jenis – jenis kalimat dalam tuturan langsung...

66
JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG CERITA PENDEK LEBIH HITAM DARI HITAM KARYA IWAN SIMATUPANG Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Disusun oleh Indra Arif Priyanto NIM : 994114019 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

Upload: others

Post on 22-Nov-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG

CERITA PENDEK LEBIH HITAM DARI HITAM

KARYA IWAN SIMATUPANG

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Disusun oleh

Indra Arif Priyanto

NIM : 994114019

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

2

Page 3: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

3

Page 4: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan

daftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah.

Yogyakarta, Januari 2008

Indra Arif Priyanto

Page 5: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari
Page 6: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

karunia dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan

skripsi ini. Berkat kebesaran-Nyalah skripsi ini dapat terwujud walaupun banyak

cobaan dan rintangan yang menghambatnya. Skripsi ini disusun sebagai syarat

kelulusan jenjang S-1 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.

Bantuan-bantuan baik yang berupa moril ataupun materil yang sangat membantu

dalam membangun semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk

itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang telah membantu

penulis menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih ini, penulis tujukan kepada.

1. Dr. I. Praptomo Baryadi, M. Hum selaku dosen pembimbing I yang

penuh kesabaran membimbing, mendorong, serta meluangkan waktu

untuk mengoreksi skripsi ini hingga selesai.

2. Drs. Hery Antono, M. Hum selaku dosen pembimbing II yang penuh

kesabaran membimbing, mendukung, serta meluangkan waktunya untuk

mengoreksi skripsi ini hingga selesai.

3. Drs. B. Rahmanto, M. Hum selaku Ketua Program Studi Sastra

Indonesia yang selama ini telah sabar dalam membimbing, memberikan

dorongan semangat, dan mencurahkan ilmunya selama penulis

menempuh studi hingga menyusun skripsi.

Page 7: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

vi

4. Kedua orangtua, papah Y. Soepriyanto dan mamah Maria M. Sunarti

yang telah sabar menunggu, mendukung segala sesuatu yang aku

kerjakan, memberikan dorongan dan membiayai studiku hingga

akhirnya aku dapat menyelesaikan studiku. God Bless You.

5. Bapak / Ibu staf pengajar Program Studi Sastra Indonesia yang telah

sabar dan setia dalam mencurahkan ilmunya, meluangkan waktu untuk

menerima keluhan-keluhan dan memberikan masukan-masukan yang

sangat berarti bagi penulis.

6. Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang selalu siap melayani

dalam peminjaman buku dan sabar dalam menata kembali buku-buku

ke dalam rak selama buku-buku tersebut dibaca oleh penulis.

7. Dimas, Catur, dan William atas sumbangsihnya yang telah

meminjamkan fasilitasnya kepada penulis selama penyusunan skripsi.

8. Badu (S.Sejarah 99), Teguh (S.Indonesia 99) yang telah memberikan

semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsinya.

9. Teman-teman angkatan 99 yang telah lebih dahulu lulus, karena

kalianlah pemicu semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini.

Page 8: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

vii

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, semua masukan yang berupa saran dan kritik atau apa pun untuk

menyempurnakan skripsi ini, penulis terima dengan tangan terbuka dan senang hati.

Yogyakarta, Januari 2008

Indra Arif Priyanto

Page 9: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

viii

ABSTRAK

Priyanto, Indra Arif. 2007. “Jenis-Jenis Kalimat dalam Tuturan Langsung

Cerita Pendek Lebih Hitam dari Hitam Karya Iwan Simatupang”. Skripsi Strata

I (S-I). Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas

Sastra, Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Dalam skripsi ini dibicarakan tentang “Jenis-Jenis Kalimat dalam Tuturan

Langsung Cerita Pendek Lebih Hitam dari Hitam Karya Iwan Simatupang”. Pokok

permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini untuk mengenali jenis-jenis kalimat

dalam tuturan langsung yang terdapat dalam Lebih Hitam dari Hitam karya Iwan

Simatupang. Tuturan langsung dalam cerita pendek tersebut dapat dibagi menjadi

empat, yaitu tuturan langsung yang terdiri dari satu kalimat, tuturan langsung yang

terdiri dari dua kalimat, tuturan langsung yang terdiri dari tiga kalimat, dan tuturan

langsung yang terdiri dari empat kalimat.

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis-jenis kalimat

yang membentuk tuturan langsung dalam cerita pendek Lebih Hitam dari Hitam

karya Iwan Simatupang yang didasarkan pada bentuk dan isinya. Jenis kalimat

berdasarkan bentuk dan isinya digolongkan menjadi tiga, yaitu kalimat berita,

kalimat tanya, dan kalimat perintah. Kalimat berita adalah kalimat yang isinya

menginformasikan atau memberitahukan kepada orang lain tentang suatu peristiwa

atau kejadian. Kalimat tanya adalah kalimat yang menanyakan atau mengandung

suatu permintaan tentang suatu hal yang dimaksud. Dan kalimat perintah adalah

kalimat yang berisi perintah atau mengandung permintaan dari seseorang kepada

orang lain untuk melakukan suatu yang dikehendaki sesuai dengan yang dimaksud.

Ada tiga langkah dalam penelitian ini. Pertama, tahap pengumpulan data

yang berupa tuturan-tuturan langsung. Metode yang digunakan dalam tahap ini

adalah metode simak atau metode pengamatan. Sedangkan teknik yang digunakan

dalam tahap ini adalah teknik simak bebas libat cakap. Langkah kedua adalah

analisis data. Metode yang digunakan dalam analisis data adalah metode padan.

Metode padan yang digunakan adalah metode padan referensial dan metode padan

Page 10: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

ix

ortografis. Teknik yang digunakan dalam tahap analisis data menggunakan teknik

baca markah. Langkah ketiga adalah penyajian hasil analisis data. Data yang telah

ditemukan selanjutnya dianalisis dengan mengklasifikasikannya berdasarkan bentuk

dan isinya.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, tuturan langsung

dalam cerita pendek Lebih Hitam dari Hitam karya Iwan Simatupang dapat dibagi

menjadi empat jenis, yaitu tuturan langsung yang terdiri dari satu kalimat, tuturan

langsung yang terdiri dari dua kalimat, tuturan langsung yang terdiri dari tiga

kalimat, dan tuturan langsung yang terdiri dari empat kalimat. Kedua, penggolongan

tuturan langsung dalam cerita pendek Lebih Hitam dari Hitam karya Iwan

Simatupang.

Page 11: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

x

ABSTRACT

Priyanto, Indra Arif. 2007. “The Types of Sentence of Direct Speech in Iwan

Simatupang’s Lebih Hitam Dari Hitam”. An Undergraduate Thesis. Indonesian

Letters Study Program, Indonesian Letters Department, Faculty of Letters,

Sanata Dharma University. Yogyakarta.

This thesis mainly discusses “The Types of Sentence of Direct Speech in

Iwan Simatupang’s Lebih Hitam Dari Hitam”. The main problem, as formulated in

this research, aims to recognize the types of sentence of direct speech in Iwan

Simatupang’s Lebih Hitam Dari Hitam. The direct speech analyzed in this short-

story can be divided into four types: the direct speech that consists of one sentence,

the direct speech that consists of two sentences, the direct speech that consists of

three sentences, and the direct speech that consists of four sentences.

The objective of the study is to describe the types of sentence of direct

speech through the types of sentence based on the forms and its content. The types of

sentence, furthermore, are classified into three categories: declaratives,

interrogatives, and imperatives. Declaratives is a kind of sentences used to inform or

notify an event or incident to somebody. An interrogative is a kind of sentences used

to inquire or request something as presupposed. An imperative is a kind of sentences

used to give command—can be instructions, from one to the other to do something as

required.

This research employs three steps as follows: the first step is to collect the

data on the types of speech—primarily ones that are characterized as direct speech.

The method applied in this step is a Simak method or observation on linguistic aspect

of the text, which uses the simak bebas-libat cakap technique. The second step is the

data analysis. The method applied in data analysis is Equivalent Method. Equivalent

method used in data analysis is equivalent referential method and equivalent

orthography method, which uses the Baca Markah technique. The last step is the

arrangement of data analysis. The data, which have been identified, are analyzed by

classifying them based on the forms and its content.

Page 12: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

xi

The results of this research are, as follows: Firstly, the identification of

direct speeches in Iwan Simatupang’s Lebih Hitam Dari Hitam. The direct speeches

are divided into four types: the direct speech that consists of one sentence, the direct

speech that consists of two sentences, the direct speech that consists of three

sentences, and the direct speech that consists of four sentences. Secondly, the

description of the process of classifying the direct speeches of Iwan Simatupang’s

Lebih Hitam Dari Hitam into the types of sentence.

Page 13: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING............................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI....................................................................iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................................................................iv

KATA PENGANTAR..................................................................................................v

ABSTRAK.................................................................................................................viii

ABSTRACT..................................................................................................................x

DAFTAR ISI..............................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................8

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................8

1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................................8

1.5 Landasan Teori.......................................................................................................9

1.5.1 Tuturan dan Kalimat................................................................................9

1.5.2 Jenis Tuturan..........................................................................................10

1.5.3 Jenis Kalimat..........................................................................................10

1.6 Metode Penelitian................................................................................................12

1.6.1 Tahap Pengumpulan Data......................................................................12

1.6.2 Analisis Data..........................................................................................13

1.6.3 Penyajian Hasil Analisis Data................................................................14

Page 14: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

xiii

1.6.4 Sumber Data...........................................................................................14

1.7 Sistematika Penyajian..........................................................................................14

BAB II JENIS-JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG CERTA

PENDEK LEBIH HITAM DARI HITAM KARYA IWAN

SIMATUPANG

2.1 Pengantar..............................................................................................................16

2.2 Tuturan Langsung Yang Terdiri dari Satu Kalimat.............................................16

2.2.1 Tuturan Langsung Berupa Kalimat Berita.............................................17

2.2.2 Tuturan Langsung Berupa Kalimat Tanya.............................................19

2.2.2.1 Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Apa.................................21

2.2.2.2 Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Mengapa.........................24

2.2.2.3 Kalimat Tanya denganKata Tanya Mana...............................26

2.2.3 Tuturan Langsung Berupa Kalimat Perintah.........................................27

2.2.3.1 Kalimat Perintah Biasa...........................................................28

2.2.3.2 Kalimat Perintah Suruhan.......................................................29

2.3 Tuturan Langsung Yang Terdiri dari Dua Kalimat..............................................30

2.3.1 Tuturan Langsung Berupa

Kalimat Berita dan Kalimat Berita........................................................31

2.3.2 Tuturan Langsung Berupa

Kalimat Tanya dan Kalimat Tanya........................................................32

2.3.3 Tuturan Langsung Berupa

Kalimat Tanya dan Kalimat Berita........................................................34

Page 15: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

xiv

2.3.4 Tuturan Langsung Berupa

Kalimat Perintah dan Kalimat Perintah.................................................35

2.3.5 Tuturan Langsung

Berupa Kalimat Perintah dan Kalimat Tanya........................................35

2.4 Tuturan Langsung Yang Terdiri dari Tiga Kalimat.............................................36

2.4.1 Tuturan Langsung Berupa Tiga Kalimat Berita.....................................37

2.4.2 Tuturan Langsung Berupa Dua Kalimat Berita dan Satu Kalimat

Perintah..................................................................................................38

2.4.3 Tuturan Langsung Berupa Tiga Kalimat Tanya....................................39

2.5 Tuturan Langsung Yang Terdiri dari Empat Kalimat..........................................40

2.5.1 Tuturan Langsung Berupa Empat Kalimat Berita.................................41

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................43

3.2 Saran.....................................................................................................................44

LAMPIRAN DATA TUTURAN LANGSUNG

Page 16: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam skripsi ini, penulis membahas tuturan langsung yang terdapat

pada cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam” karya Iwan Simatupang dalam

kumpulan cerpennya yang berjudul Tegak Lurus dengan Langit. Hal ini

disebabkan, tuturan langsung belum banyak diteliti. Hal ini berbeda dengan

tuturan tidak langsung yang sudah banyak dibahas.

Tuturan langsung adalah tuturan, entah berupa kalimat deklaratif,

entah kalimat interogatif, entah kalimat imperatif yang dapat berfungsi sebagai

subjek, predikat, atau objek dan secara cermat menirukan apa yang dianjurkan

orang (Kridalaksana, 2001: 93). Berikut contoh tuturan langsung yang terdapat

pada cerita pendek karya Iwan Simatupang.

(1) “Tadi pagi-pagi benar, pukul setengah enam mereka datang,

lalu membawanya pulang.”

(Simatupang, 1982: 19)

(2) “Mengapa Saudara tak jadi marah?” Tiba-tiba menggeledek

suara si kepala besar.

(Simatupang, 1982: 16)

(3) “Kau mesti marah! Mesti marah!” teriaknya.

(Simatupang, 1982: 16)

Page 17: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

2

Contoh (1), (2), dan (3) di atas berturut-turut merupakan contoh tuturan

langsung yang disajikan dalam bentuk kalimat deklaratif atau kalimat berita,

kalimat interogatif atau kalimat tanya, dan kalimat imperatif atau kalimat

perintah.

Dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam” karya Iwan

Simatupang, tuturan-tuturan yang diucapkankan oleh tokoh-tokoh rekaannya

kepada mitra tuturnya atau pun sebaliknya haruslah jelas pengungkapannya.

Menurut langsung tidaknya cara pengungkapan, tuturan dapat dikategorikan

menjadi dua, yaitu tuturan langsung (direct speech) dan tuturan tidak langsung

(indirect speech). Tuturan langsung adalah tuturan yang sebenarnya dibatasi

oleh intonasi atau pungtuasi (Kridalaksana, 1993: 231), misalnya “Dia sudah

pergi, Tuan,” katanya. Sedangkan tuturan tidak langsung adalah pengungkapan

kembali tuturan tanpa mengutip harafiah kata-kata yang dipakai oleh pembicara

dengan menggunakan konstruksi gramatikal atau kata tertentu, antara lain

dengan klausa subordinatif, kata bahwa, dan sebagainya (Kridalaksana, 1993:

231), misalnya Ia berkata bahwa beliau sudah pergi.

Pungtuasi adalah tanda baca. Pungtuasi yang digunakan dalam tuturan

langsung tidak menggunakan tanda baca titik dua (;), tetapi menggunakan tanda

baca koma (,) yang terletak di depan ucapan atau tuturan langsung, dan tanda

kutip (“) yang diletakkan sebelum dan sesudah ucapan yang terletak sejajar di

bagian atas. Misalnya:

(4) ”Dia sudah pergi, Tuan,” katanya.

Page 18: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

3

Tanda baca koma (,) pada contoh tuturan di atas terletak di depan kata katanya,

sedangkan tanda kutipnya (“) diletakkan sebelum kata Dia dan sesudah kata

Tuan yang diletakkan sejajar pada bagian atas.

Tuturan yang diucapkan langsung oleh seorang penutur kepada mitra

tuturnya haruslah jelas situasinya atau konteksnya. Hal ini dikarenakan konteks

mempunyai peranan penting untuk memahami sebuah ujaran atau tuturan, dan

ujaran atau tuturan tersebut selalu terikat dengan konteks. Konteks adalah

pengetahuan latar apapun (any background knowledge) yang dimiliki bersama

oleh penutur dan mitra tuturnya yang membantu mitra tuturnya dalam

menafsirkan apa yang dimaksud oleh penutur (Leech, 1983: 13). Perhatikan

contoh berikut.

(5) a. “Ayo, jawab. Mengapa Saudara tak jadi marah tadi?”

Geledeknya kembali setelah dilihatnya betapa sukar aku

mengambil sikap yang layak bagiku terhadapnya pada saat itu.

b. “...........Mengapa saya mesti marah?” tukasku, bimbang,

malu.

(Simatupang, 1982: 16)

Pada contoh (5a, b), konteks yang dimunculkan adalah situasi marah. Kalimat

pada tuturan (5a), penutur menanyakan perihal mengapa mitra tuturnya tidak

jadi marah. Sedangkan kalimat pada tuturan (5b), menggambarkan reaksi yang

Page 19: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

4

berupa jawaban dari mitra tuturnya mengenai pertanyaan yang diucapkan oleh

penutur.

Dengan mendasarkan pada gagasan Leech (1983: 13-14), Wijana

(1996) menyatakan bahwa konteks yang semacam itu dapat disebut dengan

konteks situasi tutur (speech situational contexts). Konteks situasi tutur

mencakup beberapa aspek. Aspek-aspek itu sebagai berikut.

1. Penutur dan lawan tutur

Penutur dan lawan tutur (mitra tutur) di dalam beberapa literatur,

khususnya dalam Searle (1983), lazim dilambangkan dengan S (speaker)

yang berarti pembicara atau penutur dan H (hearer) yang berarti

pendengar atau mitra tutur.

2. Konteks tuturan

Konteks tuturan dapat mencakup aspek-aspek tuturan yang relevan

baik secara fisik maupun nonfisik. Konteks dapat pula diartikan sebagai

semua latar belakang pengetahuan yang diasumsikan sama-sama dimilki

penutur dan mitra tutur serta yang mendukung interpretasi mitra tutur atas

apa yang dimaksudkan penutur di dalam proses bertutur.

3. Tujuan tuturan

Tujuan tuturan berkaitan erat dengan bentuk tuturan seseorang,

sebab tuturan itu terwujud karena dilatarbelakangi oleh maksud dan tujuan

tutur yang jelas dan tertentu sifatnya.

4. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas

Page 20: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

5

Tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas merupakan tindak

verbal yang terdapat dalam situasi tutur tertentu yang bersifat konkret,

sebab dalam situasi tutur jelas keberadaan siapa peserta tuturnya, di mana

tempat tuturnya, kapan waktu tuturnya, dan seperti apa konteks situasi

tuturnya secara keseluruhan.

5. Tuturan sebagai produk tindak verbal

Tuturan dapat dikatakan sebagai produk tindak verbal, sebab pada

dasarnya tuturan yang ada di dalam sebuah pertuturan adalah hasil tindak

verbal para peserta tutur dengan segala pertimbangan konteks yang

melingkupi dan mewadahinya.

Variasi-variasi jenis tuturan yang dimunculkan oleh pengarang dalam

bentuk tuturan langsung dimaksudkan agar cerita pendek tersebut tidak

membosankan. Variasi tuturan dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam”

yang berbentuk tuturan langsung yang disajikan dalam berbagai bentuk pola

kalimat yang dituturkan oleh tokoh-tokoh rekaannya mengandung berbagai

macam maksud. Misalnya:

(6) a. ”Bagaimana dengan bungkusan ini? Di dalamnya ada

makanan.”

b. ”Bawa pulang !” teriakku.

(Simatupang, 1982: 21)

Page 21: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

6

Pada contoh di atas, tuturan langsung (6a) mengandung maksud yang berbeda

dengan tuturan langsung (6b). Dalam tuturan langsung (6a), tuturan tersebut

terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat tanya dan kalimat berita. Kalimat

pertama pada tuturan di atas merupakan kalimat tanya, sedangkan kalimat

kedua pada tuturan di atas merupakan kalimat berita. Kalimat pertama pada

tuturan (6a), isinya memberitahukan seorang penutur yang mempunyai maksud

menanyakan perihal keadaan bungkusan kepada mitra tuturnya. Sedangkan

kalimat kedua pada tuturan (6a), isinya menginformasikan seorang penutur

yang mempunyai maksud memberitahukan kepada mitra tuturnya mengenai isi

dari bungkusan yang ada di dalamnya. Dan kalimat dalam tuturan langsung

pada (6b) berbentuk kalimat perintah yang isinya mempunyai maksud

memerintah atau menyuruh agar bungkusan yang di dalamnya berisi makanan

tersebut agar dibawa pulang.

Tuturan langsung dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam” ada

yang terdiri dari satu kalimat, terdiri dari dua, tiga kalimat, dan empat kalimat.

Tuturan yang terdiri atau terbentuk dari satu kalimat saja berarti tuturan yang

konstruksi gramatikalnya terdiri atas satu atau lebih klausa yang ditata menurut

pola tertentu, dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan (Kridalaksana, 2001:

92). Tuturan yang terdiri dari dua kalimat, tiga kalimat, dan empat kalimat

dapat disebut gugus kalimat. Gugus kalimat adalah tuturan yang terbentuk dari

kumpulan kalimat yang saling berkaitan karena ciri-ciri kelas, peran, atau

keutuhan; paragraf (Kridalaksana, 2001: 70). Tuturan-tuturan langsung tersebut

dapat dilihat pada contoh berikut:

Page 22: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

7

(7) ”Aneh, sungguh aneh!”

(Simatupang, 1982: 19)

(8) ”Tetapi, bagaimana bisa seorang seorang pasien

meninggalkan rumah sakit pula setengah enam pagi? Kan kantor

belum buka?” tukasku, dengan nada seolah akulah pemimpin

rumah sakit ini.

(Simatupang, 1982: 19)

Contoh (7) di atas merupakan tuturan yang sifatnya langsung yang terdiri atau

terbentuk dari satu kalimat, yaitu kalimat perintah. Pada contoh (8), tuturan

langsung tersebut terbentuk dari dua kalimat di mana kedua kalimat tersebut

merupakan kalimat tanya. Kalimat pertama dalam tuturan (8) merupakan

kalimat tanya dengan kata tanya bagaimana.

Berdasarkan hal di atas, variasi jenis tuturan dalam bentuk tuturan

langsung yang terdapat dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam” karya

Iwan Simatupang terbentuk dari beberapa kalimat. Kalimat-kalimat yang

membentuk tuturan dalam cerita pendek di atas bila ditinjau dari jenis susunan

polanya merupakan kalimat tunggal.

Kalimat-kalimat yang membentuk tuturan langsung dalam cerita

pendek “Lebih Hitam dari Hitam” yang susunan polanya merupakan kalimat

tunggal selanjutnya akan diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan isinya.

Tuturan langsung tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu tuturan

Page 23: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

8

langsung dalam bentuk kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah

(Falah, 1988: 143). Kalimat berita adalah kalimat yang berfungsi atau yang

isinya mengandung suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan

memberitahukan sesuatu kepada orang lain, kalimat tanya adalah kalimat yang

isinya berfungsi menanyakan sesuatu atau kalimat yang mengandung suatu

permintaan agar kita diberi tahu tentang suatu yang dimaksudkan, dan kalimat

perintah adalah kalimat yang isinya berfungsi untuk memerintah atau

melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dimaksudkan. Kalimat perintah

biasanya dilakukan oleh orang yang posisinya berada di atasnya (lebih kuasa,

lebih tinggi, lebih tua, lebih terhormat) (Falah, 1988: 146).

Dengan mengacu pada hal-hal di atas, skripsi ini akan meneliti atau

membahas tentang tuturan-tuturan langsung yang terdapat dalam cerita pendek

“Lebih Hitam dari Hitam” karya Iwan Simatupang dan pengklasifikasian

tuturan langsung yang didasarkan pada bentuk dan isinya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dipecahkan melalui

penelitian ini adalah sebagai berikut: Jenis-jenis kalimat apa saja yang

terdapat pada tuturan langsung dalam cerpen “Lebih Hitam Dari Hitam”

karya Iwan Simatupang?

Page 24: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

9

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitan ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis kalimat dalam

tuturan langsung dalam cerpen “Lebih Hitam Dari Hitam” karya Iwan

Simatupang.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan di atas, manfaat

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terhadap studi

bahasa khususnya dalam bidang sintaksis, yaitu mengenai tuturan

langsung dan pengklasifikasiannya.

1.4.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para ahli bahasa atau

pun para ahli pengajar dalam memberikan materi pengajaran yang

menyangkut tentang tuturan langsung.

1.4.3 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi

para peneliti yang akan meneliti tentang bahasa khususnya mengenai

tuturan langsung.

1.4.4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

kepada pembaca tentang tuturan-tuturan langsung yang terdapat

dalam karya sastra.

Page 25: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

10

1.5 Landasan Teori

Di dalam penelitian ini, penulis melakukan identifikasi,

mendeskripsikan, menganalisis, dan mengklasifikasikan tuturan-tuturan yang

sifatnya langsung yang terdapat dalam cerita pendek “Lebih Hitam Dari Hitam”

karya Iwan Simatupang. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar tuturan

langsung dalam cerita pendek tersebut dan pola struktur tuturan langsung lebih

mudah dipahami.

Data penelitian selanjutnya akan diklasifikasikan berdasarkan bentuk

dan isinya.

1.5.1 Tuturan dan Kalimat

Tuturan dapat diartikan sebagai wacana yang menonjolkan serangkaian

peristiwa dalam serentetan waktu tertentu, bersama dengan partisipan dan

keadaan tertentu (Kridalaksana, 2001: 221). Tuturan dalam cerita pendek

“Lebih Hitam dari Hitam” merupakan serangkaian tuturan yang diucapkan oleh

penutur yang dapat terjadi dalam waktu dan keadaaan tertentu.

Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,

mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri dari

klausa serta diawali dengan huruf kapital (Kridalaksana, 2001: 92). Pola

intonasi final atau dapat disebut juga dengan perhential final yang ditandai

dengan tanda berita yang berupa tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda

perintah yang ditandai dengan tanda seru (!).

Page 26: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

11

1.5.2 Jenis Tuturan

Tuturan yang diucapkan oleh penutur yang ditujukan kepada mitra

tuturnya haruslah jelas pengungkapannya. Menurut langsung tidaknya cara

pengungkapannya, tuturan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tuturan

langsung (direct speech) dan tuturan tidak langsung (indirect speech).

1.5.3 Jenis kalimat

Apabila dilihat dari jenis susunan polanya, jenis kalimat dibedakan

menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Dalam hal ini, jenis kalimat

yang akan digunakan menurut susunan polanya adalah kalimat tunggal.

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari dua unsur inti yaitu

subjek dan predikat dan dapat diperluas oleh satu atau lebih unsur tambahan

asal tidak membentuk pola baru (Falah, 1988: 137). Kalimat tunggal apabila

ditinjau dari segi bentuk dan isinya dibedakan menjadi tiga, yaitu kalimat

berita, kalimat tanya, kalimat perintah.

Kalimat berita mempunyai ciri-ciri dengan pola intonasi yang disebut

dengan pola intonasi berita, yaitu [2] 3 // [2] 3 1 # ; [2] 3 // [2] 3 # apabila P-

nya terdiri dari kata-kata yang suku kedua dari belakang bervokal /ə/ seperti

kata keras, cepat, kering; dan [2] 3 2 // [2] 1 # apabila P-nya berada di depan,

diikuti S. Pola intonasi dalam kalimat berita bernada akhir turun dan biasanya

dinyatakan dengan tanda berita (.). Ciri-ciri lain dari kalimat berita adalah

kalimat yang isinya memberitahukan kejadian suatu peristiwa atau pernyataan

untuk diketahui oleh orang lain (mitra tutur), susunan kalimatnya tidak bisa

Page 27: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

12

dibuat standard dengan kalimat lain, isi kalimatnya ditujukan kepada orang

lain, dan isinya netral kadangkala ada bagian yang dipentingkan

Kalimat tanya mempunyai ciri-ciri dengan pola intonasi [2] 3 // [2] 3 2

#. Intonasi kalimat tanya bernada akhir naik dan ditandai dengan tanda tanya

(?). Ciri-ciri lain kalimat tanya adalah adanya partikel -kah, -lah, -tah, -pun,

yang berfungsi sebagai pengeras atau juga sebagai unsur kalimat yang ingin

ditanyakan, dan menggunakan kata tanya, seperti berapa, siapa, mengapa, apa,

bagaimana, bilamana, dan kapan.

Kalimat perintah mempunyai pola intonasi [2] 3 # atau [2] 3 2 # apabila

terdapat partikel lah pada P-nya. Pola intonasi kalimat perintah ditandai dengan

tanda seru (!). Ciri-ciri lain kalimat perintah adalah isinya mengandung

permintaan, diucapkan oleh atasan kepada bawahan, intonasinya keras, dan

menggunakan kata kerja yang mengandung perintah (Falah, 1988: 146).

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini meliputi tiga tahap, yakni (i) tahap pengumpulan data,

(ii) tahap analisis data, dan (iii).tahap penyajian hasil analisis data.

1.6.1 Tahap Pengumpulan Data

Objek penelitian ini adalah tuturan. Data yang dikumpulkan berupa

tuturan-tuturan yang sifatnya langsung. Data diperoleh dari sumber tertulis

yang berupa karya sastra dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam” karya

Iwan Simatupang. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data

Page 28: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

13

menggunakan metode simak. Metode simak atau dapat disebut juga dengan

metode pengamatan adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengamati atau menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993: 133).

Teknik yang digunakan dalam tahap pengumpulan data adalah teknik simak

bebas libat cakap, yaitu teknik yang digunakan dengan peneliti hanya berperan

sebagai pengamat dan tidak terlibat dalam peristiwa pertuturan yang bahasanya

sedang diteliti (Mahsun, 2006: 91).

1.6.2 Analisis Data

Berdasarkan topik yang dipilih, metode analisis yang digunakan dalam

menganalisis data pada penelitian ini adalah metode padan. Metode padan

adalah metode analisis bahasa dengan alat penentu di luar bagian bahasa itu

sendiri (Sudaryanto, 1993: 13). Metode padan yang digunakan dalam tahap ini

adalah metode padan referensial dan metode padan ortografis.

Padan referensial dilaksanakan dengan alat penentunya referen bahasa.

Referen bahasa adalah segala sesuatu yang ditunjukkan bahasa, seperti

tindakan, peristiwa, dan keadaan di luar bahasa. Metode padan referensial

digunakan untuk mendeskripsikan bahasa dalam cerita pendek "Lebih Hitam

dari Hitam". Metode padan ortografis digunakan untuk menentukan bahwa

satuan lingual yang berupa kalimat selalu diawali dengan huruf besar dan

diakhiri dengan tanda titik (.).

Teknik yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini

adalah teknik baca markah. Teknik baca markah adalah teknik membaca

Page 29: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

14

peranan pemarkah (marker) (Sudaryanto, 1993: 95). Dalam teknik ini, peneliti

hanya melihat langsung pemarkahan yang bersangkutan dengan cara sintaktis.

1.6.3 Penyajian Hasil Analisis Data

Dalam penelitian ini, data hasil penelitian disajikan dengan

menggunakan teknik informal, yaitu perumusan dengan kata-kata biasa,

walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya (Sudaryanto, 1993: 145).

1.6.4 Sumber Data

Data adalah bahan penelitian. Menurut Sudaryanto (1988: 9-10), dari

bahan itulah nantinya objek penelitian dapat dijabarkan dan dijelaskan, sebab di

dalam bahan tersebut terdapat objek penelitian yang dimaksud atau yang akan

diteliti. Sumber data adalah tempat data diambil atau diperoleh. Sumber data

dalam penelitian ini berupa karya sastra, yaitu cerita pendek “Lebih Hitam dari

Hitam” karya Iwan Simatupang.

1.7 Sistematika Penyajian

Laporan penelitian ini akan disajikan dalam tiga bab. Ketiga bab

tersebut adalah:

Bab I berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan teori, metode

penelitian, dan sistematika penyajian.

Page 30: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

15

Bab II berisi pembahasan tentang tuturan langsung. Tuturan langsung

dapat dikategorikan menjadi empat jenis, yaitu tuturan langsung yang terdiri

dari satu kalimat, tuturan langsung yang terdiri dari dua kalimat, tuturan

langsung yang terdiri dari tiga kalimat, dan tuturan langsung yang terdiri dari

empat kalimat. Tuturan-tuturan langsung tersebut yang terdapat dalam cerita

pendek “Lebih Hitam dari Hitam” karya Iwan Simatupang dalam kumpulan

cerpennya yang berjudul Tegak Lurus dengan Langit diklasifikasikan

berdasarkan bentuk dan isinya, yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat

perintah.

Bab III berisi kesimpulan hasil penelitian mengenai tuturan langsung

dan pengklasifikasiannya dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam” karya

Iwan Simatupang dalam kumpulan cerpennya yang berjudul Tegak Lurus

dengan Langit, serta diakhiri dengan pemaparan daftar pustaka.

Page 31: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

16

BAB II

JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG

CERITA PENDEK LEBIH HITAM DARI HITAM

KARYA IWAN SIMATUPANG

2.1. Pengantar

Menurut langsung tidaknya cara pengungkapannya, tuturan dibagi

menjadi dua, yaitu tuturan langsung (direct speech) dan tuturan tidak

langsung (indirect speech). Tuturan-tuturan langsung dalam cerita pendek

“Lebih Hitam dari Hitam” karya Iwan Simatupang bila ditinjau dari kalimat

yang membentuknya dapat dibagi menjadi empat, yaitu tuturan langsung

yang terdiri dari satu kalimat, tuturan langsung yang terdiri dari dua kalimat,

tuturan langsung yang terdiri dari tiga kalimat, dan tuturan langsung yang

terdiri dari empat kalimat. Tuturan-tuturan langsung tersebut kemudian

diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan isinya.

2.2. Tuturan Langsung Yang Terdiri dari Satu Kalimat

Tuturan-tuturan dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam” karya

Iwan Simatupang yang terdiri dari satu kalimat dapat diklasifikasikan

berdasarkan bentuk dan isinya menjadi tiga, yaitu kalimat berita, kalimat

tanya, dan kalimat perintah.

Page 32: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

17

2.2.1. Tuturan Langsung Berupa Kalimat Berita

Tuturan langsung yang terdiri dari satu kalimat dalam bentuk kalimat

berita yang isinya memberikan informasi tentang suatu peristiwa atau sesuatu

hal kepada mitra tuturnya dapat dilihat pada contoh berikut.

(9) a. Tetapi, si kepala besar tak tampak olehku. Mantri juru rawat

yang selalu kuhadiahi senyum manis, melihatku, agaknya

mengerti siapa yang sedang kucari.

b. “Dia sudah pergi, Tuan,“ katanya.

(Simatupang, 1982: 18; 19)

Dalam contoh (9b), kalimat berita dalam tuturan tersebut isinya

mempunyai fungsi memberikan informasi kepada seseorang yang sedang

mencari temannya. Situasi atau konteks yang menggambarkan seseorang

sedang mencari temannya dapat dilihat pada (9a).

(10) a. “Apa jawab familinya?”

b. “Tadi, pagi-pagi benar, pukul setengah enam mereka datang,

lalu membawanya pulang.”

(Simatupang, 1982: 19)

Dalam contoh (10b), kalimat berita dalam tuturan langsung yang

diucapkan oleh seorang penutur kepada mitra tuturnya isinya mempunyai dua

Page 33: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

18

fungsi. Fungsi yang pertama adalah menjawab pertanyaan dari tuturan

langsung yang diucapkan mitra tuturnya yang terdapat dalam tuturan (10a),

dan fungsi yang kedua adalah memberikan informasi waktu dan tempat.

(11) a. Demi dan untuk dinas!

b. “Apa katanya?” tanyaku, tanpa aku sendiri ingin bertanya.

c. “……Anaknya, yakni kawan Tuan yang pulang tadi pagi,

sudah meninggal.” Dan bersamaan dengan ucapan itu mantri itu

pun bergegas.

(Simatupang, 1982: 23)

Dalam contoh (11c), sama halnya seperti pada contoh (10b) di atas,

kalimat berita dalam tuturan langsung yang diucapkan oleh mantri juru rawat

kepada mitra tuturnya yang terdapat pada tuturan (11b) isinya berfungsi

untuk menjawab pertanyaan dari tuturan langsung yang diucapkan mitra

tuturnya dan memberikan informasi kabar bahwa temannya sudah meninggal.

Kalimat-kalimat dalam tuturan langsung yang terdapat pada tuturan

(9b), (10b), dan (11c) di atas merupakan tuturan langsung dalam bentuk

kalimat berita yang isinya mengandung suatu peristiwa atau kejadian dan

mempunyai fungsi memberitahukan atau menginformasikan sesuatu hal

kepada orang lain atau mitra tuturnya. Kalimat berita dalam tuturan (10b) dan

(11c) selain mempunyai fungsi menginformasikan sesuatu hal kepada mitra

Page 34: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

19

tuturnya, juga mempunyai fungsi untuk menjawab pertanyaan yang

diucapkan oleh mitra tuturnya.

2.2.2 Tuturan Langsung Berupa Kalimat Tanya

Tuturan langsung dalam bentuk kalimat tanya yang isinya mempunyai

fungsi untuk menanyakan atau mengandung suatu permintaan tentang suatu

hal dapat dilihat dalam contoh berikut.

(12) a. Pipiku sudah basah keduanya: dunia menghenyakkan dirinya ke

dalam diriku. Dunia kutimang. Kasihku padanya tak

terhingga………..

b. “Mengapa saudara tak jadi marah?” Tiba-tiba menggeledek

suara si kepala besar.

(Simatupang, 1982: 16)

Dalam contoh (12b), kalimat tanya dalam tuturan langsung yang

diucapkan oleh si kepala besar isinya mempunyai maksud menanyakan suatu

hal kepada mitra tuturnya (saudara) mengapa mitra tuturnya (ia) tidak jadi

marah. Pada contoh (12a), menggambarkan situasi atau konteks tentang

keadaan diri teman si kepala besar, yaitu tokoh saudara yang sedang sedih

dengan kedua pipinya yang basah oleh air matanya.

Page 35: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

20

(13) a. “……Anaknya, yakni kawan Tuan yang pulang tadi

pagi, sudah meninggal.” Dan bersamaan dengan ucapan itu

mantri itu pun bergegas.

b. “Meninggal?”

(Simatupang, 1982: 23)

Dalam contoh (13b), kalimat tanya dalam tuturan langsung yang

diucapkan oleh seorang penutur apabila dilihat dari struktur pola intonasinya,

yaitu berupa tanda tanya merupakan tuturan langsung dalam kalimat tanya.

Akan tetapi, kata meninggal dalam tuturan langsung (13b) isinya lebih

berfungsi untuk memastikan dari tuturan langsung dalam bentuk kalimat

berita yang terdapat dalam tuturan (13a). Dalam contoh (13a), tuturan

langsung dalam bentuk kalimat berita tersebut merupakan konteks yang

isinya memberitahukan atau menginformasikan tentang meninggalnya anak

dari kawannya.

Dalam kalimat tanya, tuturan langsung yang diucapkan oleh penutur

kepada mitra tuturnya yang isinya menanyakan sesuatu hal atau yang

mengandung suatu permintaan tentang sesuatu hal tidak hanya selalu

memerlukan jawaban yang sifatnya mengiyakan atau menidakkan. Akan

tetapi, terdapat tuturan langsung dalam bentuk kalimat tanya yang

memerlukan jawaban berupa penjelasan dari hal yang ditanyakan.

Page 36: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

21

Tuturan langsung dalam bentuk kalimat tanya yang memerlukan

jawaban berupa penjelasan ditandai oleh adanya kata tanya yang mempunyai

sifat untuk menggantikan kata-kata yang ditanyakan. Kata-kata tanya itu ialah

apa, siapa, mengapa, bagaimana, mana, bilamana, kapan, bila, dan berapa.

Berikut kata-kata tanya yang terdiri dari satu kalimat yang terdapat dalam

tuturan langsung dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam” karya Iwan

Simatupang.

2.2.2.1. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Apa

Kalimat tanya yang ditandai dengan kata tanya apa yang digunakan

untuk menanyakan hal atau sesuatu yang sifatnya bukan orang atau yang

diorangkan dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam” dapat dilihat pada

tuturan langsung berikut.

(14) a. Semalam tiba-tiba ia minta agar familinya datang

mengambilnya pagi ini juga. Apabila ia tak diambil pulang

hari ini juga, ia mengancam akan bunuh diri. ‘Juga di rumah

sakit jiwa masih banyak alasan dan alat untuk bunh diri!’

begitu dia mengancam.

b. “Apa jawab familinya?”

(Simatupang, 1982: 19)

Page 37: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

22

Dalam contoh (14b), Kalimat tanya dengan kata tanya apa yang

digunakan oleh penutur dalam tuturan langsung tersebut isinya bukanlah

menanyakan tentang orang, tetapi isinya berfungsi menanyakan hal terhadap

respon yang akan dijawab atau dilakukan oleh familinya setelah mendengar

berita yang terdapat pada (14a).

(15) a. Sang mantri agaknya menangkap suasana. Nalurinya

memperingatkannya agar cepat berlalu dari situ. Ia takut. Tetapi

kemantrijururawatannya yang sudah sekian puluh tahun itu

memberikan kepadanya kemahiran untuk menyembunyikan

perasaan dan pikiran yang sebenarnya. Demi dan untuk dinas!

b. “Apa katanya?” tanyaku, tanpa aku sendiri ingin bertanya.

(Simatupang, 1982: 23)

Dalam contoh (15b), kalimat tanya dengan kata tanya apa yang

digunakan oleh penutur dalam tuturan langsung tersebut isinya berfungsi

menanyakan hal terhadap respon yang akan dikatakan oleh mitra tuturnya

setelah mendengar berita yang terdapat pada (15a).

(16) a. ”Mendiang kawan Tuan berpesan sebelum menghembuskan

napas terakhirnya, agar kepada Tuan di sini diantarkan sebuah

surat kabar.”

Page 38: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

23

b. ”Buat apa?” Aku heran memuncak.

c. ”Buat bayar utang,” katanya. Sang mantri lalu pergi.

(Simatupang, 1982: 24)

Dalam contoh (16b), kalimat tanya dengan kata tanya apa yang

digunakan oleh penutur (tokoh aku) dalam tuturan langsung tersebut isinya

berfungsi menanyakan hal akan fungsi dari surat kabar yang terdapat dalam

tuturan langsung yang berbentuk kalimat berita yang terdapat dalam tuturan

(16a). Sedangkan kalimat berita dalam tuturan (16c), merupakan jawaban atas

tuturan langsung yang ada pada (16b).

Tuturan langsung dalam (14b) dan (15b), kalimat tanya dengan kata

tanya apa pada tuturan langsung tersebut dapat diletakkan di akhir kalimat

dan kata kerja pada tuturan tersebut akan berubah menjadi kata kerja aktif.

Perubahan itu dapat dilihat pada contoh berikut.

(14c) “Familinya menjawab apa?”

(15c) “Ia mengatakan apa?” tanyaku, tanpa aku sendiri ingin

bertanya.

Selain digunakan untuk menanyakan hal, kalimat tanya dengan kata tanya

apa juga dapat digunakan untuk menanyakan sebab. Hal ini dapat dilihat

pada contoh berikut.

Page 39: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

24

(17) a. ”…anaknya, yakni kawan Tuan yang pulang tadi pagi, sudah

meninggal.” Dan bersamaan dengan ucapan itu mantri itu pun

bergegas.

b. ”Meninggal?”

Aku tak tahu apakah ucapan itu sungguh ada aku ucapkan.

Untuk sekian kalinya bumiku kiamat.

c. ”Meninggal karena apa?” tanyaku lagi, dan sekaligus aku di

dalam diriku menertawakan diriku: seolah untuk mati

dibutuhkan sesuatu sebab.

(Simatupang, 1982: 23)

Dalam contoh (17c), kalimat tanya dengan kata tanya apa yang yang

digunakan oleh tokoh aku pada tuturan langsung tersebut isinya mempunyai

fungsi menanyakan sebab meninggalnya si anak kepada seorang mantri yang

terdapat pada tuturan (17a). Kata tanya apa yang berfungsi menanyakan

sebab pada tuturan (17c) disebabkan adanya kata karena yang terletak

sebelum kata tanya apa. Dalam tuturan langsung (17c), kata tanya apa dapat

diletakkan pada awal kalimat apabila diberi atau disertai partikel –kah, maka

menjadi.

(17d) “Karena apakah meninggal?” tanyaku lagi, dan sekaligus

aku di dalam diriku menertawakan diriku: seolah untuk mati

dibutuhkan sesuatu sebab.

Page 40: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

25

2.2.2.2 Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Mengapa

Kalimat tanya dengan kata tanya mengapa dalam cerita pendek

“Lebih Hitam dari Hitam” yang isinya berfungsi untuk menanyakan sebab.

Misalnya:

(18) a. Pipiku sudah basah keduanya: dunia menghenyakan dirinya ke

dalam diriku. Dunia kutimang. Kasihku padanya tak

terhingga…..

b. “Mengapa Saudara tak jadi marah?” Tiba-tiba menggeledek

suara si kepala besar.

(Simatupang, 1982: 16)

Dalam contoh (18b), kalimat tanya dengan kata tanya mengapa yang

diucapkan penutur (kepala besar) kepada mitra tuturnya (Saudara) isinya

berfungsi menanyakan sebab akan sikap mitra tuturnya yang tidak jadi marah.

Pada contoh (18a), menggambarkan situasi atau konteks mitra tuturnya yang

mengalami tekanan dalam dirinya dan pipinya sudah dibasahi dengan air

matanya.

(19) a. Surat kabar tadi sudah digulungnya jadi semacam pentung

pemukul, Tangan kirinya menolak pinggangnya.

b. “Ayo jawab. Mengapa Saudara tak jadi marah tadi?”

Geledeknya kembali setelah dilihatnya betapa sukar aku

Page 41: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

26

mengambil sesuatu sikap yang layak bagiku terhadapnya pada

saat itu.

c. “……Mengapa saya mesti marah?” tukasku, bimbang, malu.

(Simatupang, 1982: 16)

Dalam contoh (19c), kalimat tanya dengan kata tanya mengapa dalam

tuturan langsung tersebut isinya berfungsi menanyakan sebab akan tuturan

yang digambarkan pada tuturan (19b). Dalam contoh (19b), kalimat dalam

tuturan tersebut terdiri dari dua kalimat, yaitu “Ayo jawab” dan “Mengapa

Saudara tak jadi marah tadi?”. Kalimat pertama dalam tuturan langsung

(19b) yang berbentuk kalimat perintah isinya bermaksud memerintah mitra

tuturnya untuk menjawab. Maksud memerintah dalam tuturan tersebut

bersifat halus. Sedangkan pada kalimat kedua yang berbentuk kalimat tanya

dengan kata tanya mengapa, tuturan langsung tersebut isinya berfungsi

menanyakan sebab.

2.2.2.3 Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Mana

Kalimat tanya dengan kata tanya mana dalam cerita pendek “Lebih

Hitam dari Hitam” yang isinya digunakan untuk menanyakan tempat.

Misalnya:

Page 42: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

27

(20) a. Tetapi, si kepala besar tak tampak olehku. Mantri juru

rawat yang selalu kuhadiahi senyum manis, melihatku,

agaknya mengerti siapa yang sedang kucari.

b. “Dia sudah pergi, Tuan,” katanya.

c. “Ke mana?” tanyaku.

(Simatupang, 1982: 19)

Dalam contoh (20c), kalimat tanya dengan kata tanya mana dalam

tuturan langsung tersebut isinya berfungsi menanyakan tempat. Dalam

tuturan (20c), sebelum kata tanya mana terdapat kata depan ke. Kata depan ke

bila dilekatkan dengan kata tanya mana, maka mempunyai fungsi untuk

menanyakan tempat yang dituju. Dengan melihat hal tersebut, kalimat tanya

ke mana dalam tuturan (20c) mempunyai fungsi menanyakan tempat yang

akan dituju perginya si kepala besar.

2.2.3 Tuturan Langsung Berupa Kalimat Perintah

Kalimat perintah dalam tuturan langsung yang isinya mempunyai

fungsi memerintah atau mengandung permintaan agar orang lain melakukan

suatu yang dikehendaki sesuai dengan apa yang dimaksudkan dapat dilihat

pada contoh berikut.

(21) a. “Bagaimana dengan bungkusan ini? Di dalamnya ada

makanan.”

Page 43: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

28

b. “Bawa pulang!” teriakku.

(Simatupang, 1982: 21)

Dalam contoh (21b), kalimat perintah dalam tuturan tersebut isinya

menggambarkan situasi di mana seorang penutur memerintah atau meminta

kepada mitra tuturnya untuk membawa pulang bungkusan yang berisi

makanan yang tokoh ia tanyakan pada tuturan (21a). Selain itu, kalimat

perintah dalam tuturan (21b) dapat juga berfungsi untuk menjawab atas

pertanyaan pada tuturan (21a).

Kalimat perintah dalam bahasa Indonesia secara formal dapat

diklasifikasikan menjadi lima macam (Rahardi, 2000: 77), yaitu (1) kalimat

perintah biasa, (2) kalimat perintah permintaan, (3) kalimat perintah

pemberian izin, (4) kalimat perintah ajakan, dan (5) kalimat perintah suruhan.

Berikut klasifikasi kalimat perintah yang terdapat pada tuturan langsung

dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam”.

2.2.3.1 Kalimat Perintah Biasa

Kalimat perintah biasa adalah kalimat perintah yang mengandung

suatu permintaan yang dilakukan oleh orang yang di atasnya kepada

bawahan. Kalimat perintah biasa umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

(1) berintonasi keras, (2) didukung dengan kata kerja dasar, dan (3)

berpartikel pengeras –lah. Kalimat perintah jenis ini dapat berkisar antara

Page 44: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

29

perintah yang sangat halus sampai dengan perintah yang sangat kasar atau

keras. Contoh tuturan langsung berupa kalimat perintah biasa dalam cerita

pendek “Lebih Hitam dari Hitam karya Iwan Simatupang dapat dilihat pada

contoh sebagai berikut.

(22) a. ”Entah, Tuan.” Sambil berkata demikian cepat ia pun

berlalu.

b. “Aneh, sungguh aneh!

(Simatupang, 1982: 19)

Dalam contoh (22b), perintah biasa dalam tuturan tersebut

mempunyai pola intonasi yang ditandai dengan tanda seru (!). Tuturan

langsung yang diucapkan oleh penutur dalam bentuk kalimat perintah biasa

pada (22b), isinya menyatakan keheranan akan pernyataan atau tuturan yang

ada pada tuturan (22a).

2.2.3.2 Kalimat Perintah Suruhan

Kalimat perintah suruhan atau disebut juga dengan kalimat suruh yang

sebenarnya, P-nya terdiri dari kata verbal intransitif dan bentuk kata

verbalnya tetap (Ramlan, 1983: 38). Kalimat perintah suruhan atau kalimat

suruh yang sebenarnya biasanya dilakukan oleh orang yang mempunyai

kedudukan lebih tinggi. Partikel –lah dapat ditambahkan pada kata verbal

yang terdapat dalam kalimat perintah suruhan yang berfungsi untuk

Page 45: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

30

menghaluskan perintah. Contoh tuturan langsung dalam bentuk kalimat

perintah suruhan atau kalimat suruh yang sebenarnya dalam cerita pendek

“Lebih Hitam dari Hitam” karya Iwan Simatupang dapat dilihat pada contoh

sebagai berikut.

(23) a “Bagaimana dengan bungkusan ini? Di dalamnya ada

makanan.”

b. “Bawa pulang!” teriakku.

(Simatupang, 1982: 21)

Dalam contoh (23b), kalimat perintah suruhan dalam tuturan tersebut

isinya menggambarkan seorang penutur yang menyuruh dengan pasti kepada

mitra tuturnya untuk membawa pulang bungkusan yang ditanyakan oleh

mitra tuturnya.

Selain ditandai oleh pola intonasi suruh, yaitu yang berupa tanda seru

(!), kalimat dalam tuturan (23b) bawa pulang! teriakku, ditandai juga dengan

P-nya yang terdiri dari kata verbal transitif, yaitu kata verbal yang tidak

diikuti oleh objek. Kata verbal transitif pada kalimat itu adalah kata bawa.

Kata bawa dalam kalimat bawa pulang! , dapat diberi partikel –lah

yang berfungsi memperhalus perintah, menjadi:

(23c) ”Bawalah pulang!” teriakku

Page 46: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

31

Selain dapat diletakkan pada kata bawa, partikel –lah dapat juga diletakkan

pada kata pulang, menjadi:

(23d) ”Bawa pulanglah!”

2.3 Tuturan Langsung Yang Terdiri dari Dua Kalimat

Tuturan-tuturan dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam” karya

Iwan Simatupang selain terdiri dari satu kalimat juga terdiri dari dua kalimat.

Sama seperti halnya tuturan yang terdiri dari satu kalimat, tuturan-tuturan

yang terdiri dari dua kalimat juga akan diklasifikasikan ke dalam tiga

golongan, yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah.

2.3.1 Tuturan Langsung Berupa Kalimat Berita dan Kalimat Berita

Tuturan langsung dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam”

yang terdiri dari dua kalimat dalam bentuk kalimat berita dan kalimat berita

dapat dilihat pada contoh berikut.

(24) a. “Ke mana?” tanyaku.

b. “Pulang, ke rumahnya.”

Ia diam. Aku diam. Ia agaknya menantikan reaksiku.

Sedangkan aku menantikan kelanjutan dari pemberitahuannya.

Diamku akhirnya tabrakan juga dengan diamnya itu. Ia

mengalah.

Page 47: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

32

c. “Oya, Tuan. Sebelum dia pergi, ia masih sempat berkata-

kata dengan saya, tadi, sebentar.”

(Simatupang, 1982: 23)

Dalam contoh (24c), tuturan di atas terdiri dari dua kalimat yang

berpola kalimat berita. Kalimat berita pertama dalam tuturan (24c), isinya

berfungsi memberikan informasi tentang sesuatu hal yang akan disampaikan

terhadap situasi yang tergambarkan pada tuturan (24b). Sedangkan pada

kalimat berita kedua, tuturan tersebut isinya menginformasikan suatu hal,

yaitu bahwa sebelum pergi, tokoh ia masih sempat berbincang-bincang

sebentar.

(25) a. “Oya, Tuan.” Ia mengeluarkan selembar surat kabar yang

terlipat dari dalam saku celananya dan menyerahkannya

kepadaku. Tanpa aku ingini sendiri, surat kabar itu kuterima.

b. “Ayah kawan Tuan tadi, menyerahkan surat kabar ini pada

saya. Pesannya, agar saya serahkan kepada Tuan.”

(Simatupang, 1982: 24)

Dalam contoh (25b), tuturan terdiri dari dua kalimat berita. Kalimat

berita pertama dalam tuturan tersebut isinya mempunyai fungsi memberikan

informasi tentang ayah kawannya yang memberikan surat kabar. Sedangkan

kalimat berita kedua dalam tuturan (25b), isinya menginformasikan tentang

Page 48: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

33

mandat yang harus dilakukan oleh tokoh saya, yaitu untuk menyerahkan surat

kabar.

2.3.2 Tuturan Langsung Berupa Kalimat Tanya dan Kalimat Tanya

Tuturan langsung yang terdiri dari dua kalimat dalam bentuk kalimat

tanya dan kalimat tanya dalam cerita pendek “Lebih Hitan dari Hitam” dapat

dilihat pada contoh sebagai berikut.

(26) a. “Apa jawab familinya?”

b. “Tadi, pagi-pagi benar, pukul setengah enam mereka datang,

lalu membawanya pulang.”

c. “Pukul setengah enam pagi?” tanyaku, kali ini dengan heran

memuncak. “Mengapa mesti pukul setengah enam pagi?”

(Simatupang, 1982: 19)

Dalam contoh (26c), tuturan tersebut terdiri dari dua kalimat tanya.

Kalimat tanya pertama dalam tuturan tersebut isinya befungsi menanyakan

tentang kepastian waktu, yaitu pukul setengah enam pagi seperti yang

diinformasikan dalam kalimat berita pada tuturan (26a). Dan kalimat tanya

kedua dalam tuturan tersebut isinya berfungsi menanyakan sebab atas waktu

yang dilakukan oleh mereka untuk datang dan menjemput familinya. Pada

kalimat kedua dalam tuturan (26c), kalimat dalam tuturan tersebut merupakan

kalimat tanya dengan menggunakan kata tanya mengapa.

Page 49: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

34

(27) a. “Entah, Tuan. Itu permintaanya sendiri.”

b. “Tetapi, bagaimana bisa seorang pasien meninggalkan

rumah sakit pula setengah enam pagi? Kan kantor belum buka?”

tukasku, dengan nada seolah akulah pemimpin rumah sakit ini.

(Simatupang, 1982: 19)

Dalam contoh (27b), tuturan tersebut terdiri dari dua kalimat tanya.

kalimat tanya pertama dalam tuturan tersebut menggunakan kata tanya

bagaimana. Kata tanya bagaimana dalam kalimat pertama digunakan untuk

menanyakan cara yang dilakukan oleh tokoh pasien untuk meninggalkan

rumah sakit yang dilakukannya pada pukul setengah enam pagi. Sedangkan

kalimat tanya kedua dalam tuturan tersebut mempunyai isi untuk menanyakan

ketidakmungkinan akan suatu hal yang telah terjadi.

2.3.3 Tuturan Langsung Berupa Kalimat Tanya dan Kalimat Berita

Tuturan langsung yang terdiri dari dua kalimat dalam bentuk kalimat

tanya dan kalimat berita dalam cerita pendek “Lebih Hitan dari Hitam” dapat

dilihat pada contoh sebagai berikut.

(28) a. “Baik,” jawabnya tenang, sambil berdiri di ambang pintu

bilikku.

b. “Bagaimana dengan bungkusan ini? Di dalamnya ada

makanan”.

Page 50: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

35

(Simatupang, 1982: 21)

Dalam contoh (28b), tuturan tersebut terdiri dari dua kalimat, yaitu

kalimat tanya dan kalimat berita. Kalimat pertama dalam tuturan tersebut

menggunakan kalimat tanya dengan kata tanya bagaimana. Kata tanya

bagaimana pada kalimat tersebut mempunyai fungsi untuk menanyakan

keadaan terhadap bungkusan yang dimaksud. Sedangkan kalimat kedua yang

berupa kalimat berita dalam tuturan (28b) isinya berfungsi memberikan

informasi tentang isi dari bungkusan tersebut.

2.3.4 Tuturan Langsung Berupa Kalimat Perintah dan Kalimat Perintah

Tuturan langsung dalam bentuk kalimat yang mempunyai pola

kalimat perintah dan kalimat perintah dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari

Hitam” yang mempunyai fungsi dan isinya memerintah atau menyuruh dapat

dilihat pada contoh sebagai berikut.

(29) a. “……Mengapa saya mesti marah?” tukasku, bimbang,

malu.

b. “Kau mesti marah! Mesti marah!” teriaknya.

(Simatupang, 1982: 16)

Dalama contoh (29b), tuturan tersebut terdiri dari dua kalimat

perintah, yaitu “Kau mesti marah!” dan “Mesti marah!”. Kedua kalimat

Page 51: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

36

perintah dalam tuturan tersebut di atas menggambarkan seorang penutur yang

memerintah atau meminta kepada mitra tuturnya (tokoh kau) untuk

melakukan suatu yang dikehendaki, yaitu marah.

2.3.5 Tuturan Langsung Berupa Kalimat Perintah dan Kalimat Tanya

Tuturan langsung dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam”

yang terbentuk dari kalimat perintah dan kalimat tanya dapat dilihat pada

contoh sebagai berikut.

(30) a. Surat kabar tadi sudah digulungnya jadi semacam pentung

pemukul, tangan kirinya menolak pinggangnya.

b. “Ayo jawab. Mengapa Saudara tak jadi marah tadi?”

Geledeknya kembali setelah dilihatnya betapa sukar aku

mengambil sesuatu sikap yang layak bagiku terhadapnya pada

saat itu.

(Simatupang, 1982: 16)

Dalam contoh (30b), tuturan tersebut terdiri dari dua kalimat, yaitu

kalimat perintah dan kalimat tanya yang menggunakan kata tanya mengapa.

Kalimat pertama bila dilihat polanya merupakan kalimat berita, tetapi pada

dasarnya kalimat pertama dalam tuturan tersebut isinya memerintah. Hal ini

dikarenakan adanya kata ayo yang letaknya di depan kata jawab. Sedangkan

kalimat kedua yang menggunakan kata tanya mengapa mempunyai fungsi

Page 52: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

37

yang isinya menanyakan sebab terhadap sikap mitra tuturnya yang tidak jadi

marah.

2.4 Tuturan Langsung Yang Terdiri dari Tiga Kalimat

Selain terdiri dari satu dan dua kalimat, tuturan langsung dalam cerita

pendek “Lebih Hitam dari Hitam” juga terdiri dari tiga kalimat. Berikut

tuturan yang terbentuk dari tiga kalimat.

2.4.1 Tuturan Langsung Berupa Tiga Kalimat Berita

Tuturan langsung dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam”

yang terbentuk dari tiga kalimat berita dapat dilihat pada contoh sebagai

berikut.

(31) a “Meninggal karena apa?” tanyaku lagi, dan sekaligus

aku di dalam diriku menertawakan diriku: seolah untuk mati

dibutuhkan sesuatu sebab.

b. “Entah. Tetapi setiba dia di rumah, dia tiba-tiba demam

panas. Ketika dokter yang dipanggil datang, dia meninggal.”

(Simatupang, 1982: 23)

Dalam contoh (31b), tuturan di atas terdiri dari tiga kalimat yang

seluruhnya kalimat berita. Kalimat berita pertama dalam tuturan tersebut

isinya menginformasikan tentang ketidaktahuan atau ketidakpastian akan

sebab meninggalnya tokoh dia. Kalimat berita kedua dalam tuturan tersebut

Page 53: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

38

isinya menginformasikan tentang keadaan yang terjadi pada tokoh dia

setibanya di rumah. Dan kalimat berita ketiga dalam tuturan tersebut isinya

menginformasikan tentang situasi di mana pada saat dokter yang dipanggil

datang, tokoh dia sudah meninggal akibat demam panas yang dideritanya.

(32) a. Bimbangku semakin jadi. Kekaburan semakin merebut setiap

ruang kosong dalam diriku.

b. “Aku tidak ingin dikasihani, tahu? Tidak mau! Kau setan,

iblis, algojo!” teriaknya.

(Simatupang, 1982: 16)

Dalam contoh (32b), tuturan tersebut terdiri dari tiga kalimat yang

seluruhnya kalimat berita. Kalimat berita pertama dalam tuturan tersebut

isinya berfungsi memberikan informasi bahwa tokoh aku dalam tuturan (32b)

tidak ingin dikasihani. Kalimat berita kedua isinya memberikan informasi

meminta dan menegaskan kepada mitra tuturnya untuk tidak melakukan hal

yang tidak diinginkan oleh tokoh aku. Sedangkan kalimat berita ketiga dalam

tuturan tersebut isinya memberikan informasi tentang makian yang ditujukan

kepada mitra tuturnya.

Page 54: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

39

2.4.2 Tuturan Langsung Berupa Dua Kalimat Berita dan Satu kalimat

Perintah

Tuturan langsung dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam”

yang terbentuk dari dua kalimat berita dan satu kalimat perintah dapat dilihat

pada contoh sebagai berikut.

(33) a. Aku menghentikan lajuku, kemudian berbalik dan cepat lari

masuk ke dalam bilikku.

b. “Aku tidak ingin lihat Saudara. Tak ingin bicara dengan

Saudara. Pergilah.” pintaku terisak. “Pergiiii!”

(Simatupang, 1982: 21)

Dalam contoh (33b), tuturan tersebut terdiri dari tiga kalimat, yaitu

kalimat berita, kalimat berita dan kalimat perintah. Kalimat pertama yang

berupa kalimat berita dalam tuturan tersebut isinya berfungsi memberikan

informasi dan memerintah dengan sangat halus kepada mitra tuturnya untuk

tidak menampakkan dirinya. Kalimat kedua yang berupa kalimat berita dalam

tuturan tersebut isinya menginformasikan bila tokoh aku tidak ingin berbicara

dengan tokoh saudara. Sedangkan kalimat ketiga yang berupa kalimat

perintah dalam tuturan tersebut isinya berfungsi memerintah kepada mitra

tuturnya untuk melakukan keinginan penuturnya, yaitu pergi.

Page 55: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

40

2.4.3 Tuturan Langsung Berupa Tiga Kalimat Tanya

Tuturan langsung dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam”

yang terbentuk dari tiga kalimat tanya dapat dilihat pada contoh sebagai

berikut.

(34) a “Ayah kawan Tuan tadi, menyerahkan surat kabar ini pada

saya. Pesannya agar saya serahkan kepada Tuan.

b. “Surat kabar? Surat kabar apa? Surat kabar siapa?” tanyaku

berturut-turut, heran, bingung.

(Simatupang, 1982: 24)

Dalam contoh (34b), tuturan tersebut terdiri dari tiga kalimat yang

keseluruhannya kalimat tanya. Kalimat tanya pertama dalam tuturan tersebut

isinya menanyakan tentang surat kabar. Kalimat kedua yang berupa kalimat

tanya yang terdapat dalam tuturan tersebut menggunakan kata tanya apa.

Kata tanya apa pada kalimat kedua dalam tuturan tersebut isinya berfungsi

untuk menanyakan benda atau hal tentang surat kabar yang diterima.

Sedangkan pada kalimat tanya yang ketiga dalam tuturan tersebut

menggunakan kata tanya siapa. Kata tanya siapa pada kalimat ketiga

dalamtuturan tersebut isinya berfungsi menanyakan tentang hal yang

“diorangkan” atau lebih mengacu pada kepemilikan surat kabar yang

dimaksud.

Page 56: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

41

2.5 Tuturan Langsung Yang Terdiri dari Empat Kalimat

Dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam”, terdapat juga tuturan

langsung yang terbentuk dari empat kalimat. Berikut tuturan langsung yang

terbentuk dari empat kalimat.

2.5.1 Tuturan Langsung Berupa Empat Kalimat Berita

Tuturan langsung dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam”

yang terbentuk dari empat kalimat berita dapat dilihat pada contoh sebagai

berikut.

(35) a “Ke mana ?” tanyaku

b. “Pulang ke rumahnya. Semalam, tiba-tiba ia minta agar

familinya datang mengambilnya pagi ini juga. Apabila ia tak

diambil hari ini juga, ia mengancam akan bunuh diri. ‘Juga di

rumah sakit jiwa masih banyak alasan dan alat untuk bunuh

diri!’ begitu ia mengancam.”

(Simatupang, 1982: 19)

Dalam contoh (35b), kalimat yang terdapat dalam tuturan tersebut

terdiri dari empat kalimat yang pola kalimatnya berita semua. Kalimat berita

pertama dalam tuturan tersebut isinya menginformasikan tempat yang akan

dituju. Kalimat berita kedua dalam tuturan tersebut isinya memberikan

informasi tentang permintaan tokoh ia kepada familinya untuk datang

Page 57: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

42

mengambil dirinya sekaligus membawanya pergi dari rumah sakit jiwa.

Kalimat berita ketiga dalam tuturan tersebut isinya memberikan informasi

tentang ancaman yang akan dilakukan oleh tokoh ia apabila familinya tidak

segera mengambil dan membawanya pergi. Sedangkan kalimat berita

keempat dalam tuturan tersebut isinya memberikan informasi kepada

familinya bahwa di rumah sakit jiwa masih banyak alasan dan alat untuk

melakukan bunuh diri.

Page 58: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

43

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan cara pengungkapannya, tuturan dapat dikategorikan

menjadi dua, yaitu tuturan langsung (direct speech) dan tuturan tidak

langsung (indirect speech). Dalam penulisan ini, dikemukakan mengenai

tuturan langsung (direct speech).

Tuturan-tuturan yang sifatnya langsung pada dasarnya tersusun atau

terbentuk dari beberapa kalimat. Tuturan langsung dalam cerita pendek

“Lebih Hitam Dari Hitam” karya Iwan Simatupang tersusun atau terbentuk

dari beberapa kalimat, yaitu tuturan langsung yang terdiri dari satu kalimat,

dua kalimat, tiga kalimat, dan empat kalimat.

Tuturan langsung dalam cerita pendek “Lebih Hitam dan Hitam”

karya Iwan Simatupang yang terdiri dari beberapa kalimat selanjutnya

diklasifikasikan berdasarkan kalimat tunggal yang ditinjau dari bentuk dan

isinya dibagi menjadi tiga, yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat

perintah.

Bahwa dalam cerita pendek “Lebih Hitam dari Hitam”, tuturan

langsung yang terdiri dari dua kalimat, tiga kalimat, dan empat kalimat dapat

terbentuk dari beberapa variasi kalimat atau pola kalimat yang membentuk

tuturan langsung dalam cerita pendek di atas tidak hanya terdiri dari kalimat

berita saja, kalimat tanya saja, dan atau kalimat perintah saja.

Page 59: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

44

3.2 Saran

Penelitian ini hanya menganalisis sebagian kecil tentang tuturan

langsung, kategori atau jenis-jenis kalimat yang membentuk tuturan

langsung, dan pengklasifikasian tuturan berdasarkan bentuk dan isinya.

Masih banyak hal-hal lain yang perlu atau dapat dibahas tentang tuturan

selain yang telah dibahas dalam penelitian ini.

Selain itu, data yang digunakan dalam penelitaian ini sangat terbatas,

hanya satu cerita pendek dari lima belas cerita pendek dalam kumpulan

cerpen yang berjudul Tegak Lurus Dengan Langit karya Iwan Simatupang.

Peneliti mengharapkan agar ada pembahasan dan analisis yang lebih lengkap

mengenai tuturan langsung yang dapat menyempurnakan penelitian ini.

Page 60: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, S. Takdir. 1978. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.

Baryadi, I. Praptomo. 2002. Dasar-dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli.

Falah, M. Zainal. 1988. Tata Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Karyono.

Halim, Amran. 1984. Intonasi dalam Hubungannya Dengan Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Djembatan.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik ( Edisi Ketiga ). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Mahsun. 2006. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rahardi, Kunjana. 2000. Imperatif dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Ramlan. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: Karyono.

Rani, Abdul. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Banyumedia.

Sudaryanto. 1986. Metode Linguistik Bagian Pertama: Ke Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Penerbit Angkasa.

Page 61: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

DATA TUTURAN LANGSUNG

CERITA PENDEK LEBIH HITAM DARI HITAM

KARYA IWAN SIMATUPANG

Tuturan Langsung Berupa Kalimat Berita

1. “Entah, Tuan. Itu permintaanya sendiri.”

(Simatupang, 1982: 19)

2. “Entah, Tuan.” Sambil berkata demikian cepat ia pun berlalu.

(Simatupang, 1982: 19)

3. “Dia sudah pergi, Tuan,” katanya.

(Simatupang, 1982: 19)

4. “Tadi, pagi-pagi benar, pukul setengah enam mereka datang, lalu

membawanya pulang.”

(Simatupang, 1982: 19)

5. “Baik,” jawabnya tenang, sambil berdiri di ambang pintu bilikku.

(Simatupang, 1982: 21)

6. “……anaknya, yakni kawan Tuan yang pulang tadi pagi, sudah

meninggal.” Dan bersamaan dengan ucapan itu mantri itu pun bergegas.

(Simatupang, 1982: 23)

7. “Oya, Tuan,” kata sang mantra yang masih tegak di hadapanku.

(Simatupang, 1982: 24)

Page 62: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

46

8. “Mendiang kawan Tuan berpesan sebelum menghembuskan napas

terakhirnya, agar kepada Tuan di sini diantarkan sebuah surat kabar.”

(Simatupang, 1982: 24)

9. “Buat bayar utang,” katanya. Sang mantra lalu pergi.

(Simatupang, 1982: 24)

Tuturan Langsung Berupa Kalimat Tanya

10. “Mengapa Saudara tak jadi marah?” Tiba-tiba menggeledek suara si

kepala besar. Ia sudah tegak kembali dihadapanku. Surat tadi sudah

digulungnya jadi semacam pentung pemukul, tangan kirinya menolak

pinggangnya.

(Simatupang, 1982: 16)

11. “…….Mengapa saya mesti marah?” tukasku, bimbang, malu.

(Simatupang, 1982: 16)

12. “Meninggal?” Aku tak tahu apakah ucapan itu sungguh ada aku ucapkan.

Untuk sekian kalinya bumiku kiamat.

(Simatupang, 1982: 23)

Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Apa

13. “Apa jawab familinya?”

(Simatupang, 1982: 19)

14. “Apa katanya?” tanyaku, tanpa aku sendiri ingin bertanya.

(Simatupang, 1982: 23)

Page 63: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

47

15. “Meninggal karena apa?” tanyaku lagi, dan sekaligus aku di dalam diriku

menertawakan diriku: seolah untuk mati dibutuhkan sesuatu sebab.

(Simatupang, 1982: 23)

16. “Buat apa?” Aku heran memuncak.

(Simatupang, 1982: 24)

Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Mana

17. “Ke mana?” tanyaku.

(Simatupang, 1982: 19)

Tuturan Langsung Berupa Kalimat Perintah

18. “Bawa pulang!” teriakku.

(Simatupang, 1982: 21)

Kalimat Perintah Biasa

19. “Aneh, sungguh aneh!”

(Simatupang, 1982: 19)

Kalimat Perintah Suruhan

20. “Bawa pulang!” teriakku.

(Simatupang, 1982: 21)

Tuturan Langsung Berupa Kalimat Berita dan Kalimat Berita

21. “Oya, Tuan. Sebelum dia pergi, ia masih sempat berkata dengan saya,

tadi, sebentar.”

Page 64: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

48

(Simatupang, 1982: 23)

22. “Ayah kawan Tuan tadi, menyerahkan surat kabar ini pada saya.

Pesannya, agar saya serahkan kepada Tuan.”

(Simatupang, 1982: 24)

Tuturan Langsung Berupa Kalimat Tanya dan Kalimat Tanya

23. “Pukul setengah enam pagi?” tanyaku, kali ini dengan heran memuncak.

“Mengapa mesti pukul setengah enam?”

(Simatupang, 1982: 19)

24. “Tetapi, bagaimana bisa seorang pasien meninggalkan rumah sakit pula

setengah enam pagi? Kan kantor belum buka?” tukasku, dengan nada seolah

akulah pemimpin rumah sakit ini.

(Simatupang, 1982: 19)

Tuturan Langsung Berupa Kalimat Tanya dan Kalimat Berita

25. “Bagaimana dengan bungkusan ini? Di dalamnya ada makanan.”

(Simatupang, 1982: 21)

Tuturan Langsung Berupa Kalimat Perintah dan Kalimat Perintah

26. “Kau mesti marah! Mesti marah!” teriaknya. Kali ini ia melompat-lompat,

akhirnya meniarap di atas ubin, sambil menangis tersedu-sedu.

(Simatupang, 1982: 16)

Page 65: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

49

Tuturan Langsung Berupa Kalimat Perintah dan Kalimat Tanya

27. “Ayo, jawab. Mengapa Saudara tak jadi marah tadi?” Geledeknya

kembali setelah dilihatnya betapa sukar aku mengambil sesuatu sikap yang

layak bagiku terhadapnya pada saat itu.

(Simatupang, 1982: 16)

Tuturan Langsung Berupa Tiga Kalimat Berita

28. “Entah. Tetapi setiba dia di rumah, dia tiba-tiba demam panas. Ketika

dokter yang dipanggil datang, dia meninggal.”

(Simatupang, 1982: 23)

29. “Aku tidak ingin dikasihani, tahu? Tidak mau! Kau setan, iblis, algojo!”

teriaknya.

(Simatupang, 1982: 16)

Tuturan Langsung Berupa Dua Kalimat Berita dan Satu kalimat Perintah

30. “Aku tak ingin lihat Saudara. Tak ingin bicara dengan Saudara. Pergilah.”

pintaku terisak. “Pergiiii!”

(Simatupang, 1982: 21)

Tuturan Langsung Berupa Tiga Kalimat Tanya

31. “Surat kabar? Surat kabar apa? Surat kabar siapa?” tanyaku berturut-turut,

heran, bingung.

(Simatupang, 1982: 24)

Page 66: JENIS – JENIS KALIMAT DALAM TUTURAN LANGSUNG ...repository.usd.ac.id/25586/2/994114019_Full[1].pdfdaftar pustaka sebagaimana layaknya karya atau karangan ilmiah. Yogyakarta, Januari

50

Tuturan Langsung Berupa Empat Kalimat Berita

32. “Pulang ke rumahnya. Semalam, tiba-tiba ia minta agar familinya datang

mengambilnya pagi ini juga. Apabila ia tak diambil pulang hari ini juga, ia

mengancam akan bunuh diri. ‘Juga di rumah sakit jiwa masih banyak alas an

dan alat untuk bunuh diri!’ begitu dia mengancam.”

(Simatupang, 1982: 19)