iv. hasil dan pembahasan 4.1. struktur kepemilikan bank 1 ... · dalam bentuk esa (employee stock...

35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Bank Negara Indonesia menawarkan saham perdana kepada masyarakat dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1996. Hal ini menjadikan BNI sebagai bank pemerintah pertama yang menjadi perusahaan terbuka. BNI melakukan penambahan modal dari pemerintah melalui program rekapitulasi perbankan Indonesia tahun 1999. Pada tahun 2007, BNI menerbitkan saham baru yang dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, bersamaan dengan program divestasi saham pemerintah. Dengan selesainya kedua program tersebut, kepemilikan publik meningkat menjadi 23,64%. Pada tahun 2010, BNI menerbitkan saham baru melalui Penawaran Umum Terbatas (Rights Issue) sehingga kepemilikan publik meningkat menjadi 40%. Gambar 3. Struktur Kepemilikan BNI tahun 2010-2011 Hal tersebut menjadikan struktur kepemilikan BNI tahun 2010 hingga akhir 2011 berubah, dapat dilihat pada Gambar 3 sebesar 60% dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia dan 40% saham selebihnya Pemerintah 60,00% Public Asing 22,99% Public domestik 17,01%

Upload: voanh

Post on 18-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Struktur Kepemilikan Bank

1. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk

Bank Negara Indonesia menawarkan saham perdana kepada

masyarakat dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa

Efek Surabaya pada tahun 1996. Hal ini menjadikan BNI sebagai bank

pemerintah pertama yang menjadi perusahaan terbuka. BNI melakukan

penambahan modal dari pemerintah melalui program rekapitulasi

perbankan Indonesia tahun 1999. Pada tahun 2007, BNI menerbitkan

saham baru yang dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek

Surabaya, bersamaan dengan program divestasi saham pemerintah.

Dengan selesainya kedua program tersebut, kepemilikan publik meningkat

menjadi 23,64%. Pada tahun 2010, BNI menerbitkan saham baru melalui

Penawaran Umum Terbatas (Rights Issue) sehingga kepemilikan publik

meningkat menjadi 40%.

Gambar 3. Struktur Kepemilikan BNI tahun 2010-2011

Hal tersebut menjadikan struktur kepemilikan BNI tahun 2010

hingga akhir 2011 berubah, dapat dilihat pada Gambar 3 sebesar 60%

dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia dan 40% saham selebihnya

Pemerintah 60,00%

Public Asing 22,99%

Public domestik 17,01%

Page 2: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

42

dimiliki oleh pemegang saham publik baik individu maupun institusi,

domestik, dan asing (Annual Report Bank Negara Indonesia, 2010-2011).

2. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No.

7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI

berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100%

di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah

Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga

menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini. Saat ini,

saham BRI tergabung dalam indeks saham LQ-45 dan menjadi salah satu

saham unggulan (blue chip) di BEI. Pada tanggal 11 Januari 2011, BRI

telah melaksanakan pemecahan nilai nominal saham dengan perbandingan

1 : 2.

Gambar 4. Struktur Kepemilikan BRI tahun 2010-2011

Pada tahun 2010, BRI melakukan penjualan saham kembali,

sehingga presentase kepemilikan saham BRI berubah. Gambar 4

menunjukan struktur kepemilikan BRI tahun 2010 hingga akhir 2011,

dapat terlihat pemerintah Republik Indonesia memegang mayoritas saham

BRI, yaitu sebesar 56,75%, dan sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh

pemegang saham publik (Annual Report Bank Rakyat Indonesia, 2010-

2011).

Pemerintah 56,75%

Public 43,25%

Page 3: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

43

3. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk

Bank Tabungan Negara menjadi bank pertama di Indonesia yang

melakukan sekuritisasi aset melalui pencatatan transaksi Kontrak Investasi

Kolektif Efek Beragunan Aset (KIK-EBA) di Bursa Efek Indonesia. Pada

tahun yang sama, Bank BTN melepaskan 2.360.057.000 lembar saham,

setara dengan 27,08% dari total saham Bank BTN, dan tercatat sebagai

emisi IPO terbesar di tahun 2009 dengan nilai dana sebesar Rp1,88 triliun.

Gambar 5. Struktur Kepemilikan BTN tahun 2010-2011

BTN melakukan penjualan saham kembali ke masyarakat, sehingga

presentase kepemilikan saham BTN berubah. Perubahan presentase

kepemilikan BTN tahun 2010 hingga akhir 2011 dapat terlihat pada

Gambar 5, yaitu sebesar 71,91% dimiliki pemerintah dan sisanya sebesar

28,09% dimiliki oleh pemegang saham publik (Annual Report Bank

Tabungan Negara, 2010-2011).

4. Bank Mandiri (Persero), Tbk

Setelah melalui proses panjang dan persiapan yang sangat berat,

pada tanggal 14 Juli 2003 akhirnya Bank Mandiri melaksanakan

pencatatan saham perdana dengan kode saham BMRI di Bursa Efek

Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada penawaran saham perdana

tersebut, saham Bank Mandiri mengalami oversubscribed sebesar lebih

dari 7 kali.

Proses divestasi saham Pemerintah pada Bank Mandiri tersebut

didasarkan pada Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 2003 tentang

Pemerintah

71,91%

Public 28,09%

Page 4: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

44

Penjualan Saham Negara Republik Indonesia pada Bank Mandiri. Dalam

Peraturan Pemerintah tersebut dijelaskan bahwa penjualan saham Bank

Mandiri akan dilakukan melalui Pasar Modal dan atau kepada mitra

strategis dengan jumlah maksimal 30% dari jumlah saham yang telah

dikeluarkan dan disetor penuh.

Dalam pelaksanaan IPO tersebut, Bank Mandiri telah menawarkan

20% dari jumlah saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh atau

sejumlah 4.000.000 (empat juta) Saham Biasa Atas Nama Seri B milik

Negara Republik Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp.500 per

saham dan harga penawaran sebesar Rp.675 pe saham.

Pada tahun 2004, Pemerintah merencanakan untuk melakukan

divestasi lanjutan sebesar 10% sebagaimana persetujuan divestasi saham

Pemerintah pada Bank Mandiri sesuai PP No.27 Tahun 2003 sebesar

maksimum 30%.

Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 29 Mei 2003 telah

memberikan persetujuan program ESOP (Employee Stock Option Plan)

dalam bentuk ESA (Employee Stock Alocation) kepada seluruh pegawai

dan tambahan program MSOP (Management Stock Option Plan) untuk

manajemen dengan kriteria tertentu. ESA dilakukan melalui pemberian

saham bonus (Bonus Share Plan) dan penjatahan saham dengan diskon

(Share Purchase at Discount).

Gambar 6. Struktur Kepemilikan Bank Mandiri tahun 2010

Pemerintah

66,77%

Public 33,23%

Page 5: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

45

Bank Mandiri melakukan penjualan saham kembali ke masyarakat,

sehingga presentase kepemilikan saham Bank Mandiri berubah. Perubahan

presentase kepemilikan Bank Mandiri tahun 2010 dapat terlihat pada

Gambar 6 yang menunjukan 66,77% dimiliki oleh pemerintah dan 33,23%

dimiliki oleh publik (Annual Report Bank Mandiri, 2010).

Gambar 7. Struktur Kepemilikan Bank Mandiri tahun 2011

Tahun 2011 pemerintah Republik Indonesia tetap menjadi pemilik

mayoritas saham Bank Mandiri walaupun saham yang dimiliki pemerintah

berkurang presentasenya dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 60% dan

sisanya sebesar 40% dimiliki oleh pemegang saham publik dapat terlihat

pada Gambar 7 (Annual Report Bank Mandiri, 2011).

5. Bank ICB Bumiputera, Tbk

Bank ICB Bumiputera mulai beroperasi sejak 12 Januari 1990

dengan nama Bank Bumiputera, sebagai perusahaan yang dimiliki oleh

AJB Bumiputera 1912, perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. Bank

berhasil bertahan pada krisis keuangan tahun 1998 sebagai Bank yang

sehat dengan kategori A dan tidak melakukan rekapitulasi. Pada tahun

2002 Bank mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan

struktur pemegang saham sebagai berikut : AJB Bumiputera (37,50%), PT

Cipta Usaha Citra Dana (37,50%), dan masyarakat (25%).

Berdasarkan persetujuan Bank Indonesia, maka tanggal 8 Mei 2007

telah dilakukan penjualan seluruh saham dan waran milik Tum Daim

Zainuddin (pemilik PT. Cipta Usaha Dana) kepada ICB Financial Group

Pemerintah 60%

Public 40%

Page 6: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

46

Holdings AG selaku pembeli. Komposisi kepemilikan saham Bank setelah

penjualan saham menjadi sebagai tersebut : ICB Financial Group Holdings

AG (67,071%), AJB Bumiputera 1912 (5,983%), dan masyarakat

(26,946%).

Gambar 8. Struktur Kepemilikan Bank ICB Bumiputera tahun 2010

Selama Tahun 2010, terdapat transaksi saham dan penerbitan

saham baru dari penukaran waran sehingga komposisi kepemilikan

menjadi sebagai berikut: ICB Financial Group Holdings AG (69,99%),

SGBT (7,29%), AJB Bumiputera 1912 (5,46%), dan masyarakat (17,26%)

yang dapat dilihat pada Gambar 8 (Annual Report Bank ICB Bumiputera,

2010).

Gambar 9. Struktur Kepemilikan Bank ICB Bumiputera tahun 2011

Setelah adanya transaksi saham selama tahun 2011, dapat dilihat

pada Gambar 9 susunan pemegang saham serta komposisi kepemilikan

menjadi : ICB Financial Group Holdings AG (69,90%), SGBT (11,41%),

AJB Bumiputera 1912 (5,46%), dan Masyarakat (13,23%) (Annual Report

Bank ICB Bumiputera, 2011).

ICB Financial

Group Holdings 69,99%

SGBT 7,29%

AJB Bumiputer

a 5,46%

Public 17,26%

ICB Financial

Group Holdings 69,90%

SGBT 11,41%

AJB Bumiputera

5,46%

Public 13,23%

Page 7: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

47

6. Bank Ekonomi Raharja, Tbk

Bank Ekonomi adalah perusahaan publik yang telah mencatatkan

sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sejak 22 Mei 2009, Bank Ekonomi

menjadi bagian dari grup institusi keuangan internasional, HSBC Holdings

Plc., melalui anak perusahaannya, HSBC Asia Pacific Holdings (UK)

Limited. Grup HSBC mengambil alih 88,89% saham Bank Ekonomi dan

kemudian melalui penawaran tender, kepemilikannya meningkat menjadi

98,94% pada tahun 2010 sampai akhir 2011, 1,01% saham dimiliki oleh

PT Surya Sakti Investments, dan masyarakat sebesar 0,04%, seperti dapat

dilihat pada Gambar 10 (Annual Report Bank Ekonomi Raharja, 2010-

2011).

Gambar 10. Struktur Kepemilikan Bank Ekonomi Raharja tahun 2010-2011

7. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk

Berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 15 September 2000,

Bank BNP mengubah status perusahaan menjadi perusahaan publik

(terbuka) dan menawarkan 50.000.000 saham biasa kepada masyarakat

dengan harga nominal Rp.500,- per lembar sahamnya, disertai dengan

penerbitan waran sejumlah 20.000.000 lembar yang dicatatkan pada Bursa

Efek Jakarta tanggal 10 Januari 2001, sehingga jumlah saham beredar saat

itu menjadi sebanyak 150.000.000 saham dan sebagai akibat adanya

exercise waran sebanyak 8.275.000 lembar pada tahun 2004, maka jumlah

saham beredar bertambah menjadi 158.275.000 saham.

HSBC 98,94%

PT.Surya Sakti

Investments 1,01%

Public 0,04%

Page 8: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

48

Pada bulan Juli 2006 dilakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT

1) kepada pemegang saham atas sejumlah 158.275.000 lembar saham

dengan harga penawaran terbesar Rp.550,- per saham, sehingga jumlah

saham yang beredar yang telah dikeluarkan Bank BNP menjadi

316.550.000 saham. Tahun 2007 kepemilikan mayoritas saham Bank BNP

telah beralih kepada ACOM CO.,LTD. Japan (ACOM) dan Bank of

Tokyo Mitsubishi UFJ, LTD. (BTMU) memulai akuisisi saham sebanyak

75,41%, dimana ACOM menguasai 55,41% dan BTMU menguasai 20%

dari seluruh saham telah dikeluarkan, sehingga dengan demikian keduanya

menjadi pemegang saham pengendali Bank BNP.

Pada tahun 2008 dilakukan penawaran tender atas kepemilikan

saham Bank BNP oleh ACOM CO.,LTD berkaitan dengan kegiatan

akuisisi, sehingga jumlah kepemilikan saham ACOM CO.,LTD. berubah

menjadi 55,68%.

Gambar 11. Struktur Kepemilikan Bank Nusantara Parahyangan

tahun 2010-2011

Struktur kepemilikan pada tahun 2010 sampai akhir 2011, dapat

dilihat pada Gambar 11. Mayoritas saham dimiliki oleh ACOM.CO.LTD

sebesar 60,31% dan sisanya dimiliki oleh The Bank of Tokyo Mitsubishi

sebesar 15,20%, PT. Hermawan Sentral sebesar 9,30%, Hermawan

Ladang Arta sebesar 5,70%, dan pemegang saham lain sebesar 9,49%

(Annual Report Bank Nusantara Parahyangan, 2010-2011).

Acom,co.ltd 60,31%

PT Hermawan Sentral, 9.30%

Hermawan ladng arta

5,70%

The Bank of Tokyo

Mitsubishi 15,20%

Pemegang Saham Lain

9,49%

Page 9: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

49

8. Bank CIMB Niaga, Tbk

CIMB Niaga memperoleh izin usaha sebagai bank umum, bank

devisa, dan bank yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah

masing-masing pada 11 November 1955, 22 November 1974, dan 16

November 2004. Pada 29 November 1989, CIMB Niaga menjadi

perusahaan terbuka dengan dicatatkannya saham CIMB Niaga pada Bursa

Efek Indonesia (dahulu PT Bursa Efek Jakarta dan PT Bursa Efek

Surabaya).

Sebagai akibat krisis keuangan Asia di tahun 1998, Pemerintah

Republik Indonesia melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional

(BPPN) selama beberapa waktu menjadi pemegang saham mayoritas

CIMB Niaga. Pada bulan November 2002, CIMB Group Holdings

Berhad/CIMB Group (dahulu Commerce Asset-Holding Berhad)

mengakuisisi saham mayoritas CIMB Niaga dari BPPN. Di bulan Agustus

2007 seluruh kepemilikan saham dialihkan ke CIMB Group dalam rangka

konsolidasi seluruh anak perusahaan CIMB Group dengan platform

universal banking.

Dalam transaksi terpisah, Khazanah yang memiliki saham

mayoritas CIMB Group mengakuisisi kepemilikan mayoritas LippoBank

pada bulan September 2005. Seluruh kepemilikan saham ini dialihkan

kepada CIMB Group pada bulan Oktober 2008.

Sebagai pemilik saham pengendali dari CIMB Niaga (melalui

CIMB Group) dan LippoBank, Khazanah menempuh langkah

penggabungan (merger) untuk mematuhi kebijakan Single Presence Policy

(SPP) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Merger ini merupakan

yang pertama di Indonesia terkait dengan kebijakan SPP.

Page 10: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

50

Gambar 12. Struktur Kepemilikan Bank CIMB Niaga tahun 2010

Gambar 12 menunjukan struktur kepemilikan Bank CIMB Niaga

pada tahun 2010. Saham mayoritas dimiliki oleh CIMB Group, yaitu

sebesar 96,91% dan sisanya sebesar 3,09% dimiliki oleh publik (Annual

Report Bank CIMB Niaga, 2010).

Gambar 13. Struktur Kepemilikan Bank CIMB Niaga tahun 2011

Gambar 13 menujukan terjadi penurunan kepemilikan saham dari

CIMB Group yaitu sebesar 0,91% dari tahun sebelumnya menjadi 96%

dan sisa sahamnya sebesar 4% dimiliki oleh publik (Annual Report Bank

CIMB Niaga, 2011).

9. Bank Internasional Indonesia, Tbk

PT Bank Internasional Indonesia Tbk (“BII atau Bank”) didirikan

15 Mei 1959. Pada tahun 1980 BII bergabung dengan PT Bank

Pembangunan Untuk Umum 1859 Surabaya. Setelah mendapatkan ijin

sebagai bank devisa pada 1988, BII mencatatkan sahamnya di Bursa Efek

Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia atau

BEI) pada 1989.

CIMB Group 96,91%

Public 3,09%

CIMB Group 96%

Public 4%

Page 11: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

51

Pada tahun 1999, BII direkapitalisasi sebagai bagian dari Program

Rekapitalisasi Perbankan Nasional. Setelah program rekapitalisasi,

kepemilikan saham BII berpindah dari grup Sinar Mas kepada Pemerintah

Indonesia melalui BPPN.

Pada Desember 2003, konsorsium Sorak mengambil alih 51%

kepemilikan Bank, melalui proses penjualan yang dilakukan oleh BPPN.

Anggota konsorsium Sorak pada saat itu terdiri dari Asia Financial

Holdings Pte. Ltd, Kookmin Bank, ICB Financial Group Holdings Ltd dan

Barclays Bank PLC.

Pada 30 September 2008, Maybank Offshore Corporate Services

(Labuan) Sdn. Bhd. (MOCS), anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya

oleh Malayan Banking Berhad (Maybank), menyelesaikan

pengambilalihan 100% saham Sorak Financial Holdings Pte, Ltd, pemilik

55,51% saham BII. Pada Desember 2008, MOCS menyelesaikan

penawaran tender untuk sisa saham BII sehingga meningkatkan

kepemilikannya.

Gambar 14. Struktur Kepemilikan BII tahun 2010

Hingga akhir 2010 saham mayoritas BII masih dimiliki oleh

MayBank sebesar 97,38% dan sisanya dimiliki oleh publik sebesar 2,62%,

seperti dapat dilihat pada Gambar 14 (Annual Report Bank Internasional

Indonesia, 2010).

MayBank 97,38%

Public 2,62%

Page 12: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

52

Gambar 15. Struktur Kepemilikan BII tahun 2011

Pada tahun 2011, MayBank meningkatkan kepemilikan sahamnya

sebesar 0,12% dari tahun sebelumnya. Hal ini menjadikan saham yang

dimiliki MayBank pada BII menjadi sebesar 97,50% dan publik hanya

memiliki 2,5% saham BII, dapat dilihat pada Gambar 15 (Annual Report

Bank Internasional Indonesia, 2011).

10. Bank of India Indonesia, Tbk

Bank Pasar Swadesi didirikan di Surabaya tahun 1968. Setelah

enam belas tahun berdiri kepemilikan Bank diambil alih oleh keluarga

Chugani dan lima tahun setelah pengambil alihan Bank Swadesi secara

resmi beroperasi menjadi Bank Umum dengan nama PT Bank Swadesi.

Pada tahun 1990, Bank Swadesi melakukan penggabungan usaha

(merger) dengan PT Bank Perkreditan Rakyat Panti Daya Ekonomi yang

berkedudukan di Surakarta, kemudian Bank Swadesi menjalankan usaha

sebagai pedagang valuta asing. Pada tahun 1994, Bank Swadesi

mendapatkan peningkatan status dari Bank Indonesia dan secara resmi

beroperasi menjadi Bank Devisa.

Pada tanggal 12 April 2002, Bank memperoleh pernyataan efektif

dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya

No. S-75/PM/2002 untuk melakukan penawaran umum atas 60.000.000

saham biasa atas nama kepada masyarakat. Nilai nominal per saham

Rp200 dengan harga penawaran Rp250. Pada tanggal 1 Mei 2002 saham

tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta.

MayBank, 97.50%

Public 2,50%

Page 13: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

53

Gambar 16. Struktur Kepemilikan BOII tahun 2010-2011

Pada tahun 2007, Bank Swadesi telah menjalinkan aliansi strategis

dengan Bank of India berupa pengambilalihan saham sebanyak

235.600.000 lembar saham atau 76% dari keseluruhan saham Bank

Swadesi.

Sejak 2007-2011, kepemilikan saham Bank Swadesi mayoritas

dimiliki oleh Bank of India sebesar 76% dan sisanya dimiliki oleh PT.

Mantrajaya sebesar 17,12%, publik 5,27%, dan Prakas Rupcand Chugani

sebesar 1,61% yang dapat dilihat pada Gambar 16. Pada tahun 2011 Bank

Swadesi mengganti namanya menjadi Bank of India Indonesia (Annual

Report Bank of India Indonesia, 2010-2011).

11. Bank NISP OCBC, Tbk

Bank NISP resmi menjadi bank komersial pada tahun 1967, bank

devisa pada tahun 1990. Pada akhir tahun 1990-an, Bank NISP berhasil

melewati krisis keuangan Asia dan jatuhnya sektor perbankan di

Indonesia tanpa melalui dukungan pemerintah. Saat itu, Bank NISP

menjadi salah satu bank pertama yang segera melanjutkan penyaluran

kreditnya setelah krisis. Karena adanya inisiatif ini, Bank mampu

mencatat pertumbuhan yang tinggi. Bank NISP menjadi perusahaan

publik di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994.

Reputasi Bank NISP yang baik di industrinya dan

pertumbuhannya yang menjanjikan, telah menarik perhatian International

Finance Corporation (IFC), bagian dari Grup Bank Dunia, yang

kemudian menjadi pemegang saham pada tahun 2001-2010 serta OCBC

Bank of India

76,00%

Public 5,27%

PT.Panca Mantrajaya 17,12%

Prakash Rupcand Chugani 1,61%

Page 14: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

54

Bank-Singapura yang kemudian menjadi pemegang saham mayoritas

Bank OCBC NISP melalui serangkaian akuisisi dan penawaran tender

sejak tahun 2004.

Gambar 17. Struktur Kepemilikan Bank NISP OCBC tahun 2010

Dapat dilihat pada Gambar 17, tahun 2010 Bank OCBC NISP

mayoritas saham dimiliki oleh OCBC Overseas Investment sebesar

81,90% dan sisanya sebesar 18,10% dimiliki oleh publik (Annual Report

Bank NISP OCBC, 2010).

Gambar 18. Struktur Kepemilikan Bank NISP OCBC tahun 2011

Tahun 2011 OCBC Bank-Singapura tetap melakukan akuisisi dan

penawaran tender pada Bank OCBC NISP, sehingga OCBC Bank-

Singapura saat ini memiliki saham di Bank OCBC NISP sebesar 85,1%

dan sisanya 14,9% dimiliki oleh publik. Hal ini dapat dilihat pada

Gambar 18 (Annual Report Bank NISP OCBC, 2011).

OCBC Overseas

Investment 81,90%

Public 18,10%

OCBC Overseas

Investment 85,10%

Public 14,90%

Page 15: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

55

4.2. Kinerja Keuangan Bank

1. Capital Adiquency Ratio (CAR)

Modal merupakan faktor penting bagi bank dalam rangka

pengembangan usaha dan menampung resiko kerugiannya. Permodalan

bank merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan agar

perbankan indonesia dapat berkembang dengan sehat dan mampu bersaing

dengan perbankan nasional, maka permodalan bank perlu disesuaikan

dengan ukuran yang berlaku secara internasional. Ketentuan mengenai

kewajiban penyediaan modal minimum bagi bank, yang didasarkam

kepada standar yang ditetapkan oleh Bank for Internasional Settlements

(BIS) dan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.

26/20/Kep/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/2/BPPP masing-

masing tanggal 29 Mei 2003 ditetapkan standar untuk rasio CAR sebesar

8%.

Semakin tinggi rasio CAR suatu bank mengindikasikan bank

tersebut semakin sehat permodalannya. Presentase rasio CAR pada bank

persero dan swasta nasional dominasi asing yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2010-2011 dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19. Grafik CAR tahun 2010-2011

Page 16: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

56

Gambar 19 menunjukan CAR tertinggi adalah Bank of India

Indonesia sebesar 26,9% pada tahun 2010 dan tahun 2011 sebesar 23,29%,

dan CAR paling rendah adalah Bank ICB Bumiputera sebesar 12,63% dan

pada tahun 2011 sebesar 10,47%. Tingginya CAR Bank of India Indonesia

disebabkan oleh adanya aliran modal masuk yang lebih tinggi yang di

dominasi oleh penanaman modal asing (PMA). Aliran modal masuk

menyebabkan meningkatnya jumlah modal Bank of India Indonesia

sebesar 4,98% dari Rp291,83 miliar diakhir tahun 2009 menjadi sebesar

Rp306,92 miliar tahun 2010. Peningkatan ATMR Rp173,65 miliar atau

19,58% dari akhir tahun 2009 sebesar Rp886,94 miliar menjadi sebesar

Rp1.060,58 miliar. Dengan tingkat permodalan yang kuat ini masih

memberikan keleluasaan bagi manajemen Bank of India Indonesia untuk

meningkatkan ekspansi usahanya (Annual Report Bank of India Indonesia,

2010-2011). Sedangkan CAR pada Bank ICB Bumiputera selama dua

tahun berturut-turut, yaitu tahun 2010-2011 paling rendah di antara bank

lain yang menjadi objek penelitian. Penyebabnya adalah Bank ICB

Bumiputera menunda rencana peningkatan modal, karena kondisi pasar

yang tidak menguntungkan. Penurunan CAR dari tahun sebelumnya lebih

disebabkan oleh rugi bersih yang dialami Bank ICB Bumiputera dan aset

tertimbang menurut risiko kredit juga menurun seiring dengan penurunan

aset kredit dan meningkatnya NPL bank. Meskipun demikian rasio CAR

tersebut masih berada di atas ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%

(Annual Report Bank ICB Bumiputera, 2010-2011).

2. Non Performing Loans (NPL) gross

NPL gross adalah perbandingan antara kredit yang tidak

dikembalikan lagi oleh si peminjamnya (kredit macet), atau dikembalikan

tapi tersendat sendat, dengan total kredit yang disalurkan oleh bank ke

masyarakat. Kredit merupakan sumber pendapatan dan keuntungan

terbesar bagi pihak bank, disamping itu kredit merupakan salah satu

penyebab utama bank dalam menghadapi masalah. Keberhasilan bank

Page 17: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

57

dalam mengelola kredit merupakan salah satu yang mempengaruhi

stabilitas usaha bank. Bank Indonesia menetapkan NPL gross maksimum

sebesar 5%, sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No.13/3/PBI/2011

tentang penetapan status dan tindak lanjut pengawasan bank.

Semakin rendah rasio NPL suatu bank mengindikasikan bank

tersebut semakin sehat dari segi tingkat likuiditasnya. Presentase rasio

NPL gross pada bank persero dan swasta nasional dominasi asing yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011 dapat diliat pada

Gambar 20.

Gambar 20. Grafik NPL gross tahun 2010-2011

Gambar 20 menunjukan NPL gross terendah adalah Bank Ekonomi

Raharja sebesar 0,35% pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 sebesar

0,74%. Hal ini disebabkan karena Bank Ekonomi Raharja melakukan

pengendalian bisnis untuk menjaga kesehatan bank melalui penerapan

manajemen resiko yang lebih terstruktur (Annual Report Bank Ekonomi

Raharja, 2010-2011). Sedangkan NPL gross tertinggi adalah Bank ICB

Bumiputera sebesar 4,34% pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 sebesar

6,25%. Sebenarnya NPL gross ICB Bumiputera 2010 mengalami

perbaikan dari NPL gross tahun sebelumnya. Karena Bank ICB

Page 18: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

58

Bumiputera mencoba menerapkan kerangka manajemen resiko kredit yang

lebih baik, tinjauan yang terperinci mengenai persetujuan kredit,

pemeliharaan rekening yang lebih baik dan koreksi yang sangat kuat.

Perbaikan NPL gross dari tahun sebelumnya adalah wujud keberhasilan

perbaikan dalam pengelolaan kualitas portofolio kredit dan proses

persetujuan kredit yang ketat dan selektif tanpa menambah waktu

pemrosesan. Hal ini didukung manajemen NPL di antaranya melalui

implementasi sistem monitoring atas rekening-rekening nasabah dan

pelaksanaan conference calls dengan cabang. Pada tahun 2011, NPL gross

Bank ICB Bumiputera melebihi batas maksimum NPL gross yang

ditetapkan oleh BI sebesar 5%, untuk itu Bank ICB Bumiputera harus

memperbaiki manajemen resiko kreditnya (Annual Report Bank ICB

Bumiputera, 2010-2011).

3. Return On Assets (ROA)

Rasio Return On Assets (ROA) menunjukan tingkat efisiensi

pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. ROA

merupakan indikator kemampuan perbankan untuk memperoleh laba atas

sejumlah aset yang dimiliki oleh bank. Berdasarkan Matriks Kriteria

Penetapan Peringkat Komponen Earnings (rentabilitas) pada Lampiran 2d

Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

ditetapkan standar untuk rasio ROA berkisar antara 0,5% sampai dengan

1,25 %, hal ini menunjukan perolehan laba cukup tinggi.

Semakin tinggi rasio ROA suatu bank mengindikasikan bank

tersebut semakin baik tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan

oleh bank dan memperoleh laba semakin banyak. Presentase rasio ROA

pada bank persero dan swasta nasional dominasi asing yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011 dapat diliat pada Gambar 21.

Page 19: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

59

Gambar 21. Grafik ROA tahun 2010-2011

Gambar 21 menunjukan ROA tertinggi adalah BRI sebesar 4,64%

pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 adalah 4,93%. Tingginya ROA BRI

karena membaiknya komposisi kredit di mana komposisi kredit mikro

yang memberikan yield tinggi semakin besar, meningkatnya kontribusi

feebased income, dan meningkatnya leverage, menyebabkan ROA BRI

mengalami tren peningkatan. ROA BRI meningkat menjadi 4,93% pada

posisi Desember 2011 dari 4,64% pada posisi tahun sebelumnya jauh di

atas ROA perbankan nasional (Annual Report Bank Rakyat Indonesia,

2010-2011). Sedangkan ROA terendah selama dua tahun berturut-turut

adalah Bank ICB Bumiputera sebesar 0,24% pada tahun 2010 dan pada

tahun 2011 mengalami penurunan menjadi sebesar -1,64%. Hal tersebut

disebabkan karena total aset menurun 16% ke Rp 7,30 triliun terutama dari

penurunan pinjaman sebesar Rp1,02 triliun. Penurunan pada total

pinjaman utamanya dari Pinjaman Konsumer setelah adanya pergeseran

pinjaman Otomotif dari channeling ke executing. Pinjaman Bisnis juga

menurun 10% terutama dari sengitnya persaingan dan pengambilalihan

oleh bank lain. Sebagai dampaknya, Bank ICB Bumiputera mencatat rugi

bersih sebesar Rp95,33 miliar untuk tahun buku 2011, akibat penurunan

signifikan pada kontribusi pendapatan seiring penurunan beberapa segmen

Page 20: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

60

Page 21: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

61

Ratio menjadi 20% secara signifikan meningkatkan laba ditahan BRI

sehingga memperkuat ekuitas BRI. Peningkatan ekuitas BRI yang lebih

tinggi dibandingkan peningkatan laba bersih BRI menyebabkan ROE BRI

tahun 2011 lebih rendah dibandingkan ROE BRI tahun 2010 (Annual

Report Bank Rakyat Indonesia, 2010-2011).

Sedangkan ROE terendah adalah Bank ICB Bumiputera sebesar

2,31% pada tahun 2010 dan kembali menurun pada tahun 2011 sebesar -

18,96%. Meskipun ROE Bank ICB Bumiputera terendah, tetapi ROE Bank

ICB Bumiputera tahun 2010 sebenarnya meningkat dari ROE tahun

sebelumnya. Peningkatan ROE ini dikarenakan total aset ROA meningkat

menjadi Rp8.659,89 miliar, ini menunjukan peningkatan sebesar 23,6%.

Pertumbuhan kredit juga meningkat sebesar 15,06% menjadi Rp6.129,04

miliar. Di sisi lain DPK meningkat sebesar 21,39% menjadi Rp7.213,67

miliar, laba sebelum pajak naik 54,85% menjadi Rp17,53 miliar dan laba

setelah pajak mencapai Rp12,17 miliar naik 141,28% dari tahun 2009.

ROE ICB Bumiputera tahun 2011 menurun menjadi -18,96%, hal ini juga

disebabkan karena total aset menurun 16% ke Rp7,30 triliun terutama dari

penurunan pinjaman sebesar Rp1,02 triliun dan Bank ICB Bumiputera

mencatat rugi bersih sebesar Rp95,33 miliar untuk tahun buku 2011

(Annual Report Bank ICB Bumiputera, 2010-2011).

5. Biaya Operasional Biaya terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Rasio Biaya Operasional Biaya terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.

Berdasarkan Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Earnings

(rentabilitas) pada Lampiran 2d Surat Edaran Bank Indonesia

No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 ditetapkan standar untuk rasio BOPO

berkisar antara 94% sampai dengan 96%, hal ini menyatakan tingkat

efisiensi cukup baik.

Page 22: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

62

Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisensi biaya operasional

yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu

bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Presentase rasio BOPO

pada bank persero dan swasta nasional dominasi asing yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011 dapat diliat pada Gambar 23.

Gambar 23. Grafik BOPO tahun 2010-2011

Gambar 23 menunjukan BOPO terendah pada tahun 2010 adalah

Bank Mandiri sebesar 65,63%. Salah satu penyebabnya adalah pendapatan

operasional lainnya pada tahun 2010 mengalami peningkatan dari sebesar

Rp5.484 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp8.433 miliar. Pendapatan

bersih atas transaksi valuta asing mengalami penurunan sebesar 6,6% dari

Rp637 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp595 miliar pada tahun 2010.

Pendapatan lain-lain meningkat sebesar 510,4% dari Rp536 miliar pada

tahun 2009 menjadi Rp2.736 miliar pada tahun 2010 (Annual Report Bank

mandiri, 2010). Sedangkan pada tahun 2011 BOPO terendah adalah BRI

hanya sebesar 66,69%, turun dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar

77,66% dan tahun 2010 yang tercatat sebesar 70,86%. Meningkatnya

kualitas penyaluran kredit, tingginya rasio imbal hasil, terjaganya tingkat

NIM, serta meningkatnya LDR BRI didukung oleh peningkatan efisiensi

Page 23: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

63

kegiatan operasional yang telah dilakukan oleh BRI menyebabkan BRI

mampu menekan BOPO di tahun 2011 (Annual Report Bank Rakyat

Indonesia, 2011).

Sedangkan BOPO tertinggi adalah Bank ICB Bumiputera sebesar

96,96% pada tahun 2010 dan tahun 2011 sebesar 114,63%. Penyebabnya

adalah pendapatan operasional Bank ICB Bumiputera mengalami

penurunan sebesar Rp7,3 miliar atau 9,5% lebih rendah dibandingkan

tahun 2010 yang sebesar Rp77,4 miliar. Penurunan terbesar berasal dari

menurunnya keuntungan penjualan surat berharga sebesar Rp13,0 miliar

atau 30,4%, diikuti oleh penurunan pendapatan komisi sebesar Rp7,9

miliar. Beban umum dan administrasi meningkat sebesar Rp24,3 miliar

atau 11,7% menjadi Rp231,5 miliar pada tahun 2011. Hal ini dipengaruhi

oleh adanya beban umum dan administrasi terkait dengan pembukaan

cabang micro banking yang di mulai pada semester kedua tahun 2010,

seperti beban komunikasi data dan sewa komputer yang naik sebesar

Rp8,5 miliar, biaya sewa gedung dan pemeliharaan yang naik sebesar

Rp3,5 miliar, biaya penyusutan yang naik sebesar Rp2,1 miliar dan biaya

komisi yang naik sebesar Rp3,6 miliar (Annual Report Bank ICB

Bumiputera, 2010-2011).

6. Loan To Deposits Ratio (LDR)

Rasio yang menyatakan seberapa jauh bank telah menggunakan

uang para penyimpan (depositor) untuk memberikan pinjaman kepada

nasabahnya. Berdasarkan Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen

Likuiditas pada Lampiran 2e Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP

tanggal 31 Mei 2004 ditetapkan standar untuk rasio LDR berkisar 85 % <

Rasio ≤ 100 % atau Rasio ≤ 50 %.

Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan

likuiditasnya. Presentase rasio LDR pada bank persero dan swasta nasional

dominasi asing yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011

dapat diliat pada Gambar 24.

Page 24: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

64

Gambar 24. Grafik LDR tahun 2010-2011

Gambar 24 menunjukan LDR tertinggi selama dua tahun adalah

BTN, rasio Kredit terhadap Simpanan (LDR) menurun dari 108,42% di

2010 menjadi 102,57% di 2011, yang disebabkan oleh peningkatan

simpanan sebagai sumber pembiayaan yang lebih tinggi dari peningkatan

kredit sebagai aset pada tahun 2011. Dari sisi kredit, posisi kredit dan

pembiayaan Bank BTN telah mencapai Rp63,56 triliun. Sedangkan dari

sisi dana pihak ketiga, Bank BTN pun mampu menghimpun dana

masyarakat sebesar Rp61,97 triliun. Memiliki visi untuk menjadi bank

terkemuka dalam pembiayaan perumahan, bisnis inti Bank BTN adalah

penyaluran kredit perumahan. Hal ini ditunjukkan lewat alokasi kredit

2011 yang sebesar 87,62% di sektor ini. Total penyaluran pinjaman naik

23,31% menjadi Rp63,56 triliun dibandingkan Rp51,55 triliun di 2010.

Mengacu kepada strategi bisnis, Bank BTN menargetkan

komposisi antara kredit perumahan dengan kredit non-perumahan

maksimal di posisi 85% : 15%. Hingga Desember 2011, 87,62% kredit

yang disalurkan merupakan kredit perumahan yang terdiri dari 69,23%

untuk KPR, 11,31% untuk kredit konstruksi perumahan serta sisanya

kredit bagi industri terkait perumahan. Pangsa pasar Bank BTN di

Indonesia per akhir Desember 2011 mencapai 25%.

Page 25: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

65

Dalam hal pangsa pasar kredit subsidi Pemerintah bagi masyarakat

berpenghasilan rendah (MBR), BTN tetap menjadi bank penyalur

pembiayaan KPR Bersubsidi tertinggi, yaitu 99%, berdasarkan jumlah

kredit baru yang dicairkan per akhir Desember 2011. Selama 2011, BTN

telah mendistribusikan KPR subsidi sebesar Rp25 triliun, yang meningkat

20% dari 2010.

Sedangkan untuk penyaluran kredit perumahan non subsidi, selama

2011 Bank BTN berhasil mencapai Rp7,23 triliun, atau lebih tinggi

34,64% dari 2010 sebesar Rp5,37 triliun. Dari jumlah itu, penyaluran KPR

BTN Platinum masih memberikan kontribusi terbesar, yakni Rp4,49

triliun.

Tingginya rasio LDR BTN memberikan indikasi semakin

rendahnya kemampuan likuiditas BTN. Hal ini disebabkan jumlah dana

yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Annual

Report Bank Tabungan Negara, 2010-2011).

Sedangkan LDR terkecil tahun 2010-2011 adalah Bank Ekonomi

Raharja sebesar 62,44% tahun 2010 dan tahun 2011 sebesar 70,06%

(Annual Report). Salah satu penyebab kecilnya rasio LDR Bank Ekonomi

Raharja adalah Bank Ekonomi Raharja melakukan proses sentralisasi

aktivitas penyaluran kredit. Sebelumnya, setiap cabang dapat melakukan

semua kegiatan termasuk pinjaman. Saat ini, kegiatan tersebut dipusatkan

pada area tertentu berdasarkan lokasi geografis. Kecilnya rasio LDR Bank

Ekonomi Raharja mengidikasi semakin besarnya kemampuan likuiditas

Bank Ekonomi Raharja (Annual Report Bank Ekonomi Raharja, 2010-

2011).

7. Price Earning Ratio (PER)

Rasio Price Earning Ratio mencerminkan mencerminkan beberapa

hal. Pertama, ia mencerminkan murah atau mahalnya harga satu saham.

Semakin tinggi PER, semakin mahal harga sahamnya. Meski begitu bukan

berarti harga yang mahal tidak diminati investor. Karena itu, yang kedua,

Page 26: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

66

PER juga merefleksikan tingkat kepercayaan investor atau pelaku pasar

terhadap performance saham tersebut. Jika ada saham yang

diperdagangkan dengan PER tinggi, tetapi tetap diminati investor artinya

investor atau pelaku pasar memiliki tingkat kepercayaan kepada saham

dan atau perusahaan tersebut. Ketiga, PER juga mencerminkan rentang

waktu pengembalian investasi, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

pengembalian investasi yang dilakukan.

Presentase rasio PER pada bank persero dan swasta nasional

dominasi asing yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011

dapat diliat pada Gambar 25.

Gambar 25. Grafik PER tahun 2010-2011

Gambar 25 menunjukan PER tertinggi adalah BII sebesar 79,31

kali. pada tahun 2010 dan tahun 2011 sebesar 34,50 kali. BII memiliki

tingkat pertumbuhan tinggi yang tercermin dari tingginya rasio PER BII,

disebabkan karena harga saham BII tahun 2010 meningkat drastis dan

pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa

pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Sedangkan

PER terendah tahun 2010 adalah Bank Nusantara Parahyangan sebesar

11,07 kali dan tahun 2011 PER terendah dimiliki oleh Bank ICB

Bumiputera sebesar -36,79 kali. Rendahnya rasio PER pada Bank

Page 27: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

67

Nusantara Parahyangan tahun 2010 disebabkan karena peningkatan laba

per lembar saham Bank Nusantara Parahyangan dan ICB Bumiputera

tahun 2011 mencerminkan tingkat pertumbuhan yang rendah, hal ini

disebabkan oleh menurunnya harga saham Bank ICB Bumiputera dan

Bank ICB bumiputera mengalami rugi bersih.

8. Price To Book value (PBV)

Price to Book Value (PBV) adalah angka rasio yang menjelaskan

seberapa kali seorang investor bersedia membayar sebuah saham untuk

setiap nilai buku per sahamnya. Saham yang memiliki PBV tinggi dapat

dianggap sebagai saham yang harganya lebih mahal dibandingkan harga

saham lain yang sejenis. Saham yang tinggi harganya biasanya

mencerminkan kualitas kinerja perusahaan tersebut yang baik dan

pertumbuhannya yang cukup pesat. PBV yang tinggi diharapkan akan

menghasilkan return yang tinggi pula dari suatu saham seiring

pertumbuhan perusahaan tersebut pada masa akan datang.

Presentase rasio PBV pada bank persero dan swasta nasional

dominasi asing yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011

dapat dilihat pada Gambar 26.

Gambar 26. Grafik PBV tahun 2010-2011

Page 28: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

68

Gambar 26 menunjukan PBV tertinggi pada tahun 2010 adalah

Bank Internasional Indonesia sebesar 6,27%, disebabkan oleh tahun 2010

harga saham BII meningkat drastis dan tahun 2011 PBV tertinggi adalah

BRI sebesar 4,15%, disebabkan oleh meningkatnya saham BRI pada tahun

2011. Sedangkan PBV terendah pada tahun 2010 adalah Bank Nusantara

Parahyangan sebesar 1,27% disebabkan oleh penurunan harga saham Bank

Nusantara Parahyangan dan PBV terendah tahun 2011 adalah Bank ICB

Bumiputera sebesar -36,79% oleh menurunnya harga saham Bank ICB

Bumiputera.

4.3. Uji Non-parametik

4.3.1 Uji Kruskal-Wallis

Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk membandingkan dua atau

lebih nilai rata-rata populasi secara bersamaan. Uji Kruskal-Wallis ini

digunakan untuk menganalisis ada atau tidak ada perbedaan kinerja

keuangan antara bank umum persero dan swasta nasional dominasi

asing yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011.

Ringkasan output uji Kruskall-Wallis (Rank) dapat dilihat pada

Tabel 4 dan perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5.

Page 29: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

69

Tabel 4. Hasil Uji Kruskal-Wallis (Rank)

Sumber : Ringkasan Output Uji Kruskal-Wallis

Semakin tinggi mean rank rasio CAR, ROA, ROE, PER dan

PBV menunjukan semakin unggul rasio tersebut, sedangkan semakin

rendah mean rank rasio NPL gross, BOPO, dan LDR menunjukan

semakin unggul rasio tersebut.

Tabel 4 menunjukan bahwa mean rank CAR (14,00), ROA

(16,50), ROE (17,38), dan PBV (15,00) bank persero lebih tinggi dari

mean rank CAR (10,07), ROA (8,64), ROE (8,14) dan PBV (9,50) bank

swasta nasional dominasi asing yang telah go public. Sedangkan mean

rank BOPO (6,75) dan LDR (9,38) bank persero lebih rendah dari mean

rank BOPO (14,12) dan LDR (12,71) bank swasta nasional dominasi

asing. Hal ini menyimpulkan bahwa rasio CAR, ROA, ROE, BOPO,

LDR, PBV bank persero lebih unggul dibanding bank swasta nasional

dominasi asing.

Tabel 4 menunjukan bahwa mean rank PER (12,43) bank swasta

nasional dominasi asing lebih tinggi dari mean rank PER (9,88) bank

persero. Sedangkan mean rank NPL gross (10,21) bank swasta nasional

Rasio Keuangan Jenis Bank Mean Rank

Persero 14.00

Swasta nasional dominasi asing 10.07

Persero 13,75

Swasta nasional dominasi asing 10,21

Persero 16,50

Swasta nasional dominasi asing 8,64

Persero 17,38

Swasta nasional dominasi asing 8,14

Persero 6,75

Swasta nasional dominasi asing 14,21

Persero 9,38

Swasta nasional dominasi asing 12,71

Persero 9,88

Swasta nasional dominasi asing 12,43

Persero 15,00

Swasta nasional dominasi asing 9,50

PER

PBV

CAR

NPLgross

ROA

ROE

BOPO

LDR

Page 30: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

70

Page 31: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

71

Berdasarkan Tabel 5 hasil uji Kruskal-Wallis pada rasio NPL

gross diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari α

(0,219 > 0,01) sehingga Ho diterima/H1 ditolak. Hasil analisis rasio

tersebut menunjukan tidak ada perbedaan antara NPL gross pada bank

umum persero dan swasta nasional dominasi asing yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. Hal tersebut disebabkan baik

bank persero dan swasta nasional dominasi asing memiliki NPL gross

yang baik, tetapi Bank ICB Bumiputera yang masuk ke dalam

kelompok bank swasta nasional dominasi asing memiliki NPL gross di

atas batas maksimum yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia

sebesar 5%.

Sedangkan hasil uji Kruskal-Wallis pada rasio ROA berdasarkan

tabel 5 diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil dari α

(0,006 < 0,01) sehingga Ho ditolak/H1 diterima. Hasil analisis rasio

ROA tahun 2010-2011 menunjukan ada perbedaan antara ROA pada

bank umum persero dan swasta nasional dominasi asing yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. Hal ini disebabkan ROA

tahun 2010-2011 pada bank persero lebih tinggi dari bank swasta

nasional dominasi asing dan disebabkan Bank ICB Bumiputera yang

masuk ke dalam kelompok bank swasta nasional dominasi asing

memiliki ROA negatif karena mengalami kerugian di tahun 2011. Jadi

dari segi tingkat efisiensi usaha dan dalam memperoleh keuntungan

(laba) secara keseluruhan kelompok bank persero lebih unggul

dibandingkan dengan kelompok bank swasta nasional dominasi asing.

Dapat terlihat pula hasil uji Kruskal-Wallis pada rasio ROE

berdasarkan tabel 5 menunjukan hasil yang sama dengan rasio ROA,

yaitu nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil dari α (0,001 < 0,01)

sehingga Ho ditolak/H1 diterima. Hal tersebut menunjukan rasio ROE

tahun 2010-2011 menunjukan ada perbedaan antara ROE pada bank

umum persero dan swasta nasional dominasi asing yang terdaftar di

Page 32: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

72

Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. Adanya perbedaan ROE pada

bank tersebut disebabkan ROE tahun 2010-2011 pada bank persero

lebih besar dari ROE yang dimiliki bank swasta nasional dominasi

asing, apalagi Bank ICB Bumiputera yang masuk ke dalam kelompok

bank swasta nasional dominasi asing mengalami pertumbuhan ROE ke

arah yang negatif karena pada tahun 2011 bank tersebut mengalami

kerugian. Hal ini mencerminkan bahwa penghasilan yang tersedia bagi

para pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan pada bank

persero berbeda dengan bank swasta nasional dominasi asing.

Dapat dilihat pada Tabel 5 hasil uji Kruskal-Wallis pada rasio

BOPO diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil dari α

(0,009 < 0,01) sehingga Ho ditolak/H1 diterima. Hal ini menunjukan ada

perbedaan antara BOPO pada bank umum persero dan swasta nasional

dominasi asing yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-

2011. Karena pada tahun 2010-2011 BOPO yang dimiliki Bank ICB

Bumiputera yang masuk ke dalam kelompok bank swasta nasional

dominasi asing sangat tinggi, sementara BOPO pada bank persero

relatif rendah. ROA, ROE, dan BOPO pada bank persero lebih unggul

karena bank yang diteliti merupakan 4 bank yang besar di Indonesia

sehingga memiliki fasilitas dan layanan yang sangat memadai untuk

nasabahnya dan juga memiliki banyak kantor cabang yang bisa

menjangkau nasabah lebih banyak sehingga tingkat profitabilitas dan

efektifitas bank persero lebih unggul.

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat hasil uji Kruskal-Wallis rasio

LDR terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari α

(0,246 > 0,01) sehingga Ho diterima/H1 ditolak. Hal tersebut

menunjukan tidak ada perbedaan antara LDR pada bank umum persero

dan swasta nasional dominasi asing yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2010-2011. LDR masing-masing bank swasta

nasional dominasi asing lebih kecil dari bank persero, karena BTN

Page 33: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

73

memiliki rasio LDR yang cukup tinggi hampir mendekati batas

ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia dalam menilai tingkat

kesehatan bank sebesar 110% yang artinya likuiditas bank tersebut

dinilai tidak sehat.

Hasil uji Kruskal-Wallis pada rasio PER dapat dilihat pada

Tabel 5 diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari α

(0,375 > 0,01) sehingga Ho diterima/H1 ditolak dan hasil uji Kruskal-

Wallis pada rasio PBV menunjukan hal yang sama dengan hasil pada

rasio PER, yaitu nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari α (0,056 >

0,01) sehingga Ho diterima/H1 ditolak. Hal tersebut menunjukan tidak

ada perbedaan antara bank umum persero dan swasta nasional dominasi

asing yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. Hasil

uji Kruskal-Wallis pada rasio PER mencerminkan bahwa tidak ada

perbedaan harga satu saham, tingkat kepercayaan investor atau pelaku

pasar terhadap performance saham, dan rentan waktu pengembalian

investasi pada bank umum persero dan swasta nasional dominasi asing

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. Sedangkan

hasil uji Kruskal-Wallis pada rasio PBV mencerminkan bahwa tidak

ada perbedaan persepsi pasar terhadap nilai perusahaan pada bank

umum persero dan swasta nasional dominasi asing yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. Hipotesis ini sesuai dengan

penelitian Naomi (2007) yang menunjukan tidak ada perbedaan pada

rasio PER dan PBV antara bank umum persero dan swasta nasional

dominasi asing.

4.3.2 Uji Korelasi Spearman

Uji korelasi Spearman digunakan karena objek penelitian sedikit

(kurang dari 30) untuk menganalisis hubungan struktur kepemilikan

dengan kinerja keuangan pada bank umum persero dan swasta nasional

dominasi asing yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-

2011.

Page 34: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

74

Page 35: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur Kepemilikan Bank 1 ... · dalam bentuk ESA (Employee Stock ... perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. ... Struktur kepemilikan pada tahun

75

Berdasarkan hasil penelitian dengan alat bantu uji korelasi

Spearman diketahui bahwa tidak ada hubungan antara struktur

kepemilikan dengan kinerja keuangan pada bank umum persero dan

swasta nasional dominasi asing yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2010-2011. Hasil penelitian ini sejalan dengan kajian yang

dilakukan oleh Muliaman, et al. (2003) yang menyimpulkan bahwa

tidak terdapat kaitan antara struktur kepemilikan bank dengan kinerja

bank maupun terhadap pelanggaran yang dilakukan.