issn 1907-7858 pengendalian penyakit keriting daun...

2
ISSN 1907-7858 ISSN 1907-7858 Pendahuluan Di antara OPT utama yang sering menimbulkan kerugian pada usahatani cabai adalah serangan penyakit dengan patogen/ penyebabnya dari golongan virus. Serangan penyakit virus kuning pada tanaman cabai telah menimbulkan kerugian besar bagi petani di daerah- daerah sentra cabai, karena akibat serangan penyakit tersebut dapat menurunkan produksi cabai hingga jauh dari produksi normal. Kehilangan hasil yang diakibatkan oleh virus kuning pada tanaman cabai dapat mencapai antara 20 – 100 %. Upaya pengendalian penyakit ini yang paling utama ditujukan kepada serangga vektor penyakit virus pada tanaman cabai. Selama ini petani masih mengandalkan penggunaan pestisida kimia sintetis, namun bila pemakaiannya tidak bijaksana dikhawatirkan menimbulkan residu pestisida pada produk buah cabai relatif tinggi, biaya produksi meningkat, berbahaya terhadap kesehatan pekerja, juga menyebabkan pencemaran lingkungan hidup. Penyakit virus kuning ini tidak ditularkan melalui biji, tetapi dapat menular melalui penyambungan dan melalui serangga vektor kutu kebul. Kutu kebul (Bemici tabaci ) dapat menularkan geminivirus secara persisten (tetap; yaitu sekali menyerang tanaman yang mengandung virus, maka selamanya dapat menularkan virus). Gejala Serangan Helai daun mengalami “vein clearing”, dimulai dari daun-daun pucuk, berkembang menjadi warna kuning yang jelas, tulang daun menebal dan daun menggulung ke atas (cupping). Infeksi lanjut dari geminivirus menyebabkan daun-daun mengecil dan berwarna kuning terang, tanaman kerdil dan tidak berbuah. Pengendalian Penyakit Keriting Daun Cabai Merah VOLUME V/ NO. 06/2011 Pencegahan dan Pengendalian Usaha pengendalian penyakit virus kuning (khususnya dengan pestisida) terutama ditujukan kepada serangga vektornya, karena sampai saat ini tidak ada pestisida yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian yang dapat mematikan virus. Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit virus kuning pada tanaman cabai, antara lain ; - Pemupukan yang berimbang, yaitu 150-200 kg Urea, 450-500 kg Za, 100-150 kg TSP, 100-150 KCL, dan 20-30 ton pupuk organik per hektar; - Menanam varietas yang agak tahan (karena tidak ada yang tahan) misalnya cabai keriting jenis Bukittinggi ; - Menggunakan bibit tanaman yang sehat (tidak mengandung virus) atau bukan berasal dari daerah terserang ; SERAMBI PERTANIAN VOLUME V/ NO. 06/2011 Oleh Basri AB

Upload: duongdieu

Post on 13-May-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISSN 1907-7858 Pengendalian Penyakit Keriting Daun …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...mengandalkan penggunaan pestisida kimia sintetis, namun bila pemakaiannya tidak

ISSN 1907-7858

ISSN 1907-7858

PendahuluanDi antara OPT utama yang sering

menimbulkan kerugian pada usahatani cabaiadalah serangan penyakit dengan patogen/penyebabnya dari golongan virus. Seranganpenyakit virus kuning pada tanaman cabai telahmenimbulkan kerugian besar bagi petani di daerah-daerah sentra cabai, karena akibat seranganpenyakit tersebut dapat menurunkan produksicabai hingga jauh dari produksi normal. Kehilanganhasil yang diakibatkan oleh virus kuning padatanaman cabai dapat mencapai antara 20 – 100%.

Upaya pengendalian penyakit ini yang palingutama ditujukan kepada serangga vektor penyakitvirus pada tanaman cabai. Selama ini petani masihmengandalkan penggunaan pestisida kimiasintetis, namun bila pemakaiannya tidak bijaksanadikhawatirkan menimbulkan residu pestisida padaproduk buah cabai relatif tinggi, biaya produksimeningkat, berbahaya terhadap kesehatan pekerja,juga menyebabkan pencemaran lingkungan hidup.

Penyakit virus kuning ini tidak ditularkanmelalui bij i, tetapi dapat menular melaluipenyambungan dan melalui serangga vektor kutukebul. Kutu kebul (Bemici tabaci) dapat menularkangeminivirus secara persisten (tetap; yaitu sekalimenyerang tanaman yang mengandung virus,maka selamanya dapat menularkan virus).

Gejala SeranganHelai daun mengalami “vein clearing”, dimulai

dari daun-daun pucuk, berkembang menjadi warnakuning yang jelas, tulang daun menebal dan daunmenggulung ke atas (cupping). Infeksi lanjut darigeminivirus menyebabkan daun-daun mengecil danberwarna kuning terang, tanaman kerdil dan tidakberbuah.

Pengendalian Penyakit Keriting DaunCabai Merah

VOLUME V/ NO. 06/2011

Pencegahan dan PengendalianUsaha pengendalian penyakit virus kuning

(khususnya dengan pestisida) terutama ditujukankepada serangga vektornya, karena sampai saatini tidak ada pestisida yang terdaftar dan diizinkanoleh Menteri Pertanian yang dapat mematikan virus.Langkah-langkah pencegahan dan pengendalianpenyakit virus kuning pada tanaman cabai, antaralain ;

- Pemupukan yang berimbang, yaitu 150-200kg Urea, 450-500 kg Za, 100-150 kg TSP,100-150 KCL, dan 20-30 ton pupuk organikper hektar;

- Menanam varietas yang agak tahan (karenatidak ada yang tahan) misalnya cabaikeriting jenis Bukittinggi ;

- Menggunakan bibit tanaman yang sehat(tidak mengandung virus) atau bukanberasal dari daerah terserang ;

SERAMBI PERTANIAN VOLUME V/ NO. 06/2011

Oleh Basri AB

Page 2: ISSN 1907-7858 Pengendalian Penyakit Keriting Daun …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...mengandalkan penggunaan pestisida kimia sintetis, namun bila pemakaiannya tidak

SERAMBI PERTANIANTerbit setiap bulan. Penerbit : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehPembina : Ir. T. Iskandar, MSi Dewan Redaksi : Nazariah, SP, MSi, Ir. Basri A. Bakar, MSi, Ir. M. Ferizal, MScAlamat Redaksi : Jl. TP. Nyak Makam No. 27 Lampineung Banda Aceh. Telp. (0651) 7551811, Fax. (0651)7552077, Website : nad.litbang.deptan.go.id, Email : [email protected]

ISSN 1907-7858

- Melakukan rotasi / pergiliran tanamandengan tanaman bukan inang virus(terutama bukan dari famili solanaceaeseperti tomat, cabai, kentang, tembakau,dan famili cucurbitaceae seperti mentimun).Rotasi tanaman akan lebih berhasil apabiladilakukan paling sedikit dalam satuhamparan, tidak perorangan, dilakukanserentak tiap satu musim tanam, dan seluasmungkin ;

- Melakukan sanitasi lingkungan, terutamamengendalikan tumbuhan pengganggu/gulma berdaun lebar dari jenis babadotan,gulma bunga kancing, dan ciplukan yangdapat menjadi tanaman inang virus;

- Penggunaan mulsa perak di dataran tinggi,dan jerami di dataran rendah mengurangiinfestasi serangga pengisap daun;

- Eradikasi tanaman sakit, yaitu tanamanyang menunjukkan gejala segera dicabutdan dimusnahkan supaya tidak menjadisumber penularan ke tanaman lain yangsehat.

- Memangkas daun tanaman yang baruterserang dan dimusnahkan.

- Mencukupkan kebutuhan air karenapenyakit ini akan bertambah berat bilakekurangan air.

Untuk mendukung keberhasilan usahapengendalian penyakit virus kuning pada tanamancabai, diperlukan peran aktif para petani dalammengamati/ memantau kutu kebul danpengendaliannya mulai dari pembibitan sampai dipertanaman agar diketahui lebih dini timbulnyagejala penyakit dan penyebarannya dapat dicegah.

Keriting Daun Bisa DiatasiMenurut Yusuf, peneliti BPTP Aceh, penyakit

keriting daun disebabkan oleh banyak faktor sepertikekurangan air, kurang perawatan, kondisi benihdan bibit selama pembibitan.

Agar tanaman terhindar dari penyakit keritingdaun, benih harus direndam dalam larutan fungisidaAgreep selama 3 jam dengan konsentrasi 1 gramperliter air. Kemudian saat tanam, juga dicelupkandalam larutan Agreep yang sudah diaduk rata,dengan konsentrasi 2 gram perliter air. Yang palingpenting adalah mengatur jadwal pemeliharaan

sesuai kondisi tanaman. Kalau kondisi tanamansehat, maka 5 hari setelah tanam perlu disemprotdengan insektisida Buldok dengan konsentrasi 0,5– 1 cc/ liter air, dengan memberi perekat jika cuacamendung.

Selanjutnya bila tanaman terserang makatindakan yang harus dilakukan adalah  sbb :- Bila terserang 15 %, maka dilakukan

penyemprotan secara selektif denganpemberian pupuk daun anti keriting TOCAdengan dosis 1,5 – 2 gram/ liter air. Dan jugadiberikan Pegasus atau Numecin dengankonsentrasi 0,25 – 0,5 cc/ liter air dan diulangikembali setelah 4 hari. Juga memberikan pupukdaun yang dicampur sekaligus.

- Bila tanaman terserang di atas 25 - 30 %, makaharus dilakukan pemangkasan terutama padatanaman yang pertumbuhan vegetatif masihberlangsung (21 – 45 hari). Kemudian disemprot

dengan larutan tadiminimal 2 kali,diulangi setelah 8hari penyemproitanpertama. Tunas-tunas  baru yangkeluar biasanyatidak lagi terserangkeriting daun danbisa memberikan

hasil walaupun tidak maksimal.Menurut Yusuf, pengalaman dengan cara

pemangkasan tersebut dapat menambah umurtanaman cabai atau umur panen sekitar 30 hari.

SERAMBI PERTANIAN VOLUME V/ NO. 06/2011