journal pendidikan tentang penerapan pembelajaran
DESCRIPTION
journal pendidikanTRANSCRIPT
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
DISERTAI MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI
SISWA KELAS VII-E SMP NEGERI 8 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
JURNAL
Oleh:
SILVIA MAHARDIKA
K4305045
Pendidikan Biologi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
ABSTRAK
Silvia Mahardika. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED
HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK
MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA KELAS VII-E SMP NEGERI 8
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Skripsi, Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode
Numbered Heads Together disertai media audio visual dapat meningkatkan partisipasi
siswa terhadap materi biologi.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) kolaboratif yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap
perencanaan tindakan, observasi, dan refleksi untuk merencanakan tindakan berikutnya.
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian adalah penerapan metode Numbered Heads
Together disertai media audio visual. Metode Numbered Heads Together
merupakan variasi dari diskusi kelompok, dimana setiap siswa mendapatkan
nomor yang berbeda dalam satu kelompoknya tetapi memiliki nomor yang sama
dengan kelompok lain. Nomor-nomor tersebut akan dipanggil secara acak untuk
menjawab hasil diskusi kelompoknya. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII E SMP
Negeri 8 Surakarta. Data diperoleh melalui observasi, angket, dan wawancara. Teknik
analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Validasi data
menggunakan teknik triangulasi metode, yaitu lembar observasi, angket, dan
wawancara yang digunakan untuk mengukur partisipasi siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan Numbered Heads
Together dengan media audio visual dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam
pembelajaran. Partisipasi siswa terlihat lebih menyeluruh.
Peningkatan partisipasi siswa terlihat dari peningkatan persentase partisipasi siswa pada
prasiklus sebesar 15%, selanjutnya meningkat pada siklus I menjadi
77,19%, dan pada siklus II meningkat menjadi 83,75%.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) disertai media audio visual pada
siklus I dan siklus II dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode Numbered Heads
Together (NHT) disertai media audio visual dapat meningkatkan partisipasi siswa
dalam pembelajaran biologi.
ABSTRACT
Silvia Mahardika, THE IMPLEMENTATION OF NUMBERED HEADS TOGETHER
(NHT) METHOD IN LEARNING WITH AUDIO VISUAL MEDIA FOR IMPROVING
STUDENT PARTICIPATION IN VII-E GRADE OF SMPN 8 SURAKARTA IN THE
SCHOOL YEAR OF 2009/2010: An Action Research at Grade Seventh. Skripsi, Surakarta:
Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Market University Surakarta, July 2011.
The purpose of the study is to find if the implementation of Number Heads Together
method with audio visual media can improve students’ participation in Biology.
The study is a collaborative Classroom Action Research conducted in 2 cycles. Each
cycle contains two phases: planning of the action, observation, and reflection to determine next
action. The action is the implementation of Number Heads Together with audio visual media.
This method is a variant of group discussion, in which every student has different number in
his/her group, but the same as other groups. Those numbers will be called randomly to answer
some questions having been discussed in group before.
Subject of the research is the students of Class VII E of SMP Negeri 8 Surakarta data
were collected through observation, questionnaire, and interview. The technique used to analyze
the data was qualitative descriptive analysis. The data were then validated using Triangulation
method toward the observation sheets, questionnaire and interview which were used to measure
students’ participation in the class.
Result shows that the implementation Numbered Heads Together with audio visual
media improves students’ participation in Biology class. The students become more active. The
improvement is indicated by the increase of their participation’s percentage in pre cycle as much
as 15% which increased up to 77,19% in Cycle 1 and 83,75% in Cycle 2.
Through this study, of implementing Number Heads Together method (NHT) with
audio visual media, in Cycle 1 and Cycle 2, it can be concluded that: The Implementation of
Numbered Heads Together (NHT) with audio visual media Can Improve Students’ Participation
in Biology Class.
A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah
satu faktor penunjang yang sangat
penting bagi perkembangan
peradaban manusia dalam suatu
bangsa. Bangsa yang mempunyai
peradaban maju adalah bangsa yang
mempunyai sumber daya manusia
yang berkualitas. Oleh karena itu,
agar bangsa Indonesia saat ini
memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas, tentunya harus dilakukan
suatu usaha untuk meningkatkan
mutu atau kualitas pendidikan. Salah
satu diantaranya melakukan evaluasi
kualitas sistem pendidikan secara
menyeluruh.
Perbaikan pendidikan antara
lain ditempuh melalui perbaikan
model pembelajaran yang digunakan
guru. Penggunaan model
pembelajaran yang tepat dapat
meningkatkan efisiensi dan
efektifitas dalam proses belajar
mengajar. Kenyataan di lapangan
banyak dijumpai gaya mengajar yang
kurang bervariasi dan belum
memanfaatkan kemampuan secara
maksimal. Guru kurang
memperhatikan bahwa penggunan
metode yang kurang tepat dapat
menyebabkan proses belajar
mengajar yang dilaksanakan menjadi
tidak efektif dan kurang optimal.
Banyaknya model yang ada, seorang
guru dituntut dapat memilih model
yang tepat untuk mengajarkan suatu
pokok bahasan tertentu, karena
sebenarnya tidak ada model
pembelajaran yang paling baik,
setiap model memiliki spesifikasi
masing-masing. Suatu model
pembelajaran tertentu mungkin
efektif jika digunakan untuk
mengajarkan topik tertentu, bukan
berarti model itu efektif juga
digunakan untuk menyampaikan
topik lain.
Hasil observasi yang telah
dilakukan di SMP Negeri 10
Surakarta tahun ajaran 2008/2009
pada kelas VII E menunjukkan
Perhatian siswa kurang, hal ini
ditunjukkan apabila guru berbicara di
depan sebagian anak ada yang
berbicara sendiri, kemudian apabila
disuruh maju mencoba sebagian
besar anak tidak bisa. Partisipasi
anak kurang menyeluruh hal ini
ditunjukkan bahwa yang sering
merespon pertanyaan hanya anak-
anak tertentu saja. Siswa memiliki
keaktifan yang cukup baik tetapi
belum tersalurkan dengan baik hal
ini dibuktikan siswa selalu maju bila
disuruh mengerjakan ke depan
walaupun tidak bisa mengerjakan
saat di depan kelas. Siswa
menganggap bahwa konsep-konsep
pada mata pelajaran biologi
merupakan konsep yang abstrak dan
hanya merupakan metode mengajar
konvensional (ceramah) yang banyak
menekankan pada pelajaran hafalan
saja. Proses pengajaran biologi di
kelas masih banyak menggunakan
hafalan tentang fakta dan konsep
sehingga pelajaran menjadi
membosankan yang menyebabkan
siswa menjadi kurang tertarik dengan
materi yang disampaikan.
Dari hasil observasi tersebut
dapat dirumuskan permasalahan
yang ada dikelas tersebut yaitu
Apakah pembelajaran biologi dengan
menggunakan metode Numbered
Heads Together (NHT) disertai
media Audio Visual dapat
meningkatkan partisipasi siswa kelas
VII E SMP Negeri 8 Surakarta
Tahun Ajaran 2009/2010 ?
Menurut Suryosubroto (2002:
278) partisipasi berasal dari bahasa
Inggris yaitu partisipation yang
berarti pengambilan bagian atau
pengikutsertaan
Suparno (2001: 81)
menyatakan bahwa partisipasi atau
keterlibatan siswa adalah kegiatan
dimana subjek yang belajar ikut serta
mempraktekkan sesuatu, baik secara
terbuka (overt) maupun secara
tertutup (covert). Jumlah keterlibatan
siswa secara aktif dalam kegiatan
belajar merupakan indeks yang baik
dari kualitas pengajaran.
Partisipasi dalam pembaha-
san ini yang dimaksud adalah
partisipasi yang berarti keterlibatan
siswa secara fisik seperti kegiatan
membaca, mendengar, menulis, dan
meragakan. Keterlibatan untuk
berpikir seperti mengingat kembali
isi pelajaran yang lalu, menggunakan
pengetahuan yang dimilikinya untuk
memecahkan masalah dan
mengaitkan pelajaran yang satu
dengan yang lain. Keterlibatan emosi
disini mencakup pengendalian diri
untuk dapat menerima pendapat
orang lain dan memahami karakter
teman diskusi. Menurut Dimyanti
dan Mujiono (1994 : 43) mengatakan
bahwa” Keterlibatan siswa di dalam
belajar jangan diartikan keterlibatan
fisik semata, namun lebih dari itu
terutama keterlibatan mental
emosional, keterlibatan dalam
kegiatan kognitif dalam pencapaian
dan internalisasi nilai–nilai dalam
pembentukan sikap dan nilai dan
juga pada saat mengadakan latihan–
latihan dalam pembentukan
keterampilan”.
Seorang siswa akan lebih
merasa bebas berpendapat apabila
mereka dalam keadaan berkelompok
dan memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk menyelesaikan soal diskusi
yang ada. Mereka akan terdorong
untuk mengeluarkan pendapatnya
untuk mencapai tujuan
kelompoknya.
Menurut Muhamad Nur
(2005: 78),”Numbered Heads
Together pada dasarnya merupakan
varians dari diskusi kelompok, ciri
khasnya adalah guru hanya
menunjuk seorang siswa yang
mewakili kelompoknya, tanpa
memberi tahu terlebih dahulu siapa
yang akan mewakili kelompoknya
itu”. Cara ini juga merupakan upaya
yang sangat baik untuk
meningkatkan tanggung jawab
individual dalam diskusi kelompok.
Dengan cara tersebut secara tidak
langsung menuntut semua siswa
berpartisipasi dalam proses
pembelajaran.
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang
dilaksanakan termasuk penelitian
tindakan kelas (Clasroom Action
Research), dengan teknik analisis
deskriptif kualitatif. Penelitian ini
dilaksanakan dengan berkolaborasi
bersama guru bidang studi Biologi
dengan tempat penelitian adalah di
SMP Negeri 8 Surakarta Tahun
Pelajaran 2009/2010 Kelas VII E
semester II dengan jumlah siswa 40
dan waktu pelaksanaan penelitian
pada semester II tahun pelajaran
2009/2010 dimulai pada tanggal 24
Novenber 2008 sampai bulan
Februari 2009.
Pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan
menggunakan tindakan berulang atau
siklus. Pelaksanaan PTK dimulai dari
tahap perencanaan, dilanjutkan
dengan rangkaian tahap tindakan dan
observasi disertai evaluasi terhadap
tindakan, dilanjutkan dengan tahap
refleksi. Tindakan yang berulang
artinya pada sikus I dan siklus II
pada pokok bahasan pencemaran
diterapkan tindakan yang sama,
yakni metode pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT)
disertai media audio visual. Refleksi
untuk tiap siklus tergantung dari
fakta dan interpretasi data yang
diperoleh atau situasi dan kondisi
yang dijumpai pada pembelajaran.
Hal ini dilakukan agar diperoleh
hasil yang optimal. Berdasarkan
tujuan penelitian, jelas bahwa
penelitian ini lebih bersifat
mendeskripsikan data atau analisis
kualitatif berdasarkan fakta dan
keadaan yang terjadi di sekolah
tersebut.
C. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah data hasil
penelitian yang diperoleh selama
pelaksanaan penelitian, antara lain:
1. Pra Siklus
Pada keadaan prasiklus ini
diperoleh data bahwa:
Gambar 1. Diagram Hasil Penilaian
Observasi Partisipasi Siswa dalam
Pembelajaran Prasiklus.
Berdasarkan hasil observasi
tersebut menunjukkan bahwa proses
pembelajaran dengan metode
ceramah membuat partisipasi siswa
kelas VII E dalam pembelajaran
masih rendah. Partisipasi siswa kelas
VII E yang rendah ini dapat terlihat
dari masih sedikitnya siswa yang
fokus terhadap materi pelajaran,
siswa tidak melamun saat pelajaran
berlangsung, siswa selalu siap saat
ditunjuk Guru untuk menjawab atau
melakukan perintah, keberanian
mengemukakan permasalahannya,
ikut serta dalam persiapan, proses
dan kelanjutan belajar, usaha dan
kreativitas dalam pembelajaran,
kemandirian belajar siswa.
Kebanyakan siswa lebih suka
berbincang-bincang dengan teman-
nya, melamun dan bermain sendiri.
Siswa selalu terkejut apabila ditunjuk
gurunya untuk menjawab
pertanyaan, sedangkan yang
merespon apersepsi guru dengan
stimulus pertanyaan hanya anak-anak
tertentu saja. Ada siswa yang
mencoba menjawab pertanyaan dari
guru tetapi salah kemudian siswa
yang lain mengejek, hal tersebut
dapat membuat mental siswa
menjadi takut lagi untuk menjawab
pertanyaan dari guru dan siswa lain
pun yang keberanianya kurang dalam
mengemukakan pendapat atau
permasalahannya dimuka umum
akan menjadi tidak berani.
2. Siklus I
Penerapan metode NHT
disertai media audio visual pada
siklus pertama menunjukkan bahwa
penerapan metode tersebut dapat
meningkatkan partisipasi siswa
dalam pembelajaran biologi. Pada
keadaan siklus pertama ini diperoleh
data bahwa:
Gambar 2. Diagram Hasil Penilaian
Observasi Partisipasi Siswa dalam
Pembelajaran Siklus I.
Hasil observasi pada siklus
I ini dapat dilihat bahwa sudah
mengalami peningkatan partisipasi
siswa. Hal tersebut dapat dilihat
bahwa setiap indikator partisipasi
siswa mengalami peningkatan
bahkan target yang ditentukan sudah
dapat tercapai walaupun masih
terdapat beberapa indikator yang
belum tercapai, seperti pada
indikator keberanian mengemukakan
permasalahannya dan indikator usaha
dan kreativitas siswa dalam
pembelajaran. Partisipasi siswa pada
pembelajaran mengalami
peningkatan hal tersebut dapat
terlihat saat siswa lebih
memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan guru, kemudian siswa
lebih serius dalam berdiskusi dan
menyelesaikan permasalahn pada
lembar kerja siswa dan
mendengarkan jawaban teman lain
saat diminta menjawab di muka
umum. Usaha dan kreativitas siswa
dalam belajar meningkat hal tersebut
terlihat dari semua kelompok
menyelesaikan soal diskusi tepat
pada waktunya. Siswa terlihat
membuka materi yang sudah untuk
mencari jawaban yang tepat dan
menanyakan hal-hal yang tidak
dimengerti terhadap gurunya.
Kemandirian siswa dalam belajar
juga meningkat hal tersebut terlihat
kesungguhan setiap siswa untuk
mencatat dan meringkas jawaban
pertanyaan dari soal diskusi untuk
persiapan diri mereka apabila suatu
saat ditunjuk gurunya untuk
menjawab.
Berpijak dari hasil analisis
tindakan dari siklus I, dapat
ditemukan beberapa permasalahan
akibat adanya penerapan
pembelajaran dengan metode NHT
disertai media audio visual yang
memerlukan adanya penyelesaian
dan perbaikan pada siklus II sebagai
berikut:
a. Pada saat guru menyajikan
materi, masih banyak siswa
yang belum terlibat. Siswa
lebih banyak mendengarkan
dan mencatat materi yang
disampaikan guru. Pada
siklus II guru lebih
melibatkan siswa dengan
melakukan tanya jawab. Guru
lebih komunikatif sehingga
siswa tidak pasif.
b. Pada kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode
NHT (Audio Visual) siswa
kurang maksimal yang
disebabkan karena kurangnya
penjelasan dari guru sehingga
siswa masih mengalami
kesulitan. Sebagai tindak
lanjut maka guru memberikan
penjelasan mengenai
pembelajaran dengan
menggunakan metode NHT
disertai media audio visual
sebelum siswa mulai
membuat perencanaan secara
urut sampai siswa paham
sehingga siswa dapat
mengikuti pembelajaran
dengan metode NHT disertai
media audio visual dengan
baik dan kegiatan
pembelajaran dapat berjalan
dengan efektif. Selain itu
guru akan menanamkan
keyakinan kepada siswa
bahwa dengan mengikuti
metode pembelajaran NHT
disertai media audio visual
yang baik dan mengerjakan
lembar kerja siswa dengan
cara bekerjasama dengan
kelompoknya dan bertanya
apabila mengalami kesulitan.
c. Pada saat pelaksanaan
metode Numbered Heads
Together (NHT) masih
terlihat banyak siswa yang
malah ramai sendiri pada saat
pembelajaran berlangsung.
Keterlibatan siswa dalam
pembelajaran juga kurang
efektif. Pada siklus II, guru
akan melakukan pemantauan
secara menyeluruh pada saat
pembelajaran, sehingga
semua siswa ikut aktif
melaksanakan proses belajar
dan tidak malah ramai
sendiri.
3. Siklus II
Berdasarkan analisis data
partisipasi siswa dengan penerapan
model pembelajaran NHT disertai
media puzzle pada siklus II,
peningkatan partisipasi siswa sudah
cukup optimal dan kekurangan yang
terdapat pada siklus I sudah dapat
teratasi dengan solusi yang
diberikan. Pada keadaan siklus kedua
ini diperoleh data bahwa:
Gambar 3. Diagram Hasil Penilaian
Observasi Partisipasi Siswa dalam
Pembelajaran Siklus II.
Observasi yang dilakukan
terhadap partisipasi siswa dalam
pembelajaran Biologi pada siklus II
diperoleh hasil bahwa secara
keseluruhan indikator partisipasi
siswa sudah mengalami peningkatan.
Hal ini terlihat dari tercapainya target
dari tujuh indikator partisipasi siswa
yang meliputi aspek perhatian dan
partisipasi siswa. Indikator pertama
yaitu memperhatikan, mengalami
peningkatan dari siklus I, siswa lebih
terfokus perhatianya dalam
memperhatikan penjelasan guru dan
tidak melamun selama proses
pembelajaran berlangsung.
Konsentrasi mereka terpusat dalam
memecahkan soal diskusi kelompok.
Siswa juga tidak malu-malu lagi
untuk bertanya tentang apa yang
siswa tidak pahami baik kepada
guru maupun teman satu
kelompoknya.
Indikator keberanian dalam
mengemukakan permasalahan ini
juga mengalami peningkatan, yang
semula pada siklus I indikator ini
belum mencapai target tetapi pada
siklus II ini mengalami peningkatan
yang tajam. Siswa dalam berdiskusi
sudah tidak malu lagi dalam
mengemukakan pendapatnya
ataupun permasalahannya baik
didalam kelompok dan dimuka
umum saat ditunjuk guru untuk
menjawab pertanyaan dari soal
diskusi yang sedang dibahas. Siswa
juga telah menguasai materi diskusi,
hal ini terlihat siswa mampu
menjawab pertanyaan guru saat
diberikan pertanyaan kembali secara
spontan yang masih berkaitan
dengan materi diskusi yang sedang
dibahas.
Indikator berpartisipasi
(ikut serta) dalam kegiatan persiapan,
proses dan kelanjutan belajar ini juga
mengalami peningkatan Siswa dalam
mengikuti langkah-langkah metode
NHT disertai media audio visual
sudah sepenuhnya benar. Siswa
dalam menjawab pertanyaan
sebelumnya mengacungkan jari
terlebih dahulu kemudian pada saat
tahap menyimpulkan jawaban yang
benar pada soal diskusi perhatian
siswa tertuju kedepan dan siswa
tidak malu lagi dalam menjawab di
muka umum. Pada proses tanya
jawab yang berulang-ulang ini, siswa
terlihat sangat tertib dalam mengikuti
tahap-tahapnya dan suasana diskusi
menjadi lebih hidup.
Indikator usaha dan
kreativitas siswa dalam pembelajaran
ini mangalami peningkatan dan telah
mencapai target. Siswa terlihat
membuka materi yang sudah untuk
mencari jawaban yang tepat dan
menanyakan hal-hal yang tidak
dimengerti terhadap teman satu
kelompok dan gurunya. Kreativitas
siswa terlihat pada saat memberikan
jawaban yang berbeda dengan teman
satu kelompoknya dalam
memberikan jawaban di LKS
ataupun pada saat tanya jawab.
Indikator kemandirian siswa ini
mengalami peningkatan. Siswa
berusaha untuk menyelesaikan soal
diskusi tepat pada waktunya. Siswa
terpupuk kemandirianya karena
dalam metode ini menuntuk siswa
untuk menguasai materi diskusi
untuk persiapan masing-masing
siswa sewaktu-waktu ditunjuk
gurunya.
Pada siklus II, persentase
capaian indikator secara umum
sudah mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan siklus I,
masing-masing indikator partisipasi
siswa sudah mecapai target yang
ditentukan. Keberhasilan capaian
indikator tersebut disebabkan pada
pelaksanaan tindakan II sudah
berdasarkan refleksi tindakan dari
siklus I yang dalam hal ini
difokuskan pada indikator
keberanian mengemukakan
permasalahannya dan indikator usaha
dan kreativitas siswa dalam
pembelajaran. Pada siklus I maupun
siklus II masing-masing
dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan untuk setiap siklusnya
dengan tujuan agar suasaan
pembelajaran tidak berubah.
Persentase kehadiran siswa sebesar
100%, dengan kata lain semua siswa
dalam setiap pertemuan dan tidak
ada satu pun siswa yang absen.
1) Perbandingan Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II
Perbandingan partisipasi
siswa dalam pembelajaran biologi
pada setiap indikator antara Pra
siklus, siklus I dan siklus II dapat
disajikan dalam bentuk grafik pada
Gambar 7.
Gambar 7. Perbandingan Persentase
Masing-Masing Indikator
Pada Observasi
Partisipasi Siswa Dalam
Pembelajaran Biologi
Antara Pra siklus, Siklus I
Dan Siklus II.
Grafik pada gambar 7
menunjukkan bahwa hasil observasi
partisipasi belajar siswa yang
dilakukan selama proses
pembelajaran pada pra siklus, siklus
I, dan siklus II mengalami
peningkatan. Rata-rata persentase
observasi partisipasi belajar siswa
pra siklus sebesar 15%, siklus I
sebesar 76,79%, dan siklus II sebesar
83,93%. Peningkatan persentase
observasi partisipasi belajar siswa
tersebut menunjukkan bahwa
semakin banyak siswa yang
memenuhi indikator-indikator
partisipasi belajar. Hal ini
ditunjukkan dengan siswa fokus
terhadap materi pelajaran, siswa
tidak melamun saat pelajaran
berlangsung, siswa selalu siap saat
ditunjuk guru untuk menjawab atau
melakukan perintah, keberanian
mengemukakan permasalahannya,
berpartisipasi dalam kegiatan belajar,
usaha dan kreativitas siswa dalam
pembelajaran dan kemandirian
belajar siswa. Adapun hasil angket
untuk perbandingan partisipasi siswa
dalam pembelajaran biologi untuk
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
adalah sebagai berikut:
Gambar 8. Perbandingan Persentase
Setiap Indikator Angket
Partisipasi Siswa Dalam
Pembelajaran Biologi Pra
Siklus, Siklus I Dan
Siklus II.
Keterangan :
1. Siswa fokus terhadap materi pelajaran
2. Siswa tidak melamun saat pelajaran berlangsung
3. Siswa selalu siap saat ditunjuk Guru untuk
menjawab atau melakukan perintah.
4. Keberanian mengemukakan permasalahannya
5. Berpartisipasi dalam kegiatan belajar 6. Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran
7. Kemandirian belajar siswa
Keterangan :
1. Siswa fokus terhadap materi pelajaran
2. Siswa tidak melamun saat pelajaran berlangsung
3. Siswa selalu siap saat ditunjuk Guru untuk
menjawab atau melakukan perintah.
4. Keberanian mengemukakan permasalahannya
5. Berpartisipasi (ikut serta) dalam awal, proses
dan kelanjutan kegiatan belajar
6. Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran
7. Kemandirian belajar siswa
Grafik pada gambar 8
menunjukkan bahwa persentase
capaian untuk setiap indikator angket
partisipasi siswa dalam pembelajaran
biologi pada para siklus, siklus I dan
siklus II menunjukkan adanya
peningkatan. Rata-rata persentase
angket partisipasi belajar siswa pra
siklus sebesar 19,64%, siklus I
sebesar 71,69% dan siklus II sebesar
80.61%. Peningkatan persentase
angket partisipasi belajar siswa
tersebut menunjukkan bahwa
semakin banyak siswa yang
memenuhi indikator-indikator
partisipasi belajar. Hal ini
ditunjukkan dengan siswa fokus
terhadap materi pelajaran, siswa
tidak melamun saat pelajaran
berlangsung, siswa selalu siap saat
ditunjuk guru untuk menjawab atau
melakukan perintah, keberanian
mengemukakan permasalahannya,
berpartisipasi dalam kegiatan belajar,
usaha dan kreativitas siswa dalam
pembelajaran dan kemandirian
belajar siswa.
D. SIMPULAN
Dari hasil penelitian
tindakan kelas melalui penerapan
metode pembelajaran Numbered
Heads Together (NHT) disertai
media audio visual pada siklus I dan
siklus II dapat ditarik kesimpulan
bahwa: Penerapan metode Numbered
Heads Together (NHT) disertai
media audio visual dapat
meningkatkan partisipasi siswa
dalam pembelajaran biologi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dimyati & Mujiono. 2006. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta:
Rinaka Cipta.
Haynes, N.M. 2010. ”Cooperative
Learning: A Case For
American And African
Students”. Journal of School
Psychology. 21(4): 557-585.
Hobri. 2006. “Penerapan
Pendekatan Cooperative
Learning Model Group
Investigation Untuk
Meningkatkan Pemahaman
Siswa Kelas III SLTPN 8
Jember Tentang Volume
Tabung”. Jurnal Pendidikan
dasar. 2(7): 74-83.
Kasbulah, K. 2001. Penelitian
Tindakan Kelas. Malang :
Universitas Negeri Malang
Press.
Karen M Daniel. 2010. ”Cooperative
Learning Structures For
English Foreign Language
Classroom”. Journal of
tourism studies. 4(143) : 143-
149.
Lie, Anita. 2007. Cooperative
Learning. Jakarta : Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Miles dan Huberman. 2002. Analisis
Data Kualitatif : Buku
Sumber Tentang Metode-
metode Baru. Jakarta :
Universitas Jakarta Press.
Moleong, L. 1997. Metodologi
Penelitian Kualitatif.
Bandung: CV Remadja
Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2000. Kurikulum
Berbasis Kompetensi.
Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Munadi, Y. 2008. Media
Pembelajaran. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Nur, Muhammad. 2005.
Pembelajaran Kooperatif.
Jawa Timur: Depniknas.
Sharan. 2011. "Cooperative
Learning in Small Groups:
Recent Methods and Effects
on Achievement, Attitudes,
and Ethnic Relations".
Journal of Educational
Research.1 (15) : 241-271.
Slavin, E. Robert. 2008. Cooperative
leaning.Bandung : Nusa
Media.
Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sudrajat, Akhmad. 2008. http: //
akhmadsudrajat. wordpress.
Com / 2008 / 01 / 12 / media-
pembelajaran. diakses pada
tanggal 20 Oktober 2010.
Suparno, S. 2001. Membangun
Kompetensi Belajar.Jakarta:
Rineka Cipta.
Suprijono, Agus. 2008. Cooperative
Learning. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar
Mengajar di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta
Sutjiono. 2005. “ Pendayagunaan
Media Pembelajaran”.
Jurnal Pendidikan Penabur.
4(4): 73-79.
Sutopo, H. B. 2002. Metodologi
Penelitian Kualitatif.
Surakarta: UNS Press
Yamin, M. 2007. Kiat
Membelajarkan Siswa.
Jakarta : Gaung Persada Press
Trianto. 2007. Model-model
Pembelajaran Inovatif
Beroreantasi
Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka