journal rosacea
DESCRIPTION
rosacea journalTRANSCRIPT
Journal Propranolol, Doksisiklin, dan Terapi Kombinasi
Untuk Pengobatan Rosasea
Dosen Pembimbing: dr. Fitriyanti, Sp.KK
Disusun oleh:Wahyuni Utami S.ked
KEPANITERAAN KLINIK SENIORBAGIAN ILMU BEDAH RSUP RADEN MATTAHER JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JAMBI2015
pendahuluan
pendahuluan
Rosasea merupakan penyakit kulit kronik yang ditandai dengan episode berulang dari eksaserbasi dan remisi.
Pada usia 30 – 50 tahun. Lebih sering terjadi pada ♀ > ♂
4
KLASIFIKASI rosasea
Eritematotelangiektasis (ETR)
Papulopustular (PPR)
Phymatous
Subtipe okular.
5
KLASIFIKASI
ETR kulit kemerahan (eritema persisten) di sentral wajah.
PPR adanya eritema persisten pada wajah, papul atau pustul atau keduanya yang bersifat sementara dan terdistribusi di sentral wajah.3
6
Con’t Etiologi
Tantangan pengobatan
Tetrasiklin dan Doksisiklin
Doksisiklin > Tetrasiklin keuntungan farmakokinetik yang tinggi
toksisitas yang lebih rendah
7
Con’t
β-adrenergic-blockers seperti nadolol, karvedilol, dan propranolol menekan reaksi kulit memerah, terutama bila bersamaan dengan anxietas.7,8
Mekanisme kerja terapi ini memblok reseptor β-adrenergic pada otot polos pembuluh darah arteri kutaneus terjadilah vasokontriksi.
8
Con,t
Penelitian Sebelumnya
Membandingkan kemanjuran antara propranolol dan doksisiklin atau kombinasi
keduanya
Tujuan >> meneliti dan membandingkan kemanjuran dan keamanan dari terapi tunggal
propranolol, doksisiklin ataupun terapi kombinasi (propranolol dan doksisiklin)
terhadap rosasea.
9
Metode Pasien
Diatas > 18 tahun
Poli Klinik Departemen Dermatologi Rumah Sakit Universitas
Nasional Pusan
Agustus 2008 sampai
Agustus 2012
Kriteria ekslusinya : > Pasien yang mendapatkan pengobatan topikal dan sistemik > Doksisiklin : - Wanita hamil atau menyusui- Gagal ginjal kronik- Hepatic failure - Miastenia Gravis. > Propranolol : - Asma bronkial- Hipotensi - Bradikardia- Artioventrikular blok - Sinoatrial blok - Gagal jantung kongestif
10
Metode
Persetujuan oleh dewan peninjau Rumah Sakit Universitas Nasional Pusan.
Usia Jenis kelamin durasi penyakit
pasien tingkat keparahan
rosacea juga dinilai
Subtipe rosacea (ETR dan PPR),
Distribusi faktor yang
memberatkan dan simtomatologi juga diperiksa.
Patient global assessment (PGA),
investigator global assessment (IGA),
yang dibandingkan dari awal dan skor pada skala 7, dengan +3 bila nyata membaik, +2 jika cukup membaik, +1 agak membaik, 0 tidak ada perubahan, -1 agak memburuk, -2 cukup memburuk, -3 sangat memburuk.9
11
Metode
PGA dan IGA dinilai pada minggu ke 2, 4, 8, dan 12
ARCS pada awal pemeriksaan dan minggu ke 4, 8, dan 12.
Pemeriksaan laboratorium kelengkapan sel darah, fungsi hepar dan ginjal, serta urinalisis sebelum dan selama pengobatan.
Pasien dengan rosasea dibagi menjadi tiga kelompok : 28 pasien diobati dengan
propranolol 10 mg, 3 x / hari (propranolol group) ;
22 pasien diobati dengan doksisiklin 100 mg, 2 x/hari (doxycycline group) ;
28 pasien diobati dengan propranolol 10 mg, 3 x/hari dan doksisiklin 100 mg, 2 x/hari (combination group).
10
PROGNOSIS
Quo et vitam : dubia et bonam Quo et fungsionam : dubia et malam
17 /12/ 2014 08.20
Keterangan
S Lemas berkurang, mual (+), nyeri perut berkurang, batuk (+) mengeluarkan air sedikit berlendir.
O KU/Kesadaran : TSS/CM TD : 120/70 mmHg N : 78 x/menit S : 36,5 0 C P : 20 x/menit Pemeriksaan fisik: Kepala : Normosefali, rambut tersebar merata, wajah simetris Mata : Pupil, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (+/+) Leher : KGB dan tiroid tidak teraba membesar Thorax
Jantung : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Paru : Suara nafas vesikuler, ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen Inspeksi : datar Auskultasi : bising usus (+) N Palpasi : supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), massa (-), hepar
dan lien tidak teraba. Perkusi : timpani
Extremitas : teraba hangat pada keempat extremitas, edema (-/-)
A Ikterus Obstruksi e.c suspek batu CBD (koledokolitiasis) P - IVFD RL 20 tts/i
- Ranitidin 2 x 1 - Cefotaxim 1 x 2 gr
24 /12/ 2014
Keterangan
S Lemas (-), mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), batuk (-) O KU/Kesadaran : TSS/CM
TD : 120/80 mmHg N : 80 x/menit S : 36,7 0 C P : 22 x/menit Pemeriksaan fisik: Kepala : Normosefali, rambut tersebar merata, wajah simetris Mata : Pupil, konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-) Leher : KGB dan tiroid tidak teraba membesar Thorax
Jantung : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Paru : Suara nafas vesikuler, ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen Inspeksi : datar Auskultasi : bising usus (+) meningkat Palpasi : supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), massa (-), hepar
dan lien tidak teraba. Perkusi : timpani
Extremitas : teraba hangat pada keempat extremitas, edema (-/-) A Ikterus Obstruksi e.c suspek batu CBD (koledokolitiasis) P Dilakukan operasi Laparotomi :
- Kolesistektomi - Explore CBD
Hasil Operasi : - Kandung empedu :
Hiperemis Ukuran 12 x 4 cm
- CBD : Dilatasi > 2 cm
Dilakukan kolesistektomi, explore CBD tidak ditemukan batu. Kemungkinan suspek masa tumor caput pankreas, sediaan diambil untuk di kirim ke bagian patologi anatomi. Pasien dipasang T-Tube dan drain.
Tinjauan pustaka 15
Anatomi
Tinjauan pustaka 15
fisiologi
Tinjauan pustaka 15
Ikterus (jaundice)
Tinjauan pustaka 15
Ikterus (jaundice) definisi
Ikterus adalah perubahan warna kulit, sklera mata atau membran mukosa jaringan tubuh lainnya menjadi kuning, akibat peningkatan kadar bilirubin dalam sirkulasi darah oleh berbagai sebab.6
Tinjauan pustaka 15
Pembagian ikterus
Prehepatik
Intrahepatik
Posthepatik
CHOLEDOCHOLITHIASIS
Tinjauan pustaka 15
definisi
Koledokolitiasis adalah terdapatnya batu empedu di dalam saluran empedu yaitu di duktus koledukus komunis (Common Bile Duct).
Primer
Sekunder
Tinjauan pustaka 15
epidemiologi± 20 - 25% meningkat usia di atas 60 tahun
Koledokolitiasis primer populasi Asia. Koledokolitiasis sekunder pada Negara Barat
Koledokolitiasis primer variasi batu pigmen cokelat
koledokolitiasis sekunder 75% batu kolesterol dan 25% batu pigmen hitam
Tinjauan pustaka 15
Etiologi dan faktor risiko
FEMALE
FERTILE
FAT
FORTY
Tinjauan pustaka 15
PATOGENESISBATU
KOLESTEROL
Batu kalsium bilirubinat (pigmen
coklat)
Batu pigmen hitam
15PATOGENESIS
15PATOFISIOLOGI
15PATOFISIOLOGI
15DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Nyeri kolik bilier Nausea,
vomitus
Urin seperti
tehAcholic stools
Referred pain
Pruritus
15DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
Ikterus (jaundice)
Tenderness epigastrium dan kuadran kanan atas
Nyeri tekan kandung empedu
Murphy sign (+)
15DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium- Serum bilirubin - Alkaline posfat- Transaminase
Foto polos
abdomen
USG
PTC
Endoscopic cholangiography
15Tatalaksana
NON BEDAH• Obat-obatan• Lisis Batu
BEDAH• Koledokotomi • Kolesistektomi• Koledokoduodenostomi
15komplikasi Kolesistitis
Kolangitis akut / supurativa
Pankreatitis
Sirosis bilier sekunder
Adenokarsinoma kandung empedu
TERIMA KASIH