jaringan tanpa kabel k3
DESCRIPTION
K3TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT kami ucapkan karena kami dapat menyelesaikan tugas
Makalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini dengan baik dan benar.
Laporan ini berisi tentang keselamatan kerja pemasangan jaringan tanpa kabel pada
operator GSM. K3 pada pemasangan jaringan tanpa kabel diterapkan dengan tujuan untuk
melindungi para pekerja dan orang lain yang berada di lokasi kerja karena berada pada
ketinggian. Penerapan K3 ini juga merupakan suatu jaminan terhadap setiap sumber produksi
dapat dipakai secara aman dan efisien. Selain itu, hal ini juga merupakan suatu jaminan agar
proses kerja dapat berjalan dengan lancar. Untuk itulah penulis membuat makalah ini untuk
memberikan wawasan pada setiap pihak yang terlibat dalam pemasangan jaringan tanpa kabel
pada operator GSM.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak - pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini, antara lain :
1. Ibu Farida Arinie S. selaku Dosen Mata Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan dan doa kepada putra -
putrinya baik secara moriil maupun materiil.
3. Dosen Pembimbing serta seluruh staff karyawan Politeknik Negeri Malang.
4. Kawan - kawan serta pihak lain yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini pasti terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................... 1
Daftar Isi................................................................................................................ 2
Abstrak.................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................. 5
1.2. Rumusan Masalah........................................................................ 5
1.3. Tujuan........................................................................................... 6
1.4. Manfaat......................................................................................... 6
1.5. Tinjauan pustaka........................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Komponen Dasar Jaringan Operator GSM.................................. 7
2.2. Penggunaan Jaringan GSM.......................................................... 9
2.3. Spesifikasi.................................................................................... 9
2.4. Regulasi Kebijakan dan Prosedur................................................. 10
2.5. Persiapan Instalasi Jaringan Operator GSM................................. 11
2.5.1 Sebab Kecelakaan Kerja di Tempat Tinggi………………. 11
2.5.2 Pencegahan Kecelakaan Kerja di Tempat Tinggi………….. 12
2.5.3 Perlengkapan dan Peralatan Bekerja di Tempat Tinggi…… 13
2.6. Instalasi Jaringan Operator GSM................................................. 15
2.6.1 Mempersiapkan Tempat Kerja…………………………….. 16
2
2.6.2 Peralatan yang Dibawa Engineer………………………….. 17
2.6.3 Macam – Macam Sambungan Kabel……………………… 18
2.6.4 Perangkat Jaringan Tanpa Kabel GSM……………………. 18
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................... 19
3.2 Saran…………………………………………………………….. 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 21
3
Abstrak
Industri konstruksi yang berhubungan dengan telekomunikasi memiliki resiko kecelakaan
kerja yang cukup tinggi. Penyebab utama kecelakaan kerja pada proyek konstruksi
telekomunikasi berhubungan dengan karakteristik proyek konstruksi yang bersifat unik,
lokasi kerja yang berbeda-beda, terbuka, dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang terbatas,
dinamis, menuntut ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak menggunakan tenaga kerja yang
tidak terlatih.
Terdapat tiga faktor utama yang dapat menjadi penyebab kecelakaan kerja, yaitu
faktor manusia, faktor lingkungan kerja, dan faktor peralatan. Biasanya pihak manajemen
kontraktor telekomunikasi berfokus pada usaha pencegahan kecelakaan yang disebabkan
oleh faktor manusia, seperti melakukan pelatihan tenaga kerja, penggunaan alat proteksi diri,
disiplin kerja dan lain-lain. Usaha tersebut bukan tidak membuahkan hasil, tetapi merupakan
usaha yang sulit dilaksanakan dengan efektif mengingat faktor manusia atau personil ini
akan sangat terkait dengan latar belakang pendidikan, kebiasaan, budaya, serta motivasi
pekerja.
Di lain pihak, terdapat dua faktor non-personil, yaitu faktor lingkungan kerja dan
peralatan kerja, yang lebih mudah dikelola oleh manajemen kontraktor dan merupakan
kewajibannya secara mendasar. Makalah ini mendiskusikan kajian keselamatan dan kesehatan
kerja serta peraturan perundangan terkait dengan upaya pengelolaan faktor non-personil
oleh kontraktor telekomunikasi khususnya operator GSM yang dibahas pada makalah ini. Faktor
non-personil yang dikaji adalah keselamatan lingkungan kerja dan kesiapan peralatan pra-
operasi serta pada saat pemasangan jaringan tanpa kabel operator GSM.
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang tumbuh dan berkembang dimasyarakat belakangan ini
banyak menimbulkan persepsi yang beragam. Masyarakat menganggap suatu perkembangan
tersebut sebagai sebuah kemajuan yang dapat meningkatkan taraf serta derajat hidupnya
tanpa berpikir efek dan imbas dari perkembangan itu sendiri. Masyarakat disini diposisikan
sebagai sebuah media oleh sekelompok pengusaha untuk meraup keuntungan yang berlipat
ganda tanpa menghiraukan ketentuan yang ada sebelumnya.
Salah satu hal yang sering ditinggalkan adalah pemasangan atau instalasi perangkat
teknologi tersebut. Pemasangan perangkat kurang mendapat perhatian dari pelaku usaha
padahal hal tersebut sangat vital untuk menunjang adalah pelayanan kepada masyarakat.
Sering kali pengusaha melupakan keselamatan, kesejahteraan dari pekerjanya yang
melakukan pemasangan perangkat teknologi tersebut.
Oleh karena itu dalam makalah kali ini penulis ingin memberi wawasan kepada pelaku
bisnis informasi dan komunikasi serta para pekerja khususnya dalam pemasangan jaringan
tanpa kabel yang notabene resiko kerjanya sangat tinggi, sehingga setiap pihak yang
berkaitan dengan pemasangan jaringan tanpa kabel dapat mengetahui dan paham bahwa
keselamatan kerja adalah hal yang penting.
Kali ini penulis mengambil judul “Pemasangan Jaringan Tanpa Kabel pada
Operator GSM”. Penulis menitikberatkan pada operator GSM karena sampai saat ini GSM
masih menjadi idola dikalangan masyarakat luas sebagai pilihan sarana informasi dan
komunikasi.
1.2. Rumusan Masalah
a. Mengenal jenis jaringan tanpa kabel dan keselamatan kerja dalam pemasangannya.
(Almas Shaffina, Yusuf Rizal Hedynta).
b. Kebutuhan keselamatan kerja untuk pemasangan jaringan tanpa kabel. (Angga Setyawan,
Mirza Alfan).
5
c. Peraturan pemerintah pada kebijakan pemasangan jaringan tanpa kabel. (Ardyan Guruh,
Wisnu Adi, Zulfanio Ramadhana).
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
- Mengenalkan berbagai macam jenis jaringan komunikasi tanpa kabel.
- Mengetahui kebutuhan keselamatan kerja dalam pemasangan jaringan komuniikasi
tanpa kabel.
- Mengetahui landasan hukum pada kebijakan pemerintah dalam pemasangan jaringan
komunikasi tanpa kabel.
1.4. Manfaat
- Pelaku bisnis komunikasi dan informasi dapat memberi jaminan kesehatan dan
keselamatan kerja untuk pekerja instalasi dilain pihak untuk mendapat keuntungan.
- Regulasi yang berlaku dapat diterapkan dengan maksimal, sehingga ada kejelasan antara
pelaku bisnis komunikasi dan informasi dengan pekerja instalasi jaringan GSM.
- Kerja sama yang baik mendatangkan hasil yang baik dan memuaskan.
1.5. Tinjauan Pustaka
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah keamanan dan keselamatan kerja
merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian utama semua pihak.
Kerberhasilan kita dalam melaksanakan pekerjaan tidak hanya diukur dari selesainya
pekerjaan tersebut. Banyak hal yang dijadikan sebagai parameter penilaian terhadap
keberhasilan suatu pekerjaan. Pekerjaan dinilai berhasil apabila keamanan dan
keselamatan semua sumber daya yang ada terjamin, dapat diselesaikan tepat waktu
atau bahkan bisa lebih cepat dari waktu yang ditentukan, memberikan keuntungan bagi
perusahaan, memberikan kepuasan kepada semua pihak (pimpinan, karyawan dan
pemberi kerja). Masalah keamanan dan keselamatan kerja menjadi sangat penting,
karena dengan terwujudnya keamanan dan keselamatan kerja bearti dapat menekan
beaya operasional pekerjaan. Dalam kasus kecelakan yang berat, kerugian yang
ditimbulkan tidak hanya menyangkut aspek financial (dana), tetapi bisa menyebabkan
cacat pada pekerja bahkan mungkin meninggal dunia. Kasus kecelakaan yang
disebabkan oleh bekerja diketinggian, telah banyak terjadi dan banyak menelan korban baik
para pekerja maupun masyarakat sekitar.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Mengenal jenis – jenis jaringan tanpa kabel dan keselamatannya.
2.1. Komponen Dasar Jaringan Operator GSM (Almas Shaffina)
Teknologi jaringan tanpa kabel sebenarnya terbentang luas mulai dari komunikasi
suara sampai dengan jaringan data, yang mana membolehkan pengguna untuk membangun
koneksi nirkabel pada suatu jarak tertentu. Ini termasuk teknologi infrared, frekuensi radio
dan lain sebagainya. Peranti yang umumnya digunakan untuk jaringan nirkabel termasuk
di dalamnya adalah komputer, laptop, PDA, telepon seluler, tablet PC dan lain sebagainya.
Teknologi nirkabel ini memiliki kegunaan yang sangat banyak. Contohnya, pengguna
bergerak bisa menggunakan telepon seluler mereka untuk mengakses e-mail. Sementara itu
para pelancong dengan laptopnya bisa terhubung ke internet ketika mereka sedang di
bandara, kafe, kereta api dan tempat publik lainnya. Di rumah, pengguna dapat terhubung
ke desktop mereka (melalui bluetooth) untuk melakukan sinkronisasi dengan PDA-nya.
1. Mobile Station (MS) perangkat fisik yang digunakan oleh pelanggan GSM. Terdiri
dari dua bagian: Subscriber Identity Module (SIM) dan Mobile Equipment (ME).
2. Subscriber Identity Module (SIM) adalah kartu pintar yang membawa informasi
khusus pelanggan yang di gunakan MS. Fungsi utama adalah identifikasi pemakai
MS dan untuk keamanan dan kerahasiaan prosedur. SIM juga menyimpan data
lokasi aktual dan informasi personal pemakai seperti singkatan kode pangilan
(direktori telepon).
3. Mobile Equipment (ME) menyediakan komunikasi radio dan pemrosesan yang
diperlukan untuk mengakses jaringan GSM, antarmuka manusia dengan mesin MMI
untuk memungkinkan pemakai mengakses layanan yang disediakan operator.
4. Base Transceiver Station (BTS) mengcover komunikasi radio di dalam satu cell. BTS
merupakan perangkat memancarkan dan menerima gelombang radio (termasuk
antena) dan yang berhubungan dengan pemerosesan sinyal. Modem radio yang
handal.
7
5. Base Station Controller (BSC) swtich kecil yang handal dengan kemampuan
pemprosesan yang lebih baik. BSC bertindak sebagai konsentrator lokal trafik dan
melakukan switching lokal untuk handover antara sejumlah BTS.
6. Mobile-service Switching Centre (MSC) adalah switch ISDN utama dengan
kemampuan pemrosesan lebih tinggi untuk melayani kepentingan khusus GSM.
Sebuah MSC merupakan induk dari sejumlah BSC. Tanggung jawab utama dari
MSC adalah menangani panggilan pelanggan mobile di dalam daerahnya.
7. Visitor Location Register (VLR) adalah database cerdas dan melayani fungsi
pengawasan. VLS menyimpan informasi yang diperlukan untuk menangani setup
panggilan atau MS terdaftar.
8. Interrogating Node (IN) adalah sasaran untuk pembatasan panggilan pengguna GSM. IN
bertanggung jawab untuk mendiktekan lokasi dari pelanggan yang di panggil dan
perutean panggilan. IN biasanya dikombinasikan dengan sebuah tipe MSC yang disebut
sebagai Gateway MSC (GMSC).
9. Home Location Register (HLR) adalah database cerdas dan bertanggung jawab atas
fungsi pengontrolan untuk pengaturan tiap catatan pelanggan.
10. Authentication Centre (AuC) adalah database cerdas yang di pusatkan untuk menangani
regulasi akses ke jaringan.
8
2.2. Penggunaan Jaringan GSM (Yusuf Rizal Hedynta)
Sama halnya seperti jaringan yang berbasis kabel, maka jaringan tanpa kabel dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe yang berbeda berdasarkan pada jarak dimana data
dapat ditransmisikan.
• Wireless Wide Area Networks (WWANs)
Teknologi WWAN memungkinkan pengguna untuk membangun koneksi nirkabel
melalui jaringan publik maupun private. Koneksi ini dapat dibuat mencakup suatu daerah
yang sangat luas, seperti kota atau negara, melalui penggunaan beberapa antena atau juga
sistem satelit yang diselenggarakan oleh penyelenggara jasa telekomunikasinya. Teknologi
WWAN saat ini dikenal dengan sistem 2G (second generation). Inti dari sistem 2G ini
termasuk di dalamnya Global System for Mobile Communications (GSM) dan Cellular
Digital Packet Data (CDPD). Berbagai usaha sedang dilakukan untuk transisi dari 2G ke
teknologi 3G (third generation) yang akan segera menjadi standar global dan memiliki fitur
roaming yang global juga.
2.3. Spesifikasi (Almas Shaffina)
Teknologi GSM yang kita pakai saat ini menggunakan frekuensi 900 mHz dengan
daya jangkau 1,5 km sampai 2 km saja. Akan tetapi, daya jangkau itu dapat diperluas
dengan menggunakan antena payung yang tinggi (umbrella). Dengan penggunaan antena
payung, jarak jangkau GSM dapat mencapai 35 km. GSM mengalahkan CDMA – Code
Division Multiple Access untuk sementara ini. Gaung WCDMA a.k.a. 3G yang mengusung
teknologi CDMA di dalamnya pun masih simpang siur dan belum mampu menggeser GSM
dalam percaturan dunia telekomunikasi Indonesia. Tampaknya, teknologi GSM sudah
mengakar dan sangat perkasa untuk ditaklukkan.
9
Spesifikasi Teknis :
• Uplink 890 MHz – 915 MHz
• Downlink 935 MHz – 960 MHz
• Duplex Spacing 45 MHz
• Carrier Spacing 200 MHz
• Modulasi GMSK
• Metode Akses FDMA- TDMA
Alokasi Frekuensi untuk 3 Operator Terbesar :
1. Indosat/Satelindo : 890 – 900 MHz (10MHz)
2. Telkomsel : 900 – 907.5 MHz (7.5MHz)
3. Excelcomindo : 907.5 – 915 MHz (7.5MHz)
Peraturan pemerintah pada kebijakan pemasangan jaringan tanpa kabel.
2.4. Regulasi Kebijakan dan Prosedur (Ardyan Guruh, Wisnu Adi, Zulfanio Ramadhana)
- Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi.
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Telekomunikasi.
- Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 20 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Jaringan Telekomunikasi.
- Keputusan Direktur Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep.
45/DJPPK/IX/2008 tentang pedoman keselamatan dan kesehatan kerja bekerja pada
ketinggian dengan menggunakan akses tali (Rope Access).
10
Kebutuhan keselamatan kerja untuk pemasangan jaringan tanpa kabel pada operator GSM
2.5. Persiapan Instalasi Jaringan Operator GSM (Angga Setyawan, Mirza Alfan)
2.5.1. Sebab Kecelakaan Kerja di Tempat Tinggi (Mirza Alfan)
Sebelum bekerja dalam instalasi jaringan tanpa kabel pada operator GSM sangat
disarankan bagi pada pekerja untuk selalu memperhatikan semua hal yang berhubungan
dengan tempat bekerjanya dan juga berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Meskipun
dalam melaksanakan pekerjaan seseorang telah menerapkan norma-norma keselamatan
kerja dan memproteksi diri, kemungkinan terjadinya kecelakaan masih dapat muncul,
karena beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan, yaitu :
1. Faktor internal atau faktor yang berasal dari pekerja sendiri (individual) yang meliputi :
a. Kecenderungan seseorang untuk mendapatkan kecelakaan, apabila sedang
melaksanakan pekerjaan tertentu.
11
b. Kemampuan dan kecakapan seseorang yang terbatas dan tidak berimbang
dengan pekerjaan yang ditangani.
c. Sikap dan perilaku yang tidak baik dalam melaksanakan pekerjaan misalnya
merokok di tempat yang membahayakan, bekerja sambil bercanda, tidak
mematuhi peraturan keselamatan kerja dsb.
2. Faktor eksternal atau faktor dari luar (lingkungan sekitar) yang disebabkan oleh :
a. Pendelegasian dan pembagian tugas kepada para pekerja yang tidak
proporsional dan kurang jelas.
b. Jenis pekerjaan yang ditangani mempunyai resiko kecelakaan cukup tinggi (rentan).
c. Prasarana dan sarana kerja yang tidak memadai.
d. Upah dan kesejahteraan karyawan yang rendah.
e. Timbulnya gejolak sosial, ekonomi dan politik yang mengakibatkan munculnya
keresahan pada para pekerja.
f. Lingkungan dan peralatan kerja yang tidak memenuhi standar keselamatan kerja,
misalnya lantai berair dan licin, ruangan kerja berdebu, ruangan kerja bersuhu
tinggi, mesin – mesin yang tidak dilindungi, kondisi hujan, peralatan kerja rusak dsb.
2.5.2. Pencegahan Kecelakaan Kerja di Tempat Tinggi (Angga Setyawan)
Seperti telah diuraikan tentang penyebab terjadinya kecelakaan kerja dan
berdasarkan kenyataan – kenyataan yang ada tentang penyebab terjadinya kecelakaan
kerja di tempat tinggi khususnya pemasangan jaringan tanpa kabel operator GSM, maka
ada dua keadaan yang menjadikan sebab akibat terjadinya kecelakaan kerja tersebut,
yaitu :
1. Keadaan-keadaan yang berbahaya meliputi :
a. Peralatan kerja yang rusak dan tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
b. Mesin-mesin yang tidak terlindungi dengan baik.
12
c. Tempat kerja yang membahayakan (berdebu, licin, becek, berminyak, panas,
berbau menyengat, terlalu dingin dsb).
d. Konstruksi atau instalasi pekerjaan yang tidak memenuhi syarat.
2. Perbuatan-perbuatan yang berbahaya, yaitu sebab kecelakaan yang di timbulkan
oleh tingkah laku manusia, misalnya :
a. Bekerja sembarangan tanpa mengindahkan ketentuan dan peraturan keselamatan
kerja.
b. Bekerja tanpa menggunakan baju atau menggunakan baju yang kedodoran.
c. Bekerja sambil bersendau gurau, merokok dll.
d. Membuka dengan sengaja perlengkapan pelindung mesin dan instalasi pekerjaan
yang membahayakan.
Dengan mengetahui berbagai faktor yang menjadikan penyebab terjadinya kecelakaan,
maupun kondisi yang menjadikan sebab terjadinya kecelakaan, maka dapat dilakukan
langkah-langkah antisipasi guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja diketinggian.
Beberapa cara pencegahan kecelakaan kerja diketinggian adalah :
1. Mempersiapkan pekerja untuk dapat bekerja dengan aman dengan cara :
a. Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan,
khususnya bekerja diketinggian saat instalasi perangkat jaringan tanpa kabel
operator GSM.
b. Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana bekerja di tempat tinggi
harus dikerjakan dengan aman.
c. Menjelaskan peralatan kerja dan alat-alat keselamatan kerja yang dipakai,
termasuk cara penggunaannya.
13
d. Menjelaskan tentang tempat dan jenis pekerjaan yang mempunyai tingkat
bahaya tinggi dan menjelaskan upaya penanganan serta pencegahannya agar
tidak timbul kecelakaan.
e. Memberikan buku pedoman keselamatan kerja dan manual instalasi GSM.
f. Memberikan pendidikan, pelatihan dan training instalasi jaringan GSM.
g. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan dan melakukan koreksi serta
bimbingan terhadap kesalahan dalam bekerja, sehingga pekerja dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik.
2. Menyiapkan prasarana dan sarana kerja yang memadai :
a. Tempat kerja yang memadai dan memenuhi ketentuan keselamatan kerja di
tempat tinggi untuk instalasi jaringan operator GSM.
b. Penempatan peralatan kerja dengan jarak tertentu sehingga para pekerja dapat
bergerak leluasa dan keselamatan kerja terjamin.
c. Menyiapkan peralatan dan toolkit untuk instalasi jaringan GSM yang cukup
dan dalam kondisi baik.
d. Peralatan harus terlindungi dengan baik sehingga tidak membahayakan pekerja.
e. Ruangan untuk berjalan bagi pekerja harus cukup lebar.
f. Alat-alat kerja harus disimpan di tempat yang aman dan harus terpelihara
dengan baik.
2.5.3. Perlengkapan dan Peralatan Bekerja di Tempat Tinggi (Ardyan Guruh)
Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi di tempat yang tinggi perlengkapan
keselamatan kerja yang dipakai oleh pekerja pada umumnya adalah :
1. Pakaian kerja, merupakan perlengkapan utama yang berfungsi untuk melindungi
diri. Harus dipilih yang memenuhi syarat (tidak terlalu longgar atau ketat) dan
harus dapat menyerap keringat.
14
2. Sabuk pengaman, berfungsi sebagai pengaman bagi pekerja pada saat memanjat
dan melaksanakan pekerjaan di ketinggian, misalnya pekerjaan tower BTS.
3. Topi / helm, berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan dan kejatuhan benda
(material) maupun peralatan kerja.
4. Sepatu kerja berfungsi untuk melindungi kaki dari benda-benda tajam. Pada umumnya
terbuat dari karet, kulit atau bahan lain yang bersifat isolator (penyekat) dan kuat.
5. Alat penutup telinga berfungsi untuk melindugi telinga dari kebisingan atau kemasukan
debu.
6. Sarung tangan berfungsi melindungi tangan dari benda tajam, panas atau terlalu dingin.
7. Kacamata berfungsi untuk melindungi mata dari cahaya yang tajam, debu, udara
yang berpolusi dan kotoran lain yang dapat menyebabkan ganguan dan kerusakan pada
mata.
8. Masker hidung berfungsi untuk melindungi saluran pernafasan dari gangguan polusi
udara.
9. Alat Bantu pernafasan (Breathing Apparatus) berfungsi untuk memberikan pertolongan
orang yang terjebak pada ruangan berasap karena kebakaran.
10. Jas hujan berfungsi untuk melindungi pekerja saat melaksanakan pekerjaan dalam
keadaan hujan.
Bila secara keseluruhan faktor – faktor dan ketentuan diatas telah terpenuhi, maka pekerjaan
instalasi jaringan tanpa kabel untuk operator GSM dapat dimulai.
2.6. Instalasi Jaringan Operator GSM (Angga Setyawan, Ardyan Guruh, Zulfanio)
Dalam pemasangan perangkat jaringan operator GSM ada beberapa parameter – parameter
kinerja operasi yang harus diaudit terlebih dahulu, antara lain :
1. Dropped Call
2. Blocked Call
15
3. Keberhasilan Panggil (SCR)
4. Layanan Pesan Singkat
5. Network Coverage
6. Kualitas Suara
7. Audit Customer Care
Data-data kinerja operasi di atas diperoleh dari static test, drive-test dan melakukan serangkaian
call test dan pengiriman SMS. Dengan adanya data-data hasil pengukuran tersebut dapat
dilakukan penilaian :
Kualitas kinerja jaringan dan kinerja pelayanan operator seluler GSM di beberapa
wilayah sebagai sample dibandingkan dengan Pemen Kominfo No.
12/PER/M.KOMINFO/04/2008 tentang Standar Kualitas Pelayanan Jasa Teleponi Dasar
Pada Jaringan Bergerak Seluler.
Peta coverage masing-masing operator di kota-kota wilayah pengukuran yang
menggambarkan kualitas sinyal dan kualitas suara yang diterima pelanggan.
2.6.1. Mempersiapkan Tempat Kerja
Langkah Kerja :
- Tempat kerja pencerminan seorang Pekerja (Engineer).
- Tempatkan peralatan yang diperlukan pada tempat yang sesuai sehingga tidak ada
waktu terbuang dan engineer dapat bekerja dengan mandiri.
- Untuk engineer yang bekerja dengan tangan kanan (normal), peralatan diletakkan
disebelah kanan posisi engineer, sedangkan engineer yang bekerja dengan tangan
kiri (kidal), peralatan diletakkan disebelah kiri posisi engineer.
- Tempat kerja harus rapi, karena itu semua barang yang tidak terpakai dan dapat
mengganggu engineer lebih baik disingkirkan.
- Tempat kerja, peralatan serta pakaian kerja harus sesuai dengan peraturan
keselamatan kerja.
- Tempatkan peralatan diposisi yang terjangkau dan aman.
16
- Peralatan yang dibawa secukupnya dan sesuai kebutuhan, jangan membawa
peralatan yang tidak perlu karena dapat mengganggu mobilitas dan pergerakan
engineer saat pemasangan jaringan GSM diketinggian.
2.6.2. Peralatan yang Dibawa Engineer
Dalam instalasi jaringan tanpa kabel operator GSM yang pekerjaannya
dilakukan diketinggian, berada diatas tower diharap membawa peralatan secukupnya
sesuai kebutuhan dan memadai. Minimal dibutuhkan 3 engineer untuk naik ke tower,
tiap engineer memiliki tugas masing – masing. Tugas engineer pertama sebagai
pembawa peralatan dan perlengkapan untuk instalasi jaringan diatas, engineer kedua
sebagai pengaman tali/harness yang digunakan untuk memanjat tower, dan engineer
ketiga sebagai instalator jaringan.
Peralatan yang harus dibawa saat instalasi jaringan tanpa kabel operator GSM
sesuai standart dan kebutuhan antara lain :
- Toolkit Box, berisi perlengkapan engineering lengkap seperti tang, kunci pas,
kunci inggris, obeng, alat krimping dll.
- Berbagai peralatan jaringan GSM, misal Radio Outdoor sebagai pemancar, jangan
lupa membawa cadangan bila yang pertama kurang bagus.
- BER Test, alat untuk mengecek hasil instalasi jaringan GSM.
- Kabel sambungan, dapat berupa kabel Serial atau Paralel.
- Kabel inverter dan converter, gunanya untuk menyambungkan kabel BNC besar
ke BNC kecil yang ada di shelter yang letaknya ada di bawah tower.
- Kabel penghubung.
- Selotip dan Isolator.
- 3COM, connector radio outdoor
- Test Pen.
- Connector yang diperlukan.
Jangan lupa bila memanjat ke atas selalu mengecek tali/harness setiap saat, agar tali
yang digunakan selalu ready to use dan aman.
17
2.6.3. Macam – Macam Sambungan Kabel
Sudah kita ketahui bahwa terdapat berbagai macam kabel dan sambungannya,
ada juga berbagai konektor untuk menghubungkan sambungan tersebut. Sambungan –
sambungan itu antara lain :
- Serial to Paralel Inverter
- Paralel to Serial Inverter
- BNC to BNC Connector
- BNC to Serial Connector
- Serial to BNC Connector
- Fiber to BNC Converter
- BNC to Fiber Converter
Diharapkan pada setiap engineer dalam melakukan instalasi jaringan tanpa
kabel operator GSM paham dan mengerti mengenai macam – macam sambungan
tersebut karena sangat penting untuk mengetahuinya agar tidak terjadi kesalahan
instalasi dan dapat dipersiapkan sebelumnya.
2.6.4. Perangkat Jaringan Tanpa Kabel GSM
Beberapa perangkat jaringan tanpa kabel yang dibutuhkan dalam instalasi
jaringan operator GSM antara lain :
- UPS beserta baterei, guna supply listrik ke perangkat.
- Radio Outdoor (ODU), sebagai pemancar ke Radio Outdoor yang lain.
- Module, sebagai pembagi klasifikasi sinyal yang didapat dari radio outdoor.
- Modem
- Kabel 3COM
- Kabel UTP/STP
- SAGEM Router, komponen utama dalam transmisi GSM.
- Antena pemancar dan penerima.
18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan (Almas Shaffina)
Berdasarkan analisa yang telah kami lakukan dalam penyusunan makalah pemasangan
jaringan tanpa kabel pada operator GSM ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Resiko kecelakaan kerja yang sering terjadi pada proyek pemasangan jaringan tanpa
kabel yang lokasi kerjanya berada di ketinggian adalah sebagai berikut :
- Tertimpa benda dari ketinggian tempat dia bekerja.
- Jatuhnya tenaga kerja.
- Tersengat listrik.
- Ancaman dari faktor alam.
Faktor resiko dominan penyebab kecelakaan kerja di ketinggian saat instalasi jaringan
tanpa kabel operator GSM antara lain sebagai berikut :
Faktor resiko dominan yang disebabkan oleh faktor manusia adalah :
- Kurang disiplinnya engineer dalam mematuhi ketentuan K3, seperti
pemakaian alat pelindung dan keamanan diri dari kecelakaan kerja.
- Kurangnya pengetahuan engineer terhadap pekerjaan yang akan dilakukan.
- Kurangnya pengalaman dan keahlian dalam bekerja.
- Kurangnya koordinasi/komunikasi diantara para pekerja maupun juga pekerja
dengan atasannya.
Faktor resiko dominan yang disebabkan oleh peralatan :
- Peralatan yang rusak.
- Kurang memadainya baik dalam kualitas dan kuantitas ketersediaan peralatan
perlindungan diri (APD).
Faktor resiko dominan yang disebabkan faktor bahaya, antara lain :
- Pengangkatan perangkat dan peralatan kerja yang tidak aman/overloading
pada alat pengangkut.
- Tempat bekerja yang ada diketinggian, resiko terjatuh dan tertimpa peralatan
kerja.
19
Faktor resiko dominan yang disebabkan faktor konstruksi dan instalasi :
- Kurang tepat menggunakan metode kerja.
Faktor resiko dominan yang disebabkan lingkungan :
- Faktor alam seperti angin kencang, hujan deras disertai petir dll.
3.2. Saran (Almas Shaffina)
Berdasarkan hasil analisa serta penyusunan makalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Pemasangan Jaringan Tanpa Kabel pada Operator GSM yang diperoleh, maka saran – saran yang
dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengantisipasi terjadinya faktor resiko penyebab kecelakaan kerja di ketinggian
saat instalasi jaringan operator GSM yang dominan yang berpengaruh terhadap
produktivitas tenaga kerja maka perlu untuk lebih banyak dilakukan sosialisasi dan
pengarahan melalui safety meeting (safety introduction, safety morning talk, toolbox
meeting) atau pertemuan – pertemuan dilapangan yang diikuti oleh semua pihak dari
pekerja maupun sub-kontraktor telekomunikasi, agar pekerja memiliki budaya kerja yang
aman, disiplin, dan lebih memperhatikan keselamatan kerja dalam instalasi jaringan tanpa
kabel pada operator GSM.
2. Melakukan pembinaan K3 pada awal proses perekrutan tenaga kerja baru untuk
memperhatikan tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Serta dilakukan
pelatihan terhadap K3 dan ditingkatkan agar pekerja yang direkrut sadar terhadap K3
dalam melaksanakan peekrjaannya, serta dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja
pada ketinggian.
3. Pemeriksaan dan inspeksi terhadap peralatan yang akan digunakan perlu dilaksanakan
dengan seksama dan teliti agar tidak menimbulkan potensi terjadinya kecelakaan kerja
pada saat digunakan.
4. Untuk mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan bebas dari potensi bahaya
kecelakaan kerja ditempat tinggi, maka perlu dilakukan upaya budaya kerja yang tertib
oleh para pekerja, serta pengawasan yang tinggi terhadap potensi bahaya kecelakaan
kerja, khususnya pelaksanaan kerja yang memiliki resiko kerja yang sangat tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
20
- http://arai.wahindonesia.org/download/SK%20No%2045%20DJPPK%20Pedoman
%20Rope%20Access.pdf
- http://www.sepp.depkominfo.go.id/sepponline/file/paket/dokpaket/52916/
dok_52916201028462.pdf
- http://purwakarta.org/flash/GSMII.pdf
- http://www.postel.go.id/content/ID/regulasi/telekomunikasi/kepmen/km.20_2001.pdf
21