isi makalah fibro
TRANSCRIPT
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : Ny. F
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 34 tahun
Alamat : Jalan Cemara no.96, Keluharan Sukamaju,
Kec. Sail
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Pendidikan : -
Tanggal Masuk : 14 januari 2015, pukul 11.30 WIB
Mondok di bangsal : Khadijah (Obgyn) kelas I, kamar 308
Nomor CM : 141100358
Nama suami : Tn. Lukman
Pendidikan : -
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari sejak .... hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari dirasakan sejak .... hari yang
lalu. Nyeri terasa seperti (tertusuk/tertekan/panas) dan
(hilang-timbul/terus-menerus). Nyeri yang dirasakan mengganggu
aktivitas sehari-hari dan mengganggu kehamilan. Nyeri ini dirasakan
semakin meningkat pada saat .... dan pada waktu ....., nyeri dirasakan
berkurang ketika ..... . Nyeri tidak disertai keluarnya air ataupun darah,
1
juga tidak dirasakan adanya benjolan pada daerah perut bagian bawah,
keluhan poliuri juga tidak ditemukan.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengeluhkan hal yang sama sebelumnya.
Pasien juga tidak pernah menderita penyakit-penyakit uterus lain yang
berkaitan dengan keluhan. Riwayat penyakit keganasan juga disangkal,
begitu juga dengan penyakit lain seperti jantung, hipertensi, ginjal dan
diabetes melitus disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang berhubungan
dengan keluhan pasien.
Riwayat Psikososial dan Ekonomi :
Riwayat merokok, diit tidak sehat, konsumsi makanan instant yang
tinggi, jamu, dan narkoba disangkal.
Riwayat Perkawinan :
Kawin : Kawin
Umur waktu kawin : -
Umur suami waktu kawin : -
Lama perkawinan : -
Riwayat Menstruasi :
Menarche : -
Menstruasi : -
Jumlah darah menstruasi : -
Rasa sakit saat menstruasi : -
Perdarahan diluar siklus : -
HPM : -
2
Riwayat fertilitas : -
Riwayat kehamilan sekarang : G1P0A0, gravidarum aterm, 36-37
minggu.
HPM : -
HPL : -
Mual-mualan : -
Sesak nafas : -
Gangguan BAK/BAB : -
Hipertensi : -
Kejang : -
Riwayat keluarga berencana : -
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
KU : Tampak sakit sedang
Vital sign :
TD : 130/85 mmHg
Suhu : 36’c
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Berat badan : -
Gizi : baik
Kepala :
- Mata : Konjungtiva anemis (+/-)?
Sklera ikterik (+/-)?
- Wajah : Kloasma gravidarum (+/-)?
- Rambut : Kering/berminyak?
- Hidung : Mukosa hiperemis? Septum nasi?
- Mulut : Gigi dan gusi?
Leher :
- Kelenjar tiroid: pembesaran kelenjar (+/-)?
3
- Kelenjar getah bening : pembesaran (+/-)?
- JVP : meningkat/normal?
Dada :
- Thoraks : Pernafasan abnormal (+/-)? Jenis pola pernafasan?
- Jantung : Ictus cordis meninggi/normal?
Auskultasi : ditemukan self blowing murmur (normal)
Abdomen : Status Obstetrik
Extremitas :
- Vena varikosa (+/-)?
- Edema tungkai (+/-)?
- Refleks fisiologis (normal/tidak)?
Status obstetri
Inspeksi :
- Bentuk : perut tampak buncit
- Warna : kulit hiperpigmentasi dan tampak linea nigrae
- Bekas luka : tidak ditemukan sikatriks
- Kontur : terlihat abdomen menegang
Palpasi :
Teraba massa pada daerah ...... (karena fibromioma)
Teraba gerakan janin
Terasa braxton hi
Leopold I : TFU tiga jari dibawah proc. xyphoideus
Leopold II : Teraba punggung kiri
Leopold III : Teraba kepala
Leopold IV : Bagian terendah janin (kepala) belum masuk pintu atas
panggul
Auskultasi : DJJ 157 kali/menit, punggung kiri, irama normal
4
Lain-lain : His : -
TBJ : -
Periksa I
Umur kehamilan (minggu) 36-37 minggu
TFU Tiga jari dibawah proc. Xiphoideus
Presentasi Letak kepala
Letak anak dan turunnya bagian
bawah
Belum masuk PAP
Punggung Punggung kiri
DJJ 157 kali/menit, irama normal
Edema Tidak ditemukan edema
Tekanan darah (mmHg) 130/85 mmHg
Berat badan (kg) -
Status Genitalia :
Inspeksi :
- Distribusi rambut pubis normal
- Warna kulit area genitalia normal
- Tidak ditemukan sikatriks
Inspekulo :
- Vagina : warna?, sekret: leukoria, rugae?, relaksasi otot?
- Serviks : warna?, bentuk?, laserasi?
Papsmear : tidak dilakukan
VT bimanual
- Panjang serviks uteri?
5
- Ukuran, bentuk, konsistensi uterus?
- Teraba massa/tumor: berbenjol-benjol (+)
- Kekuatan otot panggul?
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hb : 10,1 gr/dL Bilirubin Total : -
Leukosit : 10.700 Bilirubin Direk : -
Hmt : 31,1 % Bilirubin Indirek : -
Eritrosit : 4,01 104/mm3 Protein Total : -
Trombosit : 310.000 Albumin : -
Masa pendarahan (duke) : - Globulin : -
Masa pembekuan : 8 menit SGOT : -
HJL Eosinophyl : - SGPT : -
Staf : - Alkali phosphatase : -
Segmen : - Ureum : -
Lymphocyte : - Creatinin : -
Monocyte : - Uric : -
Malaria : -
Golongan darah : O
Rhesus : +
Urin : -
pH : -
Albumin : -
Gula : GDS= 127 HbSAg= normal
Urobilin : -
BJ : -
Keton : -
6
Darah samar : -
Epithel : -
Leucocyte : -
Erythrocyte : -
USG : Kombinasi transabdominal dan transvaginal
tampak massa simterikal, berbatas tegas,
hypoechoic dan degenerasi kistik pada
daerah ...........
Radiologi : -
V. DIAGNOSIS
G1P0A0 gravidarum aterm, fibromioma uteri.
VI. DIAGNOSA BANDING
- Kehamilan kembar
- Neoplasma ovarium
- Tumor organ abdomen bagian bawah
VII. TERAPI
Non farmakologis :
Non-operatif : - transfusi darah
- Infus cairan NaCl dan RL
Operatif : miomektomi dan SC
Farmakologis :
29 Desember 2014 :
- Ceftriaxon 1x1
7
- Gentamycin 1x1
- Ketorolac 4x1
- Pronalges 4x2
- Buskopan
30 desember 2014 :
- Cefadroxil 2x1
- Metronidazol 2x1
- Antasida 3x1
- As. Mefenamat 3x1
VIII. EDUKASI
- Bedrest sebelum dan sesudah operasi
- Hindari makan-makanan mengandung pengawet
- Hindari aktivitas fisik yang membahayakan janin dan ibu
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad fungtionam : Dubia ad malam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Secara umum, uterus mempunyai 3 lapisan jaringan iaitu lapisan terluar
perimetrium, lapisan tengah miometrium dan yang paling dalam adalah
endometrium.1 Miometrium adalah yang paling tebal dan merupakan otot polos
berlapis tiga; yang sebelah luar longitudinal, yang sebelah dalam sirkuler, yang
antara kedua lapisan ini beranyaman.Miometrium dalam keseluruhannya dapat
berkontraksi dan berelaksasi.2
Tumor jinak yang berasal dari sel otot polos dari myometrium dipanggil
leiomioma. Tetapi kerana tumor ini berbatas tegas maka ianya sering dipanggil
sebagai fibroid. Mioma uteri juga adalah berasingan, bulat, berbatas tegas, warna
putih hingga merah jambu pucat, bersifat jinak dan terdiri dari otot polos dengan
kuantiti jaringan penghubung fibrosa yang berbeda-beda. Sebanyak 95% mioma
uteri berasal dari corpus uteri dan lagi 5% berasal dari serviks. Mioma uteri juga
adalah tumor pelvis yang sering terjadi dan diperkirakan sebanyak 10% kasus
ginekologi umumnya. Neoplasma jinak ini mempunyai banyak nama sehingga
dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma, leiomioma, fibroid atau pun
mioma uteri.2
2.2. Patogenesis
Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri sampai saat ini belum
diketahui. Stimulasi estrogen sangat berperan dalam terjadinya mioma uteri.
Hipotesis ini didukung oleh adanya mioma uteri yang banyak ditemukan pada
usia reproduksi dan kejadiannya rendah pada usia menopause. Ichimura
mengatakan bahwa hormon ovarium dipercaya menstimulasi pertumbuhan mioma
9
karena adanya peningkatan insidennya setelah menarke. Pada kehamilan
pertumbuhan tumor ini makin besar, tetapi menurun setelah menopause.
Perempuan nulipara mempunyai risiko yang tinggi untuk terjadinya mioma uteri,
sedangkan perempuan multipara mempunyai risiko relatif menurun untuk
terjadinya mioma uteri.
Pukka dan kawan-kawan melaporkan bahwa jaringan mioma uteri lebih
banyak mengandung reseptor estrogen jika dibandingkan dengan miometrium
normal. Pertumbuhan mioma uteri bervariasi pada setiap individu, bahkan di
antara nodul mioma pada uterus yang sama. Perbedaan ini berkaitan dengan
jumlah reseptor estrogen dan reseptor progesteron. Meyer dan De Snoo
mengemukakan patogenesis mioma uteri dengan teori cell nest atau genitoblas.
Pendapat ini lebih lanjut diperkuat oleh hasil penelitian Miller dan Lipschutz yang
mengatakan bahwa terjadinya mioma uteri bergantung pada sel-sel otot imatur
yang terdapat pada cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh
estrogen.2
2.3. Klasifikasi
Berdasarkan letaknya mioma uteri diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu:
2.3.1. Mioma Uteri Subserosum
Lokasi tumor di sub serosa korpus uteri. Dapat hanya sebagai tonjolan
saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui
tangkai.3
Pertumbuhan kearah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum, dan
disebut sebagai mioma intraligamen. Mioma yang cukup besar akan mengisi
rongga peritoneum sebagai suatu massa. Perlekatan dengan ementum di
sekitarnya menyebabkan sisten peredaran darah diambil alih dari tangkai ke
omentum. Akibatnya tangkai semakin mengecil dan terputus, sehingga
mioma terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga
peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai mioma jenis parasitik.3
10
2.3.2. Mioma Uteri Intramural
Disebut juga sebagai mioma intraepitalial, biasanya multiple. Apabila
masih kecil, tidak merubah bentuk uterus, tapi bila besar akan menyebabkan
uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya.
Mioma sering tidakmemberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak
enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah.3
2.3.3. Mioma Uteri Submukosum
Mioma yang berada di bawah lapisan mukosa uterus/endometrium dan
tumbuh kearah kavun uteri. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan
bentuk dan besar kavum uteri. Bila tumor ini tumbuh dan bertangkai, maka
tumor dapat keluar dan masuk ke dalam vagina maupun dikeluarkan melalui
serviks yang disebut mioma geburt. Mioma submukosum walaupun hanya
kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit
dihentikan, sehingga sebagai terapinya dilakukan histerektomi.2,3
2.4. Penegakan Diagnosis
2.4.1 Gejala Subjektif (Anamnesa)
Pada umumnya kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu. Timbulnya
gejala subjektif dipengaruhi oleh: letak mioma uteri, besar mioma uteri,
perubahan dan komplikasi yang terjadi.4
1. Perdarahan abnormal, merupakan gejala yang paling umum dijumpai.
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah: menoragia, dan
metrorargia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini antara
lain adalah: pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia
endometrium, permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa,
atrofi endometrium, dan gangguan kontraksi otot rahim karena adanya
11
sarang mioma di antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit
pembuluh darah yang melaluinya dengan baik. Akibat perdarahan penderita
dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah, pusing, cepat lelah, dan
mudah terjadi infeksi.4
2. Rasa nyeri, gejala klinik ini bukan merupakan gejala yang khas tetapi
gejala ini dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang
mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran
mioma submukosum yang akan dilahirkan dan pertumbuhannya yang
menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan juga dismenore.4
3. Tanda penekanan, Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma
uteri. Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan poliuria, pada
uretra dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan
hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan obstipasi
dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat
menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.4
2.4.2 Gejala Objektif (Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang)
Gejala objektif mioma uteri ditegakkan melalui:
1. Pemeriksaan Fisik. Pemeriksaan fisik dapat berupa pemeriksaan Abdomen
dan pemeriksaan pelvik. Pada pemeriksaan abdomen, uterus yang besar
dapat dipalpasi pada abdomen. Tumor teraba sebagai nodul ireguler dan
tetap, area perlunakan memberi kesan adanya perubahan degeneratif. Pada
pemeriksaan Pelvis, serviks biasanya normal, namun pada keadaan tertentu
mioma submukosa yang bertangkai dapat mengakibatkan dilatasi serviks
dan terlihat pada ostium servikalis. Uterus cenderung membesar tidak
beraturan dan noduler. Perlunakan tergantung pada derajat degenerasi dan
kerusakan vaskular. Uterus sering dapat digerakkan, kecuali apabila
terdapat keadaan patologik pada adneksa.3
2. Pemeriksaan Penunjang. Apabila keberadaan masa pelvis meragukan
maka pemeriksaan dengan ultrasonografi akan dapat membantu. Selain itu
12
melalui pemeriksaan laboratorium (hitung darah lengkap dan apusan
darah) dapat dilakukan.3
2.5. Pengaruh Mioma pada Kehamilan dan Persalinan2
Terdapatnya mioma uteri mungkin mengakibatkan hal-hal sebagai berikut.
- Mengurangi kemungkinan perempuan menjadi hamil, terutama pada
mioma uteri submukosum.2
- Kemungkinan abortus meningkat.
- Kelainan letak janin dalam rahim, terutama pada mioma yang besar
dan letak subserosum.
- Menghalangi lahirnya jalan bayi, terutama pada mioma yang letaknya
di serviks.
- Inersia uteri dan atonia uteri, terutama pada mioma yang letaknya di
dalam dinding rahim dan apabila terdapat banyak mioma.
- Mempersulit lepasnya plasenta, terutama pada mioma yang
submukosum dan intramural.2
2.6. Pengaruh Kehamilan dan Persalinan pada Mioma Uteri
Sebaliknya, kehamilan dan persalinan dapat mempengaruhi mioma uteri
menjadi:
- Tumor tumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofi dan
edema, terutama dalam bulan-bulan pertama, mungkin karena
pengaruh hormonal. Setelah kehamilan 4 bulan tumor tidak bertambah
besar lagi.2
- Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan, dapat berubah bentuk,
dan mudah terjadi gangguan sirkulasi di dalamnya, sehingga terjadi
perdarahan dan nekrosis, terutama di tengah-tengah tumor. Tumor
tampak merah (degenerasi merah) atau tampak seperti daging
(degenarasi karnosa). Perubahan ini menyebabkan rasa nyeri di perut
13
yang disertai gejala rangsang peritoneum dan gejala-gejala
peradangan, walaupun dalam hal ini peradangan bersifat suci hama
(steril). Lebih sering lagi komplikasi ini terjadi dalam masa nifas
karean sirkulasi dalam tumor mengurang akibat perubahan-perubahan
sirkulasi yang dialami oleh perempuan setelah bayi lahir.2
- Mioma uterus yang makin lama makin membesar. Torsi menyebabkan
gangguan sirkulasi dan nekrosis yang menimbulkan gambaran klinik
nyeri perut mendadak.2
-
2.7. Diagnosis
G1P0A0 gravidarum aterm, fibromioma uteri.
2.8. Diagnosa Banding
- Kehamilan kembar
- Neoplasma ovarium
- Tumor organ abdomen bagian bawah
2.9. Penatalaksanaan
2.9.1 Pengobatan Konservatif
Dalam dekade terakhir ada usaha untuk mengobati mioma uterus dengan
Gonadotropin releasing hormone (GnRH) agonis. Pengobatan GnRH agonis
selama 16 minggu pada mioma uteri menghasilkan degenerasi hialin di
miometrium hingga uterus menjadi kecil. Setelah pemberian GnRH agonis
dihentikan mioma yang lisut itu akan tumbuh kembali di bawah pengaruh
estrogen oleh karena mioma itu masih mengandung reseptor estrogen dalam
konsentrasi tinggi.4,5
2.9.2 Pengobatan Operatif
14
Tindakan operatif mioma uteri dilakukan terhadap mioma yang
menimbulkan gejala yang tidak dapat ditangani dengan pengobatan operatif,
tindakan operatif yang dilakukan antara lain:
Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa
pengangkatan uterus, misalnya pada mioma submukosum pada mioma
geburt dengan cara akstirpasi lewat vagina. Apabila miomektomi
dikerjakan karena keinginan memperoleh anak, maka kemungkinan akan
terjadi kehamilan 30-50%. Pengambilan sarang mioma subserosum dapat
dengan mudah dilaksanakan apabila tumor bertangkai. Tindakan ini
seharusnya hanya dibatasi pada tumor dengan tangkai yang jelas yang
dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila tidak mioma dapat diambil
dari uterus pada waktu hamil atau melahirkan, sebab perdarahan dapat
berkepanjangan dan terkadang uterus dikorbankan.4,5
Histerektomi
Histerektomi adalah pengangkatan uterus yang umumnya
merupakan tindakan terpilih. Tindakan ini terbaik untuk wanita berumur
lebih dari 40 tahun dan tidak menghendaki anak lagi atau tumor yang lebih
besar dari kehamilan 12 minggu disertai adanya gangguan penekanan atau
tumor yang cepat membesar. Histerektomi dapat dilaksanakan
perabdomen atau pervaginum. Adanya prolapsus uteri akan mempermudah
prosedur pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan
alasan mencegah akan timbulnya karsinoma serviks uteri. Histeroktomi
supra vaginal hanya dilakukan apabila terdapat kesukaran teknis dalam
mengangkat uterus keseluruhan.4,5
2.10. Prognosis
Setelah terapi konservatif dilaksanakan dengan tirah baring dan
pengawasan yang ketat akan memberikan hasil yang cukup memuaskan. Pada
pasien ini disarankan untuk melakukan operasi seksio sesarea serta
15
miomektomi karena kemungkinan mioma menghalangi jalan lahir, namun
jika perawatan post operasi dilaksanakan dengan baik dan operasi berjalan
lancar, prognosis pasien akan baik baik fungsional, vital, maupun
sanationam.2
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Tortora, GJ. Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. 13th ed.
Hoboken, John Wiley & Sons, 2011.
2. Prawirojardjo, S. Ilmu Kebidanan. Jakarta, Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2012.
3. Cunningham, M. William Obstetric. 21st ed. England, Appleton And Lange
Stanford Connecticut, 2001.
4. Horner KL. Leiomyoma. Available from
http://emedicine.medscape.com/article/1057733-overview [accessed January
05 2015].
5. Safuddin, AB. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2010
17