jenis-jenis burung aquatik
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Burung mempunyai daya tarik khusus bagi manusia karena berbagai alasan diantaranya
adalah burung lebih mudah dilihat daripada hewan lain. Beberapa burung memiliki ukuran besar,
sebagian diurnal dan sebagai anggota kelas maka burung banyak hidup berdampingan dalam
lingkungan manusia. Burung memiliki keindahan bentuk dan warna serta cara perkawinan yang
menarik. Beberapa aspek pada burung seperti pola terbang, makanan dan kegiatan kawin tidak
terlalu sulit untuk diamati. Aspek lain yang menarik adalah tingkah laku burung, suara, siulan
dan nyanyian yang indah yang sangat spesifik bagi tiap-tiap burung. Jumlah species burung
sangat banyak, bahkan yang terbanyak dibandingkan dengan kelas lainnya kecuali kelas pisces.
Burung memiliki struktur tubuh dan fisiologi yang berkembang lebih baik dari pada vertebrata
lainnya termasuk mammalia.
Meskipun ada sejumlah kecil burung yang tidak dapat terbang, namun semua struktur
aves merupakan bentuk adaptasi untuk terbang. Hal ini jelas tampak pada burung yang tak dapat
terbang seperti burung unta dan penguin yang menunjukan bahwa mereka berasal dari nenek
moyang yang dapat terbang, adaptasi ini tampak dalam bentuk tubuh yang aerodinamik yang
memungkinkan mereka untuk terbang. Burung dapat hidup di tanah, dan ada pula yang hidup
sebagai burung aquatik. Burung yang hidup di tanah pada umumnya bersifat omnivora,
mengambil makanan di tanah, dan umumnya mempunyai kaki yang kuat untuk mencakar-cakar
tanah atau untuk menyimpan makanan. Lain halnya dengan burung aquatik. Pada umumnya
burung aquatik menggunakan kakinya untuk berenang, atau mempunyai kaki yang panjang
untuk berjalan di air yang memungkinkan mereka untuk mencari makanan di lingkungan
aquatik. Burung aquatik cenderung dikategorikan ke dalam tiga kelompok sekalipun batasnya
tidak terlalu tajam. Pertama, adalah burung laut (marine birds) yang mencari makan di laut lepas
dan kembali ke darat untuk berkembang biak di pulau karang pantai. Kedua adalah kelompok
yang terutama mengandalkan air tawar sebagai sumber makanan dan cenderung membuat sarang
dekat sumber makanannya. Ketiga adalah kelompok burung pantai yang terdiri dari sub ordo
yaitu Charadiiformes.
Banyak dari kita yang belum mengetahui jenis burung apa saja yang dikategorikan
sebagai burung laut atau marine birds. Hampir sebagian besar dari kita mengira bahwa burung
hidup di tanah atau bahkan sama sekali tidak ada yang tahu bahwa burung ada yang hidup di
laut. Maka dari itu, dalam makalah ini penulis akan menjelaskan mengenai burung aquatik
khususnya burung laut (marine bird) beserta beberapa contoh dari spesies burung laut tersebut.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya ;
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ornitologi.
b. Mengetahui beberapa contoh dari burung laut.
c. Memahami karakteristik yang dimiliki oleh ordo maupun spesies yang termasuk ke
dalam kelompok burung laut.
BAB II
ISI
2.1 Burung Laut
Beberapa jenis Carinatae beradaptasi penuh dengan kehidupan laut, jarang pergi ke darat
kecuali untuk berkembang biak. Ciri khas burung laut termasuk penguin, berkembang biak
secara berkelompok di daerah pantai yang terpencil atau pulau-pulau kecil di mana mereka
dapat membuat sarang dengan tenang , bebas dari predator. Dalam kelompok ini terdapat ordo
yang merupakan burung laut sejati yaitu Ordo Procellariiformes (Tubinares), ordo yang
cenderung secara progresif menjadi burung air tawar yaitu ordo Pelecaniformes, dan ordo yang
terdiri atas penguin yang sangat divergen yaitu Sphenisciformes. Burung laut tak dapat
menghindar dari penyerapan garam dari air laut yang bertolak belakang dengan masalah
fisiologi untuk mempertahankan keseimbangan osmotik. Banyak burung laut mengatasi masalah
ini dengan modifikasi kelenjar lacrimal untuk mengeluarkan kelebihan garam melalui lubang
hidung
2.2 Tubenose Birds (Ordo Procellariiformes)
Procellariiformes terdiri atas burung Albatros, Shearwater, Storm- petrel, dan Diving-
petrel dan semuanya merupakan burung laut sejati. Mempunyai hidung tabung yang unik yang
terletak sepanjang mandibula yang terpisah atau bersatu membentuk tabung tunggal, karena
itulah ordo ini dinamai pula Tubinares yang berarti hidung tabung.
2.2.1 Morfologi
Procellariiformes berbagai ukuran dari yang sangat besar contohnya Wandering
Albatross, dengan berat 11 kg dan lebar sayap 3,6 meter, burung kecil seperti Least Badai Petrel,
dengan berat 20 g dengan lebar sayap 32cm, dan yang terkecil dari prion, Fairy prion, dengan
lebar sayap 23-28cm. Mereka memiliki paruh yang tertutup oleh satu atau dua tabung di
sepanjang paruh mereka, yang beralur dengan ujung paruhnya yang berbentuk seperti pengait.
Paruhnya tersusun dari beberapa lempengan. Sayap mereka panjang dan tipis, kaki berselaput,
dan kaki belakang yang belum berkembang atau tidak ada, bulu dewasa mereka didominasi
hitam, putih, dan abu-abu. Ordo Procellariiformes (tubenoses) memiliki beberapa karakteristik
yang sama, dimulai dengan bagian hidung tubular mereka yang digunakan untuk penciuman.
Kemampuan untuk mencium membantu mereka untuk mencari mangsa di laut dan juga dapat
membantu menemukan sarang mereka di dalam koloninya. Struktur paruh mereka, yang berisi
tujuh sampai sembilan piring dengan fungsi rangsangan yang berbeda, meskipun di setiap
spesies ada perbedaan. Petrel memiliki piringan yang disebut unguis (rahang atas yang
membentuk kait). Beberapa spesies memiliki sisir seperti rahang bawah, yang terbuat dari pelat
tomial, yang berfungsi untuk memakan plankton. Pengecualian untuk Albatrosses besar dapat
membunuh burung predator besar dengan minyak perut mereka, yang mereka dapati tembakan
dari jarak tertentu. Minyak perut ini, disimpan dalam proventrikulus, adalah residu pencernaan
yang dibuat dalam foregut, dan digunakan terutama untuk penyimpanan makanan kaya energi
selama penerbangan panjang mereka serta digunakan untuk pertahanan.
2.2.2 Adaptasi Fisiologi
a. Sayap
Bentuk sayap mereka yang panjang dan tipis memudahkan mereka untuk mengudara
lama di atas lautan. Salah satu contohnya albatross besar (genus Diomedea) dengan
bentangan sayap melebihi 340 cm, dimana merupakan salah satu burung yang
mempunyai bentangan sayap terbesar diantara burung lainnya. Selain itu, sayapnya
berfungsi untuk mempercepat gerakannya saat memangsa ikan yang ada di dalam laut,
dimana sayapnya yang tipis membuat tubuhnya aero dinamis dengan cepat dapat
memangsa ikan yang ada di dalam air.
b. Kaki
Kebanyakan burung tubenoses tidak dapat berjalan baik di daratan. Kaki burung
tubenose tidak memiliki kaki belakang, yang menyebabkan mereka tidak dapat berjalan
baik di daratan. Selain itu, kaki tubenoses bird terdiri dari selaput yang membuat mereka
berenang baik saat memburu mangsa di dalam air
c. Paruh
Paruh Tubenose mempunyai keunggulan tersendiri dimana mereka dalam mencium
mangsa dengan baik. Lalu bentuk paruh mereka yang di ujungnya berbentuk seperti
pengait memudahkan mereka untuk menangkap dan membununh mangsa. Secara umum
bentuk dari paruh tubenoses seperti burung elang namun paruh burung tubenoses lebih
panjang dan runcing di bagian ujungnya.
2.2.3 Reproduksi
Procellariiformes mempunyai sifat monogami dan membentuk ikatan pasangan jangka
panjang yang terbentuk selama beberapa tahun dan dapat berlangsung selama hidup mereka.
Hanya ada satu telur diletakkan dalam setiap sarang, dan biasanya hanya satu sarang yang dibuat
per tahun, meskipun kebanyakan albatrosses hanya dapat sarang setiap dua tahun sekali. Kedua
induk tubenoses ikut serta dalam pengeraman dan pemeliharaan anak mereka. Setelah anaknya
dewasa, sang induk akan membiarkannya tumbuh sendiri.
2.2.4 Habitat
Kebanyakan spesies bersarang di daratan, sementara beberapa spesies bersarang dalam
rongga alam dan lubang. Habitat mereka secara umum menjelajahi lautan, hanya saat melakukan
perkembangbiakan saja mereka datang kembali ke sarang mereka.
2.2.5 Sebaran
Procellariiformes memiliki distribusi yang meluas di seluruh lautan di dunia, meskipun
pada tingkat family dan genus ada yang memilki pola sebaran yang jelas. Family yang paling
banyak tersebar adalah Procellariidae, yang ditemukan di daerah tropis, beriklim sedang dan
kutub dari belahan Utara dan belahan Selatan, meskipun mayoritas tidak berkembang biak di
daerah tropis, dan setengah spesies hidup di daerah beriklim sedang dan kutub selatan. Storm
petrels hampir sama luas sebagai procellariids, dan terbagi dalam dua subfamili yang berbeda,
yang Oceanitinae memiliki distribusi di belahan bumi selatan dan sebagian besar Hydrobatinae
kebanyakan ditemukan di belahan bumi utara. Mayoritas albatrosses terbatas di belahan bumi
selatan, makan dan bersarang di daerah beriklim dingin dan diving - petrel terdapat di belahan
bumi selatan
2.3 Pelican Bird (Ordo Pelecaniformes)
Undan atau pelikan adalah sejenis burung air yang memiliki kantung yang dapat
membesar pada bagian bawah paruhnya. Pelikan terdapat pada hampir setiap penjuru dunia.
Beberapa jenis pelikan merupakan burung laut, dan sebagian lainnya merupakan burung yang \
biasa di air laut dan di air tawar. Pelecaniformes jarang berada di laut . Dua dari tiga sub ordo
hanya mempunyai satu famili yang benar- benar burung laut, yaitu tropic-birds dan frigate-birds.
Sub ordo ketiga terdiri atas satu burung laut sejati yaitu gannets, sedangkan Cormorant dan
pelikan mewakili burung laut dan burung air tawar. Famili keempat yaitu darter hanya
ditemukan di perairan darat. Pelecaniformes memiliki ciri khas yaitu satu-satunya burung yang
jari kakinya berselaput penuh yang mempersatukan jari belakang dengan tiga jari depan.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Pelecaniformes
Family : Pelecanidae
Genus : Pelecanus
2.3.1 Anatomi
Pelikan adalah burung yang terkenal dengan paruhnya yang memiliki kantung. Paruhnya
yang meruncing panjangnya bisa lebih dari 30 cm. Paruh sebelah atas memiliki ujung yang
bengkok membentuk kait. Pada paruh bagian bawah sampai tenggorokan terdapat kantung
berupa kulit elastis, yang digunakan untuk menangkap ikan. Kakinya pendek dan pada jari-
jarinya terdapat selaput yang memudahkannya berenang. Panjang tubuh pelikan mencapai 1,5m.
Bentangan sayapnya antara 1,8 m sampai 2,7 m tergantung spesiesnya. Pelikan jantan memiliki
rupa yang sama dengan pelikan betina, namun tubuh pelikan jantan sedikit lebih besar dari
pelikan betina.
Undan terkecil adalah undan cokelat (Pelecanus occidentalis) dengan massa hanya 2,75
kg, panjang tubuh 106 cm dan lebar bentangan sayap maksimum 1,83 m. Pelikan terbesar saat ini
adalah undan dalmasia (Pelecanus crispus) dengan massa 15 kg dan panjang 183 cm, dengan
lebar bentangan sayap hingga 3,5 m. Undan Australia memiliki paruh terpanjang diantara burung
lainnya.
2.3.2 Habitat
Pelikan hidup di pinggir pantai danau dan sungai di berbagai belahan dunia. Pelikan
terdapat di semua benua kecuali benua Antartika. Ada enam spesies burung pelikan yang
terdapat di benua Amerika.
2.3.3 Makanan dan Perburuan
Sebagai burung air, makanan burung pelikan adalah ikan. Beberapa jenis pelikan
menangkap ikan dengan berenang secara bekerjasama dalam satu kelompok. Mereka membentuk
suatu barisan membentuk formasi huruf “U” untuk mengepung dan menjebak ikan-ikan ke
pinggir air. Mereka menggunakan sayap untuk mengepak-ngepak permukaan air untuk
mengarahkan ikan. Saat ikan-ikan terjebak dan berkumpul di pinggiran air, mereka
menangguknya dengan paruh berkantungnya. Pelikan kemudian mengarahkan paruhnya ke
bawah untuk membuang air dari kantung tersebut, kemudian menelan ikan yang terperangkap di
paruhnya. Cara berburu masing-masing spesies tidak semuanya sama. Sebgai contoh, pelikan
putih (Pelecanus erythrorhynchos) biasa mencari makan dalam kelompok, dengan memukul-
mukul dan sayap dan kakinya mengejar ikan kecil ke arah tepi air. Pelikan cokelat (Pelecanus
occidentalis) memburu ikan dengan terjun menyelam dari ketinggian 3-9 m dari atas permukaan
air.
2.3.4 Perilaku
Pelikan adalah burung yang hidup berkelompok dan terbang dalam kawanan. Pelikan
dapat terbang dalam jangka waktu lama. Mereka sering terbang membentuk satu garis panjang.
Kadang kadang mereka juga terbang dengan membentuk formasi huruf “V”. Meskipun lamban
di darat, pelikan adalah penerbang yang kuat serta anggun, dan terkenal karena sarangnya bisa
berjarak 100 km dari tempat mereka mencari ikan. Mereka adalah penangkap ikan yang hebat,
dan dapat melakukan manuver cepat di dalam air karena telapak kaki mereka berselaput. Burung
pelikan juga berkembang biak dalam kelompok yang disebut koloni. Pelikan biasa berada di
lingkungan kelompok pelikan lainnya, bahkan di lingkungan jenis burung air lainnya seperti
cormorant atau flamingo. Setelah makan sekenyang-kenyangnya, pelikan sering pergi ke tempat
yang sunyi, dan di sana ia duduk dengan pose yang melankolis, kepalanya tenggelam di
bahunya, nyaris tidak bergerak sehingga dari jauh dapat disangka sebagai batu putih.
2.3.5 Reproduksi
Pelikan bersarang dalam koloni besar, dekat air atau di pohon, bergantung spesies dan
habitatnya. Saat masa berbiak, pelikan jantan dan betina menggunakan kantung di paruhnya
untuk mengumpulkan dan mengangkut material sarang berupa ranting, rumput dan bulu-bulu.
Pelikan betina bertelur dua sampai empat butir telur yang berwarna putih kebiruan. Pelikan
jantan dan betina secara bergantian mengerami telur mereka. Telur akan menetas dalam jangka
waktu sekitar satu bulan. Telur menetas selisih satu hari, dan anak pelikan yang baru menetas
sering menyerang saudaranya yang lebih muda supaya mendapatkan lebih banyak makanan.
Anak pelikan tidak disuapi dari kantung. Induknya akan membuka mulutnya lebar-lebar
sehingga anaknya dapat mencapai kerongkongan induknya untuk mengambil makanan yang
disediakan. Anak pelikan akan segera dewasa dalam tiga tahun
2.4 Pinguins (Ordo Sphenisciformes)
Kasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Sphenisciformes
Family : Spheniscidae
Penguin adalah burung akuatik yang termasuk dalam kategori burung yang tidak dapat
terbang serta secara umum hidup di belahan Bumi Selatan. Terdapat 18 spesies penguin yang
terdapat diseluruh dunia. Walaupun secara umum hidup di belahan bumi selatan, namun
penguin tidak hanya ditemukan di daerah dingin atau Antartika saja. Terdapat tiga spesies
penguin yang hidup di daerah tropis. Salah satu contohnya adalah penguin yang hidup di
Kepulauan Galapagos (Penguin Galapagos) yang biasanya menyeberangi garis khatulistiwa
untuk mencari makan. Umumnya penguin memakan krill (sejenis udang), ikan, cumi-cumi dan
hewan air lainnya yang tertangkap ketika berenang di laut dengan paruhnya. Penguin dapat
meminum air laut karena kelenjar supraorbital pada tubuhnya menyaring kelebihan garam laut
dari aliran darah. Garam ini lalu dikeluarkan dalam bentuk cairan lewat saluran pernapasan
penguin. Tubuh penguin sangat sesuai untuk berenang dan hidup di air.
Sayapnya merupakan pendayung dan tidak mampu untuk terbang. Di daratan penguin
menggunakan ekor dan sayapnya untuk menjaga keseimbangan ketika berjalan. Setiap penguin
memiliki warna putih di sebelah dalam tubuhnya dan warna gelap (biasanya hitam) di sebelah
luar tubuh. Hal ini berguna untuk kamuflase. Hewan pemangsa seperti singa laut dari dalam air
akan sulit untuk melihat penguin karena perutnya yang berwarna putih bercampur dengan
pantulan permukaan air laut. Sedangkan permukaan gelap pada punggungnya juga menyamarkan
penguin dari pandangan hewan pemangsa di atas air. Penguin mampu berenang dengan
kecepatan 6 hingga 12 km/jam bahkan pernah tercatat hingga 27km/jam. Penguin yang
berukuran kecil biasanya menyelam selama satu hingga dua menit dari permukaan air untuk
menangkap makanan. Penguin yang berukuran lebih besar, yaitu penguin emperor bisa
menyelam lebih dalam hingga 565 meter selama 20 menit. Untuk menghemat energi, kadang-
kadang penguin berjalan dengan kaki pendeknya atau meluncur di salju dengan perutnya.
Penguin memiliki pendengaran yang amat baik. Jika berada di daratan, penguin amat
mengandalkan pendengarannya. Mata penguin beradaptasi untuk penglihatan bawah air dalam
mencari makanan dan menghindar dari pemangsa. Kemampuan daya penciuman penguin hingga
saat ini masih belum banyak diketahui dan membutuhkan penelitian lebih lanjut. Untuk melihat
jenis kelamin penguin sangat sulit, karena penguin tidak memiliki kelamin eksternal. Akibatnya
untuk membedakan jenis kelamin penguin, manusia harus memakai teknik
pemeriksaan kromosom/DNA.
2.4.1 Penguin Kaisar (Aptenodytes patagonicus)
Termasuk jenis yang terbesar di antara famili penguin, yaitu dengan tinggi badan
mencapai lebih dari 1 meter dan bobot lebih dari 35 kg. Sama seperti jenis penguin lainnya,
penguin kaisar juga memiliki kaki yang berjaring dan bulu tebal di seluruh tubuhnya yang kedap
air, dan merupakan spesies burung yang tidak dapat terbang. Namun ciri yang paling terlihat
untuk membedakan penguin kaisar dengan jenis penguin lain adalah garis kuning samar pada
bagian lehernya.
Makanan utama penguin kaisar adalah ikan, udang, dan cumi-cumi. Anatomi sayap yang
pendek memungkinkan penguin jenis ini untuk berenang hingga sejauh 15 km dan menyelam
sampai pada kedalaman 900 kaki selama 18 menit. Oleh karena itu, ikan yang dimakannya lebih
besar daripada yang dimakan oleh penguin-penguin dengan ukuran tubuh lebih kecil.
2.4.2 Penguin Raja (Aptenodytes forsteri)
Perbedaan antara penguin raja dengan penguin kaisar adalah pada garis kuning yang terdapat
pada leher penguin raja lebih mencolok dan membentuk lengkungan tegas yang lebih telihat
dibandingkan dengan penguin kaisar.
2.4.3 Penguin Gentoo (Pygoscelis papua)
Gentoo adalah spesies penguin terbesar nomer tiga setelah king penguin dan Magellan
penguin dengan tinggi antara 51 cm – 90 cm dan berat antara 4,9 kg - 8,5 kg. Penguin gentoo
umumnya dapat memiliki dua ekor anak yang diberi makan induknya dengan memuntahkan ikan
atau krill yang langsung disuapkan ke paruh anak-anaknya. Karena sang induk sering
kebingungan yang mana anak yang sudah diberi makan dengan kenyang dan mana yang belum,
si induk mempunyai cara unik yaitu si induk akan berlari yang kemudian akan diikuti oleh anak-
anaknya. Si induk akan tahu anak yang belum kenyang yaitu anak yang mengejarnya paling
depan
2.4.4 Penguin Adelie (Pygoscelis adeliae)
Penguin Adelie dapat ditemukan di sepanjang pantai Benua Antartika. Secara fisik
penguin ini dapat dikenali dengan melihat paruhya yang pendek dan agak tumpul, kepala dan
badan bagian belakangnya dipenuhi warna hitam, perut berwarna putih, dan lingkaran putih
disekitar mata dengan tinggi maksimal adalah 75 cm. Saat musim berkembang biak tiba, penguin
jantan dan betina akan mengerami dua butir telur yang mereka hasilkan secara bergantian selama
sekitar satu bulan. Saat telur menetas, kedua pasangan penguin tersebut akan tetap merawat
anaknya hingga usia 22 hari.
2.4.5 Penguin Chinstrap (Pygoscelis Antarctica)
Penguin Chinstrap lebih menghindari es di laut jika dibandingkan dengan penguin
Adelie yang sangat bergantung pada es di laut.
2.4.6 Penguin Rockhopper (Eudyptes chrysocome)
Jenis penguin ini termasuk unik dan lain daripada yang lainnya. Keunikannya dapat
dilihat dari kepalanya yang memiliki jambul berwarna kekuningan yang memanjang dari pangkal
paruh hingga kebagian belakang kepalanya. Keunikan lainnya adalah habitat asli penguin ini
berupa kawasan yang dipenuhi tebing berbatu- batu yang terdapat di pulau-pulau kecil disekitar
Benua Antartika dan Samudra Hindia serta Atlantik bagian selatan. Berdasarkan lokasi
persebaran dan karakteristik fisiknya, penguin pelompat batu dibagi menjadi dua subspecies
yaitu, spesies utara (Eudyptes chrysocome chrysocome) dan spesies selatan (Eudyptes
chrysocome moseleyi). Selebihnya penguin ini memiliki pola hidup yang tidak berbeda dengan
spesies penguin lainnya. Jenis betina mengeluarkan dua butir telur sekali bereproduksi, namun
umumnya hanya satu yang bisa bertahan hidup. Sejak telur pertama kali dikeluarkan hingga
menetas dan tumbuh hingga ukuran tertentu, jantan dan betina melakukan pengeraman dan
perawatan anakan secara bergantian.
2.4.7 Penguin Mata Kuning (Megadyptes antipodes)
Pinguin mata kuning (Megadyptes antipodes) adalah penguin endemik Selandia Baru.
Seperti kebanyakan penguin lainnya, penguin ini merupakan piscivora. Spesies ini berkembang
biak di sekitar South Island di Selandia Baru, begitu juga pulau-pulau Stewart, Auckland, dan
Campbell. Penguin mata kuning adalah spesies penguin paling langka, populasinya diperkirakan
sekitar 4.000 burung. Spesies ini hanya dapat ditemukan di sepanjang pantai tenggara Selandia
Baru dan pulau-pulau terdekatnya.
2.4.8 Penguin Magellanic (Spheniscus magellanicus)
Penguin Magellanic hanya dapat ditemukan di ujung selatan Benua Amerika. Nama
“Magellan” diberikan karena salah satu habitat alaminya adalah pulau-pulau kecil di Selat
Magellan, selat di ujung Amerika Selatan. Secara fisik, penguin Magellan dapat dikenali dengan
melihat paruhnya yang besar dan adanya garis putih besar dibagian kepala serta lehernya serta
garis hitam dibagian atas dadanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Burung laut (marine birds) merupakan burung yang mencari makan di laut lepas dan
kembali ke darat untuk berkembang biak di pulau karang pantai. Ciri khas burung laut termasuk
penguin, berkembang biak secara berkelompok di daerah pantai yang terpencil atau pulau-pulau
kecil di mana mereka dapat membuat sarang dengan tenang , bebas dari predator. Dalam
kelompok ini terdapat ordo yang merupakan burung laut sejati yaitu Ordo Procellariiformes
(Tubinares), ordo yang cenderung secara progresif menjadi burung air tawar yaitu ordo
Pelecaniformes, dan ordo yang terdiri atas penguin yang sangat divergen yaitu Sphenisciformes.
DAFTAR PUSTAKA
http://olvista.com/fauna/burung-pelikan-si-paruh-berkantung/. Diakses pada tanggal 26 Februari
2014 pukul 12:30 WIB
http://wol.jw.org/en/wol/d/r25/lp-in/1200003425. Diakses pada tanggal 26 Februari 2014 pukul
12:30 WIB
http://www.newzealand.com. Diakses pada tanggal 26 Februari 2014 pukul 19.45
http://www.academia.edu/6417435/makalah_burung_laut
Warham, J. (1996). The Behaviour, Population, Biology and Physiology of the Petrels. London:
Academic Press, ISBN 0-12-735415-8
Boie, Friedrich (1822). "Ueber Classification insonderheit der europäischenVögel". Isis von
Oken (in German) 10. Col. 562 in Cols 545-564.
Brands, Sheila (14 August 2008). "SytemaNaturae 2000 / Classification – Family
Diomedeidae". Project: The Taxonomicon. Archived from the original on 16 June 2009.
Retrieved 17 February 2009 Double, D.C. (2003). "Procellariiformes".In Hutchins, Michael.
Grzimek's Animal Life Encyclopedia. 8 Birds I Tinamous and Ratites to Hoatzins (2
ed.). Farmington Hills, MI: Gale Group. pp. 107 – 110. ISBN 0-7876-5784-0
Maynard, B. J. (2003). "Shearwaters, petrels, and fulmars (procellariidae)".In Hutchins, Michael.
Grzimek's Animal Life Encyclopedia. 8 Birds I Tinamous and Ratites to Hoatzins (2 ed.).
Gale Group. pp. 123 – 127. ISBN 0-7876-5784-0.