jig and fixture
DESCRIPTION
Tugas Makul Perancangan ABPTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pemesinan, seorang mekanik dituntut untuk ahli dalam membuat
komponen-komponen mesin yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda.
Mekanik sering mengalami kendala pada komponen mesin yang harus dibuat dimana
mempunyai bentuk yang sulit untuk pengerjaanya dengan menggunakan mesin
konvensional. Seorang perancang saat merancang suatu komponen harus
mempertimbangkan bagaimana benda kerja itu berfungsi dan juga dapat dibuat
meskipun bentuknya sangat sulit. Perancangan alat bantu produksi sangat dibutuhkan
untuk memecahkan masalah yang ditemui oleh mekanik.
Dalam merancang alat bantu produksi, seorang perancang juga harus
mengetahui kebutuhan pemesinan untuk membuat alat tersebut. Sering kali dijumpai
suatu komponen menggunakan lebih dari satu mesin dalam pembuatannya. Biasanya
sebelum dimesin, benda tersebut dibuat dengan metode casting untuk membentuk
bagian yang susah dimesin kemudian difinishing dengan mesin konvensional
misalkan mesin bubut (Turning), mesin frais (Milling), mesin gurdi (Drill), dan
sebagainya. Alat bantu produksi diharapkan dapat mempermudah mekanik dalam
pembuatan komponen tersebut.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah Laporan Tugas Merancang Fixture dan Jig adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana merancang Turning Fixture for 50∅ bore and 70∅ face.
2. Bagaimana merancang Milling Fixture (a) 24∅ bosses (b) 25 x 90 pad.
3. Bagaimana merancang Drill Jig for 10∅ , 12∅ holes.
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin penulis capai adalah :
1. Merancang Turning Fixture for 50∅ bore and 70∅ face.
2. Merancang Milling Fixture (a) 24∅ bosses (b) 25 x 90 pad.
3. Merancang Drill Jig for 10∅ , 12∅ holes.
D. Metodologi
Penulisan makalah ini dilakukan berdasarkan metode-metode sebagai berikut :
1. Analisis Kebutuhan Alat
Menentukan jenis alat yang dibutuhkan untuk membuat komponen Jig dan Fixture
sesuai dengan bentuk benda supaya bisa dikerjakan oleh mesin.
2. Desain Alat
Setelah menentukan jenis – jenis mesin dan alat – alat bantu produksi langkah
selanjutnya adalah mendesain alat bantu produksi dengan bantuan software
Autocad.
3. Pembuatan Alat
Langkah selanjutnya adalah proses pembuatan alat bantu produksi.
E. Sistematika Laporan
Untuk mempermudah dalam memahami isi laporan ini, maka penulis
membaginya dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan tentang uraian latar belakang, perumusan masalah, tujuan,
metodologi, dan sistematika laporan.
BAB II : ANALISIS DAN PERANCANGAN
Berisikan mengenai analisis kebutuhan pemesinan dengan fixture,
desain konstruksi fixture, analisis kebutuhan pemesinan dengan jig,
dan desain konstruksi jig.
BAB III : CARA KERJA
Berisikan tentang cara kerja Fixture dan Jig.
BAB IV : PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan dari hasil rancangan alat bantu
produksi dan saran-saran yang ditujukan berbagai pihak.
LAMPIRAN
BAB II
ANALISIS DAN PERANCANGAN
2.1 Analisis Kebutuhan Pemesinan dengan Fixture
2.1.1 Turning Fixture
Dalam pengerjaan benda kerja yang mempunyai bentuk tidak silindris
sempurna dengan mesin bubut ditemukan kendala yang amat berarti. Diperlukan
alat bantu yang bisa digunakan untuk mencekam benda kerja yang mempunyai
bentuk yang tidak silindris sempurna. Penulis membuat alat bantu produksi
mesin bubut yang tersusun atas gabungan antara chuck, V-Block, dan klem.
V-Block digunakan untuk mencekam bentuk silinder yang digunakan
sebagai datum dalam pemasangan benda kerja agar diperoleh ukuran yang sama
disetiap benda kerja. Sedangkan klem digunakan sebagai pencekam pendukung
agar benda kerja tidak lepas dan kedudukan benda kerja tetap pada saat
pengerjaan pemesinan.
Turning Fixture ini digunakan untuk membuat lubang ∅ 50(mm) pada
benda kerja dan membubut muka ∅70(mm).
2.1.2 Milling Fixture
Benda kerja yang telah dibubut kemudian dimilling untuk mengerjakan 24
∅ bosses dan 25 x 90 pad. Untuk membuat bagian tersebut maka dibuatlah alat
bantu produksi Milling Fixture. Penulis menggunakan mesin frais horizontal
untuk membuat benda kerja. Desain Milling Fixture untuk mengerjakan 24∅
bosses merupakan ragum dengan sedikit modifikasi dengan penambahan dua
buah pin yang terpasang pada Fixed Block yang digunakan sebagai penahan
benda kerja pada bagian sirip agar tidak bergerak saat dilakukan pemakanan.
Sedangkan untuk mengerjakan 25 x 90 pad digunakan mesin frais vertical.
Milling Fixture yang digunakan yaitu plat yang dipasangi pin bulat dimana
pin tersebut digunakan untuk menahan benda kerja pada lubang poros agar
benda tetap pada tempatnya. Kemudian pin persegi digunakan untuk menahan
benda kerja pada sirip agar tidak bergerak saat pemesinan.
2.2 Desain Konstruksi Fixture
Turning Fixture
a Face Plate
Pembuatan Face Plate dikerjakan dengan lathe machine (mesin bubut) dan milling
machine (mesin frais).
Langkah Kerja untuk membuat Face Plate :
1. Periksa benda kerja pada ukuran yang sesuai.
2. Cekam benda kerja pada chuck mesin bubut untuk mengerjakan pembubutan
muka dan pelubangan benda kerja sesuai dengan ukuran yang tertera pada
gambar kerja.
3. Lakukan proses pembubutan.
4. Setelah proses pembubutan selesai pindahkan benda kerja untuk dikerjakan
pada mesin freis untuk membuat T-Slot sesuai dengan gambar kerja.
b Klem
Langkah Kerja untuk membuat Klem :
1. Periksa benda kerja pada ukuran yang sesuai.
2. Gambar pola sesuai dengan gambar kerja pada benda kerja.
3. Cekam benda kerja pada ragum di atas meja mesin freis.
4. Lakukan proses pemakanan benda kerja mengikuti pola dan ukuran yang tertera
pada gambar kerja.
5. Setelah benda kerja selesai dimesin, benda kerja dikeraskan.
Milling Fixture
a. Poros ulir
Pembuatan poros ulir dimulai dengan membubut muka dan rata hingga sesuai
dengan ukuran yang di inginkan, kemudian diulir dan dikikir pada salah satu
ujungnya kurang lebih 10 (mm) hingga membentuk segi empat dan di chamfer 1
(mm)
b. Plat Penahan
Untuk pembuatan plat penahan yaitu digunakan mesin milling menggunakan
cutter endmill sesuai dengan ukuran yang di inginkan sehingga terbentuk benda
seperti gambar, kemudian untuk pembuatan alur dari ekor burung digunakan cutter
yang sesuai.
c. V- block
Langkah Kerja untuk membuat V-Block pada Mesin Sekrap :
No. Langkah Kerja
1.
2.
3.
Periksa ukuran benda kerja sesuai dengan ukuran.
Gambarlah pola pada benda kerja.
Cekam benda kerja dengan menggunakan ragum ulir ganda pada meja
mesin.
4. Atur langkah memanjang lengan mesin.
Lakukan gerak pemakanan. Untuk mengurangi benda kerja dengan cepat
gunakan pahat kasar.
5. Lakukan pemakanan profil V sampai mendekati gambar pola sekitar 1
(mm).
6.
7.
Ganti pahat kasar dengan pahat alur untuk membuat alur.
Lakukan pemakanan alur sampai kedalaman yang diinginkan.
8. Gantilah pahat alur dengan pahat halus untuk menghaluskan permukaan.
Periksa jarak pahat dengan benda kerja agar pahat nantinya tidak
menabrak benda kerja saat pemakanan.
9. Kerjakan bidang Vagar permukaan halus sesuai dengan pola tapi tetapi
ukuran tetap dilebihkan untuk proses penggerindaan.
Langkah Kerja finishing dengan grinding machine :
No. Langkah Kerja
1.
2.
Periksa ukuran benda kerja sesuai dengan ukuran.
Cekam benda kerja dengan menggunakan magnetic chuck
3. Atur langkah memanjang dan melintang meja mesin.
Gerinda bidang I hingga rata.
4. Balikan benda kerja, dan cekam kembali dengan menggunakan magnetic
chuck. Atur langkah memanjang dan melintang dengan mengikuti
langkah (3). Gerinda bidang II hingga mencapai ukuran (c).
5.
6.
Cekam benda kerja dengan menggunakan ragum presisi, (bidang III ada
di atas).
Gerinda bidang III hingga rata.
Kerjakan bidang IV dengan mengikuti langkah (4).
7. Cekam benda kerja dengan menggunakan ragum presisi (bidang V ada
diatas).
Periksa kesikuan antara bidang dasar ragum dengan bidang sisi benda
kerja. Gunakan siku presisi, gerinda bidang V hingga rata.
8. Kerjakan bidang VI dengan mengikuti langkah (4).
Periksa ukuran benda kerja dan hilangkan bagian yang tajam.
9. Cekam benda kerja dengan menggunakan magnetic V-Block untuk
pengerjaan miring.
10. Atur posisi meja hingga semua bidang yang akan digerinda terjangkau
oleh gerinda. Atur langkah memanjang dengan mengikuti langkah (3).
Gerinda bidang miring sesuai dengan perhitungan yang didapat.
11.
12.
Kerjakan bidang miring yang lainnya dengan mengikuti langkah (10).
Periksa ukuran benda kerja dan berihkan bagian yang tajam
d. Blok Tetap
Pembuatan Blok Tetap (Fixed Block) dengan menggunakan mesin frais
(Milling Machine) sesuai dengan ukuran dan langkah-langkah bebas tergantung
dari kemampuan mekanik.
e. Milling fixture untuk proses perataan pad
Cara pembuatan miliing fixture seperti gambar diatas dengan menggunakan
mesin frais yang kemudian dilubangi pada bagian tertentu untuk pemasangan pin
seperti pada gambar.
2.3 Analisis Kebutuhan Pemesinan dengan Jig
Dalam pembuatan benda kerja secara masal diperlukan alat bantu yang digunakan
untuk membuat lubang yang mempunyai ukuran yang presisi agar diperoleh toleransi
geometik yang terkecil. Untuk itu penulis merancang alat bantu produksi Drilling Jig
untuk memperoleh hasil yang presisi.
2.4 Desain Konstruksi Jig
a. Alas
Alas yang digunakan sama seperti Milling Fixture hanya saja tidak dipasangi pin
bulat agar mempermudah tangan dalam memasukkan benda kerja ke dalam Drilling
Jig.
b. Plat Penutup
Bagian ini digunakan sebagai pedoman untuk melubangi banda kerja karena
terdapat lubang yang digunakan sebagai jalan masuknya pahat bor. Bagian ini dibuat
dengan mesin frais dengan ukuran yang telah ditunjukkan pada gambar kerja.
c. Drill Bus
Drill Bus digunakan untuk melindungi lubang yang digunakan sebagai pedoman
dalam melubangi benda kerja. Bagian ini merupakan komponen standar yang bisa
ditemukan di toko dengan ukuran diameter yang diinginkan sesuai diameter mata bor.
d. Drilling Jig untuk Ø10 (mm)
Gambar diatas merupakan gambar assembling dari drilling jig. Bagian alas ini
ditunjukkan pada nomor 1 pada Drilling Jig yang digunakan untuk meletakkan benda
kerja sekaligus untuk menahan benda dengan tangan agar benda tidak bergerak.
Bagian ini dikerjakan dengan mesin frais sesuai ukuran pada gambar kerja dan
dilubangi untuk tempat baut pin pada ukuran tertentu. Bagian profil U ditujukan pada
nomor 2 digunakan sebagai penepat drill bush yang berfungsi sebagai lintasan mata
bor agar posisi lubang tetap sama pada benda kerja yang dikerjakan secara massal.
2.5 Gambar Kerja (Terlampir)
BAB III
CARA KERJA ALAT
3.1 Cara Kerja Fixture
a. Turning Fixture
Adalah alat bantu produksi untuk mendukung benda kerja yang sulit dicekam
oleh rahang pada chuck biasa pada mesin bubut agar mudah untuk proses
pemesinan. Untuk pengerjaan benda kerja ini kita menggunakan turning fixture
berupa Face Plate dan Klem sebagai pengganti Chuck.
Pada pengerjaan benda kerja ini Face Plate dibuat sedemikian rupa seperti
pada gambar yang digunakan sebagai tempat dimasukkannya benda kerja yang
berbentuk silinder dimana bagian ini digunakan sebagai pedoman agar benda kerja
tepat pada sumbunya. Sedangkan Klem kita gunakan untuk mendukung benda
kerja yang berbentuk tirus agar tidak terlepas dari Face Plate saat spindle
berputar.
Setelah benda kerja tercekam pada Face Plate dan telah ditentukan titik pusat
poros dari benda kerja selanjutnya dilakukan proses pembubutan yaitu melubangi
benda kerja pada diameter 50 (mm) dan pebubutan muka (facing) pada permukaan
berdiameter 70 (mm) kedua sisi agar mendapatkan ukuran panjang 90 (mm).
Apabila ukuran dari benda kerja telah tercapai, benda kerja dilepas dari Face Plate
untuk proses pemesinan selanjutnya.
b. Milling Fixture
Adalah alat bantu produksi untuk mendukung benda kerja agar mudah
dicekam oleh pencekam benda kerja pada saat proses milling.
Untuk pengerjaan benda kerja ini kita menggunakan milling fixture berupa :
1. Untuk pengerjaan ∅24 bosses kita menggunakan ragum yang dibantu oleh
V-Block sebagai landasan benda kerja dan Pin berbentuk segiempat untuk
menahan benda kerja agar tidak bergerak.
2. Untuk pengerjaan 25 x 90 pads kita menggunakan pin bulat sebagai alat
penahan benda kerja yang sudah dilubangi pada diameter 50 (mm)
sebelumnya dan pin berbentuk segiempat untuk menahan benda kerja agar
posisi benda kerja tidak bergeser kearah samping.
Cara kerja dari milling fixture ini adalah menjepit benda kerja agar tidak
bergerak dan dalam keadaan yang mantap. Mesin yang kita gunakan dalam
pengerjaan benda kerja adalah mesin frais horizontal.
Pada pengerjaan ∅ 24 bosses, benda kerja ditempatkan di atas V-Block
sebagai landasan bentuk silinder. Kemudian 2 buah Pin segiempat digunakan untuk
menahan sirip benda kerja sehingga benda kerja tidak bergerak. Setelah pengerjaan
selesai kemudian benda kerja dilepas dengan mengendurkan ragum dan benda keja
ditempatkan pada milling fixture yang kedua. Pada pengerjaan 25 x 90 pads, Pin
bulat dimanfaatkan untuk menahan benda kerja pada lubang silinder. Agar benda
kerja tidak bergerak saat dimesin maka sirip pada benda kerja ditahan dengan 2
buah Pin segiempat.
3.2 Cara Kerja Jig
Drill Jig digunakan sebagai alat bantu untuk membuat lubang dengan
menggunakan mesin bor agar letak lubang tetap sama dalam beberapa kali pemesinan.
Dalam pembuatannya kita menggunakan landasan dengan Pin segiempat sebagai
penahan sirip agar benda tidak miring, kemudian kita memasang plat yang sudah
dipasang Drill Bus sebagai acuan dalam melubangi benda kerja. Plat tersebut dipasang
pada landasan dengan menggunakan baut yang dipasang presisi.
Pelubangan dilakukan dengan menempatkan benda kerja pada Drill Jig dan ditahan
dengan tangan agar benda kerja tidak lepas, kemudian arahkan mata bor ke Drill Bus.
Setelah pelubangan selesai lepas kembali benda kerja dan lakukan pelubangan pada
bagian yang lainnya dengan cara yang sama.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a Jig dan fixture merupakan alat bantu produksi yang digunakan untuk membantu dan
mempercepat dalam proses produksi benda kerja secara massal.
b Dalam merancang Jig dan Fixture diperlukan serangkaian analisis dan perhitungan
untuk mendapatkan alat yang dapat berfungsi dan dapat dibuat.
c Kemampuan dan keahlian perancang sangat dibutuhkan untuk merancang alat bantu
yang diperlukan.
4.2 Saran
Bagi perancang
a. Kreatifitas sangat dibutuhkan untuk merancang alat yang dapat digunakan dan
berfungsi seperti yang diinginkan.
b. Sebisa mungkin tidak mendesain alat yang sukar dibuat agar mempermudah kerja
mekanik.
Bagi mekanik (pembuat benda kerja)
a. Ketelitian dalam membaca gambar kerja sangat dianjurkan untuk pengerjaan alat
bantu yang presisi.
b. Ketelitian dalam menggunakan alat ukur agar diperhatikan karena kesalahan sedikit
akan mengubah benda kerja yang akan dibuat sehingga tidak presisi.
LAMPIRAN