jaksa agung republlk indonesia - kejaksaan.go.id · setelah ditunjuk jaksa penuntut umum (pemegang...

4
57 JAKSA AGUNG REPUBLlK INDONESIA LAMP IRAN KEPUTUSAN JAKSAAGUNG REPUBLlK INDONESIA NOMOR: KEP-112/JA/I0/1989 TENTANG MEKANISME PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PENATAAN BARANG BUKTI Mengingat barang bukti dalarn proses persidangan mempunyai fungsi untuk memperkuat keyakinan hakirn dalarn rnenilai kebenaran rnateriil dan formal atas kesalahan terdakwa I serta ikut melengkapi alat bukti yang telah ditentukan oleh Undang-undang, maka diperlukan kecerrnaian peneri maan, penyirnpanan dan penataan barang bukti di Kantor-kantor Kejak saan. Untuk rnenjaga agar supaya sifat, jurnlah dan atau bentuk, barang bukti tidak berubah, sehingga akan menyulitkan Jaksa Penuntut Urnurn untuk membuktikan kesalahan terdakwa, maka disusunlah rnekanisrne penerirnaan, penyirnpanan dan penataan barang buktilbarang t~uan sebagai berikut: L PENERlMAAN BARANG BUKTI 1. Setiap penyerahan barang bukti/temuan secara physik oleh penyidik kepada Kejaksaan di teri mu oleh : 1.1. Kejaksaan Tinggi oleh Kasi Penuntutan Tindak Pidana Umurn I Kasi Penuntutan Tindak Pidana Khusus. 1.2. Kejaksaan Negeri oleh Kasi Tindak Pidana Urnurn/Kasi Tindak Pidana Khusus. 1.3. Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kasubsi Tindak Pidana. 2. Barang bukti yang akan diterirna oleh petugas tersebut pada butir I wajib terlebih dahulu secara physik dicocokkan dengan daftar yang terdapat dalarn berkas perkara dengan disaksikan oleh tersangka/terdakwa dan penyidik. Selain wajib rnencocokkan barang bukti dengan daftar barang barang bukti juga meneliti jumlah satuan, berat, kadar nilai barang bukti serta sifatnya. Hasil penelitian dituangkan dalarn Berita Acara Penelitian Barang Bukti (B-1) dan ditanda tangani bersarna oleh yang rnenyerahkan dan yang rneneliti, penerima. 3. Terhadap barang bukti yang memerlukan penelitian khusus dari ahli tertentu antara lain seperti logarn mulia, perhiasan, narkotika dan sebagainya, jika tidak. dapat diselesaikan dengan segcra, sebelurn dibungkus dan disegel dibuatkan Tanda Terirna Sementara yang mernuat perincian berat, jumlah jenis ciri dan sifat khusus.

Upload: lebao

Post on 08-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JAKSA AGUNG REPUBLlK INDONESIA - kejaksaan.go.id · Setelah ditunjuk Jaksa Penuntut Umum (Pemegang PK-5A) ia wajib meneliti kembali ... sifat, ciri khas dan segel barang bukti, apakah

57

JAKSA AGUNGREPUBLlK INDONESIA

LAMP IRAN KEPUTUSANJAKSAAGUNG REPUBLlK INDONESIA

NOMOR: KEP-112/JA/I0/1989

TENTANG

MEKANISME PENERIMAAN, PENYIMPANANDAN PENATAAN BARANG BUKTI

Mengingat barang bukti dalarn proses persidangan mempunyai fungsi untuk memperkuatkeyakinan hakirn dalarn rnenilai kebenaran rnateriil dan formal atas kesalahan terdakwa I serta ikutmelengkapi alat bukti yang telah ditentukan oleh Undang-undang, maka diperlukan kecerrnaianpeneri maan, penyirnpanan dan penataan barang bukti di Kantor-kantor Kejak saan.Untuk rnenjaga agar supaya sifat, jurnlah dan atau bentuk, barang bukti tidak berubah, sehingga akanmenyulitkan Jaksa Penuntut Urnurn untuk membuktikan kesalahan terdakwa, maka disusunlahrnekanisrne penerirnaan, penyirnpanan dan penataan barang buktilbarang t~uan sebagai berikut:

L PENERlMAAN BARANG BUKTI

1. Setiap penyerahan barang bukti/temuan secara physik oleh penyidik kepada Kejaksaan di teri muoleh :

1.1. Kejaksaan Tinggi oleh Kasi Penuntutan Tindak Pidana Umurn I Kasi Penuntutan Tindak PidanaKhusus.

1.2. Kejaksaan Negeri oleh Kasi Tindak Pidana Urnurn/Kasi Tindak Pidana Khusus.

1.3. Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kasubsi Tindak Pidana.

2. Barang bukti yang akan diterirna oleh petugas tersebut pada butir I wajib terlebih dahulu secaraphysik dicocokkan dengan daftar yang terdapat dalarn berkas perkara dengan disaksikan olehtersangka/terdakwa dan penyidik. Selain wajib rnencocokkan barang bukti dengan daftar barangbarang bukti juga meneliti jumlah satuan, berat, kadar nilai barang bukti serta sifatnya. Hasilpenelitian dituangkan dalarn Berita Acara Penelitian Barang Bukti (B-1) dan ditanda tanganibersarna oleh yang rnenyerahkan dan yang rneneliti, penerima.

3. Terhadap barang bukti yang memerlukan penelitian khusus dari ahli tertentu antara lain sepertilogarn mulia, perhiasan, narkotika dan sebagainya, jika tidak. dapat diselesaikan dengan segcra,sebelurn dibungkus dan disegel dibuatkan Tanda Terirna Sementara yang mernuat perincian berat,jumlah jenis ciri dan sifat khusus.

Page 2: JAKSA AGUNG REPUBLlK INDONESIA - kejaksaan.go.id · Setelah ditunjuk Jaksa Penuntut Umum (Pemegang PK-5A) ia wajib meneliti kembali ... sifat, ciri khas dan segel barang bukti, apakah

4. Setelah barang bukti dicocokkan dengan daftar barang bukti atau setelah diteliti olehpejabat yang berwenang untuk itu segera dibukukan dalam Register Barang Bukti (RB-I) diberikan label barang bukti (B- 5) dan dicatat dalam Kartu Barang Bukli (0-4)kemudian disimpan dalam gudang barang bukti.

5. Setelah ditunjuk Jaksa Penuntut Umum (Pemegang PK-5A) ia wajib meneliti kembaliphysik barang bukti seperti tersebut dalam daftar barang bukti dengan disaksikan olehPetugas Barang Bukti Penerima Barang Bukti. Hasil penelitian agar dituangkan dalamBerita Acara Penelitian Barang Bukti (B-1), dan ditanda tangani oleh Jaksa PenuntutUmum dan Petugas Penerima Barang Bukti.

O. Barang bukti yang diterima di Kejaksaan Tinggi harus diregister tersendiri oleh KasiPenuntutan Tindak Pidana Umum atau Kasi Penuntutan Tindak Pidana Khusus sesuaidengan jenis perkaranya dan selanjutnya segera disampaikan kepada Kejaksaan Negeriyang bersangkutan selambat-Iambatnya 7 (tujuh) hari.

7. Kejaksaan Negeri yang menerima penyerahan berkas perkara dan barang bukti wajibmeneliti kembali, barang bukti tersebut dan hasilnya dituangkan dalam Benta AcaraPenelitian (B-1).

1\.Setelah selesai melaksanakan penelitian barang bukti sebagaimana dimaksud pada angka7, barang bukti tersebut dibungkus kembali dengan menggunakan kertas pembungkuswama coklat, dilak dan dicap dengan cap segel Kejaksaan serta dibuatkan Berita AcaraPemhungkusan dan Penyegelan Barang Bukti.

[L PENYIMPANAN BARANG BUKTI.1. Setelah barang bukti diregister pada RB-l, diberi label barang bukti (B-5) clan diisi Kartu

Barang Bukti (B-4) barang bukti dengan Berita Acara Penitipan (B-2) diserahkan kepadapernegang barang bukti untuk disimpan dalam gudang.

2. Kunci gudang barang. bukti dipegang oleh petugas yang ditunjuk oleh Kajari/Kacabjaridan bertanggungjawab pada KajarilKacabjari.

3. Penyimpanan barang bukti didalam gudang barang bukti diatur sebagai berikut:

a. Baranz bukti yang belum diputus dikelompokkan :- Barang bukti yang masih ditangani Kejaksaan/barang bukti yang belum disidangkan

diatur menurut urutan bulan dan tahunnya.- Barang bukti yang masih dalam proses persidangan/bandingIKasasi diatur menurut

bulan dan tahunnya.- Barang bukti yang terdakwanya mengajukan grasi diatur menurut bulan dan

tahunnya.b. Barang bukti yang perkaranya sudah diputus dikelompokkan :

- Barang bukti yang dikembalikan, kepada pemiliklorang_yang berhak menuruturutan bulan dan tahunnya.

- Barang bukti yang dirampas untuk dimusnahkan diatur menurut bulan dan tahunnya- Barang bukti yang dirampas unluk negara diatur menurutl bulan dan tahunnya.

c. Barang temuan:- Diatur menurut bulan dan tahunnya.

58 .~.

4. Petunjuk mengenai status barang bukti dan pengelompokan :

4. I. Untuk memudahkan proses persiapan penyediaan harang bukti untuk sidang daneksekusi, masing-masing kelompok barang bukti diberi petunjuk rnengenai statusnyadan pengelompokannya. Tanda perunjuk terbuat dari bahan seng/aluminium denganukuran yang seras i dan dituli s rapih dan jel as dengan huruf ba lo k

4.2. Rak barang buktiPenempatan barang bukti, barang temuan dan barang rampasan agar diatur dalamrak-rak barang bukti sedangkan ukurannya disesuaikan menurut keburuhan.

4.3. Papan kontrol barang bukti.

Pada setiap kamar barang bukti agar dilengkapi dengan suatu daftar inventar isasidalam bentuk papan kontrol sehingga dengan dernikian mudah diketahui mengenaistatus penyelesaian dan mutasi barang bukti tersebut.

5. Penyimpanan penitipan barang bukti Logam Mulia dan Uang diatur rnenurut bulan dantahunnya.

a. Barang bukti berbentuk logam mulia, perhiasan, uang, barang berharga lainnya yangnilainya dibawah Rp. 10.000.000,- harus disimpan didalam peti besi/brandkast. Jikapeti besi/brandkast tidak terdapat dalam gudang barang bukti agar dititipkan padahrandkast milik Bendaharawan Kejaksaan.

b. Barang hukti berbentuk logam mulia, perhiasan, uang dan barang berharga lainnyayang nilainya diatas Rp. 10.000.000,- harus dititipkanldisimpan pada Bank MilikPemerintah. Jika disuatu kejaksaan tidak terdapat Bank Pemerintah agar dititipkanpenyimpananlpenitipannya kepada Lembaga Keuangan Milik Pemerintah (RumahGadai, Kantor Pos dan sebagainya) serta dibuatkan Berita Acara Penitipan Bar.mgBukti (B-2). Jika nilai barang bukti jumlahnya diatas Rp. 10.000.000,- berasal daribeberapa berkas perkara, maka BeritaAcara Penitipan Barang Bukti dibuat rnenurutberkas perkara serta diperinci mengenai jumlah barang/uang dari rnasing-rnasing[perkaranya, Penitipan pada butir a dan b harus dengan Berita Acara Penitipan.

6. PenyimpananJpenitipan barang bukti kapal dan yang berbahaya hagi keamanan. Barangbukti yang sifatnya tidak mungkin disimpan dalam gudang barang bukti, seperti kapalbarang-barang yang berbahaya bagi keamanan atau harang-barang jumlahnya cukupbesar dititipkan kepada Instansi lain dengan ketentuan :

6.1. Oibuatkan Berita Acara Penitipan yang ditanda tangani bersama oleh yang menitipkanmaupun yang menerirna titipan.

6.2. Diberi label barang bukti pada masing-masing kesatuan barang misalnya pada tiap-tiap koli/petilkelompok dan disegel.

6.3. Diambil sebagian dan disimpan dalam gudang barang bukti sebagai sample (contohbarang bukti).

6.4. Ditempatkan secara tertib ditempat yang aman sehingga terhindar dari kehilangandan tidak lekas mengalarni kerusakan.

59

Page 3: JAKSA AGUNG REPUBLlK INDONESIA - kejaksaan.go.id · Setelah ditunjuk Jaksa Penuntut Umum (Pemegang PK-5A) ia wajib meneliti kembali ... sifat, ciri khas dan segel barang bukti, apakah

6.5. Secara berkala dilakukan pemeriksaanlkontrol ketempat penitipan/ penyimpananbarang bukti. Hasil pemeriksaan/kontrol agar dilaporkan kepada Kajari dan dituangkandalam Berita Acara dengan menerangkan jumlah dan kondisi barang bukti tersebut.

7. Kejaksaan tidak dibenarkan menerima harang bukti yang masih ditangani oleh Instansilain yang tidak disertai dengan berkas perkara.

Ill. PENGAMBILAN BARANG BUKTI UNTUK PERSIDANGAN DANPENGEMBALlANNYA

Pengambilan barang bukti guna kepentingan sidang diatur sebagai berikut :

I. Jaksa Penuntut Umum sehari sebelum sidang memberitahukan rencananya secaraterlulis (Nodis) untuk mengambil harang bukti guna keperluan sidang kepada Kasi'T'indak Pidana Umum/Kasi Tindak Pidana Khusus, Kasubsi Tindak Pidana.

2. Kasi Tindak Pidana UmumlKasi Tindak Pidana KhususlKasubsi Tindak Pidanasegera memberitahukan kepada pemegang barang bukti untuk mempersiapkanbarang bukti yang akan dibawa kemuka sidang.

3. Pengeluaran barang hukti untuk keperluan sidang diberikan oleh pemegang barangbukti kepada Jaksa Penuntut Umum dengan membuat tanda terima dicatat padapapan konrrol dan Kartu Barang Bukti (B-4).

4. Terhadap barang bukti yang sekiranya tidak mungkin seluruhnya dibawa kedepanpersidangan karena wujud atau jumlahnya terlalu banyak. atau karena berbahayaseperti bahan peledak diusahakan pendekatan dengan Hakim agar cukup contohnyasaja yang diajukan. Sedangkan untuk barang bukti yang karena sifat physiknyatidak mungkin dibawa kedepan sidang agar cukup diajukan surat-surat tanda milikbarang bukti tersebut.

5. Terhadap barang bukti sebagaimana tersebut diatas, Jaksa Penuntut Umum harusmenyiapkan barang bukti tersebut ditempat penyimpanan untuk sewaktu-waktudapat diperiksa oleh Hakim. Pengambilan'dan pengembalian harang bukti yangdititipkan pada Bank atau Lembaga Keuangan lainnya disesuaikan dengan prosedurepengamhilan pada Bank dengan diketahui o leh Kajari/Kacahjari.

6. Barang bukli wajib dikemhalikan Jaksa Penuntut Umum setelah selesai sidang.Pemegang barang bukti selelah menerima kembali barang bukti wajib menelitisifat, ciri khas dan segel barang bukti, apakah masih tetap seperti keadaan semula.Jika keadaannya berubah supaya dalam kartu tanda bukti dan papan kontroldibuatkan catatan tentang itu pada kolom keterangan serta dilaporkan kepadaKajarilKacabjari.

IV. PENGEMRAl.lAN BARANG BUKTI KEPADA YANG BERHAK.I. Barang bukti dapat dititipkan/dikembalikan kepada mereka dari siapa benda itu

disita atau kepada mereka yang paling berhak karena :

60

. ~..,-1.1. Kepentingan penuntutan tidak diperlukan lagi (pasal 46. 194 KUHAP)1.2. Sangat dibutuhkan oleh pemiliknya (perhatikan penjelasan dari pasal 194 ayat

(2) KUHAP).

1.3. Penetapan Pengadilan atas putusan yang belum berkekuatan hokum tetap.Syarat-syarat pengembalian agar diperhatikan penjelasan pasal 194 ayat (3) KUHAP.

2. Pengembalian harang bukti kepada yang herhak berdasarkan putusan/ penetapanPengadilan atau yang dititipkan diatur sebagai berikut : .2.1. Jaksa Penuntut Umum selesai sidang selain diwajibkan membuat PK-24. juga

melaporkan kepada Kasi Tindak Pidana UmumlKasi Tindak Pidana Khusustentang penetapan/putusan mengenai barang bukti. untuk segera rnelaksanakanmengembalikan barang bukti atau memusnahkannya.

2.2. Pengembalian barang bukti kepada orang yang berhak menerimanya dibuatkanBerita Acara Pengembalian yang ditanda tangani Jaksa Penuntut Urnurn danpenerima barang bukti (B-9A). Selain dibuatkan Berita Acara Pengembalianpemegang barang bukti dari penerima barang bukti wajib menanda tanganiKartu.Barang Bukti (B-4) setelah ia menerima kembali barangnya.

2.3. Terhadap barang bukti yang dikembalikan tetapi tidak diambil. diatur sebagaiberikut:

2.3.1. Pemilik atau yang berhak berdasarkan Keputusan Pengadilan dipanggilkembali secara sah dan diberitahukan melalui mass media dan/ataudiumumkan melalui Kantor Pengadilan Negeri, Kecarnatan. Ke lurahandan lain-lain.

2.3.2. Sesudah 6 (enam) bulan sejak putusan menjadi tetap tidak diarnhil olehyang berhak menerimanya, harang bukti dilelang didasarkan kepadaPeraturan Pemerintah Nomor: II Tahun 1947 Jo Peraturan PemerintahNomor: 43 Tahun 1948.

2.3.3. Barang bukti yang tidak mempunyai nilai ekonomis. sedangkan biayalelang lebih tinggi dari barangnya atau diperkirakan tidak ada peminatnya.supaya barang bukti tersebut diusulkan kepada Jaksa Azunu untukdimanfaatkan bagi : '" c»

a. Kepentingan Dinas Kejaksaan.b. Badan-badan Sosial, danc. Korban Bencana Alam.

2.3.4. Barang bukti yang rusak sehingga tidak mungkin dilelang, atau di-manfaatkan supaya diusulkan kepada Jaksa Agung untuk dimusnahkan.

V. BARANG BUKTI YANG DlMINTA PENGADILANBerkas perkara yang dilimpahkan ke Pengadilan, bila barang buktinya (diminta olehPengadilan agar diserahkan (pasa144 ayat (2) KUHAP) dengan dibuat Berita AcaraPenyerahan. Demikian pula bila perkara tersebut sudah diputus dan mernpunyaikekuatan hukum tetap, pada waktu penerimaan kernbali barang hukti dari Pengadilanuntuk pelaksanaan eksekusi. agar dibuat Berita Acara Penerimaan. Mekanismepenyerahan dan penerimaan ke/dari Pengadilan agar disesuaikan dengan rnekanismepenenmaan barang bukti dari penyidik.

61

Page 4: JAKSA AGUNG REPUBLlK INDONESIA - kejaksaan.go.id · Setelah ditunjuk Jaksa Penuntut Umum (Pemegang PK-5A) ia wajib meneliti kembali ... sifat, ciri khas dan segel barang bukti, apakah

VI. BARANG TEMUAN.Untuk dapat menyelesaikan barang bukti temuan agar berpedoman pada Stb 1889Nomor : 175 sebagaimana telah dirubah dan ditambah dengan Stb. 1907 Nomor :458, Stb. 1939 Nomor: 210 dan Stb. 1949 Nio. 338.1. Terhadap barang temuan tersebut harus dibuatkan Berita Acara Penemuan oleh

petugas Kejaksaan yang menemukan sendiri barang tersebut atau oleh petugas yangrnenerima barang temuan tersebut dari pihak ketiga.

2. Penyimpanan barang temuan dibuat sarna seperti barang bukti tersebut diatas.3. Barang temuan tersebut hams diberitakan dalam mass media dan atau diumumkan

melalui Kantor Pengadilan Negeri, Kecamatan. Kelurahan yang dapat di ketahuisecara luas oleh penduduk didalam vvilayah Kejaksaan Negeri yang bersangkutan.Dalarn pengumuman tersebut diatas supaya dinyatakan bahwa barang siapa yangmerasa dirinya sebagai pemilik barang tersebutJyang berhak supaya mengamhil keKantor kejaksaan Negeri yang bersangkutan dalamjangka waktu 6 (enam) bulan.

4. Apabila dalamjangka waktu 6 (enam) bulan ada yang datang dan mengaku sebagaipernilik barang-barang tersebutJyang berhak supaya mengajukan bukti-bukti tertulis.s e rt a dengan membawa surat keterangan mengenai jatidiri dariLurah/Kepala Desa yang dikukuhkan oleh Camat setempat. Apabila ternyata darihasil pnelitian bukti-bukti tertulis tersebut adalah benar dan meyakinkan, makabarang-barang tersebut harus diserahkan kepada permilik/yang berhak dengandisertai Berita Acara.Apabila seseorang yang datang dan mengaku sebagai pemilik/yang berhak tetapitidak dapat menunjukkan bukti-bukti tertulis atau bukti-bukti yang dibawa tidakbenar atau diragukan kebenarannya maka permohonan pengambilan barang buktiitu harus ditolak.

5. Apahila penolakan atas permohonan pengarnhilan barang tersebut tidak dapatditerirna oleh orang yang merasa dirinya sebagai pernilik/yang berhak. maka yangbersangkutan dapat mengajukan gugatan perdata. Selanjufnya penyelesaian barangternuan tersebut disesuaikan dengan bunyi amar putusan Pengadilan Perdata yangsudah mernperoleh kekuatan hokum tetap.

6. Apabila dalamjangka waktu 6 (enam) bulan itu tidak ada orang yang datang danmengajukan sebagai pernilik/yang berhak atau ada orang yang datang dan mengakusebagai pemilik tetapi permohonannya ditolak oleh Kejaksaan. atau adanya putusanPengadilan Perdata yang menyatakan barang temuan tidak ada pemiliknva. makaharang temuan tersebut harus di lelang melalui Kantor Lelang Negara.

7. Apabila pelelangan tidak mencapai harga limit (floor price), maka pelelangan harusdiulangi sarnpai tiga kali sesuai dengan Surat Keputusan Jaksa.Agung R.I.Nomor : Kep-89/.IA/X/1988 tanggal 5 Agustus 1988 jo Se-003/B/B.5/8/1988tanggal 6 Agustus 1988 Tentarig Penyelesaian Barang Rampasan.

i). Apahila pelelangan tidak mungkin dilaksanakan karena diperkirakan biaya lelanglebih besar dari pada harga yang dilelang atau tidak ada peminat atau barang yangakan dilelang tidak mempunyai nilai ekoriomis supaya harang-barang tersebut

62

.'

diusulkan ke Kejaksaan Agung untuk dimanfaatkan bagi :a. Kepentingan Dinas Kejaksaan.b. Badan-badan Sosial.c. Korban Bencana Alam.

Kejaksaan Agung berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor : 9Tahun 1970 akan meneruskan usul tersebut kepada Menteri Keuangan untukmendapat persetujuan.

9. Barang temuan yang rusak sehingga tidak mungkin dilelang atau dimanfaatkansupaya diusulkan ke KejaksaanAgung untuk dimusnahkan.

VII. PENUTUP.

Hal-hallain tentang barang bukti yany sudah diatur olclh berbagai ketentuan yang dikeluarkansebelurnnny~ oleh Kejaksaan Agung, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan denganketentuan nu.

Ditetapkan diPada tanggal

Jakarta13 Oktobcr 1989

JAKSAAGUNG REPUBLIK INDONESIA

Ttd.

SUKARTON MARMOSUDJONO, SH

63