTI PENDIDIKAN DAN LATIHAN

L-32

Page 131: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

LAMPIRAN XI

Instansi: Masa penilaian : s/d

1

2

3

4

5

6

7

8

Lama tahun .

BulanBaru tahun .

Bulan10

LAMA BARU JUMLAH

I

1)

2)

3)

4)

ASLI disampaikan dengan hormat kepada : Ditetapkan di...................................

Kepala BKN Up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian BKN pada tanggal....................................

TEMBUSAN disampaikan kepada :

1. Perekayasa yang bersangkutan;

2. Pimpinan Unit Kerja yang bersangkutan;

3. Sekretaris Tim Penilai yang bersangkutan;

4. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit NIP.............................................

5. Sekretariat Instansi Pembina (Pusbindiklat BPPT).

6. Kepala Biro/Bagian yang menangani Kepegawaian, .

Instansi/BKD yang bersangkutan .

PENETAPAN ANGKA KREDITNomor : ………………………………..

I KETERANGAN PERORANGAN

N a m a

N I P

Nomor Seri KARPEG

Pangkat / Golongan Ruang / TMT

Tempat dan Tanggal Lahir

Jenis Kelamin

9 Masa Kerja golongan

Unit Kerja

Pendidikan Tertinggi

Pendidikan dan Pelatihan di bidang kegiatan

kerekaysaan dan memperoleh Surat Tanda

Tamat Pendidikan & Pelatihan (STTPP)

Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan

Kegiatan Kerekayasaan

Pengembangan Profesi

Jabatan Fungsional / TMT

DAPAT DIPERTIMBANGKAN UNTUK DINAIKKAN DALAM

JABATAN …………………. / PANGKAT……………….. / TMT…………………

Jumlah Unsur Utama

B. PENUNJANG

Kegiatan Penunjang

Jumlah Unsur Penunjang

Jumlah Unsur Utama dan Unsur Penunjang

Jumlah Pendidikan Sekolah dan Angka Kredit

Penjenjangan.

II PENETAPAN ANGKA KREDIT

Pendidikan Sekolah

II Angka Kredit Penjenjangan

A. Utama

L-33

Page 132: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

L-1

LAMPIRAN I

STANDAR NOMENKLATUR UNTUK SCIENCE DAN TEKNOLOGI

BERDASARKAN UNESCO TAHUN 1988

MATHEMATICS

1 Algebra 7 Numerical analysis

2 Analysis and functional analysis 8 Operations research

3 Computer science 9 Probability

4 Geometry 10 Statistics

5 Number theory 11 Other mathematical specialities

6 Topology

ASTRONOMY & ASTROPHYSICS

1 Cosmology and cosmogony 5 Radio-astronomy

2 Interplanetary medium 6 Solar system

3 Optical astronomy 7 Other astronomical specialities

4 Planetology

PHYSICS

1 Acoustics 9 Optics

2 Electro-magnetism 10 Physical chemistry

3 Electronics 11 Solid state physics

4 Fluid (physics of) 12 Thoeritical physics

5 Mechanics 13 Thermodynamics

6 Molecular physics 14 Units and constants

7 Nuclear physics 15 Other physical specialities

8 Nucleonic

CHEMISTRY

1 Analytical chemistry 5 Nuclear chemistry

2 Biochemistry 6 Organic chemistry

3 Inorganic chemistry 7 Physical chemistry

4 Macromolecular chemistry 8 Other chemical specialities

LIFE SCIENCES

1 Animal biology (zoology) 11 Immunology

2 Anthropology (physical) 12 Insect biology (entomology)

3 Biochemistry 13 Microbiology

4 Biomathematics 14 Molecular biology

5 Biometrics 15 Palaentology

6 Cell biology 16 Plant biology (botany)

7 Ethology 17 Radiobiology

Page 133: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

L-2

8 Genetics 18 Symbiosis

9 Human biology 19 Virology

10 Human physiology 20 Other biological specialities

EARTH AND SPACE SCIENCES

1 Atmospheric sciences 8 Oceanography

2 Climatology 9 Soil science

3 Geochemistry 10 Space science

4 Geodesy 11 Geology

5 Geography 12 Geophysics

6 Hydrology 13 Other earth, space or

7 Meteorology environmental specialities

AGRICULTURAL SCIENCES

1 Agricultural chemistry 6 Forestry

2 Agricultural engineering 7 Horticulture

3 Agronomy 8 Phytopathology

4 Animal husbandry 9 Veterinary sciences

5 Fish and wildlife 10 Other agricultural specialities

MEDICAL SCIENCES

1 Clinical sciences 9 Pharmacology

2 Epidemiology 10 Preventive medicine

3 Forensic medicine 11 Psychiatry

4 Occupational medicine 12 Public health

5 Internal medicine 13 Surgery

6 Nutrition sciences 14 Toxicology

7 Pathology 15 Other medical specialities

8 Pharmacodynamics

TECHNOLOGICAL SCIENCES

1 Aeronautical technology and

engineering

16 Metal products technology

2 Biochemical technology 17 Motor vehicle technology

3 Chemical technology and

engineering

18 Mining technology

4 Computer technology 19 Naval technology

5 Construction technology 20 Nuclear technology

6 Electrical technology and

engineering

21 Petroleum and coal technology

7 Electronic technology 22 Power technology

8 Environmental technology and

engineering

23 Railway technology

9 Food technology 24 Space technology

10 Industrial technology 25 Telecommunications

Page 134: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

L-3

technology

11 Instrumentation technology 26 Textile technology

12 Materials technology 27 Transportation systems

technology

13 Mechanical engineering and

technology

28 Unit operations technology

14 Medical technology 29 Urban planning

15 Metallurgical technology 30 Other technological specialities

ECONOMIC SCIENCES

1 Econometrics 4 Economics of technological

change

2 Economic accounting 5 Industrial organization and

public policy

3 Economic systems 6 Organization and management

of enterprises

PEDAGOGY

1 Curriculum Development

POLITICAL SCIENCE

1 Policy sciences

PSYCHOLOGY

1 Educational psychology 3 Experimental psychology

2 Evaluation and measurement in

psychology

SCIENCES OF ART & LETTERS

1 Architecture

PHILOSOPHY

1 Philosophy of knowledge 5 Philosophy of nature

2 General philosophy 6 Social philosophy

3 Philosophical systems 7 Philosophical doctrines

4 Philosophy of science 8 Other philosophical specialities

Page 135: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

L-4

LAMPIRAN II

KOMPOSISI JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK KENAIKAN JABATAN DAN KENAIKAN PANGKAT PEREKAYASA PENDIDIKAN SARJANA (S1)/DIPLOMA IV

NO

UNSUR

PROSENTASE

JENJANG JABATAN / GOLONGAN RUANG / ANGKA KREDIT

PERTAMA MUDA MADYA UTAMA

III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e

I

Pendidikan Sekolah

100

100

100

100

100

100

100

100

100

II ANGKA KREDIT PENJENJANGAN

> 80 %

40

80

160

240

348

12

456

24

564

36

712

48

50

A UTAMA

1

2

3

Pendidikan dan pelatihan serta

memperoleh surat tanda tamat

pendidikan dan pelatihan (STTPP) atau

sertifikat

Kegiatan Kerekayasaan

Pengembangan Profesi

Jumlah I 40 80 160 240 360 480 600 760 50

B

PENUNJANG

Pendukung pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan Tugas Perekayasaan

< 20 %

10

20

40

60

90

120

150

190

Jumlah II 50 100 200 300 450 600 750 950 50

Jumlah ( I + II ) 100%

150

200

300

400

550

700

850

1050

Page 136: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

L-5

LAMPIRAN III

KOMPOSISI JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK KENAIKAN JABATAN DAN KENAIKAN PANGKAT PEREKAYASA PENDIDIKAN PASCA SARJANA (S2)

NO

UNSUR

PROSENTASE

JENJANG JABATAN / GOLONGAN RUANG / ANGKA KREDIT

PERTAMA MUDA MADYA UTAMA

III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e

I

Pendidikan Sekolah

150

150

150

150

150

150

150

150

II ANGKA KREDIT PENJENJANGAN

> 80 %

40

120

200

308

12

416

24

524

36

672

48

50

A UTAMA

1

2

3

Pendidikan dan pelatihan serta

memperoleh surat tanda tamat

pendidikan dan pelatihan (STTPP) atau

sertifikat

Kegiatan Kerekayasaan

Pengembangan Profesi

Jumlah I 40 120 200 320 440 560 720 50

B

PENUNJANG

Pendukung pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan Tugas Perekayasaan

< 20 %

10

30

50

80

110

140

180

Jumlah II 50 150 250 400 550 700 900 50

Jumlah ( I + II ) 100%

200

300

400

550

700

850

1050

Page 137: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

L-6

LAMPIRAN IV

KOMPOSISI JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK KENAIKAN JABATAN DAN KENAIKAN PANGKAT PEREKAYASA PENDIDIKAN PASCASARJANA (S3)

NO

UNSUR

PROSENTASE

JENJANG JABATAN / GOLONGAN RUANG / ANGKA KREDIT

MUDA MADYA UTAMA

III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e

I

Pendidikan Sekolah

200

200

200

200

200

200

200

II ANGKA KREDIT PENJENJANGAN

> 80 %

80

160

268

12

376

24

484

36

632

48

50

A UTAMA

1

2

3

Pendidikan dan pelatihan serta

memperoleh surat tanda tamat pendidikan

dan pelatihan (STTPP) atau sertifikat

Kegiatan Kerekayasaan

Pengembangan Profesi

Jumlah I 80 160 280 400 520 680 50

B

PENUNJANG

Pendukung pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan Tugas Perekayasaan

< 20 %

20

40

70

100

130

170

Jumlah II 100 200 350 500 650 850 50

Jumlah ( I + II ) 100%

300

400

550

700

850

1050

Page 138: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

NO UNSUR SATUAN HASILANGKA

KREDITPELAKSANA

I PENDIDIKAN A Pendidikan Sekolah dan 1. Ijazah 200 Semua Jenjang

Memperoleh Gelar/Ijazah 2. Ijazah 150 Semua Jenjang

3. Ijazah 100 Semua Jenjang

B Pendidikan dan Pelatihan 1. Sertifikat 15 Semua Jenjang

di Bidang Kegiatan kerekayasaan 2. Sertifikat 9 Semua Jenjang

dan Memperoleh Surat Tanda 3. Sertifikat 6 Semua Jenjang

Tamat Pendidikan dan 4. Sertifikat 3 Semua Jenjang

Pelatihan (STTPP) 5. Sertifikat 2 Semua Jenjang

6. Sertifikat 1 Semua Jenjang

7. Sertifikat 0,5 Semua Jenjang

C Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Sertifikat 2,0 Semua Jenjang

II A Pelaksanakan kegiatan 1. Sebagai Staf Perekayasa (Engineering Staff)

penelitian terapan, a.

pengembangan, perekayasaan 1). Melaksanakan desain konseptual

dan pengoperasian (a) Menetapkan tujuan dan kebutuhan desain (Design

Requirement and Objective)

Lembar kerja 0,079 Perekayasa Pertama

(b) Menyusun filosofi rancang bangun Lembar kerja 0,098 Perekayasa Pertama

(c) Menetapkan metoda yang digunakan Lembar kerja 0,083 Perekayasa Pertama

2).

(a) Merekayasa bentuk konfigurasi Lembar kerja 0,109 Perekayasa Pertama

(b) Mengkalkulasi kinerja awal Logbook per

kegiatan dan

Lembar kerja

0,113 Perekayasa Pertama

(c) Membuat gambar teknis (Engineering Drawing )

awal

Lembar kerja 0,115 Perekayasa Pertama

3).

(a) Melaksanakan iterasi hasil desain awal Lembar kerja 0,152 Perekayasa Pertama

(b) Mengoptimasi hasil desain awal Lembar kerja 0,125 Perekayasa Pertama

(c) Melaksanakan konfigurasi desain rinci Lembar kerja 0,228 Perekayasa Pertama

(d) Menetapkan konfigurasi Lembar kerja 0,076 Perekayasa Pertama

4).

(a) Melaksanakan perhitungan pendekatan awal Logbook dan

Lembar kerja

0,109 Perekayasa Pertama

(b) Melaksanakan perhitungan analitik rinci Logbook dan

Lembar kerja

0,255 Perekayasa Pertama

(c) Melaksanakan komputasi numerik Logbook dan

Lembar kerja

0,671 Perekayasa Pertama

Magister (S2)

Sarjana (S1)

Lamanya 10 - 30 jam

Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan golongan III

Melaksanakan kegiatan Kerekayasaan

Melaksanakan desain awal

RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN ANGKA KREDITNYA

SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

Doktor (S3)

Lamanya lebih dari 960 jam

Lamanya 641 – 960 jam

Melaksanakan Desain rinci

Melaksanakan perhitungan

KEGIATAN

KEREKAYASAAN

(Sesuai Lampiran I PerMenPAN Nomor PER/219/M/PAN/7/2008)

Lamanya 81 – 160 jam

Lamanya 31 - 80 jam

Lamanya 481 – 640 jam

Lamanya 161 – 480 jam

LAMPIRAN V

L-7

Page 139: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

NO UNSUR SATUAN HASILANGKA

KREDITPELAKSANASUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

Doktor (S3)5).

(a) Menetapkan konfigurasi pengujian Lembar kerja 0,183 Perekayasa Pertama

(b) Membuat benda uji Benda kerja/

Lembar Kerja

(Product Working

sheet )

0,175 Perekayasa Pertama

(c) Menetapkan sistem penginderaan pengujian Lembar kerja 0,090 Perekayasa Pertama

(d) Menetapkan sistem perolehan dan pengolahan data Lembar kerja 0,113 Perekayasa Pertama

(e) Melaksanakan operasi pengujian Logbook 0,420 Perekayasa Pertama

(f) Menganalisis data Lembar kerja 0,275 Perekayasa Pertama

(g) Menginterpretasi hasil uji Lembar kerja 0,289 Perekayasa Pertama

6).

(a) Menetapkan instrumentasi explorasi Lembar kerja 0,174 Perekayasa Pertama

(b) Menetapkan sasaran explorasi Lembar kerja 0,125 Perekayasa Pertama

(c) Melaksanakan explorasi Logbook dan

Lembar kerja

0,569 Perekayasa Pertama

(d) Menganalisis data explorasi Lembar kerja 0,491 Perekayasa Pertama

(e) Menginterpretasi hasil explorasi Lembar kerja 0,267 Perekayasa Pertama

7).

(a) Menetapkan instrumentasi observasi Lembar kerja 0,240 Perekayasa Pertama

(b) Menetapkan sasaran observasi Lembar kerja 0,110 Perekayasa Pertama

(c) Melaksanakan observasi Logbook dan

Lembar kerja

0,638 Perekayasa Pertama

(d) Menganalisis data observasi Lembar kerja 0,423 Perekayasa Pertama

(e) Menginterpretasi hasil observasi Lembar kerja 0,246 Perekayasa Pertama

8).

(a) Menetapkan instrumentasi pengukuran Lembar kerja 0,158 Perekayasa Pertama

(b) Menetapkan sasaran pengukuran Lembar kerja 0,076 Perekayasa Pertama

(c) Melaksanakan pengukuran Logbook dan

Lembar kerja

0,571 Perekayasa Pertama

(d) Menganalisis data pengukuran Lembar kerja 0,489 Perekayasa Pertama

(e) Menginterpretasi hasil pengukuran Lembar kerja 0,551 Perekayasa Pertama

9).

(a) Melaksanakan repair (perbaikan) produk Lembar kerja dan

foto

0,480 Perekayasa Pertama

(b) Melaksanakan modifikasi produk Lembar kerja dan

foto

0,251 Perekayasa Pertama

10).

(a) Melaksanakan perawatan rutin (harian) produk Lembar kerja dan

foto

0,057 Perekayasa Pertama

(b) Melaksanakan perawatan berkala produk Lembar kerja dan

foto

0,136 Perekayasa Pertama

(c) Melaksanakan perbaikan menyeluruh (over haul )

produk

Lembar kerja dan

foto

0,336 Perekayasa Pertama

11).

(a) Menetapkan parameter kelayakan Lembar kerja 0,123 Perekayasa Pertama

(b) Melaksanakan penyelidikan kesesuaian dengan

paramater kelayakan

Lembar kerja 0,315 Perekayasa Pertama

Melaksanakan modifikasi produk

Melaksanakan perawatan produk

Melaksanakan pengujian

Melaksanakan explorasi

Melaksanakan observasi

Melaksanakan pengukuran

Melaksanakan studi kelayakan sistem teknologi

L-8

Page 140: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

NO UNSUR SATUAN HASILANGKA

KREDITPELAKSANASUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

Doktor (S3)12).

(a) Menetapkan acuan studi banding Lembar kerja 0,145 Perekayasa Pertama

(b) Melaksanakan perbandingan kinerja suatu teknologi Lembar kerja 0,301 Perekayasa Pertama

b Surat Keputusan 2,000 Perekayasa Pertama

2. Sebagai Ketua Sub Kelompok (Leader)

a

1).

(a) Memberikan beberapa alternatif metoda desain Lembar Instruksi

Teknik

0,820 Perekayasa Muda

(b) Menetapkan metoda kalkulasi Lembar Instruksi

Teknik

0,218 Perekayasa Muda

(c) Menilai hasil desain awal Lembar kerja 0,602 Perekayasa Muda

2).

(a) Memberikan metoda optimasi Lembar Instruksi

Teknik

0,174 Perekayasa Muda

(b) Mensintesiskan hasil desain awal menjadi desain

rinci

Lembar kerja 0,354 Perekayasa Muda

(c) Memberikan metoda iterasi desain Lembar Instruksi

Teknik

0,419 Perekayasa Muda

3).

(a) Melaksanakan penurunan persamaan

matematik/modelling

Lembar kerja 0,425 Perekayasa Muda

(b) Melaksanakan deskritisasi persamaan Lembar kerja 0,369 Perekayasa Muda

(c) Memberikan metoda pemecahan persamaan Lembar Instruksi

Teknik

0,190 Perekayasa Muda

4).

(a) Menyajikan beberapa alternatif jenis peralatan

pengujian

Lembar Instruksi

Teknik

0,206 Perekayasa Muda

(b) Menentukan peralatan perolehan data Lembar Instruksi

Teknik

0,209 Perekayasa Muda

(c) Menentukan peralatan pengolah data Lembar Instruksi

Teknik

0,206 Perekayasa Muda

(d) Memberikan metoda dan strategi pengujian Lembar Instruksi

Teknik

0,200 Perekayasa Muda

(e) Memberikan metoda interpretasi hasil pengujian Lembar Instruksi

Teknik

0,200 Perekayasa Muda

5).

(a) Melaksanakan pemilihan dan penetapan sasaran

explorasi

Lembar Instruksi

Teknik

0,256 Perekayasa Muda

(b) Menetapkan metoda explorasi Lembar Instruksi

Teknik

0,171 Perekayasa Muda

(c) Melaksanakan penurunan hasil explorasi menjadi

model matematika

Lembar kerja 0,241 Perekayasa Muda

Melaksanakan perhitungan

Melaksanakan Pengujian

Melaksanakan explorasi

Melaksanakan desain konseptual/ awal

Melaksanakan desain rinci

Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya

Memberikan supervisi kepada para Engineering Staff dalam:

Melaksanakan studi banding sistem teknologi

L-9

Page 141: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

NO UNSUR SATUAN HASILANGKA

KREDITPELAKSANASUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

Doktor (S3)6).

(a) Melaksanakan pemilihan dan penetapan sasaran

observasi

Lembar Instruksi

Teknik

0,192 Perekayasa Muda

(b) Menetapkan metoda observasi Lembar Instruksi

Teknik

0,175 Perekayasa Muda

(c) Melaksanakan penurunan hasil observasi menjadi

model matematika

Lembar kerja 0,392 Perekayasa Muda

7).

(a) Melaksanakan pemilihan dan penetapan sasaran

pengukuran

Lembar Instruksi

Teknik

0,400 Perekayasa Muda

(b) Menetapkan metoda pengukuran Lembar Instruksi

Teknik

0,249 Perekayasa Muda

(c) Melaksanakan penurunan hasil pengukuran

menjadi model matematika

Lembar kerja 0,343 Perekayasa Muda

8).

(a) Memberikan metoda modifikasi produk Lembar Instruksi

Teknik

0,245 Perekayasa Muda

(b) Memberikan metoda perbaikan (repair ) produk Lembar Instruksi

Teknik

0,314 Perekayasa Muda

9).

(a) Memberikan metoda perawatan produk Lembar Instruksi

Teknik

0,248 Perekayasa Muda

(b) Memberikan metoda perbaikan menyeluruh (over

haul ) produk

Lembar Instruksi

Teknik

0,215 Perekayasa Muda

10).

(a) Menetapkan persyaratan kelayakan Lembar Instruksi

Teknik

0,221 Perekayasa Muda

(b) Melaksanakan pemilihan parameter kelayakan Lembar Instruksi

Teknik

0,247 Perekayasa Muda

(c) Menetapkan model yang akan dipakai sebagai

acuan

Lembar Instruksi

Teknik

0,269 Perekayasa Muda

11). Lembar Instruksi

Teknik

0,240 Perekayasa Muda

b Lembar Keputusan

(decission sheet )

0,068 Perekayasa Muda

c

1). Materi presentasi 0,180 Perekayasa Muda

2). Materi presentasi 0,067 Perekayasa Muda

d Surat Keputusan 2,000 Perekayasa

Pertama/Muda

Memberikan presentasi hasil kegiatan di hadapan Ketua

Kelompok (Group Leader ) secara berkala (Pemaparan,

diskusi, dan penyimpulan hasil)

Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya

Menetapkan acuan banding

Menyelenggarakan pertemuan dan memimpin diskusi dengan

para Staf Perekayasa (Engineering Staff ) tentang pekerjaan

mereka

Memberikan presentasi hasil kegiatannya dalam pertemuan

berkala yang diselenggarakan dan dipimpin oleh Ketua

Kelompok (Group Leader )

Mempersiapkan bahan presentasi laporan hasil kegiatan

Paket Kerja (Work Package ) yang dipimpinnya

Melaksanakan perawatan produk

Melaksanakan studi kelayakan sistem teknologi

Melaksanakan observasi

Melaksanakan pengukuran

Melaksanakan modifikasi produk

L-10

Page 142: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

NO UNSUR SATUAN HASILANGKA

KREDITPELAKSANASUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

Doktor (S3)

a

1). Lembar kerja/

Lembar Instruksi

0,525 Perekayasa Madya

2). Lembar kerja/

Lembar Instruksi

0,420 Perekayasa Madya

3). Lembar kerja/

Lembar Instruksi

0,420 Perekayasa Madya

4). Lembar kerja/

Lembar Instruksi

0,420 Perekayasa Madya

5). Lembar kerja/

Lembar Instruksi

0,420 Perekayasa Madya

6). Lembar kerja/

Lembar Instruksi

0,525 Perekayasa Madya

7). Lembar kerja/

Lembar Instruksi

0,390 Perekayasa Madya

b Lembar Keputusan

(decission sheet )

1,200 Perekayasa Madya

c Lembar Keputusan

(decission sheet )

0,330 Perekayasa Madya

d Kontrak kerjasama 0,428 Perekayasa Madya

e Lembar Usulan

spesifikasi teknis

0,400 Perekayasa Madya

f

1). Materi presentasi 0,600 Perekayasa Madya

2). Materi presentasi 0,120 Perekayasa Madya

g Surat Keputusan 2,000 Perekayasa

Muda/Madya

Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah perawatan

Mendiskusikan kualitas capaian dari segi teknis dengan

melakukan iterasi teknis diantara kelompok (group ) yang

terkait

Mengusulkan pengadaan barang dan spesifikasinya kepada

Manajer Program (Program Manager )

Memberikan presentasi hasil kegiatannya dalam pertemuan

secara berkala yang diselenggarakan dan dipimpin oleh

Program Director dan dihadiri oleh Insinyur Kepala (Chief

Engineer ) dan Manajer Program (Program manager )

Mempersiapkan materi presentasi laporan hasil kegiatan

struktur rincian kerja (WBS ) yang dipimpinnya

Memberikan presentasi hasil kegiatan di hadapan Kepala

Program (Program Director ) secara berkala (paparan,

diskusi dan kesimpulan)

Melaksanakan sub-integrasi produk WBS untuk masalah

pengukuran

Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah modifikasi

Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya

3. Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader)

Mengkombinasikan hasil-hasil dari seluruh Paket Pekerjaan

( WP) yang berada di bawahnya dalam kelompok

keilmuan/keahliannya

Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah disain

Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah testing

Melaksanakan sub-integrasi produk s truktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah explorasi

Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah observasi

Mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan ketepatan

waktu, pendanaan, dan pengadaan barang sesuai dengan

struktur rincian kerja (WBS)- nya dengan melakukan iterasi

yang terkait dengan ketersediaan aliran pendanaan

Membuat perencanaan kontrak kerjasama teknis dengan

pihak lain bersama Manajer Program (Program Manager )

L-11

Page 143: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

NO UNSUR SATUAN HASILANGKA

KREDITPELAKSANASUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

Doktor (S3)4.

a

1). Lembar Kerja 0,140 Perekayasa Muda

2). Lembar kerja 0,160 Perekayasa Muda

b Draft kontrak 0,239 Perekayasa Muda

c Lembar kerja 0,180 Perekayasa Muda

d

1). Lembar kerja 0,167 Perekayasa Muda

2). Lembar kerja 0,164 Perekayasa Muda

e

1). Draft PCM report 0,565 Perekayasa Muda

2). Draft Laporan 0,100 Perekayasa Muda

f Surat Keputusan 2,000 Perekayasa Muda

5.

a

1).

(a) Memberikan metoda pengendalian proyek, dan

sejenisnya untuk penjadwalan dan pengendalian

program

Lembar Instruksi

Teknik

0,325 Perekayasa Madya

(b) Membuat rencana pendanaan yang telah

dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.

Lembar kerja 0,359 Perekayasa Madya

Menyusun draft laporan kemajuan program dari segi

waktu dan dana

Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya

Mengusulkan pengadaan barang melalui Pengelola anggaran

sesuai dengan spesifikasi yang diusulkan Ketua Kelompok

(Group Leader ) bersama Manajer Program (Program

Manager )

Melaksanakan evaluasi berkala dengan para Ketua Kelompok

(Group Leader ) bersama Manajer Program (Program

Manager )

Membuat perencanaan jadwal pelaksanaan kegiatan dan

pendanaan bersama dengan Manajer Program (Program

Manager).

Mengusulkan metoda pengendalian proyek, dan

sejenisnya untuk penjadwalan dan pengendalian

program

Mengusulkan rencana pendanaan yang telah

dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.

Menyiapkan draft kontrak kerjasama teknis dengan pihak lain

bersama Manajer Program (Program Manager )

Asisten Manajer Program (Assistant Program

Manager)

Melakukan penyesuaian jadwal kegiatan terhadap

kondisi pendanaan yang berjalan, mendiskusikan

dampak kesesuaian pendanaan yang baru terhadap

produk kerja

Mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan

ketepatan waktu pengadaan barang

Memantau jalannya program ditinjau dari segi waktu dan dana

Melaksanakan Pemantauan dan Pengendalian

Kemajuan Kegiatan (PCM ) bersama Manajer Program

(Program Manager )

Manajer Program (Program Manager)

Membuat perencanaan jadwal pelaksanaan kegiatan dan

pendanaan.

Merencanakan jadwal pendanaan program yang telah

ditetapkan

L-12

Page 144: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

NO UNSUR SATUAN HASILANGKA

KREDITPELAKSANASUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

Doktor (S3)b Kontrak kerjasama 0,478 Perekayasa Madya

c Lembar kerja 0,360 Perekayasa Madya

d

1). Lembar Keputusan

(decission sheet )

0,334 Perekayasa Madya

2). Lembar Keputusan

(decission sheet )

0,328 Perekayasa Madya

e

1). PCM Report 0,810 Perekayasa Madya

2). Materi presentasi 0,240 Perekayasa Madya

3). materi presentasi 0,120 Perekayasa Madya

f Lembar Keputusan

(decission sheet )

0,800 Perekayasa Madya

g Surat Keputusan 2,000 Perekayasa Madya

6.

a

1). Engineering

Manual

1,080 Perekayasa Madya

2). Testing Manual 0,930 Perekayasa Madya

3). Production Manual 1,500 Perekayasa Madya

b Lembar Kerja 0,300 Perekayasa Madya

c Lembar Kerja 0,300 Perekayasa Madya

d Lembar Kerja 0,240 Perekayasa Madya

e Lembar Kerja 1,350 Perekayasa Madya

f Surat Keputusan 2,000 Perekayasa Madya

Mengusulkan pengadaan barang melalui Pengelola anggaran

sesuai dengan spesifikasi yang diusulkan Ketua Kelompok

(Group Leader )

Melaksanakan evaluasi berkala dengan para Group Leader

Menyiapkan draft buku acuan kerekayasaan

(Engineering Manual )

Menyiapkan draft buku acuan pengujian (Test Manual )

melakukan penyesuaian jadwal kegiatan terhadap

kondisi pendanaan yang berjalan, mendiskusikan

dampak kesesuaian pendanaan yang baru terhadap

produk kerja

Mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan

ketepatan waktu pengadaan barang

Memantau jalannya program ditinjau dari segi waktu dan dana

Melaksanakan Pemantauan dan Pengendalian

Kemajuan Kegiatan (PCM)

Menyusun Laporan kemajuan program dari segi waktu

dan dana

Mempresentasikan laporan kemajuan program dari segi

waktu dan dana di hadapan Kepala Program (Program

Director ) secara berkala

Membentuk Organisasi Fungsional Program bersama Kepala

Program (Program Director ) dan Insinyur Kepala (Chief

Engineer )

Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya

Asisten Insinyur Kepala (Asistant Chief Engineer)

Menyiapkan draft Engineering/ Test/ Production manual

Menetapkan kontrak kerjasama teknis dengan pihak lain

Menyiapkan draft buku acuan produksi (Production

Manual )

Mengusulkan personil yang sesuai serta klarifikasi dan sandi

kerja (job code )

Mengusulkan rencana waktu keterlibatan personil dalam tiap

prorgram

Menyiapkan pertemuan dalam rangka koordinasi kerja

Memantau pelaksanaan program bersama Insinyur Kepala

(Chief Engineer )

Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya

L-13

Page 145: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

NO UNSUR SATUAN HASILANGKA

KREDITPELAKSANASUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

Doktor (S3)7.

a Lembar Keputusan

(decission sheet )

0,800 Perekayasa Utama

b

1). Lembar Kerja 0,960 Perekayasa Utama

2). Draft SK Tim Kerja 0,610 Perekayasa Utama

c Lembar Keputusan

(decission sheet )

0,733 Perekayasa Utama

d

1). Lembar Instruksi

Teknik

0,473 Perekayasa Utama

2). Lembar Keputusan

(decission sheet )

0,400 Perekayasa Utama

3). Lembar Keputusan

(decission sheet )

0,573 Perekayasa Utama

e Materi presentasi 0,207 Perekayasa Utama

f Surat Keputusan 2,000 Perekayasa Madya

8.

a Lembar Kerja 1,100 Perekayasa Utama

Memberikan saran perbaikan, alternatif teknik yang lain

pada pertemuan diskusi dengan para Ketua Kelompok

(Group Leader )secara bersama atau sendiri-sendiri,

untuk mendiskusikan hasil - hasil program secara

berkala

Melakukan optimasi desain (trade-off ) terhadap kondisi

batas yang masih bisa dinegosiasi diantara struktur

rincian kerja (WBS ) dan prioritasi hasil-hasil struktur

rincian kerja (WBS ) untuk mendapatkan produk akhir

yang paling sesuai pada akhir tahun anggaran

Mendiskusikan dan menetapkan Sumber Daya Manusia

yang terlibat dalam program dengan para Kepala Unit

Struktural

Mengevaluasi dan menyetujui usulan spesifikasi teknis barang

yang diusulkan Ketua Kelompok (Group Leader )

Insinyur Kepala (Chief Engineer)

Membentuk Organisasi Program bersama Kepala Program

(Program Director ) dan Manajer Program (Program Manager )

Mempresentasikan hasil kegiatan secara teknis di hadapan

kepala program secara berkala

Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya

Kepala Program (Program Director )

Melakukan perencanaan program bersama Pengelola

Program (Program Manager ) dan Insinyur Kepala (Chief

Engineer ) membentuk organisasi program, menentukan

jumlah struktur rincian kerja (WBS ) dan jumlah paket

pekerjaan (WP) untuk setiap struktur rincian kerja (WBS )

Membuat perencanaan SDM yang sesuai kebutuhan,

berkoordinasi dengan para Kepala Unit Struktural yang terlibat

dalam program

Merencanakan waktu keterlibatan personil dalam tiap

program

Mengintegrasikan hasil-hasil dari seluruh WBS ditinjau dari

kualitas teknik pemenuhan Design, Requirement, and

Objective (DR&O)

Memberikan supervisi teknis untuk penyelarasan kinerja

secara rutin

L-14

Page 146: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

NO UNSUR SATUAN HASILANGKA

KREDITPELAKSANASUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

Doktor (S3)b Surat Keputusan 1,540 Perekayasa Utama

c Lembar Keputusan

(decission sheet )

0,384 Perekayasa Utama

d

1). Lembar Instruksi

Teknik

0,473 Perekayasa Utama

2). Materi presentasi 0,220 Perekayasa Utama

e

1). Materi presentasi 0,304 Perekayasa Utama

2). Benda kerja/

Lembar benda

Kerja (Product

Working sheet )

0,431 Perekayasa Utama

f Dokumen HAKI 0,577 Perekayasa Utama

g Surat Keputusan 2,000 Perekayasa Utama

B. 1.

a. Program Manual 2,640 Perekayasa Utama

b. Program Manual 1,980 Perekayasa Madya

c. Program Manual 2,640 Perekayasa Utama

2.

a. Design Manual 0,990 Perekayasa Madya

Melaporkan jalannya program serta mempertanggung

jawabkan hasil program kepada kepala unit struktural

(pimpinan terkait) yang memberi pekerjaan secara

berkala

Mensosialisasikan hasil program kepada para Stakeholders

terkait untuk dilakukan Uji Operasional dan Evaluasi

Memantau jalannya program

Memberikan saran-saran pada setiap fasa penelaahan

program (program review ): tahap persiapan

(Preliminary ), tahap rinci (Detail ), tahap kritis (Critical )

dan tahap akhir (Final )

Mengangkat personil-personil yang terlibat dalam program

serta pejabat-pejabat fungsional atas usulan Insinyur Kepala

(Chief Engineer ), dan Program Manajer (Program Manager )

Mendiskusikan jalannya program ditinjau dari segi teknik

ketepatan waktu dan pendanaan secara berkala bersama para

Ketua Kelompok (Group Leader ), Program Manajer

(Program Manager ) dan Insinyur Kepala (Chief Engineer )

Pelaksanakan penyusunan

Pedoman dan Pembuatan

Laporan dalam Organisasi

Fungsional Kerekayasaan

Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Program (Program Manual )

Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer ) mempersiapkan

buku acuan program (Program Manual )

Sebagai Manajer Program (Program Manager ) memeriksa

buku acuan program (Program Manual )

Memberikan presentasi mengenai program berjalan

Memperagakan hasil-hasil program

Sebagai Kepala Program (Program Director ) menyetujui buku

acuan program (Program Manual )

Menyusun Pedoman Pelaksanaan Desain (Design Manual ) yang

terdiri dari Design, Requirement, and Objective (DR&O) , State of

The Art Method , Mean of Compliance , Engineering Drawing and

Documentation, Design Scheduling

Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader) mempersiapkan

buku acuan desain (Design Manual)

Mempresentasikan serta mempertahankan usulan Hak Atas

Kekayaan Inteletual di hadapan yang berwenang

Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya

L-15

Page 147: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

NO UNSUR SATUAN HASILANGKA

KREDITPELAKSANASUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

Doktor (S3)b. Design Manual 1,760 Perakayasa Utama

c. Design Manual 1,100 Perekayasa Utama

3.

a.

1). Engineering

Manual

0,990 Perekayasa Madya

2). Engineering

Manual

1,760 Perekayasa Utama

3). Engineering

Manual

1,100 Perekayasa Utama

b.

1). Test manual 0,990 Perekayasa Madya

2). Test manual 1,760 Perekayasa Utama

3). Test manual 1,100 Perekayasa Utama

c.

1). Production Manual 0,990 Perekayasa Madya

2). Production Manual 1,760 Perekayasa Utama

3). Production Manual 1,100 Perekayasa UtamaSebagai Kepala Program (Program Director ) menyetujui

buku acuan produksi (Production Manual )

Menyusun Engineering Manua l yang terdiri dari test objective,

test method, parameter definition, instrument system, test

article system, test operation, data analysis, integration, and

deploy system, engineering test scheduling

Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader )

mempersiapkan buku acuan kerekayasaan (Engineering

Manual )

Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer ) memeriksa

buku acuan pengujian (Test Manual )

Sebagai Kepala Program (Program Director ) menyetujui

buku acuan pengujian (Test Manual )

Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer ) memeriksa buku

acuan desain (Design Manual )

Sebagai Kepala Program (Program Director ) menyetujui buku

acuan desain (Design Manual )

Menyusun Pedoman Pelaksanaan Kerekayasaan/ Pengujian/

Produksi (Engineering/ Test/ Production Manual )

Menyusun buku acuan pengujian (Test manual )

Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader )

mempersiapkan buku acuan pengujian (Test Manual )

Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer) memeriksa

buku acuan kerekayasaan (Engineering Manual )

Sebagai Kepala Program (Program Director ) menyetujui

buku acuan kerekayasaan (Engineering Manual )

Menyusun Production manual yang terdiri dari production

method, production scheduling, sub assembly, small

assembly, product integration, product scheduling

Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader )

mempersiapkan buku acuan produksi (Production

Manual )

Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer) memeriksa

buku acuan produksi (Production Manual )

L-16

Page 148: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

NO UNSUR SATUAN HASILANGKA

KREDITPELAKSANASUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

Doktor (S3)4.

a. Technical Notes 0,107 Perekayasa Pertama

b. Technical Notes 0,190 Perekayasa Muda

c. Technical Notes 0,518 Perekayasa Madya

5.

a. Technical Report/

Memorandum

0,367 Perekayasa Muda

b. Technical Report/

Memorandum

0,525 Perekayasa Madya

c. Technical Report/

Memorandum

0,613 Perekayasa Utama

6.

a. Technical

Document

0,769 Perekayasa Madya

b. Technical

Document

0,493 Perekayasa Utama

c. Technical

Document

2,089 Perekayasa Utama

7.

a. Program

Document

3,300 Perekayasa Utama

b. Program

Document

2,475 Perekayasa Madya

c. Program

Document

3,300 Perekayasa Utama

Menyusun catatan teknis (Technical Notes) , yaitu menuliskan

hasil-hasil kerja dari setiap staf Perekayasa (Engineering Staff)

setiap saat dari kegiatan yang dilakukan

Sebagai Staf Perekayasa (Engineering Staff )

mempersiapkan catatan teknis (TN )

Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer )memeriksa

dokumen teknis (Technical Document )

Sebagai Kepala Program (Program Director ) menyetujui

dokumen teknis (Technical Document )

Membuat Program Document yang merupakan integrasi hasil-

hasil kerja setiap Group Leader yang terlibat dengan acuan pada

seluruh Technical Document yang dihasilkan

Sebagai Ketua Sub Kelompok (Group Leader) memeriksa

Laporan Teknis (Technical Report ) atau revisi laporan teknis

(Technical Memorandum )

Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer) menyetujui Laporan

Teknis (Technical Report ) atau revisi laporan teknis

(Technical Memorandum )

Sebagai Ketua Sub Kelompok (Leader ) memeriksa catatan

tenis (TN )

Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader ) menyetujui catatan

teknis (TN )

Menyusun Laporan Teknis (Technical Report) a tau revisi laporan

teknis (Technical Memorandum) yang merupakan hasil dari

kegiatan leader dengan acuan laporan teknis (Technical Report )

dari para staf Perekayasa (Engineering Staff ) yang terlibat

Sebagai Ketua Kelompok (Leader) mempersiapkan Laporan

Teknis (Technical Report ) atau revisi laporan teknis

(Technical Memorandum )

Menyusun dokumen teknis (Technical Document ) yang

merupakan hasil kerja Ketua Sub Kelompok (Group Leader ) yang

merupakan rangkuman hasil-hasil Paket Pekerjaan (WP) yang

terkait dengan acuan laporan teknis (Technical Report ) yang

dihasilkan

Sebagai Ketua Sub Kelompok (Group Leader )

mempersiapkan dokumen teknis (Technical Document )

Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer) mempersiapkan

(Program Document )

Sebagai Manajer Program (Program Manager ) memeriksa

laporan akhir program (Program Document )

Sebagai Kepala Program (Program Director ) menyetujui

laporan akhir program (Program Document )

L-17

Page 149: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

NO UNSUR SATUAN HASILANGKA

KREDITPELAKSANASUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

Doktor (S3)8.

a. Progress Control

and Monitoring

1,320 Perekayasa Madya

b. Progress Control

and Monitoring

0,330 Perekayasa Madya

c. Progress Control

and Monitoring

2,200 Perekayasa Utama

9. Surat Keputusan 2,000 Perekayasa Utama

III PENGEMBANGAN A. 1.

PROFESI a. Buku 15 Semua Jenjang

b. Buku 10 Semua Jenjang

c. Makalah 12,5 Semua Jenjang

d. Makalah 6 Semua Jenjang

e. Makalah 1 Semua Jenjang

B. 1. Dokumen 10 Semua Jenjang

2. Dokumen 5 Semua Jenjang

C. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan,

Petunjuk Teknis Pengelolaan

Kegiatan Kerekayasaan

Dokumen 5 Perekayasa Madya dan

Perekayasa Utama

D. Perolehan Sertifikat Profesi Sertifikat 3 Semua Jenjang

E. 1.

a. Tiap buku 2 Semua Jenjang

b. Tiap buku 1 Semua Jenjang

Penerjemahan/Penyaduran Buku

dan Bahan Lain di Bidang

Kerekayasaan

Penyebarluasan produk Teknologi

Sesuai dengan Tugas dalam

Program yang Sedang Berjalan

Membuat karya tulis di bidang kerekayasaan

Dalam bentuk buku yang dipublikasikan internasional

Dalam bentuk buku yang dipublikasikan nasional

Dalam bentuk makalah di majalah ilmiah internasional

Sebagai Manajer Program (Program Manager ) memeriksa

laporan pemantauan dan pengendalian kemajuan kegiatan

(Progress Control and Monitoring )

Sebagai Kepala Program menyetujui laporan pemantauan dan

pengendalian kemajuan kegiatan (Progress Control and

Monitoring )

Menyusun laporan pemantauan dan pengendalian kemajuan

kegiatan (Progress Control and Monitoring ), yaitu membukukan

dan merangkum hasil kerja Manajer Program (Program Manager )

dan Asisten Manajer Program (Asisten Program Manager ) dalam

bentuk dokumen yang meliputi evaluasi program terhadap dana

serta perubahan-perubahannya

Sebagai Manajer Program (Program Manager )

mempersiapkan laporan pemantauan dan pengendalian

kemajuan kegiatan (Progress Control and Monitoring )

Dalam bentuk makalah yang dipresentasikan pada pertemuan

ilmiah yang tidak dipublikasikan

Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya

Menyusun Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk Teknis Pengelolaan

Kegiatan Kerekayasaan

Memperoleh sertifikat profesional di bidang kerekayasaan (dinilai 1x

per jenis)

Menerjemahkan/menyadur di bidang kerekayasaan yang

dipublikasikan:

Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara

nasional

Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh lembaga yang

berwenang

Pendayagunaan produk Teknologi Mendayagunakan produk teknologi yang memperoleh HAKI

(kecuali merk)

Mendayagunakan produk teknologi terjual & memperoleh royalti

Dalam bentuk makalah di majalah dan media masa nasional

yang diakui instansi pembina

L-18

Page 150: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

NO UNSUR SATUAN HASILANGKA

KREDITPELAKSANASUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

Doktor (S3)2.

a. Tiap buku 1 Semua Jenjang

b. Tiap buku 0,5 Semua Jenjang

IV. KEGIATAN

PENUNJANG

A. Pengajar/Pelatih di Bidang

Kerekayasaan

1. Surat Tugas 0.04 Perekayasa Madya dan

Perekayasa Utama2. Surat Tugas 2 Perekayasa Madya dan

Perekayasa Utama3. Dokumen 0,5 Perekayasa Madya dan

Perekayasa Utama

B. 1. Sertifikat 3 Semua Jenjang

2. Sertifikat 2 Semua Jenjang

3. Sertifikat 1 Semua Jenjang

C.

a. 1

b. Surat Keputusan 0,75 Semua Jenjang

c. Surat Keputusan 0,5 Semua Jenjang

D. Keanggotaan dalam Tim Penilai PAK 0,04 Perekayasa Madya dan

Perekayasa Utama

Surat Keputusan 2 Semua Jenjang

E. 1.

a. Tanda Jasa 1 Semua Jenjang

b. Tanda Jasa 2 Semua Jenjang

c. Tanda Jasa 3 Semua Jenjang

2. Tanda Jasa 4 Semua Jenjang

3. Tanda Jasa 4 Semua Jenjang

4. Tanda Jasa 6 Semua Jenjang

5. Tanda Jasa 8 Semua Jenjang

F. 1. Memperoleh gelar kehormatan akademis, setiap gelar Penghargaan 15 Semua Jenjang

2. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya

a. Ijazah 10 Semua Jenjang

b. Doktor ( S-3 ) Ijazah 15 Semua Jenjang

Keanggotaan dalam Organisasi

Profesi di bidang Kerekayasaan

Berperan aktif sebagai anggota organisasi profesi, setiap tahun

Internasional

Nasional

Menjadi anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional Perekayasa secara

aktif, setiap DUPAK

Membimbing siswa

Menyusun kurikulum/buku/diktat/modul berkaitan dengan

pelatihan kegiatan kerekayasaan

Dalam bentuk makalah

Mengajar/melatih Diklat, per 2 Jam Pelajaran

Menerjemahkan/menyadur di bidang teknologi yang tidak

dipublikasikan :

Dalam bentuk buku

Bintang Jasa

Bintang Mahaputera.

Peserta

Menjadi anggota Mitra Bestari (Peer Review ), setiap Surat

Keputusan

Perolehan Gelar Kesarjanaan

lainnya

Pasca Sarjana ( S-2 )

Pemrasaran

Moderator/pembahas/narasumber

20 Tahun

30 Tahun

Satyalancana Pembangunan

Satyalancana Wirakarya

Perolehan Penghargaan/Tanda Jasa Tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya

Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota/Departemen/LPND

Peran serta dalam Seminar/

Lokakarya/ Konferensi di bidang

kerekayasaan

10 Tahun

L-19

Page 151: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

LAMPIRAN VI

INSTANSI : Masa Penilaian :

Bulan Tahun s/d Bulan Tahun

I

N a m a

N I P Baru

Nomor Seri Kartu Pegawai

Tempat dan Tanggal Lahir

Jenis Kelamin

Pendidikan Yang Diperhitungka Angka Kreditnya

Pangkat / Golongan Ruang / TMT

Jabatan Fungsional / TMT

Masa Kerja Golongan Lama tahun bulan

Masa Kerja Golongan Baru tahun bulan

Unit Kerja

II

NO

LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH

1 3 4 5 6 7 8

I PENDIDIKAN

A

1.

2.

3.

B

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

C

II

A

1.

a.1).

(a) Menetapkan tujuan dan kebutuhan desain (Design

Requirement and Objective)

(b) Menyusun filosofi rancang bangun

(c) Menetapkan metoda yang digunakan

2).

(a) Merekayasa bentuk konfigurasi

(b) Mengkalkulasi kinerja awal

(c) Membuat gambar teknis (Engineering Drawing ) awal

3).

(a) Melaksanakan iterasi hasil desain awal

(b) Mengoptimasi hasil desain awal

(c) Melaksanakan konfigurasi desain rinci

(d) Menetapkan konfigurasi

4).

(a) Melaksanakan perhitungan pendekatan awal

(b) Melaksanakan perhitungan analitik rinci

(c) Melaksanakan komputasi numerik

KETERANGAN PERORANGAN

1

2

3

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT

JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA Nomor : .

7

8

4

5

6

9

10

11

UNSUR YANG DINILAI

UNSUR, SUB UNSUR, BUTIR KEGIATAN

ANGKA KREDIT MENURUT

INSTANSI PENGUSUL TIM PENILAI

Lamanya 641 – 960 jam

Lamanya 481 – 640 jam

Lamanya 161 – 480 jam

Lamanya 81 – 160 jam

Lamanya 31 - 80 jam

Lamanya 10 - 30 jam

Pendidikan Sekolah dan Memperoleh Gelar/Ijazah

Doktor (S3)

Magister (S2)

Sarjana (S1)

Pendidikan dan Pelatihan di Bidang Kegiatan kerekayasaan dan

Memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP)

Lamanya lebih dari 960 jam

Melaksanakan desain konseptual

Melaksanakan desain awal

Melaksanakan Desain rinci

Melaksanakan perhitungan

Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan

Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan golongan IIIKEGIATAN KEREKAYASAAN

Pelaksanakan kegiatan penelitian terapan, pengembangan,

perekayasaan dan pengoperasian

Sebagai Staf Perekayasa (Engineering Staff )

Melaksanakan kegiatan Kerekayasaan

2

L-20

Page 152: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

5).

(a) Menetapkan konfigurasi pengujian

(b) Membuat benda uji

(c) Menetapkan sistem penginderaan pengujian

(d) Menetapkan sistem perolehan dan pengolahan data

(e) Melaksanakan operasi pengujian

( f) Menganalisis data

(g) Menginterpretasi hasil uji

6).

(a) Menetapkan instrumentasi explorasi

(b) Menetapkan sasaran explorasi

(c) Melaksanakan explorasi

(d) Menganalisis data explorasi

(e) Menginterpretasi hasil explorasi

7).

(a) Menetapkan instrumentasi observasi

(b) Menetapkan sasaran observasi

(c) Melaksanakan observasi

(d) Menganalisis data observasi

(e) Menginterpretasi hasil observasi

8).

(a) Menetapkan instrumentasi pengukuran

(b) Menetapkan sasaran pengukuran

(c) Melaksanakan pengukuran

(d) Menganalisis data pengukuran

(e) Menginterpretasi hasil pengukuran

9).

(a) Melaksanakan repair (perbaikan) produk

(b) Melaksanakan modifikasi produk

10)

(a) Melaksanakan perawatan rutin (harian) produk

(b) Melaksanakan perawatan berkala produk

(c) Melaksanakan perbaikan menyeluruh (over haul ) produk

11)

(a) Menetapkan parameter kelayakan

(b) Melaksanakan penyelidikan kesesuaian dengan

paramater kelayakan

12)

(a) Menetapkan acuan studi banding

(b) Melaksanakan perbandingan kinerja suatu teknologi

b

2. Sebagai Ketua Sub Kelompok (Leader)

a

1).

(a) Memberikan beberapa alternatif metoda desain

(b) Menetapkan metoda kalkulasi

(c) Menilai hasil desain awal

2).

(a) Memberikan metoda optimasi

(b) Mensintesiskan hasil desain awal menjadi desain rinci

(c) Memberikan metoda iterasi desain

3).

(a) Melaksanakan penurunan persamaan

matematik/modelling

(b) Melaksanakan deskritisasi persamaan

(c) Memberikan metoda pemecahan persamaan

4).

(a) Menyajikan beberapa alternatif jenis peralatan pengujian

(b) Menentukan peralatan perolehan data

(c) Menentukan peralatan pengolah data

(d) Memberikan metoda dan strategi pengujian

(e) Memberikan metoda interpretasi hasil pengujian

5).

(a) Melaksanakan pemilihan dan penetapan sasaran

explorasi

(b) Menetapkan metoda explorasi

(c) Melaksanakan penurunan hasil explorasi menjadi model

matematika

6).

Melaksanakan pengujian

Melaksanakan explorasi

Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya

Memberikan supervisi kepada para Engineering Staff dalam:

Melaksanakan desain konseptual/ awal

Melaksanakan desain rinci

Melaksanakan perhitungan

Melaksanakan Pengujian

Melaksanakan observasi

Melaksanakan pengukuran

Melaksanakan modifikasi produk

Melaksanakan perawatan produk

Melaksanakan studi kelayakan sistem teknologi

Melaksanakan studi banding sistem teknologi

Melaksanakan explorasi

Melaksanakan observasi

L-21

Page 153: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

(a) Melaksanakan pemilihan dan penetapan sasaran

observasi

(b) Menetapkan metoda observasi

(c) Melaksanakan penurunan hasil observasi menjadi model

matematika

7).

(a) Melaksanakan pemilihan dan penetapan sasaran

pengukuran

(b) Menetapkan metoda pengukuran

(c) Melaksanakan penurunan hasil pengukuran menjadi

model matematika

8).

(a) Memberikan metoda modifikasi produk

(b) Memberikan metoda perbaikan (repair ) produk

9).

(a) Memberikan metoda perawatan produk

(b) Memberikan metoda perbaikan menyeluruh (over haul )

produk

10)

(a) Menetapkan persyaratan kelayakan

(b) Melaksanakan pemilihan parameter kelayakan

(c) Menetapkan model yang akan dipakai sebagai acuan

11)

b

c

1).

2).

d

3

a

1).

2).

3).

4).

5)

6).

7).

b

c

d

e

f

1).

Menetapkan acuan banding

Menyelenggarakan pertemuan dan memimpin diskusi dengan para

Staf Perekayasa (Engineering Staff ) tentang pekerjaan mereka

Memberikan presentasi hasil kegiatannya dalam pertemuan

berkala yang diselenggarakan dan dipimpin oleh Ketua Kelompok

(Group Leader ) Mempersiapkan bahan presentasi laporan hasil kegiatan

Paket Kerja (Work Package ) yang dipimpinnya

Memberikan presentasi hasil kegiatan di hadapan Ketua

Kelompok (Group Leader ) secara berkala (Pemaparan,

diskusi, dan penyimpulan hasil)Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya

Melaksanakan pengukuran

Melaksanakan modifikasi produk

Melaksanakan perawatan produk

Melaksanakan studi kelayakan sistem teknologi

Melaksanakan sub-integrasi produk WBS untuk masalah

pengukuran

Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah modifikasi

Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah perawatan

Mendiskusikan kualitas capaian dari segi teknis dengan

melakukan iterasi teknis diantara kelompok (group ) yang terkait

Mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan ketepatan waktu,

pendanaan, dan pengadaan barang sesuai dengan struktur rincian

kerja (WBS)- nya dengan melakukan iterasi yang terkait dengan

ketersediaan aliran pendanaanMembuat perencanaan kontrak kerjasama teknis dengan pihak

lain bersama Manajer Program (Program Manager )

Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader )

Mengkombinasikan hasil-hasil dari seluruh Paket Pekerjaan ( WP)

yang berada di bawahnya dalam kelompok keilmuan/keahliannya

Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah disain

Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah testing

Melaksanakan sub-integrasi produk s truktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah explorasi

Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah observasi

Mengusulkan pengadaan barang dan spesifikasinya kepada

Manajer Program (Program Manager )

Memberikan presentasi hasil kegiatannya dalam pertemuan

secara berkala yang diselenggarakan dan dipimpin oleh Program

Director dan dihadiri oleh Insinyur Kepala (Chief Engineer ) dan

Manajer Program (Program manager )Mempersiapkan materi presentasi laporan hasil kegiatan

struktur rincian kerja (WBS) yang dipimpinnya

L-22

Page 154: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

2).

g

4.

a

1).

2).

b

c

d

1).

2).

e

1).

2).

f

5.

a

1).

(a) Memberikan metoda pengendalian proyek, dan

sejenisnya untuk penjadwalan dan pengendalian program

(b) Membuat rencana pendanaan yang telah dikoordinasikan

dengan pihak-pihak terkait.

b

c

d

1).

2).

e

1).

2).

3).

f

g

6.

a

1).

Membuat perencanaan jadwal pelaksanaan kegiatan dan

pendanaan bersama dengan Manajer Program (Program

Manager).Mengusulkan metoda pengendalian proyek, dan sejenisnya

untuk penjadwalan dan pengendalian program

Mengusulkan rencana pendanaan yang telah dikoordinasikan

dengan pihak-pihak terkait.

Menyiapkan draft kontrak kerjasama teknis dengan pihak lain

bersama Manajer Program (Program Manager )

Mengusulkan pengadaan barang melalui Pengelola anggaran

sesuai dengan spesifikasi yang diusulkan Ketua Kelompok (Group

Leader ) bersama Manajer Program (Program Manager )

Melaksanakan evaluasi berkala dengan para Ketua Kelompok

(Group Leader ) bersama Manajer Program (Program Manager )

Memberikan presentasi hasil kegiatan di hadapan Kepala

Program (Program Director ) secara berkala (paparan,

diskusi dan kesimpulan)Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya

Asisten Manajer Program (Assistant Program Manager)

Manajer Program (Program Manager)

Membuat perencanaan jadwal pelaksanaan kegiatan dan

pendanaan.

Merencanakan jadwal pendanaan program yang telah

ditetapkan

Menetapkan kontrak kerjasama teknis dengan pihak lain

Mengusulkan pengadaan barang melalui Pengelola anggaran

sesuai dengan spesifikasi yang diusulkan Ketua Kelompok (Group

Leader )Melaksanakan evaluasi berkala dengan para Group Leader

Melakukan penyesuaian jadwal kegiatan terhadap kondisi

pendanaan yang berjalan, mendiskusikan dampak

kesesuaian pendanaan yang baru terhadap produk kerja

Mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan ketepatan

waktu pengadaan barang

Memantau jalannya program ditinjau dari segi waktu dan dana

Melaksanakan Pemantauan dan Pengendalian Kemajuan

Kegiatan (PCM) bersama Manajer Program (Program

Manager )Menyusun draft laporan kemajuan program dari segi waktu

dan dana

Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya

Membentuk Organisasi Fungsional Program bersama Kepala

Program (Program Director ) dan Insinyur Kepala (Chief Engineer )

Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya

Asisten Insinyur Kepala (Asistant Chief Engineer)

Menyiapkan draft Engineering/ Test/ Production manual

Menyiapkan draft buku acuan kerekayasaan (Engineering

Manual )

Melakukan penyesuaian jadwal kegiatan terhadap kondisi

pendanaan yang berjalan, mendiskusikan dampak

kesesuaian pendanaan yang baru terhadap produk kerjaMendiskusikan masalah yang berkaitan dengan ketepatan

waktu pengadaan barang

Memantau jalannya program ditinjau dari segi waktu dan dana

Melaksanakan Pemantauan dan Pengendalian Kemajuan

Kegiatan (PCM)

Menyusun Laporan kemajuan program dari segi waktu dan

dana

Mempresentasikan laporan kemajuan program dari segi

waktu dan dana di hadapan Kepala Program (Program

Director ) secara berkala

L-23

Page 155: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

2).

3).

b

c

d

e

f

7.

a

b

1).

2).

c

d

1).

2).

3).

e

f

8

. a

b

c

d

1).

2).

e

1).

2).

f

Menyiapkan draft buku acuan pengujian (Test Manual )

Insinyur Kepala (Chief Engineer)

Membentuk Organisasi Program bersama Kepala Program

(Program Director ) dan Manajer Program (Program Manager )

Membuat perencanaan SDM yang sesuai kebutuhan,

berkoordinasi dengan para Kepala Unit Struktural yang terlibat

dalam programMerencanakan waktu keterlibatan personil dalam tiap program

Mendiskusikan dan menetapkan Sumber Daya Manusia yang

terlibat dalam program dengan para Kepala Unit Struktural

Mengevaluasi dan menyetujui usulan spesifikasi teknis barang

yang diusulkan Ketua Kelompok (Group Leader )

Menyiapkan draft buku acuan produksi (Production Manual )

Mengusulkan personil yang sesuai serta klarifikasi dan sandi kerja

(job code )

Mengusulkan rencana waktu keterlibatan personil dalam tiap

prorgram

Menyiapkan pertemuan dalam rangka koordinasi kerja

Memantau pelaksanaan program bersama Insinyur Kepala (Chief

Engineer )

Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya

Kepala Program (Program Director )

Melakukan perencanaan program bersama Pengelola Program

(Program Manager ) dan Insinyur Kepala (Chief Engineer )

membentuk organisasi program, menentukan jumlah struktur

rincian kerja (WBS) dan jumlah paket pekerjaan (WP) untuk

setiap struktur rincian kerja (WBS)Mengangkat personil-personil yang terlibat dalam program serta

pejabat-pejabat fungsional atas usulan Insinyur Kepala (Chief

Engineer ), dan Program Manajer (Program Manager )Mendiskusikan jalannya program ditinjau dari segi teknik

ketepatan waktu dan pendanaan secara berkala bersama para

Ketua Kelompok (Group Leader ), Program Manajer (Program

Manager ) dan Insinyur Kepala (Chief Engineer )Memantau jalannya program

Memberikan saran-saran pada setiap fasa penelaahan

program (program review ): tahap persiapan (Preliminary ),

tahap rinci (Detail ), tahap kritis (Critical ) dan tahap akhir

(Final )

Mengintegrasikan hasil-hasil dari seluruh WBS ditinjau dari

kualitas teknik pemenuhan Design, Requirement, and Objective

(DR&O)Memberikan supervisi teknis untuk penyelarasan kinerja

secara rutin

Memberikan saran perbaikan, alternatif teknik yang lain pada

pertemuan diskusi dengan para Ketua Kelompok (Group

Leader )secara bersama atau sendiri-sendiri, untuk

mendiskusikan hasil - hasil program secara berkalaMelakukan optimasi desain (trade-off ) terhadap kondisi batas

yang masih bisa dinegosiasi diantara struktur rincian kerja

(WBS) dan prioritasi hasil-hasil struktur rincian kerja (WBS)

untuk mendapatkan produk akhir yang paling sesuai pada

akhir tahun anggaranMempresentasikan hasil kegiatan secara teknis di hadapan kepala

program secara berkala

Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya

Melaporkan jalannya program serta mempertanggung

jawabkan hasil program kepada kepala unit struktural

(pimpinan terkait) yang memberi pekerjaan secara berkala

Mensosialisasikan hasil program kepada para Stakeholders

terkait untuk dilakukan Uji Operasional dan Evaluasi

Memberikan presentasi mengenai program berjalan

Memperagakan hasil-hasil program

Mempresentasikan serta mempertahankan usulan Hak Atas

Kekayaan Inteletual di hadapan yang berwenang

L-24

Page 156: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

g

B.

1.

a.

b.

c.

2.

a.

b.

c.

3.

a.

1).

2).

3).

b.

1).

2).

3).

c.

1).

2).

3).

4.

a.

b.

c.

5.

a.

b.

c.

Pelaksanakan penyusunan Pedoman dan Pembuatan Laporan

dalam Organisasi Fungsional KerekayasaanPenyusunan Pedoman Pelaksanaan Program (Program Manual )

Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer ) mempersiapkan buku

acuan program (Program Manual )

Sebagai Manajer Program (Program Manager ) memeriksa buku

acuan program (Program Manual )

Sebagai Kepala Program (Program Director ) menyetujui buku

acuan program (Program Manual )

Menyusun Pedoman Pelaksanaan Desain (Design Manual ) yang

terdiri dari Design, Requirement, and Objective ( DR&O) , State of

The Art Method , Mean of Compliance , Engineering Drawing and

Documentation, Design Scheduling

Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya

Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer) memeriksa buku

acuan kerekayasaan (Engineering Manual )

Sebagai Kepala Program (Program Director ) menyetujui

buku acuan kerekayasaan (Engineering Manual )

Menyusun buku acuan pengujian (Test manual )

Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader ) mempersiapkan

Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer ) memeriksa buku

acuan pengujian (Test Manual )

Sebagai Kepala Program (Program Director ) menyetujui buku

acuan pengujian (Test Manual )

Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader) mempersiapkan buku

acuan desain (Design Manual)

Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer ) memeriksa buku acuan

desain (Design Manual )

Sebagai Kepala Program (Program Director ) menyetujui buku

acuan desain (Design Manual )

Menyusun Pedoman Pelaksanaan Kerekayasaan/ Pengujian/

Produksi (Engineering/ Test/ Production Manual )

Menyusun Engineering Manua l yang terdiri dari test objective, test

method, parameter definition, instrument system, test article

system, test operation, data analysis, integration, and deploy

system, engineering test schedulingSebagai Ketua Kelompok (Group Leader ) mempersiapkan

buku acuan kerekayasaan (Engineering Manual )

Sebagai Ketua Sub Kelompok (Leader ) memeriksa catatan tenis

(TN)

Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader ) menyetujui catatan

teknis (TN)

Menyusun Laporan Teknis (Technical Report) a tau revisi laporan

teknis (Technical Memorandum) yang merupakan hasil dari kegiatan

leader dengan acuan laporan teknis (Technical Report ) dari para staf

Perekayasa (Engineering Staff ) yang terlibatSebagai Ketua Kelompok (Leader) mempersiapkan Laporan

Teknis (Technical Report ) atau revisi laporan teknis (Technical

Memorandum )Sebagai Ketua Sub Kelompok (Group Leader) memeriksa

Laporan Teknis (Technical Report ) atau revisi laporan teknis

(Technical Memorandum ) Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer) menyetujui Laporan

Teknis (Technical Report ) atau revisi laporan teknis (Technical

Memorandum )

Menyusun Production manual yang terdiri dari production method,

production scheduling, sub assembly, small assembly, product

integration, product scheduling Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader ) mempersiapkan

buku acuan produksi (Production Manual )

Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer) memeriksa buku

acuan produksi (Production Manual )

Sebagai Kepala Program (Program Director ) menyetujui

buku acuan produksi (Production Manual )

Menyusun catatan teknis (Technical Notes) , yaitu menuliskan hasil-

hasil kerja dari setiap staf Perekayasa (Engineering Staff) setiap saat

dari kegiatan yang dilakukanSebagai Staf Perekayasa (Engineering Staff ) mempersiapkan

catatan teknis (TN)

L-25

Page 157: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

6.

a.

b.

c.

7.

a.

b.

c.

8.

a.

b.

c.

9.

III

A.

a.

b.

c.

d.

e.

B.

1.

2.

C.

D.

E.

1.

a.

b.

2.

a.

b.

JUMLAH UNSUR UTAMA

Sebagai Manajer Program (Program Manager ) memeriksa

laporan akhir program (Program Document )

Sebagai Kepala Program (Program Director ) menyetujui laporan

akhir program (Program Document )

Menyusun laporan pemantauan dan pengendalian kemajuan kegiatan

(Progress Control and Monitoring ), yaitu membukukan dan

merangkum hasil kerja Manajer Program (Program Manager ) dan

Asisten Manajer Program (Asisten Program Manager ) dalam bentuk

dokumen yang meliputi evaluasi program terhadap dana serta

perubahan-perubahannyaSebagai Manajer Program (Program Manager ) mempersiapkan

laporan pemantauan dan pengendalian kemajuan kegiatan

(Progress Control and Monitoring )Sebagai Manajer Program (Program Manager ) memeriksa

laporan pemantauan dan pengendalian kemajuan kegiatan

(Progress Control and Monitoring )Sebagai Kepala Program menyetujui laporan pemantauan dan

pengendalian kemajuan kegiatan (Progress Control and

Monitoring )

Menyusun dokumen teknis (Technical Document ) yang merupakan

hasil kerja Ketua Sub Kelompok (Group Leader ) yang merupakan

rangkuman hasil-hasil Paket Pekerjaan (WP) yang terkait dengan

acuan laporan teknis (Technical Report ) yang dihasilkan

Sebagai Ketua Sub Kelompok (Group Leader ) mempersiapkan

dokumen teknis (Technical Document )

Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer )memeriksa dokumen

teknis (Technical Document )

Sebagai Kepala Program (Program Director ) menyetujui dokumen

teknis (Technical Document )

Membuat Program Document yang merupakan integrasi hasil-hasil

kerja setiap Group Leader yang terlibat dengan acuan pada seluruh

Technical Document yang dihasilkanSebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer) mempersiapkan

(Program Document )

Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau berbahaya

PENGEMBANGAN PROFESI

Penyebarluasan produk Teknologi Sesuai dengan Tugas dalam Program

yang Sedang Berjalan

1. Membuat karya tulis di bidang kerekayasaan

Dalam bentuk buku yang dipublikasikan internasional

Dalam bentuk buku yang dipublikasikan nasional

Dalam bentuk makalah di majalah ilmiah internasional

Dalam bentuk makalah di majalah dan media masa nasional yang

diakui instansi pembina

Perolehan Sertifikat Profesi

Memperoleh sertifikat profesional di bidang kerekayasaan (dinilai 1 x per

jenis)

Penerjemahan/Penyaduran Buku dan Bahan Lain di Bidang

Kerekayasaan

Menerjemahkan/menyadur di bidang kerekayasaan yang

dipublikasikan :

Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara

nasional

Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh lembaga yang berwenang

Dalam bentuk makalah yang dipresentasikan pada pertemuan

ilmiah yang tidak dipublikasikanPendayagunaan produk Teknologi

Mendayagunakan produk teknologi yang memperoleh HAKI (kecuali

merk)

Mendayagunakan produk teknologi terjual & memperoleh royalti

Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk Teknis Pengelolaan

Kegiatan Kerekayasaan

Menyusun Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk Teknis Pengelolaan Kegiatan

Kerekayasaan

Menerjemahkan/menyadur di bidang teknologi yang tidak

dipublikasikan :

Dalam bentuk buku

Dalam bentuk makalah

JUMLAH

L-26

Page 158: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

IV.

A.

1.

2.

3.

B.

1.

2.

3.

C.

a.

b.

c.

D.

E.

1.

a.

b.

c.

2.

3.

4.

5.

F.

1. Memperoleh gelar kehormatan akademis, setiap gelar

2. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya

a.

b. Doktor ( S-3 )

Butir kegiatan jenjang jabatan satu tingkat di atas/di bawah:

3 4 5 6 7 8

*) Dicoret yang tidak perlu

1.

2.

3

4

NIP.

1.

2.

3.

4.

NIP.

Pengajar/Pelatih di Bidang Kerekayasaan

Mengajar/melatih Diklat, per 2 Jam Pelajaran

Membimbing siswa

Menyusun kurikulum/buku/diktat/modul berkaitan dengan pelatihan

kegiatan kerekayasaan

Peran serta dalam Seminar/ Lokakarya/ Konferensi di bidang

Pemrasaran

KEGIATAN PENUNJANG

1

Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota/Departemen/LPNKKeanggotaan dalam Tim Penilai

Menjadi anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional Perekayasa secara

aktif, setiap DUPAK

Menjadi anggota Mitra Bestari (Peer Review ), setiap Surat Keputusan

Perolehan Penghargaan/Tanda Jasa

Tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya

Moderator/pembahas/narasumber

PesertaKeanggotaan dalam Organisasi Profesi di bidang Kerekayasaan

Berperan aktif sebagai anggota organisasi profesi, setiap tahun

Internasional

Nasional

Bintang Mahaputera.Perolehan Gelar Kesarjanaan lainnya

Pasca Sarjana ( S-2 )

JUMLAH UNSUR PENUNJANG

2

10 Tahun

20 Tahun

30 Tahun

Satyalancana Pembangunan

Satyalancana Wirakarya

Bintang Jasa

Demikian disampaikan, bahwa seluruh dokumen yang dinilaikan tidak melanggar Hak atas Kekayaan Intelektual.

....., ..............

IV Catatan Pejabat Pengusul :

III LAMPIRAN PENDUKUNG DUPAK :

Surat pernyataan melakukan kegiatan kerekayasaan

Surat pernyataan melakukan kegiatan pengembangan profesi

Surat pernyataan melakukan kegiatan penunjang kerekayasaan

……………………………………………………………………….

meterai Rp. 6.000

……

……

……

dan seterusnya

(jabatan)

(nama pejabat pengusul)

JUMLAH UNSUR UTAMA DAN UNSUR PENUNJANG

L-27

Page 159: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

NIP.

NIP.

NIP.

NIP.

NIP.

NIP.

V Catatan Tim Penilai Instansi:

Catatan Penilai I ………………………… ,

(Nama Penilai II )

Catatan Ketua ………………………… ,

(Nama Ketua Penilai )

Catatan Penilai I ………………………… ,

( Nama Penilai I )

Catatan Penilai II ………………………… ,

Catatan Ketua ………………………… ,

(Nama Ketua Penilai )

VI Catatan Tim Penilai Pusat:

( Nama Penilai I )

Catatan Penilai II ………………………… ,

(Nama Penilai II )

L-28

Page 160: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

CONTOH:

SURAT PERNYATAAN MELAKUKAN

KEGIATAN KEREKAYASAAN

LAMPIRAN VII

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

NIP :

Pangkat/golongan ruang :

Jabatan :

Unit kerja :

Menyatakan bahwa: :

Nama :

NIP : Baru

Pangkat/golongan ruang/TMT : /TMT

Jabatan : /TMT

Unit kerja :

Telah melakukan kegiatan Kerekayasaan sebagai berikut :

Angka Keterangan/

Kredit Bukti Fisik

(1) (3) (4) (5) (6)

1

2

3

4

dst

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

......, .............

Atasan langsung

...............................

NIP. ......................

(2)

Jumlah

No Uraian Kegiatan Butir Kegiatan Tanggal

SURAT PERNYATAAN

MELAKUKAN KEGIATAN KEREKAYASAAN

L-29

Page 161: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

LAMPIRAN VIII

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

NIP :

Jabatan :

Unit kerja :

Menyatakan bahwa: :

Nama :

NIP : Baru

Pangkat/golongan ruang/TMT : / /TMT

Jabatan : / /TMT

Unit kerja :

Angka Keterangan/

Kredit Bukti Fisik

(1) (3) (5) (6)

1

2

3

4

dst

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

............., ......................

Atasan langsung

............................................

NIP. .........................

Jumlah

(2) (4)

Telah melakukan kegiatan Pengembangan Profesi sebagai berikut :

No Uraian KegiatanButir

KegiatanTanggal

SURAT PERNYATAAN

MELAKUKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI

L-30

Page 162: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

LAMPIRAN IX

Yang bertanda tangan di bawah ini :Nama :NIP : Jabatan :Unit kerja :

Menyatakan bahwa: :Nama :NIP : BaruPangkat/golongan ruang/TMT : / /TMTJabatan : / /TMTUnit kerja :

Angka Keterangan/

Kredit Bukti Fisik

(1) (3) (5) (6)

1

2

3

4

5

dst

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

........, ...............................

Atasan langsung

..........................................

NIP. ................................

SURAT PERNYATAAN

MELAKUKAN KEGIATAN PENUNJANG

Telah melakukan kegiatan Penunjang sebagai berikut :

No Uraian KegiatanButir

KegiatanTanggal

(2) (4)

Jumlah

L-31

Page 163: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

MENTERI NEGARAPENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

NOMOR: PER/2 1 9/M. PANU/2008

TENTANG

JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN ANGKA KREDITNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER|NEGARAPENDAYAGUNAANAPARATURNEGARA'

Menimbang

Mengingat

' . 4 bahwa Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya yang

diatur dalam Keputusan Menter i Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara, Nomor 24|KEPIM.PAN/2/2003 tentang -iaoaian

Fungsional Perekayasa dan Angka Kredi tnya sudan t ;oa( sesual

dengan perkembangan profesi dan tuntutan kompatensr

perekayasa saat ini;

bahwa sehubungan dengan hal tersebut, dipandang perlu

mengatur kembali Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka

Kreditnya dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Apara tu rNegara ten tangJaba tanFungs iona |Perekayasadan

Angka Kreditnya;

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok

Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974

Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia

Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik lndonesia

Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republ ik

lndonesia Nomor 3890),

t \v .

- l

Page 164: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

2.

3.

4 .

5 .

6 .

7 .

8.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional

Penelit ian, Pengembangan, dan Penerapan llmu Pengetahuan

dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002

Nomor 84);

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia

Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108);

Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang

Pemberhentian/ Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 7,

Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 2797);

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan

Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1977 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republ ik

Indonesia Nomor 3098), sebagaimana telah sepuluh kal i d iubah,

terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2008

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 23);

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan

Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik

lndonesia Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3176);

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan

Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara. Republik

f ndonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

Republik lndonesia Nomor 3547);

Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi

Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik lndonesia

Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik

Page 165: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

Indonesia Nomor 4015), sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 (Lembaran Negara

Republ ik Indonesia Tahun 2003 Nomor 122, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4332);

9. Peraturan Pemerintah Nomor g8 Tahun 2000 tentang Pengadaan

Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2000 Nomor 195, Tambahan Lembaran Negara Republ ik

lndonesia Nomor 4016), sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 31, Tambahan Lembaran

Negara Republik lndonesia Nomor 4192);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan

Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 196, Tambahan Lembaran Negara

Republik lndonesia Nomor 4017), sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 (Lembaran

Negara Republ ik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan

Lembaran Negara Republ ik Indonesia Nomor 4193);

11. Peraturan Perner intah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan

dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara

Republ ik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran

Negara Republ ik Indonesia Nomor 4019);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang

Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri

Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor

15, Tambahan Lembaran Negara Republ ik Indonesia Nomor

4263):

13. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun

Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;

14. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,

Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja

Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan presiden Nomor

64 Tahun 2005:

3

Page 166: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

15. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,

Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian

Negara Republik Indonesia sebagaimana telah tiga kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006;

Memperhatikan : 1. Usul Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dengan

surat Nomor 17S|KNBPPTllVl2008 tanggal 30 April 2008;

2. Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan surat

Nomor K.26-304/.67-1193 tanggal 6 Juni 2008.

Menetapkan

MEMUTUSKAN:

: PERATUMN MENTERI NEGAM PENDAYAGUNAAN APARATUR

NEGAM TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEREIGYASA DAN

ANGKA KREDITNYA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini

yang dimaksud dengan:

1. Perekayasa adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup,

tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan

teknologi dalam suatu kelompok kerja fungsional pada bidang

penelit ian terapan, pengembangan, perekayasaan, dan

pengoperasian yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan

hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat

yang berurenang.

2. Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang

dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan dari berbagai disiplin

ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan

kebutuhan, kelangsungan dan peningkatan mutu kehidupan

manusia.

3. Kerekayasaan adalah kegiatan bertahap yang secara runtun

meliputi penelit ian terapan, pengembangan, perekayasaan dan

pengoperasian.

4

Page 167: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

4 .

5.

6.

7.

8 .

9.

10.

Penelit ian Terapan adalah kegiatan penelit ian multi disiplin i lmu

pengetahuan yang dapat dilanjutkan melalui kegiatan

pengembangan dan perekayasaan.

Pengembangan adalah kegiatan i lmu pengetahuan dan teknologi

yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori i lmu pengetahuan

yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi,

manfaat dan aplikasi i lmu pengetahuan dan teknologi yang telah

ada atau menghasilkan teknologi baru.

Perekayasaan adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi

dalam bentuk desain dan rancang bangun untuk menghasilkan

sistem, model, nilai, produk dan/atau proses produksi dengan

mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang dan/atau konteks

teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya dan estetika, dalam

suatu kelompok kerja fungsional.

Pengoperasian adalah kegiatan yang meliputi uji operasional dan

evaluasi , pemasaran, penjualan serta pelayanan pasca jual ,

modifikasi dan perawatan dari suatu produk atau sistem

kerekayasaan untuk tujuan non komersial maupun komersial.

Angka Kredit adalah satuan nilai dari t iap butir kegiatan dan/atau

akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh

Pejabat Fungsional Perekayasa dalam rangka pembinaan karier

yang bersangkutan.

Tim Penilai Jabatan Fungsional Perekayasa adalah Tim Penilai

yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan

bertugas menilai prestasi kerja Pejabat Fungsional Perekayasa.

Majelis Perekayasa adalah Tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh

Pimpinan lnstansi Pembina Jabatan Fungsional Perekayasa

dengan tugas memberikan pemikiran tentang pengembangan

perekayasaan nasional dan pemikiran tentang Jabatan Fungsional

Perekayasa termasuk di dalamnya norma-norma dan kode etik

kerekayasaan.

Organisasi Fungsional Kerekayasaan adalah organisasi yang

dibentuk secara temporer (ad hoc) untuk pelaksanaan kegiatan

11 .

Page 168: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

kerekayasaan dalam rangka melaksanakan suatu kegiatan

tertentu.

12. Struktur Rincian Kerja (lNork Breakdown StructuresAffBS) adalah

struktur pembagian pekerjaan berdasarkan jenis kegiatan

kerekayasaan atau bidang keilmuan.

13. Paket Pekerjaan (Work PackageMP) merupakan rincian kerja

dari struktur rincian kerja (WBS) tertentu yang disusun

berdasarkan disiplin keilmuan atau kegiatan perekayasaan.

14. Kepala Program (Program Director) adalah Inisiator Program yang

memberikan arahan tentang garis-garis besar kegiatan termasuk

status keterkinian teknologi (state of the art technology), strategi

keuangan program, maupun eksekusinya.

15. lnsinyur Kepala (Chief Engineer) adalah Pengelola Program yang

bertanggung jawab terhadap kualitas teknis hasil program, sumber

daya manusia dan fasil i tas program.

16. Asisten Insinyur Kepala (Assistant Chief Engineer) adalah Asisten

Pengelola Program yang bertanggung jawab terhadap kualr tas

teknis hasi l program. sumber daya manusia dan fasi l i tas program

17. Manajer Program (Program Manager) adalah Pengelola Program

yang bertanggung jawab terhadap pendanaan dan jadwal

pencapaian sasaran.

18. Asisten Manajer Program (Assistant Program Manager) adalah

Asisten Pengelola Program yang bertanggung jawab terhadap

pendanaan dan jadwal pencapaian sasaran.

19. Ketua Kelompok (Group Leader) adalah Kepala sebuah struktur

rincian kerja (WBS) yang membawahkan beberapa paket kerja.

20. Ketua Sub Kelompok (Leader) adalah Kepala sebuah paket kerja.

21. Staf Perekayasa (Engineering Staff) adalah Pelaksana kegiatan

penelit ian terapan, pengembangan, perekayasaan dan

pengoperasian seperti diinstruksikan dalam buku acuan program

(Program Manual) untuk spesifik bidang tertentu.

22. Buku Acuan Program (Program Manual) merupakan acuan umumyang menjelaskan semua hal berkaitan dengan program.

6

Page 169: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

25.

26.

27.

28.

23.

24.

29.

30.

Buku Petunjuk Desain (Design Manual) adalah acuan yang

menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan desain

kerekayaan.

Buku Petunjuk Kerekayasaan (Engineering Manual) merupakan

acuan yang menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan teknis

kerekayasaan.

Buku Petunjuk Pengujian (Testing Manual) merupakan acuan

yang menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan pengujian

kerekayasaan.

Buku Petunjuk Produksi dan lntegrasi (Production and Integration

Manual) merupakan acuan yang menjelaskan semua hal yang

berkaitan dengan program produksi suatu hasil desain.

Catatan Teknis (Technical NotesffN) adalah dokumen laporan

yang terdiri dari hanya satu subjek yang melatarbelakangi

kegiatan sebuah paket kerja disajikan dalam bentuk catatan-

catatan teknis oleh staf perekayasa (Engineering Staff).

Laporan Teknis (Technical ReporVTR) adalah dokumen laporan

hasil kegiatan Paket Pekerjaan (WP) yang ditulis oleh ketua sub

kelompok (Leader) yang merupakan rangkuman dari beberapa

catatan teknis (TN).

Laporan Teknis (Technical Report/TR) atau revisi laporan teknis

(Technical Memorandum/TM); adalah dokumen laporan yang

merupakan perbaikan dari satu atau beberapa pasal dari laporan

teknis (TR) yang mungkin terjadi sebagai akibat dari

perkembangan kegiata n.

Dokumen Teknis (Technical DocumenVTD) adalah dokumen

laporan hasil kegiatan struktur rincian kerja (WBS) yang ditulis

oleh Ketua Kelompok (Group Leader) yang merupakan

rangkuman dari beberapa laporan teknis (TR) dalam struktur

rincian kerja (WBS) tersebut.

Laporan Pemantauan dan Pengendalian Kemajuan Kegiatan

(Progress Control and Monitoring/PCM) adalah dokumen laporan

31 .

Page 170: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

hasil pemantauan dan pengendalian jalannya program dari segi

jadwal dan aliran pendanaan yang ditulis oleh Manajer Program

(Program Manager).

32. Laporan Akhir Program (Program DocumenVPD) adalah dokumen

laporan hasil akhir dari program yang merupakan rangkuman dari

seluruh dokumen teknis (TD) dan laporan pemantauan dan

pengendalian kemajuan kegiatan (PCM) dari program tersebut

yang ditulis oleh Insinyur Kepala (Chief Engineer), Manajer

Program (Program Manager) dan kepala program (Program

Director).

BAB II

RUMPUN JABATAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK,

Pasal 2

Jabatan Fungsional Perekayasa termasuk dalam rumpun jabatan

penelitian dan perekayasaan.

Pasal 3

(1) Jabatan Fungsional Perekayasa berkedudukan sebagai pelaksana

teknis fungsional pada kegiatan kerekayasaan.

(2) Jabatan Fungsional Perekayasa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh

Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 4

Tugas pokok Pejabat Fungsional Perekayasa adalah melakukan

kegiatan kerekayasaan.

BAB I I I

INSTANSI PEMBINA DAN TUGAS INSTANSI PEMBINA

Pasal 5

(1) Instansi Pembina Jabatan Fungsional Perekayasa adalah Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

(2) Tugas pokok lnstansi Pembina adalah membina jabatan fungsional

Perekayasa menurut peraturan perundang-undangan, dengan fungsi

sebagaiberikut:

8

Page 171: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

a. pengembangan dan penyusunan metodologi, standar, dan

pedoman teknis kerekayasaan;

b. penyusunan pedoman formasi jabatan Perekayasa;

c. pengembangan dan penyusunan standar kompetensi jabatan

Perekayasa;

d. fasil i tasi penyusunan dan penetapan kode etik Perekayasa;

e. penetapan kebijakan/pembinaan diklat fungsional meliputi

penyusunan pedoman diklat, pengembangan kurikulum diklat,

bimbingan dan koordinasi penyelenggaraan serta evaluasi

diklat Perekayasa;

f. penyelenggaraan sertifikasi Perekayasa;

g. pengembangan sistem informasi jabatan Perekayasa;

h. fasilitasi pembentukan dan pengembangan organisasi profesi

Perekayasa;

i. fasilitasi penerbitan buletin/majalah profesi yang bergerak di

bidang kerekayasaan;j . evaluasi dan fasi l i tasi pengusulan tunjangan jabatan

Perekayasa;

k. evaluasi dan monitoring penerapan standar dan kode etik

Perekayasa, pedoman teknis kerekayasaan dan administrasijabatan Perekayasa.

l. sosialisasi dan bimbingan penerapan metodologi, standar,

pedoman teknis kerekayasaan, kode etik dan organisasi

profesi Perekayasa.

BAB IV

UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN

Pasal 6

Unsur dan sub unsur kegiatan Perekayasa yang dapat dinilai angka

kreditnya, terdiri dari:

1. Pendidikan, meliputi:

a. Pendidikan Sekolah dan memperoleh gelar/i jazah;

b. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) kegiatan kerekayasaan dan

memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan(sTrPP);

c. Pendidikan dan pelatihan prajabatan..

I

Page 172: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

2. Kegiatan kerekayasaan meliputi:

a. Melaksanakan kegiatan penelit ian terapan, pengembangan,

perekayasaan dan pengoperasian;

b. Melaksanakan penyusunan pedoman dan pembuatan laporan

dalam organisasi fungsional kerekayasaan.

3. Pengembangan profesi meliputi:

a. Penyebarluasan produk teknologi sesuai dengan tugas yang

sedang dilaksanakan dengan membuat karya tulis di bidang

kerekayasaan;

b. Pendayagunaan produkteknologi;

c. Penyusunan petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis

pengelolaan kegiatan kerekayasaan;

d. Keanggotaan dalam Majelis Perekayasa;

e. Perolehan Sertifikat Profesi;

f. Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan-bahan lain di

bidang kerekayasaan;

4. Kegiatan yang menunjang pelaksanaan tugas Perekayasa.

mel iput i :

a. Pengajar/Pelat ih di b idang kerekayasaan;

b. Peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi di bidang

kerekayasaan;

c. Keanggotaanorganisasi profesi Perekayasa;

d. Keanggotaan Tim Penilai Jabatan Fungsional Perekayasa;

e. Perolehan penghargaan/tanda jasa;

f. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya.

BAB V

JENJANG JABATAN DAN PANGKAT

Pasal 7

(1) Jenjang Jabatan Fungsional Perekayasa dari yang terendah

sampai dengan yang tertinggi, yaitu:

a. Perekayasa Pertama;

b. Perekayasa Muda;

c. Perekayasa Madya;

d. Perekayasa Utama.

10

Page 173: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

(2) Jenjang pangkat Perekayasa sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), sesuai dengan jenjang jabatannya, yaitu:

a. Perekayasa Pertama:

1. Penata Muda, golongan ruang l l l /a;

2. Penata Muda Tingkat l, golongan ruang ll l /b.

b. Perekayasa Muda:

1. Penata, golongan ruang l l l /c ;

2. Penata Tingkat l, golongan ruang ll l /d.

c. Perekayasa Madya:

1. Pembina, golongan ruang lV/a;

2. Pembina Tingkat l, golongan ruang lV/b;

3. Pembina Utama Muda, golongan ruang lV/c.

d. Perekayasa Utama:

1. Pembina Utama Madya. golongan ruang lV/d;

2. Pembina Utama. golongan ruang lV/e.

(3) Jenjang pangkat untuk masing-masing jabatan Perekayasa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah jenjang

pangkat dan jabatan berdasarkan jumlah angka kredit yang

dimi l ik i untuk masing-masing jenjang jabatan.

(4) Penetapan jenjang jabatan Perekayasa untuk pengangkatan

dalam jabatan ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang

dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang benruenang

menetapkan angka kredi t , sehingga dimungkinkan pangkat dan

jabatan t idak sesuai dengan pangkat dan jabatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2).

BAB VI

RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI

DALAM MEMBERIKAN ANGKA KREDIT

Pasal 8

Setiap kegiatan kerekayasaan dilaksanakan berdasarkan Organisasi

Fungsional Kerekayasaan.

11

Page 174: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

(1 )

(2)

(4)

( 1 )

(3)

Pasal 9

Organisasi Fungsional Kerekayasaan di dalam kegiatan

kerekayasaan terdiri dari 3 (t iga) bentuk, yaitu tipe A, t ipe B, dan

tipe C.

Organisasi fungsional t ipe A, yaitu organisasi fungsional yang

paling sedikit terdiri 5 (l ima) struktur rincian kerja (WBS), dengan

melibatkan institusi luar (baik dalam maupun luar negeri). lnstitusi

luar dapat berupa struktur rincian kerja (WBS) ataupun paket

pekerjaan (WP). Setiap struktur rincian kerja (WBS) terdiri dari

minimal 2 (dua) paket pekerjaan (WP).

Organisasi fungsional t ipe B, yaitu organisasi fungsional yang

terdiri dari minimal 2 (dua) struktur rincian kerja (WBS), yang pada

setiap struktur rincian kerja (WBS), terdiri dari sedikitnya 2 (dua)

paket pekerjaan WP).Organisasi fungsional t ipe C, yaitu organisasi fungsional yang

terdiri hanya dari 1 (satu) struktur rincian kerja (WBS) yang terdiri

darr beberapa paket pekerjaan (WP).

Pasa l 10

Setiap kegiatan kerekayasaan dituangkan dalam bentuk

Organisasi Fungsional Kerekayasaan yang diduduki oleh:

a. Staf Perekayasa (Engineering Staff);

b. Ketua Sub Kelompok (Leader);

c. Ketua Kelompok (Group Leader);

d. Asisten Manajer Program (Assistant Program Manager);

e. Manajer Program (Program Manager);

f. Asisten Insinyur Kepala (Assistant Chief Engineer);

g. Insinyur Kepala (Chief Engineer);

h. Kepala Program (Program Director).

Rincian kegiatan untuk setiap jenjang Jabatan .Fungsional

Perekayasa dibagi dalam peran pada organisasi perekayasaan

dengan tugas pokok sebagai berikut:

a. Staf Perekayasa (Engineering StafQ:

Pelaksana kegiatan penelit ian terapan, pengembangan,

perekayasaan dan pengoperasian seperti diinstruksikan dalam

(2)

12

Page 175: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

buku acuan program (Program Manual) untuk spesifik bidang

tertentu, di bawah koordinasi ketua sub kelompok (Leader);

b. Ketua sub Kelompok (Leader):

Kepala sebuah paket kerja, dan bertugas memimpin para

pelaksana paket kerja yang terdiri dari staf perekayasa dan

staf teknisi;

c. Ketua Kelompok (Group Leader):

Kepala sebuah struktur rincian kerja WBS) yang

membawahkan beberapa paket kerja, dan bertugas sebagaikoordinator dan integrator teknis hasil-hasil program daripaket-paket kerja yang dibawahkan;

d. Asisten Manajer Program (Assistant Program Manager):

Asisten Pengelola Program dari segi pendanaan dan jadwal

pencapaian sasaran;

e. Manajer Program (Program Manager):

Pengelola Program dari segi pendanaan dan jadwal

pencapaian sasaran;

f. Asisten Insinyur Kepala (Assistant Chief Engineer)

Asisten Pengelola Program dari segi kualitas teknis hasilprogram, sumber daya manusia dan fasil i tas program;

g. lnsinyur Kepala (Chief Engineer).

Pengelola Program dari segi kualitas teknis hasil program,

sumber daya manusia dan fasil i tas program;

h. Kepala Program (Program Director):

Inisiator Program yang memberikan arahan tentang garis-

garis besar kegiatan termasuk status keterkinian teknologi(state of the art technology), strategi keuangan program,

maupun eksekusinya.

(3) Kegiatan peran terkait dalam jenjang perekayasaan adalahsebagai berikut:

a. Perekayasa Pertama:

1. Peran sebagai Staf Perekayasa (Engineering Staff);2. Peran sebagai Ketua Sub Kelompok (Leader).

b. Perekayasa Muda:

13

Page 176: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

1. Peran sebagai Ketua Sub Kelompok (Leader);

2. Peran sebagai Ketua Kelompok (Group Leader);

3. Peran sebagai Asisten Program Manajer (Assistant

Program Manager).

c. Perekayasa Madya:

1. Peran sebagai Ketua Kelompok (Group Leader);

2. Peran sebagai Manajer Program (Program Manager);

3. Peran sebagai Asisten Insinyur Kepala (Assistant Chief

Engineer).

d. Perekayasa Utama:

1. Peran sebagai lnsinyur Kepala (Chief Engineer);

2. Peran sebagai Kepala Program (Program Director).

(4) Rincian kegiatan kerekayasaan sesuai dengan peran dalam jabatan,

sebagai berikut:

a. Sebagai Staf Perekayasa (Engineering Staff):

1. Menetapkan tujuan dan kebutuhan desain (Design

Requirement and Objective);

2. Menyusun fi losofi rancang bangun:

3. Menetapkan metoda yang digunakan;

4. Merekayasa bentuk konfigurasi,

5. Mengkalkulasi kinerja awal;

6. Membuat gambar teknis (Engineering Drawing) awal;

7. Melaksanakan iterasi hasil desain awal,

8. Mengoptimasi hasil desain awal;

9. Melaksanakan konfigurasi desain rinci;

10. Menetapkan konfigurasi;

1 1. Melaksanakan perhi tungan pendekatan awal;

12. Melaksanakan perhi tungan anal i t ik r inci ;

13. Melaksanakan komputasi numerik;

1 4. Menetapkan konfigurasi pengujian;

15. Membuat benda uji;

16. Menetapkan sistem penginderaan pengujian;

17. Menetapkan sistem perolehan dan pengolahan data;

18. Melaksanakan operasi pengujian;

14

Page 177: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

19. Menganal is is data;

20. Menginterpretasi hasil uji;

21. Menetapkan instrumentasi explorasi;

22. Menetapkan sasaran explorasi;

23. Melaksanakan explorasi;

24. Menganalisis data explorasi;

25. Menginterpretasi hasil explorasi;

26. Menetapkan instrumentasi observasi;

27. Menetapkan sasaran observasi;

28. Melaksanakan observasi:

29. Menganalisis data observasi;

30. Menginterpretasi hasil observasi;

31. Menetapkan instrumentasi pengukuran;

32. Menetapkan sasaran pengukuran;

33. Melaksanakan pengukuran;

34. Menganal is is data pengukuran;

35. Menginterpretasi hasi l pengukuran:

36. Melaksanakan perbaikan (repair) produk;

37. Melaksanakan modifikasi produk;

38. Melaksanakan perawatan rutin (harian) produk;

39. Melaksanakan perawatan berkala produk;

40. Melaksanakan perbaikan menyeluruh (over haul) produk;

41. Menetapkan parameter kelayakan;

42. Melaksanakan penyel id ikan kesesuaian dengan

parameter kelayakan;

43. Menetapkan acuan studi banding;

44. Melaksanakan perbandingan kinerja suatu teknologi;

45. Mempersiapkan catatan teknis (TN)

46. Melaksanakan kegiatan di l ingkungan berisiko.tinggi atau

berbahaya.

b. Sebagai Ketua Sub Kelompok (Leader):

1. Memberikan beberapa alternatif metoda desain;

2. Menetapkan metoda kalkulasi;

3. Menilai hasil desain awal:

15

Page 178: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

4. Memberikan metoda optimasi;

5. Mensintesiskan hasil desain awal menjadi desain rinci,

6. Memberikan metoda iterasi desain;

7. Melaksanakan penurunan persamaan

matematik/modell ing;

8. Melaksanakan deskrit isasi persamaan;

9. Memberikan metoda pemecahan persamaan;

10. Menyajikan beberapa alternatif jenis peralatan pengujian;

11. Menentukan peralatan perolehan data;

12. Menentukan peralatan pengolah data;

13. Memberikan metoda dan strategi pengujian;'14. Memberikan metoda interpretasi hasil pengujian;

15. Melaksanakan pemilihan dan penetapan sasaran

explorasi;

16. Menetapkan metoda explorasi;

17. Melaksanakan penurunan hasi l explorasi menjadi model

matematika,

18. Melaksanakan pemil ihan dan penetapan sasaran

observasi;

19. Menetapkan metoda observasi;

20. Melaksanakan penurunan hasil observasi menjadi model

matematika:

21. Melaksanakan pemil ihan dan penetapan sasaran

pengukuran;

22. Menetapkan metoda pengukuran;

23. Melaksanakan penurunan hasil pengukuran menjadi

model matematika;

24. Memberikan metoda modifikasi produk;

25. Memberikan metoda perbaikan (repair) produk;.

26. Memberikan metoda perawatan produk;

27. Memberikan metoda perbaikan menyeluruh (over haul)

produk;

28. Menetapkan persyaratan kelayakan;

29. Melaksanakan pemilihan parameter kelayakan;

16

Page 179: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

30. Menetapkan model yang akan dipakai sebagai acuan;

31. Menetapkan acuan banding;

32. Menyelenggarakan pertemuan dan memimpin diskusi

dengan para staf perekayasa (Engineering Staff) tentang

pekerjaan mereka;

33. Mempersiapkan bahan presentasi laporan hasil kegiatan

paket pekerjaan (Work Package) yang dipimpinnya;

34. Memberikan presentasi hasil kegiatan di hadapan Ketua

Kelompok (Group Leader) secara berkala (Pemaparan,

diskusi, dan penyimpulan hasil);

35. Ketua Sub Kelompok (Leader) memeriksa catatan teknis

(TN);

36. Ketua Sub Kelompok (Leader) mempersiapkan Laporan

Teknis (TR) atau revisi laporan teknis (Technical

Memorandum);

37. Melaksanakan kegiatan di l ingkungan ber is iko t inggi atau

berbahaya.

c. Sebagai Ketua Kelompok (Group Leader):

1. Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah disain;

2. Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah testing;

3. Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah explorasi;

4. Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah observasi;

5. Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah pengukuran;

6. Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah modifikasi;

7. Melaksanakan sub-integrasi produk struktur rincian kerja

(WBS) untuk masalah perawatan;

17

Page 180: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

8. Mendiskusikan kualitas capaian dari segi teknis dengan

melakukan iterasi teknis diantara kelompok (group) yang

terkait;

9. Mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan ketepatan

waktu, pendanaan, dan pengadaan barang sesuai dengan

struktur rincian kerja (WBS) dengan melakukan iterasiyang terkait dengan ketersediaan aliran pendanaan;

10. Membuat perencanaan kontrak kerjasama teknis denganpihak lain bersama Manajer Program (Program Manager);

11. Mengusulkan pengadaan barang dan spesifikasinya

kepada Manajer Program (Program Manager);

12. Mempersiapkan materi presentasi laporan hasil kegiatan

struktur rincian kerja (WBS) yang dipimpinnya;

13. Memberikan presentasi hasil kegiatan di hadapan Kepala

Program (Program Director) secara berkala (paparan,

diskusi dan kesimpulan);

14. Mempersiapkan buku acuan desain (Design Manual) :

15. Mempersiapkan buku acuan kerekayasaan (Engineer ing

Manual) ;

16. Mempersiapkan buku acuan pengujian (Test Manual);

17. Mempersiapkan buku acuan produksi (Production

Manual) ;

18. Menyetujui catatan teknis (TN);

19. Memeriksa Laporan Teknis (TR) atau revisi laporan teknis

(Technical Memorandum);

20. Mempersiapkan Dokumen Teknis (TD);

21. Melaksanakan kegiatan di l ingkungan ber is iko t inggi atau

berbahaya.

d. Sebagai Asisten Manajer Program (Assistant Program

Manager):

1. Mengusulkan metoda pengendalian proyek, dan

sejenisnya untuk penjadwalan dan pengendalian program;

2. Mengusulkan rencana pendanaan yang telah

dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait;

18

Page 181: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

3. Menyiapkan draft kontrak kerjasama teknis dengan pihak

lain bersama Manajer Program (Program Manager);

4. Mengusulkan pengadaan barang melalui pengelola

anggaran sesuai dengan spesifikasi yang diusulkan Ketua

Kelompok (Group Leader) bersama Manajer program

(Program Manager);

5. Melakukan penyesuaian jadwal kegiatan terhadap kondisipendanaan yang berjalan, mendiskusikan dampakkesesuaian pendanaan yang baru terhadap produk kerja;

6. Mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan ketepatanwaktu pengadaan barang;

7. Melaksanakan Pemantauan dan Pengendalian Kemajuan

Kegiatan (PCM) bersama Manajer Program (program

Manager);

8. Menyusun draft laporan kemajuan program dari segiwaktu dan dana.

9. Melaksanakan kegiatan di l ingkunoan ber is iko t inggi atau

berbahaya.

e. Sebagai Manajer Program (Program Manager).

1. Memberikan metoda pengendalian proyek, dan sejenisnya

untuk penjadwalan dan pengendalian program;

2. Membuat rencana pendanaan yang telah dikoordinasikan

dengan pihak-pihak terkait. ;3. Menetapkan kontrak kerjasama teknis dengan pihak lain;

4. Mengusulkan pengadaan barang melalui Pengelola

anggaran sesuai dengan spesi f ikasi yang diusulkan Ketua

Kelompok (Group Leader);

5. melakukan penyesuaian jadwal kegiatan terhadap kondisipendanaan yang berjalan, mendiskusikan dampak

kesesuaian pendanaan yang baru terhadap produk kerja;

6. Mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan ketepatan

waktu pengadaan barang;

7. Melaksanakan Pemantauan dan Pengendalian KemajuanKegiatan (PCM);

19

Page 182: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

8. Menyusun Laporan kemajuan program dari segi waktu

dan dana;

9. Mempresentasikan laporan kemajuan program dari segi

waktu dan dana di hadapan Kepala Program secara

berkala;

10. Membentuk Organisasi Fungsional Program bersama

Kepala Program (Program Director) dan Insinyur Kepala

(Chief Engineer);

1 1. Memeriksa buku acuan program (Program Manual);

12. Memeriksa Laporan Akhir Program (Program Document);

13. Mempersiapkan Laporan Pemantauan dan Pengendalian

Kemajuan Kegiatan (PCM);

14. Memeriksa Laporan Pemantauan dan Pengendalian

Kemajuan Kegiatan (PCM);

15. Melaksanakan kegiatan di l ingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya.

f . SebagaiAsistant Chief Engineer (Asisten Insinyur Kepala):

1 Menyiapkan draf t buku acuan kerekayasaan (Engineer ing

Manual) ;

2. Menyiapkan draft buku acuan pengujian (Test Manual);

3. Menyiapkan draft buku acuan produksi (Production

Manual); Mengusulkan personil yang sesuai serta

klarif ikasi dan sandi kerja fiob code);

4. Mengusulkan rencana waktu keterlibatan personil dalam

tiap prorgram;

5. Menyiapkan pertemuan dalam rangka koordinasi kerja;

6. Memantau pelaksanaan program bersama Insinyur

Kepala (Chief Engineer);

7. Melaksanakan kegiatan di l ingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya.

g. Sebagai Insinyur Kepala (Chief Engineer):

1. Membentuk Organisasi Program bersama Kepala

. Program (Program Director) dan Manajer Program

(Program Manager);

20

Page 183: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

2. Merencanakan waktu keterlibatan personil dalam tiap

prorgram;

3. Mendiskusikan dan menetapkan Sumber Daya Manusia

yang terl ibat dalam program dengan para Kepala Unit

Struktural;

4. Mengevaluasi dan menyetujui usulan spesifikasi teknis

barang yang diusulkan Ketua Kelompok (Group Leader);

5. Memberikan supervisi teknis untuk penyelarasan kinerja

secara rutin;

6. Memberikan saran perbaikan, alternatif teknik yang lainpada pertemuan diskusi dengan para Ketua Kelompok

(Group Leader) secara bersama atau sendiri-sendiri,

untuk mendiskusikan hasil=hasil program secara berkala;

7. Melakukan optimasi desain (trade-off) terhadap kondisi

batas yang masih bisa dinegosiasi diantara struktur rincian

kerja (WBS) dan prioritasi hasil-hasil struktur rincian kerja

(WBS) untuk mendapatkan produk akhir yang paling

sesuai pada akhir tahun anggaran;

8. Mempresentasikan hasil kegiatan secara teknis di

hadapan kepala program secara berkala;

9. Mempersiapkan buku acuan program(Program Manual);

10. Memeriksa buku acuan desain (Design Manual) ;

11. Memeriksa buku acuan kerekayasaan (Engineer ing

Manual) ;

12. Memeriksa buku acuan pengujian (Test Manual);

13. Memeriksa buku acuan produksi (Production Manual);

14. Menyetujui Laporan Teknis (Technical Report) atau revisi

laporan teknis (Technical Memorandum);

15. Memeriksa Dokumen Teknis (Technical Document);

16. Mempersiapkan Laporan Akhir Program (Program

Document);

17. Melaksanakan kegiatan di l ingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya.

h. Sebagai Kepala Program (Program Director):.

21

Page 184: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

1. Melakukan perencanaan program bersama Pengelola

Program (Program Manager) dan Insinyur Kepala (Chief

Engineer) membentuk organisasi program, menentukan

jumlah struktur rincian kerja (WBS) dan jumlah paket

pekerjaan (WP) untuk setiap struktur rincian kerja (WBS);

2. Mengangkat personil-personil yang terl ibat dalam program

serta pejabat-pejabat fungsional atas usulan Insinyur

Kepala (Chief Engineer), dan Kepala Program (Program

Manager);

3. Mendiskusikan jalannya program ditinjau dari segi teknik

ketepatan waktu dan pendanaan secara berkala bersama

para Ketua Kelompok (Group Leader), Kepala Program

(Program Manager) dan Insinyur Kepala (Chief Engineer);

4. Memberikan saran-saran pada setiap fasa penelaahan

program (program review): tahap persiapan (Preliminary),

tahap rinci (Detail), tahap krit is (Crit ical) dan tahap akhir

(F ina l ) .

5. Melaporkan ja lannya program serta mempertanggung-

jawabkan hasil program kepada kepala unit struktural

(pimpinan terkait) yang memberi pekerjaan secara

berkala;

Memberikan presentasi mengenai program berjalan;

Memperagakan hasil-hasil program;

Mempresentasikan serta mempertahankan usulan Hak

Atas Kekayaan Intelektual dihadapan yang benvenang,

Menyetujui Buku acuan program (Program Manual);

Menyetujui buku acuan desain (Design Manual);

Menyetujui buku acuan kerekayasaan (Engineering

6.

7.

8 .

o

10 .

11 .

Manual) ;

12. Menyetujui buku acuan pengujian (Test Manual);

13. Menyetujui buku acuan produksi (Production Manual);

14. Menyetujui Dokumen Teknis (TD);

15. Menyetujui Laporan Akhir Program (Program Document);

22

Page 185: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

16. Menyetujui Laporan Pemantauan dan Pengendalian

Kemajuan Kegiatan (PCM);

17. Melaksanakan kegiatan di l ingkungan berisiko tinggi atau

berbahaya.

(5) Perekayasa Pertama sampai dengan Perekayasa Utama yang

melaksanakan kegiatan pengembangan profesi dan penunjang

tugas Perekayasa diberikan nilai angka kredit sebagaimana

tersebut dalam Lampiran I Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara ini.

Pasal 11

Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Perekayasa yang sesuai

dengan peran terkait dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan

tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2), Perekayasa

yang satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang jabatan

dapat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan secara

tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan.

Pasa l 12

Peni la ian angka kredi t Perekayasa yang melakukan tugas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, di tetapkan sebagai ber ikut :

a. Bagi Pejabat Fungsional Perekayasa yang melaksanakan tugas

dalam peran terkait di atas jenjang jabatannya, angka kredit yang

diperoleh ditetapkan sebesar 80% (delapan puluh persen) dari

setiap angka kredit setiap butir kegiatan sebagaimana tercantum

dalam Lampiran I Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara ini .

b. Bagi Pejabat Fungsional Perekayasa yang melaksanakan tugas

dalam peran terkait di bawah jenjang jabatannya, angka kredit

yang diperoleh ditetapkan sebesar 100% (seratus persen) dari

setiap angka kredit setiap butir kegiatan sebagaimana tercantum

dalam Lampiran I Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara ini.

Pasal 13

(1) Unsur kegiatan yang dinilai dalam pemperian angka kredit terdiri

dari:

23

Page 186: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

(2)

a. Unsur utama; danb. Unsur penunjang.

Unsur utama terdiri dari:a. Pendidikan;

b. Kegiatan Kerekayasaan; danc. Pengembangan profesi.

Unsur penunjang terdiri dari kegiatan yang mendukungpelaksanaan tugas kerekayasaan, sebagaimana dimaksud dalamPasal 6 pada butir 4.Rincian kegiatan kerekayasaan dan angka kredit masing-masingunsur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimanatercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara ini.

Pasal 14Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi olehsetiap Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat dalam jabatan

dan kenaikan pangkat Perekayasa adalah sebagaimana tersebutdalam Lampiran l l Peraturan Menteri Negara PendayagunaanAparatur Negara ini.Komposisi jumlah angka kredit kumulatif minimal untuk kenaikanjabatan dan kenaikan pangkat Perekayasa sebagaimanadimaksud pada ayat (1), untuk:a. Perekayasa dengan pendidikan sekolah Sarjana Strata satu

(S.1) atau Diploma lV adalah sebagaimana tersebut dalamlampiran l l l Peraturan Menteri Negara PendayagunaanAparatur Negara ini;

b. Perekayasa dengan pendidikan sekolah Sarjana Strata dua(S.2) adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran lVPeraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negaraini :

c. Perekayasa dengan pendidikan sekolah Sarjana Strata tiga(S.3) adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran VPeraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparat0r Negaraini ; .

Angka Kredit penjenjangan terdiri daria. Pendidikan dan Pelatihan:b. Kegiatan kerekayasaan; danc. Pengembangan Profesi.

(3)

(4)

(1 )

(2)

(3)

24

Page 187: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

(4) Jumlah angka kredit kumulatif minimal sebagaimana dimaksudpada ayat (1) adalah:a. paling rendah 80To (delapan puluh persen) angka kredit

berasal dari unsur utama; danb. paling tinggi 20% (dua puluh persen) angka kredit berasal dari

unsur penunjang.

Pasal 15(1) Perekayasa yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang

ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi,kelebihan angka kredit tersebut diperhitungkan untuk kenaikanpangkat berikutnya.

(2) Perekayasa pada tahun pertama telah memenuhi atau melebihiangka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat dalammasa pangkat yang didudukinya, "maka

pada tahun keduadiwajibkan mengumpulkan paling rendah 20o/o (dua puluh persen)

angka kredit dari jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untukkenaikan pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari tugaspokok Perekayasa.

Pasa l 16Perekayasa Madya yang akan naik pangkat menjadi Pembina TingkatI golongan ruang lV/b sampai dengan Perekayasa Utama pangkat

Pembina Utama golongan ruang lV/e diwajibkan mengumpulkanpaling rendah 12 (dua belas) angka kredit dari kegiatanPengembangan Profesi.

Pasal 17Perekayasa Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang lV/e,setiap 2 (dua) tahun sejak menduduki jabatan/pangkatnya wajibmengumpulkan paling rendah 50 (l ima puluh) angka kredit darikegiatan tugas pokok dan pengembangan profesi.

Pasal 18(1) Perekayasa yang secara bersama-sama membuat karya tulis

i lmiah di bidang kerekayasaan, diberikan angka kredit denganketentuan sebagai berikut:a. apabila terdiri dari 2 (dua) orang penulis maka pembagian

angka kreditnya adalah 60% (enam puluh persen) bagi penulis

utama dan 40% (empat puluh persen) untuk penulispembantu;

25

Page 188: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

b. apabila terdiri dari 3 (t iga) orang penulis maka pembagian

angka kreditnya adalah 50% (lima puluh persen) bagi penulis

. utama dan masing-masing 25o/o (dua puluh l ima persen) untukpenulis pembantu; dan

c. apabila terdiri dari 4 (empat) orang penulis maka pembagian

angka kreditnya adalah 40Yo (empat puluh persen) bagipenulis utama dan masing-masing 20% (dua puluh persen)

untuk penulis pembantu.

(2) Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),paling banyak 3 (tiga) orang.

BAB VII

PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT

Pasal 19(1) Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit, setiap

Perekayasa diwajibkan mencatat, menginventarisir seluruhkegiatan yang dilakukan dan mengusulkan Daftar UsulanPenilaian Angka Kredit (DUPAK);

(2) Setiap Perekayasa mengusulkan secara hirarkhi Daftar UsulanPenilaian Angka Kredit (DUPAK) setiap tahun.

(3) Penilaian dan penetapan angka kredit Perekayasa dilakukanpaling kurang 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu 3 (tiga) bulansebelum periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 20(1) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit adalah:

a. Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi selakuKepala instansi pembina Jabatan Fungsional Perekayasa ataupejabat lain setingkat eselon I yang ditugaskan pada InstansiPembina untuk penetapan angka kredit Perekayasa Madya,pangkat Pembina Tingkat l, golongan ruang lV/b sampai

dengan Perekayasa Utama, pangkat Pembina Utama,golongan ruang lV/e untuk perekayasa di lnstansi Pembinadan instansi lain;

b. Pejabat yang ditunjuk di l ingkungan Badan Pengkajian danPenerapan Teknologi yang membidangi kepegawaian(serendah-rendahnya eselon l l) bagi Perekayasa Pertama,pangkat Penata Muda, golongan ruang ll l /a sampai denganPerekayasa Madya, pangkat Pembina, golongan ruang lV/a

26

Page 189: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

untuk Perekayasa di l ingkungan Badan Pengkajian danPenerapan Teknologi;

c. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat yang bersangkutanatau pejabat lain yang ditunjuk yang membidangikepegawaian (serendah-rendahnya eselon l l) bagiPerekayasa Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruangll l/a sampai dengan Perekayasa Madya, pangkat Pembina,golongan ruang lVia untuk Perekayasa di ingkungan instansimasing-masing;

d. Pejabat Pembina Kepegawaian Provinsi yang bersangkutanatau pejabat lain yang ditunjuk yang membidangikepegawaian (serendah-rendahnya eselon l l) bagiPerekayasa Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruangll l/a sampai dengan Perekayasa Madya, pangkat Pembina,golongan ruang lV/a untuk Perekayasa di l ingkungan instansimasing-masing;

e. Pejabat Pembina Kepegawaian Kabupaten/Kota yang

bersangkutan atau pejabat lain yang ditunjuk yangmembidangi kepegawaian (serendah-rendahnya eselon l l )untuk Perekayasa Pertama. pangkat Penata Muda. golongan

ruang ll l la sampai dengan Perekayasa Madya, pangkat

Pembina, golongan ruang lV/a di l ingkungan masing-masing.(2) Dalam menjalankan kewenangannya, pejabat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh:a. Tim Penilai Jabatan Fungsional Perekayasa pada Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi bagi pejabat

sebagaimana dimaksud pada ayat ( 't) huruf a, selanjutnyadisebut Tim Penilai Pusat;

b. Tim Penilai Jabatan Fungsional Perekayasa bagi pejabat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b di InstansiPembina, selanjutnya disebut Tim Penilai Unit Kerja;

c. Tim Penilai Jabatan Fungsional Perekayasa .lnstansi dil ingkungan instansi pusat bagi pejabat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c selain Instansi Pembina,selanjutnya disebut Tim Penilai lnstansi;

d. Tim Penilai Jabatan Fungsional Perekayasa pada SekretariatDaerah Provinsi bagi pejabat sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf d selanjutnya disebut Tim Penilai Provinsi;

27

Page 190: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

e. Tim Penilai Jabatan Fungsional Perekayasa pada Sekretariat

Daerah Kabupaten/Kota bagi pejabat sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf e selanjutnya disebut Tim Penilai

Kabupaten/Kota.

Pasal 21(1) Tim Penilai Jabatan Perekayasa terdiri dari unsur unit teknis yang

membidangi kerekayasaan, kepegawaian dan Pejabat FungsionalPerekayasa.

(2) Jumlah anggota Tim Penilai paling kurang 7 (tujuh) orang dengansusunan sebagai berikut:

a. Seorang Ketua merangkap anggota;

b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota,c. Seorang Sekretaris merangkap anggota dari unsur yang

membidangi kepegawaian; dan

d. Paling kurang 4 (empat) orang anggota.(3) Anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling

kurang 2 (dua) orang dari Pejabat Fungsional Perekayasa.(4) Syarat untuk menjadi Anggota Tim Penilai, adalah:

a. menduduki jabatan/pangkat pal ing rendah sama denganjabatan/ pangkat Perekayasa yang dinilai;

b. memiliki keahlian serta mampu untuk menilai prestasi kerjaPerekayasa; dan

c. dapat aktif melakukan penilaian.

Pasal 22(1) Apabila Tim Penilai Instansi belum dapat dibentuk karena belum

memenuhi syarat keanggotaan Tim Penilai yang ditentukan,penilaian angka kredit Perekayasa dapat dimintakan kepada TimPenilai Unit Kerja.

(2) Apabila Tim Penilai Provinsi belum dapat dibentuk karena belummemenuhi syarat keanggotaan Tim Penilai yang ditentukan,penilaian angka kredit Perekayasa dapat dimintakan kepada TimPenilai Unit Kerja.

(3) Apabila Tim Penilai Kabupaten/Kota belum dapat dibentuk karenabelum memenuhi syarat keanggotaan Tim Penilai yang

ditentukan, penilaian angka kredit Perekayasa dapat dimintakankepada Tim Penilai Provinsi atau Tim Penilai 'Unit Kerja.

28

Page 191: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

(4) Pembentukan dan susunan Anggota Tim Penilai ditetapkan oleh:

a. Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk

Tim Penilai Pusat dan Tim Penilai Unit Kerja;

b. Kepala Badan/Pusat Penelit ian dan Pengembangan atau

pejabat lain pada instansi terkait yang ditunjuk serendah-

rendahnya eselon l l yang membidangi Kegiatan Teknologi

pada instansi pusat untuk Tim Penilai lnstansi;

c. Sekretaris Daerah Provinsi untuk Tim Penilai Provinsi; dan

d. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota untuk Tim Penilai

Kabupaten/Kota.

Pasal 23

(1) Masa jabatan Anggota Tim Penilai adalah 3 (tiga) tahun dan dapat

diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya.

(2) Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi Anggota Tim Penilai

dalam 2 (dua) masa jabatan berturut-turut, dapat diangkat kembali

setelah melampui masa tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan.

(3) Dalam hal terdapat Anggota Tim Peni la i yang ikut d in i la i . maka

Ketua Tim Penilai dapat mengangkat Anggota Tim Pentlai

pengganti.

Pasal24

Tata kerja Tim Penilai Perekayasa dan tata cara penilaian angka

kredit Perekayasa ditetapkan oleh Instansi Pembina.

Pasal 25

Usul Penetapan Angka Kredit Perekayasa diajukan oleh:

a. Pejabat Pembina Kepegawaian setingkat eselon I atau serendah-

rendahnya eselon l l d i l ingkungan masing-masing kepada Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk penetapan

angka kredit Perekayasa Madya, pangkat Pembina Tingkat l,

golongan ruang lV/b sampai dengan Perekayasa Utama, Pembina

Utama, golongan ruang lV/e.

b. Pimpinan Unit Kerja yang terkait serendah-rendahnya eselon l l l di

l ingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi kepada

pejabat yang dimaksud dalam pasal 20 ayat (1) butir b untuk

penetapan angka kredit Perekayasa Pertama, pangkat Penata

29

Page 192: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

Muda, golongan ruang ll l /a sampai dengan Perekayasa Madya,

pangkat Pembina, golongan ruang lV/a.

c. Pejabat Pembina Kepegawaian serendah-rendahnya eselon l l l di

l ingkungan masing-masing kepada pejabat yang dimaksud dalam

pasal 20 ayat (1) butir c untuk penetapan angka kredit Perekayasa

Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang ll l /a sampai

dengan Perekayasa Madya, pangkat Pembina, golongan ruang

lV/a yang bekerja di l ingkungan Instansi Pusat.

d. Pejabat yang membidangi kepegawaian setingkat eselon l l l atau

serendah-rendahnya eselon lV kepada pejabat yang dimaksud

dalam pasal 20 ayat (1) butir d untuk penetapan angka kredit

Perekayasa Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang ll l /a

sampai dengan Perekayasa Madya, pangkat Pembina, golongan

ruang lV/a yang bekerja di l ingkungan Provinsi.

e. Pejabat yang membidangi kepegawaian setingkat eselon l l l atau

serendah-rendahnya eselon lV kepada pejabat yang dimaksud

dalam pasal 20 ayat (1) but i r e untuk penetapan angka kredi t

Perekayasa Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang l l l /a

sampai dengan Perekayasa Madya, pangkat Pembina, golongan

ruang lV/a yang bekerja di l ingkungan Kabupaten/Kota.

Pasal 26

Angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang

menetapkan angka kredit, digunakan untuk mempertimbangkan

kenaikan jabatan/pangkat Perekayasa sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

BAB VII I

PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL

PEREKAYASA

Pasal 27

Pejabat yang benr,renang mengangkat dalam Jabatan Fungsional

Perekayasa adalah Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan

peraturan perundang-undangan,

30

Page 193: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

Muda, golongan ruang ll l /a sampai dengan Perekayasa Madya,

pangkat Pembina, golongan ruang lV/a.

c. Pejabat Pembina Kepegawaian serendah-rendahnya eselon l l l di

l ingkungan masing-masing kepada pejabat yang dimaksud dalam

pasal 20 ayat (1) butir c untuk penetapan angka kredit Perekayasa

Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang l l l /a sampai

dengan Perekayasa Madya, pangkat Pembina, golongan ruang

lV/a yang bekerja di l ingkungan Instansi Pusat.

d. Pejabat yang membidangi kepegawaian setingkat eselon l l l atau

serendah-rendahnya eselon lV kepada pejabat yang dimaksud

dalam pasal 20 ayat (1) butir d untuk penetapan angka kredit

Perekayasa Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang ll l /a

sampai dengan Perekayasa Madya, pangkat Pembina, golongan

ruang lV/a yang bekerja di l ingkungan Provinsi.

e. Pejabat yang membidangi kepegawaian setingkat eselon l l l atau

serendah-rendahnya eselon lV kepada pejabat yang dimaksud

dalam pasal 20 ayat (1) but i r e untuk penetapan angka kredi t

Perekayasa Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang l l l /a

sampai dengan Perekayasa Madya, pangkat Pembina, golongan

ruang lV/a yang bekerja di l ingkungan Kabupaten/Kota.

Pasal 26

Angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang

menetapkan angka kredit, digunakan untuk mempertimbangkan

kenaikan jabatan/pangkat Perekayasa sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

BAB VII I

PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL

PEREKAYASA

Pasal 27

Pejabat yang benrrrenang mengangkat dalam Jabatan Fungsional

Perekayasa adalah Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

30

Page 194: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

Pasal 28

(1) Pegawai Negeri Sipil yang di angkat untuk pertama kali dalamjabatan Perekayasa harus memenuhi syarat:

a. berijazah paling rendah Sarjana (S1)/Diploma lV di bidang

teknologi sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan;

b. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang ll l /a;

c. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan

pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan

(DP-3), paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun

terakhir.

(2) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), paling lama 3 (tiga) tahun setelah diangkat harus

mengikuti dan lulus diklat fungsional perekayasa sesuai dengan

kualifikasi yang ditentukan oleh lnstansi Pembina;

(3) Pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) adalah pengangkatan untuk mengisi lowongan formasi

dariCalon Pegawai Negeri Sipil; dan

(4) Kualif ikasi pendidikan dan pelatihan fungsional untuk Jabatan

Fungsional Perekayasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

ditetapkan lebih lanjut oleh Instansi Pembina.

Pasal 29 -,(1) Di samping persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28,

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan Perekayasa

dilaksanakan sesuai dengan formasi jabatan Perekayasa.

(2) Formasi jabatan Perekayasa sebagaimana pada ayat (1) untuk:

a. Pegawai Negeri Sipil Pusat ditetapkan oleh Menteri yang

bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara

setelah mendapat pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian

Negara.

b. Pegawai Negeri Sipil Daerah ditetapkan oleh Pejabat Pembina

Kepegawaian Provinsi/Kabupaten/Kota masing-masing

setelah mendapat persetujuan tertulis Menteri yang

bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara

dan berdasarkan pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian

Negara.

31

Page 195: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

(3) Pedoman perhitungan beban kerja dan penyusunan formasi

jabatan Perekayasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf

a dan huruf b, diatur lebih lanjut oleh lnstansi Pembina.

Pasal 30

(1) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke dalam

Jabatan Fungsional Perekayasa dapat dipertimbangkan dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28

ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 29;

b. memiliki pengalaman di bidang kerekayasaan paling kurang 2

(dua) tahun;

c. usia paling tinggi 50 (l ima puluh) tahun; dan

d. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan

pekerjaan dalam daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP-

3) paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

(2) Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) adalah sama dengan pangkat yang

dimi l ik inya. dan lenjang jabatan dl tetapkan sesuai dengan jumlah

angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang

menetapkan angka kredit; dan

(3) Jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

ditetapkan dari unsur utama dan unsur penunjang.

BAB IX

PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN

PEMBERHENTIAN DARI JABATAN

Pasal 31

(1) Perekayasa Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang ll l /a

sampai dengan Perekayasa Utama, pangkat Pembina Utama

Madya, golongan ruang lv/d, dibebaskan sementara dari

jabatannya, apabila dalam jangka waktu 5 (l ima) tahun sejak

menduduki jabatan/pangkat terakhir t idak dapat mengumpulkan

angka kredit minimal yang ditentukan untuk kenaikan pangkat

setingkat lebih tinggi.

(2) Perekayasa Utama pangkat Pembina Utama golongan ruang lV/e

dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap 2 (dua)

32

Page 196: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

tahun sejak diangkat dalam pangkatnya tidak dapat

mengumpulkan paling rendah 50 (l ima puluh) angka kredit dari

kegiatan tugas pokok dan pengembangan profesi.

(3) Di samping pembebasan sementara sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), Perekayasa dibebaskan sementara dari jabatannya,

apabi la:

a. dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat

berupa penurunan pangkat;

b. diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil;

c. ditugaskan secara penuh di luar bidang kerekayasaan;

d. menjalani cuti di luar tanggungan negara; atau

e. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.

Pasal 32

(1) Perekayasa yang telah selesai menjalani pembebasan sementara

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) huruf a, d, dan e,

dapat diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional Perekayasa.

(2) Perekayasa yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 31 ayat (3) huruf b, dapat diangkat kembal i dalam

Jabatan Fungsional Perekayasa apabila berdasarkan hasil

pemeriksaan pihak yang berwajib yang bersangkutan dinyatakan

tidak bersalah.

(3) Perekayasa Pertama dan Perekayasa Muda yang dibebaskan

sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) huruf

c, dapat diangkat kembali ke dalam Jabatan Fungsional

Perekayasa paling tinggi berusia 54 (l ima puluh empat) tahun.

(4) Perekayasa Madya dan Utama yang dibebaskan sementara

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) huruf c, dapat

diangkat kembali ke dalam Jabatan Fungsional Perekayasa paling

tinggi berusia 58 (l ima puluh delapan) tahun.

(5) Pengangkatan kembali dalam Jabatan Fungsional Perekayasa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan menggunakan

angka kredit terakhir yang dimilikinya dan dapat ditambah angka

kredit dari. tugas pokok Perekayasa yang diperoleh selama

pembebasan sementara.

33

Page 197: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

Pasal 33

Perekayasa diberhentikan dari jabatannya, apabila:

a. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara

dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1)

dan ayat (2), t idak dapat mengumpulkan angka kredit yang

ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi;

b. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara

dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3)

tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan; atau

c. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai

kekuatan hukum yang tetap, kecuali hukuman disiplin berat

berupa penurunan pangkat.

Pasal 34

Pembebasan sementara, pengangkatan kembali dan pemberhentian

dari Jabatan Fungsional Perekayasa sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 31, Pasal 32, dan Pasal 33, ditetapkan oleh Pejabat Pembina

Kepegawaian yang bersangkutan atau pejabat lain yang ditunjuk

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB X

PENYESUAIAN/I NPASSI NG DALAM JABATAN

,DAN ANGKA KREDIT

Pasal 35

(1) Pegawai Negeri Sipil yang pada saat Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara ini ditetapkan bertugas pada

instansi/unit kerja Perekayasa dapat disesuaikan/diinpassing ke

dalam jabatan Perekayasa dengan ketentuan:

a. telah memiliki pengalaman kerja dibidang kerekayasaan

minimal 10 (sepuluh) tahun berdasarkan pendidikan minimal

S-1 di bidang teknologi sesuai dengan kualif ikasi yang

ditentukan;

b. pangkat paling rendah Penata, golongan ruang ll l /c;

c. usia paling tinggi 54 (l ima puluh empat) tahun pada saat

pengangkatan dalam jabatan Perekayasa Pertama dan Muda;

d. usia paling tinggi 58 (l ima puluh delapan) tahun pada saat

pengangkatan dalam jabatan Perekayasa Madya dan Utama;

34

Page 198: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

(2)

e. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan

pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan

(DP-3), paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun

terakhir:

f. direkomendasikan oleh Pimpinan Instansi Pembina Jabatan

Fungsional Perekayasa.

Untuk menjamin keseimbangan antara beban kerja dan jumlah

Pegawai Negeri Sipil yang akan disesuaikanidiinpassing harus

memperhitungkan formasi jabatan.

Angka kredit kumulatif untuk penyesuaian/inpassing dalam

jabatan Perekayasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah

sebagaimana tersebut dalam lampiran Vl Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini.

Angka kredit kumulatif sebagaimana tersebut dalam lampiran Vl

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini,

hanya ber laku sekal i selama masa penyesuaian/ inpassing

BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 36

Pejabat fungsional Perekayasa yang pada saat Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini ditetapkan telah 5

(lima) tahun atau lebih dalam pangkat terakhir dan belum

memenuhi angka kredit untuk kenaikan pangkat setingkat lebih

tinggi dibebaskan sementara dari jabatannya paling lama 1 (satu)

tahun sejak ditetapkan Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional

Perekayasa dan Angka Kreditnya.

Pejabat fungsional Perekayasa yang pada saat Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini ditetapkan telah 1

(satu) tahun atau lebih dalam pembebasan sementara,

diberhentikan dari jabatannya paling lama 1 (satu) tahun sejak

ditetapkan Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perekayasa

dan Angka Kreditnya.

(3)

(4)

(1 )

(2)

35

Page 199: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 37

Ketentuan pelaksanaan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara ini diatur lebih lanjut oleh Kepala Badan Pengkajian

dan Penerapan Teknologi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara.

Pasal 38

Pada saat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara ini ditetapkan, Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor:24lKEP/M.PANl2l2003 tentang Jabatan

Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya dicabut dan dinyatakan

tidak berlaku.

Pasal 39

Apabila ada perubahan mendasar sehingga ketentuan peraturan ini

d ianggap t idak sesuai lagi , maka dapat di t in jau kembal i .

Pasal 40

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini mulai

berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tangga l 4 Ju l i 2008

GARA

TURNEGARA.

EFFENDI

36

Page 200: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

z(t)Y

JU.l

s

G

e

oG G o

q)

cc)t)

c

ft

c c c c c

$

-C

c

6

E

6

€v0.)q)

E

o

c

cJcc

ECt

(

cll

(EC

c

(C

E6

n

@

vEo

(t

EoE

(!voc)(L

G

E6

c)

6v

Y

c

f

c

c

o

c

o

j

ec

cGF

c

G

(cct

G

EG?

('oovoo(L

c

t

€xo

6

E6Ec)

ao

ovc)o

E

to

R

C

cc

a

Eo

0):N

E

o)

Ec)

c o oc

ccc

G

E co

c

? ;e Iz d .( Y

NN o

(r

c

t (f) e

o

s bN

Is6

rcc o

()r)q

Nq

r

c

=U'

Iz:)r

a

GNF

oN N

G

v

e(l)

Gx

EoU)

oY=oU)

!

EQ)U)

oJ

EoU)

c

Eo

tc

cv=E

o'co)

I

G

E

J

.s

(E4

o

oY

-J

G

cc

a€ ;A g ( \x G {t } r c ' ) Eo o qJ v -

.F

oJ

Eo

J

c

!

G

E

(c:(E

:

tr

G

cc

C

qJ

(c

C (

I t q\ r

a ?O t lO CJ -

c tb Q- {6 :o :o :b t Eo r t

- J \

c r uO ED 4 lr < io :o xo =O ) Eo q )

J J

ft

oI

(tr

zFsUJ:<=F-f

U)

x

o-

N

o

N

o

.FEoJ

t

g

E

N

I

t

E

J

;

g

I

(o

E

J

Y

r Et ;l (ot :I '

l €l ot >l cl sI El ql JIl r )

e

G

E

c

a

Eo)

F

t lt lt ll lt lt lt lt lt lI It lt - l| - l

I El ( ' l

l e

-r i :

l !

r l9

l -I P

I GI Et -l 6t xl E

l q )to -

<no

oo

o

Y

=;

.p)u,q)

oo

E

GE)f

= o! 5c ! la . !

c L i

r t

J :

= q

c

I

oxo

=c

o

a)l ol>I

o

cG4

E

N

IIl-t :t ;

l ol xl r

t c

t ;l s

l i ;t q )! c )

l=

oB6

'cq)

. C

=:€cc)

't

oo

(,c)'6)

.9

0)

E6

l

= 6

o

o

Uc

!

c6

x

fJ

(!

B

o

c

a

c

36

6

o

'6

c'-

o

U

sa

c

u(

q6

o

ox

o

6

c6

==

Gx

!N

s

o=(!

oo

!

0)E

q)

g)

=q)

v

c

o!

6=

o

=6

o

(to

=co

cxc

o

=oE5

'6

o

E =O : EY =- Ao :

* ES cy . *: c

^ Gt o

ic

c'

c)

co

G

Q)

ll)

u.ozf

U)

F St t 6

; o

o Oo E

EE; E; i oo - >

o o> c

- G o; * F€ F E cG ! i :

l r _ . 6 I ; -4 . : : - c 6 ; iE 6 o x -

: 9 b e t ,I o F ^ o c= c i s oE O : - E= E 2 0 =

6 : h E 6( L E ! F ( L

d)

l*IE1.9l o

l Lt 6I N

l al cl !t o

t o

l 'lc

s

t$c

= r

P i A Er X c :

FEgXi : o c oE: x eF . s E E 'o . = ; o; o o *- c c c

E 3.3.s

t:)U)z:) z

Y

EozuJIL

z

(t

Yt ttttYzFsY

oz

troUJ

< zt E< 1 9 9

83F. ? \t o - zr..Ll < <

zale f= =k-: 7=dE; =d < P - t L J?? ia t uf 9 E F VU J U I O co - c z F

z / nfrE

oa

YLUK.LrJo_J

zoa(,zfLL

zF

co-a

zF

oI'JJYz

O=E

Page 201: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

e l vEl€' o

l g€ l o .

slEo l Da . t oP I E6 t 6x l Y6 1 6

6 1 6q t o

v I v

l ^

i l lE:|:lgE IE. IEF I3 IE: tE ts: t 6 t d- t - l Ec l c l -I l S l F6 t 6 t J; l = l o6 t G l oL I L I S

o t o t o

x I ! I t6 l o l oc t c t c6 l c l oo 1 6 t ov l ! l xc t 6 1 6o l a , 1 6

t ^ l ^6 l . o l o

t v I v

- l -

E I :

l ' a lg lF

EIEIHE

_91>l>l>* lods

o lI

I

G'

6

ofo(uox

o:

c

o lo l

€ I

'-1

! l

o to l>lG I

I

!(,

Page 202: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

zU)Y5ul

(

C

(Clco

E

Ec)

6

o

oYYq)

E6fo

G

o

Eq)

=oo

6xEo)

=

o6

Ec)n

:c

c(c

t

f

v

ou

f,

6a

vc.)o)

f

(g

v

Eo

G

=o

q)

o-

F

f

G

oxE0o-

of

=

0)0)

E

=

J

o)q)

f

q

xoo

!

oo

o

q

vc)o)

EJ

a

6xEo

o

vo)0.)o.

f

I

0)0)

f

o6

Eq)

< E: < oC) tl.lz . t< Y

q

N

oN@

oc!

I !+N

:\t r)

N

acr,

.i

oN N

(ooc! sl N

(o

NF.

o

scl

=aT

zlF

a

o'-OJv

o

E

G

o){63l)

,6vJ

q

6 !

C JID C.

J F

'6vl

o

:6 l

E Io qJ F

Ec

'6

x

o

;G I

E Jo . oJ F

(t'rQ)

x

G

Eo

J

Xeac

S l

E Io (

J F

.F

ox

EJ

o

5

o

Eo)

J

'6Y

os6 J

E Jo l lJ F

6v=oc

o :

E }4t .cJ F .

'6

o

o j

E J( D . c

J F

.;x

qc

G Y

E Jo t oJ F

o!

O !

E }tD .C

J F

q

a

o !

E Y( l ) oJ F

o

oc

o l

E !o IJ F .

' 6x

@

O )

E Io q

o'-c)

6

Eo)

J

zt-

oYEtrl

oovq)

El1,

6

G

=

ox

ovo

zN

c

o

6

=

o'-d)

x

E

o

c

o oo ov 7 ,: co vs o )

o

c

oxo

c6

c

x

.E

c

ox

xO 6c >o s6 E

Y 6O ^

> ;

q)

oJ

o

EooY

U)

o:a

G

o)a

^i

E

E

og)

Ot

eq)q)

Otqulo

q)

' 6

Eo

c

'=o

E=

3s6

q)

'6

q)

v

co

;i

=;

' 6

c)EG

oc,E=

Eq)=G

6

G

o

0.)

!'-c)

Ec.)

o

x

I(!

q)

EG

oo

G

3

'=q)

D

G

Eo

llTcd

(c(d

oG

c

q)

E

c,

Eo

.coao

Ec

E

3

.so0O

=E

I

. q

. c

= . i

.Eoo'66

o=

oE

'co

E0)=o

o

x

c)=o

6oEo

a)

ocl

; . =- ( )c dG C

: :

O E

o oO G> EG

(t6c

o

oo

.6=

cC'oE6o

E6

Eq)

=c

=

E

7

!

t lt lIt -I Fl 6

IEl 9t -

t.slt *t 6

l =I c,)l 6I

t : v

t x

r i

l L -

l = =

t > =

153l ^

6

cc)

c

-

=

oo

o

o

c

c

:o

f

o)oG

q

ootc

, E

E

o

oG

0)

c)EcN

Eo

c

o

;

c

o

G

o

G

=co

c

c)=

G

a

cq)

!'ec)E

6

=x

=

=e=O =

= =; -x 7: E

> Eo

o

azldl

U)

s

f.{

E

azf

oz

Page 203: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

zoY

5UJ(L

s

Gx

G

J

=G

oo

E

6o

G!oo

6

l

o

xc)oo_

Ef=

Ioo

o

l

6

vo)c)

oEf

ct

xEc)(L

oJ

=

oJ

Eoo-

o

=6

J

c)

6

3

6o6

=G

G

ov

o

6

=6q

oxEoo-

o==G'q

6

oo

fit

o

!

c,0)

o

a

xE0)

(!

=(!o

6v0.)0)o-

(6

J

=G'@

!

c,o

(!

E €G GY t r

O Eo. ^0)u

< F: < oz u< : <

NF-

N

: tr+N

r+ iN

sY

no

N

o

NN:

f r$N

(oN;

o$ry

@

-{N

:N

=U)

Iz:)F

a

ovea

:o j

E Jo . cJ F

xf

:6 J

E Io . c) t -

6.F

oI

Eo

J

ov

a

o l

c lo . q

I

oc

6 t

E Ir D qJ F

(!

oY

()J

oY

o

O t

E Jo l lJ F

qv

@

G )

E )o r cJ F

xeac

G !

E Ir D c

J F

ox

o

:( t v

E :o . o

J F

ox

6

( o !

E !o cJ F

6!

o

;o !

E Yo oJ F

qY

;G I

-o 'F

E Io c

J F

x

6

;c t x- o ' =E Yo . c )

J F

c

f q )= q )

:i- oV c- o

P 3c o

- 99

o

cc)@I

.Eo)

o

ooE'cq)

6

qf

f

:a

56

zF

ot!Y

F:)

co

6@6

o6q,

(,

o

=Eq)

v aG C; s; f

ac)

oEc

oo

6

o

@

q)6

oo

a

f

F oE_=

r oE Gt Ea io o> Eo

d

c

o

;F

G io l

o lq

o lo

o l

6

c

=E

=c

r c

c :

' ; 4

z d

c

x

c

go

c

x

o)

=c oc !C G

- =; :

; €! G: co o> e

x

:=

v

;

;

x

Eo

0G

=

:

Ec)

J

o

.\o

E

:o

oq)

E

'=!

Eo

x

o

;q)

J

o

!G

;

I

c

]o

oEc

Eo=6

IoEe6

Q)

s:

o

l :

i :: L

E :

> i

xo)

E

Gc

6x

cG

Go

o=

X6

oc,xq,

oE6

=t

=G

=-6

o

'6 1

oo

{t)o'6vo

=

:

a 6

o

c

E

o

G

4Eo -

o, - '

E P

= o l

= >

: E; ]= - F

x - - : .s t ;3 . i; = -= ' X c

* c i iY ( ! CF E";> ; E

E -PE;i o.)a:<E Ed :

E orc .g6 O> t rEig E

= g

P St C

; 3n: : n; E Ae . = :

a E v= c -V € != > oq r o o

E I O

EEEI

c'o

E

6 Ec o )

( ! 6

P ^F q ): b' .- (D

g 9o {3r3x

- Y= -* r

O =

= _ 9.-

E C

9 E- oC ( uG C

E e- c s

. : G

O ) ' i ^! x =

i 6 4aSE, : : =; j i

: . < =

; 1 a

= c lr l l :

2 e 4: o . ;9 o . 2z : < E

G

3

6

oc

x'6

0)

c

=

=

6 6= >

@ c

c X

> ;

E.f

z

lo

,q

t|

u.lU)zf

oz

Page 204: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

za:l5tJ.lo-

(!

6

=Go6

6xc)q)

o

oG

IE0.)

e

(!oo

0)c)

G

E

=

xq)

o

s

(g

=(t

o

ov

q)

6

G

oc)

6

6

J

Eo(L

:

Y0)q)

o

Yo)c)

o

J

Eo

E

=

Eo)

o

G

=

Eo

o6

I

Io

s

< FY Co L tz s .< v

NoN

aN

:N

aN

:N

; NNI $

N

;

=

Izfr

U)

G

lt)!

E

)

.F

c)x

EJ

'-o)x

Eq)

J

G.F

o)v

6

Eq)

J

'ca)

J

E(l)

I

' cov

E)

' co

J

Eo)

c

= q )= q )

R Bi F

3.4: il)j g

:E* tv5; ' d4 . 9c O

Eg

E

' co

xx

Y

.9c c6 J

f 8: v

7 ' a 'O c LJ a

q)

OJ

q)

o

0.)

zl--

u,Ytrtrl

cq)'b

Gq){

Q(}x

E

oY

f

)<6

6

()U)

c.j

6

c)vc)

6 t* P- o

c . v

o =o :

E G' 6 9

P I= 3

P l -: E >

* E g

' = - c )g o v

c : c9 X ePaEo > ' i> a j z6

'6c

I

q

x _

E Oo oa€

o i iO 6

E E

O C

G ^

E c oJ : 3

! v6 €

5E

c' i

c

x

a 9' 6 E6 O

c t= =

r ; ;; m

g s

= _ 9:N

c'oc

x

u, 'Ai! G

P :o c l

- t= =

c'o'c

@ a

.t! >E O

o o

' ? -

€ =- =

= m

i : i! vo o

= _ 9

s

Y

U)sl Y

l 9

6

a

- =

x ;

i c -

l 6 Gl r ;t : o

l > EIt o

'o'tr

JJ

nt rr l =E oq o

' = -

- x

- =

: h

c -

a -

'6c

l

3 cE 5T Gr 3

! 6

9 b6 c

z ;2 -=-=

= h

; :x -

> i ;

N

C C6 ( qo >c ^

E f

. eec o l: -o v

O Eo o' - o€ x

= ;- =: : v

: x

! : :

G :

: ; i x =

; E {> E g

- - . ;o 6 66 = ' O* 6 ' =. l g E c -

E E{ FsgisE gE FEEgE6 - ; =

! = : ' e

: ; 6 G- : > Ge : E ;

: =A*> : - :: : = !- = > o

= i ; r E '

5 ! O =? h c ci a : i

E=-Zs= 3 i ; x

E b: : o l

F i;eE E

! 6

e tc PE do -O E' s 6

-eF! Y6 O _

I E

E>

@ tjrt

o o

i := x

> ' a

oEo

ov

'a6v'6

c \6 { )o O t^ G

; <o Ec ! B

.ix p

o v

a g

x ^ -

o :

o o= >

f ht r c . Y

*ioso '= S o '

EFgFE F i . F

E;EP. 9 * - c 5o i : o -o 6 = CI O - 6

E€EF' 6 . 9

8 h6 E - . := * = e

E 9;Ei *EsE*6:l : ; e b;E$;SS i t

'd.

* . sE E- O

E Eo > \o ^g (/,'a -oo S

= v

o c ): x

x . g

! =

.': 6

3 cO o

o x '> i

- E= vo. c)o oP o. E bo Ec oG ^

E b aP i i 6r .E =E O FF E . ;a X i: E 'E6 q D3 , 1 ao o J- : . c6 5 ' , E

€ ) - ! E

E P i iEg8N

= h

33

5_9:

g.lU>zdtfU)

r

E:)U)zl

oz

Page 205: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

zaYJuJ(L

6 xb 5x >Y Ec ) fa >

6E

osoxIc)

E

xEc)

G

a6

voo

o

Gx

Eo

s

=oo6

vEo

f

6o

G

c)0)

o

=s6

vE(u(L

=oq

6x

Eo-

f

oa

Jq)

o

G

G

E0)

\

< FY O(, ulz. g.< Y

N

t

o

o(\I

N@':o

v(o

,-;ro@0o o N

N

A

J

U)

IzlF

a

c

f

q)

Y

6.F

Yo

EJ

'F

c)x

EoJ

v

o!

gal

o.F

0)!

6

EJ

6.F

0,:

Eq)

J

.F

J

EJ

o

eoo.fuo

c

JrE

c

3f

o))<

=a

' 6

qc

N J

E Y0, oJ

J F

z

g

U:<

F

l

so

'-ox

C'

c

o

.=

1 '

c

G Fa ;

O E

: +

> ;

?

-a

d l

>l0,r Io l

"l+ l

5 En O

c b l6 Pt do t r! E

4 : iJ . :

] :: =- a

= =

- 6 r <C i :: = o l

> a >

o . gv 6

l ,E -o ;> =E Ca q )c o .

6 E

X c6 o

= ;

3 x

G )l E a1 >

J , = 6

P F XE . = 6 '> ; a

s -g ' r oo i5c c )> , !

6 =

6 O

E *P €E o

: o

3 €C x

! 6J C

O J= €N

'6

vo=C

g)

o 6

O ( !

_ v sg eo Et r ! !! ! b6 <'c O-x F! =6 i :

: q )

- O6 >X .. 6 E> Gc ! ^

> ;

gpo 6 E

€9 gBstgeF:E$E at- . = \Hts$sisc ' 6 oG G g

€t uo o o

I 4 ^

6 0 x

iEssP; $Pi s9s

Eo Ef o tO YY ( L

e b( E ' =

C G

3>C G 'I D t rv G

o ! 4o c lI a

- o

o Sf o -

I sB: d !

*esF v ^; o t s; o ( !

*FFE i " Y> Y S

6 - = EE J Z F€ 3ee f eEPEc o o )

- 9 ; l- o go = oB . 5 FH 9 C. : ! Ec o l co c o

5 > co C G

> c =

c r 6 ; io E ; 6

= 6_9 Fi ; o - !

* €:s i: o o E2 v E O

c

o

ct' E o

bs- o Go r sc co o> o

n3.c i Zo 6

; 3= -; d

>vN

6c

Ecop

x

Bo0)o

6

.q=E

E

c

c

c,

Ego)I

.Ea6 R t

c og>C Go t r

g G

o o lI t oc ^E >; ot gF ; :

4 . = XG Y ' C

v Y i :c F <

s iFJ O ;6 c X

gEd

o)c)q

Eooo

sEo)

I

c

o

l: o

q E

> j( l ) 6

> 3,-N

G

=o=

c

, ;x

oO 6E >O Go E

o X: q )2 D

o(B

o

PegcG

'o

r)

6

(u!

cGqxa

3G

Gc

o

q)

o

6 6

o 6

a o

6d)

6

c6

oo

oac

Co

6;Do

c

F c; 6; \ tF O; c

6 9> €

E O

x cQ' O)> oO c

E ;G _

9 6Y ' '; i EX o

; r

:lg ;

F IB> ; E

t:)zl

lo

s

t-

tf,az

oz

Page 206: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

zU)YJLLj(L

E

(,o

I

E0)

o

o

o

oq,

6

E

=

oo(r

=

oo

=

6

vc)q)

oo

vo

6

2oG

oc)(!

o

6

G

Eo

G

I

0.)0)

G

6

G

av

;

s

G

o

Ioo-

o

C'

G

oo)

6

@G

YO

o)

6

o6

!

0)o)

< FY Oc) r.rlz E< Y

F-ta o

v @N

;sN

N

N

ou? CO

o

J

6Iz)Fa

o)x

EJ

Eo

'F

X

J

Y

c)I

Eq)

J

c

: cx oi F

EEE Oal 5

c

f ll)= o+6V538E8i 9

q)P

o0-

q)qc)

=

c)oo)

o)6

E

c6 a

3 b= q )

+ q

=sx3c o

3g

0):<

(t)

it,a)

Ot

q i -O Gc 5' E S

f iS

G

oo'tt

Io-

(g

G

o

po-

'co)Y

E()J

'3o)<

E(t)

zF

llJ:<d

f

=- o; r; i oh != ' 6

>\ ctC : io o6 - CE ' aE Cc o

- c ,

o ca oc !- 6

G . =

- - oc oo !> E

6

Jo

a)

o

:

E

oxI

J

oo

o q9 =E 56 6E Yb o

3Ef 6

o i !

9 do ! €

o O3 >c 6

6 X! EG o

d r \

6 0 r :

{ 6 i i6 E ** ' . Si ; Q; s9

o'b(E()

J

a-

Yo6

6o

F

EI

'6

=

o)c

Y

c

x

o=

o= F O

* 6 96 = LE 6 0 )! = !j e ; aEEg6 ( l ) 0

- 9 ; x.+ Et . : l o

; : c6 X o. - - Dc o c

5 > c@ c 6o 6 ' => 6 =

o o ; io E ; 6

EEgF? : E E + ic E = ;

EEEEc : E a

G

c

o' 6 ox Cbs- o 6d ) oc cc o> o

s c3 H

6 o: !

! o.9

.i;

> i zN

G

Xo=oa)q

oc-_E

cc

=f

N

E

=

c

=C't,o

o

: Q

sp

O- .G- O6 O

J Z Y

! o

= L

ll q)

> : <

x

3

c)q

o

Eo

f

Eoxc

J

E o6 c> !

= i ;N

'c6E Ec E= o ,i : 93o-

: C L= q )' tY -; C GE 6 !o o . : :x 6 xr D -6 6 G

o - - ! C

e C ^

i : E g

EE8E E A

; i r t r= o o9 3 ;; i i oY5 g 56'

l 6l 6

l dl :< bl 6

' =

l E ol G vt F -t q 6l s ol e 0 )

I F Yl o f

t g c

i ; d

l ) i o lt v oI x n t

l E c bI X 6 q l

t ; bsl d o :t = d dI

II

5o

'6,

.Eo='c(u

c

c

E

=G

:

O G= >

o c

G ;

= ;

l q )I rt,

IFlu jl q )

l 6

i 9l qi <t -

=i i ;

l Yl !

t >

t a

t ;t;t:

IIIt -I G

l ( !

l EIEl o

t€la-t \l o

let \l o )

l o! Q )

I Gt \

IUJ

1 c

l -9t . glelEl 'II

c

6o

:oovcG

?=f o

€>

* d

>.;; i c

5g

G

u,,o

c.gl

cq)

c

fa6

l

ico

6.;

5N

o

on

'6xf

q

f

=

6

v

q $> -c cO ( !

^

=@

c6

D

x.E6Y

E

o

c

c r ^

: ot ; o; o5 >( ' ) -= F

> j zl .o

'-EGo

co6q,

6

=o,

f

3

c

v

q E= r

E ' 9o 9> ao

Efaz:)fU)

s

t{

trU)zl

oz

Page 207: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

z

Y

5tu

6

!,(!

6@€G'

J

Ec)

6

6

=oG

6xgo

N

6q6

(txEc)(L

oE

fG

ovE(l)

6

l

o

J

Eq)

E

f,

vo)o)

6

G

f

oq

!O

tr

lGoN

vo

GE6

loa(!

6!Eo)

E

f

vo0)

oE

loo

Yo){)

o

N

N

!

E

$Fo Iz g :< Y

q

ry3

|r)c?

oocsl

o @A

Fs Y

o

t-o N

N

=U)

-zlF

U)

6

oY

o

Eo)

J

C'

oY

G

Eo)J

Go

0):<

U)

f , q )= Q )

R Di 7 c- oh ' aa . eE : i_99

.F

c,Y

Eq)

J

. F

oYci:Ya)

f (l)

= q )

* bi x3.Ug O: r ui 3

va6

:

E }o oJ F

t O= q )

x 4) < >

3EE ( )

_99

f { )= q )i c:t

q)

) < xo Tc oo *

6

!)

E.E0)

c6

f

=()Y

a

zF

:<E.tr)

6'e

x

F

=Y

oxGxo,6

E

6

c

3

Eo

J

.;

(o6oo:<

'6

;c

e

Eo

ac

ox -o dO C IO . C3 O r

E U JP b

Ego

6

G'6)o.so;lg.E

o

cG

v

. g

c

'=q)

J

6 6c >N OO E

X G

l ! €

> ;

q)q)

.So,

q)

oG

6

d)Y

.g

N

_ ( )EE! cO ( De>l L t r6 FX b ta i P)< 0-

EE6 i :l r aO ' Y.o L

g o

3Ed >

; E

5go E: 6o o: o 'c o

E5o

N

Eo

; C

E EE _J 6

f f

: : x! C' a ( ,

o ' =

o 6

: F> a i> ) <J . -

= g

G -c ;

: ?: : s

: o c

c J < o

> ; €

6

cG

o

oq

;

c

z o

' 6 -

6 J

> 6a d

a3n : <

I L G '

3F

6 q )! E

C oo oC O

E Eo !

J =r = U

l o o fY o {

l = 9 .6N

6

Ga

.9

xc)

o i ,

X ='-a

\

o =c 9- e o4 x3 g' - ' E

= OO =ev- ;6 Yv c

' 6 o

6 : a

* ;5 _ fo t l

>xo

B . o. = G

€ ;( / ) 9

> C )- 5= 5E O )r qc ) .@ c.- OtG A

: o

- E

i =

F T6Y

- o d' 6 X to c ni x =3 9 q ,? o - iEEE> - i o

.s

d

(E

o

Ico@os

.9

o

-

c

.Eo

Eo=^

6 OR = . E

FEEg?9frE' E

o i E o6 3 9 s;E g s -o ! u = 5 'i q ! E. 1 9 g o :-FE3Frhf* € 6 ;E E : E- , : : == ; X r

; = ^ l; = b *c t r b =sESi= i J :O X ^ E c= - : r o= : : 9 f !

E EsEBN

a . =

3 = 5 fs g V Go . = > y

E l ; : E E- c o o : 6: = o * o )

C 6 ' i ; v oh b q E c

- . - ! o f

€EE€€! E o . : c -: o : o . >

' : = a : c

e q v - :

= = ^ a *- - - : q co =. = A S S ;= = > > ^

r € r x == > - - :

? 9 ! e c

a ! c c >

!

o

c

= ' xx !

- :a :

= -6 C

O C

'=

ox

c)

c

fI

:

G Oc >

O Er 6

! o

Z D

E

az:)cofU)

q

t-

Eloz3

oz

Page 208: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

z

:<ILrJ

6

E

l

6

!c)o

6

E6

l

x

o)

6

EN

l

a

!

c)

6

E

f

6

6!

c)(L

6

E

foo(5

Joo

(L

c(g

f,(!o

Y

E(L

(!

E

f

o

!

Eq)

(L

cs

f

60

6xo

o_

E

f

!

o)o

E6

l

NJc)o

< t rY C( J uz g .< r

s|r) :Fs

Nc!

s

;(f)

:rF-()o

o

N

{N

J

6IzlF

U)

C)Y

Ec)

c

f

o:<

U)

f q )

R EV c- o

o J . i <

'6

E

6 y

E Yo . 0 )

J F

'6

co)o)

'tro

c

aE

o

\ t t = :6 C * :' F o X ;o - o Y -

i ; 5E' 5 9 o F

EE9s

:<

I

o)Ex

o

c

f

f

c)Y

o

G

G

.(oO)a

zF

uJ:<

trf

c 8!,3f,ggEEg EFE:aE sg;x ' i - c v o

I F S',e";n*is:: t r x = fE Q ? = .Ig 's:S

iF$a$

6 i -a o Q )E o O t! ! o ( BR : < c6 ' - . 9b_ L.- c t rFFE

= = b l

i i c P= 9 a -

= 3 .L9 l o o- 6 C

F!E; o -

a 93"o i n -

x * o ,

E tg

(! g ll)v c o q )'E

; '6 ' .S

J @ c c } ,o : 6 c

; E > S9 ( ! E . EU ' C G C

E * - P g

o - 6 ^ Y -: ) a u =

e t q c 6= s* ie = 6 ic : ! =

3= sEa E v; a - :i c * "

:: =E: j o 6'

;: ' is- i a ; E€s igc o l o o

EE[8.E

I Lt 6

lEsl o ol cf o 6l o c =

l 3 3 !l sgsl o h rl € asl 3 * .l E c :

l o : =l = i ;

i i i = r: E t r = :: E Q S :' - C ^ l

l = : A i

l i t * d :

19sssl O O . l - :

l > a 5 t

3ed ' : E

l e { , qle ; gl o c o

l E . 'E 'l E s l

t : o o

lHt ;l : eFl ; _ 9 :l 9 = si ;='

i i i =i c - ;

a = t- - =, - : -l ; c ql : € : -

l F i a ; ;r f r w c ll o B . = il > . q g ;I

I NIIIII

t 9 7l ol pl ol c

l *EI ( 4 El e r il P cl - sl c E

t a 6

t o ol x ;

l = !a v= =V =

' : :, = t

i ; c

t : : !

l o =

l3 +lE cr

o

c6G

l1)

E

o

'=

o,oE

o

6

;

E6

=s

:Ec

F

o

Eot

N

@

x

I

6 o

; 6i C

E == o )k oE 9 r6 Lf G6 > .

6 *C E- a

; i D-=T ;a i i

Y 6o >

: xl g o> \ <

6

.;

v.!21l)

G

c

v

s6

oYc

xO Oc >N ( !q E

J 6e !

> - 6

-ofco=EG

oo

E(!

o)o

o

o

v

;.i

c6E

u

6

q

l o(L

It -

!

.oeo)

Eq)

E

-q: aY 6. \ sO r cC ( U

*bs{ ! Bv b D- 0

* gO EY E= o; , 9' 4 c: o

6 Oo OG -

! _ gl D fU ) a

fazl

f,U)

g*EF:-€ g$8t9tF EE9EEspSEEE-= o o o ' } \

o q r 6 t f. t -1 . rdj t-f-

E,l@zf

oz

Page 209: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

zoY5uJ

F

G

Io

oE

lo6

6I0.)

6

=G

G

Eoo_

E

l

q

v

o)

oE

l

G

6Yc)o

o

6vo0)o-

oE

l6as

voo

oE

f

o

oo)

G

6

oc)

E

f

q

o)q)o_

oE

lN

o

Eq)

I

< -Y C( 9 uz s .< v

@ v

N

o

; F- F- F-

)@

:Ezf-U)

(!

o

Qbtpd

o

G

QOl

e

a

o

.aUto)

o

qa)

o

$

.pv,q)

Ol

Fo -o oc :- ' G

O)

o cq :' E c- _ Gr I >

Ol

o 6s 5h Cc ' &J I Q

(!

(B

v,p

$

o

(B

q

,o

zF

:.11Y

IF

l

s@

!

o)

-o tO)(B

a ^> t

;>- \ cq ( !

^ b =

S :

EaG -

> aG OO G

: J; :A D

d

f

o

()E

o

. ! EL J :

P>

5 ;= L

F = '

Y g6 OO G

; - i

: ' o :F o dl E pE'. =s95I!pv o o ,

lE ;qf il l l o " ;^ b U

iE:SS= I . lE: a : ;- x : 5

l = r e 3l = i - a

IEA**leEiFlaE; i:EFdN

Gv

.(toq)

Eq)

Eq)

(Bq, -.J Ga l

, Q S

= v= -Y ao c )

Y €€ OO G6 -D tu ) o

o

Jx

6

I

oEoEq)

Or

UJ

o -

v C- cs>X ca, .alY P: d; . =

6 E9 c

6 X

'-6

o,E

o0c)o ^EE\ eu o

^ P E

- . 9= 6o q )o vo -

n - =

o o

Y 6

o QO G! r9 f

v ) a

o

E6

lo)q)

E ^3Eg d* oi : <o c

s€c io Xo YE 0 -i ; \

*e^ - :4 b

EFEE: . s6 9C -= ^ ' 65 {- €o p> d

o

- =t 3B

*E$EE ' - . ! t.- ^"O bgti sx b 6 b

:xrssIss3e Bi3 * p e *SE€if iE*b

3ts B5€ ;EG

^ G

b go 6G >t D 6

J J

sBo !

9sx i

- f ^

E:Eo ! =Y - do 6 Ei E p '; . 9 E6 0 q )o o . - q

sES

6

!

t r o

E S

c >o o Dr u c

R OF- qt

lr ,Ss o ro qF1 'J OG O

t h: E> c ). s rc ;

o OO OG r

32N

o

o

Ol

oq)

^ . =\ O ro cii ut

: \ c( J 6

C ot D 6\ >

P !n - Ov o

E x

s h

o i Zo JA O

Y f. E :d C )o >- o ho y

(!sa

qq)

:=co)

o

xf

cf

f

OJ

D

o

o

q

. -Pt J c$ s(.) :=

J *q E '9 0P o -

( } cv Oy l

R E= !

O oY co 6: I J

i . 9

6 o to og E

6 E

o'-(.)EID

q,(,c ^' E E

- c fq l e\ o. e>o : ?^ t -

: v

E ' i> o' a -: o

6 OO OG r

a l 7O fU ) A

N

f

o

E

oo

Q 3 .E qG =

FS:{- o: .4,6 -

O : =

: < E6 OO O6 rD tq f

v ) D,i

o

b o

8.EgEiE. = r D oE q q

E3QP;E: s1? = . eh 6 ;: f i x 'E X -

i > -5 : I9 9 i^ Y € QG g Q .

5dso h ' Q

i*E> E f i

l

zf

:)U)

s

t-{

EfU)zf,

oz

Page 210: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

zaY

5uJ(L

!tG

6@6

6v

oEG

fsq

voo(r

6

E6

lG'o

oxE

EG

f

c)

o

G'xE(L

G

=os

XE{)

G

=o

Io

6

I

Iq)(L

=

6x

I0)

G

E

l

Ec)o-

o

Eo

E6

f

o

:oc)o-

E

l

q

6X0)

(,

< t6[z. d.< Y

o)@

\N

nr(o

-i

Nr); q r $

6l

J

6Iz)F

U'

(!

(g

oo

n*

o

o

oo

atr

G

(u

o

o{

qq)

o-(!

.ao,()

u,q)

oeo

o,q)

qq)

aG

rll)

\

8st r :- :UEo :PS

>oBs( *

EEc oa t r

PS

\oSsq l; E. Q P

es

- - :. e x

FH. q PssFE

r iEIFi

zF

ouJ:<gF)

coo'o

^ Qb gb . -

3g- J :

a . 5Ba9Ex o

3:E !

6 o! < c6 6f l

v;g 9 h

i EE0 6 E >

GoxEq)

c Go fo cC ( u' B >su J c! . Q

ss*gq . -

i ;

; . 9

P=- : i' 6 5o D oO r. o tO l

U ) s

N

'5' f

c,

ll)

E

g .( ) ( Ep 5

r \ ( B: >b -F c8 . 9Q Ig €s QES? aI Yo - :6 5

o cY O6 AO o6 5. a to r 3

<lt o

cn

_ G 'G { :y U )

.9 ot

c - Eo q )E q )

l o t

xsl. i . oo ( ,: > c:EE- Q ) f

3 b x' : ( L =

E 9 o, a o c9 o . 9 .d o -

;EEEsg 'c 6 ' -

6 ' F S<,r -i jC : 6f o 66 6 0

> + H> i ;s

ga)Otc: ^6 =C F

t l t c

o P

> Jx =g oO :

4 G

6 O

6 . so q ,o o* E; o.)6 eo

c

o

(tox

l1)-q)

E

ruboil)J

v

E=Y

3

Y ^' .FO v

3Ed

c6o

'5

3c)

cc,Eq)

(!q){f,

!

Ea,:<

c t ^: < e. - t s

9 o

6 9

o

EEg*F&E' ; E - =

oEEe^f : b E '

TE8.Ee3 .s€6 f c ( D

p"EEg* sF Fsiafrb a : E

ss E I;p;eF : o G

E;r$o c - b :J C O : :

5$: l3..e t 3.> 9 . Y i ;o

6o

c o6 ' Fv t

SE' 6 c= G

o o

E ' ac ' l, E Yo i SJ c

e q d9 6 b- o E

E ' - b66>:<eE' 6 - . :o . g :

t ! X

d ; :

.9.

i ; *v x' c -( D =

EEE 6

sg3:

J ;

3'i ;o ^v o

r oO P

i 5 =i n =i i !c . d E; : i- - 9 t r;;s: ; r6 = :6 o : :;i :* q)

6 i 5

t o

l ll 0 )

t f o

l g et 9 *t a :l o o

lE . ;

l d =l 9 st . = 6l o r ^

l q oI ; Ft = #i i * qi v E a

i i Si i i p

te I !i - - ot i 9 Ft ; ;sI = F Gi - : = 9

t x Y ot ? i * . q )t,; "t ts

c

9 . P^ ; o )b ; F

HE S;; 9 c R?E S(d O ' F Es;x :EsdSu c o . v- o ! a

' = v r . =

c c ; !O f c O

e( / )+ ;- g = 6

E;EA! Y - 6

: O : GY X J ?5z -eH!eEFv a r O

;**€E* q + = Eo o o E c> E E 9 6

o

f,o

^ o\ Q- 9 -9 ( g( q oo :

o o5 -q)e5( 9 o

i< -=! ? oC e

b EY f

a cO Gt !

Y . ;o o lo o ,x t s; o

oo

J

q)

Ea)

tro -. 5 Ch o. s Eq :

t b oQ q

9 ;- . 9

: e6 -

s oa q J:< |-

> ' =

o Q )c -- c'E q)g r EG -

q ov ) E

f

o

oE

- a

i F

O Jo O

- c

6 eo FP -O o

A p

o

EfU)z

=U)

&lU)zf

oz

Page 211: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

zaY

Ju.J().

6

E

fo

6

voo

=@

vc)c)(L

6

E

l

a

Eq)

6

(o

o

vEoo-

(!

o

oxq)

o

E6

l

vE(L

E

l

o

xEo)

(')c

c

-

Eo

(t)

Gc0)a6

E

u)c6c

-

Eo)

cocC)1

Eoa

o

cq)?65Eq)

a

-ofEc)U)

oa

f

Ec)U)

< =Y O( J u JZ E< Y

o

i -TN

N oN

N N

u?N

J

6IzlF

U)

FFBiI Q

EiF idf

gsd8

Ei O to - to €3FR=S,E{ o

pi b ,Q C

8E3FE=x ' bI F

Ii b l

8E9 r ' EY a oK>6"bo-' E

cN

3

c)Y

f6

f

m

5xf

6xo

v

c

;Y

c)Ef,

a\

c0)EY

l

zF

UJ:<

trl

6

_ ! o

o cc 6' 7 . 4g 6

O ( g

FSx l c6 0 G

sP=5EHE g fgls> \ o- g >

FEE: { t rd o . \RB8i63Q * U

" Y g t

ise. o ! :

; @ J

:EgN

c

J

'aO

EoE

oq)

Ot

tU

q)

o

6a ^

Y d

> *' 6 Xc s- c

6 hP ;n go n t

G@v'cc)E

E

9 -! e cs o

€ E< =

E 8e aB e^\ (!

- 9E n -G *

A e

^s (l

6 ec . :

5 !- G' 6 c

O aS L

o J ca s

'5

ctD-E

o :o c ,g Ed 3c O

E ob co ! !

5 5 ' ,E q

r x ,i : x

: *O -o EG L

O O( r go

= v

6 0 ' u = -E t C O r : t >C , o O O = c

: E F a X E

t'q9$ is96 g3e FEEFFEFE 5 Bs;€E:si::: i= i€E€ - o 5 : "E c x - = G

X ( ) ; C : G

I q P E i E= q - 6 - g

X Q E < E Si 8 : E T E; g g: :EiE : p p so Y ' , = $ ( D O> ; ;>> a;

_ v ^6 b t

E.F

EAEs!Esss: 5 bd ' = o

:ags c X 'o i : ^ -

d 9 c

SF-sEg:sF3! ; E

f i E_9

a Cus= G

H9h ' 6 '6 E3 -9€ c< 6

E ;o E ^F6 Ps 9 F5 6 Y

s E >P E to - ! o

FEFJ F ;9 c g 'H ' S ;

! o go a ^ t

: o5 b! q tF Cd o

E O( r o0, :?c (c o to <a 0 -G V

't i6> oc !

S E

9' a,Y x

6 od l C ^

= g oe E ' iP 3-Sj j c FO 6 :

g ) E a

=C'(t

=-:'=o

5

'=

c

xG GL >G OA Ex 6- g €

> ;

G

.2f

-J

6l

E

=

oqo

o

:

e

f

o

o

oc

:

q,

E

=o^

oc'6

o

E

f

Eo

oo

c6oo

.go-

==

: - c

= . =c, I

E to O

U >

E

6

Go"

E og ;

o r

= av E

= ' xr c- -> :

G = '

=7 -

o ao

Y

I

o

0)

EoEoc

:

{:;G

E3o cG L

G €

c oo o> 5-

=G

-9oooE

Eod

--o

o

!:a==a

f

o

ci

tfU)zl

fU)

G

F 6

v o 0 )= o ( / )

EEea.: 9.4 ; i G

E 6 bL ' = v

P E ' d C

>EEEO O 6 C )( L F o c O

q3t! t txl{c lErl

> :o o

c yo o

@

\

Ef(,zl

z

z

= 6lrl uJ(D ILz ol U C( L ( L

oz

Page 212: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

z@Y5uJ

esG 6> i -( 5 Y co o :

6 O - JX F

E Ho ) !

otc'eo1

Ec,a

c'e-

E

a

coco)-

co

o'ac)-

Eo)

o

'-0)-f

Eoa

G

Es6 6

E i . .o x cN E Fc O - J

x -

r u E

(t

e3O 6

> i l "( ! Y Eg E ;6 ( L J

x -

9 ;

e3G 6

E b .G X cP 9 ;et5X -E c

G

G

E

c

oG

tr

G

a)?6

Eq)o

6

c)ao

c(Da

o

o)aG3cc)U)

o i iS 65 > .- 6 66 Y ER E Fb8;O E

(')oco-of

EoU)

c

d)

Eoa

\\

gFo Iz . d< !

ro nl Nq ro

\ o6l

!a

IzfF

U)

coEfv

o

J

?o)a

f

f

i:

fx3

;

xf

oF

vf

F

F

o

F

=U)

Ex

o

J

q)

I v

U)

f

q)

Y

U>

5

c))<

G

o:<o_

q

f

c)Y

s

(h

o

o

zl-

ulY

tr:)

oo

0)

o

o

Y

F

v

o

i

c

^ - or 6

= G. a >C o: !

O- o)c Y

O G

t , 6

or 6'> : <

x

G=;c

oo6

ovc)

xol

.:=6c'6o

!

?o

-9v ^d . 9o ct r q )t D g

= 0 )

o

GG

6

6

Exo)

o

=>cq)

E

: EG *c o

.gl i:o oo o= €

oo6c(ux6

=o

=c)=

c

J

: ;6 ; iO E:

c6

6q,6.oEo

ii'-.:

c

=;;' - O

b 6

E Oo B

U O

d

x6

o)6

o

Y

.-

E

= 66 l !F . q

.:a v

o !

o a1 p

C!

zf

o

c

;o

=

E

o

oo

?

G

;i

E-N

;c

;-

l c ,t >t -

;. a

'=EE0)

.i

G

c,

xq)

4 ;

= !

- :E T! C

x =

! C )c x

o o

> =

> aEc)

Ef

E

oo=st

E

G

G

(,o

oo)

6

.9c

c

o@

IG

o

o

m

o

o

o

6z

oz&J

ocoE6

o

Yco

=Y

._c

o

o6)ooo6

GXc,o

E

.9o)

-'6

(L

: = YF <

O Jd ) O

Y ' d

6 . !

= o6 oc =

: !z 6

a!

U)CLo

:q)

q)q

q)q)

o*.E

o

o=(!

C C( ! c

l t =o =

o 6> Y

(u('G

a(or6

ogo

6

o

E

o

x(!

Gr

-

f

-

E.faz

(Dlo

.9cx

rJ

r : t c

c f 6

: 6 ' - ,3 t9 .c : 6 :

a sg ?* * 6 , ;C L C Io r D o (( L ( ! O - !

r i

oo

Eo

o

\ E '; 66 pe(on " E\ - c

F ' c Fc J ; ;6 C ; ;t r o 6: g >

6 c o *c c t ro o or L E Y

ui

c

in

=o C

- t 86 >

: : !C YcJ 0,( L : <

: i

' = =- Y Ov ) c

; o

G Xo v E6 \ 6E C Oo > Go = >- u Gd G ; i! t E- q o oL J Y

dt

o =

i ; ! !

6 >o 6: :

U O

6 Y6 o tE C

H bO E

O r oE*O EY C

o

(l)

E

-c

o

ooY

o

o

f ;sC3

h{3\sG

-go ( o^bsr -

ui

g.fU)z)

z-zfzLrj

zF

6luY

oz

Page 213: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

u

ztrf-v.

ffi

Page 214: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

ozuJIIltTUa

u

tuztfFE

(,t t l

zt

ILtr5f

=YFoI,IJ

Y

:<(9z

-5f-)zoozf.Y

zozoJ

o(,zh

@-)oz-zLIJ-

t-l

o) oro

Elr)@

o

ooI.-

-ct Olf)rr)

oo$

of

:o ooc'

o

c\I

stLIJ(L

-o=

o|r)

o=

Ef,az:)

s(l'

c . -( u ( / , ( l '( u . 9 . x6 = oc i cG -* E cs i ; go c o

= Y ( ! ' 6 ;i ! r ! a n O

: f l F - - x

' Y x 0 J = aE . : v o ) = c

1 c o ) c j o\ o o ( D 4 . -

5 n i r t o Hdoz

E

(,tlJ

< z ^t x . 6< = ) oI N L N

I k Fz t >= 1 4P < - - 6245.?,H3{==e^ff-;d < * - )

E35g 3" -=-6 i Oo . o - z F z. . r {= <Q*>z* zf6= =sfJ = < <

F - Y4zw*<E: l Y T U

==iYf t<r.u=ozvH63Y - Z

$3?( , <zzY<<oF- 7 4

36t>z?*'

YlFz:l

6

Page 215: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

ozUJtJ-lJ-UJ

E.

oLrJzE.

Frnulz

E.

a?zf fPRgbsaf3*g;; R= 3T:i61su l u J U <o - o - z t -

: J=

t =st5 itftj$qE?s)-"frtF Y Ag3xt"r"AzEo( {=- ;-2=sry=5h@EiPvl

E'Ho leY

e:&U.|

3t

N

F

oultY

Y

z

z

tz(,z

FE.

EfU)z

z(,zazul-)zUJL

trouJtr:<

)<(9z

c(sooo(uvEoY

(5

.go)oY

f

i;(L(L

s6Fo E i a

c A e; : l c :

- c =6 g E! P = q :q l : oc = c( l 0 G

! c uc 3 ci 9 0 c t= k :p ; pP E P; - o id . E a

oo)o,oC'

Fc(U(uc(uat:(Uoo-

c(!

'6q)

x

(E(E

G'0x6oo-o)

oSz 4< *1 6f ( LzuJo-

+

(t

E=-

Page 216: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

ozlrJL

uJoII

ffi/sd'

*/

E.

oqlzv.lF

(L

E.

E.

o< z^ / n @

< l x( 9 F i (

?*>f f t trx=?EFE9F;z ) d . 1< (9 ul'rd { o - - . rP?at< o o X Jt z 2 >

irgr E3qz =99E r r_ {So - = o _ z? <24r << (

* * ;j z<

;v8fi=tru?es=xo<=zm=196! - O -

i3;5aS- 2 2

0u*U ) ' 2 f rV l t u=rno fY

(.)tt)

F

llJ(Y

)<

z

oz

trz

z

(t

ovq)

U)c(uxEco(L

z

z-zuJ-zt l l

boUJ

Y

6

np 6 t -O t r i ^6 <n -:i

S j : < g I

&E8. bC f C lo o 6 oE c c 6c 9 c Y- 9 9 9 - c: a ! : ( ! 6. ! 2 - E - Y =- = = E A

FE[Eg

cC'(!o

Joo(Lo(uf

Fc(u{g

ooT6

o

. ;0)

x

6

oo

I

o

v f7 v ,<:J Lzul(L

+

oE-

Page 217: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

1.. 1

Esl E.

IJJz&.lF- o

zIUu-Ll-UJg

t

UJ

t

tZs< l osrs=xzf r t cEF z E E

6 3g:= 4S;< o H - f ,t < * 4PiX6 J

tr fi E E =g= L J

i ;.4at =o -ad <zJg 3$65 ==9

=€86_<3g9a{32O<u" lzmo-< {<- ' A

5<f>)<g3ti laVff 'aJto=o_E>zO lY

owStt

|lJz,&e

d

3XzsF

-z-zt!-

U>Fzllj(,o

E

6vo

@c

)!

€coo-

6oo

(5oG

Eo

gp -1 t ( oC JA ' ECLts

€ESO E 5

:ss: ( E o -

€Ea. F( ! g + i ;

3EE$( o ( , - O

;EE 9i Z 9 H c€ 9 6 g; = o - ( 5E F c ' 6 rEES9

(t(Eo

(uxoo

(Lo

Fc(!(u(Eolz(Uo(L

co

'g,

ox

(uG'

(oo

I

bo)

tn :t

z =< !- i cz pf 4zul

+

(uE

a

Page 218: JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

t

utz

",jE

E.

LrJ< z ^t t 6< f o( 9 F : S !

9[ r \- < =E o . i -u l < - xE =BF 6s is= *=4f r -$ *d 2 X c + Hr > J g ; ' i 1

k508 qfr i ' 'oe -*o - o - z t - 5

2 . 9# n5F - F 4= < z

:s- ot r {E uY O< zY o\ ) az << o -

zz

:)U)uJ

zI,IJn

YfFzf,

zF

Y

z(Lt !Y

(t

zoFolUEYg( 1

z

I

uJJ

zlI

F$

zfI

F

z=I

F

ozt:)Y

z-E,

a

x.\JFY

oU

o

zaE.o

igT Z

{E= ( ,

E=z-t

U)

(JU)(L

z

tU)

oU)