its-undergraduate-7942-3102100075-bab1

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini pembangunan semakin meningkat baik di desa maupun di kota–kota. Pembangunan itu berupa pembangunan gedung, jalan, maupun pembangunan jembatan. Struktur yang digunakannya pun beraneka ragam. Mulai dari beton cor di tempat, beton pracetak hingga beton pratekan pun sudah banyak digunakan Beton bertulang merupakan sistem struktur yang umum dipakai pada bangunan sipil. Beton bertulang menggabungkan dua komponen material yaitu beton dan besi tulangan. Pekerjaan beton bertulang berkaitan dengan pekerjaan pembesian yang merupakan faktor terpenting dalam beton bertulang selain mutu beton itu sendiri. Komponen struktur untuk bangunan untuk bangunan gedung mempunyai nilai yang cukup besar, bahkan diperaturan pemerintah untuk perkiraan komponen struktural adalah diambil sebesar 70% dari nilai bangunan (Kepmendagri 332 tahun 2002). Dari komponen struktur tersebut besi bertulang merupakan material yang mempunyai nilai yang signifikan sehingga perlu untuk mendapatkan cukup perhatian. Waste level material besi pada suatu proyek konstruksi mencapai 11–15% (Basid,2006). Limbah material besi ini bisa berasal dari sisa potongan besi, besi yang tidak digunakan akibat kesalahan pabrikasi dan juga besi yang tidak digunakan akibat perubahan desain. Pabrikasi pembesian meliputi pemotongan, pembengkokan, dan perakitan. Pelaksanaan pekerjaan tersebut bergantung pada shop drawing (gambar kerja) yang dibuat oleh kontraktor. Kegiatan shop drawing biasanya dilakukan oleh sumberdaya manusia kontraktor dengan tingkatan site engineer atau mandor yang sebagian besar mempunyai kualifikasi pendidikan D3 atau STM.

Upload: tuduk

Post on 21-Jun-2015

115 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ITS-Undergraduate-7942-3102100075-bab1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini pembangunan semakin meningkat baik di desa maupun di kota–kota. Pembangunan itu berupa pembangunan gedung, jalan, maupun pembangunan jembatan. Struktur yang digunakannya pun beraneka ragam. Mulai dari beton cor di tempat, beton pracetak hingga beton pratekan pun sudah banyak digunakan

Beton bertulang merupakan sistem struktur yang umum dipakai pada bangunan sipil. Beton bertulang menggabungkan dua komponen material yaitu beton dan besi tulangan. Pekerjaan beton bertulang berkaitan dengan pekerjaan pembesian yang merupakan faktor terpenting dalam beton bertulang selain mutu beton itu sendiri.

Komponen struktur untuk bangunan untuk bangunan gedung mempunyai nilai yang cukup besar, bahkan diperaturan pemerintah untuk perkiraan komponen struktural adalah diambil sebesar 70% dari nilai bangunan (Kepmendagri 332 tahun 2002). Dari komponen struktur tersebut besi bertulang merupakan material yang mempunyai nilai yang signifikan sehingga perlu untuk mendapatkan cukup perhatian.

Waste level material besi pada suatu proyek konstruksi mencapai 11–15% (Basid,2006). Limbah material besi ini bisa berasal dari sisa potongan besi, besi yang tidak digunakan akibat kesalahan pabrikasi dan juga besi yang tidak digunakan akibat perubahan desain.

Pabrikasi pembesian meliputi pemotongan, pembengkokan, dan perakitan. Pelaksanaan pekerjaan tersebut bergantung pada shop drawing (gambar kerja) yang dibuat oleh kontraktor. Kegiatan shop drawing biasanya dilakukan oleh sumberdaya manusia kontraktor dengan tingkatan site engineer atau mandor yang sebagian besar mempunyai kualifikasi pendidikan D3 atau STM.

Page 2: ITS-Undergraduate-7942-3102100075-bab1

Seperti yang telah diketahui sebagian besar sumber daya manusia pada suatu proyek konstruksi yang ada saat ini tidak begitu memahami masalah pembesian. Mereka mendasarkan pengetahuan mereka pada pengalaman dan apa yang telah mereka lihat, padahal apa yang mereka lihat belum tentu benar. Sehingga jika terjadi permasalahan dalam pembesian tersebut, mereka mengalami kesulitan untuk menyelesaikannya. Karena itu suatu metoda pembelajaran dapat dipelajari sendiri dengan mudah dan cepat mengenai shop drawing pembesian sangat diperlukan.

Pada saat ini, terdapat sebuah metoda pembelajaran yang tidak memerlukan tatap muka. Sistem pembelajaran ini memanfaatkan internet sebagai sarana interaksi dalam sistem perkuliahan, baik pengaksesan materi, diskusi, pengerjaan ujian, dan kegiatan lainnya, yang selanjutnya disebut dengan sistem pendidikan jarak jauh.

Pendidikan jarak jauh adalah sekumpulan metoda pengajaran dimana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik maupun jarak non-fisik. Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternatif pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Pada sistem pendidikan pelatihan ini tenaga pengajar dan peserta didik tidak harus berada dalam lingkungan geografi yang sama.

Di luar negeri, khususnya di negara maju, pendidikan jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari oleh semua orang. Beberapa tahun yang lalu pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat, atau dilengkapi dengan materi audio dan video. Saat ini hampir seluruh program distance learning di Amerika, Australia dan Eropa dapat juga diakses melalui internet. Bahkan studi yang dilakukan oleh Amerika, menyatakan bahwa computer based learning sangat efektif, memungkinkan 30% pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat, dan 30% biaya lebih murah.

Page 3: ITS-Undergraduate-7942-3102100075-bab1

Pada perkembangannya, suatu website digunakan tidak hanya sebagai pusat informasi, melainkan juga digunakan sebagai media interaksi beberapa pengguna, sebagai contoh, suatu pengguna dapat memberi masukan ke suatu website, dimana masukan tersebut akan mempengaruhi informasi yang nantinya akan diakses oleh pengguna lain.

Proses pembuatan bar bending schedule saat ini masih dilakukan secara manual oleh kontraktor, sehingga akan memerlukan waktu yang cukup lama dan kurang efisien. Berdasarkan latar belakang diatas maka dirasa perlu untuk membuat suatu perangkat atau alat yang mampu memingkatkan kemampuan sumberdaya manusia yang dapat diakses kapan saja dari lokasi (proyek) yang berbeda yaitu berupa “Web Based Training” dan mampu mempermudah proses pembuatan bar bending schedule dengan berbasiskan database berupa “Bar Bending Otomatis”. Perangkat tersebut bertujuan untuk mempermudah pekerja belajar mengenai shop drawing pembesian dan juga mempercepat pembuatan Bar Bending Schedule. Program Web Based Training tersebut berisi semua pengetahuan dan simulasi mengenai shop drawing pembesian untuk struktur gedung. 1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam tugas akhir ini meliputi : 1. Bagaimana merancang sistem informasi WBT shop drawing

pembesian untuk para pekerja konstruksi yang berbasis komputer; sehingga dapat memudahkan dalam pembelajaran mengenai pembesian dan pencarian data sehingga dapat menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan.

2. Menghitung kebutuhan tulangan pada proyek yang dijadikan studi kasus dengan melakukan uji coba menggunakan aplikasi tersebut.

3. Melakukan pengujian validasi dari aplikasi tersebut dengan membandingkan hasil perhitungan aplikasi dengan hitungan manual.

Page 4: ITS-Undergraduate-7942-3102100075-bab1

1.3. Tujuan

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini meliputi : 1. Merancang sistem informasi WBT shop drawing pembesian

untuk para pekerja konstruksi yang berbasis komputer; sehingga dapat memudahkan dalam pembelajaran mengenai pembesian dan pencarian data sehingga dapat menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan.

2. Melakukan uji coba perhitungan kebutuhan tulangan pada proyek yang dijadikan studi kasus dengan menggunakan aplikasi tersebut.

3. Mendapatkan hasil pengujian validasi dari aplikasi tersebut dengan membandingkan hasil perhitungan aplikasi dengan hitungan manual.

1.4. Batasan Masalah

Untuk menghindari timbulnya penyimpangan pembahasan dari permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka perlu dibuat pembatasan masalah. Batasan-batasan masalah yang perlu digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Shop drawing yang dibahas adalah shop drawing pembesian

pada struktur bangunan gedung beton bertulang (kolom, balok, pelat, dinding, tangga dan pondasi).

2. Pengetahuan yang akan dimaksud adalah semua ketentuan yang berkaitan dengan shop drawing pembesian baik itu mengenai detail penulangan (selimut beton, jarak antar tulangan, pemberhentian dan pembengkokan tulangan, panjang penyaluran, dan sambungan lewatan), serta prinsip penulangan struktur.

3. Peraturan yang digunakan adalah: a. SNI 03-2847-2002 b. SK SNI T-15-1991-03 c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 d. ACI 318-1999 e. ACI 315-99

Page 5: ITS-Undergraduate-7942-3102100075-bab1

f. BS 8666-2005 4. Rancangan aplikasi yang diperoleh berupa Web Based

Training. 1.5. Organisasi Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penyelesaian tugas akhir ini, maka akan ditampilkan beberapa bab yang dibuat secara urut dan sistematis serta diberikan table dan gambar dalam rangka mendukung penjelasan yang ada.

Bab I Pendahuluan. Bab ini menjelaskan mengenai hal-hal yang mendasari dibuatnya tugas akhir ini. Hal-hal yang dimaksud yaitu: latar belakang penulisan tugas akhir ini, permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini, tujuan yang dicapai dalam penulisan tugas akhir ini, batasan studi dalam tugas akhir ini untuk menghindari ketidaksesuaian dengan tujuan pembuatan, serta organisasi penulisan yang mengutarakan gambaran umum pengerjaan tugas akhir ini.

Bab II Dasar Teori. Bab ini menguraikan teori-teori yang dijadikan acuan dalam penyelesaian permasalahan tugas akhir ini. Teori-teori yang disajikan disini antara lain shop drawing pembesian (definisi, informasi dalam shop drawing , sistem shop drawing , sistem notasi dan tanda batang tulangan dalam shop drawing , daftar-daftar dalam shop drawing pembesian, daftar bengkokan batang tulangan, detail penulangan dan prinsip dasar penulangan), sistem informasi (definisi, tujuan, komponen sistem informasi, dan pendekatatan analisis dan perancangan sistem informasi), Web Based Training (definisi, karekteristik, keunggulan dan kelemahan, macam, dan prosedur pembuatan WBT), PHP dan MySQL (pengenalan PHP, kelebihan PHP, lingkungan kerja PHP, dan MySQL), serta semua literatur yang mendukung penyelesaian tugas akhir ini.

Bab III Metodologi. Bab ini menjelaskan secara urut dan sistematis langka-langkah kerja yang hendak dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir ini. Penyusunan langkah kerja ini juga

Page 6: ITS-Undergraduate-7942-3102100075-bab1

dilengkapi dengan data-data dan metode-metode apa saja yang akan diperlukan untuk mempermudah penyelesaiannya.

Bab IV Rancangan Kebutuhan Sistem Informasi WBT Shop drawing Pembesian. Pada bab ini akan dilakukan perencanaan WBT (struktur organisasi sistem WBT dan keluaran yang dihasilkan oleh WBT), alur pekerjaan pembesian pada proyek konstruksi, rancangan kebutuhan web based training dan aplilasi bar bending schedule.

Pembesian dan juga desain arsitektur sistem informasi (arsitektur aplikasi dan arsitektur jaringan), sistem pendukung aplikasi (bahasa pemrograman, web server, dan database engine),.

Bab V Perancangan Sistem Informasi WBT Shop drawing Pembesian dan BBS. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem (arsitektur sistem informasi (aplikasi dan jaringan), sistem pendukung aplikasi (bahasa pemrograman, web server, dan database engine), hierarki rancangan sistem WBT, Data Flow Diagram, perancangan database, perancangan interface, dan juga implementasi program

Bab VI Studi kasus. Bab ini berisi penjelasan mengenai hasil pengujian dari aplikasi apakah telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proyek yang digunakan untuk menguji aplikasi ini adalah proyek rds. Dr Moh. Soewandhie Surabaya

Bab VI Kesimpulan dan Saran. Dalam bab terakhir ini, akan diberikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan hasil uji coba dari aplikasi. Serta akan diberikan saran jika dirasa perlu untuk kesempurnaan tugas akhir ini.