jaringan berbasis satelite

1
Tren Broadband Menanti Datangnya Wimax S EJUMLAH riset menye- butkan bahwa penggu- naan teknologi broadband yang paling banyak di- gunakan adalah layanan internet untuk browsing, e-mail, chatting, downloading, dan gaming. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sejumlah operator dan perusahaan penyedia jasa in- ternet (ISP) pun ramai-ramai meluncurkan layanan internet dengan kecepatan akses yang semakin tinggi dan media yang beragam. Terkait dengan kecepatan akses, sejumlah pro dan kontra di kalangan masyarakat terus mengiringi pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia. Indra Wahyudin, 33, karyawan di salah satu perusahaan teknolo- gi informasi (TI) di Bandung, mengakui bahwa kecepatan akses internet pita lebar yang digu- nakannya sudah sesuai dengan kebutuhan. Kendalanya hanya satu, koneksi sering terputus. Hal senada diakui pula oleh Sofyan Burhanudin, 37. Arsitek yang berdomisili di Pekanbaru, Riau, itu mengatakan kecepatan akses internet pita lebar berbasis teknologi nirkabel yang dipa- kainya sudah ideal. “Kalau untuk browsing, down- load file musik, kecepatan yang ada sekarang sudah cukup. Cuma, kalau bisa, harganya lebih murah lagi,” ujar Sofyan kepada Media Indonesia. Jawaban yang bertolak bela- kang datang dari salah seorang country manager sebuah perusa- haan TI di Jakarta. Menurutnya, akses internet di Indonesia seha- rusnya bisa lebih cepat lagi agar produktivitas karyawan menjadi lebih tinggi. Lantas, berapa sebenarnya kecepatan akses yang disalurkan lewat internet pita lebar saat ini? Jawabannya variatif. Akses internet lewat layanan 3Gnet- Sky, misalnya, memungkinkan pengguna mengunggah (upload) dengan kecepatan 64-256 Kbps dan mengunduh (download) de- ngan kecepatan 384-1.024 Kbps. Sedangkan layanan internet lewat kabel optik seperti yang ditawar- kan Centrin menyediakan kece- patan akses dari mulai 64 Kbps sampai 512 Kbps. Selain satelit dan kabel optik seperti yang ditawarkan pe- nyedia layanan internet 3Gnet dan Centrin, sejak beberapa tahun terakhir ini juga ada broad- band nirkabel (wireless) yang me- manfaatkan teknologi high speed downlink packet access (HSDPA). Layanan broadband memang da- pat menggunakan media apa pun. Yang penting, media itu memungkinkan penyedia jasa internet untuk memberikan pita lebar (bandwidth) kepada peng- gunanya. Menurut praktisi TI, I Made Wiryana, broadband membagi pita lebar (bandwidth) untuk dipakai bersama-sama dengan peng- guna lain. Broadband berarti memiliki bandwidth yang lebar,” terang I Made Wiryana. Agar dapat memanfaatkan bandwidth yang ditawarkan para penyedia jasa internet, calon konsumen harus berada di area jangkauan layanan mereka serta sudah ter- daftar sebagai pelanggan. Satu hal yang perlu diperhati- kan saat akan berlangganan, calon pembeli harus mengecek apakah harga paket sudah termasuk perangkat pendukung seperti modem, PC router, atau switch. Bila tidak, konsumen harus me- nyiapkan sejumlah uang untuk membeli perangkat tersebut. Jika dibandingkan dengan be- berapa tahun lalu, harga perang- kat pendukung sudah lebih mu- rah. Sekarang, dengan harga di bawah Rp600 ribu, pembeli sudah bisa mendapatkan sebuah router. Router berfungsi untuk menerus- kan data dari satu jaringan ke jaringan lain. Potensial Prospek broadband ke depan terbilang cerah. Demikian penda- pat Sekjen Indonesian Telecom- munication Users Group (Idtug) Muhamad Jumadi ketika ditanya mengenai prospek broadband di Indonesia. Broadband ke depan memang akan menjadi sesuatu yang me- narik bagi operator maupun pengguna. Menarik bagi peng- guna karena bisa memberikan layanan yang memadai, baik dari segi kecepatan akses maupun jangkauan. Tarif juga kelihatan- nya akan lebih murah karena bi- aya investasi akan lebih sedikit,” papar Muhamad Jumadi. Akan tetapi, lanjut Muhamad, pengguna tampaknya harus bersabar untuk menunggu akses nirkabel pita lebar broadband wire- less access (BWA) yang murah, baik dari sisi perangkat maupun layanan. Saat ini, produk BWA yang akan dikembangkan adalah world wide interoperability for micro- wave access (Wimax). Ini adalah teknologi nirkabel yang menye- diakan hubungan jalur lebar da- lam jarak jauh. Sebagaimana wireless fidel- ity (Wi-fi), Wimax merupakan sebuah tanda sertifikasi untuk produk-produk yang lulus tes. Namun, standar yang digunakan berbeda karena Wimax berstan- JUMAT, 28 NOVEMBER 2008 I MEDIA INDONESIA I EDISI KHUSUS INTERNET 17 Teknologi pita lebar (broadband) di Indonesia berprospek cerah. Kecepatan akses, daya jangkau yang luas, serta tarif yang kian murah merupakan daya tarik broadband pada masa yang akan datang. Rina Garmina memiliki standar IEEE 802.11. Sejauh ini, pemerintah cen- derung memilih Wimax 802.16 tipe d karena ingin mengakomo- dasi produk dalam negeri. Pemakaian tipe d, sebagaimana dikatakan Muhamad, tampak- nya membuat harNga masih terbilang mahal. Itu sebabnya ia menganjurkan agar pemerintah sebaiknya mengikuti tren dunia yang menggunakan tipe e sebagai standar. Menurut Kepala Pusat Infor- masi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewa Broto, pemerin- tah akan segera menenderkan Wimax pada frekuensi 2,3GHz dan 3,3GHz. Khusus untuk pita 3,3GHz, penawaran tender akan dilaksanakan secara bertahap. Jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, tarif ber- langganan internet memang sudah jauh lebih murah. Namun, apabila ada teknologi baru yang menawarkan harga lebih murah dengan kecepatan akses yang lebih tinggi, pasarnya boleh jadi akan lebih luas. Tapi satu hal yang perlu dicermati oleh pengguna, internet semestinya dapat men- dukung produktivitas kerja dan proses belajar mengajar. Bagi para penyedia jasa inter- net, mereka sebaiknya memper- baiki kualitas layanan agar dapat menyuguhkan kecepatan akses yang sesuai dengan yang mereka tawarkan. (S-3) [email protected] SERAT OPTIK: Kabel serat optik sebagai salah satu media untuk mengirimkan data. MI/RINA GARMINA Jaringan Berbasis Satelit Cocok untuk Negara Kepulauan INTERNET tampaknya sudah mulai menjadi bagian dari ke- hidupan masyarakat Indonesia. Ironisnya, penyebaran akses internet masih didominasi di Pulau Jawa. Padahal, layanan internet sejatinya harus tersebar di seluruh pelosok Tanah Air. Untuk itu, ada sejumlah strate- gi. Salah satunya ialah menggu- nakan jaringan satelit yang dapat menjangkau daerah terpencil yang tidak dilalui jaringan radio atau kabel optik. Sejumlah penyedia jasa in- ternet sejauh ini mengaku akan terus mengembangkan bisnis Indonesia yang luas serta terse- bar dalam gugusan pulau mem- buat kehadiran satelit menjadi penting. Di Indonesia, satelit bukanlah barang baru karena sudah dike- nal pada 1976. Saat itu, Indonesia merupakan negara keempat di dunia yang memanfaatkan satelit sebagai bagian dari sistem komu- nikasi domestiknya. Pendahulu- nya adalah Amerika Serikat, Uni Soviet, dan Kanada. Pada awalnya, satelit hanya digunakan untuk siaran TV dan telepon. Namun, seiring de- ngan berkembangnya industri teknologi informasi (TI), peman- faatan satelit meluas hingga ke internet. Ibarat jalan tol, satelit me- mungkinkan kendaraan yang melintas di atasnya bergerak tanpa hambatan. Yang dimaksud kendaraan di sini adalah data, suara, dan video. Satelit yang menawarkan ke- mampuan tersebut biasanya dikategorikan sebagai satelit komunikasi. Soal kualitas, satelit komunika- si memiliki sejumlah keunggulan seperti tidak mengenal titik kosong (blank spot) sekalipun di hutan dan pegunungan. Blank spot adalah daerah yang tidak terkena sinyal sehingga membuat orang-orang di tempat tersebut tidak dapat berkomu- nikasi. Kemudian, satelit juga me- nawarkan cakupan area yang luas. Bisa begitu karena satelit komunikasi umumnya meng- gunakan orbit geostasioner yang memiliki ketinggian lebih dari 35 ribu kilometer di atas permukaan bumi. Meski begitu, ada pula yang memanfaatkan orbit rendah atau biasa disebut satelit pengorbit bumi rendah. Orbit jenis ini memungkinkan satelit mengorbit pada keting- gian 300-1.500 kilometer di atas permukaan bumi. Di lain pihak, satelit mendu- kung pula terjadinya pemba- ngunan sarana komunikasi se- cara cepat. Semakin canggih Dulu, satelit memiliki kelemah- an berupa masa tunda atau delay. Karena itu, tidak mengherankan bila orang-orang berkomunikasi lewat jaringan telepon atau in- ternet sering kali mendapatkan respons yang lambat dari lawan bicaranya. Namun, seiring dengan kema- juan teknologi, problem tersebut sudah mulai teratasi. Salah satu solusinya ialah memasang ak- selerator yang berfungsi untuk mengurangi waktu tunda. Selain delay, kelemahan lain yang kini dapat diatasi ialah penyedia layanan internet ialah kemampuan untuk menjaga konsistensi kekuatan sinyal saat cuaca buruk. Jaringan satelit Ku-Band yang diadopsi sejumlah penyedia jasa internet konon rentan terhadap cuaca buruk, khususnya ketika hujan deras. Tetapi, masalah tersebut kini mulai dapat dipecahkan berkat kehadiran sejumlah teknologi baru. Coba tengok teknologi au- tomatic gain control (AGC) yang dipasang pada satelit Ku-Band. Satelit Ku-Band adalah jaringan yang sekarang banyak diadopsi penyedia jasa internet untuk memenuhi kebutuhan akan akses internet yang cepat, murah, dan hemat bandwidth. AGC ialah teknologi yang ber- guna untuk menjaga konsistensi kekuatan sinyal saat cuaca buruk. Sebenarnya, bukan cuma AGC yang dapat mengatasi masalah tersebut. Modulasi, forward error correction (FEC), dan uplink power control (UPC) juga dapat diman- faatkan. Bagi penyedia jasa internet seperti PT yang menyediakan layanan internet berbasis satelit 3G Net Sky, perangkat-perangkat tersebut memungkinkan terjadi- nya perubahan transmisi frekue- nsi secara dinamis. UPC, misalnya, akan otomatis menaikkan daya pancar hingga 6 db begitu ada lokasi gangguan transmisi di salah satu lokasi. Sementara itu, modulasi bisa menjadi cadangan (back-up) yang langsung bekerja begitu UPC tidak dapat mengatasi masalah transmisi. Kehadiran perangkat-perang- kat seperti akselerator, AGC, modulasi, FEC dan UPC terbukti efektif untuk menjaga keandalan akses internet. Melalui perangkat seperti itu, kualitas jaringan satelit seja- tinya semakin tinggi dan dapat menumbuhkan kepercayaan kon- sumen terhadap layanan internet yang dipakainya. Kepercayaan itu penting kare- na dapat mempercepat penetrasi pasar internet hingga ke pelosok. www(Noy/S-3) DAERAH TERPENCIL: Jaringan satelit dapat menjangkau daerah terpencil yang tidak dapat dilalui jaringan radio atau optik. MI/M SOLEH

Upload: r1swan

Post on 10-Jun-2015

2.480 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jaringan Berbasis  Satelite

Tren Broadband

Menanti Datangnya Wimax

SEJUMLAH riset menye-butkan bahwa penggu-naan teknologi broadbandyang paling banyak di-

gunakan adalah layanan internet untuk browsing, e-mail, chatting, downloading, dan gaming.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sejumlah operator dan perusahaan penyedia jasa in-ternet (ISP) pun ramai-ramai meluncurkan layanan internet dengan kecepatan akses yang semakin tinggi dan media yang beragam.

Terkait dengan kecepatan akses, sejumlah pro dan kontra di kalangan masyarakat terus mengiringi pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia.

Indra Wahyudin, 33, karyawandi salah satu perusahaan teknolo-gi informasi (TI) di Bandung, mengakui bahwa kecepatan akses internet pita lebar yang digu-nakannya sudah sesuai dengan kebutuhan. Kendalanya hanya satu, koneksi sering terputus.

Hal senada diakui pula oleh Sofyan Burhanudin, 37. Arsitek yang berdomisili di Pekanbaru, Riau, itu mengatakan kecepatan akses internet pita lebar berbasis teknologi nirkabel yang dipa-kainya sudah ideal.

“Kalau untuk browsing, down-load file musik, kecepatan yang ada sekarang sudah cukup. Cuma, kalau bisa, harganya lebih murah lagi,” ujar Sofyan kepada Media Indonesia.

Jawaban yang bertolak bela-kang datang dari salah seorang country manager sebuah perusa-haan TI di Jakarta. Menurutnya, akses internet di Indonesia seha-rusnya bisa lebih cepat lagi agar produktivitas karyawan menjadi lebih tinggi.

Lantas, berapa sebenarnya kecepatan akses yang disalurkan lewat internet pita lebar saat ini? Jawabannya variatif. Akses internet lewat layanan 3Gnet-Sky, misalnya, memungkinkan pengguna mengunggah (upload)dengan kecepatan 64-256 Kbps dan mengunduh (download) de-ngan kecepatan 384-1.024 Kbps. Sedangkan layanan internet lewat kabel optik seperti yang ditawar-kan Centrin menyediakan kece-patan akses dari mulai 64 Kbps sampai 512 Kbps.

Selain satelit dan kabel optik seperti yang ditawarkan pe-nyedia layanan internet 3Gnet

dan Centrin, sejak beberapa tahun terakhir ini juga ada broad-band nirkabel (wireless) yang me-manfaatkan teknologi high speed downlink packet access (HSDPA). Layanan broadband memang da-pat menggunakan media apa pun. Yang penting, media itu memungkinkan penyedia jasa internet untuk memberikan pita lebar (bandwidth) kepada peng-gunanya.

Menurut praktisi TI, I Made Wiryana, broadband membagi pita lebar (bandwidth) untuk dipakai bersama-sama dengan peng-guna lain. “Broadband berarti memiliki bandwidth yang lebar,” terang I Made Wiryana. Agar dapat memanfaatkan bandwidthyang ditawarkan para penyedia jasa internet, calon konsumen harus berada di area jangkauan layanan mereka serta sudah ter-daftar sebagai pelanggan.

Satu hal yang perlu diperhati-kan saat akan berlangganan, calon pembeli harus mengecek apakah harga paket sudah termasuk perangkat pendukung seperti modem, PC router, atau switch.Bila tidak, konsumen harus me-nyiapkan sejumlah uang untuk membeli perangkat tersebut.

Jika dibandingkan dengan be-berapa tahun lalu, harga perang-kat pendukung sudah lebih mu-rah. Sekarang, dengan harga di bawah Rp600 ribu, pembeli sudah bisa mendapatkan sebuah router.Router berfungsi untuk menerus-kan data dari satu jaringan ke

jaringan lain.

PotensialProspek broadband ke depan

terbilang cerah. Demikian penda-pat Sekjen Indonesian Telecom-munication Users Group (Idtug) Muhamad Jumadi ketika ditanya mengenai prospek broadband di Indonesia.

“Broadband ke depan memang akan menjadi sesuatu yang me-narik bagi operator maupun pengguna. Menarik bagi peng-guna karena bisa memberikan layanan yang memadai, baik dari segi kecepatan akses maupun jangkauan. Tarif juga kelihatan-nya akan lebih murah karena bi-aya investasi akan lebih sedikit,” papar Muhamad Jumadi.

Akan tetapi, lanjut Muhamad,pengguna tampaknya harus bersabar untuk menunggu akses nirkabel pita lebar broadband wire-less access (BWA) yang murah, baik dari sisi perangkat maupun layanan.

Saat ini, produk BWA yang akan dikembangkan adalah world wide interoperability for micro-wave access (Wimax). Ini adalah teknologi nirkabel yang menye-diakan hubungan jalur lebar da-lam jarak jauh.

Sebagaimana wireless fidel-ity (Wi-fi), Wimax merupakan sebuah tanda sertifikasi untuk produk-produk yang lulus tes. Namun, standar yang digunakan berbeda karena Wimax berstan-

JUMAT, 28 NOVEMBER 2008 I MEDIA INDONESIA I EDISI KHUSUS INTERNET 17

Teknologi pita lebar (broadband) di Indonesia berprospek cerah. Kecepatan akses, daya jangkau yang luas, serta tarif yang kian murah merupakan daya tarik broadband pada masa yang akan datang.

Rina Garmina

memiliki standar IEEE 802.11.Sejauh ini, pemerintah cen-

derung memilih Wimax 802.16 tipe d karena ingin mengakomo-dasi produk dalam negeri.

Pemakaian tipe d, sebagaimana dikatakan Muhamad, tampak-nya membuat harNga masih terbilang mahal. Itu sebabnya ia menganjurkan agar pemerintah sebaiknya mengikuti tren dunia yang menggunakan tipe e sebagai standar.

Menurut Kepala Pusat Infor-masi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewa Broto, pemerin-tah akan segera menenderkan Wimax pada frekuensi 2,3GHzdan 3,3GHz. Khusus untuk pita 3,3GHz, penawaran tender akan dilaksanakan secara bertahap.

Jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, tarif ber-langganan internet memang sudah jauh lebih murah. Namun, apabila ada teknologi baru yang menawarkan harga lebih murah dengan kecepatan akses yang lebih tinggi, pasarnya boleh jadi akan lebih luas. Tapi satu hal yang perlu dicermati oleh pengguna, internet semestinya dapat men-dukung produktivitas kerja dan proses belajar mengajar.

Bagi para penyedia jasa inter-net, mereka sebaiknya memper-baiki kualitas layanan agar dapat menyuguhkan kecepatan akses yang sesuai dengan yang mereka tawarkan. (S-3)

[email protected]

SERAT OPTIK: Kabel serat optik sebagai salah satu media untuk mengirimkan data.MI/RINA GARMINA

Jaringan Berbasis SatelitCocok untuk Negara KepulauanINTERNET tampaknya sudah mulai menjadi bagian dari ke-hidupan masyarakat Indonesia. Ironisnya, penyebaran akses internet masih didominasi di Pulau Jawa. Padahal, layanan internet sejatinya harus tersebar di seluruh pelosok Tanah Air.

Untuk itu, ada sejumlah strate-gi. Salah satunya ialah menggu-nakan jaringan satelit yang dapat menjangkau daerah terpencil yang tidak dilalui jaringan radio atau kabel optik.

Sejumlah penyedia jasa in-ternet sejauh ini mengaku akan terus mengembangkan bisnis

Indonesia yang luas serta terse-bar dalam gugusan pulau mem-buat kehadiran satelit menjadi penting.

Di Indonesia, satelit bukanlah barang baru karena sudah dike-nal pada 1976. Saat itu, Indonesia merupakan negara keempat di dunia yang memanfaatkan satelit sebagai bagian dari sistem komu-nikasi domestiknya. Pendahulu-nya adalah Amerika Serikat, UniSoviet, dan Kanada.

Pada awalnya, satelit hanya digunakan untuk siaran TV dan telepon. Namun, seiring de-ngan berkembangnya industri teknologi informasi (TI), peman-faatan satelit meluas hingga ke internet.

Ibarat jalan tol, satelit me-mungkinkan kendaraan yang melintas di atasnya bergerak tanpa hambatan. Yang dimaksud kendaraan di sini adalah data, suara, dan video.

Satelit yang menawarkan ke-mampuan tersebut biasanya dikategorikan sebagai satelit komunikasi.

Soal kualitas, satelit komunika-si memiliki sejumlah keunggulan seperti tidak mengenal titik kosong (blank spot) sekalipun di hutan dan pegunungan.

Blank spot adalah daerah yang tidak terkena sinyal sehingga membuat orang-orang di tempat tersebut tidak dapat berkomu-nikasi.

Kemudian, satelit juga me-nawarkan cakupan area yang luas. Bisa begitu karena satelit komunikasi umumnya meng-gunakan orbit geostasioner yang memiliki ketinggian lebih dari 35 ribu kilometer di atas permukaan bumi.

Meski begitu, ada pula yang memanfaatkan orbit rendah atau biasa disebut satelit pengorbit bumi rendah.

Orbit jenis ini memungkinkan satelit mengorbit pada keting-gian 300-1.500 kilometer di atas permukaan bumi.

Di lain pihak, satelit mendu-kung pula terjadinya pemba-ngunan sarana komunikasi se-cara cepat.

Semakin canggihDulu, satelit memiliki kelemah-

an berupa masa tunda atau delay.Karena itu, tidak mengherankan

bila orang-orang berkomunikasi lewat jaringan telepon atau in-ternet sering kali mendapatkan respons yang lambat dari lawan bicaranya.

Namun, seiring dengan kema-juan teknologi, problem tersebut sudah mulai teratasi. Salah satu solusinya ialah memasang ak-selerator yang berfungsi untuk mengurangi waktu tunda.

Selain delay, kelemahan lain yang kini dapat diatasi ialah penyedia layanan internet ialah kemampuan untuk menjaga konsistensi kekuatan sinyal saat cuaca buruk.

Jaringan satelit Ku-Band yang diadopsi sejumlah penyedia jasa internet konon rentan terhadap cuaca buruk, khususnya ketika hujan deras.

Tetapi, masalah tersebut kini

mulai dapat dipecahkan berkat kehadiran sejumlah teknologi baru. Coba tengok teknologi au-tomatic gain control (AGC) yang dipasang pada satelit Ku-Band. Satelit Ku-Band adalah jaringan yang sekarang banyak diadopsi penyedia jasa internet untuk memenuhi kebutuhan akan akses internet yang cepat, murah, dan hemat bandwidth.

AGC ialah teknologi yang ber-guna untuk menjaga konsistensi kekuatan sinyal saat cuaca buruk.

Sebenarnya, bukan cuma AGC yang dapat mengatasi masalah tersebut. Modulasi, forward error correction (FEC), dan uplink power control (UPC) juga dapat diman-faatkan.

Bagi penyedia jasa internet seperti PT yang menyediakan layanan internet berbasis satelit 3G Net Sky, perangkat-perangkat tersebut memungkinkan terjadi-nya perubahan transmisi frekue-nsi secara dinamis.

UPC, misalnya, akan otomatis menaikkan daya pancar hingga 6 db begitu ada lokasi gangguan transmisi di salah satu lokasi.

Sementara itu, modulasi bisa menjadi cadangan (back-up) yang langsung bekerja begitu UPC tidak dapat mengatasi masalah transmisi.

Kehadiran perangkat-perang-

kat seperti akselerator, AGC, modulasi, FEC dan UPC terbukti efektif untuk menjaga keandalan akses internet.

Melalui perangkat seperti itu, kualitas jaringan satelit seja-tinya semakin tinggi dan dapat menumbuhkan kepercayaan kon-sumen terhadap layanan internet yang dipakainya.

Kepercayaan itu penting kare-na dapat mempercepat penetrasi pasar internet hingga ke pelosok. www(Noy/S-3)

DAERAH TERPENCIL: Jaringan satelit dapat menjangkau daerah terpencil yang tidak dapat dilalui jaringan radio atau optik.

MI/M SOLEH