iv. gambaran umum wilayah 4.1. wilayah administrasi · yang didasarkan pada ciri dan kenampakan...

7
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Wilayah Administrasi Kabupaten Cianjur mempunyai luas wilayah daratan 3.646,72 km2, secara geografis terletak di antara garis 6.036’8’’-7.030’18’’ LS serta di antara 106.046’35’’-107.029’7’’ BT. Secara administratif Kabupaten Cianjur terdiri dari 30 kecamatan, dengan batas wilayah : Bagian utara : Kabupaten Bogor, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta Bagian selatan : Samudera Indonesia Bagian timur : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut Bagian barat : Kabupaten Sukabumi Gambar 2. Wilayah Administrasi Kabupaten Cianjur Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/

Upload: phamphuc

Post on 19-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Wilayah Administrasi · yang didasarkan pada ciri dan kenampakan khas, baik dari bentuk gunung, perbukitan, kemiringan lereng maupun pola alirannya

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4.1. Wilayah Administrasi

Kabupaten Cianjur mempunyai luas wilayah daratan 3.646,72 km2, secara

geografis terletak di antara garis 6.036’8’’-7.030’18’’ LS serta di antara

106.046’35’’-107.029’7’’ BT. Secara administratif Kabupaten Cianjur terdiri dari

30 kecamatan, dengan batas wilayah :

Bagian utara : Kabupaten Bogor, Kabupaten Karawang dan Kabupaten

Purwakarta

Bagian selatan : Samudera Indonesia

Bagian timur : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut

Bagian barat : Kabupaten Sukabumi

Gambar 2. Wilayah Administrasi Kabupaten Cianjur

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/

Page 2: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Wilayah Administrasi · yang didasarkan pada ciri dan kenampakan khas, baik dari bentuk gunung, perbukitan, kemiringan lereng maupun pola alirannya

33

4.2. Kondisi Fisik Wilayah

4.2.1. Iklim

Kabupaten Cianjur mempunyai variasi curah hujan dari 2.500-3.000

mm/tahun hingga 4.000-4.500 mm/tahun. Curah hujan rata-rata tahunan

2.500-3.000 mm/tahun dengan jumlah bulan basah (> 100 mm) 9 bulan dengan

tanpa bulan kering (< 60 mm), terdapat di wilayah bagian tengah Kabupaten

Cianjur.

Curah hujan rata-rata tahunan 3.000-3.500 mm/tahun dan 3.500-4.000

mm/tahun, dengan bulan basah 10-11 bulan dengan tanpa bulan kering terdapat

dibagian selatan wilayah Kabupaten Cianjur dan wilayah kaki lereng Gunung

Pangrango-Gede.

Curah hujan berkisar 4.000-4.500 mm/tahun dengan bulan basah berkisar

11-12 bulan dengan tanpa bulan kering terdapat di wilayah Kabupaten Cianjur

yang berada pada ketinggian lebih dari 1.000 m dpl dari lereng volkan

Pangrango-Gede.

Menurut klasifikasi Iklim Koppen, Kabupaten Cianjur umumnya bertipe

iklim Af a (iklim hujan tropik selalu basah), kecuali sebagian wilayah kecamatan

Cidaun beriklim Am dan wilayah Gunung Gede beriklim (iklim sedang berhujan

selalu basah). Keadaan curah hujan di Kabupaten Cianjur menurut klasifikasi

Schmidt dan Ferguson termasuk pada iklim basah yaitu Tipe A dan Tipe B dan

sebagian kecamatan mempunyai Tipe C dan Tipe D.

4.2.2. Bahan Induk Tanah

Bahan induk tanah adalah material yang berkembang dari tanah, dan

mungkin batu yang telah membusuk di tempat, atau materi yang telah disetorkan

oleh angin, air, atau es. Komposisi kimia dari karakter dan bahan induk

memainkan peran penting dalam menentukan sifat-sifat tanah, terutama selama

tahap awal pengembangan.

Bahan induk tanah di wilayah Kabupaten Cianjur sebagian besar

terbentuk dari batuan beku dan sedimen. Tanah-tanah yang sebarannya luas yaitu

tanah latosol dan podsolik. Sifat dari bahan induk dengan nyata dapat

mempengaruhi ciri-ciri pada tanah, baik itu tanah muda maupun dewasa. Bahan

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/

Page 3: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Wilayah Administrasi · yang didasarkan pada ciri dan kenampakan khas, baik dari bentuk gunung, perbukitan, kemiringan lereng maupun pola alirannya

34

induk dapat berasal dari batuan beku, batuan endapan, matuan metamorfosa dan

bahan induk organik.

4.2.3. Topografi

Topografi adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah.

Topografi mempengaruhi proses pembentukan tanah dengan cara:

• Mempengaruhi jumlah air hujan yang meresap atau di tahan oleh massa tanah

• Mempengaruhi dalamnya air tanah

• Mempengaruhi besarnya erosi

• Mengarahkan gerakan air tanah beserta bahan-bahan yang terlarut di dalamnya

dari suatu tempat ke tempat lainnya

Wilayah Kabupaten Cianjur terletak di kaki Gunung Gede dengan

ketinggian 7-2.962 meter di atas permukaan laut. Secara geografis wilayah ini

terbagi dalam 3 bagian yaitu Cianjur bagian utara, bagian tengah, dan bagian

selatan.

Tabel 6. Kemiringan Lereng dan Satuan Morfologi

No.Bentuk Lereng

Kemiringan Lereng

Satuan Morfologi

Wilayah(%) ()

1. Datar 0-5 0-3 Dataran Sukaresmi, Cikalongkulon, Cianjur, Ciranjang, Haurwangi, Bojongpicung, Cibeber, Pagelaran, Tanggeung, Kadupandak, Cijati dan sepanjang pantai Agrabinta dan Cidaun

2. Landai 5-15 3-8,5 Perbukitan berlelief halus

Utara Pacet, Warungkondang, Takokak, sebelah barat dan timur Sindangbarang, Cidaun

3. Sedang 15-30 8,5-17 Perbukitan berlelief sedang

Utara Mande, selatan Kadupandak, selatan Cibeber

4. Agak Kasar

30-50 17-27 Perbukitan berlelief agak kasar

Takokak, bagian utara dan selatan Kadupandak, bagian utara Sukanagara, Agrabinta, utara Cidaun, selatan Pagelaran, sebelah barat Tanggeung

5. Kasar 50-70 27-36 Perbukitan berlelief kasar

Sebelah selatan Sukaresmi, selatan Bojongpicung, Sukanagara, sebelah timur Takokak, Cikadu

6. Sangat Kasar

> 70 > 36 Perbukitan berlelief sangat kasar

Bagian Timur Pagelaran, bagian selatan dan utara Kadupandak, Karangtengah

Sumber : Dishutbun Kab. Cianjur, 2010

Cianjur bagian utara merupakan dataran tinggi terletak di kaki Gunung

Gede dengan ketinggian 2.962 meter, sebagian besar ini merupakan daerah

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/

Page 4: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Wilayah Administrasi · yang didasarkan pada ciri dan kenampakan khas, baik dari bentuk gunung, perbukitan, kemiringan lereng maupun pola alirannya

35

dataran tinggi pegunungan dan sebagian lagi merupakan dataran yang

dipergunakan untuk areal perkebunan dan persawahan, meliputi 16 kecamatan :

Cianjur, Cilaku, Warungkondang, Gekbrong, Cibeber, Karangtengah, Sukaluyu,

Ciranjang, Bojongpicung, Mande, Cikalongkulon, Cugenang, Sukaresmi,

Cipanas, Pacet dan Haurwangi.

Cianjur bagian tengah merupakan daerah berbukit-bukit kecil dikelilingi

dengan keadaan struktur tanahnya labil sehingga sering terjadi tanah longsor dan

daerah inipun merupakan daerah gempa, dataran lainnya terdiri dari areal

perkebunan dan persawahan, meliputi 9 kecamatan : Sukanagara, Takokak,

Campaka, Campaka Mulya, Tanggeung, Pagelaran, Leles, Cijati dan Kadupandak.

Cianjur bagian selatan merupakan dataran rendah akan tetapi terdapat

banyak bukit-bukit kecil yang diselingi oleh pegunungan yang melebar sampai ke

daerah pantai Samudera Indonesia. Areal perkebunan dan persawahannya tidak

begitu luas, meliputi 7 kecamatan : Cibinong, Agrabinta, Sindangbarang, Cidaun ,

Naringgul, Cikadu dan Pasirkuda.

Keadaan topografi Kabupaten Cianjur dibagi menjadi beberapa satuan

yang didasarkan pada ciri dan kenampakan khas, baik dari bentuk gunung,

perbukitan, kemiringan lereng maupun pola alirannya. Perbedaan ini umumnya

disebabkan oleh perbedaan jenis dan macam batuam, struktur geologi, ketahanan

batuan terhadap proses geodinamik serta vegetasi penutupnya.

Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih

mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini

disebabkan perlakukan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman

karet dan dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan melalui

perbaikan sifat fisiknya. Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh

tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua bahkan pada tanah gambut

< 2 meter. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama

struktur, tekstur, solum, kedalam air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat

kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah.

Dilihat dari sifat morfologisnya yang didasakan kepada azas-azas

terjadinya tanah dan relasi antara tanah, tanaman dan aktifitas manusia, maka jenis

tanah dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/

Page 5: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Wilayah Administrasi · yang didasarkan pada ciri dan kenampakan khas, baik dari bentuk gunung, perbukitan, kemiringan lereng maupun pola alirannya

36

Tabel 7. Jenis Tanah menurut Sistem Klasifikasi dan Lokasi Kecamatan

No.Sistem Dudal/

Soeparaptohardjo(1957-1961)

Modifikasi Sistem D/S

(1978)

FAO/Unesco(1970)

USDA(1975)

Kecamatan

1. Aluvial Aluvial Fluvisol Entisol Pacet, Cugenang, Sukaresmi, Naringgul, Cianjur, Cilaku

2. Andosol Andosol Andosol Inceptisol Pagelaran, Tanggeung3. Brown Forest

SoilBrunizem Cambisol Inceptisol Campaka, Sukanagara,

Takokak, Cugenang4. Grumusol Grumusol Vertisol Vertisol Cikadu, Cibining5. Latosol Cambisol Cambisol Inceptisol Sukanagara,

CampakamulyaLatosol Nitosol Ultisol Cikalongkulon, MandeOxisol/Laterik

Ferrasol Oxisol Bojongpicung, Ciranjang, Haurwangi, Karangtengah, Sukaluyu

6. Litosol Litosol Litosol Entisol Uthic

Cikalongkulon, Mande

7. Podsolik Merah Kuning

Podsolik Acrisol Ultisol Cibinong, Agrabinta, Sindanbarang, Kadupandak, Cikadu

Aenosol Aenosol Entisol Tanggeung, Cidaun, Naringgul

8. Renzina Renzina Renzina Rendoll WarungkondangSumber : Dishutbun Kab. Cianjur, 2010

4.3. Sosial dan Ekonomi

4.3.1. Kependudukan

Dari sebanyak 2.098.644 orang penduduk di Kabupaten Cianjur, terbagi ke

dalam 579.792 kepala keluarga (KK), dalam setiap kepala keluarga memeiliki

anggota keluarga sebanyak 3-4 orang (termasuk kepala keluarga). Dari jumlah KK

yang ada, kepala keluarga yang memiliki pekerjaan sebanyak 437.955 orang KK

(75,54%) dan kepala keluarga yang tidak meliki pekerjaan sebanyak 141.797

orang KK (24,46%). Berdasarkan domosili keluarga pada wilayah pembangunan,

maka keluarga yang berdomisili di Wilayah Pembanguan Utara (WPU)

merupakan yang terbanyak yakni 360.267 orang KK (62,14%), sedangkan di

WPT sebanyak 110.390 orang KK (19,04%) dan WPS sebanyak 109.135 orang

KK (18,82%).

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan jumlah kepala

keluarga, maka jumlah kelapa keluarga yang bekerja dan tidak bekerja juga

memiliki proporsi yang setara, dimana di WPU dengan jumlah penduduk dan

kepala keluarag terbanyak dibandingkan WP lainnya. Sehingga dapat diasumsikan

bahwa proporsi dan prosentase kelapa keluarga tidak bekerja lebih banyak di

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/

Page 6: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Wilayah Administrasi · yang didasarkan pada ciri dan kenampakan khas, baik dari bentuk gunung, perbukitan, kemiringan lereng maupun pola alirannya

37

masing-masing wilayah pembangunan meliputi WPU 32,66%, WPS 21,77% dan

WPT 25,12%.

Tabel 8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Bidang Usaha Utama

No. Bidang Usaha Utama Laki-laki Perempuan Total

1 Pertanian (termasuk perkebunan) 345.836 155.520 501.3562 Pertambangan/Galian 1.220 0 1.2203 Industri 35.756 14.204 49.9604 Listrik, Gas dan Air 1.336 0 1.3365 Konstruksi 30.876 0 30.8766 Perdagangan 79.324 47.576 126.9007 Transport dan Komunikasi 52.196 0 52.1968 Keuangan 3.340 1.336 4.6769 Jasa 43.132 10.224 53.356

Jumlah 593.016 228.860 821.876Sumber : Dinas Pertanian Kab. Cianjur, 2007

Tingkat kemajuan perekonomian masyarakat di suatu wilayah perdesaan

sangat ditentukan oleh kualitas semberdaya manusia di wilayah yang

bersangkutan. Pada tahun 2007, sekitar 75% penduduk di setiap kecamatan di

wilayah Kabupaten Cianjur hanya tamat sekolah dasar (SD) yang menyebabkan

kompetensi dan kualitas SDM serta tingkat kemajuan ekonomi tergolong relatif

rendah. Kondisi ini juga menyebabkan daya saing atau daya penyesuaian diri

masyarakat secara keseluruhan terhadap perubahan relatif kurang mantap dan

seringkali kalah cepat dibandingkan dengan kecepatan perubahan itu sendiri.

Tabel 9. Jumlah Penduduk dan Status Pekerjaan pada Wilayah Pembangunan Utara di Kabupaten Cianjur.

No. KecamatanJumlah Penduduk Status Pekerjaan

Laki-laki

Perempuan Jumlah BekerjaTidak

BekerjaJumlah

1. Cianjur 33.600 4.227 37.827 32.314 5.513 37.8272. Cilaku 21.065 1.848 22.913 15.767 7.146 22.9133. Warungkondang 14.752 2.612 17.364 11.362 6.002 17.3644. Cibeber 28.669 4.030 32.699 26.858 5.841 32.6995. Ciranjang 20.264 3.056 23.320 17.446 5.874 23.3206. Sukaluyu 16.224 2.010 18.234 14.007 4.227 18.2347. Bojongpicung 25.331 3.819 29.150 19.540 9.610 29.1508. Karangtengah 29.094 3.249 32.343 23.747 8.596 32.3439. Mande 16.291 1.788 18.079 15.320 2.759 18.079

10. Pacet 18.969 3.287 22.256 19.667 2.589 22.25611. Sukaresmi 17.766 1.975 19.741 16.058 3.683 19.74112. Cugenang 22.039 3.442 25.481 19.391 6.090 25.48113. Cikalongkulon 20.567 3.020 23.481 18.477 5.110 23.58714. Cipanas 21.681 2.423 24.104 20.961 3.143 24.10415. Gekbrong 11.396 1.773 13.169 10.927 2.242 13.169

Jumlah 317.108 42.559 360.267 281.842 78.425 360.267Rata-rata 21.141 2.838 - 18.791 5.228 -

(%) 88,17 11,83 100,00 78,23 21,77 100,00Sumber : Dinas Pertanian Kab. Cianjur, 2007

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/

Page 7: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Wilayah Administrasi · yang didasarkan pada ciri dan kenampakan khas, baik dari bentuk gunung, perbukitan, kemiringan lereng maupun pola alirannya

38

4.3.2. Perekonomian Wilayah

Berdasarkan distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto atas

dasar harga berlaku Kabupaten Cianjur tahun 2009, sektor pertanian masih

memberikan kontribusi yang paling besar yaitu sebesar 38,58%. Pendapatan

sektor pertanian ini 29,61% berasal dari sumbangan sub sektor tanaman bahan

makanan, dan sisanya dari sub sektor pertanian lainnya. Sektor kedua yang

memberikan kontribusi pendapatan yang cukup besar adalah sektor perdagangan,

hotel dan restoran yaitu sebesar 25,52% yang berasal dari sumbangan sub sektor

perdagangan besar dan kecil sebesar 19,14%, hotel 0,79% dan restoran 5,59%.

Sektor yang paling sedikit memberikan sumbangannya bagi Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten Cianjur adalah sub sektor pertambangan dan

penggalian yaitu sebesar 0,14%. Nilai total PDRB Kabupaten Cianjur tahun 2009

bila dibandingkan dengan nilai total PDRB tahun 2008, terjadi peningkatan

dengan nilai laju pertumbuhan PDRB sebesar 7,19% (Badan Pusat Statistik,

2010).

Tabel 10. Laju dan Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Cianjur Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2009

No. Lapangan Usaha2008 2009

Laju Distribusi Laju Distribusi1 Pertanian 5,97 39,35 5,08 38,58

- Tanaman Bahan Makanan 4,19 29,95 5,97 29,61- Perkebunan 14,82 0,91 3,21 0,87- Peternakan 8,71 5,92 1,39 5,60- Kehutanan 12,89 0,25 3,11 0,24- Perikanan 20,33 2,33 4,03 2,26

2 Pertambangan dan Penggalian 17,79 0,14 5,23 0,143 Industri Pengolahan 19,42 3,03 4,43 2,954 Listrik, Gas dan Air Bersih 10,96 1,05 11,30 1,095 Bangunan 16,73 3,55 6,55 3,536 Perdagangan, Hotel dan Restoran 18,22 24,70 10,72 25,527 Pengangkutan dan Komunikasi 24,58 11,04 2,49 10,558 Keuangan, Persewaan dan Jasa 12,90 4,85 1,01 4,579 Jasa-jasa 20,12 12,29 14,02 13,08

PDRB 13,56 100,00 7,19 100,00Sumber : BPS Kab. Cianjur (2010)

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/