isi makalah

31
A. Latar Belakang Kabupaten Gresik berada antara 7 derajat dan 8 derajat Lintang Selatan dan antara 112 derajat dan 113 derajat Bujur Timur. Sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0-12 meter di atas permukaan laut kecuali sebagian kecil di bagian utara (Kecamatan Panceng) mempunyai ketinggian sampai 25 meter di atas permukaan laut. Bagian Utara Kabupaten Gresik dibatasi oleh Laut Jawa, bagian Timur dibatasi oleh Selat Madura dan Kota Surabaya, bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto, sementara bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Lamongan. Kabupaten Gresik mempunyai kawasan kepulauan yaitu Pulau Bawean dan beberapa pulau kecil di sekitarnya. Luas wilayah Gresik seluruhnya 1.192,25 Km2 terdiri dari 996,14 Km2 luas daratan ditambah sekitar 196,11 Km2 luas Pulau Bawean. Sedangkan luas wilayah perairan adalah 5.773,80 Km2 yang sangat potensial dari subsektor perikanan laut. Sebagian besar tanah di wilayah Kabupaten Gresik terdiri dari jenis Aluvial, Grumusol, Mediteran Merah dan Litosol. Curah hujan di Kabupaten Gresik adalah relatif rendah, yaitu rata-rata 2.000 mm per tahun sehingga hampir setiap tahun mengalami musim kering yang panjang. Berdasarkan ciri-ciri fisik tanahnya, Kabupaten Gresik dapat dibagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu: a. Kabupaten Gresik bagian Utara (meliputi wilayah Panceng, Ujung Pangkah, Sidayu, Bungah, Dukun, Manyar) adalah bagian dari daerah

Upload: ai-matul

Post on 27-Dec-2015

59 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Makalah

A.    Latar Belakang

Kabupaten  Gresik berada antara 7 derajat dan 8 derajat Lintang Selatan dan antara 112

derajat dan 113 derajat Bujur Timur. Sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah

dengan ketinggian antara 0-12 meter di atas permukaan laut kecuali sebagian kecil di bagian

utara (Kecamatan Panceng) mempunyai ketinggian sampai 25 meter di atas permukaan laut.

Bagian Utara Kabupaten Gresik  dibatasi oleh Laut Jawa, bagian Timur dibatasi oleh Selat

Madura dan Kota  Surabaya, bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten  Sidoarjo dan

Kabupaten  Mojokerto,  sementara bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten  Lamongan.

Kabupaten  Gresik mempunyai kawasan kepulauan yaitu Pulau Bawean dan beberapa

pulau kecil di sekitarnya. Luas wilayah Gresik seluruhnya 1.192,25 Km2 terdiri dari 996,14 Km2

luas daratan ditambah sekitar 196,11 Km2  luas Pulau Bawean. Sedangkan luas wilayah perairan

adalah 5.773,80 Km2 yang sangat potensial dari subsektor perikanan laut.

Sebagian besar tanah di wilayah Kabupaten Gresik terdiri dari jenis Aluvial, Grumusol,

Mediteran Merah dan Litosol. Curah hujan di Kabupaten  Gresik adalah relatif rendah, yaitu

rata-rata 2.000 mm per tahun sehingga hampir setiap tahun mengalami musim kering yang

panjang.

Berdasarkan ciri-ciri fisik tanahnya, Kabupaten Gresik  dapat dibagi menjadi 4 (empat)

bagian yaitu:

a. Kabupaten  Gresik bagian Utara (meliputi wilayah Panceng, Ujung Pangkah, Sidayu, Bungah,

Dukun, Manyar) adalah bagian dari daerah pegunungan Kapur Utara yang memiliki tanah relatif 

kurang subur (wilayah Kecamatan Panceng). Sebagian dari daerah ini adalah daerah hilir aliran

Bengawan Solo yang bermuara di pantai Utara Kabupaten  Gresik/Kecamatan Ujungpangkah

Daerah hilir Bengawan solo tersebut sangat potensial karena mampu menciptakan lahan yang

cocok untuk permukiman maupun usaha pertambakan. Potensi bahan-bahan galian di wilayah ini

cukup potensial terutama dengan adanya beberapa jenis bahan galian golongan C. Kondisi tanah

tidak termasuk Pulau Bawean

b. Kabupaten  Gresik bagian Tengah (meliputi wilayah; Duduk Sampeyan, Balong Panggang,

Benjeng, Cerme,  Gresik, Kebomas ) merupakan kawasan dengan tanah relatif subur. Di wilayah

ini terdapat sungai-sungai kecil antara lain Kali Lamong, Kali Corong, Kali Manyar sehingga di 

bagian tengah wilayah ini merupakan daerah yang cocok untuk pertanian dan pertambakan.

Page 2: Isi Makalah

c. Kabupaten  Gresik bagian Selatan ( meliputi Menganti, Kedamean, Driyorejo dan Wringin

Anom) adalah merupakan sebagian dataran rendah yang cukup subur dan sebagian merupakan

daerah bukit-bukit (Gunung Kendeng). Potensi bahan-bahan galian di wilayah ini diduga cukup

potensial terutama dengan adanya beberapa jenis bahan galian golongan C, bahan galian yang

bukan strategis dan juga bukan vital seperti batu kapur, posphat, dolomit, batu bintang, tanah liat,

pasir dan bahan galian lainnya. Sebagian dari bahan golongan C ini telah diusahakan dengan

baik, dan sebagian lainnya masih dalam taraf eksplorasi.

d. Kabupaten Gresik Wilayah kepulauan  Bawean dan pulau kecil sekitarnya yang meliputi wilayah

Kecamatan Sangkapura dan Tambak berpusat di Sangkapura.

            Kabupaten Gresik adalah salah satu dari wilayah penyanggah  kota Surabaya. Dimana

Kota Surabaya adalah  ibu kota sekaligus pusat ekonomi Jawa Timur dan kawasan Indonesia

Timur. Disamping Kabupaten Gresik daerah lain yang juga dapat dikatakan sebagai kawasan

penyanggah Kota Surabaya adalah Kabupaten Sidoarjo, Bangkalan, Mojokerto dan Lamongan.

Keenam wilayah ini dikenal dengan istilah kawasan Gerbangkertosusila. Fungsi wilayah

penyanggah bagi Kabupaten Gresik dapat bernilai positif secara ekonomis, jika Kabupaten

Gresik dapat mengantisipasi dengan baik kejenuhan perkembangan  kegiatan industri Kota

Surabaya.  Yaitu dengan menyediakan lahan alternatif pembangunan kawasan industri yang

representatif, kondusif, dan strategis.

            Hampir sepertiga bagian dari wilayah Kabupaten Gresik merupakan daerah pesisir pantai,

yaitu sepanjang 140 Km meliputi Kecamatan Kebomas, sebagian Kecamatan Gresik, Kecamatan

Bungah dan Kecamatan Ujungpangkah, Sidayu dan Panceng, serta Kecamatan Tambak dan

Kecamatan Sangkapura yang berada di Pulau Bawean. Sebagai wilayah pesisir yang juga telah

difasilitasi dengan pelabuhan besar, maka  Kabupaten Gresik memiliki akses perdagangan

regional, nasional bahkan internasional. Keunggulan geografis ini menjadikan Gresik sebagai

alternatif terbaik untuk investasi atau penanaman modal.

Dengan fasilitas pelabuhan yang ada, Gresik memiliki potensi akses regional maupun

nasional sebagai pintu masuk baru untuk kegiatan industri dan perdagangan untuk kawasan

Indonesia Timur setelah Surabaya mengalami kejenuhan. Disamping itu Kabupaten Gresik

merupakan kabupaten yang berpengalaman didalam mengelola  kegiatan industri besar dan telah

memiliki reputasi nasional hingga internasional  selama puluhan tahun,  seperti industri Semen

Gresik dan Petrokimia.  

Page 3: Isi Makalah

Demikian pula dengan dukungan sarana dan prasarana transportasi darat, seperti; akses jalan tol

menuju kota Surabaya, jarak yang relatif dekat dengan pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, jalan

beraspal dan angkutan umum keseluruh pelosok wilayah kecamatan,  dan sarana transportasi laut

yang  memadai berupa pelabuhan atau dermaga, Gresik siap menunjang aktivitas berdagangan

dalam taraf internasional.

B.     Masalah Kelautan

1.      Kondisi Terumbu Karang di Perairan Gresik

Pada salah satu kasus kerusakan terumbu karang di Indonesia, terjadi di perairan Gresik,

Jawa Timur. Kerusakan terumbu karang di perairan Gresik mayoritas diakibatkan karena masih

maraknya nelayan menggunakan trawl, pukat harimau, bahan peledak dan ditambah pencemaran

air laut. Data dari Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Gresik bahwa

dari 85,5 hektar terumbu karang yang ada di perairan Gresik hampir separuhnya sudah rusak

parah.

Pada kondisi saat ini terumbu karang yang masih bagus hanya berada di perairan

Bawean. Kondisi terumbu karang di Bawean yang terbilang masih bagus mencapai angka 80%,

karena di daerah tersebut tidak ada pencemaran. Kerusakan terumbu karang di wilayah Gresik

terjadi hampir di semua wilayah mulai dari Kecamatan Kebomas hingga Panceng. Kerusakan

yang dialami terumbu karang perairan Gresik sebagian besar di tepi laut atau daerah pesisir

pantai sebab terumbu karangnya mengalami coral bleaching atau pemutihan. Kerusakan tersebut

akibat kelalaian dan ketidakpedulian manusia terhadap kelestarian terumbu karang, serta

menggunakan zat-zat yang dapat merusak kelestarian terumbu karang dan akan berdampak pada

kepunahan terumbu karang jika tidak diambil tindakan pencegahan. Selain itu, kerusakan

terumbu karang di wilayah Gresik juga disebabkan tingginya tingkat polusi di laut, seperti, kapal

yang membuang sampah sembarangan seperti oli di dan limbah pabrik dan berbagai jenis

polutan yang merusak terumbu karang. Kondisi buruk lagi karena tidak adanya anggaran untuk

perbaikan terumbu karang tahun 2011 ini dengan alasan anggaran dari APBD terbatas, sehingga

tidak ada sepeser pun anggaran untuk pemulihan biota karang di Gresik dari APBD.

Berdasarkan data dari Badan Lingkungan Hidup (BLH), membenarkan jika ada sejumlah

industri besar yang membuang limbah cairnya ke laut, yaitu PT Petrokimia Gresik, PT Smelting,

dan PT Hess Indonesia. Izinnya dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) langsung, sebelum

Page 4: Isi Makalah

limbah dibuang ke laut tentu diolah dulu, hingga berada di bawah kadar berbahaya. Jika belum

aman, tidak boleh limbah-limbah tersebut di buang ke laut. Namun pada penerapannya kurang

pegawasan, sehingga tidak diketahui pasti apakah limbah tersebut aman untuk dibuang ke laut.

Berdasarkan keterangan dari Satuan Polisi Air (Kasatpolair) juga membenarkan jika di Gresik

banyak sekali nelayan yang menggunakan pukat harimau, jumlahnya ribuan. Hal ini disebabkan

karena peralatannya terbatas dan jumlah personil Polair Polres Gresik sangat terbatas.

2.      Perairan Kabupaten Gresik Tercemar

Kondisi perairan Gresik Jawa Timur baik di Gresik, Kebomas, Manyar, Bungah, dan

Ujungpangkah tercemar. Pencemaran itu beragam dengan berbagai indikator penelitian sejumlah

lembaga. Salah satu hasil penelitian Institut Teknologi Bandung bersama Pemerintah Kabupaten

Gresik menyebutkan di perairan wilayah Ujungpangkah, indeks pencemaran, kawasan laut

berada pada level 1-5 atau masuk kategori tercemar ringan. Beberapa zat ditemukan melebihi

baku mutu diantaranya tembaga, kandungan tembaga mencapai 0,218 miligram per liter dari

standar baku mutu 0.005 mg/L. Kandungan zat seng (Zn) mencapai 0,27 mg/L melebihi baku

mutu yang ditetapkan 0,1 mg/L. Tingginya indeks dua zat tersebut tidak lepas dari berbagai

kegiatan industri terutama produksi logam berat. Mengacu pada parameter indeks diversitas

(keragaman) kehidupan makhluk hidup di laut, pencemaran di laut hampir masuk kategori berat.

Indeks diversitasnya berada pada level 1,5-1,0 (tercemar sedang dan berat).

Di kondisi di laut wilayah Manyar, Bungah, Kebomas dan Gresik ditemukan parameter

pencemaran. Menurut data neraca sumberdaya alam Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik

Gresik, kualitas air laut di wilayah tercemar. Dari parameter uji analisa biologi (makhluk hidup)

di kawasan pencemaran di empat wilayah itu berada pada level tercemar ringan hingga tercemar

berat. Kandungan amoniak (NH3) serta logam berat di kawasan laut Gresik di atas standar baku

mutu pada level 0,3 mg/L. Kepala Bidang Kelautan Dinas Kelautan Dinas Kelautan Perikanan

dan Perternakan, Iwan Lukito, Senin (7/3/11), menyebutkan wilayah laut kecamatan Manyar

kadarnya mencapai 0,4 mg/L, di wilayah Kebomas berada di level 0,55 mg/L, di Panceng 0,57

mg/L, sedangkan di Ujungpangkah mencapai 0,4 mg/L. Kandungan liquid hydrocarbon

(hidrokarbon cair) juga mengkhawatirkan. Zat tergolong berbahaya ini kebanyakan berasal dari

tumpahan minyak dan gas ke laut. Tingkat pencemaran laut di Gresik masih cukup

mengkhawatirkan, kata Iwan.

Page 5: Isi Makalah

Kondisi tersebut ditambah pencemaran terhadap sungai-sungai yang bermuara di laut

Gresik. Tiga sungai yang melintas di kabupaten ini saat ini juga sudah tercemar yakni Bengawan

Solo, Kali Lamong, dan Kali Tengah. Beberapa parameter pencemar di tiga sungai itu sudah

melebihi batas. Salah satunya adalah kandung oksigen lewat paramater BOD (biochemical

oxygen demand).

Kadar BOD di Bengawan Solo BOD mencapai 5,1 mg/ L atau melebihi batas normal 2

mg/liter. Di Kalilamong kadar BOD-nya mencapai 8 mg/liter. Jumlah residu yang terlarut juga

masih di atas normal. Di Kali Sukomulyo, residu terlarut mencapai 1.600 mg/L melebihi batas

normal 1.000 mg/L. Pencemaran tersebut belum termasuk pencemaran melalui limbah-limbah

industri, terutama yang ada di bibir laut. Parameter pencemaran yang ditemukan terkait jenis

produk yang dihasilkan industri di wilayah tersebut. Penyebab melubernya liquid hydrocarbon

(hidrokarbon cair). Penyebabnya beragam, diantaranya tumpahan bahan bakar perahu yang

langsung terbuang ke laut, hingga limbah aktivitas kapal. Iwan menyatakan meskipun

pencemaran itu ada tetapi juga susah untuk mendeteksinya. "Banyak cara yang dilakukan sumber

pencemar untuk berkelit, sementara fasilitas pendeteksi pencemaran minim. Kami lakukan

adalah sosialisasi serta pengawasan," katanya.

Secara geografis, Gresik memiliki luas wilayah laut mencapai 5.773,8 km2 dan wilayah

daratan hanya 1.192 km2. Sepertiga wilayah Gresik merupakan pesisir pantai dengan panjang

pantai 140 kilometer terbentang mulai Kecamatan Kebomas, Gresik, Bungah, Panceng dan

Ujungpangkah. Selain sebagai kota pantai Gresik juga menjadi kota industri, yang memberi

kontribusi terhadap pencemaran perairan di Gresik. Tercemarnya perairan Gresik sangat

dirasakan nelayan dan petambak. Keberadaan ikan-ikan di laut Gresik mulai berkurang. Budi

daya tambak juga tidak maksimal lagi karena daya dukung tambak terus menurun. Aktivitas

kepelabuhanan, banyaknya industri dan dermaga untuk kepentingan sendiri sudah membuat

nelayan pusing karena kerena mereka harus memutar saat mau melaut. Sementara ikan-ikan

semakin sepi. Sekali melaut butuh 30 liter solar, sementara tangkapan sedikit. "Lima tahun lalu

kami bisa mendapatkan hasil Rp 50.000 per hari, sekarang susah," kata Rokhim (53) salah

seorang nelayan di Kelurahan Lumpur Kecamatan Gresik. Nelayan yang beraktivitas di muara

Kali Lamong seperti Zainuddin warga Sukorejo Kecamatan Kebomas juga mengeluh karena

seringnya ikan mati. Bahkan setahun bisa tiga kali ditemukan kasus ikan mati yang diduga

terkena polusi. Petambak juga was-was wilayahnya tercemar terutama yang ada di kawasan

Page 6: Isi Makalah

Manyar. Hasil budidaya ikan juga menurun, bahkan sejumlah petambak ada yang berunjuk rasa

ke perusahaan yang dianggap biang pencemar.

(http://nasional.kompas.com/read/2011/03/07/17564828/)

C.    Gambaran Potensi Kelautan

1.      Potensi Perairan Bawean

Pulau Bawean merupakan pulau kecil yang letaknya di pulau Jawa, tepatnya 120 Km

sebelah utara Gresik, yang posisinya berada antara 50 42'-50 53' LS dan 112" 34'-112" 57 BT.

Secara administratif, pulau Bawean termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Gresik, Provinsi

Jawa Timur, dan terbagi menjadi dua Kecamatan yaitu Kecamatan Sangkapura dan Tambak.

Kawasan pesisir pulau Bawean juga memiliki suatu ekosistem yang sangat komplit yaitu, hutan

mangrouve, padang lamun, dan terumbu karang. Ekosistem tersebut memiliki produktifitas

tinggi yang berperan dan menopang kehidupan berbagai biota laut. Ketiga ekosistem tersebut

saling berinteraksi baik itu secara fisik, bahan organik terlarut, bahan organik partikel, migrasi

fauna, dan juga dampak kegiatan manusia. Oleh sebab itu kawasan pesisir sangat perlu dijaga

kelestariannya karena memegang kunci yang sangat penting dalam perputaran nutrient sehingga

ekosistemnya dapat berperan dalam menopang dan memberikan kehidupan bagi berbagai biota

laut apabila lingkungan kawasan tersebut relative, stabil, kondusif, dan tidak berfluktuatif.

Pulau Bawean juga merupakan daerah jalur migrasi ikan dari laut Cina selatan menuju laut

Hindia melewati selat Sunda dan selat Bali dan demikian sebaliknya dari laut Hindia menuju laut

Cina selatan, selat Makasar dan sebagiannya. Ikan yang migrasi dari apa yang kita sebutkan tadi

diatas pulau Bawean sebagai jalur yang dilewatinya, selain dari hal tersebut Bawean juga

dikelilingi gugusan karang sepanjang pantainya. Dimana gugusan karang yang berada

disepanjang pantai Bawean merupakan tempat yang sangat aman bagi ikan untuk berlindung,

bertelur dan mencari makan, sehingga ikan yang migrasi tersebut sebagian akan singgah di

gugusan karang mencari makan, berlindung dan bertelur, oleh sebab itu pulau Bawean di jadikan

daerah fishing ground oleh nelayan lokal maupun nelayan pantai utara Jawa. Kondisi tersebut

sangat erat kaitanya dengan dengan peran ekosistem seperti ekosistem mangrouve, padang lamun

dan terumbu karang.

Selain potensi yang dimiliki oleh perairan Bawean yaitu segala jenis ikan, Bawean juga

sangat baik sebagai daerah tujuan wisata apabila semua itu dikelola dengan baik dan

bertanggung jawab, karena pantai Bawean memiliki panorama alam yang indah dan menawan.

Page 7: Isi Makalah

Berangkat dari hal tersebut diatas maka itu semua adalah merupakan suatu modal, kekuatan yang

potensial untuk didayagunakan dalam melaksanakan pembangunan khususnya bidang perianan.

Untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh pulau Bawean baik potensi sumberdaya ikan

dan sumberdaya alam sebagai daerah tujuan wisata, maka pemanfaatanya harus secara optimal,

benar, rasional, dan terkendali sehingga sumberdaya yang ada bisa dimanfaatkan secara

bertanggung jawab dan berkelanjutan, untuk itu fungsi pengawasan sangat strategis dan

diperlukan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan agar tidak

terjadi kerusakan sumberdaya alam dan lingkungannya. Seperti yang telah diamanatkan dalam

undang –undang No.31 tahun 2004 yang telah diubah menjadi undang-undang No. 45 tahun

2009 pada pasal 66 tentang pengawasan perikanan yang mempunyai tugas untuk mengawasi

tertib pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang perikanan, agar

sumberdaya ikan yang terkandung didalamnya dapat terjaga dari pelaku usaha yang tidak

bertanggung jawab, dalam arti sumberdaya ikan dapat lestari dan lingkungannya.

Salah satu strategi yang dilakukan untuk menjaga potensi serta melestarikan sumberdaya

ikan yang ada maka masyarakat Bawean membuat suatu langkah Budidaya ikan air laut dalam

hal ini seperti keramba jaring apung (KJA) yang bertujuan untuk memberi kesempatan pada ikan

agar dapat berkembang biak dan mingkatkan kembali produktifitas ikan yang berada di laut.

Tahap uji coba bidadaya ikan air laut (KJA) ini berada di pulau Gili yang terletak

disebelah timur pulau Bawean, Di pilih pulau Gili sebagai tempat budidaya karena perairannya

yang sangat baik serta aman dari benturan gelombang dan bebas dari jalur pelayaran. Pulau gili

merupakan pualu terpencil yang terletak di sebelah timur pulau Bawean yang bagian dari desa

Sidogedung batu kecamatan Sangkapura. Mata pencaharian masyarakatnya sebagian besar

adalah nelayan tradisional yang mengandalkan dari sumberdaya ikan yang berada diperairan,

oleh sebab itu dengan adanya KJA ini diharapkan agar dapat membuka lapangan pekerjaan

sehingga mengurangi angka pengangguran serta dapat miningkatkan taraf hidup masyarakat

pesisir, adanya tahap uji coba ini tidak terlepas dari peran para investor yang berada di pulau

Jawa (Surabaya) dan masyarakat Gili yang masih perduli pada kelestarian sumberdaya perairan,

mengingat pemanfaatan sumberdaya ikan yang telah melampaui batas serta maraknya pencurian

ikan, serta penangkapan ikan menggunakan bahan peledak dan beracun.

2.      Potensi Wisata Laut di Pantai Delegan Panceng Gresik

Page 8: Isi Makalah

Menikmati liburan bersama kerabat atau teman, tanpa perlu mengeluarkan biaya besar,

obyek Wisata Segara Indah Delegan di Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur,

tempatnya. Hamparan pasir putih diiringi lenggak-lenggok ombak dapat mengusir kepenatan

para turis setelah menempuh perjalanan 40 kilometer dari Kota Gresik.  Bagi Isminarti (45),

warga Surabaya, liburan ke Wisata Segara Indah Delegan (Wisid) terasa asyik untuk bersantai

bersama keluarga. Pada akhir Desember lalu, bersama suami dan tiga anaknya, mereka betah

berlama-lama di pantai itu. ”Tekstur pasirnya lembut. Ombaknya juga tidak begitu besar

sehingga aman buat anak-anak yang suka bermain hingga ke bibir pantai. Bahkan, berenang agak

ke tengah,” katanya. Agus, pengunjung lain, juga mengajak anaknya ke Pantai Delegan untuk

menumbuhkan rasa cinta anaknya pada laut. Menurut dia, berwisata ke obyek wisata itu dari segi

biaya sangat murah. Namun, manfaatnya besar. ”Selama di pantai, kami sekeluarga bisa

membangun kebersamaan, apalagi anak tunggalnya senang berenang di laut. ”Bagi keluarga

dengan kondisi ekonomi pas-pasan, piknik di pantai ini cocok karena bisa rileks, sehingga

pikiran kembali segar,” ujarnya.

Sejumlah pengunjung, terutama anak-anak, memilih bermain pasir dengan membuat

istana pasir, menimbun kaki pakai pasir putih dan halus. Sebagian lagi berenang menggunakan

pelampung atau bahkan ban serta menggunakan ayunan ombak dengan kano dan perahu nelayan.

Pantai Delegan ramai pengunjung pada musim liburan atau setiap akhir pekan. Sebanyak 60

persen pengunjung wisatawan lokal Gresik dan 40 persen pengunjung dari luar kota. Selama

2010, jumlah pengunjung mencapai 53.000 orang, dan hingga akhir Desember 2011 jumlah

pengunjung sebanyak 60.000 orang. Manajer Pengelola Wisid Muzaroddin menyatakan, daya

tarik obyek wisata itu karena mudah dijangkau dan murah. Pengunjung bisa menikmati

hamparan pasir putih dan deburan ombak sambil membaringkan diri beralaskan tikar. Wisatawan

yang ingin bermain ombak bisa menyewa ban dengan tarif Rp 3.000 sampai Rp 7.000, dan

digunakan sepuasnya karena tidak ada batasan dari penyewa. Tiket masuk ke kawasan pantai pun

cuma Rp 3.000 (anak- anak) dan Rp 4.000 untuk dewasa. Ketika liburan sekolah, harga tiket

masuk menjadi Rp 5.000 per orang. Sejak 2007, wisata pantai dikelola desa sehingga memberi

kontribusi pada pendapatan asli desa (Pades). Muzaroddin menyebutkan, pada 2010 kontribusi

Wisid ke pendapatan daerah asli daerah (PAD) Gresik sebesar Rp 750 juta dan 2011

diperkirakan Rp 825 juta. ”Nilai itu belum dipotong pajak dan retribusi ke Pemkab (Pemerintah

Kabupaten) Gresik dan biaya operasional,” ujarnya. Menurut Muzaroddin, yang juga Kepala

Page 9: Isi Makalah

Desa Delegan, saat liburan sekolah, hari raya, dan akhir tahun, Pantai Delegan selalu ramai

pengunjung. Jumlahnya bisa mencapai 13.000 orang.

Tambah wahana

Awalnya kawasan wisata itu dikelola oleh perorangan. Baru pada 2007 desa terlibat, dan

secara bertahap manajemen disempurnakan. Pengelola tak sekadar menjual keelokan pantai,

tetapi juga menambah beberapa wahana bermain. Kini, Wisid menjadi tempat wisata alternatif

karena lokasinya relatif strategis, berada di jalur wisata ziarah wali mulai dari Sunan Giri dan

Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Sunan Drajat di Lamongan, hingga Sunan Bonang di Tuban.

Pengunjung Wisid didominasi dari Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Surabaya. Keberadaan

obyek wisata pantai Delegan benar-benar mampu mendongkrak ekonomi desa dan pendapatan

warga sekitar. Pengunjung yang semakin ramai, terutama pada musim liburan, meski mayoritas

turis domestik, cukup mampu mendongkrak ekonomi warga sekitar. Meski demikian, memang

masih ada beberapa sarana terutama di sekitar pantai yang belum ditata secara baik. Pemkab

Gresik pernah menggagas kawasan wisata itu disulap jadi Pusat Wisata Bahari dan Bumi

Perkemahan Padang Bulan, termasuk mereklamasi sebagai areal pantai. Namun, hingga kini

rencana itu masih sekadar wacana. Padahal lokasinya berdampingan dengan tempat pelelangan

ikan. Artinya, daya tarik pantai tak hanya pasir putih dan deburan ombak, tetapi juga wisatawan

bisa menikmati ikan segar hasil tangkapan nelayan.

Tetap merakyat

Penduduk Delegan berharap kawasan pantai tetap sebagai tempat piknik keluarga yang

merakyat dan terjangkau semua kalangan masyarakat. Kini ada kekhawatiran, jika Wisid

dikelola dan dikuasai pemilik modal, melancong ke Pantai Delegan tak semurah dan semudah

sekarang. Apalagi ada beberapa rencana untuk mengembangkan obyek wisata itu tanpa

keterlibatan Pemkab Gresik. Warga Desa Delegan bahkan mulai mengembangkan kawasan

menjadi desa wisata. Pada 2012 direncanakan kawasan itu disulap dengan sebuah konsep terpadu

antara wisata perbukitan, waduk, dan pantai. ”Pengunjung yang ingin menggelar pelatihan di

luar ruang atau outbound tinggal memilih lokasi, perbukitan, waduk dekat persawahan, atau

pantai,” ujar Muzaroddin. Masyarakat Desa Delegan berharap pemerintah daerah hanya

memberikan bantuan fasilitas sarana dan prasarana sehingga warga tetap bisa berpartisipasi

dalam pengelolaan. Ramainya pengunjung juga menjadi berkah bagi pemilik ban, pemilik perahu

Page 10: Isi Makalah

untuk mengelilingi pinggir pantai, atau sekadar berenang. Paling tidak satu pemilik ban bisa

menyewakan sedikitnya 30 ban per hari.

Pengelola berbagai sarana untuk disewakan kepada turis juga terus menambah berbagai

fasilitas, seperti perahu jenis kayak dan kano, dan flying fox (berseluncur dengan tali). Sarana

berseluncur sepanjang 60 meter dengan lebar 8 meter, untuk menguji adrenalin, sangat diminati

anak-anak dan remaja. Tak kurang dari 50 orang menggunakan sarana ini, terutama pada akhir

pekan. Pantai Delegan sepertinya menarik untuk dikunjungi, apalagi tak butuh dana besar.

Berbagai sarana bermain atapun sekadar menguji adrenalin juga terjangkau, tanpa harus merogoh

kantong lebih dalam. Apalagi warga setempat juga mulai banyak yang membuka warung

sederhana, dengan menu utama ikan bakar, hasil tangkapan nelayan pada hari itu juga. Deburan

ombak juga bisa menambah nikmatnya menyantap ikan gurih di pinggir pantai. Piknik ke Pantai

Delegan benar-benar dapat melenyapkan kepenatan, apalagi tiket masuk serta biaya sewa-

menyewa berbagai peralatan tak terlalu mahal. Tidak ada salahnya kita mencoba berwisata religi

ke Gresik, dan mampir di pantai yang berjarak sekitar 60 kilometer dari Kota Surabaya ini.

(http://bappeda.jatimprov.go.id/2012/01/17/melepas-kepenatan-di-pantai-delegan-gresik/).

D.    Konsep Pengembangan atau Pemberdayaan Potensi Kelautan

1.       Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Indonesia sebagai Subjek Penggali Potensi

Bahari.

Manusia merupakan subjek yang terpenting dalam upaya pemberdayaan potensi bahari

Indonesia. Upaya yang dilakukan hendaknya dapat membangun manusia Indonesia yang

seutuhnya, bermutu dan peduli terhadap potensi bahari Indonesia sehingga dapat membangun

peradaban bangsa. Karena hal terberat yang harus dilalui bangsa ini untuk pemberdayaan potensi

baharinya adalah menyiapkan sumber daya manusia yang bermutu dan bermoral dalam

mengembangkan potensi laut kita sebagai aset dan modal dalam membangun bangsa menjadi

sebuah bangsa yang berperadapan serta mampu bersaing di dunia Internasional. Kencenderungan

Page 11: Isi Makalah

sikap dan pemahaman yang masih berkembang di masyarakat Indonesia adalah melihat daratan

sebagai satu satunya sumber kehidupan. Hal ini bisa terlihat dari jumlah usaha yang bergerak di

bidang kelautan masih rendah dibanding usaha lainnya dan jumlah petani yang lebih besar dari

nelayan, bahkan bisa dilihat dari jumlah armada laut dan perwira laut yang jumlahnya lebih kecil

dibanding darat. Struktur mental dan pengetahuan seperti ini berakibat pada rendahnya

partisipasi rakyat dalam upaya memberdayakan potensi laut yang sangat besar di Indonesia.

Kondisi sumber daya manusia di daerah pesisir sebagai komunitas masyarakat yang berlokasi

terdekat dengan lautan juga tidak bisa dikatakan bermutu. Berdasarkan data COREMAP

Desember 2001 menunjukkan bahwa dari 4 daerah pesisir yang menjadi daerah binaan, masih

terdapat penduduk yang tidak bersekolah bahkan salah satu daerah mencapai angka 12%. Rata

rata tingkat pendidikan tertinggi penduduknya adalah sekolah menengah atas dan hanya

berjumlah 21%. Sedangkan penduduk yang berpendidikan akademi atau universitas masih sangat

sedikit dan bahkan ada desa yang tidak mempunyai penduduk dengan tingkat pendidikan ini.

Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan rendahnya daya serap terhadap ilmu

pengetahuan dan teknologi sehingga sering menjadi kendala bagi peningkatan produksi dan

pertumbuhan ekonomi wilayahnya. Seharusnya, untuk mengelola sumberdaya laut yang kaya

dibutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas sesuai bidangnya, karena pengelolaan

sumberdaya pesisir dan laut membutuhkan penerapan teknologi, mulai dari teknologi yang

sederhana sampai teknologi yang canggih. Untuk mengatasi persoalan peningkatan sumber daya

manusia perlu dilakukan upaya peningkatan pendidikan berbasis kebaharian. Hal ini bisa

dilakukan dengan pengenalan laut secara lebih mendalam di sekolah sekolah dasar. Diberikannya

pengenalan, pemahaman, kesadaran, dan kecintaan anak didik sejak dini terhadap laut dapat

meningkatkan semangat jiwa bahari demi terwujudnya generasi muda potensial di bidang

kelautan yang nyata dan andal secara praktis. 

Pemberian muatan lokal bidang kelautan, pada sekolah-sekolah menengah, terutama di

daerah pesisir akan mampu mengasah potensi kecerdasan dan ketrampilan manusia-manusia

Indonesia. Dibukanya lebih banyak pendidikan tinggi berbasis kelautan akan memperkuat

sumber daya manusia di bidang kelautan. Selain itu, perlu dilakukan peningkatan program

pelatihan dan ketrampilan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya laut. Dengan

diterapkannya pendidikan serta ketrampilan yang ada diharapkan kedepannya mereka mampu

mengelola kekayaan alam laut Indonesia secara handal, efektif dan bermoral, sebagai implikasi

Page 12: Isi Makalah

dan tuntutan era milenium baru yang terbentang luas di depan. Pemerataan pendidikan yang

berkualitas disemua daerah di Indonesia termasuk daerah daerah pesisir akan membantu

terbentuknya sumber daya manusia handal pembangun peradaban bangsa ini.

Sekolah-sekolah di daerah pesisir seharusnya mendapatkan fasilitas standar untuk menunjang

berjalannya kegiatan belajar mengajar. Memberikan fasilitas dan peningkatan mutu pendidikan

melalui proses pengajaran serta peran optimal pengajar di semua jenjang pendidikan yang ada

dapat mendorong pemberdayaan sektor kelautan yang menjadi landasan pembangunan

peradaban bangsa. Peningkatan pembinaan tersebut harus dilakukan secara terpadu dengan

partisipasi aktif masyarakat, pemerintah dan sektor swasta. Rasa tanggung jawab dan

kebersamaan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya perlu ditingkatkan untuk

menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga kedepannya pelaksanaan proses

pendidikan di semua jenjang harus dapat mengembangkan kemauan belajar, meningkatkan

kreativitas dan inovasi baru, memperdalam dan memperluas pemahaman ilmu pengetahuan dan

teknologi yang berbasiskan kebaharian.

2. Tersedianya Sarana dan Prasarana Penunjang Kelautan

Dalam upaya pemberdayaan potensi kelautan Indonesia, pembangunan sarana dan

prasarana penunjang kegiatan kelautan sangat diperlukan. Tersedianya sarana dan prasarana

yang memadai dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, khususnya di sektor kelautan.

Minimnya sarana dan prasarana kelautan akan berakibat rendahnya kegiatan eksplorasi laut

maupun penelitian kelautan. Pembangunan sarana dan prasarana di bidang perikanan yang sangat

dibutuhkan misalnya pelabuhan perikanan atau tempat pendaratan ikan. Pelabuhan perikanan dan

juga tempat pendaratan ikan merupakan pusat pengembangan masyarakat nelayan dan

pertumbuhan ekonomi perikanan, pengembangan agribisnis dan agroindustri perikanan. Pusat

pelayanan tambat labuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan hasil tangkapan dan hasil

budidayaan, tempat pelayanan kegiatan operasi kapal-kapal perikanan, pusat pemasaran dan

distribusi perikanan, tempat pengembangan usaha industi perikanan dan pelayan eksport, tempat

pelaksanaan pengawasan, penyuluhan dan pengumpulan data. Mengingat fungsi pelabuhan

perikanan sangat luas dan memiliki kekhususan, maka keberadaan pelabuhan perikanan harus

merupakan wilayah kerja tersendiri dan tidak dapat disatukan dengan pelabuhan umum. Dengan

dibangunnya sarana dan prasarana penunjang kelautan yang representatif dan merata disemua

Page 13: Isi Makalah

wilayah Indonesia berdampak pada peningkatan pemberdayaan potensi bahari. Namun yang

perlu diingat adalah pembangunan sarana dan prasarana tersebut harus dilakukan secara

transparan, sesuai prosedur yang ada dan berbasiskan kebutuhan.

3.      Pengembangan Penelitian dan Teknologi Berbasis Kebaharian.

Pemberdayaan potensi kebaharian Indonesia untuk membangun peradaban bangsa perlu

dipacu melalui berbagai pengembangan penelitian dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Peran pengembangan ilmu pengetahun dan teknologi sangat diperlukan karena

wilayah laut Indonesia serta kekayaan laut didalamnya sangat besar, sehingga teknologi

tradisional tidaklah cukup untuk mendukung pemberdayaannya. Penguatan ilmu pengetahuan

dan teknologi kelautan Indonesia di setiap jenjang sekolah dan pengkajian dalam litbang

kelautan di perguruan tinggi akan mampu mendorong pengusahaan sumber daya alam laut

Indonesia ditangan putra-putri bangsa. Dengan peralatan yang lebih modern, baik dalam hal

armada penangkapan ikan, teknologi pemantauan, teknologi eksplorasi, teknologi pengolahan,

teknologi pemetaan laut, serta teknologi pasca panen, kekayaan alam laut Indonesia bisa

dimanfaatkan untuk kemakmuran bangsa Indonesia dan tidak dicuri bangsa lain.

Pengembangan ini dapat dilakukan secara bersama-sama antara instansi pemerintah, perguruan

tinggi maupun pihak swasta yang bergerak dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi kelautan secara menyeluruh. Kerjasama semua pihak ini akan mampu mendorong

pemberdayaan potensi bahari Indonesia sebagai landasan peradaban bangsa dengan tetap

memperhatikan kelestarian lingkungan.

4. Kemudahan Modal Usaha di Bidang Kelautan.

Untuk meningkatkan berbagai kegiatan kelautan dan mendorong regulasi perekonomian

kelautan, maka diperlukan suatu sistem permodalan yang memberikan kemudahan modal bagi

nelayan. Kemudahan modal perlu secepatnya terlaksana karena fenomena yang terjadi sekarang

adalah banyaknya nelayan kecil yang meminjam modal pada tengkulak, karena dianggap

prosesnya lebih mudah. Tentunya praktek pinjam meminjam modal yang serupa sistem ijon

dalam pertanian dan disebut Langgan ini memberikan bunga besar yang akan semakin menjerat

masa depan nelayan. Peningkatan kemampuan terutama nelayan dalam penyediaan permodalan

dalam usaha penangkapan ikan, memerlukan keterlibatan sektor keuangan di negara ini, seperti

bank, koperasi dan lembaga lembaga peminjam modal lain dengan persyaratan dan bunga yang

Page 14: Isi Makalah

lunak. Selain itu, perlu dilakukan kerjasama secara adil antara nelayan kecil dan pengusaha besar

untuk mendorong keterpaduan dan kesinambungan kegiatan pemberdayaan potensi laut

Indonesia.

5. Peningkatan Fungsi Departemen Kelautan dan Perikanan.

Kunci keberhasilan dalam suatu pembangunan adalah komitmen dan dukungan dari

pemerintah sebagai pembuat kebijakan di negara ini. Komitmen pemerintah untuk mendukung

pemberdayaan potensi kelautan dapat dilakukan dengan membuat kebijakan yang berimbang

untuk kesejahteraan masyarakat. Secara kelembagaan Departemen Kelautan dan Perikanan

merupakan pelaku kebijakan pemerintah di bidang kelautan dan bertanggung jawab pada sektor

ini. Peningkatan fungsi departemen ini dapat dilakukan dengan mengefektifkan seluruh

jajarannya, baik yang berada di tingkat pusat maupun daerah. Kemampuan lembaga ini untuk

menunjang pemberdayaan potensi bahari Indonesia juga ditunjukkan melalui kerjasama dengan

lembaga-lembaga lain yang berkaitan, baik lembaga formal maupun informal. Karena untuk

mengembangkan sektor kelautan diperlukan kerjasama dan peran aktif seluruh lembaga yang

berkaitan sesuai dengan wewenang dan fungsinya.

6.      Penguatan Sistem Keamanan dan Pertahanan Laut.

Kondisi geografis Indonesia dengan 2/3 lautan memberikan potensi besar untuk

kemajuan bangsa sekaligus mengundang ketertarikan masyarakat asing dan negara lain untuk

memanfaatkannya. Negara Indonesia yang mempunyai banyak pulau rawan penyelundupan,

pencurian sumber daya alam dan sebagainya. Hal ini terbukti dengan bertambah banyak jumlah

nelayan asing yang berlayar di perairan Indonesia secara illegal. Berdasarkan perkiraan dari

kasus nelayan asing yang ditangkap dan hasil deteksi dari data citra Satelit diperkirakan lebih

dari 20 trilyun/tahun kerugian Indonesia terjadi akibat illegal fishing ini. Dirjen Pengendalian

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan mengeluarkan data yang menyebutkan bahwa jumlah

kapal-kapal asing yang beroperasi di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) sekitar 7.000

buah.  Besarnya jumlah pelanggaran di kawasan laut Indonesia terjadi tidak hanya dikarenakan

sumber daya alam Indonesia yang sangat menarik bagi bangsa lain, tetapi juga disebabkan oleh

rendahnya pemberdayaan dan pengamanan sumber daya alam laut Indonesia. Hal ini terlihat

dengan rendahnya kualitas dan kuantitas kekuatan TNI AL sebagai tulang punggung keamanan

Page 15: Isi Makalah

maritim di Indonesia. TNI AL hanya memiliki jumlah perwira kurang dari 25% jumlah perwira

angkatan darat, sedangkan wilayah pengawasan yang harus dilakukan adalah 2/3 dari seluruh

wilayah Indonesia. Tidak hanya sumber daya manusia yang masih sedikit, peralatannya pun

sudah tidak layak digunakan karena sudah berumur rata-rata 40 tahun.

Pentingnya peningkatan keamanan laut dengan armada laut dan perwira lautnya yang

handal telah terbukti dalam sejarah mampu membawa kerajaan Sriwijaya dan Majapahit menjadi

kerajaan yang besar. Kekuatan ini mampu mendorong sektor perekonomian melalui perdagangan

dan pada akhirnya membawa kesejahteraan bagi warganya. Kejayaan dimasa lalu ini seharusnya

bisa menyadarkan bangsa ini bahwa sektor kelautan merupakan sektor yang penting untuk

membawa bangsa ini menjadi bangsa yang besar. Oleh sebab itu, diperlukan peningkatan

keamanan laut dengan armada laut dan perwira laut yang handal sebagai salah satu cara penting

untuk memberdayakan potensi bahari Indonesia.  Keberadaan armada laut, baik armada niaga

maupun armada perang diperlukan tidak hanya sebagai pertahanan kedaulatan dan keutuhan

wilayah Indonesia yang lahir sebagai negara merdeka sejak 1945, namun keberadaan armada ini

penting untuk melindungi sumber daya alam kelautan. Untuk perlindungan sumber daya alam

laut juga diperlukan kinerja yang kuat dan kerja sama antar departemen dan institusi yang terkait

sehingga nantinya akan dapat membawa Indonesia menuju bangsa yang berperadaban besar.

E.     Analisis Pengembangan Potensi Kelautan

Dalam pengelolaan wilayah pesisir dan lautan hendaknya mempertimbangkan tiga aspek,

yaitu aspek sosial, ekonomi dan ekologis. Analisa wilayah pengelolaan potensi pesisir dan lautan

di Kabupaten Lamongan akan difokuskan pada tiga hal tersebut, yaitu :

1.      Aspek Sosial

Masyarakat di wilayah pesisir dan lautan di Kabupaten Gresik, yaitu Kec. Panceng,

Ujung Pangkah, Sidayu, Bungah, Manyar, Gresik, Sangkapura, dan Tambak. mayoritas sumber

mata pencahariannya nelayan, mayoritas beragam Islam dan memiliki nilai-nilai religius tinggi.

Sedangkan karakter masyarakatnya sangat keras dan sangat heterogen sehingga kompetensi

sangat tinggi. Potensi terjadinya konflik sangat tinggi hal ini dipicu oleh pemanfaatan lahan di

sekitar pesisir sehingga mengakibatkan rebutan pemanfaatan lahan, misalkan untuk pemukiman.

Disamping itu karena masih ada anggapan bahwa laut merupakan tempat terbuka yang secara

bebas mencari ikan tanpa terbatasi oleh kewenangan masing-masing daerah dan wilayah maka

sering melalampui batas wilayah tersebut, akibatnya terjadi konflik nelayan antar daerah. Upaya-

Page 16: Isi Makalah

upaya guna mengatasi dampak sosial tersebut sering dilakukan oleh Instansi terkait, diantaranya

adalah sosialisasi tentang status lahan disekitar pesisir dan laut; memfasilitasi konflik antar

nelayan lokal maupun dengan daerah lain, khusus untuk wilayah berbatasan telah dilakukan

perjanjian melalui MOU (memorandum of under standing) yang bersifat mengikat kedua belah

pihak.

2.      Aspek EkonomiDari beberapa kegiatan yang telah dilakukan di wilayah pesisir dan lautan Kabupaten

Gresik maka telah memberikan kontribusi yang besar bagi struktur perekonomian Kabupaten

Gresik. Sektor terbesar disumbangkan oleh perikanan tambak, perikanan tangkap dan wisata

bahari, adapun industri telah mempengaruhi sebagian besar di kawasan Kabupaten Gresik.

Disamping itu dengan adanya kegiatan-kegiatan baru akan menampung atau menyerap tenaga

kerja lokal, munculnya sektor informal (warung-warung, toko-toko) disekitar kegiatan, sehingga

meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Upaya yang dilakukan oleh instansi terkait guna

mendorong perekonomian masyarakat pesisir adalah mengadakan kursus-kursus tentang

pengelolaan budidaya perikanan, dan industri pengolahan ikan serta memperkuat pasar melalui

distribusi hasil-hasil perikanan dan mengoptimalkan Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

3.      Aspek EkologisAspek ekologis merupakan aspek terpenting dalam pengelolaan pesisir dan luatan karena

sumber daya pesisir dan kelautan pada prinsipnya sangat terbatas untuk itu harus harus dipelihara

daya dukungnya. Dalam pengelolaan pesisir dan lautan di Kabupaten Gresik ada beberapa hal

yang harus diperhatikan : 1). Hutan mangrove telah banyak mengalami kerusakan akibat

konversi lahan pemukiman pertambakan, pariwisata dan industri, maka guna memelihara

potensinya maka dilakukan upaya-upaya penetapan lahan konservasi hutan mangrove melalui

kebijakan peraturan daerah (Perda) yaitu penetapan kawasan-kawasan lindung di wilayah

Kabupaten Gresik. Sedangkan upaya rehabilitasi atau reboisasi hutan mangrove terus di lakukan

oleh Pemerintah Kabupaten melalui Bagian Lingkungan Hidup yang bekerja sama dengan tokoh

masyarakat, LSM dan masyarakat setempat namun prosentase keberhasilan upaya tersebut relatif

kecil karena penanaman pohon mangrove sangat spesifik. Faktor utama kegagalannya adalah

kurangnya monitoring instansi terkait dan kurangnya keterlibatan masyarakat secara mandiri

untuk menjaga kelestarian mangrove. 2). Terumbu Karang keberadaanya sudah hampir tidak ada,

namun telah dbuat terumbu  karang buatan sebanyak tiga buah. Guna menjaga terumbu karang

buatan ini maka dilakukan dimonitoring terus menerus oleh Dinas Perikanan dan Kelauatan di

Page 17: Isi Makalah

Kabupaten Gresik melalui tindakan-tindakan preventif yaitu sosialisasi penggunaan alat

penangkap ikan yang ramah lingkungan. 3). Usaha Perikanan Tambak berdasarkan kondisi fisik

kimia tanah dan kimia fisik perairan masih cukup potensial di kembangkan di Kabupaten Gresik,

namun harus memperhatikan ekosistem mangrove disekitar tambak, karena sangat baik untuk

mem-filtrasi penyakit yang terbawa oleh air laut terhadap udang maupun ikan bandeng. 4).

Kondisi Perikanan Tangkap, berdasarkan perhitungan, maka diketahui bahwa kondisi perairan

wilayah Pesisir dan Lautan Kabupaten Gresik terjadi tangkap lebih (over fishing) maka apabila

ada penambahan alat tangkap (effort) lebih lanjut dalam jangka panjang akan mengakibatkan

tidak hanya over fishing, tetapi bahkan menyebabkan hilangnya potensi sumberdaya ikan.

Sehingga paling tidak jumlah alat tangkap atau effort harus dipertahankan seperti sekarang atau

bahkan diturunkan untuk sementara waktu agar stok biomass mampu melakukan pemulihan

(recovery). 5). Pariwisata yang dikembangkan di wilayah Pesisir dan Lautan Kabupaten Gresik

adalah pariwisata bahari yang memadukan konsep keindahan alam dengan paduan teknologi

sehingga tidak membahayakan lingkungan. 6). Kegiatan usaha pengolahan ikan skala industri

belum berkembang, mengingat tersedianya bahan baku dan jenis ikan yang cukup, maka perlu

dikembangkan industri pengolahan perikanan di Kabupaten Gresik.

F.     Strategi Pengimplementasian Potensi Kelautan

Prinsip pemanfaatan potensi sumber daya pesisir dan lautan adalah pembangunan yang

berwawasan lingkungan, dengan memperhatikan secara sungguh-sungguh keterbatasan sumber

daya. Oleh karena itu agar potensi wilayah pesisir dan lautan dapat dikelola secara optimal bagi

kepentingan masyarakat, khususnya Kabupaten Gresik maka dengan memperhatikan

permasalahan-permasalahan di atas maka strategi kebijakan yang dilaksanakan adalah :

a.  Penatanaan ruang pengelolaan wilayah pesisir dan lautan secara terpadu, yang

sekarang belum tersedia di Kabupaten Gresik.

b. Revitalisasi kawasan yang berfungsi sebagai kawasan lindung sesuai dengan Perda

Kawasan Lindung. Hal ini diarahkan untuk menyelamatkan biota dan abiota di perairan,

memperbaiki dan melestarikan kualitas lingkungan hidup sekaligus mengamankan kawasan

pesisir dari ancaman bencana alam.

Page 18: Isi Makalah

c. Penegakan hukum yang adil serta tegas bagi pengusaha maupun masyarakat yang

melakukan kegiatan yang berpotensi merusak wilayah pesisir dan lauatand. Pengembangan

ekonomi masyarakat pesisir berbasis potensi dan kondisi sosial budaya setempat.

e.  Perbaikan dan Peningkatan sarana prasarana serta aksesibilitas wilayah pesisir dan

lautan sehingga dapat menunjang laju perekonomian masyarakat pesisir dan lautan f. Mereview

dan memantapkan perjanjian bersifat mengikat (Memorandum Of Understanding) dengan

wilayah pesisir dan lautan Kabupaten yang berbatasan. Hal ini diarahkan guna memperbarui dan

membuat peta batas yang jelas antar wilayah pesisir dan laut Kabupaten yang di fasilitasi

propinsi.

g. Menjaga dan memelihara kondisi wilayah pesisir yang kondusif melalui operasi

kerjasama antara Kabupaten dengan Kantor Perhubungan Laut di Kabupaten Gresik

f.   Peningkatan peran masyarakat dalam pengelolaan wilayah laut dan pesisir. Hal ini

diarahkan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat pesisir dan efektifitas pengelolaan pesisir

dan laut.

g.  Mengembangkan data dan infomasi kelauatan. Hal ini dimaksudkan agar seluruh

potensi wilayah pesisir dan lautan di Kabupaten Gresik dapat dimasukkan dalam data base

sistem informasi wilayah pesisir dan laut yang menginventarisasi potensi-potensi laut, kondisi

sosial masyarakat nelayan dan utamanya adalah kapasitas poduksi dan produktivitas perikanan

tangkap. 

G.    Simpulan

Berbagai potensi kebaharian yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan landasan utama

dalam membangun peradaban bangsa. Kekayaan alam ini seharusnya membuat kita sadar untuk

mulai bergerak mendayagunakan potensi laut dalam segala aspek kehidupan. Dengan

terbedayanya berbagai potensi alam laut di negara ini maka dapat membawa Indonesia menjadi

negara yang lebih maju, berkualitas, cerdas, dan mampu bersaing dalam percaturan

Internasional.

H.    Saran atau Rekomendasi

Page 19: Isi Makalah

Melihat beberapa hambatan yang ada pada permasalahan dan potensi kelautan diatas

maka adapun saran yang dapat kami sampaikan, yaitu :

1). Pengembangan program dan kegiatan yang mengarah kepada peningkatan dan pemanfaatan

secara optimal dan lestari sumber daya di wilayah laut untuk menciptakan sumber pendapatan

masyarakat. 2). Peningkatan kemampuan peran serta masyarakat pesisir dan pemerintah dalam

melestarikan lingkungan kelautan, sehingga tercipta kesinergisan dalam membangun peradaban

bahari. 3). Meningkatkan pendidikan, latihan, riset dan pengembangan wilayah laut, sehingga

masyarakat merasa perlu untuk menjaga dan dapat memanfaatkan potensi laut secara optimal.

Demikianlah saran-saran yang dapat kami ajukan, semoga dapat bermanfaat dalam penambahan

khazanah keilmuan bagi semuanya.