(jfolongan kary~ r>emandangan u·mum fraksi...

24
(!1 (JfoLONGAN r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI PEMBANGUNAN DPR-RI 'fERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI I I I I I I I I I I I I I I I I I Disampaikan Oleh : Drs. YASRIL ANANTA BAHARUDDIN Anggota DPR-Rl No. 384 JAKARTA, 15 APRIL 1999

Upload: others

Post on 01-Dec-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

(!1 (JfoLONGAN KARY~

r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI I<AI~YA PEMBANGUNAN DPR-RI

'fERHADAP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

TENTANG

HUBUNGAN LUAR NEGERI

I I I I I I I I I I I I I I I I I

Disampaikan Oleh :

Drs. YASRIL ANANTA BAHARUDDIN Anggota DPR-Rl No. 384

JAKARTA, 15 APRIL 1999

Page 2: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

PEl\,IANUANGAN Ul\illJI\'I FRAh:SI ((AH.YA PEl\HJANGUNAN DPH.-RI

TEIUIADAP H.ANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG IIUHUNGAN LUAR NEGERI

=================================== Disampaikan oleh Ors. Vasril Annnta Baharudin Anggotn UPIUU No. A - 384

Yth. Saudara Pimpinan Rapat

Yth. Menteri Luar Ncgcri Republik Indonesia sclaku wakil Pemerintah

Scgenap Anggol<1 I Jcwan dan hadirin yang kami muliakan.

Assalamu' alaikum Warakhmatullahi Wabarakatuh.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah

SWT atas segala rakhmat-Nya yang tclah dilimpahkan kepada kita scmua

schingga pada hari ini kita dapat berkumpul di ruang sidang ini untuk

membahas RUU tcntang Hubungan Luar Negeri yang telah disampaikan oleh

Pemerintah kepada DPR-RI.

Hadirin sekalian yang kami hormati,

Di dalam era g1obalisasi dewasa ini dimana sangat dirasakan bahwa

dunia makin m~ju sebagai akibat pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi secara global serta meningkatnya interaksi dan interdepedensi

antar negara dan antar bangsa, maka makin meningkat pula hubungan

Internasional yang diwamai dengan kerjasama dalam berbagai bidang.

Page 3: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

Kemajuan dalam pcmbangunan yang dicapai Indonesia di berbagai

bidang tclah mcnycbabkan makin meningkatnya kegiatan Indonesia di dunia

lntemasional baik dari Pemerintah maupun swasta atau perseorangan. Oleh

karcna itu, dipcrlukan adanya suatu produk Jmkum yang kuat yang dapat

mcnjamin terciptanya kcpastian hukum bagi penyelenggaraan hubungan luar

ncgcri dan pelaksanaan politik luar negeri. Dalam memperjuangkan dan

mcmpertahankan kcpentingan nasional ten1msuk perlindungan warga negara

di luar ncgcri dipcrlukan upaya mencakup kegiatan politik dan Hubungan

Luar Negeri yang sejalan dengan ketentuan Konvensi Intemasional yang

berhubungan dcngan Hubungan Luar Negeri dengan tetap memperhatikan

pcraturan penmdang-undangan yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari

falsafah Pancasi1a, Pembukaan <.Jan l3atang Tubuh Undang Undang Dasar

1945 scrta Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai landasan

opcrasionalnya.

Dcngan mcmperhatikan hal-hal di atas, penyelenggaraan hubungan luar

ncgcri dan pclaksanaan politik luar ncgcri Indonesia terikat oleh ketentuan­

kctcntuan hukum dan kcbiasaan Intcrnasional yang mempakan dasar bagi

pcrgaulan dan huhungan antar negara. Oleh karena itu, Rancangan Undang­

undang tentang I lubungan Luar Negeri ini sangat penting artinya mengingat

Indonesia telah meratifikasi Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan

Diplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

Wina 1969 tentang Misi Khusus.

Pada era reformasi dan krisis monctcr se11a krisis kepercayaan di

semua hidang di dalam negeri merupakan pennasalahan yang paling

mcndasar yang scdang di alami olch bangsa Indonesia saat ini.

2

Page 4: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

Kcbcrndaan Undang-undang tcntang I lubungan Luar Ncgcri di harapkan akan

lcbih mcndorong semakin mantapnya hubungan ke1jasama, serta kebcrn<laan

Negara dan l3angsa Indonesia di lingkup kehidupan bangsa-bangsa di dunia.

1111.

Fraksi Karya Pembangunan DPR-RI memahami pokok-pokok pikiran

yang melandasi pcnyusunan Rancangan Undang-undang tentang Hubungan

Luar Negeri yaitu diantaranya :

I. Hubungan Luar Negcri hams <liselenggarakan berdasarkan aturan-aluran

hukum. Agar llubungan Luar Negeri terselenggara secara tet1ib maka

aturan hukum tcrsebut hams mettjadi kaidah-kaidah bagi penyelenggaraan

Hubungan Luar Negeri serta pelaksanaan politik luar negeri. Rancangan

Undang-undang tentang Hubungan Luar Negeri tersebut secara tegas

menjaga kcpenlingan Bangsa dan Negara.

2. Melindungi kcpcntingan nasional termasuk juga melindungi kepentingan

warga negara Rcpublik Indonesia baik di <lalam maupun di 1uar negcri.

3. Hams diabdikm1 pada kepentingan nasional serta pencapaian tujuan

nasional, yang diwujudkan dengan mekanismc hubungan kerja antar

Lembaga Pcmerintah, Swasta dan perseorangan yang mampu

menciptakan koordinasi yang baik dan terpadu.

4. Menteri Luar Negeri sebagai penyelenggara umum pemerintahan di

bidang hubungan luar negeri perlu didukung sarana dan prasarana yang

handal serta memadai.

3

Page 5: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

Saudara-saudara l ladirin yang kami hormati,

Perkembangan dunia makin memperlihatkan bahwa suatu negara tidak

mungkin bertahan hidup tanpa menjalankan hubungan dengan negara lain

bahkan ada keceudcnmgan bahwa hubungan antar negara tersebut sudah

harus demikian siap sehingga seakan-akan sudah tidak ada batas antar

wilayah dan antar kckuasaan diantara negara-negara di dalam bidang Politik,

Ekonomi, Sosial Budaya dan Keamanan, dan lain-lain.

Demikian pula yang hams kita waspadai di dalam dunia perdagangan

( ekonomi) makin memmjukan peningkatan hubungan yang semakin komplek

yang nmngkin mengundang kemungkinan berbagai konflik, seyogyanya

Undang-undang tentang Hubungan Luar Negeri ini juga diarahkan untuk

menciptakan suatu sistem konsultasi, koordinasi, pemantauan dan

µcngendalian yang mclcmbaga dalam penyelcnggaraan hubungan luar negeri

dan pelaksanaan politik luar ncgeri.

Kcpastian hukum dalam Undang-undang tentang Hubungan Luar

Ncgcri terscbut dapat dipergunakan untuk menghindari tindakan-tindakan

yang keliru sehingga dapal menyebabkan kerugian-kerugian yang mungkin

sangat membahayakan kepentingan nasional.

Perlindungan kepentingan nasional serta perlindungan kepentingan

warga negara Rcpublik Indonesia di dalam maupun di luar negeri merupakan

dasar pcmikiran dalam Rancangan Undang-undang tentang Hubungan Luar

Ncgcri ini. l3crbagai kasus yang tclah (lialami bangsa Indonesia karena belum

diatur secara tegas schingga tidak jarang telah mcmgikan warga negara

Indonesia, sebagai contoh kasus per1indungan terhadap Tenaga Kerja

4

Page 6: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

Indonesia (TKI) di luar ncgcri dan kontrak-kontrak karya antar badan usaha

nasional dan lntcrnasional mcrupakan kasus yang scyogyanya dapat diberikan

dasar-dasar perlindungan dalam hal kcpentingan nasional di dalam Undang­

undang lentang 11 ubungan Luar Ncgcri ini.

Perlu dikcmukakan pula bahwa dalam penyelenggaraan hubungan luar

ncgcri dan pelaksanaan politik luar ncgcri tidak dapat dipisahkan dalam

konscpsi Kctahanan Nasional yaitu kondisi kchidupan bangsa Indonesia yang

berdasarkan Wawasan Nusantara dalam rangka mewujudkan daya tangkal

dan daya tahan unluk mcngadakan inlcraksi dengan Jingkungan sehingga

mc1tjmnin kehidupan bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasionalnya.

Dapat dikcmukakan disini bahwa dalam beberapa aktivitas di

Pcrserikatan Bangsa Bangsa, Indonesia telah aktif dalam konperensi­

konperensi Perscrikatan Bangsa Bangsa mcngcnai hukum laut yang akhirnya

menghasilkan Konvcnsi Hukum Laut 1993. Khusus di bidang Hukum Laut

ini bersama-sama dcngan nusantara lainnya, Indonesia telah berhasil

mempe1juangkan pcngakuan Jnternasional pada Prinsip Wawasan Nusantara.

Untuk kcberhasilan penyelenggaraan hubungan luar negeri dan

pe1aksanaan po1itik luar negeri yang memadai maka diperlukan Sumbcr Daya

Manusia (SDM) sebagai pelaku diplom~si petjuangan yang handal~ dimana

ditunlul pelaku-pclaku yang mcmiliki watak dan ciri intcgritas kcpribadian,

keteguhan mental~ keteguhan sikap dan ketahanan kepribadian. Oleh

karenanya, scyogyanya dalam Rancangan Undang-undang tentang Hubungan

Luar Negeri ini setiap pejabat dinas luar negeri <litunlut untuk memiliki

keyakinan perjuangan bangsa, dan hams mampu melakukan diplomasi yang

5

Page 7: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

aktif, dinamis, scrla mendapat dukungan dan ke1jasama dengan pihak-pihak

lain. Pengabdian yang bcnar-bcnar pada kepentingan perjuangan bangsa dan

ncgara dan yak in akan kebenaran jalan yang akat~ ditempuh oleh negara dan

pcmcrintah, tclah dilclapkan dalam Garis Garis Besar Haluan Negara

(CiBHN). Di samping itu sctiap pejabat dinas luar negeri sudah seharusnya

menghayati dan mcnccrminkan cara hidup, alam pikiran sesuai alam hidup

Indonesia serta mcnguasai masalah-masalah Internasional dan pengaruh­

pcngaruhnya yang mungkin mempcngaruhi keadaan di dalam negeri.

Karcnanya, dalam Rancangan Undang-undang tentang Hubungan Luar Negeri

ini pcrlu mcmuat malcri yang mcngatur kctcntuan scbagai pedoman bagi para

diplomat sebagai dasar pcgangan lmkunmya.

Pada akhirnya Fraksi Karya Pembangunan DPR-RI mgm

mcnyampaikan pandangan dan mcnanyakan hal-hal yang perlu. Sedangkan

hal-ha1 lainnya akan disampaikan pada Pembicaraan Tingkat III. Beberapa

hal untuk mcndapatkan klarifikasi adalah sebagai berikut :

I . Dalam konsidcran mcngingat pente1jcmahan kedalam bahasa Indonesia

agar ditulis secara lcngkap sesuai yang ditulis dalam bahasa lngb>Tis.

2. Rancangan U ndang-undang Hubungan Luar Negeri ini mengatur hanya

mcmuat ketcntuan yang bcrsifat pokok saja sehingga terasa belum

mcmberikan kcpaslian hukum, untuk pelaksanaannya seyogyanya dapat

dipcrluas schingga lcbih memberikan kepastian hukum yang jelas

scdangkan untuk pclaksanaan teknis di atur dalam Peraturan Pemerintah

(PP), yang dibuat segera setelah Rancangan Undang-undang Hubungan

Luar Negeri ini ditctapkan menjadi Undang-undang.

6

Page 8: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

J. Untuk mcnciptak<m kondisi yang baik a11tar Lcmbaga Pe111cri11tah, swasta

ataupun perseornngan dipcrlukan pcngaturan yang lcbih mcmpunyai

kepastian hukum apabila hanya mcrupakan konsultasi-konsultasi sepcrti

yang tcrtcrn pmla Bab 11 dirasakan bclum mcmbcrikan kcpastian hukum

dimana layaknya, apabila ada pelanggaran-pclanggaran hasus dikcnai

sanksi hukum yang jclas.

4. Penye11aan DPR-RI sebagai mitra Pemerintah pada pembuatan serta

pcngesahan pcrjanjian Internasional bersama Prcsidcn sesuai Pasal I I

Undang Undang Dasar 1945, nampak belum diatur secara riil dalam

Rancangan U nda11g-undm1g ini, hal terse but hanya tersirat pada Pasal 15.

5. Pada pokok matcri yang mcngatur perlindungan warga negara Indonesia

tcrmasuk pembcrian bantuan apabila kepcntingan warga negara Indonesia

di luar negcri tcrancam seyogyanya dibcrikan porsi yang lcbih mcmadai

mengingat banyaknya kasus-kasus Tenaga Ketja Indonesia (TKI) di luar

negcri, demikian juga pokok-pokok materi yang mengatur perlindungan

terhadap kepentingan nasional dalam hat ini khususnya pada pennasalahan

perdagangan ( ekonomi) belum ada dasar pengaturan untuk mengantisipasi

kontrak-kontrak karya yang sangat merugikan kcpentingan nasional.

Contoh : kasus Free Port.

6. Sehubungan dengan tuntutan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

sebagai salah satu sarana dalam mencapai diplomasi perjuangan, kiranya

Rancangan Undang-undang Hubungan Luar Negeri ini perlu JUga

mengatur lebih jelas mengenai kepastian karir dari Pejabat Dinas Luar

Negeri (PDLN) termasuk pengaturan periodesasi seorang Duta Besar yang

disesuaikan dengan periodesasi pejabat negara lainnya.

7

Page 9: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

Yth. Pimpinan Dewan,

Yth. Saudara Mcntcri Luar Negeri dan Para Anggota Dewan.

Demikianlah beberapa catatan dari Fraksi Karya Pembangunan yang

perlu mcndapatkan penjelasan lebih lanjut dari Pemerintah berkaitan dengan

pcmbahasan RU U tcntang Hubungan Luar Negeri yang telah diajukan oleh

Pemerintah kepada DPR-RI untuk dibahas menjadi Undang-undang. ·

Atas segala perhatian dan kesabaran dalam mengikuti Pemandangan

Umum FKP ini, tcrutama dari Saudara Menteri Luar Negeri dan selumh

Anggota Dewan kmni ucapkan tcrima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 15 April 1999.

Fraksi Karya Pembanguan DPR-RI

8

Page 10: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

, ,

DEWAN PERWAI<ILAN RAI<YAT R.I.

FRAl(SI AHH.I

PEMANDANGAN UMUM FRAl(SI ABRI

ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

TENTANG

HUBUNGAN LUAR NEGERI

Assalamu 'alaikum Wr.Wb.

Snlam scjahtera bnli kitn seknlinn

Yth. Saudara Plmpinnn Rapat

Snudara l\lcnteri Luar Nelcri sclnku ynnl mewnklll Peme.-intnh.

Saudara Anilotn Dewan dnn llndirh1 ynnl bubnhnlia.

~k·ngawali kegiatnn rapnt ini, marilnh kitn hcrsamn mcmanjatkan puji syukur kchndirat Tuhan Yang Mahn Kunsa otas Jimpnhan radtmat dan karuniaNya, schingga pnda hari ini kita dnpat bcrtcmu dan bcrkumpul kembali dalam keadann schnt untuk melaksanaknn tugas bersama dibidang konstitusional.

Atas nama Fraksi ABRI, kami mmgucapkan tcrimnknsih kcpnda snudnrn pimpinnn rapnt yang tclah mcmberi kcsempatan kcpadn Fralc;i ABRI untuk mcnyampaikan Pcmandangan lJmum Fraksi ntns Rnncnngnn Undnng-Undnng tcntnng llubtmgan Lunr Ncgcri. lJcnpan tcrima kasih juga kmni sampaikan kcpnda Pcmcrintnh alas k<..i.1.•rnngnn yang tdnh disampaiknn pada tnnggnl 6 April 1999 scsuai nmannt Prcsidcn lcrtnnggnl 12 Fcbnrnri 1999 No. 1 J/PU/11/1999 yang disnmpaiknn h1lndn DPR-Rl.

Snudnrn PJmplnan Hnpnt, hndirln ynnR tcl'bonunt.

Salah satu tujuan Nasional bang.c;a Indonesia schagnimnna tcrcantum dalam Pcmbuknnn UUD 1945 adnlnh "ikut ntP.lnksanakan kctertiban dunia yang bcrdasarkan kcmcrdckann pcrdnmainn ahadi dnn kendilnn sosial". Mnkna dan hakekat tujuan Nasional tersebut merupakan tugas bangsa, negara dan pcnH..·r-intah Indonesia 1mtuk scnantiasn berpernn aktif dalam setiap upaya bangsa-bangsa untuk mmciptakan kdertiban dan pcrdamaian dunia. Ini hcrnrti bangsa, ncgarn dan pemerintah Indonesia hams menyelenggnrakau kerja sama dnn atau hubungan dcngan luar ncgcri sccnrn tcratur dnn tcrarnh. Olch karcnanyn sangat penting masalah hubungan luar ncgcri ditata atau diatur dalam kctatancgnraan Nasional hnngsa Indonesia dalnm bmtuk aturan pcnmdang-undnngan, mengingat tuntutan kctcraturan dalam kchidupan bcrbangsa dan bcmcgara.

Pcrkembangan globalisasi mc.."tulat:1ng. huhungnn yang bcrsifot snling kli.crgnntungnn antnr bangsn dan kcrtcrkaitnn integral kqJcttlingan akan semakin bcsar. Ka1yatann-kcr1yatnnn kd1idupnn IntcmnsionaJ tidnk dnpnt dihindnri dari tuntutnn pcrlunya pcnyclcnggnraan hubungan luar ncgcri olch Indonesia. Kondisi pcrkcmb:mgnn dunia dnn pcraturan pcmndang-tutdnngan Intcmasional dibidnng ckonomi, politik, sosial budnya dnn kcnmnnnn snngnt bctpcrtgnrnh alas pclaksnnaan hubun3an luar ncgct·i tcrscbul. Dengnn memperhatikan perkcmbangan-pcrkcmbangnn schagairnana diuraikan diatns dan kcpentingnn ncgnra dan bangsa yang dituntut pcran scrtanya didalam kchidupan yang mcr1dunia, maka tuntulan pcrtgaturnn dalam bentuk Undang-Undang semakin diperlukan. Oleh karatanya lahimya Rancangan Undang-Undang tmtang llubungnn Lunr Ncgcri adnlah tcpat waktu dan sesuni kcbutuhan bangsa. Namun dcmikian hangsa Indonesia tidnk dapat Jcpas pcrhatian dari landasnn falsafah dasnr Pancnsila, konstitusi UUD 1945 dcngan prinsip bcbas dan aktif dalam pclaksanaan politik luar ncgcrinya. Schinggn pcnyclcnggnrann hubungan luar ncgeri clan pcJaksanaan politik Juar ncgcri dapat k-rlaksana dcrtgnn lcbih cfisiat, cfcktif st.'rla tcrarnh sckaligus mcnunjnng kcbl.'fhasilan tujunn Nasional bangsa Indonesia. ,

Fraksi . ADRI sangat bcrhnrnp scbagai ncgara hukum, Indonesia mampu mrunmpilknn hubungnn luar negeri dan pclak.o;anaan politik luar ncgcri RI tcrscbut krtata dalnm suatu aturan hukum yang posilif, yang nknn mampu mclindungi kcpcntingnn nasional bangsa dan masyarakat. Selanjutnya pcnyclenggaraan hubungan luar ncgcri dan pclak.c;anaan politik luar negcri baik yang dilakukan olch pemcrintah, lembaga tinggi dan tcrtinggi ncgara lcmbagn swasta maupun pcrorangan akan scmakin mcningkat sesuai dcngan tuntutnn kchidupan yang mcngglobnl. Dalam kaitan ini tidnk mmutup kcmungl<lnnn akan timbul pcrmasalahan-pcrmasalahan yang memcrlukan pcrhatian dnn pcndckatan pcmcrintah dari segala dimcnsinya. Fraksi ABRI mcngharap Rancangan Undang-Undang tentang Hubungan Luar Negeri ini hams mampu mcnjangkau upaya pcrlindungan terhadap kcpcntingan masyarakat dan bangsa Indonesia scsuai pcncgasan tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu : Mclindungi segcnap bangsa Indonesia dan scluruh tumpah darah Indonesia. Olch karmanya pcnyelcnggarnan hubungan luar ncgcri pelnksanaan politik Junr ncgeri hams bcnar-bcnar diabdikan bagi kq>cntingan nasional scrta pcncapaian tujunn nasional.

Page 11: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

h ;sbi .\I ~IU n1cy;1l-i11i hah\\·a tk11g;111 suatu 111cka11is111\.' dan koordinasi huhung:m kcrja <liantarn para (h.11yd1.:11ggara y;1

Ji;sndal b.sik pclllL'linL1h 111:sup11n di luar PL'lllctintah dan lL"11ala llalam su.1lu aluran posilif, akan krwujud sualu pi:nyd .... ·ngg,an huh1111g.111 lu:11 nc..:gL·ri yang scs11ai tk:ngan ha1 apan hangsa lmlo11~:si:1.

P·;ng;\lanian bangsa h11.low .. :sia dabm ll\o..'llYL"ki1ggarakan huhu111~an luar ncgcri tdah 1.:ukup h.'fuji, yailu mulai k~mL"nlckaan 1945 <.

(ill11;1h 111L11L·ap:ii prc•;tasi di tah1111 1955 tk1111.an konfLrL'11si .·\sia .\frika sampai di:ngan sd..:anmg. PLitydcnggaraan huhungan h 111:gL·1 i k1 scbut mdipuli h·giatan baik dalam li111•.k11p PcrSL"t iL1ta11 I l:111g~;a-Bangsa 111aupu11 dihrnr lingkup P'-·rs1.i·ikatan Bang Jhng'-a. l'l.'lll'.;1\am:1n 1111.:mhutlil-an h.1hwa pc1a11 yanr, tlilakukan Indonesia ldap sL"jalan dL.ug,nn prinsip politik luar n~g'-·ri yang hd dan aktif.

< )Jd1 k<tr<-11a11ya tk11ga11 adanya l JnJang-l l11dang knlaug I luhung,an I .u;ir Ncgcri scl>agai bnginn dari hukum Nnsionul uknn mcnj; p...:gangan d:111 pcdoman. sd1i11gga krccgah kcmungkinan lc1jadi11ya pi:nyimp11ngim-p'-'1lyimpnngnn dalam pdnks111111an politik h 111.:gl'1 i ya111~ h~has d:m aktif. l>isampin1~ itu scsuai dl..11ga11 prinsip hulrnm. maka Undang-lJndang krscbul harus mampu mcmb~ri~ warn a "q1astian hukum clan 11h .. '1li:iptaka11 k~k1tiha11 hukum, sd1ingga scsuai sasaran yang diharapkun bangsa Indonesia.

Sat11larn Plmpinan ltnpat, lrndil'in y:mg tcrhonnnt.

D.11i pl..'1l)',alaman scjarah dan pc11ga111atan prilaku kd1idup:m anlar bangsa didunin, diamhil pclajaran bahwa wahmpun bcrbagai huk1 lnl<-1 nas j, 111a I tdali a da d;in bl..'1 lah u. l idak sda111a11 ya 11\L'ltdapalkan jaminan lcrfuufap kc1m.i·Jck1rnn Jan kcc.laulalan yang dijunju tin1T.i old1 hangsa-hangsa. K'--m'-1<ld.aan dan kcdaulatan schagai sualu bang."a tidak Jupal Jijnmin kclcstariannya olch huk1 l11IL1na~.i1111;il 111a11;1pu11. 111d;1i11ha11 pada dasamya harns ditcgakknn dan <liayomi olch kd..ualan Jan kcnuunpunn s~ndiri. Alas dusar l lL'1scbut. haksi AIHU sangal mcngharaphan ada11ya konsisll.iisi pL11ampilan siknp musyawarah mufakat Jan prinsip-prinsip han1 did:llarn ll\L11:ita alman hubungan luar ncg .... ·ri haik didalam mckanismc maupun didalam proscdur kl.'lja samanya. Hal ini akan san1 di1 asakan kdn1tuha1111ya okh h;mg.;a dan 1wgara Indonesia tL"rlchih mcmasuki abad kc XXI yang nknn datang.

Sdanjutnya, schdum bhimya Ha11cangan l 'ndang-llndang knlang lluhungan Luar NcgL.-ri, Negara RI. tclah mcratifikasi bd>1.1·il Lon\·c11si, S1.'lta bd>erapa pL1ja11jian-pcrjanjian dan Jll..'l·sduju;ll\ <kngan luar ncg'-i·i. D~1gan dcmikian dihar:.tpkan Rancangan Undm l 1ndang tentang l lu\nmgan I .uar Ncg~'1·i ini akan l\\L,tampung dan mck,1g,kapi sc1ta lchih mclin<lungi k'-1>'-'nlingan bangsa dan rnk: l11dunl.'.~,ia bail- y;111g hc1 a1l.1 did.tla11111cg.:1 i ma11p1111 yang di luar n1.:g1.·ri.

Dari u1 aian sd1agai111ana krsdnat dial as didalam p1..11ycki1ggaraan huhungan luar ncgcri Jan pclaksanaan politik hrnr ncgcri ban1 lndon.:sia yant'. aJ...a11 di aJ...lu.1lisasik:111 dalam p1.1111Hlang-und<111gan, Frnksi i\BRI m~1yampaikan bcbL.··rapa pokok pikirnn anlnrn Jain

I. Baima (lL'llydmggara:.n huhuugan luar ncgL"l·i dan pclaksanaan polilik luar ncgl.-ri yang bcbas dan aktif hams b\!rda: kq>ad.l falsafah dasar hangsa yaitu Pancasila dan konstilusi UlJD 19,15.

2. Hahwa JIL'll~·d~il!!garaan huh1111ga11 \uar ncg1.-ri dan pdaksanaan politik luar ncgl.-ri hams mcngakomodir lujuan nasiot hane.sa Indonesia yaitu :

a.

b.

11-.ul S\.1ta mda\...sanakan kdcrtihan dunia yang b1.·nlasarkan kcml.,.dckmm, pcrdamaian abadi dan kcadil sosial.

~klindungi scgl..1wp hangsa lndoni.:sia dan sdurnh tumpah darah lndoni.:sia.

J. Bahwa pc11ydL11gga1aa11 huhungan luar nq~cri dm1 pdaksanaan polilik luar ncgL"fi hams diahdikan kLi>ada kL1K'nlin~ l>.mgsa dan masyarahal Indonesia haik yang didalam ncgcri maupun diluar ncgcri tanpa lllt..'11gabaikan sikap musyawa1 m11fahat.

-1. Halma lbncangan \ '11tb11g-U11dang lL11tang llulnmgan Luar Ncgi.:ri hams mampu n\l.'njangkau cfan mcwadai nkli\'i sc111ua ho111pon1._·11 ba11gsa hail... kmnponcn ckscl...utiC kgislatiC lcmhaga swasla mm1pun pL-rorangan.

Samlarn Pimpinan ltupat, hmlh-ln )'Hn~ krhonunt.

Schagaimana Jiuraikan \l.,-dahulu hahwa P'-1kcmh:mgan kcmjuan pcmbant~unan bangsa lndonL"sin di b'--rhngai bidang tclah 11ll.'1HU' pL11ing,k;ila11 kcgiala11 Indonesia didunia lnkmasional haik yang harns dilakukan oldt badan/lcmbaga cksckutif, kgislatit: S\\'ll

maupun pcror;111ga11. l 1nluk itu akLivilas pi.:11ydL'1lggarnan huhungan luar nL"gcri tcrscbul dapat bcrsifat formal dan informal. Dan d~ll kaitan i11i pula lid.1k 1u1...11ulup kcmunr,kinan al-.li\'ilas tcrschut jug,a mdihatkan aktivitas prL"sidcn Rcpublik Indonesia baik sd; l.1.pala ncg:ua. kq1;da p1.111L1intahan 111aupun sdaku pribadi prL"sidl.'11. Okla karcnanya dalam Rancangan Undang-Undang ini IH 1111.:rnpcilsalikan 111d:anis1111.: maupun proscdurnya.

s~hnjutn~-.1 untuk 111L11yamakan \'isi. pl..1·sq>si dan i11krprdasi Fraksi ABHI mcng,lrnrapkan pcnjclasan pcnu .• -rintah tenlang bcrbagai antara la in :

PL·11a111.1:

l\.cJua:

kdiga:

I bli\\ a sd:una ini kmhaga kgislatif dcngan Badan K~,-ja Sama Anlar Parlcmcn {UKSAP)-nya, tclah SL'"! md:ikukau hl.ija sama :mlar parlcmLit yang hasilnya tn<..'111pakan masukim hagi pcmcrintah dari negara-ncgara y l>c1 sanrk11la11. < >kh l--aic11a11ya p1..11ydc11gg:11:1an huhun1~an lunr ncgl.'l·i dan pclaksmrnnn politik luar ncg'-·ri p 111c111pL"lhatil,an anlarn bin hasil h·1j;' sama lcrschul. Al&!s das;\r lrnl lLi·scbul scjauhmnnn kcbijakan-kcbijakau y 111<-11jadi sl11nl1L1· 1;Ku:m p1.i1ycki1ggaraan huhungan luar ncgl..-ri d:m pdaksanaan politik luar ncgcri mcmpl."l·hatikan 111dihatka11 De\\ all Pcrnakilan lbkyat. Pada gilirnnnya Organisasi lnlL"lllasional yang dimaksud dalam Rancan l '11dang-l :11t1a11g, lL11lang lluhung,au l.uar Ncgl.·ri apakahjul~a tlll..'t\cakup aklivitas lcmbaga legislalif?

Didalam Jll..1l1bu\.;aan dan p~mulusan huhungan diplomatik atau konsuk-r tcnnasuk pcmbukaan dan pcnutupan kai pcrwakilan diplomalik atau ko11sulcr lki1gan /di ncgara lain ditd.apkan dl..·ngan kL1mtusan Prcsidcn. Fraksi A; ml.i1ga11ggap hahwa J...cgialan l'-i·sd>ul (schagaimana L<..'11u:mg <lalam pasal 9 Rru1cangan Undang-Undang lmt J luhung,an I .uar Ncg,o..'1 i) nH..1i.1pak&m kq~ialan yang ll\l.11ampilkan cxisl\..'1\Si bangst\ dan ncgarn di dunia lnlcmasill Pcngalaman pad:i 7~111ian Onie Lama dimana Indonesia (>L"Jl\ah masuk dan kcluar dari kcanggotaan P1.,rst.-rik: IL111gsa-l3angsa (PBB) 11\l."f\tpakan pt..'l1galaman k'-1>cmimpinan otorill.T prcsidcn yang sangal kurang menguntungl Pc1ti111hangan-JH:1timhangan formal lcmhaga tingg,i nc1~ar~\ kurnng JipL'li1atiknn. Olch karcnanya kcgi sL:bagaimana krschut dial:1s si.:jauh man a koordinasi alau kc1ja sama <liantara cksckutif dan lcgislatif 'l

Bahwa <ki1gan p1..·rt imhangan ktknlu pcm1.1 inl;,1h lkl'ublik Indonesia dapal mcmbcrikan pcmbebasan dari kewaji h:1lt:11lu kq>ada pl..1-wakilan diplomatik Jan konsulcr, misi khusus, pL.&wakilan Pcrst..•rikatan Bangsa-Bangsa dan I lain hcrdasarkan pada pcraluran pcnuulang-ullllangan nasional. {scbagaimana pasal 16 Rancangan lJnda1tg-Um k11lang llubungan Luar Ncgcri). lhlam h:il ini Fraksi ABRI bcrpcndapat bahwa istilah "p1.'11imb<111gan ktk p...:rlu kcjdasa11. kalau yang dimaksud pc1timhangan krtl.nlu lL"l·si:bul adalah sesuai dengan p1.i·u11Jang-undar nasi,m;il. maka scyogyanya pasal 17 Rancangan l indang-Undang· I lubungan Luar Ncg'-"fi ini dapat discdcrharn

Page 12: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

Kdima

dan dipL'1jd;1s. ~k11gin1>,at kL'\\Li1a11g;111 k-rschut 1111.·11\·anghut "L'JlL'llling:m antar nL'garn diharapka11 ada ~,n11sulL1si

lk"ngan Dl'R sd1durrn1ya.

Bahw:t Dula hc!~ar luar hi;p;a d:111 hL1k11asa pcnuh lbpat hc1lindak mcwt1kili negarn dan hangsa dan dapat mmjadi wakil prihadi l'rcsitkn HI di sual111wgara at au pada sualu Oq~anisasi Intcnrnsional. Schubunr,an dL'tlgan hal tcrsdiut pcrlu pcnjdasan dan pLi11;kajia11 khih mctHlalam k11ta11g tur,as. wcwcnang dan kcdudukan scrta fH .. 'ng:iturnn para duta hcsar lm1r biasa dan hl"ri.-uasa pcnuh. Hal ini hL1kaitan lh.i1gan pL11gaturn11-pcngaturnn sdanjutnya dimana dalam h..:h1."rapa pasal mcmmjukkan hah\\a lala cam dan PL"lll',alurannya cukup tkngan kqmtusnn m1.i1l1.,·i. Fral\.<;i ,\HH I

hcfJl1."11dapat apahila mL'wakili hql1.·11ti11ga11 negara dan b:mgsa hams d1."11gan kqmlusan prL·sidcn sdiagai kq>ala 11c1•,:1ra.

llahwa pL'jahat dinas luar ncgcri :ulalah p1.'1'.awai 1w1•,1.'ri sipil yang ll.:lah mcngikuti pcmlidikan dan latih:m khus\1s. Pnda sisi lain dijdashan hahwa 1'1c.';i1h.·11 dapat menr.nngkat pcjahat lain sding,knt duta bcsar untuk n11:laksan:1kan tur,as diplumatik dihiclang tc1tmt11. Dari urnian tersehut Fraksi J\BRI h1.'1-p1."11dnpat n'danyn kL,·nncuan dintana pcdu p1.·ngkajian yang khih llll'1tdalam alas pernyalaan tfimaksud. 1\pakah dalam hal ini sclain pcgawai ncg1..-ri sipil Prcsic.IL"tl tidak dapat lllL"tl\llljuk scscor:mg untuk di lttgasi dilingkungan tugas diplomntik t1.-rsdmt 'l pcrlu penjdasan !

SnudnrR phnpfmm n1p11~ lmdirin yun~ h·.-lwnn11t

lkrdasarkan Pcmandangan Umum pol-.ok-pokok pikirnn dan tanggapan ntas Rancmtgnn Un<lang-lJndang krsdmt yang tdah bcr.vawasan dm1 h1.Toricntasi kqrncfo tujuan nasioual h:mgsa dan kqn·ntingan masyarnknt. Frnksi ABRI mcnyamhul haik lrndirnya ){ancangan Undang-Undang tcnlimg llulmngnn I ,uar Ncgcti ynng dapat mLi~jadi pcdotmm dalam p1.ilycknggarnan hu\mng<ln tuar

ncgeri dan pclaksanaan politik Juar ncgL"Ti yang hchas dan aktif. "Pada kcscmpatan ini Frabi ABRI mcnyatakan nh.'1l)Tlujui Hanc:mgnn Undang-Undang tc11tm1g huhungan luar m:gcri untuk dibahas lchih lanjut pada pcmbicarnan Tk. Ill Pcmbahas:lll " PL"f'lllnsalahan yang bcrsifat tcknis akan disa111paikan dalam dallar inn:ntarisasi masalah sebagai balutn pl1nlrnhasan.

Dcmikianlah Pcmanda11g:1n Umum habi :\BIH dmr.an harnpan dapal 1HL1tjadi masukan dalam pemhahasan sclanjutnya, sd1i11r,g:t dt:11ga11 hija sama yang baik ;mlara Fraksi-fratsi di l>PH da11 pc111L1 inlah aknn dapnt mcnghasilkm1 Undang-Undang yang mcn11.1n1hi a~1Jirao;i bangsa dan ncg:ua. J\khimyn pnda kcscmpatan ini Fraksi ABRl Jt1Li1r,ucapkan krima kasih kqrnda pimpinan rapat. mmkri luar ncgcri sdaku \Vakil Pcmcrintah dan scgL"ttap :mggola dc,van sc1ta hadirin sckalian atas pcrhatinnnya.

Semo1~a Tuhan 'Yang Maha E~a SL,l:tt1lias:1 mcmhl"f·ikan himhingan dan pctunjukNY J\ kqrnda kitn s1.'katian Amin.

Schian dm1 lL"fima kasih.

\Vassal am

~kngctahui

1-\dua Fraksi ABRI

ttd

11. ACU:\IAD UOESTANJ)J, Sii

A - 1141

Jakn1tn. 15 1\1nil 1999

An Frnksi ABRI DPR-Rl

Jum Bicarn

ttd

J>.-s.IGN KOESlJ,JllDONO, Sil

A - 492

Page 13: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

. i 11

,f J . '•

Fl~AKSI l'U~:JAIUJ\N PU\/JBANGlH\IAN DEWAN PH~WAl<IL/\M IU\l{Y/\'f ru:PUllUK INDOf'·H:SIJ\ l\1rl~ I DPI~. Pl. NUS/\Nl/\P/\ I .. II.. JrND.G/\101 ~UnPCJ' rn J/\l'/\f'T/\ 1 .. l.)'"'l') ff(()'

11)r.7r:.r.1 r · ··· ·-·· ,,,.. ,-/

. ,,__ v ,) -i ??1 .. oJ!, f, J:3r) .. r,; 1; h 1 ·\I .. r7r r·pr--.f·l -• · , ,, ._) ",, . - s1~-:, l> mo - r/\X. ~;;s () 10 1

-------- ------·-- ~~=--=~~:::i:::::::::"~__....,.,._...... .... ...,...._..,_...._ _ __________________ __:_:_ __ ~---:::::=:~ . ----

..

I' I·~ I\ I J\ N 11 A N (;A N ll M l J I\ 1

FHAKSI P11:RSAT\IAN Pl<:l\IBANGllNAN IJPR-RI

T Ii: ll 11 A U A p

HANCANGAN lJNHANG-lJNUANG Tl(NTANG lllJBlJNGAN LlJAll Nli~l~l!:IU

Disampaikan Olch Juru Bicara FPP DPR-Rl : 11. I IUSSEIN urvl/\R

/\nggola DPR-RI Nomor : J\-2J

Bismitlahinal111H111irrnhi111, /\ssalamu 'alaikum Wr. \Vb.

Yang tc1 honnal Snudarn Pi1t1pina11 Jlapal Pai ipurna Dewan~ Saudarn t\ lcntcri Luar Ncgcti IU bcscrla scgcnap jajarnn, scrta Pam J\nggl'ta IJPR-IU dan hadir in sckalian yang kami hornrnti,

Pcrtama-tama marilah kita pa11jatkan puji syukur ke hadirk1l /\llah Subhanahu wa

Ta' ala, yang I cl ah mcmhcri kan bc1 bagai ka ru nia dan anugcrn h k cpa d a k i la sck al ia 11, I cm 1a~;u \.: anugcrah kcmcrdclrnan schagai lmngsa yang bc1daulal. /\las bc1 kal rnh1ual Nya··lail kit a dapal

mcrnih kcmc1dckaa11 lcpns da1i bdc11ggt1 pc11jajahan. Dcngan kcmcnkkaal\ itu\ah Lita dapal

1nc11cmpalkan diri sehngai hangsa yang hcn11a1 tabal, scdcrnjal, dan bcrdiri scjajar dc11,;an

bangsa-bangsa \nin di du11ia. Kc111crdckaan adalah juga lmah dari diplomasi politik dan

pc1j uangan bcrscnj a I a yang dcnga 11 du k u nga n rn k yal k i I a bcrhasi I mclcpask an ti i1 i da ri

ccngkcraman kolonialismc yang mcmcrlukan waklu panpng tiada hcnli, yang ditamlai

dcngan gugurnya parn pahlawan di bc1 bagai pclosok Lanah air.

Sclain itu, kila patut bcrsyukur karcna alas rahmat dan kanmia-Nyalah pada hat i i11i,

Kamis, tanggal 15 April 1999, kita dapal hcrsanm-sama hadir dalam Rapal Paripuma Dewan

di sini dalam rangka Pcmbicarnan Tingkal II pcmbahasan RlllJ lc11ta11g Hubungan Luar

Ncgcri yang naskah RtJU-nya tclah dilc1 ima Dcwnn bcbcrnpa waklu yang lalt1, dcngan ,;u1 at

Pres id en RI no. R. 13 /I' U/1111999 tcrl a11gg;1 I l 2 F cbruari 1999. N ask ah RU U I c rscl>u t

dilengkapi dengan pcnyampaian Kclcrangan l'cmcriutah olch Mcnlcri L11ar Ncgcri RI di

hadapan Rnpat Pnripurna Dewan pada tangggal 6 J\pril 1999 yang lalu.

Page 14: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

2

Sebenarnya, pcngajuan RUU ini untuk dibahas oleh Dewan memang agak

menimbulkan pertanyaan bagi kami, dengan dasar pemikiran bahwa apakah RUU ini memang

menjadi prioritas untuk diajukan ketika para anggota Dewan menjadikan prioritas utama

adalah mensukseskan pelaksanaan Pemilihan Umum bulan Mei I 999 mendatang. Sementara

itu, menurut hemat Fraksi Persatuan Pembangunan, yang menjadi prioritas utama adalah apa

yang diamanatkan oleh Ketetapan-ketetapan Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan

Rakyat yang memang harus ditindaklanjuti dengan undang-undang.

Meskipun demikian, Fraksi Persatuan Pembangunan mencoba memahami pengajuan

RUU ini, mcngingat keterangan Pemerintah bahwa penyelenggaraan hubungan dan politik luar

negen dengan landasan idiil dan konslilusional serta prinsip politik luar negeri bebas aktif

sampa1 sekarang masih memerlukan penjabaran secara lebih nnct, sehingga dapat lebih

memantapkan praktck-praktek clan jaminan kepastian hukum atas kebijakan yang diambil

dalam penyelenggaraan hubungan dan politik luar negeri. Ini berarti, belum terdapat dasar

hukum yang kukuh yang mengatur hubungan dan politik luar negeri kita. Untuk itulah Fraksi

Persatuan Pembangunan menyambut baik RUU ini untuk dibahas dan disetujui Dewan.

Hadirin sekalian yang kami hormati,

Fraksi Persatuan Pembangunan mencermati perkembangan, terutama dalam dekade

terakhir ini, secara umum kinerja kita dalam berbagai forum internasional sebagaimana tclah

dikemukakan oleh Pemerintah dalam rapat paripurna Dewan yang lalu dapatlah dikatakan

menunjukkan hasil-hasil yang tidak mengecewakan, di samping terdapat berbagai hat yang

masih beJum memuaskan. Ketika Pemerintah menjelaskan peran yang dapat dimainkan olch

Indonesia di berbagai forum seperti ASEAN, Gerakan Non-Blok, OKI, Kelompok 77, clan

berbagai forum lainnya, kami mcmahaminya sebagai sesuatu yang harus dicatat sebagai upaya

perwujudan dari pelaksanaan politik luar negeri yang bebas aktif dan dalam kerangka

menunaikan tugas dan kewajiban konstitusional, sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan

Undang-undang Dasar kita.

Selanjutnya, Pemerintah menjelaskan bahwa dengan pengajuan RUU ini diharapkan

dapat makin memantapkan praktek-praktek dan adanya jaminan kepastian hukum bagi

kebijakan-kebijakan hubungan dan politik luar negeri kita, karena sebagai negara hukum, maka

hubungan luar negeri haruslah diselenggarakan berdasarkan aturan-aturan hukum. Yang

menjadi pertanyaan kemudian adalah, sebelum diajukannya RUU ini, bagaimana dengan

kebijakan-kebijakan hubungan dan politik luar negeri yang selama ini telah diambil oleh

Pemerintah? Aturan-aturan hukum mana yang dipakai? Apakah Pemerintah sependapat

dengan kami bahwa sering kali kebijakan politik luar negeri kita sangat ditentukan oleh

kepcntingan aktor politik utama di negeri ini ?

Page 15: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

3

Pertanyaan di atas diajukan karena pcrnah suatu ketika di zaman kepemimpinan

Presiden Soekarno, politik luar negeri kita lebih condong ke kiri-kirian, ke dalam apa yang

disebut dengan poros Jakarta-Peking-Pyongyang. Kita juga mencatat bahwa pernah di

pertengahan tahun 1960-an Indonesia mengambil keputusan keluar dari keanggotaan

Perserikatan Bangsa-Dangsa, yang akhirnya di awal Orde Baru kita kembali lagi menjadi

anggota lembaga internasional tersebut. Kita juga pernah menganut politik konfrontasi

terutama terhadap negara-negara tetangga kita dan dengan gegap gempita Iangit politik kita

dipenuhi oleh slogan dan semboyan "ga11ya11g Malaysia da11 Singapura ", "Amerika /<ita

setrika, Inggris kila linggis ", yang akhirnya konfrontasi tersebut dihcntikan juga melalui

langkah-langkah diplomasi.

Setelah itu, dengan pergantian tampuk kepemimpinan nasional dari Orde Lama kc

Orde Baru, dari Soekarno ke Soeharto, pada waktu yang hampir bersamaan, kita mulai

rnenoleh ke Baral. Akibat keterpurukan ekonomi di akhir pemerintahan Presi<len Sockarno,

kita membuka diri dengan berhubungan dengan lembaga-lernbaga multilateral seperti IMF dan

Bank Dunia. Kita mulai membuka diri dengan masuknya modal asing, dcngan Undang-undang

Penanaman Modal Asing 1967. Modal masuk, investasi mengalir, dengan memilih rekanan

yang berpengalaman di bidang bisnis dan dekat dengan pengambil keputusan (pemerintah),

selain itu dengan jaminan stabilitas yang diwujudkan dengan tindakan-tindakan repressif.

Politik pembangunan yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi kita anut, dengan segala

biaya berupa ketimpangan sosial, ketidak-adilan ekonomi, politik dan pemasungan kcbcbasan

serta pembatasan-pembatasan hak-hak asasi manusia. Indonesia rnemang berkibar di forum

internasional dengan 'succes stmy' pembangunan ekonominya, namun pada saat yang sama

dikecam karena track-recordsnya yang kurang menggcmbirakan dalam pcmbangunan

demokrasi politik, pelestarian lingkungan, dan perlindungan hak-hak asasi manusia. Kasus­

kasus seperti Timor Timur, Irian Jaya, dan Aceh, adalah contoh dari sisi negatif kita dalam

forum-forum internasional. Politik luar negeri kita boleh dikatakan kedodoran, karena

perkembangan kondisi yang ada di <lalam negeri. Para diplomat kita dalam berbagai forum

internasional harus bekerja keras menjelaskan kepada dunia, bahwa apa yang terjadi di

Indonesia tidaklah seburuk yang ditayangkan di CNN maupun ekspose media massa

internasional, karena politik luar negeri kita haruslah "diabdikan kepada kepentingan nasional."

Semua ini adalah pelajaran berharga yang harus kita perhatikan dalam rangka pengembangan

hubungan dan politik luar negeri kita di masa depan.

Saudara-saudara sekalian yang terhormat,

Fraksi kami mencermati ketika Pemerintah juga menjelaskan bahwa diajukannya RUU

ini adalah wujud komitmen untuk rnelindungi kepentingan nasional termasuk warganegara

Page 16: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

4

Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri. Marilah kita lacak bagaimana kenyataan di

lapangan sebagaimana nasib para TKI, terutama tenaga kerja wanita/TKW . di luar negeri

seperti di Singapura, Hongkong, Taiwan, dan negara-negara Timur Tengah. Tidak jarang

kita jumpai Japoran media massa mengenai nasib mereka yang mengenaskan di negeri orang,

sementara kepentingan mereka tidak atau kurang terlindungi oleh aparat kedutaan ataupun

konsulat kita di negara-negara yang bersangkutan. Bandingkanlah bagaimana sikap tanggap

dari Pemerintah Filipina melalui jajaran Kementerian Luar Negerinya beberapa wa~tu yang

lalu, ketika mengetahui ada salah seorang warganegaranya, Sarah Balabagan, akan diancam

dengan hukuman mati di negeri orang. Berbagai upaya diplomatik dilakukan, dan akhirnya

Pemerintah Filipina berhasil membebaskannya dari ancaman hukuman mati tersebut. Apakah

hal yang serupa pernah dilakukan oleh Pemerintah melalui para diplomatnya? Rasa-rasanya

perhatian kita terhadap para pahJawan 'penghasiJ devisa' yang setiap bulannya mengirimkan

re111itla11ces yang jumlahnya tidak kecil itu ke tanah air masih belum memadai.

Keterpurukan kit a dalam krisis berkepanjangan sejak pertengahan 1997, antara lain

adalah disebabkan kekurang-hati-hatian dan kelemahan kita dalam mencermati perkembangan

globa1isasi modal, informasi, dan teknologi. Dalam perkembangan dunia yang seolah tanpa

batas ini, peran apakah yang dimainkan oleh para diplomat kita untuk memberikan informasi

perkembangan yang terjadi di negara-negara di mana meteka ditempatkan untuk bertugas

guna mengemban kepentingan nasional kita, sehingga kita dapat memperoleh masukan,

informasi, dan analisis sebagai deteksi dini dan berbagai opsi untuk mengambil langkah­

langkah strategis dalam mengantisipasinya? Bagaimana pula dengan peran 'orang-orang kita'

yang berada di lembaga-lembaga internasional? Apakah Pemerintah sepcndapat dengan kami

bahwa dengan kenyataan bahwa kita masih tems bergelimang krisis, dapatkah diartikan bahwa

para pengambil keputusan kita kurang memperoleh informasi yang akurat mengenai berbagai

hat yang berkaitan dengan perkembangan ekonomi dan bisnis di tingkat global dari para

diplomat kita. Apakah Pemerintah juga sependapat dengan kami bahwa ini berarti kualitas para

diplomat kita belum mampu memenuhi tuntutan perkembangan yang pesat dalam percaturan

global?.

Masalah lain yang mengundang keprihatinan kita adalah makin menggunungnya utang

luar negeri negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, yang bukan saja menjadi isu

nasional, tetapi telah menjadi isu global. la bahkan berkaitan dengan politik bantuan dari

badan-badan atau lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia, UNDP, dan IMF

maupun bantuan dalam rangka hubungan bilateral. Kalangan 11011-govemmental organizations

menyatakan keprihatinannya dengan cara menuntut, memantau, dan mengawasi, agar

bantuan atau pinjaman luar negeri yang dim~ksud benar-benar sampai ke sasaran yang dituju.

Yang lebih memprihatinkan lagi adalah, banyak pinjaman atau utang luar negeri tersebut dibuat

Page 17: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

5

tanpa sepengetahuan Dewan Perwakilan Rakyat, apalagi meminta pcrsetujuannya. Tentang

hutang luar negeri ini melalui Undang.:.undang APBN telah ditentukan hams dengan

persetujuan DPR. Bahkan istitah yang digunakan bukan lagi bantuan tetapi dengan tegas

dinyatakan sebagai pinjaman. Keprihatinan mengenai besarnya utang luar negeri ini juga

dirasakan oleh para cendekiawan dan ilmuwan yang peduli terhadap nasib serta masa depan

kehidupan berbangsa dan bernegara kita, terutama nasib anak cucu kita yang harus membayar

kembali utang-utang tersebut.

Rapat Paripurna Dewan yang karni hormati,

Dewasa ini Fraksi Persatuan Pembangunan juga mencermati berbagai forum, komite,

lembaga, atau organisasi dan perseorangan yang menaruh kepedulian mcngenai bcrbagai

masalah dan dampaknya bagi kepentingan nasional kita di tengah-tcngah pcrcaturan

internasional, seperti CSIS, CIDES, dan lain-lain. lni berarti, bahwa di tengah-tengah

masyarakat semakin tumbuh sikap kritis untuk mencermati perkembangan global serla

memantau bagaimana kinetja Pemerintah dan para penyelenggara negara lainnya •Karena itulah

ketika muncul isu bagaimana para konglomerat yang terbelit utang, kemu<lian mercka juga

yang memperoleh fasilitas Pemerintah, namun kemudian menyalahgunakannya dengan

melarikan uangnya ke Juar negeri, masyarakat menjadi geram karena mengetahui hal itu

melalui ekspose berbagai media massa cetak clan elektronik. Banyaknya mereka yang kabur

ke luar negeri seperti kc Singapura yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Indonesia,

benar-benar membuat kita mertjadi kesal dan jengkel. Sampai sejauh ini, peran apakah yang

<limainkan oleh para diplomat kita di negara-negara dimaksud, untuk menjaga kepentingan

nasional kita?

Sementara itu, terbetik pula kabar bahwa banyak harta hasil korupsi, kolusi, dan

nepotisme dari para pejabat dan mantan pejabat negara serta kroni dan keluarganya yang

disimpan di bank-bank luar negeri seperti di Swiss, Austria, dan lain-lain. Terhadap berita­

berita berkenaan dengan kasus tersebut, dengan mengutip sumber laporan dari kedutaan­

kedutaan kita di negara-negara yang bersangkutan, Jaksa Agung mengemukakan bahwa

ternyata harta kekayaan tersebut tidak dapat dilacak, apalagi berupaya untuk dapat

mengembalikan harta 'jarahan' tersebut ke tanah air. Hal-hal seperti inilah yang menyebabkan

masyarakat menjadi marah. Kepentingan nasional manakah yang <liacu olch para diplomat kita

di negara-negara yang bersangkutan?

Begitu juga berita santer mengenai isu suap yang dilakukan oleh perusahaan

telekomunikasi Koninklijk Post & Tclecommunicatie Nederland (KPN) terhadap sejumlah

tokoh di negeri ini untuk menggolkan kepentingan bisnisnya. I su suap lain datang dari

sejumlah perusahaan kontraktor Jepang terhadap sejumlah pejabat kita, juga untuk kepentingan

Page 18: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

6

bisnisnya. Apakah Pemerintah sependapat dengan Fraksi Persatuan Pembangunan, jika

masalah semacam ini dibiarkan saja, justru dapat makin memerosotkan kepercayaan rakyat

terhadap Pemerintah, termasuk para diplomatnya, yang seharusnya diharapkan mampu

menjaga kepentingan nasional, merusak citra bangsa di tengah-tengah pergaulan internasionaJ.

Dalam kaitan itulah, Fraksi Persatuan Pembangunan merasa prihatin karena kami

masih melihat tanda-tanda adanya kelambanan politik luar negeri kita, seperti terc~rmin dari

kinerja para diplomat kita. Lebih lanjut Fraksi kami mendesak kepada Pemerintah agar Iebih

serius Jagi menangani kasus-kasus seperti yang diungkapkan di atas. Adalah sungguh ironis,

kalau yang terjadi adalah justru sebaliknya, sebagai akibat dari kelambanan kinerja sebagian

diplomat kita selama ini.

Lebih lanjut Fraksi Persatuan Pembangunan ingin rnengingatkan kita semua, bahwa

dalam membawa misi kepentingan nasional dalam menjalankan hubungan dan politik luar

negeri kita dibiayai melalui keuangan negara, yang nota bene uang rakyat, perlu dan harus

ditindaklanjuti dengan Iangkah-langkah nyata dan sungguh-sungguh. dari kinerja para

diplomat kita

Saudara Pimpinan,

Serta segenap peserta Rapat Paripurna Dewan yang kami hormati,

Selanjutnya, Fraksi Persatuan Pembangunan sekali lagi ingin memberikan beberapa

catatan terhadap RUU tentang Hubungan Luar Negeri ini sebagai hal-hal yang perlu kita

berikan penekanan dan kita perhatikan bersama, yaitu:

Pertama, peran aktor-aktor politik nasional terhadap kebijakan hubungan dan politik

luar negeri haruslah dapat dikoreksi, diawasi, dipantau dengan kriteria kinerja yang jelas

melalui kerangka legal berupa arahan serta kepastian hukum, agar tidak terjadi distorsi

penerjernahan politik luarnegeri bebas aktif, sebagaimana telah terjadi di waktu-waktu yang

lalu. Diharapkan dengan RUU ini acuan dan arahan tersebut dapat diberikan dan

mendapatkan kepastian.

Kedua, RUU ini dimaksudkan untuk memenuhi ketentuan sebagaimana termaktub

daJam Pembukaan UUD l 945 yakni <lalam upaya mencapai tujuan negara yaitu ikut

'"melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

sosial." Hal itu memang sesuai dengan apa yang digariskan dalam UUD yang memuat aturan­

aturan pokok dan hanya memuat garis-gari.s besar sebagai amanat kepada pemerintah dan lain- 1

lain penyelenggara negara untuk menyelenggarakan hubungan dan politik luar negeri bebas I

Page 19: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

• 7

aktif Hal itu tidak lain adalah pelaksanaan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam

Pembukaan UUD yang dirumuskan dalam alinea ke-4 tcrsebut.

Ketiga, da)am pembuatan dan pengesahan perjattjian internasional, termasuk perJanJtan

utang Juar negeri baik dengan lembaga-lembaga multilateral maupun bilateral. selama ini

dapatlah dikatakan kurang memperhatikan peran Dewan Perwakilan Rakyat. Dengan

demikian, apakah dapat dikatakan bahwa dengan pengajuan RUU ini keadaan sen:iacam ini

akan lebih diperhatikan di masa-masa mendatang, mengingat yang akan terkena beban

membayar utang luar negeri adalah rakyat, sampai ke anak cucu kita nanti. Dari ketentuan­

ketentuan yang tercantum dalam pasal RUU ini, pengaturan hal ini belum jelas terlihal. Apa

lagi apabila dicermati pasal demi pasal, Iebih-lebih apabila dihubungkan dengan pasal yang

mengatur ketentuan mengenai soal ini dalam UU tersendiri.

Dari hal yang tersebut di atas maka Fraksi Persatuan Pembangunan berpendapat bahwa

jelas kiranya RUU termaksud merupakan kerangka legal dari penyelenggaraan hubungan dan

politik luar negeri kita yang masih bersifat garis besar. Apakah memang benar seperti itu yang

dimaksud oleh Pemerintah dengan RUU ini? Jika demikian halnya, apakah Pemerintah

sependapat dengan Fraksi Persatuan Pembangunan bahwa diperlukan penajaman-penajaman,

meskipun masih berupa pokok-pokoknya saja.

Selanjutnya, catatan mengenai kedudukan RUU ini nantinya setelah diundangkan akan

mertjadi peraturan perundang-undangan yang berisi ketentuan yang berkaitan dengan

hubungan dan politik luar negeri. Apabila benar demikian, pengaturan pokok-pokok dalam

RUU ini sangatlah ti<lak memadai.

Keempat, mengenai perlindungan terhadap warganegara Indonesia terutama para TK I

termasuk tenaga kerja wanita (TKW}, kiranya perlu memperoleh perhatian yang lebih baik di

masa-masa mendatang. Apakah dengan RUU ini ada jaminan kepastian hukum tentang

perlindungan kepentingan mereka? Menurut hemat kami, ini berarti memerlukan keseriusan

kita merumuskan ketentuan yang mengatur mengenai soal ini.

Kelima , bagaimana halnya dengan kinerja para diplomat kita di berbagai negara yang

perlu kriteria yang jelas, sementara yang sudah ada selama ini memerlukan peningkatan

kemampuan. Menunjuk kepada masalah tersebut di atas yang mertjadi masalah adalah

kualitas sumberdaya manusia dan kaderisasi. Apakah Pemerintah sependapat dengan kami

bahwa sebaiknya calon-calon diplomat, terutama duta besar, dutabesar luar biasa,dan konsul,

perlu memperoleh persetujuan DPR atau setidak-tidaknya DPR dapat membentuk komisi

Page 20: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

-----------

khusus untuk meneliti terlebih dahulu calon-caJon diplomat tersebut sebelum DJ>R

memberikan persetujuan. Keikutsertaan DPR untuk penempatan para diplomat itu adalah

pcnting, mcngingat menurut UUD 1945 kedudukan DPR cukup strategis, meskipun soal itu

sering dikatakan sebagai hak prerogatif Prcsiden.

A'ee11a111, catatan berkcnaan dcngan sanksi terhadap kemungkinan pelanggaran terhadap

tugas, wcwcnang dan tanggung jawab para diplomat kita scpa1tjang penganu~tan f'raksi

Pcrsatuan Pembangunan menurul RUU ini belum jclas benar sanksinya. Kami harnpkan

Pemerintah dapat memberikan pcnjclasan lcbih jauh mengenai soal ini '!

Kel1(}11/1, scbagaimana dapat dilihat dalam pasal RUU ini, Fraksi Pcrsatuan

Pemhangunan masih bclum mclihat adanya pengaturan yang jclas menyangkut kemungkinan

adanya penyalahgunaan kekcbalan, hak istimewa, dan pembebasan dari kewajiban tertentu yang

dilakukan oleh mcreka yang tidak berstatus diplomat. Kami harapkan Pemerintah dapat

mcmbcrikan tambahan pe1tjclasan lcbih lanjut mcngenai soal ini ?

Saudara-saudara yang terhormat,

Akhirnya Fraksi Persatuan Pembangunan JUga mgm menyampaikan apa yang

berkembang di kalangan tcrtentu, yang memandang perlu adanya rcstrukturisasi organisasi di

lingkungan Oepmtemen Luar Ncgcri untuk mampu menjawal> tuntutan dan tantangan era

globalisasL lebih-lcbih dalam menghadapi millenium baru Abad 21.

Saudara Pimpinan,

Para Pescrla Rapat Paripurna Dewan yang kami hormati,

Demikianlah beberapa calatan singkat yang dapat kami sampaikan dalam Pemandangan

Umum ini, mcskipun bcbcrapa hal yang lebih detil nantinya dapat kami sampaikan dalam

Pcmbic.:arnan Tingkat Ill nanti, baik yang terluang dalam DIM (Datlar lnventarisasi l\fasaJah)

maupun yang akan kami sampaikau secant langsung dalam pembahasan.

Billahittaufiq wal hidayah, Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 28 Dzulhijjah 1419 H 15 April l 999

Page 21: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA Sekretariat : MPR/DPR-RI, Nusantara I, Lantai XXI, Jl. }end. Gatot Subroto Jakarta 102~~

w 575 5908, 575 5858, 575 5867, 575 5868 Fax. 575 59

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA

.TERHADAP RANCANGAN UNDANG UNDANG

TENT ANG HUBUNGAN LUAR NEGEHI

================================================== Qbacakan deh : 0-s. Anthonius Rahail .Anggcta norra- : A-425

.Assalamu'alaikum warakhmatullahi wabaral<atuh. 8alam sejahtera bagi kita sekalian.

Saudara Pirrpinan dan Anggd:a Dewan Yang terhorrrat Saudara Menteri Luar ~geri yang mewakiti Pemerintah beserta jajarannya yang karri hcrrnati dan hadirin yang berbahagia.

Merdeka!

Pertama-tarna marilah kita rremanjatkan syukur kepada Tuhan, karena kita dipertemukan kembali dalam sidang paripurna ini dalam keadaan sehat walafiat. Pada keserrpatan ini perkenankan Fraksi POI memenuhi tugas konstitusionalnya memberikan pemandangan umum mengenai Rancangan Undang-undang tentang Hubungan Luar Negeri yang telah disarrpaikan deh Pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat tanggal 6 ,April 1999 yang lalu.

Setelah n1enbaca secara cerrnat pengantar Perraerintah dan Rancangan Undang­undang yang disarrpail<an, linnul berbagai perlatlyaan yang menurut Fraksl PDI mernbutuhkan penjelasan lebih lanjut sebelum kita memasuki penbahasan tingkat Ill. Pertanyaan pertama yang muncul ketika meniJaca secara cerrrat RUU tersebut adalah pengertian mengenai "Penyelenggaraan Hubungan Luar ~geri Yang Lebih Efisien, Efektif, dan Terkocrdinasi". · ·

Kalirnat tersebut menirrbulkan pertanyaan, apakall itu berarti bal1'Na selama ini, terutama 32 tahun di bawah Pernerintah Orde Baru ini penyelenggaraan hubungan luar negeri kita tidal< efisien, efektif, terarah dan terkocrdinasi? Kalau itu yang terjadi, Fraksi POI hanya dapat berkata, "pantas citra Indonesia di /uar negeri tak seperti yang di/1arapkan". U1tuk itu ada sebuah ca1toh yang menarik, yaitu mengenai aang Indonesia yang ketika berada di luar negeri tidak berani mengaku diri sebagai aang Indonesia, tetapi rnengaku sebagai a·an~J Philipina, Brunei atau negara ASEAN lainnya. f ni benar-benar terjfidi, dan kit a tidal< eta pat rnengatakan bahwa orang seperti itu tidak memiliki kebanggaan nasional. Kita tidak dapat meneriaJ<kan serrboyan "right a v-rong my countrjl' karena my country always does the wong. Hal seperti itu tentu harus terus rrenerus dibenahi bukan hanya dalam kaitannya dengan masalah luar negeri, tetapi yang terutama adalah dalam h:onteks dalam negeri. ltulah sebabnya kalimat penye1enggaraan hubungan Juar negeri yang efel<tif, eJisien, terarah dan terl<~dinasl itu perlu penjelasan. Sebab lmlimat tersebut berkcuctasi modern. Artinya efektif, efisien, terarah dan terkcordinasi itu rnengandung makna roodern. Kalau penyelenggaraan hubungan luar negeri seperti itu memang dapat diwujudkan, maka citra modern itu

Page 22: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

dapat n--etel<.at cli depmten--en luar negeri tdmsusnya dan pemerintahan pada ·umumr Tetapi persoalannya apakah aparat pen~rintalian kita niemang telah siap untuk itu?

Saudara Pif1T>inan dan Anggcta Dewc:m Yang terhanlat Saudara Menteri Luar Negeri yan£1 karri ha mali dan lladirin yang berbahagia.

Persoalan kedua yang perlu penjelasan lebih lanjut berkaitan dengan perrberia perlindungan terhadap l~epentingan nasional dan warga negara Indonesia. Terhada J<epentingan nasional, bagairnana bentuk t<cx1kretnya? Sebab selama lni banyal< h terabaikan dalarn hal ini. Otra yang tidak terlalu baik terhadap berbagai kebijaka perrerintall, terutarra dalam hal c!errd<ratisasi, hak asasi manusia, dan lingkunga hidup tentu akan men--perlladapkan kita dengan berbagai negara, sehingga sulit ba~ kita untuk nterY;saflh:an mana h:epentingan nasional dan niana kepentingan pemerintat· Salafl sntu contofl nd31nl1 peniJerinn green label pada prcxfuk-produk tertentu . .Apaka llal itu tidat< ter~<ait dengHn penyefeng~Jarm.1.n llubungan luar negeri, khususnya dalar ka1tel\s perlindun~1an terl1adap kepentin£1an nasional? Sebab dalam banyak hal ad upaya untuk melal<Ukan bdkct terhadap produk-produk asal Indonesia karen diselengarakan tanpa mengindahkan lingkungan. Juga produk-produk Indonesia yan dil1asilkan karena ekspldtasi lerhadap tenaga l<erja, seringkali di luar negeri hal sepe~ itu rnenjadi persoalan lersendiri. D"dlam kailan itu, batas manal<ah yang al<an dipak~ untuk rrolalrnJ~an pcrlindungan terl1adap kepcntingan nasional tcrsebut? Begitu put dengan banyalmya benda purtJakala dari Indonesia yang lari ke luar negeri dan menja kdel<si barang antik nrasyarakat di luar negeri, sejauh mana penyelenggara llubungan luarnegeri itu dapat melalrnkan perlindungan?

Sejalan denga.n itu, bagairna.na perlindungan terhadap warga negara di luar neg dilalwkan secara efetdif, efisien, terarah, dan terkcrdinasi? Menurut Fraksi POI, sekt inilall yang paling rawan. Sejak kebijakan pengiriman tenaga kerja ke luar neg dilakukan secara terbuka deh Pe~rintah, berita mengenai penganiayaan serta tid adanya perlindungan terhadap warga ne~iara Indonesia yang bekerja di luar neg menjadi scrctan publil<. Terl1adap hal itu Pemerintah dan terutama Departemen Lu Ncgeri sering menutup mata clan sepertinya lepas tangan. Pihal< yang selalu diSalahka selalu yang lemah, yaitu tenaga J<:erja Indonesia yang pengetahuannya sangat terbata Kita masih ingat bagaimana secrang tenaga kerja Indonesia mendapat perlakuan ya sangat llina cli Hongkong, namun l<etika itu diungkap, pejabat Luar Negeri lndonesi yang berada di rbngkong merriJantahnya dan berusaha menutup-nutupi persoalan Begitu pula. yang terja.cti di Singapura. a.tau negara-negara lain. Kalau kita bandingk dengan sikap pemerintall Philipina yang melindungi warganya yang mendap perlaJman J\urang bail\ di Sngapura, kita hanya dapat menatap dengan sedih.

Saudara Pifl1)inan dan Anggcta Dewan Yang terhantat Sauclara Menteri Luar t..Jegeri yang l<arri hcrmati dan hadirin yang berbahagia.

Kasus-kasus seperti itu sangat banyak terjadi di tengah-tengah masyarakat kit Bahkan bekerja di luar negeri masih menjadi darrbaan sebagian warga nega Indonesia. Mereka bersedia bekerja apa saja di luar negeri untuk merrperd pendapatan. Terhadap rnereka itulah seharusnya perlindungan diberikant Yang seri terjadi Pernerinlah rnen~1alillkan persoalan, yailu aJmn rrengirini<an tenaga kerja yaa lebih berpencJidiJmn. Menurut Fraksi POI, persoalannya bukan pada masal berpencJiclikan atau ticlal~, tetapi pada perlinclungan kepada mereka. MereJ<a adal warga negara yang bekerja di luar negeri. Merel<a adalall manusia yang meniliki hark dan martabat. Kalau ditarik lebih luas, harlmt dan martabat merel<a itu rnelekat pa hmkat dan rnartabat bangsa Indonesia. Kalau terhadap mereka tidak diberik

Page 23: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

, 3

perlindungan olell pemerintahnya senc!trt, kepada siapa kita mangharapkan perlindungan?

Tcrhad(lp pf)rsoalan itu Frnl<si POI rnerninta penjefasan yang febih rinci dari Perrerint.ah. 8.ebab siJmp yang ditunjuldG.rn dell Pernerintah terutama pejabat Indonesia di Luar f\Jegeri selarna ini sama sekali kurang 1nenunjuJdmn perhatian yang wajar. Persoolan ketiga yang l'ami inginkan penjelasannya adalall prinsip pditik luarnegeri ynng bebas dan aktif yang selama ini selafu cfiperdengarkan. Oulu dalam konteks perang dingin, siJ~ap seperti itu meruadi l<eban9gaan ban~1sa-bangsa terutama di kalangan angqcta hbn-Blci{. Dengan silmpnya itu Indonesia dapat mefTl)elq)(x·i gerakan l\bn-bld\ bersania nek1ara-ne~1ara lain, sehingga rnenjadi sebual1 gerakan yang c!isegani dell bangsa-bangsa. J<ini setelall usai perang dingin dan dunia semakin menggldJal, terutama pada rrilenium f\etiga yang akan kita masuki beberapa tahun mendatang ini, bagainklnakan kitn akan mewujucJkan siJmp tersebut? .Apakah pditik luarnegeri yang bebas dan aJdif itu rnasih relevan dan di rnanakah relevansinya?

Persoalan keempat yang l\ami ajukan dan rrerrbutuhkan penjelasan lebih lanjut adalah arah yang ingin cliciptaJmn dafam suatu sistem tmnsultasi, kocrdinasi, pemantauan dan pengenclalian yang melerrbaga. Pada dataran praksis, bagaimanakah mewujudkan sistern Lersebut? Sebab sefarna 32 tahun ini konsepsi penyelenggaraan hubungan luar negeri secara tea·etis suclall san~iat bail<, tetapi dalarn dalaran praJ<sis banyal< hal yang kododcran. · DemiJ<:ianfah beberapa hal yang tefah disarrpail<an dan selanjutnya diharapkan Pernerintah merrberih:an penjelasan yang kcn1Jrehensif.

Saudara Pirrr:>inan clan Anggota Dewan Yang terhormat Sa udara Menteri Luar Negeri yang kani ha-mati dan hadirin yang berbahagia.

Fraksi POI menyaniJut dengan baik perrberian status Duta Besar sebagai Pejabat Negara. &Jdah sel1arusnya status itu diberikan kepada nlareka, karena mereka adalah ujung tcrrbak untuk peningfmtan citra bangsa Indonesia di luar negeri. Karena itu rncreJm rnemang layaJ{ untuJ{ merrperdeh hak keuangan dan prctd<der sebagaimana layaknya pejabat negara. Untuk ilu pemilihan sosd< untuk me1~adi duta besar di suatu negara sellarusnya dilakulrnn secara terbuka clan tidak seperti sekarang ini: tertutup clan seperti arisanJ Sehubungan dengan itu Fraksi Pot mengusu!kan agar mekanisme dan prosedur pengusulan pengangkatan Duta Besar diJ(onsuJtasikan dengan DPR. Hal ini akan memberi bdJct ketatane9araan yan9 lebi11 besar. Jan£1an seperti di waktu lalu seaang duta besar yang ahan berangkat Jm terrpat tugasnya, digiring kepada sebuah lembaga swasta untuk mendapatkan "bekal". lni merupakan sebuah ironi, pejabat negara nlamperdeh peniJekalan dari swasta untuk n-e1rbela kepentingan pengusaha yang di luar negeri mendapat scrctan l<ritis! ~,/1engenai hal yang lebih rinci akan karni kernukakan dalam Daftar lnventarisasi Masatah (DIM) dalam perrtJicaraan tingkat Ill.

Saudara Pirrpinan dan Anggda Cewan Yang terhormat &1udara Menteri Luar Negeri yang kani llcrrnati dan hadirin yang berbahagia.

DemUtianlah Pernandan~Jan Umum Fraksi POI dan aJ\11imya atas perhatiannya kani n--engucapkan terirna kasih.

Page 24: (JfoLONGAN KARY~ r>EMANDANGAN u·MuM FRAKSI …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200622-031141-1535.pdfDiplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan KonsuJer dan Konvensi

Sekian dan terirna kasih.

\Nassalamu'alaikurn warakhrnatutlahi wabarakatuh. Merdeka'

il

Jakarta, ·15 .April 1999 PlMPlNAN FRAKSl

PART Al DEMOKPV\SI INDONESIA DPR-RI V\~I. Ketua, Sekretaris,

TicJ, Tid, BUlTU H. HUT/\PEL\ DHS. MARKUS WAURAN