ismayanti

98
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan nasional menitikberatkan pada peningkatan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit serta pengadaan sarana dan prasarana kesehatan. Dengan demikan diharapkan terwujudnya derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan dari tujuan nasional. Diantara tuntutan pembangunan kesehatan nasional tersebut adalah menurunkan angka kesakitan dan angka kematian pada anak adalah penyakit diare. Penyakit diare salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan pada anak di negara sedang berkembang, setiap tahun diperkirakan lebih dari satu milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta kasus kematian sebagai akibatnya. Diare masih merupakan penyebab penting kematian pada anak-anak di negara sedang berkembang. 1

Upload: sinar-rembulan

Post on 27-Sep-2015

246 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

bab iii

TRANSCRIPT

Bab I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan nasional menitikberatkan pada peningkatan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit serta pengadaan sarana dan prasarana kesehatan. Dengan demikan diharapkan terwujudnya derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan dari tujuan nasional.

Diantara tuntutan pembangunan kesehatan nasional tersebut adalah menurunkan angka kesakitan dan angka kematian pada anak adalah penyakit diare.

Penyakit diare salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan pada anak di negara sedang berkembang, setiap tahun diperkirakan lebih dari satu milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta kasus kematian sebagai akibatnya. Diare masih merupakan penyebab penting kematian pada anak-anak di negara sedang berkembang. Kombinasi paparan lingkungan yang potogenik, diet tidak memadai, malnutrisi menunjang timbulnya kesakitan dan kematian karena diare. Hal itu terjadi lebih dari dari satu milyar episode diare setiap tahun, dengan 2-3% kemungkinan jatuh kedalam dehidrasi.

Misnadiarly menyebutkan bahwa diare masih saja menjadi masalah kesehatan di Indonesia, dapat terjadi pada anak-anak, sampai dengan tahun 1985 penyakit diare masih menempati urutan pertama dari kematian di Indonesia terutama pada golongan bayi dan balita bahkan mencapai sekitar 350 ribu anak pertahun.

Pada tahun 1992 diare tidak lagi menempati urutan pertama dari penyebab kematian di Indonesia. Hal ini mungkin disebabkan karena perbaikan kesehatan lingkungan serta perorangan dan mungkin pula karena meningkatnya penggunaan oralit dalam penanganan diare oleh masyarakat.

Penyakit diare, baik dirumah sakit maupun di masyarakat pada saat ini sudah dianggap tidak merupakan masalah lagi. Anggapan ini diperkuat dengan kenyataan bahwa penderita diare yang dirawat dirumah sakit dari tahun ke tahun selalu menurun.

Pada tahun 1992, angka itu telah turun menjadi nomor 4 dengan jumlah hanya 7,5% dari semua penyebab kematian.

Menurut bagian pusat pengelolaan data/medical records RSUD Syekh Yusuf Gowa sejak Januari sampai dengan Juli 2004 jumlah anak menderita diare yang dirawat jalan adalah 210 dari 506 (0,41 %) total anak yang datang berkunjung ke poliklinik anak

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis mencoba untuk menyusun sebuah karya tulis mengenai Asuhan keperawatan pada klien An W dengan diare diruang perawatan II anak RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.

B. Tujuan Penulis

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini, penulis membagi dua yaitu :

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan (bimbingan secara nyata) asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit diare.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan anak dengan diare

b. Dapat memberikan gambaran nyata diagnosa keperawatan yang muncul pada anak dengan penyakit diare.

c. Dapat memberikan gambaran nyata tentang perencanaan keperawatan untuk penyakit diare.

d. Dapat menerapkan pelaksanaan asuhan keperawatan anak dengan penyakit diare.

e. Dapat mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan anak dengan penyakit diare.

C. Manfaat Penulisan

1. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada Akademi keperawatan Putra Pertiwi Makassar.

2. Sebagai pedoman bagi para perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan bagi masyarakat.

3. Sebagai bahan bacaan.

D. Metode dan Teknik Penulisan

Adapun metode dan teknik penulisan adalah :

1. Studi Kepustakaan

Dalam studi kepustakaan ini, penulis banyak mendapatkan bahan-bahan masukan untuk melandasi konsep dasar teori, baik konsep medis maupun konsep keperawatan. Adapun sumber-sumber yang dimaksud adalah dengan mempelajari buku-buku dan diktat yang ada hubungannya dengan masalah penulisan karya tulis ini.

2. Studi kasus

Data-data kasus studi diperoleh dari pengkajian baik melalui wawancara orang tua klien dengan perawat, pemeriksaan fisik, teknik observasi untuk melaksanakan asuhan keperawatan.

E. Sistematika Penulisan

Karya tulis ini disusun dalam lima bab, yang secara sistematik disusun berdasarkan urutan sebagai berikut :

BABI: PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode dan teknik penulisan dan sistematika penulisan.

BABII: TUJUAN TEORITIS

Bab ini menguraikan tentang konsep teori yang mendasari judul penulisan karya tulis ini yang terdiri dari :

A. Konsep dasar medik tentang konsep diare yang terdiri dari pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, test diagnostik dan penatalaksanaan medik.

B. Penyimpangan KDM yaitu gambaran keterkaitan antara etiologi dengan timbulnya masalah keperawatan sampai dengan terjadinya komplikasi (risiko/akibat yang mungkin timbul dari masalah keperawatan yang ada).

C. Konsep dasar keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi yang terdiri dari rencana tindakan, tujuan dan rasional, pelaksanaan dan evaluasi.

BABIII: TINJAUAN KASUS

Bab ini menguraikan tentang pelaksanaan studi kasus pada klien dengan diare yang dirawat diperawatan II anak RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowa yang terdiri dari pengkajian data, klasifikasi data, analisa data, prioritas masalah, perencanaan asuhan keperawatan, pelaksanaan asuhan keperawatan dan evaluasi.

BABIV: PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang adanya kesenjangan antara landasan teori dengan fakta yang ada pada tinjauan kasus diare.

BABV: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Medik

1. Pengertian

Diare adalah keluarnya tinja berbentuk lendir sebanyak tiga kali atau lebih dalam dua puluh jam pertama dengan temperatur rectal di atas 30 C, kolik dan muntah (Soegeng Soegijanto;2002)

Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali, pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feaces encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. (Ngastiyah, 1999).

Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defeksi abnormal (lebih dari 3x/hari) serta perubahan dalam (lebih dari 200 gr/hr) dan konsistensi feaces cair (Brunnert Suddarth, 2002)

Setelah menyimak pengertian diatas maka penulis mengambil kesimpulan Diare adalah keluarnya tinja berbentuk encer-cair lebih dari tiga kali dalam 20 jam pertama dengan atau tanpa lendir dan darah didalam feaces disertai kolik dan muntah.

2. Anatomi Fisiologi

Saluran gastrointersinal yang berjalan dari mulut melalui esofagus, lambung dan usus sampai anus. Esofagus terletak di mediastnum rongga forakal, anterior terhadap tulang punggung dan posterior terhadap trake dan jantung. Selang yang dapat mengempis ini, yang panjangnya kira-kira 25 cm (10 inchi) menjadi distensi bila makanan melewatinya.

Bagian sisa dari aluran gastrointestinal terletak di dalam rongga proitoneal. Lambung di tempatkan dibagian atas abdomen sebelah kiri dari garis tengah tubuh, tepat dibawah diafragma kiri. Lambung adalah suatu kantung yang dapat berditensi dengan kapsistas kira-kira 1500 ml. Lambung dapat di bagi kedalam empat bagian anatomis, kardea, fundus, karpus dan pilonus.

Usus halus adalah segmen paling panjang dari aluran gastrointestinal yang jumlah panjangnya kira-kira dua pertiga dari panjang total saluran. Untuk sekresi dan absorpsi, usus halus dibagi dalam 3 bagian yaitu bagian atas disebut duodenum, bagian tengah disebut yeyunum, bagian bawah disebut ilenum. Pertemuan antara usus halus dan usus besar terletak dibagian bawah kanan duodenum. Ini disebut sekum pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal. Yang berfungsi untuk mengontrol isi usus kedalam usus besar, dan mencegah refluks bakteri kedalam usus halus. Pada tempat ini terdapat apendiks reriformis. Usus besar terdiri dari segmenasenden pada sisi kanan abdomen, segmen transversum yang memanjang dari abdomen atas kanan ke kiri dan segmen desenden pada sisi kiri abdomen. Yang mana fungsinya mengabsorbsi air dan elektrolit yang sudah hampir lengkap pada kolon. Bagian ujung dari usus besar terdiri dari dua bagian. Kolon sigmoid dan rektum kolon sigmoid berfungsi menampung massa feaces yang sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung. Kolon mengabsorbsi sekitar 600 ml air perhari sedangkan usus besar adalah 2000 ml perhari. Pada jumlah ini di lampaui, misalnya adalah karena adanya kiriman yang berlebihan dari uterum maka akan terjadi diare.

Rectum berlum pada anus, jalan keluar anal diatur oleh jaringan otot lurik yang membentuk baik sfingter internal dan eksternal.

Gambar : Anatomi sistem saluran pencernaan.

Gambar 2.1 Anatomi sistem saluran pencernaan.

3. Etiologi

Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :

a. Faktor infeksi

1) Infeksi enternal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak meliputi infeksi enternal sebagai berikut :

a. Infeksi bakteri : vibrio, E. Coli, salmonella, Shigella, campylobactu, yersinda, aeromonas.

b. Inveksi virus : Entero virus, Adenovirus, Rota viru, Astrovirus.

c. Infeksi parasit : cacing (acscaris, Trichuris, oxyuris), protozoa (entamoeba, histolitica, trichomonas hominis), jamur (candida albicans).

2) Infeksi parenteral ialah infeksi diluar saluran pencernaan seperti : otitis media akut (OMA), tonsiolitis/tonsilofringitis, bronchopaemonia, ensefalitis, keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.

b. Faktor malabsorbsi

1) Malabsorbsi karbohidrat

2) Malabsorbsi lemak

3) Malabsorbsi protein

c. Faktor makanan , makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

d. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.

4. Fatofisiolog

Menurut fatopisiologi diare di bedakan atas :

a. Diare sekresi

Biasanya diare dan volume banyak disebabkan oleh peningkatan produksi dan sekresi air serta elektrolit oleh mukosa ke dalam lumen usus.

b. Diare osmotik

Terjadi bila air terdorong kedalam usus oleh tekanan osmotik dari partikel yang tidak dapat diabsorbsi, sehingga reabsorbsi air menjadi lambat.

c. Diare campuran

Disebabkan oleh peningkatan kerja peristaltik dari usus dan kombinasi peningkatan sekresi atau penurunan absorbsi dalam usus.

5. Menifestasi klinik

Frekuensi defreksi meningkat bersamaan dengan meningkatnya kandungan cairan dalam feaces, pasien mengeluh kram perut, distensi, gemuruh usus (borborigimus), anoresda dan haus, mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja cair mungkin disertai lendir dan darah. Anus dan darah sekitarnya timbul dalam diare diantaranya adalah dehidrasi dan kelemahan.

Gejalah muntah dapat timbul adalah sesudah diare. Adapun derajat dehidrasi yaitu :

a. Dehidrasi ringan : BB turun , dari 5 % (rata-rata 4 %)

b. Dehidrasi sedang: BB turun, 5- 10 %(rata-rata 8%)

c. Dehidrasi berat: BB turun 7-10 %(rata-rata 11%)

Kriteria penentuan derajat dehidrasi menurut Haroen Noerasyid (modifikasi)

a. Dehidrasi ringan: rasa haus, oliguri ringan.

b. Dehidrasi sedang: rasa haus, oliguri ringan dan keadaan jaringan seperti

Turgor kulit turun, ubun-ubun besar, mata cekung.

c. Dehidrasi berat: rasa haus, oliguri ringan dan keadaan jaringan seperti

Turgor kulit turun, ubun-ubun besar cekung , mata cekung tanda-tanda vital, susunan saraf pusat, somnolen, sopor, koma, pulmo kardiovasikuler, lussmaul, renjatan.

6. Tes diagnostik

Apabila penyebab diare tidak terbukti maka tes diagnostik berikut harus dilakukan :

a. Hitung darah lengkap

b. Sifat kimia

c. Urinalisis

d. Pemeriksaan feaces rutin serta pemeriksaaan feaces untuk organisme infeksius atau parasit.

e. Prostosigmoidoskopi

f. Enema barium

7. Penatalaksanaan medik

Dasar pengobatan diare adalah :

a. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.

1) Cairan per oral .

Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NACL dan NAHCO3, KCL,dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur 6 bulan kadar natrium 90 mEq/L. pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang kadar Natrium 50-60 mEq/L. formula lengkap sering disebut oralit. Cairan sederhana yang dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya mengandung garam dan gula (NACL dan sukrosa), atau air tajin yang diberi garam dan gula, untuk pengobatan sementara di rumah sebelum dibawah berobat ke rumah sakit/pelayanan kesehatan untuk mencegah dehidrasi lebih jauh.

2) Cairan per oral .

Jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pasien misalnyan untuk bayi atau pasien yang MEP.

Tabel 2.1. Kehilangan cairan menurut derajat dehidrasi pada

Anak dibawah 2 tahun

Derajat dehidrasiPWLNWL CWLJumlah

Ringan

Sedang

Berat50

75

125100

100

20025

25

25175

200

350

Tabel 2.2. Kehilangan cairan menurut derajat dehidrasi pada

anak dibawah 2-5 tahun

Derajat dehidrasiPWLNWL CWLJumlah

Ringan

Sedang

Berat30

50

8080

80

8025

25

25135

155

185

Tabel 2.3. Kehilangan cairan pada dehidrasi berat menurut

berat badan pasien dan umur

Derajat dehidrasiUMURPWLNWL CWLJumlah

0-3 kg

3-10 kg

10-15 kg

15-25 kg0-1 bl

1 bl 2 th

2-5 th

5-10 th150

125

100

80

125

100

80

2525

25

25

25300

250

205

130

Keterangan :

PWL : Previus Water losses (m/kgBB) (cairan yang hilang kerana muntah)

NWL: Normal Water Losses (ml/kgBB) (karena urin, penguapan kulit, pernapasan

CWL: Concomitant Water Losses (ml/kgBB) (karena diare dan muntah-muntah terus

b. Pemberian makanan (dietetik)

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg. Jenis makanan :

1) Susu (ASI adalah susu formula) yang mengandung laktosa rendah misalnya LLm

2) Makanan setengah padat (bubur) adalah makanan padat (nasi tim)

c. Obat-obatan

1) Obat anti sekresi :

a. Asetosal dosis 25 mg/tahun dengan dosis minimal 30 mg

b. Klopromazin dosis 0,5 1 mg / kg/BB/hari.

2) Obat antibiotik diberikan bila perlu saja dan sudah ada penyakit jelas.

C. Konsep Dasar Keperawatan

Asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, untuk meningkatkan, mencegah dan memulihkan kesehatan melalui 4 tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi masing-masing berkesinambungan serta melakukan kecakapan, keterampilan profesional tenaga keperawatan. (Doenges, Marilynn E; 2000).

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan merupakan dasar proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari empat tahap yaitu :

a. Pengumpulan data

I. Biodata

Terdiri dari identitas klien meliputi nama, nama panggilan, umur, jenis kelamin alamat dan identitas orang tua yaitu nama bapak, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, umur, agama, alamat, nama ibu, pendidikan, pekerjaan, umur agama dan alamat.

II. Riwayat kesehatan sekarang

A. Keluhan utama : keluhan yang membawa klien kerumah sakit, biasanya keluhan klien/klien mengeluh frekuensi BAB yang berlebihan dan encer, lemah, dan kadang-kadang disertai demam, mual dan muntah, serta kurang nafsu makan.

B. Riwayat keluhan utama : (PQRST)

P= (Provokatif atau Valitatif)

Apakah yang menyebabkan gejalah ? apa saja yang dapat mengurangi atau memperberatnya

Q = (Qualitas atau Kwantitas)

Bagaimana gejalah dirasakan, nampak atau terdengar ? sejauh mana dirasakan sekarang.

R= (Regional/Area)

Dimana gejalah terasa, apakah menyebar

S= (Skala keparahan)

Seberapakah keparahan dirasakan, dengan skala 1-10 (paling parah)

T= (Timing atau waktu)

Kapan gejalah mulai timbul, seberapa sering gejala terasa (apakah tiba-tiba atau bertahap)

Biasanya keluarga klien/klien mengatakan frekuensi BAB yang berlebihan, nafsu makan kurang, susah tidur.

III. Riwayat kehamilan/persalinan

A. Prenatal

Terdiri dari keluhan waktu hamil, tempat pemeriksaan kehamilan, beberapa kali memeriksakan diri selama hamil, lamanya hamil, pegobatan yang pernah diberikan kepada ibu selama hamil, ketergantungan terhadap obat dan kebiasaan merokok.

B. Natal

Tediri dari tempat persalinan, lahir spontan, keadaan bayi segera lahir, trauma, tindakan.

C. Post natal

Terdiri dari keadaan ibu, keadaan bayi.

D. Riwayat kesehatan keluarga

Terdiri dari penyakit keturunan, anggota yang terkena penyakit dan genogram

IV. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

Terdiri dari berat badan lahir, panjang badan lahir, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan, pertumbuhan gigi, usia mulai tumbuh gigi, perkembangan anak (miring, tengkurap, duduk, merangkap, berjalan dengan pegangan, berlari/memanjat).

V. Riwayat kesehatan yang lalu

Terdiri dari pernah sakit apa, opname atau tidak, nutrisi (umur 0-3 bulan, 3-6 bulan, 6-12 ), imunisasi dasar (BCG, Campak, DPT, Polio umur berapa bulan dan frekuensi pemberian), apakah ada alergi atau tidak, jika ada alergi terhadap, bagaimana mengatasinya.

VI. Pemeriksaan fisik

Meliputi keadaan umum, TTV, BB, TB, lingkar kepala, lingkar lengan atas, lingkar dada, lingkar perut.

a. Inspeksi : mulai kepal sampai ujung kaki

b. Palpasi : anak yang dehidrasi akan menunjukkan turgor kulit jelek, nadi cepat.

c. Perkusi : anak dehidrasi akan menunjukkan hipertinpani pada perut akibat kembung.

d. Auskultasi : akan menunjukkan bising usus meningkat

VI. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah lengkap

b. Pemeriksaan rontgen : prostosigmoidoskopi

VII. Kesehatan sosial

Terdiri dari keadaan rumah dan lingkungan, status rumah, cukup/tidak dengan jumlah penghuni, bising atau tidak, kebanjiran pada musim hujan, jumlah saudara kandung/umur

VIII. Pola emosi

A. Orang Tua : alasan ibu/bapak membawa anaknya ke rumah sakit, apa yang dikatakan dokter kepada ibu/bapak tentang penyakit anaknya, bagaimana perasaan ibu tentang hal tersebut, berapa kali ibu/bapak dapat membesuk anaknya, apa yang ibu/bapak harapkan dalam perawatan, siapa yang akan menunggu anaknya dirumah sakit.

B. Anak : kenapa orang tua membawanya kerumah sakit, apa yang dikatakan dokter, apakah dia tahu akan penyebab dari penyakitnya, bagaimana perasaannya sejak dirawat di rumah sakit, siapa yang terpenting atau terdekat bagi anak, apa gampang mendapat teman, siapa teman dekatnya, mainan apa yang disukai.

IX. Istirahat dan tidur

X. Hygiene

XI. Gizi

XII. Eliminasi : BAB dan BAK

XIII. Kegiatan keagamaan

XIV. Perawatan/pengobatan

A. Pengobatan

1) Sebelum masuk rumah sakit

2) Setelah masuk rumah sakit

B. Perawatan : tindakan perawatan yang diberikan

b. Klasifikasi data

Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah pengklasifikasian data yang didapatkan kedalam data subyektif dan objektif

c. Analisa data

Dengan melihat data subjektif dan data objektif dapat menentukan permasalahan yang dihadapi oleh klien dan dengan memperhatikan patofisiologi mengenai penyebab dari penyakit diare sampai permasalahannya tersebut.

2. Diagnosa keperawatan

Adapun diagnosa keperawatan pada penderita diare yang lazim muncul adalah :

a. Devisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan frekuensi BAB yang berlebihan.

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ; mual/muntah.

c. Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

d. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

e. Perubahan pola tidur berhubungan dengan fungsi itestinal terganggu.

f. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus saluran GI.

g. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare.

h. Kurangnya personal hygiene berhubungan ketidaktahuan orang tua merawat anaknya

i. Kecemasan orang tua berhubungan dengan status kesehatan anaknya.

3. Rencana tindakan dan rasional

Adapun rencana keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut :

a. Devisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan frekuensi BAB yang berlebih

Tujuan : anak menunjukkan tanda-tanda yang adekuat : keadaan umum baik, membran mukosa lembab, turgor kulit baik, TTV stabil.

Intervensi :

1. Observasi tanda-tanda kehilangan cairan sedini mungkin. Rasional : penemuan secara dini dapat menunjang penanganan secara cepat dan tepat.

2. Observasi tanda-tanda vital (terutama pernafasan dan nadi). Rasional: pernafasan dan nadi yang meningkat menunjukkan respon terhadap dan/atau efek kehilangan cairan.

3. berikan larutan rehidrasi oral (LRO) seperti Asi, formula bebas laktosa. Rasional : intake oral sangat membantu untuk mengganti cairan yang hilang melalui feaces.

4. Kaji intake dan output. Rasional : mengetahui adanya ketidakseimbangan cairan tubuh

5. Penatalaksanaan pemberian terapi cairan intravena dan obat anti diare sesuai indikasi. Rasional : pemberian terapi cairan intravena sesuai indikasi membantu mengganti kehilangan cairan yang berlebihan. Obat anti diare menurunkan kehilangan cairan dari usus.

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat; mual/muntah.

Tujuan : mempertahankan nutrisi yang optimal dan menunjukkan penambahan BB yang memuaskan sesuai dengan tumbang anak.

Intervensi :

1. Pemberian diet TKTP. Rasional : makanan TKTP diberikan kepada klien diare dengan tujuan agar kebutuhan kalori dan protein relatif terhadap penyakit yang ada tetap terpenuhi.

2. Beri makan dalam porsi kecil tapi sering. Rasional : mengurangi kebosanan klien terhadap makanan dan memberikan kesempatan pada usus untuk mengabsorbsi makanan lebih banyak.

3. lakukan oral hygiene secara teratur. Rasional :memberi rasa segar, disamping itu juga bertujuan untuk membersihkan serta merangsang pusat lapar sehingga keinginan untuk makan.

4. Timbang BB tiap tiga hari. Rasional : memberikan informasi tentang kebutuhan diet/untuk mengevaluasi keefektifan intervensi dan mendeteksi masalah dini

5. Penatalaksanaan pemberian vitamin penambah nafsu makan. Rasional : untuk meningkatkan nafsu makan klien.

c. Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen

Tujuan : nyeri tidak dirasakan lagi atau berkurang

Intervensi :

1. Jobservasi tanda-tanda vital. Rasioanal : peningkatan tanda-tanda vital mengidentifikasi kemungkinan adanya nyeri hebat.

2. Anjurkan kepada keluarga pasien untuk massage ringan pada daerah yang sakit. Rasiona : usapan/massage ringan daerah yang sakit akan mengurangi nyeri yang dirasakan klien.

3. Anjurkan keluarga pasien/ibu pasien untuk memberikan posisi yang nyaman sesuai yang diinginkan anak misalnya dengan menggendong/menimang-nimang pasien pada saat nyeri dirasakan. Rasional : posisi yang nyaman membantu mengurangi nyeri sedangkan menimang dimaksudkan untuk memberi rasa aman bagi pasien (rasa kasih sayang).

4. Penatalaksanaan pemberian analgetik. Rasional : analgetik bekerja pada SSP dengan cara menblok rangsangan nyeri pada Nociceptor sehingga nyeri tidak dipersepsikan

d. Hipetermi berhubungan dengan adanya proses inspeksi

Tujuan : peningkatan suhu tubuh dapat terkontrol selama proses infeksi berlangsung.

Intervensi :

1. Observasi tanda-tanda vital setiap 3 jam atau lebih sering. Rasional : tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.

2. Anjurkan kepada keluarga klien untuk memberikan banyak minum ( 2,5 lt/hari dan ASI tetap diberikan serta jelaskan manfaatnya bagi klien. Rasional peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat. Sehingga perlu diimbang dengan asupan cairan yang banyak.

3. Beri kompres air hangat (daerah dahi/aksilla). Rasional : kompres air hangat akan menimbulkan terjadinya proses konduksi sehingga akan membantu menurunkan suhu tubuh.

4. Anjurkan kepada keluarga untuk memakaikan pakaian tipis pada klien. Rasional : pakaian yang tipis akan membantu mengurangi penguapan pada tubuh.

5. Penatalaksanaan pemberian obat anti piretik. Rasional : anti piretik bekerja langsung pada termoregulator pada hipotalamus sehingga menurunkan suhu tubuh.

e. Perubahan pola tidur berhubungan dengan fungsi intestinal terganggu.

Tujuan :anak dapat istirahat/tidur dengan nyeyak.

Intervensi :

1. Kaji pola tidur dan perubahan yang terjadi. Rasioanl : untuk mengindentifikasi menentukan intervensi yang tepat.

2. Ciptakan lingkungan yang tenang menjelang dan selama pasien tidur. Rasional : lingkungan yang tenang dapat membantu klien untuk tidur nyeyak.

3. Atur posisi pasien senyaman mungkin. Rasional : posisi yang nyaman dapat membuat tidur klien lebih baik dan tidak mudah terjaga sehingga kebutuhan tidur terpenuhi.

4. Anjurkan kepada ibu klien untuk memberikan Asi apabila klien ingin tidur. Rasional : pemberian Asi dimaksudkan agar klieb cepat tidur.

f. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus saluran GI.

Tujuan : infeksi tidak menyebar ke orang lain.

Intervensi :

1. Pertahankan pencucian tangan yang benar dengan menggunakan sabun. Rasional : untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi.

2. Gunakan popok/pempers dengan tepat. Rasional : untuk mengurangi kemungkinan penyebaran feaces.

3. Gunakan popok sekali pakai. Rasional : menurunkan kemungkinan terjadinya penyakit kulit misalnya : Dermatitis.

4. Instruksikan anggota keluarga dan pengunjung dalam praktik isolasi khususnya mencuci tangan. Rasional : mengurangi resiko penyebaran infeksi.

g. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare.

Tujuan : anak tidak mengalami tanda-tanda kerusakan integrasi kulit.

Intervensi :

1. Ganti popok/pampers dengan sering. Rasional : untuk menjaga agar kulit tetap bersih dan kering.

2. Bersihkan daerah bokong perlahan-lahan dengan sabun lunak dan air bersih. Rasional : karena feces diare sangat mengiritasi kulit.

3. Pajankan dengan ringan kulit utuh yang kemerahan pada udara jika memungkinkan. Rasional :untuk meningkatkan proses penyembuhan.

4. Beri salep seperti seng oksida. Rasional : untuk melindungi kulit dari iritasi (tipe salep dapat bervariasi untuk setiap anak dan memerlukan periode percobaan).

h. Kurangnya personal hygiene berhubungan dengan ketidaktahuan orang tua merawat anaknya.

Tujuan : kebersihan klien terjaga : kuku bersih dan pendek, rambut bersih.

Intervensi :

1. Kaji keaadan dan kebersihan umum klien. Rasional : memudahkan untuk pengambilan tindakan selanjutnya disesuaikan dengan kondisi pasien.

2. demonstrasikan cara mandi, potong kuku yang baik sesuai kondisi pasien dengan melibatkan keluarga. Rasional : keluarga dapat memberikan dan mempertahankan kebersihan klien lebih lanjut agar personal hygiene klien tetap terpenuhi.

3. Pertahankan alat tenun klien tetap kering dan bersih. Rasional : dapat memberikan kenyamanan dan kesegaran bagi klien.

4. Berikan penjelasan tentang pentingnya personal hygiene. Rasional : informasi yang jelas dan benar diharapkan keluarga dapat meningkatkan dan dapat meningkatkan kebersihan klien.

i. Kecemasan orang tua berhubungan dengan status kesehatan anaknya.

Tujuan : ibu/ keluarga klien tidak merasa cemas lagi dengan kondisi anaknya.

Intervensi :

1. Jalin hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga pasien. Rasional : menjalin hubngan saling percaya dengan keluarga pasien berguna agar keluarga pasien bersifat terbuka terhadap perawat.

2. Berikan kesempatan pada ibu klien untuk mengungkapkan perasaanya. Rasional : berguna untuk meringankan beban pikiran ibu klien.

3. Beri penjelasan kepada keluarga klien tentang kondisi anaknya saat ini. Rasional : pemberian/penjelasan tentang kondisi anak saat ini akan mengurangi rasa cemas ibu klien

4. Inplementasi

Pelaksanaan perawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan untuk memperoleh pelaksanaan yang efektif, dituntut pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berhubungan/berkomunikasi dengan anak/keluarga.

Ada dua syarat hasil yang diharapkan dalam pelaksanaan perawatan yaitu :

a. Adanya bukti bahwa klien sedang dalam proses menuju kepada tujuan atau telah mencapai tujuan tersebut.

b. Adanya bukti bahwa tindakan-tindakan perawatan dapat diterima oleh klien.

Proses pelaksanaan perawatan mencakup tiga hal :

a. Melaksanakan rencana keperawatan.

Yaitu segalah informasi yang tercakup dalam rencana keperawatan merupakan dasar atau pedoman dalam intervensi perawatan.

b. Mengidentifikasi reaksi/tanggapan klien

Dalam mengidentifikasi reaksi klien dituntut upaya yang tidak tergesa-gesa dan cermat serta teliti, agar menemukan reaksi-reaksi klien sebagai akibat tindakan perawatan yang diberikan dengan melihat, akan sangat membantu perawat dalam mengidentifikasi reaksi klien yang mungkin menunjukkan adanya penyimpangan-penyimpangan.

c. Mengevaluasi tanggapan/reaksi klien dengan cara membandingkan terhadap syarat-syarat dengan hasil yang diharapkan. Langkah ini merupakan syarat yang pertama dipenuhi bila perawat telah mencapai tujuan

5. Evaluasi

Evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan dalam asuhan keperawatan yang telah dilakukan, sebagai berikut :

a. Apakah tujuan keperawatan sudah tercapai atau belum ?

b. Apakah masalah yang ada telah teratasi ?

c. Apakah perlu pengkajian kembali ?

d. Apakah timbul masalah baru.

BAB III

TINJAUN KASUSPada bab ini akan menguraikan laporan kasus Asuhan Keperawatan pada klien An W dengan diare yang dilaksanakan pada tanggal 06 sampai 07 April 2005 di ruang perawatan II Anak RSUD Syekh Yusuf Gowa.

Dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan digunakan pendekatan proses keperawatan yang dimulai dari pengkajian, sampai dengan evaluasi. Adapun uraian lebih lanjut dari pelaksanaan sebagai berikut

A. Pengkajian

I. BIODATA

A. Identitas anak

1. Nama lengkap

: An W

2. Nama panggilan

: W

3. Umur/tgl lahir

: 2 minggu empat hari

4. Jenis kelamin

: laki-laki

5. Agama

: Islam

B. Identitas orang tua

1. Nama ayah

: Tn. WD

2. Tingkat pendidikan

: SMU

3. Pekerjaan

: Pengemudi

4. Pendapatan

: ( Rp 600.000/bln

5. Umur/tgl lahir

: 25 Tahun

6. Agama

: Islam

7. Alamat

: St. Alauddin

8. Nama Ibu

: Ny. N

9. Tingkat pendidikan

: SMP

10. Pekerjaan

: IRT

11. Umur/tgl lahir

: 22 tahun

12. Alamat

: St. Alauddin

13. Agama

: Islam

II. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan utama : berak-berak

2. Riwayat keluhan utama : dialami sejak tanggal 03 April 2005 dan terus menerus sampai orang tua klien membawanya ke RS. Hal yang memperberat adanya keluhan lain yang menyertai yaitu mual dan muntah, setiap kali minum susu selalu dimuntahkan, menangis terus menerus, klien malas minum susu, akan tetapi pada tanggal 06 April 2005 muntah sudah berkurang/kadang-kadang dan sudah tidak menangis lagi

III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN

A. PRENATAL

1. Tidak ada keluhan waktu hamil.

2. Tempat pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Kendari

3. Lamanya hamil 9 bulan

4. Pengobatan yang pernah diberikan kepada ibu selama hamil yaitu vitamin dan penambah darah.

5. Tidak pernah ketergantungan obat.

6. Tidak memiliki kebiasaan merokok.

B. NATAL

1. Tempat persalinan di Puskesmas Minasa Upa

2. Lahir spontan/ normal

3. Keadaan bayi segera lahir menangis setelah lima menit

4. Tidak ada trauma.

C. POST NATAL

1. Keadaan ibu baik.

2. Keadaan bayi sehat.

D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

1. Tidak ada riwayat keluarga yang menderita penyakit keturunan.

2. Genogram

Gr 1 a

60

Gr. 1 b 43

40

Gr II a 35 33 31 28 25 20 18 28 Gr II b

22

25

Gr III

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

: Tinggal serumah

Penyakit:

1. Nenek dari ibu klien yaitu generasi I a meninggal karena kecelakaan

2. Tidak ada riwayat adanya penyakit menular

IV. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

1. Berat badan lahir 3 kg

2. Panjang badan lahir 50cm

3. Lingkar kepala

4. Lingkar lengan

orang tua lupa

5. Lingkar dada

6. Pertumbuhan gigi

7. Usia mulai tumbuh gigi

klien umur 2 minggu 4 hari

8. Perkembangan anak

a. Miring

b. Tengkurap

c. Duduk

Baru umur 2 minggu 4 hari

d. Merangkak

e. Berjalan dengan pegangan

f. Berlari / memanjatV. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU

1. Klein tidak pernah menderita diare seblumnya

2. Klien belum pernah opname sebelumnya

3. Nutrisi * 0-3 bulan: susu formula lactogen I

4. Imunisasi dasar

:

BCG = diberikan pada saat akan keluar dari puskesmas

Campak = belum diberikan.

DPT = belum diberikan

Polio = diberikan pada saat akan keluar dari puskesmas

5. Tidak ada alergi

VI. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum klien sedang dan nampak lemah

2. Tanda-tanda vital :TD : belum bisa diukur

S : 36,5(C

P : 30 kali/menit

N : 120 kali/menit

3. Berat badan 2,5 kg

4. Panjang badan 51 cm

5. Lingkar kepala 33 cm

6. Lingkar dada 32,5 cm

7. Lingkar perut 31 cm

8. Lingkar lengan atas 9 cm

9. Kepala

Inspeksi : - Bentuk kepala mesocephal

- rambut nampak lurus dan hitam

- penyebaran rambut merata diseluruh kulit kepala

Palpasi : - rambut tidak mudah rontok

- tidak ada nyeri tekan

- tidak teraba benjolan pada kepala

- ubun-ubun terbuka

10. Mata

Inspeksi : - mata klien simetris kiri dan kana

- mata nampak cekung

- nampak penutupan bola mata dengan baik

- Sklera tidak nampak icterus

- Konjungtiva klien nampak berwarna merah muda

dan tidak

- ada radang/oedema

- pupil nampak isokor dan dapat berakomodasi

saat diberi rangsangan cahaya

Palpasi : - tidak ada nyeri tekan

- tidak ada peningkatan TIO

11. Hidung

Inspeksi : - cavumnasi klien nampak simetris antara kiri dan kanan

- tidak nampak deviasi septum

- tidak nampak polip

- tidak nampak adanya oedema atau radang

- tidak nampak adanya secret yang menyumbat

lubang hidung

Palpasi : - tidak terdapat nyeri tekan

12. Telinga

Inspeksi : - telinga klien nampak simetris antara kiri dan

kanan

- tidak nampak adanya secret yang penyumbat

pendengaran

- telinga klien nampak bersih

Palpasi : - tidak ada nyeri jika tragus ditekan

13. Mulut

Inspeksi : - bibir klien nampak kering/pecah-pecah

- gusi klien nampak berwarna merah muda

- gusi klien tidak nampak radang/oedema

- lidah nampak kotor

- tidak nampak adanya pembesaran tonsil

- nampak muntah

14. Leher

Inspeksi : - tidak nampak adanya pembearan pada kelenjar

tyroid

- tidak nampak adanya pembesaran pada vena

junglaris

- tidak nampak adanya kaku kuduk

Palpasi : - tidak adanya nyeri tekan

- tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid,

vena junglaris dan kelenjar limfe

15. Dada/paru

Inspeksi : - bentuk dada nampak simetris kiri dan kanan

- perkembangan dan pergerakan waktu bernafas

mengikuti gerak nafas

Palpasi : - vokal fremitus yaitu getaran sama pada kiri dan

kanan (belum bisa diukur)

- tidak ada nyeri tekan

- tidak ada retraksi intracostal saat bernafas

- tidak teraba adanya benjolan

Auskultasi :- bunyi nafas vesicular

- tidak ada bunyi nafas tambahan

Perpusi :- bunyi saat perkusi sonor

16. Jantung

Inspeksi : - ictus cordis namapak

Palpasi : - ictus cordis teraba pada ICS 5 mid clavicularis

sinistra

- tidak teraba adanya pembesaran jantung

Auskultasi :- BJ I = terdengar murni pada ICS 4 dan 5 linea

midclavikularis sinustra

- BJ II = - aorta : terdengar pada Ics 2 line

sternalis dextra

- vulmonalis : terdengar pada ICS 2

dan 3 line sternalis sinistra

Perkusi :- bunyi saat perkusi pekak pada : * ICS 5 mid clavicularis

Sinistra batas bawah

* ICS 4 parasternalis

dextra

* ICS 2 Line parasternalis

dextra

* ICS 2 mid clavikularis

sinistra

17. Abdomen

Inspeksi : - tidak nampak membuncit

- tidak nampak adanya luka

Auskultasi : - peristaltik usus 20 kali/menit (N= 5-15 kali/menit)

Palpasi : - tidak teraba adanya pembesaran hepar dan ginjal

- tidak ada nyeri tekan

Perkusi : - bunyi saat perkusi tympani

18. Genetalia dan anus

Inspeksi : - nampak lecet dan berwarna kemerah-merahan pada anus

- nampak pengeluaran feaces yang encer

19. Lengan dan tungkai

Inspeksi : - nampak terpasang infus ka-En 3B pada tangan sebelah

kiri 8tts/menit

- kedua jari tangan nampak mengenggam

20. Kulit

Inspeksi : - kulit nampak keriput pada daerah lengan dan tungkai

- kulit nampak kotor

- warna kulit sawo matang dan nampak kemerah-merahan

Palpasi : - turgor kulit kurang baik

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan laboratorium : tidak ada

2. Pemeriksaan rontgen : tidak adaVIII. KESEHATAN SOSIAL

1. Keadaan rumah dan lingkungan tempat tinggal menurut orang tua bersih dan aman

2. Status rumah dikontrak

3. Cukup dengan jumlah penghuni : 3 orang

4. Jumlah saudara kandung tidak ada karena anak klien merupakan anak pertama

5. Tidak bising/tenang

6. Rumah mereka tidak pernah kebanjiran jika hujan turun, menurut orang tua.

IX. POLA EMOSI

Orang tua klien membawa anaknya ke RS agar mendapat peraawatan intensif dari dokter dan perawat

Dokter memberitahu orang tua klien bahwa anaknya berak-berak kemudian harus diopname

Orang tua klien selalu menjaga anaknya dengan sabar setiap hari

Orang tua klien mengharapkan anaknya cepat sembuh dan pulang rumah ke rumahX. ISTIRAHAT DAN TIDUR

Sebelum sakit :

Tidur malam jam 19.00 s/d 06.00 dan terbangun jika lapar dan popoknya basah

Tidur siang lebih sring dan hanya terbangun jika lapar dan popoknya basah.

Setelah sakit

Tidur malam jam 20.00 s/d tidak tentu kadang terbangun jika basah kemudian tidur kembali

Tidur siang lebih sering dan hanya terbangun jika lapar dan popoknya basahXI. PERSONAL HYGIENE

Sebelum sakit : mandi dua kali/hari dan memakai sabun

Setelah sakit : tidak pernah mandi nampak kotorXII. PERSONAL HYGIENE

Sebelum sakit: minum susu formula lactogen I 5-6 botol kecil (75 cc/hari)

Setelah sakit: minum susu formula lactogen I 3-4 botol kecil (75 cc/hari) tidak pernah diberi Asi sejak lahirXIII. ELIMINASI

BAB: - sebelum sakit = frekuensi 3-4 kali/hari dan konsistensi

lembek dan kadang encer berampas serta tidak ada lendir

setelah sakit = 7-8 kali/hari dan konsistensinya encer tidak berampas

BAK: - sebelum sakit = frekuensi 5-6 kali/hari

- setelah sakit = frekuensi 6-7 kali/hari XIV. PENGOABATAN DAN PERAWATAN

a. Pengobatan

1. Sebelum masuk RS = tidak ada

2. Setelah masuk RS = - kondistatin 3x 0,5 tetes/hari

vitamin A

luminal , colastin : puyer 3x 1

b. Perawatan : - mengukur tanda-tanda vital

memberi banyak minum

penatalaksanaan pemberian cairan infus Ka-En 3B

XV. DATA TAMBAHAN

1. Orang tua klien mengeluh anaknya agak kurusan selama rumah sakit

Orang tua klien mengatakan/ mengeluh daerah anus anaknya lecet.B. Pengumpulan data

Klien bernama W umur 2 minggu 4 hari, berat badan 2,5 kg dan merupakan anak pertama dari Tn WD dan Ny N . masuk RS sejak hari minggu tanggal 3 April 2005 kemudian dilakukan pengkajian pada tanggal 06 April 2005 dan data yang didapatkan yaitu orang tua klien mengatakan anaknya berak-berak ( 7-8 kali/hari, malas minum susu, kadang-kadang muntah, mata nampak cekung, bibir nampak kering dan pecah-pecah, lidah nampak kotor, klien nampak muntah, peristatik usus 20 kali/menit, nampak lecet dan kemerah-merahan pada sekitar anus, nampak pengeluaran feaces encer , nampak terpasang infus Ka-eN 3B pada tangan sebelah kiri 8 tetes/menit, kulit nampak kotor, turgor kulit kurang baik, orang tua klien mengatakan anaknya tidak pernah diberi Asi sejak dia lahir, orang tua klien mengatakan anaknya tidak pernah mandi selama sakit, klien nampak minum susu botol formula lactogen 1, orang tua klien mengatakan anaknya agak kurus selama sakit, orang tua klien mengatakan daerah anus anaknya lecet, keadaan umum klien nampak lemah, TTV : S : 36(C . P = 30 kali/menit N : 120 kali/menit. TD : belum bisa diukur C. Pengelompokkan data

A. Data subjektif

Orang tua klien mengatakan anaknya berak-berak ( 7- 8 kali/hari

Orang tua klien mengatakan anaknya malas minum susu

Orang tua klien mengatakan anaknya kadang-kadang muntah

Orang tua klien mengatakan anaknya tidak pernah mandi selama sakit

Orang tua klien mengatakan anaknya tidak pernah diberi Asi sejak lahir

Orang tua klien mengatakan anaknya agak kurus selama sakit

Orang tua klien mengatakan daerah anus anaknya lecet

B. Data objektif

Mata nampak cekung

Bibir nampak kering pecah-pecah

Keadaan umum klien nampak lemah

Tidak nampak kotor

Klien nampak muntah

Peristaltik khusus 20 kali/menit

Napak lecet dan kemerah-merahan pada sekitar anus

Nampak pengeluaran feaces encer

Nampak terpasang infus ka-eN 3B 8 tetes/menit pada tangan sebelah kiri

Kulit nampak kotor

Turgor kulit kurang baik

Klien nampak minum susu botol formula lactogen 1

Klien merupakan anak pertama

Usia anak 2 minggu 4 hari

Berat badan 2,5 kg

TTV : TD: belum bisa diukur

P: 30 kali/menit

S: 36,5(C

N: 120 kali/menit

E. Diagnosa Keperawatan dan Perioritas Masalah.

1.Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan frekuensi BAB yang berlebihan ditandai dengan :

DS :

Orang tua klien mengatakan anaknya berak-berak ( 7 8 kali/hari

DO :

Mata nampak cekung

Bibir nampak kering dan pecah-pecah

Peristatik usus 20 kali/menit

Nampak pengeluaran feaces dengan konsistensi encer

Nampak terpasang infus Ka En 3B 8 tetes/menit pada tangan kiri

Turgor kulit kurang baik

TTV : N : 120 kali/menit

(

P : 30 kali/menit

S:36,5 ( C

TD : belum bisa diukur

2.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai dengan :

DS :

Orang tua klien mengatakan anaknya malas minum susu

Orang tua klien mengatakan anaknya kadang-kadang muntah

Orang tua klien mengatakan anaknya agak kurusan selama sakit

DO :

Keadaan umum klien nampak lemah

Lidah nampak kotor

Nampak terpasang infus Ka En 3B 8 tetes/menit pada tangan sebelah kiri

Klien nampak muntah

3.Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan iritasi karena diare ditandai dengan :

DS :

Orang tua klien mengatakan daerah anus anaknya lecet

DO :

- Nampak lecet dan kemerah-merahan pada sekitar anus

- Nampak pengeluaran feaces dengan konsistensi encer

4.Kurangnya personal hygiene berhubungan dengan ketidak tahuan orang tua merawat anaknya ditandai dengan :

DS :

-Orang tua klien mengatakan anaknya tidak pernah mandi selama sakit

DO :

-Kulit nampak kotor

- Klien merupakan anak pertama

5. Kebutuhan gizi tidak terpenuhi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua ditandai dengan :

DS :

- orang tua klien mengatakan anaknya tidak pernah diberi ASI sejak ia lahir DO :

Klien nampak minum susu formula lactogen 1

Klien merupakan anak pertama

Umur klien 2 minggu 4 hari

BB 2,5 kg

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan secara singkat mengenai kesenjangan antara landasan teori yang ada dengan penyakit diare yang diperoleh penulis sebagai hasil pelaksanaan studi kasus terhadap klien An W pada tanggal 06 07 April 2005 di Ruang Perawatan II Anak RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowa.

Secara garis besar tampak adanya persamaan antara landasan teori yang telah dibahas dalam bab II dengan tinjauan kasus pada bab III, namun tetap ditemukan adanya kesenjangan. Hal ini didasarkan atas keadaan dan keluhan yang dirasakan oleh Ibu klien.

Pembahasan ini penulis membagi dalam empat tahap sesuai dengan tahapan dalam proses keperawatan yang terdiri dari : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.A. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama dalam proses keperawatan. Berdasarkan hasil tersebut, penulis mengadakan pengkajian pada klien An W yang dirawat di Ruang Perawatan II Anak RSU Syekh Yusuf Kab. Gowa pada tanggal 6 7 April 2005.

Adapun keluhan utama yang ditemukan pada saat dikaji adalah Ibu klien mengatakan anaknya berak-berak, kemudian menurut teori keluhan yang muncul yaitu freluensi BAB yang berlebihan ( 3 4 kali/24 jam), serta klien malas makan. Jadi dari hasil pengkajian tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kenyataan. B. Diagnosa KeperawatanDidalam teori penulis mengemukakan sebanyak 9 diagnosa keperawatan, sedangkan penerapan kasus penulis mengemukakan 5 diagnosa keperawatan.

Diagnosa keperawatan yang muncul, pada landasan teori yaitu ;

1. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan frekuensi BAB yang berlebihan

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

3. Nyeri berhubungan dengan adanya distensi abdomen

4. Hypertemi berhubungan dengan proses infeksi

5. Perubahan pola tidur berhubungan dengan fungsi instestinal terganggu

6. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikro organisme yangmenembus saluran GI

7. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare

8. Kurangnya personal hygiene berhubungan dengan ketidaktahuan orang tua merawat anaknya

9. Kecemasan orang tua berhubungan dengan perubahan status kesehatan anaknya

Diagnosa keperawatan yang muncul pada saat pengkajian yaitu ;

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan frekuensi BAB yang berlebihan.

2. Ganggunan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare

4. Kurangnya personal hygiene berhubungan dengan ketidaktahuan orang tua merawat anaknya

5. Kebutuhan gizi tidak terpenuhi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua

Dari uraian diatas kite dapat melihat bahwa tidak semua diagnosa keperawatan pada landasan teori muncul pada landasan kasus penderita diare.

Diagnosa keperawatan yang tidak terdapat dalam tinjauan kasus adalah ;

1. Nyeri berhubungan dengan adanyadistensi abdomen

2. Hypertemi berhubungan dengan proses infeksi

3. Perubahann pola tidur berhubungan dengan fungsi instestinal terganggu

4. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus saluran GI

5. Kecemasan orang tua berhubungan dengan perubahan status kesehatan anaknya

Adapun diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan kasus tapi tidak ada pada teori adalah ; Kebutuhan gizi tidak terpenuhi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua

C. PerencanaanI. Diagnosa 1

Menurut teori pada diagnosa 1 intervensi yang diberikan yaitu observasi tanda-tanda vital (terutama pernafasan, nadi), observasi tanda-tanda kehilangan cairan sedini mungkin, berikan larutan rehidrasi oral (ORL) seperti ASI, Formula bebas laktosa, kaji intake dan out put, penatalaksanaan pemberian terapi cairan intravena dan obat anti diare sesuai indikasi. Sedangkan kasus yang penulis dapatkan intervensi yang diberikan yaitu sama dengan yang diteori.

Berdasarkan hal diatas penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara tori dan kasus

II. Diagnosa 2

Menurut teori pada diagnosa ke 2 intervensi yang diberikan yaitu pemberian diet TKTP, beri makan dalam porsi kecil tapi sering, lakukan oral hygiene secara teratur, timbang berat badan tiap 3 hari, penatalaksanaan pemberian vitamin penambah nafsu makan. Sedangkan kasus yang penulis dapatkan intervensi yang diberikan yaitu Kaji mual dan muntah pada klien, anjurkan kepada orang tua untuk memberikan susu sedikit tapi sering, timbang berat badan klien tiap 3 hari, setelah rehidrasi instruksikan Ibu untuk melanjutkan pemberian ASI, penatalaksanaan pemberian vitamin sesuai indikasi.

Berdasarkan hal diatas penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yaitu penulis tidak menemukan adanya pemberian diet TKTP, beri makan dalam porsi makan kecil tapi sering, lakukan oral hygiene secara teratur. Karena klien masih berumur 2 minggu 4 hari.

III. Diagnosa 3

Menurut teori pada diagnosa ke 3 intervensi yang diberikan yaitu ; ganti popok segera saat basah, bersihkan daerah bokong perlahan-lahan dengan sabun lunak dan air bersih, pajankan dengan ringan kulit utuh yang kemerahan pada udara jika memungkinkan, beri salep seperti seng oksida. Sedangkan kasus yang penulis dapatkan intervensi yang diberikan yaitu sama dengan yang diteori.

Berdasarkan hal diatas penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara tori dan kasus

IV. Diagnosa 4

Menurut teori pada disgnosa 4 intervensi yang diberikan yaitu ; Kaji keadaan dan kebersihan umum klien, demonstrsikan cara mandi yang baik sesuai kondisi pasien dengan melibatkan keluarga, pertahankan alat tenun klien tetap kering dan bersih, berikan penjelasan tentang pentingnya personal hygiene. Sedangkan kasus yang penulis dapatkan intervensi yang diberikan yaitu sama dengan yang diteori.

Berdasarkan hal diatas penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara tori dan kasus

V. Diagnosa 5

Intervensi Diagnosa ke 5 yang penulis implementasikan yaitu ; Kaji tingkat pengetahuan orang tua terutama ibu klien tentang manfaat/pentingnya ASI bagi bayi, kaji alasan ibu mengapa tidak memberi ASI pada anaknya, berikan pendidikan kesehatan/penyuluhan kepada orang tua terutama ibu klien mengenai pentingnya ASI bagi bayi.

Intervensi diatas tidak terdapat dalam teori, tetapi penulis terapkan untuk menyesuaikan kondisi dan keadaan sesuai kebutuhan klien.

Berdasarkan hal diatas penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus

D. Pelaksanaan

Semua tindakan keperawatan yang diberikan berpatokan pada rencana yang telah dibut terlebih dahulu.

Adapun tindakan keperawatan yang dilaksanakan adalah ;

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan frekuensi BAB yang berlebihan .

Tindakan keperawatan ;

a. Observasi tanda-tanda vital (terutama pernafasan, nadi)

b. Observasi tanda-tanda kehilangan cairan sedini mungkin

c. Berikan larutan rehidrasi oral (LRO) seperti ASI, Formula bebas laktosa

d. Kaji intake dan out put

e. Penatalaksanaan pemberian terapi cairan intravena dan obat anti diare sesuai indikasi

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

Tindakan keperawatan ;

a. Kaji mual dan muntah pada klien

b. Anjurkan kepada orang tua klien untuk memberikan susu sedikit tapi sering

c. Timbang berat badan klien tiap 3 hari

d. Setelah rehidrasi instruksikan ibu untuk melanjutkan pemberian ASI

e. Penatalaksanaan pemberian vitamin sesuai indikasi

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare

Tindakan keperawatan ;

a. Ganti popok segera saat basah

b. Bersihkan daerah bokong perlahan-lahan dengan sabun lunak dan air bersih

c. Pajankan dengan ringan kulit utuh yang kemerahan pada udara jika memungkinkan

d. Beri salep seperti seng oksida atau gantian violet

4. Kurangnya personal hygiene berhubungan dengan ketidaktahuan orang tua merawat anaknya.

Tindakan keperawatan ;

a. Kaji keadaan dan kebersihan umum klien

b. Demonstrasikan cara mandi yang baik sesuai kondisi klien dengan melibatkan keluarga

c. Pertahankan alat tenun klien tetap kering dan bersih

d. Berikan penjelasan tentang pentingnya personal hygiene

5. Kebutuhan gizi tidak terpenuhi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua.

Tindakan keperawatan ;

a. Kaji tingkat pengetahuan orang tua terutama ibu klien tentang manfaat/pentingnya ASI bagi bayi

b. Kaji alasan ibu mengapa tidak memberi ASI pada anaknya

c. Berikan pendidikan kesehatan/penyuluhan kepada orang tua terutama ibu klien mengenai pentingnya ASI bagi bayiE. Evaluasi

Evaluasi merupakan merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk melihat keberhasilan praktek yang telah dilakukan selama 2 hari.

Adapun masalah yang teratasi yaitu ;

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan frekuensi BAB yang berlebihan karena pada saat dilakukan implementasi orang tua menerima tindakan yang diberikan dan juga penatalaksanaan cairan intravena dan obat anti diare

2. Kurangnya personal hygiene berhubungan dengan ketidaktahuan orang tua merawat anaknya karena keluarga menerima tindakan yang diberikan dan ibu klien sudah memahami cara merawat anaknya

3. Kebutuhan gizi tidak terpenuhi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua karena orang tua terutama ibu sudah memberikan dan memehami pentingnya ASI bagi bayi

Adapun masalah yang sebagian tidak teratasi yaitu ;

1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat karena orang tua klien masih mengeluh anaknya agak kurusan, keadaan umum klien masih lemah, lidah nampak kotor

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare. Karena orang tua klien mengatakan masih mengeluh daerah anus anaknya mulai ada perubahan/sedikit mengering, nampak lecet dan sedikit terkelupas.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dan saran berdasarkan uraian terdahulu, sebagai berikut ;A. Kesimpulan.

Setelah mempelajari teori dan pengalaman langsung dilapangan melalui studi kasus serta kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek, maka penulis dapat memberikan gambaran penyakit diare dengan menarik beberapa kesimpulan ;

1. Diare adalah frekuensi BAB 3 kali atau lebih dengan atau tanpa lendir didalam tinja.

2. Prinsip penatalaksanaan pada anak dengan penyakit diare adalah memperbaiki dehidrasi dan gangguan elektrolit

3. Pelaksanaan asduhan keperawatan terhadap klien dengan diare dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan proses keperawatan

4. Hubungan antara perawat dengan klien dan keluarga sangat menetukan lancar tidaknya perawatan yang diberikan karena dengan hubungan yang baik akan menimbulkan kepekaan diri klien dan keluarganya pada perawat sehingga masalah klien dapat diketahui dan dapat dipecahkan secara bersama-sama klien dan keluarga.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dibawah ini penulis akan mengemukakan saran-saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan di sumah sakit.

1. Untuk Rumah Sakit

Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, perlu ditunjang dengan pengadaan fasilitas-fasilitas yang memadai seperti alat-alat instrumen dan tempat penyimpanan yang memenuhi standar agar dapat terawat dengan baik.

Diharapkan kepada petugas kesehatan dirumah sakit agar tetap mempertahankan setiap kasus diare yang dirawat hendaknya dirawat dikamar isolasi untuk mencegah terjadinya penulaaran penyakit.

2. Untuk Perawat

a. Hendaknya perawat memberi asuhan keperawatan secara konfrehensif meliputi ; Bio, Psiko, Sosial, dan Kultural agar perawatan yang diberikan membawa hasil yang baik serta memberikan kepuasan bagi klien, keluarga dan perawat sendiri.

b. Hendaknya selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan mutu pelayanan.

3. Untuk Keluarga

Hendaknya keluarga mampu bekerjasama dengan tim kesehatan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

4. Untuk Mahasiswa

Hendaknya mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan bersungguh-sungguh dan dapat menerapkan teori dan keterampilan yang didapat diruang kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2000, Indonesia Sehat 2010 ; Visi Baru, Misi, Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan, Jakarta

Soegijanto Soegeng, 2002, Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa dan Penatalaksanaan, Edisi 1, Salemba Medika, Jakarta

Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta

Smeltzer and Bare C, 2002, Buku Ajar Medikal Bedah Brunner and Suddarth, Edisi 8, Volume 2, EGC, Jakarta

Mansoer Arief, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga, Jilid 2, Jakarta

Doenges Marylinn E, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta

Robert Priharjo, 1996, Pengkajian Fisik Keperawatan

Donna L. Wong, 2004, Pedoman Klinis Perawatan Pediatrik

MATERI PENYULUHAN

A. Manfaat Pemberian ASI ;

1. Sebagai dasar mempertahankan kehidupan

2. Membantu pertumbuhan

3. Membantu perkembangan

4. Sebagai pemeliharaan kesehatan

B. Tujuan Pemberian ASI

tubuh seorang bayi 60 % merupakan cairan. Kalori baru lahir 100 120 Kkl/BB/hari. Oleh sebab itu bayi segera setelah lahir, bayi yang sehat diberikan makanan melalui mulut/disusui air susu ibu (ASI) untuk ;

1. Mempertahankan proses metabolime

2. Menggalang hubungan batin ibu

3. Mengurangi risiko terjadinya hypoglikemia, hyperglikemia, hyperbilinerimea, azotemia.

C. Keuntungan ASI dibanding minuman lain seperti susu formula ;

1. Mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan bayi

2. Mengandung kadar lemak laktosa tinggi proses peragian asam laktat dalam usus :

Menghambat pertumbuhan bakteri yang Phatologis

Memudahkan penyerapan kalsium casetat

Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral

3.Mengandung zat anti body

4.ASI menyusui menjalin kasih sayang

5.Ekonomis, praktis, siap setiap waktu

6.Menjarangkan kehamilan kontra indikasi pemberian ASI

D. Kontra indikasi pemberian ASI ;

1. Alergi pada ASI

2. Infeksi akut pada ibu

3. Perdarahan hebat

4. Tuberklosis aktif (TBC)

E. Usia pemberian ASI

ASI diberikan kepada bayi minimal 1 tahun

maksimal 2 tahun

*0 4 bulan:ASI eksklusif 5 - 6 kali/24 jam

*4 6 bulan:ASI + PASI 3 kali/24jam

Bubur saring, bubur susu, buah dan biskuit 1 kali/hari

* 7 8 bulan:ASI + PASI 2 kali/24 jam

Bubur susu 2 kali/hari, buah-buahan dan biscuit1kali/hari

* 11 12 bulan:ASI + PASI 1 kali/24 jam

makanan padat (tim) 3 kali/hari

F. Risiko yang dapat terjadi jika ibu tidak memberi ASI pada anaknya yaitu

risiko terkena kanker payudara

PAGE 61