isolasi, karakterisasi, dan identifikasi bakteri asam … i,v, daftar... · 2013. 10. 22. · viii...

58
ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) DAR1 BUAH MATANG YANG BERPOTENSI MENGHASILKAN ANTIMIKROBIA Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Biologi diajukan oleh : Ida Fitriyani 05640007 Kepada PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2010

Upload: others

Post on 21-Jul-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) DAR1 BUAH MATANG YANG BERPOTENSI MENGHASILKAN ANTIMIKROBIA

Skripsi

untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana S-1

Program Studi Biologi

diajukan oleh :

Ida Fitriyani

05640007

Kepada PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA 2010

ii

iii

iv

HALAMAN MOTTO

Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan

Kami telah menghilangkan darimu bebanmu, yang memberatkan

punggungmu? Dan Kami tinggikan bagmu sebutan (nama)mu.

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya

kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap.

(Al-Insyirah : 1-8)

.............. Jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari

kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap

apa yang diberikan-Nya padamu. Dan Allah tidak menyukai

setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.

(Al hadiid : 23)

“Kekayaan termahal adalah kecerdasan, kehancuran terbesar

adalah kebodohan, keliaran paling besar adalah kesombongan,

prestasi yang terbaik adalah kebaikan akhlak”

v

PERSEMBAHAN

Kupersembahan kepadaMu Ya Rabb, Terima kasih ini sebagai amal ibadahku, Dan sesungguhnya shalatku, hidupku dan

Matiku semuanya bagi Allah, Rabb semesta alam

Kupersembahkan karya kecil ini kepada:

Bapak dan ibuku (Hamzah HS. Dan Alm. Sulastri), curahan kasih sayang

kalian membentuk pribadi sepertiku, sehingga mengerti arti kehidupan, jasa

kalian tak terhitung. Maafkan telah banyak merepotkan. Kakak-kakakku

(sri Fatmawati, Siti Fajariyah, dan Nurhayati). Kasih sayang dan dorongan

kalian membangkitkan semangat dan mengajarkan arti kebesamaan. Dan

kepada hazli Hidafi tercinta dengan doa, dorongan semangat, kesabaran dan

kasih sayang membuatku bersemangat menyelesaikan tugas ini.

Kepada almameterku Tercinta Prodi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Semoga skripsi ini bermanfaat.

vi

vii

KATA PENGANTAR

حيم الر حمن الر الله بسم

اشهد و الله الا لااله ان اشهد مالإسلا و الإيمان بنعمة أنعمنا الذي الله الحمد

سلين والمر الأنبياء أشرف علي السلام و الصلاة و الله رسول محمدا ان

.بعد أما أجمعين صحبه و اله علي و حمحد سيدنا

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT

atas rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga pelaksanaan dan penyusunan

skripsi ini berjalan dengan lancar. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

Mikrobiologi Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Yogyakarta dan

Laboratorium Mikrobiologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Selama pelaksanaan penelitian, baik pada saat persiapan, pelaksanaan

penelitian, hingga penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang memberikan

kontribusi bagi kebaikan penyusunan skripsi ini. Untuk itu dengan segala

kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dra. Maizer Said Nahdi, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Arifah Khusnuryani, M.Si selaku Kaprodi Biologi Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Lela Susilawati, M. Si selaku Dosen Pembimbing Utama Skripsi yang telah

memberikan banyak masukan serta bantuan kepada penulis untuk

viii

kesempurnaan skripsi ini dan kebaikan beliau tidak bisa penulis ceritakan

hanya dalam sehari mungkin membutuhkan berlembar-lembar kertas untuk

mengungkapkannya.

4. Lela Susilawati, M. Si, Anna Rahmawati, M. Si dan Arifah Khusnuryani, M.

Si, atas luangan waktu yang Ibu berikan untuk menjadi penguji pada ujian

skripsi penulis ini. Terima kasih atas segala masukan, saran dan koreksinya.

5. Drg. H.M. Taufiq.A. K, M. Kes. selaku Kepala Balai Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta.

6. Bapak Jumakir, Bapak Budi, Ibu Darwani, dan Ibu Atika yang telah

memberikan bimbingan dalam pelaksanaan penelitian skripsi penulis di Balai

Laboratorium Kesehatan.

7. Jumailatus Shalihah, S. Si selaku Kepala Laboratorium Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga yang telah memberikan izin atas penggunaan fasilitas

laboratorium untuk melakukan penelitian.

8. Ayahanda Hamzah HS. dan (Alm.) Ibunda Tercinta Sulastri, atas segala

pengorbanan, do’a yang tak henti-hentinya dan telah membimbing penulis

dengan sabar, memberikan kasih sayang, serta cinta yang tulus untuk anakmu.

9. Kakakku Sri Fatmawati, Siti Fajriyah, dan Nurhayati, atas dukungannya untuk

menyelesaikan skripsi ini baik secara moril maupun materiil.

10. Adekku Dina dan Bibi Suriyah atas dukungan dan perhatiannya.

11. Keluarga besar di Bali, Jogja, dan Trenggalek atas do’a dan motivasinya.

12. Keponakanku Kiki dan Caca, atas canda dan tawa yang selalu menjadi

penghibur hati setiap saat.

ix

13. Untuk Hazli Hidafi atas segala pengertian, semangat, dan dukungan moril

kepada penulis.

14. Laboran laboratorium Mikrobiologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

yang banyak membantu dalam penelitian ini.

15. Iin Mariyani atas bantuannya menemani penulis ketika penelitian, jasamu

takkan pernah kulupakan.

16. Teman-teman angkatan 2005 Prodi Biologi teruslah berjuang dan berkarya,

jangan pernah menyerah tetaplah semangat menuntut ilmu pengetahuan.

Jangan lupakan persahabatan yang telah terjalin selama ini kawan. Kalian

akan tetap ada dalam sanubariku I love you all.

17. Zaenal Arifin beserta teman-teman di rumah singgah atas tumpangan dan

hiburannya di sela-sela kepenatan dan kegilaannya. Semoga pertemanan ini

akan terjalin terus dimanapun kita berada.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala

bantuan baik berupa do’a, tenaga, materi, selama penelitian dan penulisan

skripsi.

Akhir kata kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis

harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kesejahteraan umat

manusia.

Yogyakarta, Mei 2010

Penulis

x

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ....................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................... vii DAFTAR ISI ….……………………………………………………………. x DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xiiiDAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xiv DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xv ABSTRAK ………………………………………………………………… xvi I. PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………. 1 B. Identifikasi Masalah ………………………...…………………… 5 C. Permasalahan ……………………………………………………… 6 D. Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 6 E. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 6 F. Batasan Operasional/Istilah ............................................................. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………. 7

A. Penelitian Terdahulu ……………………………………………... 7 B. Landasan Teori …………………………………………………… 15

1. Buah Matang Sebagai Sumber Isolat BAL ..………………….. 15 a. Buah Sirsak/Nangka Londo ............................................... 15 b. Buah Mangga Arumanis ..................................................... 17

2. Bakteri Asam Laktat (BAL)………….……………………….. 20 a. Pengertian Bakteri Asam Laktat (BAL)…………………. 20 b. Genus BAL ………………………………………………. 21

1) Genus Lactobacillus …………………………….…… 21 2) Genus Pediococcus …………………………………… 22 3) Genus Leuconostoc …………………………………… 22 4) Genus Streptococcus dan Lactococcus ……………….. 23 5) Genus Enterococcus ………………………………… 24 6) Genus Weissella ……………………………………..... 24

xi

7) Genus Carnobacterium ……………………………… 24

c. Manfaat BAL …………………………………………….. 25 1) Bidang Pangan …………………………………..…….. 25 2) Bidang Kesehatan ………………………………….….. 25

3. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat (BAL) .............. 26

III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 29

A. Waktu dan Tempat .......................................................................... 29 B. Pengambilan Sampel ....................................................................... 29 C. Isolasi Bakteri Asam Laktat (BAL) dari Buah Matang .................. 29 D. Pengenalan Koloni BAL ................................................................ 30 E. Pemurnian Isolat dan Uji Konfirmasi BAL ................................... 31 F. Seleksi Isolat BAL Penghasil Antimikrobia ................................... 31

1) Pengujian Aktivitas Substansi Antimikrobia ............................. 31 G. Karakterisasi dan Identifikasi BAL Terpilih .................................. 32

1) Karakterisasi Berdasarkan Sifat Fenotipik ................................. 34 a. Pengamatan Makroskopis ................................................... 34

Morfologi Koloni ................................................................ 34 b. Pengamatan Mikroskopis .................................................... 34

1) Morfologi Sel ................................................................ 34 a) Pengecatan Gram .................................................... 34 b) Pengecatan Endospora. …....................................... 35 c) Uji Motilitas …....................................................... 35

c. Pengujian Sifat Biokimiawi dan Fisiologis ……………..... 36 1) Uji Katalase .................................................................... 36 2) Uji Fermentasi Karbohidrat ........................................... 36 3) Uji Tipe Fermentasi ........................................................ 36 4) Uji Pertumbuhan pada Kadar NaCl berbeda ................. 37 5) Uji Pengaruh Suhu …………………………………… 38 6) Uji Pengaruh pH............................................................ 38

H. Identifikasi Isolat BAL Tingkat Genus (Generic AsSIgnment) dengan Metode Profile Matching .…………………………..........

39

I. Klasifikasi Fenetik dengan Metode Numerical Taxonomy .......... 39 1. Koleksi Data ............................................................................... 39 2. Perhitungan Nilai Similaritas .................................................... 39 3. Konstruksi Dendogram ….......................................................... 40

xii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………… 41 A. Hasil ........................................................................................................ 41 1. Isolasi Bakteri Asam Laktat (BAL) dari Buah Matang ..................... 41 2. Seleksi Isolat BAL penghasil Antimikrobia ...................................... 41 3. Karakterisasi Fenotipik Isolat BAL Terpilih ..................................... 44 a) Morfologi Koloni .......................................................................... 44 b) Morfologi Sel ................................................................................ 44 c) Pengujian Sifat Biokimiawi dan Fisiologis ................................... 44

4. Identifikasi Isolat BAL Tingkat Genus (Generic Assignment) dengan Metode Profile Matching ................................................... 48

5. Klasifikasi Fenetik dengan Metode Numerical Taxonomy ................ 49 B. Pembahasan ............................................................................................ 53 V. Kesimpulan dan Saran .......................................................................... 60 1. Kesimpulan ........................................................................................ 60 2. Saran .................................................................................................. 60

Daftar Pustaka ……………………………………………………..……….. 61

Lampiran ....................................................................................................... 67

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Pengujian antimikrobia pada 11 isolat menggunakan Paper disc Assay (a, b, c) uji kultur dan (d, e) uji supernatan medium .................................................................................. 43

Gambar 2. Morfologi sel isolat BAL umur 48 jam (a) isolat SIg; (b) isolat SIj, (c) isolat MAa; dan (d) isolat MAb ................................ 46

Gambar 3. Dendogram yang menunjukkan hubungan antara BAL terpilih dengan type strain berdasarkan indeks similaritas menggunakan cara Simple Matching Coefficient (SSM) ......... 51

Gambar 4. Model skematik pembentukan pori oleh antimikrobia pada membran sel target …………………………………………. 58

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Komposisi kimia buah sirsak/nangka londo per 100 g ......... 16 Tabel 2. Komposisi kimia buah mangga arumanis per 100 g .................. 19 Tabel 3. Unit karakter fenotipik yang diujikan ...................................... 33 Tabel 4. Isolat BAL yang diperoleh dari 2 macam buah matang …...… 41 Tabel 5. Diameter zona jernih (mm) penghasilan antimikrobia ............. 42 Tabel 6. Karakter fenotipik BAL terpilih dan strain acuan ................... 47 Tabel 7. Identifikasi tingkat genus (Generic Assignment) dengan

metode profile matching ......................................................... 49 Tabel 8. Uji fenotipik isolat BAL terpilih dan type strain................... 50 Tabel 9. Matriks similaritas Simple Matching Coefficient (SSM) antar

isolat BAL berdasarkan uji fenotipiknya terhadap 33 unit karakter …………………………….......................……........ 51

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Foto Penelitian .................................................................. 67 Lampiran 2. Komposisi medium MRS agar (De Man, Rogosa, Sharpe) 68

Lampiran 3. Komposisi medium Nutrient Broth (NB) .............................. 69 Lampiran 4. Komposisi medium Nutrient Agar (NA) .............................. 69 Lampiran 5. Komposisi medium Pepton Glukosa Yeast Extract (PGY)

cair ………………………………………………………… 70 Lampiran 6. Data 33 karakter hasil test unit karakter (t = 33) terhadap 4

isolat BAL terpilih setelah diolah dengan program PFE (Programmer File Editor) .................................................... 71

Lampiran 7. Penentuan indeks similaritas Simple Matching Coefficient dengan program MVSP (Multivariate Statistical Package) Plus Version 2.0 …………………………………………… 72

Lampiran 8. Analisis klaster berdasarkan matriks similaritas Simple Matching Coefficient ............................................................ 73

xvi

Isolasi, Karakterisasi, dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat

(BAL) Penghasil Antimikrobia dari Buah Matang

Ida Fitriyani NIM. 05640007

ABSTRAK

Buah diduga merupakan salah satu habitat alami bakteri, termasuk bakteri

asam laktat (BAL). Hal ini disebabkan buah mengandung berbagai komposisi kimia yang diperlukan sebagai substrat bagi BAL. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh isolat BAL yang diisolasi dari buah sirsak dan mangga matang, memperoleh isolat BAL unggul yang menghasilkan antimikrobia, dan menentukan genus isolat BAL unggul dengan metode profile matching.

BAL diisolasi dari buah matang menggunakan metode pour plate dan selanjutnya dipurifikasi dengan metode streak plate. Karakter fenotipik isolat yang diuji meliputi morfologi koloni, morfologi sel, karakter biokimiawi, dan karakter fisiologis. Isolat BAL yang diperoleh selanjutnya diseleksi berdasarkan kemampuannya menghasilkan antimikrobia dengan menggunakan bakteri indikator Staphylococcus aureus ATCC 25923, Escherichia coli ATCC 35218, dan digunakan PAF 11 sebagai kontrol positif. pengujian aktivitas substansi antimikrobia dilakukan menggunakan metode Paper disc Assay. Klasifikasi isolat BAL dilakukan berdasarkan karakter fenotipiknya menggunakan software program identifikasi yaitu MVSP (Multivariate Stastical Package, Version 2.0) dengan algoritma pengklasteran yang digunakan adalah Average linkage atau UPGMA (Unweighted Pair Group Method with Arithmetic Averages).

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh 33 isolat tetapi setelah diuji konfirmasi 11 isolat diantaranya diketahui sebagai BAL. Tujuh isolat diketahui dapat menghambat bakteri indikator baik perlakuan supernatan maupun kulturnya. Isolat SIg, SIj, MAa, dan MAb merupakan isolat BAL terpilih dengan diameter zona hambat besar berkisar antara 1,5 – 2 mm. Berdasarkan profile matching, ke-4 isolat terpilih diduga kuat sebagai anggota genus Lactobacillus. Berdasarkan konsep taksospesies, 3 isolat diantaranya yaitu SIg, MAa, dan MAb diduga sebagai spesies L. fermentum. Kata kunci: Bakteri Asam Laktat (BAL), Antimikrobia, Buah Matang, Isolasi,

Karakterisasi, dan Identifikasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteri asam laktat (BAL) merupakan kekayaan mikrobia yang banyak

tersebar di alam Indonesia. Koleksi BAL di berbagai laboratorium di Indonesia

masih terbatas. Pengkajian BAL dari lingkungan alam Indonesia dilakukan untuk

meningkatkan koleksi isolat tersebut1.

BAL dapat diisolasi dari berbagai sumber alam maupun selama proses

fermentasi beberapa makanan, dan dengan lingkungan yang berbeda diperkirakan

akan diperoleh isolat BAL yang sangat bervariasi2. BAL juga banyak ditemukan

pada bahan pangan yang lain diantaranya sayuran, buah-buahan, serta produk

daging. Peranan BAL pada bahan pangan ini ternyata lebih banyak yang

menguntungkan dibandingkan dengan yang merugikan.

BAL yang aktif dalam fermentasi makanan, akan memberikan daya

simpan (keawetan) produk yang lebih lama dibandingkan dengan bahan dasarnya.

Keawetan ini disebabkan oleh asam laktat, khususnya maupun asam-asam yang

lain yang diproduksi oleh BAL selama fermentasi dapat menekan pertumbuhan

bakteri pembusuk maupun patogen. Disamping asam yang dihasilkan ternyata

sejumlah spesies BAL juga mampu menghasilkan berbagai komponen yang

1 Misgiyarta & Widowati, S. Seleksi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat (BAL) Indigenous. 2002. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman. 2 Rahayu, E. S., et al, Isolasi Bakteri Asam Laktat dan Karakterisasi Agensia yang Berpotensi sebagai Biosafety Makanan Indonesia, Laporan Penelitian UGM Yogyakarta, 1995.

2

memiliki sifat antagonis terhadap bakteri lain, diantaranya hidrogen peroksida,

diasetil, dan bakteriosin3.

Menurut Alakomi et al. (2000), asam laktat yang diproduksi oleh kultur

starter BAL dapat berfungsi sebagai antimikrobia alami. Asam laktat mampu

menghambat pertumbuhan berbagai tipe bakteri pembusuk dan patogen termasuk

spesies Gram negatif dalam famili Enterobacteriaceae dan Pseudomonadaceae

atau yang termasuk dalam kelompok bakteri Gram positif seperti L.

monocytogenes, Mycobacterium spp, S. aureus, C. perfringens, dan B. cereus4.

Substansi antimikrobia adalah bahan pengawet yang berfungsi untuk

menghambat kerusakan pangan akibat aktivitas mikrobia patogen. Mikrobia

patogen dapat ditemukan di mana saja, di tanah, air, udara, tanaman, binatang, dan

bahan pangan. Mikrobia patogen yang berpengaruh terhadap kerusakan pangan

adalah Eschericia coli dan Staphylococcus aureus. Kedua mikrobia tersebut

merupakan patogen indikator kualitas produk pangan. Mikroba patogen dapat

terbawa sejak bahan pangan masih hidup di ladang, kolam, atau kandang ternak5.

Buah dapat tercemar oleh mikrobia patogen yang berasal dari air yang

tercemar limbah, tanah, atau kotoran hewan yang digunakan sebagai pupuk.

Tingkat cemaran akan meningkat pada bagian tanaman yang ada di dalam tanah

atau dekat dengan tanah. Air irigasi yang tercemar Shigella sp., Salmonella sp., E.

coli, dan Vibrio cholerae dapat mencemari buah. Selain itu, bakteri Bacillus sp., 3 Rahayu, E.S. & S. Margino. BAL : Isolasi dan Identifikasi. Materi Workshop, Diselenggarakan di PAU Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 13-14 Juni 1997, hal 1 4 Cotter & Hill, . Surviving the acid test: responses of Gram-positive bacteria to low pH. Microbiology Moleculer Biology 67 : 429-453, 2003. 5 Anonim. http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/652-bahaya-biologis-pada-bahan-pangan. Diakses 11 Juni 2010.

3

Clostridium sp., dan Listeria monocytogenes dapat mencemari buah melalui

tanah6.

BAL disebut juga food grade microorganisms atau dikenal dengan

Generally Recognized As Safe (GRAS) yaitu mikrobia yang tidak beresiko

terhadap kesehatan. Dengan demikian BAL dikatakan aman terutama dalam

bahan pangan karena sifatnya tidak menghasilkan racun bahkan beberapa jenis

diantaranya berguna bagi kesehatan. BAL bermanfaat juga untuk peningkatan

kualitas higienis dan keamanan pangan melalui penghambatan secara alami

terhadap flora berbahaya yang bersifat patogen7.

Penggunaan bahan pengawet terutama pada bahan pangan dengan metode

biologis yang dikenal dengan nama biopreservatif mulai digunakan, yaitu dengan

memanfaatkan mikrobia atau hasil metabolitnya sebagai agensia antimikrobia.

Faktor utama biopreservatif ini ialah pada pemilihan prosedur yang benar dimana

karakteristik dari produk makanan yang akan diawetkan dan karakteristik dari

mikrobia yang akan digunakan sebagai bahan pengawetnya harus

dipertimbangkan, disamping keamanan produk pangan yang diawetkan.

BAL mampu memproduksi asam laktat sebagai hasil pemecahan

karbohidrat, hidrogen peroksida dan bakteriosin. Dengan terbentuknya zat

antimikrobia dan asam maka dapat digunakan sebagai pengawet makanan

dikarenakan mampu memproduksi asam organik, menurunkan pH lingkungannya

6 Anonim. http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/652-bahaya-biologis-pada-bahan-pangan. Diakses 11 Juni 2010. 7 Daeschel MA.1989. & Schillinger U & Lucke FK .1990. cit. Kusmiati & Malik .2002. Aktivitas Bakteriosin dari Bakteri Leuconostoc esenteroides pbac1 pada Berbagai Media. Makara Kesehatan, 6, 2002.

4

dan mengeksresikan senyawa seperti H2O2, diasetil, CO2, asetaldehid, d-isomer

asam amino dan bakteriosin yang mampu menghambat mikrobia patogen seperti

Eschericia coli dan Staphylococcus aureus. BAL efektif dalam menghambat

bakteri patogen dan pembusuk dipengaruhi oleh kepadatan, strain BAL, dan

komposisi media. Selain itu, produk substansi penghambat dari BAL dipengaruhi

oleh media pertumbuhan, pH, dan temperatur lingkungan8.

Kebutuhan manusia akan pangan semakin meningkat sehingga diperlukan

adanya pemeliharaan kualitas makanan baik dari segi teknik mengawetkan

makanan hingga menggunakan mikrobia tertentu yang memilki kemampuan untuk

menghasilkan antimikrobia yang berpotensi sebagai bahan pengawet makanan

secara alami, disamping itu dapat menghambat mikrobia patogen.

Isolasi BAL dari lingkungan alam telah banyak dilakukan pada berbagai

produk pangan, namun penelitian BAL yang bersumber dari buah-buahan

terutama buah sirsak dan mangga matang belum banyak ditemukan. Padahal

tanaman buah diduga merupakan sumber untuk mendapatkan BAL yang potensial

terutama kandungan karbohidrat sederhana dan asam organiknya yang tinggi.

Selain itu, pemanfaatan buah sirsak dan mangga matang pada penelitian ini

dikarenakan kemelimpahannya di alam sehingga diperlukan pengkajian lebih

lanjut terhadap buah tersebut baik untuk mengetahui keanekaragaman maupun

kemampuan isolat indigenous dalam menghasilkan antimikrobia yang selanjutnya

(jangka panjang) komponen ini dapat dimanfaatkan sebagai agensia pengawet

bahan makanan (biopreservasi) terutama pada buah dan produk olahannya.

8 Campbell & Mitchell, Biologi, Edisi kelima jilid 1. Jakarta : Erlangga, 2002. hal 102

5

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat BAL unggul dari buah

sirsak dan mangga matang yang mampu menghasilkan antimikrobia,

mengkarakterisasi dan mengidentifikasi isolat BAL unggul secara fenotipik

sehingga dapat menentukan genusnya.

B. Identifikasi Masalah

BAL merupakan kekayaan mikrobia yang banyak tersebar di alam

Indonesia. BAL banyak ditemukan pada makanan, daging yang difermentasi,

adonan asam, fermentasi sayuran, buah-buahan, silase, minuman, pada tanaman,

saluran pembuangan, jalur genital, jalur intestinal maupun respiratori pada

manusia dan hewan. Salah satu potensi BAL adalah mampu memproduksi

substansi antimikrobia, seperti asam organik, diasetil, dan bakteriosin.

BAL berperan penting dalam makanan dan minuman, pengawetan

makanan dengan fermentasi asam laktat merupakan perubahan makanan dan

minuman menjadi produk lain yang lebih awet. Banyak bahan makanan dan

minuman yang diawetkan dengan fermentasi asam laktat, seperti buah, daging,

dan sayuran.

Sumber isolat BAL berasal dari buah sirsak dan mangga matang, karena

buah diduga merupakan salah satu habitat yang baik bagi BAL.

6

C. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang akan diteliti adalah :

1. Apakah isolat kelompok BAL dapt diperoleh dari buah sirsak dan mangga

matang?

2. Apakah isolat BAL yang berhasil diisolasi dari sirsak dan mangga matang

memiliki kemampuan menghasilkan antimikrobia?

3. Termasuk genus apakah isolat BAL unggul penghasil antimikrobia

berdasarkan uji fenotipiknya menggunakan metode profile matching?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Memperoleh isolat BAL dari buah sirsak dan mangga matang.

2. Memperoleh isolat BAL unggul yang menghasilkan antimikrobia.

3. Menentukan genus isolat BAL unggul dengan metode profile matching.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Pendidikan

Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan di bidang mikrobiologi

pangan khususnya tentang Bakteri Asam Laktat (BAL) dari buah matang

yang mampu menghasilkan antimikrobia.

7

2. Peneliti

a) Memperoleh pengalaman tentang teknik isolasi dan karakterisasi

bakteri khususnya BAL penghasil antimikrobia dari beberapa buah

matang.

b) Memberikan informasi ilmiah mengenai keanekaragaman BAL yang

beasal dari buah matang serta kemampuannya dalam menghasilkan

antimikrobia.

F. Batasan Operasional/Istilah

Batasan istilah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menyamakan

pandangan mengenai beberapa istilah utama yang digunakan dalam judul

penelitian. Adapun batasan istilah yang digunakan adalah :

1. Isolasi adalah pemisahan sampel mikrobia menjadi sel-sel individu yang

kemudian berkembang membentuk koloni.

2. Karakterisasi adalah suatu cara atau proses untuk mengamati dan

melakukan pengukuran bagian bakteri yang dijadikan sebagai karakter

khusus dari bakteri tersebut.

3. Identifikasi Bakteri adalah identifikasi yang didasarkan pada karakter

fenotipik, meliputi karakter morfologi, karakter fisiologis dan biokimiawi.

4. BAL secara umum merupakan kelompok bakteri gram positif, tidak

membentuk spora, berbentuk bulat atau batang, non motil, katalase negatif,

8

dan mampu menghasilkan asam laktat. Sumber energi utama adalah

karbohidrat yang dapat difermentasi.

5. Buah matang yaitu buah yang bena-benar sudah masak pohon. Tingkat

kematangan buah diukur dengan aroma (flavor), karakteristik warna, dan

bentuk buah sudah padat penuh terutama pada bagian ujung.

6. Antimikrobia merupakan kemampuan suatu zat antimikrobia untuk

menghambat atau mematikan pertumbuhan mikrobia patogen yang

disebabkan oleh asam organik yang dihasilkan oleh BAL.

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Isolasi BAL dari Buah Matang

Berdasarkan isolasi bakteri dari buah sirsak dan mangga matang diperoleh

sebanyak 33 isolat bakteri diantaranya 29 isolat bakteri untuk sirsak dan dari buah

mangga arumanis sebanyak 4 isolat bakteri. Namun, berdasarkan uji konfirmasi

hanya diperoleh 11 isolat yang merupakan isolat BAL (Tabel 4).

Tabel 4. Isolat BAL yang diperoleh dari 2 macam buah matang

Berdasarkan Tabel 4, tampak bahwa isolat BAL yang diisolasi dari sampel

buah sirsak mempunyai jumlah terbanyak yaitu 8 isolat dan dari buah mangga

arumanis sebanyak 3 isolat.

Kode Isolat Sumber Isolat Karakteristik Penciri Bakteri Asam Laktat Sifat Gram Katalase Endospora Bentuk sel

SIa Sirsak Positif Negatif Negatif Batang Sib Sirsak Positif Negatif Negatif Batang Sic Sirsak Positif Negatif Negatif Batang SIe Sirsak Positif Negatif Negatif Batang SIf Sirsak Positif Negatif Negatif Batang SIg Sirsak Positif Negatif Negatif Batang SIh Sirsak Positif Negatif Negatif Batang

SIj Sirsak Positif Negatif Negatif Batang MAa Mangga Positif Negatif Negatif Batang MAb Mangga Positif Negatif Negatif Batang Mac Mangga Positif Negatif Negatif Batang

42

2. Seleksi Isolat BAL Penghasil Antimikrobia

Sebelas isolat yang diperoleh, selanjutnya diseleksi berdasarkan

kemampuannya menghasilkan antimikrobia menggunakan metode Paper disc

Assay. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan adanya pembentukan zona

jernih yang menginterpretasikan bahwa isolat tersebut menghasilkan senyawa

antimikrobia. Perlakuan supernatan medium dari isolat BAL menunjukkan adanya

penghambatan terhadap bakteri indikator E. coli ATCC 35218, tetapi tidak

mampu menghambat bakteri indikator S. aureus ATCC 25923. Sedangkan pada

perlakuan kultur isolat uji, dari 11 isolat yang diuji, 7 diantaranya mampu

menghambat bakteri indikator E. coli ATCC 35218 dan S. aureus ATCC 25923.

Isolat SIa, SIe, SIf, dan SIh diketahui tidak menghasilkan antimikrobia.

Kultur 4 isolat BAL yaitu SIg, SIj, MAa, dan MAb dan 2 isolat yaitu SIb dan SIc,

diketahui mampu menghambat bakteri indikator berturut-turut E. coli ATCC

35218 dan S. aureus ATCC 25923. Adapun hasil dari uji supernatan medium 11

isolat BAL, 4 diantaranya mampu menghambat E. coli ATCC 35218 dengan

diameter zona jernih yang terbentuk berbeda (Tabel 5).

Tabel 5. Diameter zona jernih (mm) penghasilan antimikrobia

Kode

Kultur (mm) PAF 11 (Kontrol Positif)

(mm)

Supernatan (mm) PAF 11 (Kontrol Positif)

(mm) E. coli

ATCC 35218 S. aureus

ATCC 25923 E. coli

ATCC 35218 S. aureus

ATCC 25923 SIa - - - - - - SIb - 1 1 - - 1SIc - 1,4 1 - - 1 SIe - - - - - - SIf - - - - - - SIg 2 - 1,5 2 - 0,9 SIh - - - - - - SIj 1,5 - 1,5 1,3 - 0,9

MAa 0,8 - 1,5 1,6 - 0,9 MAb 1,8 - 1 - - - MAc - - - 0.8 - 1

43

Berdasarkan Tabel 5, tampak bahwa isolat SIg, SIj, MAa, dan MAb

membentuk diameter zona jernih paling besar yaitu 2 mm, 1,5 mm, 1,6 mm, dan

1,8 mm. Dengan demikian ke-4 isolat BAL ini terpilih untuk diidentifikasi lebih

lanjut. Adapun PAF 11 sebagai kontrol positif menunjukkan penghambatan

terhadap indikator. Adapun gambar hasil pengujian antimikrobia disajikan pada

Gambar 1.

(a) (b)

(c)

(d) (e)

Gambar 1. Pengujian antimikrobia pada 11 isolat menggunakan Paper disc Assay (a, b, c) uji kultur isolat dan (d, e) uji supernatant medium.

44

3. Karakterisasi Fenotipik Isolat BAL Terpilih

Empat (4) isolat BAL terpilih yaitu SIg, SIj, MAa, dan MAb yang

memiliki aktivitas penghambatan tertinggi dikarakterisasi berdasarkan sifat

fenotipiknya. Adapun isolat Lactobacillus fermentum FNCC 0104 dan L.

plantarum FNCC 0026 digunakan sebagai type strain acuan (Tabel 6).

a) Morfologi Koloni

Keempat isolat BAL terpilih yaitu SIg, SIj, MAa, dan MAb mempunyai

karakter morfologi koloni yang hampir sama yaitu bentuk koloni circulair dan

warna koloni krem. Begitu pula halnya dengan 2 isolat type strain acuan.

b) Morfologi Sel

Keempat isolat terpilih yaitu SIg, SIj, MAa, dan MAb mempunyai

karakter morfologi sel yang sama yaitu bentuk sel batang, gram positif, tidak

motil, tidak membentuk endospora, dan susunan selnya membentuk rantai

(Gambar 2).

c) Pengujian Sifat Biokimiawi dan Fisiologis

Hasil uji biokimiawi menunjukkan bahwa isolat SIg, SIj, MAa, dan MAb,

tidak mampu menghasilkan enzim katalase. Uji kemampuan fermentasi

karbohidrat berupa pembentukan asam dan gas dari berbagai sumber karbon

menunjukkan hasil yang bervariasi antara keempat isolat (Tabel 6). Semua isolat

baik isolat acuan maupun isolat uji mampu memfermentasi glukosa menghasilkan

asam dan gas.

45

Uji fisiologis yang meliputi pengaruh variasi pH, suhu, dan kadar NaCl

terhadap pertumbuhan isolat memperlihatkan adanya variasi diantara keempat

isolat. Begitu pula halnya dengan 2 strain acuan. Isolat SIg mampu tumbuh pada

pH 4,5 sedangkan isolat SIj, MAa, dan MAb tidak mampu tumbuh. Semua isolat

mampu tumbuh pada pH 8.0 sampai dengan pH 9,0 dan tidak tumbuh pada pH 3,0

dan pH 4,0. Pertumbuhan pada suhu yang berbeda cukup bervariasi diantara

keempat isolat, suhu 37°C dapat dikatakan sebagai suhu optimal pertumbuhan

BAL. Pada kadar NaCl 5%, 6,5%, 10% dan 18% tampak bahwa 4 isolat BAL

terpilih tidak dapat tumbuh, sedangkan 2 strain acuan menunjukkan

pertumbuhannya pada kadar NaCl 5% dan 6,5%.

46

(a) (b) (c) (d) Gambar 2. Morfologi sel isolat BAL umur 48 jam perbesaran (40x10) (a) isolat SIg; (b)

isolat isolat SIj; (c) isolat MAa; dan (d) isolat MAb

47

Tabel 6. Karakter fenotipik BAL terpilih dan strain acuan.

Pengamatan Kode Isolat (OTU)

SIg SIj MAa MAb L. fermentum FNCC 0104

L. plantarum FNCC 0026

A. Morfologi Koloni

Bentuk koloni Circulair Circulair Circulair Circulair Circulair Circulair

Warna koloni Krem Krem Krem Krem Krem Krem

B. Morfologi Sel

Bentuk sel Batang Batang Batang Batang Batang Batang

Reaksi Gram Positif Positif Positif Positif Positif Positif

Motilitas Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif

Endospora Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif

Susunan sel Rantai Rantai Rantai Rantai Rantai Rantai

C. Karakter Biokimiawi

Katalase Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif

Tipe Fermentasi Heteroferm. Heteroferm. Heteroferm. Heteroferm. Heteroferm. Heteroferm.

Pembentukan asam :

Sukrosa + + + + + +

Mannitol - + - - - -

Glukosa + + + + - -

Laktosa - - - - + +

Maltosa + + + - - -

Pembentukan gas :

Sukrosa - - - - - -

Mannitol - - - - - -

Glukosa + + + + + -

Laktosa - - - - - -

Maltosa - - - - - -

D. Uji Fisiologis

Pertumbuhan pada suhu :

37°C + + + + + +

45°C - + + - + +

50°C - - - - + +

48

Tabel 6. Karakter fenotipik isolat BAL terpilih dan strain acuan (Lanjutan)

Pengamatan Kode Isolat (OTU)

SIg SIj MAa MAb L. fermentum FNCC 0104

L. plantarum FNCC 0026

Pertumbuhan pada pH :

3,0 - - - - + + 3,5 - - - - + + 4,0 - - - - + +

4,5 + - - - + +

8,0 + + + + + +

8,5 + + + + + +

9,0 + + + + + + Pertumbuhan pada NaCl : 5% - - - - + +

6,5% - - - - + +

10% - - - - - -

18% - - - - - -

4. Identifikasi Isolat BAL Tingkat Genus (Generic Assignment) dengan Metode Profile Matching

Isolat BAL potensial yang menghasilkan antimikrobia selanjutnya

diidentifikasi berdasarkan karakter fenotipiknya dengan metode Profile Matching

yang menunjukkan bahwa berdasarkan Bergey’s Manual of Determinative

Bacteriology (Holt et al., 1994), isolat terpilih SIg, SIj, MAa, dan MAb memiliki

karakter yang mirip dengan karakter yang dimiliki anggota genus Lactobacillus

(Tabel 7).

49

Tabel 7. Identifikasi tingkat genus (Generic Assignment) dengan metode profile matching

Keempat isolat terpilih yaitu SIg, SIj, MAa, dan MAb memiliki karakter

fenotipik antara lain bentuk sel batang, membentuk rantai, reaksi gram positif,

tidak motil, tidak membentuk endospora, katalase negatif, tipe fermentasi

heterofermentatif, pertumbuhan pada pH 4,5 positif/negatif, pertumbuhan pada

suhu 45°C positif/negatif, dan tidak dapat tumbuh pada 6,5-18% NaCl, sehingga

diduga kuat merupakan anggota genus Lactobacillus.

E. Klasifikasi Fenetik dengan Metode Numerical Taxonomy

Hasil karakter fenotipik 4 isolat BAL terpilih dan 2 type strain selanjutnya

disusun dalam matriks nxt (Tabel 8).

Karakteristik Lactobacillus SIg SIj MAa MAb

1. Bentuk sel batang + + + + +

2. Susunan sel Rantai Rantai Rantai Rantai Rantai

3. Reaksi gram + + + + +

4. Endospora - - - - -

5. Katalase - - - - -

6. Motilitas - - - - -

7. Tipe fermentasi : homo/heteroferm. Homo/heteroferm. Heteroferm. Heteroferm. Heteroferm. Heteroferm.

8. Pertumbuhan pada suhu 45°C +/- - + + -

9. Pertumbuhan pada pH 4,5 +/- + - - -

10. Pertumbuhan pada % NaCl 6,5% +/-

- - - -

11. Pertumbuhan pada % NaCl 18% +/- - - - -

50

Tabel 8. Uji fenotipik isolat BAL terpilih dan type strain

Karakter Fenotipik (t) Kode isolat (OTU) (n)

SIg SIj MAa MAb L. fermentum FNCC 0104 L. plantarum FNCC 0026

Bentuk Koloni : Circulair + + + + + + Warna koloni : Krem + + + + + + Bentuk sel : Batang + + + + + + Susunan sel : Rantai + + + + + + Gram Positif + + + + + + Motilitas - - - - - - Endospora - - - - - - Katalase - - - - - - Heterofermentatif + + + + + + Penghasilan asam :

Sukrosa + + + + - -

Mannitol - + - - - -

Glukosa + + + + + +

Laktosa - - - - - -

Maltosa + + + - - -

Penghasilan gas :

Sukrosa - - - - - -

Mannitol - - - - - -

Glukosa + + + + + -

Laktosa - - - - - -

Maltosa - - - - - - Pertumuhan pada suhu : 37°C + + + + + +

45°C - + + - + +

50°C - - - - + +

Pertumbuhan pada pH:

3,0 - - - - + +

3,5 - - - - + +

4,0 - - - - + +

4,5 + - - - + +

8,0 + + + + + +

8,5 + + + + + +

9,0 + + + + + + Pertumbuhan pada % NaCl : 5% - - - - + + 6,5% - - - - + + 10% - - - - - - 18% - - - - - -

51

Berdasarkan data dari uji fenotipik, kemudian dilakukan penghitungan

nilai similaritas antar isolat (Tabel 8).

Tabel 9. Matriks Similaritas Simple Matching Coefficient (SSM) antar isolat bakteri asam

laktat berdasarkan uji fenotipiknya terhadap 33 unit karakter

SIg SIj MAa MAb L. fermentum FNCC 0104

L. plantarum FNCC 0026

SIg 100

SIj 90,9 100

MAa 93,9 97,0 100

MAb 93,9 90,9 93,9 100

L. fermentum FNCC 0104 72,7 69,7 72,7 72,7 100

L. plantarum FNCC 0026 69,7 66,7 69,7 69,7 97,0 100 Berdasarkan nilai matriks similaritas tersebut kemudian dilakukan

konstruksi dendogram dengan menggunakan algoritma Average linkage atau

UPGMA (Gambar 3).

Gambar 3. Dendogram yang menunjukkan hubungan antar BAL terpilih dengan type

strain berdasarkan indeks similaritas menggunakan cara Simple Matching Coefficient (SSM)

52

Berdasarkan Tabel 9, tampak bahwa isolat SIj dan MAa memiliki

kemiripan 97%. Isolat SIg, MAa, dan MAb memiliki indeks similaritas dengan

type strain L. fermentum FNCC 0104 sebesar 72,7%, dengan demikian

berdasarkan konsep taksospesies yang menyatakan bahwa beberapa strain

mikrobia dikelompokkan dalam satu spesies yang sama apabila memiliki indeks

similaritas ≥ 70% maka isolat SIg, MAa, dan MAb diduga kuat merupakan

anggota genus Lactobacillus dengan jenis L. fermentum.

Tiga isolat dari 4 isolat BAL terpilih diduga merupakan spesies L.

fermentum sedangkan isolat SIj memiliki kemiripan yang rendah dengan 2 type

strain sehingga belum dapat diketahui spesiesnya.

53

B. PEMBAHASAN

Hasil isolasi menunjukkan bahwa dari buah sirsak diperoleh jumlah isolat

terbanyak dibandingkan buah mangga. Hal ini disebabkan pada buah sirsak

terdapat kandungan karbohidrat yang lebih tinggi sebesar 16,3 gr dibandingkan

dengan buah mangga sebesar 11,9 gr. Karbohidrat merupakan sumber karbon dan

energi untuk substrat pertumbuhan. Karbohidrat merupakan polisakarida, yang

kemudian dihidrolisis menjadi monosakarida (Glukosa).

Menurut Ray dan Daeschel (1992), mikrobia akan berkembangbiak

dengan cepat menjadi populasi yang besar pada substrat yang membusuk dan

mengandung cukup gula. Selanjutnya glukosa dihidrolisis lebih lanjut melalui

jalur glikolisis atau Emden-Meyerhof-Parnas (EMP). Glikolisis adalah pemecahan

glukosa menjadi piruvat atau asam laktat. Glikolisis merupakan lintasan utama

pemakaian glukosa, terjadi dalam sitosol semua sel bakteri dengan tujuan untuk

menghasilkan energi (ATP). Glikolisis dapat terjadi pada suasana aerobik maupun

anaerobik. Pada suasana aerobik dapat menghasilkan 6 atau 8 ATP dan 2 molekul

asam piruvat per molekul glukosa, Apabila glikolisis terjadi dalam suasana

anaerobik maka akan menghasilkan 2 ATP dan 2 molekul asam laktat60.

Kelompok BAL selain menghasilkan asam laktat secara homofermentatif

juga secara heterofermentatif. BAL homofermentatif memfermentasikan glukosa

melalui jalur glikolisis atau Emden-Meyerhof-Parnas (EMP) menghasilkan asam

laktat kurang lebih 85% dari glukosa. BAL heterofermentatif menghasilkan asam

60 Atlas, Principles of Microbiology, Second Edition, Wm. C. Brown Published : USA, 1997.

54

laktat melalui jalur fosfoketolase atau Hexose Monophosphate Shunt (HMS) dan

menghasilkan asam laktat kurang lebih 50% dan produk lainnya berupa etanol,

asam asetat, CO2, dan hidrogen peroksida. Perbedaan dua jalur metabolisme ini

didasarkan pada enzim yang dimiliki masing-masing golongan. Pada jalur

glikolisis (EMP) enzim yang terlibat adalah 1,6 - diphosphate aldolase sedangkan

pada jalur fosfoketolase (HMS) enzim yang terlibat adalan phosphoketolase61.

Beberapa anggota spesies BAL telah dilaporkan berhasil diisolasi dari

buah dan tanaman. Ray dan Daeschel (1992), menyatakan kebanyakan mikrobia

fermentatif seperti BAL dapat dengan mudah diisolasi dari tanaman.

Menurut Daeschel (1989) BAL dapat memproduksi antimikrobia yang

dapat menghambat bakteri patogen dan pembusuk seperti Staphylococcus aureus,

Eschericia coli, dan Listeria monocytogenes. Dengan demikian BAL banyak

dimanfaatkan sebagai biopreservasi62. Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan

adanya aktivitas antimikrobia BAL terhadap bakteri indikator yaitu S. aureus

ATCC 25923 dan E. coli ATCC 35218.

Pengujian aktivitas antimikrobia terhadap bakteri patogen dilakukan pada

supernatan medium BAL dan kulturnya. Pengujian dengan dua perlakuan tersebut

bertujuan untuk mengetahui asal penghambatan apakah berasal dari hasil

metabolismenya atau dari selnya. Kultur BAL yang memberikan zona jernih

adalah kultur yang memiliki daya antagonistik terhadap bakteri yang diuji,

61 Rahayu, E.S. & S. Margino. BAL : Isolasi dan Identifikasi. Materi Workshop, Diselenggarakan di PAU Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 13-14 Juni 1997. 62 Suardana, I. W., et al.,. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat dari Cairan Rumen Sapi Bali sebagai Kandidat Biopreservatif . 2007. Jurnal Veteriner. 8 : 155 – 159

55

sedangkan supernatan yang memberikan zona jernih diduga merupakan

supernatan BAL penghasil antimikrobia selain asam. Besar kecilnya zona jernih

yang muncul setara dengan besar besar kecilnya aktivitas antimikrobia yang

terdapat pada kultur atau supernatan mediumnya63.

Menurut Ardiansyah (2007) penghambatan mikrobia oleh senyawa

antimikrobia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain gangguan pada

senyawa penyusun dinding sel, peningkatan permeabilitas membran sel yang

dapat menyebabkan kehilangan komponen penyusun sel, menginaktivasi enzim,

dan destruksi atau kerusakan fungsi material genetik.

Menurut Pelczar & Chan (1986) Bakteri Gram positif cenderung lebih

sensitif terhadap komponen antibakteri. Hal ini disebabkan oleh struktur dinding

sel bakteri Gram positif lebih sederhana sehingga memudahkan senyawa

antibakteri untuk masuk ke dalam sel dan menemukan sasaran untuk bekerja,

sedangkan struktur dinding sel bakteri Gram negatif lebih kompleks dan berlapis

tiga, yaitu lapisan luar berupa lipoprotein, lapisan tengah yang berupa

peptidoglikan dan lapisan dalam lipopolisakarida.

Pada penelitian ini, antimikrobia dari BAL kurang sensitif terhadap

kelompok bakteri gram positif dikarenakan pada dinding selnya terdiri dari

lapisan mukokompleks yang tebal. Mukokompleks tersusun oleh peptidoglikan

dan pada dinding selnya terdapat asam teikoat yang berfungsi sebagai reseptor

permukaan sel sensitif. Menurut Haskard et al, (2001) Walaupun lapisan

peptidoglikan pada bakteri gram positif ini cukup tebal, namun peristiwa

63 Rahayu, E. S., Bakrteri Asam Laktat dalam Fermentasi dan Pengawetan Makanan, Seminar Nasional Industri Pangan, 2000.

56

pemutusan ikatan oleh asam akan menurunkan ketebalan, melonggarkan ikatan

silang antar komponen dan pada akhirnya akan memperbesar ukuran lubang.

Kondisi yang terjadi pada dinding sel memungkinkan antimikrobia untuk terikat

pada dinding sel dan plasma membran dengan suatu mekanisme pengikatan

tertentu.

Pada penelitian ini aktivitas antimikrobia dari BAL lebih sensitif terhadap

E. coli ATCC 35218 yaitu kelompok gram negatif, hal ini dimungkinkan karena

adanya perbedaan kepekaan pada bakteri gram positif dan bakteri gram negatif

terhadap senyawa antimikrobia. Mekanisme penghambatan pertumbuhan sel

bakteri Gram negatif oleh asam laktat menurut Alakomi et al. (2000) terutama

dengan menyebabkan sublethal injury pada sel bakteri, injury tersebut dapat juga

merusak lapisan lipopolisakarida (LPS) pada permukaan membran sel, sehingga

permeabilitas membran luar sel menjadi terganggu. Dengan rusaknya membran

luar sel, maka kondisi asam pada lingkungan sel dapat masuk ke dalam sel

sehingga merusak aktivitas intraselular yang pada akhirnya dapat mematikan sel.

Menurut Lunggani (2007) asam yang terlalu tinggi akan mengakibatkan

LPS lisis dan memacu terjadinya lubang pada dinding selnya. Antimikrobia bisa

masuk ke dalam sel dan kontak dengan membran sitoplasma sehingga

mempengaruhi sintesis energi dan permeabilitas dinding sel yang akhirnya

menyebabkan kematian pada bakteri64.

Menurut Ray (1996), pada umumnya mekanisme penghambatan

antimikrobia (bakteriosin) terjadi melalui destabilisasi membran sitoplasma 64 Soetarto et al., 1999; Brock & Madigan, 1980 and Ray, 1996.

57

mempengaruhi sintesis energi dan permeabilitas dinding sel akhirnya

menyebabkan lisisnya sel.

Pembentukan pori pada membran sel merangsang permeabilitas membran

yang dapat mengganggu keseimbangan ADP/ATP intraseluler akibat kebocoran

fosfat inorganik (Martinez et al, 2000), mengurangi daya gerak proton dan jumlah

kation bivalensi (Mg2+ atau Ca2+) menyebabkan penetralan muatan negatif

fosfolipid, dan penurunan cairan membran, memungkinkan perembesan ion (K+

dan Mg2+), asam amino (asam glutamat dan lisin) dan ATP65. Daya gerak proton

(Proton Motive Force = PMF) merupakan gradien elektrokimia membran

sitoplasma yang mengatur sintesis dan penimbunan ATP. Kegagalan PMF

menyebabkan kemtian sel melalui penghentian semua reaksi yang membutuhkan

energi.

Menurut Moll et al, (1999) Antimikrobia (bakteriosin) dalam

pembentukan pori harus berinteraksi dengan membran sitoplasma sel target. Lipid

membran sitoplasma yang bermuatan negatif merupakan reseptor utama

antimikrobia (bakteriosin) dalam proses pembentukan pori. Interaksi elektrostatik

antimikrobia (bakteriosin) yang bermuatan positif yang bersifat

hidrofobik66dengan gugus fosfat bermuatan negatif pada membran sel target

merupakan tahap awal pengikatan antimikrobia (bakteriosin) dengan membran

target. Bagian hidrofobik bakteriosin masuk ke dalam membran membentuk pori.

Konduktivitas dan stabilitas pori pada bakteriosin (lantibiotik) ditingkatkan

65 Oscarriz & Pissabaro, Classification and Mode of Action of Membrane-active Bactericons Produced by Gram-Positive Bacteria. International Bacteriology 4 : 13-15. 2001 66 Cleveland, et al., Bacteriocins : Safe, Natural Antimicrobials for Food Preservation. International Journal Food Microbiology 71 : 1-20. 2001

58

melalui pengikatan molekul (molecule docking) sedangkan antimikrobia

(bakteriosin) kelas II, reseptor membran target bekerja terhadap spesifikasi

tertentu67. Gambar 4 menunjukkan model skematik pembentukan pori oleh

antimikrobia (bakteriosin) pada membran sel target68.

67 Chen & Hoover, Bacteriocins and Their Food Application. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety 2 : 82-100. 2003

68Paul D. Cotter, Colin Hill & R. Paul Ross. Mode Of Action Of Lactic Acid Bacteria Bacteriocins.http://www.nature.com/nrmicro/journal/v3/n10/images/nrmicro1273-f2.gif. Diakses 11 Juni 2010

59

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa 11 isolat diidentifikasi sebagai

BAL dengan karakter penciri gram positif, non motil, non endospora, dan katalase

negatif .

Berdasarkan hasil identifikasi isolat BAL tingkat genus dengan metode

profile matching diketahui bahwa isolat SIg, SIj, MAa, dan MAb termasuk dalam

anggota genus Lactobacillus.

Berdasarkan konsep taksospesies, strain mikrobia yang mengelompok

dalam satu spesies yang sama apabila memiliki indeks similaritas ≥ 70%. Isolat

SIg, MAa, dan MAb diduga kuat merupakan anggota genus Lactobacillus dengan

jenis L. fermentum sedangkan isolat SIj memiliki kemiripan yang rendah dengan 2

type strain sehingga belum dapat diketahui spesiesnya.

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Diperoleh 33 isolat yang berhasil diisolasi dari buah mangga dan sirsak, 11

isolat diantaranya diidentifikasi sebagai BAL.

2. Isolat SIg, SIj, MAa, dan MAb membentuk diameter zona jernih paling

besar.

3. Isolat terpilih yaitu SIg, SIj, MAa, dan MAb, diidentifikasi sebagai

anggota genus Lactobacillus.

4. Berdasarkan konsep taksospesies, isolat SIg, MAa, dan MAb diduga kuat

sebagai jenis L. fermentum.

B. Saran

Kemampuan isolat-isolat hasil penelitian ini dalam hal pengawetan produk

makanan belum diketahui sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai karakterisasi jenis antimikrobia yang dihasilkan dan penerapannya

dalam mengawetkan produk makanan khususnya buah dan produk asal buah.

61

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Sirsak. Jakarta : Badan Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Teknologi.

. 2007. Khasiat Buah-buahan dan Sayuran.

http://bluejack.binus.ac.id/042/viewtopic.php?t=494. Diakses 18 Agustus 2009.

. 2009a. Sirsak (Annona muricata Linn).

http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?mnu=2&id=171. Diakses 11 September 2009.

. 2009b. Teknologi Pengolahan Sari Buah Mangga.

http://www.mangga.info/content/teknologi-pengolahan-sari-buah-mangga. Diakses 24 Agustus 2009.

. 2009c. Mangga Arumanis 143.

http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?mnu=2&id=103. Diakses 11 September 2009.

.2010. Bahaya Biologis pada Bahan Makanan.

http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/652-bahaya-biologis-pada-bahan-pangan. Diakses 11 Juni 2010.

Alakomi, H. L, Skytta, Saarela, Mattila-Sandholm, Latva-Kala, & Helander. 2000.

Lactic acid permeabilizes Gram-negative bacteria by disrupting the outer membrane. Applied and Environmental Microbiology 66 : 2001-2005

Antara, N. S., I. N. Dibia & W. R. Aryanta. 2009. Karakteristik Bakteri Asam

Laktat yang Diisolasi dari Susu Kuda Bima. Agritech, 29. 2009. Ashari, S. 2004. Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial. Malang :

Bayumedia Publishing. Ardiansyah. 2007. Antimikroba dari Tumbuhan. http ://www.beritaiptek.com.

Diakses 9 Juni 2010. Atlas, R. M. 1997. Principles of Microbiology, Second Edition. Wm. C. Brown

Published : USA. Bachrudin, Z., Astuti, & Y.S. Dewi. 2000. Isolasi dan Seleksi mikroba Penghasil

Laktat dan Aplikasinya pada Fermentasi Limbah Industri Tahu. Prosiding Seminar Nasional Industri Enzim dan Bioteknologi.

62

Bastian, Februadi, A.B. Tawali & A. Laga. 2004. Mempelajari Pengaruh Suhu

Penyimpanan Terhadap Mutu Buah Apel Varietas Red Delicious (Malus sylvetris). Seminar Hasil Penelitian, pada hari Rabu, 29 Desember 2004. di laboratorium Rekayasa Pangan Jurusan Teknologi Pertanian Unhas.

Biswas, S.R., P. Ray, M. C. Johnson & B. Ray. 1991. Influence of Growth

Condition on The Production of a Bacteriocin, Pediocin AcH by Pediococcus acidilactici H. Applied and Environmental Microbiology, 57 : 1265-1267.

Brock, T.D. & Madigan, M.T. 1980. Biology of Microorganism. Prentice Hall

Englewood Cliffs, New Jersey. Brown, A. E., 2005. Benson’s Microbiological Applications complete version :

Labotarory Manual In General Microbiology, Ninth Edition. McGraw-Hill Companies, Inc., 1211 Avenue of the Americas, New York, NY 10020.

Chen, H. & D. G. Hoover. 2003. Bacteriocins and Their Food Application.

Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety 2 : 82-100. Choi, H.J., C. I. Cheigh, S. B. Kim, J. C. Lee, D. W. Lee, S. W. Choi, J. M. Park

& Y. R. Pyun. 2002. Weissella kimchii sp. nov., a novel lactic acid bacterium from kimchi. International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology, 52 : 507-511.

Cintas, L.M., M. P. Casaus. C. Herranz, I. F. Nes. & P. E. Hernández. 2001.

Review: Bacteriocins of Lactic Acid Bacteria. Food Science and Technology International, 7 : 281-305.

Cleveland, J., T. J. Montville, I.F. Nes & M. L. Chikindas. 2001. Bacteriocins :

Safe, Natural Antimicrobials for Food Preservation. International Journal Food Microbiology 71 : 1-20.

Cotter, P.D,, & Hill, C. 2003. Surviving the acid test: responses of Gram-positive

bacteria to low pH. Microbiology Moleculer Biology 67 : 429-453 Daeschel, M.A.1989. Antimicrobial Substance from Lactic Acid Bacteria for Use

as Food Preservation. Journal Food Technology, 43 : 148-155. Djaafar, T.F., E.S.Rahayu, D. Wibowo & S. Sudarmadji. 1996. Substansi

Antimikrobia Bakteri Asam Laktat yang diisolasi dari Makanan Hasil Fermentasi Tradisional Indonesia. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 6 : 15-21.

63

Djaafar, T.F., E.S.Rahayu, D. Wibowo & S. Sudarmadji. 1996. Antimicrobial Substance Produce by Lactobacillus sp. TGR-2 Isolat from Growol. Indonesian Food and Nutrition Progress. Food and Nutrition Development and Research Center. Gadjah Mada University, Yogyakarta.

Feliatra, I. Efendi, & E. Suryadi. 2004. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik

dari Ikan Kerapu MAcan (Ephinephelus fuscogatus) dalam Upaya Efisiensi Pakan Ikan. Jurnal Natur Indonesia 6 : 75-80.

Goldin, B. R. 1998. Health Benefit of Probiotic. Department of Family Medicine

and Community Health, Boston. Hardy, K.G. 1975. Colicinogeny and Related Phenomena. Bacteriological

Reviews, 39 : 464-515. Harley, J.P. 2005. Laboratory Exercises In Microbiology, Sixth Edition. McGraw-

Hill Companies, Inc., 1211 Avenue of the Americas, New York, NY 10020. Haskard, C. A., Nezami, H., Kankanpaa, P. E. Salminen, S & Ahokas, J. T. 2001.

Surface binding of Aflatoxin B1 by Lactic Acid Bacteria. Applied and Enviromental Microbiology, 67 : 3086 - 3091.

Holt, J. G., N. R. Krieg, P.H.A. Sneath, J.T. Staley & S.T. Williams. 1994.

Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. 9th Edition. Williams and Wilkins. Baltimore.

Juoetono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S.Kabirun, Suhadi & Susanto. 1973.

Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum. Yogyakarta : Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM.

Kandler, O. & N. Weiss. 1995. Bergey’s Manual : Systematic Bacteriology. The

Williams and Wilkins Company, Baltimore, M.D. Kusmiati & Malik, A. 2002. Aktivitas Bakteriosin dari Bakteri Leuconostoc

esenteroides pbac1 pada Berbagai Media. Makara Kesehatan, 6 .2002. Lay, B. W. 1994. Analisis Mikrobia di Laboratorium. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada. Leveau, J.Y., M. Bovix and H. de Roissart. 1995. The Lactic Microflora. In

Bourgeois, C. M. & J.Y. Leveau (eds.). Microbiological Control For Food and Agricultural Products. VCH Publishers, Inc. New York.

Lücke, F.K. 1997. Fermented sausages. In: Microbiology of Fermented Foods.

WOOD, J.B. (Ed.). Elsevier Applied Science, New York.

64

Lunggani, A.T. 2007. Kemampuan Bakteri Asam Laktat Dalam Menghambat Pertumbuhan dan Produksi Aflatoksin B2 Aspergilllus flavus. BIOMA, 9 : 45-51.

Martinez. B., A. Rodriquez & J.E. Suarez. 2000. Lactococcin 972, Bacteriocin

that Inhibits Septum Formation in Lactococci. Microbiology 146: 949-955. Misgiyarta & Widowati, S. 2002. Seleksi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat

(BAL) Indigenous. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman.

Misgiyarta & Widowati, S. 2002. Efektifitas Bakteri Asam Laktat (BAL) dalam

Pembuatan Produk Fermentasi Berbasis Protein atau Susu Nabati. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman.

Moll, G. N., W.N. Koning & A. J. M. Driessen. 1999. Bacteriocins : Mechanisms

of Membrane Insertion and Pore Formation. Antonie Van Leeuwenhoek 76 : 185 : 198.

Nugroho, D.A. & E.S. Rahayu. 2003. Ekstraksi dan Karakterisasi Bakteriosin

yang Dihasilkan Oleh Leuconostoc mesentroides SM 22. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 14. 2003.

Oscarriz, J.C. & A.G. Pissabaro. 2001. Classification and Mode of Action of

Membrane-active Bactericons Produced by Gram-Positive Bacteria. International Bacteriology 4 : 13-15.

Parente, E. & A. Ricciardi.1999. Production, Recovery, and Purification of

Bacteriocins from Lactic Acid Bacteria. Applied Microbiology Biotechnology, 52 : 628-638.

Paul D. Cotter, Colin Hill & R. Paul Ross. 2010. Mode Of Action Of Lactic Acid

BacteriaBacteriocins. Http://www.nature.com/nrmicro/journal/v3/n10/images/nrmicro1273-f2.gif. Diakses 11 Juni 2010.

Pato, U. 2003. Potensi Bakteri Asam Laktat yang Diisolasi dari Dadih untuk

Menurunkan Resiko Penyakit Kanker. Jurnal Natur Indonesia 5 : 162-166.

Pelczar, M. J., & Chan E. C.S. 1986. Dasar-dasar mikrobiologi 2. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Priest, F & B. Austin. 1993. Modern Bacterial Taxonomy. Second Edition.

London :Chapman & Hall.

65

Prihatman, K. 2000. Mangga (Mangifera spp). Jakarta : Badan Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Teknologi.

Putri, E. 2009. Sirsak (Annona muricata). .

http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?mnu=2&id=171. Diakses 11 September 2009.

Rahayu, E.S.,S. Sudarmadji, D. Wibowo, & T.F. Djaafar. 1995. Isolasi Bakteri

Asam Laktat dan Karakterisasi Agensia yang Berpotensi sebagai “Biosafety” Makanan Indonesia. Laporan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Pusat Antar Universitas. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Rahayu, E.S. & S. Margino. 1997. BAL : Isolasi dan Identifikasi. Materi

Workshop, Diselenggarakan di PAU Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 13-14 Juni 1997.

Rahayu, E. S., A. Ekasari, A.K. Wardani, & S. Margino. 1999. Skrining Bakteri

Asam Laktat dari Daging dan Produk olahannya sebagai Penghasil Bakteriosin. Prosiding Seminar Nasional Pangan Yogyakarta, 14 September 1999.

Rahayu, E. S. 2000. Bakteri Asam Laktat dalam Fermentasi dan Pengawetan

Makanan. Seminar Nasional Industri Pangan. Ray, B. 1996. Fundamental Food Microbiology. CRC Press. Boca Raton, Florida. Ray, B. & M. Daeschel. 1992. Food Biopreservatives of Microbial Origin. CRC

Press. Boca Raton, Florida. Sarkono. 2005. Isolasi, Seleksi, Karakterisasi, dan Identifikasi Bakteri Asam

Laktat Penghasil Bakteriosin dari berbagai Buah Masak. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Seeley, H.W., P.J. Van Demark, & J.J. Lee. 2001. Microbes in Action. A

Labotatory Manual of Microbiology, Fourth Edition. W.H. Freeman & Company. New York, pp. 225-266.

Soetarto, A. E. S., T. T. Suharni, & S. Y. Nastiti. 1999. Handout Mikrobiologi I.

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Suardana, I. W., I. N. Suarsana, I. N. Sujaya, & K. G. Wiryawan. 2007. Isolasi

dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat dari Cairan Rumen Sapi Bali sebagai Kandidat Biopreservatif . Jurnal Veteriner. 8 : 155 – 159

Sukarmin. 2009. Teknik Penyerbukan pada Tanaman Sirsak. Buletin Teknik

Pertanian, 14 : 9-11.

66

Suelarso, B. 1988. Budidaya Apel. Yogyakarta : Kanisius. Suwarno,W.B. 2008. Pemuliaan Tanaman Mangga.

http://www.fp.unud.ac.id/biotek/wp-content/uploads/2009/02/pemuliaan-mangga.pdf. Diakses 18 Agustus 2008

Syafi’ i, I. 2008. Mengenal Probiotik dan Manfaatnya Bagi Kesehatan.

http://www.poltekkes-soepraoen.ac.id/?prm=artikel&var=detail&id=39. Diakses 28 Juli 2009.

Tagg J.R., Dajani, & Wannamaker. 1976. Bacteriocins of Gram Positive Bacteria.

Bacteriology Reviews, 40 : 722-756. Wahyudi, D. 2009. Isolasi, Karakterisasi, Purifikasi dan Aktivitas Antimikrobia

dari Bacteriosin yang Diproduksi Oleh Bakteri Asam Laktat Terhadap Pertumbuhan Beberapa Bakteri Patogen dan Pembusuk Makanan. http://www.aaknasional.ac.id/berita.php?ct=2009-07-01%2012:28:20. Diakses 28 Juli 2009.

Waluyo, L. 2008. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang : UMM

Press.

67

Lampiran 1. Foto Penelitian Isolasi BAL dari Buah Sirsak (Nangka Londo) Isolasi BAL dari Buah Mangga Arumanis

68

Lampiran 2. komposisi medium MRS agar (De Man,Rogosa, Sharpe) Komposisi per liter : Peptone ……………………………………………………….. 10,0 g

’Lab-Lemco’ powder …………………………………………. 8.0 g

Yeast extract …………………………………………………… 4.0 g

Glucose ……………………………………………………….. 20.0 g

Sorbitan mono-oleate (tween 80) ………………………………. 1 ml

Dipotassium hydrogen phosphate ………………………………. 2.0 g

Sodium acetate 3H2O .................................................................. 5.0 g

Triammonium citrate ................................................................... 2.0 g

Magnesium sulphate 7H2O ............................................................ 0.2 g

Manganese sulphte 4H2O .............................................................. 0.05 g

Agar ........................................................................................... 10.0 g

Pembuatan : Seluruh komponen (62 gram) dimasukkan ke dalam 1 liter akuades, lalu

dipanaskan hingga tercampur merata. pH diatur 6,2. masukkan dalam otol dan sterilisasi

dengan autoklaf pada temperatur 121°C selama 15 menit.

69

Lampiran 3. Komposisi Medium Nutrient Broth (NB)

Komposisi per liter :

‘Lab-Lemco’ powder ………………………………………….10.0 g

Peptone ………………………………………………………..10.0 g

Sodium chloride ………………………………………………..5.0 g

Pembuatan : Tambahkan semua komponen (25 gram) ke dalam 1 liter aquades. Campurkan

hingg merata, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan disterilkan dengan autoklaf

pada suhu 121°C selama 15 menit.

Lampiran 4. Komposisi Medium Nutrient Agar (NA)

Komposisi per liter :

‘Lab-Lemco’ powder …………………………………………. 3.0 g

Peptone ………………………………………………………… 5.0 g

Agar …………. ………………………………………………..15.0 g

Pembuatan : Tambahkan semua komponen (23 gram) ke dalam 1 liter aquades. Campurkan

hingg merata, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan disterilkan dengan autoklaf

pada suhu 121°C selama 15 menit.

70

Lampiran 5. Komposisi Medium Peptone Glukosa Yeast Extract (PGY) cair

Komposisi per liter :

Peptone …………………………………………………….5.0 g

Glucosa …………………………………………………..10.0 g

Yeast Extract …………………………………………… 5.0 g

Sodium azida …………………………..............................1.0 g

Pembuatan : Tambahkan semua komponen ke dalam 1 liter aquades. Campurkan hingg

merata, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan disterilkan dengan autoklaf pada

suhu 121°C selama 15 menit.

71

Lampiran 6. Data 33 karakter hasil test unit karakter (t=33) terhadap 4 isolat BAL terpilih setelah diolah dengan program PFE (Programmer File Editor)

*L 33 6 BAL BUAH SIg SIj MAa MAb L.fermentum L.plantarum A 1 1 1 1 1 1 B 1 1 1 1 1 1 C 1 1 1 1 1 1 D 1 1 1 1 1 1 E 1 1 1 1 1 1 F 0 0 0 0 0 0 G 0 0 0 0 0 0 H 0 0 0 0 0 0 I 1 1 1 1 1 1 J 1 1 1 1 0 0 K 0 1 0 0 0 0 L 1 1 1 1 1 1 M 0 0 0 0 0 0 N 1 1 1 0 0 0 O 0 0 0 0 0 0 P 0 0 0 0 0 0 Q 1 1 1 1 1 0 R 0 0 0 0 0 0 S 0 0 0 0 0 0 T 1 1 1 1 1 1 U 0 1 1 0 1 1 V 0 0 0 0 1 1 W 0 0 0 0 1 1 X 0 0 0 0 1 1 Y 0 0 0 0 1 1 Z 1 0 0 0 1 1 AA 1 1 1 1 1 1 AB 1 1 1 1 1 1 AC 1 1 1 1 1 1 AD 0 0 0 0 1 1 AE 0 0 0 0 1 1 AF 0 0 0 0 0 0 AG 0 0 0 0 0 0

72

Lampiran 7. Penentuan indeks similaritas Simple Matching Coefficient dengan program MVSP (Multivariate Statistical Package) Plus Version 2.0

********************* ***** M V S P ***** ********************* Ver. 2.0a Date of analysis - April 23, 2010 Time of analysis - 7:03:15am Input file name - C:\MVSP\IDA.MVS Output file name - C:\MVSP\IDA.OUT SIMILARITY AND DISTANCE COEFFICIENTS ==================================== BAL BUAH File of 33 rows x 6 columns SIMPLE MATCHING COEFFICIENT SIg SIj MAa MAb L.fermen L.planta SIg 1 0.909 0.939 0.939 0.727 0.697 SIj 0.909 1 0.970 0.909 0.697 0.667 MAa 0.939 0.970 1 0.939 0.727 0.697 MAb 0.939 0.909 0.939 1 0.727 0.697 L.fermen 0.727 0.697 0.727 0.727 1 0.970 L.planta 0.697 0.667 0.697 0.697 0.970 1 Analysis finished at - 7:03:16am

73

Lampiran 8. Analisis klaster berdasarkan matriks similaritas Simple Matching Coefficient ********************* ***** M V S P ***** ********************* Ver. 2.0a Date of analysis - April 23, 2010 Time of analysis - 7:04:13am Input file name - C:\MVSP\IDA.MVD Output file name - C:\MVSP\IDA.OT2 CLUSTER ANALYSIS ================ BAL BUAH - MATCH File of 6 rows x 6 columns INPUT MATRIX SIg SIj MAa MAb L.fermen L.planta SIg 1 0.909 0.939 0.939 0.727 0.697 SIj 0.909 1 0.970 0.909 0.697 0.667 MAa 0.939 0.970 1 0.939 0.727 0.697 MAb 0.939 0.909 0.939 1 0.727 0.697 L.fermen 0.727 0.697 0.727 0.727 1 0.970 L.planta 0.697 0.667 0.697 0.697 0.970 1 UNWEIGHTED PAIR GROUP AVERAGE METHOD NUMBER OF OBJECTS NODE GROUP 1 GROUP 2 SIMILARITY IN FUSED GROUP 1 SIj MAa 0.970 2 2 L.fermen L.planta 0.970 2 3 SIg MAb 0.939 2 4 NODE 3 NODE 1 0.924 4 5 NODE 4 NODE 2 0.704 6 Analysis finished at - 7:04:13am