jaringan mekanik (iydha) - copy
TRANSCRIPT
Mata Kuliah : Anatomi Tumbuhan
Dosen Pengampuh : Muh. Sri Yusal., S. Si., M.Si
Tugas Kelompok
JARINGAN MEKANIK (MECHANICAL TISSUE)
Kelompok V Kelas 1,2
1. Charisma Rahayu 205001110212. Dwi Utami Hidayah Nur 2005001113. A. Nurannisa Syam 205001114. Depi Damayanti 20500111
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSARSAMATA-GOWA
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah swt. atas segala limpahan rahmat, karunia dan
kekuatan dari-Nya sehingga makalah dengan judul “jaringan mekanik (kolenkim dan
sklerenkim” dapat diwujudkan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan pujian dan rasa
syukur kepada-Nya sebanyak tinta yang dipergunakan untuk menulis kalimatnya.
Selawat dan salam kepada Rasulullah saw. sebagai satu-satunya uswah dan qudwah
dalam menjalankan aktivitas keseharian d iatas permukaan bumi ini, juga kepada
keluarga beliau, para sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa istiqamah
meniti jalan hidup ini hingga akhir zaman dengan Islam sebagai satu-satunya agama
yang diridhoi Allah swt.
Terlalu banyak orang yang berjasa dan terlalu banyak orang yang mempunyai
andil kepada penulis selama menyelesaikan makalah ini Kepada mereka tanpa
terkecuali, penulis menghaturkan terima kasih semoga menjadi ibadah dan amal
jariyah. Amin.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi bahasa, sistematika penulisan yang termuat di dalamnya.
Oleh karena itu, kritikan dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis
harapkan guna penyempurnaan kelak.
Gowa, Dzulhijjah 1433 H
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHUlLUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian jaringan Mekanik………………………………………….3
B. Manfaat Jaringan Mekanik…………………………………………..
C. Pembagian Jaringan Mekanik……………………………………….
1. Jaringan Kolenkhim (Collenchym)………………………………
2. Jaringan Skelerenkhim (Sclerenchym)………………………….
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................
B. Implikasi.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai jaringan penyusun tubuh tumbuhan yang meliputi jaringan
meristem, parenkim, kolenkim, sklerenkim, jaringan peutup, jaringan pengangkut,
duktus kelenjar, dan pembuluh getah. Semua jaringan tersebut memiliki saling
keterkaitan antara struktur dan fungsi seiap jaringan tumbuhan.
Tumbuhan tersusun atas berbagi jaringan. Banyaknya pengetahuan tentang
struktur jaringan menyebabkan kesulitan dalam memberi definisi yang tepat suatu
jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel dengan asal usul, struktur, dan fungsi yang
sama.
Jaringan pada tumbuh-tumbuhan dikelompokkan berdasarkan tempatnya
dalam tumbuhan, tipe sel, fungsi, asal-usul, dan tahap perkembangannya. Berdasrkan
fungsinya, terbagi seperti di atas. Oleh karena itu, kami akan mengkaji lebih jauh
mengenai jaringan mekanik.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan fungsi jaringan mekanik?
2. Apa sajakah manfaat jaringan mekanik?
3. Bagaimanakah pembagian jaringan mekan
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian dan Fungsi Jaringan Mekanik
Di dalam tumbuh-tumbuhan diperlukan adanya kekuatan agar
dapat melakukan perimbangan-perimbangan bagi
pertumbuhannya. Dan memang dalam tumbuh-tumbuhan terdapat
jaringan-jaringan yang berfungsi memberi kekuatan tersebut,
melakukan perimbangan-perimbangan bagi pertumbuhan dan
jaringan-jaringan demikian disebut jaringan mekanik. Dapat
dikatakan bahwa tanpa jaringan mekanik maka kekuatan
perlindungan pada tumbuh-tumbuhan tidak akan ada.
B.Manfaat Jaringan Mekanik
Manfaat jaringan mekanik dapat dikemukakan sebagai berikut
:
1. Tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di darat alat-alatnya berada
di atas tanah memerlukan kekuatan
2. Tumbuhan-tumbuhan ini sesuai dengan perkembangannya
akan menjadi dewasa, dengan batang dan ranting-ranting yang
cukup besar dan pohonnya pun akan tinggi.
3. Dengan keadaan dan pertumbuhan yang demikian, jaringan
mekanik akan dapat memberikan kekuatan sehingga terjadi
perimbangan dalam pertumbuhannya, yang artinya tumbuh-
tumbuhan akan dapat hidup dengan baik.
Berbeda dengan keadaan pada tumbuh-tumbuhan tingkat
rendah, dalam hal ini jaringan mekanik belum ada, pertumbuhan
atau perkembangan hidupnya hanya mengandalkan sel-selnya yang
berdinding tipis seperti yang sering dikemukakan di bagian muka.
Dalam hal ini tegangan turgor atau tegangan dindingnya selnya itu
memegang peranan sangat penting, dimana tegangan turgornya itu
hanya dapat ditentukan atau akan sangat bergantung pada
besarnya kandungan air selnya. Jadi dapat kita bayangkan,
sekiranya kanduangan air selnya banyak berkurang karena
transpirasi, tegangan turgor menjadi sangat berkurang, dengan
demikian maka sel-selnya akan semakin lemah. Ternyata bahwa
kekurangan air sel tidak saja berpengaruh pada tumbuhan rendah,
pada tumbuhan tinggipun sekiranya kandungan air selnya
berkurang akan menimbulkan layunya daun-daunan tumbuhan itu.
Ini disebabkan oleh karena tegangan jaringannya menjadi mengecil.
Pada tumbuhan tingkat tinggi yang berbatang besar dan
tinggi, pengaruh kekurangan kandungan air pada sel-selnya dapat
diatasi dengan adanya jaringan mekanik tersebut, yang merupakan
jaringan khusus dan memberikan kekuatan besar sehingga
tumbuhan tetap dapat berdiri tegak tanpa mengalami kelayuan.
Bahkan pohon bambu atau padi sekalipun yang berbatang kecil,
karena adanya jaringan khusus itu, walaupun menderita
kekurangan air dan atau diserang oleh angin, maka tumbuhan ini
akan tetap dapat berdiri, tidak lumpuh atau mengalami kelayuan.
Jaringan yang khusus ini terdiri dariu sel-sel yang bentuk,
susnan dan sifatnya memiliki kekhususan pula, yang disebut
jaringan mekanik atau jaringan penguat (mechanical tissue).
Dengan adanya jaringan penguat ini, pertumbuhan alat-alat dari
tumbuhan dapat ditunjang.
Jaringan mekanik ini umumnya terdiri dari :
a. Sel-sel yang berdinding tebal, mengandung lignin dan zat-
zat lainnya.
b. Zat-zat tersebut memberi sifat keras pada dinding selnya.
C.Pembagian Jaringan Mekanik
Memperhatikan bentuk dan sifat dari jaringan mekanik ini,
maka jaringan tersebut dapat dibagi atas : kolenkhim (collenchym)
dan skelerenkhim (sclerenchym), yang keseluruhannya oleh HABER-
LANDT dan FOSTER disebut “stereome”.
1. Jaringan Kolenkhim (Collenchym)
Jaringan ini dalam melaksanakan fungsinya sebagai jarinagn
mekanik atau penguat tumbuhan memegang peranan yang utama,
terutama sekali pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.
Kollenkhim itu merupakan jaringan yang homogeny, yang
tersusun dari satu macam sel yaitu sel kollenkhim. Sel-selnya
ternyata berdinding sel yang tidak berlignin dan jelas sel-selnya ini
masih aktif atau hidup. Sedang bentuknya dapat lebih panjang dan
ataupun dapat lebih kecil dari sel-sel parenkim. Akan tetapi dalam
hal tertentu sel-sel kollenkhim berisi kloroplas. Antara kollenkhim
dan parenkhim terdapat sifat-sifat fisiologis yang sama. Adanya
kloroplas ini menunjukkan bahwa kollenkhim dapat berfungsi pada
fotosintesis. Suatu peralihan dari bentuk kollenkhim ke parenkhim
akan terdapat yaitu apabila letak jaringan kollenkhim berbatasan
dengan parenkhim.
Sebuah jaringan kollenkhim berasal dari kata yunani, “colla”
yang artinya jernih. Nama ini memang sangat berkaitan dengan
sifat-sifat dari selnya yang mempunyai dinding-dinding sel yang
jernih, tampak putih mengkilap, apabila dilihat di bawah mikroskop.
Sel-sel kollenkhim memiliki bentuk yang bermacam-macam
sama halnya seperti sel-sel parenkhim. Sel-sel yang pendek dapat
dikatakan tidak berbeda dengan sel-sel parenkhim, sedang sel-sel
yang panjang bentuknya adalah mirip dengan serat-serat. Sel-sel
yang panjang itu dapat mencapai dua mm, sedangkan sel-sel yang
pendek berbentuk seperti prisma.
Adapun tentang struktur dan bentuk-bentuk perubahan pada
dinding sel, bagi tiap jenis tumbuh-tumbuhan adalah berbeda-beda,
namun demikian pada umumnya penebalan-penebalan yang
berlansung pada dinding sel kollenkhim, merupakan penebalan-
penebalan setempat, yang berarti bahwa penebalan-penebalan itu
tidak meliputi seluruh dinding selnya atau tidak menjadikan
keseluruhan dinding selnya ikut menebal.
Berdasarkan letak dan bentuk penebalan-penebalan ini para
ahli membedakan kollenkhim menjadi tiga macam, yaitu :
a. “Angular collenchym” atau kollenkhim sudut, penebalan-
penebalan berlansung pada bagian-bagian sudutnya, tampak
masif, lumen sel agak sempit.
b. “Lamellar collenchym” atau kollenkhim papan, di sini penebalan-
penebalan akan terjadi pada dinding sel yang tangential saja
c. “Lacunate collenchym” atau kollenkhim lakuna, dalam hal ini
jaringan kollenkhimnya memilki intercellular spaces atau ruang
antar sel, penebalan-penebalannya hanya berlansung pada
permukaan ruang antar sel tersebut.
Bentuk kollenkhim sudut antara lain terdapat pada tumbuhan
jenis Umbelliferae. Bentuk kollenkhim papan antara lain pada
tumbuhan Sambucus, Eupatorium. Sedangkan bentuk kollenkhim
lakuna antara lain pada tumbuhan Composite, Silvia dan lain-lain.
Tentang dinding sel-sel kollenkhim pada umumunya terdiri dari
lamella selulosa yang berselang-seling atau bergantian dengan
persenyawaan pectin.
Menurut para ahli, ternyata bahwa dengan terbentuknya
penebalan-penebalan pada dinding sel-sel kollenkhim, cukup
memberi kekuatan yang seimbang pada organ-organ tumbuhan,
yang masih muda dan yang masih mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan, sehingga tumbuhan dapat ditetapkan tumbuh
dengan baik. Bagi tumbuhan rumput-rumput dan tumbuhan basah,
ternayata jaringan kollenkhim itu merupakan jaringan satu-satunya
yang memberi kekuatan pada organ-organnya bagi kelansungan
pertumbuhannya yang baik.
Selanjutnya dapat dikemukakan pula pendapat beberapa ahli
mengenai jaringan Kollenkhim ini :
1). FUNK dan WENT, Berlansungnya pengayuan atau
penebalan-penebalan zat kayu pada kollenkhim, dapat
menjadikan perubahan kollenkhim tersebut menjadi
sklerenkhim, terutama pada tumbuh-tumbuhan yang organ-
organnya sudah tetap.
2). DE BARY, Dengan objek penelitiannya pada tumbuhan Tilia,
Acer dan Aesculus, ia menyatakan bahwa pada tumbuhan-
tumbuhan tersebut, sel-sel pada jaringan kollenkhimnya
akan bertambah besar, yang dalam hal ini dinding selnya
menajdi menipis.
3). VENNING, Ia telah mengemukakan pendapatnya, bahwa
goyangan-goyangan angin pada tumbuhan yang terjadi
secara terus-menerus selama pertumbuhannya, akan sangat
berpengaruh dalam hal berlansungnya pertambahan derajat
penebalan pada dinding sel-sel kollenkhim.
Dari keseluruhan uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa
jaringan mekanik kollenkhim adalah jaringan yang tersusun dari sel-
sel yang aktif (hidup). Dalam hal ini dapat ditambahkan :
a). Sel-sel kollenkhim dapat berisi khloroplas dan dapat pula tidak
b). Pada beberapa tumbuh-tumbuhan, kollenkhim itu dapat
mewujudkan suatu jaringan yang rapat tanpa adanya ruang-
ruang antar sel. Sekiranya terdapat maka ruang-ruang tersebut
selain jumlahnya sangat kecil, juga keadaannya sangat sempit.
c). Umumnya jaringan kollenkhim itu terjadi dari prokambium sama
halnya dengan terjadinya jaringan pengangkut (dalam hal ini
ada pula sementara ahli yang berpendapat bahwa jaringan
kollenkhim berasal dari ground meristem atau meristem dasar).
2. Jaringan Skelerenkhim (Sclerenchym)
Jaringan skelerenkhim adalah jaringan yang fungsi utamanya
adalah juga sebgai jaringan penguat tumbuhan (jaringan mekanik),
jaringan skelerenkhim hanya terdapat pada organ rumbuhan yang
tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perekembangan, jadi
pada organ tumbuhan yang telah tetap. Dengan terdapatnya
jaringan ini pada tumbuhan, akan memungkinkan alat-alat
tumbuhannya bertahan menghadapi segala macam tekanan dan
desakan tanpa menimbulkan akibat atau berpenagruh pada
sel-sel/jaringan yang keadaannya lebih lemah (tekanan, desakan,
lentingan, pembentangan, pukulan, berat dan gaya mekanik
lainnya).
Perlu diketahui bahwa sebutan skelerenkhim diambil dari kata
Yunani yang merupakan kombinasi dari kata “ sclerous” yang
artinya keras, dan kata “enchyma” yang berarti “infusion”, yang
arti keseluruhannya dimaksudkan pada kerasnya dinding sel.
Adapun sel-sel yang menyusun jaringan sklerenkhim adalah sel-sel
skelerenkhim.
Pada umumnya sel-sel sklerenkhim itu tidak mengandung lagi
protoplas, sel-selnya itu telah mati, dengan dinding sel-selnya yang
tebal karena memiliki penebalan-penebalan sekunder, yang terdiri
dari zat-zat lignin (zat kayu). Walaupun terjadi penebalan-
penebalan demikian pada dinding-dinding selnya, sel-sel
skelerenkhim dapat mudah dibedakan dari sel-sel parenkhim yang
telah mengalami pengayuan (sel-sel parenkhim yang telah
mengayu disebut “sclerified parenchyma cells”).
Sklerenkhim yang merupakan bagian dari jaringan mekanik
itu pada umumnya terdiri atas fiber atau serat-serat sklerenkhim
dan sclereid atau sel-sel batu.
a. Serat Sklerenkhim (“fiber”)
Fiber atau serat-serat skelerenkhim pada umumnya terdapat
dalam bentuk untaian (stands) yang terpisah-pisah atau dalam
bentuk lingkaran. Dalam kulit kayu dan pembuluh tapis (cortex and
phloem), merupakan suatu seludang yang berhubungan dengan
berkas-berkas pengangkut, atau dalam kelompok-kelompok dan
tersebar di dalam pembuluh kayu (xylem) dan pembuluh tapis
(phloem). Tetapi sering pula terjadi serat-serat skelerenkhim ini
tersusun dalam bentuk-bentuk yang khas seperti halnya yang
terdapat pada batang-batang tumbuhan Monocotyledoneae dan
dicotyledoneae. Lebih jelas lagi seperti pada kebanyakan Graminae
di mana serta-serat sklerenkhim ini menyusun suatu system
berbentuk silinder yang berlekuk-lekuk dan dihubungkan dengan
epidermis.
Berdasarkan hasil penelitiannya, ESAU menyatakan bahwa
serat-serat tersebut terbagi dalam dua macam, yaitu :
1). Xylem fibers atau serat-serat xylem, yang terdapat di dalam
xylem
2). Extraxylary fibers yaitu serat-serat yang terdapat dalam
system jaringan di luar xylem
Beberapa ciri yang terdapat pada serat-serat skelerenkhim
perinciannya dapat dikemukakan sebagai berikut:
1). Serat-serat skelerenkhim itu terdiri dari sel-sel serat dengan
ukuran yang cukup panjang
2). Sel-sel serat tersebut merupakan sel-sel yang telah mati
3). Dinding sel-sel tersebut cukup tebal, sebagian besar dari
dinding sel-sel ini terdiri dari zat kayu dan sering pula
mengandung lamella-lamella selulosa
4). Lumen selnya demikian sempit karena memiliki penebalan-
penebalan pada dinding sel tersebut
5). Pada irisannya yang melintang serat-serat berbentuk segi
banyak, yang sering terdapat segi lima atau segi enam
6). Noktah-noktahnya sempit dan panjang yang berbentuk
saluran-slauran sempit yang miring
7). Pada irisannya yang membujur tampak serat-serat
skelerenkhim berbentuk segi banyak, yang sering terdapat
segi lima atau segi enam
8). Noktah-noktahnya sempit dan panjang yang berbentuk
saluran-saluran sempit yang miring
9). Pada irisannya yang membujur tampak serat-serat
skelerenkhim ini berbentuk kumparan panjang yang ujung-
ujungnya meruncing
10). Meskipun dinding sel-selnya itu mengandung lignin ternyata
daya elastisitasnya masih demikian besar, sehingga serat-
serat tersebut dapat dilengkungkan.
Serat-serat skelerenkhim pada umumnya memiliki panjang
rata-rata 2 mm, pada tumbuhan tertentu ukuran panjangnya ada
yang mencapai beberapa cm bahkan ada yang lebih. Serat-serat
pada skelerenkhim mulai terbentuk bersamaan dengan saat-saat
terhentinya pertumbuhan organ-organ bersangkutan pada
tumbuhan. Sel-sel skelerenkhim pada umumnya bersifat sekunder
yaitu dibentuk oleh kambium, walaupun pada kenyataannya ada
yang bersifat primer. Susunan dan letaknya dalam tumbuh-
tumbuhan bemacam-macam, yaitu :
1). Ada yang tersebar
2). Ada yang berkumpul, beruntaian satu sama lain yang
tampak seperti suatu lapisan
3). Ada pula yang merupakan saluran dalam batang
Dengan susunan dan letaknya yang demikian, sel-sel
skelerenkhim yang merupakan bagian dari jaringan mekanik,
memiliki daya tahan untuk menghadapi segala gangguan yang
datang dari luar (seperti misalnya goyangan atau lentingan oleh
angin). Dengan daya tahannya itu maka tumbuhan tidak mudah
patah atau tumbang.
b. Sklereid
Sklereid ternyata memiliki bentuk, penebalan dinding sel,
ukuran dan jumlah noktah yang bermacam-macam pula. Jadi
bentuk dan besar diameternya berbeda-beda. Beberapa sel sklereid
berbentuk agak memanjang dan beberapa lainnya berbentuk
seperti sel-sel parenkhim, misalnya sel-sel sklereid pada dinding
buah dan biji-biji.
Sebelumnya telah dikemuakakan bahwa sklereid itu
merupakan sel-sel batu. Hal ini perlu dijelaskan lebih lanjut karena
ada pula yang disebut sclerotic cells atau sel-sel sklerotik :
- Disebut sel-sel batu (stone cells) yaitu apabila sklereid itu tidak
bercabang-cabang, tidak memiliki bentuk yang ekstrim,
bersifat soliter ataupun berkumpul merupakan suatu jaringan
atau organ
- Disebut sel-sel sklerotik apabila sel-selnya terjadi dalam
jaringan-jaringan yang lunak
Sklereid terdapat dalam semua bagian dari tumbuhan,
terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dalam buah atau biji.
Mengenai hal ini rupanya sama halnya dengan serat-serat
sklerenkhim yaitu sel-selnya yang terdapat secara soliter, dalam
kumpulan beberapa sel atau yang terdapat dalam suatu jumlah
yang besar. Skelereid ini disebut sebagai sel-sel batu, sebutan ini
dikaitkan dengan sifat bagian-bagian yang keras seperti
tempurung, biji-bji atau bagian-bagian yang keras pada buah.
Gambaran-gambaran selanjutnya tentang sel-sel skelerid ini dapat
dikemukakan sebagai berikut :
- Dalam daun dan buah yang berdaging benyak terdapat sel-sel
batu yang letaknya tersebar
- Dinding sel-sel sklereid tersusun dari selulosa dan banyak
mengandung zat lignin yang tebal dan keras, dan zat inilah
yang menjadikan jaringannya kuat dan kaku
- Kadang-kadang sel sklereid mengandung pula zat suberin dan
kutin
- Mempunyai noktah-noktah yang sempit yang celah-celahnya
bundar sehingga merupakan saluran, disebut “pit canal” atau
saluran noktah, noktah-noktah ini dapat bercabang-cabang.
- Lumen sel sangat sempit sehubungan dengan terbentuknya
penebalan-penebalan dinding selnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah ini kita dapat menyimpulkan bahwa :
1. Jaringan mekanik adalah jaringan kolenkim dan sklerenkim yang
berfungsi untuk member kekuatan dan melindungi secara mekanik
jaringan-jaringan di sekitarnya.
2. Manfaat jaringan mekanik yaitu Tumbuh-tumbuhan yang tumbuh
di darat alat-alatnya berada di atas tanah memerlukan
kekuatan, tumbuhan-tumbuhan ini sesuai dengan
perkembangannya akan menjadi dewasa, dengan batang
dan ranting-ranting yang cukup besar dan pohonnyapun
akan tinggi, dengan keadaan dan pertumbuhan yang
demikian, jaringan mekanik akan dapat memberikan
kekuatan sehingga terjadi perimbangan dalam
pertumbuhannya, yang artinya tumbuh-tumbuhan akan
dapat hidup dengan baik.
3. Jaringan mekanik dibagi atas 2 yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim.
B. Implikasi
Saran kami dalam penulisan makalah ini adalah sebaiknya pembaca dapat
lebih memahami tentang jaringan mekanik agar ilmu penerapan dari anatomi
tumbuhan seperti patologi dapat diterapkan dalam memahami jaringan yang rusak
pada bagian tumbuhn.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius