jilbab punuk unta

22
Hukum Mewarnai Rambut dan ukuran rambut muslimah Ada satu riwayat yang menerangkan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak memperkenankan menyemir rambut dan merombaknya. Hal tersebut karena anggapan bahwa berhias dan mempercantik diri itu dapat menghilangkan arti beribadah dan beragama, seperti yang dikerjakan oleh para rahib dan ahli- ahli Zuhud yang berlebih-lebihan itu. Namun Rasulullah SAW melarang umatnya bertaqlid pada suatu kaum dan mengikuti jejak mereka, agar selamanya kepribadian umat Islam itu berbeda, lahir dan batin. Untuk itulah maka dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah s.a.w. mengatakan ن ع و ي ب رة ي ر ه: ّ ن ولُ س رِ ه لل ، ال ق: ّ ن& ود ُ ه لي ارى ص ّ . ن ل و لا ونُ . غ بْ ص ي، ْ مُ ه وُ . فِ ل ا . خ . ف ق. ف ب مِ ه ْ ي ل عDari Abi Hurairah ra berkta bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya orang-orang Yahudi tidak mau menyemir rambut, karena itu berbedalah kamu dengan mereka". (HR Bukhari dan Muslim) Perintah ini oleh para ulama bukan berarti kewajiban melainkan mengandung hukum kesunnahan. Maka sebagaian shahabat ada yang mengerjakannya sahabat, misalnya Abubakar dan Umar radhiyallahu anhum. Sedang shahabat yang lain tidak melakukannya, seperti Ali bin Abi Thalib, Ubai bin Kaab dan Anas bin Malik radhiyallahu 'anhum. Tetapi warna apakah semir yang dibolehkan itu? Dengan warna hitam dan yang lainkah atau harus menjauhi warna hitam? Namun yang jelas, bagi orang yang sudah tua, ubannya sudah merata baik di kepalanya ataupun jenggotnya, tidak layak menyemir dengan warna hitam. Oleh karena itu tatkala Abubakar membawa ayahnya Abu Quhafah ke hadapan Nabi pada hari penaklukan Makkah, sedang Nabi melihat rambutnya bagaikan pohon tsaghamah yang serba putih buahnya maupun bunganya. Untuk itu, maka bersabdalah Nabi ن عر ي ا ج ال قُ ولُ س رِ ه لل : وُ ر ِ ّ ي . غ . ذ ه و ُ بِ J ن تْ ج و د و ّ س ل ة رو م ل س مDari Jabir bin Abdullah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Ubahlah ini (uban) tetapi jauhilah warna hitam." (HR Muslim) Adapun orang yang tidak seumur dengan Abu Quhafah (yakni belum begitu tua), tidaklah berdosa apabila menyemir rambutnya itu dengan warna hitam. Dalam hal ini az-ZuHR pernah berkata: `Kami menyemir rambut dengan warna hitam apabila wajah masih nampak muda, tetapi kalau wajah sudah mengerut dan gigi pun telah goyah, kami tinggalkan warna hitam tersebut.` Termasuk yang membolehkan menyemir dengan warna hitam ini ialah segolongan dari ulama salaf termasuk para sahabat, seperti: Saad bin Abu Waqqash, Uqbah bin Amir, Hasan, Husen, Jarir dan lain-lain radhiyallahu anhum ajma'in. Sedang dari kalangan para ulama ada yang berpendapat tidak boleh warna hitam kecuali dalam keadaan perang supaya dapat menakutkan musuh, kalau mereka melihat tentara-tentara Islam semuanya masih nampak muda. Dan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dzar mengatakan:

Upload: dedipradana

Post on 12-Aug-2015

143 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: jilbab Punuk Unta

Hukum Mewarnai Rambut dan ukuran rambut muslimah

Ada satu riwayat yang menerangkan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak memperkenankan menyemir rambut dan merombaknya. Hal tersebut karena anggapan bahwa berhias dan mempercantik diri itu dapat menghilangkan arti beribadah dan beragama, seperti yang dikerjakan oleh para rahib dan ahli-ahli Zuhud yang berlebih-lebihan itu.

Namun Rasulullah SAW melarang umatnya bertaqlid pada suatu kaum dan mengikuti jejak mereka, agar selamanya kepribadian umat Islam itu berbeda, lahir dan batin. Untuk itulah maka dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah s.a.w. mengatakan 

+بي وعن +ه6ود+ إن2: ق+ال+ ، الله9 رس6ول+ أن2: هريرة أ 2ص+ارى الي + و+الن +صKبغ6ون+ ال 9ف6وه6مK ، ي ال Kه9 متفق ف+خ+ +ي ع+ل

Dari Abi Hurairah ra berkta bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya orang-orang Yahudi tidak mau menyemir rambut, karena itu berbedalah kamu dengan mereka". (HR Bukhari dan Muslim)

Perintah ini oleh para ulama bukan berarti kewajiban melainkan mengandung hukum kesunnahan. Maka sebagaian shahabat ada yang mengerjakannya sahabat, misalnya Abubakar dan Umar radhiyallahu anhum. Sedang shahabat yang lain tidak melakukannya, seperti Ali bin Abi Thalib, Ubai bin Kaab dan Anas bin Malik radhiyallahu 'anhum.

Tetapi warna apakah semir yang dibolehkan itu? Dengan warna hitam dan yang lainkah atau harus menjauhi warna hitam?

Namun yang jelas, bagi orang yang sudah tua, ubannya sudah merata baik di kepalanya ataupun jenggotnya, tidak layak menyemir dengan warna hitam. Oleh karena itu tatkala Abubakar membawa ayahnya Abu Quhafah ke hadapan Nabi pada hari penaklukan Makkah, sedang Nabi melihat rambutnya bagaikan pohon tsaghamah yang serba putih buahnya maupun bunganya. Untuk itu, maka bersabdalah Nabi

س6ول6 ق+ال+ جابر عن وا: الله9 ر+ bر6 6وا ه+ذ+ا غ+ي 9ب +ن ت Kو+اد+ و+اج مسلم رواه الس2

Dari Jabir bin Abdullah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Ubahlah ini (uban) tetapi jauhilah warna hitam." (HR Muslim)

Adapun orang yang tidak seumur dengan Abu Quhafah (yakni belum begitu tua), tidaklah berdosa apabila menyemir rambutnya itu dengan warna hitam. Dalam hal ini az-ZuHR pernah berkata: `Kami menyemir rambut dengan warna hitam apabila wajah masih nampak muda, tetapi kalau wajah sudah mengerut dan gigi pun telah goyah, kami tinggalkan warna hitam tersebut.`

Termasuk yang membolehkan menyemir dengan warna hitam ini ialah segolongan dari ulama salaf termasuk para sahabat, seperti: Saad bin Abu Waqqash, Uqbah bin Amir, Hasan, Husen, Jarir dan lain-lain radhiyallahu anhum ajma'in.

Sedang dari kalangan para ulama ada yang berpendapat tidak boleh warna hitam kecuali dalam keadaan perang supaya dapat menakutkan musuh, kalau mereka melihat tentara-tentara Islam semuanya masih nampak muda.

Dan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dzar mengatakan:

Sebaik-baik bahan yang dipakai untuk menyemir uban ialah pohon inai dan katam. (Riwayat Tarmizi dan Ashabussunan)

Inai berwarna merah, sedang katam sebuah pohon yang tumbuh di zaman Rasulullah SAW yang mengeluarkan zat berwarna hitam kemerah-merahan.

Anas bin Malik meriwayatkan, bahwa Abubakar menyemir rambutnya dengan inai dan katam, sedang Umar hanya dengan inai saja.

Sesungguhnya sebaik-baik alat yang kamu pergunakan untuk mengubah warna ubanmu adalah hinna` dan katam (HR at-Tirmidzi dan Ashabus Sunnan)

Page 2: jilbab Punuk Unta

Hinna' adalah pewarna rambut berwarna merah sedangkan katam adalah pohon Yaman yang mengeluarkan zat pewarna hitam kemerah-merahan.

Namun demikian, untuk tujuan tertentu dibolehkan untuk mengecat rambut putih dengan warna hitam, meski para ulama berbeda pendapat dalam rinciannya:

a. Ulama Hanabilah, Malikiyah dan Hanafiyah menyatakan bahwasanya mengecat dengan warna hitam dimakruhkan kecuali bagi orang yang akan pergi berperang karena ada ijma yang menyatakan kebolehannya.b. Abu Yusuf dari ulama Hanafiyah berpendapat bahwasanya mengecat rambut dengan warna hitam dibolehkan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW: `

Sesungguhnya sebaik-baiknya warna untuk mengecat rambut adalah warna hitam ini, karena akan lebih menarik untuk isteri-isteri kalian dan lebih berwibawa di hadapan musuh-musuh kalian` (Tuhfatul Ahwadzi 5/436)

c. Ulama Madzhab Syafi`i berpendapat bahwasanya mengecat rambut dengan warna hitam diharamkan kecuali bagi orang-orang yang akan berperang. Hal ini didasrkan kepada sabda Rasulullah SAW:

Akan ada pada akhir zaman orang-orang yang akan mengecat rambut mereka dengan warna hitam, mereka tidak akan mencium bau surga (HR Abu Daud, An-Nasa'i, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

Muslimah Potong Rambut Pendek

Syariah melarang seorang muslimah untuk bergaya dengan gaya penampilan pria, termasuk dalam bentuk potongan rambut. Sebab Rasulullah SAW telah bersabda:

Kن9 و+ع+نK 9ب 2اسp ا ض9ي+ ع+ب 2ه6 ر+ +لل Kه6م+ا ا +ع+ن+ ق+ال+ ع+ن س6ول6 ل 2ه9 ر+ +لل 9ين+ ا 2ث ن Kم6خ+ +ل ج+ال9 م9نK ا bلر+ ت9, ا جbال+ +ر+ Kم6ت اء9 م9نK و+ال bس+ +لن :و+ق+ال+, ا Kر9ج6وه6مKخ+ و+اه6 م9نK أ 6مKر+ 9ك 6وت 6ي 6خ+ار9ي| ب Kب +ل ا

Dari Ibnu Abbas ra berkata,"Rasululullah SAW melaknat pria yang bergaya muslimah dan muslimah yang bergaya lak-laki." Dan beliau berkata,"Keluarkanlah mereka dari rumah-rumah kalian." (HR Bukhari)

Jadi semua ulama sepakat tentang tidak bolehnya muslimah memotong rambut seperti potongan rambut pria. Sebagaimana mereka juga sepakat mengharamkan pria memotong rambut dengan potongan muslimah.

Namun ketika sampai kepada bentuk real dari potongan itu, ada wilayah yang kurang disepakati, sehingga masing-masing berijtihad. Contohnya adalah  membatasi harus sampai ke bagian akhir leher atau pundak. Mungkin nanti ada ulama lain yang berbeda dalam menetapkan batasan-batasan itu.

Namun yang jelas batasan pastinya adalah diharamkan muslimah untuk mencukur gundul rambutnya, meski di luarnya pakai jilbab. Juga diharamkan mencukur sebagian dan membiarkannya sebagian.

a. Haram Gundul

Syariah melarang seorang muslimah untuk mencukur gundul kepalanya, meski ketika keluar rumah memakai kerudung dan tidak ketahuan kebotakannya. Dan bila keluar rumah tanpa kerudung, tentu lebih haram lagi.Hadits itu adalah:

+ه+ى: ق+ال+ علي� وعن ل9ق+ أنK الله9 رس6ول6 ن Kح+ أة6 ت Kه+ا الم+ر أس+ النسائي رواه. ر+

Dari Ali bin Abi Thalib berkata bahwa Rasulullah SAW melarang muslimah untuk menggunduli (botak) kepalanya. (HR An-Nasai)

b. Mencukur Sebagian dan Memanjangkan Sebagian

Salah satu bentuk model potongan rambut yang diharamkan adalah mencukur habis sebagian kepala dan membiarkannya panjang pada sebagian yang lain.

ع9 عن الله9 رس6ول6 نه+ى: ق+ال+ ، عنهما الله رضي عمر ابن عن Kه9 متفق. الق+ز+ +ي ع+ل

Dari Ibnu Umar ra berkata bahwa Rasulullah SAW melarang potongan Qoza' (membotaki sebagian kepala dan membiarkannya sebagian) (HR Bukhari Muslim)

Page 3: jilbab Punuk Unta

+ى: ق+ال+ ، وعنه � الله9 رس6ول6 رأ �ا 9ي ل9ق+ ق+دK ص+ب +عKض6 ح6 عKر9 ب ه9 ش+ أس9 6ر9ك+ ر+ +عKض6ه6 و+ت +ه+اه6مK ، ب 9ك+ ع+نK ف+ن 9ق6وه6: وقال ، ذ+ل ل K2ه6 اح 6ل ك و9 ،

+ 6وه6 أ ك Kر6 2ه6 ات 6ل 6و رواه ك +ب ومسلم البخاري شرط ع+ل+ى صحيح بإسناد داود أ

Dari Ibnu Umar ra berkata bahwa Rasulullah SAW melihat anak anak digunduli sebagian kepalanya dan dibiarkan sebagiannya lagi. Maka beliau bersabda,"Gunduli seluruhnya atau tidak sama sekali (HR Bukhari Muslim).Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc(muslimahberjilbab.blogspot.com)

Tags:

Hukum Mewarnai Rambut

Hukum Mewarnai Rambut Dan Ukuran Rambut Muslimah

Muslimah

Ukuran Rambut Muslimah

Contoh contoh kerudung Cepol dan hadist yang mengharamkanya 

setiap wanita pastilah ingin terlihat cantik di depan org banyak, terutama kepada

kaum pria, namun Akhir akhir ini ada fenomena pemakaian hijab/kerudung oleh

Page 4: jilbab Punuk Unta

wanita di Indonesia yaitu dengan membuat gelungan tinggi seperti punuk unta

diatas kepala lalu menutupnya denganhijab/kerudung. Sehingga nampak gelungan

rambut yang menonjol dan sebagian orang berpendapat membuat wanita yang

berjilbab lebih anggun. Sanggul itu menyerupai gelungan yang sangat tinggi yang

memperlihatkan bahwa si pemakai kerudung memiliki rambut yang panjang.

Sebenarnya pemakaian jilbab sanggul seperti ini diperbolehkan atau tidak dalam

syariat islam? Ada sebagaian yang menganggap haram dan ada yang menganggap

tidak apa-apa. Kenapa haram karena model seperti itu memperlihatkan aurat

wanita. Dengan jilbab yang tinggi mengindikasikan bahwa rambut wanita itu

panjang. Dengan demikian aurat dari rambut wanita akan mudah diketahui.

Page 5: jilbab Punuk Unta

Hadist Tentang Haramnya Wanita Menggunakan Cepol Atau 

Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam dalam sabdanya :

"Akan ada di akhir umatku kaum lelaki yang menunggang pelana seperti layaknya

kaum lelaki, mereka turun di depan pintu-pintu masjid, wanita-wanita mereka

berpakaian (tetapi) tel4njan9, di atas kepala mereka (terdapat sesuatu) seperti

punuk onta yang lemah gemulai. Laknatlah mereka!, sesungguhnya mereka adalah

wanita-wanita terlaknat." (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (2/233)).

Dalam hadits tadi Rosulullah Sholallahu 'alaihi wassalam memerintahkan setiap

muslim, agar melaknat tipe wanita seperti yang telah disebutkan. Yaitu mereka

yang mengenakan pakain di tubuh mereka, tapi tidak sampai menutup auratnya,

sehingga seakan-akan mereka tel4njan9.

dan Nabi Sholallahu 'alaihi wassalam bersabda :

"Dua kelompok termasuk penghuni Neraka, aku (sendiri) belum pernah melihat

mereka, yaitu orang-orang yang membawa cemeti seperti ekor sapi, dengannya

mereka mencambuki manusia dan para wanita yang berpakaian (tetapi) tel4njan9,

bergoyang-goyang dan berlenggak-lenggok, kepala mereka (ada sesuatu) seperti

punuk onta yang bergoyang-goyang. Mereka tentu tidak akan masuk Surga, bahkan

tidak akan mendapatkan baunya. Dan sesungguhnya bau Surga itu tercium dari

perjalanan sekian dan sekian. (Hadits riwayat Muslim, hadits nomor : 2128)

Keterangan

Kebenaran sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini dapat kita lihat dari

realitas masyarakat hari ini. Ada golongan yang seenaknya memukul orang lain

dengan cambuk tanpa ditanya, bertindak dengan hukum rimba.

Banyak perempuan yang berpakaian tetapi tel4njan9. Maksudnya, kalau dikatakan

berpakaian pun bisa, karena masih ada secarik kain di atas badan, dan kalau kita

Page 6: jilbab Punuk Unta

katakan bertelanjang pun bisa juga, karena walaupun berpakaian tetapi hanya

dengan secarik kain saja. maka samalah dengan bertelanjang. Ataupun dia

berpakaian dengan pakaian yang sangat tipis sehingga memperlihatkan warna kulit

dan menampakkan bentuk aurat. Kemudian berjalan sambil mengayun-ayunkan

badan dengan sanggul yang besar, seperti bonggol unta.

Kedua-dua golongan ini tidak akan masuk surga dan tidak akan dapat mencium bau

harumnya, walaupun semerbak harumnya telah tercium darijarak perjalanan

selama 500 tahun sebelum sampai kepadanya.

Dan untuk wanita yg mengikat rambutnya menyerupai cepol, hukumnya sama,

kecuali ikatannya tidak diatas, melainkan dibawah..karna kalau diatas itu serupa

dengan punuk unta (seperti penjelasan hadits diatas)..Wallahu a'lam

http://aini79.blogspot.com/2011/04/hadis...eraka.html

Home » wanita » jilbab Punuk Unta, Wanita Yang Tak Mencium Bau Surga

jilbab Punuk Unta, Wanita Yang Tak Mencium Bau Surga07 OKTOBER, 2012

Page 7: jilbab Punuk Unta

jilbab seperti punuk unta

Istilah “jilbab gaul”, “jilbab modis” atau “jilbab keren”…tentu tidak asing di telinga kita, karena nama-nama ini sangat populer dan ngetrend di kalangan para wanita muslimah. Bahkan kebanyakan dari mereka merasa bangga dengan mengenakan jilbab model ini dan beranggapan ini lebih sesuai dengan situasi dan kondisi di jaman sekarang.

 Ironisnya lagi, sebagian dari mereka justru menganggap jilbab yang sesuai dengan syariat   adalah kuno, kaku dan tidak sesuai dengan tuntutan jaman. Inilah yang terjadi jika berpakaian ala barat yang transparan dan sangat memamerkan aurat telah menjadi budaya kaum muslimin. Inilah yang terjadi jika wanita-wanita kita jauh dari pemahaman agama yang benar

Ketahuilah...

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ي)اط%  م, س* ع)ه. و,م% م) ا ق) م) ه. ر)ان* م*ن, أ)ه,ل* الن:ار* ل)م, أ) ن,ف) ص*

ا الن:اس) ر*ب.ون) ب*ه) ر* ي)ض, ي)ات% ك)أ)ذ,ن)اب* ال,ب)ق) اء% ك)اس* ن*س) و)ت* ة* ال,ب.خ, ن*م) س,

ن: ك)أ) ه. ء.وس. ائ*ال)ت% ر. م*يال)ت% م) ع)ار*ي)ات% م.ائ*ل)ة* ا ال,م) ه) إ*ن: ر*يح) ا و) ه) د,ن) ر*يح) ن:ة) و)ال) ي)ج* ل,ن) ال,ج) ال) ي)د,خ.

ك)ذ)ا ة* ك)ذ)ا و) ير) د. م*ن, م)س*  ل)ي.وج)

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)

Lihatlah gambar punuk unta yang dilingkari berikut..! dan bandingkan dengan gambar-gambar  para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring setelahnya...!

Page 10: jilbab Punuk Unta

tangan juga aurat mbak...!

transparant, berpakaian tapi telanjang

Kerusakan seperti ini tidak muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamkarena sucinya zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau wafat. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini. (Lihat Syarh Muslim, 9/240 dan Faidul Qodir, 4/275).Wahai Rabbku. Dan zaman ini lebih nyata lagi terjadi dan kerusakannya lebih parah.

Saudariku, pahamilah makna ‘kasiyatun ‘ariyatun’

An Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan bahwa ada beberapa makna kasiyatun ‘ariyatun.

Page 11: jilbab Punuk Unta

1. Wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya. 2. Wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah. 3. Wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang. 4. Wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)Pengertian yang disampaikan An Nawawi di atas, ada yang bermakna konkrit dan ada yang bermakna maknawi (abstrak). Begitu pula dijelaskan oleh ulama lainnya sebagai berikut.

Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah Muslimah, 125-126)

Al Munawi dalam Faidul Qodir mengatakan mengenai makna kasiyatun ‘ariyatun, “Senyatanya memang wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya dia telanjang. Karena wanita tersebut mengenakan pakaian yang tipis sehingga dapat menampakkan kulitnya. Makna lainnya adalah dia menampakkan perhiasannya, namun tidak mau mengenakan pakaian takwa. Makna lainnya adalah dia mendapatkan nikmat, namun enggan untuk bersyukur pada Allah. Makna lainnya lagi adalah dia berpakaian, namun kosong dari amalan kebaikan. Makna lainnya lagi adalah dia menutup sebagian badannya, namun dia membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutupi) untuk menampakkan keindahan dirinya.” (Faidul Qodir, 4/275)

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibnul Jauziy. Beliau mengatakan bahwa makna kasiyatun ‘ariyatun ada tiga makna. Wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita seperti ini memang memakai jilbab, namun sebenarnya dia telanjang.  Wanita yang membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutup). Wanita ini sebenarnya telanjang.  Wanita yang mendapatkan nikmat Allah, namun kosong dari syukur kepada-Nya. (Kasyful Musykil min Haditsi Ash Shohihain, 1/1031)Kesimpulannya adalah kasiyatun ‘ariyat dapat kita maknakan: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya dan wanita yang membuka sebagian aurat yang wajib dia tutup.

Tidakkah Engkau Takut dengan Ancaman Ini

Page 12: jilbab Punuk Unta

Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada wanita yang berpakaian tetapi sebenarnya telanjang, dikatakan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”

Perhatikanlah saudariku, ancaman ini bukanlah ancaman biasa. Perkara ini bukan perkara sepele. Dosanya bukan hanya dosa kecil. Lihatlah ancaman Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam di atas. Wanita seperti ini dikatakan tidak akan masuk surga dan bau surga saja tidak akan dicium. Tidakkah kita takut dengan ancaman seperti ini?

An Nawawi rahimahullah menjelaskan maksud sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘wanita tersebut tidak akan masuk surga’. Inti dari penjelasan beliau rahimahullah: Jika wanita tersebut menghalalkan perbuatan ini yang sebenarnya haram dan dia pun sudah mengetahui keharaman hal ini, namun masih menganggap halal untuk membuka anggota tubuhnya yang wajib ditutup (atau menghalalkan memakai pakaian yang tipis), maka wanita seperti ini kafir, kekal dalam neraka dan dia tidak akan masuk surga selamanya. Dapat kita maknakan juga bahwa wanita seperti ini tidak akan masuk surga untuk pertama kalinya. Jika memang dia ahlu tauhid, dia nantinya juga akan masuk surga. Wallahu Ta’ala a’lam. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)

Jika ancaman ini telah jelas, lalu kenapa sebagian wanita masih membuka auratnya di khalayak ramai dengan memakai rok hanya setinggi betis? Kenapa mereka begitu senangnya memamerkan paha di depan orang lain? Kenapa mereka masih senang memperlihatkan rambut yang wajib ditutupi? Kenapa mereka masih menampakkan telapak kaki yang juga harus ditutupi? Kenapa pula masih memperlihatkan leher?!

Sadarlah, wahai saudariku! Bangkitlah dari kemalasanmu! Taatilah Allah dan Rasul-Nya! Mulailah dari sekarang untuk merubah diri menjadi yang lebih baik.

Wanita Memakai Konde

Diharamkan bagi wanita memakai konde, dengan menyambung rambutnya dengan rambut orang lain atau rambut palsu. Pelakunya mendapatkan laknat, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :

ة)  م) ال,و)اش* ل)ة) و) ت)و,ص* ال,م.س, ل)ة) و) ل)ع)ن) الله. ال,و)اص*ة) م) ت)و,ش* ال,م.س,  و)

 "Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan yang

Page 13: jilbab Punuk Unta

minta disambung (dengan rambut lain), yang membuat tato dan yang minta dibuatkan tato". [HR Muslim].

sanggul/konde

rambut palsu(wig)

sambungan rambut

Sebagian ulama membolehkan wanita menyambung rambutnya dengan selainrambut manusia. Misalnya, dengan rambut binatang, benang atau dari serat.

Page 14: jilbab Punuk Unta

 Imam Al Laits bin Sa’id berkata: “Sesungguhnya larangan menyambung rambut itu khusus menyambung dengan rambut. Tidak mengapa seorang wanita menyambung rambutnya dengan wol atau kain”.[Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari (10/375), Imam An Nawawi, Syarah Shahih Muslim, (14/104)]

Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Sa’id bin Jubair, beliau berkata:

ام*ل*  ر) س) ب*ال,ق) ال)ب)أ,

 "Tidak mengapa (menyambung rambut) dengan qaramil (sejenis tumbuhan yang batangnya sangat lunak)".

Fairuz Abadi berkata,"Sa’id bin Jubair berpendapat, yang dilarang ialah menggunakan rambut manusia. Adapun bila menyambungnya dengan sobekan kain, atau benang sutera dan lainnya, maka tidak dilarang.” Al Khaththabi berkata,”Para ulama memberikan keringanan menggunakan qaramil, karena orang yang melihatnya tidak ragu, bahwa yang demikian itu palsu (bukan rambutnya yang asli)." [Fairuz Abadi, ‘Aunul Ma’buud, (11/228-229)]

Ibnu Qudamah berkata,”Yang diharamkan ialah menyambung rambut dengan rambut, karena terdapat tadlis (unsur penipuan) dan menggunakan sesuatu yang masih diperdebatkan kenajisannya. Adapun selain itu, maka tidak diharamkan, karena tidak mengandung makna ini (tadlis dan najis), juga adanya maslahah untuk mempercantik diri kepada suami dengan tidak mendatangkan madharat (bahaya)."[9]

Namun berdasarkan keumuman larangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, sebaiknya seorang wanita tidak melakukan wishal (menyambung rambut). Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

)ة.  أ ر, ل) ال,م) ل:م) أ)ن, ت)ص* ل:ى الل:ه. ع)ل)ي,ه* و)س) ر) الن:ب*يu ص) ج) ز)ي,ئxا ا ش) ه) أ,س*  ب*ر)

"Rasulullah melarang wanita menyambung rambutnya dengan sesuatu". [HR Muslim].

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallambersabda :

ي)اط%  م, س* ع)ه. و,م% م) ا ق) م) ه. ر)ان* م*ن, أ)ه,ل* الن:ار* ل)م, أ) ن,ف) ص*

ي)ات% اء% ك)اس* ن*س) ا الن:اس) و) ر*ب.ون) ب*ه) ر* ي)ض, ك)أ)ذ,ن)اب* ال,ب)ق)

Page 15: jilbab Punuk Unta

ت* ة* ال,ب.خ, ن*م) س,ن: ك)أ) ه. ء.وس. ت% ر. ائ*ال) ت% م) م*يال) ع)ار*ي)ات% م.

ا ه) إ*ن: ر*يح) ا و) ه) د,ن) ر*يح) ن:ة) و)ال) ي)ج* ل,ن) ال,ج) ائ*ل)ة* ال) ي)د,خ. ال,م)ك)ذ)ا ة* ك)ذ)ا و) ير) د. م*ن, م)س*  ل)ي.وج)

 "Dua golongan dari ahli neraka yang tidak pernah aku lihat: seorang yang membawa cemeti seperti ekor sapi yang dia memukul orang-orang, dan perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggok-lenggok, kepalanya bagaikan punuk onta yang bergoyang. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya, sekalipun ia bisa didapatkan sejak perjalanan sekian dan sekian". [HR Muslim].

 Imam An Nawawi menukil perkataan Imam Al Qurthubi yang berbunyi: "Rambut mereka diumpamakan seperti punuk onta, karena mereka mengangkat sanggul rambutnya ke bagian tengah kepalanya untuk menghias dirinya dan ia berpura-pura melakukan itu agar dianggap memiliki rambut yang lebat (panjang)".[ Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari (10/375)]

Seorang wanita tidak perlu merasa malu dengan rambutnya yang sedikit karena itu bagian dari karunia Allah. Ditambah lagi, itu juga tidak ada yang melihat, karena ia tutup dengan jilbab (hijab)nya. Adapun mengikat rambut dengan selain rambut, maka itu diperbolehkan.

Al Qadhi ‘Iyadh Al Maliki berkata, "Adapun mengikat rambut dengan sutera yang diberi warna dan lainnya yang tidak menyerupai rambut, maka tidaklah dilarang. Karena ia tidak termasuk wishal (menyambung) dan tidak bertujuan untuk itu. Itu hanya sekedar sebagai penghias." [Imam An Nawawi, Syarah Shahih Muslim, (14/104-105)]Dan inilah yang dimaksud dengan menyambung rambut yang dibolehkan oleh para ulama di atas. Wallahu a’lam.

Sumber:

http://almanhaj.or.id/content/2778/slash/0/seputar-rambut-atau-bulu-yang-wajib-dibiarkan-dan-tidak-boleh-dihilangkan/  http://hijrahdarisyirikdanbidah.blogspot.com/2011/11/hati-hati-jilbab-seperti-punuk-unta.html  http://rumaysho.com/belajar-islam/muslimah/1613-wanita-yang-berpakaian-tapi-telanjang-sadarlah.html

Page 16: jilbab Punuk Unta

Pakaian Muslimah Sesuai Syariat

Share on facebookShare on twitterShare on emailShare on printMore Sharing Services?

Aisyah Gayo – Rabu, 13 Muharram 1431 H / 30 Desember 2009 10:47 WIB

BERITA TERKAIT

Hukum Salaman Setelah Shalat

Pintu Langit dan Yakjuj – Makjuj

Hukum Bersekutu dengan Orang Munafik

Hukum Memindahkan Jenazah yang Sudah Dikubur

Agar Selamat dari Fitnah Dajjal

Assalamaualaika wr. wb.

Langsung saja ustadz, begini, sebenarnya, pakaian yang bagaimanakah yang benar untuk di kenakan seorang muslimah? dan bolehkah memakai celana yang longgar? tetapi tetap menutup seluruh tubuh, jazakallah khairan katsir

Wassalamualaika wr. wb.

Waalaikumussalam Wr Wb

Sesungguhnya menutup aurat bagi seorang wanita terhadap seluruh tubuhnya kecuali bagian-bagian yang boleh diperlihatkan adalah suatu kewajiban yang diperintahkan Allah swt. Berbagai nash al Qur’an maupun Sunnah telah menjelaskan syarat-syaratnya sebagai berikut :

Page 17: jilbab Punuk Unta

1. Menutup seluruh tubuh wanita kecuali wajah dan kedua telapak tangan sebagaimana dikatakan jumhur ahli ilmu berdasarkan hadits Aisyah dari Asma binti Abu Bakar yang datang menemui Rasulullah saw dengan mengenakan pakaian yang tipis, kemudian Rasulullah saw berpaling darinya dan mengatakan kepadanya,”Wahai Asma sesungguhnya apabila seorang wanita telah mendapatkan haidh maka tidak sepantasnya ia memperlihatkannya kecuali ini.” beliau mengisyaratkan kepada wajah dan kedua telapak tangan.” (QS. Abu Daud dan al Baihaqi. Ini adalah hadits hasan sebagaimana dikatakan asy Syeikh Nashiruddin al Albani).

Oleh karena itu seyogyanya seorang wanita muslimah menutupi seluruh tubuhnya secuali wajah dan telapak tangannya. Termasuk dalam hal ini adalah kedua kakinya mengingat ada sebagian wanita yang menganggap enteng pemasalahan menutup kaki-kaki mereka padahal ini bertentangan dengan syariat.

2. Berbahan lebar dan tidak sempit karena bahan yang sempit dapat membentuk tubuh wanita dan ini bertentangan dengan tujuan dari hijab dan tujuan ini tidaklah bisa direalisasikan kecuali dengan baju yang berbahan lebar.

3. Berbahan tebal dan tidak tipis yang dapat menjadikan apa yang ada dibalik pakaian itu terlihat (transparan), berdasarkan sabda Rasulullah saw,”Akan ada di akhir umatku para wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, diatas kepala mereka seperti punuk onta maka laknatlah mereka sesungguhnya mereka itu terlaknat.” (HR. ath Thabrani dengan sanad shahih sebagaimana dikatakan asy Syeikh al Albani)

4. Tidak terdapat berbagai haisan di pakaian tersebut. Dilarang bagi seorang wanita untuk mengenakan segala sesuatu seperti motiv-motiv atau hiasan-hiasan emas mengkilat pada pakaiannya yang dapat menarik perhatian mata orang lain karena itu termasuk perhiasan yang dilarang untuk ditampakkan, sebagaimana firman Allah swt :

9ه9ن2 +ت 6ع6ول 9ب 9ال2 ل +ه6ن2 إ +ت Kد9ين+ ز9ين 6ب و+ال+ يArtinya : “Dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka,” (QS. An Nuur : 31)

6ول+ى K2ة9 األ 9ي اه9ل Kج+ ج+ ال +ر| +ب جKن+ ت +ر2 +ب و+ال+ تArtinya : “Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al Ahzab : 33)

5. Tidak menggunakan minyak wangi di pakaiannya. Tidak dihalalkan bagi seorang wanita mengenakan minyak wangi apabila dirinya keluar dari rumahnya berdasarkan sabdanya saw,”Siapa pun wanita yang mengenakan minyak wangi lalu melewati sekumpulan orang agar mereka mencium wanginya maka wanita itu adalah pezina.” (HR. Nasai, Abu Daud dan Tirmidzi dia mengatakan hasan shahih)

6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki. Sesungguhnya wanita dengan segala tabiat dan bentuk tubuhnya berbeda dengan kaum laki-laki. Untuk itu mereka memiliki pakaian sendiri sebagaimana kaum laki-laki dengan pakaiannya sendiri. Tidak dihalalkan bagi seorang wanita meniru-niru kaum lelaki sebagaimana tidak dihalalkan bagi laki-laki meniru-niru kaum wanita berdasarkan sabdanya saw,”Rasulullah saw melaknat laki-laki yang mengenakan pakaian wanita dan wanita yang mengenakan pakaian laki-laki.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan

Page 18: jilbab Punuk Unta

Hakim, dia mengatakan shahih menurut persyaratan Imam Muslim dan disetujui oleh adz Dzahabi)

Dari Ibnu Abbas berkata,”Rasulullah saw melaknat laki-laki yang menitu-niru kaum wanita dan kaum wanita yang meniru-niru laki-laki.” (HR. Bukhori)

7. Tidak menyerupai pakaian orang-orang non muslim karena islam melarang dari meniru-niru orang-orang non muslim didalam berbagai perkara. Sesungguhnya kaum muslimin memiliki ciri khas dan penampilan sendiri dan diharuskan bagi mereka untuk berbeda dengan orang-orang selain mereka. Dari Abdullah bin ‘Amru berkata Rasulullah saw meihatku mengenakan dua kain berwarna merah (karena dicelup dengan tanaman usfur, pen) lalu beliau saw bersabda,’Sesungguhnya itu adalah pakaian orang-orang kafir maka janganlah engkau kenakan.” (HR. Muslim)

8. Bukan pakaian yang mencolok yaitu segala pakaian yang dimaksudkan untuk menonjolkan dirinya diantara manusia seperti pakaian yang sangat bagus sekali sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Rasulullah saw,”Barangsiapa yang mengenakan pakaian mencolok di dunia maka Allah akan mengenakan kepadanya (pakaian) kehinaan pada hari kiamat kemudian dimasukkan kedalam kobaran api.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, ini adalah hadits hasan). (Fatawa Yasaluunaka juz I hal 136 – 138)

Adapun seorang wanita yang mengenakan celana panjang longgar dan tidak transparan maka apabila dia juga mengenakan pakaian panjang yang juga longgar dan tidak transparan hingga menutupi bagian tubuhnya dari atas hingga bawah atau lututnya sehingga tetap menutupi aurat seluruh tubuhnya kecuali kedua telapak tangan dan wajahnya maka tidaklah dilarang.

Wallahu A’lam