it 20 - pengendalian vektor, insektisida dan resistensi - dal - blok 10 - 2015

53
PENGENDALIAN VEKTOR ,INSEKTISIDA DAN RESISTENSI dr. Dalilah, MKes

Upload: agungbudipamungkas

Post on 11-Dec-2015

303 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

IT Cacing

TRANSCRIPT

PENGENDALIAN VEKTOR ,INSEKTISIDA DAN RESISTENSI

dr. Dalilah, MKes

DASAR-DASAR PENGENDALIAN SERANGGA

KONSEP PENGENDALIAN : TINDAKAN BIJAKSANA YANG

DILAKUKAN OLEH MANUSIA UNTUK

MENGENDALIKAN POPULASI SERANGGA SEDEMIKIAN

RUPA SEHINGGA TIDAK MENIMBULKAN

KERUGIAN PD MANUSIA, TERNAK DAN HEWAN

PIARAAN.

FILOSOFI : TINGGALKAN CARA PEMBERANTASAN, TAPI PENGENDALIAN

STRATEGI : SEDAPAT MUNGKIN

DAPAT DIUPAYAKAN MENYERANG SERANGGA PD STADIUM

YG PALING RAWAN,

LOKASI DAN WAKTU DIMANA SERANGGA PALING

BANYAK BERKUMPUL.

SIFAT PENGENDALIAN :

1. Efektif 2. Murah 3. Mudah 4. Aman 5. Dapat diterima masyarakat.

PENGENDALIAN (CONTROL)Utk mengurangi populasi shg tdk

berarti sbg penular penyakit atau pengganggu

1. Alami (Natural control)2. Buatan (Applied/Artificial)

NATURAL CONTROLIklim, topografi, musuh alam

(predator), penyakit seranggaIklim panas, udara kering, tanah

tandus tdk baik utk perkembangan serangga

Banyak sinar matahari & angin kencang mengganggu populasi

Penyakit serangga: parasit, jamur, bakteri, virus

Burung , Katak, Cicak pemakan serangga

APPLIED/ARTIFICIAL CONTROLPengendalian dg usaha manusia Lingkungan (Environmental) Mekanik (Mechanical) Fisik (Physical) Kimiawi (Chemical) Biologi (Biological) Genetik (Genetical) Peraturan (Legal control)

ENVIRONMENTAL CONTROLA. Memodifikasi lingkungan :

Aman, tidak merusak lingkungan dan keseimbangan alam tetapi harus dilakukan terus menerus

Contoh : pengaturan sistem irigasi, pengubahan rawa menjadi sawah, penimbunan tempat-tempat yang tergenang air

Perlu banyak tenaga, dana & pengertian masyarakat

B. Manipulasi LingkunganPembersihan dan pemeliharaan

lingkungan sehingga tidak menjadi tempat perindukan serangga/vektorContoh : melestarikan tanaman bakau untuk membatasi perindukan An. Sundaicus

Membuang tanaman air tempat perindukan Mansonia

MECHANICAL CONTROL

Memakai alat yang langsung dapat membunuh , menangkap, menghalau menyisir, mengeluarkan serangga:

1. Tangan2. Kawat kasa, mis Wire netting3. Perangkap, mis Fly paper

PHYSICAL CONTROL

Menggunakan alat fisika berupa pemanasan, pembekuan, penyinaran cahaya,

Contoh :• Alat listrik, suara, anginLampu kuning, biruLight trap

CHEMICAL CONTROL

Menggunakan bahan kimia berkhasiat membunuh serangga atau sekedar menghalau. Cth :

InsektisidaRepellent+ Serentak, Sementara, dengan

cakupan yang luas

- Resistensi dan pencemaran

BIOLOGICAL CONTROLPredatorNimfa Odonata, Ikan TempaloPenyakit sebagai pengendalian

larvaTungau air Arrenurus madarasziBacillus thuringensis Jamur Coelomycetes stegomyiaeVirus PolyhedrosisRickettsia culicia

GENETICAL CONTROLPopulasi berbahaya digantiSterile male technique dengan

menggunakan bahan kimia, radiasi Cobalt 60 , mengawinkan antar strain nyamuk atau serangga antar spesies.

LEGAL CONTROLMan made breeding placesKarantina mencegah

tersebarnya serangga berbahaya dari satu daerah ke daerah lain

Undang-undang pengendalian lingkungan hidup

INSEKTISIDAPengertian Insektisida

Kata insektisida secara harfiah berarti pembunuh serangga, yang berasal dari kata “insekta” = serangga dan kata latin “cida”= pembunuh.

Insektisida secara umum adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh serangga pengganggu (hama serangga). Insektisida merupakan salah satu jenis dari pestisida (pembunuh hama).

Klasifikasi Insektisida

Menurut cara kerja atau distribusinya didalam tanaman dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut:

Insektisida Sistemik Insektisida sistemik diserap oleh

bagian-bagian tanaman melalui stomata, meristem akar, lentisel batang dan celah-celah alami. Selanjutnya insektisida akan melewati sel-sel menuju ke jaringan pengangkut baik xylem maupun floem.

Insektisida Non-sistemik Insektisida non sistemik tidak dapat diserap oleh

jaringan tanaman, tetapi hanya MENEMPEL pada bagian luar tanaman. Lamanya residu insektisida yang menempel pada permukaan tanaman tergantung jenis bahan aktif (berhubungan dengan presistensinya), teknologi bahan dan aplikasi.

Insektisida Sistemik Lokal Insektisida ini hanya mampu diserap oleh

jaringan DAUN akan tetapi tidak dapat ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya (efek translaminar).

INSEKTISIDA MENURUT DAYA KERJA-nya : Repelensia : Diethyl-meta-toluamida (DEET),

Di-N-Propyl Isocinchomeronate

Chemosterilansia Insect Growth Regulator (IGR) : Methoprene,

Fenoxycarb,

Cyromazine, Diflubenzure, Lofenoron.

Antifeedant/JebakanPembunuhAtrachtansia : FEROMON

Menurut cara masuknya insektisida kedalam tubuh SERANGGA dibedakan menjadi 3 kelompok sebagai berikut:

Racun Lambung (racun perut) Racun lambung atau perut adalah

insektisida yang membunuh serangga sasaran dengan cara masuk ke pencernaan melalui makanan yang mereka makan.

Racun Kontak Racun kontak adalah insektisida yang

masuk kedalam tubuh serangga melalui kulit, celah/lubang alami pada tubuh (trachea) atau langsung mengenai mulut si serangga. Serangga akan mati apabila bersinggungan langsung (kontak) dengan insektisida tersebut.

Racun Pernafasan Racun pernafasan adalah insektisida yang

masuk melalui trachea serangga dalam bentuk partikel mikro yang melayang di udara. Serangga akan mati bila menghirup partikel mikro insektisida dalam jumlah yang cukup. Kebanyakan racun pernafasan berupa gas, asap, maupun uap dari insektisida cair.

CARA MASUK INSEKTISIDA DALAM TUBUH SERANGGA melalui :1. Dinding Tubuh /Kontak 2. Saluran

Pencernaan

3. Saluran Pernafasan

Macam-Macam Insektisida :

1. An-Organik : sulfur, lime sulfur, arsen, kalsium sianida

2. Organik Alami : Nikotin, Rotenon, Pyrethrin

3. Organik Sintetik:a. Pyrethroid (Pyrethrin sintetik)

contoh : Allethrin, Resmethrin, Tetramethrin, Permethrin, Cyfluthrin, Cypermethrin.

b.Carbamate : Carbaryl, Methomyl, Propoxur

c. Organophosphate : contoh :Derivat Alifatic : DDVP, Trichlorfon Derivat Phenyl : Cythionate,Fenthion, Derivat Heterosiklik : Chlorpyrifos, Coumaphos

d. Organoklorin : DDT, aldrin, lindane

MACAM-MACAM FORMULASI INSEKTISIDA :A.Cair : - Solution (S) - Emulsifiable Consentrates (EC) - Injeksi B. Kering : 1. Serbuk / dust (d) 2. Granula/butiran (g) 3. Wettabel Powder (WP) 4. KoiL 5. Dry bait /umpan kering 6. Mat 7. Dry fumigant / kalung 8. Briquet / kepingan 9. Plastic slow release / ear tag,

medali 10. Shampho, sabun, lotion, 11. Feed additive/Bolus 12. Pasta, tablet/pellet

KEUNTUNGAN PEMAKAIAN INSEKTISIDA :Cepat menurunkan populasiPraktisRelatif murahAmanDapat diterima oleh masyarakat

KERUGIAN PEMAKAIAN INSEKTISIDA :ToksikTimbul galur resistenResidu dalam makanan/pakanPencemaran lingkunganMatinya organisme bukan sasaranMeledaknya hama sekunder.

Syarat Insektisida Yang BaikMemenuhi persyaratan keamanan terhadap

kesehatan dan lingkungan.b. Tidak mengandung bahan aktif dan bahan

tambahan yang dilarang.c. Harus siap pakai.d. Mencantumkan label/penandaan berisi

informasi yang cukup untuk mencegah terjadinya salah penggunaan termasuk nama produk, nama perusahaan yamg memproduksi, tanda peringatan, petunjuk keamanan dan cara penanggulangan apabila terjadi efek samping.

e. Mencantumkan keterangan tambahan berupa tanggal kadaluarsa, tujuan penggunaan, jumlah dan isi kemasan.

Fogging

Toksisitas INsektisidaToksisitas adalah kemampuan yang

melekat pada suatu bahan kimia yang menggambarkan potensi insektisida untuk menimbulkan kematian langsung (atau bahaya lainnya) pada hewan tingkat tinggi, termasuk manusia.

Toksisitas biasanya dinyatakan dalam suatu nilai yang dikenal sebagai dosis/konsentrasi mematikan pada hewan coba yang dinyatakan dengan lethal dose (LD) atau lethal concentration (LC).

Reaksi Toksistas secara Umum

Iritasi kulit dan selaput mukosa

Rasa terbakar, keringat berlebihan, perubahan warna. Sementara untuk gejala keracunan insektisida pada selaput mata ditandai dengan Iritasi, terbakar, air mata berlebihan

Keracunan insektisida karena inhalasi merupakan yang terbanyak kedua sesudah kontaminasi kulit. Gas dan partikel semprotan yang sangat halus (misalnya, kabut asap dari fogging) dapat masuk keparu-paru, sedangkan partikel yang lebih besar akan menempel di selaput lendir hidung. Bahaya penghirupan insektisida lewat saluran pernafasan juga di pengaruhi oleh LD50insektisida yang terhisap, ukuran partikel dan bentuk fisik insektisida

Pada saluran pencernaan orang yang mengalami gejala keracunan pestisida akan ditandai dengan mulut dan kerongkongan yang terbakar, air ludah yang berlebihan, mual, muntah, perut kejang atau sakit, dan mencret.

RESISTENSI SERANGGA

Resistensi serangga terhadap insektisida adalah kemampuan suatu populasi serangga untuk bertahan terhadap pengaruh insektisida yang biasanya mematikan (WHO 1992)

Resistensi InsektisidaResistensi insektisida

merupakan suatu kenaikan proporsi individu dalam populasi,yang secara genetik memiliki kemampuan untuk tetap hidup meski terpapar satu atau lebih terhadap senyawa insektisida

Resistensi adalah bagian dari proses evolusi, adaptasi jasad pada kondisi lingkungan yang berubah populasi serangga polimorfik terekpose insektisida, individu rentan terbunuh, sedang yang resisten lulus hidup reproduksi menghasilkan populasi resisten.

Resistensi timbul pada semua species, terutama pada hewan-hewan tingkat rendah.

Resistensi juga terjadi pada segala jenis preparasi ( insektisida mikrobia, khemosterilan, antraktan, repellen dan hormon) asal preparasi ini menyebabkan seleksi tinggi pada populasi, resistensi pasti muncul

Sejarah

Serangga yang pertama mengalamiresistensi antara lain : - Kutu San Jose ( Aspidiotus

perniciosus) terhadap sulfur (1929) - Kutu hitam terhadap HCN tahun 1912 - Ngengat “coddling” terhadap timbal

arsenat(1928) - Culex pipien di Italia, Aedes solicitans

di Florida dan Cimex lectularius di Hawai 1947

Faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya resistensi- Faktor genetik - Faktor biolgik- Faktor operasional

Mekanisme Resistensi Serangga Terhadap Insektisida

1. Peningkatan detotifikasi (menjadi tidak beracun) insektisida.

2. Penurunan kepekaan tempat sasaran insektisida pada tubuh serangga .

3. Penurunan laju penetrasi Insektisida kulit atau integumen

Penyebab Timbulnya Resistensi

1. Adanya sistem enzim yang menetralisasi racun

2. Adanya lemak penyerap racun

3. Hambatan penyerapan racun lainnya

Resistensi serangga berdasarkan SIFAT dibagi menjadi :

1. Resistensi bawaan/alami Perubahan gen penyebab mutasi

yang sifatnya turun temurun sehingga diperoleh populasi yang resisten seluruhnya.

Secara mekanisme dibagi 2 :Resistensi fisiologik bawaan dan

Resistensi kelakuan bawaan

Resistensi fisiologik bawaan : daya absorpsi insekstisida yang lambat, detoksifikasi insektisida

Resistensi kelakuan bawaan : perubahan habitat serangga, avoidance (sifat menghindar) dr insektisida tanpa mengubah habitat

2. Resistensi didapatAdaptasi karena timbulnya

toleransi terhadap insektisida yang sebelumnya telah terpapar dengan dosis subletal.

Jenis Resistensi didapat

1. Resistensi silang: jika suatu serangga resisten terhadap suatu insektisida, meluas ke jenis insektisida lain (baik dalam satu golongan ataupun dalam satu seri)

2. Resistensi ganda : resistensi suatu strain tunggal terhadap beberapa jenis insektisida yang berbeda

Deteksi Dan Monitoring1. Perlu dikembangkan metode

pendeteksian yang mudah, cepat, murah dan akurat , sehingga adanya perubahan sifat populasi yang mengarah ke resistesi dapat diketahui lebih awal.

2. Tersedianya metode pendeteksian resistensi yang standar akan menunjang kegiatan monitoring yang terprogram

3. Teknik bio assay (Metode biokimia)

ACTUAL ISSUEResistensi nyamuk Aedes

agyptie terhadap insektisida golongan pyretroid sintetis.

Resistensi serangga terhadap Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT) yang termasuk golongan organoklorin

TERIMA KASIH