j u r u s a n t a r j a m a h fakultas adab dan...

81
i PENERJEMAHAN DIALOG ARAB DALAM FILM AYAT-AYAT CINTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S) Oleh: MELLY AMALIA 106024000936 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010

Upload: danganh

Post on 04-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

i

PENERJEMAHAN DIALOG ARAB DALAM FILM AYAT-AYAT CINTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S)

Oleh:

MELLY AMALIA

106024000936

J U R U S A N T A R J A M A H

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010

Page 2: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, berupa pencabutan gelar.

Jakarta, 16 Juni 2010

Melly Amalia

NIM: 106024000936

Page 3: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

iii

PENERJEMAHAN DIALOG ARAB DALAM FILM AYAT-AYAT CINTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S)

Oleh:

Melly Amalia

106024000936

Pembimbing

Ali Hasan Al-Bahar, LC, MA

NIP: 197606152003121002

J U R U S A N T A R J A M A H

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010

Page 4: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “Penerjemahan Dialog Arab Dalam Film Ayat-Ayat Cinta”

telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada Rabu, 16 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S.) pada Program

Studi Tarjamah.

Jakarta, 16 Juni 2010

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Drs. Ikhwan Azizi, M.Ag Ahmad Saekhuddin, M.Ag NIP: 195708161994031001 NIP: 197005052000031003

Anggota

Ali Hasan Al-Bahar, LC, MA NIP: 197606152003121002

Page 5: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sastra

Jurusan Tarjamah pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah.

Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari

masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya

untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih

kepada:

(1) Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA. Selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah dan

Dr. H. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.

(2) Drs. Ikhwan Azizi, M.Ag. Selaku Ketua Jurusan Tarjamah dan Ahmad

Saekhuddin, M.Ag. Selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah.

(3) Ali Hasan Al-Bahar, LC, MA selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.

(4) Dosen Tarjamah: Ibu Karlina Helmanita, M.Ag, Bpk. Syarif Hidayatullah,

M.Hum, Bpk. Dr. Syukron Kamil, MA, Bpk. Irfan Abubakar, MA, dan lainnya.

(5) Penguji Bpk Ahmad Saekhuddin, M.Ag, terima kasih ya pa atas masukan dan

saran-saran yang bapak berikan pada saya.

(6) Abah dan mamah, serta kakak dan adik yang telah memberikan doa, perhatian,

dan kasih sayangnya dalam penyusunan skripsi ini.

(7) My Soulmate yang saya sayangi, Ahmad Wahyudin dan Wulandari karena telah

setia menemani kemanapun, dimanapun dan kapanpun disaat saya membutuhkan.

(8) Teman-teman Seperjuangan Tarjamah Angkatan 2006 yang saya cintai, Erna,

Elid, Fufu, Nisa, Meri, Leni, Daus, Ofah, Olis, Aini, Emvi, Ujah, Mida, Suty,

Rina, Uton, Yatm, Yuli Yome, dan Yu2n karena telah memberikan

bantuan/dukungan/doa dalam segala hal untuk kelancaran penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Jakarta, 16 Juni 2010

Penulis

Page 6: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini, sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf latin. Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam Buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latinا ط tب b ظ zت t ع ‘ث ts غ ghج j ف fح h ق qخ kh ك kد d ل lذ dz م mر r ن nز z و wس s ة hش sy ء `ص s ي yض d

2. VokalVokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

A. Vokal tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

---- ◌ a Fathah

◌ ---- i Kasrah

◌ ----- u Dammah

B. Vokal rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keteranganي--- ◌ ai a dan iو--- ◌ au a dan u

C. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu :

Page 7: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

vii

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan◌ ----ا/ي â a dengan topi di atas

◌ي---- î i dehngan topi di atas◌و--- û u dengan topi di atas

3. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu ال , dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh : al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad- dîwân.

4. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau Tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda--- ◌ dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata الضرورة tidak ditulis ad-darûrah melainkanal- darûrah, demikian seterusnya.

5. Ta Marbûtah

Jika huruf Ta Marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (contoh no.1). hal yang sama juga berlaku, jika Ta Marbûtah tersebut diikuti oleh (na’t) atau katasifat (contoh no.2). namun jika huruf Ta Marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (contoh no.3)

No. Kata Arab Alih Aksara1 طریقة tarîqah2 الجامعة اإلسالمیة al-jâmi’ah al-islâmiyah3 وحدة الوجود wihdat al-wujûd

6. Huruf kapital

Mengikuti EYD bahasa Indonesia. Untuk proper name (nama diri, nama tempat, dan sebagainya), seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf “al” a tidak boleh kapital.

Page 8: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………......... i

PERNYATAAN………………………………………………………............ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………......... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN……………………………………........... iv

UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………………......... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN……………………............... vi

DAFTAR ISI………………………………………………………….............. viii

ABSTRAK.......................................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang.................................................................................................. 1

I.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................................. 4

I.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4

I.4. Tinjauan Pustaka.............................................................................................. 4

I.5. Metodologi Penelitian...................................................................................... 5

I.6. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 7

BAB II. TEORI PENERJEMAHAN

II.1. Pentingnya Penerjemahan ............................................................................... 9

II.1.1. Definisi Penerjemahan............................................................................ 10

II.1.2. Metode Penerjemahan............................................................................. 12

II.2. Penerjemahan Teks Film ............................................................................... 17

II.2.1. Subtitling ................................................................................................. 18

II.2.2. Dubbing (Sulih Suara) ............................................................................ 20

II.2.3. Unsur Naratif dan Unsur Sinematik ....................................................... 21

II.4. Jenis-jenis Film.............................................................................................. 23

II.4.1. Film Dokumenter.................................................................................... 24

II.4.2. Film Fiksi................................................................................................ 24

II.4.3. Film Eksperimental................................................................................. 25

Page 9: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

ix

BAB III. GAMBARAN UMUM FILM AYAT-AYAT CINTA

III.1. Sejarah Lahirnya Film Ayat-Ayat Cinta ....................................................... 26

III.1.1. Latar Belakang Pembuatan Film Ayat-ayat Cinta................................. 29

III.1.2. Kedudukan Film Ayat-ayat Cinta dalam Islam..................................... 31

III.2. Pesan Moral dari Film Ayat-ayat Cinta ....................................................... 33

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

IV.1. Analisis Data

IV.1.1 Analisis Data Potongan Ayat Al-Qur’an dalam Film Ayat-ayat Cinta .. 35

IV.1.2 Analisis Data Dialog Arab dalam Film Ayat-ayat Cinta ....................... 43

IV.2 Pembahasan

IV.2.1 Berdasarkan Bentuk Bahasa Arab Fasih (Fushâ) .................................. 45

IV.2.2 Berdasarkan Bentuk Bahasa Arab Umum (‘Âmiyyah)........................... 56

BAB V. PENUTUP

V.1. Kesimpulan ................................................................................................... 67

V.2. Saran.............................................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta

Lampiran II Dialog Panjang Pada Film Ayat-ayat Cinta

Lampiran III Skenario Yang Terdapat Surat Al-Imran

Lampiran IV Skenario Yang Terdapat Surat Maryam

Lampiran V Skenario Yang Terdapat Surat Annisa dan Hadis Rasul

Lampiran VI Skenario Yang Terdapat Surat Yusuf

Lampiran VII Skenario Yang Terdapat Hadis Rasul

Lampiran VIII Skenario Yang Terdapat Hadis Rasul

Lampiran IX Skenario Yang Terdapat Hadis Rasul

Page 10: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

x

ABSTRAK

Melly Amalia, “Penerjemahan Dialog Arab Dalam Film Ayat-Ayat Cinta.” Jakarta: Jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2010. Dibawah bimbingan Ali Hasan Al-Bahar, LC, MA

Film merupakan media komunikasi yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan. Disaat film diperkenalkan pertama kali di Indonesia, film dibuat oleh orang-orang belanda dan cina. Tujuannya hanya untuk menghibur semata dan sebagai alat dagang untuk mencapai keuntungan tanpa memperdulikan isi pesan yang ada dalam film tersebut.

Dalam sebuah film pasti terdapat dialog yang merupakan suatu alat sebagai percakapan antar dua karakter atau lebih, kemudian disampaikan secara jelas agar terkesan hidup lebih nyata dari skenario yang dibuat untuk dihafal oleh para pemainnya karena bahasa film merupakan kombinasi antara bahasa suara dan bahasa gambar.

Hasil suatu terjemahan itu dinilai baik atau buruk, jelas atau tidak, sangat bergantung dari siapa yang menerjemahkan, meskipun seorang penerjemah itu adalah sebagai pencipta tetapi ia tidak punya kebebasan seluas kebebasan yang dimiliki penulis naskah aslinya, karena ia harus menciptakan terjemahannya dari dunia ciptaan yang sudah ada. Misalnya dalam penerjemahan film memiliki dialog arab yang merujuk pada skenario.

Permasalahan yang terdapat pada hasil terjemahan dari dialog film Ayat-ayat Cinta menurut Penulis masih ada yang kurang tepat. Misalnya, penggunaan gaya terjemahan harfiah yang mendominan sehingga hasil terjemahan kurang enak untuk dibaca dan ada beberapa bahasa Arab yang tidak sesuai dengan skenario.

Penulis menarik Kesimpulan bahwa hasil terjemahan dialog film Ayat-ayat Cinta masih kurang baik, seharusnya metode penerjemahan yang cocok lebih mudah dipahami serta gaya terjemahan harus lebih diperhatikan agar hasil terjemahan lebih baik dan lebih enak dibaca. Berdasarkan dari analisa Penulis menyebutkan bahwa apa yang ada dalam tulisan arab tersebut merupakan hasil dari pendengaran.

Page 11: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Dialog merupakan pembicaraan antar karakter (kadang tidak punya tujuan

storytelling, cuma sekedar chitchat). Menulis skenario dalam sebuah dialog film

tidak semudah para pemain menghafalnya, Dalam budaya yunani kuno

(Aristoteles) Dramaturgi dibangun berdasarkan plot (aksi) yang didalamnya

terdapat aksi dengan meniru aksi dari kehidupan nyata. Yang penting showing,

baru kemudian telling. Dalam film, dianggap penting tapi tanpa dialog storytelling

bisa jalan. Hal ini terjadi pada film Ayat-ayat Cinta.

Adapun berbagai fungsi dialog yaitu mengetahui karakterisasi siapa yang

berbicara, mengetahui ilustrasi hubungan antara siapa yang berbicara dengan

karakter lainnya (termasuk pilihan kata ketika berinteraksi dengan orang lain),

bisa memperkaya aksi dan informasi tentang hasrat pikiran pemain. Dialog

memiliki beberapa teknik didalamnya yang terdiri dari point dialog yang

disampaikan secara jelas agar terkesan hidup realis sebagai pertanyaan untuk

seorang pemainnya, dalam dialog film juga terdapat prinsip-prinsip dialog yang

merupakan alat sebagai pembicaraan antara dua karakter atau lebih, dialek, aksen,

intonasi, diksi yang mengarahkan pitch, loudness, timbre yang sangat terlihat

fonetiknya karena dialog menempel pada bahasa tubuh karakter dimana dalam

dialog itu tidak hanya apa yang dikatakan tetapi bagaimana cara mengatakannya.

Film merupakan sebuah karya seni, yang didalamnya juga terdapat

berbagai macam jenis seni-seni yang lain, seni film lebih menonjol pada

visualisasi gerakan para aktor maupun aktris dalam berakting di depan kamera.

Page 12: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

2

Setelah membaca peran yang akan dijalankan serta penyesuaian dengan skenario

yang telah diatur oleh sutradara. Para pemeran, memerankan apa yang

diperankan dalam skenario sebuah cerita film dengan olah peran penuh ekspresi

yang meyakinkan para penonton.

Di dalam alur cerita film, para aktor maupun aktrisnya akan mengikuti

pada teks skenario yang disodorkan oleh sang sutradara dan sesuai dengan tema

maupun judul dari film yang diputar. Dalam sebuah film terdapat banyak sisi-sisi

kesenian nyata, yang semua sisinya mengandung estetika manifestasi seni. Seni

memang indah serta enjoy, enak bahkan sejuk dilihat, tapi tidak menutup

kemungkinan sifat seni yang liberal, dapat mengesampingkan etika atau moral

seniman. Oleh sebab itu keindahan seni yang diciptakan para seniman harus

equilibrium (seimbang) dengan moral atau etika para pekerja seni.

Dalam mengalihkan pesan dari bahasa ke bahasa lain, yang harus

dipertahankan sedapat mungkin ialah isi, sedangkan bentuk di-nomor-duakan

kecuali dalam kasus-kasus tertentu seperti dalam puisi. Oleh karena itu, agar

pengalihan suatu bahasa terjemahan tersebut dapat dipahami dan dimengerti,

maka harus diperhatikan bentuk bahasa sasarannya. Eugena A. Nida

mengungkapkan bahwa: “menerjemahkan berarti menciptakan padanan paling

dekat dalam bahasa penerima terhadap pesan Bsu, pertama dalam hal makna dan

kedua pada gaya bahasanya.1

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan pada film ayat-ayat cinta

ini memiliki terjemahan Arab-Indonesia yang sangat berbeda dengan bahasa versi

yang lain, karena dalam setiap percakapan arabnya yang para pemain ucapkan

1 A. Widyamartaya, Seni Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 1989), h.11

Page 13: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

3

memiliki arti perumpamaan, seperti pada contoh percakapan dalam ucapan berikut

ini:

2علينا و عليكم. ١

Contoh yang ini membalas ucapan seseorang yang mengatakan ucapan

terima kasih kepadanya lalu diartikan dalam film ayat-ayat cinta seperti: “Terima

kasih juga”. Jika dibandingkan dengan arti sebenarnya yaitu: “Untuk kami dan

untuk kalian”.

3قم.....نورا قم....... نورا قم. ٣

Pada contoh yang satu ini memiliki kesalahan pada ucapan yang

seharusnya kata قم itu merujuk kepada seorang laki-laki tetapi disini kata قم

diperuntukan kepada perempuan, jadi dalam film ayat-ayat cinta diterjemahkan

seperti: “Bangun Nauro....Nauro bangun......bangun”. Seharusnya jika kepada

seorang perempuan menggunakan kata قمى .

Dari kedua contoh diatas berasal dari bahasa arab yang diucapkan oleh

para pemain yang memerankan film ayat-ayat cinta dan diubah menjadi tulisan

arab dari apa yang terdengar oleh Penulis dalam kesalahan masing-masing yang

juga memiliki terjemahan yang berbeda pula dalam setiap percakapannya.

2 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat Cinta karya Hanung Bramantyo yang sengaja

Penulis ubah dalam bahasa Arab dari apa yang terdengar.3 Ibid,.

Page 14: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

4

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis hendak mengkaji lebih jauh

dengan menemukan hal-hal yang unik didalamnya lalu mengangkat judul

“Penerjemahan Dialog Arab dalam Film Ayat-ayat Cinta”.

I.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Mengingat begitu banyaknya percakapan dalam sebuah film layar lebar

pembatasan penelitian ini dilakukan pada beberapa percakapan yang berhubungan

dengan Bahasa Arab saja yaitu dari 80 ucapan menjadi 20 ucapan serta kumpulan

beberapa ayat Alquran dan hadis rasul. Adapun perumusan masalah yang

dilakukan sebagai berikut:

1. Apakah terjemahan dialog arab dalam Film Ayat-ayat Cinta sudah tepat?

I.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

a. Penulis ingin menggunakan sebuah metode penerjemahan dalam film.

b. Mengetahui metode apa yang dipergunakan oleh penerjemah dalam

tulisan.

I.4. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan tinjauan penelitian buku-buku, skripsi, dan tesis yang pernah diteliti

bahwa penelitian yang sama dengan judul ini belum pernah ada yang

membahasnya. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk membahas judul ini

yang merupakan suatu wujud baru dalam dunia penerjemahan film layar lebar.

Page 15: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

5

Adapun skripsi yang sudah pernah diteliti yaitu mengenai analisis

penerjemahan Arab-Indonesia terhadap film Al-Risalah karya Mustapha Akkad

yang diteliti oleh Abdul Rohman pada tahun 2009 yang lalu.

I.5. Metodologi Penelitian

Seorang penerjemah haruslah mampu mencarikan padanan yang tepat dari Bsu ke

dalam Bsa. Satu kesalahan bila seorang penerjemah memadankan sebuah kata

atau konteks kalimat ke dalam bahasa sasaran tidak sesuai dengan bahasa sumber,

hal itu dapat mengakibatkan perubahan makna dan dapat memberikan kesalahan

informasi yang diterima oleh pembaca karya terjemahan maupun film-film asing

yang ada terjemahannya. Seorang penerjemah harus cermat dalam menganalisis

teks dan terampil dalam mengolah kata-kata yang sepadan dengan konteks

kalimat yang ditemukan. Kesesuaian dan kesepadanan antara konteks bahasa

sumber dan konteks bahasa sasaran merupakan salah satu syarat penerjemahan.

Selain itu, penguasaan bahasa sasaran yang baik juga merupakan prasyarat

agar semua detil dan nuansa karya asli dapat terwakili dalam karya terjemahan.

Selain kriteria-kriteria tersebut, ada tambahan bagi seorang penerjemah film, baik

subtitle maupun dubbing, yaitu penguasaan teknik dan penyelarasan teks dalam

penerjemahan film.

Proses penelitian ini mengacu pada teks skenario asli dan subtitle pada

film Ayat-ayat Cinta karena dari beberapa hal tersebut merupakan rangkuman

alur dari seluruh penelitian ini.

1. Identifikasi; mengumpulkan dialog-dialog arab yang mempengaruhi

ketepatan dalam penerjemahan yang sesuai dengan metode ataupun syarat

penerjemahan tersebut, baik dari potongan ayat Al-Qur’an maupun dialog

pendeknya.

Page 16: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

6

2. Penyaringan; kumpulan dialog-dialog arab diseleksi menurut bentuk dan

makna pada potongan ayat Al-Qur’an, adapun menurut dialek dan subtitle

untuk mengetahui ketepatan.

3. Penganalisisan; setiap dialog arab yang siap dianalisis berdasarkan bentuk,

makna serta dialek ataupun ketepatan dalam subtitle.

4. Penyimpulan; penarikan kesimpulan dari hasil analisis, dimana setiap

kesimpulan harus menjawab setiap rumusan masalah yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu dalam penelitian ini yang pertama kali dilakukan adalah

pencarian data. Yakni dengan mencari kalimat-kalimat yang berhubungan dengan

bahasa Arab dan penulis menggunakan metode random sampling atau penentuan

sample secara acak, lalu menggunakan metode penelitian studi kasus teks Arab,

yaitu dengan memindahkan apa yang diucapkan para pemain pada film ayat-ayat

cinta kemudian data tersebut dianalisa.

Adapun data primer yang digunakan dalam penelitian adalah film

“ayat-ayat cinta”dalam format VCD. Alasannya karena format VCD ini memiliki

rasio layar yang sama dengan layar televisi. Data sekunder yang penulis peroleh

berasal dari literatur buku-buku, internet, koran, kamus serta penelitian-penelitian

terdahulu. Penelitian ini bermaksud mengungkapkan suatu masalah dengan

memberikan penilaian secara menyeluruh, luas dan mendalam dari sudut pandang

ilmu yang relevan.

Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah:

1. Menonton film “ayat-ayat cinta” dalam format VCD.

2. Mengamati keseluruhan cerita beserta dialog-dialog yang dilakukan para

pemain dalam film “ayat-ayat cinta”.

3. Menentukan dialog arab serta mengubahnya kedalam tulisan Arab sesuai

dengan apa yang didengar secara langsung pada film.

Page 17: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

7

4. Mentranskrip dialog-dialog dalam film “ayat-ayat cinta”.

5. Memilih dialog-dialog yang berhubungan dengan permasalahan yang akan

diteliti dengan menggunakan kamus sebagai alat penerjemahan dari bahasa

sumber kepada bahasa sasaran, kemudian dibahas sesuai dengan kajian.

I.6. Sistematika Penulisan

Teknik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini mengacu kepada buku

“Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi, yang disusun oleh tim UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta”. Adapun sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab pertama, merupakan bagian pendahuluan atau berisi pengantar, yang

memuat latar belakang masalah yang menyangkut tentang judul yang dibahas,

yaitu tentang penerjemahan dialog arab dalam film ayat-ayat cinta, perumusan

dan pembatasan masalah yang terdapat didalamnya yaitu tentang pertanyaan dan

jawaban apa yang ditanyakan dan dibahas dalam judul tersebut, tujuan

penelitiannya mengetahui seluk-beluk tentang isi apa yang ingin diketahui oleh

penulis, metode penelitian bersifat kajian pustaka sedangkan metode yang

penulis gunakan adalah menganalisis dengan memberikan gambaran dan

sistematika penulisan.

Bab kedua, membahas tentang pentingnya penerjemahan, definisi

penerjemahan, metode penerjemahan, kemudian kesetiaan dalam penerjemahan

yang akan memberikan pemahaman tentang perbedaan antara bahasa arab dan

bahasa indonesia serta gambaran umum tentang penerjemahan dalam parameter

dimensi zaman. Adapula penerjemahan teks film seperti subtitling dan dubbing

yang juga berhubungan dengan syarat penerjemahan film dan jenis-jenis film.

Page 18: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

8

Bab ketiga, berupa gambaran umum pembuatan film ayat-ayat cinta yang

bisa dilihat dari sejarah lahirnya film ayat-ayat cinta dan kedudukan film ayat-

ayat cinta dalam islam, kemudian kita juga dapat mengetahui pesan moral yang

ada dalam film ayat-ayat cinta melaui resensi yang terdapat pada film tersebut.

Bab keempat, membahas yang berkaitan dengan judul yaitu penerjemahan

dialog arab dalam film ayat-ayat cinta. Adapun isi bab tersebut tentang beberapa

ayat Al-Qur’an dalam film tersebut yang juga bisa dilihat dari ketepatan subtitle

dan terjemahan sebenarnya dari dialog film ayat-ayat cinta.

Bab kelima, penutup yang berisi kesimpulan dan saran atas penelitian ini.

Page 19: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

9

BAB II

TEORI PENERJEMAHAN

II.1. Pentingnya Penerjemahan

Perkembangan ilmu teknologi telah berkembang begitu sangat pesat dalam

beberapa dekade terakhir ini. Fenomena ini telah membawa dampak yang

begitu besar terhadap kehidupan umat manusia. Perkembangan ilmu yang

pesat berarti adanya peningkatan kemampuan manusia dalam menguasai

lingkungan telah memberikan kemudahan-kemudahan bagi kehidupan umat

manusia itu sendiri.

Dalam memasuki abad ke-21 sebagai abad informasi, manusia

dihadapkan dengan arus informasi yang mengalir sangat deras dan dengan

cepat menjangkau hampir seluruh pelosok dunia. Ini berarti bahwa jarak

tempuh antara bagian dunia yang satu dan yang lainnya semakin tidak berarti.

Penerjemahan yang baik hanya bisa dihasilkan oleh seorang

penerjemah yang memiliki kualifikasi yang tinggi karena proses

penerjemahan melibatkan dua bahasa, yaitu bahasa sumber dan bahasa

sasaran. Dengan demikian, penerjemahan juga melibatkan perbedaan-

perbedaan budaya untuk mengungkapkan ide dan makna dari bahasa sumber

ke bahasa sasaran.4

4 Dr. Frans Sayogie, M.Pd, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah) h, 4

Page 20: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

10

II.1.1. Definisi Penerjemahan

Penerjemahan selama ini didefinisikan secara beragam oleh para pakar

bahasa yang bergelut atau berkecimpung dalam penerjemahan. Sebagian pakar

bahasa mendefinisikan terjemahan berdasarkan pada pengalihan bentuk-bentuk

dari suatu bahasa ke dalam bahasa lain. Ada juga sebagian pakar bahasa yang

menekankan terjemahan sebagai pengalihan arti dan pesan dari suatu bahasa

sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa), atau bahkan berdasarkan

perspektif bahwa terjemahan sebagai suatu proses transfer budaya. Berikut ini

beberapa petikan definisi dari pakar bahasa tentang penerjemahan yang kerap

kali dijadikan acuan para penerjemah dan pengamat penerjemahan.

Catford, dalam bukunya A Linguistic Theory of Translation

mendefinisikan terjemahan: translation is the replacement of textual material

in one language by equivalent textual material in another language. 5 Dari

definisi tersebut Dia menekankan bahwa wacana alihan haruslah sepadan

dengan wacana aslinya. Karena padanan merupakan kata kunci dalam proses

terjemahan, dengan sendirinya pesan dalam wacana alihan akan sebanding

dengan pesan pada wacana aslinya. Sebaliknya, jika wacana alihan dan wacana

asli tidak sepadan, wacana alihan tidaklah dianggap sebagai suatu terjemahan.6

Berbeda dari Catford, Levy dalam bukunya Translation as A Decition

Process (dikutip dalam Holidaja, 1993: 49) mengemukakan bahwa terjemahan

adalah suatu proses kreatif yang selalu memberi kebebasan atau pilihan kepada

penerjemah dalam menghasilkan makna situasional. Lebih lanjut Levy 5 J. Catford, Linguistic Theory of Translation (London: Oxford University Press, 1978), h. 20.6 O. SetiawanDjuharie, Teknik dan Panduan Menerjemahkan Bahasa Inggris-Bahasa Indonesia

(Bandung: Yrama Widya, 2004), cet ke 2. h. 11.

Page 21: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

11

mengatakan sebagai suatu proses kreatif, terjemahan memberi peluang kepada

penerjemah dalam bentuk kebebasan atau otonomi untuk menemukan

kesepadanan yang persis menurut konteks situasi. Dengan otonomi ini, seorang

penerjemah memiliki peluang yang besar dan signifikan dalam

mengembangkan keterampilan dan kebisaannya. Dia bebas untuk berkreasi

menginterpretasikan apa yang telah dituliskan oleh penulis asli selama tidak

keluar dari konteks.

Senada dengan pendapat Levy, Larson, dalam bukunya Meaning-

Based Translation: A Guide to Cross-Language Equivalence, mendefinisikan

terjemahan: translation concist of translating the meaning of the source

language into the receptor language.7 Perubahan bentuk dari BSu ke dalam

BSa yang harus dipelihara adalah maknanya. Dia juga memaparkan bahwa

terjemahan terdiri berdasarkan penelusuran leksikon, struktur gramatikal,

situasi komunikasi, dan konteks budaya BSu yang kemudian baru menentukan

makna dan kemudian baru diadaptasikan ke dalam leksikon dan struktur

gramatikal BSa dengan wajar. Dengan kata lain, pengalihan makna harus

dilakukan melalui struktur semantis dan ia harus dipertahankan walaupun

bentuknya berubah.

Dari beberapa pendapat para ahli bahasa tentang penerjemahan di atas,

dapat diambil kesimpulan bahwa terjemahan, baik lisan maupun tulisan,

memberikan penekanan lebih kepada makna atau pesan yang akan

disampaikan. Bukanlah hal masalah prinsipil, apakah hasil terjemahan patuh

7 M. Larson, Meaning-Based Translation: A Guide to Cross-Language Equivalence (Boston:

University Press of America Inc, 1984), H. 3.

Page 22: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

12

kepada bentuk bahasa sumbernya, melainkan yang terpenting adalah hasil

terjemahan mempunyai maksud dan makna yang sama persis dengan pesan

bahasa sumbernya. Jadi terdapat keakuratan, kewajaran dan kejelasan makna

antara bahasa sumber dan bahasa sasaran.

II.1.2. Metode Penerjemahan

Dalam proses penerjemahan, perlu kiranya seorang penerjemah

mengetahui metode penerjemahan terdahulu agar ia dapat memilah metode

apa yang perlu diterapkan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Terjemahan itu

banyak ragamnya, begitu pula namanya. Oleh karena itu menurut Newmark

metode penerjemahan ini dapat digambarkan seperti diagram V berikut ini.

BSu BSa

katademikata adaptasi

harfiah bebas

setia idiomatik

semantis komunikatif

Diagram V (Newmark 1988:45)

a. Penerjemahan Kata Demi Kata (Word for Word Translation)

Metode penerjemahan ini pada dasarnya kata-kata bahasa sasaran

diposisikan di bawah versi bahasa sumber. Kata-kata bahasa sumber

diterjemahkan diluar konteks dan sangat terkait dalam tatanan kata.

Penerjemah hanya mencari padanan kata bahasa sumber ke dalam bahasa

Page 23: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

13

sasaran tanpa mengubah susunan kata bahasa sasaran. Dengan kata lain,

penerjemahannya apa adanya.

Contoh:

و عندي ثألثه كتب

Terjemahannya : Dan di sisiku tiga buku-buku.8

b. Penerjemahan Harfiah (Literal Translation)

Kategori ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang sangat setia terhadap

teks sumber, seperti urutan-urutan bahasa, bentuk frase, bentuk kalimat dan

sebagainya. Akibat yang sering muncul dari terjemah kategori ini adalah, hasil

terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena penerjemah memaksakan

aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Padahal, keduanya

mempunyai perbedaan yang mendasar. Hasilnya dapat dengan mudah

dibayangkan, yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab,

sehingga sangat aneh untuk di baca penutur bahasa sasaran (bahasa

Indonesia).9

Contoh:

ناحليواحديقةفظاحملايزور

Terjemahannya: Mengunjungi Gubernur kebun binatang.10

8 . Moch Syarif , Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah…, h.59 Ibnu Burdah, Menjadi Penerjemah: Metode dan Wawasan Menerjemah Teks Arab (Yogyakarta:

Tiara kencana, 2004), h.16.10 Rofi'i, Dalil Fi al-Tarjamah: Bimbingan Tarjamah Arab-Indonesia (Jakarta: Persada Kemala, tt),

h.1.

Page 24: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

14

c. Penerjemahan Semantis (Semantic Translation)

Dibandingkan dengan penerjemahan harfiah, penerjemahan semantis lebih

lentur. Karena penerjemahan semantis dapat dikompromikan dengan struktur

gramatikal bahasa sasaran. Selain itu, penerjemahan semantis masih

mempertimbangkan unsur-unsur bahasa sumber selama masih dalam batas

kewajaran.

Contoh:

)١٠٨:البقرة(السبيلسواءضلفقدباإلميانالكفريتبدلومن

Terjemahannya: Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti

keimanan, ia tersesat dari jalan yang benar.11

d. Penerjemahan Adaptasi (Adaptation Translation)

Adaptasi merupakan metode penerjemahan yang paling bebas dan paling

dekat dengan bahasa sasaran. Biasanya metode ini di pakai dalam

menerjemahkan drama atau puisi, yaitu yang mempertahankan tema, karakter

dan alur. Ini berarti bahwa unsur budaya dalam teks sumber disulih

(substituted) dengan unsur budaya pembaca TSa. .12

Contoh :

النهرباعلىالينابيععندقدمختطوالحيثبعيدةعاشت

11 M.Mansyur dan Kustiawan, Pedoman Bagi Penerjemah Arab-Indonesia-Indonesia Arab

(Jakarta: Moyo Segoro Agung, 2002), h.47.12 Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan (Jakarta: Pustaka Jaya, 2006), h 64.13 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah…, h. 4

Page 25: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

15

Terjemahannya : Dia hidup jauh dari jangkauan, diatas gemericik air sungai

yang terdengar jernih. .13

e. Penerjemahan Bebas (Free Translation)

Metode penerjemahan bebas lebih mengutamakan isi dengan

mengorbankan bentuk teks bahasa sumber. Terjemahan bebas, pada umumnya

lebih laik diterima, ketimbang terjemahan harfiah, karena dalam terjemahan

bebas biasanya tidak terjadi penyimpangan makna maupun pelanggaran norma-

norma BSu. Kekurangan teknik penerjemahan bebas ialah bahwa yang

disampaikan oleh terjemahan bebas ke dalam teks BSu bukan padanan makna

BSa, tapi gambaran situasi yang menghasilkan perolehan padanan situasi. 14

Contoh :

أمجعنيالناسحلياة الفسادصلأمنعظيمأصلاملالأنيف

Terjemahannya: Harta sumber malapetaka.15

f. Penerjemahan Idiomatik (Idiomatic Translation)

Metode ini bertujuan memproduksi pesan dalam teks BSu, tetapi sering

dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang tidak

didapati pada versi aslinya. Dengan demikian, banyak terjadi distorsi nuansa

makna. Beberapa pakar penerjemahan kaliber dunia seperti Seleskovitch

14 Salihen Moentaha, Bahasa dan Terjemahan, Language and Translation the New Millenium

Publication (Jakarta: Kesaint Blanc, 2006),h. 52-5315 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah…, h. 4.

Page 26: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

16

menyukai metode penerjemahan ini, yang dianggapnya “hidup” dan “alami”

(dalam arti akrab) . 16

Contoh :

التعببعدإالاللذةوما

Terjemahannya : Berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian.17

g. Penerjemahan Komunikatif

Metode ini mengupayakan mereproduksi makna kontekstual yang

demikian rupa, sehingga baik dari aspek kebahasaan maupun aspek isi

langsung dapat dimengerti oleh pembaca. Oleh karena itu versi TSa-nya pun

langsung diterima. Sesuai dengan namamya metode ini memperhatikan

prinsip-prinsip komunikasi, yaitu khalayak pembaca dan tujuan

penerjemahan.18

Metode ini adalah yang banyak digunakan dalam penerjemahan.

Dalam metode ini yang di pentingkan adalah penyampaian pesannya,

sedangkan terjemahannya sendiri lebih diarahkan pada bentuk yang berterima

dan wajar dalam BSa. 19

Contoh :

مضغةمنمثعلقةمنمثنطفةمننتطور

16 Machali, Pedoman Bagi Penerjemah, h. 54.17 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah…, h. 5.18 Machali, Pedoman Bagi Penerjemah, h. 54.19 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah…, h. 5.

Page 27: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

17

Terjemahannya : kita tumbuh dari mani, lalu segumpal darah, dan

kemudian segumpal daging. 20

II.2. Penerjemahan Teks Film

Film pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat pada akhir abad

19. film pada masa itu masih berbentuk film bisu, yaitu film yang hanya

menampilkan gambar tapi tidak ada dialognya. Film dan bioskop pertama lahir

di Perancis yang kemudian menyebar dan terus berkembang keseluruh dunia.

Dampak terjemahan karya-karya tertulis dari zaman ke zaman sudah kita lihat.

Kita pun dapat merasakan dampak itu, baik dalam kehidupan biasa sehari-hari,

kehidupan kesenian, maupun kehidupan intelektual. Akan tetapi, memang

diperlukan waktu berabad-abad (bukan sekedar beberapa tahun saja) untuk

terjadinya dampak itu. Kemajuan dibidang percetakan, komunikasi, informasi,

dan transportasi telah menyebabkan penyebaran hasil penerjemahan terjadi

dalam waktu yang cepat. Pengaruh buku terjemah dan film terjemahan pada

masyarakat kita tentunya makin cepat terjadi.21

Stasiun televisi maupun bioskop-bioskop yang bertebaran di setiap

penjuru kota memiliki program acara yang terdiri dari program acara lokal dan

program acara bahasa asing. Untuk membantu penonton memahami suatu film

yang ditayangkan maka sudah tentu diperlukan seorang penerjemah.

Penerjemah berfungsi mengalihbahasakan isi film bahasa sumber (bahasa asing

yang bersangkutan) ke bahasa sasaran (bahasa Indonesia) sehingga pemirsa

dapat menangkap isi yang disampaikan oleh sebuah film.

20 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah…, h. 5.21 Beni Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, Bandung: Pustaka Jaya. 2006.h.101.

Page 28: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

18

Penerjemahan televisi berbeda dengan penerjemahan pada umumnya.

Televisi adalah media audio-visual, karena itu penerjemahan film televisi

bertumpu kepada audio dan visual. Pada dasarnya, penerjemahan film televisi

terbagi atas dua, yaitu subtitling dan dubbing (sulih suara). Subtitle adalah teks

terjemahan yang muncul di bagian bawah layar televisi. Dubbing adalah sulih

suara, mengganti audio bahasa sumber dengan audio bahasa sasaran. 22

II.2.1. Subtitling

Subtitel, yaitu memberikan sebuah terjemahan dari dialog bahasa

sumber ke dalam bahasa sasaran dalam bentuk disinkronkan keterangannya,

biasanya di bagian bawah layar, Subtitling sebagai bentuk foreignisasi

merupakan pendekatan untuk penerjemahan yang dapat digambarkan sebagai

"mengirim pembaca ke luar negeri". Subtitle dapat membawa penonton ke

dalam suasana budaya dan cita rasa bahasa asing tanpa harus pergi ke negara

yang bersangkutan tapi cukup dengan melihat dan menonton film asing

tersebut. Selain itu, dalam dunia industri film, penerjemahan cara subtitle

menjadi pilihan karena secara finansial lebih ekonomis dan praktis. 23

Prinsip subtitling adalah membantu pemirsa memahami isi film,

bukan membuat pemirsa sibuk membaca. Oleh karena itu, bahasa subtitling

haruslah merupakan bahasa yang singkat, padat dan tepat sasaran. Bahasa yang

dipergunakan adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dibawah ini akan

22 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah…, h. 92.23 Agnieszka Szarskowska, “The Power of Film Translation” artikel diakses pada 01 Januari 2010

dari http://www.accurapid.com/journal/32film.html.

Page 29: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

19

disebutkan hal-hal yang harus diperhatikan oleh penerjemah film metode

subtitle yaitu :

1. Nama sutradara, produser, aktor dan tim kru yang muncul di opening dan

ending title tidak perlu diterjemahkan.

1. Lirik lagu hanya diterjemahkan jika merupakan bagian dari isi film. Kalau

sekedar merupakan musik ilustrasi, tidak perlu diterjemahkan.

2. Kalau ada repetisi kata, cukup satu yang diterjemahkan.

3. Kalau kalimatnya tidak jelas, cukup menerjemahkan kalimat yang jelas.

4. Tulisan di papan nama, surat, email, dll. yang ada kaitannya dengan isi

cerita harus diterjemahkan.

5. Ungkapan dan peribahasa jangan diterjemahkan secara harafiah, namun

dicari padanannya dalam bahasa Indonesia.

6. Tidak perlu menerjemahkan semua detil. Kalimat boleh disederhanakan

dengan tetap menganut pola Subyek-Predikat- Obyek.

Dalam subtitling, yang harus diperhatikan adalah dalam timeframe

pemunculan subtitle yang didasarkan pada time code (ukuran waktu dalam

hh:mm:ss:ff). pemunculan subtitle amat ditentukan oleh penentuan in-point dan

out-point time code. Waktu pemunculan subtitle adalah antara 2-7 detik. Satu

subtitle maksimal terdiri dari 2 baris dan satu baris maksimal 35 karakter.

Pemenggalan kalimat perlu diperhatikan, dengan mempertimbangkan

tatabahasa dan logika dalam satu kalimat. 24

24 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah…, h. 93.

Page 30: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

20

II.2.2. Dubbing (Sulih Suara)

Dubbing (sulih suara) diketahui menjadi metode yang memodifikasi

sebagian besar teks sumber sehingga menjadikannya biasa dan familiar dengan

penonton melalui domestifikasi. Ini adalah sebuah metode dimana dialog

bahasa asing disesuaikan dengan pergerakan mulut aktor yang terdapat di film

tersebut dengan menggunakan bahasa sasaran (penonton), yang bertujuan

untuk membuat para penonton merasa jika mereka benar-benar mendengarkan

aktor berbicara dengan bahasa target. 25 Ditinjau dari segi ideologi, kebijakan

sulih suara ini merupakan ideology domestication. Sulih suara film tidak dapat

dilepaskan dari soal penerjemahan, penyelarasan naskah, dan pengarahan

dialog.26

Dalam proses sulih suara ada kegiatan pengisian suara yang

merupakan bagian yang memberikan hasil akhir yang ditonton dan

didengarkan oleh penonton. Dalam kenyataan, proses ini dilakukan di bawah

arahan pengarah dialog yang juga harus menguasai segi kebahasaannya. Secara

teknis sinematografis suara harus sesuai dengan karakter suara tokoh yang

disulih. Pengisi suara harus memahami benar tokoh dan situasi sosial budaya

yang melatarinya. Dalam hubungan ini, kemampuan mengatur artikulasi sangat

penting. Ia harus seperti seorang dalang yang dapat menuturkan kalimat-

kalimatnya dengan karakter sosial dan intonasi serta tekanan yang tepat. Inilah

segi kebahasaan yang harus diterapkan dalam proses pengisian suara.

25 Agnieszka Szarskowska, “The Power of Film Translation”26 Beni Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, h.99.

Page 31: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

21

Pengawasan dan pengarahan proses pengisian suara dilakukan oleh pengarah

dialog. 27

Dalam sulih suara, bahasa Indonesia yang dipergunakan adalah bahasa

Indonesia yang luwes, baik dan benar. Dalam sulih suara, bahasa Indonesia

yang baik dan benar bukanlah berarti menggunakan bahasa Indonesia yang

formal, tapi menggunakan bahasa yang sesuai dengan situasi, kondisi, konteks

film dan jenis film dengan tetap mengacu kepada kaidah yang berlaku.

Secara garis besar, yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Panjang pendek terjemahan sama dengan panjang pendek kalimat

bahasa sumber.

1. Kalimat terjemahan lip-sync dengan kalimat bahasa sumber.

2. Hubungan antar kalimat tidak terputus.

3. Mengikuti tatabahasa bahasa Indonesia.

4. Kalimat/kata sesuai dengan gambar.

5. Bahasa terjemahan mampu menunjukkan strata sosial pemeran. 28

II.2.3. Unsur Naratif dan Unsur Sinematik

Film secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk yakni, unsur

naratif dan unsur sinematik. Dua unsur tersebut saling berinteraksi dan

berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah film. Masing-masing

unsur tersebut tidak akan dapat membentuk film jika hanya berdiri sendiri. Bisa

27 Beni Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan,h.108-109.28 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah…, h. 93.

Page 32: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

22

kita katakan bahwa unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan diolah,

sementara unsur sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolahnya. 29

Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Setiap film

cerita tidak mungkin lepas dari unsur naratif. Setiap cerita pasti memiliki

unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu, serta lainnya. Seluruh

elemen tersebut membentuk unsur naratif secara keseluruhan. Elemen-elemen

tersebut saling berinteraksi serta berkesinambungan satu sama lain untuk

membentuk sebuah jalinan peristiwa yang memiliki maksud dan tujuan. Seluruh

peristiwa tersebut terikat sebuah aturan hukum kausalitas (logika- sebab-akibat).

Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan waktu adalah elemen-elemen pokok

pembentuk naratif. 30

Mise en scene

Sinematografi

Editing

Suara

Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi sebuah

film. Mise-en-scene adalah segala hal yang berada di depan kamera. Mise-en- 29 Rana Biru, “Film Psychodelic,” artikel diakses pada tanggal 16 Maret 2010 dari

http://ranabiru.blogspot.com/2010/02/unsur-unsur pembentuk-film.html30 Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka,2008), h. 2

FILM

Unsur Sinematik :Unsur Naratif

Page 33: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

23

scene memiliki empat elemen pokok yakni, setting atau latar, tata cahaya, kostum

dan make up, serta akting dan pergerakan pemain. Sinematografi adalah perlakuan

terhadap kamera dan filmnya serta hubungan kamera dengan obyek yang diambil.

Editing adalah transisi sebuah gambar (shot) ke gambar (shot) lainnya. Sedangkan

suara adalah segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melaui indra

pendengaran. 31

II.3. Jenis-jenis Film

Sebelum lebih jauh masuk ke dalam pembahasan yang lebih rinci kita perlu

mengetahui jenis-jenis film secara umum. Secara umum film dapat dibagi menjadi

tiga jenis, yakni: dokumenter, fiksi, dan eksperimental. Pembagian ini didasarkan

atas cara bertuturnya yakni, naratif (cerita) dan non naratif (non cerita).

Film fiksi memiliki struktur naratif yang jelas sementara film dokumenter

dan eksperimental tidak memiliki struktur naratif. Film dokumenter yang

memiliki konsep realisme (nyata) berada di kutub yang berlawanan dengan film

eksperimental yang memiliki konsep formalisme (abstrak). Sementara film fiksi

berada persis di tengah-tengah dua kutub tersebut.

Dokumentar Fiksi Eksperimental

(nyata) (rekaan) (abstrak)

II.3.1. Film Dokumenter

Kunci utama dari film dokumenter adalah penyajian fakta. Film

dokumenter berhubungan dengan orang-orang, tokoh, peristiwa, dan lokasi yang

nyata. Film dokumenter tidak menciptakan suatu peristiwa atau kejadian namun

31 Himawan Pratista, Memahami Film, h. 3

Page 34: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

24

merekam peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi atau otentik. Tidak seperti film

fiksi, film dokumentar tidak memiliki plot namun memiliki struktur yang

umumnya didasarkan oleh tema atau argumen dari sineasnya.

Film dokumenter juga tidak memiliki tokoh protagonis dan antagonis,

konflik serta penyelesaian seperti halnya film fiksi. Struktur bertutur film

dokumenter umumnya sederhana dengan tujuan agar memudahkan penonton

untuk memahami dan mempercayai fakta-fakta yang disajikan. 32 Dalam

menyajikan faktanya, film dokumenter dapat menggunakan beberapa metode.

Film dokumenter dapat merekam langsung pada saat peristiwa tersebut benar-

benar terjadi.

II.3.2. Film Fiksi

Berbeda dengan jenis film dokumenter, film fiksi terikat oleh plot. Dari

sisi cerita, film fiksi sering menggunakan cerita rekaan di luar kejadian nyata serta

memiliki konsep pengadeganan yang telah dirancang sejak awal. Struktur cerita

film juga terikat hukum kausalitas. Cerita biasanya juga memiliki karekter

protagonis dan antagonis, masalah dan konflik, penutupan serta pola

pengembangan cerita yang jelas.

Dari sisi produksi, film fiksi relatif lebih kompleks ketimbang dua jenis

film lainnya, baik masa pra-produksi, produksi, pasca-produksi. Manajemen

produksinya juga lebih kompleks karena biasanya menggunakan pemain serta kru

dalam jumlah yang besar. Produksi film fiksi juga memakan waktu relatif lebih

32 Himawan Pratista, Memahami Film, h. 3

Page 35: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

25

lama. Persiapan teknis seperti lokasi syuting serta setting dipersiapkan secara

matang baik di studio maupun non studio.33

Film fiksi yang berada di tengah-tengah dua kutub, nyata dan abstrak,

sering kali memiliki tendensi ke salah satu kutubnya, baik secara naratif maupun

sinematik. Seperti telah kita singgung sebelumnya film fiksi sering menggunakan

teknik gaya dokumenter.

II.3.3. Film Eksperimental

Film eksperimental merupakan jenis film yang sangat berbeda dengan dua

jenis film lainnya. Para eksperimental umumnya bekerja di luar industri film

utama (mainstream) dan bekerja pada studio independen atau perorangan. Mereka

umumnya terlibat penuh dalam seluruh produksi filmnya sejak awal hingga akhir.

Film eksperimental tidak memiliki plot namun tetap memiliki struktur.

Strukturnya sangat dipengaruhi oleh insting subyektif seperti gagasan, ide, emosi,

serta pengalaman batin mereka.

Film eksperimental juga umumnya tidak bercerita tentang apapun bahkan

kadang menentang kausalitas. Film-film eksperimental umumnya berbentuk

abstrak dan tidak mudah dipahami. Hal ini disebabkan karena mereka

menggunakan simbol-simbol personal yang mereka ciptakan sendiri. Para

eksperimental kadang mengeksplorasi berbagai kemungkinan dari medium film.34

33 Himawan Pratista, Memahami Film, h. 6.34 Himawan Pratista, Memahami Film, h 8

Page 36: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

26

BAB III

GAMBARAN UMUM FILM AYAT-AYAT CINTA

III.1. Sejarah Lahirnya Film Ayat-Ayat Cinta

Ayat-Ayat Cinta adalah sebuah film Indonesia karya Hanung Bramantyo yang

dibintangi oleh Fedi Nuril, Rianti Cartwright, Carissa Putri, Zaskia Adya Mecca,

dan Melanie Putria. Film ini merupakan film religi hasil adaptasi dari sebuah

novel best seller karya Habiburrahman El Shirazy berjudul Ayat Ayat Cinta, dan

melakukan penayangan perdana pada pertama tahun 2008. Walaupun kisah dalam

film dan novel Ayat-Ayat Cinta berlatarkan kehidupan di Kairo, namun proses

pengambilan gambar tidak dilakukan di kota itu.35

Penulis akan menjelaskan beberapa kota yang dipakai sebagai tempat

shooting ketika melakukan pengambilan gambar yang berlatarkan kairo. Ternyata

dalam film itu tidak dilakukan langsung di kairo itu sendiri. Akan tetapi,

dilakukan di kota Semarang yang juga mengikut sertakan menghadirkan seekor

unta dari Kebun Binatang Gembiraloka Jogjakarta. 36 Adapun metro yang

dibangun bangsa Prancis bertempat di stasiun Manggarai. Perpustakaan Al Azhar

dan ruang Talaqi masjid Al Azhar di Gedung Cipta Niaga Jakarta Kota. Yang

dijadikan Flat Fahri, Flat Maria dan Pasar El Khalili sebenarnya berada di kota

lama dan Gedung Lawang Sewu Semarang serta ruang sidang pengadilan Fahri

menggunakan di Gereja Imanuel Jakarta. Kemudian tim ayat-ayat cinta hijrah ke

India untuk menghadirkan Sungai Nil dan Padang Pasir.

35 Ayat-ayat Cinta, “Ayat-Ayat Cinta (film)” diakses pada tanggal 17 februari 2010 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Ayat-Ayat_Cinta_(film)36 Thomy, “Di Balik Layar Ayat-ayat Cinta” diakses pada tanggal 24 maret 2010 dari

http://thomy265.wordpress.com/2008/03/08/kisah-di-balik-layar-ayat-ayat-cinta-i/

Page 37: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

27

Dikisahkan, Maria Girgis (Carissa Putri), putri Tuan Butros dan Maddame

Nafed bertetangga flat (apartemen) dengan Fahri, mahasiswa Indonesia yang

kuliah di Universitas al-Azhar. Maria, terlahir dari keluarga Kristen Koptik,

digambarkan mengagumi Al-Qur'an, karena ayat-ayatnya yang dilantunkan indah,

bersimpati pada Fahri. Simpati yang akhirnya berubah menjadi cinta. Sayang

sekali, Maria tidak pernah mengutarakan perasaan hatinya. Ia hanya

menuangkannya dalam diary saja.

Selain Maria, ada juga Nurul (diperankan Melanie Putri), mahasiswi asal

Indonesia, anak seorang kyai yang cukup kesohor, yang juga menimba ilmu di

Al-Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati kepadanya, tetapi sayang rasa cinta itu

dihalangi oleh perasaan mindernya, karena Fahri hanya anak seorang petani. Cinta

yang akhirnya tak terucapkan. Ada juga tetangga yang selalu disiksa "ayahnya",

dan Fahri ingin menolongnya, tetapi justru itulah yang menjadi awal bencana

baginya. Fahri harus beberapa saat mendekam di penjara, karena tuduhan fitnah

telah memperkosanya. Saat badai fitnah menimpa, saat itu Fahri sudah menikah

dengan Aisha, gadis Turki yang menjadi warga Negara Jerman. Pendekatan

diplomatik Indonesia buntu, gagal membebaskan Fahri.

Tetapi berkat kewarganegaraan Jerman yang dimiliki Aisha, pengadilan

Mesir melunak. Fahri bebas, setelah dibuktikan bahwa tuduhan itu fitnah belaka.

Sebenarnya Fahri hanya difitnah, kesaksian Noura palsu karena dinyatakan di

bawah tekanan Bahadur, "ayah"nya. Padahal Bahadur, yang ternyata bukan ayah

kandungnya, justru dialah yang memperkosanya, dan ingin menjualnya menjadi

seorang pelacur. Sementara itu, Maria sedang sakit, karena tekanan batin yang

dideritanya karena Fahri telah menemukan “sungai Nil"-nya, yang ternyata bukan

Page 38: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

28

dirinya. Tetapi berkat kegigihan Aisha, istri Fahri, Maria berhasil dihadirkan ke

pengadilan. Kedatangannya menolong Fahri, karena ia menjadi saksi ketika Fahri

dan Nurul menyembunyikan Noura di rumah Nurul, demi menyelamatkan Noura

dari amukan Bahadur.

Justru Aisha sendiri, yang ketika Maria terbaring sakit, membaca diary-

nya. Ternyata Maria memendam rindu kepada Fahri, cinta yang dibawanya

sampai ia terbaring sakit. Aisha terharu. Ia akhirnya bersedia "membagi cinta"

dengan Maria. Fahri dan Maria pun menikah atas restunya karena itulah satu-

satunya obat bagi kesembuhannya. Madamme Girgis, ibu Maria, sangat berterima

kasih dengan pengorbanan Aisha. Madamme Girgis memeluk erat Aisha, ketika

wanita keturunan Turki itu menghindar dari akad nikah yang sedang

diselenggarakan antara Fahri dan Maria yang sedang berbaring sakit, karena tidak

bisa menahan gejolak jiwanya.

Beberapa menit terakhir film ini diisi dengan adegan kebersamaan antara

Fahri dengan kedua istrinya. Ada cemburu antara kedua istri Fahri, tetapi

keduanya berusaha keras "menjaga hati". Sementara Fahri mempergumulkan

makna keadilan bagi kedua istrinya. Aisha sedang hamil tua dan menunggu

kelahiran bayinya, sementara Maria kembali jatuh sakit. "Ajarilah aku shalat",

ucap Maria kepada Fahri, "karena aku ingin shalat bersama kalian". Fahri dan

Aisha terkejut luar biasa. Dan dalam keadaan terbaring Maria shalat bersama

Fahri dan Aisha, dan gadis Kristen Koptik itu mengehembuskan nafas terakhirnya

sebagai seorang muslimah.37

37 Thomy, “Di Balik Layar Ayat-ayat Cinta”

Page 39: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

29

III.1.1. Latar Belakang Pembuatan Film Ayat-ayat Cinta

Fenomena atas suksesnya film "Ayat-ayat Cinta", arahan Hanung Bramantyo ini

adalah menarik untuk dicermati. Film layar lebar yang diangkat dari novel karya

Habiburrahman el-Shirazy ini dalam waktu singkat telah berhasil meraup pemirsa

lebih dari 3 juta orang di seluruh tanah air. Ada yang menonton karena memang

lebih dahulu sudah membaca novelnya, ada pula yang hanya “sekedar ingin tahu",

karena penyambutan film ini yang cukup luas. Bukan hanya Dr. Din Syamsudin,

Ketua PP Muhammadiyah, akan tetapi juga melibatkan Presiden SBY, Wakil

Presiden Jusuf Kala, yang memberikan sambutan antusias. 38

Ada yang memuji, ada pula yang menanggapi biasa-biasa saja tetapi ada

pula yang serius mencermati kaitan film dan novel ini dengan hubungan Kristen-

Islam di Mesir. Meskipun orang Muslim atau orang Kristen di Mesir sama-sama

berbahasa Arab, tetapi antara keduanya tetap bisa dibedakan. Idiom-idiom

keagamaan mereka berbeda. Di koran-koran berbahasa Arab, ucapan bela

sungkawa orang Kristen biasanya diawali ungkapan : Intiqala ila Amjadis

samawat (Telah berpulang kepada Kemuliaan Surgawi), cukup mudah dibedakan

dengan kaum Muslim: Inna Iillahi wa Inna Ilayhi Raji’un (Sesungguhnya semua

karena Allah dan kepada-Nya pula semua akan kembali).

Beberapa tokoh dalam film ini gagal memerankan tokoh orang Mesir.

Madamme Nafed (Marini), mamanya Maria, saat mengucapkan kata: "bisyur'ah"

(cepat!), tampak kurang ekspresif. Alangkah lebih "Egypt" nuansanya, bila ia

berkata dengan penekanan: "Yala, yala, bisyur'ah, Ya Maria!", misalnya. Begitu 38 Bambang Noorsena, “Novel dan Film Ayta-ayat Cinta” artikel diakses pada 20 Maret 2010

dari http://www.facebook.com/topic.php?uid=8881577689&topic=4385

Page 40: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

30

juga, sebagai sosok gadis Mesir, Maria yang diperankan Carissa Putri, rasanya

terlalu calm dan "melankolis". Ketika ia mengucapkan "Afwan" (terima kasih

kembali), menjawab kata-kata Fahri ketika menerima kiriman juice mangga yang

dikirim Maria melalui tariakan keranjang kecil dari jendela kamarnya:

“Musyakirin awi’ala ashir Manggo" (Terima kasih banyak atas juice mangga).

Lebih ekspresif, seandainya Maria mengatakan: "Afwan Ya Habibi!".

Malahan dalam suatu pesta perkawinan yang digambarkan dalam film

tersebut, tidak ada bunyi jagreed (suatu bunyi siulan ibu-ibu yang menandai pe-

nyambutan acara-acara kegembiraan mereka). Yang juga tidak kalah penting

untuk dicermati, dialek Arab tokoh Maria ketika bertanya : Qamus 'Arabi?,

diucapkan dalam dialek terlalu "Saudi Arabia": Qomus ‘Arabi? Saya kira ini salah

satu kekhasan mahasiswa Islam asal Indonesia, karena ketika belajar bahasa Arab

di pesantren, lebih mirip dialek Saudi Arabia yang memang lebih "fushah"

(klasik). Tetapi tidak demikian dengan dialek Mesir, mereka tidak mengucapkan:

Subhro, Mubarok, Rohmat, melainkan: Subhra, Mubarak, Rahmat, dan

sebagainya.

Begitu juga, ungkapan salah seorang Mesir ketika melerai pertengkaran:

"Khalash! Khalash!" (sudah, sudah!), lebih "Mesir" lagi kalau diucapkan:

"Khalash, khalash ba'ah!". Begitu juga, biasanya seorang Mesir mengucapkan

kara "La, la, la" (tidak, tidak, tidak!), sambil dengan jari terlunjuk bergerak-gerak,

dan bibir berdecak. Ucapan "ahlan", biasanya diucapkan berkali-kali : "Ahlan,

ahlan, ahlan..." Yang lebih mengganjal lagi, dalam salah satu percakapan, seorang

tokoh mengucapkan dialek Mesir bercampur dengan bahasa Arab klasik: Asyan

Ana bahibaki awi (Karena saya sangat mencintaimu), mestinya: Asyan Ana

Page 41: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

31

bahibik awi. Asyan adalah ucapan cepat dari alashan, sedangkan Ana Bahibak,

Ana bahibik, dalam bentuk klasiknya: Ana uhibuka, Ana uhibuki.

Lokasi syuting yang memang tidak dibuat di Mesir, membuat penonton

tidak bisa secara utuh mengikuti dan membayangkan "suasana Mesir". Mulai ru-

mah-rumah warga kelas menengah ke atas, lengkap dengan mashrabiya-nya,

jalan-jalan kota lama Cairo yang macet, tidak terkecuali Midan Tahrir dengan wa-

rung-warung Asher (juice) segarnya. Masih banyak adat kebiasaan lain, yang

dalam film ini tidak berhasil ditonjolkan dengan baik, sehingga ber-"suasana

Indonesia dan India", ketimbang ber-"suasana Mesir", dan negara-negara Arab di

Timur Tengah pada umumnya.

III.1.2. Kedudukan Film Ayat-ayat Cinta dalam Islam

Ini adalah kisah cinta. Tapi bukan cuma sekedar kisah cinta yang biasa. Ini

tentang bagaimana menghadapi turun-naiknya persoalan hidup dengan cara Islam.

Salah satu topik yang diangkat dalam film yang diambil dari novel karya

Habiburrahman El Shirazy dengan judul yang sama ini mengemukakan mengenai

poligami yang “terpaksa” harus dilakukan oleh Fahri, Aisha dan Maria, dan

bagaimana gejolak rumah tangga mereka bertiga diawal pernikahan keduanya.

Mengapa Fahri sampai melakukan poligami terpapar dengan sangat jelas karena

dengan poligami itu bisa menyelamatkan paling tidak tokoh Maria, Fahri sendiri,

dan masa depan anak Fahri - Aisha.39

Dalam ‘Ayat-ayat Cinta’ disebutkan Ahlu dzimmah adalah semua non-

Muslim yang berada di dalam negara kaum Muslimin, masuk secara legal,

39 Nina Kaham, “Poligamai ala Ayat-ayat Cinta” artikel diakses pada tanggal 26 Maret 2010 dari

http://www.whatisallabout.com/poligami-ala-ayat-ayat-cinta/

Page 42: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

32

membayar visa, punya paspor, hukumnya sama dengan ahlu dzimmah, darah dan

kehormatan mereka harus dilindungi. “Barangsiapa menyakiti orang dzimmi, dia

telah menyakiti diriku, dan siapa yang menyakiti diriku berarti dia menyakiti

Allah.” Menempatkan turis asing sebagai dzimmi di negeri Muslim bukan saja

tidak memiliki argumentasi syar’iyah, tetapi juga merusak tatanan syar’i secara

keseluruhan.

Persoalannya, bukan pada perlakuan kasar atau halus terhadap turis,

melainkan pada posisi yang disematkan, bahwa sesungguhnya kedudukan turis

tidak sama dengan ahludz dzimmah, baik hak maupun kewajibannya.

Perbedaan itu antara lain, pertama, ahludz dzimmah (dzimmi) adalah

orang kafir yang menjadi warganegara Negara Islam. Sedangkan turis tidak

memiliki hak kewarganegaraan, tetapi hanya memiliki hak pelayanan sebagai

tamu. Kedua, dzimmi mempunyai hak dan kewajiban sebagai warga negara.

Bilamana pemerintah tidak bisa memenuhi hak kewarganegaraan orang dzimmi,

maka mereka tidak wajib lagi membayar jizyah (pajak). Sedangkan pembayaran

visa bagi turis yang berkunjung ke sebuah negara Islam tidak dapat dianggap

sebagai jizyah, karena orang Islam yang bukan penduduk negara yang

dikunjunginya juga harus membayar visa.

Ketiga, pada keadaan darurat, pemerintah negara Islam dapat mewajibkan

penduduk dzimmi untuk menjalani wajib militer. Berbeda dengan turis, apabila

datang ke suatu negara yang sedang dalam keadaan darurat perang tidak bisa

dipaksa ikut wajib militer bagi negeri yang dikunjunginya.40

40 Media Pelajar, “Kontroversi dibalik Ayat-ayat Cinta” artikel diakses pada tanggal 20 Maret

2010 dari http://dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/209/kontroversi -di-balik AAC.html

Page 43: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

33

III.2. Pesan Moral dari Film Ayat-ayat Cinta

Jika Anda sudah menonton Film Ayat-Ayat Cinta, anda akan memperoleh banyak

pesan moral untuk diri kita sendiri. Film ini becerita tentang kisah cinta. Tapi

bukan cuma sekedar kisah cinta yang biasa. Ini tentang bagaimana menghadapi

turun-naiknya persoalan hidup. Fahri bin Abdillah (Fedi Nuril) adalah pelajar

Indonesia yang berusaha menggapai gelar masternya di Al Ahzar. Berjibaku

dengan panas-debu Mesir. Berkutat dengan berbagai macam target dan

kesederhanaan hidup. Bertahan dengan menjadi penerjemah buku-buku agama.

Semua target dijalani Fahri dengan penuh antusiasme kecuali satu:

menikah. Kenapa? Karena Fahri adalah laki-laki taat yang begitu 'lurus'. Dia tidak

mengenal pacaran sebelum menikah. Dia kurang artikulatif saat berhadapan

dengan mahluk bernama perempuan. Hanya ada sedikit perempuan yang dekat

dengannya selama ini. Neneknya, Ibunya dan saudara perempuannya.41

Pesan moral dan spiritual yang ingin disampaikan dalam film ini menurut

pendapat saya adalah sbb :

1. Jangan kita sombong dan selalu menggangap bahwa kita paling benar,

karena kita tidak tahu apa maksud Tuhan dibalik itu semua.

2. Banyak orang yang berpandangan sempit, & menjadikan agama hanya

sebagai alat untuk kepentingan dirinya atau golongannya saja, Padahal agama

salah satunya berfungsi memberikan kebutuhan akan ketenangan hati dan fikiran

kita, bukan hanya simbol untuk dipertentangkan, di film ini agama secara spiritual

dilihat dari sisi Rahamatan Lil Alamin (Menjadikan Kesejahteraan Kepada 41 Dewa Dewanto, “Pesan Moral dari Film Ayat-ayat Cinta” artikel diakses pada tanggal 20

Maret 2010 dari http://aryantoabidin.blogspot.com/2008/03/pesan-moral-dari-film-ayat-ayat-

cinta.html

Page 44: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

34

Seluruh Alam) dan mungkin anda semua masih ingat bahwa semua agama asalnya

dari 1 sumber.

3. Ini berhubungan dengan Entrepreneur yaitu IKHLAS & SABAR, ada

beberapa dari kita yang menganggap semua kesuksesan dalam Usaha/Bisnis

adalah menunjukan kehebatan kita, seolah2 semua tergantung pada kita, sehingga

lupa pada yang menciptakan Alam Semesta, bisa jadi kita berhasil dalam satu

sisi/bidang sekarang ini, tapi kita tidak tahu maksud Tuhan 1,2,4 atau beberapa

puluh tahun kemudian. Kalaupun kita belum berhasil, selain dengan berusaha kita

juga diharuskan untuk Ikhlas & Sabar.

4. Kalau tidak salah ada peribahasa yang berbunyi " Jangan Melihat Buku

Hanya Dari Sampulnya", Makna yang lebih luas saya fikir kita diharuskan melihat

kedalam hati kita yang dalam, bahwa tidak semua yang terlihat diluar begitu juga

dalamnya.

Contoh yang paling segar dalam fikiran kita, ketika kita melihat seorang

artis yang selalu terlihat di Layar Televisi dan terlibat dalam pemakaian narkoba,

meskipun dia sudah beristeri tapi dia selalu terlihat kemana-mana berjalan dengan

wanita lain ditempat-tempat "Keramaian", dan ketika dia tertangkap dan diadili

dengan simbol2nya seolah-olah dia seorang laki-laki baik yang taat kepada

agama.42

42 Dewa Dewanto, “Pesan Moral dari Film Ayat-ayat Cinta”

Page 45: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

35

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

IV.1. Analisis Data

IV.1.1 Analisis Data Potongan Ayat Al-Qur’an dalam Film Ayat-ayat Cinta

Dari 80 sampel penelitian yang diperoleh dalam dialog Arab film Ayat-ayat Cinta

hanya 3 surat dalam Alquran yang kemudian menjadi beberapa potongan ayat

serta beberapa hadis rasul yang terdapat didalamnya. Penulis akan menganalisis

data dalam film tersebut seperti contoh dibawah ini:

Contoh percakapan pertama yang berhubungan dengan Alquran:

٠١

“Katakanlah:Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan

kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari

orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki

dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala

kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

(Al-Imran: 26)43

Dalam skenario potongan ayat tersebut hanya ditulis dalam huruf latin

seperti ini: Qulillahuma mulki tu’ta mantasya dan tidak mencakup sampe 1 ayat

atau lebih padahal tertulis dalam skenario bahwa potongan ayat itu berasal dari

Surat Ali Imron ayat 22-23, tetapi ketika ditemukan dalam Alquran potongan ayat

43 Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahannya, Bandung: Diponegoro, 2008. h. 53

Page 46: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

36

tersebut terdapat pada ayat ke-26 Surat Al-Imran. Adapun terjemahan yang

digunakan tidak sesuai dengan apa yang diterjemahkan Departemen Agama RI

karena dalam skenario diterjemahkan menjadi “jika Allah menghendaki, siapapun

bisa menjadi jodohmu. Jangan sekali-kali melangkahi kehendaknya”.

Contoh percakapan kedua yang berhubungan dengan Alquran:

٠٢

“Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan

menggendongnya. kaumnya berkata: "Hai Maryam, Sesungguhnya kamu telah

melakukan sesuatu yang Amat mungkar.”(Maryam: 27)44

“Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang

yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina.”(Maryam: 28)45

“Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. mereka berkata: "Bagaimana

Kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?”

(Maryam: 29)46

Surat Maryam yang dibaca oleh salah satu pemain film tersebut yaitu

Maria adalah seorang gadis kristen koptik yang pintar dan juga banyak memahami

tentang ajaran agama Islam terutama pada hal mengagumi Alquran, ayat-ayat

44 Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahannya, h. 30745 Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahannya, h. 30746 Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahannya, h. 307

Page 47: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

37

surat Maryam yang dilantunkan pun terdengar indah, tetapi sayangnya rasa cinta

Maria pada Fahri tidak pernah diutarakan dalam hatinya. Ia hanya menuangkan isi

hatinya dalam buku diary saja.

Contoh percakapan ketiga yang berhubungan dengan Alquran:

٠٣

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena

Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain

(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta

mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi

memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara

(mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah

mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.

kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan

untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.”

(An-nisa: 34)47

47 Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahannya, h. 84

Page 48: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

38

Dalam film ini ketika ada adegan Fahri, Aisha, dan Alicia duduk dalam

satu meja untuk wawancara mereka membahas tentang bagaimana lelaki muslim

jika ada yang melakukan tindakan memukul perempuan, semua itu dijelaskan

dalam Surat Annisa.

Contoh percakapan keempat yang berhubungan dengan Alquran:

Page 49: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

39

“dan jika baju gamisnya koyak di belakang, Maka wanita Itulah yang

dusta, dan Yusuf Termasuk orang-orang yang benar." (Yusuf: 27)

“Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di

belakang berkatalah dia: "Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara tipu daya

kamu, Sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar." (Yusuf: 28)

“(Hai) Yusuf: "Berpalinglah dari ini, dan (kamu Hai isteriku) mohon

ampunlah atas dosamu itu, karena kamu Sesungguhnya Termasuk orang-orang

yang berbuat salah." (Yusuf: 29)

“dan wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al Aziz menggoda bujangnya

untuk menundukkan dirinya (kepadanya), Sesungguhnya cintanya kepada

bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya Kami memandangnya

dalam kesesatan yang nyata." (Yusuf: 30)

Page 50: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

40

“Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka,

diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk,

dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong

jamuan), kemudian Dia berkata (kepada Yusuf): "Keluarlah (nampakkanlah

dirimu) kepada mereka". Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka

kagum kepada (keelokan rupa) nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan

berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak

lain hanyalah Malaikat yang mulia." (Yusuf: 31)

“wanita itu berkata: "Itulah Dia orang yang kamu cela aku karena

(tertarik) kepadanya, dan Sesungguhnya aku telah menggoda Dia untuk

menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi Dia menolak. dan Sesungguhnya

jika Dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya Dia akan

dipenjarakan dan Dia akan Termasuk golongan orang-orang yang hina."

(Yusuf: 32)

“Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada

memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak Engkau hindarkan dari

padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan

mereka) dan tentulah aku Termasuk orang-orang yang bodoh." (Yusuf: 33)

“Maka Tuhannya memperkenankan doa Yusuf dan Dia menghindarkan

Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar lagi

Maha mengetahui. (Yusuf: 34)

“kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda

(kebenaran Yusuf) bahwa mereka harus memenjarakannya sampai sesuatu waktu.

(Yusuf: 35)

Page 51: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

41

“dan bersama dengan Dia masuk pula ke dalam penjara dua orang

pemuda. berkatalah salah seorang diantara keduanya: "Sesungguhnya aku

bermimpi, bahwa aku memeras anggur." dan yang lainnya berkata:

"Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku,

sebahagiannya dimakan burung." berikanlah kepada Kami ta'birnya;

Sesungguhnya Kami memandang kamu Termasuk orang-orang yang pandai

(mena'birkan mimpi).” (Yusuf: 36)

“Yusuf berkata: "tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang

akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan

itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu. yang demikian itu adalah sebagian

dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku telah

meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang

mereka ingkar kepada hari kemudian.” (Yusuf: 37)48

Dalam film ini surat yusuf memang tidak dilantunkan langsung oleh para

pemainnya seperti surat maryam, tetapi hanya tertulis dalam skenario ketika Fahri

masuk kedalam penjara dan bertemu dengan seorang laki-laki yang selalu

mengingatkan Fahri bahwa ia sedang menghadapi ujian yang sangat besar karena

difitnah memperkosa, seperti Nabi Yusuf ketika difitnah memperkosa Zulaikha

hingga Nabi Yusuf masuk penjara.

48 Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahannya, h. 84

Page 52: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

42

Adapun contoh percakapan yang berhubungan dengan hadis Rasul:

النكاح أيضا إلبتغاد الفطنة و تطمئن القلب, إماإلمتام الدين١٠

“Selain untuk menyempurnakan agama, menikah juga menghindari fitnah

dan memberikan ketenangan batin”.

Perkataan Syeikh Usman pada Fahri yang selalu dipikirkan ketika

berbicara tentang pernikahan membuatnya sadar akan seorang pendamping hidup

disisinya.

49من اذى دميا فقد أذين ومن أذين فقد أذى اهللا: رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم : قال ٢٠

“Rasul juga memperingatkan, 'Barangsiapa yang menyakiti orang dzimmi,

dia telah menyakiti diriku dan barangsiapa menyakiti diriku berarti dia menyakiti

Allah.” 50

Ketika didalam metro (kereta) terlihat sepasang turis Amerika sedang

mencari tempat duduk, kemudian dalam kereta tersebut terdapat mayoritas orang

Arab yang menyangka bahwa setiap orang Amerika itu adalah kafir, oleh sebab

itu terjadilah perseteruan antara para penumpang kereta tersebut dan menyebutkan

hadis diatas untuk menenangkan penumpang yang lainnya.

اقدام األمهاتاجلنة حتت ٣٠

“Surga berada dibawah telapak kaki Ibu. Begitu hadist meriwayatkan yang

menjadikan dasar Islam sangat menjunjung tinggi perempuan.”

49 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta karya sutradara Hanung Bramantyo50 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario asli film Ayat-ayat Cinta karya Salman Aristo

Page 53: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

43

Ketika ungkapan tersebut diucapkan adegannya sedang membicarakan

tentang bagaimana Islam sangat melindungi perempuan terutama kepada seorang

ibu dan istri yang sangat besar pengorbanannya.

الصرب واالخالص من مفتاح االسالم٤٠

“Sabar dan Ikhlas itu kunci Islam seutuhnya.”

Ungkapan ini ketika Fahri baru masuk kedalam penjara, ia merasa bahwa

Allah begitu tega kepadanya padahal seorang laki-laki didalam penjara sudah

mengingatkan bahwa Allah sedang berbicara kepadamu tentang sabar dan ikhlas.

IV.1.2 Analisis Data Dialog Arab dalam Film Ayat-ayat Cinta

Bahasa Arab dilihat dari ragamnya dapat dibedakan ke dalam dua macam

bentuk, yaitu bahasa Arab fushâ (ragam standar). Menurut Emil Badi’ Ya’qub,

bahasa Arab fushâ adalah bahasa yang digunakan dalam al Qur-an, situasi-situasi

resmi, penggubahan puisi, penulisan prosa dan juga ungkapan-ungkapan

pemikiran (tulisan-tulisan ilmiah). Secara umum bahasa ini dapat diklasifikasikan

dalam dua tingkatan, yaitu Bahasa Arab Klasik (Classical Arabic) yang

digunakan dalam bahasa al Qur-an dan Bahasa Arab Standar Modern

(Modern Standard Arabic) yang digunakan dalam bahasa ilmiah.51

Adapula bahasa Arab ‘âmiyyah (ragam non-standar) yang terdapat di

Mesir. Menurut Emil Badi’ Ya’qub, bahasa ‘âmiyyah atau yang sering dikenal

dengan al-Lahjah adalah bahasa yang digunakan dalam urusan-urusan biasa

51 Muhammad Taib Azizin, “Mengenal Bahasa Arab” diakses pada tanggal 24 Maret 2010 dari

http://makarimexecutive.blogspot.com/2009/04/mengenal-bahasa-arab-amiyah-mesir.html

Page 54: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

44

(tidak resmi), dan yang diterapkan dalam keseharian. Bahasa ini tidak lain adalah

bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Oleh karena itu Penulis membagi dialog arab ini menjadi dua macam yaitu

antara dialog berbahasa fushâ dan dialog berbahasa âmiyyah, adapun dialog

bahasa fushâ yang terdiri dari 10 ucapan terdapat pada tabel berikut ini:

No. Bahasa Arab Fushâ Subtitle

1 بيىت جنىت Rumahku surgaku

2 يب قلىبيحب Lelaki tersayang

3 هذه فتنة Ini semua fitnah

4 انتهى الوقت Waktu sudah abis

5 لقد جف حبر النيل بسبب تغريمصر Nil itu menjadi kering oleh mesirku yang mulai berubah

6 أنت ذكية ياحبيىب Kamu memang pintar sayangku

7 ماذا تفعلني ياعائشة Apa yang kamu cari aisha

8 شكرا يايساعد مريا Terima kasih sudah selamatkan maria

9 بالدنا من بالد حمترم ىف العامل Negeri ini adalah negri yang terhormat didunia.

10 الربكة ىف ظهورها Lakukanlah aktifitas dari solat subuh sampai zuhur tiba

Bahasa Arab ‘âmiyyah atau Spoken Arabic mengacu pada bentuk bahasa

Arab yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Perlu dicatat bahwa

bagaimanapun juga orang-orang Arab khususnya di Mesir yang tak berpendidikan

jarang sekali menggunakan bahasa formal dan klasik dalam percakapan mereka.

Kemudian inilah contoh percakapan bahasa amiyah dalam film Ayat-ayat Cinta

yang terdiri dari 10 ucapan terdiri pada tabel berikut ini :

Page 55: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

45

No. Bahasa Arab Âmiyyah Subtitle

1 بالوقت Sekarang

2 مسبوك Tidak bisa

3 أناحبتك أنت إىل سأتى Saya butuh kamu ke flat ku

4 أنت اغمك ياأخى Dari mana kamu ?

5 ميلس غما.... ميلس Tenang Semuanya ! Saya minta tenang

6 واهللا أنت خري علو Demi Allah kau lelaki berhati mulia

7 ليكعائشة أنا حبتك ع Aku mencintaimu aisha

8 مشرفلة Aku tidak tahu

9 أنا مغرب Saya tidak bersalah

10 ياىل يامريا Ayo maria

IV.2 Pembahasan

IV.2.1 Berdasarkan Bentuk Bahasa Arab Fasih (Fushâ)

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Ragam

dan situasi penggunaan bahasa Arab terbagi menjadi dua, yaitu bahasa Arab fasih

(fushâ) dan bahasa Arab umum (âmiyyah). Bahasa fushâ digunakan dalam situasi

yang formal. Bahasa âmiyah atau bahasa pasaran pada umumnya digunakan

dalam kondisi informal, misalnya percakapan sehari-hari. 52

Pada bab ini, penulis akan menganalisis terjemahan dialog film

Ayat-ayat Cinta yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran (Indonesia)

dalam bentuk subtitling. Berikut ini dialog-dialog yang terdapat di dalam film

tersebut yang diredaksikan dalam bentuk tulisan oleh penulis berdasarkan apa

yang terdengar dalam adegan film tersebut karena dalam kenyataannya bahwa

52 Muhammad Taib Azizin, “Mengenal Bahasa Arab”

Page 56: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

46

Penulis tidak menemukkan teks asli dalam bentuk tulisan Arab, pembahasan ini

mengambil 10 contoh dari ucapan dialog film, yaitu:

1. Bsu :

53بيىت جنىت

Terjemahan Bsa : Rumahku surgaku54

Penulis melihat dan menilai terjemahan bahasa sasaran dari bahasa sumber

kurang dapat dipahami. Penerjemahan ‘Rumahku Surgaku’ mempunyai arti dan

makna yang kurang tepat. Secara konteks memang benar diartikan seperti itu

tetapi alangkah baiknya jika kita menambahkan kata “adalah” tepat berada

ditengahnya seperti : Rumahku adalah Surgaku. Penerjemahan seperti ini

mengikuti strategi yang terdapat dalam penerjemahan yang memperbolehkan

untuk menambahkan kata dalam Bsa (Bahasa Sasaran). Sedangkan metode

penerjemahan yang dipakai yaitu metode kata demi kata.

Masalah pilihan kata dalam penerjemahan itu sangat penting, apalagi jika

kita ingin menambahkan sebuah kata dalam bahasa sasaran yang terdapat dalam

film karena terjemahan yang terdapat dalam film itu berasal dari apa yang ada

dalam karya teks skenarionya. Jika dalam skenario film sudah tertuliskan apa

yang diterjemahkan maka terjemahan yang layak dipakai adalah terjemahan yang

tertulis dalam skenario tersebut karena terjemahan skenario walaupun berbeda

53 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang dilihat dari apa yang tertulis di

depan pintu Flat Fahri.54 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.

Page 57: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

47

dengan terjemahan kamus atau yang lainnya ia hanya melihat pada konteks dari

apa yang dilakoni oleh para pemainnya.

2. Bsu:

55يب قلىبيحب

Terjemahan Bsa : Lelaki tersayang56

Pada terjemahan bahasa sasaran di atas, penulis melihat gaya terjemahan

tersebut diterjemahkan secara harfiah, meskipun penerjemahan harfiah secara

gramatikal dan leksikal dapat diterima, tetapi dalam segi makna kontekstual tidak.

Karena arti sebenarnya dalam kamus itu seperti ”kekasih hatiku” tetapi ketika

melihat konteks pada film Ayat-ayat Cinta yang mengucapkannya itu seorang

wanita maka diterjemahkan seperti yang ada diatas.

Pada umumnya penerjemahan film berbeda dengan penerjemahan yang

lainnya karena pernerjemahan film itu menyangkut kepada media audio-visual

yang bisa kita terjemahkan dengan cara menonton dan mendengar apa yang

dilakukan serta dibicarakan para pemainnya.

Berdasarkan kategori metode penerjemahan diatas sangat tidak sesuai

dengan apa yang ada dalam isi kamus karena sebenarnya dalam sebuah film itu

terjemahan yang dianggap tepat adalah terjemahan yang sesuai dengan isi dari

skenario yang menerjemahkan dengan melihat konteks pada adegan sang

pemainnya.

55 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang dilihat dalam diari Nurul.56 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.

Page 58: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

48

3. Bsu :

57نةتهذه ف

Terjemahan Bsa : Semua ini fitnah58

Dalam hal ini yang harus diperhatikan yaitu terjemahan dari نةتف “fitnah”,

padahal dalam penerjemahan kasus tersebut termasuk masalah faux amis

karena kata fitnah tersebut mempunyai bentuk yang sama dalam dua bahasa

atau lebih, tetapi mempunyai makna yang berbeda. Dengan kata lain, faux amis

adalah suatu pasangan bahasa secara morfologis sangat mirip, namun secara

semantis berbeda. Kata نةتف dalam bahasa Arab berarti ‘pengrusakan’ tetapi

dalam bahasa indonesia berarti ‘tuduhan tanpa bukti’. Oleh sebab itu metode

yang digunakan oleh penerjemah yaitu metode setia.

Dalam penerjemahan, faux amis merupakan pemadanan yang salah karena

disebabkan oleh kekurang cermatan penerjemah terhadap bentuk kata yang

tampaknya sama, tetapi sebetulnya berbeda maknanya antara teks bahasa

sumber dan teks bahasa sasaran. Menurut Pinchuck, faux amis merupakan

jenis yang paling populer dalam kesalahan penerjemahan. Kebingungan

penerjemahan dalam menghadapi kata-kata yang tergolong faux amis,

menurutnya, sebabnya adalah penerjemah kurang menguasai bahasa sumber.59

57 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang diredaksikan kedalam tulisan arab

melalui apa yang terdengar dalam film.58 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.59 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah…, h. 24.

Page 59: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

49

4. Bsu :

60انتهى الوقت

Terjemahan Bsa : Waktu sudah habis61

Pada terjemahan bahasa sasaran di atas, penulis melihat gaya terjemahan

tersebut diterjemahkan secara harfiah karena penerjemahan kata-kata terpisah dari

konteks pada susunan garamatikal Bsu untuk mencukupi adanya padanan yang

terdekat dalam Bsa dan tidak kontekstual dari segi makna.

Menurut Catford, masalah pokok dalam penerjemahan adalah menemukan

padanan terjemahan dalam Bsa. Namun demikian, penerjemhan bukan sekedaar

menemukan padanan, bukan sekedar mengganti kata-kata Bsu dengan kata-kata

lain yang sepadan dalam Bsa, karenanya dalam pekerjaan seperti itu dengan

mudah dapat dilakukan dengan berpedoman pada kamus dwi bahasa.62

Setiap bahasa mempunyai ciri khas tersendiri, oleh karena itu terkadang

penerjemah tidak menemukan padanan Bsu dalam Bsa. Padahal pada terjemahan

diatas padanan yang terdekat dalam Bsa sudah dapat dipahami tetapi hanya saja

dari segi makna yang tidak kontekstual.

Oleh karena itu terjemahan diatas dapat dikatakan tepat karena sesuai

dengan apa yang terdapat dalam skenario walaupun itu hanya melihat dari apa

yang terjadi dalam adegan film tersebut dengan konteks yang berbeda-beda.

60 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang diredaksikan kedalam tulisan arab

melalui apa yang terdengar dalam film.61 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.62 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah…, h. 18.

Page 60: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

50

5. Bsu:

63لقد جف حبر النيل بسبب تغريمصر

Terjemahan: Nil itu menjadi kering oleh mesirku yang mulai berubah64

Pada terjemahan bahasa sasaran di atas, penulis melihat gaya terjemahan

tersebut diterjemahkan secara Adaptasi karena terjadi penyesuaian dalam bahasa

sumbernya yang menyangkut peralihan budaya bahwa ketika di Mesir itu Sungai

Nil pasti melekat didalamnya oleh sebab itu penerjemah film menggunakkan

metode adaptasi untuk terjemahan ini.

Mengacu kepada isi terjemahan diatas memang benar bahwa bahasa

sumber tidak mengorbankan hal-hal penting seperti tema, karakter, atau alur yang

terdapat dalam sebuah film tersebut. Metode terjemahan yang digunakan pun

sesuai untuk penerjemahn drama, puisi, atau film yang juga terjadi penyesuaian ke

dalam bahasa sumber dan paling bebas serta paling dekat dengan bahasa sasaran.

Terjadinya peralihan budaya bahasa sumber ke budaya bahasa sasaran

karena dilihat dari dua kata yang saling berhubungan antara mesir dan sungai nil,

karena sungai nil hanya berada dikota mesir maka itu termasuk budaya yang

sudah melekat didalamnya. Dari situlah kita dapat menyimpulakan bahwa jika

tidak ada sungai nil maka kota mesir pun tidak ada dan justru sebaliknya jika tidak

ada kota mesir maka sungai nil pun tidak terdapat didalamnya.

63 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang dilihat dalam diari Maria64 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.

Page 61: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

51

6. Bsu:

65أنت ذكية ياحبيىب

Terjemahan: Kamu memang pintar sayangku66

Terjemahan diatas dapat dikatakan menggunakkan metode kata demi kata

yang juga memiliki salah satu prosedur dalam penerjemahan seperti Ziyadah

untuk menambahkan unsur kalimat yang tidak terlihat dalam Bsu, adapun unsur

penambahannya yaitu pada kata “memang”. Secara konteks dilihat dari

percakapannya yang terdapat hanya dua orang antara seorang laki-laki dan

perempuan kalimat tersebut bisa dikatakan tepat sesuai dengan kedekatan dan

kebebasan memilih makna untuk Bsa. Pesan yang ingin disampaikan oleh

penerjemah pun sesuai dengan apa yang ada dalam Bsu.

Karena terletaknya kata-kata bahasa sasaran langsung terdapat dibawah

versi bahasa sumber maka sudah dapat dipastikan terjemahan tersebut

diterjemahkan diluar konteks pada bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan

kata-kata yang bersifat kultural dan apa adanya.

Adegan ini hanya terdapat dua orang saja yang saling mengungkapkan isi

percakapan pada film karena seorang pemain pria dalam adegan tersebut memuji

sang istrinya yang sangat pintar dan suka menolong pekerjaannya yang dilakukan

dengan baik.

65 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang diredaksikan kedalam tulisan arab

melalui pa yang terdengar dalam film.66 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.

Page 62: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

52

7. Bsu:

67؟ماذا تفعلني ياعائشة

Terjemahan: Apa yang kamu cari aisha ?68

Pada terjemahan bahasa sasaran diatas, penulis melihat gaya terjemahan

tersebut diterjemahkan dengan melihat konteks ketika melakukan dialog karena

arti dalam kamus secara harfiah kata تفعلني yaitu bersangkutan dengan

“pekerjaan” atau apa yang dilakukan, sedangkan terjemahan diatas tidak sesuai

dengan Bsu karena diterjemahkan “apa yang kamu cari aisha?” yang seharusnya

diterjemahkan seperti ini: “apa yang kamu lakukan aisha?”. Metode penerjemahan

yang digunakan masih memakai kata demi kata.

Sebenarnya ungkapan diatas terucap ketika aisha sedang mencari bukti

lain agar bisa membebaskan fahri dari tuduhannya karena telah memperkosa

seorang gadis, kemudian ia pergi ketempat dimana sang suaminya tinggal

sebelum menikah dengannya, karena fahri sebelum menikah tidak tinggal

sendirian maka aisha mendatangi rumah yang ditinggali fahri bersama beberapa

temannya. Seharusnya ungakapan tersebut diterjemahkan sesuai dengan apa yang

ia lakukan bukan sesuai dengan apa yang ia cari karena dalam adegan tersebut

memang aisha sedang melakukan pencarian bukti tapi oleh sang penerjemah

difokuskan pada pencariannya buakan pada apa yang dilakukan aisha pada saat ia

sedang berada dirumah fahri yang disewa bersama teman-temannya.

67 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang diredaksikan kedalam tulisan arab

melalui apa yang terdengar dalam film.68 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.

Page 63: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

53

8. Bsu:

69شكرا يايساعد مريا

Terjemahan: Terima kasih sudah selamatkan maria70

Secara konteks penerjemahan diatas terlihat sangat literal tapi sudah

mewakili karena pesan apa yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan

terjemahan tersebut. Hanya saja terjemahan tersebut tidak kontekstual karena

dapat diartiakan apa saja secara harfiah yang susunan garamatikalnya selalu

dicarikan padanan yang paling dekat dengan bahasa sasaran.

Dalam adegan film ungkapan yang satu ini secara tidak sadar memang

merujuk pada apa yang terjadi dengan maria, maria ditabrak mobil dengan sengaja

ketika ia sedang mneyebrang kemudian mobil tersebut melaju kencang setelah

menabraknya, oleh karena itu maria diselamatkan orang yang berada disekitarnya

dan orang tersebut beranggapan bahwa maria telah ditabrak lari.

Adapun alasan maria ditabrak lari yaitu agar bisa menghilangkan bukti

bahwa fahri yang tertuduh itu benar-benar salah karena telah memperkosa anak

tirinya bahadur, padahal bahdur sendirilah yang telah memperkosa anak tirinya itu,

tapi sayangnya maria masih tetap hidup dan menjadi saksi dalam persidangan

dimana saat hakim akan memutuskan bahwa fahri bersalah atau tidak.

Dari situlah ibunya maria mengucapkan ungkapan terima kasihnya kepada

orang-orang yang telah menolongnya dengan ikhlas.

69 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang diredaksikan kedalam tulisan arab

melalui apa yang terdengar dalam film.70 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.

Page 64: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

54

9. Bsu:

71بالدنا من بالد حمترم ىف العامل

Terjemahan: Negri ini adalah negri yang terhormat didunia.72

Pada kalimat diatas dapat dikatakan menggunakkan metode harfiah karena

memang secara pesan dan konteks dapat dipahami walaupun dilihat dari susunan

gramatikalnya bahasa sumber selalu dicarikan padanannya yang paling dekat

dalam bahasa sasarannya.

Penerjemahan kata-kata bahasa sumber masih dilakukan terpisah dari

konteks padahal apa yang terdapat saat adegan film itu dilakukan dengan benar

sesuai pada isi yang terdapat dalam skenario tetapi sang penerjemah memang

menerjemahkannya secara literal dan tidak kontekstual.

Unsur bahasa yang tidak ada padanannya itu bisa dinamakan padanan zero

atau nil. Tapi adapun perbedaan antara padanan zero dan padanan nil karena suatu

unsur bahasa sumber berpadanan zero bila unsur tersebut sebetulnya ada

padanannya didalam bahasa sasaran, tetapi tidak dimunculkan. Berbeda dengan

padanan zero, padanan nil merupakan padanan unsur bahasa sumber yang

memang tidak dikenal dalam bahasa sasaran, maka unsur-unsur bahasa arab

seperti ini tidak dapat dimunculkan.73

71 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang diredaksikan kedalam tulisan arab

melalui apa yang terdengar dalam film.72 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.73 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah…, h. 19.

Page 65: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

55

10. Bsu:

74الربكة ىف ظهورها

Terjemahan: Lakukanlah aktifitas dari solat subuh sampai zuhur tiba75

Kalimat diatas terdapat ketidaklengkapan struktur pada terjemahannya

karena dalam bahasa sumber tidak terlihat unsur kalimat yang terdapat

didalamnya, adapun terjemahan tersebut menggunakkan prosedur penerjemahan

yaitu Ziadah yang menambahkan unsur kalimat dalam bahasa sasaran yang tidak

ada dalam bahasa sumber. Metode penerjemahan yang dipakai yaitu metode bebas

karena mengutamakan isi pesan yang terdapat dalam bahsa sasaran dan

mengorbankan bentuk bahasa sumber. Terjadinya perubahan drastis dari bahasa

sumber ke bahasa sasaran merupakan salah satu ciri metode bebas.

Sebenarnya dalam ungkapan ini terjadi disaat syeikh usman sedang

ceramah yang kemudian datanglah fahri untuk minta tolong kepadanya karena

telah menunggu sampai selesai ceramah, fahri mendengar ucapan tersebut.

Memang secara konteks dalam artian sebenarnya itu sesuai dengan apa yang

dibicarakan, hanya saja dalam struktur bahasa sumber banyak yang tidak tertulis

sedangkan dalam bahasa sasaran diterjemahakan dengan mencari padanan yang

sesuai dengan konteks tersebut.

74 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang diredaksikan kedalam tulisan arab

melalui apa yang terdengar dalam film.75 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.

Page 66: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

56

IV.2.2 Berdasarkan Bentuk Bahasa Arab Umum (‘Âmiyyah)

Bahasa Arab adalah bahasa yang masuk dalam sub-rumpun Semit dari

Hamito-Semit atau Afro-Asiatik. Bahasa ini termasuk dalam bahasa klasik yang

paling luas penggunaannya di dunia ini dari pada bahasa-bahasa klasik lainnya,

seperti bahasa Latin, bahasa Sansekerta, bahasa Ibrani dan bahasa lainnya.

Mengapa? Karena bahasa ini merupakan bahasa al Qur-an yang dibaca oleh

berjuta-juta kaum muslimin di penjuru alam ini, yang kemudian mereka gunakan

dalam penulisan maupun pembahasan masalah-masalah yang masih terkait

dengan agama.76

Berdasarkan tempatnya (dialek geografi), bahasa Arab dibedakan ke dalam

dialek Libanon, Iraq, Syiria, Algeria, Maroko, Libya, Sudan, Saudi Arabia,

Palestina, dan Mesir. Lebih dari itu, setiap dialek tersebut ternyata memiliki

sejumlah sub-sub dialek yang beragam pula. Semisal di dalam dialek Mesir, ada

dua bentuk dialek yang berbeda, yaitu dialek Mesir bagian Bawah/Hilir (Lower

Egyptian) dan dialek Mesir bagian Atas/Hulu (Upper Egyptian).77

Berikut ini merupakan dialog-dialog yang terdapat di dalam film

Ayat-ayat Cinta yang diredaksikan dalam bentuk tulisan oleh Penulis berdasarkan

apa yang terdengar dalam adegan film karena dalam kenyataannya bahwa Penulis

tidak menemukkan teks asli dalam bentuk tulisan Arab, adapun terjemahan yang

digunakan berdasarkan dari apa yang ada dalam subtitling dan teks skenario

aslinya, contoh kata-kata yang Penulis analisa tentang ‘Âmiyyah hanya 10 ucapan,

yaitu :

76 Muhammad Taib Azizin, “Mengenal Bahasa Arab”77 Muhammad Taib Azizin, “Mengenal Bahasa Arab”

Page 67: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

57

1. Bsu :

78بالوقت

Terjemahan Bsa : Sekarang79

Terjemahan diatas dikatakan ‘âmiyyah karena tidak sesuai dengan makna

terjemahan kamus. Dalam kamus kata وقت diterjemahkan “waktu” tetapi dalam

film justru diterjemahkan menjadi “sekarang” yang biasa kita pakai dalam bahasa

arabnya itu seperti االن . Metode yang digunakan penerjemah pun bisa dikatakan

bebas karena terjadinya perubahan drastis dari bahasa sumber terhadap bahasa

sasaran.

Berdasarkan dari terjemahan apa yang terdapat dalam kamus dan skenario

itu hanya sekedar membandingkan saja, karena terjemahan yang layak digunakan

adalah terjemahan yang terdapat dalam skenario, skenario lah yang menjadi acuan

dalam sebuah film layar lebar walaupun artinya sangat berbeda jauh dari apa yang

diungkapkan dalam adegan film tersebut, tetapi apa yang diterjemahkan sudah

sesuai dengan konteks.

78 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang diredaksikan kedalam tulisan arab

melalui apa yang terdengar dalam film.79 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.

Page 68: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

58

2. Bsu :

80مسبوك

Terjemahan Bsa : Tidak bisa81

Terjemahan diatas dikatakan bahasa Arab ‘âmiyyah karena dalam kamus

tidak ada yang mengartikan “tidak bisa” melainkan “tidak cair”, adapula yang

diterjemahkan dalam bahasa arab bahasa arab fushâ yaitu seperti ba pada saat

diterjemahkan “tidak bisa” yaitu menggunakkan ــتطيع .الاسـ Dalam pembahasan

bahasa ‘âmiyyah banyak metode yang digunakan secara bebas seperti contoh yang

terdapat dalam kalimat diatas.

Bila memperhatikan terjemahan di atas, tampak sekali bahwa

terjemahannya beda dari yang biasa terdengar dalam percakapan sehari-hari.

Adapun terjemahan tersebut tidak didukung oleh struktur garamatika dan struktur

maknanya dalam bahasa sumber.

Pemilihan makna kata yang tidak didasarkan semata-mata pada makna

kata dalam kamus bisa disebut dengan pemilihan diksi secara literal (harfiah),

adapun pada terjemahan di atas kata yang diterjemahkan memang sesuai dengan

isi yang terdapat dalam konteks karena jika melihat adegan dalam film tersebut

pesan seorang penerjemah memang sampai pada penonton hanya saja ungkapan

tersebut mengacu pada teks skenario yang ada dalam film tersebut.

80 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang diredaksikan kedalam tulisan arab

melalui apa yang terdengar dalam film.81 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.

Page 69: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

59

3. Bsu :

82سأتىإىلأنتحبتكأنا

Terjemahan Bsa : Saya butuh kamu ke flat ku83

Dalam kamus kata حبتك tidak diterjemahkan menjadi “butuh”, oleh sebab

itu kenapa kalimat tersebut menjadi bahasa arab ‘âmiyyah yang seharusnya

diterjemahkan “cinta”. Metode penerjemahan pada kalimat diatas menggunakkan

kata demi kata yang diterjemahkan langsung diluar konteks.

Terjemahan tersebut terlihat menggunakan metode kata demi kata, karena

jumlah kata dalam bahasa sumber yang hanya lima kata, juga diterjemahkan

setara lima kata, tanpa merubah posisinya sedikit pun. Metode ini memang tidak

mempertimbangkan dan memperhatikan apakah karya terjemahan yang dihasilkan

tersa janggal atau tidak bagi penutur bahasa sasaran.84

Selain dilihat dari metode penerjemahan, ungkapan tersebut memang

terasa sedikit aneh dengan adanya salah satu kata yang diterjemahkan tidak seperti

bahasa yang terdengar sehari-hari, tetapi karena dalam film mengacu pada

skenario maka terjemahan tersebut dianggap sesuai bila dilihat dari adegan yang

diperankan oleh para pemainnya.

82 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang diredaksikan kedalam tulisan arab

melalui apa yang terdengar dalam film.83 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.84 Moch Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An: Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia,

(Pamulang: Dikara, 2009), h 31

Page 70: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

60

4. Bsu :

85؟أنت اغمك ياأخى

Terjemahan Bsa : Dari mana kamu ?86

Salah satu percakpan dalam dialog film ini yaitu adegan ketika fahri

berada dalam sebuah kereta api yang bertemu dengan salah satu seorang temannya

dan menanyakan kalimat seperti yang tedapat diatas, kalimat tersebut dapat

dikatakan sebagai bahasa arab ‘âmiyyah karena struktur dan kosakata yang

terdapat didalamnya tidak bisa ditelusuri dengan kamus biasa. Dalam hal ini

metode penerjemahan yang digunakan yaitu bebas karena terjadinya perubahan

drastis.

Saat menerjemahkan dengan metode bebas, seorang penerjemah biasanya

mengutamakan isi dan mengorbankan bentuk teks bahasa sumber. Berhubung

ungapan ini termasuk bahasa arab‘âmiyyah, maka tidak dapat dipastikan bahwa

pemilihan kata-kata tersebut terdapat dalam kamus yang langsung diterjemahkan

seperti yang ada di atas.

Adapun semua terjemahan yang terdapat didalamnya itu berasal dari

skenario, dan tidak banyak pula hasil terjemahan yang sesuai dengan skenario itu

bisa sesuai dengan hasil terjemahan didalam kamus. Hanya saja dalam bahasa

arab ‘âmiyyah belum ada yang ditemukan sesuai dengan apa yang terdapat

didalam kamus.

85 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang diredaksikan kedalam tulisan arab

melalui apa yang terdengar dalam film.86 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.

Page 71: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

61

5. Bsu :

87!!!ميلس غما.... ميلس

Terjemahan Bsa : Tenang Semuanya ! Saya minta tenang88

Terjemahan diatas dapat dikatakan sebagai bahasa arab ‘âmiyyah karena

terasa asing dengan apa yang diucapkan dan diterjemahkan sebagaimana terdapat

seperti contoh diatas. Adapun metode penerjemahan yang dipakai yaitu bebas.

Metode yang sering kali dipergunakan untuk keperluan drama, puisi atau

film biasanya berbentuk parafrase yang dapat lebih panjang atau lebih pendek dari

aslinya. Maka terjadi perubahan drastis antara struktur luar bahasa sumber dan

struktur luar bahasa sasaran. 89

Terlihatnya ungkapan di atas dengan menggunakan metode bebas, karena

diterjemahkan kedalam bentuk bahasa sasarannya lebih panjang dari bentuk

bahasa sumbernya yang bisa dikatakan sebagai bentuk parafrase, adapun setiap

katanya yang diterjemahkan bebas tidak sesuai dengan kamus dwi bahasa yang

biasa diagunakan.

87 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang diredaksikan kedalam tulisan arab

melalui apa yang terdengar dalam film.88 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.89 Hidayatullah, Tarjim Al-An: Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia, h 33

Page 72: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

62

6. Bsu :

90واهللا أنت خري علو

Terjemahan Bsa : Demi Allah kau lelaki berhati mulia91

Pada kalimat di atas terdapat ketidaklengkapan struktur kalimat pada kata

خري dan علو karena dalam film sang penutur seorang perempuan maka أنت

diterjemahkan laki-laki seperti yang ada diatas sedangkan dalam arti sebenarnya

jika digabung dengan kata yang ada setelahnya menjadi sepeerti ini : laki-laki

yang berbudi perkerti atau baik hati. Namun karena dalam sebuah film

menggunakkan kata-kata yang berhubungan dengan sastra dan melihat konteks

maka diterjemahkan seperti yang ada diatas. Metode yang digunakan kalimat

diatas yaitu metode setia karena masih berpegang teguh pada maksud dan tujuan

bahasa sumber sehingga agak kaku yang terdengar asing.

Terjemahan tersebut menggunakan metode ini, karena penerjemahnya

sudah memperhatikan makna kontekstual seperti yang terdapat di atas,

penerjemahnya pun masih tampak mempertahankan arti dari struktur

gramatikalnya.

90 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang diredaksikan kedalam tulisan arab

melalui apa yang terdengar dalam film.91 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.

Page 73: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

63

7. Bsu:

92عائشة أنا حبتك عليك

Terjemahan: Aku mencintaimu aisha93

Kalimat diatas dapat dikatakan bahasa Arab ‘âmiyyah karena dalam

bahasa arab yang biasa dipelajari terjemahan “aku mencintaimu” itu bahasa

arabnya cukup dengan kata-kata seperti ini : انا احب اليك, adapun metode

penerjemahan yang digunakannya yaitu harfiah karena masih melihat pada

konteks dan terlihat sangat literal.

Dalam ungkapan tersebut ketika sedang menerjemahkan, seorang

penerjemahnya mencarikan padanan konstruksi gramatikal bahasa sumber yang

terdekat dengan bahasa sasaran. Penerjemahan kata-kata bahasa sumber masih

dilakukan terpisah dari konteks, yang biasanya metode ini digunakan pada tahap

awal (pengalihan).

Karena penerjemahannya hanya mencari padanan struktur gramatikal saja

maka jika melihat dalam adegan tersebut ungkapan tersebut memang sesuai

dengan apa yang terdapat dalam skenario maupun sesuai dengan apa yang ada

dalam kamus, hanya saja dalam bahasa sumbernya menggunakan kata yang belum

biasa terdengar seperti bahasa sehari-hari.

92 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang diredaksikan kedalam tulisan arab

melalui apa yang terdengar dalam film.93 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.

Page 74: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

64

8. Bsu:

94مشرفلة

Terjemahan: Aku tidak tahu95

Pada contoh berikut ini metode yang digunakan yaitu bebas karena

terjadinya perubahan drastis pada bahasa sasaran, dapat dikatakan bahasa Arab

‘âmiyyah pun karena kata-kata tersebut tidak biasa dipakai orang banyak, adapun

bila kita mau menggunakkan bahasa Arab yang terjemahannya “aku tidak tahu”

cukup dengan kata-kata seperti ini : عرف ال .

Seperti apa yang terlihat pada penerjemahan di atas dengan terjadinya

perubahan drastis pada bahasa sasaran, maka dapat dipastikan bahwa seorang

penerjemahnya ingin memunculkan perspektifnya sendiri tanpa menghilangkan

pesan yang hendak disampaikan pada bahasa sumber.

Adegan ini pun terjadi ketika seorang bibi aisha yang ingin menolong

fahri mencarikan bukti surat cinta yang disimpan oleh guru talaqinya sebelum ia

meninggal dunia karena sakit. Dari situlah seorang bibi tersebut mencarikan surat

yang tidak tahu dimana letaknya.

94 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang diredaksikan kedalam tulisan arab

melalui apa yang terdengar dalam film.95 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.

Page 75: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

65

9. Bsu:

96أنا مغرب

Terjemahan: Saya tidak bersalah97

Pada kalimat diatas dapat dikatakan bahasa Arab ‘âmiyyah karena kata-

kata tersebut masih jarang digunakan percakapan bahasa Arab pada umumnya,

harusnya yang diterjemahkan “salah” bahasa arabnya seperti ini: خطئ . Metode

penerjemahan pun masih menggunakkan bebas yang bentuk kalimatnya berubah

sama sekali.

Bila memperhatikan terejmahan di atas, terlihat salah satu kata dalam

bahasa sumbernya tidak menggunakan bahasa yang dipakai sehari-hari, tetapi

terjemahan tersebut memunculkan perspektif sendiri tanpa menghilangkan pesan

yang hendak disampaikan oleh bahasa sumber. Memang sepertinya terdapat

perubahan makna yang pokok pikirannya tetap terjembatani dengan terjemahan

yang ada dalam skenario tersebut.

96 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang diredaksikan kedalam tulisan arab

melalui apa yang terdengar dalam film.97 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.

Page 76: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

66

10. Bsu:

98ياىل يامريا

Terjemahan: Ayo maria99

Pada kalimat diatas sudah jelas terlihat metode apa yang digunakan

penerjemah yaitu kata demi kata yang bersifat kultural dan diterjemahkan apa

adanya, disebut sebagai bahasa Arab ‘âmiyyah juga karena kebiasaan bahsa Arab

yang kita pelajari tidak menggunakkan kata-kata tersebut, adapun jika kita ingin

menggunakkan kata ajakan seperti ayo bahasa arabnya cukup seperti ini: ا ي ح

Pada ungkapan seorang tokoh dalam film ini gagal memerankan tokoh

orang mesir yang mengucapkan kata-kata tersebut tampak kurang ekspresif,

sebaiknya alangkah lebih mudah terdengar nuansa mesirnya bila tokoh tersebut

berkata dengan menggunakan penekanan seperti yang orang arab lakukan pada

kesehariannya.

Memang ungkapan di atas itu merujuk kepada seorang ibu yang menyuruh

anaknya agar segera cepat-cepat turun kebawah untuk pergi ketempat neneknya,

tetapi dalam struktur bahasa sumber maupun bahasa sasaran tidak terdapat isi dari

kata-kata yang menjelaskan bahwa adegan tersebut ingin adanya proses desakan

agar segera cepat-cepat.

98 Dialog tersebut terdapat di dalam film Ayat-ayat cinta yang diredaksikan kedalam tulisan arab

melalui apa yang terdengar dalam film.99 Terjemahan tersebut terdapat di dalam skenario film Ayat-ayat Cinta Karya Salman Aristo dan

Ginatri S. Noer.

Page 77: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

67

BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ada, maka didapat empat kesimpulan dari

hasil analisis. Penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Menerjemahkan suatu bahasa mensyaratkan adanya persamaan dan

penyesuaian amanat yang terkandung dalam bahasa sumber dengan amanat

yang akan disampaikan ke bahasa sasaran. Dengan kata lain, amanat yang

ingin disampaikan harus semaksimal mungkin dapat diterima oleh pembaca

atau audiencenya.

2. Berdasarkan dari pengumpulan data yang diperoleh dari beberapa dialog

arab masih banyak kekurangan yang diantaranya mengenai potongan ayat

dalam Al-Qur’an yang diartikan tidak sesuai dengan makna sebenarnya

dalam Al-Qur’an terjemahan Depag RI ataupun tidak sesuai dengan metode

penerjemahan yang ada.

3. Mengetahui lebih jauh mengenai perfilman ternyata tidak mudah karena ada

pula dialog arab yang kurang tepat dalam skenario dengan subtitle ketika

dalam film Ayat-ayat Cinta keduanya tidak saling berhubungan antara satu

dengan yang lain, seakan-akan mencerminkan terjemahan yang buruk

karena tidak sesuai dengan aslinya ketika pindah pada teks.

4. Berdasarkan dari analisa Penulis menyebutkan bahwa apa yang ada dalam

tulisan arab tersebut merupakan hasil dari pendengaran dan metode

terjemahan yang dipakai oleh penerjemah film tersebut masih banyak

menggunakkan metode harfiah dan kata demi kata, seharusnya metode

penerjemahan yang cocok lebih mudah dipahami.

Page 78: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

68

V.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang ingin Penulis

sampaikan, diantaranya :

1. Apabila film Ayat-ayat Cinta ini diterbikan dan diedarkan kembali,

disarankan untuk penerjemahnya agar lebih teliti dan dalam bahasa

sasarannya (bahasa Indonesia) menggunakan bahasa yang baik dan

benar berdasarkan konteks cerita dan audio visualnya.

2. Disarankan juga agar ada tim penyunting dan penyelaras akhir dalam

penerjemahan film ini agar hasil terjemahan subtitlingnya dapat

dipahami dengan baik oleh penonton serta memenuhi syarat

penerjemahan film.

3. Penulis mengharapkan agar dilakukan penelitian lanjutan baik secra

komprenhensif maupun argumentative khususnya terhadap

penerjemahan film yang berbentuk subtitling.

4. Mengadakan referensi untuk menjadi standar bahasa Amiyah dan

bahasa Fusha dalam bahasa Indonesia.

Akhirnya, perlu penulis kemukakan bahwa penelitian ini masih terdapat

kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan menjadi sebuah solusi yang

baik guna terselesaikannya suatu permasalahan, karena manusia tidak luput dari

kesalahan.

Page 79: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

DAFTAR PUSTAKA

Rujukan dari Buku

Burdah, Ibnu. Menjadi Penerjemah. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004.

Catford, J. Linguistic Theory of Translation. London: Oxford University Press,

1978.

Damono, Sapardi Djoko. Politik Idiologi dan Sastra Hibrida. Jakarta: Pustaka

Firdaus, 1999.

Djuharie, O Setiawan, Teknik dan Panduan Menerjemahkan Bahasa Inggris-

Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya, 2004.

Hidayatullah, Moch Syarif. Tarjim Al-An: Cara Mudah Menerjemahkan Arab-

Indonesia. Pamulang: Dikara, 2009.

------------------------------------. “Teori dan Permasalahan Penerjemahan”. Diktat.

Jakarta: t.pn., 2007.

Kridalaksana, Harimurti, Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Flores: Nusa Indah,

1985.

Hoed, Benny Hoedoro. Penerjemahan dan Kebudayaan. Bandung: Kiblat Buku

Utama, 2006, cet. ke-1.

Larson, Mildred L. Penerjemahan Berdasarkan Makna: Pedoman untuk

Pemadanan Antar Bahasa, terj. Kencana Wati Taniran. Jakarta: Arcan,

1991, cet. Ke-2

Machali, Rochayah. Pedoman bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo, 2000.

Mansyur, Moh. dan Kustiawan. Panduan Terjemahan. Jakarta: Moyo Segoro

Agung, 2002.

Page 80: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

Nasuhi, Hamid dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi). Jakarta: CeQDA, 2007.

Pratista, Himawan. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008.

Rofi’i. Dalil Fi al-Tarjamah. Jakarta: Persada kemala,tt.

Sayogie, Frans. Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia,

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah.

Syihabudin, Penerjemahan Arab-Indonesia, Bandung: Humaniora, 2005.

Wasito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia, 1993.

Widyamartaya. Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius, 1989.

Yusuf, Suhendra. “Teori Terjemah” Pengantar kearah Pendekatan Linguistik dan

Sosiolinguistik. Bandung: Mandar Maju, 1994.

Rujukan dari Internet

http://senirupa.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=6&artid=116

Diakses pada tanggal 01 Januari 2010.

http://makarimexecutive.blogspot.com/2009/04/mengenal-bahasa-arab-amiyah-

mesir.html diakses pada tanggal 24 Maret 2010.

http://www.beritaindonesia.co.id/hiburan/masa-depan-film-indonesia/

Diakses pada tanggal 01 Januari 2010.

http://dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/209/kontroversi-ayat-ayat-cinta-buku-

dan-film.html Diakses pada tanggal 01 Januari 2010.

http://skenario.blog.com/2008/12/ Diakses pada tanggal 11 januari 2010.

http://www.accurapid.com/journal/32film.html Diakses pada tanggal 01 Januari

2010.

Page 81: J U R U S A N T A R J A M A H FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/675/1/93284... · Lampiran I Dialog Pendek Pada Film Ayat-ayat Cinta Lampiran

http://ranabiru.blogspot.com/2010/02/unsur-unsur pembentuk-film.html Diakses

pada tanggal 16 Maret 2010.

http://id.wikipedia.org/wiki/Ayat-Ayat_Cinta_(film) Diakses pada tanggal

17 Februari 2010.

http://thomy265.wordpress.com/2008/03/08/kisah-di-balik-layar-ayat-ayat-cinta-i/

Diakses pada tanggal 24 Maret 2010.

http://www.facebook.com/topic.php?uid=8881577689&topic=4385 Diakses pada

tanggal 20 Maret 2010.

http://www.whatisallabout.com/poligami-ala-ayat-ayat-cinta/ Diakses pada

tanggal 26 Maret 2010.

http://rita.dzikr.com/keanehan-film-ayat-ayat-cinta/ Diakses pada tanggal 2010

http://dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/209/kontroversi -di-balik AAC.html

Diakses pada tanggal 2010.

http://aryantoabidin.blogspot.com/2008/03/pesan-moral-dari-film-ayat-ayat-

cinta.html Diakses pada tanggal 20 Maret 2010.

Rujukan dari Kamus

Ali, Atabik dan Ahmad Zuhdi Muhdhar. Al-Ashri. Yogyakarta: Multi Karya

Grafika, 2003, cet. ke-8.

Alwi, Hasan. dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia, 2000.

Bisri, Adib dan Munawwir A. Fatah. Al-Bisri. Surabaya: Pustaka Progressif,

1999, cet. Pertama.

Munawir, Ahmad Warson. Al-Munawwir (Kamus Arab-Indonesia). Surabaya:

Pustaka Progressif, 1997.

Spiro, Socrates. An English Arabic Dictionary of The Colloquial Arabic of Egypt.

Lebanon: Librairie du Liban Publishers, 1999.