,jalaluddin menuj agama madani -...

3
I(OMPAS o Senin 8 9 10 11 o Se/asa 0 Rabu o Kamis 0 Jumat o Sabtu Minggu 23 17 18 19 4 S (i) 7 20 21 22 23 24 2S 26 12 13 14 1S 27 28 29 30 31 OJan ePeb OSep OOId OHov ODes o Mar OApr OMei OJun OJu/ 0 Ags Hingga kini Indonesia masih saja tak lepas dari konflik antarumat beragama. Agama, yang semestinya bersemangat pembebasan dan menebarkan kedamaian bagi sesama manusia, ternyata justru kerap memicu pertentangan, bahkan mengusik keutuhan bangsa yang majemuk ini. Bagaimana jalan keluarnya? OLEH ILHAM KHOIRI -- DAN MYRNA RATNA "Kita perlu mengembangkan pe- mahaman agama madani. lni bu- kan agama baru, melainkan pe- mahaman yang mengambil nilai-nilai uni- versal dalam setiap agama dan berkon- sentrasi memberikan sumbangan bagi ke- manusiaan dan peradaban," kata Jala- luddin Rakhmat (62), cendekiawan Mus- lim asal Bandung. Kang Jalal-demikian sapaan akrab- nya-fasih mengulas hal ini. Maklum saja, dia punya pengalaman bergumul dengan persoalan hubungan antaragam a , meng- kaji berbagai pemikiran keagamaan, ber- jumpa banyak tokoh dunia, serta menulis sejumlah buku. Dia juga aktif mengajar di kampus dan mengentalkan gagasan plu- ralisme lewat sejumlah lembaga keaga- maan. "Pemahaman agama madani paling eo- cok untuk dikembangkan dalam kehi- dupan modern dan dernokratis, seperti di Indonesia sekarang ini," katanya ketika ditemui setelah memberikan ceramah ke- agamaan di Paramadina, Pondok Indah, Jakarta Selatan, pertengahan Januari la- lu. Bagaimana persisnya pemahaman aga- ma madani itu? Kang Jalal mengutip filsuf kelahiran Swiss, Jean Jacques Rousseau, yang hidup pada zaman Revolusi Perancis (abad ke-l~ Masehi). Ketika menceritakan ,Jalaluddin Menuj Agama Madani Kllplng Hum•• Onpad 2011

Upload: lamdat

Post on 09-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ,Jalaluddin Menuj Agama Madani - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/kompas-20110206-jal...Tazkia Sejati, Islamic College for Advanced Studies (ICAS-Parama-dina),

I(OMPASo Senin

8 9 10 11o Se/asa 0 Rabu o Kamis 0 Jumat o Sabtu • Minggu

2 317 18 19

4 S (i) 720 21 22 23 24 2S 26

12 13 14 1S27 28 29 30 31

OJan ePeb OSep OOId OHov ODesoMar OApr OMei OJun OJu/ 0Ags

Hingga kini Indonesia masihsaja tak lepas dari konflikantarumat beragama. Agama,yang semestinya bersemangatpembebasan dan menebarkankedamaian bagi sesamamanusia, ternyata justru kerapmemicu pertentangan, bahkanmengusik keutuhan bangsayang majemuk ini. Bagaimanajalan keluarnya?

OLEH ILHAM KHOIRI-- DAN MYRNA RATNA

"Kita perlu mengembangkan pe-mahaman agama madani. lni bu-kan agama baru, melainkan pe-

mahaman yang mengambil nilai-nilai uni-versal dalam setiap agama dan berkon-sentrasi memberikan sumbangan bagi ke-manusiaan dan peradaban," kata Jala-luddin Rakhmat (62), cendekiawan Mus-lim asal Bandung.

Kang Jalal-demikian sapaan akrab-nya-fasih mengulas hal ini. Maklum saja,dia punya pengalaman bergumul denganpersoalan hubungan antaragama, meng-kaji berbagai pemikiran keagamaan, ber-jumpa banyak tokoh dunia, serta menulissejumlah buku. Dia juga aktif mengajar dikampus dan mengentalkan gagasan plu-ralisme lewat sejumlah lembaga keaga-maan.

"Pemahaman agama madani paling eo-cok untuk dikembangkan dalam kehi-dupan modern dan dernokratis, seperti diIndonesia sekarang ini," katanya ketikaditemui setelah memberikan ceramah ke-agamaan di Paramadina, Pondok Indah,Jakarta Selatan, pertengahan Januari la-lu.

Bagaimana persisnya pemahaman aga-ma madani itu? Kang Jalal mengutip filsufkelahiran Swiss, Jean Jacques Rousseau,yang hidup pada zaman Revolusi Perancis(abad ke-l~ Masehi). Ketika menceritakan

,Jalaluddin

MenujAgamaMadani

Kllplng Hum•• Onpad 2011

Page 2: ,Jalaluddin Menuj Agama Madani - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/kompas-20110206-jal...Tazkia Sejati, Islamic College for Advanced Studies (ICAS-Parama-dina),

JALALUDDINRAKHMAT

• Lahir: di Bandung, 29 Agustus 1949• Pendidikan:

- IImu Komunikasi (FakultasPublisistik) UniversitasPadjadjaran (Un pad) Bandung

- "Master of Science" untuk Jurus-an Komunikasi dan Psikologi,Iowa State University, AmerikaSerikat

- Doktor bidang politik dariAustralian National UniversityAustralia '

• Pekerjaan dan kegiatan:- Dosen di Fakultas IImu Komu-

nikasi dan Pascasarjana Unpad- Pengajar Mysticism (lrfan/Tasa-

wuf) di Islamic Cotiege for Ad-vanced Studies (lCAS) UniversitasParamadina

- Kepala SMU Plus Muthahhari Ban-dung

- Ketua Dewan Syura Ikatan Ja-maah Ahlul Bait Indonesia (ljabi)

- Mendirikan Pusat Kajian TasawufTazkia Sejati, Islamic College forAdvanced Studies (ICAS-Parama-dina), dan Islamic Cultural Center(ICC) di Jakarta

• Buku (antara lain): Metodologi Pe-nelitian Komunikasi (1984), Psiko-logi Komunikasi (1985), Islam AI-ternatif (1986), Islam AktualQ991), Renungan-Renungan Sufls-tik (1991), Reformasi Sufistik(1998), Jalaluddin Rakhmat Menja-wab Soal-Soallslam Kontemporer(1998), Meraih Cinta IIahi: Pence-rahan Sufistik (1999), Tafsir SufiAI-Fatihah (1999), Rekayasa Sosial:Reformasi Atau Revolusi? (1999),Rindu Rasul (2001), Dahulukan Akh-lak Di Atas Fikih (2002), PsikologiAgama (2003), Meraih Kebahagiaan(2004), Belajar Cerdas BerbasiskanOtak (2005), Memaknai Kematian(2006), Islam dan Pluralisme, Akh-lak AI-Quran dalam Menyikapi Per-bedaan (2006).

gagasan kontrak sosicil, Rousseau menye-but la religion civile (agama civil), sebagaipemahaman yang paling cocok bagi ke-hidupan modern. Ini pengembangan daridua tipe sebelumnya, yaitu agama yangmenyatukan kebangsaan serta againa in-stitusional-sebagaimana dianut banyakorang sekarang.

Berangkat dari tafsir atas pemikiran itu,Kang Jalal mengusung wacana agama ma-dani dan memetakan fenomena pema-haman keislaman di Indonesia Bagi dia,ada tiga jenis pemahaman Islam: Islamfiqhiy, Islam siyasiy, dan Islam madani.Islam madani merupakan pencapaianakhir dari dua tahapan pemikiran se-belumnya.

Islamfiqhiy memusatkan perhatian pa-da ajaran fikh yang dipraktikkan seha-ri-hari. Islam menjadi sangat ritual. Ke-salehan diukur dari ritual. Pemahaman iniumumnya hanya memandang kelompok-nya yang benar dan orang lain. salah."Islamnya itu rahmatan limutamadzhibinatau rahmat bagi mazhabnya saja,"katanya .

Setelah itu berkembang Islam siyaszyatau Islam politik, Menjadikan Islam se-bagai kegiatan politik, pemahaman inimemusat pada perjuangan untuk merebutkekuasaan lewat konsep negara Islam,menegakkan syariat Islam, atau mendi-rikan khilafah. Keselamatan bukan untuksekelompok Islam, tetapi untuk seluruhumat Islam, rahmatan lilmuslimin.

Bagi Islamfikhiy, kaum Muslimin mun-dur karena dianggap meninggalkan AlQuran dan Sunah. Untuk maju, kita mestikembali berpedoman kepada dua sumberitu. Mereka meyakini bahwa zaman paraNabi dan sahabatnya adalah zaman palingideal.

Islam politik melihat kemunduranumat Islam akibat dominasi dan kon-spirasi Barat yang menghancurkan Islam.Mereka mengajak kita kembali merujukzaman Islam menguasai seluruh dunia,yaitu masa khilafah Ustmaniyah. Itu di-anggap zaman ideal yang harus diper-juangkan lagi.

Kedua pemikiran itu mengantarkan ki-ta pada Islam madani. Semua agama bisabertemu, dengan mengkaji apa yang bisakita sumbangkan bagi kemanusiaan danperadaban. Ada usaha untuk mengambilnilai-nilai universal dalam setiap agama,

Wacana Islam madani berpusat padakasih sayang kepada sesama manusia se-hingga Islam menjadi rahmat bagi semuaorang, rahmatan liralamin. Kesalehan di-

ukur dari kadar cinta-seseerang-kepadasesama. Setiap pemeluk agama bisa mern-berikan makna dalam kehidupannya de-ngan berkhidmat pada kemanusiaan.

Jika Islam fiqhiy itu berku t padaurusanfikh dan Islam siyasiy pada politik,Islam madani berpusat pada karakter, akh-lak. Tujuannya untuk membangun akhlakyang baik pada sesama manusia dalamkehidupan yang majemuk.

Perjalanan pribadiKetiga pemahaman itu dialami Kang

Jalal dalam perjalanan hidupnya Dia be-sar dalam keluarga Nahdlatul Ulama (NU)di Cicalengka, Kabupaten Bandung, JawaBarat. Saat kecil dia ditinggalkan ayahnyapergi ke Sumatera untuk perjuangan Is-lam. Ayahnya aktif dalam Partai SyarikatIslam Indonesia (pSII) yang bercorak Is-lam politik.

Jalal melanjutkan sekolah di Kota Ban-dung. Dia berkenalan dengan paham PER-SIS (persatuan Islam) yang menurutnyasangat fikhiyah, dan kemudian menjadikader Muhammadiyah. "Saya per ah ber-usaha mengubah masjid NU di kampungmenjadi masjid Muhammadiyah. Caranya,dengan menyingkirkan beduk. Ketika maushalat Jumat, jemaah masjid itu kehi-langan beduknya," katanya mengenang.

Jalal muda lantas bersentuhan dengankelompok-kelompok yang dulu bergabungdengan Masyumi yang kental warna po-litiknya Dari berbagai pelatihan, tumbuhkeinginan untuk melanjutkan perjuanganayah mendirikan sistem politik Islam. Ke-tika melanjutkan studi S-2 ke Iowa StateUniversity, Amerika Serikat, tahun 1980,dia juga terpengaruh gagasan IkhwanulMuslimin.

Pulang ke Tanah Air, Jalal menerbitkanbuku-buku dari Ikhwanul Muslirnin, se-perti karya Hasan Al-Banna, tokoh gariskeras dari Mesir. Hingga tahun 1990-andia aktif memperjuangkan syariat Islam,terutama lewat pelatihan di kampus-kam-pus. "Saya termasuk penentang asas tung-gal Pancasila karena merupakan produksekuler," katanya.

Dia pernah berdebat dengan Nurcho-lish Madjid (almarhum) di ITB. Cak Nurmewakili cendekiawan sekuler pr peme-rintah, sementara Jalal dikelompokkansebagai fundamentalis antipemerintah."Saya sempat dipanggil Bakorstanasda, ba-gian dari Pangkopkamtib, dan diberhen-tikan sebagai dosen oleh Dekan Univer-sitas Padjadjaran," katanya

Pemahaman keagamaan Kang Jalalbergeser secara perlahan, terutama setelahdiundang Cak Nur untuk ikut mengisiacara-acara kajian di Paramadina tahun1990-an. Dia juga banyak berdiskusi de-ngan kelompok Islam modernis, sepertiAlwi Shihab, Gus Dur, dan Dawam Ra-hardjo.

Di luar itu, saat mengikuti konferensiinternasional di Kolombo, dia bertemudengan sejumlah ulama Syiah yang mem-bawa perspektif Islam lain yang masukakal dan sangat pluralistik. Pulang keIndonesia, dia bawa buku-buku Syiah danmenerbitkannya lewat Mizan.

Salah satunya, buku-buku Ali Syariatiyang menempatkan ideologi Islam bukanuntuk menegakkan syariat, melainkan un-tuk menentang kezalirnan, penindasan.

Page 3: ,Jalaluddin Menuj Agama Madani - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/kompas-20110206-jal...Tazkia Sejati, Islamic College for Advanced Studies (ICAS-Parama-dina),

Pemikir Syiah lain, Murtadha Muthtah-hari, punya pandangan pluralis. Bagi dia,Tuhan adil sehingga pasti memberi pahalabagi siapa pun yang berbuat baik, apa punagamanya Hukuman diberikan kepadayang berbuat jahat, apa pun agamanya

"Apakah menolong orang menjadi amalsaleh karena pelakunya Muslim, dan men-jadi amal salah karena pelakunya orangbukan Islam? Amal itu baik pada dirinyaSemua itu menggugah saya," katanya

Kang Jalal akhirnya menjadi cende-kiawan Muslim yang mengembangkangagasan Islam madani yang pluralis. Bagidia, semua kelompok agama itu selamat,dan kelebihannya ditentukan oleh amalsaleh dan kontribusinya terhadap kema-nusiaan.

Belakangan, dia juga suntuk menekunitasawuf, jenis keislaman yang dasarnyacinta Dengan ' cinta, setiap agama bisabertemu dan berbicara pada bahasa yangsama, memasuki kebun yang sama, baikitu Islam, Buddha, Kristen, Katolik, mau-pun Hindu.

IndonesiaKetiga pemahaman Islam tadi tumbuh

di Indonesia Islam siyasiy tampak bangkitlagi lewat partai-partai politik Islam sertadalam kelompok keagamaan di kam-pus-kampus umum. Islamfiqhiy juga ma-sih ada meski mulai berkurang. Beberapaorganisasi masih bertahan dengan Islamfikh.

Namun, Islam madani juga berkern-bang. Secara umum masyarakat sudahbertambah pluralis. Keterbukaan lewatinternet membuat orang mudah merna-hami kelompok lain. Itu pengantar efektifuntuk mendorong orang menjadi pluraIisdalam kehidupan global.

"Ketiga jenis Islam itu bertarung dalamwacana, tapi kadang memercik dalam tin-dakan kerusuhan. Itu terjadi jika dibakaroleh kelompok kepentingan tertentu,' ka-tanya.

Kang Jalal menilai agama madani sa-ngat pas dikembangkan di Indonesia, Pe-mahaman ini bisa menyatukan bangsayang sudah lama tercabik-cabik oleh pa-ham keagamaan. "Kita bisa tingkatkantoleransi itu dari saling menghakimi, men-jadi memahami, dan kemudian salingmengalami Pada tingkat paling tinggi, kitamenikmati kehadiran orang lain dalamkehidupan,' katanya

Bagaimana pemerintah berperan me-ngembangkan pluralisme? "Buat kita, ituanjuran. Buat pemerintah, itu keharusan,'katanya

Secara moral, pemerintah wajib me-lindungi kelompok minoritas denganmemberi hak dan peluang yang samaPemerintah mestinya bersikap tegas da-lam melindungi kelompok-kelompok mi-noritas.

Pluralisme juga bisa dikembangkan le-wat sistem pendidikan. Akhlak atau ka-rakter yang baik, seperti penghargaan ke-pada orang lain atau sikap empati ter-hadap sesama, bisa ditanamkan lewatprogram-program pelatihan di sekolah,Pendidikan paling layak disebut pendi-dikan karena mengajarkan karakter.

Menurut Jalal, secara keseluruhan ne-gara memang masih lemah. "State sudahmenetapkan sesuatu, katakanlah un-dang-undang yang melindungi kebebasanberagama, tapi tak jalan di lapangan. Me-nurut UUD 1945, tak boleh ada satukelompok agama diserang hanya karenabeda mazhab. Tapi, penyerangan itu ter-jadi," ujarnya.

Negara lemah karena hukum kita le-mah. Hukum lemah karena politik In-donesia itu ditentukan hubungan dan ke-pentingan kelompok, Pemerintah, kataKang Jalal, lebih mempertimbangkan ke-pentingan politik, bukan lagi undang-un-dang yang membela hak asasi manusia

KEHIDUPAN•mlIntelektual yang Memb

Jalaluddin Rakhmat termasuk intelektual yang membumi. I{ia tekunmenuliskan pemikirannya lewat puluhan buku, terutama se utar ke-islaman. Lebih dari itu, dia juga bergerak untuk menerapkan gagasannya

di dunia nyataPada tahun 2002, misaInya, Kang Jalal menuIis buku Dahulukan hlak di

Atas Fikih. Karya ini mengimbau agar umat Islam tak lagi ber tat padapemahaman fikih yang berpusat pada ritual, melainkan juga pada ak ataukarakter. Karakter ini bisa diperkuat lewat sistem pendidikan, yaitu denganmembiasakan para pelajar menjadi orang baik kepada sesamaIde itu diterapkan Kang Jalal di SMU Plus Muthahhari di Bandung yang

dipimpinnya Menetapkan diri sebagai sekolah model pembinaan ak, SMUitu membuat program pengembangan karakter. Salah satunya lewat programspiritual camp alias perkemahan ruhaniyah serta spiritual w~rk.camp.Dalam program itu, para siswa dititipkan kepada orang miskin, d selama

beberapa hari disuruh melayani orang miskin. Mereka menjadi 'para pelayanTuhan yang berkhidmat kepada rakyat kecil. "Itu mengubah hidup mereka.Anak-anak yang liar pun akhirnya menjadi lembut hatinya,' katanyaKang Jalal juga dikenal sebagai salah satu penggiat dan penuIis b ku-buku

tasawuf. Berbasis cinta, tasawuf menjembatani semua kalangan untuk ber-temu, tanpa dibatasi sekat-sekat sosial dan agama. Dia merintis kajian-kajiantasawuf di kalangan masyarakat menengah perkotaan, salah satunya denganmendirikan Pusat Kajian Tasawuf Tazkia Sejati di Jakarta.Cendekiawan ini mengusung konsep Islam madani, yaitu pernahaman

keagamaan yang pluralis, menerima perbedaan pendapat, dan lehih me-mentingkan kerja kemanusiaan. Komitmen itu dijalankan secara nyata dengan~endirikan lkatan Jamaah AhIul Bait Indonesia (IJABI). Tak hanya menggelardialog antariman pada setiap muktamar, kelompok ini juga sering me~kerja sosial dengan dukungan umat Buddha, Katolik, atau Protestan,. sepertikhitanan massal, pengobatan gratis, atau bantuan makanan bagi umatberagama . .Dalam kehidupan sehari-hari, Kang Jalal adalah pnbadi yang ramah dan

bersahabat dengan siapa saja, tanpa membedakan agama ~tau latar b l~glain. "Saya tak terlalu peduIi orang ikut mazhab saya atau. tidak, Yang nnngorang itu berbuat baik bagi sesama dan tak menghalangi orang lam erbuatbaik," katanya (IAMjMYR)

1