jenis validitas

5
Jenis Validitas 1. Validitas Isi 2. Validitas Konstruk 3. Validitas Sejalan 4. Validitas Prediktif Untuk membuktikan tinggi rendahnya kadar valditas prediktif, biasanya dilakukan dengan mencari koefisien korelasi antara hasil tes yang pertama dan hasil tes atau prestasi yang dicapai kemudian. Tinggi rendahnya koefisien korelasi yang diperoleh membuktikan kadar validitas produktif alat tes yang diuji validitasnya itu. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara -1,0 sampai dengan +1,0. Koefisien +1,0 menunjukkan adanya korelasi yang sempurna (significan), kesejajaran yang sempurna. Koefisien -1,0 menunjukkan adanya korelasi yang sempurna, adanya kebalikan yang sempurna. Artinya, peserta didik yang tes pertama mendapat skor tinggi pada tes kedua menjadi rendah, sebaliknya peserta didik yang tes pertama mendapat skor rendah pada tes kedua justru menjadi tinggi. Koefisien 0,00 menunjukkan nilai yang tidak menentu, tidak ada korelasi. Penghitungan koefisien korlasi terhadapa skor kedua hasil tes itu dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Berikut ini adalah rumus yang dimaksud. atau data-data berikut diumpamakan sebagai hasil te Membaca Pemahaman (X1), yang diuji validitasnya, dan skor hasil tes Kompetensi Bersastra (X2). 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 . 1 X N X X N X X X X N r

Upload: khoirun-nifan

Post on 07-Jul-2015

4.010 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Validitas penilaian Bahasa Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Jenis validitas

Jenis Validitas

1. Validitas Isi

2. Validitas Konstruk

3. Validitas Sejalan

4. Validitas Prediktif

Untuk membuktikan tinggi rendahnya kadar valditas prediktif, biasanya dilakukan dengan

mencari koefisien korelasi antara hasil tes yang pertama dan hasil tes atau prestasi yang

dicapai kemudian. Tinggi rendahnya koefisien korelasi yang diperoleh membuktikan kadar

validitas produktif alat tes yang diuji validitasnya itu.

Besarnya koefisien korelasi berkisar antara -1,0 sampai dengan +1,0. Koefisien +1,0

menunjukkan adanya korelasi yang sempurna (significan), kesejajaran yang sempurna.

Koefisien -1,0 menunjukkan adanya korelasi yang sempurna, adanya kebalikan yang

sempurna. Artinya, peserta didik yang tes pertama mendapat skor tinggi pada tes kedua

menjadi rendah, sebaliknya peserta didik yang tes pertama mendapat skor rendah pada tes

kedua justru menjadi tinggi. Koefisien 0,00 menunjukkan nilai yang tidak menentu, tidak ada

korelasi.

Penghitungan koefisien korlasi terhadapa skor kedua hasil tes itu dilakukan dengan

menggunakan rumus korelasi product moment. Berikut ini adalah rumus yang dimaksud.

atau

data-data berikut diumpamakan sebagai hasil te Membaca Pemahaman (X1), yang

diuji validitasnya, dan skor hasil tes Kompetensi Bersastra (X2).

2

2

2

1

2

1

2121

2.1

XNXXN

XXXXN

r

Page 2: Jenis validitas

)6,5448,3738)(1,5111,3288(

)6,54)(11,5(55,3498

222.1

xx

xr

Tabel 1 Persiapan Penghitungan Koefisien Korelasi Untuk Bukti Hasil Pengukuran Validitas Tes

No Urut Peserta

Tes X1 X2 X22 X12 X1 X2

1. 6,5 7,0 42,25 49,00 45,50

2. 6,5 6,5 42,25 42,25 42,25

3. 6,0 6,5 36,00 42,25 39,00

4. 5,6 6,5 31,36 42,25 36,40

5. 7,0 6,8 49,00 46,24 47,60

6. 7,0 7,5 49,00 56,25 52,50

7. 6,5 7,0 42,25 49,00 45,50

8. 6,0 6,8 36,00 46,24 40,80

N=8 ∑X1= 51,1 ∑X2= 54,6 ∑X22=373,48 ∑X1

2=328,11 ∑X1 X2=349,55

Data-data di atas kita masukkan ke dalam rumus: Berdasarkan ketentuan seperti yang dikemukakan di atas koefisien koelasi yang berkisar antara 0,600 sampai dengan 0,799 termasuk golongan tinggi. Oleh karena koefisien korelasi yang diperoleh dalam perhitungan ini berada di dalam interval tersebut, tes penguasaan kosakata secara aktif reseptif di atas mempunyai validitas sejalan yang tinggi. Akan tetapi, jika penafsiran hasil penghitungan koefisien korelasi itu dengan mengkonsultasikannya dalam tabel nilai kritis korelasi, koefisien sebesar 0,663 di atas tidak signifikan.

68,667,13

06,790.24,796.2

x

56,9

34,6

663,0

Page 3: Jenis validitas

)291138)(24768(

)2924()918(

222.1

xx

xxr

6332

686718

x 016.2

32

9,44

32713,0

Tabel 2 Analisis Butir Soal Untuk Persiapan Penghitungan

Korelasi Teknik Reliabilitas Belah Dua

Nomor Urut Peserta Tes

Nomor Butir Soal Skor total

Skor ganjil

Skor genap 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 3 5

2. 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 6 3 3

3. 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 3 4

4. 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 4 4

5. 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 5 2 3

6. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 4 5

7. 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 6 3 3

8. 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4 2 2

Data hasil di atasdipergunakan untuk menghitung oefisien korelasi skor ganjil (X1)

dan skor genap (X2) berikut.

Data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment

angka kasar.

Nomor Urut Peserta Tes

X1 X2

1. 3 5

2. 3 3

3. 3 4

4. 4 4

5. 2 3

6. 4 5

7. 3 3

8. 2 2

N=8 ∑X1= 24

∑X12=76

∑X2= 29

∑X22=113

∑X1 X2=91

Page 4: Jenis validitas

ANalisis Butir Soal Untuk Persiapan Penghitungan Koefisien Reliabilitas dengan Rumus K-R 20

Nomor Urut Peserta Tes

Nomor Butir Soal Jumlah Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 6

2. 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 5

3. 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8

4. 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 4

5. 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 3

6. 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

7. 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 6

8. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7

Jumlah 6 6 3 3 5 5 6 3 6 5 48

p 0,75 0,75 0,375 0,375 0,625 0,625 0,75 0,375 0,75 0,625

q 0,25 0,25 0,625 0,625 0,375 0,375 0,25 0,625 0,25 0,375

pq 0,19 0,19 0,234 0,234 0,234 0,234 0,19 0,234 0,19 0,234 2,164

N = 10 s=1,87

∑pq = 2,164 = 6

Dari data di atas kita masukkan ke dalam rumus K-R 20 berikut:

= 1,11 (1-0,686)

= 1,11x0,314

= 0,348

Page 5: Jenis validitas