journal pendidikan tentang penerapan pembelajaran

16
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA KELAS VII-E SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 JURNAL Oleh: SILVIA MAHARDIKA K4305045 Pendidikan Biologi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: musepini-panjaitan

Post on 06-Aug-2015

431 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

journal pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Journal pendidikan tentang penerapan pembelajaran

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

DISERTAI MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI

SISWA KELAS VII-E SMP NEGERI 8 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

JURNAL

Oleh:

SILVIA MAHARDIKA

K4305045

Pendidikan Biologi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: Journal pendidikan tentang penerapan pembelajaran

ABSTRAK

Silvia Mahardika. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED

HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK

MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA KELAS VII-E SMP NEGERI 8

SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Skripsi, Surakarta: Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode

Numbered Heads Together disertai media audio visual dapat meningkatkan partisipasi

siswa terhadap materi biologi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research) kolaboratif yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap

perencanaan tindakan, observasi, dan refleksi untuk merencanakan tindakan berikutnya.

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian adalah penerapan metode Numbered Heads

Together disertai media audio visual. Metode Numbered Heads Together

merupakan variasi dari diskusi kelompok, dimana setiap siswa mendapatkan

nomor yang berbeda dalam satu kelompoknya tetapi memiliki nomor yang sama

dengan kelompok lain. Nomor-nomor tersebut akan dipanggil secara acak untuk

menjawab hasil diskusi kelompoknya. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII E SMP

Negeri 8 Surakarta. Data diperoleh melalui observasi, angket, dan wawancara. Teknik

analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Validasi data

menggunakan teknik triangulasi metode, yaitu lembar observasi, angket, dan

wawancara yang digunakan untuk mengukur partisipasi siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan Numbered Heads

Together dengan media audio visual dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam

pembelajaran. Partisipasi siswa terlihat lebih menyeluruh.

Peningkatan partisipasi siswa terlihat dari peningkatan persentase partisipasi siswa pada

prasiklus sebesar 15%, selanjutnya meningkat pada siklus I menjadi

77,19%, dan pada siklus II meningkat menjadi 83,75%.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode

pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) disertai media audio visual pada

siklus I dan siklus II dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode Numbered Heads

Together (NHT) disertai media audio visual dapat meningkatkan partisipasi siswa

dalam pembelajaran biologi.

Page 3: Journal pendidikan tentang penerapan pembelajaran

ABSTRACT

Silvia Mahardika, THE IMPLEMENTATION OF NUMBERED HEADS TOGETHER

(NHT) METHOD IN LEARNING WITH AUDIO VISUAL MEDIA FOR IMPROVING

STUDENT PARTICIPATION IN VII-E GRADE OF SMPN 8 SURAKARTA IN THE

SCHOOL YEAR OF 2009/2010: An Action Research at Grade Seventh. Skripsi, Surakarta:

Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Market University Surakarta, July 2011.

The purpose of the study is to find if the implementation of Number Heads Together

method with audio visual media can improve students’ participation in Biology.

The study is a collaborative Classroom Action Research conducted in 2 cycles. Each

cycle contains two phases: planning of the action, observation, and reflection to determine next

action. The action is the implementation of Number Heads Together with audio visual media.

This method is a variant of group discussion, in which every student has different number in

his/her group, but the same as other groups. Those numbers will be called randomly to answer

some questions having been discussed in group before.

Subject of the research is the students of Class VII E of SMP Negeri 8 Surakarta data

were collected through observation, questionnaire, and interview. The technique used to analyze

the data was qualitative descriptive analysis. The data were then validated using Triangulation

method toward the observation sheets, questionnaire and interview which were used to measure

students’ participation in the class.

Result shows that the implementation Numbered Heads Together with audio visual

media improves students’ participation in Biology class. The students become more active. The

improvement is indicated by the increase of their participation’s percentage in pre cycle as much

as 15% which increased up to 77,19% in Cycle 1 and 83,75% in Cycle 2.

Through this study, of implementing Number Heads Together method (NHT) with

audio visual media, in Cycle 1 and Cycle 2, it can be concluded that: The Implementation of

Numbered Heads Together (NHT) with audio visual media Can Improve Students’ Participation

in Biology Class.

Page 4: Journal pendidikan tentang penerapan pembelajaran

A. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah

satu faktor penunjang yang sangat

penting bagi perkembangan

peradaban manusia dalam suatu

bangsa. Bangsa yang mempunyai

peradaban maju adalah bangsa yang

mempunyai sumber daya manusia

yang berkualitas. Oleh karena itu,

agar bangsa Indonesia saat ini

memiliki sumber daya manusia yang

berkualitas, tentunya harus dilakukan

suatu usaha untuk meningkatkan

mutu atau kualitas pendidikan. Salah

satu diantaranya melakukan evaluasi

kualitas sistem pendidikan secara

menyeluruh.

Perbaikan pendidikan antara

lain ditempuh melalui perbaikan

model pembelajaran yang digunakan

guru. Penggunaan model

pembelajaran yang tepat dapat

meningkatkan efisiensi dan

efektifitas dalam proses belajar

mengajar. Kenyataan di lapangan

banyak dijumpai gaya mengajar yang

kurang bervariasi dan belum

memanfaatkan kemampuan secara

maksimal. Guru kurang

memperhatikan bahwa penggunan

metode yang kurang tepat dapat

menyebabkan proses belajar

mengajar yang dilaksanakan menjadi

tidak efektif dan kurang optimal.

Banyaknya model yang ada, seorang

guru dituntut dapat memilih model

yang tepat untuk mengajarkan suatu

pokok bahasan tertentu, karena

sebenarnya tidak ada model

pembelajaran yang paling baik,

setiap model memiliki spesifikasi

masing-masing. Suatu model

pembelajaran tertentu mungkin

efektif jika digunakan untuk

mengajarkan topik tertentu, bukan

berarti model itu efektif juga

digunakan untuk menyampaikan

topik lain.

Hasil observasi yang telah

dilakukan di SMP Negeri 10

Surakarta tahun ajaran 2008/2009

pada kelas VII E menunjukkan

Perhatian siswa kurang, hal ini

ditunjukkan apabila guru berbicara di

depan sebagian anak ada yang

berbicara sendiri, kemudian apabila

disuruh maju mencoba sebagian

besar anak tidak bisa. Partisipasi

anak kurang menyeluruh hal ini

ditunjukkan bahwa yang sering

merespon pertanyaan hanya anak-

anak tertentu saja. Siswa memiliki

Page 5: Journal pendidikan tentang penerapan pembelajaran

keaktifan yang cukup baik tetapi

belum tersalurkan dengan baik hal

ini dibuktikan siswa selalu maju bila

disuruh mengerjakan ke depan

walaupun tidak bisa mengerjakan

saat di depan kelas. Siswa

menganggap bahwa konsep-konsep

pada mata pelajaran biologi

merupakan konsep yang abstrak dan

hanya merupakan metode mengajar

konvensional (ceramah) yang banyak

menekankan pada pelajaran hafalan

saja. Proses pengajaran biologi di

kelas masih banyak menggunakan

hafalan tentang fakta dan konsep

sehingga pelajaran menjadi

membosankan yang menyebabkan

siswa menjadi kurang tertarik dengan

materi yang disampaikan.

Dari hasil observasi tersebut

dapat dirumuskan permasalahan

yang ada dikelas tersebut yaitu

Apakah pembelajaran biologi dengan

menggunakan metode Numbered

Heads Together (NHT) disertai

media Audio Visual dapat

meningkatkan partisipasi siswa kelas

VII E SMP Negeri 8 Surakarta

Tahun Ajaran 2009/2010 ?

Menurut Suryosubroto (2002:

278) partisipasi berasal dari bahasa

Inggris yaitu partisipation yang

berarti pengambilan bagian atau

pengikutsertaan

Suparno (2001: 81)

menyatakan bahwa partisipasi atau

keterlibatan siswa adalah kegiatan

dimana subjek yang belajar ikut serta

mempraktekkan sesuatu, baik secara

terbuka (overt) maupun secara

tertutup (covert). Jumlah keterlibatan

siswa secara aktif dalam kegiatan

belajar merupakan indeks yang baik

dari kualitas pengajaran.

Partisipasi dalam pembaha-

san ini yang dimaksud adalah

partisipasi yang berarti keterlibatan

siswa secara fisik seperti kegiatan

membaca, mendengar, menulis, dan

meragakan. Keterlibatan untuk

berpikir seperti mengingat kembali

isi pelajaran yang lalu, menggunakan

pengetahuan yang dimilikinya untuk

memecahkan masalah dan

mengaitkan pelajaran yang satu

dengan yang lain. Keterlibatan emosi

disini mencakup pengendalian diri

untuk dapat menerima pendapat

orang lain dan memahami karakter

teman diskusi. Menurut Dimyanti

dan Mujiono (1994 : 43) mengatakan

bahwa” Keterlibatan siswa di dalam

Page 6: Journal pendidikan tentang penerapan pembelajaran

belajar jangan diartikan keterlibatan

fisik semata, namun lebih dari itu

terutama keterlibatan mental

emosional, keterlibatan dalam

kegiatan kognitif dalam pencapaian

dan internalisasi nilai–nilai dalam

pembentukan sikap dan nilai dan

juga pada saat mengadakan latihan–

latihan dalam pembentukan

keterampilan”.

Seorang siswa akan lebih

merasa bebas berpendapat apabila

mereka dalam keadaan berkelompok

dan memiliki tujuan yang sama yaitu

untuk menyelesaikan soal diskusi

yang ada. Mereka akan terdorong

untuk mengeluarkan pendapatnya

untuk mencapai tujuan

kelompoknya.

Menurut Muhamad Nur

(2005: 78),”Numbered Heads

Together pada dasarnya merupakan

varians dari diskusi kelompok, ciri

khasnya adalah guru hanya

menunjuk seorang siswa yang

mewakili kelompoknya, tanpa

memberi tahu terlebih dahulu siapa

yang akan mewakili kelompoknya

itu”. Cara ini juga merupakan upaya

yang sangat baik untuk

meningkatkan tanggung jawab

individual dalam diskusi kelompok.

Dengan cara tersebut secara tidak

langsung menuntut semua siswa

berpartisipasi dalam proses

pembelajaran.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang

dilaksanakan termasuk penelitian

tindakan kelas (Clasroom Action

Research), dengan teknik analisis

deskriptif kualitatif. Penelitian ini

dilaksanakan dengan berkolaborasi

bersama guru bidang studi Biologi

dengan tempat penelitian adalah di

SMP Negeri 8 Surakarta Tahun

Pelajaran 2009/2010 Kelas VII E

semester II dengan jumlah siswa 40

dan waktu pelaksanaan penelitian

pada semester II tahun pelajaran

2009/2010 dimulai pada tanggal 24

Novenber 2008 sampai bulan

Februari 2009.

Pelaksanaan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dengan

menggunakan tindakan berulang atau

siklus. Pelaksanaan PTK dimulai dari

tahap perencanaan, dilanjutkan

dengan rangkaian tahap tindakan dan

observasi disertai evaluasi terhadap

tindakan, dilanjutkan dengan tahap

Page 7: Journal pendidikan tentang penerapan pembelajaran

refleksi. Tindakan yang berulang

artinya pada sikus I dan siklus II

pada pokok bahasan pencemaran

diterapkan tindakan yang sama,

yakni metode pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT)

disertai media audio visual. Refleksi

untuk tiap siklus tergantung dari

fakta dan interpretasi data yang

diperoleh atau situasi dan kondisi

yang dijumpai pada pembelajaran.

Hal ini dilakukan agar diperoleh

hasil yang optimal. Berdasarkan

tujuan penelitian, jelas bahwa

penelitian ini lebih bersifat

mendeskripsikan data atau analisis

kualitatif berdasarkan fakta dan

keadaan yang terjadi di sekolah

tersebut.

C. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berikut ini adalah data hasil

penelitian yang diperoleh selama

pelaksanaan penelitian, antara lain:

1. Pra Siklus

Pada keadaan prasiklus ini

diperoleh data bahwa:

Gambar 1. Diagram Hasil Penilaian

Observasi Partisipasi Siswa dalam

Pembelajaran Prasiklus.

Berdasarkan hasil observasi

tersebut menunjukkan bahwa proses

pembelajaran dengan metode

ceramah membuat partisipasi siswa

kelas VII E dalam pembelajaran

masih rendah. Partisipasi siswa kelas

VII E yang rendah ini dapat terlihat

dari masih sedikitnya siswa yang

fokus terhadap materi pelajaran,

siswa tidak melamun saat pelajaran

berlangsung, siswa selalu siap saat

ditunjuk Guru untuk menjawab atau

melakukan perintah, keberanian

mengemukakan permasalahannya,

ikut serta dalam persiapan, proses

dan kelanjutan belajar, usaha dan

Page 8: Journal pendidikan tentang penerapan pembelajaran

kreativitas dalam pembelajaran,

kemandirian belajar siswa.

Kebanyakan siswa lebih suka

berbincang-bincang dengan teman-

nya, melamun dan bermain sendiri.

Siswa selalu terkejut apabila ditunjuk

gurunya untuk menjawab

pertanyaan, sedangkan yang

merespon apersepsi guru dengan

stimulus pertanyaan hanya anak-anak

tertentu saja. Ada siswa yang

mencoba menjawab pertanyaan dari

guru tetapi salah kemudian siswa

yang lain mengejek, hal tersebut

dapat membuat mental siswa

menjadi takut lagi untuk menjawab

pertanyaan dari guru dan siswa lain

pun yang keberanianya kurang dalam

mengemukakan pendapat atau

permasalahannya dimuka umum

akan menjadi tidak berani.

2. Siklus I

Penerapan metode NHT

disertai media audio visual pada

siklus pertama menunjukkan bahwa

penerapan metode tersebut dapat

meningkatkan partisipasi siswa

dalam pembelajaran biologi. Pada

keadaan siklus pertama ini diperoleh

data bahwa:

Gambar 2. Diagram Hasil Penilaian

Observasi Partisipasi Siswa dalam

Pembelajaran Siklus I.

Hasil observasi pada siklus

I ini dapat dilihat bahwa sudah

mengalami peningkatan partisipasi

siswa. Hal tersebut dapat dilihat

bahwa setiap indikator partisipasi

siswa mengalami peningkatan

bahkan target yang ditentukan sudah

dapat tercapai walaupun masih

terdapat beberapa indikator yang

belum tercapai, seperti pada

indikator keberanian mengemukakan

permasalahannya dan indikator usaha

dan kreativitas siswa dalam

pembelajaran. Partisipasi siswa pada

pembelajaran mengalami

peningkatan hal tersebut dapat

Page 9: Journal pendidikan tentang penerapan pembelajaran

terlihat saat siswa lebih

memperhatikan dan mendengarkan

penjelasan guru, kemudian siswa

lebih serius dalam berdiskusi dan

menyelesaikan permasalahn pada

lembar kerja siswa dan

mendengarkan jawaban teman lain

saat diminta menjawab di muka

umum. Usaha dan kreativitas siswa

dalam belajar meningkat hal tersebut

terlihat dari semua kelompok

menyelesaikan soal diskusi tepat

pada waktunya. Siswa terlihat

membuka materi yang sudah untuk

mencari jawaban yang tepat dan

menanyakan hal-hal yang tidak

dimengerti terhadap gurunya.

Kemandirian siswa dalam belajar

juga meningkat hal tersebut terlihat

kesungguhan setiap siswa untuk

mencatat dan meringkas jawaban

pertanyaan dari soal diskusi untuk

persiapan diri mereka apabila suatu

saat ditunjuk gurunya untuk

menjawab.

Berpijak dari hasil analisis

tindakan dari siklus I, dapat

ditemukan beberapa permasalahan

akibat adanya penerapan

pembelajaran dengan metode NHT

disertai media audio visual yang

memerlukan adanya penyelesaian

dan perbaikan pada siklus II sebagai

berikut:

a. Pada saat guru menyajikan

materi, masih banyak siswa

yang belum terlibat. Siswa

lebih banyak mendengarkan

dan mencatat materi yang

disampaikan guru. Pada

siklus II guru lebih

melibatkan siswa dengan

melakukan tanya jawab. Guru

lebih komunikatif sehingga

siswa tidak pasif.

b. Pada kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan metode

NHT (Audio Visual) siswa

kurang maksimal yang

disebabkan karena kurangnya

penjelasan dari guru sehingga

siswa masih mengalami

kesulitan. Sebagai tindak

lanjut maka guru memberikan

penjelasan mengenai

pembelajaran dengan

menggunakan metode NHT

disertai media audio visual

sebelum siswa mulai

membuat perencanaan secara

urut sampai siswa paham

sehingga siswa dapat

mengikuti pembelajaran

dengan metode NHT disertai

Page 10: Journal pendidikan tentang penerapan pembelajaran

media audio visual dengan

baik dan kegiatan

pembelajaran dapat berjalan

dengan efektif. Selain itu

guru akan menanamkan

keyakinan kepada siswa

bahwa dengan mengikuti

metode pembelajaran NHT

disertai media audio visual

yang baik dan mengerjakan

lembar kerja siswa dengan

cara bekerjasama dengan

kelompoknya dan bertanya

apabila mengalami kesulitan.

c. Pada saat pelaksanaan

metode Numbered Heads

Together (NHT) masih

terlihat banyak siswa yang

malah ramai sendiri pada saat

pembelajaran berlangsung.

Keterlibatan siswa dalam

pembelajaran juga kurang

efektif. Pada siklus II, guru

akan melakukan pemantauan

secara menyeluruh pada saat

pembelajaran, sehingga

semua siswa ikut aktif

melaksanakan proses belajar

dan tidak malah ramai

sendiri.

3. Siklus II

Berdasarkan analisis data

partisipasi siswa dengan penerapan

model pembelajaran NHT disertai

media puzzle pada siklus II,

peningkatan partisipasi siswa sudah

cukup optimal dan kekurangan yang

terdapat pada siklus I sudah dapat

teratasi dengan solusi yang

diberikan. Pada keadaan siklus kedua

ini diperoleh data bahwa:

Gambar 3. Diagram Hasil Penilaian

Observasi Partisipasi Siswa dalam

Pembelajaran Siklus II.

Observasi yang dilakukan

terhadap partisipasi siswa dalam

pembelajaran Biologi pada siklus II

diperoleh hasil bahwa secara

keseluruhan indikator partisipasi

Page 11: Journal pendidikan tentang penerapan pembelajaran

siswa sudah mengalami peningkatan.

Hal ini terlihat dari tercapainya target

dari tujuh indikator partisipasi siswa

yang meliputi aspek perhatian dan

partisipasi siswa. Indikator pertama

yaitu memperhatikan, mengalami

peningkatan dari siklus I, siswa lebih

terfokus perhatianya dalam

memperhatikan penjelasan guru dan

tidak melamun selama proses

pembelajaran berlangsung.

Konsentrasi mereka terpusat dalam

memecahkan soal diskusi kelompok.

Siswa juga tidak malu-malu lagi

untuk bertanya tentang apa yang

siswa tidak pahami baik kepada

guru maupun teman satu

kelompoknya.

Indikator keberanian dalam

mengemukakan permasalahan ini

juga mengalami peningkatan, yang

semula pada siklus I indikator ini

belum mencapai target tetapi pada

siklus II ini mengalami peningkatan

yang tajam. Siswa dalam berdiskusi

sudah tidak malu lagi dalam

mengemukakan pendapatnya

ataupun permasalahannya baik

didalam kelompok dan dimuka

umum saat ditunjuk guru untuk

menjawab pertanyaan dari soal

diskusi yang sedang dibahas. Siswa

juga telah menguasai materi diskusi,

hal ini terlihat siswa mampu

menjawab pertanyaan guru saat

diberikan pertanyaan kembali secara

spontan yang masih berkaitan

dengan materi diskusi yang sedang

dibahas.

Indikator berpartisipasi

(ikut serta) dalam kegiatan persiapan,

proses dan kelanjutan belajar ini juga

mengalami peningkatan Siswa dalam

mengikuti langkah-langkah metode

NHT disertai media audio visual

sudah sepenuhnya benar. Siswa

dalam menjawab pertanyaan

sebelumnya mengacungkan jari

terlebih dahulu kemudian pada saat

tahap menyimpulkan jawaban yang

benar pada soal diskusi perhatian

siswa tertuju kedepan dan siswa

tidak malu lagi dalam menjawab di

muka umum. Pada proses tanya

jawab yang berulang-ulang ini, siswa

terlihat sangat tertib dalam mengikuti

tahap-tahapnya dan suasana diskusi

menjadi lebih hidup.

Indikator usaha dan

kreativitas siswa dalam pembelajaran

ini mangalami peningkatan dan telah

mencapai target. Siswa terlihat

Page 12: Journal pendidikan tentang penerapan pembelajaran

membuka materi yang sudah untuk

mencari jawaban yang tepat dan

menanyakan hal-hal yang tidak

dimengerti terhadap teman satu

kelompok dan gurunya. Kreativitas

siswa terlihat pada saat memberikan

jawaban yang berbeda dengan teman

satu kelompoknya dalam

memberikan jawaban di LKS

ataupun pada saat tanya jawab.

Indikator kemandirian siswa ini

mengalami peningkatan. Siswa

berusaha untuk menyelesaikan soal

diskusi tepat pada waktunya. Siswa

terpupuk kemandirianya karena

dalam metode ini menuntuk siswa

untuk menguasai materi diskusi

untuk persiapan masing-masing

siswa sewaktu-waktu ditunjuk

gurunya.

Pada siklus II, persentase

capaian indikator secara umum

sudah mengalami peningkatan jika

dibandingkan dengan siklus I,

masing-masing indikator partisipasi

siswa sudah mecapai target yang

ditentukan. Keberhasilan capaian

indikator tersebut disebabkan pada

pelaksanaan tindakan II sudah

berdasarkan refleksi tindakan dari

siklus I yang dalam hal ini

difokuskan pada indikator

keberanian mengemukakan

permasalahannya dan indikator usaha

dan kreativitas siswa dalam

pembelajaran. Pada siklus I maupun

siklus II masing-masing

dilaksanakan sebanyak dua kali

pertemuan untuk setiap siklusnya

dengan tujuan agar suasaan

pembelajaran tidak berubah.

Persentase kehadiran siswa sebesar

100%, dengan kata lain semua siswa

dalam setiap pertemuan dan tidak

ada satu pun siswa yang absen.

1) Perbandingan Pra Siklus,

Siklus I dan Siklus II

Perbandingan partisipasi

siswa dalam pembelajaran biologi

pada setiap indikator antara Pra

siklus, siklus I dan siklus II dapat

disajikan dalam bentuk grafik pada

Gambar 7.

Page 13: Journal pendidikan tentang penerapan pembelajaran

Gambar 7. Perbandingan Persentase

Masing-Masing Indikator

Pada Observasi

Partisipasi Siswa Dalam

Pembelajaran Biologi

Antara Pra siklus, Siklus I

Dan Siklus II.

Grafik pada gambar 7

menunjukkan bahwa hasil observasi

partisipasi belajar siswa yang

dilakukan selama proses

pembelajaran pada pra siklus, siklus

I, dan siklus II mengalami

peningkatan. Rata-rata persentase

observasi partisipasi belajar siswa

pra siklus sebesar 15%, siklus I

sebesar 76,79%, dan siklus II sebesar

83,93%. Peningkatan persentase

observasi partisipasi belajar siswa

tersebut menunjukkan bahwa

semakin banyak siswa yang

memenuhi indikator-indikator

partisipasi belajar. Hal ini

ditunjukkan dengan siswa fokus

terhadap materi pelajaran, siswa

tidak melamun saat pelajaran

berlangsung, siswa selalu siap saat

ditunjuk guru untuk menjawab atau

melakukan perintah, keberanian

mengemukakan permasalahannya,

berpartisipasi dalam kegiatan belajar,

usaha dan kreativitas siswa dalam

pembelajaran dan kemandirian

belajar siswa. Adapun hasil angket

untuk perbandingan partisipasi siswa

dalam pembelajaran biologi untuk

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

adalah sebagai berikut:

Gambar 8. Perbandingan Persentase

Setiap Indikator Angket

Partisipasi Siswa Dalam

Pembelajaran Biologi Pra

Siklus, Siklus I Dan

Siklus II.

Keterangan :

1. Siswa fokus terhadap materi pelajaran

2. Siswa tidak melamun saat pelajaran berlangsung

3. Siswa selalu siap saat ditunjuk Guru untuk

menjawab atau melakukan perintah.

4. Keberanian mengemukakan permasalahannya

5. Berpartisipasi dalam kegiatan belajar 6. Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran

7. Kemandirian belajar siswa

Keterangan :

1. Siswa fokus terhadap materi pelajaran

2. Siswa tidak melamun saat pelajaran berlangsung

3. Siswa selalu siap saat ditunjuk Guru untuk

menjawab atau melakukan perintah.

4. Keberanian mengemukakan permasalahannya

5. Berpartisipasi (ikut serta) dalam awal, proses

dan kelanjutan kegiatan belajar

6. Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran

7. Kemandirian belajar siswa

Page 14: Journal pendidikan tentang penerapan pembelajaran

Grafik pada gambar 8

menunjukkan bahwa persentase

capaian untuk setiap indikator angket

partisipasi siswa dalam pembelajaran

biologi pada para siklus, siklus I dan

siklus II menunjukkan adanya

peningkatan. Rata-rata persentase

angket partisipasi belajar siswa pra

siklus sebesar 19,64%, siklus I

sebesar 71,69% dan siklus II sebesar

80.61%. Peningkatan persentase

angket partisipasi belajar siswa

tersebut menunjukkan bahwa

semakin banyak siswa yang

memenuhi indikator-indikator

partisipasi belajar. Hal ini

ditunjukkan dengan siswa fokus

terhadap materi pelajaran, siswa

tidak melamun saat pelajaran

berlangsung, siswa selalu siap saat

ditunjuk guru untuk menjawab atau

melakukan perintah, keberanian

mengemukakan permasalahannya,

berpartisipasi dalam kegiatan belajar,

usaha dan kreativitas siswa dalam

pembelajaran dan kemandirian

belajar siswa.

D. SIMPULAN

Dari hasil penelitian

tindakan kelas melalui penerapan

metode pembelajaran Numbered

Heads Together (NHT) disertai

media audio visual pada siklus I dan

siklus II dapat ditarik kesimpulan

bahwa: Penerapan metode Numbered

Heads Together (NHT) disertai

media audio visual dapat

meningkatkan partisipasi siswa

dalam pembelajaran biologi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dimyati & Mujiono. 2006. Belajar

dan Pembelajaran. Jakarta:

Rinaka Cipta.

Haynes, N.M. 2010. ”Cooperative

Learning: A Case For

American And African

Students”. Journal of School

Psychology. 21(4): 557-585.

Hobri. 2006. “Penerapan

Pendekatan Cooperative

Learning Model Group

Investigation Untuk

Meningkatkan Pemahaman

Siswa Kelas III SLTPN 8

Jember Tentang Volume

Tabung”. Jurnal Pendidikan

dasar. 2(7): 74-83.

Page 15: Journal pendidikan tentang penerapan pembelajaran

Kasbulah, K. 2001. Penelitian

Tindakan Kelas. Malang :

Universitas Negeri Malang

Press.

Karen M Daniel. 2010. ”Cooperative

Learning Structures For

English Foreign Language

Classroom”. Journal of

tourism studies. 4(143) : 143-

149.

Lie, Anita. 2007. Cooperative

Learning. Jakarta : Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Miles dan Huberman. 2002. Analisis

Data Kualitatif : Buku

Sumber Tentang Metode-

metode Baru. Jakarta :

Universitas Jakarta Press.

Moleong, L. 1997. Metodologi

Penelitian Kualitatif.

Bandung: CV Remadja

Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2000. Kurikulum

Berbasis Kompetensi.

Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Munadi, Y. 2008. Media

Pembelajaran. Jakarta:

Gaung Persada Press.

Nur, Muhammad. 2005.

Pembelajaran Kooperatif.

Jawa Timur: Depniknas.

Sharan. 2011. "Cooperative

Learning in Small Groups:

Recent Methods and Effects

on Achievement, Attitudes,

and Ethnic Relations".

Journal of Educational

Research.1 (15) : 241-271.

Slavin, E. Robert. 2008. Cooperative

leaning.Bandung : Nusa

Media.

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil

Proses Belajar Mengajar.

Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sudrajat, Akhmad. 2008. http: //

akhmadsudrajat. wordpress.

Com / 2008 / 01 / 12 / media-

pembelajaran. diakses pada

tanggal 20 Oktober 2010.

Suparno, S. 2001. Membangun

Kompetensi Belajar.Jakarta:

Rineka Cipta.

Suprijono, Agus. 2008. Cooperative

Learning. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar

Mengajar di Sekolah. Jakarta:

Rineka Cipta

Page 16: Journal pendidikan tentang penerapan pembelajaran

Sutjiono. 2005. “ Pendayagunaan

Media Pembelajaran”.

Jurnal Pendidikan Penabur.

4(4): 73-79.

Sutopo, H. B. 2002. Metodologi

Penelitian Kualitatif.

Surakarta: UNS Press

Yamin, M. 2007. Kiat

Membelajarkan Siswa.

Jakarta : Gaung Persada Press

Trianto. 2007. Model-model

Pembelajaran Inovatif

Beroreantasi

Konstruktivistik. Jakarta:

Prestasi Pustaka