isi makalah asean ok

19
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perdamaiaan dan kesejahtraan bangsa adalah cita- cita semua Negara. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah masing-masing Negara untuk mewujudkan cita- citanya tentunya dengan cara berbeda-bada pula. Berbeda Negara berbeda juga kebijakan yang dibuat sesuai dengan paham dan ideologi Negara yang bersangkutan serta hal- hal yang mempengaruhinya. Perdamaian dan kesejahtraan yang dimaksud tidak hanya sekedar internal Negara namun hubungan yang baik juga harus dibina antar sesame Negara. Sejarah telah mengukirkan kenangan yang sangat kelam ketika perdamaiaan itu tidak terwujud. Persaingan dan kekuasaan antar Negara telah membuat ribuan bahkan jutaan rakyat menjadi korban. Perang Dunia I dan Perang Dunia II adalah tragedi kemanusian yang paling mengerikan dan tak terlupakan. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan rasa aman semakin diarahkan dalam suatu agenda perubahan. Setelah Perang Dunia II berdasarkan kesepakatan dibentuklah suatu organisasi Negara-negara dunia sebagai wadah untuk mewujudkan perdamaaian yaitu Perserikatan Bangsa-Bansa (PBB). Inilah momentum 1

Upload: jaya-ar-rojax

Post on 24-Jul-2015

155 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Makalah Asean Ok

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perdamaiaan dan kesejahtraan bangsa adalah cita-cita semua Negara.

Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah masing-masing Negara untuk

mewujudkan cita-citanya tentunya dengan cara berbeda-bada pula. Berbeda

Negara berbeda juga kebijakan yang dibuat sesuai dengan paham dan ideologi

Negara yang bersangkutan serta hal-hal yang mempengaruhinya.

Perdamaian dan kesejahtraan yang dimaksud tidak hanya sekedar internal

Negara namun hubungan yang baik juga harus dibina antar sesame Negara.

Sejarah telah mengukirkan kenangan yang sangat kelam ketika perdamaiaan itu

tidak terwujud. Persaingan dan kekuasaan antar Negara telah membuat ribuan

bahkan jutaan rakyat menjadi korban. Perang Dunia I dan Perang Dunia II adalah

tragedi kemanusian yang paling mengerikan dan tak terlupakan.

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan rasa aman semakin

diarahkan dalam suatu agenda perubahan. Setelah Perang Dunia II berdasarkan

kesepakatan dibentuklah suatu organisasi Negara-negara dunia sebagai wadah

untuk mewujudkan perdamaaian yaitu Perserikatan Bangsa-Bansa (PBB). Inilah

momentum pesatnya perkembangan Organisasi Internasional lainnya untuk

berpartisipasi mewujudkan kesejahtraan dan perdamaaian penduduk dunia.

Kerjasama Bilateral. Multilateral juga semakin mempererat hubungan

sesama Negara yang idealnya saling bahu membahu untuk mewujudkan cita-cita

bersama. Sama halnya dengan Indonesia yang salah satu tujuannya adalah “ikut

melaksanakan ketertiban dunia” dan menjadi pijakan pemerintah dalam

mengambil kebijakan luar negeri. ASEAN sebagai Organisasi Internasional

adalah bentuk dari wujud cita-cita itu, yang mana dalam pembentukannya

Indonesia merupakan salah satu Negara pelopor dari empat Negara lainnya.

Pesatnya perkembangan teknologi telah membawa banyak kemudahan.

Tetapi disatu sisi juga menimbulkan ancaman, salah satunya adalah senjata

1

Page 2: Isi Makalah Asean Ok

pemusnah masal, yang tidak menutup kemungkinan senjata ini digunakan ketika

perdamaiaan tidak tercapai. Dalam kaitannya dengan ASEAN, tentunya

peperangan sangat dihidari dalam tubuh sesama anggota maupun hubungana

keluar. Salah satu pemicu konflik yang sangat sensitive adalah tapal batas Negara

sesama anggota maupun Negara lainnya. Beberapa kali sengketa tapal batas ini

menjadi sebuah perebutan yang tidak jarang terjadi peperangan. Salah satunya

adalah konflik laut China Selatan yang menjadi rebutan bebrapa Negara anggota

dan luar anggota ASEAN.

Dari uraian diatas penulis menarik salah satu permasalahan, mengingat

konflik Laut china selatan sebagai pintu gerbang ketidak harmonisan antar

Negara-negara Asean maupun Negara lainnya seperti China yang yang begitu

banyak mengklaim wilayah laut China selatan, maka tulisa makalah ini berjudul

“Peran Asean Dalam Penyelesaiaan Konflik Laut China Selatan”.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui ASEAN sebagai Government Organisasion

2. Mengetahui konflik laut China Selatan

3. Mengetahui Negara-negara yang megklaim wilayah Laut China Selatan

4. Peran Asean Dalam Penyelesaian Konflik

2

Page 3: Isi Makalah Asean Ok

BAB II

PEMBAHASAN

II. 1 ASEAN sebagai Regional Government Organization

ASEAN (Association of South Asian Nations) merupakan Organisasi dan

kerjasama Regional dan termasuk dalam organisasi Internasional yang anggotanya

adalah pemerintahan dari Negara-negara berdaulat khusus Asia Tenggara.

ASEAN terbentuk ketika lima mentri Negara-negara Asia tenggara mengadakan

pertemuan dibangkok selama 3 hari dari tanggal 5 s/d 8 agustus 1967. Mereka

adalah Adam Malik (Indonesia ), Tun abdul Razak (Malaysia ), Thanat Khoman

(Muangthai), Raja Ratman (Singapura ) dan Narciso Ramos (Filifina ). (Rudi,

May. T: hal. 96)

Asosiasi Bangsa Bangsa Asia Tenggara adalah pengertian ASEAN dalam

bahasa Indonesia. ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok

oleh lima Negara Anggota, yaitu, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan

Thailand. Brunei Darussalam bergabung pada tanggal 8 Januari 1984, Vietnam

pada tanggal 28 Juli 1995, Laos dan Myanmar pada tanggal 23 Juli 1997, dan

Kamboja pada tanggal 30 April 1999. Dan dalam perkembanganya Timor Leste

masuk menjadi anggota ASEAN yang ke-11.

Terbentuknya ASEAN adalah berdasarkan Deklarasi Bangkok tanggal 8

Agustus 1967 yang ditanda tangani 5 tokoh tersebut diatas, adapu tujuan ASEAN

berdasarkan Dekalrasi Bangkok adalah :

1. Untuk mempererat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta

pengembangan kebudayaan dikawasan ini melalui usaha bersama dalam

semangat kesamaan dan persahabatan untuk memeperkokoh landasan

sebuah masyarakat bangsa Asia Tenggara yang sejahtra dan damai;

2. Untuk meningkatkan perdamaiaan dan stabilitas regional dengan jalan

menghormati keadilan dan tertib hokum didalam hunbungan antar Negara

di kawasan ini serta prinsip-prinsip piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa;

3

Page 4: Isi Makalah Asean Ok

3. Untuk meningkatkan kerjasama yang aktif serta saling memebantu satu

sama lain didalam masalah-masalah kepentingan bersama dalam bidang

ekonomi, sosial, kebudayaan, teknik, dan Administrasi;

4. Untuk memberikan bantuan dalam bentuk sarana pelatihan dan penelitian

dalam pendidikan professional , teknik dan administrasi;

5. Untuk bekerjasama dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan,

pertanian serta industri, perluasan perdagangan komoniti internasional,

perbaikan sarana pengangkutan dan komunikasi serta peningkatan taraf

hidup rakyat.

6. Untuk memelihara kerjasama yang erat dan berguna dengan organisasi –

organisasi internasional dan regional yang ada dan untuk menjaga segala

kemungkinan untuk bekerjasama secara lebih erat diantara mereka sendiri.

ASEAN memliki Legal Personality yang jelas berbeda dari anggotanya,

hal ini menunjukan bahwa ASEAN adalah Organisasi Internasinal yang

beranggotakan Regiona Asia Tenggara, adapun alasannya adalah sebagi berikut:

1. Merupakan suatu organisasi permanen yang beranggotakan Negara-negara

dan dilengkapi dengan struktur organisasi;

2. Adanya pemisahan yang jelas dalam hal kekuatan hokum (wewenang

hokum) antara ASEAN dengan Negara-negara anggotanya;

3. Pelaksanaan wewenang hokum tersebut berlaku dan diakui secara

internasional, bukan hanya dengan Negara anggota saja.

Menjelang abad ke-21, ASEAN menyepakati untuk mengembangkan

suatu kawasan yang terintegrasi dengan membentuk suatu komunitas negara-

negara Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil dan sejahtera, saling peduli,

diikat bersama dalam kemitraan yang dinamis di tahun 2020. Harapan tersebut

dituangkan dalam Visi ASEAN 2020 di Kuala Lumpur tahun 1997. Untuk

merealisasikan harapan tersebut, ASEAN mengesahkan Bali Concord II pada

KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003 yang menyetujui pembentukan Komunitas

ASEAN (ASEAN Community) dan target tersebut dipercepat menjadi tahun

2015.

4

Page 5: Isi Makalah Asean Ok

II. 2 Konflik Laut Cina Selatan

Laut China Selatan adalah wilayah air yang terbentang diantara Selat

Taiwan di sebelah utara, Philipina di sebelah timur, daratan Asia Tenggara di

sebelah barat dan Selat Malaka di sebelah selatan. Ada 10 negara mengelilingi

Laut China Selatan yaitu: China, Taiwan, the Philipina, Malaysia, Brunei,

Indonesia, Vietnam, Singapura dan Kamboja. Kawasan laut ini ditaburi dengan

pulau-pulau kecil dan gugusan karang. Ada tiga gugusan pulau maupun karang

yaitu gugusan pulau-pulau Pratas, gugusan pulau-pulau Paracel, gugusan pulau-

pulau Spratly yang merurapakan gugusan terbesar serta satu gugusan karang yang

tenggelam ketika air pasang yaitu Macclesfield Bank (Amer, 2002).

Masalah tapal batas merupkan sumber konflik yang sangat sensitive.

Kepentingan akan adanya keuntungan serta kedekatan sejarah menjadi titik tolak

dari sumber komflik. Laut China selatan banyak pihak menilai wilayah ini

memeili Sumber Daya Alam dan MineraL yang cukup banyak. Masing-masing

Negara memiliki peta tapal batas wilayah sendiri dterutama yang berbatasan

langsung dengan Laut China Selatan. Sumber sengketa di kawasan Laut China

Selatan adalah saling tumpang tindih batas yuridiksi wilayah maupun kedaulatan

yang diklaim beberapa negara.

Biro Hidrografis Internasional mendefenisikan Laut China Selatan

sebagai laut yang semi tertutup yang terbentang dari Selat Karimata di selatan ke

Selat Taiwan di utara, dari daratan Asia Tenggara di sebelah barat ke Philipina di

sebelah timur. Daerah ini mempunyai luas 800.000 kilometer persegi dengan

ratusan karang, koral, daratan pasir maupun pulau-pulau kecil. Beberapa

diantaranya tenggelam dalam air ketika pasang. Kedalaman dari daerah ini sangat

bervariasi. Beberapa bagian sangat dangkal yang ditandai dengan adanya terumbu

karang. Daerah yang dangkal ini menyebabkan beberapa kapal kandas. Beberapa

tempat lainnya sangat dalam. Ke dalam maksimum lebih dari 18.000 kaki. Daerah

yang paling dalam terletak disebelah timur, berbatasan dengan Pulau Palawan di

Philipina. Daerah ini dikenal sebagai Palung Palawan.

5

Page 6: Isi Makalah Asean Ok

Gambar 1

Laut China Selatan

Sumber: http://www.eia.doe.gov/emeu/cabs/South_China_Sea/Background.html

Daratan di wilayah Laut China Selatan dapat dibagi menjadi 3 kelompok

kepulauan dan sebuah daratan yang kadangkala tenggelam. Tiga kelompok

kepulauan itu adalah Kepulauan Pratas terletak kira-kira 230 mil laut tenggara

Hongkong dan barat daya Taiwan. Kepulauan Spratly yang merupakan kepulauan

terbesar di Laut China Selatan, terletak di bagian selatan Laut China Selatan.

Kepulauan ini terdiri dari lebih 100 pulau-pulau kecil, karang dan daratan pasir.

Bagian paling selatan kepulauan ini hanya berjarak kurang dari 100 mil laut dari

Brunei, Malaysia atau Pulau Palawan di Philipina. Sedangkan China daratan

berjarak lebih dari 700 mil laut dari Kepulauan Spratly. Sedangkan daratan yang

kadangkala tenggelam adalah daratan Macclesfield. Daratan ini terletak disebelah

tenggara kepulauan Paracel dan kira-kira terletak di tengah-tengah Laut China

Selatan.

6

Page 7: Isi Makalah Asean Ok

Walaupun Laut China Selatan beserta pulau-pulaunya tidak cocok untuk

mendukung kehidupan manusia, wilayah ini mempunyai tiga aspek penting

sehingga menarik negara-negara di sekitarnya untuk bersaing menyatakan

kedaulatannya. Tiga aspek penting itu adalah lingkungan, sumber-sumber alam

dan lokasi geografis. Dari ketiga aspek ini, kandungan cadangan minyak dan gas

bumi serta letak geografis Laut China Selatan adalah hal yang paling penting.

Laut China Selatan merupakan jalur tranportasi sejak zaman dahulu. Ia

digunakan sebagai penghubung antara Samudra Hindia dengan Samudra Pasifik.

Sejak jaman dulu penguasa-penguasa di sekitar Laut China Selatan menggunakan

laut ini untuk transportasi barang-barang dagangan. Laut China Selatan juga

dikenal sebagai jalur laut yang tersibuk di dunia. Karena terletak di jalur strategis,

sudah barang tentu Laut China Selatan mempunyai nilai tambah dari segi militer.

Pangkalan militer yang terletak di Laut China Selatan, terutama di Kepulauan

Spartly misalnya, dapat mengamati pergerakan kapal baik kapal komersial

maupun kapal perang dan pesawat terbang secara mudah. Pada waktu Perang

Dunia II, Jepang menggunakan Kepulauan Spratly sebagai pangkalan militer

untuk melancarkan serangan ke Philipina dan negara-negara lainnya di Asia

Tenggara.

II. 3 Klaim Negara-Negara Anggota

Negara-negara yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan terus

saja berusaha mengklaim sebagian wilayah Laut China Selatan sebagai bagian

dari kedaulatannya. Seperti telah dijelaskan sebelumnya sebagai daerah strategis

dan menyimpan sumber daya mineral yang banyak sudah barang tentu Laut China

Selatan menjadi rebutan. Negara-negara yang berbatasan langsung itu adalah

Philipina, Taiwan, Malaysia dan Brunai Darusalam serta beberapa Negara luar

lainnya seperti China yang begitu mengklaim sebagian besar Laut china Selatan

masuk dalam kedaulatannya.

China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan terbentang ratusan

mil dari selatan sampai timur di Propinsi Hainan. China mengatakan hak mereka

7

Page 8: Isi Makalah Asean Ok

atas kawasan itu bermula dari 2.000 tahun lalu dan kawasan Paracel dan Spratly

merupakan bagian dari bangsa Cina. Tahun 1947, China mengeluarkan peta yang

merinci klaim kedaulatan negara itu. Peta itu menunjukkan dua rangkaian pulau

yang masuk dalam wilayah mereka. Klaim itu juga diangkat Taiwan, yang masih

dianggap Cina sebagai bagian dari provinsinya yang membangkang.

Vietnam menyanggah klaim China dengan mengatakan Beijing tidak

pernah mengklaim kedaulatan atas kepulauan itu sampai tahun 1940-an dan

mengatakan dua kepulauan itu masuk dalam wilayah mereka. Selain itu Vietnam

juga mengatakan mereka menguasasi Paracel dan Spratly sejak abad ke-17, dan

memiliki dokumen sebagai bukti. Negara lain yang mengklaim adalah Philipina,

yang mengangkat kedekatan secara geografis ke kepualauan Spratly sebagai

landasan klaim sebagian kepulauan itu. Malaysia mengklaim sebagian wilayah

kepulauan sedangkan Brunei mempunyai persoalan dengan saling tumpang

tindihnya Zona Ekonomi Eksklusif. Sampai sekarang sengketa yuridiksi wilayah

dan kedaulatan di Laut China Selatan belum tuntas diselesaikan. Hal ini berarti

wilayah ini tetap akan menjadi sumber konflik di kawasa Asia Pasifik pada masa

depan.

II. 4 Peran ASEAN Dalam Penyelesaian Konflik

Kecanggihan teknologi semakin memperkuat militer dan senjata perang

setiap negara, yang tentunya jika perang terjadi dampak negative yang

ditimbulkan jauh lebih berbahaya dibandingkan PD I maupun PD II. Setiap

Negara tentunya tidak ingin itu terjadi, namun peperangan yang besar tentunya

dimulai dari suatu konflik antar Negara yang seharusnya dapat diredam.

Berakhirnya Perang Dingin membawa perubahan-perubahan besar dan

terjadi dengan sangat cepat dalam sistem internasional. Salah satu tantangan baru

yang mengundang banyak perhatian adalah mengenai konsep keamanan.

Perubahan konstelasi politik yang terjadi di Asia Pasifik dewasa ini telah

mendorong negara-negara di kawasan ini, tidak terkecuali para anggota ASEAN,

untuk semakin memperhatikan masalah keamanan. Khususnya, meningkatnya

persengketaan mengenai kepulauan Spartly dan Paracel yang melibatkan China

8

Page 9: Isi Makalah Asean Ok

dan negara-negara anggota ASEAN (Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina,

Vietnam). Persengketaan yang ditimbulkan dari konflik Laut Cina Selatan ini

menimbulkan konflik bilateral (bilateral dispute) dan sengketa antar negara

(multilateral dispute) menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan pecahnya

konflik militer.

ASEAN sebagai organisasi Regional Asia Tenggara memiliki Legal

Personality yang jelas memiliki kewenagan dan kekuatan untuk meredam konflik.

Persinggungan – persinggungan kepentingan antar negara – negara ini sering kali

menimbulkan ketegangan politik antar negara.

Hal ini merupakan sebuah ancaman bagi perdamaian dunia mengingat kawasan

Laut Cina Selatan merupakan kawasan strategis dan jalur pelayaran dunia. Untuk

mencegah terjadinya eskalasi konflik, negara – negara di ASEAN dan juga Cina

berusaha untuk melakukan resolusi konflik secara damai. Konflik di Laut Cina

Selatan telah dimulai sejak tahun 1974, hingga saat ini proses perdamaian yang

diupayakan sering mengalami pasang surut. Tahun 2002 dibentuk suatu

perjanjian, The Declaration on the Conduct of Parties in South Cina Sea, yang

berisi peraturan normatif bagi negara – negara yang terlibat konflik di kawasan

ini. Dalam proses perdamaian ini kekuatan negosiasi negara – negara ASEAN dan

Cina dipertunjukkan.

Sengketa territorial atas Kepulauan Spratly dan Paracel selalu menyangkut

kepentingan nasional negara-negara yang mengklaimnya. Kedaulatan nasional

dan integritas wilayah adalah hal yang biasa untuk dipermasalahkan. Semua

negara pengklaim menganggap kepentingan ini sebagai yang utama. Ini lah alasan

dimana negara begitu mempersiapkan segala hal dengan begitu luar biasa untuk

membela citra, kehormatan, dan kebanggan nasional. Perairan ini juga

mengandung nilai strategis yang menjadi salah satu kepentingan negara

pengklaim. Jalur pelayaran di perairan ini merupakan 25% dari rute pelayaran

dunia dan melintasi Kepulauan Spratly. Kontrol atas kepulauan ini berarti

dominasi atas rute pelayaran di Asia Pasifik. Walaupun hingga saat ini belum ada

penemuan akan minyak bumi dan gas alam, prospek yang dibawa oleh kedua hal

ini

9

Page 10: Isi Makalah Asean Ok

Isu sengketa klaim atas Kepulauan Spratly dan Paracel menjadi perhatian

bagi ASEAN karena sengketa ini menyangkut keamanan regional, hubungan antar

negara anggota ASEAN dimana 3 negara di ASEAN mengajukan klaim atas

kepulauan tersebut, serta keterlibatan kekuatan besar di luar keanggotaan ASEAN,

yakni Cina dalam konflik tersebut. Oleh karena itu ASEAN melalui ASEAN

Regional Forum (ARF) membentuk suatu manajeman penyelesaian konflik secara

damai bagi negara anggota ASEAN dan Cina. Salah satu produk ARF untuk

mendamaikan konflik di wilayah tersebut, dikeluarkanlah The Declaration on the

Conduct of Parties in South China Sea yang diratifikasi pada 4 November 2002.

Dalam deklarasi antara ASEAN dan Cina ini disepakati bahwa sengketa territorial

di Laut Cina Selatan tidak akan menjadi isu internasional atau isu multilateral.

Sepuluh tahun setelah deklarasi ASEAN dengan Cina mengenai konflik

Laut Cina Selatan diratifikasi, kejelasan status atas kepemilikan Kepulauan

Spratly dan Paracel belum menemukan titik terang. Cina yang agresif mengenai

klaimnya atas Kepulauan Spratly dan Paracel, mencoba untuk memperluas

pengaruhnya untuk menghindari sorotan internasional atas konflik teritori

tersebut. ASEAN menuntut agar dilakukannya negosiasi secara multilateral, untuk

mengurangi dominasi Cina. Cina, di pihak lain, bersikeras untuk menerapkan

solusi damai melaui pembicaraan bilateral antara pemerintah Cina dengan

pemerintah negara yang terlibat konflik dengan Cina secara informal. Pemerintah

Cina ingin mengarahkan penyelesaian konflik agar tidak meluas menjadi

pembahasan global. Tahun 1999 Filipina berusaha untuk mengundang pihak

ketiga yakni Amerika Serikat dan Jepang untuk menyelesaikan konflik Laut Cina

Selatan. Tetapi hal tersebut langsung ditolak oleh Cina, bahkan ASEAN pun

terpecah antara 9 yang mengiginkan pihak ketiga dengan yang tidak mengiginkan.

Akhirnya negosiasi pun gagal dilaksanakan. Bahkan PBB pun tidak bisa ikut

campur dalam konflik di kawasan ini. Hal ini disebabkan Cina sebagi anggota

tetap Dewan Keamanan PBB (DK PBB) memiliki hak veto untuk menolak

resolusi DK PBB yang menyangut sengketa Laut Cina Selatan.

Dalam menyelesaikan konflik, organisasi ASEAN memiliki cara yang

khas untuk melaksanakan proses negosiasi, yakni dengan metode penyelesaian

informal yang dikenal dengan ASEAN Ways. ASEAN Ways yang menjadi metode

10

Page 11: Isi Makalah Asean Ok

penyelesaian konflik bersumber dari konsep musyawarah dan mufakat. Artinya

bahwa negara – negara anggota ASEAN sangat mementingkan adanya

kesepakatan atau konsensus dalam setiap penyelesaian masalah. Cara ini akan

sangat efektif dalam menyelesaikan permasalahan di Laut Cina Selatan apabila

prinsip tidak mengintervensi urusan dalam negeri dapat diubah. Selama ini hasil –

hasil negosiasi yang dilakukan oleh ASEAN adalah bersifat normatif dan tidak

mengikat dimana walaupun ada negara yang melanggar kesepakatan tidak akan

dikenakan sanksi. Prinsip organisasi ASEAN yang bercorak kekeluargaan

akhirnya membuahkan hasil dengan mengajak Cina berunding dalam perundingan

multilateral tetapi informal. ASEAN menggunakan cara Confidence Building

Measures (CBM) untuk mencegah akibat konflik yang berakhir dengan

peperangan. Melalui CBM, perspektif Cina atas ASEAN yang semula dianggap

sebagai ancaman mulai berubah. Cina mulai diundang untuk menghadiri ARF dan

ASEAN Ministerial Meeting (AMM). Hal ini menciptakan atmosfer yang lebih

santai dalam hubungan ASEAN dengan Cina. Dengan CBM ini pula The

Declaration on the Conduct of Parties in South Cina Sea diratifikasi pada 4

November 2002 oleh menteri luar negeri dari sepuluh negara anggota ASEAN

dan menteri luar negeri Cina.

11

Page 12: Isi Makalah Asean Ok

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sumber sengketa di kawasan Laut China Selatan adalah saling tumpang

tindih batas yuridiksi wilayah maupun kedaulatan yang diklaim beberapa negara.

China dan Taiwan bersama-sama mengklaim gugusan pulau Pratas dan

Macclesfield Bank. China dan Vietnam bersama-sama mengklaim gugusan pulau

Paracel. Gugusan pulau Spratly diperebutkan antara China, Vietnam, Taiwan,

Philipina, Malaysia dan Brunei. China, Vietnam dan Taiwan mengklain seluruh

gugusan kepulauan ini, Philipina dan Malaysia mengklaim sebagian wilayah

kepulauan sedangkan Brunei mempunyai persoalan dengan saling tumpang

tindihnya Zona Ekonomi Eksklusif. Sampai sekarang sengketa yuridiksi wilayah

dan kedaulatan di Laut China Selatan belum tuntas diselesaikan. Hal ini berarti

wilayah ini tetap akan menjadi sumber konflik di kawasa Asia Pasifik pada masa

depan.

ASEAN telah berhasil mengelola potensi konflik di Laut China Selatan

menjadi potensi kerjasama yang melibatkan beberapa negara ASEAN dan China.

ASEAN dan China telah berhasil menyepakati Declaration on the Conduct of

Parties in the South China Sea (DOC) yang ditujukan untuk menyelesaikan

persengketaan secara damai. DOC akan diimplementasikan melalui suatu code of

conduct in the South China Sea. Dalam kaitan ini, ASEAN-China Working

Group on the Implementation of the Declaration on the Conduct of Parties in the

South China Sea menyepakati proyek kerjasama dalam rangka confidence

building measures guna mendukung implementasi DOC.

Saran

Kekuatan ASEAN akan meningkat apabila kepercayaan sesama

anggotanya menguat. Harmonisasi dalam segala bidang kerjasama perlu juga

melihat kondisi demografi serta social budaya yang sensitive, untuk penulis

menyarankan agar sengketa laut China selatan harus dipahami sebagai sebuah

penguatan ikatan kekerabatan Negara anggota ASEAN tidak perlu terlalu tunduk

dengan kekuatan Cina.

12