jembatan khusus antar pulau
DESCRIPTION
JembatanTRANSCRIPT
-
D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A DD II RR EE KK TT OO RR AA TT BB II NN AA TT EE KK NN II KK
Jl. Pattimura No. 20 Gd. Sapta Taruna Lt. VI Keb-Baru Telp/Fax (021) 7251544 - 7247283 Jkt 12110
( 10 )
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN JEMBATAN KHUSUS
(Pertimbangan Penghubungan Tetap Jembatan Antar Pulau, Teluk, & Sungai Besar)
Januari 2009
-
10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus
10 - 2/13
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN JEMBATAN KHUSUS
A. LATAR BELAKANG
Jembatan adalah suatu konstruksi yang dibangun untuk melewati massa (lalu lintas, air) di
atas suatu penghalang. Semakin lebar halangan yang harus dilewati, makin besar
panjang jembatan yang dibutuhkan. Jembatan yang dibangun harus direncanakan untuk
mampu melewatkan lalu lintas yang dilayaninya dengan aman dan nyaman.
Jembatan merupakan bagian dari suatu ruas jalan, sehingga keberadaan suatu jembatan
tidak dapat berdiri sendiri melainkan bagian dari suatu sistem jaringan jalan. Prinsip dasar
dalam pembangunan jembatan adalah jembatan untuk jalan raya, tetapi bukan jalan
raya untuk jembatan. Dengan demikian perencanaan jembatan merupakan bagian dari
perencanaan jaringan jalan.
Jembatan khusus didefinisikan sebagai suatu jembatan yang memiliki bentang yang
panjang atau yang memiliki nilai strategi yang tinggi.
Jembatan khusus merupakan salah satu infrastruktur penting. Pembangunan dari
jembatan khusus memerlukan biaya yang cukup besar. Demikian juga pengaruh
keberadaan jembatan akan memberikan dampak yang besar juga. Karena itu proses
pembangunan suatu jembatan harus dilakukan secara hati-hati mulai dari tahap awal
sampai jembatan tersebut beroperasi.
Salah satu tahapan penting dalam proses pembangunan jembatan adalah tahap Studi
Kelayakan, dimana semua aspek ditinjau untuk memastikan bahwa proses pembangunan
jembatan dapat dilanjutkan atau tidak serta untuk mengetahui kapan jembatan tersebut
dibutuhkan.
Makalah ini akan menyajikan konsep studi kelayakan, tahapan-tahapan dari
pembangunan Infrastruktur besar, proses pengadaan jembatan khusus di Indonesia serta
Studi Kelayakan yang dilakukan pada jembatan-jembatan khusus di Indonesia.
B. KONSEP DASAR STUDI KELAYAKAN
1. Definisi
Sesuai dengan istilah yang digunakan, studi kelayakan adalah suatu analisis terhadap
viability (diteruskan atau tidak) suatu ide. Fokus dari suatu studi kelayakan adalah
untuk mampu menjawab pertanyaan penting Should we proceed with the
-
10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus
10 - 3/13
proposed project idea?, sehingga segala aktivitas dalam studi kelayakan bertujuan
untuk membantu menjawab pertanyaan tersebut.
Mengetahui lebih awal bahwa suatu ide tidak bekerja sesuai yang diharapkan akan
dapat mencegah penggunaan uang, waktu dan sumber daya secara sia-sia.
2. Feasibility Study Vs Business Plan
Studi Kelayakan bukanlah suatu business plan, hal ini seringkali disalah artikan.
Studi Kelayakan memiliki fungsi investigasi, sedangkan business plan memiliki fungsi
planning/perencanaan yang berisikan langkah-langkah yang diperlukan untuk
mewujudkan suatu proposal dari suatu ide menjadi kenyataan.
Studi Kelayakan mempertimbangkan dan mengkaji beberapa alternatif, yang nantinya
akan dikaji untuk mendapatkan alternatif terbaik, sedangkan business plan berisi
hanya satu alternatif.
Hasil dari studi kelayakan akan menjadi basis bagi business plan yang mulai
dipersiapkan jika sudah diketahui bahwa suatu alternatif itu layak untuk dilanjutkan.
Business plan berisikan blueprint dari project implementation.
3. Kenapa perlu dilakukan Feasibility Study?
Jika kita mengkaji investasi yang telah berhasil, akan kita temui bahwa rencana
investasi tidak akan dilakukan tanpa melalui proses penilaian terhadap hal-hal penting
dan menganalisis kemungkinan keberhasilan dari investasi yang akan dilakukan.
Karena itu Studi Kelayakan merupakan suatu langkah krisis dan penting dalam suatu
investasi. Jika dilaksanakan secara tepat akan memberikan investasi terbaik.
Berikut ini adalah alasan kenapa Studi kelayakan perlu untuk dilaksanakan:
a. Memunculkan beberapa alternatif sehingga memberikan arah atau fokus
terhadap rencana investasi
b. Mengurangi alternatif-alternatif yang ada
c. Memberikan alasan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan suatu investasi
d. Meningkatkan kemungkinan untuk sukses atau tercapainya tujuan investasi
dengan cara mengidentifikasi dan menanggulangi pengaruh pelaksanaan
sedini mungkin
e. Menyediakan informasi yang berkualitas bagi pengambil keputusan
f. Menyediakan bahan untuk menarik minat investor
-
10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus
10 - 4/13
Untuk kasus investasi jembatan khusus, studi kelayakan diperlukan karena alasan:
a. Biaya
Kegiatan jalan dan jembatan merupakan kegiatan yang memerlukan biaya yang
sangat besar, sehingga perlu dipastikan bahwa dana yang digunakan akan
memberikan hasil yang diharapkan.
b. Prioritas
Keterbatasan keuangan yang dimiliki baik oleh pemerintah maupun swasta
menyebabkan pentingnya memberikan skala prioritas untuk setiap penggunaan
dana pembangunan.
c. Dampak
Jalan dan jembatan merupakan infrastruktur publik yang memberikan pengaruh
yang sangat besar baik yang positif maupun negatif terhadap lingkungan di
sekitarnya.
d. Aspek Ekonomis
Pembangunan jalan dan jembatan tidak terlepas dari aspek ekonomi, apakah
investasi yang ditanamkan akan mendapatkan pengembalian yang diharapkan.
4. Lingkup Kegiatan Feasibility Study
Secara umum suatu studi kelayakan terdiri atas 3 (tiga) komponen utama yaitu
a. Analisis Kebutuhan
Hal paling penting yang harus dikaji dalam suatu studi kelayakan adalah ada
tidaknya potensi kebutuhan akan investasi yang dimaksud. Misalnya untuk
kasus jembatan besar, perlu diketahui besarnya demand lalu lintas yang akan
menggunakan jembatan tersebut jika jembatan tersebut dibangun. Jika ternyata
kebutuhan tersebut tidak mencapai level yang diharapkan, maka rencana
investasi sebaiknya ditinjau kembali.
Data-data yang dibutuhkan didapat dengan melakukan survey/pengumpulan
data sekunder maupun primer serta kajian yang tepat.
b. Kelayakan Teknis
Secara teknik perlu dilakukan kajian terhadap lokasi investasi yang tepat serta
solusi-solusi teknik dalam pelaksanaan tersebut. Untuk kasus jembatan khusus
perlu dicari lokasi terbaik jembatan, keterkaitan dengan jaringan jalan eksisting,
tipe struktur yang mungkin digunakan, biaya yang diperlukan, dan kemampuan
melaksanakan pekerjaan tersebut.
-
10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus
10 - 5/13
c. Kelayakan Finansial
Berdasarkan estimasi yang dilakukan untuk 2 aspek di atas, analisis kelayakan
finansial dapat dilakukan. Hal-hal yang perlu diketahui adalah
Start-Up Costs
Operating Costs
Revenue Projections
Sources of Financing
Profitability Analysis
5. Hasil Studi Kelayakan
Hasil dari suatu studi kelayakan akan berisikan kajian secara mendalam atas berbagai
alternatif tersebut. Penentuan alternatif terbaik bukan merupakan target suatu studi
kelayakan, karena yang harus disajikan adalah atas masing-masing alternatif secara
mendalam. Adalah bukan tugas dari pelaksana studi kelayakan untuk menentukan
apakah investasi tersebut dihentikan atau diteruskan. Keputusan atas hal ini ada pada
pemberi pekerjaan.
C. TAHAPAN PEMBANGUNAN FIXED LINK
1. Definisi dan Tahapan Pembangunan Fixed Link
Dalam bidang infrastruktur transportasi darat, Fixed link didefinisikan sebagai
struktur/bangunan permanen melintas di atas perairan/lautan yang menyediakan jalur
yang tidak terganggu bagi lalu lintas ataupun kereta api dengan tingkat keamanan,
efisiensi dan kenyamanan yang baik. Secara umum istilah Fixed Link diasosiasikan
dengan jalan bebas hambatan atau lintasan kereta api yang cukup panjang. Sebuah
Fixed Link bisa terdiri dari kombinasi dari beberapa tipe struktur/bangunan seperti
tunnel, pulau buatan, causeways dan berbagai tipe jembatan.
Fixed Link adalah suatu pelaksanaan yang melibatkan investasi yang besar dan
sangat peting bagi lingkungan sekitarnya. Keberadaan Fixed Link akan memberikan
pengaruh terhadap pengembangan dari potensi yang ada di wilayah yang dilayani.
Karena itu tahapan-tahapan perencanaan harus dilakukan secara hati-hati dan
mendalam.
Secara garis besar tahapan pembangunan suatu fixed link terdiri dari 3 tahap utama
yaitu
-
10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus
10 - 6/13
a. Tahap I: Project Planning
Tahap perencanaan awal (early planning phase) sangat berpengaruh terhadap
tugas-tugas tahap perencanaan selanjutnya setelah keputusan tentang fixed link
tersebut diambil. Pada tahapan ini diharapkan terjadi perdebatan politik tentang
keputusan untuk merencanakan fixed link. Hal ini bisa berlangsung berpuluh tahun
bahkan bisa berabad-abad. Pada periode ini aktivitas perencanaan pada tingkatan
tertentu diperlukan untuk menunjukkan kebutuhan fixed link tersebut dan untuk
mengetahui pengaruh negatif dan positif dari pembangunannya.
Hal-hal yang harus diputuskan dalam tahap ini adalah
Kepemilikan dan Pendanaan.
Perkiraan Lokasi.
Umur layan yang diharapkan.
Kebutuhan Kapasitas Lalu Lintas/Necessary Trafic Capacity.
Pertimbangan terhadap lalu lintas lain jalur pelayaran kapal dan juga jalur
penerbangan pesawat.
Prinsip-prinsip dalam Environmental Evaluation.
Risk Policy.
International Convention.
b. Project Development
Hal-hal yang dilakukan pada tahap Project Development adalah
Studi awal adalah
Mereview semua informasi yang berkaitan dengan keberadaan fixed
link tersebut
Menginvestigasi solusi-solusi teknis yang feasible dan layak untuk
diaplikasikan
Melakukan estimasi terhadap lalu lintas. Untuk lalu lintas kereta api
harus ditentukan apakah jalur kereta api akan dibangun 1 atau 2
lintasan. Hal yang sama untuk lalu lintas jalan raya, apakah akan
dilewatkan dengan diangkut kereta, atau apakah disediakan lintasan
untuk lalu lintas kendaraan, serta berapa jalur dan lajur yang
-
10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus
10 - 7/13
disediakan. Solusinya biasanya menyangkut aspek teknik, ekonomis,
sosial dan politik.
Keputusan dapat diambil nanti pada tahap berikutnya jika data yang
dimiliki telah lebih lengkap dan memadai.
Studi-studi yang dilakukan pada Tahapan ini adalah
Studi Alternatif Alinyemen
Akan mereview posisi alinyemen yang mungkin serta menetapkan
koridor bagi studi selanjutnya. Dalam studi ini juga dipertimbangkan
koneksi dengan sistim jaringan transportasi yang ada serta potensi
lokasi konfliknya. Untuk setiap alternatif alinyemen perlu ditentukan
konfigurasi struktur yang akan digunakan. Setiap alternatif konsep yang
muncul nantinya akan dikaji secara lebih mendalam pada tahapan
selanjutnya.
Enviromental condition study
Bertujuan untuk mengidentifikasi potensi pengaruh keberadaan struktur
terhadap lingkungan serta melakukan tinjauan terhadap aturan serta
standar yang terkait dengan lingkungan yang harus dipenuhi.
Technical site condition study
Studi ini difokuskan kepada aspek geologi, pondasi, navigasi, cuaca,
dan kondisi hidraulik. Dilakukan juga review terhadap topography yang
ada serta rekomendasi bagi studi tambahan untuk dilaksanakan pada
tahap selanjutnya.
Preliminary design basis study
Pada saat ini akan direview semua persyaratan-persyaratan, peraturan,
standar. Termasuk didalamnya adalah mengidentifikasikan persyaratan
yang terkait dengan aspek keselamatan dan keandalan struktur.
Preliminary costing basis study
Studi ini bertujuan untuk menentukan metode estimasi biaya serta
memberikan informasi awal tentang biaya yang diperlukan bagi
pembangunan kegiatan tersebut.
-
10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus
10 - 8/13
Conceptual Study
Conceptual Study adalah proses yang berulang dimana semua aspek yang
mungkin yang berpengaruh terhadap keberadaan project harus
dipertimbangkan, diberi bobot, dan diklarifikasi untuk mencapai solusi yang
paling mungkin bagi pemenuhan kebutuhan/tujuan bagi lokasi kegiatan.
Conceptual study terdiri atas
Penyusunan Project Basis, yang terdiri dari
Geometric Requirement, Structural Requirement, Environmental
Requirement, Risk Requirement, Aethestic/Aesthetic?,
Requirement, Navigation Condition, Wind Condition, Earthquake
Condition, Costing Basis.
Penentuan alternatif yang mungkin
Preliminary Site Investigation
Pada saat yang bersamaan dilakukan juga preliminary site investigation
seperti penyelidikan tanah dalam koridor alinyemen, pengumpulan data
angin, analisis potensi bahaya gempa dan potensi tabrakan kapal.
Kajian dan Penilaian Alternatif Solusi
Setiap alternatif solusi akan disajikan dalam bentuk gambar dan uraian
dan harus sesuai dengan Project Basis dengan mempertimbangkan
Preliminary Site Investigation, Structural Aspect, Architectural
Aspect, Environmental Aspect, Mechanical and Electrical Instalation
and Utilities, Definitions and Constrains for Operation and
Maintenance, Cost Aspect, Major Construction Stages.
Adalah tidak mungkin untuk memenuhi semua requirement, tetapi harus
diupayakan untuk mencapai solusi yang berimbang (BALANCE
SOLUTION). Karena itu pada tahap Conceptual Study dilakukan
pembobotan dari setiap parameter untuk masing-masing alternatif solusi.
Hasil yang didapat adalah rangking teknik saja, sedangkan keputusan atas
alternatif yang digunakan ditentukan oleh Owner.
Project Selection
Untuk Tujuan Penentuan alternatif perlu dilakukan juga studi-studi berikut
Analisis Dampak Lingkungan dari Kegiatan
Studi Lalu lintas dan Penentuan Besarnya Tarif
-
10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus
10 - 9/13
Lay-Out dan biaya dari jalan akses yang diperlukan untuk
menghubungkan Fixed Link dengan jaringan yang sudah ada
Prosedur Pelelangan
Technical rangking yang diperoleh pada tahap Conceptual Study dan hasil
studi-studi di atas akan dimasukkan dalam pembentukkan Cost Benefit
model yang nantinya dijadikan dasar dalam menentukan solusi terpilih
adalah wewenang Owner. Solusi terpilih tersebut harus memperhitungkan
juga sudut pandang politik. Public Hearing merupakan salah satu cara
yang dilakukan untuk mencapai keputusan akhir. Hasilnya adalah The
solution of Chose SOLUSI YANG DIPILIH.
Procurement Strategy
Setelah solusi terpilih ditetapkan, langkah berikutnya adalah menentukan
strategi pengadaan konsultan dan kontraktor. Tujuannya adalah untuk
menjamin bahwa semua pekerjaan dan aktivitas didistribusikan dan
dilaksanakan oleh pihak yang paling berkualitas pada setiap tahapan
kegiatan, mencapai standar kualitas yang diinginkan, dan dengan biaya
keseluruhan yang paling rendah.
Secara umum ada 3 strategi yang umum digunakan untuk kegiatan Fixed
Link, yaitu
Separate Design and Construction (SDC), suatu konsep dimana
dokumen kontrak disiapkan oleh pengelola kegiatan dengan dibantu
konsultan, sedangkan pelaksanaan konstruksi oleh kontraktor.
Design Built (DB), suatu konsep dimana proses desain dan
konstruksi diserahkan kepada suatu pihak yang umumnya kontraktor.
Design Built Operate and Transfer (BOT), konsep ini hampir sama
dengan DB, perbedaannya adalah bahwa semua biaya ditanggung
oleh pihak yang diberi konsesi, dan pihak tersebut diberikan massa
konsesi sebelum diserahkan kepada pemerintah.
Tender Design
Tender Evaluation
Detailed Design
c. Construction
-
10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus
10 - 10/13
D. PENGADAAN JEMBATAN KHUSUS DI INDONESIA
Secara umum pembangunan suatu jembatan dimulai dari tahap Studi Kelayakan
(Feasibility Study), namun mengingat suatu jembatan itu merupakan bangunan pelengkap
jalan, maka pendekatan yang dilakukan adalah melakukan studi kelayakan suatu ruas
jalan dimana jembatan berada. Kemudian apabila dari hasil kajian tersebut ternyata ruas
jalan tersebut layak untuk direalisasikan, maka dapat dilanjutkan untuk selanjutnya
dioperasikan serta dipelihara.
Untuk kegiatan khusus seperti pembangunan jembatan-jembatan strategis atau jembatan-
jembatan dengan bentang yang panjang dimana diperlukan dana yang cukup besar,
misalnya Jembatan Teluk Balikpapan, Jembatan Batam Tronton, Jembatan Selat
Madura dan sebagainya, harus dilakukan studi kelayakan khusus.
Termasuk didalam skope pekerjaan studi kelayakan tersebut adalah:
a. Pemilihan Alternatif Rute
b. Studi Sosial Ekonomi
c. Studi Dampak Lingkungan
d. Design Development
e. Preliminary Design
f. D.s.b
Diharapkan dari studi tersebut, dengan memperhatikan pola sistem jaringan jalan dan
konsep tata ruang, maka khusus untuk pelaksanaan jembatan khusus akan didapatkan :
a. Kepastian Lokasi
b. Penentuan Jembatan dan Jumlah jalur
c. Mode Lalu Lintas yang akan digunakan
d. Keperluan ruang bebas jembatan untuk jalur navigasi
e. Prediksi perkembangan lalu lintas
f. Prediksi frekuensi lalu lintas navigasi termasuk bobotnya
Rekomendasi dari studi-studi tersebut di atas harus ditunjang dengan legal aspek seperti
persetujuan dari Departemen Perhubungan dalam hal penentuan Jalur Navigasi serta
persetujuan Departemen Pekerjaan Umum dalam hal keterkaitan dengan sistem jaringan
Prasarana dan sebagainya.
-
10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus
10 - 11/13
Selanjutnya setelah melalui rangkaian studi di atas, umumnya dilanjutkan dengan tahap
Engineering (Perencanaan teknis dan Studi-Studi lainnya) dan kajian masalah pendanaan
(Financial Aspect). Lamanya tahapan-tahapan pengadaan tersebut dalam kondisi normal
berkisar antara 3 sampai 4 tahun mulai dari Pra Studi Kelayakan sampai Tahap
Konstruksi, sebagaimana disajikan pada gambar di bawah. Sedangkan untuk Crash
Program, tahapan-tahapan tersebut dapat diselesaikan antara 1 sampai dengan 2 tahun.
Gambar 10-1. Tahapan Pengadaan Pelaksanaan Jembatan Khusus
E. Project : Jembatan Panjang
Studi Teknik Detailed Engineering Design
a. Latar Belakang
Untuk mengetahui secara rinci semua asumsi yang digunakan dalam tahap perencanaan
serta untuk mendapatkan parameter-parameter penting bagi perencanaan jembatan,
diperlukan serangkaian technical study. Mengingat bentangan jembatan yang besar dan
umur rencana jembatan yang khusus, maka kebutuhan data-data perencanaan tersebut
harus didapat secara akurat.
Studi Kelayakan
0,5 - 1,0 tahun 0,5 - 1,0%
0,5 - 1,0 tahun 0,5 - 1,0%
0,5 - 1,0 tahun 3,0 - 4,0%
1 tahun 4,0 6,0 %
3 tahun
Operasional & Pemeliharaan
Studi Sosial Ekonomi & Pra Studi
Preliminary / Design Development
Final Engineering
Konstruksi & Supervisi
-
10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus
10 - 12/13
Hasil Studi teknik tersebut akan menjadi dasar bagi perencana jembatan untuk melakukan
detailed engineering design.
b. Studi Teknis yang diperlukan
Adapun Studi Teknis yang diperlukan adalah
Studi Topografi Bawah Air / Bathimetry
Untuk mengetahui profil dasar laut di lokasi kegiatan.
Studi Gelombang, Pasang, arus dan sedimentasi
o Untuk mengetahui kondisi angin, gelombang, pasang surut dan arus di lokasi
kegiatan.
o Untuk mengetahui tingkat sedimentasi di lokasi kegiatan.
Studi Scouring
o Untuk mengetahui local scouring di lokasi pilar jembatan akibat dibangunnya
jembatan.
Studi Geologi
o Untuk mengetahui kondisi permukaan khususnya di lokasi jembatan, mulai
darat, pantai dan laut.
o Memetakan kondisi geologi, khususnya litologi dan struktur geologi di daerah
sekitar kegiatan.
o Memberikan informasi dalam bentuk gambar 3 dimensi tentang kondisi bawah
permukaan di lokasi kegiatan.
o Metode yang digunakan adalah Geoelektrik untuk daratan, georadar untuk
daerah pantai dan sub bottom profiling untuk lautan.
Soil Investigation
o Mendapatkan data primer di lokasi pekerjaan yang akan digunakan untuk
perencanaan.
o Mengidentifikasikan textur lapisan tanah di lokasi kegiatan berdasarkan hasil
penyelidikan dan pengukuran langsung di lapangan dan laboratorium.
o Melakukan analisis dan evaluasi tentang jenis pondasi dan daya dukung.
o Menyediakan data bagi studi teknis lain seperti Seismic Hazzard dan lain-lain.
-
10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus
10 - 13/13
Seismic Hazzard Analysis
o Mengidentifikasikan fenomena-fenomena geologi yang berpotensi menjadi
sumber gempa yang ada di sekitar lokasi jembatan.
o Mendapatkan parameter gempa berupa percepatan tanah dasar dan respon
spectra di batuan dasar dan di dasar laut.
Wind Resistant Study/Wind Tunnel Test
o Mengidentifikasikan fenomena-fenomena akibat angin dinamik pada jembatan.
o Mendapatkan parameter beban angin.
Salitasi/salinitas (Keasinan)
Pergerakan Kapal
Kecepatan Angin
Tidal
Dan lain-lain