juknis bantuan teaching factory

21
 1

Upload: perment-carret

Post on 01-Nov-2015

47 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 1

  • i

    KATA PENGANTAR

    Pendidikan Menengah Universal (PMU) sebagai pijakan kebijakan dalam menyediakan layanan pendidikan di SMK untuk mendukung ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, dan keterjaminan layanan pendidikan menengah bagi masyarakat sehingga pada tahun 2020 Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan menengah menjadi 97%. Pada tahun anggaran 2015, program bantuan Pembinaan SMK dialokasikan melalui dana pusat dan dana dekonsentrasi. Program Bantuan pusat disampaikan kepada SMK dan Institusi dalam bentuk uang atau barang/jasa. Sedangkan program dana dekonsentrasi dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pembinaan SMK secara swakelola oleh Dinas Pendidikan Provinsi.

    Melalui Petunjuk Teknis (Juknis) ini dimuat penjelasan tentang tujuan program, tugas dan tanggung jawab pihak-pihak terkait, persyaratan, mekanisme pelaksanaan, pemanfaatan dana, ketentuan pertanggungjawaban fisik, administrasi, keuangan, dan pelaporan hasil pelaksanaan. Juknis ini diharapkan dapat membantu Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kab/Kota, SMK, atau Institusi dalam memahami dan menjalankan program dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku. Kepada semua pihak, disampaikan terima kasih atas apresiasi dan partisipasinya sehingga SMK menjadi salah satu satuan pendidikan yang semakin diminati oleh masyarakat. Dukungan, masukan, pemikiran, dan keterlibatan semua pihak dalam penyempurnaan Juknis

    ini menjadi unsur penting kebersamaan dalam memajukan pendidikan kejuruan di Indonesia. Namun begitu apabila dalam Juknis ini terdapat kekurangan atau kekeliruan, maka akan diperbaiki sesuai ketentuan yang berlaku.

    Jakarta, 13 Maret 2015 Direktur Pembinaan SMK Selaku Kuasa Pengguna Anggaran

    Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA NIP. 19580625 198503 1 003

  • ii

    DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN TEACHING FACTORY

    TAHUN 2015

    1. KODE JUKNIS : 13-PS-2015

    2. NAMA PROGRAM : BANTUAN TEACHING FACTORY

    3. TUJUAN : a. Menjembatani(interface) kemitraan antara dunia pendidikan di SMK denganDunia

    usaha/Dunia industri (Du/Di);

    b. Membangun pola pembelajaran untuk

    menumbuh-kembangkan karakter dan etos kerja (disiplin, tanggungjawab, jujur,

    kerjasama, kepemimpinan, dan lain-lain) yang dibutuhkan Du/Di;

    c. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dari sekedar membekali kompetensi

    (competency based training) menuju ke pembelajaran yang membekali kemampuan memproduksi barang/jasa

    (production based training);

    d. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam

    memproduksi barang/jasa yang berorientasi standar pasar.

    4. SASARAN : 16 (enam belas) paket

    5. NILAIBANTUAN : Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta

    rupiah) per paket.

  • iii

    6.

    PEMANFAATAN DANA

    :

    Dana Bantuan Teaching Factory dimanfaatkan antara lain untuk: 1. Workshop penyusunan perangkat

    pembelajaran berbasis teaching factory antara lain: 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    (RPP); 2) Strategi pembelajaran melalui sistem

    blok; 3) Sinkronisasi kompetensi kejuruan.

    2. Analisis kompetensi, kebutuhan bahan dan alat, gambar kerja/job sheet dan persyaratan teknis lain dalam memproduksi barang/jasa;

    3. Pembelian bahan praktik pembelajaran berbasis produksi;

    4. Penyiapan peralatan (pengadaan spare part, kalibrasi alat, dan pengadaan peralatan pendukung lainnya)

    7.

    PRINSIPDASAR PEMBERIAN

    BANTUAN

    :

    a. Bantuan diberikan dalam bentuk uang; b. Penerima bantuan adalah sekolah yang

    memenuhi persyaratan; c. Kewenangan penetapan penerima

    bantuan sepenuhnya oleh Direktorat

    Pembinaan SMK. d. Dana diterima oleh sekolah tanpa

    potongan atau pengenaan biaya apapun.

    8. PERSYARATAN PENERIMA

    BANTUAN

    : a. Diprioritaskan SMK yang memiliki kinerja yang baik pada komponen:

    - Manajemen - Tata kelola tempat praktik siswa

    - Pola pembelajaran - Marketing/ promosi

    - Produk/Jasa

    - Sumberdaya Manusia (SDM) - Hubungan Industri

    b. Diprioritaskan SMK yang memiliki jumlah siswa 750 orang siswa

    c. Rancangan program telah disetujui oleh Direktorat Pembinaan SMK.

  • iv

    9. JADUAL KEGIATAN

    : No

    KEGIATAN

    WAKTU

    PELAKSANAAN

    (2015)

    1. Seleksi SMK calon

    penerima

    bantuan berdasarkan hasil

    verifikasi wilayah

    Januari- April

    2. Penetapan SMK penerima bantuan

    Mei

    3. Penandatanganan naskahperjanjian pemberian bantuan dan BimbinganTeknis

    Mei

    4. Penyalurandana bantuan Mei

    5. Pelaksanaan

    kegiatan MeiNovember

    6. Laporan kegiatan Desember

    Catatan : Jadual dapat berubah sesuai situasi dan kondisi

    10 LAYANAN

    INFORMASI

    Subdit Pembelajaran Direktorat Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Komp. Kemdikbud GedungE Lt.13 Jl.Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta10270 Telp.0215725477,5725474 Website:www.ditpsmk.net E-mail:[email protected]

  • v

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ................................................................................. i

    DESKRIPSI PROGRAM .......................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................... v

    BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1

    A. Latar Belakang ....................................................................... 1 B. Tujuan ................................................................................... 2

    C. Dasar Hukum ......................................................................... 3 D. Sasaran .................................................................................. 3

    E. Hasil Yang Diharapkan ............................................................ 3

    F. Nilai Bantuan Dana ................................................................. 3 G. Karakteristik Program Bantuan Dana ....................................... 4

    H. Jadwal Kegiatan ..................................................................... 5 BAB II. ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB ....................... 5

    A. Organisasi .............................................................................. 5 B. Tugas dan Tanggungjawab ..................................................... 5

    1. Direktorat Pembinaan SMK ................................................. 5

    2. Dinas Pendidikan Provinsi ................................................... 5 3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota ....................................... 6

    4. Sekolah........................................................................... . 6 5. Tim Pelaksana...................... ............................................. 7

    6. Komite Sekolah .................................................................. 8

    BAB III. PERSYARATAN, MEKANISME PENGAJUAN USULAN, DAN PENYALURAN DANA ............................................................... 9

    A. Persyaratan Penerima Bantuan Dana....................................... 9 B. Mekanisme Penetapan Penerima Bantuan.. . 9 C. Penandatanganan Surat Perjanjian dan Bimbingan Teknis ......... 9

    D. Mekanisme Penyaluran Dana ................................................. 10 BAB IV . KETENTUAN PENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

    BANTUAN DANA .................................................................... 11 A. Ketentuan Penggunaan Bantuan Dana ................................... 11

    B. Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Dana ................... 11 BAB V. PELAPORAN ........................................................................... 12

    BAB VI. PENUTUP ............................................................................... 13

    LAMPIRAN . ........................................................................................... 14

  • 1

    BABI PENDAHULUAN

    A. LatarBelakang

    Pentingnya penyediaan sumberdaya manusia (SDM) yang terampil diwujudkan pemerintah melalui kebijakan peningkatan mutu pendidikan

    kejuruan yang memberi perhatian pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang lebih berorientasi pada permintaan pasar tenaga kerja

    masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), dan mempersiapkan para lulusan

    dengan pembekalan karakter kewirausahaan (entrepreneurship) yang bersinergi erat dengan industri sebagai mitra utama dalam penerapan

    Teaching Factory. Pengalaman dari sejumlah industri yang telah bekerja sama dengan beberapa SMK yang telah menerapkan pola pembelajaran

    seperti teaching factory, unit produksi, dan sejenisnya, medapatkan

    respon positif dari Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) atas peningkatan kualitas lulusannya.

    Hubungan kerjasama antara SMK dengan industri dalam pola

    pembelajaran Teaching Factory akan memiliki berdampak positif untuk membangun mekanisme kerjasama (partnership) secara sistematis dan terencana didasarkan pada posisi tawar win-win solution. Penerapan pola pembelajaran Teaching Factory merupakan interface dunia pendidikan kejuruan dengan dunia industri, sehingga terjadi check and balance terhadap proses pendidikan pada SMK untuk menjaga dan memelihara keselarasan (link and match) dengan kebutuhan pasar kerja.

    Kualitas guru pada paket keahlian di SMK, saat ini menjadi trending topic permasalahan yang belum menemukan jalan keluarnya, dimana

    mayoritas dari mereka masih kurang memiliki pengalaman kerja industri yang memadai. Melalui pembelajaran pola Teaching Factory yang

    hakekatnya memboyong sistem industry sebagai pendekatan pembelajaran di SMK diharapkan terjadi transfer teknologi dari industry,

    yang pada gilirannya kualitas guru akan meningkat. Pola pembelajaran

    Teaching Factory dirancang berbasis produksi barang/jasa dengan mengadopsi dan mengadaptasi standar mutu dan prosedur kerja industri,

    akan memberi pengalaman pembelajaran kompetensi kontingensi terutama soft skill seperti etos kerja disiplin, jujur, bertanggungjawab, kreatif-inovatif, karakter kewirausahaan, bekerjasama, berkompetisi

    secara cerdas dan sebagainya. Kompetensi tersebut sangat langka diperoleh melalui pendidikan kejuruan yang diselenggarakan secara

  • 2

    konvensional, yang pada pembelajarannya hanya dilaksanakan sampai

    pada pencapaian kompetensi keahlian sebagai hard skill.

    B. Tujuan

    1. Menjembatani(interface) kemitraan antara dunia pendidikan di SMK denganDunia usaha/Dunia industri (Du/Di);

    2. Membangun pola pembelajaran untuk menumbuh-kembangkan

    karakter dan etos kerja (disiplin, tanggungjawab, jujur, kerjasama, kepemimpinan, dan lain-lain) yang dibutuhkan Du/Di;

    3. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dari sekedar membekali kompetensi (competency based training) menuju ke pembelajaran

    yang membekali kemampuan memproduksi barang/jasa (production based training);

    4. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam memproduksi

    barang/jasa yang berorientasi standar pasar.

    C. Dasar Hukum

    Pemberian Bantuan Teaching Factory pada SMK dilandasi ketentuan perundangan sebagai berikut:

    1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

    2. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015;

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dan perubahannya;

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan

    Pendidikan; 5. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan

    barang/jasa pemerintah dengan perubahan terakhir Nomor 4 tahun

    2015 tentang perubahan keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54

    tahun 2010 tentang Pengadaan barang/jasa pemerintah;

    6. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata

    Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBN; 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.05/2012 tentang Belanja

    Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga; 8. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:

    204422/A.A3/KU/2013 tanggal 11 Desember 2013 tentang Pejabat Perbendaharaan pada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

  • 3

    Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian

    Pendidikan dan Kebudayaan tahun anggaran 2014; 9. Keputusan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan selaku

    Kuasa Pengguna Anggaran pada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah,

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 001/D3.1/KU/2015

    tanggal 02 Januari 2015 tentang Pengangkatan Pejabat Perbendaharaan/Pengelola Keuangan pada Direktorat Pembinaan

    SMK, Ditjen Pendidikan Menengah, Kemdikbud tahun anggaran 2015; 10. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Direktorat

    Pembinaan SMK Tahun Anggaran 2015 Nomor: SP DIPA-023.12.1. 666053/2015 tanggal 14 November 2014 dan perubahannya.

    D. Sasaran

    Sasaran program bantuan sebanyak 16 paket. E. Hasil Yang Diharapkan

    Hasil yang diharapkan pada program ini sebagai berikut: 1. Adanya kesesuaian dan keselarasan antara kompetesi yang diajarkan

    di SMK dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha/Dunia industri (Du/Di);

    2. Terselenggaranya pembelajaran pola Teaching Factory sekurang-kurangnya pada satu paket keahlian;

    3. Kemampuan siswa secara bertahap meningkat untuk menghasilkan suatu produk barang/jasa sesuai dengan standar pasar;

    4. Terbangunnya mekanisme suplaydemand produk barang/jasa. F. Nilai Bantuan Dana

    Jumlah dana senilai Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) per paket.

    G. Karakteristik Program Bantuan

    1. Bantuan ini harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku (Perpres No. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya);

    2. Bantuan ini harus dikelola secara transparan, menganut azas dan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (good governance);

    3. Bantuan dana ini diberikan secara utuh dan tidak diperkenankan

    melakukan pemotongan dengan alasan apapun oleh pihak manapun; 4. Bantuan ini harus dikelola secara efisien dan efektif serta dapat

    dipertanggungjawabkan baik fisik, administrasi maupun keuangan.

    H. Jadual Kegiatan

  • 4

    No KEGIATAN WAKTU

    PELAKSANAAN (2015)

    1. Seleksi SMK calon penerima

    bantuan berdasarkan hasil verifikasi wilayah

    Januari- April

    2. Penetapan SMK penerima bantuan Mei

    3. Penandatanganan naskahperjanjian pemberian bantuan dan BimbinganTeknis

    Mei

    4. Penyalurandana bantuan Mei

    5. Pelaksanaan kegiatan MeiNovember

    6. Supervisi Agustus

    7. Laporan pelaksanaan kegiatan Desember

    Catatan:Jadualdapatberubahsesuaidengansituasidankondisi.

  • 5

    BABII

    ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB

    Organisasi, tugas dan tanggungjawab dalam pelaksanaan program bantuan Teaching Factory dapat diuraikan sebagai berikut:

    A. Organisasi

    Organisasi pelaksanaan kegiatan melibatkan unsur-unsur sebagai berikut:

    1. Direktorat Pembinaan SMK;

    2. Dinas Pendidikan Provinsi;

    3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

    4. Sekolah (SMK);

    5. Industri mitra;

    6. Tim Pelaksana.

    B. Tugas Dan Tanggungjawab

    1. Direktorat PembinaanSMK a. Menyiapkan panduan pelaksanaan dan dokumen lain yang

    berkaitan dengan pemberian bantuan dana;

    b. Melaksanakan sosialisasi program kepada Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten, dan Kota;

    c. Melakukan penilaian dan seleksi calon penerima bantuan dana; d. Menetapkan SMK penerima bantuan dana;

    e. Mengadakan bimbingan teknis pelaksanaan program bantuan dana;

    f. Memproses penyaluran bantuan dana;

    g. Mengadakan supervisi pelaksanaan program (apabila diperlukan); h. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

    (sampling).

    2. Dinas Pendidikan Provinsi

    a. Menyebarluaskan informasi program kepada SMK dan institusi terkait;

    b. Bersama Dinas Pendidikan Kab/Kota melaksanakan pembinaan SMK penerima bantuan;

    c. Mendata SMK di wilayah binaan yang menerima dana bantuan.

  • 6

    d. Memberikan masukan dan saran yang berkaitan dengan

    pelaksanaan program. 3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

    a. Menyetujui dan mengesahkan rancangan program yang disusun oleh

    SMK;

    b. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap SMK

    penerima bantuan dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

    c. Mengesahkan laporan pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh

    SMK penerima bantuan dana.

    d. Melakukan serah terima dan pencatatan aset bantuan apabila mengadakan belanja barang inventaris.

    4. Sekolah a. SMK yang ditetapkan sebagai calon sementara, wajib mengikuti

    bimbingan teknis yang diselenggarakan Direktorat Pembinaan

    SMK; b. Menandatangani surat perjanjian pemberian bantuan dana

    antara Kepala Sekolah dengan Pejabat Pembuat Komitmen

    Subdit Pembelajaran, Direktorat Pembinaan SMK; c. Membentuk dan menetapkan Tim Pelaksana;

    d. Menyusun rancangan program dan meminta persetujuan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, serta mengirimkannya ke Direktorat

    Pembinaan SMK; e. Menyelenggarakan pembelajaran pola Teaching Factory bagi SMK

    yang rancangan programnya dinyatakan memenuhi syarat;

    f. Mempertanggungjawabkan sepenuhnya seluruh pengelolaan keuangan, administrasi, teknis,dan keberlangsungan

    penyelenggaraan pembelajaran Teaching Factory; g. Membuat dan mengirim laporan hasil pelaksanaan dan realisasi

    penggunaan dana bantuan yang diketahui oleh Dinas Pendidikan

    Kabupaten/Kota kepada Direktorat Pembinaan SMK.

    5. Industri Mitra a. Membantu sekolah dalam menyusun rancangan program

    pembelajaran berbasis Teaching Factory;

    b. Memberi pendampingan kepada sekolah untuk melakukan analisis kebutuhan kompetensi, sarana prasarana, perangkat pembelajaran

    (RPP, gambar kerja, dokumen mutu produk/jasa proses pembelajaran, dan penilaian mutu produk/jasa hasil pembelajaran;

  • 7

    c. Menjadi mediator pemasaran lulusan SMK dan produk/jasa hasil

    pembelajaran dengan pasar;

    6. Tim Pelaksana

    Tim Pelaksana dibentuk dan ditetapkan oleh kepala sekolah melalui

    surat keputusan, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut: 1) Bersama ketua jurusan dan guru paket keahlian membuat

    persiapan pembelajaran berbasis Teaching Factory;

    2) Menyelenggarakan pembelajaran berbasis Teaching Factory; 3) Membuat pembukuan penggunaan dana bantuan dengan

    memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran dana harus

    dibukukan secara rinci;

    b. Pembukuan Kas Umum ditutup setiap akhir bulan; c. Buku Kas Umum tidak boleh ada bekas hapusan/tip-ex,jika

    ada kesalahan menulis agar dicoret dan dikoreksi, kemudian diparaf oleh Penanggung jawab Keuangan;

    d. Bukti-bukti pembayaran/kuitansi bermaterai cukup diberi nomor urut sesuai tanggal transaksi sebelum dibukukan pada Buku Kas Umum;

    e. Rekapitulasi pembayaran pajak yang dilengkapi dengan bukti setor pajak ke kas Negara;

    f. Laporan penggunaan dana dibundel beserta lampiran bukti- bukti pembayaran dan nota/faktur penerimaan barang/bahan serta upah kerja sesuai dengan urutan nomor bukti;

    g. Pembukuan dan bukti-bukti pengeluaran dana sewaktu-waktu dapat diperiksa oleh instansi yang berwenang ataupun masyarakat.

    4) Membuat laporan hasil pelaksanaan program bantuan dilengkapi dengan realisasi pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan dalam bentuk rekapitulasi penggunaan, dengan bukti-bukti antara lain: kuitansi, faktur/nota, bukti setor pajak ke kas negara serta foto-foto hasil pengadaan dan pelaksanaan kegiatan disimpan di sekolah. Selanjutnya laporan tersebut disampaikan kepada Kepala Sekolah.

  • 8

    BABIII

    PERSYARATAN,MEKANISME PENETAPAN PENERIMA, BIMBINGAN TEKNIS, DAN PENYALURAN DANA

    A. Persyaratan

    Persyaratan SMK penerima dana bantuan Teaching Factory adalah sebagai berikut:

    1. Diprioritaskan SMK yang memiliki kinerja yang baik pada komponen: - Manajemen

    - Tata kelola tempat praktik siswa - Pola pembelajaran

    - Marketing/ promosi

    - Produk/Jasa - Sumberdaya Manusia (SDM)

    - Hubungan Industri 2. Diprioritaskan SMK yang memiliki jumlah siswa 750 orang siswa 3. Rancangan program telah disetujui oleh Direktorat Pembinaan SMK.

    B . Mekanisme Penetapan Penerima Bantuan 1. Direktorat Pembinaan SMK melakukan seleksi calon penerima bantuan

    berdasarkan hasil verifikasi wilayah dan klarifikasi dokumen terkait

    lainnya; 2. Direktorat Pembinaan SMK menetapkan SMK calon penerima bantuan

    sesuai kriteria yang telah ditetapkan; 3. Direktorat pembinaan SMK menyampaikan Undangan Bimbingan Teknis

    SMK calon penerima bantuan ke Dinas pendidikan Provinsi/Kabupaten/

    Kota, untuk diteruskan kepada SMK calon penerima bantuan; 4. Bagi SMK yang ditetapkan sebagai calon penerima bantuan wajib

    menyampaikan persyaratan sebagai penerima bantuan dalam bentuk rancangan program yang dilengkapi dengan dokumen persyaratan

    penerima bantuan, dan disetujui oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; 5. Direktorat Pembinaan SMK menetapkan SMK penerima bantuan dengan

    surat keputusan setelah dinyatakan memenuhi persyaratan;

  • 9

    C. Penandatanganan Surat Perjanjian dan Bimbingan Teknis 1. Sekolah yang telah ditetapkan sebagai penerima bantuan

    menandatangani: a. Surat Perjanjian Pemberian Bantuan;

    b. Pakta Integritas;

    c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.

    2. Mengikuti bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan SMK, dengan materi: a. Kebijakan Umum Direktorat Pembinaan SMK; b. Kebijakan dan Strategi Teaching Factory di SMK; c. Pedoman Penyelenggaran Teaching Factory di SMK; d. Pedoman Penjabaran Production Based Training ke dalam

    kebutuhan peralatan, bahan, bahan ajar, dan lain-lain;

    e. Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan.

    D. Mekanisme Penyaluran Dana 1. Dana bantuan Tahun 2015 disalurkan langsung ke rekening Sekolah;

    2. Proses penyaluran dana Tahun 2015 dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMK dengan mekanisme:

    a) Pejabat Pembuat Komitmen mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) ke Bendahara Pengeluaran dengan melampirkan:

    1) SK Penetapan SMK Penerima bantuan tahun 2015 yang

    diterbitkan Pejabat Pembuat Komitmen dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Satker Direktorat Pembinaan SMK;

    2) Naskah perjanjian kerjasama/kontrak antara Direktorat PSMK dengan bank penyalur;

    3) Daftar rekapitulasi penerima bantuan 2015.

    b) Bendahara Pengeluaran melalui Pejabat Penandatangan SPM Direktorat PSMK menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM);

    c) SPM tersebut disampaikan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta III, untuk diterbitkan Surat Perintah

    Pencairan Dana (SP2D); d) Dana disalurkan oleh KPPN ke bank penyalur. Selanjutnya bank

    penyalur menyalurkan dana langsung ke rekening Sekolah. Teknis

    penyaluran dana tersebut diatur dalam Perjanjian Kerjasama antara Direktorat Pembinaan SMK dengan bank penyalur;

    e) Bank penyalur akan meneruskan dana bantuan ke Sekolah penerima bantuan setelah dana masuk pada rekening lembaga penyalur dan

    bank penyalur menerima Surat Perintah Penyaluran (SPPn) dari

    Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

  • 10

  • 11

    BABIV KETENTUAN PENGGUNAAN DANA DAN

    PERTANGGUNGJAWABAN A. Ketentuan Penggunaan Dana

    Dana Bantuan Teaching Factory dimanfaatkan antara lain untuk: 1. Workshop penyusunan perangkat pembelajaran berbasis teaching

    factory antara lain: a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); b. Strategi pembelajaran melalui sistem blok; c. Sinkronisasi kompetensi kejuruan.

    2. Analisis kompetensi, kebutuhan bahan dan alat, gambar kerja/job sheet dan persyaratan teknis lain dalam memproduksi barang/jasa;

    3. Pembelian bahan praktik pembelajaran berbasis produksi; 4. Penyiapan peralatan (pengadaan spare part, kalibrasi alat, dan

    pengadaan peralatan pendukung lainnya)

    B. Pertanggungjawaban Penggunaan Dana

    1. Setiap penggunaan dana bantuan harus dapat dipertanggung jawabkan dan didukung oleh bukti fisik, administrasi dan keuangan;

    2. Sekolah melaporkan serta mempertanggungjawabkan hasil kegiatan program bantuan secara fisik, administrasi dan keuangan kepada

    Direktorat Pembinaan SMK dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan

    Kabupaten/Kota dan Provinsi dengan mengacu pada Pedoman Penyusunan Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan;

    3. Dana bantuan yang diterima harus selesai dipertanggungjawabkan selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak dana diterima di

    rekening sekolah;

    4. Apabila terjadi penyimpangan terhadap penggunaan dana bantuan, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab sekolah dan akan

    dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan.

  • 12

    BABV PELAPORAN

    Laporan pelaksanaan program memuat data dan informasi tentang tahapan setiap pelaksanaan sampai dengan selesai pekerjaan.

    Laporan Akhir Pelaksanaan Program terdiri :

    A. Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Laporan pelaksanaan pekerjaan merupakan laporan kegiatan setelah seluruh

    dana bantuan selesai dibelanjakan yang memuat:

    1. Perencanaan kegiatan dan Jadwal Kegiatan; 2. Susunan Tim Pengembangan Teaching Factory; 3. RAB pelaksanaan kegiatan; 4. Realisasi penggunaan dana bantuan;

    5. Pelaksanaan dan masalah yang dihadapi serta upaya penyelesaiannya.

    B. Laporan Pertanggungjawaban Keuangan

    Laporan pertanggungjawaban keuangan disusun berdasarkan Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan

    Bantuan Pengembangan Teaching Factory.

    Laporan Pelaksanaan Pekerjaan dibuat rangkap 4 dalam format ukuran kertas A4

    dijilid rapi, 1 (satu) asli untuk pertinggal sekolah, 1 (satu) copy tembusan untuk Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, 1 (satu) copy tembusan untuk Dinas

    Pendidikan Provinsi, dan 1 (satu) copy tembusan untuk Direktorat Pembinaan SMK.

    Sedangkan Laporan Pertanggungjawaban keuangan disimpan di sekolah untuk

    bahan pertanggungjawaban dan pemeriksaan lebih lanjut.

    Laporan untuk Direktorat Pembinaan SMK dikirim ke alamat:

    Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan u.p. Kepala Subdit Pembelajaran

    Komp. Kemdikbud Senayan Gedung E Lt. 12

    Jl. Jenderal. Sudirman, Jakarta 10270 Telp. 021-5725473, 5725477;

    Website : www.ditpsmk.net

  • 13

    BABVI PENUTUP

    Teaching Factory sebagai suatu pola pembelajaran berbasis produksi/jasa, dimana siswa tidak lagi belajar secara konvensional dan simulatif, tetapi mereka

    diajak terjun langsung melakukan pembelajaran untuk menghasilkan produk barang/jasa yang dapat dimanfaatkan untuk menopang biaya praktik periode

    berikutnya secara terus menerus. Semua siswa pada kompetensi /paket keahlian harus mampu menerapkan keterampilan yang telah diperoleh melalui

    pembelajaran kurikuler kedalam kegiatan praktek produksi dan jasa. Barang

    dan jasa hasil pembelajaran Teaching Factory diarahkan agar memiliki kualitas yang sekurang-kurangnya dapat diterima oleh lingkungan warga sekolah

    sampai dapat diterima oleh masyarakat industry/pelanggan.

    Dengan tersusunnya Petunjuk Teknis (Juknis) ini diharapkan dapat

    mewujudkan program pemerintah dalam rangka memperbaiki kualitas hasil pembelajaran di SMK dengan menerapkan pola Teaching Factory.

    Diharapkan pula semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan bantuan Teaching Factory ini dapat memahami isi

    PetunjukTeknis program bantuan ini, sehingga pembimbingan dan pembinaan yang akan dilakukan sejalan dengan arah kebijakan Dit. PSMK.

  • 14

    Lampiran 1

    KOMPONEN DAN ASPEK POTENSI PELAKSANAAN POLA PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY (TF)

    A. MANAJEMEN

    1. Administrasi Keuangan

    2. Struktur Organisasi + Jobdes 3. S O P Kinerja dan Alur kerja

    4. Kepemimpinan 5. Dampak TF terhadap institusi

    6. Lingkungan

    B. TEMPAT PRAKTIK SISWA

    1. Peralatan 2. Tata kelola penggunaan alat

    3. Ruang 4. Manajemen Maintenance, Repair & Kalibrasi (MRC)

    5. Layout Tempat Praktik Siswa

    C. POLA PEMBELAJARAN

    1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS (Job Sheet) 2. Bahan Praktik

    3. Basis Praktik Produksi 4. Pelaksanaan Pembelajaran

    5. Kewirausahaan

    6. Kegiatan pengajar/ instruktur 7. Berbasis corporate culture

    D. PEMASARAN

    1. Rencana Marketing & Promosi

    2. Media komunikasi untuk TF 3. Brosur/leaflet/sarana lain (website, CD, dll.)

    4. Jangkauan pasar 5. Penanggung jawab

    E. PRODUK/JASA 1. Produk untuk kebutuhan Internal

    2. Keberterimaan pasar 3. Delivery 4. Kualitas/Mutu 5. Quality Control

  • 15

    F. SUMBERDAYA MANUSIA (SDM) 1. Pengalaman industri

    2. Jumlah dan kesesuaian SDM untuk menjalankan TF 3. Motivasi

    4. Inovasi (benefit untuk "user")

    5. Team work

    G. HUBUNGAN INDUSTRI 1. Bentuk kerja sama

    2. Project work 3. Transfer teknologi

    Untuk memotret potensi awal pelaksanaan Teaching Factory dapat dilakukan oleh SMK sendiri dan atau petugas khusus yang ditunjuk oleh Dit. PSMK,

    menggunakan soft file program Excel.