job 1 analisa saringan agregat sdh ok
TRANSCRIPT
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAJURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Website :www.polsri.ac.id
JOB : I (PENGUJIAN AGREGAT)
JUDUL : ANALISA SARINGAN AGREGAT
1. REFERENSI
1. SNI-03-1968-1990-analisa saringan agregat halus dan kasar.
2.SK SNI T-15-1990-03:1-Pengertian agregat halus dan kasar
3.ASTM C-33- 82-Standard Specification For Concrete Aggregates
4.BS-812-Pengujian analisa ayak untuk mengetahui gradasi
2. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pengujian analisa saringan agregat halus ini yaitu
diharapkan mahasiswa dapat menghitung perbandingan agregat halus dan kasar
menjadi agregat gabungan yang mempunyai gradasi yang diinginkan.
3. Tujuan Khusus
Setelah akhir pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. Mahasiswa dapat menentukan gradasi agregat halus dan agregat kasar dengan
menggunakan hasil analisa saringan/ayakan.
b. Mahasiswa dapat menggunakan peralatan yang diperlukan dalam pengujian.
c. Mahasiswa mampu menggambarkan data hasil pemeriksaan ke dalam grafik
gradasi
4. Teori Dasar
Agregat adalah material yang dominan dalam konstruksi kongkrit. Hampir
70% - 80 % lebih berat konstruksi kongkrit adalah agregat. Agregat terdiri atas
agregat kasar (kerikil/batu baur) dan agregat halus (pasir), dan jika diperlukan
menggunakan bahan pengisi atau filler. Pasir untuk ukuran nominal agregat
yang kurang dari 5mm dan batu kerikil adalah agregat yang mempunyai ukuran
nominal yang lebih dari 5mm. Klasifikasi agregat menjadi kasar, halus dan filler
1
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAJURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Website :www.polsri.ac.id
adalah berdasarkan ukurannya yang ditentukan menggunakan saringan. Mutu
agregat mempengaruhi kekuatan dan ketahanlasakan konkrit.
Agregat diklasifikasikan menjadi 3 bagian berdasarkna ukuran partikelnya
yaitu:
1. Agregat kasar, yaitu agregat dengan ukuran > 4.75 mm menurut ASTM atau
>2 mm menurut AASHTO.
2. Agregat halus, yaitu agregat dengan ukuran <4.75 mm menurut ASTM atau <
2 mm menurut AASHTO.
3. Abu batu / mineral filler, yaitu agregat halus yang umumnya lolos saringan
no. 200.
Gradasi dapat dikatakan sebagai distribusi partikel-partikel berdasarkan
ukuran agregat yang diperoleh dari hasil analisa saringan untuk menentukan
persentase berat butir agregat yang lolos satu set saringan kemudian angka-
angka tersebut digambarkan pada gafik pembagian butir untuk menentukan
ukuran kehalusan atau kekasaran agregat sebagai distribusi agregat pada
rancangan agregat lapis aspal beton dengan menggunakan satu set saringan,
dengan meletakan saringan berukuran besar pada bagian atas ayakan, satu set
saringan dimulai dari pan dan diakhiri dengan tutup. Jika gradasi agregat telah
sesuai dengan spesifikasi maka kualitas aspal yang dihasilkan akan baik, karena
gradasi agregat ini berpengaruh pada kuat tekan aspal tersebut.
o Modulus halus untuk agregat halus = 1,5 – 3,8
o Modulus halus untuk agregat kasar = 5 - 8.
2
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAJURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Website :www.polsri.ac.id
Spesifikasi agregat untuk lapis Aspal Beton (LASTON) :
Berdasarkan SNI 03-1737-1989.No. Campuran I II III IV V VI VII . VIII XI X XI
Gradasi/Tekstur Kasar Kasar Rapat Rapat Rapat Rapat Rapat Rapat Rapat Rapat Rapat
Tebal Padat (mm) 20-40 25-50 20-40 25-50 40-65 50-75 40-50 20-40 40-65 40-65 40-50
Ukuran Saingan% berat yang lolos saringan
11/2 - „ „ .. 100 „ „ „38,1mm
1" 25,4 - - - - • 100 " 90-100 - - 100 !• 100 -1/4" 19,1 - 100 - 100 80-100 82-100 100 - 85-100 85-100 100
1/2" 100 75-100 100 80-100 - 72-90 80-100 100 - - -
3/8" 9,52 75-100 60-85 80-100 70-90 60-80 - - - 65-85 56-78 74-92MmNo.4 4,76 35-55 35-55 55-75 50-70 48-65 52-70 54-72 62-80 45-65 38-60 48-70
No.8 2,38 20-35 20-35 35-50 35-50 35-50 40-56 42-58 44-60 34-54 27-47 33-53
No.30 0,59 10-22 10-22 18-29 18-29 19-30 24-36 26-38 28-40 20-35 13-28 15-30
No. 50 0,279 6-16 6-16 13-23 13-23 13-23 16-26 18-28 20-30 16-26 9-20 10-20MmNo.100 4-12 1-12 8-16 8-16 7-15 10-18 12-20 12-20 10-18 - -
No. 200 0.74 2-8 2-8 4-10 4-10 '" 1-8 6-12 6-12 6-12 5-10 4-8 4-9Mm
5. Peralatan dan Bahan
Adapun peralatan yang diiperlukan saat pengujian analisa agregat halus ini
antara lain:
5.1 Peralatan
a. Cawan
Cawan adalah wadah atau tempat untuk meletakkan benda uji split.
Gambar 5.1.1 Cawan
b. Density Spoon
3
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAJURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Website :www.polsri.ac.id
Density Spoon adalah alat seperti sendok yang berguna untuk
mempermudah pengambilan bahan uji (batu pecah, split).
Gambar 5.1.2 Density Spoon
c. Timbangan
Timbangan merupakan alat ukur untuk memperoleh data berapa berat
dari benda uji (batu pecah, split) yang akan dibutuhkan untuk pengujian.
Gambar 5.1.3 Timbangan
d. Saringan (Ayakan)
Saringan (ayakan) merupakan alat penyaring agregat yang biasanya
disusun berdasarkan nomor ayakan. Susunan nomor ayakan ini dimulai
dari yang besar sampai yang kecil. Dimulai dari nomor ayakan 9.5 mm,
4.75 mm, 2.36 mm, 1.18 mm, 0.15 mm, 0.075 mm hingga ke pan.
Gambar 5.1.4 Saringan (ayakan)
e. Kuas
4
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAJURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Website :www.polsri.ac.id
Kuas merupakan alat yang dibuat dari bulu pada bagian atasnya dan
kawan tembaga sebagai pegangan. Kuas berguna untuk membersihkan
dan merapikan sisa-sisa agregat yang ada pada cawan atau saringan.
Gambar 5.1.5 Kuas
f. Mesin Penggetar
Mesin penggetr ini merupakan mesin yang berfungsi untuk
menggetarkan agregat dan akan mempermudah pengayakan pada
agregat. Jadi agregat yang dimasukkan pada ayakan ini kemudian
diletakkan pada mesin penggetar.
Gambar 5.1.6 Mesin Penggetar
5.2 Bahan
5
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAJURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Website :www.polsri.ac.id
Gambar 5.2.1 Pasir Gambar 5.2.2 Batu Pecah
o Agregat kasar (koral) = 2000 gr
o Agregat sedang = 1500 gr
o Agregat halus = 500 gr
6. Prosedur Pelaksanaan
1. Timbang berat cawan kosong yang akan digunakan.
2. Siapkan Agregat yang akan dilakukan pengujian.
o Agregat Kasar
o Agegat Sedang
o Agregat Halus
3. Timbang agregat kasar dan agregat halus sesuai dengan yang dibutuhkan.
o Agregat Kasar → 2000 gram
Gambar 6.1.1 Timbang Agregat Kasar
6
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAJURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Website :www.polsri.ac.id
o Agregat Sedang → 1500 gram
Gambar 6.1.2 Timbang Agregat Sedang
o Agregat Halus → 500 gram
Gambar 6.1.2 Timbang Agregat Halus
4. Timbang setiap ayakan yang akan dipakai
5. Ayak benda uji tersebut dengan menggunakan susunan ayakan sebagai
berikut
Untuk agregat kasar dan Sedang :
25,4 mm, 19.1 mm, 12.7 mm, 9,52 mm, 6,35 mm, 4,76 mm, 2,38 mm, 1,19
mm, 0,59 mm, 0,279 mm, 0,149 mm,0,074 mm, pan.
Untuk agregat halus :
4,76 mm, 2,38 mm, 1,19 mm, 0,59 mm, 0,279 mm, 0,149 mm,0,074 mm,
pan.
6. Letakan Saringan pada mesin penggetar dan diguncang selama ± 10 menit
atau diayak menggunakan tangan.
7
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAJURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Website :www.polsri.ac.id
Gambar 6.1.4 Agregat Diayak
7. Setelah digetar selama ± 10 menit kemudian timbang berat agregat yang
tertahan di atas masing – masing lubang ayakan.
8. Hitung persentase berat benda yang tertahan di atas masing – masing lubang
ayakan terhadap berat total.
9. Lakukan terus sampai semua agregat diuji.
7. Data-data Hasil Pembagian dan Perhitungan
Analisa Saringan Agregat
Tabel Perhitungan Agregat Kasar
No.Saringan(mm)
Agregat Tertahan % Kumulatif AgregatGram % Tertahan Lolos
38,1 0 0 0 10025,4 0 0 0 10019,1 8,1 0,405 0,405 99,5959,52 1989,4 99,47 99,875 0,1254,76 0 0 99,875 0,1252,38 0 0 99,875 0,1250,59 0 0 99,875 0,1250,279 0 0 99,875 0,1250,149 0 0 99,875 0,1250,074 0,6 0,03 99,905 0,095Pan 1,9 0,095 100 0
Jumlah 2000 1000
8
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAJURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Website :www.polsri.ac.id
MHB (aggregat kasar) =
totalkumulatifagregattertahan100
= 699,56
100=6,99
Tabel Perhitungan Agregat Sedang
No.Saringan(mm)
Agregat Tertahan % Kumulatif AgregatGram % Tertahan Lolos
38,1 0 0 0 10025,4 0 0 0 10019,1 0 0 0 1009,52 13,6 0,91 0,91 99,094,76 1347,5 89,83 90,74 9,262,38 124,5 8,30 99,04 0,960,59 3,6 0,24 99,28 0,720,279 0,1 0 99,28 0,270,149 0,4 0,03 99,31 0,690,074 1,4 0,09 99,4 0,6Pan 8,9 0,60 100 0
Jumlah 1500 100
MHB (aggregat halus1) =
totalkumulatifagregattertahan100
= 587,96
100=5,87
Tabel Perhitungan Agragat Halus
No.Saringan(mm)
Agregat Tertahan % Kumulatif Agregat
Gram % Tertahan Lolos9,52 0 0 0 1004,76 10,8 1,08 1,08 98,922,38 109,5 10,95 12,03 87,970,59 657,9 65,79 77,82 22,180,279 181,2 18,12 95,94 4,060,149 31,2 3,12 99,06 0,940,074 8 0,8 99,86 0,14pan 1,4 0,14 100 0
Jumlah 500 100
9
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAJURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Website :www.polsri.ac.id
MHB (aggregat halus) =
totalkumulatifagregattertahan100
= 385,79
100=3,85
Dari grafik pencampuran agregat dengan cara diagonal,didapatkan:
Agregat kasar = 20 %
Agregat halus 1 = 27 %
Agregat halus 2 = 53 %
Maka, didapatkan tabel komposisi campuran agregat :
TABEL KOMPOSISI AGREGAT
Ukuran
Saringan
(mm)
Agregat Kasar
20%
Agregat Sedang
27%
Agregat Halus
53%
Comb.
Gradation
Spesifikas
% Pass % Batch % Pass % Batch % Pass % Batch
38,1 100 20 100 27 100 53 100 100
25,4 100 20 100 27 100 53 100 100
19,1 99,595 19,919 100 27 100 53 99,91 100
9,52 0,125 0,025 99,09 26,75 100 53 79,77 70-90
4,76 0,125 0,025 9,26 2,502 98,92 52,43 54,96 50-70
2,36 0,125 0,025 0,96 0,259 87,97 46,62 46,90 35-50
0,59 0,125 0,025 0,72 0,194 22,18 11,76 11,98 18-29
0,279 0,125 0,025 0,72 0,194 4,06 2,15 2,37 13-23
0,149 0,125 0,025 0,69 0,186 0,94 0,50 0,71 8-16
0,074 0,095 0,019 0,6 0,162 0,14 0,07 0,25 4-10
8. Pembahasan
Pada pengujian ini kita dapat mengetahui nilai MHB dari masing-masing
agregat. MHB agregat kasar, MHB agregat sedang, dan MHB agregat halus
10
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAJURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Website :www.polsri.ac.id
telah memenuhi syarat MHB agregat kasar 5-8 dan agregat halus 1,50-3.8.
Pengujian ini juga dapat mengetahui persen kumulatif lolos dari masing-masing
agregat tersebut. Persen kumulatif lolos agregat digunakan untuk melakukan
didapat untuk perhitungan serta kombinasi gradasi agregat menggunakan grafik
gradasi diagonal yang hasilnya digunakan untuk pencampuran aspal dengan alat
Marshall. Pada perhitungan ini terdapat nilai-nilai yang berada diluar batasan
kombinasi pada nomor Saringan 8,30,100,dan 200 sehingga dilakukan pengisian
bagian tersebut dengan bahan isi berupa filler yang didapat dari penjumlahan
persentase lolos agregat pada saringan nomor 200 yaitu sejumlah 0,4%. Hasil ini
kemudian menjadi pengurangan dari nilai tengah pada batasan gradasi (2-8)
dengan nilai tengah 5% maka didapat filler sejumlah 4,76% atau sejumlah 57,12
gr dari total agregat yang digunakan, sehingga penggunaan persentase agregat
berdasarkan selisih jumlah total dikurang jumlah filler yang digunakan
=1142,82 gr, bahan-bahan ini akan digunakan sebagai sample benda uji
Marshall.
9. Kesimpulan
Jumlah aggregat yang digunakan untuk pembuatan sample Uji Marshall
sebagai berikut:
Agregat kasar = 20%20 %
105 %× 100 % = 19,05 × 1200gr = 228,6 gr
Agregat sedang = 27%27 %
105 %× 100 % = 25,71 × 1200gr = 308,52 gr
Agregat halus = 53%53 %
105 %× 100 % = 50,48 × 1200gr = 605,7 gr
Filler = 5 %5 %
105 %× 100 % = 4,76 × 1200gr = 57,12 gr
11