iv. hasil dan pembahasan 5.1 profil objek wisata pantai serangrepository.ub.ac.id/8210/6/bab...
TRANSCRIPT
59
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Profil Objek Wisata Pantai Serang
Pantai Serang merupakan salah satu pantai di pesisir Samudra Hindia yang
terletak di Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, Provinsi
Jawa Timur. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 1. Dalam pengelolaan
potensi alam, Desa Serang membentuk Badan Hukum yang dinamakan
BUMDES yaitu Badan Usaha Miliki Desa, yang dikelola oleh pemerintah desa
dan masyarakat dengan tujuan untuk memperkuat perekonomian desa. Dengan
itu BUMDES merupakan badan hukum yang mewadai dan memfasilitasi POKJA
Desa Serang.
POKJA adalah Kelompok Kerja yang dibentuk oleh desa bersama instansi
terkait untuk melestarikan dan mengelola potensi sumber daya di Desa Serang.
POKJA terdiri dari beberapa gabungan kelompok yakni POKMASWAS yaitu
Kelompok Pengawas Masyarakat sebagai pengawas masyarakat di bagian
sumberdaya kelautan yang dibentuk bersama Kementrian Kelautan dan
Perikanan Blitar, LMDH yaitu Lembaga Masyarakat Desa Hutan yang
berkontribusi penuh di bagian hutan yang dibentuk bersama Kesatuan
Pemangkuan Hutan Blitar, dan POKDARWIS yaitu Kelompok Sadar Wisata
yang berkontribusi penuh di bagian objek wisata yang dibentuk bersama Dinas
Priwisata Blitar.
Salah satu kontribusi Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah sistem
GPRS (repeter) yang berguna untuk menerima dan mengirimkan pesan atau
peringatan dini termasuk juga berkomunikasi antar nelayan, dan kontribusi LMDH
adalah pemberian 150 bibit cemara udang, dan 70 bibit mangrove. Sedangkan
60
kontribusi Dinas Pariwisata adalah pengelolaan tiket masuk Pantai Serang, dan
perbaikan jalan.
Dalam pembagian hasil, dapat diketahui bahwa hasil tiket masuk 100%
menjadi pendapatan Dinas Pariwisata namun pada saat hari besar atau
diadakan event, harga tiket masuk akan naik dari Rp. 3.000,- menjadi Rp.
10.000,- dengan pembagian hasil 30% untuk Dinas Pariwisata dan 70% untuk
POKJA Desa Serang. Sedangkan hasil dari parkir masuk ke dalam pendapatan
BUMDES 30% dan POKJA 70% dengan rincian 35% untuk petugas parkir dan
35% untuk POKJA. Lain dengan iuran pedagang Rp. 25.000 perbulan per
warung untuk kebersihan masuk dalam pendapatan POKJA untuk membayar
petugas kebersihan. Sehingga uang yang masuk dalam pendapatan POKJA
akan di pakai untuk semua kelompok yang ada didalamnya, dengan kata lain
tidak ada pembagian persenan untuk perkelompoknya.
Pantai Serang mulai diresmikan pada tahun 2014 oleh Pemerintah Kabupaten
Blitar dan dikelola oleh POKDARWIS ―Dewa Serang‖ dengan diturunkannya SK
Kepala Desa Serang tahun 2015. POKDARWIS ―Dewa Serang‖ merupakan
Kelompok Sadar Wisata yang berasal dari penduduk desa sekitar lokasi yang
memiliki peran dan kontribusi penting dalam pengembangan kepariwisataan
dibawah pimpinan Bapak Yudi Krisdiantoro dibawah naungan Bapak Dwi
Handoko selaku Kepala Desa Serang.
Pembentukan POKDARWIS dilakukan oleh Kepala Desa Serang dengan cara
bermusyawarah mufakat dengan masyarakat Desa Serang bersama Dinas
Pariwisata. POKDARWIS dibentuk atas dasar satu tujuan yakni kesadaran
penduduk yang tumbuh untuk mengembangkan potensi destinasi wisata Pantai
Serang yang berpengaruh pada meningkatnya pendapatan dan mampu
membuka lapang pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Dalam hal ini masyarakat
61
sekitar dapat ikut berpartisipasi seperti berjualan di area Pantai Serang, menjaga
parkir, toilet, dan ikut serta dalam membangun dan mengembangkan
Pada awal diresmikannya objek objek wisata Pantai Serang ini dalam
pengelolaannya menggunakan modal swadaya berupa materi, tenaga, maupun
pikiran dari masyarakat Desa Serang. Modal swadaya yang telah dikeluarkan
hingga saat ini sekitar 200 juta lebih untuk membangun fasilitas-fasilitas yang
diperlukan oleh pengunjung. Sarana yang tersedia antara lain warung, toilet,
mushola, tempat parkir roda dua dan roda empat, penginapan, posko keamanan,
dan tempat sampah. Meski sudah tersedia tempat sampah, Pantai Serang ini
dalam menjaga kebersihannya masih kurang karena masih banyak sekali
sampah-sampah plastik yang tergeletak dan patahan ranting-ranting pohon.
Sampah-sampah tersebut disebabkan oleh jumlah pengunjung yang meningkat
di hari-hari libur.
Pantai Serang merupakan sebuah pantai yang cukup besar yang berada
pada sebuah teluk. Sehingga pantai ini memiliki ombak yang cukup besar. Pasir
pantainya berwarna coklat kehitaman karena sedikit bercampur dengan pasir
besi yang kontras dengan birunya langit dan air laut. Di kedua ujungnya baik sisi
timur maupun sisi barat diapit oleh perbukitan. Pada perbukitan sisi timur Pantai
Serang terdapat gardu pandang yang biasanya digunakan untuk memantau hilal
dalam penentuan awal bulan Ramadhan. Dari gardu ini para traveller dapat
menikmati indahnya teluk Serang yang memukau. Karena inilah Pantai Serang
termasuk dalam tiga pantai utama di Blitar dan bagian dari Triangel Diamond.
Selain wisata alam yang menawarkan keindahan alam, Pantai Serang juga
menawarkan sejumlah atraksi wisata yang sangat menarik. Atraksi wisata
tersebut dirangkum dalam ―Serang Festival‖ yang meliputi Festival Layang-
Layang, Festival Patung Pasir, Jazz Pantai Serang, Jaranan Jawi Jur yang
62
dilaksanakan setahun sekali yang merupakan satu rangakaian acara 1 Syuro.
Selain itu masih terdapat atraksi wisata yang telah menjadi budaya masyarakat
Desa Serang yaitu tradisi upacara adat Larung Sesaji 1 Syuro, tradisi Bersih
Desa dengan mengadakan pagelaran Wayang Kulit, Kenduri Sedekah Bumi, dan
Ruwat Murwakala pada bulan Selo, Seni Tradisional Jaranan Pegon, Jaranan
Jur, Tari Langen Beksan.
Sedangkan wisata sejarah yakni petilasan Sudanco Supriyadi yang
merupakan pahlawan PETA yang dipercaya hilang di objek wisata Pantai
Serang, serta Pantai Serang juga merupakan tempat ditemukannya Ikan Mujair
oleh Mbah Mujair, dan yang terakhir adalah wisata edukasi yakni wisata
konservasi penyu dan pelepasan tukik. Disamping itu, terdapat wisata wahana
yang tersedia antara lain persewaan ATV, Camping Ground, persewaan Perahu,
dan tempat duduk.
Selain keindahan alam dan atraksi wisata menarik, akses menuju Pantai
Serang mudah dilalui dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda
empat. Karena disepanjang jalan menuju objek wisata Pantai Serang terdapat
rambu-rambu petunjuk arah yang terpasang di beberapa titik dengan sebagian
besar jalan sudah beraspal namun masih terdapat banyak jalan berlubang. Para
wisatawan cukup mengeluarkan uang dengan total sebesar Rp. 11.000,- Untuk
dapat menikmati keindahan dan keasrian Pantai Serang, dengan rincian Rp.
3.000,- untuk tiket masuk dan Rp. 3.000,- untuk parkir roda dua dan Rp. 5.000,-
untuk parkir roda empat.
5.2 Struktur Organisasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengelola Pantai Serang telah
diketahui bahwa Objek Wisata Pantai Serang dikelola oleh POKDARWIS ―Dewa
63
Serang‖ dibawah pimpinan Bapak Yudi Krisdiantoro dibawah naungan Bapak
Dwi Handoko selaku Kepala Desa Serang. POKDARWIS ―Dewa Serang‖
bertujuan untuk lebih memudahkan pengelolaan Objek Wisata Pantai Serang.
Adapun struktur organisasi POKDARWIS ―Dewa Serang‖ dapat dilihat pada
Gambar 5.
Gambar 5. Struktur Organisasi POKDARWIS Berdasarkan Gambar 5. adapun pembagian divisi dan tugas dari masing-
masing divisi dapat dilihat pada Tabel 10.
64
Tabel 2. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) No Jabatan Nama Tugas
1 Pelindung (Kepala Desa)
Dwi Handoko Bertanggung jawab melindungi dan membina lembaga POKDARWIS sebagai pengelola Objek Wisata Pantai Serang Blitar, serta bertugas untuk mengambil keputusan dan menentukan peraturan yang ditetapkan bersama POKDARWIS
2 Penasehat a. Suyitno Memberikan nasehat, petunjuk, bimbingan, dan intervensi yang
b. Budiono dianggap perlu atas pengelolaan Objek Wisata Pantai Serang
3 Ketua Umum Yudi Krisdiantoro Bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan pengelolaan Objek Wisata Pantai Serang mulai dari membuat konsep, mengkoordinir, memantau, dan memimpin
4 Wakil Ketua I, II, III a. Sukri Bertanggung jawab kepada Ketua Umum atas pelaksanaan tugas dan wewenangnya, membantu tugas-tugas Ketua Umum dan melakukan wewenang apabila Ketua Umum berhalangan
b. Suri
c. Harianto
5 Sekretaris Suhartono Mengerjakan segala urusan administratif dan surat menyurat, melakukan pencatatan segala keputusan atau kebijakan yang telah ditetapkan, membantu Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan, dan membuat laporan kegiatan pengelolaan
6 Bendahara Joko Widodo Bertanggung jawab terhadap keuangan lembaga, dan membuat laporan keuangan baik uang masuk/keluar
7 Divisi Keamanan dan Ketertiban
Sutaji Bertanggung jawab terhadap keamanan di Objek Wisata Pantai Serang
8 Divisi Kebersihan dan Keindahan
Boirin Bertanggung jawab terhadap kebersihan serta keindahan Objek Wisata Pantai Serang
65
9 Divisi Daya Tarik Wisata dan Kenangan
Hermansyah A. Anggara
Menyusun rencana kegiatan dan kebijakan teknis pengembangan daya tarik wisata dan kenangan, melaksanakan pembinaan dan pengendalian pengembangan daya tarik wisata dan kenangan, melaksanakan pengembangan dan penganekaragaman atraksi wisata, serta melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pengembangan daya tarik wisata dan kenangan
10 Divisi Pengembangan SDM
Lisdianto Memberikan pelatihan dan pengetahuan terkait pengembangan wisata dan kemudian memantau serta mengontrol
11 Divisi Pengembangan Usaha
Rudi Setyawan Melaksanakan pembinaan, pengembangan, dan pengendalian usaha wisata, melaksanakan peningkatan kapasitas pelaku usaha wisata, serta melaksanakan pengembangan paket wisata
12 Divisi Humas a. Sareh Sebagai penerima kontak wisatawan, hubungan ekternal, penawaran kerjasama, promosi, mengelola akun sosial media, dan mendelegasikan perwakilan lembaga
b. Sulthonul Arifin
Sumber: Kantor Desa Serang, 2017
5.2.1 Harga Tiket Masuk
Bagi pengunjung yang ingin menikmati indahnya wisata alam Pantai Serang
ini cukup mengeluarkan biaya sebesar Rp. 3.000,-. Sedangkan untuk parkir roda
dua dikenakan biaya Rp. 3.000,- dan untuk parkir roda empat dikenakan biaya
Rp. 5.000,-. Sedangkan bagi pengunjung yang ingin menikmati berbagai atraksi
wisata pada bulan 1 Syuro dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp. 10.000,-.
66
5.2.2 Sarana dan Prasarana Wisata Pantai Serang
Pantai Serang merupakan salah satu wisata pantai populer di Kabupaten
Blitar yang menjadi destinasi liburan keluarga dengan disuguhi pemandangan
alam yang eksotis. Sebagai tempat wisata, tentu fasilitas-fasilitas yang
disediakan haruslah baik dengan jumlah yang cukup serta dapat menarik
wisatawan untuk berkunjung. Salah satu pertimbangan wisatawan untuk
berkunjung ke suatu objek wisata adalah sarana dan prasarana yang disediakan
oleh pengelola objek wisata. Selain itu, untuk menarik kunjungan wisatawan
dapat disediakan wahana yang berfungsi untuk membuat tempat wisata lebih
menarik.
Hal ini digunakan sebagai tolak ukur kepuasan dari wisatawan. Untuk lebih
memperjelas gambaran tentang fasilitas dan wahana yang ada di objek objek
wisata Pantai Serang, dapat dilihat pada Lampiran 3.
5.2.2.1 Prasarana Wisata Pantai Serang
Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas utama atau dasar yang
mendukung agar sarana pariwisata dapat berkembang dalam rangka
memberikan pelayanan kepada para wisatawan. Berikut adalah prasarana yang
disediakan oleh pengelola objek wisata Pantai Serang antara lain:
a. Aksesbilitas
Untuk mencapai Desa Serang dari Kanigoro pusat Ibukota Kabupaten Blitar
dibutuhkan waktu 1 jam 12 menit dengan jarak tempuh 38,9 km, dengan jalan
naik turun merupakan karakteristik kondisi wilayah perbukitan/pegunungan.
Kondisi jalan sebagian besar sudah beraspal, dan sebagian beton bertulang
namun masih ditemukan banyak jalan berlubang. Disepanjang jalan tersedia
rambu-rambu atau penunjuk arah menuju objek wisata Pantai Serang. Rambu-
rambu atau penunjuk arah pertama berada di Kanigoro, selanjutnya berada di
67
Sutojayan sampai Desa Margomulyo, setelah masuk jalan Panggungrejo sampai
objek wisata Pantai Serang rambu-rambu atau penunjuk arah tersedia di
beberapa titik.
Transportasi menuju Desa Serang sampai tahun 2003 terdapat Angkutan
Desa (Angkudes) jurusan Lodoyo-Serang. Seiring dengan banyaknya
masyarakat yang sudah memiliki kendaraan pribadi baik mobil ataupun sepeda
motor, akibatnya saat ini hanya tersisa 2 unit Angkutan Desa (Angkudes) namun
tidak beroperasi secara optimal/hampir tidak beroperasi. Selain transportasi
umum Angkutan Desa, pengelola Pantai Serang pada tahun 2014 telah
bekerjasama dengan komunitas-komunitas Biro Perjalanan dan Paket Wisata di
Blitar, Malang, dan surabaya secara informal. Namun usaha tersebut belum
optimal dikarenakan rintisan paket wisata yang ada masih dalam tahap menata
bentuk serta mendesain potensi daya tarik yang ada dan hingga saat ini wisata
Pantai Serang belum menjalin kerjasama dengan Biro Perjalanan.
Jalan Pantai Jalan Menuju Pantai b. Air
Kondisi air di objek wisata Pantai Serang untuk keperluan MCK bersih dan
tawar. Air untuk keperluan MCK ini berasal dari sumber mata air (sumur).
68
c. Komunikasi dan Penerangan
Saluran komunikasi yang sudah ada di objek wisata Pantai Serang adalah
jaringan Telkomsel dan Indosat. Sedangkan untuk penerangan, terdapat jaringan
listrik PLN yang sudah sampai hingga objek wisata Pantai Serang. Dengan itu,
objek wisata Pantai Serang tidak perlu menggunakan diesel.
5.2.2.2 Sarana Wisata Pantai Serang
Sarana Pariwisata adalah fasilitas yang memberikan pelayanan kepada
wisatawan. Berikut adalah sarana yang disediakan oleh pengelola objek wisata
Pantai Serang antara lain:
a. Udara
Udara di objek wisata Pantai Serang sangat sejuk dengan angin sepoi-sepoi
yang berhembus dari laut. Hal ini dikarenakan banyak pepohon cemara udang
yang rimbun. Meskipun sedang tidak mendung, Objek Wisata Pantai Serang
tetap teduh dan sejuk. Kesejukan udara sangat berpengaruh terhadap wisatawan
atas kenyamanan berada dilokasi.
b. Mushola
Objek Wisata Pantai Serang menyediakan tempat ibadah bagi umat Islam
yaitu Mushola. Mushola ini berada dekat dengan posko keamanan Pantai Serang
yang terletak bersebrangan dengan lahan parkiran kendaraan roda empat.
Sehingga untuk para pengunjung yang datang dan ingin beribadah dan
beristirahat sejenak menyegarkan muka atau keperluan MCK dapat mampir
terlebih dahulu ke mushola, dan setelah itu dapat melangsungkan perjalannya
menuju bibir pantai dengan cukup jalan kaki.
69
Mushola
c. Toilet atau Kamar Mandi
Objek Wisata Pantai Serang menyediakan 14 unit toilet atau kamar mandi
untuk keperluan MCK para wistawan Pantai Serang. 4 unit toilet atau kamar
mandi terletak di dekat mushola dan posko keamanan yang terletak
bersebrangan dengan lahan parkiran, sedangkan sisanya 10 unit toilet atau
kamar mandi terletak didekat deretan kantin di bagian tengah dan dalam tempat
wisata.
Kamar Mandi/Toilet
d. Lahan Parkir
Objek Wisata Pantai Serang menyediakan lahan parkir dibagian depan
dimana terdapat satu lahan parkir tidak memerlukan atap yang sangat luas
70
dengan ukuran sekitar 50m x 50m untuk kendaraan roda empat dan dibagian
dalam terdapat empat lahan parkir yang memerlukan atap dengan ukuran 10m x
5m untuk kendaraan roda dua.
Tempat Parkir Motor
e. Warung
Objek Wisata Pantai Serang memiliki 30 unit warung permanen dan semi
permanen dengan berbahan dasar kayu yang terletak 50 m dari bibir pantai.
Warung ini menjual berbagai macam makanan antara lain mie instan, bakso,
makanan laut (seafood) dan jajanan ringan. Dengan mengeluarkan uang Rp.
30.000,- wisatawan sudah dapat menikmati hidangan laut (seafood). Sedangkan
minum yang disediakan antara lain es teh, es jeruk, susu soda, kopi, es degan,
air mineral, minuman sachet, dan masih banyak lagi. Adanya warung makan dan
minum ini memudahkan pengunjung untuk memenuhi kebutuhan primer.
Deretan Warung
71
f. Penginapan
Objek Wisata Pantai Serang juga menawarkan kepada para wisatawan untuk
menikmati bermalam nuansa alam dengan suara deburan ombak dan
pemandangan yang masih asri. Terdapat dua kategori harga, yakni Rp.
150.000,- untuk harga persewaan satu kamar, dan Rp. 300.000,- untuk harga
persewaan satu rumah.
g. Tempat Sampah
Objek Wisata Pantai Serang menyediakan tempat sampah sebanyak 8 buah.
Tempat sampah merupakan fasilitas penting dalam lokasi wisata untuk menjaga
objek wisata tetap bersih. Jika tempat sampah yang disediakan memadai dan
memiliki tata letak yang tepat, maka wisatawan tidak akan membuang sampah
sembarangan.
Tempat Sampah
h. Loket
Objek Wisata Pantai Serang memiliki satu pintu masuk dan keluar dengan
gapura bertuliskan ―Selamat Datang di Wisata Pantai Serang‖ dan dilengkapi
portal serta disamping kanan kiri terdapat pos jaga. Salah satu pos jaga tersebut
digunakan untuk loket atau tempat menjual karcis dan lainnya digunakan untuk
72
pos penjagaan buka/tutup portal. Setiap harinya petugas loket dan portal masing-
masing dua orang. Petugas loket berasal dari Pemerintah Kabupaten Blitar.
Pintu Masuk/ Loket
i. Posko Keamanan
Objek Wisata Pantai Serang menyediakan posko keamanan. Terdapat 5
personil pada saat weekday dan akan bertambah pada saat hari libur atau
weekend. Personil disiagakan untuk memberikan pelayanan terhadap wisatawan
dan masyarakat sekitar. Posko keamanan wisata menyediakan pelampung
sekitar 10 buah, perahu karet sekitar 3 buah, dan tandu 1 buah.
5.2.2.3 Wahana
Adapun beberapa wahana yang ditawarkan oleh objek wisata Pantai Serang.
Berikut wahana objek wisata Pantai Serang.
a. Motor ATV
Wahana ini merupakan wahana kendaraan motor beroda empat dengan
lintasan sepanjang pasir pantai. Motor ATV ini memiliki ukuran lebih kecil dari
kendaraan roda empat pada umumnya. Cukup mengeluarkan uang sebesar Rp.
50.000,- para wisatawan sudah dapat menikmati pemandangan Pantai Serang
73
dari ujung Timur ke ujung Barat selama 30 menit tanpa harus berjalan kaki.
Jumlah total motor ATV yang disewakan yaitu 10 unit motor ATV.
ATV
b. Camping Ground
Objek wisata Pantai Serang menyediakan camping ground untuk para
wistawan yang ingin merasakan bermalam dengan konsep berkemah. Selain
tempat, pengelola juga menyediakan tenda doom. Tenda yang disediakan
berjumlah 30 unit dengan luas camping ground 30m x 20m. Para wisatawan
cukup mengeluarkan Rp. 60.000,- per hari untuk mendapatkan 1 unit tenda
doom. 1 unit tenda doom mampu menampung maksimal 4 orang.
Camping Ground
c. Perahu
Pantai Serang menyediakan perahu long boat untuk pengunjung yang ingin
menikmati keseruan diatas kapal. Harga untuk menyewa perahu tersebut Rp.
150.000,- per kapal maksimal 5 orang. Namun pengoperasiannya belum
74
maksimal dikarenakan ombak yang tidak konstan kadang besar dan kadang
cukup tenang. Hal ini dapat membahayakan pengunjung, jika keamanan wahana
tidak ditingkatkan.
Perahu
d. Tempat Duduk
Objek Wisata Pantai Serang menyediakan banyak tempat duduk yang terbuat
dari kayu untuk keperluan beristirahat sambil menikmati hidangan makanan dan
pemandangan alam disekitar yang sejuk. Sekitar 50 buah tempat duduk yang
dibuat untuk para wisatawan.
Tempat Duduk
e. Konservasi Penyu
Pantai Serang memiliki tempat untuk konservasi penyu sebagai upaya
pelestarian penyu laut dari kepunahan. Penyu merupakan hewan endemik Pantai
75
Serang, diantaranya penyu hijau, penyu belimbing, dan penyu sisik. Biasanya
penyu bertelur pada dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, sekali bertelur penyu dapat
menghasilkan hampir ± 80 butir telur. Telur-telur penyu tersebut dibawa
dipenangkaran dan di pendam agar suhunya tetap hangat.
Setelah menetas, tukik akan dimasukkan kedalam kolam buatan berisi air laut
hingga umur tukik mencapai 3 bulan dan siap untuk dilepaskan ke laut. Untuk
masuk ke tempat penangkaran tukik para wisatawan tidak perlu mengeluarkan
uang cukup mengisi buku kunjungan dan hanya 20 orang maksimal sehari
dengan sekali masuk maksimal 5 orang. peraturan yang harus diperhatikan
adalah dilarang memegang tukik.
Tempat Konservasi Tukik
f. Mangrove
Mangrove memiliki manfaat seperti pencegah abrasi pantai. Pantai serang
memiliki magrove namun saat ini masih proses pengelolaan jadi belum dibuka
untuk pengunjung.
g. Tracking dan Jelajah Gugusan Pantai Serang dengan Jalan Kaki
Pantai Serang merupakan induk pantai, sedangkan pantai anakannya hanya
berjarak beberapa meter yang dibatasi oleh bukit. Dengan itu, terdapat jelajah
gugusan Pantai Serang dengan jalan kaki yang dipandu oleh masyarakat sekitar
sebagai pemandu dengan dikenakan biaya Rp. 100.000,- per kelompok.
76
5.3 Karakteristik Responden
Pada penelitian ini sampel atau responden yang digunakan sebanyak 45
responden atau wisatawan. Dalam pengukuran jumlah sampel menggunakan
rumus Linier Time Function yang berarti berdasarkan estimasi penggunaan
waktu penelitian dikarenakan jumlah populasi yang tidak diketahui. Sedangkan
dalam teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Incidental Sampling
yang berarti teknik penentuan responden dengan cara acak dan tiba-tiba, tidak
memilih satu individu atau sesuai dengan siapa saja orang yang kebetulan
bertemu dengan usia 20 tahun keatas namun tetap merupakan wisatawan Pantai
Serang.
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan selama dua minggu
selama Bulan Oktober pada hari Sabtu dan Minggu, karena pada hari tersebut
jumlah pengunjung lebih banyak dari hari efektif/weekday. Karakteristik
wisatawan pada penelitian ini berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan
terakhir, pekerjaan, pendapatan perbulan, daerah asal, jumlah kunjungan, dan
sumber informasi.
5.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan salah satu karakteristik yang membedakan cara
berpikir antara laki-laki dan perempuan, sehingga terdapat perbedaan pendapat
dan kebutuhan. Hal ini menggambarkan bahwa jenis kelamin berperan penting
dalam menentukan suatu keputusan berkunjung. Berikut karakteristik wisatawan
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 3.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Laki-laki 24 53,33
2 Perempuan 21 46,67
Total Jumlah 45 100,00
77
Berdasarkan Tabel 11. karakteristik responden yang digolongkan menurut
jenis kelamin, didapatkan hasil bahwa responden yang berkunjung mayoritas
adalah pengunjung yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 24 jiwa atau 53,33%
dari total responden, sedangkan pengunjung yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 21 jiwa atau 46,67% dari total responden. Dari hasil tersebut diketahui
selisih antara laki-laki dan perempuan tidak jauh beda hanya 3 angka. Sehingga
disimpulkan bahwa objek wisata Pantai Serang ini terbuka untuk semua orang,
tidak hanya laki-laki saja.
5.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Pada dasarnya pengunjung Pantai Serang terdiri dari berbagai kalangan usia
mulai dari anak usia dini hingga dewasa tua. Namun responden yang dipilih
dalam penelitian ini adalah wisatawan berusia 20 tahun keatas. Hal ini
dikarenakan usia 20 tahun keatas dianggap sudah dapat berpikir secara dewasa
dan obyektif serta dapat memahami pernyataan-pernyataan dalam kuisioner.
Berikut karakteristik wisatawan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 12.
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah (Jiwa)
Persentase(%)
1 20-25 tahun 23 51,11
2 26-31 tahun 11 24,44
3 32-37 tahun 6 13,33
4 38-43 tahun 3 6,67
5 > 44 tahun 2 4,44
Total Jumlah 45 100,00
Berdasarkan Tabel 12. karakteristik responden yang digolongkan menurut
usia didapat hasil bahwa responden pengunjung dengan karakter usia 20-25
tahun adalah pengunjung mayoritas wisata Pantai Serang sebanyak 23 atau
51,11% dari total responden. Sedangkan pengunjung dengan karakter usia >44
78
tahun adalah pengunjung minoritas sebanyak 2 jiwa atau 4,44% dari total
responden. Sehingga Pantai Serang merupakan wisata yang dapat dinikmati
oleh semua usia.
5.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden merupakan salah satu karakteristik untuk
melihat pola pikir seseorang terhadap tingkat kepentingan dan tingkat kebutuhan
yang ada pada suatu tempat wisata. Responden dengan tingkat pendidikan
semakin tinggi, cenderung lebih memiliki pengetahuan yang luas serta lebih
memahami kondisi apa yang akan ditentukan. Berikut karakteristik wisatawan
berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan Tabel 13 karakteristik responden yang digolongkan menurut
tingkat pendidikan didapatkan hasil bahwa dari 45 responden yang diteliti
terdapat 30 jiwa atau 66,67% dari total responden memiliki tingkat pendidikan
Diploma/Akademi/Sarjana. Sisanya sebanyak 14 jiwa atau 31,11% dari total
responden memiliki tingkat pendidikan SMA, dan hanya 1 jiwa atau 2,22% dari
total responden yang memiliki tingkat pendidikan SMP. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa para wisatawan Pantai Serang merupakan orang
berpendidikan dan dari seluruh kalangan.
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)
Persentase (%)
1 SD 0 0,00
2 SMP 1 2,22
3 SMA 14 31,11
4 Diploma/Akademi/Sarjana 30 66,67
Total Jumlah 45 100,00
79
5.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Jenis pekerjaan merupakan salah satu karakteristik yang mendukung tentang
pendapatan seorang wisatawan, karena berhubungan dengan tujuan wisata.
Dimana wisatawan akan menentukan tujuan wisata sesuai dengan
pendapatannya. Berikut karakteristik wisatawan berdasarkan pekerjaan dapat
dilihat pada Tabel 14.
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 PNS 6 13,33
2 Mahasiswa 19 42,22
3 Wiraswasta 3 6,67
4 Swasta 12 26,67
5 Lainnya 5 11,11
Total Jumlah 45 100,00
Berdasarkan Tabel 14. karakteristik responden yang digolongkan menurut
pekerjaan didapat hasil bahwa wisatawan Pantai Serang yang dijadikan
responden mayoritas berprofesi sebagai Mahasiswa sebanyak 19 jiwa atau
42,22% dari total responden. Sisanya, berprofesi sebagai PNS sebanyak 6 jiwa
atau 13,33%dari total responden, Wiraswasta sebanyak 3 jiwa atau 6,67% dari
total responden, Swasta sebanyak12 jiwa atau 26,67% dari total responden, dan
lainnya sebanyak 5 jiwa atau 11,11% dari total responden. Sehingga Pantai
Serang merupakan tujuan wisata yang dapat dinikmati dari berbagai kalangan
jenis pekerjaan.
5.3.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal
Pada umumnya wisatawan yang berkunjung ke Pantai Serang berasal dari
berbagai daerah, dari dalam Kabupaten Blitar maupun dari luar Kabupaten Blitar.
Jika daerah asal wisatawan semakin jauh maka rasa penasaran wisatawan
terhadap Pantai Serang semakin besar. Begitu pula dengan eksistensi Pantai
80
Serang juga semakin tinggi. Data karakteristik wisatawan berdasarkan daerah
asal ini diperoleh dari lembar kuisioner pada bagian alamat. Berikut karakteristik
wisatawan berdasarkan daerah asal dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal
No Daerah Asal Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Jumlah Dalam Kabupaten
22 48,89
2 Luar Kabupaten
Surabaya 4 8,89
Sidoarjo 5 11,11
Pandaan 1 2,22
Malang 2 4,44
Tulungagung 2 4,44
Trenggalek 4 8,89
Ponorogo 2 4,44
Nganjuk 3 6,67
Jumlah Luar Kabupaten 23 51,11
Total Jumlah 45 100,00
Berdasarkan Tabel 15. karakteristik responden yang digolongkan menurut
daerah asal didapatkan hasil bahwa paling banyak wisatawan yang berkunjung
ke Pantai Serang merupakan wisatawan luar Kabupaten Blitar sebanyak 23 jiwa
atau 51,11%, sedangkan wisatawan dalam Kabupaten Blitar sebanyak 22 jiwa
atau 46,67%. Berbagai daerah asal wisatawan menunjukkan bahwa wisatawan
selisih wisatawan dalam Kabupaten Blitar dan luar Kabupaten sangat tipis.
Sehingga bisa dikatakan Pantai Serang memiliki eksistensi dan memberi rasa
penasaran terhadap para wisatawan luar Kabupaten Blitar.
5.3.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan
Jumlah kunjungan yang menjadi salah satu karakteristik responden
digunakan untuk mengetahui berapa banyak wisatawan yang merasa senang
dan mempunyai keputusan untuk melakukan kunjungan kembali ke Pantai
81
Serang. Berikut karakteristik wisatawan berdasarkan daerah asal dapat dilihat
pada Tabel 16.
Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan
No Jumlah Kunjungan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 1 kali 27 60,00
2 2 kali 8 17,78
3 3 kali 6 13,33
4 4 kali 1 2,22
5 ≥ 5 kali 3 6,67
Total Jumlah 45 100,00
Berdasarkan Tabel 16didapatkan hasil bahwa sebagian besar wisatawan
Pantai Serang melakukan kunjungan sebanyak satu kali atau 60%. Hal ini
disebabkan karena Pantai Serang masih terbilang baru. Namun terdapat
wisatawan yang melakukan kunjungan 5 kali atau lebih sebesar 6,67% atau
sebanyak 3 jiwa.
5.4 Sikap Responden
Penentuan sikap responden selaku wisatawan Pantai Serang menggunakan
teknik Incidental Sampling yakni teknik penentuan responden secara acak dan
tiba-tiba, atau dengan siapa saja yang kebetulan bertemu. Kriteria usia
responden 20 tahun, dikarenakan mereka yang tergolong dewasa muda (20-40
tahun) dimana masa beralihnya pandangan egosentris menjadi sikap empati,
sehingga dapat berorientasi pada tujuan pengembangan dan bersikap obyektif.
Jumlah responden yang digunakan dalam penentuan sikap sebanyak 45 jiwa.
Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Linier Time Function yang
berarti berdasarkan estimasi penggunaan waktu penelitian dikarenakan jumlah
populasi yang tidak diketahui.
Pengambilan sampel dilaksanakan pada hari libur yakni hari Sabtu dan
Minggu pada bulan Oktober selama dua minggu. Pada penelitian ini, sikap
82
responden didasarkan pada 23 pernyataan sebagai objek dan akumulasi
kuisioner. Pengukuran sikap responden diolah dengan menggunakan Skala
Likert dengan mengakumulasi skor untuk mendapat kesimpulan sejauh mana
tanggapan responden mengenai objek wisata Pantai Serang yang
diinterprestasikan menggunakan skala ordinal dengan kategori ―Sangat Tidak
Setuju‖ interval antara 0%-25%, kategori ―Tidak Setuju‖ interval antara 26%-50%,
kategori ―Setuju‖ interval antara 61%-75%, kategori ―Sangat Setuju‖ interval
antara 76%-100%. Hasil sikap responden dan hasil wawancara dengan
pengelola dijadikan penentu dalam menentukan kelebihan, kelemahan, peluang,
dan ancaman yang dimasukkan di matrik IFE dan EFE, yang kemudian untuk
mencari strategi strategi dalam matrik SWOT.
5.4.1 Sikap Responden Terhadap Kesenian dan Budaya Lokal Objek Wisata
Pantai Serang yang Menarik
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap kesenian dan
budaya lokal objek wisata Pantai Serang yang menarik dapat melihat hasil
kuisioner pada Tabel 17.
Tabel 9. Sikap Responden Terhadap Kesenian dan Budaya Lokal Objek Wisata Pantai Serang yang Menarik
Pernyataan Pendapat Skor
Jumlah Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Memiliki kesenian dan budaya lokal yang menarik
Sangat Setuju 4 14 31 56
Setuju 3 29 64 87
Tidak Setuju 2 2 4 4
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah Total 81,67 45 100 147
Berdasarkan Tabel 17. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Kesenian dan Budaya Lokal Menarik‖. Hal ini dapat dilihat bahwa
responden yang bersikap positif terhadap pernyataan tersebut sebesar 64% atau
83
setara dengan 29 jiwa dari total responden yakni 45 jiwa. Dari data diatas dapat
ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
SS = 14 jiwa x 4 = 56 TS = 2 jiwa x 2 = 4
S = 29 jiwa x 3 = 87 STS = 0
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Kesenian dan Budaya Khas Menarik‖ terletak
didaerah antara 75%-100% yang artinya masuk dalam kategori “sangat kuat”.
Hal ini menunjukkan bahwa Pantai Serang memiliki kesenian dan budaya khas
yang menarik. Sehingga adanya kesenian dan budaya khas yang
menarikmasyarakat harus bertanggung jawab melestarikan untuk menjadikan
daya tarik wisata.
5.4.2 Sikap Responden Terhadap Keindahan Alam yang Asri Objek Wisata
Pantai Serang
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap keindahan
alam yang asri Pantai Serang dapat melihat hasil kuisioner pada Tabel 18.
0 25% 50% 75% 100%
(56 + 87 + 4 + 0)
180 𝑥 100% 81,67%
81,67%
84
Tabel 10. Sikap Responden Terhadap Keindahan Alam yang Asri Objek Wisata Pantai Serang
Pernyataan Pendapat Skor
Jumlah Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Memiliki keindahan alam yang asri menjadi daya tarik
Sangat Setuju 4 19 42 76
Setuju 3 25 56 75
Tidak Setuju 2 1 2 2
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah Total 85,00 45 100 153
Berdasarkan Tabel 18. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Keindahan Alam yang Asri Pantai Serang‖. Hal ini dapat dilihat
bahwa responden yang bersikap positif terhadap pernyataan tersebut sebesar
56% atau setara dengan 25 jiwa dari total responden yakni 45 jiwa. Dari data
diatas dapat ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
SS = 19 jiwa x 4 = 76 TS = 1 jiwa x 2 = 2
S = 25 jiwa x 3 = 75 STS = 0
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Keindahan Alam yang Asri Pantai Serang‖
terletak didaerah antara 75%-100% yang artinya masuk dalam kategori “sangat
kuat”. Hal ini menunjukkan bahwa Pantai Serang memiliki keindahan alam yang
0 25% 50% 75% 100%
(76 + 75 + 2 + 0)
180 𝑥 100% 85%
85%
85
asri dan menjadi salah satu daya tarik. Terbukti dari jawaban beberapa
responden pada lembar kuisioner dengan pertanyaan ―Mengapa Anda
berkunjung ke Pantai Serang ini? Jelaskan!‖, diantaranya adalah ―tempatnya
masih asri, nyaman untuk bersantai bersama keluarga‖ pernyataan responden
bernama Roisul dari Surabaya sebagai Mahasiswa; ―indah.Pasir pantainya beda
dengan pantai lain bikin pemandangan eksotis‖ pernyataan responden bernama
Adhitama dari Ponorogo sebagai Mahasiswa; ―untuk menikmati pemandangan
yang masih alami dan berfoto-foto dengan spot alam‖ pernyataan responden
bernama Satrio P. dari Nganjuk sebagai PNS; ―refreshing dengan keluarga di
Blitar dan ingin melihat indahnya Pantai Serang‖ pernyataan responden bernama
Rahayu dari Sidoarjo sebagai Ibu Rumah Tangga; ―bagus tempatnya dan
anginnya semilir dan teduh‖ pernyataan responden bernama Tito dari Blitar
sebagai Wiraswasta.
5.4.3 Sikap Responden Terhadap Suasana Sejuk Objek Wisata Pantai
Serang
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap suasana sejuk
objek wisata Pantai Serang dapat melihat hasil kuisioner pada Tabel 19.
Tabel 11. Sikap Responden Terhadap Suasana Sejuk Objek Wisata Pantai Serang
Pernyataan Pendapat Skor
Jumlah Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Memiliki suasana yang sejuk
Sangat Setuju 4 14 31 56
Setuju 3 26 58 78
Tidak Setuju 2 5 11 10
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah Total 80,00 45 100 144
Berdasarkan Tabel 19. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Suasana Sejuk‖. Hal ini dapat dilihat bahwa responden yang
86
bersikap positif terhadap pernyataan tersebut sebesar 58% atau setara dengan
26 jiwa dari total responden yakni 45 jiwa. Dari data diatas dapat ditentukan total
skor dengan perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
SS = 14 jiwa x 4 = 56 TS = 5 jiwa x 2 = 10
S = 26 jiwa x 3 = 78 STS = 0
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Suasana Sejuk‖ terletak didaerah antara 75%-
100% yang artinya masuk dalam kategori “sangat kuat”. Hal ini menunjukkan
bahwa Pantai Serang memiliki suasana yang sejuk, dikarenakan banyak pohon
cemara udang yang ditanam diarea tempat duduk dan warung. Sehingga dapat
meningkatkan kenyamanan pengunjung.
5.4.4 Sikap Responden Terhadap Terjaganya Kebersihan Objek Wisata
Pantai Serang
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap terjaganya
kebersihan objek wisata Pantai Serang dapat melihat hasil kuisioner pada Tabel
20.
0 25% 50% 75% 100%
(56 + 78 + 10 + 0)
180 𝑥 100% 80%
80%
87
Tabel 12. Sikap Responden Terhadap Terjaganya Kebersihan Objek Wisata Pantai Serang
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Objek wisata Pantai Serang terjaga kebersihannya
Sangat Setuju 4 2 4 8
Setuju 3 3 7 9
Tidak Setuju 2 32 71 64
Sangat Tidak Setuju 1 8 18 8
Jumlah Total 49,44 45 100 89
Berdasarkan Tabel 20. dapat dilihat mayoritas responden tidak setuju dengan
pernyataan ―Pantai Serang Terjaga Kebersihannya‖. Hal ini dapat dilihat bahwa
responden yang bersikap positif terhadap pernyataan tersebut sebesar 71% atau
setara dengan 32 jiwa dari total responden yakni 45 jiwa. Dari data diatas dapat
ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
SS = 2 jiwa x 4 = 8 TS = 32 jiwa x 2 = 64
S = 3 jiwa x 3 = 9 STS = 8 jiwa x 1 = 8
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Pantai Serang Terjaga Kebersihannya‖ terletak
didaerah antara 25%-50% yang artinya masuk dalam kategori “lemah”. Hal ini
0 25% 50% 75% 100%
(8 + 9 + 64 + 8)
180 𝑥 100% 49,44%
49,44%
88
menunjukkan bahwa kebersihan Pantai Serang masih belum terjaga,
dikarenakan banyak sampah diantaranya sampah plastik yang telgeletak di atas
pasir pantai. Sehingga dengan tidak terjaganya kebersihan Pantai Serang dapat
mengganggu keindahan pantai. Hal tersebut harus mendapat perhatian dari
pihak pengelola agar tidak menjadi kelemahan dari objek wisata Pantai Serang.
5.4.5 Sikap Responden Terhadap Tersedianya Lahan Parkir Objek Wisata
Pantai Serang
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap tersedianya
lahan parkir objek wisata Pantai Serang dapat melihat hasil kuisioner pada Tabel
21.
Tabel 13. Sikap Responden Terhadap Tersedianya Lahan Parkir Objek Wisata Pantai Serang
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Menyediakan lahan parkir
Sangat Setuju 4 8 18 32
Setuju 3 37 82 111
Tidak Setuju 2 0 0 0
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah Total 79,44 45 100 143
Berdasarkan Tabel 21. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Tersedianya Lahan Parkir‖. Hal ini dapat dilihat bahwa responden
yang bersikap positif terhadap pernyataan tersebut sebesar 82% atau setara
dengan 37 jiwa dari total responden yakni 45 jiwa. Dari data diatas dapat
ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
SS = 8 jiwa x 4 = 18 TS = 0
S = 37 jiwa x 3 = 82 STS = 0
89
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Tersedianya Lahan Parkir‖ terletak didaerah
antara 75%-100% yang artinya masuk dalam kategori “sangat kuat”. Hal ini
menunjukkan bahwa lahan parkir Pantai Serang sudah memadai.Sehingga
pengunjung merasa nyaman dan aman tidak perlu khawatir akan kendaraannya.
5.4.6 Sikap Responden Terhadap Tersedianya Tempat Ibadah pada Objek
Wisata Pantai Serang
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap tersedianya
tempat ibadah pada objek wisata Pantai Serang dapat melihat hasil kuisioner
pada Tabel 22.
Tabel 14. Sikap Responden Terhadap Tersedianya Tempat Ibadah pada Objek Wisata Pantai Serang
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Menyediakan tempat ibadah (bersih dan nyaman)
Sangat Setuju 4 5 11 20
Setuju 3 31 69 93
Tidak Setuju 2 9 20 18
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah Total 72,78 45 100 131
0 25% 50% 75% 100%
(18 + 82 + 0 + 0)
180 𝑥 100% 79,44%
79,44%
90
Berdasarkan Tabel 22. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Tersedianya Tempat Ibadah‖. Hal ini dapat dilihat bahwa responden
yang bersikap positif terhadap pernyataan tersebut sebesar 69% atau setara
dengan 31 jiwa dari total responden yakni 45 jiwa. Dari data diatas dapat
ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
SS = 5 jiwa x 4 = 20 TS = 9 jiwa x 2 = 18
S = 31 jiwa x 3 = 93 STS = 0
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Tersedianya Tempat Ibadah‖ terletak didaerah
antara 50%-75% yang artinya masuk dalam kategori “kuat”. Hal ini
menunjukkan bahwa tempat ibadah Pantai Serang sudah memadai. Sehingga
pengunjung tidak perlu jauh-jauh mencari tempat ibadah.
5.4.7 Sikap Responden Terhadap Tersedianya Warung Makan dan Minum
pada Objek Wisata Pantai Serang
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap tersedianya
warung makan dan minum pada objek wisata Pantai Serang dapat melihat hasil
kuisioner pada Tabel 23.
0 25% 50% 75% 100%
(20 + 93 + 18 + 0)
180 𝑥 100% 72,78%
72,78%
91
Tabel 15. Sikap Responden Terhadap Tersedianya Warung Makan dan Minum pada Objek Wisata Pantai Serang
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Menyediakan warung makan dan minum (ramah, bersih, dan nyaman)
Sangat Setuju 4 11 24 44
Setuju 3 34 76 102
Tidak Setuju 2 0 0 0
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah Total 81,11 45 100 146
Berdasarkan Tabel 23. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Tersedianya Warung Makan dan Minum‖. Hal ini dapat dilihat bahwa
responden yang bersikap positif terhadap pernyataan tersebut sebesar 76% atau
setara dengan 34 jiwa dari total responden yakni 45 jiwa. Dari data diatas dapat
ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
SS = 11 jiwa x 4 = 44 TS = 0
S = 34 jiwa x 3 = 102 STS = 0
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Tersedianya Warung Makan dan Minum‖ terletak
didaerah antara 75%-100% yang artinya masuk dalam kategori “sangat kuat”.
Hal ini menunjukkan bahwa warung makan dan minum di Pantai Serang sudah
0 25% 50% 75% 100%
(44 + 102 + 0 + 0)
180 𝑥 100% 81,11%
81,11%
92
memadai. Sehingga pengunjung dapat dengan mudah menemukan berbagai
macam makanan dan minuman untuk dinikmati sambil melihat pemandangan
alam Pantai Serang.
5.4.8 Sikap Responden Terhadap Tersedianya Tempat Pembelian Oleh-Oleh
pada Objek Wisata Pantai Serang
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap tersedianya
tempat pembelian oleh-oleh pada objek wisata Pantai Serang dapat melihat hasil
kuisioner pada Tabel 24.
Tabel 16. Sikap Responden Terhadap Tersedianya Tempat Pembelian Oleh-Oleh pada Objek Wisata Pantai Serang
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Menyediakan tempat pembelian oleh-oleh/cinderamata
Sangat Setuju 4 3 7 12
Setuju 3 42 93 126
Tidak Setuju 2 0 0 0
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah Total 76,67 45 100 138
Berdasarkan Tabel 24. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Tersedianya Tempat Pembelian Oleh-Oleh‖. Hal ini dapat dilihat
bahwa responden yang bersikap positif terhadap pernyataan tersebut sebesar
93% atau setara dengan 42 jiwa dari total responden yakni 45 jiwa. Dari data
diatas dapat ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
SS = 3 jiwa x 4 = 1a2 TS = 0
S = 42 jiwa x 3 = 126 STS = 0
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut: (12 + 126 + 0 + 0)
180 𝑥 100% 76,67%
93
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Tersedianya Tempat Pembelian Oleh-Oleh‖
terletak didaerah antara 75%-100% yang artinya masuk dalam kategori “sangat
kuat”. Hal ini menunjukkan bahwa tempat pembelian oleh-oleh di Pantai Serang
sudah memadai. Sehingga pengunjung tidak repot dalam mencari oleh-oleh dan
dapat langsung membeli oleh-oleh dari objek wisata Pantai.
5.4.9 Sikap Responden Terhadap Tersedianya Toilet dan Sumber Air Bersih
pada Objek Wisata Pantai Serang
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap tersedianya
toilet dan sumber air bersih pada objek wisata Pantai Serang dapat melihat hasil
kuisioner pada Tabel 25.
Tabel 17. Sikap Responden Terhadap Tersedianya Toilet dan Sumber Air Bersih pada Objek Wisata Pantai Serang
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Menyediakan toilet dan sumber air bersih (ait tawar)
Sangat Setuju 4 5 11 20
Setuju 3 39 87 117
Tidak Setuju 2 1 2 2
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah Total 77,22 45 100 139
Berdasarkan Tabel 25. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Tersedianya Toilet dan Sumber Air Bersih‖. Hal ini dapat dilihat
bahwa responden yang bersikap positif terhadap pernyataan tersebut sebesar
0 25% 50% 75% 100%
94
87% atau setara dengan 39 jiwa dari total responden yakni 45 jiwa. Dari data
diatas dapat ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
SS = 5 jiwa x 4 = 20 TS = 1 jiwa x 2 = 2
S = 39 jiwa x 3 = 117 STS = 0
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Tersedianya Toilet dan Sumber Air Bersih‖
terletak didaerah antara 75%-100% yang artinya masuk dalam kategori “sangat
kuat”. Hal ini menunjukkan bahwa toilet dan sumber air bersih di Pantai Serang
sudah memadai. Sehingga pengunjung dapat dengan mudah dan nyaman
menggunakan toilet untuk membilas badan setelah bermain air Pantai dan untuk
keperluan BAB.
5.4.10 Sikap Responden Terhadap Tersedianya Posko Keamanan pada
Objek Wisata Pantai Serang
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap tersedianya
posko keamanan pada objek wisata Pantai Serang dapat melihat hasil kuisioner
pada Tabel 26.
0 25% 50% 75% 100%
(20 + 117 + 2 + 0)
180 𝑥 100% 77,22%
77,22%
95
Tabel 18. Sikap Responden Terhadap Tersedianya Posko Keamanan pada Objek Wisata Pantai Serang
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Menyediakan posko keamanan
Sangat Setuju 4 6 13 24
Setuju 3 35 78 105
Tidak Setuju 2 4 9 8
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah Total 76,11 45 100 137
Berdasarkan Tabel 26. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Tersedianya Posko Keamanan‖. Hal ini dapat dilihat bahwa
responden yang bersikap positif terhadap pernyataan tersebut sebesar 78% atau
setara dengan 35 jiwa dari total responden yakni 45 jiwa. Dari data diatas dapat
ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
SS = 6 jiwa x 4 = 24 TS = 4 jiwa x 2 = 8
S = 35 jiwa x 3 = 105 STS = 0
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan
sebagaiberikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Tersedianya Posko Keamanan‖ terletak didaerah
antara 75%-100% yang artinya masuk dalam kategori “sangat kuat”. Hal ini
menunjukkan bahwa posko keamanan di Pantai Serang sudah memadai.
0 25% 50% 75% 100%
(24 + 105 + 8 + 0)
180 𝑥 100% 76,11%
76,11%
96
Sehingga adanya posko keamanan ini pengunjung tidak khawatir lagi jika ada
sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
5.4.11 Sikap Responden Terhadap Pengembangan Wahana Objek Wisata
Pantai Serang Optimal
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap
pengembangan wahana objek wisata Pantai Serang optimal dapat melihat hasil
kuisioner pada Tabel 27.
Tabel 19. Sikap Responden Terhadap Pengembangan Wahana Objek Wisata Pantai Serang Optimal
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor
Responden (Jiwa)
Persentase (%)
Pengembangan wahana optimal
Sangat Setuju 4 2 4 8
Setuju 3 15 33 45
Tidak Setuju 2 28 62 56
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah Total 67,78 45 100 109
Berdasarkan Tabel 27. dapat dilihat mayoritas responden tidak setuju dengan
pernyataan ―Pengembangan Wahana Pantai Serang Optimal‖. Hal ini dapat
dilihat bahwa responden yang bersikap positif terhadap pernyataan tersebut
sebesar 62% atau setara dengan 28 jiwa dari total responden yakni 45 jiwa. Dari
data diatas dapat ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
SS = 2 jiwa x 4 = 8 TS = 28 jiwa x 2 = 56
S = 15 jiwa x 3 = 45 STS = 0
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
(8 + 45 + 56 + 0)
180 𝑥 100% 60,56%
97
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Pengembangan Wahana Pantai Serang Optimal‖
terletak didaerah antara 50%-75% yang artinya masuk dalam kategori “kuat”.
Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan wahana Pantai Serang perlu
dioptimalkan. Sehingga diperlukan pengembangan yang optimal pada wahana di
Pantai Serang dapat menjadikan para pengunjung tidak bosan. Seperti
Mangrove lebih di optimalkan.
5.4.12 Sikap Responden Terhadap Tersedianya Penginapan pada Objek
Wisata Pantai Serang
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap tersedianya
penginapan pada objek wisata Pantai Serang dapat melihat hasil kuisioner pada
Tabel 28.
Tabel 20. Sikap Responden Terhadap Tersedianya Penginapan Objek Wisata Pantai Serang
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Menyediakan penginapan (ramah, bersih dan nyaman)
Sangat Setuju 4 4 9 16
Setuju 3 25 56 75
Tidak Setuju 2 7 16 14
Sangat Tidak Setuju 1 9 20 9
Jumlah Total 63,33 45 100 114
Berdasarkan Tabel 28. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Tersedianya Penginapan pada Objek Wisata Pantai Serang‖. Hal ini
dapat dilihat bahwa responden yang bersikap positif terhadap pernyataan
tersebut sebesar 56% atau setara dengan 25 jiwa dari total responden yakni 45
0 25% 50% 75% 100%
60,56%
98
jiwa. Dari data diatas dapat ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai
berikut ini.
Diketahui:
SS = 4 jiwa x 4 = 16 TS = 7 jiwa x 2 = 14
S = 25 jiwa x 3 = 75 STS = 9 jiwa x 1 = 9
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Tersedianya Penginapan pada Objek Wisata
Pantai Serang‖ terletak didaerah antara 50%-75% yang artinya masuk dalam
kategori “kuat”. Hal ini menunjukkan bahwa tersedianya penginapan pada
Pantai Serang memadai. Sehingga dengan adanya fasilitas penginapan pada
objek wisata Pantai Serang, pengunjung dapat bermalam tanpa harus repot
mencari kesana kemari.
5.4.13 Sikap Responden Terhadap Atraksi Wisata Objek Wisata Pantai
Serang Menarik
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap atraksi wisata
objek wisata Pantai Serang menarik dapat melihat hasil kuisioner pada Tabel 29.
0 25% 50% 75% 100%
(16 + 75 + 14 + 9)
180 𝑥 100% 63,33%
63,33%
99
Tabel 21. Sikap Responden Terhadap Atraksi Wisata Objek Wisata Pantai Serang Menarik
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Memiliki atraksi wisata yang menarik
Sangat Setuju 4 16 36 64
Setuju 3 28 62 84
Tidak Setuju 2 1 2 2
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah Total 83,33 45 100 150
Berdasarkan Tabel 29. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Atraksi Wisata Pantai Serang Menarik‖. Hal ini dapat dilihat bahwa
responden yang bersikap positif terhadap pernyataan tersebut sebesar 62% atau
setara dengan 28 jiwa dari total responden yakni 45 jiwa. Dari data diatas dapat
ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
SS = 16 jiwa x 4 = 64 TS = 1 jiwa x 2 = 2
S = 28 jiwa x 3 = 84 STS = 0
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Atraksi Wisata Pantai Serang Menarik‖ terletak
didaerah antara 75%-100% yang artinya masuk dalam kategori “sangat kuat”.
Hal ini menunjukkan bahwa atraksi wisata Pantai Serang menarik.Sehingga
0 25% 50% 75% 100%
(64 + 84 + 2 + 0)
180 𝑥 100% 83,33%
83,33%
100
banyak pengunjung yang datang untuk menyaksikan atraksi wisata Pantai
Serang yakni salah satunya Serang Festival dan masih banyak lagi.
5.4.14 Sikap Responden Terhadap Tersedianya Aliran Listrik pada Objek
Wisata Pantai Serang
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap tersedianya
aliran listrik pada objek wisata Pantai Serang dapat melihat hasil kuisioner pada
Tabel 30.
Tabel 22. Sikap Responden Terhadap Tersedianya Aliran Listrik pada Objek Wisata Pantai Serang
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Menyediakan aliran listrik
Sangat Setuju 4 9 20 36
Setuju 3 31 69 93
Tidak Setuju 2 5 11 10
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah Total 77,22 45 100 139
Berdasarkan Tabel 30. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Tersedianya Aliran Listrik pada Pantai Serang‖. Hal ini dapat dilihat
bahwa responden yang bersikap positif terhadap pernyataan tersebut sebesar
69% atau setara dengan 31 jiwa dari total responden yakni 45 jiwa. Dari data
diatas dapat ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
SS = 9 jiwa x 4 = 36 TS = 5 jiwa x 2 = 10
S = 31 jiwa x 3 = 93 STS = 0
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
(36 + 93 + 10 + 0)
180 𝑥 100% 77,22%
101
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Tersedianya Aliran Listrik pada Pantai Serang‖
terletak didaerah antara 75%-100% yang artinya masuk dalam kategori “sangat
kuat”. Hal ini menunjukkan bahwa aliran listrik pada Pantai Serang tersedia. Hal
tersebut didukung dengan adanya bohlam lampu yang terangkai menghiasi
jalanan di Pantai Serang.
5.4.15 Sikap Responden Terhadap Tersedianya Tempat Sampah pada
Objek Wisata Pantai Serang
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap tersedianya
tempat sampah pada objek wisata Pantai Serang dapat melihat hasil kuisioner
pada Tabel 31.
Tabel 23. Sikap Responden Terhadap Tersedianya Tempat Sampah pada Objek Wisata Pantai Serang
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Menyediakan tempat sampah
Sangat Setuju 4 11 24 44
Setuju 3 34 76 102
Tidak Setuju 2 0 0 0
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah Total 81,11 45 100 146
Berdasarkan Tabel 31. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Tersedianya Tempat Sampah pada Pantai Serang‖. Hal ini dapat
dilihat bahwa responden yang bersikap positif terhadap pernyataan tersebut
sebesar 76% atau setara dengan 34 jiwa dari total responden yakni 45 jiwa. Dari
data diatas dapat ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai berikut ini.
0 25% 50% 75% 100%
77,22%
102
Diketahui:
SS = 11 jiwa x 4 = 44 TS = 0
S = 34 jiwa x 3 = 76 STS = 0
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Tersedianya Tempat Sampah pada Pantai
Serang‖ terletak didaerah antara 75%-100% yang artinya masuk dalam kategori
“sangat kuat”. Hal ini menunjukkan bahwa tempat sampah pada Pantai Serang
tersedia dan memadai. Sehingga para wisatawan mudah dalam membuang
sampah, namun pada kenyataannya banyak sekali pengunjung yang masih
membuang sampah sembarangan. Terbukti dengan banyaknya sampah plastik
yang tergeletak diatas pasir pantai.
5.4.16 Sikap Responden Terhadap Jalan Menuju Objek Wisata Pantai
Serang Mudah Dilalui
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap jalan menuju
objek wisata Pantai Serang mudah dilalui dapat melihat hasil kuisioner pada
Tabel 32.
0 25% 50% 75% 100%
(44 + 76 + 0 + 0)
180 𝑥 100% 81,11%
81,11%
103
Tabel 24. Sikap Responden Terhadap Jalan Menuju Objek Wisata Pantai Serang Mudah Dilalui
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor
Responden (Jiwa)
Persentase (%)
Jalan menuju Pantai Serang mudah dilalui
Sangat Setuju 4 1 2 4
Setuju 3 6 13 18
Tidak Setuju 2 27 60 54
Sangat Tidak Setuju 1 11 24 11
Jumlah Total 48,33 45 100 87
Berdasarkan Tabel 32. dapat dilihat mayoritas responden tidak setuju dengan
pernyataan ―Jalan Menuju Pantai Serang Mudah Dilalui‖. Hal ini dapat dilihat
bahwa responden yang bersikap positif terhadap pernyataan tersebut sebesar
60% atau setara dengan 27 jiwa dari total responden yakni 45 jiwa. Dari data
diatas dapat ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
SS = 1 jiwa x 4 = 4 TS = 27 jiwa x 2 = 54
S = 6 jiwa x 3 = 18 STS = 11 jiwa x 1 = 11
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Jalan Menuju Pantai Serang Mudah Dilalui‖
terletak didaerah antara 25%-50% yang artinya masuk dalam kategori “lemah”.
Hal ini menunjukkan bahwa jalan menuju Pantai Serang sulit dilalui. Untuk itu,
0 25% 50% 75% 100%
(4 + 18 + 54 + 11)
180 𝑥 100% 48,33%
48,33%
104
aksesbilitas menuju Pantai Serang perlu diperbaiki guna kelancaran dan
kenyaman pengunjung yang akan berwisata menuju Pantai Serang.
5.4.17 Sikap Responden Terhadap Sistem Komunikasi di Objek Wisata
Pantai Serang Mudah di Akses
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap sistem
komunikasi di objek wisata Pantai Serang Mudah di akses dapat melihat hasil
kuisioner pada Tabel 33.
Tabel 25. Sikap Responden Terhadap Sistem Komunikasi di Objek Wisata Mudah di Akses
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor
Responden (Jiwa)
Persentase (%)
Sistem komunikasi mudah dijangkau
Sangat Setuju 4 1 2 4
Setuju 3 4 9 12
Tidak Setuju 2 21 47 42
Sangat Tidak Setuju 1 19 42 19
Jumlah Total 42,78 45 100 77
Berdasarkan Tabel 33. dapat dilihat mayoritas responden tidak setuju dengan
pernyataan ―Sistem Komunikasi Mudah Diakses‖. Hal ini dapat dilihat bahwa
responden yang bersikap positif terhadap pernyataan tersebut sebesar 47% atau
setara dengan 21 jiwa dari total responden yakni 45 jiwa. Dari data diatas dapat
ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
SS = 1 jiwa x 4 = 4 TS = 21 jiwa x 2 = 42
S = 4 jiwa x 3 = 12 STS = 19 jiwa x 1 = 19
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
(4 + 12 + 42 + 19)
180 𝑥 100% 42,78%
105
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Sistem Komunikasi Mudah Diakses‖ terletak
didaerah antara 25%-50% yang artinya masuk dalam kategori “lemah”. Hal ini
menunjukkan bahwa sistem komunikasi pada Pantai Serang sulit diakses.
Sehingga dengan adanya sistem komunikasi yang sulit diakses, maka para
pengunjung susah untuk berkomunikasi dengan keluarga dirumah maupun
pasangan yang jauh yang dapat menimbulkan rasa resah terhadap pengunjung.
Dengan begitu pengelola harus mengantisipasi dengan memasang wifi di
beberapa titik.
5.4.18 Sikap Responden Terhadap Promosi Objek Wisata Pantai Serang
Melalui Media Cetak
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap promosi objek
wisata Pantai Serang melalui media cetak dapat melihat hasil kuisioner pada
Tabel 34.
Tabel 26. Sikap Responden Terhadap Promosi Objek Wisata Pantai Serang Melalui Media Cetak
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Pantai serang melakukan promosi melalui media cetak
Sangat Setuju 4 2 5 8
Setuju 3 25 58 75
Tidak Setuju 2 16 37 32
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah Total 63,89 43 100 115
Berdasarkan Tabel 34. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Promosi Objek Wisata Pantai Serang Melalui Media Cetak‖. Hal ini
0 25% 50% 75% 100%
42,78%
106
dapat dilihat bahwa responden yang bersikap positif terhadap pernyataan
tersebut sebesar 58% atau setara dengan 25 jiwa dari total responden yakni 45
jiwa. Dari data diatas dapat ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai
berikut ini.
Diketahui:
SS = 2 jiwa x 4 = 8 TS = 16 jiwa x 2 = 32
S = 25 jiwa x 3 = 75 STS = 0
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Pantai Serang Sulit di Akses Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan
kedalam skala ordinal untuk mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk
lebih jelas, dapat melihat skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Promosi Objek Wisata Pantai Serang Melalui
Media Cetak‖ terletak didaerah antara 50%-75% yang artinya masuk dalam
kategori “kuat”. Hal ini menunjukkan bahwa promosi melalui media cetak sudah
ada salah satunya terdapat pada Memorandum edisi 3 Oktober 2016 pada
halaman 9. Terbukti dari hasil pengamatan peneliti, secara garis besar sikap
pengunjung menyatakan positif terhadap promosi objek wisata Pantai Serang
melalui media cetak.
0 25% 50% 75% 100%
(8 + 75 + 32 + 0)
180 𝑥 100% 63,89%
63,89%
107
5.4.19 Sikap Responden Terhadap Promosi Objek Wisata Pantai Serang
Melalui Media Sosial dan Media Elektronik
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap promosi objek
wisata Pantai Serang melalui media sosial dan media elektronik dapat melihat
hasil kuisioner pada Tabel 35.
Tabel 27. Sikap Responden Terhadap Promosi Objek Wisata Pantai Serang Melalui Media sosial dan media elektronik
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Pantai serang melakukan promosi melalui media elektronik dan media sosial
Sangat Setuju 4 15 33 60
Setuju 3 29 64 87
Tidak Setuju 2 1 2 2
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah Total 82,78 45 100 149
Berdasarkan Tabel 35. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Promosi Objek Wisata Pantai Serang Melalui Media Sosial dan
Media Elektronik‖. Hal ini dapat dilihat bahwa responden yang bersikap positif
terhadap pernyataan tersebut sebesar 64% atau setara dengan 29 jiwa dari total
responden yakni 45 jiwa. Dari data diatas dapat ditentukan total skor dengan
perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
SS = 15 jiwa x 4 = 60 TS = 1 jiwa x 2 = 2
S = 29 jiwa x 3 = 87 STS = 0
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
(60 + 87 + 2 + 0)
180 𝑥 100% 82,78%
108
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Promosi Objek Wisata Pantai Serang Melalui
Media Sosial dan Media Elektronik‖ terletak didaerah antara 75%-100% yang
artinya masuk dalam kategori “sangat kuat”. Hal ini menunjukkan bahwa
promosi melalui media sosial dan media elektronik sudah ada salah satunya
terdapat pada web resmi Pemerintah Kabupaten Blitar
https://www.blitarkab.go.id/2012/06/06/wisata-pantai-serang/,hal ini menunjukkan
bahwa objek wisata Pantai Serang telah bekerjasama dengan Pemerintah
Kabupaten Blitar. Selain itu objek wisata Pantai Serang juga bekerjasama
dengan TV swasta salah satunya yaitu KediriTV, yang dapat dilihat melalui
youtube dengan situs https://www.youtube.com/watch?v=9SErhaurUjo.
5.4.20 Sikap Responden Terhadap Sikap Ramah Pengelola Objek Wisata
Pantai Serang
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap sikap ramah
pengelola objek wisata Pantai Serang dapat melihat hasil kuisioner pada Tabel
36.
Tabel 28. Sikap Responden Terhadap Sikap Ramah Pengelola Objek Wisata Pantai Serang
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Masyarakat dan pengelola Pantai Serang bersikap ramah terhadap wisatawan
Sangat Setuju 4 8 18 32
Setuju 3 32 71 96
Tidak Setuju 2 2 4 4
Sangat Tidak Setuju 1 3 7 3
Jumlah Total 75,00 45 100 135
0 25% 50% 75% 100%
82,78%
109
Berdasarkan Tabel 36. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Pengelola Objek Wisata Pantai Serang Bersikap Ramah‖. Hal ini
dapat dilihat bahwa responden yang bersikap positif terhadap pernyataan
tersebut sebesar 71% atau setara dengan 32 jiwa dari total responden yakni 45
jiwa. Dari data diatas dapat ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai
berikut ini.
Diketahui:
SS = 8 jiwa x 4 =32 TS = 2 jiwa x 2 = 4
S = 32 jiwa x 3 = 96 STS = 3 jiwa x 1 = 3
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Pengelola Objek Wisata Pantai Serang Bersikap
Ramah‖ terletak didaerah antara 75%-100% yang artinya masuk dalam kategori
“sangat kuat”. Hal ini menunjukkan bahwa pengelola objek wista Pantai Serang
ramah terhadap wisatawan. Sehingga pengunjung akan merasa lebih nyaman
dan lebih terbuka kepada pengelola akan pelayanan yang diberikan.
0 25% 50% 75% 100%
(32 + 96 + 4 + 3)
180 𝑥 100% 75%
75%
110
5.4.21 Sikap Responden Terhadap Harga Tiket Objek Wisata Pantai Serang
Terjangkau
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap harga tiket
objek wisata Pantai Serang terjangkau dapat melihat hasil kuisioner pada Tabel
37.
Tabel 29. Sikap Responden Terhadap Harga Tiket Objek Wisata Pantai Serang Terjangkau
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Harga tiket terjangkau
Sangat Setuju 4 21 47 84
Setuju 3 24 53 72
Tidak Setuju 2 0 0 0
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah Total 86,67 45 100 156
Berdasarkan Tabel 37. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Harga Tiket Objek Wisata Pantai Serang Terjangkau‖. Hal ini dapat
dilihat bahwa responden yang bersikap positif terhadap pernyataan tersebut
sebesar 53% atau setara dengan 24 jiwa dari total responden yakni 45 jiwa. Dari
data diatas dapat ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
SS = 21 jiwa x 4 =84 TS = 0
S = 24 jiwa x 3 = 53 STS = 0
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
(84 + 53 + 0 + 0)
180 𝑥 100% 86,67%
111
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Harga Tiket Objek Wisata Pantai Serang
Terjangkau‖ terletak didaerah antara 75%-100% yang artinya masuk dalam
kategori “sangat kuat”. Hal ini menunjukkan bahwa tiket masuk objek wisata
Pantai Serang sangat terjangkau. Hal tersebut pembuktian dari harga tiket masuk
sebesar Rp. 3.000,-.
5.4.22 Sikap Responden Terhadap Kecenderungan Berkunjung Kembali ke
Objek Wisata Pantai Serang
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap
kecenderungan berkunjung kembali ke objek wisata Pantai Serang dapat melihat
hasil kuisioner pada Tabel 38.
Tabel 30. Sikap Responden Terhadap Kecenderungan Berkunjung Kembali ke Objek Wisata Pantai Serang
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Kecenderungan berkunjung kembali
Sangat Setuju 4 4 9 16
Setuju 3 32 71 96
Tidak Setuju 2 9 20 18
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah Total 72,22 45 100 130
Berdasarkan Tabel 38. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Kecenderungan Berkunjung Kembali ke Objek Wisata Pantai
Serang‖. Hal ini dapat dilihat bahwa responden yang bersikap positif terhadap
pernyataan tersebut sebesar 71% atau setara dengan 32 jiwa dari total
responden yakni 45 jiwa. Dari data diatas dapat ditentukan total skor dengan
perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
0 25% 50% 75% 100%
86,67%
112
SS = 4 jiwa x 4 = 16 TS = 9 jiwa x 2 = 18
S = 32 jiwa x 3 = 96 STS = 0
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Kecenderungan Berkunjung Kembali ke Objek
Wisata Pantai Serang‖ terletak didaerah antara 50%-75% yang artinya masuk
dalam kategori “kuat”. Sehingga pengelola dapat memanfaatkan peluang
tersebut dengan baik untuk terus meningkatkan jumlah pengunjung yang akan
berpengaruh terhadap pendapatan objek wisata Pantai Serang yang kemudian
digunakan untuk mengembangkan objek wisata Pantai Serang.
5.4.23 Sikap Responden Terhadap Trend Wisata Alam Meningkat
Pada penelitian ini, untuk mengukur sikap responden terhadap trend wisata
alam meningkatdapat melihat hasil kuisioner pada Tabel 39.
Tabel 31. Sikap Responden Terhadap Trend Wisata Alam Meningkat
Pernyataan Pendapat Skor Jumlah
Total Skor Responden
(Jiwa) Persentase
(%)
Trend wisata meningkat
Sangat Setuju 4 10 22 40
Setuju 3 28 62 84
Tidak Setuju 2 7 16 14
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah Total 76,67 45 100 138
0 25% 50% 75% 100%
(16 + 96 + 18 + 0)
180 𝑥 100% 72,22%
72,22%
113
Berdasarkan Tabel 39. dapat dilihat mayoritas responden setuju dengan
pernyataan ―Trend Wisata Alam Meningkat‖. Hal ini dapat dilihat bahwa
responden yang bersikap positif terhadap pernyataan tersebut sebesar 62% atau
setara dengan 28 jiwa dari total responden yakni 45 jiwa. Dari data diatas dapat
ditentukan total skor dengan perhitungan sebagai berikut ini.
Diketahui:
SS = 10 jiwa x 4 = 40 TS = 7 jiwa x 2 = 14
S = 28 jiwa x 3 = 84 STS = 0
Skor Ideal = 45 jiwa x 4 = 180 (dengan anggapan semua responden menyatakan
jawaban sangat setuju). Sehingga sikap responden diakumulasikan sebagai
berikut:
Selanjutnya skor tersebut dapat dimasukkan kedalam skala ordinal untuk
mengukur kekuatan dari pernyataan tersebut. Untuk lebih jelas, dapat melihat
skala ordinal dibawah ini.
Dari skala ordinal diatas, dapat dilihat bahwa hasil analisis tabulasi sikap
responden dengan pernyataan ―Trend Wisata Alam Meningkat‖ terletak didaerah
antara 75%-100% yang artinya masuk dalam kategori “sangat kuat”. Sehingga
peluang tersebut dapat dimanfaatkan pengelola untuk mencari inovasi-inovasi
terbaru untuk menarik pengunjung dengan cara mengembangkan potensi-
potensi yang dimiliki objek wisata Pantai Serang.
5.4.24 Tabulasi Sikap Responden
Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah
diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam melakukan
tabulasi diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan. Tabulasi
0 25% 50% 75% 100%
(40 + 84 + 14 + 0)
180 𝑥 100% 76,67%
76,67%
114
responden pada penelitian ini berbentu tabel analisis, tabel yang memuat
suatu jenisinformasi yang telah dianalisa (Hasan,2006). Keseluruhan
sikap responden dapat dilihat pada Tabel 40.
Tabel 32. Tabulasi Sikap Responden
Pernyataan SS (%)
S (%)
TS (%)
STS (%)
Jumlah Skor total
jumlah skor
total (%) Keterangan
Keindahan dan Budaya Khas
31 64 4 0 147 81,67 Sangat Setuju
Keindahan Alam 42 56 2 0 153 85 Sangat Setuju
Suasana Sejuk 31 58 11 0 144 80 Sangat Setuju
Kebersihan Terjaga 4 7 71 18 89 49,44 Tidak Setuju
Tersedia Parkir 18 82 0 0 143 79,44 Sangat Setuju
Tersedia Tempat Ibadah
11 69 20 0 131 72,78 Setuju
Tersedia Warung Makan dan Minum
24 76 0 0 146 81,11 Sangat Setuju
Tersedia Tempat Pembelian Oleh-Oleh
7 93 0 0 138 76,67 Sangat Setuju
Tersedia Toilet dan Sumber Air Bersih (Air Tawar)
11 87 2 0 139 77,22 Sangat Setuju
Tersedia Posko Keamanan
13 78 9 0 137 76,11 Sangat Setuju
Pengembangan Wahana Optimal
4 33 62 0 109 67,78 Setuju
Atraksi Wisata Menarik 36 62 2 0 150 83,33 Sangat Setuju
Tersedia Penginapan 9 56 16 20 114 63,33 Setuju
Tersedia Aliran Listrik 20 69 11 0 139 77,22 Sangat Setuju
Tersedia Tempat Sampah
24 76 0 0 146 81,11 Sangat Setuju
Jalan Mudah Dilalui 2 13 60 24 87 48,33 Tidak Setuju
Sistem Komunikasi Mudah Dijangkau
2 9 47 42 77 42,78 Tidak Setuju
Promosi Melalui Media Cetak
5 58 37 0 115 63,89 Setuju
Promosi Melalui Media Elektronik dan Media Sosial
33 64 2 0 149 82,78 Sangat Setuju
Masyarakat dan Pengelola Bersikap Ramah
18 71 4 7 135 75 Setuju
Harga Tiket Terjangkau 47 53 0 0 156 86,67 Sangat Setuju
Kecenderungan Berkunjung Kembali
9 71 20 0 130 72,22 Setuju
115
Trend Wisata Meningkat
22 62 16 0 138 76,67 Sangat Setuju
Hasil tabulasi sikap responden dari 23 pernyataan terdapat 14 pernyataan
responden menjawab sangat setuju, artinya kategori sangat setuju masuk dalam
kriteria interpretasi skor 76% - 100% dan terdapat 6 pernyataan responden
menjawab setuju, artinya kategori setuju masuk dalam kriteria interpretasi skor
50% - 75%, dan sisanya yakni terdapat 3 pernyataan responden menjawab tidak
setuju, artinya kategori tidak setuju masuk dalam kriteria interpretasi 25% - 50%.
. 5.5 Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Untuk mengetahui strategi pengembangan objek wisata Pantai Serang
diperlukan informasi mengenai faktor internal yang menjadi kekuatan dan
kelemahan, maupun faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman objek
wisata Pantai Serang untuk mengembangkan potensi-potensi objek wisata
Pantai Serang. Informasi tersebut berasal dari penyebaran kuisioner kepada
pengunjung dan wawancara dengan pengelola. Dari hasil identifikasi selama
pelaksanaan penelitian diperoleh beberapa informasi yang menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman objek wisata Pantai Serang.
5.5.1 Identifikasi Faktor Internal
Faktor internal merupakan segala hal yang dimiliki pihak pengelola atau yang
terdapat pada objek wisata Pantai Serang dimana terbagi menjadi kekuatan
(Strenght) dan kelemahan (Weakness).
5.5.1.1 Faktor Kekuatan (Strenght)
Kekuatan (Strenght) merupakan sesuatu yang dimiliki oleh objek wisata
Pantai Serang yang sifatnya positif dimana hal tersebut dijadikan sebagai
keunggulan. Dalam proses pengembangan tempat wisata, kekuatan merupakan
116
potensi yang dapat membuat pengembangan objek wisata Pantai Serang lebih
baik jika dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Adapun faktor kekuatan objek
wisata Pantai Serang sebagai berikut ini.
1. Memiliki Keindahan Alam yang Asri dan Sejuk
Pantai Serang merupakan pantai selatan yang berada di Desa Serang,
Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Pantai Serang
merupakan sebuah pantai yang cukup besar, namun karena berada pada
sebuah teluk, pantai ini memiliki ombak yang tenang. Keindahan alam yang khas
dengan hamparan pasir coklat kehitaman berpadu dengan birunya langit dan air
laut menimbulkan rasa damai dan hangat. Di kedua ujung pantai baik sisi timur
maupun sisi barat diapit oleh perbukitan dengan tanaman hijau yang masih lebat.
Sedangkan Pada tepi pantai tepatnya di area warung makan dan tempat duduk
terdapat banyak sekali tanaman cemara udang yang membuat suasana menjadi
sejuk. Sehingga keindahan alam yang asri dan sejuk merupakan produk yang
harus dipertahankan.
2. Memiliki Sarana yang Memadai
Sarana yang disediakan objek wisata Pantai Serang dapat dikatakan
memadai dikarenakan terdapat lahan parkir yang cukup luas, tempat ibadah
yang luas, deretan warung makan dan minum yang menghadap ke pantai
dengan dilengkapi tempat duduk, deretan toilet di beberapa titik, tempat sampah
dibeberapa titik, posko keamanan, penginapan, dan tempat pembelian oleh-oleh.
Sehingga dalam hal ini wisatawan tidak akan repot dan khawatir untuk berlibur ke
Pantai Serang.
3. Memiliki Kesenian dan Budaya Lokal
Menurut pengamat budaya Ketut Sumadi dari Institut Hindu Dharma Negeri
Denpasar, pariwisata Indonesia harus bertumpu pada keunikan, kekhasan, dan
117
kelokalan dari masing-masing daerah di Tanah Air. Kondisi demikian akan
menempatkan kebhinekaan sebagai suatu yang sangat strategis bagi
pengembangan pembangunan kepariwisataan Indonesia. Salah satunya adalah
pada Pantai Serang ini, dimana kesenian dan budaya lokal Desa Serang menjadi
salah satu daya tarik wisatawan. Dalam satu tahun sekali Desa Serang
mengadakan tradisi upacara adat larung sesaji pada tanggal 1 suro sebagai rasa
syukur dengan melarung tumpeng lanang dan tumpeng wadon, tradisi bersih
desa dengan mengadakan ruwat Murwakala yakni salah satu ritual sakral yang
bertujuan menghilangkan pengaruh negatif yang terbawa oleh seseorang karena
suatu tingkah perbuatan yang salah dan mengakibatkan kesialan dikemudian
hari dengan menggelar pagelaran wayang kulit lakon Murwakala, dan kenduri
sedekah bumi yang dilaksanakan pada bulan selo, seni tradisi jaranan
pegon/jaranan jawi jur, dan seni tradisi tari lengan beksan yang ditampilkan pada
hari-hari tertenu seperti 1 suro, bulan selo, acara desa, hari raya dan hari-hari
sakral lainnya. Dengan adanya kesenian dan kebudayaan tersebut, para
wisatawan akan menjadi lebih penasaran dan ingin menyaksikan acara-acara
tersebut degan berbondong-bondong bersama kerabat dekat, sehingga berimbas
pada pendapatan objek wisata Pantai Serang meningkat dan kondisi saat ini
harus dipertahankan dan dilestarikan.
4. Memiliki Atraksi Wisata yang Menarik
Selain kesenian dan budaya khas yang dapat meningkatkan rasa penasaran
wisatawan yang berimbas pada pendapatan objek wisata Pantai Serang,
adapula suguhan atraksi wisata. Atraksi wisata yang dimiliki objek wisata Pantai
Serang diantaranya kesenian dan kebudayaan Desa Serang, dan Serang
Festival yakni festival se-Jawa Timur yang diadakan oleh pengelola yang
bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Blitar dimana Pemerintah
118
Kabupaten Blitar membantu utuk mempromosikan. Serang festival ini terdiri dari
festival layang-layang, festival patung pasir (se-Blitar Raya untuk SMA/SMK),
festival jaranan jawi jur, dan jazz pantai, serta pelepasan tukik setiap 3 bulan
sekali. Dalam hal ini pengelola terus mencari ide-ide baru agar terus ada
pembaruan.
5. Memiliki Wisata Edukasi
Objek wisata Pantai Serang memiliki beberapa tempat konservasi penyu.
Pasalnya masyarakat Desa Serang membentuk kelompok-kelompok konservasi
penyu yang beranggotakan sekitar 10-15 orang. Hal ini dikarenakan penyu
merupakan hewan endemik Pantai Serang, dan melihat populasi penyu yang
semakin hari semakin sedikit serta jika tidak di konseravi telur-telur penyu
tersebut akan pecah terinjak-injak wisatawan, akhirnya masyarakat sekitar
memutuskan untuk melakukan konservasi penyu. Sehingga objek wisata Pantai
Serang memiliki wisata edukasi.
6. Adanya Dukungan dari Masyarakat
Objek wisata Pantai Serang mendapat dukungan dari masyarakat dalam
pengembangan wisata dengan berkontribusi sebagai petugas keamanan pantai,
petugas parkir, petugas kebersihan, petugas penjaga konservasi, petugas
penjaga toilet, dan ikut serta dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
wisatawan seperti membangun dan menjadi penjual diwarung makan dan
minum, tempat oleh-oleh, tempat persewaan wahana. Dengan begitu, dapat
menambah penghasilan masyarakat dan menambah lapangan pekerjaan di
Desa Serang. Hal ini merupakaan tujuan pengelolaan objek wisata Pantai
Serang yakni untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.
7. Harga Tiket Terjangkau
119
Harga yang dibandrol untuk tiket masuk objek Pantai Serang sebesar Rp.
3.000,- dengan tambahan harga tiket parkir untuk kendaraan pengunjung
sebesar Rp. 3.000,- untuk kendaraan roda dua dan sebesar Rp. 5.000,- untuk
kendaraan roda empat. Dengan harga yang sangat terjangkau ini, pengunjung
sudah dapat menikmati keindahan alam Pantai Serang sepuasnya tanpa ada
batasan waktu.
8. Promosi Wisata Optimal
Promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan objek wisata Pantai Serang
ke seluruh kalangan masyarakat yakni melalui media cetak seperti yang terdapat
pada koran Memorandum yang dapat dilihat pada Lampiran . melalui media
sosial yakni terdapat di web resmi Pemerintah Kabupaten Blitar
https://www.blitarkab.go.id/2012/06/06/wisata-pantai-serang/,, sedangkan melalui
media elektronik yakni Pantai Serang bekerjasama dengan TV swasta salah
satunya KediriTV. Serta telah terdapat didalam situs TripAdvisor, yakni situs
wisata terbesar di dunia yang membantu wisatawan dalam merencanakan dan
memesan perjalanan wisata mereka selain itu TripAdvisor dapat memberikan
rekomendasi tentang hotel, resort, penginapan, liburan, paket perjalanan,
pemandu perjalanan, penerbangan, penyewaan tempat berlibur dan banyak lagi
lainnya.
9. Pelayanan Wisata yang Baik dari Pengelola
Pengelola Pantai Serang memberikan pelayanan yang cukup baik bagi
pengunjung. Hal ini terbukti adanya pengunjung yang merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan oleh petugas. Pelayanan yang ramah dan terbuka
kepada pengunjung menjadikan objek wisata Pantai Serang lebih dapat
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang dimiliki.
120
5.5.1.2 Faktor Kelemahan (Weakness)
Kelemahan (Weakness) merupakan sesuatu yang dimiliki oleh objek wisata
Pantai Serang yang sifatnya negatif dimana hal tersebut merupakan kekurangan
dari tempat wisata. Kelemahan yang dimiliki oleh objek wisata akan menghambat
pengembangan dan dapat menurunkan eksistensi suatu objek wisata jika
dibiarkan. Adapun faktor kelemahan objek wisata Pantai Serang sebagai berikut
ini.
1. Alokasi Dana Terbatas
Keterbatasan dana merupakan masalah umum yang menjadikan sebuah
pengembangan tidak berjalan sesuai target. Hal ini dikarenakan modal yang
digunakan pengelola merupakan dana swadaya masyarakat Desa Serang, dan
pendapatan pengelola objek wisata Pantai Serang hanya dari pendapatan parkir
yang dibagi dengan kelompok parkir dengan perbandingan 30%:70% dan iuran
kebersihan dari para pedagang sebesar Rp. 25.000,- per bulan. Sedangkan hasil
penjualan tiket masuk ke pendapatan Pemerintah Kabupaten Blitar. Sehingga
membutuhkan investor dan sponsor untuk membantu pengembangan objek
wisata Pantai Serang.
2. Aksesbilitas Kurang Memadai
Akses jalan menuju objek wisata Pantai Serang sulit dilalui atau terbilang
kurang memada, dikarenakan masih terdapat jalan berlubang dalam pada jalan
aspal dan beton bertulang. Sehingga pada saat hujan jalan akan tergenang oleh
air dan menutupi lubangan, dan hal itu membahayakan pengendara. Selain itu,
seiring berjalannya waktu transportasi umum mulai tidak beroperasi lagi yang
menjadikan pengunjung yang tidak membawa kendaraan pribadi akan kesulitan
untuk sampai ke objek wisata Pantai Serang.
121
3. Pengembangan Wahana Kurang Optimal
Wahana yang terdapat pada objek wisata Pantai Serang terdiri dari ATV,
Camping Ground, Perahu, dan tempat konservasi penyu, selain itu terdapat
mangrove yang sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai wahana wisata.
Namun pada objek wisata Pantai Serang, mangrove belum dikembangkan dan
dikelola dengan baik untuk dijadikan wahana wisata.
4. Tiket Masuk tidak dilengkapi dengan asuransi
Tiket masuk dengan harga Rp. 3.000,- tergolong sangat terjangkau, namun
tiket masuk tersebut tidak dilengkapi dengan asuransi kecelakaan. Sehingga jika
ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi maka pihak pengunjung tidak memiliki
asuransi.
5. Adanya Jalur Non Formal Menuju Objek Wisata
Terdapat dua jalur menuju objek wisata Pantai Serang. Jalur utama atau jalur
formal dan jalur non formal, dimana jalur tersebut menawarkan waktu tempuh
lebih cepat jika dari arah Malang. Namun, jalur non formal ini tidak disediakan
papan penunjuk arah. Sehingga wisatawan yang lewat jalur non formal akan
kebingungan untuk menemukan jalur menuju objek wisata Pantai Serang. Hal ini
dapat menurunkan minat wisatawan untuk berwisata ke objek wisata Pantai
Serang.
5.5.2 Identifikasi Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar objek wisata yang
sifatnya mengancam dan memberikan peluang terhadap objek wisata Pantai
Serang yang terbagi menjadi peluang (Opportunities) dan ancaman (Treath).
122
5.5.2.1 Faktor Peluang (Opportunities)
Peluang (Opportunities) merupakan sesuatu yang berasal dari luar objek
wisata Pantai Serang yang mempengaruhi kunjungan Pantai Serang. peluang
akan menjadi sebuah keuntungan apabila pihak pengelola objek wisata Pantai
Serang dapat membaca situasi dan kondisi yang ada serta dapat memanfaatkan
dengan baik. Hal ini akan sangat membantu proses pengembangan objek wisata
Pantai Serang secara pesat. Adapun faktor peluang objek wisata Pantai Serang
sebagai berikut ini.
1. Kebijakan Pemerintah
Adanya kebijakan pemerintah yang mendukung suatu pengembangan objek
wisata merupakan peluang besar bagi para pengelola objek wisata untuk
mengidentifikasi potensi-potensi yang ada untuk dikembangkan. Diantaranya
adalah kebijakan pemerintah yang tertera pada
UU No. 9 Tahun 1990 pasal 3 bahwa penyelenggaraan kepariwisataan
bertujuan untuk memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan
meningkatkan mutu obyek dan daya tarik wisata memupuk rasa cinta tanah
air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa; memperluas dan
memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja; meningkatkan
pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat; mendorong pendayagunaan produksi nasional.
Dengan adanya kebijakan pemerintah tersebut pemerintah Desa Serang
dapat memperkenalkan kesenian, budaya khas dan keindahan objek wisata
Pantai Serang sebagai daya tarik wisata ke masyarakat luas dengan
memberdayakan masyarakat setempat untuk terus melestarikan aset berharga
tersebut. Hal itu di dukung oleh
123
UU No. 10 Thun 2009 pasal 5 bahwa kepariwisataan diselenggarakan dengan
prinsip salah satunya memberdayakan masyarakat setempat.
Selain itu kebijakan tersebut membuka lapangan pekerjaan baru bagi
masyarakat sekitar dalam meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, dan
kemakmuran.
UU No. 9 Tahun 1990 Pasal 4 ayat 1 bahwa
a) obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud
keadaan alam, serta flora dan fauna;
b) obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata
tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi, dan tempat
hiburan.
Hal ini mendukung adanya kesenian dan budaya khas serta fauna endemik
Pantai Serang yakni penyu merupakan obyek dan daya tarik wisata.
UU No. 9 Tahun 1990 Pasal 15 berbunyi pengusahaan obyek dan daya tarik
wisata meliputi kegiatan membangun dan mengelola obyek dan daya tarik
wisata beserta prasarana dan sarana yang diperlukan atau kegiatan
mengelola obyek dan daya tarik wisata yang telah ada.
UU No. 10 Tahun 2009 Pasal 17 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib
mengembangkan dan melindungi usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi
dalam bidang usaha pariwisata.
2. Kecenderungan Wisatawan Berkunjung Kembali
Kecenderungan wisatawan berkunjung kembali merupakan nilai kepuasan
dari wisatawan yang merasa puas berkunjung ke objek wisata Pantai Serang dan
ingin berkunjung kembali dilain waktu atau yang telah berkunjung beberapa kali.
Hal ini dikarenakan mereka puas dengan adanya harga tiket terjangkau dapat
124
menikmati keindahan alam yang asri dan sejuk, pelayanan yang ramah, fasilitas
yang diberikan memadai, adanya wahana tambahan seperti ATV, wisata
edukasi, camping ground, perahu dan masih banyak lagi. Pada saat
mengunjungi Pantai Serang, para wisatawan tidak sendirian namun dengan
kerabat dekatnya seperti keluarga, teman ataupun pasangan. Sehingga semakin
banyak wisatawan yang berkunjung maka eksistensi objek wisata Pantai Serang
semakin meningkat. Hal ini diperoleh dari hasil kuisioner bahwa rata-rata
responden menjawab setuju dengan pernyataan ―Adanya Kecenderungan
Berkunjung Kembali‖.
3. Adanya Trend Wisata Alam
Adanya trend wisata alam akan mempengaruhi mindset seseorang bahwa
tempat hiburan yang bagus hanya ditempat yang berhubungan dengan alam. Hal
ini dikarenakan trend tersebut telah mempengaruhi seseorang untuk mengikuti,
dan mencoba. Trend wisata alam dapat mempengaruhi upaya pengembangan
wisata Pantai Serang. Selain pemandangannya yang indah, Pantai Serang juga
memiliki wisata edukasi yang dapat digunakan untuk menambah wawasan.
Sehingga trend wisata alam dapat dimanfaatkan untuk menarik wisatawan.
4. Menjalin Kerjasama dengan Biro Perjalanan Wisata
Dengan adanya trend wisata alam dan kecenderungan wisatawan untuk
berkunjung kembali, maka pengelola harus dapat membaca situasi tersebut dan
memanfaatkannya sebaik mungkin guna meningkatkan pendapatan Pantai
Serang untuk peningkatan dan perbaikan kualitas. Salah satu usaha yang harus
dilakukan adalah bekerjasama dengan biro perjalanan wisata. Sehingga
kedepannya mampu mendongkrak jumlah pengunjung dan memberikan sebuah
pelayanan yang baik kepada wisatawan.
125
5.4.1 Faktor Ancaman (Threat)
Ancaman (Threat) merupakan sesuatu yang berasal dari luar objek wisata
Pantai Serang yang dapat mengganggu kunjungan Pantai Serang. Adapun faktor
ancaman objek wisata Pantai Serang sebagai berikut ini.
1. Fenomena Alam yang Merusak
Fenomena alam yang merusak dapat menimbulkan kerugian kepada pihak
pengelola. Besar atau kecil tergantung usaha pengelola untuk menanggulangi
bencana tersebut. Fenomena alam yang merusak pada Pantai Serang adalah
banjir bandang, dikarenakan meluapnya sungai dari 7 Desa, dan mengalir ke
laut. Dengan adanya fenomena alam tersebut pengelola wajib menanggulangi
agar tidak terus mengancam objek wisata. Dan hal ini dapat menurunkan daya
saing objek wisata.
2. Kondisi Cuaca yang Tidak Menentu
Kondisi cuaca tidak menentu merupakan salah satu faktor yang tidak dapat
diprediksi. Hal ini merupakan pemberian atau kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
Kondisi cuaca tidak menentu dapat mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan
untuk berwisata alam. Oleh karena itu, pengelola hanya dapat mengantisipasi
dengan memperbanyak bangunan beratap misalnya.
3. Lokasi Wisata Jauh dari Pusat Kota
Lokasi wisata Pantai Serang jauh dari pusat kota Blitar dengan jarak 38,9 km
dari Badan Pusat Statistik Kota Blitar,Jl. Kalimantan No. 40 Sananwetan Kota
Blitar, dengan waktu tempuh selama 1jam 12 menit. Sedangkan dari pusat kota
Provinsi yaitu Surabaya ke Pantai Serang memiliki jarak 205,8 km dengan waktu
tempuh 5 jam 1 menit. Cukup jauh jarak yang harus ditempuh wisatawan untuk
sampai ke Pantai Serang menikmati keindahan dan atraksi wisata. Hal ini tidak
126
menjadi masalah dan akan terbayar dengan keindahan dan atraksi wisata yang
ada serta jalan yang disediakan mudah dilalui.
4. Kurangnya Kesadaran Pengunjung dalam Menjaga Lingkungan
Kurangnya kesadaran pengunjung merupakan salah satu faktor yang dapat
merusak objek wisata bila tidak segera ditangani. Hal ini akan berpotensi
mengancam ekosistem. Berdasarkan penelitian yang dilakukan masih banyak
pengunjung yang belum memiliki kesadaran dalam menjaga kebersihan objek
wisata Pantai Serang, salah satunya yaitu membuang sampah sembarangan.
Kenyataannya pengelolan sudah menyediakan tempat sampah di beberapa titik.
5. Perkembangan Objek Wisata Alam yang Meningkatkan Persaingan
Persaingan di bidang pariwisata sangat sulit dan butuh inovasi-inovasi terbaru
untuk tetap bersaing. Setiap objek wisata pasti memiliki pengembangan yang
menawarkan keunggulannya untuk menarik wisatawan berkunjung. Perlu
diketahui bahwa objek wisata alam yang terdapat di Kabupaten Blitar sangat
banyak, beberapa diantaranya adalah Pantai Tambakrejo, Pantai Peh pulo,
Pantai Gondo Mayit, Pantai Gayangan, Pantai Jolo Sutro dan masih banyak
yang lainnya. Hal ini memberikan ancaman pada objek wisata Pantai Serang jika
tidak selalu memberikan inovasi terbaru dalam mengembangkan apa yang telah
dimiliki.
6. Jaringan Komunikasi Tidak Stabil
Jaringan komunikasi tidak stabil dikarenakan diobjek wisata Pantai Serang
sinyal sulit didapatkan. Hal ini dapat menjadikan pengunjung resah jika tidak
dapat menghubungi kerabatnya dan tidak dapat mengakses internet. Diketahui
bahwa kebanyakan masyarakat sekarang telah kecanduan dengan sosial media
salah satunya yang sedang booming yaitu Instagram. Sehingga pengelola harus
127
mengatipasi hal itu dengan salah satunya memasang wifi di beberapa titik untuk
memudahkan wisatawan dalam mengakses sinyal.
5.5 Penentuan Rating dan Bobot Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Dalam menentukan rating faktor internal dan eksternal untuk dimasukkan ke
dalam tabel matriks IFE dan EFE menggunakan peringkat atau skor dimana 4
dan 3 menunjukkan bahwa faktor tersebut memberikan pengaruh tinggi bagi
kekuatan dan peluang. Sedangkan pada kelemahan dan ancaman skor 4 dan 3
memberikan pengaruh rendah. Sebaliknya skor 1 dan 2 menunjukkan bahwa
faktor tersebut memberikan pengaruh tinggi bagi kelemahan dan ancaman.
Sedangkan pada kekuatan dan peluang skor 1 dan 2 memberikan pengaruh
rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 41.
Tabel 33. Kriteria Kekuatan-Kelemahan dan Peluang-Ancaman
No. Peringkat Kekuatan dan Peluang Kelemahan dan Ancaman
1 4 Sangat Tinggi Sangat Rendah
2 3 Tinggi Rendah
3 2 Rendah Tinggi
4 1 Sangat Rendah Sangat Tinggi
5.6 Matriks IFE dan EFE
Setelah faktor-faktor diidentifikasi terdapat beberapa faktor internal yang
menjadi kunci kekuatan dan kelemahan objek wisata Pantai Serang. selanjutnya
faktor kekuatan dan kelemahan tersebut dimasukkan ke dalam Matriks IFE,
untuk pemberian bobot dilakukan secara obyektif yakni dengan pertimbangan
pengelola dan peneliti, sedangkan pemberian rating sesuai dengan apa yang
ada diobjek wisata Pantai Serang. Matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 42.
128
Tabel 34. Matriks IFE
No. Faktor
Bobot Rating Skor Bobot KEKUATAN
1 Memiliki keindahan alam yang sejuk dan asri 0,12 4 0,48
2 Memiliki fasilitas yang memadai 0,08 4 0,32 3 Memiliki atraksi wisata (kesenian
dan budaya lokal) dan wisata edukasi yang menarik 0,11 4 0,44
4 Adanya dukungan dari masyarakat 0,07 4 0,28 5 Harga tiket terjangkau 0,06 4 0,24 6 Promosi wisata yang dilakukan
optimal 0,08 4 0,32 7 Pelayanan yang baik dari pengelola
dan masyarakat 0,07 4 0,28
Total Jumlah Skor Kelebihan 0,59 2,36
KELEMAHAN
1 Alokasi dana terbatas 0,11 1 0,11 2 Aksesbilitas kurang memadai 0,09 2 0,18 3 Pengembangan wahana kurang
optimal 0,1 2 0,2 4 Adanya jalur non formal menuju
objek wisata 0,05 2 0,1 5 Tiket masuk tidak dilengkapi dengan
asuransi 0,06 2 0,12
Total Jumlah Skor Kelemahan 0,41 0,71
Jumlah Total 1 3,07
Berdasarkan Tabel 42 diperoleh skor pada faktor kekuatan sebesar 2,36 dan
skor pada faktor kelemahan sebesar 0,71 dengan total skor sebesar 3,07 yang
menunjukkan bahwa dalam pengembangan wisata Pantai Serang mampu
memperbaiki kelemahan dengan meningkatkan kekuatan.
Sedangkan untuk faktor eksternal, setelah faktor-faktor diidentifikasi terdapat
beberapa faktor eksternal yang menjadi kunci peluang dan ancaman objek
wisata Pantai Serang. Selanjutnya faktor peluang dan ancaman tersebut
dimasukkan ke dalam Matriks EFE, untuk pemberian bobot dilakukan secara
obyektif yakni dengan pertimbangan pengelola dan peneliti, sedangkan
129
pemberian rating sesuai dengan apa yang ada diobjek wisata Pantai Serang.
Matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 43.
Tabel 35. Matriks EFE
No. Faktor
Bobot Rating Skor Bobot PELUANG
1 Kebijakan pemerintah 0,11 4 0,44 2 Kencederungan wisatawan untuk
kembali mengunjungi lokasi wisata 0,1 3 0,3 3 Adanya trend wisata alam 0,11 4 0,44 4 Menjalin kerjasama dengan biro
perjalanan wisata 0,09 3 0,27
Total Jumlah Skor Peluang 0,41 1,45
ANCAMAN 1 Fenomena alam yang merusak 0,11 1 0,11 2 Kondisi cuaca tidak menentu 0,11 2 0,22 3 Lokasi jauh dari pusat kota 0,09 3 0,27 4 Kurangnya kesadaran pengunjung
dalam menjaga lingkungan 0,1 1 0,1 5 Perkembangan objek wisata alam yang
meningkatkan persaingan 0,1 2 0,2 6 Jaringan komunikasi tidak stabil 0,08 3 0,24
Total Jumlah Skor Ancaman 0,59 1,14
Jumlah Total 1 2,59
Berdasarkan Tabel 43 diperoleh skor pada faktor peluang sebesar 1,45 dan
skor pada faktor ancaman sebesar 1,14 dengan total skor sebesar 2,59 yang
menunjukkan bahwa dalam pengembangan wisata Pantai Serang dari faktor
eksternal yaitu objek wisata Pantai Serang memiliki peluang lebih besar dari
pada ancaman.
5.7 Strategi Pengelolaan yang Dilakukan untuk Pengembangan Wisata
Pantai Serang
Setelah tahanp input dilakukan dengan mengetahui dan memasukkan faktor
internal dan faktor eksternal ke dalam Matriks IFE dan Matriks EFE, selanjutnya
dilakukan analisis lanjutan ketahap pencocokan. Pada tahap pencocokan ini
menggunakan analisis SWOT dan Matriks Internal-Eksternal (IE). Sehingga
didapatkan alternatif-alternatif strategi utama yang kemudian akan dianalisi lagi
130
pada tahap keputusan menggunakan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif
(QSPM) untuk mengetahui dan mendapatkan strategi yang utama yang paling
baik untuk dijalankan terlebih dahulu pada pengembangan objek wisata Pantai
Serang.
5.7.1 Alternatif Strategi Pengembangan Berdasarkan Analisis SWOT
Berdasarkan tabel Matriks IFE dan Matriks EFE didapat faktor internal dan
faktor eksternal yang selanjutnya akan dimasukkan ke dalam Matriks SWOT
untuk mencari strategi dengan mencakup beberapa kombinasi, yakni strategi SO,
WO, ST, WT. Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 44.
131
Tabel 36. Matriks SWOT
STRENGTH (S) WEAKNESS (W)
1 Memiliki keindahan alam yang sejuk dan asri
1 Alokasi dana terbatas
2 Memiliki fasilitas yang memadai 2 Aksesbilitas kurang memadai
3 Memiliki atraksi wisata (kesenian dan budaya lokal) dan wisata edukasi yang menarik
3 Pengembangan wahana kurang optimal
4 Adanya dukungan dari masyarakat
4 Jalur non formal menuju objek wisata
5 Harga tiket terjangkau 5 Tiket masuk tidak dilengkapi dengan asuransi
6 Promosi wisata yang dilakukan optimal
7 Pelayanan yang baik dari pengelola
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O
1 Adanya dukungan kebijakan pemerintah
1 Mengembangakan wisata edukasi untuk daya tarik yang mengikuti trend wisata alam
berbasis ekowisata (S3,O1,O2,O3)
1 Meningkatkan pengembangan dan pengelolaan wahana yang mengacu pada trend wisata alam, seperti penambahan spot foto, mangrove, permainan air (selancar,banana boat) dll. (W3,O3,O2,O1)
2 Kencederungan wisatawan untuk berkunjung kembali
2 Membangun dan meningkatkan pengelolaan potensi alam dan fasilitas wisata (S1,S2,S3,02,O1)
2 Perbaikan aksesbilitas (W2,O2,O4)
3 Adanya trend wisata alam 3 Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola dan melestarikan objek wisata (S4,O1,O3)
3 Menjalin kerjasama dengan investor untuk meningkatkan dana (W1,O4)
4 Menjalin kerjasama dengan biro perjalanan wisata dan investor
4 Meningkatkan pelayanan yang optimal dari pengelola untuk menarik wisatawan berkunjung kembali (S7,O2,O4)
4 Kerjasama dengan pemerintah terkait tugas dan wewenang pengelolaan wisata (W4,O1)
5 Meningkatkan promosi melalui media terkait untuk menarik wisatawan asing (S6,O2,O4)
5 Melakukan kerjasama dengan pihak asuransi untuk menambah keamanan, kenyamanan, dan kepuasan pengunjung untuk menarik pengunjung berkunjung kembali (W5, O2)
6 Menjalin kerjasama dengan biro perjalanan dengan menawarkan keunggulan yang dimiliki sebagai ajang promosi (S1,S2,S3,O4)
6 Tetap memberi penunjuk jalan yang mudah dicari untuk memudahkan wisatawan berkunjung (W4, O2)
7 Mengembangkan atraksi (kesenian dan budaya lokal)dan mengadakan festival rutin serta wahana wisata dalam menarik wisatawan berkunjung kembali sebagai upaya promosi (S3,S6,O2,O1)
EKSTERNAL
INTERNAL
132
THREAT (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-T
1 Fenomena alam yang merusak
1 Meningkatkan potensi daya tarik (keindahan alam, fasilitas, atraksi wisata,wisata edukasi) dan keunikan yang tidak dimiliki wisata lain untuk bersaing dengan objek wisata lain (S1,S2,S3,S4,O5,O2)
1 Bekerjasama dengan investor guna mengembangkan fasilitas dan menyokong inovasi (W1,W2,W3,T4,T5,T2,T1,T6
2 Kondisi cuaca tidak menentu
2 Menjaga tiket tetap terjangkau dengan penawaran potensi daya tarik dan keunikan yang dimiliki serta pelayanan yang baik(S1,S2,S3,S4,S6,S8,O5,O3)
2 Meningkatkan dan memperbaiki sarana dan prasarana (W1,W2,T3,T5,T4)
3 Lokasi jauh dari pusat kota
3 Meningkatkan pelayanan yang baik dengan menciptakan inovasi-inovasi terbaru (S8,O1,O2,O4,O5,O6)
3 Menambah sarana komunikasi untuk memperingatkan pengunjung dalam menjaga lingkungan (W1,T4)
4 Kurangnya kesadaran pengunjung dalam menjaga lingkungan
4 Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan dan pelaksanaan inovasi-inovasi (S5,O1,O2,O4,O5,O6)
4 Meningkatkan pengembangan wahana untuk dapat bersaing (W3,W1,T5,T3)
5 Perkembangan objek wisata alam yang meningkatkan persaingan
5 Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang tanggap bencana (S8,S5,O1,O2)
6 Jaringan komunikasi tidak stabil
6 Meningkatkan promosi dengan mengoptimalkan potensi daya tarik dan keunikan yang dimiliki untuk menarik wisatawan meski lokasi jauh dari pusat kota (S7,S1,S2,S3,S4,S5,S8,O3)
7 Membuat peraturan untuk mengendalikan perilaku wisatawan (S8,T4)
Strategi yang dihasilkan berdasarkan Tabel Matriks SWOT adalah berupa
strategi S-O yakni untuk menciptakan strategi dengan menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang, strategi S-T untuk menciptakan strategi dengan
menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, strategi W-O untuk
menciptakan strategi dengan meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan
peluang, dan strategi W-T untuk menciptakan strategi dengan meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman.
Dari hasil analisa faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh
terhadap objek wisata Pantai Serang menggunakan Matriks IFE dan Matriks EFE
133
dan dihitung dengan perhitungan skala likert, maka didapatkan hasil sebagai
berikut ini.
1. Skor untuk faktor kekuatan : 2,36
2. Skor untuk faktor kelemahan : 0,71
3. Skor untuk faktor peluang : 1,45
4. Skor untuk faktor ancaman : 1,14
Hasil penelitian ini terdapat pada posisi titik koordinat dengan melakukan
perhitungan terhadap skor yang didapat dari faktor internal dan faktor eksternal
sebagai berikut ini.
- Sumbu horizontal (x) sebagai faktor internal menunjukkan titik koordinat (x)
sebesar : 2,36 – 0,71 = 1,65
- Sumbu vertikal (y) sebagai faktor eksternal menunjukkan titik koordinat (y)
sebesar : 1,45 – 1,14 = 0,31
Setelah mendapatkan titi koordinat (x) dan (y) dari perhitungan diatas,
selanjutnya masukkan titik-titik tersebut kedalam Matriks Grand Strategy untuk
menentukan strategi apa yang harus dilakukan. Sehingga pertemuan titik
koordinat dapat dilihat pada Gambar 6.
134
Gambar 6. Matriks Grand Strategy
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa hasil pertemuan titik koordinat
(x) dan (y) berada pada kuadran I atau berada pada daerah S-O (Strenght-
Opportunities). Dimana dalam situasi ini objek wisata Pantai Serang berada pada
situasi yang menguntungkan, karena selain kekuatan, peluang yang dimiliki juga
dapat dimanfaatkan. Sehingga strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini
adalah mendukung strategi agresif (Growth Oriented Strategy) menggunakan
strategi S-O (Strenght-Opportunities) yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada dengan cara mengoptimalkan kekuatan yang ada. Adapun
strategi S-O sebagai berikut ini.
1. Mengembangkan wisata edukasi untuk daya tarik yang mengikuti trend
wisata alam berbasis edukasi
135
2. Membangun dan meningkatkan pengelolaan potensi alam dan fasilitas
wisata.
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola dan melestarikan
objek wisata
4. Meningkatkan pelayanan yang optimal dari pengelola untuk menarik
wisatawan berkunjung kembali
5. Meningkatkan promosi melalui media terkait untuk menarik wisatawan asing
6. Menjalin kerjasama dengan biro perjalanan dengan menawarkan
keunggulan yang dimiliki sebagai ajang promosi
7. mengembangkan atraksi (kesenian dan budaya lokal) dan mengadakan
festival rutin serta wahana wisata dalam menarik wisatawan berkunjung
kembali sebagai upaya promosi
5.7.2 Matriks IE
Dari hasil analisa fakto-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh
terhadap objek wisata Pantai Serang menggunakan Matriks IFE dan Matriks EFE
dan dihitung dengan perhitungan skala likert, maka didapat hasil sebagai berikut
ini.
1. Skor total untuk Matriks IFE : 3.07
2. Skor total untuk Matriks EFE : 2,59
136
Gambar 7. Matriks IE
Berdasarkan skor Matriks IFE dan EFE serta Matriks IE maka posisi strategis
berada di kuadran IV. Hal ini menunjukkan bahwa strategi yang sesuai dengan
objek wisata Pantai Serang adalah tumbuh dan membangun.Alternatif strategi
pada Matriks SWOT yang sesuai dengan strategi tumbuh dan membangun
adalah menggunakan strategi S-O yang didapatkan dari perhitungan faktor
internal dan faktor eksternal pada matriks Grand Strategy.
5.7.3 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
Berdasarkan hasil matriks IE objek wisata Pantai Serang berada pada posisi
sel IV dimana strategi yang cocok untuk pengembangan adalah strategi tumbuh
dan membangun. Sehingga dari hasil matriks Grand Strategy diperolehstrategi
yang sesuai dengan tumbuh dan membangun adalah strategi S-O. Pada matriks
SWOT strategi S-O terdapat 7 alternatif strategi, dari alternatif-alternatif tersebut
dapat dikelompokkan menjadi 3 alternatif utama yang akan diolah dengan
Matriks QSPM, dimana data tersebut perlu untuk ditentukan skor daya tarik (AS)
sebagai nilai numerik yang mengindikasikan daya tarik relatif dari setiap strategi
137
di rangkaian alternatif tertentu. Setelah menentukan nilai AS, mulai menghitung
Skor Daya Tarik Total (TAS) yang mengindikasikan daya tarik relatif dari setiap
strategi alternatif. Semakin tinggi Skor Daya Tarik totalnya, semakin menarik pula
strategi alternatif tersebut. Setelah menghitung AS dan TAS, kemudian
melakukan perhitungan dengan menjumlahkan keseluruhan Daya Tarik Total.
Jumlah keseluruhan Daya Tarik Total (STAS) menunjukkan strategi yang paling
menarik disetiap rangkaian alternatif. Skor yang paling tinggi mengidentifikasikan
strategi yang lebih menarik.
138
Tabel 37. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
Faktor Utama
Bo
bo
t
Meningkatkan Pengembangan
Objek Wisata
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat
Meningkatkan Pengembangan Promosi untuk
Menarik Wisatawan
Kekuatan AS TAS AS TAS AS TAS
1. Memiliki keindahan alam yang asri dan sejuk 0,13 4 0,52 3 0,39 3 0,39
2. Memiliki fasilitas yang memadai 0,09 3 0,27 0 3 0,27
3. Memiliki atraksi wisata (kesenian dan budaya lokal) dan wisata edukasi yang menarik 0,12 4 0,48 4 0,48 3 0,36
4. Adanya dukungan dari masyarakat 0,09 4 0,36 4 0,36 3 0,27
5. Harga tiket terjangkau 0,07 4 0,28 4 0,28 2 0,14 6. Promosi wisata yang
dilakukan optimal 0,06 0 0 0 7. Pelayanan yang baik dari
pengelola dan masyarakat 0,08 3 0,24 2 0,16 4 0,32
Kelemahan
1. Alokasi dana terbatas 0,11 4 0,44 3 0,33 3 0,33 2. Aksesbilitas kurang
memadai 0,09 3 0,27 2 0,18 0 3. Pengembangan wahana
kurang optimal 0,08 4 0,32 4 0,32 2 0,16 4. Adanya jalur non formal
menuju objek wisata 0,05 1 0,05 2 0,1 0 5. Tiket masuk tidak
dilengkapi dengan asuransi 0,06 4 0,24 0 0
Jumlah Total 3,47 2,6 2,24
Peluang
1. Kebijakan pemerintah 0,11 4 0,44 3 0,33 0 2. Kencederungan wisatawan
untuk kembali mengunjungi lokasi wisata 0,1 3 0,3 2 0,2 3 0,3
3. Adanya trend wisata alam 0,11 4 0,44 3 0,33 4 0,44 4. Menjalin kerjasama
dengan biro perjalanan wisata 0,09 3 0,27 0 4 0,36
Ancaman
1. Fenomena alam yang merusak 0,11 4 0,44 3 0,33 0
2. Kondisi cuaca tidak menentu 0,11 2 0,22 1 0,11 0
3. Lokasi jauh dari pusat kota 0,09 0 0 0 0 0 4. Kurangnya kesadaran
pengunjung dalam menjaga lingkungan 0,1 3 0,3 4 0,4 0
5. Perkembangan objek wisata alam yang meningkatkan persaingan 0,1 3 0,3 2 0,2 4 0,4
6. Jaringan komunikasi tidak stabil 0,08 1 0,08 2 0,16 0
Jumlah Total 2,79 2,06 1,5
Jumlah Total TAS Keseluruhan Faktor 6,26 4,66 3,74
No
.
139
Sehingga dari Tabel 46. diatas dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan
daya tarik total (STAS):
1. Alternatif strategi 1 = 6,26
2. Alternatif strategi 2 = 4,66
3. Alternatif strategi 3 = 3,74
Berdasarkan jumlah total masing-masing alternatif strategi yang dihasilkan
dari percobaan QSPM dapat diketahui bahwa jumlah total AS yang paling tinggi
adalah alternatif 1 yaitu meningkatkan pengembangan objek wisata sebesar
6,26. Kemudian dilanjutkan dengan alternatif 2 yaitu meningkatkan partisipasi
masyarakat sebesar 4,66 dan terakhir dengan nilai total AS terendah yaitu
alternatif 3 meningkatkan pengembangan promosi untuk menarik wisatawan
sebesar 3,74. Hal ini berarti meningkatkan pengembangan objek wisata
merupakan alternatif yang terpilih sebagai prioritas utama strategi
pengembangan objek wisata Pantai Serang.
Strategi alternatif utama pada matriks QSPM tersebut diperoleh dari
pengelompokan strategi S-O pada matriks SWOT. Pengelompokkan alternati-
alternatif tersebut dijabarkan pada Tabel 46.
140
Tabel 386. Pengelompokkan Alternatif pada QSPM
No. Alternatif Strategi
Utama Keterangan
1 Meningkatkan Pengembangan Objek Wisata
1. Mengembangkan wisata edukasi untuk daya tarik yang mengikuti trend wisata alam berbasis edukasi
2. Membangun dan meningkatkan pengelolaan potensi alam dan fasilitas wisata.
3. Meningkatkan promosi melalui media terkait untuk menarik wisatawan asing
2 Meningkatkan Partisipasi Masyarakat
4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola dan melestarikan objek wisata
3 Meningkatkan Pengembangan Promosi untuk Menarik Wisatawan
5. Meningkatkan pelayanan yang optimal dari pengelola untuk menarik wisatawan berkunjung kembali
6. Menjalin kerjasama dengan biro perjalanan dengan menawarkan keunggulan yang dimiliki sebagai ajang promosi
7. mengembangkan atraksi (kesenian dan budaya lokal) dan mengadakan festival rutin serta wahana wisata dalam menarik wisatawan berkunjung kembali sebagai upaya promosi