isi makalah

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vegetasi di definisikan sebagai mosaik komunitas tumbuhan dalam lansekap dan vegetasi alami diartikan sebagai vegetasi yang terdapat dalam lansekep yang belum dipengaruhi oleh manusia (Kuchler, 1967). Ilmu vegetasi sudah dimulai hampir tiga abad yang lalu. Mula-mula kegiatan utama yang dilakukan lebih diarahkan pada diskripsi dari tentang alam dan vegetasinya. Dalam abad ke XX usaha-usaha diarahkan untuk menyederhanakan eskripsi dari vegetasi dengan tujuan untuk untuk meningkatkan keakuratan dan untuk mendapatkan standart dasar dalam evaluasi secara kuantitaif. Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun komunitas hutan tersebut.. Untuk dapat menganalisis suatu vegetasi, perlu dilakukan metode-metode. Metode-metode tersebut adalah metode analisis vegetasi destruktif dan metode analisis non destruktif. Berbagai metode analisis vegetasi dikembangkan, dengan penjabaran data secara detail melalui cara coding dan tabulasi. Berbagai metode yang digemari dan banyak diterima oleh banyak pakar adalah dari Raun kiaer (1913, 1918), 1

Upload: aliyahfaizah

Post on 14-Aug-2015

119 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vegetasi di definisikan sebagai mosaik komunitas tumbuhan dalam lansekap dan

vegetasi alami diartikan sebagai vegetasi yang terdapat dalam lansekep yang belum

dipengaruhi oleh manusia (Kuchler, 1967). Ilmu vegetasi sudah dimulai hampir tiga abad

yang lalu. Mula-mula kegiatan utama yang dilakukan lebih diarahkan pada diskripsi dari

tentang alam dan vegetasinya. Dalam abad ke XX usaha-usaha diarahkan untuk

menyederhanakan eskripsi dari vegetasi dengan tujuan untuk untuk meningkatkan keakuratan

dan untuk mendapatkan standart dasar dalam evaluasi secara kuantitaif.

Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi

secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi

adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis

vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai

penting dari penvusun komunitas hutan tersebut..

Untuk dapat menganalisis suatu vegetasi, perlu dilakukan metode-metode. Metode-

metode tersebut adalah metode analisis vegetasi destruktif dan metode analisis non destruktif.

Berbagai metode analisis vegetasi dikembangkan, dengan penjabaran data secara detail

melalui cara coding dan tabulasi. Berbagai metode yang digemari dan banyak diterima oleh

banyak pakar adalah dari Raun kiaer (1913, 1918), Clements (1905, 1916), Du Rietz (1921,

1930), Braun (1915), dan Braun Bienquet (1928). Deskripsi umum dari vegetasi dan

komunitas tumbuhan melalui bentuk hidup dan species dominan adalah tekanan pada zaman

yang telah lalu.

Struktur komunitas tumbuhan memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif (Gopal dan

Bhardwaj, 1979) dalam Indriyanto (2006). Dengan demikian, dalam deskripsi struktur

komunitas tumbuhan dapat dilakukan secara kualitatif dengan parameter kualitatif atau secara

kuantitatif dengan parameter kuantitatif. Namun persoalan yang sangat penting dalam analisis

komunitas adalah bagaimana cara mendapatkan data terutama data kuantitatif dari semua

spesies tumbuhan yang menyusun komunitas, parameter kuantitatif dan kualitatif apa saja

yang diperlukan, penyajian data, dan interpretasi data, agar dapat mengemukakan komposisi

floristik serta sifat-sifat komunitas tumbuhan secara utuh dan menyeluruh.

1

Page 2: Isi Makalah

B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Metode analisis vegetasi

2. Langkah kerja analisis vegetasi

3. Parameter dalam analisis vegetasi

C. Tujuan

Tujuan dibuat makalah ini adalah

1. Untuk dapat mengetahui apa pengertian dari analisis vegetasi

2. Untuk dapat mengetahui metode-metode yang digunakan untuk menganalisa vegetasi

3. Untuk dapat mengetahui langkah kerja analisis vegetasi

4. Untuk dapat mengetahui parameter dalam analisis vegetasi

2

Page 3: Isi Makalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Vegetasi

Analisis vegetasi merupakan suatu cara mempelajari susunan atau komposisi jenis dan

bentuk atau struktur vegetasi. Dalam ekologi hutan, satuan vegetasi yang dipelajari atau

diselidiki berupa komunitas tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari semua spesies

tetumbuhan yang menempati suatu habitat. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai dalam

analisis komunitas adalah untuk mengetahui komposisi spesies dan struktur komunitas pada

suatu wilayah yang dipelajari (Indriyanto, 2006).

B. Metode Analisis Vegetasi

1. Metode Destruktif

Metode ini biasanya dilakukan untuk memahami jumlah materi organic yang dapat

dihasilkan oleh suatu komunitas tumbuhan. Variable yang digunakan bisa berupa

produktivitas primer, maupun biomassa (jumlah total benda hidup dalam populasi tertentu

organisme).

Metode ini dilakukan untuk memahami materi organik yang dapat dihasilkan oleh

suatu komunitas. Variabel yang dipakai adalah produktivitas primer. Dilakukan untul

vegetasi sederhana, luas cuplikan antara 1 meter sampai 5 meter persegi. Penimbangan

dilakukan pada berat segar atau kering,. Membantu dalam menentukan kualitas suatu padang

rumput terbuka.

2. Metode Non-Destruktif

Metode ini dapat dilakukan dengan dua cara pendekatan, yaitu berdasarkan

penelaahan organisme hidup atau tumbuhan tidak didasarkan pada taksonominya, sehingga

dikenal dengan pendekatan non floristika. Pendekatan lainnya adalah didasarkan pada

penelaahan organism tumbuhan secara taksonomi atau pendekatan floristika.

3

Page 4: Isi Makalah

a. Metode non destruktif non floristik

Metode telah banyak dikembangkan oleh berbagai pakar ilmu vegetasi, seperti Du

Rietz (1931), Raunkier (1934) dan Dansereau(1951). Yang kemudian diekspresikan juga

dengan cara lain oleh Eiten(1968) dan UNESCO(1973). Untuk memahami metode non

floristika ini sebaiknya kita kaji dasar-dasar pemiokiran dari beberapa pakar tadi. Pada

prinsipnya mereka berusaha mengungkapkan vegetasi berdasarkan bentuk hidupnya, jadi

pembagian dunia tumbuhan secara taksonomi sama sekali di abaikan, mereka membuat

klasifikasi tersendiri dengan dasar-dasar tertentu.

b. Metode non destruktif floristika

Metode ini dapat menentukan kekayaan floristika atau keanekaragaman dari berbagai

bentuk vegetasi. Penelaahan dilakukan terhadap semua populasi spesies pembentuk

masyarakat tumbuhan tersebut, jadi dalam hal ini pemahaman dari setiap jenis tumbuhan

secara taksonomi adalah mutlak diperlukan.

3. Metode kuadrat

Menurut Weaver dan Clements (1938) kuadrat adalah daerah persegi dengan berbagai

ukuran. Ukuran tersebut bervariasi dari 1 dm2 sampai 100 m2. Bentuk petak sampel dapat

persegi, persegi panjang atau lingkaran.

Metode kuadrat juga ada beberapa jenis:

a. Liat quadrat: Spesies di luar petak sampel dicatat.

b. Count/list count quadrat: Metode ini dikerjakan dengan menghitung jumlah spesies yang

ada beberapa batang dari masing-masing spesies di dalam petak. Jadi merupakan suatu daftar

spesies yang ada di daerah yang diselidiki.

c. Cover quadrat (basal area kuadrat): Penutupan relatif dicatat, jadi persentase tanah yag

tertutup vegetasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan berapa area (penutupan relatif)

yang diperlukan tiap-tiap spesies dan berapa total basal dari vegetasi di suatu daerah. Total

basal dari vegetasi merupakan penjumlahan basal area dari beberapa jenis tanaman.

Cara umum untuk mengetahui basal area pohon dapat dengan mengukur diameter pohon pada

tinggi 1,375 meter (setinggi dada).

4

Page 5: Isi Makalah

d. Chart quadrat: Penggambaran letak/bentuk tumbuhan disebut Pantograf. Metode ini ter-

utama berguna dalam mereproduksi secara tepat tepi-tepi vegetasi dan menentukan letak tiap-

tiap spesies yang vegetasinya tidak begitu rapat. Alat yang digunakan pantograf dan

planimeter. Pantograf diperlengkapi dengan lengan pantograf. Planimeter merupakan alat

yang dipakai dalam pantograf yaitu alat otomatis mencatat ukuran suatu luas bila batas-

batasnya diikuti dengan jarumnya.

4. Metode Garis

Metode garis merupakan suatu metode yang menggunakan cuplikan berupa garis.

Penggunaan metode ini pada vegetasi hutan sangat bergantung pada kompleksitas hutan

tersebut. Dalam hal ini, apabila vegetasi sederhana maka garis yang digunakan akan semakin

pendek. Untuk hutan, biasanya panjang garis yang digunakan sekitar 50 m-100 m. sedangkan

untuk vegetasi semak belukar, garis yang digunakan cukup 5 m-10 m. Apabila metode ini

digunakan pada vegetasi yang lebih sederhana, maka garis yang digunakan cukup 1 m

(Syafei, 1990).

Pada metode garis ini, system analisis melalui variable-variabel kerapatan,

kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya menentukan INP (indeks nilai penting) yang

akan digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi. Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah

individu sejenis yang terlewati oleh garis. Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis

yang tertutup oleh individu tumbuhan, dan dapat merupakan prosentase perbandingan

panjang penutupan garis yang terlewat oleh individu tumbuhan terhadap garis yang dibuat

(Syafei, 1990). Frekuensi diperoleh berdasarkan kekerapan suatu spesies yang ditemukan

pada setiap garis yang disebar(Rohman,2001).

5. Metode Interpersetasi titik

Metode intersepsi titik merupakan suatu metode analisis vegetasi dengan

menggunakan cuplikan berupa titik. Pada metode ini tumbuhan yang dapat dianalisis hanya

satu tumbuhan yang benar-benar terletak pada titik-titik yang disebar atau yang

diproyeksikan mengenai titik-titik tersebut. Dalam menggunakan metode ini variable-variabel

yang digunakan adalah kerapatan, dominansi, dan frekuensi (Rohman, 2001).

5

Page 6: Isi Makalah

C. Langkah Kerja Analisis Vegetasi

Terbagi atas 2 yaitu:

Analisis Karakter, Analisis karakter terdiri atas:  Analisis kuantitatif, memberikan data

komunitas yang berkenaan dengan jumlah dan ukuran komunitas. Pada analisis kuantitatif

ada 3 parameter penting yang diukir dari satu komunitas:

Sintesis Karakter, Sintesis karakter dipakai untuk membedakan antara bebagai komunitas.

Namun diantara parameter itu bila dikombinasikan menampilkan corak yang lebih berguna

untuk perumpunan. 

D. Parameter dalam analisis vegetasi

1. Parameter Kuantitatif dalam Analisis Vegetasi

a. Kerapatan (Density)

Kerapatan menunjukkan jumlah individu suatu jenis tumbuhan pada tiap petak

contoh. Jumlah individu yang dinyatakan dalam persatuan ruang disebut kerapatan (Odum

1975) yang umumya dinyatakan sebagai jumlah individu atau biosmasa populasi persatuan

areal atau volume, misal 200 pohon per Ha

b. Dominasi (Tutupan)

Tutupan menyangkut luas tanah yang ditempati oleh bagian tumbuhan di atas tanah

seperti yang tampak dari atas. Tutupan ditasir dari sejumlah contoh dan diberi batasan

sebagai perbandingan bagian (biasanya dinyatkan sebagai persentase) tanah yang ditempati

spesies yang ada. 

Mengingat sifat tumpang tindih dari bagian tumbuhan, persentase seluruh tutupan

sering lebih dari 100% untuk menghindari kesalahan ini ada kalanya dipakai tutupan nisbi

yaitu besarnya tutupan suatu spesies sebagai persentase darikeseluruhan luas semua spesies

dan tanah gundul dalam suatu habitat tertentu. Dengan cara ini maka angka keseluruhannya

tidak akan melebihi 100%.  

Dominansi dinyatakan dengan istilah kelindungan (coverage) atau luas basal atau

biomassa atau volume.

1) Kelindungan adalah : proyeksi vertical dari tajuk (canopy) suatu jenis pada area

yang diambil samplingnya,dinyatakan dalam persen luas secara penaksiran.

Dapat dinyatakan berdasar penaksiran dengan kelas.

6

Page 7: Isi Makalah

2) Luas basal. Satuan ini iasa di gunakan untuk jenis jenis yang berkelompok atau

membentuk rumpun dengan batas yang jelas.

3) Biomassa. Tumbuhan dipotong diatas tanah dan dikeringkan dalam pengering

kemudian di timbang berat keringnya. Dengan mengukur tinggi masing masing

jenis kita dapat mengetahui pula hubungan tinggi dan beratnya. Cara ini baik

unuk memperbandingkan stadia pertumbuhan gulma.

4) Volume. Dihitung dengan rata rata luas basal x  rata rata tinggi x jumlah suatu

jenis      

c. Frekuensi (kekerapan)

Kekerapan menyangkut tingkat keseragaman terdapatnya individu suatu spesies di

dalam suatu daerah. Kekerapan diukur dengan mencatat ada atau tidaknya suatu spesies

dalam daerah contoh atau luas yang secara idealnya tersebar secara acak di seluruh daerah

yang dikaji. 

Karenanya kekkerapan dikatakan sebagai persentase dari seluruh daerah contoh atau

luas yang dipakai yang di dalmnya terdapat spesies tertentu. Misalnya suatu spesies

ditemukan dlam 15 dari 30 contoh. Maka kekerapannya adalah 50 %.  (Ewusie, 1990: 73)

Raunkiser dalam shukla dan Chandel (1977) membagi fekuensi dalm lima kelas

berdasarkan besarnya persentase,yaitu:

• Kelas A dalam Frekuensi 01 –20 %

• Kelas B dalam frekuensi 21-40 %

• Kelas C dalm frekuensi 41-60%

• Kelas D dalam frekuensi 61-80 %

• Kelas E dalam frekuensi 81-100%

d. Indek Nilai Penting (importance value Indeks)

Merupakan jumlah nilai nisbi kedua atau ketiga parameter diatas.

2. Parameter Kualitatif dalam Analisis Komunitas Tumbuhan 

1. Fisiognomi 

Fisiognomi dalah penampakan luar dari suatu komunitas tumbuhan yang dapat di

deskripsikan berdasarkan penampakan spesies tumbuhan dominan, penampakan tinggi

tumbuhan, dan warna dari tumbuhan yang tampak dari mata.

2. Fenologi

Fenologi adalah perwujudan pross pada setiap fase dalam siklus hidupnya.

7

Page 8: Isi Makalah

3. Periodisitas

Periodisitas adalah kejadian musiman dan berbagai proses dalam kehidupan

tumbuhan.

4. Stratifikasi

Distribusi tumbuhan dalam ruangan vertical. Semua spesies tetumbuhan dalam

komunitas tidak sama ukuran nya,serta secara vertical tidak menempati ruangan yang sama.

5. Kelimpahan

Parameter kualitatif yang mencerminkan distribusi relative spesies organisme dalam

komunitas. Kelimpahan pada umumnya berhubungan dengan densitas berdasarkan

penaksiran kualitatif. Menurut penaksiran kualitatif kelimpahan dikelompokkan menjadi

5,yaitu :

a. Sangat jarang

b. Kadang-kadang/jarang

c. Sering /tidak banyak

d. Banyak /berlimpah-limpah

e. Sangat banyak/sangat berlimpah 

6. penyebaran

Penyebaran adalah parameter kualitatif yang menggambarkan keberadaan spesies

organism pada ruang secara horizontal. Penyebaran tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3

anatara lain: Random, seragam dan berkelompok.

7. Daya hidup

Daya hidup atau vitalitas, tingkat keberhasilan tumbuhan untuk hidup dan tumbuh

normal, serta kemampuan untuk bereproduksi.

8. Bentuk pertumbuhan

Bentuk pertumbuhan, penggolongan tumbuhan menurut bentuk pertumbuhannya, habitat atau

menurut karakteristik lainya. (Indriyanto.2006:139-142)

8

Page 9: Isi Makalah

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1) Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi

secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan.

2) Metode dalam analisis vegetasi, yaitu :

a. Metode Destruktif (Pengukuran yang bersifat merusak)

b. Metode non Destruktif (Pengukuran yang bersifat tidak merusak);

Metode non-destruktif, non-floristika

Metode non destruktif floristika

c. Metode kuadrat

d. Metode garis

e. Metode Interpersetasi titik

3) Langkah kerja dalam analisis vegetasi

a. Analisis Karakter

b. Sintesis Karakter

4)Parameter dalam analisis vegetasi

a. Parameter Kuantitatif dalam Analisis Vegetasi

b. Parameter Kualitatif dalam Analisis Komunitas Tumbuhan

B. SARAN

Apabila ingin melakukan melakukan suatu analisis terhadap suatu daerah, misalnya

hutan mangrove hendaknya kita melakukan analisis vegetasi terhadap suatu daerah tersebut

dengan menggunakan beberapa metode diantaranya yaitu: menentukan kurva luas minimum,

di misalkan pembuatan kurva diatas selembar kertas peta, maka pada saat menerapkan pada

obyek langsung maka bias diperbesar dua kali. Metode yang kedua yaitu titik dan garis,

apabila analisis yang akan digunakan bertujuan untuk menganalisis suatu vegetasi yang

hanya terdapat satu jenis, maka metode inilah yang tepat digunakan, selain itu penggunaan

metode ini biasa tepat sasaran.

9

Page 10: Isi Makalah

DAFTAR PUSTAKA

Eusie, J. Waney. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Bandung : ITB press

Gray-Smith,P . 1983.Quantilative Palnt Biology. Oxford : Blackwell Scientific

Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara, Jakarta.

Kuchler,A.W. 1097. Vegetation Mapping. New York: Ronald Press Co

Nanang. --- . http://nanang11045.student.umm.ac.id/analisis-vegetasi/

10