ispa - ione

34
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK MADYA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT LAPORAN KELUARGA BINAAN ISPA Disusun Oleh: Iwan Hardiyanta H1A 007031 Pembimbing : dr. Rika Hastuti, M.Kes DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

Upload: fryda-buona-yanti

Post on 09-Dec-2015

73 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ispa

TRANSCRIPT

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK MADYA

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN KELUARGA BINAAN

ISPA

Disusun Oleh:

Iwan Hardiyanta

H1A 007031

Pembimbing :

dr. Rika Hastuti, M.Kes

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

PUSKESMAS GUNUNG SARI

KABUPATEN LOMBOK BARAT

2015

I. KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

Data Kasus Pasien dalam Keluarga Binaan

Tanggal 20 April 2015, diisi oleh

Nama : Iwan Hardiyanta

NIM : H1A 007031

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Gunung Sari

Pasien Keterangan

Nama An. Wahyu Hidayat (An. WH)

Anak Tn. Abdulloh dan Ny. Mariatun

Umur / tgl. Lahir 12 tahun / 09-10-2003Alamat Dusun Ireng Lauq, Gunung Sari

Jenis kelamin Laki –lakiAgama Islam

Pendidikan SDPekerjaan Pelajar

Status perkawinan Belum menikahKedatangan ke 1Telah diobati sebelumnya

Belum

Alergi obat -

II. IDENTITAS KELUARGA BINAAN

Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga An.WH. Pasien

merupakan anak kedua dari Ayah (Tn. Abdulloh) dan Ibu (Ny. Mariatun). Keluarga inti

dari An.WH terdiri atas Ayah, Ibu dan satu saudara laki-lakinya. Pemegang keputusan

terhadap keluarga ini adalah Ayah pasien (Tn. Abdulloh). Pasien tinggal dalam satu

rumah di wilayah Dusun Johar Pelita, Kecamatan Gunung Sari bersama dengan Ayah,

Ibu dan saudara laki-lakinya. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh

pada saat kunjungan pertama:

2

Data Anggota Keluarga:

Anggota Keluarga Keterangan

Nama Tn. Abdulloh Ayah Pasien (sebagai

pemegang keputusan serta

yang bertanggung jawab

terhadap keluarga)

Umur 38 tahun

Agama Islam

Pendidikan SD

Pekerjaan Pedagang

Status Menikah

Anggota Keluarga Keterangan

Nama Ny. Mariatun Ibu Pasien

Umur 35 tahun

Alamat Dusun Ireng Lauq, Jatisela

Kecamatan Gunung Sari

Agama Islam

Pendidikan SMP

Pekerjaan IRT

Status Menikah

Anggota Keluarga Keterangan

Nama M. Ridwan Kakak pasien

Umur 17 tahun

Agama Islam

Pendidikan SMK

Pekerjaan Pelajar

Status Belum menikah

3

Kelurga Anak Wahyu Hidayat secara skematis dapat digambarkan dalam pedigree /

ikhtisar keluarga sebagai berikut:

Ikhtisar Keluarga Anak Wahyu Hidayat :

III. DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA

Data kesehatan awal diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan.

Aspek Pemeriksaan

20/04/15

Ayah Ibu Kakak An. WH

BB (kg) 62 58 50 25

TB (cm) 169 156 158 113

TD (mmHg) 130/80 120/70 110/60 -

N (x/mnt) 88 84 80 98

RR( x/mnt) 18 20 18 22

T (ºC) 36,7 36,9 36,5 36,3

4

IV. DATA PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

ANAMNESIS

(dilakukan secara: autoanamnesis dan heteroanamnesis lanjutan dengan pasien dan

orangtua pasien tanggal 20 April 2015 di Rumah Pasien )

Keluhan Utama:

Batuk dan pilek sejak 1 hari yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu pasien mengatakan An. WH mengalami batuk dan pilek sejak 1 hari yang

lalu. Pasien juga dikatakan merasa pusing bersamaan dengan keluhan batuk dan pilek.

Pilek yang dialami pasien berwarna putih encer. Bersin-bersin (+) hingga mengganggu

aktifitas sehari-hari, demam (-), sesak (-). Batuk dikatakan terkadang berdahak, berwarna

keputihan, tidak berwarna kekuningan, kehijauan dan tidak disertai bercak darah. Batuk

dikatakan sepanjang hari dan terdengar keras. Riwayat keringat di malam hari juga

disangkal oleh ibu pasien. Nafsu makan pasien juga dikatakan sedikit menurun semenjak

sakit disertai nyeri saat menelan. Riwayat BAK (+) 3-5 x/hari, warna kekuningan, pasien

tidak mengeluhkan nyeri saat BAK. Riwayat BAB (+) 1 x/hari, konsistensi lunak

berwarna kekuningan, tidak disertai darah maupun BAB berwarna kehitaman.

Riwayat penyakit dahulu

Pasien sudah 2 kali mengalami hal serupa dalam dua bulan terakhir. Riwayat

panas (-), muntah (-). sesak (-), kebiruan (-), kejang (-), trauma (-), riwayat badan kuning

(-).

Riwayat penyakit keluarga

Didapatkan keluarga pasien yang mengalami hal serupa saat ini yaitu ayah dan

ibu pasien. Riwayat asma, batuk lebih dari tiga minggu dan penyakit lainnya dalam

keluarga disangkal.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Ibu mengandung pasien selama 9 bulan, ini merupakan kehamilan yang kedua.

Selama kehamilan ibu tidak pernah sakit. Selama hamil ibu melakukan ANC 4 kali di

Polindes. Riwayat trauma (-), riwayat perdarahan (-), riwayat minum obat-obatan tertentu

5

(-). Ibu melahirkan secara normal, riwayat ketuban pecah dini (-), bayi lahir langsung

menangis, dengan berat badan lahir pasien tidak diingat oleh ibu pasien.

Riwayat Nutrisi

Selama kehamilan ibu makan sebanyak 2-3x perhari dan teratur. Pantangan

makanan selama hamil tidak ada. Pasien mendapatkan ASI Ekslusif sampai umur 6

bulan. Pasien dikatakan mulai diberikan makanan tambahan setelah berusia 7 bulan.

Status Imunisasi

Menurut orang tua pasien, pasien mendapatkan imunisasi lengkap dan sesuai

jadwal di posyandu.

Riwayat Tumbuh Kembang

Riwayat tumbuh kembang pasien sesuai dengan anak – anak seusianya.

PEMERIKSAAN FISIK

Kesan Umum : Sedang

Kesadaran : Compos Mentis

BB : 25 kg

TB : 113 cm

BMI : 20,57 (normal)

Fungsi vital:

Tekanan Darah : -

Nadi : 98 x/mnt

RR : 24 x/menit

T ax : 370 C

Status Generalis

Kepala : kesan normal, bentuk dan ukuran normal, deformitas (-), ubun-ubun

besar normal, sutura normal.

Mata : pupil : reflek cahaya +/+, isokor (+), miosis (-), midriasis (-)

Konjungtiva : anemis (-/-), ikterik (-/-), edema palpebra (-/-)

Telinga : kesan normal, bentuk dan fungsi normal, serumen (-)

Hidung : kesan normal, bentuk dan fungsi normal, pernafasan cuping hidung (-),

konka nasal hiperemis (+/+)

6

Mulut : mukosa bibir kering (-), sianosis (-), karies gigi (+), deviasi lidah (-),

tonsil hiperemis (+), pembengkakan tonsil (-).

Leher : deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-)

Thoraks

Inspeksi : kelainan bentuk (-), pergerakan dinding dada simetris, retraksi dinding

dada (-/-)

Auskultasi : pulmo: vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-)

cor: S1, S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : distensi (-), skar (-), keloid (-), tali pusat normal

Auskultasi :Peristaltik usus : + normal

Palpasi : Turgor : normal

Tonus : normal

Hepar, Lien, Ginjal : tidak teraba

Perkusi : suara timpani seluruh lapang abdomrn

Anggota Gerak :

Kelainan bentuk : (-)

Edema : (-)

Akral hangat : + +

+ +

Uro-genital

Tidak di evaluasi

Vertebrae :

Kelainan yang ada : (-)

Tanda-tanda fraktur : (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG : -

DIAGNOSIS KERJA

ISPA Berulang

7

TERAPI :

Ambroxol : 3 x ½ tablet

Chlorfeniramine maleat: 3 x ½ tablet

Vitamin C : 3 x ½ tablet

PROGNOSIS PASIEN

Dubia ad Bonam

KONSELING

Konseling yang diberikan pada keluarga terutama orangtua pasien :

1. Edukasi mengenai ISPA, faktor resiko dan pencegahan

2. Menganjurkan pergi ke Puskesmas pada keluarga untuk berobat jika mengalami ISPA

3. Mengubah perilaku sehari-hari menjadi perilaku hidup bersih dan sehat, stop

merokok di dekat anak, menjauhkan anak dari debu dan asap dapur di rumah

4. Menjaga kebersihan lingkungan di dalam rumah maupun di luar rumah

5. Lebih aktif bekerjasama dengan pusat pelayanan kesehatan.

8

V. KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN

BUDAYA KELUARGA

Keadaan Lingkungan

Keluarga An.WH tinggal di Dusun Ireng Lauq, Kecamatan Gunung Sari, Lombok

Barat. Tempat tinggalnya tersebut merupakan tempat tinggal sendiri. Luas rumah kira-

kira 64 m2, dimana panjangnya 8 m dan lebarnya 8 m, dan menghadap ke Utara. Rumah

An. WH berlantai keramik, memiliki sapulantai dari bahan asbes, beratap genteng dan

terdiri dari 1 kamar tidur dan 1 ruang keluarga sekaligus tempat tidur, 1 dapur, 1 kamar

mandi dengan jamban. Letak pembuangan jamban di samping rumah dan berjarak ± 5

meter dari tempat penampungan air.

Rumah An. WH mempunyai halaman ± 2 meter, di depan rumah berbatasan

dengan rumah tetangga. Sebelah timur rumah An. WH adalah kebun kosong yang

dijadikan tempat pembuangan sampah dengan jarak 1 meter dari rumah. Batas sebelah

barat rumahnya adalah rumah tetangga dengan jarak 2 meter dari rumah pasien. Tepat di

belakang rumah An. WH adalah tempat sumur dan tempat pembuangan sampah keluarga

yang dibatasi tembok berbatasan dengan sawah.

Dinding rumah An. M.Nazir terbuat dari batu bata sebagian besar sudah diplester

dengan semen. Rumah memiliki 5 buah jendela, terdapat di ruang tamu yang sekaligus

sebagai ruang keluarga, namun jendela tersebut jarang dibuka, akses masuk ke dalam

rumah melalui pintu depan dan belakang. Kondisi pencahayaan di dalam rumah An. WH

kurang pada siang hari karena sinar matahari lebih banyak terhalang oleh bangunan.

Selain itu keadaan rumah juga yang berdebu dan jarang dibersihkan.

Kebutuhan air bersih keluarga An.WH sehari-hari menggunakan air PDAM dan

air yang diambil dari sumur dengan pompa air yang berada di belakang rumah. Air

tersebut digunakan sebagai air minum, air untuk memasak, mencuci dan kebutuhan

sehari-hari lainnya. Air tersebut tidak dibiarkan menggenang melainkan langsung

dibuang setelah selesai mencuci.

9

Denah Rumah An. WH :

Sosial Ekonomi

Tn. A sebagai tulang punggung utama keluarga bekerja sebagai pedagang. Rerata

penghasilan Tn.A adalah Rp. 500.000-1.000.000/bulan. Sedangkan ibu bekerja sebagai

ibu rumah tangga yang terkadang membantu suaminya berjualan di pasar.

Budaya

Budaya dan adat istiadat setempat masih mengikuti daerah-daerah di Lombok

pada umumnya. Tn. A dan Ny. M mengatakan bahwa di lingkungan tempat tinggal

mereka masih terdapat beberapa budaya yang dianut oleh masyarakat sekitar kepercayaan

bahwa bila anak-anak sakit maka akan di tangani terlebih dahulu oleh dukun dan diobati

dengan jampi-jampian. Bila penyakitnya tambah berat baru anak di bawa ke puskesmas.

10

VI. MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN

Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama

dan kedua terhadap keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan

beberapa masalah kesehatan dalam keluarga An.WH tersebut beserta dengan

kemungkinan penyebab masalah kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai

berikut:

No. Anggota

Keluarga

Masalah

Kesehatan

Kemungkinan Penyebab

Masalah Kesehatan

Keterangan

1. Anak

(An. WH)

ISPA Ayah An. WH sering

merokok didepan

anaknya walaupun

sedang sakit.

Ventilasi rumah yang

kecil dan jarang dibuka,

rumah yang berdebu dan

jarang dibersihkan serta

kamar pasien di dekat

dapur dan bersebelahan

dengan tempat

pembakaran sampah

sehingga asap

dapur/sampah sering

masuk ke kamar pasien.

An. WH sering minum

minuman yang dingin

dan mengandung sirup

limun di sekolah.

Masalah diketahui saat

kunjungan ke rumah

sekaligus sebagai

kunjungan pertama ke

rumah.

2 Ayah Perokok aktif

Kebiasaan merokok

setiap hari dan merokok

didekat anggota keluarga

Masalah diketahui saat

kunjungan ke rumah

sekaligus sebagai

11

yang lain (dalam rumah)

Dalam sehari dapat

menghabiskan sampai 1

bungkus rokok filter.

kunjungan pertama ke

rumah.

3 Ibu ISPA Memasak menggunakan

kompor.

Jarang memasak di

rumah, biasanya

membeli makanan yang

sudah jadi.

Masalah diketahui saat

kunjungan ke rumah

sekaligus sebagai

kunjungan pertama ke

rumah.

4 Kakak

pasien

Perokok Kebiasaan merokok

tidak setiap hari

Terkadang merokok

didekat anggota keluarga

yang lain (dalam rumah)

Dalam sehari dapat

menghabiskan <5 batang

rokok filter.

Masalah diketahui saat

kunjungan ke rumah

sekaligus sebagai

kunjungan pertama ke

rumah.

Dari tabel di atas, diperoleh data bahwa saat kunjungan rumah pertama masalah

kesehatan dialami oleh An. WH, ayah, dan ibunya. Melalui wawancara, dapat diketahui

beberapa penyebab masalah yang dianggap menjadi kemungkinan penyebab masalah

dalam keluarga tersebut. Dengan demikian 2 orang dari 3 orang anggota keluarga

memilki masalah kesehatan.

Jika dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah – masalah kesehatan

yang dialami oleh An. WH tersebut di atas terkait dengan determinan kesehatan yang

ada yaitu aspek lingkungan, aspek perilaku, dan aspek pelayanan kesehatan, dapat

diuraikan sebagai berikut:

Pasien (An. WH ): ISPA

Berdasarkan determinan kesehatan, An. WH memiliki masalah kesehatan yang

terutama terkait pada aspek lingkungan, aspek perilaku dan pola asuh, serta aspek

pelayanan kesehatan.

12

Ayah (Tn. A): Perokok aktif

Berdasarkan determinan kesehatan, Tn.M memiliki masalah kesehatan yang

terutama terkait pada aspek perilaku/gaya hidup.

Ibu (Ny.M): ISPA

Berdasarkan determinan kesehatan Ny.M memiliki masalah kesehatan yang

terutama terkait dengan aspek perilaku.

Masalah kesehatan yang pertama kali diidentifikasi adalah berasal dari An. WH,

dalam hal ini yang merupakan anak kedua dalam keluarga inti dengan keluhan batuk dan

pilek yang merupakan kelanjutan dari intervensi yang telah dilakukan sebelumnya dari

tanggal 20 April 2015.

Dari kunjungan tersebut, pembina mulai mengidentifikasi masalah kesehatan

keluarga An. WH yang diperoleh melalui kunjungan ke rumah pasien pada tanggal 20

April 2015. Dari kunjungan rumah pertama dan kedua tersebut mulai diperoleh masalah

kesehatan masing-masing anggota keluarga dan memperkirakan rencana upaya intervensi

yang akan dilakukan.

Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan

No. AnggotaKeluarga

Masalah Kesehatan Anggota Keluarga

Rencana UpayaIntervensi

Ket

1. An. WH ISPA Penyuluhan mengenai penyakit ISPA, faktor resiko dan pencegahan `

Menganjurkan pergi ke Puskesmas pada keluarga untuk berobat jika mengalami ISPA yang berulang

Lebih aktif bekerjasama dengan pusat pelayanan kesehatan.

Penyuluhan mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara personal hygiene maupun lingkungan kepada pengasuh dan keluarga: Membuka jendela setiap hari Rutin membersihkan rumah

13

Menjaga kebersihan lingkungan

Stop merokok di dekat anak, menjauhkan anak dari debu, asap pembakaran sampah dan asap dapur di rumah

2. Ayah dan saudara pasien

Perokok aktif Penyuluhan mengenai bahaya merokok, menyarankan untuk mengurangi kebiasaan merokok.

Jika kebiasaan tidak dapat dihilangkan maka sebaiknya dianjurkan untuk tidak merokok dekat keluarga lainnya

3. Ibu ISPA Penyuluhan mengenai penyakit ISPA, faktor resiko dan pencegahan `

Menganjurkan pergi ke Puskesmas pada keluarga untuk berobat jika mengalami ISPA

Lebih aktif bekerjasama dengan pusat pelayanan kesehatan.

Penyuluhan mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara personal hygiene maupun lingkungan: Membuka jendela setiap hari Rutin membersihkan rumah Menjaga kebersihan

lingkungan Membuat ventilasi tambahan

pada dapur atau memindahkan tempat memasak ke area luas sehingga asap dari dapur tidak menganggu.

Menjauhkan diri dari asap hasil pembakaran sampah yang daoat memicu batuk.

14

Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga

Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga An. WH bila terdapat

anggota keluarga yang sakit adalah mencari pengobatan walaupun hal ini dilakukan jika

penyakit dirasakan tidak sembuh dan dan malah memberat. Upaya kesehatan dengan

mencari pengobatan ke poskesdes dilakukan apabila penyakit yang di alami An. WH

dirasakan semakin memberat. Apabila masalah kesehatannya belum teratasi, keluarga An.

WH dapat mencari pengobatan langsung ke Puskesmas Gunung Sari. Selama ini menurut

keluarga An. WH, masalah kesehatan sehari-hari dalam keluarga juga diatasi dengan

membeli obat yang dijual di warung.

VII. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

Kerangka Konsep Masalah Pasien

15

DIAGNOSTIK HOLISTIK

Aspek Personal

An. WH mengalami batuk dan pilek sejak 1 hari yang lalu, batuk tidak disertai

dengan dahak. Pilek yang dialami pasien berwarna putih encer. Bersin-bersin (+), demam

(-), sesak (-), BAK (+) 3-5 x/hari dan BAB (+) 1 x/hari. Pasien sudah 3 kali mengalami

hal serupa dari dua bulan terakhir. Riwayat panas (-), muntah (-). sesak (-), kebiruan (-),

kejang (-), trauma (-), riwayat badan kuning (-).

Aspek Klinik

ISPA berulang

Aspek Risiko Internal

Pasien merupakan anak laki-laki yang berumur 12 tahun dimana pada usia ini

anak masih cukup rentan terkena berbagai penyakit. Konsumsi makanan yang kurang

serta komposisi gizi juga dapat memengaruhi keadaan pasien. Aspek perilaku keluarga

serta aspek lingkungan menjadi aspek resiko bagi penyakit yang dialaminya saat ini.

Aspek Psikososial keluarga

Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai ISPA, faktor resiko dan

pencegahannya.

Derajat fungsional : 4

16

Rencana Penatalaksanaan Pasien

No. Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

1. Aspek Personal Evaluasi: Keluhan, harapan, dan

kekhawatiran keluarga.Intervensi:

Edukasi kepada keluarga mengenai ISPA dan bahaya apabila ISPA tidak diobati

keluarga pasien

1 hari Keluarga dapat mengetahui

mengenai ISPA Menghilangkan

anggapan penyakit ISPA

merupakan penyakit yang

biasa saja

2. Aspek Klinik

ISPA Evaluasi: Pemantauan kondisi klinis pasien Pemantauan pola perilaku hidup

keluarga pasien

Terapi: Non Farmakologis:

Menghindari An. WH dari asap rokok atau dari asap dapur

Menganjurkan agar jendela rumah sering dibuka

Menyarankan membersihkan rumah tiap hari

Terapi farmakologi : Ambroxol 3x1/2 Vitamin C 3 x 1/2

Edukasi: Menjelaskan tentang ISPA,

Kontrol terhadap keadaan kesehatan anak .

Pentingnya terapi non farmakologis

keluarga pasien

1 minggu Perbaikan kondisi klinis

pasien Melakukan

pencegahan mengenai

terjadinya ISPA dengan

menghindari pencetus

Dilakukan kontrol

kesehatan teratur

3. Aspek Resiko Internal

Edukasi: Mengenai keadaan kesehatan

keluarga pasien

1 hari pengasuh dan keluarga pasien

17

pada usia tersebut Aspek perilaku pengasuh dan

keluarga serta aspek lingkungan memiliki peranan penting

terhadap terjadinya penyakit

mengerti bahwa usia pasien

masih merupakan usia rentan terkena

penyakit.

4. Aspek psikososialKurangnya pengetahuan mengenai ISPA dan bahaya ISPA yang tidak tertangani

.

Edukasi:Mengenai ISPA, faktor resiko timbulnya ISPA, pencegahan serta tatalaksana dan bahaya ISPA yang tidak tertangani

keluarga pasien

1 hari keluarga pasien mengerti

mengenai ISPA dan

menghilangkan anggapan

bahwa ISPA merupakan

penyakit yang tidak perlu

diobati

18

Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien

Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya

Tindak lanjut 1

(21 April 2015)

Evaluasi:

Pada kunjungan pertama dilakukan evaluasi mengenai masalah kesehatan yang masih dihadapi keluarga An. WH

Hasil :

Pada saat pertama kali datang An. WH mengalami batuk dan pilek sejak 3 hari yang lalu, batuk tidak disertai dengan dahak. Pilek yang dialami pasien berwarna putih encer. Bersin-bersin (-), demam (-), sesak (-).Anggapan keluarga bahwa penyakit ini adalah penyakit ringan serta An. WH sering mengalami hal ini dan sembuh sendiri sehingga tidak perlu diobati

Evaluasi mengenai PHBS Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai maupun yang

belum terpakai di sudut rumah karena dapat menjadi sarang nyamuk. Keluarga pasien jarang membuka jendela setiap hari Keluarga masih tidak mencuci tangan menggunakan sabun Ayah pasien sering merokok didekat anaknya atau`didalam`rumah

Intervensi:

Melakukan penyuluhan mengenai ISPA, faktor resiko, pencegahan dan mengenai tanda bahaya pada anak

Menganjurkan pasien untuk datang ke Puskesmas untuk berobat Penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara personal hygiene

maupun lingkungan kepada keluarga: Mencuci tangan dengan sabun Menyarankan untuk tidak menggantung baju-baju yang sudah terpakai maupun

yang belum terpakai di pojokan rumah karena dapat menjadi sarang nyamuk. Membuka jendela setiap hari Menjaga kebersihan rumah setiap hari Merokok di tempat yang jauh dari anak

Tindak Lanjut II

(29 April 2015)

Evaluasi:

Evaluasi dari intervensi sebelumnya

19

Hasil:

Keluarga pasien tidak membawa An. WH ke Puskesmas karena menurut keluarga pasien An. WH sudak membaik tidak pilek dan batuk lagi

Masih terdapat banyak baju-baju yang tergantung di pojokan kamar pasien. Perilaku PHBS personal hygiene maupun lingkungan kepada keluarga:

Pengasuh masih jarang cuci tangan menggunakan sabun Pengasuh terlihat belum rutin membuka jendela kamar Ayah pasien sudah tidak merokok di dekat anaknya atau di luar rumah

Intervensi:

Memberikan pengobatan pada An. WH dan rutin memantau kondisi klinis Melakukan edukasi mengenai :

Melakukan penyuluhan mengenai ISPA, faktor resiko, pencegahan dan mengenai tanda bahaya pada anak

Edukasi kepada pengasuh dan keluarga tentang PHBS

Tindak Lanjut III

(14 Mei 2015)

Evaluasi:

Evaluasi dan intervensi sebelumnya Kondisi klinis An. WH telah membaik Pengasuh belum rutin membuka jendela kamar Pengasuh jarang mencuci tangan menggunakan sabun

Intervensi:

Edukasi kepada pengasuh dan keluarga tentang PHBS.

20

Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Dalam Binaan Pertama

Diagnosis Holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama

Aspek Personal

An. WH mengalami batuk dan pilek sejak 1 hari yang lalu, batuk tidak disertai dengan dahak. Pilek yang dialami pasien berwarna putih encer. Bersin-bersin (-), demam (-), sesak (-), BAK (+) 3-5 x/hari dan BAB (+) 1 x/hari. Pasien sudah 3 kali mengalami hal serupa dari dua bulan yang lalu. Riwayat panas (-), muntah (-). sesak (-), kebiruan (-), kejang (-), trauma (-), riwayat badan kuning (-).

Aspek Klinik

ISPA berulang

Aspek Risiko Internal

Pasien merupakan anak laki-laki yang berumur 8 tahun dimana pada usia ini anak masih rentan terkena berbagai penyakit. Aspek perilaku keluarga serta aspek lingkungan menjadi aspek resiko bagi penyakit yang dialaminya saat ini.

Aspek Psikososial keluarga

Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai ISPA, faktor resiko dan pencegahannya

Derajat fungsional : 4

Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien

Keluarga pasien terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina. Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien.

Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien:

Kondisi sosio-ekonomi yang kurang mendukung sehingga biaya untuk pembelian keperluan anak kurang

Ketidakjangkauan terhadap pelayanan kesehatan karena tidak mampu membayar, pendidikan dan pengetahuan dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia

Kesulitan merubah pola asuh yang kurang baik karena telah menjadi suatu kebiasaan sejak dulu.

21

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya:

Edukasi mengenai pola asuh dan cara perawatan anak dengan benar Edukasi kepada pengasuh dan keluarga tentang PHBS.

22