jambi kota - bab iii gambaran pengelolaan...

36
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 1 Kota Jambi BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber- sumber penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan (money follow function). Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemam puan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Mengingat bahwa pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu APBD maka analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD dan laporan keuangan daerah pada umumnya. 3.1. Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Dalam menganalisis pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan juga terlebih akan digambarkan jenis obyek pendapatan, belanja dan pembiayaan sesuai dengan kewenangan, susunan/struktur masing-masing APBD. Pendapatan Kota Jambi selama tahun 2008-2013 tumbuh sebesar 108,90% atau rata- rata naik sebesar 16,10% pertahun. Kenaikan pendapatan ini seiring dengan peningkatan yang diperoleh dari pos pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah dari tahun ke tahun. Sedangkan dilihat dari struktur pendapatan APBD selama 5 tahun, kontribusi paling besar

Upload: others

Post on 16-Dec-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 1

Kota Jambi

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk

segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.

Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal

apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-

sumber penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada peraturan

perundang-undangan (money follow function).

Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk

menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemam

puan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan

daerah. Mengingat bahwa pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu

APBD maka analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD dan

laporan keuangan daerah pada umumnya.

3.1. Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Dalam menganalisis pengelolaan keuangan daerah dan kerangka

pendanaan juga terlebih akan digambarkan jenis obyek pendapatan, belanja dan

pembiayaan sesuai dengan kewenangan, susunan/struktur masing-masing APBD.

Pendapatan Kota Jambi selama tahun 2008-2013 tumbuh sebesar 108,90%

atau rata- rata naik sebesar 16,10% pertahun. Kenaikan pendapatan ini seiring

dengan peningkatan yang diperoleh dari pos pendapatan asli daerah, dana

perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah dari tahun ke tahun. Sedangkan

dilihat dari struktur pendapatan APBD selama 5 tahun, kontribusi paling besar

Page 2: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 2

Kota Jambi

dalam pembentuk pendapatan APBD, bersumber dari dana perimbangan hal ini

hampir sama dengan kebanyakan kabupaten/kota lainnya yang struktur

pendapatan APBD-nya lebih didominasi dari dana perimbangan. Meskipun

pertumbuhan dana perimbangan Kota Jambi selama periode 2008-2013 hanya

sebesar 73,53% atau rata-rata naik sebesar 10,01% atau kurang seperdua dari

pertumbuhan pendapatan asli daerah, namun kontribusinya dalam pendapatan

APBD Kota Jambi selama 5 tahun tetap jauh lebih tinggi dibanding pendapatan

asli daerah dengan rata-rata sebesar 77,53%.

Proporsi dana perimbangan paling tinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu

sebesar 87,62% selanjutnya di tahun berikutnya mengalami penurunan, dan

sampai tahun 2011 proporsi dana perimbangan sebesar sebesar 71,08%

kemudian naik lagi pada tahun 2012 menjadi sebesar 72,92% dan turun sedikit

pada tahun 2013 menjadi sebesar 72,78%. Penurunan proporsi dana

perimbangan tersebut lebih disebabkan karena kenaikan dari sumber

pendapatan daerah lain- lain yang sah khususnya dari Bagi Hasil Pajak Provinsi

dan Pemerintah Daerah Lainnya serta Bantuan keuangan dari Provinsi dan

Pemerintah Daerah Lainnya serta Dana Penyesuaian yang selama 3 tahun

terakhir menempati porsi yang cukup signifikan, yaitu rata-rata sebesar 50,73%

pertahun pada periode 2008-2013.

Kondisi pendapatan berdasarkan data APBD dilihat dari data selama 5

tahun terakhir kecenderungannya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,

sebagaimana tertera dalam tabel 3.1.

Pembangunan Kota Jambi seyogyanya tergantung dari APBD yang akan

disusun dan dilaksanakan selama 5 tahun ke depan. Melihat struktur anggaran,

dimana pada bagian pendapatan memiliki korelasi dengan pengelolaan

pendapatan asli daerah serta kekayaan daerah yang dimiliki, maka pendapatan

asli daerah menjadi tolak ukur kemandirian suatu daerah. Tidak terdapat angka

standar terhadap nilai kemandirian daerah. Selama ini hanya digambarkan secara

kualitatif dengan pernyataan semakin tinggi komposisi pendapatan asli daerah

dibanding sumber pendapatan lainnya, maka semakin tinggi kemandirian daerah

dimaksud. Sebagai gambaran, hanya terdapat beberapa daerah di Indonesia

Page 3: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 3

Kota Jambi

yang dianggap mandiri antara lain: DKI Jakarta dan Provinsi Bali, dimana

pendapatan asli daerah sebagai komponen pembentuk struktur pendapatannya

berada di atas angka 50% dari total.

Tabel 3.1.

Pertumbuhan dan Rata-Rata Pertumbuhan Pendapatan Daerah

Kota Jambi 2008-2013

Uraian Tahun Anggaran GR

(%) 2008 2009 2010 2011 2012 2013

PENDAPATAN DAERAH 0 3,77 13,76 22,85 17,02 23,10 14,35

561.565 582.717 662.879 814.323 952.960 1.173.090

PAD (%) 0 15,13 35,30 22,34 17,26 32,07 24,42

§ Pajak Daerah 21.433 26.523 29.235 49.623 64.281 81.317 -

§ Restribusi Daerah 16.414 16.782 28.947 23.974 24.211 34.459 -

§ Pengelolaan Kekayaan

Daerah

1.832 2.786 2.786 2.786 5.472 6.000 -

§ Lain-lain PAD Daerah

yg sah

5.356 5.756 9.183 9.438 6.670 11.135 -

DANA PERIMBANGAN (%) 0 (1,13) 5,30 13,00 20,06 22,86 9,31

§ DBHP/BHBP 85.572 79.277 100.814 102.593 111.327 171.142 -

§ Dana Alokasi Umum

(DAU)

370.325 370.765 379.189 441.549 543.578 626.332 -

§ Dana Alokasi Khusus

(DAK)

36.136 36.436 32.236 34.674 40.010 56.331 -

LAIN-LAIN PENDAPATAN

SAH

0 81,21 81,31 85,97 5,16 18,40 63,41

§ Pendapatan Hibah 0 0 1300 4.420 1.800 0 -

§ DBHP Dari Provinsi 23.997 26.510 27.212 26.730 39.009 38.739 -

§ Dana Penyes/Otonomi

Khusus

0 0 49.077 118.035 116.602 137.977 -

§ Dana Bankeu Prov 500 17.882 2.900 0 0 9.658 -

§ DBHR Dari Provinsi 0 0 0 501 0 0 -

TOTAL PENDAPATAN ( % ) 100 100 100 100 100 100 100,00

Sumber : Bagian Keuangan Setda Kota Jambi, 2014. Data Diolah.

Page 4: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 4

Kota Jambi

Secara struktur, gambaran pendapatan APBD Kota Jambi selama 5 tahun

dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

Gambar 3.1

Struktur Pendapatan APBD Kota Jambi Tahun 2008-2013

Pendapatan APBD yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD)

proporsinya pada tahun 2008 sebesar 8,02%, tahun 2009 naik menjadi sebesar

8,90% , tahun 2010 naik menjadi 10,58%, tahun 2011 turun menjadi 10,54% dan

pada tahun 2012 turun lagi menjadi 10,56% dan pada tahun 2013 naik menjadi

11,33%. Dari gambaran tersebut, dapat dijelaskan bahwa penurunan proporsi PAD

terhadap total pendapatan APBD tersebut bukan berarti terjadi penurunan nilai

PAD, namun lebih cenderung di sebabkan pergesaran komponen - komponen

pembentuk pendapatan APBD. Hal ini tercermin dari laju pertumbuhan PAD terus

mengalami peningkatan dimana selama 5 tahun rata-rata laju pertumbuhan PAD

sebesar 24,42% pertahun.

Selain berasal dari dana perimbangan dan pendapatan asli daerah,

pendapatan daerah juga di dapat dari lain-lain pendapatan yang sah, yang setiap

tahunnya lain-lain pendapatan yang sah ini mengalami peningkatan yang paling

besar dibanding sumber pendapatan lainnya, selama tahun 2008-2013

Page 5: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 5

Kota Jambi

pendapatan lain-lain yang sah rata-rata meningkat sebesar 63,61% pertahun.

Pendapatan APBD yang berasal dari lain-lain pendapatan yang sah proporsinya

pada tahun 2008 hanya sebesar 4,36%, tahun 2009 naik menjadi sebesar

7,62% , tahun 2010 naik menjadi 12,14%, tahun 2011 naik signifikan menjadi

18,38% dan pada tahun 2012 menurun menjadi 16,52% dan pada tahun 2013

menurun menjadi 15,89%.

Penggalian sumber-sumber pendanaan dari daerah, pemanfaatan sumber-

sumber pendapatan daerah perlu ditingkatkan, agar ketergantungan terhadap

pemerintahan pusat dan pemerintah propinsi lambat laun dapat dikurangi. Untuk

itu perlu adanya terobosan-terobosan dalam meningkatkan pendapatan asli

daerah. Melalui peningkatan sektor yang bisa menjadi penyumbang peningkatan

PAD antara lain berasal dari pajak daerah, restribusi, hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Peningkatan pajak daerah digali dari pajak reklame, pajak penerangan jalan,

pajak bumi dan bangunan, serta jasa restoran dan hotel. Proyeksi pajak pada

tahun 2018 mengalami pertumbuhan sekitar 153,52%, rata-rata pertumbuhan

pajak daerah tahun 2013 sampai dengan 2018 diperkirakan 30,70%.

Gambar 3.2. Pendapatan Proyeksi Pendapatan Pajak Daerah Kota Jambi

Tahun 2008 - 2018 (dlm juta)

Sumber: Bagian Keuangan Setda Kota Jambi, 2014.

Page 6: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 6

Kota Jambi

Tingginya Pertumbuhan pajak daerah pada tahun 2018 tersebut di

karenakan komponen bagi hasil pajak untuk PBB dan BPHTB yang semula

merupakan dana perimbangan dari pemerintah pusat serta pajak air tanah yang

semula merupakan bagi hasil dari propinsi menjadi pajak daerah, sesuai dengan

UU no 28 tahun 2011 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah serta

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman

Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012.

Gambar 3.3. Pendapatan Proyeksi Pendapatan Retribusi Daerah Kota Jambi

Tahun 2008 - 2018 (dlm juta)

Sumber: Bagian Keuangan Setda Kota Jambi, 2014. (Data Diolah)

Proyeksi retribusi daerah ke depan cenderung tumbuh stagnan, sehingga

diproyeksikan pada tahun 2013 sampai 2018 pendapatan dari restribusi rata-rata

tetap tumbuh sebesar 14,65% pertahun. Untuk pendapatan hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan dan pendapatan asli daerah yang sah

diperkirakan akan meningkat rata-rata sebesar 27,62% pertahun pada tahun

2013 sampai dengan tahun 2018. Secara umum pertumbuhan PAD akan

mengalami peningkatan rata-rata tahun 2013 sampai dengan 2018 sebesar

23,67%.

Gambaran lebih detil pendapatan daerah terlihat dari tabel 3.2 dan gambar

3.4. berikut.

Page 7: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 7

Kota Jambi

Tabel 3.2

Estimasi Pendapatan Daerah Tahun 2008 - 2018 (dlm Juta)

No Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 GR (%)

I Pendapatan Asli Daerah

175.000 225.000 260.000 315.000 375.000 21,08

II Dana Perimbangan

845.000 1.040.000 1.280.000 1.850.000 2.200.000 27,40

III Lain-Lain Pendapatan yang sah

220.000 240.000 255.000 285.000 305.000 8,83

Jumlah Pendapatan

1.240.000 1.505.000 1.795.000 2.450.000 2.880.000 23,67

Sumber: Bagian Keuangan Setda Kota Jambi, 2014. Diolah

Gambar 3.4 Trend Pendapatan Tahun 2008-2013 dan Proyeksi Pendapatan

Tahun 2014-2018

Page 8: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 8

Kota Jambi

3.1.1. Proporsi Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Pengelolaan belanja daerah dilaksanakan berlandaskan pada anggaran

kinerja (performance budget) yaitu belanja daerah yang berorientasi pada

pencapaian hasil atau kinerja. Kinerja tersebut mencerminkan efisiensi dan

efektifitas pelayanan publik, yang berarti belanja daerah harus berorientasi pada

kepentingan publik. Oleh karena itu arah pengelolaan belanja baerah harus

digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik terutama pada

masyarakat miskin dan kurang beruntung, pertumbuhan ekonomi dan perluasan

lapangan kerja.

Gambaran proporsi belanja terhadap Anggaran Belanja Daerah kota

Jambi selama 5 tahun (2008-2013) sebagaimana dalam tabel di bawah ini :

Gambar 3.5.

Proporsi Belanja Terhadap Total Anggaran Belanja Kota Jambi Tahun 2000-2013.

Sumber : Dokumen Laporan Realisasi Anggaran, 2014. (Data Diolah)

Dari data gambar diatas, dapat dilihat bahwa selama tahun 2008-2013,

proporsi rata-rata penggunaan anggaran belanja tidak langsung terhadap jumlah

anggaran belanja sebagian besar digunakan untuk belanja pegawai dengan

proporsi rata-rata diatas 57,62%. Proporsi rata-rata belanja langsung terhadap

total belanja digunakan tersebar untuk belanja barang dan jasa sebesar 18,07%

dan belanja modal sebesar 19,91% sedangkan untuk belanja pegawai hanya

4,40%. Sedangkan proporsi penggunaan belanja langsung dari total alokasi

belanja langsung terlihat pada gambar berikut:

Page 9: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 9

Kota Jambi

Gambar 3.6. Proporsi Penggunaan Belanja Langsung terhadap Total Belanja Langsung

pada APBD Kota Jambi Tahun 2008-2013.

Sumber: Bagian Keuangan Setda Kota Jambi, 2014. (Data Diolah)

Proporsi dengan perimbangan yang tidak baik ini disebabkan karena

besarnya jumlah tenaga kesehatan dan tenaga guru dengan belanja gaji/upah nya

yang sudah disesuaikan dengan regulasi berlaku, sehingga secara total

pendanaannya tidak dapat tertutup dari Dana Alokasi Umum semata melainkan

cukup menyedot sejumlah pendapatan lain untuk dialokasikan. Saat ini hanya

terdapat sekitar 30% PNSD di luar kedua kelompok PNSD yang disebutkan di

atas. Namun demikian, dengan mengasumsikan pertumbuhan pegawai dan

jumlah acres tetap, diperkirakan komposisi ini akan seimbang manakala jumlah

APBD Kota Jambi senilai kurang lebih Rp. 1,6 Milyar sebagaimana ilustrasi

berikut:

Page 10: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 10

Kota Jambi

Gambar 3.7. Trend Komposisi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung

APBD Kota Jambi Tahun 2008-2013 dan Proyeksi 2014-2018.

Sumber: Bagian Keuangan Setda Kota Jambi, 2014. (Data Diolah).

3.1.2. Proporsi Belanja Untuk Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

Berdasarkan APBD Kota Jambi Tahun Anggaran 2008 sampai 2013 rata-

rata rasio prosentase antara total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur

terhadap total pengeluaran yang meliputi Belanja dan Pembiayaan Pengeluaran

sebesar 58,59% seperti dirinci pada gambar berikut.

Gambar 3.8 Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur dibanding Total APBD

Tahun 2008 – 2013

Sumber : Bagian Keuangan Setda Kota Jambi, 2014. (Data Diolah).

Page 11: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 11

Kota Jambi

Hal ini menunjukkan bahwa APBD kota Jambi relatif tidak baik dari sisi

Belanja, karena proporsi penggunaan anggaran untuk Belanja Aparatur cukup

mendominasi terhadap total pengeluaran dalam APBD.

3.1.3. Belanja Periodik dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan

Mengikat serta Prioritas Utama

Kondisi belanja daerah mengalami pertumbuhan sebagaimana pendapatan

daerah. Penetapan format anggaran surplus atau defisit baik secara absolut

maupun relatif menunjukkan adanya peningkatan sisi belanja. Perkembangan

belanja daerah selama tahun 2009-2012 adalah sebagai berikut, tahun 2009

realisasi anggaran sebesar Rp 1.556,47 Milyar, tahun 2010 sebesar Rp 2.019,24

Milyar, tahun 2011 sebesar Rp 3.127,36 Milyar, tahun 2012 sebesar Rp 3.637,07

Milyar.

Gambar 3.9. Perkembangan Belanja Daerah Kota Jambi Tahun 2008 – 2013 dan

Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2015 -2018

Ditinjau dari komposisi penggunaanya, komponen belanja pelayanan

publik merupakan komponen yang cukup besar menyerap belanja daerah. Pada

tahun 2009 belanja publik atau belanja langsung menyerap 60,98 %, tahun

Page 12: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 12

Kota Jambi

2010 sebesar 60,59%, tahun 2011 sebesar 66,38% dan tahun 2012 sebesar

59,17%. Sedangkan komponen belanja digunakan untuk belanja tidak langsung

di tahun 2009 sebesar 39,02%, tahun 2010 sebesar 39,41%, tahun 2011 sebesar

33,62% dan tahun 2012 sebesar 40,83%.

Gambar 3.10

Struktur Belanja APBD Kota Jambi Tahun 2006 - 2010

Sumber : Bappeda Kota Jamb. 2012. Data Diolah

Dengan melihat struktur anggaran belanja tersebut, secara kumulatif

anggaran untuk menunjang program-program pembangunan (belanja langsung)

relatif konstan kecuali pada tahun 2011 terjadi lonjakan yang cukup tinggi pada

belanja langsung.

Page 13: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 13

Kota Jambi

Tabel 3.3. Pengeluaran Periodik Wajib Dan Mengikat Serta Prioritas Utama (dlm Juta)

No Uraian 2010 2011 2012

A. Belanja Tidak Langsung 793.395 1.049.752 1.483.722

1. Belanja Gaji dan Tunjangan 699.384 802.603 1.164.776

2. Belanja Bunga 6.291 6.287 3.621

3. Belanja Hibah 86.599 240.862 314.281

4. Belanja Bagi Hasil Kepada Propinsi/ Kabupaten/ Kota dan Pemerintahan Desa

1.121

5. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintahan Desa

1.044

B. Belanja Langsung 423.156 689.804 843.122

1. Belanja Langsung Program Pendidikan dan Kesehatan

336.678 531.405 642.423

2. Pelayanan Administrasi Perkantoran 60.955 73.657 130.259

3. peningkatan sarana dan prasarana aparatur 25.523 84.742 70.440

C. Pembiayaan Pengeluaran 10.961 10.961 11.000

1. Pembentukan dana Cadangan

2. Pembiayaan Pokok utang 10.961 10.961 11.000

Total (a+b+c) 1.227.512 1.750.517 2.337.844

Sumber : Dokumen Laporan Realisasi Anggaran

Pertumbuhan Belanja Tidak Langsung pada tahun 2011 sebesar 32,31%

dan tahun 2012 sebesar 41,34%. Dari berbagai komponen Belanja Tidak

Langsung tersebut, sumbangan yang paling besar disumbang dari Belanja

pegawai yang pertumbuhannya mencapai 14,76% pada tahun 2011 dan 45,12%

pada tahun 2012.

Pertumbuhan Belanja Langsung selama 3 Tahun Anggaran terakhir

mengalami pertumbuhan positif, pada tahun 2011 tumbuh sebesar 63,01% dan

tahun 2012 sebesar 22,23%. Pertumbuhan Belanja Langsung Program

Pendidikan dan Kesehatan tumbuh sebesar 57,48% pada tahun 2011 dan

20,89% pada tahun 2012. Dengan melihat Belanja Langsung Program Pendidikan

dan Kesehatan pada pos Belanja Langsung APBD kota Jambi, proporsi belanja

Page 14: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 14

Kota Jambi

Langsung Program Pendidikan dan Kesehatan selama 3 tahun rata-rata

sebesar 28,42% terhadap total belanja, dan mempunyai pertumbuhan rata-rata

relatif besar, maka dengan kondisi seperti ini kebijakan anggaran pemerintah kota

Jambi sudah pada arah yang tepat sesuai dengan amat undang-undang yang

mengharuskan daerah mengalokasikan minimal 20% dari total APBD untuk

anggaran pendidikan.

Rata-rata pertumbuhan Pembiayaan Pengeluaran selama tiga tahun

terakhir mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,18%. Pertumbuhan tersebut

dikarenakan adanya kenaikan Pembiayaan Pokok uang yang naik sebesar

0,36% pada tahun 2012.

3.1.4. Proyeksi Belanja Daerah

Proyeksi belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat

serta prioritas utama kota Jambi pada tahun 2013-2018, diperkirakan

kebutuhannya terus mengalami peningkatan. Belanja wajib dan mengikat ini

merupakan belanja yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya,

seperti gaji dan tunjangan pegawai dan anggota dewan, bunga , belanja kantor

dan belanja sejenisnya. Sedangkan belanja prioritas utama merupakan belanja

yang digunakan dalam rangka keberlangsungan layanan dasar pemerintah

daerah yaitu pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Page 15: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 15

Kota Jambi

Tabel 3.4. Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Yang Wajib dan mengikat serta

Prioritas Utama Kota Jambi (dlm juta)

No Uraian 20111) 20122) 20133) 2014*) 2015*) A. Belanja Tidak Langsung 1.910.351 2.053.003 2.030.474 2.137.085 2.277.11

6 1 Belanja Gaji dan Tunjangan 1.555.958 1.636.304 1.738.378 1.845.195 1.984.48

6 2 Belanja Bunga 7.103 5.426 4.659 4.261 - 3 Belanja Hibah 345.391 408.174 284.337 284.529 289.52

9 4 Belanja Bagi Hasil Kepada

Propinsi/ Kabupaten/ Kota dan Pemerintahan Desa

0 1.200 1.200 1.200 1.200

5 Belanja Bantuan Keuangan Kepada PemDes

1.900 1.900 1.900 1.900 1.900

B Belanja Langsung 1.204.758 1.520.581 1.632.886 1.703.610 1.804.03

9 1 Belanja Langsung Program

Pendidikan dan Kesehatan 1.014.993 1.123.270 1.198.140 1.228.092 1.300.48

9

2 Pelayanan Administrasi Perkantoran

66.903 224.538 257.783 259.037 274.308

3 Peningkatan sarana dan prasarana aparatur

122.862 172.773 176.963 216.480 229.242

C Pembiayaan Pengeluaran 11.000 11.000 11.000 11.000 0

1 Pembentukan dana Cadangan - - - - -

2 Pembiayaan Pokok utang 11.000 11.000 11.000 11.000 0

Total (a+b+c) 3.126.110 3.584.584 3.674.360 3.851.695 4.081.15

4

Sumber : 1) Dokumen RKPD 2011 Kota Jambi 2) Dokumen RKPD 2012 Kota Jambi 3) Dokumen RKPD 2013 Kota Jambi *) Bappeda Kota Jambi, diolah, 2012

Dari data tersebut dikatahui bahwa belanja yang wajib dan mengikat serta

prioritas utama yang harus dilakukan oleh Pemerintah kota Jambi selama periode

2011-2015 mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 di perkirakan kebutuhannya

sebesar Rp 3.126,11 milyar, meningkat menjadi Rp 3.584,58 Milyar atau

meningkat sebesar 14,67% pada tahun 2012, dan pada tahun 2015 menjadi Rp

4.081,15 Milyar.

Page 16: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 16

Kota Jambi

Dalam rangka mempertimbangkan belanja-belanja, maka di perlukan

struktur anggaran dan pengelolaan keuangan daerah yang tepat. Struktur

anggaran yang tepat merupakan syarat pokok bagi pengelola keuangan yang baik

di daerah, untuk itu ada beberapa yang di lakukan, yaitu :

1. Struktur anggaran harus secara eksplisit memisahkan pendapatan dan

pembiayaan. Pembiayaan yang berasal dari utang misalnya, tidak bisa diklam

sebagai pendapatan karena suatu saat nanti dana tersebut harus

dikembalikan. Demikian pula penerimaan yang berasal dari kinerja anggaran

tahun-tahun sebelumnya (seperti dana cadangan dan SILPA) ataupun dana

dana yang bersifiat temporer (seperti hasil penjualan aset daerah) tidak bisa

dimasukkan ke dalam komponen pendapatan daerah karena berpotensi

menganggu perencanaan keuangan daerah.

2. Struktur alokasi anggaran harus disusun sesuai prioritasnya, yakni antara

alokasi belanja untuk urusan yang bersifat wajib dan pilihan, serta antara

alokasi belanja yang dirasakan menfaatnya secara langsung dan tidak

langsung oleh masyarakat. Pengelolaan keuangan di daerah meliputi

mobilisasi pendapatan, penetapan alokasi belanja daerah, dan mobilisasi

pembiayaan. Untuk memenuhi syarat kecukupan (sufficient condition) bagi

pengelola keuangan daerah yang baik maka daerah perlu memahami dan

menggali potensi.keunggulan daerah serta mengidentifikasi pokok-pokok

permasalahan yang ada, prioritas prioritas pembangunan daerah dengan

beberapa pertimbangan tersebut menjadi dasar pola alokasi belanja di Kota

Jambi.

Dalam upaya mewujudkan ”Jambi Bangkit”, perlu dilakukan pembenahaan

tata ruang, pembangunan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk

itu, ruang gerak anggaran perlu lebih dioptimalkan tidak hanya melalui mobilisasi

sumber pendapatan, tetapi juga melalui upaya penggalian sumber pembiayaan

antara lain dari pinjaman dan obligasi kota, serta melakukan efisiensi belanja.

Disamping itu, perlu dilakukan proses penganggaran partisipatif (participatory

budgeting) dengan melibatkan seluruh stakeholders. Dalam upaya memenuhi

Page 17: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 17

Kota Jambi

kebutuhan pembangunan infrastruktur kota, perlu dikembangkan model

pembiayaan public-private partnership.

Kebijakan keuangan Pemerintah Kota Jambi juga bergantung pada proyeksi

pertumbuhan ekonomi, realisasi investasi dan kemampuan pengeluaran investasi

oleh Pemerintah Kota. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013-2018

diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan stabilitas politik dan keamanan

baik nasional maupun tingkat Kota.

Peranan investasi pemerintah (APBN dan APBD) rata-rata berkisar 5-7%.

Arah kebijakan keuangan daerah bermanfaat untuk :

1. Menopang proses pembangunan Kota yang berkelanjutan sesuai dengan visi

nasional dan visi spesifik Pemkot Jambi.

2. Menyediakan pelayanan dasar secara memadai bagi kesejahteraan

masyarakat.

3. Meminimalkan resiko fiskal sehingga keberlanjutan anggaran Kota dapat

terjamin.

Belanja Daerah merupakan kewajiban Pemerintah Kota sebagai pengurangan

nilai kekayaan bersih dan merupakan batas tertinggi untuk setiap jenis belanja

yang bersangkutan. Pada periode 2008-2013 belanja daerah Kota Jambi adalah

sebegai berikut :

Belanja daerah disusun dengan pendekatan kinerja yang ingin dicapai

(performance-based budgeting). Dalam perencanaan lima tahun ke depan,

Belanja Daerah diproyeksikan berdasarkan kebutuhan daerah untuk membiayai

antara lain:

1. Belanja Pegawai yang meliputi gaji, tunjangan, kesra, dan lain-lain.

2. Belanja Telepon, Air dan Listrik.

3. Belanja Dedicated Program yakni program yang berskala besar, monumental,

dan berdampak luas pada kepentingan publik.

4. Belanja Kegiatan Tahun Jamak (multi-years) yakni kegiatan yang

diselesaikan lebih dari setahun dan telah memperoleh persetujuan DPRD.

Page 18: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 18

Kota Jambi

5. Belanja Prioritas SKPD yakni untuk membiayai kegiatan sesuai tupoksi dan

urusan pemerintahan.

Pada setiap tahunnya, Belanja daerah nantinya akan dikelompokkan

dalam urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib meliputi: pendidikan;

kesehatan; lingkungan hidup; pekerjaan umum; penataan ruang; perencanaan

pembangunan; perumahan; kepemudaan dan olahraga; penanaman modal;

koperasi dan usaha kecil dan menengah; kependudukan dan catatan sipil;

ketenagakerjaan; ketahanan pangan; pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak; keluarga berencana dan keluarga sejahtera; perhubungan;

komunikasi dan informatika; pertanahan; kesatuan bangsa dan politik dalam

negeri; otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,

perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian; pemberdayaan masyarakat dan

Kelurahan; sosial; kebudayaan; statistik; kearsipan; dan perpustakaan.

Sedangkan urusan pilihan meliputi: kelautan dan perikanan; pertanian; pariwisata;

industri; perdagangan; dan ketransmigrasian.

Arah kebijakan Belanja Daerah dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Menitikberatkan pada Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang sesuai denga

Prioritas Pembangunan Kota

2. Menjalankan participatory program and budgeting untuk isu-isu yang

dominant antara lain: pendidikan, kesehatan, Lingkungan dan transportasi.

3. Melakukan efisiensi belanja, melalui :

a. Meminimalkan belanja yang tidak langsung dirasakan pada masyarakat;

b. Melakukan proper budgeting melalui analisis cost benefit

c. dan tingkat efektivitas setiap program;

d. Melakukan prudent spending melalui pemetaan profil resiko atas setiap

belanja kegiatan beserta perencanaan langkah antisipasinya.

4. Belanja daerah disusun berdasarkan sasaran/target kinerja Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) yang harus dicapai setiap tahunnya. (performance-

based budgeting)

Page 19: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 19

Kota Jambi

5. Melakukan analisis khusus untuk permasalahan gender, anak, ibu hamil,

pendidikan, ekonomi kerakyatan, birokrasi, asuransi sosial pensiun, dan

jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat.

6. Memberikan bantuan-bantuan (khususnya) keuangan dalam bentuk: Subsidi,

untuk menolong kelompok ekonomi lemah dalam mengakses fasilitas publik.

7. Membangun Medium Term Expenditure Framework (MTEF) terutama untuk

menyelesaikan program-program yang harus dirampungkan dalam lebih dari

satu tahun anggaran.

8. Memperjelas kerangka regulasi untuk setiap penetapan jenis belanja dan

pagu alokasi dari setiap SKPD.

9. Meningkatkan proporsi alokasi belanja pada tingkat Kecamatan, Kelurahan

dan UPT;

10. Meningkatkan alokasi anggaran pada bidang-bidang yang langsung

menyentuh kepentingan masyarakat.

Estimasi perkembangan belanja daerah Kota Jambi tahun 2013-2018

terdiri dari belanja langsung dan tidak langsung. Belanja langsung terdiri belanja

pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Sedangkan belanja tidak

langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja

hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan

belanja tak terduga. Estimasi pertumbuhan belanja tidak langsung dari tahun

2013-2018 memiliki pertumbuhan rata- rata sebesar 6,20% dengan pertumbuhan

di tiap tahunnya yang fluktuatif. Sedangkan estimasi pertumbuhan belanja

langsung dari tahun 2013-2018 memiliki pertumbuhan sebesar 6,88%. Sehingga,

pertumbuhan belanja Kota Jambi secara keseluruhan dari tahun 2013-2018

mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 6,61%.

3.2. Pembiayaan Daerah

Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk

menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah, ketika terjadi

defisit anggaran. Sumber pembiayaan dapat berasal dari sisa labih perhitungan

Page 20: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 20

Kota Jambi

anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman obligasi, transfer dari dana cadangan

maupun hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan. Sedangkan pengeluaran

dalam pembiayaan itu sendiri adalah anggaran hutang, bantuan modal dan

transfer ke dana cadangan.

Tabel 3.5. Pembiayaan dalam APBD Kota Jambi Tahun 2008-2013

PEMBIAYAAN DAERAH TAHUN ANGGARAN

2008 2009 2010 2011 2012 2013

PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH

§ SiLPA Tahun lalu 108.014 87.603 80.813 95.354 107.671 148.238

§ Penerimaan Piutang Daerah - - - (768) - -

§ Penerimaan Kembali Penyertaan Modal

- 500 - - - -

§ Penerimaan Pinjaman (hutang) - - - - - -

Jumlah Penerimaan Pembiayaan 108.014 88.103 80.813 94.586 107.671 148.238

PENGELUARAN PEMBIAYAAN

§ Penyertaan Modal ( Investasi ) Pemerintah Daerah

1.500 - 807 - 10.000 20.000

§ Pembayaran Bunga Pinjaman Pemerintah Pusat

- - - - - -

§ Pembayan Utang Pada Pihak Ketiga

- - - - - -

§ Pembayaran Pokok Utang 1.500 3.146 7.455 1.632 1.511 1.494

Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 3.000 3.146 8.262 1.632 11.511 21.494

PEMBIAYAAN NETTO 105.014 84.957 72.551 92.954 96.160 126.744

Pada tabel penutup defisit diatas menunjukan bahwa pada tahun 2008

realisasi belanja daerah masih dibawah (lebih kecil) dari pada realisasi

pendapatan, yang berarti tidak terjadi defisit anggaran atau surplus sebesar Rp

311.185 juta . sehingga tidak diperlukan anggaran penutup defisit pada tahun

2008. Oleh karena itu SILPA tahun sebelamnya (tahun 2005) tidak dialokasikan

guna menurup defisit melainkan dialokasikan sepenuhnya sebagai penerimaan

pembiayaan pada tahun berkenaan (tahun 2008) dan akan ditambahkan SILPA

Page 21: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 21

Kota Jambi

tahun berkenaan (tahun 2008) yang selanjutnya akan menjadi bagian sisa lebih

perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya pada tahun 2009.

Sedangkan pada tahun 2011 terjadi defisit anggaran sebesar Rp 466.805

juta sehingga diperlukan anggaran penutup defisit pada tahun 2011, untuk

menutup defisit ini menggunakan SiLPA tahun 2010, sehingga penerimaan

pembiayaan pada Tahun Berkenaan (tahun 2011) berkurang sebesar defisit

pada tahun 2011.

3.3. Neraca Keuangan

Neraca keuangan daerah pada dasarnya menggambarkan kekayaan suatu

daerah. Tabel 3.5 menunjukkan bahwa pertumbuhan aset daerah dalam neraca

keuangan pemerintah Kota Jambi selama kurun waktu 2008-2012 rata-rata

sebesar 9,13 % pertahun, yaitu dari Rp 1.771 triliun pada tahun 2008 meningkat

menjadi Rp 2,507 triliun pada tahun 2012. Namun secara tahunan memperlihatkan

pertumbuhan yang fluktuatif pada tahun 2009 tumbuh sebesar 9,04 %, kemudian

turun selama dua tahun masing 5,28 % pada tahun 2010 dan 8,26 % pada tahun

2011. Sementara pada tahun 2012 meningkat kembali hingga mencapai 13,95%.

Pertumbuhan aset lancar dalam neraca keuangan selama kurun waktu

2008-2012 rata-rata mencapai 14,39 % per tahun dan sacara tahunan

pertumbuhannya terus meningkat. Pada tahun 2009 Pertumbuhan aset lancar

hanya sebesar 4,52 %, namun selama tiga tahun kemudian terus mengalami

peningkatan yang signifikan, yaitu 10,83 % pada tahun 2010 dan 13,63 % pada

tahun 2011. Suatu hal yang menggembirakan bahwa pada tahun 2012 aset lancar

mengalami peningkatan yang cukup fantastis, yaitu sebesar 28,61 % atau jumlah

aset lancar mencapai Rp 174,428 milyar.

Peningkatan aset lancar secara umum disebabkan oleh peningkatan kas

dari Rp 80,208 milyar pada tahun 2009 menurun menjadi Rp 94,843 milyar pada

tahun 2010, kemudian meningkat lagi secara drastis hingga mencapai Rp 148,190

milyar pada akhir tahun 2012. Penyebab lain peningkatan aset lancar adalah adanya

peningkatan piutang bagi hasil dengan provinsi dari Rp 6,497 milyar pada tahun

Page 22: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 22

Kota Jambi

2008 meningkat menjadi Rp 12,702 milyar pada tahun 2012. Piutang retribusi juga

berperan cukup besar dalam peningkatan aset lancar Kota jambi, dari Rp 1,198

miliar pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp 2,257 miliar pad tahun 2012.

Peningkatan ini disebabkan keberhasilan program intensifikasi sumber-sumber

retribusi Kota Jambi.

Selanjutnya Tabel 3.5. menunjukkan bahwa investasi jangka panjang

tumbuh rata-rata sebesar 26,45 persen per tahun selama kurun waktu 2008-2012.

Peningkatan investasi ini didorong oleh investasi permanen sebesar 96,24 persen

dan investasi non permanen sebesar 3,76 persen. Investasi ini ditempatkan

dibeberapa badan usaha milik daerah (BUMD) seperti Bank Jambi, PDAM dan

usaha lainnya yang dinilai mempunyai prospek yang baik.

Jumlah aset tetap dalam neraca keuangan Pemerintah Kota Jambi selama

kurun waktu 2008-2012 juga menunjukkan peningkatan rata-rata 8,57 persen per

tahun, yaitu dari Rp1,649 triliun pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp 2,289

triliun pada tahun 2012. Namun secara tahunan memperlihatkan pertumbuhan

yang fluktuatif, tahun 2009 tumbuh sebesar 9,28 persen, tahun 2010 sebesar 4,94

persen, tahun 2011 tumbuh sebesar 7,93 persen. Kemudian pada tahun 2012

aset tetap Kota Jambi mampu tumbuh sebesar 12,15 persen merupakan

pertumbuhan tertinggi selama lima tahun terkahir

Total aset tetap Kota Jambi selama kurun waktu 2008-2012 menunjukkan

peningkatan dari Rp 1,649 triliun pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp 2,289

triliun pada tahun 2012. Kontribusi terbesar dari asset tetap Kota Jambi pada

tahun 2008 didominasi oleh jalan, irigasi dan jaringan yang mencapai 41,18 % dan

menurun menjadi 39,32 % pada tahun 2012. Secara relatif kontribusi jalan, irigasi

dan jaringan memang menurun, tetapi secara absolut cenderung meningkat.

Kontribusi terbesar kedua adalah gedung dan bangunan dari Rp 323,051 milyar

atau 19,59 persen pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp 600,772 milyar pada

tahun 2012 atau 26,25 persen. Sementara kontribusi tanah memperlihatkan

kecenderungan yang meningkat secara absolut, dari Rp 379,804 miliar (23,04 %)

pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp 440,597 miliar (19,26 %) pada tahun

2012, namun secara persentase cenderung menurun.

Page 23: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 23

Kota Jambi

Tabel 3.6. Neraca Keuangan Pemerintah Kota Jambi Per 1 Januari 2008 – 31 Desember 2013

REALISASI TAHUN GR

(%) URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013

ASET LANCAR

Kas 87.810.798.023,32 80.204.241.958,09 94.843.064.090,60 107.589.204.520,00 148.190.047.809,82 139,077,589,994.64

Kas Lainnya di Kas Daerah 0,00 0,00 0,00 5.027.000,00 0,00 0.00

Kas di Bendahara

Pengeluaran

371.380.701,00 779.984.640,00 146.482.139,00 207.108.080,00 137.109.036,00 207,906,616.00

Kas Lain Di Bendaha

Pengeluaran

0,00 0,00 13.901.920,00 198.057.973,95 0,00 0.00

Kas Di Bendahara

Penerimaan

0,00 2.058.166,00 600.000,00 6.149.050,00 60.688.280,00 9,132,000.00

Piutang Pajak 2.653.825.069,00 6.843.245.561,00 6.955.750.600,00 4.738.054.310,00 5.181.001.993,00 7,369,377,532.00

Piutang Retribusi 1.198.068.601,00 1.631.632.585,00 1.826.297.401,00 2.072.517.064,00 2.257.430.479,00 2,461,752,546.00

Piutang Dana Bagi Hasil

Provinsi 6.496.841.766,30 6.906.356.991,00 8.351.773.392,00 12.033.234.501,00 12.701.676.278,00

11,242,884,093.00

Piutang Lainnya 132.684.442,00 4.684.620.586,00 556.144.120,87 2.534.379.852,00 1.372.604.087,71 7,338,340,411.00

Persediaan 4.373.231.595,00 6.644.987.794,41 6.667.603.404,42 6.246.680.881,25 4.527.875.645,74 8,347,516,913.76

Jumlah Aset lancar 103.036.830.198,22 107.697.128.281,50 119.361.617.067,89 135.630.413.232,20 174.428.433.609,27 176,054,500,106.40

Pertumbuhan Aset Lancar ( % ) - 4,52 10,83 13,63 28,61 0,93 11,70

INVESTASI JANGKA PANJANG

Investasi Non Permanen 967.725.000,00 749.330.667,00 694.487.153,57 601.657.403,27 498.731.655,22 416,156,341.10

Investasi Permanen 17.670.255.253,00 16.033.072.513,00 16.026.553.990,00 16.142.456.075,00 35.668.462.752,00 36,376,589,446.00

Jumlah Investasi Jangka

Panjang 18.637.980.253,00 16.782.403.180,00 16.721.041.143,57 16.744.113.478,27 36.167.194.407,22

36,792,745,787.10

Pert. Investasi Jangka Panjang ( % ) - 9,96 - 0,36 0,14 115,99 1,73 21,51

Page 24: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 24

Kota Jambi

ASET TETAP

Tanah 379.804.505.120,00 376.805.992.000,00 376.805.992.000,00 378.465.305.850,00 440.596.943.683,00 456,825,675,083.00

Peralatan dan Mesin 145.616.073.460,00 179.004.770.356,00 206.516.489.844,00 260.855.676.949,00 307.496.933.626,00 381,750,325,669.00

Gedung dan Bangunan 323.051.104.781,00 486.672.423.416,00 533.057.644.211,40 557.298.532.053,40 600.771.919.828,40 668,749,808,938.40

Jalan, Ingasi dan Jaringan 679.323.203.421,00 704.365.896.518,00 750.046.621.248,00 850.615.860.968,00 900.714.903.824,65 1,014,225,932,374.6

5 Aset Tetap Lainnya 107.276.454.880,00 24.516.784.543,93 24.800.872.043,93 38.960.794.896,93 39.918.605.647,93 41,766,710,922.93

Konstruksi Dalam Pengerjaan 13.842.912.509,93 30.287.860.880,00 0,00 0,00 0,00 0.00

Akumulasi Penyusutan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0.00

Jumlah Aset Tetap 1.648.914.254.171,93 1.801.653.727.713,93 1.891.227.619.347,33 2.041.196.170.717,33 2.289.499.306.609,98 2,563,318,452,987.9

8 Pertumbuhan Aset Tetap ( % ) 9,28 4,94 7,93 12,15 11,96 9,25

ASET LAINNYA

Tagihan Ganti Rugi 0,00 0,00 767.787.040,00 767.787.040,00 767.787.040,00 767,787,040.00

Aset Tak Berwujud 195.362.000,00 430.892.000,00 497.592.000,00 694.082.000,00 1.106.201.000,00 1,603,166,000.00

Aset Lainnya 0,00 3.945.412.000,00 3.945.412.000,00 4.896.613.000,00 4.896.613.000,00 4,896,613,000.00

Jumlah Aset Lainnya 195.362.000,00 4.376.304.000,00 5.210.791.040,00 6.358.482.040,00 6.770.601.040,00 7,267,566,040.00

JUMLAH ASSET DAERAH 1.770.784.426.623,15 1.930.509.563.175,43 2.032.521.068.598,79 2.199.926.179.467,80 2.506.865.535.666,47 2,783,433,264,921.48

PERT. ASSET DAERAH ( % ) - 9,04 5,28 8,26 13,95 11,03 9,51

Page 25: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 25

Kota Jambi

Kewajiban jangka pendek dan jangka panjang bagi suatu pemerintahan

pada dasarnya menggambarkan bahwa dalam percepatan pembangunan di

daerah tersebut masih membutuhkan dana dari pihak lain. Tabel 3.6 memberi

informasi bahwa hutang jangka pendek dalam neraca keuangan pemerintah

Kota Jambi mengalami penurunan yang sangat pantastis, yaitu dari Rp.

12,190 miliar pada tahun 2008 turun menjadi Rp. 10,169 miliar pada tahun

2012 atau selama kurun waktu tersebut hutang jangka pendek pemerintah

mengalami penurunan rata-rata 4,15 persen per tahun.

Munculnya hutang jangka pendek ini menyebabkan Pemerintah Kota Jambi

mempunyai kewajiban jangka pendek yaitu sebesar Rp. 12,190 milyar pada

tahun 2008. Pemerintah menyadari bahwa hutang jangka pendek, bila tidak

segera diangsur pembayarannya akan menjadi menjadi beban APBD di masa

depan. Untuk itu pada tahun 2009 pemerintah melakukan pembayaran kembali

terhadap hutang, sehingga pada tahun 2009 hutang hanya tersisa sebesar

Rp 10,251 milyar atau terjadi pengurangan hutang sebesar Rp 1,939 milyar

atau mencapai 15,91 persen, kemudian tahun 2010 hutang mengalami

peningkatan Rp 10.636 milyar, namun tahun berikutnya cenderung menurun

sehingga tahun 2012 utang jangka pendek hanya Rp.10,169 milyar.

Sedangkan hutang jangka panjang Pemerintah Kota Jambi hanya

membebani APBD sampai tahun 2009, yaitu dari Rp 150 juta pada tahun 2008

turun menjadi Rp 988 ribu pada tahun 2009 dan tahun berikutnya sudah

terlunasi semua. Dengan demikian dari perhitungan kewajiban jangka pendek

mengalami pengurangan hutang secara fantastis, hal ini merupakan suatu

prestasi bagi Pemerintah Kota Jambi. Kondisi ini harus dipertahankan,

sehingga APBD kedepan tidak lagi dibebani masalah pembayaran hutang dan

bagi generasi yang akan datang tidak mewarisi hutang dari pendahulunya.

Page 26: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 26

Kota Jambi

Tabel 3.7. Kewajiban Pemerintah Kota Jambi Per 1 Januari 2008 - 31 Desember 2013

URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013 GR (%)

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Hutang Perhitungan Pihak Ketiga 88.697.783,00 328.506.823,95 417.394.963,00 328,506,823.95 88,697,783.00 74,268,850.00

Utang Bunga dan Denda 8.764.096.264,83 8.586.623.528,05 8.586.623.528,05 8.586.623.528,05 8.586.623.528,05 8,586,623,528.05

Hutang Jangka Pendek Lainnya 2.846.043.383,00 1.493.814.350,00 1.612.454.350,00 1.510.787.350,00 1.493.814.350,00 0.00

JLH. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 12.189.785.555,83 10.251.260.567,05 10.636.472.841,05 10.425.917.702,00 10.169.135.661,05 8,660,892,378.05

Pert. Kewajiban Jangka Pendek - - 15,91 3,76 - 1,97 - 2,46 - 14,83 - 6,28

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Utang Jangka Panjang 149.791.757,00 988.403,50 0,00 0,00 0,00 0,00

JLH. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 149.791.757,00 988.403,50 0,00 0,00 0,00 0,00

JUMLAH KEWAJIBAN 12.339.577.312,83 10.252.248.970,55 10.636.472.841,05 10.425.917.702.00 10.169.135.661,05 8,660,892,378.05

Pertumbuhan Kewajiban - - 16,92 3,74 - 1,97 - 2,46 - 14,83 - 6,49

Sumber : Bagian Keuangan Kota Jambi.2014.

Page 27: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 27

Kota Jambi

Perkembangan ekuitas dana Pemerintah Kota Jambi selama tahun

2008-2012 tumbuh rata-rata sebesar 9,21 persen pertahun, dimana pada tahun

2009 tumbuh sebesar 9,21 persen, tahun 2010 sebesar 5,31 persen, tahun

2011 tumbuh sebesar 8,26 persen dan pada tahun 2012 tumbuh sebesar 14,07

persen. Pertumbuhan ini didorong ekuitas dana investasi pada tahun 2009

sebesar 9,29 persen, tahun 2010 sebesar 4,94 persen, tahun 2011 sebesar

7,89 persen dan pada tahun 2012 tumbuh sebesar 12,98 persen. Selama

kurun waktu 2008-2012 ekuitas dana investasi mengalami pertumbuhan rata-

rata sebesar 8,77 persen pertahun.

Sedangkan untuk ekuitas dana lancar selama periode 2008-2012

menunjukkan pertumbuhan rata-rata 16,29 pertahun. Pertumbuhan ini disertai

dengan peningkatan ekuitas dana lancar secara linier, hal ini digambarkan

pertumbuhan pada tahun 2009 sebesar 7,26 persen, tahun 2010 tumbuh

sebesar 11,57 persen, tahun 2011 tumbuh sebesar 15,16 persen dan pada

tahun 2012 pertumbuhan ekuitas dana lancar sangat pantastis, yaitu mencapai

31,19 persen. Peningkatan ini didorong SiLPA yang mencapai Rp. 148,238

milyar, dimana pada tahun sebelumnya hanya sebesar Rp. 107,671 miliar.

Ekuitas dana lancar yang bersumber dari SILPA ditambah cadangan

untuk piutang dan cadangan untuk persediaan dikurangi utang jangka pendek

ditambah pendapatan yang ditangguhkan, sehingga tahun 2008 jumlah ekuitas

dana lancar mencapai Rp. 90,847 milyar dan meningkat menjadi Rp. 164,259

miliyar pada tahun 2012 atau selama kurun waktu tersebut tumbuh sebesar

16,26 persen pertahun. Dengan demikian secara total jumlah kewajiban dan

ekuitas dana pada tahun 2008 mencapai Rp. 1,771 triliun dan meningkat

menjadi Rp. 2,507 triliun pada tahun 2012 dengan tingkat pertumbuhan rata-

rata sebesar 9,12 persen pertahun. Pertumbuhan tertinggi tahun 2012 sebesar

13,95 persen yang didorong oleh peningkatan investasi dalam aset tetap yang

mencapai Rp. 267 milyar pada tahun 2012 tersebut.

Page 28: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 28

Kota Jambi

Tabel 3.8. Ekuitas Dana Pemerintah Kota Jambi Per 1 Januari 2008 – 31 Desember 2013

URAIAN REALISASI TAHUN GR

( % ) 2008 2009 2010 2011 2012 2013

EKUITAS DANA LANCAR

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

(SILPA) 87.602.532.816,32 80.812.403.909,09 94.586.053.186,60 107.670.890.750,00 148.238.459.062,82 139,211,227,760.64

Cadangan Untuk Piutang 10.481.419.878,90 20.065.855.723,00 17.689.965.513.,87 21.378.185.727,00 21.512.712.837,71 9,132,000.00

Cadangan Untuk Persediaan 4.373.231.595,00 6.644.987.794,41 6.667.603.404,42 6.246.680.881,25 4.527.875.645,74 28,412,354,582.00

Dana Untuk Pembiayaan Jangka

Pendek (11.610.139.647,83) (10.080.437.878,05) (10.219.077.878,05) (10.097.410.878,05) (10.080.437.878,05) 8,347,516,913.76

Pendapatan Yang Ditangguhkan 0,00 2.058.166,00 600.000,00 6.149.050,00 60.688.280,00 (8,586,623,528.05)

Jumlah Ekuitas Dana Lancar 90.847.044.642,39 97.445.867.714,45 108.725.144.226,84 125.204.495.530,20 164.259.297.948,22 167,393,607,728.35

Pert. Ekuitas Dana Lancar (%) - 7,26 11,57 15,16 31,19 1,91 13,42

EKUITAS DANA INVESTASI

Investasi Jangka Panjang 18.637980.253,00 16.782.403.180,00 16.721.041.143,57 16.744.113.478,27 36.167.194.407,22 36,792,745,787.10

Investasi Dalam Aset Tetap 1.648.914.254.171,93 1.801.653.727.713,93 1.891.227.619.347,33 2.041.196.170.717,33 2.289.499.306.609,98 2,563,318,452,987.98

Investasi Dalam Aset Lainnya 195.362.000,00 4.376.304.000,00 5.210.791.040,00 6.358.482.040,00 6.770.601.040,00 7,267,566,040.00

Dana Untuk Pembiayaan Hutang

Jangka Pjg

(149.791.757,00) 988.403,50

0,00 0,00 0,00 0.00

Jumlah Ekuitas Dana Investasi 1.667.597.804.667,93 1.822.811.446.490,43 1.913.159.451.530,90 2.064.298.766.235,60 2.332.437.102.057,20 2,607,378,764,815.08

Pert. Ekuitas Dana Investasi (%) - 9,29 4,94 7,89 12,98 11,79 9,38

JUMLAH EKUITAS DANA 1.758.444.849.310,32 1.920.257.314.204,88 2.021.884.595.757,74 2.189.503.261.765,80 2.496.696.400.005,42 2,774,772,372,543.43

PERT. EKUITAS DANA (%) - 9,21 5,31 8,26 14,07 11,14 9,51

JUMLAH KEWAJIBAN dan EKUITAS DANA 1.770.784.426.623,15 1.930.509.563.175,43 2.032.521.068.598,79 2,199.929.179.467,80 2.506.865.535.666,47 2,783,433,264,921.48

Pert. Kewajiban dan Ekuitas Dana (%) - 9,03 5,28 8,21 13,95 11,03 9,50

Page 29: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 29

Kota Jambi

Pada neraca keuangan Pemerintah Kota jambi rasio likuiditas yang

digunakan adalah rasio lancar (current ratio) dan Quick Ratio. Rasio lancar adalah

asset lancar dibagi dengan kewajiban jangka pendek, sedang Quick Ratio adalah

asset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan kewajiban jangka pendek.

Berdasarkan formula tersebut, maka rasio likuiditas neraca keuangan Pemerintah

Kota Jambi tahun 2008-2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9. Rasio Likuiditas Neraca Keuangan Pemerintah Kota Jambi Tahun 2008-2013

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Rasio

Lancar 8,45 10,51 11,22 13,01 17,15

Quick Ratio 8,09 9,86 10,59 12,41 16,71

Sumber: Diolah dari Tabel 3.6 dan Tabel 3.7

a). Rasio Lancar (Current ratio)

Rasio Lancar (Current ratio) digunakan untuk mengetahui sampai seberapa

jauh Pemerintah Kota Jambi dapat melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin

besar Current Ratio, semakin lancar pembayaran hutang jangka pendeknya.

Angka rasio ini mengindikasikan kemampuan Pemerintah Kota Jambi untuk

memenuhi hutang jangka pendeknya.

Bila Current Ratio (CR<1,5), Berarti Pemerintah Kota Jambi akan

mengalami kesulitan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Tetapi jika

Current rastio nilai cukup besar misalnya (> 4), maka Pemerintah Kota Jambi

dapat dengan mudah mencairkan asset lancarnya untuk membayar seluruh

tagihan kewajiban jangka pendeknya.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rasio lancar tahun 2008 sebesar

8,45, tahun 2009 sebesar 10,51, tahun 2010 sebesar 11,22, tahun 2011 sebesar

13,01 dan pada tahun 2012 sebesar 17,15 Atas dasar nilai perhitungan rasio

lancar tersebut mengindikasikan bahwa Pemerintah Kota Jambi selama kurun

waktu 2008-2012 dapat dengan mudah mencairkan asset lancarnya untuk

membayar seluruh hutang atau kewajiban jangka pendeknya. Hal ini juga

Page 30: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 30

Kota Jambi

didukung oleh trend nilai rasio lancar yang cenderung meningkat dan berada pada

posisi yang aman, bahkan pada tahun 2012 meningkat tajam, maka kedepan

Pemerintah Kota Jambi tidak perlu ragu atau merasa was-was dalam mengelola

aset lancarnya, terutama yang berkaitan dengan kewajiban jangka pendek.

b). Quick Ratio

Dengan membandingkan Quick Ratio hasil perhitungan dengan rasio

temuan Dun & Bradstreet (D&B), maka quick ratio yang nilainya lebih besar dari 1

menunjukkan bahwa asset lancar (setelah dikurangi persediaan) dapat menutup

kewajiban jangka pendeknya. Sebaliknya quick ratio yang lebih kecil dari 0,75

menunjukkan bahwa Pemerintah daerah tidak mampu untuk menutup kewajiban

jangka pendeknya dengan segera. Rasio keuangan ini lebih akurat dibandingkan

rasio lancar (current ratio) karena Quick ratio telah mempertimbangkan

persediaan dalam perhitungannya.

Sebaiknya Quick Ratio tidak kurang dari 1 atau 100%. Berdasarkan

perhitungan diperoleh nilai quick ratio neraca keuangan Pemerintah Kota Jambi

tahun 2008 sebesar 8,09 tahun 2009 sebesar 9,86, tahun 2010 sebesar 10,59,

tahun 2011 sebesar 12,41 dan pada tahun 2012 meningkat tajam hingga

mencapai 16,71 Nilai rasio tersebut menunjukkan bahwa kemampuan asset lancar

Pemerintah Kota Jambi setelah dikurangi persediaan, mempunyai kemampuan

yang cukup kuat untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya.

Untuk neraca keuangan daerah, rasio solvabilitas yang digunakan adalah

rasio kewajiban terhadap asset dan rasio kewajiban terhadap ekuitas. Rasio

kewajiban terhadap asset adalah kewajiban dibagi dengan asset, sedangkan rasio

kewajiban terhadap ekuitas adalah kewajiban dibagi dengan ekuitas. Berdasarkan

formula tersebut, maka rasio solvabilitas neraca keuangan Pemerintah Kota Jambi

selama kurun waktu 2008-2012 seperti pada Tabel 3.10 berikut ini.

Page 31: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 31

Kota Jambi

Tabel 3.10.

Rasio Solvabilitas Neraca Keuangan Pemerintah Kota Jambi Tahun 2009-2012

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Rasio Kewajiban

Terhadap Asset 0,69 0,53 0,52 0,47 0,41

Rasio Kewajiban

Terhadap Ekuitas 0,7 0,53 0,53 0,48 0,41

Sumber: Diolah dari Tabel 3.7 dan Tabel 3.8

c). Rasio Kewajiban Terhadap Asset

Rasio kewajiban terhadap asset adalah suatu rasio yang membandingkan

kewajiban jangka pendek ditambah dengan kewajiban jangka panjang dan dibagi

dengan asset. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan formula

diatas diperoleh nilai rasio tahun 2008 sebesar 0,69, tahun 2009 sebesar 0,53,

tahun 2010 sebesar 0,52, tahun 2011 sebesar 0,47 dan pada tahun 2011 sebesar

0,41 Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio kewajiban terhadap

asset. Namun jika nilai rasio cukup besar atau berada diatas 0,75 maka, pihak

kreditor harus berhati-hati meminjamkan atau memberikan kredit kepada

Pemerintah daerah tersebut. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan keuangan Kota Jambi selama kurun waktu 2008-2012 cukup kuat dan

mampu membayar, bila Pemerintah Kota Jambi melakukan pinjaman ke kreditor

(lembaga keuangan).

d). Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas

Rasio kewajiban terhadap Ekuitas adalah suatu rasio yang membanding

kan antara kewajiban jangka pendek ditambah dengan kewajiban jangka panjang

dan dibagi dengan Ekuitas. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan

formula diatas diperoleh nilai rasio tahun 2008 sebesar 0,70, tahun 2009 sebesar

0,53, tahun 2010 sebesar 0,53, tahun 2011 sebesar 0,48 dan pada tahun 2012

Page 32: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 32

Kota Jambi

sebesar 0,41. Nilai rasio Ekuitas sedikit berbeda (lebih besar) dari nilai rasio

kewajiban terhadap aset (lihat Tabel 3.9).

Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio kewajiban terhadap

ekuitas, namun jika nilai rasio cukup besar atau berada diatas 0,75 maka, pihak

kreditor harus berhati-hati meminjamkan atau memberikan kredit kepada

Pemerintah daerah tersebut. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan keuangan Pemerintah Kota Jambi selama kurun waktu 2009-2012

cukup kuat dan sehat, bila Pemerintah Kota Jambi berkeinginan meminjam dana

dengan pihak kreditor.

3.4. Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan ini bertujuan untuk menghitung kapasitas riil

keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program

pembangunan jangka menengah 5 (lima) tahun ke depan. Berdasarkan proyeksi

penerimaan daerah dan belanja serta pengeluaran pembiayaan wajib dan

mengkat serta prioritas utama, maka dapat diproyeksikan kapasitas riil keuangan

daerah yang akan digunakan untuk membiayai program/kegiatan selama 5 (lima)

tahun kedepan (2013-2018) dalam Rancana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kota Jambi sebagaimana tabel 3.11.

Dari tabel 3.11 dapat dilihat bahwa selama 5 (lima) tahun kedepan periode

2013-2018 diproyeksi pendapatan daerah Kota Jambi yang terdiri dari komponen

Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang sah

mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 27,19 persen. Dari

komponen Pendapatan Asli Daerah sendiri di proyeksi terjadi peningkatan rata-

rata pertumbuhan sebesar 22,82 persen, Dana Perimbangan sebesar 31,32

persen dan Lain-lain Pendapatan yang sah sebesar 12,43 persen.

Pada komponen belanja, dari belanja tidak langsung diproyeksi untuk

lima tahun kedepan akan terjadi peningkatan sebesar hanya 18 persen

pertahun. Sedangkan belanja langsung yang membiayai belanja urusan wajib

dan urusan pilihan diproyeksi terjadi peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan

sebesar 48 persen pertahun.

Page 33: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 33

Kota Jambi

Tabel 3.11. Proyeksi Pendanaan Pembangunan Daerah Kota Jambi

Tahun 2013-2018. (Dlm Juta)

2014 2015 2016 2017 2018

A. Prognosis Pendapatan 1.220.463 1.505.000 1.795.000 2.450.000 2.880.000

1 Pendapatan Asli Daerah 175.133 225.000 260.000 315.000 375.000

2 Dana Perimbangan 857.255 1.040.000 1.280.000 1.850.000 2.200.000

3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 188.075 240.000 255.000 285.000 305.000

B. Prognosis Belanja 1.264.595 1.950.000 2.350.000 2.800.000 3.300.000

BELANJA TIDAK LANGSUNG 676.596 900.000 1.050.000 1.150.000 1.300.000

BELANJA LANGSUNG 587.999 1.050.000 1.300.000 1.650.000 2.000.000

553.452 945.262 1.167.790 1.458.303 1.753.780

1 8 Kecamatan 17.300 21.000 26.000 34.320 41.600

2 30 SKPD dan Bagian 510.906 790.899 970.834 1.171.792 1.398.087

3 Belanja Rutin SKPD 2014 25.246 133.364 170.957 252.191 314.093

34.547 104.738 132.210 191.697 246.220

1 4 SKPD 34.547 104.738 132.210 191.697 246.220

C. Prognosis Pembiayaan 44.132 445.000 555.000 350.000 420.000

No. UraianTahun (dalam jutaan rupiah)

Urusan Wajib

Urusan Pilihan

3.4.1. Kebijakan Pendapatan Daerah

Otonomi daerah menimbulkan konsekuensi terhadap Pemerintah Daerah

untuk menyelenggarakan segala urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan dalam rangka mencapai kemakmuran, kesejahteraan, dan

memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mampu memberikan kepuasan.

Untuk dapat mencapai maksud tersebut, dalam menyelenggarakan urusan

pemerintahan diperlukan kemampuan pendanaan dari pemerintah daerah

berkaitan dengan upaya melakukan optimalisasi sumber- sumber pendapatan

daerah. Pendapatan Daerah merupakan seluruh penerimaan yang berasal dari

daerah itu sendiri maupun alokasi dari Pemerintah Pusat sebagai hak pemerintah

daerah yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah Kota

Page 34: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 34

Kota Jambi

Jambi terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-

lain Pendapatan Daerah yang sah, diuraikan sebagai berikut :

a. Pendapatan Asli Daerah

Seiring dengan meningkatnya kewenangan pemerintahan yang

dilimpahkan kepada daerah guna melayani dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, tuntutan peningkatan PAD semakin besar, mengingat palayanan

kepada masyarakat selayaknya memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Kebijakan yang ditetapkan untuk meningkatkan PAD dirumuskan sebagai berikut :

1. Intensifikasi Pajak atau Retribusi daerah diantaranya melalui penyempurnaan

sistem pelayanan pajak dan retribusi daerah, optimalisasi pelaksanaan

landasan hukum yang berkaitan dengan penerimaan daerah yaitu dengan cara

memperbarui tarif pajak maupun retribusi, meningkatkan pengawasan terhadap

pemungutan pajak atau retribusi, meningkatkan koordinasi dan kerja sama

antar unit satuan kerja terkait agar penerimaan pajak atau retribusi dapat lebih

optimal, dan penagihan piutang pajak yang sulit ditagih;

2. Ekstensifikasi Pajak atau Retribusi daerah diantaranya melalui Pengkajian jenis

retribusi baru yang tidak kontra produktif terhadap kinerja perekonomian

daerah, pengkajian jenis retribusi yang tidak layak dan perlu dihapus,

pengkajian mekanisme pajak atau retribusi untuk target kelompok baru

terutama sektor-sektor ekonomi yang belum tergarap misalnya dari sektor

informal;

3. Pengelolaan BUMD yang efisien dan efektif diantaranya melalui Perbaikan

manajemen dan profesionalisme perusahaan BUMD, divestasi modal

Pemerintah Kota pada perusahaan yang merugi dan pembinaan yang

semakin intensif oleh instansi pembina.

4. Meminimalkan kebocoran pemungutan pajak maupun retribusi daerah melalui

peningkatan sistem pemungutan, sistem pengendalian dan pengawasan atas

pemungutan pendapatan asli daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi,

serta peningkatan kesejahteraan pegawai melalui pemberian insentif biaya

pemungutan.

Page 35: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 35

Kota Jambi

b. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan merupakan pendapatan pemerintah daerah yang

berasal dari pemerintah pusat. Pendapatan yang diperoleh dari dana

perimbangan pada dasarnya merupakan hak pemerintah daerah sebagai

konsekuensi dari revenue sharing policy. Konsep revenue sharing didasarkan

atas pemikiran untuk pemberdayaan daerah dan prinsip keadilan. Seiring

meningkatnya tuntutan akuntabilitas kinerja pemerintah maka kebijakan revenue

sharing harus transparan, demokratis dan adil. Terhadap dana perimbangan ini

maka kebijakan yang ditetapkan adalah :

1. Pemerintah Kota secara aktif ikut serta dalam melakukan pendataan terhadap

wajib pajak dan pendapatan lainnya yang nantinya merupakan Pendapatan

Bagi Hasil bagi Daerah.

2. Melakukan analisis perhitungan untuk menilai akurasi perhitungan terhadap

formula bagi hasil dan melakukan peran aktif berkoordinasi dengan

Pemerintah Pusat, sehingga alokasi yang diterima sesuai dengan kontribusi

yang diberikan atau sesuai dengan kebutuhan yang akan direncanakan.

c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah pendapatan

daerah yang berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah

Daerah lainnya, dan Dana Penyesuaian dan Otonomi khusus. Kebijakan yang

ditetapkan untuk pendapatan tersebut adalah aktif bekerja sama dengan

Pemerintah Provinsi Jawa Timur guna meningkatkan penerimaan dari sektor

pajak yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi.

3.4.2. Kebijakan Belanja Daerah

Dari perkembangan yang terjadi selama pelaksanaan otonomi daerah,

sistem dan mekanisme APBD selama periode 2008 – 2012 telah mengalami

perubahan. Dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun

2008 yang disempurnakan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 59

tahun 2009, mekanisme APBD menggunakan sistem anggaran kinerja. Sistem

Page 36: JAMBI KOTA - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN ...data.jambikota.go.id/dataset/d4b576e9-4858-4c6c-a5a4-ab6...RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018 BAB 3 III - 4 Kota Jambi Secara struktur,

RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018

BAB 3 III - 36

Kota Jambi

tersebut berakibat pada perencanaan penganggaran terutama pada sisi belanja

daerah yang harus terukur baik kinerja maupun jumlah kebutuhannya.

Belanja Daerah merupakan perwujudan dari kebijakan penyelenggaraan

pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang berbentuk kuantitatif.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka kebijakan belanja Pemerintah Kota

Jambi diprioritaskan untuk melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan pemerintah daerah dan diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut :

a. Peningkatan efektifitas penanggulangan kemiskinan.

b. Pemerataan Pembangunan dan Pemantapan Infrastruktur;

c. Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Pendidikan;

d. Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kesehatan;

e. Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan dan Peningkatan Pelayanan

Publik;

f. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi dengan Menciptakan Kemandirian Kerja

dan Perluasan Lapangan Kerja;

g. Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat dan upaya pemenuhan

kebutuhan dasar sarana dan prasarana pelayanan masyarakat;

h. Meningkatkan alokasi anggaran pada bidang-bidang yang langsung menyentuh

kepentingan masyarakat (public interest);

i. Mengakomodir sebanyak-banyaknya aspirasi dan kepentingan masyarakat

dalam skala mikro (bottom up);

j. Memantapkan akuntabilitas publik dan efisiensi pengelolaan belanja;

k. Menjamin terlaksananya program kegiatan skala besar dan prioritas

(dedicated program).