jangan sembarang mengeluh.!anitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/ali... · 2020. 10....

5
Ali Misri | Jangan Sembarang Mengeluh.! Copyright Ali Misri [email protected] https://misri.staff.ipb.ac.id/?p=18 Jangan Sembarang Mengeluh.! Berikut ini adalah kisah yang saya nukil dari buku “Dalam Dekapan Ukhuwah” karya penulis muda yang piawai memadukan dalil dengan kisah, norma dengan hikmah dan membingkainya menjadi satra yang indah. Beliau adalah Salim A. Fillah. Kisah ini bercerita tentang seorang ibu yang baik di keluarga penjahit. Suatu hari dia belanja ke pasar kota, dan dibelikanya celana panjang untuk anak laki-lakinya tercinta. Seusai belanja, ia pun bergegas pulang. Sang anak dengan suka cita mencoba celana yang dibelikan itu sementara ibunya pergi ke dapur membereskan belanjaan dan mempersiapkan makan malam. Tak berapa lama, terdengar teriakan keras. “Ibu ini bagaimana sih? Masak beliin aku celana kepanjangan begini! Kan jelek banget kelihatanya.!” “Ooh.. tapi lingkar pinggangnya gimana, kebesaran nggak?” “Ya enggak, tapi kalau kepanjangan begini aku nggak mau pakai.” “Berapa senti lebihnya?” “Sepuluh senti!” Remaja tangung belasan tahun itu sepertinya pergi keluar. Pintu depan terdengar dibanting. Sang ibu geleng-geleng kepala. Tak ingin mendengar celaan putranya lagi, dia bergegas menuju ruang kerja suaminya yang seorang penjahit. Diambilah page 1 / 5

Upload: others

Post on 21-Jan-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jangan Sembarang Mengeluh.!anitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Ali... · 2020. 10. 17. · “OK deh, ” Si kakak ... “Ibu tuh. Masak beliin celana ukuranya kepanjangan

Ali Misri | Jangan Sembarang Mengeluh.!Copyright Ali Misri [email protected]://misri.staff.ipb.ac.id/?p=18

Jangan Sembarang Mengeluh.!

Berikut ini adalah kisah yang saya nukil dari buku “Dalam Dekapan Ukhuwah” karyapenulis muda yang piawai memadukan dalil dengan kisah, norma dengan hikmahdan membingkainya menjadi satra yang indah. Beliau adalah  Salim A. Fillah.

Kisah ini bercerita tentang seorang ibu yang baik di keluarga penjahit.

Suatu hari dia belanja ke pasar kota, dan dibelikanya celana panjang untuk anaklaki-lakinya tercinta. Seusai belanja, ia pun bergegas pulang. Sang anak dengansuka cita mencoba celana yang dibelikan itu sementara ibunya pergi ke dapurmembereskan belanjaan dan mempersiapkan makan malam. Tak berapa lama,terdengar teriakan keras.

“Ibu ini bagaimana sih? Masak beliin aku celana kepanjangan begini! Kan jelekbanget kelihatanya.!”

“Ooh.. tapi lingkar pinggangnya gimana, kebesaran nggak?”

“Ya enggak, tapi kalau kepanjangan begini aku nggak mau pakai.”

“Berapa senti lebihnya?”

“Sepuluh senti!”

Remaja tangung belasan tahun itu sepertinya pergi keluar. Pintu depan terdengardibanting. Sang ibu geleng-geleng kepala. Tak ingin mendengar celaan putranyalagi, dia bergegas menuju ruang kerja suaminya yang seorang penjahit. Diambilah

page 1 / 5

Page 2: Jangan Sembarang Mengeluh.!anitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Ali... · 2020. 10. 17. · “OK deh, ” Si kakak ... “Ibu tuh. Masak beliin celana ukuranya kepanjangan

Ali Misri | Jangan Sembarang Mengeluh.!Copyright Ali Misri [email protected]://misri.staff.ipb.ac.id/?p=18

gunting lalu kres..kres..kres. dipotongnya ujung bawah celana itu sesuai ukuranyang disebutkan anaknya. Lalu dengan jarum dan benang, celana bahan berwarnahitam itu di-sum ujungnya. “beres,” katanya sambil senyum.

Si anak laki-laki pergi kehalaman samping. Disana ada kakak perempuanya yangsedang merawat kaktus-kaktus koleksinya. Dibeberapa pot lain juga ada kemboja,bonsai dan pohon serut, dan aneka bunga.

“Kok cemberut?” tanya sang kakak sambil tersenyum.

“Kenapa?”

“Ibu tuh Mbak, masak beliin celana enggak ngerti ukuranku. Kepanjangan sepuluhsenti. Jelek banget dilihatnya!”

“Oh, gitu aja ngambek. Perbaiki sendiri kan bisa. Sana gih, dari pada nggak jelasgitu!”

“Malas ah, mau main bola dulu ke lapangan.”

Si adik berlalu menuju garasi. Sang kakak yang telah selesai merawat tanamanhiasnya segera menuju ruang dalam. Melewati ruang kerja ayahnya yang kosong.Dilihatnya ada celana baru. “Oh itu celana yang kepanjangan,” gumammnya.Disempatkannya memeriksa sejenak. Lalu gunting pun beraksi, kres..kres..kres. Taklupa dijahit ulang ujung celan itu dengan jarum dan benang yang tersedia.

Si adik kini sudah duduk di jok sepeda motor bebeknya. Dicarinya kunci kontak,tidak ada. Kuncinya pasti dibawa kakak lelakinya. Ditemuinya si kakak di kamartidur.

page 2 / 5

Page 3: Jangan Sembarang Mengeluh.!anitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Ali... · 2020. 10. 17. · “OK deh, ” Si kakak ... “Ibu tuh. Masak beliin celana ukuranya kepanjangan

Ali Misri | Jangan Sembarang Mengeluh.!Copyright Ali Misri [email protected]://misri.staff.ipb.ac.id/?p=18

“Mas,” katanya sambil mengguncang bahu kakaknya. “Pinjam motor donk!”

“Mau ke mana?” tanya si kakak sambil mengucek mata.

“Main bola!”

“Jiah.. tumben anak cemen mau main bola!”

“Yah, daripada suntuk dirumah gara-gara dibeliin celana kepanjanan sepuluhsenti!”

Kakaknya tertawa. “Siapa yang beliiin?”

“Ibu,”

“Ya udah buat aku aja kalau kepanjangan.”

“Enak aja. Kan bisa dipebaiki. Lagian lingkar pinggangnya pas kok.”

“Tuh, kuncinya dimeja.”

“OK deh,”

Si kakak menggeliat lalu bangun dari pembaringan. Tidur siangnya sudah cukup.

page 3 / 5

Page 4: Jangan Sembarang Mengeluh.!anitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Ali... · 2020. 10. 17. · “OK deh, ” Si kakak ... “Ibu tuh. Masak beliin celana ukuranya kepanjangan

Ali Misri | Jangan Sembarang Mengeluh.!Copyright Ali Misri [email protected]://misri.staff.ipb.ac.id/?p=18

Agak sempoyongan dia bangun menuju kamar mandi. Sempat mampir ke ruangmakan dan menyambar pisang goreng, dia melirik sekilas ke ruang kerja ayahnyayang terbuka. “Oh itu celana yang kepanjangan,” gumamnya. Dengan gontai diamenunju celana itu. Sambil sesekali menguap dan matanya terasa berat,diambilnya gunting dan, kres..kres..kres. dipotongnya celana sepuluh senti. Dijahitulang ujungnya. Dan beres. Sang kakak pergi mandi.

Si adik baru akan menyalakan motor ketika sang Ayah muncul dari pintu pagar.Agaknya pulang dari rumah tetangga.

“Mau kemana?”

“Main bola pak!”

“Eh, sebentar. Bapak mau pakai motornya dulu. Mau beli kancing hias untuk bajupesanan seragam TK.”

“Wah, nanti ketinggalan donk sepakbolanya.”

“Ya sudah sana. Tapi jangan lama-lama.”

“Wah, enggak bisa pak. Untuk menghilangkan suntuk gini harus lama main bolanya.Sampai capek.”

“Suntuk kenapa?”

“Ibu tuh. Masak beliin celana ukuranya kepanjangan sepuluh senti. Kan nggak enakbanget dipakainya!”

page 4 / 5

Page 5: Jangan Sembarang Mengeluh.!anitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Ali... · 2020. 10. 17. · “OK deh, ” Si kakak ... “Ibu tuh. Masak beliin celana ukuranya kepanjangan

Ali Misri | Jangan Sembarang Mengeluh.!Copyright Ali Misri [email protected]://misri.staff.ipb.ac.id/?p=18

“Nanti biar bapak betulin”

“Nah, itu bagus.”

“Berangkat dulu ya pak,”

“Ya, hati-hati.”

Si Bapak masuk ke ruang kerjanya. Dilihatnya celana yang teronggok disitu. “Oh,jadi celana barunya model selutut. Ini memang kepanjangan sepuluh senti kalaumau model selutut.” Maka kres..krrs..kres. celana itu dipotong lagi, dan dijahitulang. Menjelang maghrib, ketika si anak pulang terdengar teriakan membahana.“Aaa… celana panjangnya kok tinggal selutut!”

Inilah sebuah kisah yang mengajarkan kepada kita agar tidak sembaranganmengeluh. Orang mukmin mengeluh hanya kepada Allah. Maka bagai Ya’qub yangdalam surat Yusuf ayat 86 berkata, “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah akumengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yangkamu tiada mengetahuinya.”

Hindarkan diri dari kepengecutan dan mengeluh hanya pada yang mampumemberikan penyelesaian. Katakan saja, “Ya Allah, aku punya masalah besar.” Dansebagai variasi yang manis, terkadang terucap juga, “Hai masalah, aku punya Allahyang Mahabesar”

Wallahu’alam..

page 5 / 5