isi makalah tugas individu

Upload: abdul-jabbar

Post on 12-Jul-2015

1.110 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB 1 PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG Keperawatan merupakan salah satu profesi bidang pada kesejahtraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-hariya

Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan bahwa manusia dalam sesuatu yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia. Rogers menjelaskan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang berdasar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers berpendapat bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi

keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif yang berdasar pada konsep pemahaman manusia / individu seutuhnya.

Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta.

1

Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek. Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya. Beberapa issue keperawatan pada saat ini.

B. RUMUSAN TUGAS INDIVIDU 1. Jelaskan asumsi dasar model konseptual keperawatan menurut Martha E.Roger. 2. Jelaskan komponen model konseptual menurut Martha E.Roger. 3. Jelaskan aplikasi dalam keperawatan model konseptual menurut Martha E.Roger. 4. Jelaskan trend dan issue dari keperawatan :

a. Keperawatan maternitas(pendidikan dini pada janin dalamkandungan)

b. Keperawatan anak(senam otak)2

c. Keperawatan dewasa(palliative dan hospice care) d. Keperawatan jiwa(keperawatan psikososial) e. Keperawatan komunitas(home care)5. Jelaskan filosofi modern nursing menurut Florence Nightingale.

3

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Defenisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers.Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers berpendapat bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif yang berdasar pada konsep pemahaman manusia / individu seutuhnya.

B. Asumsi dasar keperawatan menurut Martha E.RogerDasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung.

Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Roger ada 5 asumsi mengenai manusia, yaitu :

4

1. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai. 2. Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal. 3. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula. 4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif. 5. Manusia bercirikan mempunyai kemampuan untuk abstrak, membayangkan, bertutur bahasa dan berfikir, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.

Berdasar pada asumsi-asumsi terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan oleh Martha E Roger :

1. Sumber energi.

5

2. Keterbukaan.

3. Pola-pola perilaku. 4. Ukuran ukuran 4 dimensi.

Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan pada ini adalah manusia dan lingkungannya. Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu mampu mengambil energi dan informasi dari lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk lingkungan. Karena pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan membatasi asumsi-asumsi utama Martha E Roger.

Menurut Martha E Roger ilmu tentang keperawatan berhubungan langsung dengan proses kehidupan manusia dan bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan hubungannya dengan perkembangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian di kemukakannya.

C. Komponen

dan

aplikasi

dalam

proses

keperawatan

Prinsip

Hemodinamik1. Komponen Pengkajian Keperawatan Mengkaji interaksi antara indvidu dan lingkungan, bagaimana keduannya saling mempengaruhi Mengkaji kejadian yang bervariasi selama proses kehidupan Mengkaji ritmisasi pola kehidupan dan lingkungan perubahan waktu dan perubahan kebutuhan yang terjadi

6

selama terjadinya perubahan pola kehidupan yang berirama mengkaji tujuan hidup. 2. Komponen Diagnosa Keperawatan Menggambarkan pengabungan medan energi antara individu dengan lingkungan Menggambarkan proses kehidupan yang bervariasi sebagai individu yang utuh Menggambarkan pola yang berirama antara individu dan lingkungan. 3. Komponen Rencana dan Implementasi Keperawatan Menciptakan lingkungan yang sebaik baiknya bagi individu Mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan individu dalam konteks seutuhnya Mendukung terciptanya dinamisasi pola yang berirama antara individu dan lingkungan. Menerima perbedaan sebagai evolusi yang cepat 4. Komponen Evaluasi Keperawatan Mengevaluasi perubahan di dalam integrasi lingkungan dan individu Mengevaluasi modifikasi yang diciptakan dalam variasi proses kehidupan manusia Mengevaluasi pola yang berirama dari individu dan lingkungan. Mengevaluasi hasil yang di harapkan

D. Trend dan issue dari keperawatanTrend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta.sedangkan issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya. Beberapa issue keperawatan pada saat ini

1. Pendidikan dini pada janin dalam kandungan

7

perkembangan kapasitas intelektual anak sudah terjadi pada saat bayi dalam kandungan.Para ahli neurologi berpendapat, bahwa selama 9 bulan dalam kandungan, paling tidak setiap menit dalam pertumbuhan otak diproduksi 250.000 sel otak. Sehingga selama usia 8 bulan dalam kandungan, diperkirakan bayi memiliki biliunan sel syaraf dalam otaknya. Sel-sel otak ini dibentuk berdasarkan stimulasi dari luar otak. Stimulasi yang diberikan akan membentuk sel-sel otak sehingga otak dapat berkembang optimal.

Anak menyerap semua rangsangan yang diberikan oleh lingkungannya (orang tuanya). Dan ternyata, awal kehidupan anak merupakan saat yang paling penting. Pasalnya, pada saat itu kapasitas intelektual anak berkembang sangat pesat. Otak anak mampu menampung informasi dengan kecepatan yang mengagumkan. Menjelang usia empat tahun, lima puluh persen kapasitas intelektual anak sudah terbentuk. Ini berarti, jika pada usia tersebut anak mendapatkan rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak akan berkembang secara maksimal. Oleh karena itu, pada masa-masa ini jangan sampai terlewati, orang tua harus senantiasa memberikan pendidikan sebaikbaiknya, karena stimulasi yang diberikan pada masa kritis ini akan terekam dan terbawa sepanjang kehidupan anak.

Oleh karena itu, bagi ibu yang sedang mengandung, selain harus memberikan stimulasi juga memerlukan nutrisi yang baik bagi kesehatan dirinya dan bayi yang dikandungnya. Nutrisi yang baik tentu harus memiliki kandungan gizi yang cukup sehingga dapat membantu perkembangan sel otak

8

janin agar bayi memiliki tingkat potensi kecerdasan yang tinggi dan terlahir sehat.

2. Senam otakSenam otak atau brain gym adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Gerakan itu dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas); meringankan atau merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak (dimensi pemfokusan); merangsang sistem yang terkait dengan perasaan/emosional, yakni otak tengah (limbis) serta otak besar (dimensi pemusatan).

Anda bisa melakukannya lewat gerakan sederhana sambil melakukan kegiatan sehari-hari. Senam ini bisa dilakukan tanpa waktu khusus. Sambil nonton televisi juga bisa, Dra. Hj. Kartika Sapardjiman, pempimpin Kelas Brain Gym di Rumah Sakit Kartika, Pulo Mas, Jakarta Timur.

Menurut Paul E. Denisson Ph.D., ahli senam otak dari lembaga Educational Kinesiology, Amerika Serikat, meski sederhana, brain gym mampu memudahkan kegiatan belajar dan melakukan penyesuaian terhadap ketegangan, tantangan, dan tuntutan hidup sehari-hari. Pakar penelitian otak yang pertama kali

memperkenalkan metode terapi ini di Amerika, 19 tahun yang lalu.

9

Awalnya senam otak dimanfaatkan untuk anak yang mengalami gangguan hiperaktif, kerusakan otak, sulit konsentrasi dan depresi. Namun dalam perkembangannya setiap orang bisa memanfaatkannya untuk beragam kegunaan.

a. Macam Gerakan Brain Games 1) Gerakan Sakelar Otak:Sakelar otak (jaringan lunak di bawah tulang selangka di kiri dan kanan tulang dada) dipijat selama 20-30 detik dengan satu tangan, sementara tangan lainnya memegang atau memijat sebelah kanan dan kiri pusar. a) Mengoptimalkan pengiriman pesan dari otak kiri ke kanan atau sebaliknya, meningkatkan penerimaan oksigen, dan menstimulasi aliran darah agar lebih lancar mengalir ke otak. b) Guna: mengoptimalkan keterampilan motorik halus, memperbaiki sikap tubuh, meningkatkan energi, mengurangi stres visual dan relaksasi tengkuk serta bahu.

2) Gerakan SilangGerakan ini mengaktifkan hubungan kedua sisi otak dan merupakan gerakan pemanasan untuk semua keterampilan yang memerlukan penyeberangan garis tengah bagian lateral tubuh. a) Mengaktifkan gerakan mata dari kiri ke kanan, meningkatkan harmonisasi penglihatan (binokular)

10

b) Guna: mengoptimalkan pekerjaan menulis, mendengar, membaca dan memahami, meningkatkan stamina, memperbaiki pernapasan, pendengaran dan penglihatan

3) Tombol BumiUjung salah satu tangan menyentuh bawah bibir, ujung jari lainnya di pinggir atas tulang kemaluan (15 cm di bawah pusar). Di sentuh selama 30 detik atau 4-6 kali tarikan napas penuh. a) Meningkatkan koordinasi dan konsentrasi (melihat secara vertikal dan horizontal sekaligus tanpa keliru, seperti saat membaca kolom dalam tabel). b) Guna: mengurangi kelelahan mental (stres), mengoptimalkan jenis pekerjaan seperti organisasi, perancangan seni, pembukuan.

4) Tombol ImbangGerakan ini akan mengembalikan tiga dimensi keseimbangan tubuh (kirikanan, atas-bawah, depan-belakang). Tekan tombol imbang - 4-5 cm ke kiri dan ke kanan dari garis tengah/lekukan di batas rambut antara tengkorak dan tengkung di atas tulang belakang - sementara tangan satunya menyentuh pusar, selama 30 detik. a) Meningkatkan konsentrasi, pengambilan keputusan, pemikiran asosiatif, kepekaan indrawi untuk keseimbangan, menjernihkan pikiran dan menjaga badan tetap relaks

11

b) Guna: mengerti konsep yang tersirat (saat membaca), mengkritisi, mengurangi mabuk perjalanan dan tekanan di kuping karena perubahan ketingian, mengoptimalkan pekerjaan menulis laporan, memakai telepon atau komputer.

5) Kait RelaksTumpangkan kaki kiri di atas kaki kanan, dan tangan kiri di atas tangan kanan dengan posisi jempol ke bawah. Jemari kedua tangan saling menggenggam, kemudian tarik tangan ke arah pusar dan terus ke depan dada. Pejamkan mata dan saat menarik napas, lidah ditempelkan ke langit-langit mulut dan lepaskan saat mengembuskan napas. Berikutnya, buka silangan kaki, dan ujung-ujung jari tangan saling bersentuhan secara halus di dada atau di pangkuan, sambil mengambil napas dalam 1 menit lagi a) Meningkatkan koordinasi motorik halus dan pemikiran logis, dan pemusatan emosional. b) Guna: mendengar aktif, berbicara lugas, menghadapi tes dan bekerja dengan papan ketik, pengendalian diri dan keseimbangan.

Catatan: Untuk mencegah ketegangan otot, sebelum memulai latihan Anda sebaiknya minum beberapa gelas air putih. Jumlah air yang harus dikonsumsi sekitar sepertiga kali berat tubuh.

3. Palliative dan hospice care

12

Definisi Perawatan palliative telah mengalami beberapa evolusi. menurut WHO pada 1990 perawatan palliative adalah perawatan total dan aktif dari untuk penderita yang penyakitnya tidak lagi responsive terhadap pengobatan kuratif. Berdasarkan definisi ini maka jelas Perawatan Paliatif hanya diberikan kepada penderita yang penyakitnya sudah tidak respossif terhadap pengobatan kuratif. Artinya sudah tidak dapat disembuhkan dengan upaya kuratif apapun. Tetapi definisi Perawatan Paliatif menurut WHO 15 tahun kemudian sudah sangat berbeda. Definisi Perawataan Paliatif yang diberikan oleh WHO pada tahun 2005 bahwa perawatan paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan/berduka.

Di sini dengan jelas dikatakan bahwa Perawatan Paliatif diberikan sejak diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat. Artinya tidak memperdulikan pada stadium dini atau lanjut, masih bisa disembuhkan atau tidak, mutlak Perawatan Paliatif harus diberikan kepada penderita itu. Perawatan Paliatif tidak berhenti setelah penderita meninggal, tetapi masih diteruskan dengan memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang berduka. Perawatan paliatif tidak hanya sebatas aspek fisik dari penderita itu yang ditangani, tetapi juga aspek lain seperti psikologis, sosial dan spiritual.

13

Titik sentral dari perawatan adalah pasien sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya penyakit yang dideritanya. Dan perhatian ini tidak dibatasi pada pasien secara individu, namun diperluas sampai mencakup keluarganya. Untuk itu metode pendekatan yang terbaik adalah melalui pendekatan terintegrasi dengan mengikutsertakan beberapa profesi terkait. Dengan demikian, pelayanan pada pasien diberikan secara paripurna, hingga meliputi segi fisik, mental, social, dan spiritual. Maka timbullah pelayanan palliative care atau perawatan paliatif yang mencakup pelayanan terintegrasi antara dokter, perawat, terapis, petugas social-medis, psikolog, rohaniwan, relawan, dan profesi lain yang diperlukan.

Lebih lanjut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan lagi bahwa pelayanan paliatif berpijak pada pola dasar berikut ini : a. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal. b. Tidak mempercepat atau menunda kematian. c. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu. d. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual. e. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya. f. Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari perawatan palliative adalah untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada

14

keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya. Hospice care adalah perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana pengobatan terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi. Perawatan ini bertujuan meringankan penderitaan dan rasa tidak nyaman dari pasien, berlandaskan pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual. (Hospice Home Care, 2011)

Ruang lingkup : 1. Pasien yg tinggal di daerah pedalaman 2. Pasien dg Ca,heart disease,AIDS,kidney and lung disease 3. Pasien di nursing home 4. Pasien yg tinggal sendirian Tujuan Pelayanan Hospice Care : 1. Meringankan pasien dari penderitaannya 2. Memberikan dukungan moril, spirituil maupun pelatihan praktis dalam hal perawatan pasien bagi keluarga pasien dan pelaku rawat. 3. Memberikan dukungan moril bagi keluarga pasien selama masa duka cita.

15

Tim Pelaksana Hospice Care : 1. Dokter 2. Perawat 3. Pekerja Sosial 4. Relawan Bentuk Hospice Care : 1. The Institution Hospice Care 2. Hospice Home Care 3. Palliative Care

4. Keperawatan psikososiala. Respons Psikologis Terhadap Penyakit Fisik Manusia yang utuh mempunyai integrasi aspek bio-psiko-sosial- spiritual yang kokoh. Klien dengan gangguan penyakit fisik, sumber stresor utama adalah respon klien pada aspek bio-psiko-sosial dan spiritual. Dalam hal ini perawat perlu yang tanggap menangani respons psikososial klien agar pola koping klien dalam menyelesaikan masalah lebih adekuat. b. Rentang Respon Respons individu terhadap penyakit fisik, berkaitan dengan pengalaman masa lalu, persepsi terhadap penyakit, keyakinan terhadap penyembuhan dan sistem

16

pelayanan kesehatan. Rentang respon individu berfluktuasi dari respon adaptif sampai mal adaptif.

Adaptif

Mal adaptif

Harapan

Kesempatan

Ketidakpastian

Bahaya

Putus asa

1) Harapan Harapan akan mempngaruhi respons psikologis terhadap penyakit fisik. Kurangnya harapan dapat meningkatkan stres dan berakhir dengan penggunaan mekanisme koping yang tidak adekuat. Pada beberapa kasus, koping yang tidak adekuat dapat menimbulkan masalah kesehatan jiwa. 2) Ketidakpastian Ketidakpastian adalah suatu keadaan dimana individu tidak mampu memahami kejadian yang terjadi. Hal ini akan mempengaruhi kemmapuan individu mengkaji situasi dan memperkirakan upaya yang akan dilakukan. Ketidakpastian menjadi berbahaya jika disertai rasa pesimis dan putus asa. 3) Putus asa

17

Putus asa ditandai dengan perilaku pasif, perasaan sedih dan harapan hampa, kondisi ini dapat membawa klien dalam upaya bunuh diri. c. Proses Keperawatan 1. Pengkajian a) Faktor predisposisi Respon psikologis pada penyakit fisik dipengaruhi beberapa faktor yang terkait dengan pengalaman masa lalu dan sistem pendukung klien, yaitu : 1) Pengetahuan tentang penyakit Kurang informasi atau salah pengertian dapat meningkatkan ansietas yang akan mempengaruhi pemulihan 2) Pengalaman lalu tentang penyakit 3) Harapan pemulihan penyakit, tergantung pada pengalaman langsung dan tidak langsung terhadap penyakit baik yang posistif maupun negatif 4) Persepsi dan pandangan terhadap diri Sikap positif terhadap diri sendiri dan pengembangan keterampilan menggunakan koping adaptif akan membantu kemampuan individu menghadapi penyakitnya. 5) Keuletan

18

Keuletan merupakan kekuatan individu untuk mengembalikan aspek psikososial pada keadaan adaptif yang terdiri dari kekuatan ego, keintiman sosial dan sumber daya yang ada. b) Faktor predisposisi Faktor pencetus adalah hal utama yang digunakan dalam penetapan gejala atau diagnosis penyakit. Aspek yang dapat mempengaruhi beratnya pengalaman stress adalah : 1) Peralihan sehat ke sakit Terjadinya serangan penyakit yang mendadak atau tidak diduga dapat menimbulkan stress. Proses terjadinya penyakit yang lama akan memberi kesempatan pada klien untuk mepersiapkan diri menerima penyakit. 2) Prognosis penyakit Beberapa diagnosis seperti AIDS dan kanker yang dianggap fatal dan diagnosa yang tidak fatal tetapi sulit untuk diobati seperti kecacatan yang tidak terduga akan menimbulkan stress. 3) Tindakan pengobatan Tindakan operasi dan pengobatan jangka panjang seperti dialisis akan menambah stress 4) Respon orang berarti/ terdekat Respons orang yang dicintai dan berarti bagi klien akan membantu pemulihan. Sebaliknya jika orang yang dicintai memberi respons

19

emosional yang datar atau tanpa emosi dapat emningkatkan stres pada klien. c) Perilaku Perilaku yang berhubungan dengan respons psikologis terhadap penyakit fisik berkaitan dengan diagnosis penyakit, pengobatan dan pemulihan penyakit terminal adalah : 1) Diagnosis penyakit : rasa jengkel, syok dan tidak berdaya, marah, sedih, menarik diri, mencari informasi pengobatan ke beberapa dokter/ paranormal 2) Pengobatan : mengikuti instruksi pengobatan dengan baik, menolak pengobatan, menarik diri, putus asa, tergantung terhadap pengobatan, perilaku bunuh diri 3) Pemulihan : ansietas, mudah tersinggung, sukar konsentrasi, konsep diri berubah 4) Penyakit terminal : Denial (mengingkari kenyataan), marah ( keinginan merusak diri), tawar menawar dan depresi d) Mekanisme koping Mekanisme koping menggambarkan upaya klien untuk mengatasi anxietas yang ditimbulkan oleh penyakit fisik. Ada empat mekanisme koping yang sering digunakan klien yaitu : pengingkaran, regresi, represi dan kompensasi. Klien cenderung menggunakan koping yang berarti baginya termasuk mencari informasi, menyendiri atau melakukan hobinya.

20

2. Masalah Keperawatan Masalah keperawatan yang dapat diidentifkasi pada penyakit fisik yang berkaitan dengan respons psikologis klien adalah : a) Kerusakan komunikasi verbal b) Koping keluarga inefektif c) Koping individu inefektif d) Harga diri rendah e) Ketidak berdayaan f) Perubahan proses pikir g) Kerusakan interaksi sosial h) Perubahan penampilan peran i) Distres spiritual j) Konflik peran orang tua

5. Home careIstilah Home Care atau Perawatan di Rumah merupakan salah satu bentuk pemberian Asuhan Keperawatan yang dilaksanakan di rumah oleh tenaga kesehatan profesional. Di Amerika bentuk pelayanan ini diberikan secara informal oleh perawat, caregiver atau voluntary. Biasanya istilah home care dicampur adukkan dengan isitlah non medical care atau custodial care yang merupakan perawatan yang diberikan bukan oleh perawat, dokter atau tenaga medis lainnya yang berwenang. Namun apapun istilahnya bentuknya sama yaitu pemberian pelayanan kesehatan di rumah klien sendiri. Hospice Care adalah pelayanan perawatan untuk meringankan penyakit lanjutan atau penyakit terminal dari klien di rumah sakit dan kemudian melanjutkan pelayanan perawatan di rumah dibawah pengawasan Medicare. Pelayanan hospice tersebut mempertimbangkan kebutuhan khusus dari klien dengan penyakit terminal atau yang21

akan meninggal dunia, sehingga klien memiliki kesempatan untuk meninggal di rumah sesuai dengan keinginan mereka dengan dukungan keluarga sepenuhnya. Bentuk Pelayanan Home Care dan Hospice Tujuan utama home care adalah memungkinkan klien mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sendiri. Secara umum lingkup pelayanan dalam perawatan kesehatan di rumah dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan b. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan terapeutik c. Pelayanan rehabilitasi medik dan keterapian fisik d. Pelayanan informasi dan rujukan e. Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Kesehatan f. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan g. Pelayanan perbantuan untuk kegiatan sosial. Sifat pelayanan yang diberikan dapat kombinasi antara pelayanan kesehatan professional dan pelayanan kesehatan non professional atau vokasional. Oleh karena itu secara jelas dapat dibedakan bentuk pelayanan profesional atau vokasional dalam konteks home care. Contoh Pelayanan Kesehatan Professional: a. Pemeriksaan kesehatan. b. Pemeriksaan status psikologis. c. Perawatan Luka. d. Pendidikan kesehatan. e. Terapi fisik. f. Terapi wicara. g. Terapi Okupasi. h. Manajemen nyeri. i. Pendidikan kesehatan. Adapun Contoh Pelayanan Vokasional antara lain: j. Menyiapkan makanan. k. Mengingatkan jadwal minum obat.

22

l. Mencuci pakaian. m. Menjaga rumah. n. Belanja ke pasar. Jenis pelayanan hospice dapat menggunakan jasa institusi atau rumah sakit, ataupun melalui agency perawatan kesehatan rumah ataupun keduanya. Hal tersebut tergantung dari persetujuan klien/keluarga melalui kesepakatan kontrak. Jika pelayanan menggunakan jasa rumah sakit sebagai penghubung agency perawatan rumah, maka hal ini lebih efisien karena rumah sakit memiliki kontribusi memadai untuk memenuhi kebutuhan perawatan klien dalam kondisi penyakit terminal atau klien yang akan meninggal dunia. Rumah sakit memiliki tim (staf) sesuai kebutuhan klien, disamping peralatan dan fasilitas bagi klien. Pemberi pelayanan hospice yang bekerja bagi klien/keluarga sering berhadapan dengan stress, khususnya perawat sangat dibutuhkan

kemampuan merawat yang mandiri dalam menghadapi klien menjelang ajal. Adapun faktor stress yang umum terjadi adalah: Kesulitan menerima kenyataan bahwa masalah klien tidak dapat dikontrol, Frustasi akibat banyaknya masalah pada klien yang akan meninggal dunia, Marah akibat subjektivitas kemauan dan harapan keluarga yang tinggi, Kesulitan menyusun batas keterlibatan dengan klien dan keluarganya.

Manfaat Home Care Dan Hospice Manfaat Home Care antara lain adalah : a. Bagi Klien dan Keluarga 1) Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien, transportasi dan konsumsi keluarga 2) Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat anggoa keluarga ada yang sakit 3) Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri

23

4) Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran perawat untuk menggantikannya b. Bagi Perawat 1) Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan yang tetap sama 2) Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat. Berbagai alasan tersebut membuat program layanan Home Care (HC) mulai diminati baik oleh pihak klien dan keluarganya, oleh perawat maupun pihak rumah sakit. Manfaat Hospice care antara lain membantu klien dan keluarga memelihara kondisi kesehatan dan kesejahteraan klien, Meringankan rasa sakit dan memfasilitasi rasa nyaman klien, Mempersiapkan klien dan keluarga untuk menghadapi kondisi penyakit. Sedangkan di beberapa rumah sakit yang lain program ini sudah dikembangkan, namun belum dilakukan secara legal.

E. Filosofi modern nursing menurut Florence NightingaleFlorence Nightingale adalah sebagai prionir era modern dalam pengembangan keperawatan yang dikembangkan sangat dipengaruhi oleh pandangan filosofinya tentang interaksi klien dan lingkungannya. Ia melihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan reparative proses. Manipulasi dari lingkungan eskternal perbaikan dapat membantu proses perbaikan atau pergantian dan kesehatan klien.24

Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan sosial.

1.

Lingkungan fisik (physical enviroment)

Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan.

Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posiis pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

2. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)

F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual

25

dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.

Komunikasi dengan p[asien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.

Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.

3. Lingkungan sosial (social environment)

Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.

Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien

26

secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

1. Hubungan teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep a. Individu / manusia b. Keperawatan c. Sehat / sakit d. Masyarakaat / lingkungan

2.Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan a. Pengkajian / pengumpulan data Data pengkajian Florence N lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan (lingkungan fisik, psikhis dan sosial). b. Analisa data Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang berkaitan dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan. c. Masalah Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya : Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan,Ventilasi,Pembuangan

27

sampah,Pencemaran lingkungan, Komunikasi sosial,dan lain-lain d. Diagnosa keperawatan Berrbagai masalah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain :Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan,Penyesuaian terhadap lingkungan,Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan. e. Inplementasi Upaya dasar merubah / mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan, perrtumbuhan dan perkembangan individu. f. Evaluasi Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.

3. Hubungan teori Florencen Nightingale dengan teori-teori lain : a. Teori adaptasi Adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang melawannya. Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh yang ada pada dirinya sendiri. Berrhasil tidaknya respon adapatsi seseorang dapat dilihat dengan tinjauan lingkungan yang dijelaskan Florence N. Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh dari lingkungannya berperanpenting pada setiap individu dalam berespon adaptif atau mal adaptif. b. Teori kebutuhan Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori Florence N, sebagai conoth kebuuthan oksigen dapat dipandang sebagai udara segar, ventilasi

28

dan kebutuhanlingkungan yang aman berhubungan dengan saluran yang baik dan air yang bersih. Teori kebutuhan menekankan bagaimana hubungan kebutuhan yang berhubungan dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya. c. Teori stress Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan, yang harus ditangani. Stress dapat positip atau negatip tergantung pada hasil akhir. Stress dapat mendorong individu untuk mengambil tindakan positip dalam mencapai keinginan atau kebutuhan. Stress juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat sehingga individu tidak dapat mengatasi. Florence N, menekankan penempatan pasien dalamlingkungan yang optimum sehingga akan menimumkan efek stressor, misalnya tempat yang gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba, ,semuanya itu dipandang sebagai suatu stressor yang negatif. Jumlah dan lamanya stressor juga mempunyai pengaruh kuat pada kemampuan koping individu.

29

BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan1. Pada intinya Martha E. Rogers memandang perawat sebagai ilmu dan mendukung adanya penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan mengembangkan pengetahuan dari ilmu ilmu dasar dan fisiologi, begitu juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri, ilmu keperawatan bertujuan untuk memberikan inti dari pengetahuan abstrak untuk mengembangkan penelitian ilmiah dan analisis logis dan kemampuan menerapkannya dalam praktik keperawatan. Inti pengetahuan ilmiah keperawatan merupakan hasil penemuan terbaru mengenai keperawatan secara humanistik.

2. Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta. Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi,

peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan

30

professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek.

3. Florence Nightingale adalah sebagai prionir era modern dalam pengembangan keperawatan yang dikembangkan sangat dipengaruhi oleh pandangan filosofinya tentang interaksi klien dan lingkungannya. Ia melihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan reparative proses. Manipulasi dari lingkungan eskternal perbaikan dapat membantu proses perbaikan atau pergantian dan kesehatan klien.

B. Kritik dan saran1. Apabila Di dalam tugas makalah ini masih terdapat beberapa kesalahan dalam pengetikan,format seta isi-nya penulis sangat mengharapkan masukan yang dapat membangun dalam pembuatan makalah ini. 2. Penulis menyarankan dalam memahami konsep dari teori-teori konseptual dari para ahli,pembaca harus mengetahui definisi dan maksud dari teori konseptual yang di pelajari,dan mampu tuk mengaplikasikan dalam asuhan keperawatan yang professional

DAFTAR PUSTAKA31

Ferrell, B.R. & Coyle, N. (Eds.) (2007). Textbook of palliative nursing, 2nd ed. New York, NY: Oxford University Press

Stanley, Mickey. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC L.Wong Donna(ed.6)2008.buku ajar keperawatan pediatric wong.jakarta : EGC Asmadi.(2008).Konsep keperawatan dasar. Jakarta : EGC Potter & Perry.(2005). Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Jakarta : EGC Tomey, A N & Aligood, M R. (2006). Nursing theorist and their work,6th.Mosby http://indonesiannursing.com/2008/07/konsep-model-florence-nightingle/ diakses tanggal 10 November 2011 jam 13:25 http://www.healthinaging.org/agingintheknow/chapters_ch_trial.asp?ch=16 diakses tanggal 10 November 2011 jam 13:45 http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/12/model-konseptual-marthaelizabeth-roger/ diakses tanggal 10 November 2011 jam 13:50 http://andaners.wordpress.com/2009/04/28/konsep-keperawatan-komunitas/ diakses tanggal 10 November 2011 jam 14:08 http://en.wikipedia.org/wiki/Nursing_home diakses tanggal 10 November 2011 jam 14:16

32