jenis imunisasi yang diwajibkan dan dianjurkan

Upload: ferrybjpkm

Post on 20-Jul-2015

100 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Jenis Imunisasi yang Diwajibkan dan DianjurkanPosted on November 25, 2010, 3:13 am, by , under Imunisasi. IMUNISASI WAJIB BCG Vaksin BCG diberikan pada bayi sejak lahir, untuk mencegah penyakit TBC. Jika bayi sudah berumur lebih dari tiga bulan, harus dilakukan uji tuberkulin terlebih dulu. BCG dapat diberikan apabila hasil uji tuberkulin negatif. Hepatitis B Hepatitis B diberikan tiga kali. Yang pertama dalam waktu 12 jam setelah lahir. Imunisasi ini dilanjutkan saat bayi berumur 1 bulan, kemudian diberikan lagi saat 3-6 bulan. Polio Imunisasi yang satu ini belakangan sering didengung-dengungkan pemerintah karena telah memakan korban cukup banyak. Target pemerintah membebaskan anak-anak Indonesia dari penyakit polio. Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama setelah lahir. Selanjutnya vaksin ini diberikan 3 kali, saat bayi berumur 2, 4, dan 6 bulan. Pemberian vaksin ini dulang pada usia 18 bulan dan 5 tahun. DPT DTP diberikan untuk mencegah tiga macam penyakit sekaligus, yaitu Difteri, Tetanus, dan Pertusis. Vaksin ini diberikan pertama kali saat bayi berumur lebih dari enam minggu. Lalu saat bayi berumur 4 dan 6 bulan. Ulangan DPT diberikan umur 18 bulan dan 5 tahun. Pada anak umur 12 tahun, imunisasi ini diberikan lagi dalam program BIAS SD kelas VI. Campak Campak pertama kali diberikan saat anak umur 9 bulan. Campak-2 diberikan pada program BIAS SD kelas 1, umur 6 tahun. VAKSIN YANG DIANJURKAN Hib dan Pneumokokus (PCV) Hib dan Pneumokokus (PCV) mencegah penyakit paru-paru dan radang otak. Vaksin diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval dua bulan, sebanyak 3 kali. Imunisasi Hib kemudian diulang saat anak berumur 15-18 bulan, sedangkan PCV diulang saat anak berusia 12-15 bulan. Vaksin Influenza Vaksin Influenza dapat diberikan setahun sekali sejak umur 6 bulan. Vaksin ini dapat terus diberikan hingga dewasa. MMR merupakan pengulangan vaksin campak, ditambah dengan Gondongan dan Rubela (Campak Jerman). Diberikan saat anak usia 15 bulan dan diulang saat anak berusia 6 tahun. Tifoid untuk mencegah Typus, Hepatitis A, dan Varisela Tiga vaksin lain yang dianjurkan adalah Tifoid untuk mencegah Typus, Hepatitis A, dan Varisela untuk mencegah penyakit cacar air. Tifoid dan Hepatitis A diberikan pada anak usia di atas 2 tahun. Tifoid dapat diulang setiap 3 tahun, sedangkan Hepatitis A hanya diberikan dua kali dengan interval 6-12 bulan. Varisela mulai diberikan saat anak berusia di atas 10 tahun.

Imunisasi bayi: Mengapa tidak boleh dilalaikan?Posted on September 29, 2010, 4:44 am, by , under Kesehatan. Selama hamil, ibu mengirimkan seperangkat kekebalan ke dalam darah bayi yang dikandungnya. Namun, kekebalan alami ini tidak berumur panjang. Tanpa uluran tangan imunisasi, tewat umur 5 bulan, bayi rentan terinfeksi apa saja. Imunisasi memberi bukti kalau bayi bakal terlindung dari ancaman jatuh sakit, menghapus risiko kecacatan, atau bahkan terluput dari kematian. Setiap negara punya kebijakan program imunisasi yang tidak sama. Dan itu tergantung kondisi pola penyakit yang berkembang di masing-masing negara. Awalnya Indonesia hanya memberi DPT, Polio,

BCG. Pernah ada masanya vaksinasi TCD (typhus, cholera,dysentery), cacar (smallpox), chotypa (cholera, typhus, paratyphus),dan sekarang sudah dihapus. Tambahannya kini vaksinasi campak (measles), dan hepatitis B. Sedang HiB (untuk radang otak); campak jerman (rubella); cacar air (chickenpox) dan beberapa lainnya tidak masuk program pemerintah. Di negara maju MMR (measles, mumps, rubella) selain campak, gondong, dan campak jerman lazim diberikan. Tidak semua penyakit perlu dibentuk kekebatannya. Yang bisa dikebalkan hanya untuk penyakit yang tergolong infeksi.Karena alasan kefatalan, dan potensi mewabahnya, suatu penyakit masuk program imunisasi. Diphteria, pertussis (batuk rejan), dan tetanus (DPT) sama ganasnya dengan polio yang bisa menyisakan kecacatan yang tak mungkin terkoreksi, dan TBC sendiri merongrong tumbuh-kembang anak. Hepatitis B bisa berkembang menahun, atau berubah tabiat merusak hati, menjadi born waktu penghambat hari depan anak. Jika anak kurang gizi, campak acap mematikan. Anak perempuan yang positif campak jerman, kelak bila hamil berisiko melahirkan anak cacat. Cacar air, tifus, terlebih radang otak, selain buruk komplikasinya, berpotensi merenggut nyawa pula. Anak lagi sakit jangan vaksinasi, karena bisa bermasalah. Lumpuh sehabis disuntik polio (vaksin Salk zaman dulu) terjadi karena mungkin dilakukan saat anak sedang dalam masa inkubasi polio. Trauma begini yang bikin orangtua kini kapok anaknya diimunisasi. Sekarang dipakai vaksin Sabin (tetes ke mulut). Bukan vaksinnya yang bikin lumpuh melainkan stresor suntikannya. Setain suntikan, anak bisa juga lumpuh sehabis cabut gigi, operasi amandel, atau stres fisik lain apabila itu dilakukan saat anak dalam masa tunas polio. Tahunya anak sedang menjelang polio, hanya dari munculnya demam. Tapi anak tidak autisme karena vaksinasi (MMR), seperti dikira banyak orang. Tidak semua imunisasi berhasil mengebalkan tubuh. Selain jadwalnya perlu dipatuhi, vaksinnya harus masih poten. Sebagian vaksin bersifat virus atau kuman masih separuh hidup (attenuated). Agar vaksin ini tetap poten, distribusi, penyimpanan, transportasinya memerlukan pengaturan sistem pendingin (cold chain). Jika cold chain tidak dipenuhi, vaksin menjadi tidak lagi poten. Selain kemungkinan vaksinasi gagal, imunisasi bisa juga berbuah komplikasi. Paling sering bisul kelenjar akibat BCG sebagai anti-TBC. Atau sehabis DPT anak panas tinggi. Mengapa? Sebab vaksinasi berarti sengaja memasukkan bibit penyakit ke dalam tubuh supaya tubuh terpicu memproduksi zat antinya. Namun, kendati dimasuki bibit penyakit, anak tidak sampai sakit, melainkan malah jadi kebal terhadapnya, sebab bibit penyakit sudah dibikin loyo. Maka, pastikan anak betul bugar dan tidak sedang sakit sewaktu hendak menerima vaksinasi. Kendati sudah lengkap imunisasi,belum jaminan anak tidak bakalan sakit.Bila zat anti dalam tubuh anak gagal terbentuk, atau terbentuk tidak sempurna, anak bisa jatuh sakit juga. Namun sakitnya lebih enteng dibanding bila tidak diimunisasi sama sekali. Ihwal vaksinasi polio,di negara yang sanitasinya masih jelek seperti kita, rata-rata anak-anaknya sudah kebal alami terhadap polio setelah berumur 7 tahun. Tidak demikian halnya anakanak di negara yang sanitasinya bersih. Maka di negara yang sudah bersih, vaksinasi polio masih perlu diberikan sampai usia remaja. Kekebalan buatan vaksinasi ada umurnya. Maka selain untuk membangun yang dasar, imunisasi perlu diulang berkala. Masing-masing penyakit berbeda-beda jadwal pemberiannya. Seiring dengan kekebalan alami yang dibawa bayi dari kandungan ibunya, imunisasi sudah secara baku terjadwal pula. Referensi:Membesarkan Bayi Jadi Anak Pintar Oleh Dr. Hendrawan Nadesul Share! Home KIAT SEHAT Imunisasi

Imunisasi

Tak usah diragukan lagi seberapa besar kasih sayang orang tua terhadap anak anaknya. Apapun yang dikehendaki sang anak selalu dipenuhi orang tuanya . Namun kasih sayang itu belumlah lengkap bila orang tua belum memberikan imunisasi kepada anaknya. Imunisasi adalah bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada seseorang sehingga orang tersebut kebal dan dapat mencegah penyakit tertentu. Ada beberapa jenis imunsasi yang di programkan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang bisa diperoleh di tempat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Pos Yandu, Praktek bidan/dokter, Balai pengobatan/klinik, Rumah Sakit dsbnya. Adapun jenis dan manfaat imunisasi yang diberikan kepada anak adalah sebagai berikut : 1. BCG untuk mencegah penyakit Tuberkulosis (TBC). 2. Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B. 3. DPT untuk mencegah penyakit Dipteri,Pertusis (batuk rejan) dan Tetanus. 4. Polio untuk mencegah penyakit Polio. 5. Campak untuk mencegah penyakit campak 6. DT untuk mencegah penyakit Dipteri dan Tetanus 7. TT Untuk mencegah penyakit Tetanus Neonatorum ( Tetanus pada bayi yang baru dilahirkan) Imunisasi pada anak diberikan secara berkala dan disesuaikan menurut umur anak. Dengan jadual sebagai berikut : Anak umur 0-7 hari : Hepatitis B(HB) Anak umur 0-1 bulan : BCG dan Polio ke 1 Anak umur 2 bulan : DPT, HB ke 1, Polio ke 2 Anak umur 3 bulan : DPT, HB ke 2, Polio ke 3 Anak umur 3 bulan : DPT, HB ke 3, Polio ke 4 Anak umur 9 bulan : Campak Anak sekolah Kelas 1 SD : DT dan Campak Anak sekllah Kelas 2 SD : TT Anak Sekolah Kelas 3 SD : TT Selain itu ada jenis imunisasi TT yang diberikan kepada calon pengantin dengan tujuan untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi yang akan dilahirkan kelak. Kepada semua orang tua segeralah minta imunisasi untuk putra putri anda di tempat tempat yang telah ditentukan agar putra putrinya sehat terhindar dari penyakit penyakit yang tidak kita harapkan.