jalan arteri madiun.doc

Upload: endro-wibisono

Post on 14-Oct-2015

115 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangJalan merupakan prasarana transportasi darat yang berguna untuk mendukung kelancaran lalu lintas atau pergerakan kendaraan yang berupa arus menerus maupun belok. Jaringan jalan yang baik berfungsi mengurangi kemacetan, meningkatkan keamanan dan kenyamanan serta efisiensi waktu dan biaya transportasi masyarakat. Karena itu kinerja jalan sebagai parameter pelayanan jalan harus senantiasa dipertahankan pada level yang baik.Jalan arteri yang merupakan peran fital dalam menghubungkan suatu jaringan jalan dan transportasi dari satu kota ke kota lain diharuskan memenuhi semua kriteria kinerja jalan dan pelayanan jalan dengan baik pula. Jalan arteri melalui atau menuju suatu kawasan primer dan dirancang dengan kecepatan paling rendah 60 km/jam.Kota Saradan sebagai perbatasan Kabupaten Madiun juga termasuk jalan arteri penghubung antar kota yang sering dilalui transportasi jarak jauh seperti bus antar kota antar propinsi (AKAP), dan juga dilalui transportasi pengangkut barang seperti trailer dan truk merupakan jalan yang sangat padat pada jam-jam tertentu. Terlebih kota Saradan merupakan gerbang masuk kota Caruban yang diprediksikan menjadi kota yang sangat padat setara dengan kabupaten Madiun.Kondisi jaringan jalan Saradan sebagai jalan arteri disebut-sebut sebagai jalur tengkorak karena intensitas kecelakaan yang tinggi. Hal ini patut diwajarkan melihat lebar jalan pada jalur ini kurang dari 8 meter atau sebagaimana yang telah ditetapkan dalam panduan klasifikasi jalan perkotaan. Jalur disepanjang jalan Saradan juga dikelilingi oleh hutan dan banyak sepeda motor yang melalui jalan ini yang merupakan satu-satunya akses menuju pemukiman warga sekitar kota Saradan.Jalur jalan Saradan merupakan alur bus cepat antar kota antar propinsi (AKAP) yang kebanyakan berawal dari Kota Surabaya dan berakhir di Kota Jogjakarta ataupun Probolinggo. Bus-bus cepat ini melewati kota Caruban dan Madiun yang jaringan jalan kolektornya bercampur dengan jalan arteri, walaupun setelahnya terdapat ringroad.Dalam pembahasan kali ini diharapkan mampu memberikan solusi dari masalah-masalah pada jalan arteri yang melewati jalur Saradan dan Madiun.

1.2. Rumusan Masalah1. Bagaimana gambaran jalan arteri primer Saradan-Madiun?

2. Apa saja yang menjadi permasalahan jalan arteri primer Saradan-Madiun ?3. Bagaimana memberikan solusi atas permasalahan jalan arteri primer Saradan-Madiun?1.3. Tujuan1. Mengetahui gambaran jalan arteri primer Saradan-Madiun2. Mengetahui permasalahan jalan arteri primer Saradan-Madiun3. Mengetahui solusi atas permasalahan jalan arteri primer Saradan-Madiun1.4. ManfaatMelalui makalah ini dapat memberikan beberapa usul-usul dan pendapat terkait jalan arteri primer Saradan-Madiun dalam hal perbaikan jaringan jalan agar sesuai dengan klasifikasi jenis jalan yang telah ditetapkan.BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rute dan Jaringan

Transportasi umum merupakan suatu proses pengumpulan dan distribusi, bentuk jaringan transit mencerminkan pola kebutuhan yang ada. Pemilihan rumah dan tempat kerja mereka dilakukan secara terpaksa karena keberadaan jalur transit yang ada. Penumpang pilihan ialah mereka yang menggunakan angkutan umum karena lebih murah, lebih cepat dan lebih nyaman dibandingkan dengan menggunakan mobil mereka. Kelompok ini menggunakan angkutan umum hampir terbatas untuk perjalanan ke pekerjaan di CBD. (Jotin Khisty, 2006)2.2 Pilihan Rute

Pilihan rute bertujuan untuk memodelkan perilaku pelaku perjalanan dalam memilih rute yang menurutnya rute terbaik (the best route). Pada tahap ini terlibat:

a. Bangkitan perjalanan dari zona asal ke zona tujuan

b. Sebaran perjalanan, sejumlah tertentu perjalanan tersebar ke berbagai zona yang ada dalam wilayah kajian.

c. Pilihan moda tertentu yang digunakan

d. Pilihan rute, sejumlah tertentu arus perjalanan dibebankan ke ruas-ruas jalan tertentu dalam jaringan jalan yang menghubungkan sepasang zona asal dengan zona tujuan. (Fidel miro, 2005)2.3 Sistem Jaringan Jalan PrimerSistem jaringan jalan primer disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang dan struktur pengembangan wilayah tingkat nasional, yang menghubungkan simpul-simpul jasa distribusi. Jaringan jalan primer menghubungkan secara menerus kota jenjang kesatu, kota jenjang kedua, kota jenjang ketiga, dan kota jenjang dibawahnya sampai ke persil dalam satu satuan wilayah pengembangan. Jaringan jalan primer menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kesatu antar satuan wilayah pengembangan. Jaringan jalan primer tidak terputus walaupun memasuki kota. Jaringan jalan primer harus menghubungkan kawasan primer. Suatu ruas jalan primer dapat berakhir pada suatu kawasan primer. Kawasan yang mempunyai fungsi primer antara lain: industri skala regional, terminal barang/pergudangan, pelabuhan, bandar udara, pasar induk, pusat perdaganagan skala regional. (Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan di Wilayah Perkotaan)2.4 Jalan Arteri PrimerJalan Arteri Primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang ke satu dengan kota jenjang ke satu yang terletak berdampingan atau menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua. (Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan di Wilayah Perkotaan).

Jalan arteri primer menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut:

a. Menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan

b. Menghubungkan antarpusat kegiatan nasional, sebagai contoh Jalur Pantura yang menghubungkan antara Sumatera dengan Jawa di Merak, Jakarta, Semarang, Surabaya sampai dengan Banyuwangi merupakan arteri primer. (http://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_arteri_primer)

2.5 Karakteristik Jalan Arteri Primera. Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam puluh) kilometer per jam (km/h);

b. Lebar Daerah Manfaat Jalan minimal 11 (sebelas) meter;

c. Jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien; jarak antar jalan masuk/akses langsung minimal 500 meter, jarak antar akses lahan langsung berupa kapling luas lahan harus di atas 1000 m2, dengan pemanfaatan untuk perumahan;

d. Persimpangan pada jalan arteri primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan volume lalu lintas dan karakteristiknya;

e. Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu lalu lintas, marka jalan, lampu lalu lintas, lampu penerangan jalan, dan lain-lain;

f. Jalur khusus seharusnya disediakan, yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat lainnya;

g. Jalan arteri primer mempunyai 4 lajur lalu lintas atau lebih dan seharusnya dilengkapi dengan median (sesuai dengan ketentuan geometrik);

h. Apabila persyaratan jarak akses jalan dan atau akses lahan tidak dapat dipenuhi, maka pada jalan arteri primer harus disediakan jalur lambat (frontage road) dan juga jalur khusus untuk kendaraan tidak bermotor (sepeda, becak, dll). (http://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_arteri_primer)

i. Jalan arteri primer dalam kota merupakan terusan jalan arteri primer luar kota.

j. Jalan arteri primer melalui atau menuju kawasan primer.

k. Jalan arteri primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60

km/jam.

l. Lebar badan jalan arteri primer tidak kurang dari 8 meter

m. Lalu lintas jarak jauh pada jalan arteri primer adalah lalu-lintas regional. Untuk

itu, lalu lintas tersebut tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik, dan lalu lintas

lokal, dari kegiatan lokal.

n. Kendaraan angkutan barang berat dan kendaraan umum bus dapat diizinkan

melalui jalan ini.

o. Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi secara efisien. J arak antar jalan

masuk/akes langsung tidak boleh lebih pendek dari 500 meter.

p. Persimpangan pada jalan arteri primer diatur dengan pengaturan tertentu yang

sesuai dengan volume lalu lintasnya.

q. Jalan arteri primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas

rata-rata.

r. Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya lebih besar dari fungsi jalan

yang lain.

s. Lokasi berhenti dan parkir pada badan jalan seharusnya tidak diizinkan.

t. Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu, marka, lampu

pengatur lalu lintas, lampu penerangan jalan dan lain-lain.

u. Jalur khusus seharusnya disediakan yang dapat digunakan untuk sepeda dan

kendaraan lambat lainnya.

v. Jalan arteri primer seharusnya dilengkapi dengan median. (Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan di Wilayah Perkotaan)2.6 Jalan KabupatenYang termasuk kelompok jalan kabupaten adalah:

a. Jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan propinsi.

b. Jalan lokal primer

c. Jalan sekunder dan jalan lain yang tidak termasuk dalam kelompok jalan nasional,

jalan propinsi dan jalan kotamadya.

Penetapan status suatu jalan sebagai jalan kabupaten dilakukan dengan Keputusan

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, atas usul Pemerintah Daerah Tingkat II yang bersangkutan. (Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan di Wilayah Perkotaan)BAB III

PEMBAHASAN3.1 Arteri Primer Saradan-MadiunJalan arteri primer Saradan-Madiun merupakan jalur tengkorak yang termasuk perbatasan Kabupaten Madiun dan juga termasuk dalam Sub Satuan Wilayah Pembangunan (SSWP) Kota Madiun sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK). Sudah seharusnya jalan arteri primer Saradan diperhatikan mengingat fungsinya sebagai pusat pelayanan kawasan, karena jalur jalan arterinya mencakupi wilayah perkotaan seperti Jiwan, Dolopo, Wungu, Madiun, Balerejo. Berikut ini adalah zoom jalan arteri primer SaradanGambar 3.1 Satelit Jalan Arteri Primer SaradanGambar di atas adalah jalan arteri primer saradan yang dilalui bus cepat Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dari arah kota Nganjuk. Arteri Saradan ini melalui kota Balerejo, Caruban, dan Madiun. Jalur ini melewati hutan Saradan yang kondisinya berupa tanjakan dan turunan dengan lebar jalan yang sempit dan dilalui bermacam-macam kendaraan baik dari arah kota Madiun menuju arah kota Nganjuk ataupun sebaliknya.Gambar 3.2 Alur Berkelok Melewati Hutan Saradan

Gambar 3.3 Jalur Arteri Primer Saradan-Sudirman-Belerejo-Madiun

Bila ditinjau dari peta maka akan terlihat garis jalan arteri primer Saradan-Madiun yang terhubung dengan jalan arteri primer mulai dari Kota Surabaya.

Gambar 3.4 Peta Jalan Arteri Primer Saradan-Madiun

Gambar 3.5 Jalur Arteri Primer dari Surabaya Menuju Madiun3.2 Kemacetan pada Jalan Arteri Primer Saradan-MadiunJalan ini menjadi sering terjadi kemacetan di jalur Wilangan-Saradan. Bila ditelaah penyebabnya dari arah Nganjuk, jalan berbelok menurun ke kiri, kemudian akan terhadang perlintasan rel KA. Belokan ke kanan kembali ketika memasuki jembatan perbatasan Nganjuk-Madiun. Setelah jembatan jalur tanjakan sepanjang 200 meter sudah menanti. Belum lagi 1 km ke depan ada jalur rel K.A. Dengan kepadatan yang tinggi, bila waktunya Kereta Api lewat bisa dipastikan kemacetan parah akan terjadi. Dan berbahaya bagi kendaraan berbeban berat yang menanjak.

Gambar 3.6 Tanjakan Jalan Wilangun-Saradan

Gambar 3.7 Jalur Berbelok Wilangun-Saradan

Jalan raya Saradan-Madiun, Jawa timur sering terjadi macet bahkan ekornya hingga mencapai depan pasar Caruban dan pangkalnya hingga ke arah Kabupaten Nganjuk. Perjalanan yang dapat ditempuh sekitar 30 menit terkadang menjadi 3 jam, hal ini sangat tidak sesuai mengingat jalan ini adalah merupakan arteri primer dengan kecepatan terendah 60 km/jam dan sangat tidak boleh terjadi kemacetan total. Lebar jalan saradan adalah kurang dari 800 meter, hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan arus yang berlawanan. Terlebih lagi kendaraan yang melewati jalan ini adalah kendaraan besar dan cepat serta nekat seperti bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP). Terkadang kendalanya ada pada saat bus cepat ini akan menyalip trailer atau truk yang berada didepannya, namun karena jalan yang begitu sempit maka bus cepat tidak jarang memakan semua badan jalan termasuk dari arah yang berlawanan.

Gambar 3.8 Kemacetan di Jalan Arteri Primer Saradan-Madiun

Lalu lintas di jalur Saradan-Madiun sangat padat, bahkan sejumlah titik terjadi kemacetan panjang. Antrian kendaraan roda dua dan empat dapat menjacapai kurang lebih 15 km. Akibat kemacetan yang relatif sangat panjang tersebut tidak jarang terjadi kecelakaan, titik rawan kecelakaan tersebut tersebar di semua jalur arteri yang menghubungkan Kabupaten Madiun hingga Kabupaten Magetan dan Probolinggo. Menurut data kepolisian setempat di wilayah Kabupaten Madiun terdapat 12 titik rawan kecelakaan atau biasa disebut jalur tengkorak, diantaranya jalur Saradan - Madiun sepanjang 25 KM dengan daerah titik rawan di Kilometer (KM) 134-135 Desa Nampuh, Kecamatan Gemarang, dan KM 138 - 142 Desa Sidorejo, Kecamatan Saradan.

Gambar 3.9 Kepadatan di Jalan Arteri Primer Saradan-Madiun3.3 Kondisi Jalan Arteri Primer MadiunSetelah melewati jalur arteri primer di wilayah Saradan maka jalur yang akan dilewati berikutnya bila awal perjalanan dimulai dari arah Surabaya adalah kota Caruban. Kota ini merupakan bagian dari kabupaten Madiun yang alan menjadi kota karesidenan. Bus cepat Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) akan memasuki terminal Caruban setelah melewati hutan Saradan.

Gambar 3.10 Terminal Caruban

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa jalur arteri primer Caruban hingga ke kota Madiun selalu dilewati juga kendaraan roda dua ataupun roda empat ber plat AE (warga sekitar) yang seharusnya tidak melewati jalan arteri primer. Namun karena keberadaan arteri primer yang sudah melintang ditengah kota ini menimbulkan potensi macet karena bus cepat dan truk juga melalui jalan yang sama.

Gambar 3.11 Arah Pergerakan Jalur Arteri Melewati Kota

Gambar 3.12 Jalan Arteri Primer Saradan-Madiun Membelah Kota MadiunRing road kota Madiun juga telah dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang melewati jalan arteri primer, namun tetap saja terkadang warga sekitar juga berkendara melewati ring road tersebut.

Gambar 3.13 Ring Road Madiun

Gambar 3.14 Fly Over Madiun

3.4 Usulan Solusi Permasalahan Jalan Arteri Primer Saradan-MadiunUntuk mengatasi permasalahan jalan arteri primer Saradan-Madiun dari kemacetan, kecelakaan, dan belum terpenuhinya syarat-syarat sebagai Jalan Arteri Primer. Maka berikut beberapa usulan atau solusi yang bisa dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan pelayanan jalan arteri primer Saradan-Madiun.a. Memperlebar Jalan Arteri Primer di Wilayah SaradanHal ini mungkin telah diterapkan oleh pemerintah Kabupaten Madiun, yakni memperlebar jalan arteri primer Saradan. Namun perlu diingat bahwa memperlebar jalan saja tidak cukup, tetapi bagaimana menjadikan jalan tersebut berfungsi selayaknya jalan arteri primer.

Gambar 3.15 Pelebaran Jalan Arteri Primer Saradan

Gambar 3.16 Jalan Arteri Primer Saradan Setelah Pelebaran

Walaupun jalan arteri primer Saradan-Madiun telah diperlebar namun tetap saja terjadi kemacetan, ini disebabkan jalan tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya jalan arteri primer selain karena tidak terdapat fasilitas juga dikarenakan tidak ada jalan kolektor yang mendukung.b. Penambahan Fasilitas di Sepanjang Jalan Arteri PrimerSeperti dikatakan sebelumnya bahwa disepanjang jalan arteri primer Saradan-Madiun nyaris tidak terdapat rambu lalu lintas, bahkan penerangan jalanpun sangat minim. Hal ini sangat mengkhawatirkan pengendara yang lewat terlebih pada saat malam hari. Kenyamanan dan keamanan harus diutamakan untuk kelas jalan arteri primer.

Marka jalan juga perlu dilengkapi, bahkan seharusnya dibuat median jalan agar jalur cepat ini tidak memakan badan jalan dari arah yang berlawanan. Sehingga jalur Saradan tidak lagi terkenal dengan salah satu jalan yang termasul jalur tengkorak di Indonesia.

c. Pembangunan Jalan Kolektor / Frontage RoadHal yang paling penting sebagai solusi segala masalah pada jalan arteri primer Saradan-Madiun ini adalah pembuatan jalan kolektor disekitar jalan arteri atau lebih tepatnya frontage road yakni jalan yang berada di kedua sisi jalan arteri primer yang digunakan untuk transportasi lokal disekitar Wilayah saradan ataupun Madiun. Sehingga kendaraan roda dua dan empat yang menempuh perjalanan dekat tidak mengganggu kendaraan seperti bus cepat, trailer dan truk yang menempuh perjalanan jauh.Solusi ini tidak hanya diterapkan pada wilayah Saradan saja namun juga baik diterapkan di Kota Madiun, agar arus lalu lintas berjalan lancar. Inilah satu-satunya solusi bagi jalan arteri primer yang terlanjur melintang di tengah Kota Madiun.

Gambar 3.17 Contoh Penataan Jaringan Jalan di Kota Madiun

Gambar 3.18 Ilustrasi Jalan Arteri Saradan dengan Frontage Road

Gambar 3.19 Contoh Frontage Road

d. Solusi-Solusi yang di tetapkan pemerintah Kabupaten Madiun1) Kebijakan dan strategi pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi, meliputi a. kebijakan dan strategi jaringan jalan; dan

b. kebijakan dan strategi jaringan kereta api.

2) Kebijakan jaringan jalan, meliputi :

a. pengembangan dan pemantapan jaringan jalan dalam mendukung sistem perkotaan, mendorong pertumbuhan dan pemerataan wilayah dengan memperhatikan tingkat pelayanan, daya dukung lingkungan hidup dan karakteristik rawan bencana;

b. pengembangan sistem jaringan jalan yang terintegrasi dengan infrastruktur pendukung pertumbuhan wilayah; dan

c. pengembangan sistem angkutan umum secara lebih merata di seluruh Kabupaten Madiun.

3) Strategi untuk pengembangan dan pemantapan jaringan jalan dalam mendukung sistem perkotaan, mendorong pertumbuhan dan pemerataan wilayah dengan memperhatikan tingkat pelayanan, daya dukung lingkungan hidup dan karakteristik rawan bencana :

a. memantapkan jaringan jalan yang sudah ada dan/ atau pembangunan jalan arteri, jalan kolektor maupun jalan lokal baru untuk meningkatkan aksesibilitas dan keterkaitan antar wilayah;

b. memantapkan jaringan jalan yang sudah ada pada kawasan perkotaan;

c. memantapkan jaringan jalan yang sudah ada dan/ atau pembangunan jalan baru pada wilayah strategis kawasan agro, kawasan wisata, dan kawasan penunjang kegiatan pertambangan panas bumi;

d. memantapkan jaringan jalan yang sudah ada dan/ atau pembangunan jalan baru pada jalur tembus potensial lintas kabupaten;

e. mengendalikan pengembangan kawasan rencana jalan bebas hambatan ruas Ngawi Kertosono guna mendukung perkembangan antar wilayah; dan

f. mengatur dan merencanakan pemisahan moda transportasi di wilayah perkotaan Mejayan melalui jalan lingkar luar, jalan lingkar tengah dan jalan lingkar dalam.

4) Strategi untuk pengembangan infrastruktur pendukung pertumbuhan wilayah yang terintegrasi dengan sistem jaringan jalan, meliputi :

a. meningkatkan infrastruktur pendukung dan pelayanan terminal penumpang yang memadai di perkotaan Mejayan;

b. mengembangkan infrastruktur dan pelayanan terminal barang di jalur jaringan jalan arteri;

c. mengembangkan infrastruktur dan pelayanan terminal agrobis di pusat kawasan agro;

d. melakukan kajian analisa dampak lalu lintas pada setiap pembangunan kawasan yang menimbulkan bangkitan/ tarikan.

5) Strategi untuk pengembangan angkutan umum secara lebih merata di seluruh Kabupaten Madiun, meliputi :

a. mengembangkan angkutan umum yang terintegrasi antara Kabupaten Madiun dengan kabupaten dan kota sekitar; dan

b. mengembangkan angkutan umum antar kecamatan dan pusat-pusat pertumbuhan di Kabupaten Madiun secara terintegrasi dengan memisahkan antara angkutan jarak jauh dan jarak pendek maupun sedang.

6) Kebijakan dan strategi jaringan kereta api, meliputi :

a. pengoptimalan dan pengembangan sistem jaringan jalur kereta api umum; dan

b. pengembangan stasiun kereta api.

7) Strategi untuk pengoptimalan dan pengembangan sistem jaringan jalur kereta api umum, meliputi :

a. mengembangkan jaringan jalur ganda kereta api umum; dan

b. mengembangkan kereta api komuter yang menghubungkan dengan kabupaten dan kota sekitar.

8) Strategi untuk pengembangan stasiun kereta api, meliputi :

a. meningkatkan infrastruktur pendukung dan pelayanan di stasiun kereta api; dan

b. mengembangkan stasiun kereta api sebagai stasiun pemberhentian dan keberangkatan.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Jalan arteri primer Saradan-Madiun yang menghubungkan arah dari kota Surabaya ke arah Jogjakarta dan seterusnya, seringkali dilewati bus cepat Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dan kendaraan besar lainnya seperti truk dan trailer. Jalan arteri primer ini terkenal sabagai salah satu jalur tengkorak karena sering terjadi kemacetan dan kecelakaan, sebuah hal yang sangat tidak layak untuk sekelas jalan arteri primer. Pada jalan arteri Saradan ini lebar jalan tidak memenuhi klasifikasi peraturan jalan arteri primer yakni