isi makalah
TRANSCRIPT
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir milenium kedua ditandai dengan perubahan besar di Indonesia.
Rejim Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun yang dipimpin oleh
Soeharto akhirnya tumbang. Demokrasi Pancasila versi Orde Baru mulai
digantikan dengan demokrasi dalam arti sesungguhnya. Hanya saja tidak mudah
mewujudkan hal ini, karena setelah Soeharto tumbang tidak ada kekuatan yang
mampu mengarahkan perubahan secara damai, bertahap dan progresif. Yang
ada justru muncul berbagai konflik serta terjadi perubahan genetika sosial
masyarakat Indonesia. Hal ini tak lepas dari pengaruh krisis moneter yang
menjalar kepada krisis keuangan sehingga pengaruh depresiasi rupiah
berpengaruh signifikan terhadap kehidupan ekonomi rakyat Indonesia. Inflasi
yang dipicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sangat berpengaruh
kepada kualitas kehidupan masyarakat. Rakyat Indonesia sebagian besar masuk
ke dalam sebuah era demokrasi sesungguhnya dimana pada saat yang sama
tingkat kehidupan ekonomi mereka justru tidak lebih baik dibandingkan ketika
masa Orde Baru.
Indonesia setidaknya telah melalui empat masa demokrasi dengan
berbagai versi. Pertama adalah demokrasi liberal dimasa kemerdekaan. Kedua
adalah demokrasi terpimpin, ketika Presiden Soekarno membubarkan
konstituante dan mendeklarasikan demokrasi terpimpin. Ketiga adalah demokrasi
Pancasila yang dimulai sejak pemerintahan Presiden Soeharto. Keempat adalah
demokrasi yang saat ini masih dalam masa transisi.
Kelebihan dan kekurangan pada masing-masing masa demokrasi tersebut
pada dasarnya bisa memberikan pelajaran berharga bagi kita. Demokrasi liberal
ternyata pada saat itu belum bisa memberikan perubahan yang berarti bagi
Indonesia. Namun demikian, berbagai kabinet yang jatuh-bangun pada masa itu
telah memperlihatkan berbagai ragam pribadi beserta pemikiran mereka yang
cemerlang dalam memimpin namun mudah dijatuhkan oleh parlemen dengan
mosi tidak percaya. Sementara demokrasi terpimpin yang dideklarasikan oleh
Soekarno (setelah melihat terlalu lamanya konstituante mengeluarkan undang-
undang dasar baru) telah memperkuat posisi Soekarno secara absolut. Di satu
sisi, hal ini berdampak pada kewibawaan Indonesia di forum Internasional yang
diperlihatkan oleh berbagai manuver yang dilakukan Soekarno serta munculnya
Indonesia sebagai salah satu kekuatan militer yang patut diperhitungkan di Asia.
Namun pada sisi lain segi ekonomi rakyat kurang terperhatikan akibat berbagai
kebijakan politik pada masa itu.
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
1
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Lain pula dengan masa demokrasi Pancasila pada kepemimpinan
Soeharto. Stabilitas keamanan sangat dijaga sehingga terjadi pemasungan
kebebasan berbicara. Namun tingkat kehidupan ekonomi rakyat relatif baik. Hal
ini juga tidak terlepas dari sistem nilai tukar dan alokasi subsidi BBM sehingga
harga-harga barang dan jasa berada pada titik keterjangkauan masyarakat
secara umum. Namun demikian penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)
semakin parah menjangkiti pemerintahan. Lembaga pemerintahan yang ada di
legislatif, eksekutif dan yudikatif terkena virus KKN ini. Selain itu, pemasungan
kebebasan berbicara ternyata menjadi bola salju yang semakin membesar yang
siap meledak. Bom waktu ini telah terakumulasi sekian lama dan ledakannya
terjadi pada bulan Mei 1998.
Selepas kejatuhan Soeharto, selain terjadinya kenaikan harga barang dan
jasa beberapa kali dalam kurun waktu 8 tahun terakhir, instabilitas keamanan
dan politik serta KKN bersamaan terjadi sehingga yang paling terkena
dampaknya adalah rakyat kecil yang jumlahnya mayoritas dan menyebabkan
posisi tawar Indonesia sangat lemah di mata internasional akibat tidak adanya
kepemimpinan yang kuat. Namun demikian, demokratisasi yang sedang berjalan
di Indonesia memperlihatkan beberapa kemajuan dibandingkan masa-masa
sebelumnya. Pemilihan umum dengan diikuti banyak partai adalah sebuah
kemajuan yang harus dicatat. Disamping itu pemilihan presiden secara langsung
yang juga diikuti oleh pemilihan kepala daerah secara langsung adalah kemajuan
lain dalam tahapan demokratisasi di Indonesia. Diluar hal tersebut, kebebasan
mengeluarkan pendapat dan menyampaikan aspirasi di masyarakat juga
semakin meningkat. Para kaum tertindas mampu menyuarakan keluhan mereka
di depan publik sehingga masalah-masalah yang selama ini terpendam dapat
diketahui oleh publik. Pemerintah pun sangat mudah dikritik bila terlihat
melakukan penyimpangan dan bisa diajukan ke pengadilan bila terbukti
melakukan kesalahan dalam mengambil suatu kebijakan publik.
Jika diasumsikan bahwa pemilihan langsung akan menghasilkan pemimpin
yang mampu membawa masyarakat kepada kehidupan yang lebih baik, maka
seharusnya dalam beberapa tahun ke depan Indonesia akan mengalami
peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat. Namun sayangnya hal ini belum
terjadi secara signifikan. Hal ini sebagai akibat masih terlalu kuatnya kelompok
yang pro-KKN maupun anti perbaikan. Demokrasi di Indonesia masih berada
pada masa transisi dimana berbagai prestasi sudah muncul dan diiringi
”prestasi” yang lain.
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
2
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Sebagai contoh, munculnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
dirasakan mampu menimbulkan efek jera para koruptor dengan dipenjarakannya
beberapa koruptor. Namun di sisi lain, para pengemplang dana bantuan likuiditas
bank Indonesia (BLBI) mendapat pengampunan yang tidak sepadan dengan
”dosa-dosa” mereka terhadap perekonomian.
Namun demikian, masih ada sisi positif yang bisa dilihat seperti lahirnya
undang-undang sistem pendidikan nasional yang mengamanatkan anggaran
pendidikan sebesar 20 persen. Demikian pula rancangan undang-undang anti
pornografi dan pornoaksi yang masih dibahas di parlemen. Rancangan undang-
undang ini telah mendapat masukan dan dukungan dari ratusan organisasi Islam
yang ada di tanah air. Hal ini juga memperlihatkan adanya partisipasi umat Islam
yang meningkat dalam perkembangan demokrasi di Indonesia. Sementara
undang-undang sistem pendidikan nasional yang telah disahkan parlemen juga
pada masa pembahasannya mendapat dukungan yang kuat dari berbagai
organisasi Islam.
Sementara itu, ekonomi di era demokrasi ternyata mendapat pengaruh
besar dari kapitalisme internasional. Hal ini menyebabkan dilema. Bahkan di
tingkat pemerintah, ada kesan mereka tunduk dibawah tekanan kapitalis
internasional yang tidak diperlihatkan secara kasat mata kepada publik namun
bisa dirasakan.
B. Hubungan Antara Demokrasi dan Kesejahteraan
Amartya Sen, penerima nobel bidang ekonomi menyebutkan bahwa
demokrasi dapat mengurangi kemiskinan. Pernyataan ini akan terbukti bila pihak
legislatif menyuarakan hak-hak orang miskin dan kemudian pihak eksekutif
melaksanakan program-program yang efektif untuk mengurangi kemiskinan.
Sayangnya, dalam masa transisi ini, hal itu belum terjadi secara signifikan.
Demokrasi di Indonesia terkesan hanya untuk mereka dengan tingkat
kesejahteraan ekonomi yang cukup. Sedangkan bagi golongan ekonomi bawah,
demokrasi belum memberikan dampak ekonomi yang positif buat mereka. Inilah
tantangan yang harus dihadapi dalam masa transisi. Demokrasi masih terkesan
isu kaum elit, sementara ekonomi adalah masalah riil kaum ekonomi bawah yang
belum diakomodasi dalam proses demokratisasi. Ini adalah salah satu tantangan
terberat yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
3
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Demokrasi dalam arti sebenarnya terkait dengan pemenuhan hak asasi
manusia. Dengan demikian ia merupakan fitrah yang harus dikelola agar
menghasilkan output yang baik. Setiap manusia memiliki hak untuk
menyampaikan pendapat, berkumpul, berserikat dan bermasyarakat. Dengan
demikian, demokrasi pada dasarnya memerlukan aturan main.
Aturan main tersebut sesuai dengan nilai-nilai Islam dan sekaligus yang
terdapat dalam undang-undang maupun peraturan pemerintah. Di masa transisi,
sebagian besar orang hanya tahu mereka bebas berbicara, beraspirasi,
berdemonstrasi. Namun aspirasi yang tidak sampai akan menimbulkan
kerusakan. Tidak sedikit fakta yang memperlihatkan adanya pengrusakan ketika
terjadinya demonstrasi menyampaikan pendapat. Untuk itu orang memerlukan
pemahaman yang utuh agar mereka bisa menikmati demokrasi.
Demokrasi di masa transisi tanpa adanya sumber daya manusia yang kuat
akan mengakibatkan masuknya pengaruh asing dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Ini adalah tantangan yang cukup berat juga dalam demokrasi yang
tengah menapak. Pengaruh asing tersebut jelas akan menguntungkan mereka
dan belum tentu menguntungkan Indonesia. Dominannya pengaruh asing justru
mematikan demokrasi itu sendiri karena tidak diperbolehkannya perbedaan
pendapat yang seharusnya menguntungkan Indonesia. Standar ganda pihak
asing juga akan menjadi penyebab mandulnya demokrasi di Indonesia.
Anarkisme yang juga menggejala pasca kejatuhan Soeharto juga menjadi
tantangan bagi demokrasi di Indonesia. Anarkisme ini merupakan bom waktu era
Orde Baru yang meledak pada saat ini. Anarkisme pada saat ini seolah-olah
merupakan bagian dari demonstrasi yang sulit dielakkan, dan bahkan kehidupan
sehari-hari. Padahal anarkisme justru bertolak belakang dengan hak asasi
manusia dan nilai-nilai Islam. Harapan dari adanya demokrasi yang mulai tumbuh
adalah ia memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk kemaslahatan umat dan
juga bangsa. Misalnya saja, demokrasi bisa memaksimalkan pengumpulan zakat
oleh negara dan distribusinya mampu mengurangi kemiskinan. Disamping itu
demokrasi diharapkan bisa menghasilkan pemimpin yang lebih memperhatikan
kepentingan rakyat banyak seperti masalah kesehatan dan pendidikan.
Tidak hanya itu, demokrasi diharapkan mampu menjadikan negara kuat.
Demokrasi di negara yang tidak kuat akan mengalami masa transisi yang
panjang. Dan ini sangat merugikan bangsa dan negara. Demokrasi di negara
kuat (seperti Amerika) akan berdampak positif bagi rakyat. Sedangkan demokrasi
di negara berkembang seperti Indonesia tanpa menghasilkan negara yang kuat
justru tidak akan mampu mensejahterakan rakyatnya. Negara yang kuat tidak
identik dengan otoritarianisme maupun militerisme.
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
4
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Harapan rakyat banyak tentunya adalah pada masalah kehidupan ekonomi
mereka serta bidang kehidupan lainnya. Demokrasi membuka celah berkuasanya
para pemimpin yang peduli dengan rakyat dan sebaliknya bisa melahirkan
pemimpin yang buruk. Harapan rakyat akan adanya pemimpin yang peduli di
masa demokrasi ini adalah harapan dari implementasi demokrasi itu sendiri.
Di masa transisi ini, implementasi demokrasi masih terbatas pada
kebebasan dalam berpolitik, sedangkan masalah ekonomi masih terpinggirkan.
Maka muncul kepincangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Politik
dan ekonomi adalah dua sisi yang berbeda dalam sekeping mata uang, maka
masalah ekonomi pun harus mendapat perhatian yang serius dalam
implementasi demokrasi agar terjadi penguatan demokrasi.
Semakin rendahnya tingkat kehidupan ekonomi rakyat akan berdampak
buruk bagi demokrasi karena kuatnya bidang politik ternyata belum bisa
mengarahkan kepada perbaikan ekonomi. Melemahnya ekonomi akan
berdampak luas kepada bidang lain, seperti masalah sumber daya manusia.
Sumber daya manusia yang lemah jelas tidak bisa memperkuat demokrasi,
bahkan justru bisa memperlemah demokrasi. Demokrasi di Indonesia
memberikan harapan akan tumbuhnya masyarakat baru yang memiliki
kebebasan berpendapat, berserikat, berumpul, berpolitik dimana masyarakat
mengharap adanya iklim ekonomi yang kondusif. Untuk menghadapi tantangan
dan mengelola harapan ini agar menjadi kenyataan dibutuhkan kerjasama antar
kelompok dan partai politik agar demokrasi bisa berkembang ke arah yang lebih
baik.
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
5
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
II. INDONESIA DAN KEPEMIMPINAN ISLAM
Semenjak kemerdekaan 17 agustus 1945, Undang Undang Dasar 1945 memberikan penggambaran bahwa Indonesia adalah negara demokrasi.Dalam mekanisme kepemimpinannya Presiden harus bertanggung jawab kepada MPR dimana MPR adalah sebuah badan yang dipilih dari Rakyat. Sehingga secara hirarki seharusnya rakyat adalah pemegang kepemimpinan negara melalui mekanisme perwakilan yang dipilih dalam pemilu. Indonesia sempat mengalami masa demokrasi singkat pada tahun 1956 ketika untuk pertama kalinya diselenggarakan pemilu bebas di indonesia, sampai kemudian Presiden Soekarno menyatakan demokrasi terpimpin sebagai pilihan sistem pemerintahan. Setelah mengalami masa Demokrasi Pancasila, sebuah demokrasi semu yang diciptakan untuk melanggengkan kekuasaan Soeharto, Indonesia kembali masuk kedalam alam demokrasi pada tahun 1998 ketika pemerintahan junta militer Soeharto tumbang. Pemilu demokratis kedua bagi Indonesia terselenggara pada tahun 1999 yang menempatkan Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan sebagai pemenang Pemilu.
A. Hukum Islam tentang Kepemimpinan
Pada 8 Juli mendatang akan diselenggarakan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2009. Pemilihan presiden dan wakilnya, dalam Islam termasuk dalam pasal pengangkatan kepada negara (nashb al-ra’is), yang hukumnya terkait dengan dua konteks, yaitu person dan sistem.
Dalam kaitannya dengan person, Islam menetapkan bahwa seorang kepala negara harus memenuhi syarat-syarat pengangkatan (syurutul in’iqadz), yaitu sejumlah keadaan yang akan menentukan sah dan tidaknya orang menjadi kepala negara. Syarat-syarat itu adalah (1) Muslim; (2) Baligh; (3) Berakal; (4) Laki-laki; (5) Merdeka; (6) Adil atau tidak fasik; dan (7) Mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai kepala negara. Tidak terpenuhinya salah satu saja dari syarat-syarat di atas, cukup membuat pengangkatan seseorang menjadi kepala negara menjadi tidak sah.
Adapun kaitannya dengan sistem, harus ditegaskan bahwa siapapun yang terpilih menjadi kepala negara wajib menerapkan sistem Islam. Ini adalah konsekuensi akidah dari seorang kepala negara yang Muslim. Selain itu, dalam Islam, tugas utama kepala negara adalah untuk menjalankan syariat Islam dan memimpin rakyat dan negaranya dengan syariat tersebut.
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
6
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Hanya dengan cara itu sajalah, segala tujuan mulia dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara akan tercapai. Memimpin
dengan sistem yang lain, selain Islam sudah terbukti tidak pernah
menghasilkan kebaikan, malah kerusakan dan bencana. Lebih jauh al-
Qur’an menyatakan:
”Dan, siapa saja yang tidak memerintah berdasarkan apa yang
diturunkan oleh Allah, maka mereka itu adalah orang-orang kafir.” (Q.s.
al-Maidah [05]: 44)
”Dan, siapa saja yang tidak memerintah berdasarkan apa yang
diturunkan oleh Allah, maka mereka itu adalah orang-orang dzalim.” (Q.s.
al-Maidah [05]: 45)
”Dan, siapa saja yang tidak memerintah berdasarkan apa yang
diturunkan oleh Allah, maka mereka itu adalah orang-orang fasik.” (Q.s.
al-Maidah [05]: 47)
Nash-nash tersebut merupakan peringatan yang keras dari Allah
kepada siapa saja yang berkuasa dan memerintah bukan dengan hukum
Allah.
Selain itu, al-Quran surah an-Nisa ayat 59, Allah SWT
memerintahkan orang beriman untuk taat kepada ulil Amri. Ayat itu juga
menegaskan, adanya waliyul amri tidak lain adalah demi tegaknya syariat
Islam. Sebab, perintah taat kepada ulil amri tersebut mengiringi perintah
taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Karena itu, mewujudkan ulil amri yang menegakkan syariat Islam
hukumnya wajib. Meninggalkannya jelas maksiat, dan berdosa.
Sebaliknya, mewujudkan ulil amri yang menghalangi tegaknya syariat
Islam, atau justru menegakkan sistem sekuler, berarti keberadaannya itu
membawa masyarakat dan negara untuk maksiat, bukan taat kepada
Allah dan Rasul-Nya. Ini jelas haram. Karena tindakan tersebut nyata-
nyata melakukan apa yang justru dilarang oleh Allah.
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
7
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
B. Kepemimpinan Islam
Kerahmatan Islam sebagaimana dijanjikan oleh Allah juga hanya
mungkin bila syariat Islam tersebut dilaksanakan secara kaffah,
menyeluruh dan konsisten. Kepala negara yang taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, pasti akan memimpin negara dan masyarakatnya dengan
melaksanakan syariat-Nya dengan penuh taat pula. Dia juga akan
mendorong setiap Muslim untuk tekun beribadah, menjaga makanan dan
minuman halal, menutup aurat dan berakhlak mulia serta bermuamalah
secara Islami.
Dengan syariat, dia akan memimpin negara untuk mewujudkan
kehidupan masyarakat yang berakhlak mulia, aman, damai, sejahtera;
menyediakan pelayanan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur
transportasi dan komunikasi, air dan listrik kepada masyarakat dengan
sebaik-baiknya melalui aparat birokrasi pemerintah yang bertindak jujur,
sungguh-sungguh dan amanah sehingga apa yang disebut good
governance dan clean government benar-benar dapat diwujudkan.
Disamping itu, dengan syariat pula kepala negara akan
menyelesaikan berbagai persoalan di tengah masyarakat. Dia dengan
tegas melarang pornografi, pornoaksi dan perjudian; menghukum
setimpal para koruptor dan para penjahat lain; mengatasi kemiskinan
dengan menumbuhkan ekonomi, menggiatkan sektor usaha dan investasi
sehingga lapangan kerja terbuka, melarang penimbunan uang dan
praktek ribawi dalam segala jenisnya agar uang terus berputar dan
ekonomi juga terus tumbuh.
Karena itu, kepala negara di dalam Islam jelas berbeda dengan
kepala negara dalam sistem sekuler. Meski sama-sama dipilih rakyat,
dalam sistem sekuler kepala negara dipilih rakyat untuk melaksanakan
kedaulatan rakyat, dalam arti rakyatlah yang berhak membuat undang-
undang, maka kepala negara wajib melaksanakan undang-undang yang
sudah dibuat oleh para wakil rakyat itu meski itu bertentangan dengan
syariat. Dengan kata lain, kepala negara dalam sistem sekuler
berkewajiban memimpin negara dan mengurusi urusan rakyat dengan
hukum sekuler, bukan dengan syariat Islam.
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
8
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Dalam Islam, karena yang berhak membuat hukum hanyalah Allah
SWT, bukan rakyat ataupun kepala negara. Maka, kepala negara yang
dipilih rakyat berkewajiban melaksanakan hukum Allah dengan cara
mengadopsi syariat Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan al-Sunnah
yang dinilai sebagai pendapat terkuat untuk dijadikan undang-undang
negara, dan dengan undang-undang itu kepala negara mengurus segala
kepentingan masyarakat.
Dengan demikian, kepala negara dalam sistem politik Islam
merupakan perwujudan dari kekuasaan di tangan rakyat guna
mewujudkan kedaulatan syariat, bukan kedaulatan rakyat. Di sini, umat
atau rakyat melalui momen Pilpres ini sebenarnya ikut menentukan,
apakah hukum yang diterapkan nantinya adalah hukum Islam ataukah
hukum thaghut?
Apakah kedaulatan tetap berada di tangan manusia, seperti selama
ini? Ataukah akan berubah di tangan syariat, sebagaimana yang dituntut
oleh Allah? Berangkat dari kenyataan di atas, maka dalam memilih kepala
negara, setiap Muslim harus memperhatikan hal berikut:
1) Memilih kepala negara yang memenuhi syarat-syarat pengangkatan
(surutu al-in’iqadz), yakni Muslim (haram mengangkat kepala
negara non-Muslim), laki-laki (haram mengangkat kepala negara
wanita), baligh, berakal, adil (konsisten dalam menjalankan aturan
Islam), merdeka dan mampu melaksanakan amanat sebagai kepala
negara. Selain syarat-syarat tadi, diutamakan kepala negara
memiliki syarat afdhaliyah (keutamaan) seperti mujtahid, pemberani
dan politikus ulung.
2) Bersedia mengubah sistem sekuler yang ada, dan melaksanakan
syariat Islam secara kaffah, menyeluruh dan konsisten. Kepala
negara memiliki seluruh otoritas yang diperlukan untuk
melaksanakan hukum, maka tidak alasan untuk menunda apalagi
menolak melaksanakan syariat Islam.
3) Memilih kepala negara yang mampu menjamin kekuasaan atas negeri
ini tetap independen (merdeka), dan hanya bersandar kepada kaum
Muslim dan negeri-negeri Muslim, bukan kepada salah satu negara
Kafir imperialis atau di bawah pengaruh orang-orang Kafir. Dengan
kata lain, kepala negara mampu mewujudkan kemerdekaan yang
sesungguhnya, bukan justru sebaliknya membiarkan negeri ini tetap
dalam cengkeraman kekuatan penajajah, baik dalam bidang sosial,
politik, ekonomi, hukum, budaya dan keamanan.
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
9
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
III. DEMOKRASI DAN PILPRES
A. Demokrasi
1. Makna Demokrasi
Pengkajian politik yang sesungguhnya mulai dilakukan pada waktu orang yakin dapat membentuk pemerintahan sendiri sesuai dengan asas-asas yang dapat dipahami akal. Penemuan itu terjadi pada masa Yunani kuno, tatkala untuk pertama kalinya, alam semesta tidak lagi merupakan daerah kekuasaan para dewa. Kenyataan-kenyataan dunia fisik mulai dapat dipahami sebagai ilmu pengetahuan. Mula-mula Plato, kemudian Aristoteles, mengemukakan gagasan bahwa dengan menerapkan beberapa asas nalar tertentu dalam tindakan yang menyangkut masalah-masalah kemanusiaan, manusia dapat memerintah dirinya sendiri. Sejak itu dalam politik hubungan antara ilmu pengetahuan dan nalar senantiasa penting.
Istilah "demokrasi" berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem "demokrasi" di banyak negara.
Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
2. Pilar Demokrasi
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
10
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan.
3. Kedaulatan Rakyat
Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting, misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum. Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara, namun oleh sebagian warga yang berhak dan secara sukarela mengikuti pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak semua warga negara berhak untuk memilih (mempunyai hak pilih).
Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola, bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun negara. Banyak negara demokrasi hanya memberikan hak pilih kepada warga yang telah melewati umur tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan yang tak memiliki catatan kriminal (misal, narapidana atau bekas narapidana).
B. Pemilihan Presiden Periode 2009 – 2014
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
11
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Selepas kejatuhan Soeharto, selain terjadinya kenaikan harga
barang dan jasa beberapa kali dalam kurun waktu 8 tahun terakhir,
instabilitas keamanan dan politik serta KKN bersamaan terjadi sehingga
yang paling terkena dampaknya adalah rakyat kecil yang jumlahnya
mayoritas dan menyebabkan posisi tawar Indonesia sangat lemah di mata
internasional akibat tidak adanya kepemimpinan yang kuat.
Namun demikian, demokratisasi yang sedang berjalan di Indonesia
memperlihatkan beberapa kemajuan dibandingkan masa-masa
sebelumnya. Pemilihan umum dengan diikuti banyak partai adalah sebuah
kemajuan yang harus dicatat. Disamping itu pemilihan presiden secara
langsung yang juga diikuti oleh pemilihan kepala daerah secara langsung
adalah kemajuan lain dalam tahapan demokratisasi di Indonesia. Diluar
hal tersebut, kebebasan mengeluarkan pendapat dan menyampaikan
aspirasi dimasyarakat juga semakin meningkat. Para kaum tertindas
mampu menyuarakan keluhan mereka di depan publik sehingga masalah-
masalah yang selama ini terpendam dapat diketahui oleh publik.
Pemerintah pun sangat mudah dikritik bila terlihat melakukan
penyimpangan dan bisa diajukan ke pengadilan bila terbukti melakukan
kesalahan dalam mengambil suatu kebijakan publik.
Jika diasumsikan bahwa pemilihan langsung akan menghasilkan
pemimpin yang mampu membawa masyarakat kepada kehidupan yang
lebih baik, maka seharusnya dalam beberapa tahun ke depan Indonesia
akan mengalami peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat. Namun
sayangnya hal ini belum terjadi secara signifikan. Hal ini sebagai akibat
masih terlalu kuatnya kelompok yang pro-KKN maupun anti perbaikan.
1. Dasar Hukum Pemilihan Presiden Langsung
Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pemilihan presiden
secara langsung maka Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Presiden
Republik Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Tentang Pemilihan
Umum Presiden dan Wakil Presiden. Yakni Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 42 Tahun 2008.
Untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan pemilihan
umum tahun 2009, maka presiden selaku pemimpin pemerintahan
mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2009 yang secara umum berisi tentang dukungan jajaran pemerintah
dari pusat sampai daerah untuk turut serta mensukseskan
penyelengaraan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara
langsung.
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
12
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Selain itu ada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2009 tentang penetapan hari pemilihan umum presiden dan
wakil presiden tahun 2009 sebagai hari libur nasional. Upaya ini
dilakukan dengan harapan meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam penyaluran aspirasinya dengan mencontreng pada hari yang
telah ditetapkan yakni tanggal 8 Juli 2009.
Dan untuk mengaplikasikan perundang-undangan tersebut,
sebagai komisi yang menyelenggarakan pemilihan presiden dan wakil
presiden, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menerbitkan berbagai
peraturan-peraturan teknis guna mensukseskan terselenggaranya
pilpres yang langsung, umum, bebas dan rahasia serta jujur dan adil.
2. Peserta Pilpres 2009
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik
Indonesia Tahun 2009 (biasa disingkat Pilpres 2009) diselenggarakan
untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2009-
2014. Terdapat tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang
menjadi peserta, yaitu Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto,
Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, dan Muhammad Jusuf Kalla-
Wiranto. Pemungutan suara diselenggarakan pada 8 Juli 2009.
Sebelum masa pemilihan umum dimulai, sejumlah tokoh
nasional telah menyatakan untuk ikut mencalonkan atau menerima
pencalonan diri sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2009-2014.
Tokoh-tokoh tersebut antara lain ialah Susilo Bambang Yudhoyono
dari Partai Demokrat (Presiden Indonesia yang sedang menjabat),
Muhammad Jusuf Kalla dari Partai Golkar (Wakil Presiden yang sedang
menjabat), Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dari PDIP,
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid dari PKB, Mantan Ketua DPR
Akbar Tandjung dari Partai Golkar, Mantan Gubernur DKI Jakarta
Sutiyoso, Mantan Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra dari
PBB, Direktur Eksekutif Freedom Institute Rizal Mallarangeng dari jalur
independen, dan Hamengkubuwono X dari Partai Golkar (Gubernur
Yogyakarta yang sedang menjabat).
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
13
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Pada kenyataannya, sampai dengan batas akhir masa
pendaftaran pada 16 Mei 2009, hanya 3 bakal pasangan calon
presiden dan wakil presiden yang mendaftarkan keikutsertaannya
kepada Komisi Pemilihan Umum. Pada 29 Mei 2009, ketiga bakal
pasangan calon tersebut kemudian ditetapkan sebagai pasangan
calon presiden dan wakil presiden peserta Pilpres 2009.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008, pengajuan
pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai
politik atau gabungan partai politik peserta Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat 2009 yang memperoleh minimal 20% dari
jumlah kursi DPR atau 25% dari jumlah suara sah nasional.
Di bawah ini adalah gambar dan nama-nama para kontestan
yang akan berlaga di pilpres untuk memperebutkan RI-1 dan RI -2
beserta partai-partai koalisi yang mengusung mereka sesuai dengan
nomor urut.
Gambar capres dan cawapres serta partai pendukung
No. urut
Calon presiden
Calon wakil presiden
Partai politik pengusul
Partai politikPersentase suara sah
Persentase kursi DPR
1
Megawati Soekarnoputri
Prabowo Subianto
PDIP, Partai Gerindra, PNI Marhaenisme, Partai Buruh, Pakar Pangan, Partai Merdeka, Partai Kedaulatan, PSI, PPNUI
20,60% 21,61%
2
Susilo Bambang
YudhoyonoBoediono
Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, PKB, PBB, PDS, PKPB, PBR, PPRN, PKPI, PDP, PPPI, Partai RepublikaN, Partai Patriot, PNBKI, PMB, PPI, Partai Pelopor, PKDI, PIS, Partai PIB, Partai PDI
59,70% 56,07%
3
Muhammad Jusuf Kalla
Wiranto
Partai Golkar, Partai Hanura
18,22% 22,32%
3. Jadual Pelaksanaan Pilpres 2009
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
14
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 45
Tahun 2009 yang berisi tentang Perubahan terhadap Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Tahapan, Program
dan Jadual Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden Tahun 2009 sebagaimana diubah dengan peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 32 Tahun 2009. Disebutkan bahwa tahapan
pelaksanaan pilpres terbagi menjadi beberapa tahap, diantaranya :
a. Persiapan
Pada tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan meliputi :
- Penyusunan dan pembahasan peraturan penyelenggaraan
pemilu presiden dan wakil presiden. Tahap ini dijadualkan
mulai tanggal 01 Januari 2009 sampai dengan tanggal 30
Mei 2009
- Sosialisasi informasi atau pendidikan pemilih kepada
masyarakat dilakukan mulai tanggal 01 Pebruari 2009
sampai dengan 20 Oktober 2009.
- Simulasi pengolahan data dan perhitungan suara secara
manual dan elektronik di tingkat TPS tanggal 01 Mei 2009
sampai dengan 30 Mei 2009.
- Rapat kerja / bintek KPU propinsi dan tim pembina pemilu
luar negeri dilaksanakan pada tanggal 01 Pebruari 2009
sampai tanggal 30 Mei 2009.
- Rapat kerja atau bintek regional KPU, KPU propinsi dan KPU
kabupaten/kota dilaksanakan pada tanggal 10 Pebruari 2009
sampai tanggal 30 Mei 2009.
- Pembentukan PPK, PPS dan PPDP serta PPLN, KPPSLN dan
PPDPLN tanggal 01 Pebruari 2009 sampai 30 April 2009.
- Pembentukan KPPS dan KPPSLN tanggal 15 Juni 2009 sampai
15 Juli 2009.
b. Pelaksanaan
Fase pelaksanaan ini meliputi :
- Pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih, dilakukan
mulai tanggal 10 April 2009 sampai tanggal 31 Mei 2009.
- Pencalonan yang dilaksanakan mulai tanggal 01 April 2009
sampai dengan tanggal 30 Mei 2009. Dalam tahap ini
meliputi acara pertemuan dan penyampaian kepada parpol
tentang pencalonan presiden dan wakil presiden atau +++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
15
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
pasangan calon oleh parpol atau gabungan parpol dan
pengambilan formulir pencalonan di KPU sampai pada tahap
pengundian dan penetapan nomor urut serta pengumuman
pasangan calon.
- Pengadaan, pencetakan dan distribusi mulai tanggal 01
Pebruari 2009 sampai pada tanggal 07 Juli 2009.
- Kampanye calon, dimulai tanggal 28 Mei 2009 sampai pada
Masa tenang yakni tanggal 07 Juli 2009.
- Pemungutan dan perhitungan suara yang dimulai dari
persiapan pada tanggal 03 Mei 2009 sampai pidato ketua
KPU menjelang pemungutan suara pada tanggal 07 Juli
2009. Selanjutnya adalah pelaksanaan yang meliputi
pemungutan suara dan perhitungan suara pada tanggal 08
Juli 2009 sampai pada penetapan dan pengumuman hasil
pemilu tahap I secara nasional oleh KPU yang dijadwalkan
berakhir pada tanggal 27 Juli 2009.
- Perselisihan hasil pemilu presiden dan wakil presiden
dijadualkan dilaksanakan mulai pada tanggal 28 Juli sampai
pada penyelesaian pada tanggal 11 Agustus 2009.
- Penetapan hasil pemilu pasca putusan Mahkamah Konstitusi
dialokasikan waktu dari tanggal 01 Agustus 2009 sampai
tanggal 12 Agustus 2009.
- Pelantikan dan sumpah / janji presiden dan wakil presiden
terpilih pada tanggal 20 Oktober 2009.
Demikian alokasi waktu sebagaimana yang telah
dijadualkan pihak KPU untuk melaksanakan pemilihan presiden
dan wakil presiden secara langsung dalam sekali putaran.
Sebenarnya sebagaimana termaktub dalam peraturan KPU
dengan nomor dan tanggal yang sama telah ditetapkan juga
jadual untuk antisipasi pilpres ini dalam dua kali putaran.
Namun, kenyataannya pilpres selesai dalam waktu satu kali
putaran, sebagaimana nanti akan dibahas oleh penulis pada bab
selanjutnya.
4. Kekayaan Para Calon
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
16
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Pada tanggal 29 Mei 2009, KPU mengumumkan jumlah harta
kekayaan calon presiden dan wakil presiden peserta Pilpres 2009.
Berikut adalah jumlah yang diumumkan KPU:
Megawati Soekarnoputri: Rp256.447.223.594
Prabowo Subianto: Rp1.579.376.223.359 dan US$7.572.916
Susilo Bambang Yudhoyono: Rp6.848.049.611 dan US$246.359
Boediono: Rp22.067.815.019 dan US$15.000
Muhammad Jusuf Kalla: Rp314.530.794.307 dan US$25.668
Wiranto: Rp81.748.591.938 dan US$378.625
5. Penerimaan Dana Kampanye
Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009
tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Pasal 99 ayat (3) yang
menjelaskan bahwa KPU mengumumkan penerimaan dana kampanye
calon kepada KPU, KPU Propinsi dan KPU Kabupaten/Kota.
Maka pada Senin malam, tanggal 6 Juli 2009 Ketua KPU, Abdul
Hafiz Anshary didampingi oleh Anggota KPU Endang Sulastri, dan I
Gusti Putu Artha di Ruang Rapat Lanti II KPU, Jalan Imam Bonjol No. 29
Jakarta Pusat menyatakan penerimaan dana kampanye tiap pasangan
calon yang tercatat sampai tanggal 5 Juli 2009 dengan perincian; 1.
Pasangan Capres dan Cawapres Megawati Soekarnoputri dan Prabowo
Subianto adalah sebesar Rp. 257. 600.050.000,-. 2. Pasangan Capres
dan Cawapres Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono berjumlah
Rp. 200. 470. 446. 232,-. 3. Pasangan Jusuf Kalla dan Wiranto sebesar
83. 327. 864. 390,-.
6. Kampanye Capres dan Cawapres
Kampanye Pilpres 2009 diselenggarakan pada 2 Juni hingga 4
Juli 2009 dalam bentuk rapat umum dan debat calon (sebelumnya
dijadualkan pada 12 Juni hingga 4 Juli 2009). Materi kampanye
meliputi visi, misi, dan program pasangan calon. Kampanye dalam
bentuk rapat umum berlangsung selama 24 hari dalam 3 putaran,
mulai dari 11 Juni hingga 4 Juli 2009.
Pada setiap putaran, setiap pasangan calon mendapatkan jatah
8 kali rapat umum di setiap propinsi. Dalam kampanye ini masing-
masing calon mengemukakan visi dan misi mereka;
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
17
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
i. Megawati-Prabowo
Visi: "Gotong royong membangun kembali Indonesia raya yang
berdaulat, bermartabat, adil, dan makmur"
Misi:
o Menegakkan kedaulatan dan kepribadian bangsa yang bermartabat.
o Mewujudkan kesejahteraan sosial dengan memperkuat ekonomi kerakyatan.
o Menyelenggarakan pemerintahan yang tegas dan efektif.
ii. SBY-Boediono
Visi: "Terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan
berkeadilan"
Misi:
o Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera.
o Memperkuat pilar-pilar demokrasi.
o Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang.
iii. JK-Wiranto
Visi: "Indonesia yang adil, mandiri, dan bermartabat"
Misi:
o Tercapainya ekonomi bangsa yang mandiri, berdaya saing, dan berkeadilan demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
o Mewujudkan pemerintahan yang bersih, berwibawa, demokratis dengan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
o Mewujudkan kesejahteraan sosial, ketahanan budaya dan otonomi daerah yang sehat, efisien dan efektif untuk lebih memantapkan integrasi nasional yang lebih menjamin kebhinnekaan.
o Mewujudkan bangsa yang aman, tenteram dan damai dengan penegakan hukum dan hak asasi manusia.
o Mewujudkan Indonesia yang dihormati dan disegani oleh
bangsa-bangsa lain dalam bidang ekonomi dan politik.
Sementara itu dana untuk melaksanakan kampanye masing-masing calon juga telah melaporkan kepada KPU dengan perincian Saldo awal dana kampanye masing-masing pasangan calon peserta Pilpres 2009 adalah:
Megawati-Prabowo: Rp15,5 miliar+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
18
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
SBY-Boediono: Rp20,075 miliar
JK-Wiranto: Rp10 miliar
Berikutnya, penerimaan dana kampanye masing-masing pasangan calon adalah:
Megawati-Prabowo: Rp257.600.050.000 per 5 Juli pukul 18.35 WIB
SBY-Boediono: Rp200.470.446.232 per 5 Juli pukul 11.30 WIB
JK-Wiranto: Rp83.327.864.390 per 5 Juli pukul 20.30 WIB
7. Debat Calon Presiden dan Wakil Presiden
Debat calon presiden diselenggarakan sebanyak 3 kali, sedangkan debat calon wakil presiden diselenggarakan sebanyak 2 kali. Total alokasi waktu untuk setiap debat adalah 2 jam, dengan konten debat 90 menit yang terdiri dari pemaparan visi, misi, dan program calon selama 7 hingga 10 menit, pertanyaan oleh moderator dan jawaban calon selama 30 menit, pertanyaan oleh moderator dan jawaban calon serta tanggapan calon lain selama 30 menit, serta pernyataan penutup dari masing-masing calon selama 5 menit.
Setiap debat diselenggarakan oleh stasiun televisi nasional yang telah ditentukan oleh KPU. Berikut adalah rincian debat capres dan cawapres Pilpres 2009.
Bagan Debat Capres dan Cawapres 2009
Waktu Peserta Materi ModeratorStasiun TV
penyelenggara
Kamis, 18 Juni 2009
Capres
Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih serta Menegakkan Supremasi Hukum
Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina)
Trans Corp (Trans TV dan Trans7)
Selasa, 23 Juni 2009
Cawapres Pembangunan Jati Diri BangsaKomaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidayatullah)
SCTV
Kamis, 25 Juni 2009
CapresMengentaskan Kemiskinan dan Pengangguran
Aviliani (Ekonom INDEF)
MetroTV
Selasa, 30 Juni 2009
CawapresMeningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia
Fahmi Idris (Ketua IDI)
tvOne
Kamis, 2 Juli 2009
CapresNKRI, Demokrasi, dan Otonomi Daerah
Pratikno (Dekan Fisipol UGM)
RCTI
8. Respon Capres Terhadap Isu-Isu Strategis
Isu-isu yang diangkat dalam debat capres adalah peristiwa
terkini yang sedang melanda negara. Respon mereka terhadap isu
tersebut merupakan acuan dari pemahaman mereka terhadap
masalah dan kemungkinan cara mereka mengatasinya jika nanti
rakyat benar-benar memberikan mandat kepada mereka.
ξ Isu ambalat
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
19
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
1. Megawati-Prabowo menyatakan bahwa akan segera
membenahi anggaran pertahanan, agar kekuatan TNI disegani
di kawasan ASEAN seperti masa lalu.
2. SBY-Boediono berjanji untuk segera memulihkan anggaran
pertahanan agar pertahanan nasional ke depan lebih siap dan
tanggap menghadapi segala macam perubahan.
3. Sementara JK-Wiranto akan menambah anggaran pertahanan
dan kekuatan TNI lebih berdaya guna.
ξ Ekonomi Neoliberal
1. Megawati-Prabowo menyatakan bahwa haluan ekonomi yang
selama ini gagal memakmurkan rakyat Indonesia perlu diubah
ke ekonomi yang lebih pro rakyat tetapi tetap membuka
investasi asing.
2. Sedang SBY-Boediono berjanji untuk tidak sepenuhnya
menyerahkan perekonomian kepada pasar, intervensi
pemerintah diperlukan untuk mendukung perekonomian
dengan aturan yang jelas dan adil.
3. Sementara JK-Wiranto akan mengembalikan amanat
konstitusional yang menciptakan ekonomi yang bermartabat
dan mandiri serta memanfaatkan kemampuan sumber daya
alam dan sumber daya manusia Indonesia.
ξ Pejabat berbisnis
1. Sebut saja pemerintahan yang mana? Sebab dari pemerintah
Soeharto sampai Megawati roda pemerintahan disusun
berdasarkan GBHN. Sedang pada masa SBY hanya
berdasarkan janji politik yang dituangkan dalam rencana
pembangunan jangka menengah dan jangka panjang selama
lima tahun memerintah. Demikian kira-kira pernyataan
Megawati.
2. Sedang menurut SBY kerajaan dan gurita bisnis keluarga
pejabat di pemerintahan masa lalu membuat negara semakin
jatuh.
3. Lain lagi pendapat JK; mungkin disebabkan karena basic dia
yang adalah seorang pengusaha maka dia berpendapat
bahwa tanpa pengusaha siapa yang mempekerjakan orang?
Justru orang yang melarang keluarga pejabat untuk berbisnis
merupakan tindakan diskriminatif dan melanggar HAM sebab
setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang sama.+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
20
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
ξ Jilbab
1. Megawati mengatakan bahwa demokrasi merupakan jalan
yang damai, jangan menyinggung ras dan agama. Abad 21
masih ngomong itu? Memalukan. Pakai jilbab, silahkan!
2. “Isu jilbab kita biarkan saja berjalan alamiah, masak kalau isu
itu muncul lantas kita ikut-ikutan pakai jilbab?” demikian kata
SBY.
3. Terakhir JK memaparkan bahwa dia tidak terpikir menjadikan
penggunaan jilab sebagai isu kampanye apalagi keinginan
untuk mempolitisasi agama.
Selama masa kampanye ini masing-masing calon telah
menyiapkan tim ekonomi yang mendampingi mereka dalam
menyikapi soal ekonomi yang menjadi agenda utama dari pertanyaan
calon pemilih. Mega-Pro menjadikan Hendrawan, Irwan Sugema, Sri
Adiningsih dan Endang Thahari sebagai pakar ekonominya. SBY-
Boediono menggandeng Raden Pardede, Chatib Basri dan Dawin
Zahedy Saleh. Sementara calon terkhir, JK-Win menjadikan Fahmi
Idris, Fuad Bawazir, Kwik Kian Gie, Sofyan Wanandi, Tadjudin Noer
said, Aviliani, Drajad Wibowo, Fadhil Hasan, Erani Yustika serta Ichsan
Modjo sebagai penjaga gawang rancangan ekonomi mereka.
9. Kampanye Hitam
Hal ini perlu diangkat karena penulis menganggap realita ini
penting sebagai salah satu fenomena bahwa masih adanya indikasi
black campaign, kampanye hitam di sela-sela bangunan egaliterian
yang dibawa oleh konsep demokrasi. Selanjutnya kenyataan ini akan
tetap menjadi catatan sejarah perjalanan demokratisasi yang terjadi
di negeri ini.
Peristiwa-peristiwa ini juga merupakan representasi tentang
kondisi kita, walaupun tentu tidak bisa menggambarkan keseluruhan
wajah dari segenap masyarakat ini, namun diakui atau tidak semua
yang tengah terjadi mengisyaratkan bahwa masih banyak diantara
kita yang menghalalkan segala cara untuk mencapai kekuasaan yang
kita inginkan. Pelajaran penting untuk selanjutnya kita hindari demi
tegaknya demokrasi dan sehatnya jiwa kemanusiaan kita.
Kampanye "Pilpres Satu Putaran Saja"
Sebagai bagian dari dukungan kepada SBY-Boediono,
Denny J.A., Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) +++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
21
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
dan Lembaga Studi Demokrasi (LSD), mengumumkan memimpin
gerakan "Pilpres Satu Putaran Saja". Hal ini memicu protes dari
kedua pasangan calon pesaing yang selama ini mengharapkan
pilpres dapat berlangsung dalam dua putaran agar dapat
mengalahkan SBY-Boediono yang dalam berbagai hasil survei
hampir selalu memperoleh dukungan di atas 50%. Meresponnya,
JK menyatakan bahwa ia optimis JK-Wiranto juga punya peluang
untuk menang dalam satu putaran, sementara Prabowo
mengatakan bahwa pilpres satu putaran boleh saja dilakukan
asalkan dilaksanakan secara demokratis.
Din Syamsudin, Ketua Umum PP Muhammadiyah yang
secara terbuka menyatakan dukungannya kepada JK-Wiranto,
mengatakan bahwa ia kecewa pada tim kampanye capres
tertentu yang menyerukan pilpres satu putaran, apalagi ada salah
satu lembaga survei mendukung wacana tersebut. Ia juga
mewanti-wanti agar jangan sampai ada orang KPU yang ikut
menyuarakan hal tersebut, apalagi dengan alasan dana. Dalam
debat capres putaran terakhir pada tanggal 2 Juli 2009, JK
menanyakan kepada SBY mengenai keberadaan iklan-iklan
kampanye pilpres satu putaran yang dianggapnya sebagai tidak
demokratis.
SBY membalas dengan menyatakan bahwa iklan-iklan
pilpres satu putaran bukan merupakan iklan resmi yang
dikeluarkan oleh tim kampanyenya, sehingga JK pun kembali
mempertanyakan legalitas dari iklan-iklan kampanye tersebut.
Denny J.A. sendiri membenarkan bahwa iklan tersebut bukan
merupakan bagian dari iklan resmi tim kampanye SBY, tetapi ia
menolak untuk dikatakan sebagai iklan kampanye ilegal karena
menurutnya masih merupakan hak setiap warga negara untuk
menyatakan pendapatnya meskipun dilaksanakan pada saat
masa kampanye pilpres.
Sementara Syamsudin Haris, pengamat politik LIPI
berpendapat (dan demikian pula bila menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pilpres) bahwa
Kampanye "Pilpres Satu Putaran Saja" akan menjadi kampanye
ilegal karena adanya pernyataan resmi dari SBY karena dalam
setiap material kampanye pilpres harus terlebih dahulu disetujui
oleh para kandidat karena adanya kepentingan mereka, sehingga
setiap material kampanye tanpa persetujuan kandidat dapat
disebut sebagai kampanye ilegal. Megawati sendiri mendukung
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
22
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
pendapat tersebut dan menyayangkan sikap SBY yang tidak
segera menarik iklannya.
Isu agama isteri Boediono
Sebuah kampanye gelap atau kampanye hitam berawal
pada kampanye JK-Wiranto di Sumatera Utara (telah dibantah
oleh Tim Kampanye Nasional JK-Wiranto sebagai bukan bagian
dari kampanyenya serta mengatakan berasal dari pihak
pendukung kandidat lain) beredar selebaran yang berisi fotokopi
wawancara dengan Presiden Ikhwanul Muslimin Indonesia (IMI)
Habib Husein Al Habsyi pada Tabloid Monitor dalam rangkaian
artikel antara lain Apa PKS Tidak Tahu Istri Boediono Katolik ?
Hal ini dibantah pula oleh pihak PKS dengan mengatakan
bahwa Boediono dan Herawati adalah murid ngaji dari salah satu
kader PKS yang kemudian malahan beredar secara luas di
masyarakat bahkan selebaran kampanye gelap ini menyebar
hampir sampai disemua pelosok Sumenep, Madura dan menurut
Ketua DPD PKS Kabupaten Sumenep, Moh Readi bahwa
"selebaran yang isinya mengkafirkan seseorang sangat tidak
dibenarkan dalam ajaran Islam. Sebab, yang mengkafirkan orang
berarti yang bersangkutan yang tergolong orang-orang kafir."
Dan Hal ini pun kemudian menjadi polemik antara Rizal
Mallarangeng, sebagai bagian dari Tim Kampanye Nasional SBY-
Boediono, dengan Jusuf Kalla.
Membuat KPU kembali meminta kepada para peserta
pemilu berikut para pendukungnya agar seharusnya kampanye
dimanfaatkan oleh pasangan para calon presiden dan wakil
presiden untuk menyampaikan visi, misi, dan program kerja
bukannya menjadi melakukan politisasi agama atau memecah
belah bangsa dengan masalah sara. Sehubung sering adanya isu-
isu yang melanda para istri pasangan para calon presiden dan
wakil presiden, ketua MPR Hidayat Nurwahid ikut mengatakan
"Kita Mau Pilih Capres-Cawapres atau Istrinya ?" Kemudian
ditambahkan bahwa "mengapa tidak sekalian anak capres-
cawapres saja yang dijadikan isu, kita jangan mengembangkan
isu (hanya, red) di lingkungan istri. Bagaimana kalau
dikembangkan (sampai, red) anak-anaknya, capres mana yang
anaknya berjilbab ? Jawabannya adalah tidak ada (yang berjilbab,
red)".
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
23
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Pernyataan anggota tim kampanye SBY-Boediono yang
mengatakan bahwa etnis Arab tidak punya kontribusi apapun
terhadap perkonomian Indonesia. Reaksi yang timbul kemudian
adalah demonya para Habaib se Jabodetabek di depan markas
pemenangan SBY-Boediono. Orang tersebut adalah Ruhut
Sitompul.
Pada saat mendampingi Boediono dalam lawatan kampanyenya
ke Makasar, Andi Mallarangeng yang juga adalah putera daerah
setempat malah membuat pernyataan yang menyinggung
perasaan orang Makasar. “Belum saatnya putera Sulawesi
Selatan menjadi pemimpin negeri ini”. Begitu kira-kira pernyataan
Andi saat itu. Kontan saja tidak sampai 24 jam dari pernyataan
tersebut dilansir terjadi demo yang dilakukan ribuan massa
Sulawesi Selatan yang tidak terima atas pernyataan tersebut,
bahkan diantara mereka mengharamkan Mallarangeng
bersaudara menginjakkan kakinya ke Makasar.
Peristiwa ini mengundang reaksi dari forum rektor Sulawesi
Makasar yang mencoba menjembatani kedua belah pihak. Forum
ini bertindak sesuai dengan permintaan dari pemerintah dan KPU
agar forum rektor se-Indonesia ikut serta mengamankan pemilu
dan memberikan pembelajaran politik yang sehat kepada
masyarakat.
Sayang, masalah ini tidak menemukan jalan keluar dengan
bantahan Andi yang merasa dirinya tidak salah dalam berkata,
begitu juga masyarakat Makasar yang tidak surut mengajukan
tuntutan agar Andi meminta maaf. Masalah berakhir tanpa ending
yang jelas.
10. Fenomena Survey dan Hitung Cepat (Quick Count)
Sejak Pemilu Legislatif digelar, sebenarnya telah terjadi kontorversi perihal survey yang dilakukan banyak pihak. Survei yang pada umumnya dipergunakan untuk keperluan penelitian dalam kampanye pilpres 2009 mendapat tuduhan digunakan sebagai alat kampanye agar terjadi pilpres satu putaran bahkan pada tanggal 11 Juni 2009 anggota KPU I Gusti Putu Artha mengatakan bahwa "Ruang publik kacau, terjadi informasi yang beda luar biasa" (KPU Sayangkan Kekisruhan Hasil Survei) dan Johan O Silalahi mengatakan bahwa "Kalau Pilpres berlangsung satu putaran saya berani menutup lembaga saya. Tapi kalau nanti Pilpresnya dua putaran mereka juga (LSI) harus berani menutup lembaga mereka"
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
24
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Survei dan hitung cepat dilakukan oleh lembaga survei yang terdaftar ataupun tidak terdaftar di KPU. Lembaga survei yang terdaftar di KPU yaitu Lembaga Survei Indonesia, Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), Jaringan Suara Indonesia, Cirus Surveyors Group, Pusat Studi Nusantara, Lingkaran Survei Indonesia, Jaringan Isu Publik (JIP), Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP), LP3ES, dan Lembaga Survei Nasional (LSN).
o Survey
Survei dilakukan untuk mengetahui preferensi publik terhadap (bakal) (pasangan) calon presiden. Berikut adalah sejumlah hasil survei yang dilakukan sebelum hari pemungutan suara Pilpres 2009.
Daftar Lembaga Survey, Metode dan Perkiraan Hasil
Penyelenggara dan metode Waktu Hasil
Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan StrategisMetode: Survei kuantitatifSampel: 2.600Batas kesalahan: Tidak disebutkan
2 - 4 Juli 2009SBY-Boediono 51,95%, Megawati-Prabowo 22,25%, JK-Wiranto 18,27%
Strategic IndonesiaMetode: Survei kuantitatifSampel: 18.439Batas kesalahan: Tidak disebutkan
1 - 3 Juli 2009SBY-Boediono 46,86%, JK-Wiranto 32,46%, Megawati-Prabowo 20,34%
Lembaga Survei IndonesiaMetode: Survei kuantitatifSampel: 3.100Batas kesalahan: Tidak disebutkan
30 Juni - 2 Juli 2009SBY-Boediono 63%, Megawati-Prabowo 21%, JK-Wiranto 11%, belum tahu 5%
Lembaga Survei IndonesiaMetode: Survei kuantitatifSampel: 2.000 (Multistep random sampling)Batas kesalahan: 2,8%
15 - 20 Juni 2009SBY-Boediono 67%, Megawati-Prabowo 16%, JK-Wiranto 9%, belum tahu 8%
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
25
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Pusat Kajian Strategi Pembangunan Sosial Politik FISIP UIMetode: Survei kuantitatifSampel: 2.000Batas kesalahan: 5%
1 - 5 Juni 2009
SBY-Boediono 37,05%,Megawati-Prabowo 31,50%, JK-Wiranto 26,60%
Lembaga Survei IndonesiaMetode: Survei kuantitatifSampel: 2.999Batas kesalahan: 1,8%
15 - 29 Mei 2009
SBY-Boediono 70%, Megawati-Prabowo 18%, JK-Wiranto 7%, belum tahu 5%
Lembaga Survei NasionalMetode: Survei kuantitatifSampel: 1.230Batas kesalahan: 2,8%
15 - 21 Mei 2009
SBY-Boediono 67,1%, Megawati-Prabowo 11,8%, JK-Wiranto 6,7%, belum tahu 13%, tidak memilih 1,6%
Pusat Kajian Strategi Pembangunan Sosial Politik FISIP UIMetode: Survei kualitatif dengan wawancara secara mendalamSampel: 100 orang tokoh masyarakatBatas kesalahan: Tidak ada
27 April - 2 Mei 2009
Prabowo: 32 orang, SBY: 30 orang, Megawati: 16 orang, JK: 14 orang
Lembaga Survei IndonesiaMetode: Survei kuantitatifSampel: 2.014Batas kesalahan: Tidak disebutkan
27 April - 3 Mei 2009
Alternatif 1 (2 pasangan): SBY-Boediono 72,5%, Megawati-Prabowo 21,5%Alternatif 2 (3 pasangan): SBY-Boediono 70%, Megawati-Prabowo 21%, JK-Endriartono Sutarto 3%, belum tahu 6%
Lembaga Riset InformasiMetode: Survei kuantitatifSampel: 2.066Batas kesalahan: 2,2%
3 - 7 Mei 2009
Alternatif 1: SBY-Hidayat Nur Wahid 36,2%, JK-Wiranto 27,6%, Megawati-Prabowo 19,1%Alternatif 2: SBY-Boediono 32,1%, JK-Wiranto 27,3%, Megawati-Prabowo 20,2%, belum tahu 20,4%
Lembaga Survei NasionalMetode: Survei kuantitatifSampel: 1.225Batas kesalahan: 2,8%
2 - 14 Mei 2008
Megawati 16,7%, SBY 16,4%, JK 9,2%, belum tahu 31,3%
Lembaga Survei Indonesia Metode: Survei kuantitatifSampel: 1.200Batas kesalahan: Tidak disebutkan
Januari 2008SBY 34%, Megawati 24,2%, Hamengkubuwono X 6,6%, Abdurrahman Wahid 4,4%, Wiranto 4,1%, Amien Rais 3%, JK 1,9%.
Indo BarometerMetode: Survei kuantitatifSampel: 1.200Batas kesalahan: Tidak disebutkan
Desember 2007
SBY 49,5%, JK 21,7%, Hamengkubuwono X 14,7%
Pusat Studi Demokrasi dan Hak Asasi ManusiaMetode: Survei kuantitatifSampel: 3.527Batas kesalahan: Tidak disebutkan
November 2007
Hamengkubuwono X 17,1%, Hidayat Nur Wahid 11,7%, Sutrisno Bachir 8,7%, Yusril Ihza Mahendra 8,6%, Anas Urbaningrum 3,9%
o Hitung Cepat (Quick Count)
Hitung cepat dilakukan untuk mengetahui hasil Pilpres
2009 secara cepat. Hasilnya diketahui hanya beberapa jam
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
26
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
setelah berakhirnya waktu pemungutan suara. Berikut adalah
hasil hitung cepat pemungutan suara Pilpres 2009 yang dilakukan
oleh beberapa lembaga, dimana seluruhnya menghasilkan SBY-
Boediono sebagai pemenang dengan persentase suara sekitar
60%.
Sistem pesan singkat (SMS) yang akan digunakan KPU
dalam tabulasi nasional, pada Pilpres 8 Juli mendatang, dinilai
akan lebih cepat ketimbang sistem Intelligent Character
Recognition (ICR).
“Saya belum tahu pasti. Tapi kalau menurut pengalaman,
IFFES lebih cepat. ICR memang cepat, tapi penggiriman dengan
alat itu bermasalah,” ujar anggota KPU Abdul Aziz di kantornya
Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Rabu (03/06/2009).
Namun kenyataannya Komisi Pemilihan Umum (KPU) gagal
mengelola Tabulasi Nasional untuk Pemilu Presiden 2009. Target
merekapitulasi suara dari 104 ribu Tempat Pemungutan Suara
(TPS) atau 20 persen dari 451 ribu TPS di seluruh provinsi
Indonesia dengan sistem SMS tidak tercapai.
Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Ikrar Nusa Bhakti, mempertanyakan bagaimana bisa data
strategis seputar proses dan hasil pemilihan umum presiden
(Pilpres) 2009 kemarin bisa sepenuhnya dikuasai dan dikelola
oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) asing macam IFES.
Namun begitu, Ikrar mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU),
sebagai pihak yang seharusnya memiliki otoritas
menyelenggarakan pilpres, untuk segera membuka kontrak kerja
mereka dengan IFES sebenarnya.
Badan Pengawas Pemilu telah mengirimkan undangan
kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan provider
telepon Telkomsel untuk dimintai keterangan perihal kerjasama
Komisi Pemilihan Umum dan International Foundation of Electoral
System (IFES) dalam proses penghitungan suara Pemilihan
Presiden.
Berikut adalah hasil quick count dari beberapa lembaga survey
Pasangan calon
Lembaga Survei Indonesia
Lingkaran Survei
Indonesia LP3ES Puskaptis Cirus LRI MetroTV
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
27
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Megawati-Prabowo
26,56% 27,36% 27,40% 28,16% 27,49% 27,02% 26,32%
SBY-Boediono 60,85% 60,15% 60,28% 57,95% 60,20% 61,11% 58,51%
JK-Wiranto 12,59% 12,49% 12,32% 13,89% 12,31% 11,87% 15,18%
11. Kisruh DPT
Mungkinkah ada pemilu ulang? Tiba-tiba pertanyaan ini
menyeruak akhir-akhir ini di tengah publik seiring dengan semakin
banyaknya muncul penyimpangan dan kecurangan dalam
penyelenggaraan pemilu legislatif 2009 yang lalu. Munculnya
pertanyaan yang menyoal keabsahan pemilu 2009 dan menuntut
pemilu ulang muncul secara pelan, tidak tiba-tiba. Tuntutan itu
menjadi kalimat akumulasi kekecewaan publik yang sesungguhnya
tidak menduga bahwa ketidakberesan pelaksanaan pemilu tidak
seakut saat ini. Bahkan kalimat yang paling sering muncul adalah;
Inilah pemilu yang terburuk sepanjang pelaksanaan pemilu pasca
reformasi.
Di antara penyimpangan dan kecurangan pemilu yang memicu
delegitimasi pemilu 2009 adalah persoalan Daftar Pemilih Tetap
(DPT). Memang ada persoalan logistik, kesalahan pencontrengan,
tertukarnya kertas suara dll. Namun persoalan DPT menjadi isu
dominan akibat ketidakberesan KPU dan Pemerintah menyiapkan
data pemilih sehingga jutaan warga yang kehilangan hak
konstitusionalnya, yakni tidak bisa memilih. Sejak awal penulis sudah
memprediksi ihwal DPT akan menjadi persoalan krusial pemilu 2009.
(lihat;Pilkada; Pemilu Kacau Data. Selanjutnya DPT Bom Waktu Pemilu
2009. ). Tulisan-tulisan itu setidaknya memberi peringatan dini atas
persoalan DPT yang ternyata terjadi pada pemilu 2009 ini. Di banding
dengan kasus pada pilkada, gejolak DPT pada pemilu 2009 lebih
besar karena beberapa faktor;
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
28
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Pertama, dari sudut pandang akses isu, gejala ketidakberesan
KPU dan Pemerintah dalam menyiapkan data pemilih terkontrol atau
terkondisikan oleh public, khususnya media. Sejak tanggal 5 April
2008, yakni ketika Depdagri menyerahkan Data Penduduk Potesial
Pemilih Pemilu (DP4) kepada KPU, public dan media sudah
memperingatkan bahwa DP4 Depdagri harus akurat dan up to date
karena menyangkut akurasi DPS serta DPT. Namun ketika itu,
Mendagri begitu percaya diri yaknin bahwa DP4 versi Depdagri adalah
akurat dan tidak bermasalah. Meskipun pada hari berikutnya dan hari
ini kita menyaksikan bahwa karena DP4 Depdagri inilah yang menjadi
awal musabab kisruh DPT. Kontrol dan perhatian publik soal daftar
pemilih ini semakin terkonsentrasi setelah muncul kasus DPT pilkada
Jawa Timur. Bahkan 2 pekan jelang hari H pencontrengan, isu DPT
sudah menjadi focus media, publik bahkan partai politik. Sehingga
ketika ketidakberesan DPT benar-benar terjadi, maka focus public
kemudian bermuara pada delegitimasi pemilu. Konteks ini berbeda
dengan kasus pendataan pemilih pada pilkada yang mana proses
penyerahan DP4 sampai dengan pemutakhiran DP4 tidak terkaskses
secara luas. Biasanya isu DPT hanya muncul ketika hari H saja.
Kedua, besarnya perhatian terhadap kasus DPT ini karena
adanya kesalahan pendataan yang akhirnya memakan korban
puluhan juta warga yang akhirnya tidak bisa mencoblos. Karena skala
pemilu yang cukup besar, maka korban ketidakuratan DPT pun
mencapai angka jutaan calon pemilih. Banyaknya warga yang tidak
memilih inilah yang kemudian menjadi bola liar yang menggelinding
yang seolah mereduksi kemenangan partai yang sudah merasa
menang. Bahkan hilangnya hak memilih akibat kesalahan DPT
dianggap oleh Komnas HAM sebagai pelanggaran HAM. Beberapa
pihak pun akhirnya menggugat KPU lewat mekanisme hukum formil.
Hal ini yang membedakan dengan kasus DPT pada pilkada yang tidak
banyak “menelan” korban dan belum pernah ada kasus DPT yang
akhirnya berujung pada mekanisme hukum di pengadilan.
Ketiga, dari segi “mekanisme” kecarutmarutan DPT, kesalahan
KPU dan Pemerintah tidak dapat dapat terhindari adanya kesan
Pembiaran atas kasus DPT ini. Setidaknya ada 2 indikator kesan
Pembiaran pemerintah dan KPU dalam menyiapkan daftar pemilih.
Pertama, sebelum tanggal 5 April 2008 (Batas penyerahan DP4 ke
KPU), Depdagri lewat Dinas Kependudukan tidak memaksimalkan
penyisiran atau up date pemilih di daerah, khususnya daerah yang
baru selesai menyelenggarakan pilkada. Dengan tidak up to date nya
data depdagri versi tanggal 5 April 2008, maka ketika hari H +++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
29
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
pencontrengan tanggal 9 April, komentar warga yang tidak terdaftar
di DPT nyaris sama; “ Dulu saya terdaftar dan bisa mencoblos di
Pilkada, kenapa pemilu tidak terdaftar?. Jawabannya karena sejak
awal di DP4 Depdagri mereka memang tidak terdaftar. Kedua, setali
tiga uang kinerja Depdagri, maka kinerja KPU/KPUD yang
memutakhirkan DP4 menjadi Daftar Pemilih Sementara (DPS) dan
Daftar Pemilih Tetap (DPT) juga sama amburadulnya. Karena model
pemutakhiran data pemilih saat ini menganut asas stelsel pasif, maka
kunci awalnya adalah Sosialisasi dari KPU. Tidak mungkin
mengharapkan warga datang mengecek statusnya ketika tahapan
pengecekan mereka tidak ketahui. Ketika warga dikonfirmasi apakah
sudah mengecek status-nya di DPT, lagi-lagi jawabannya nyaris sama;
“Memang sudah diumumkan dan dimana? Pengecekannya harus
kapan?? Dll. Yang paling rawan dan memicu kekisruhan dalam
pemutakhiran adalah; kemampuan tekhnis aparat KPUD dalam
menggunakan system program pemutakhiran data di computer dan
perbedaan persepsi soal status kependudukan; misalnya istilah
pindah penduduk atau pindah domisili. Kedua hal inilah yang
melahirkan data yang aneh, misalnya 1 desa data yang pemilih
semuanya terdiri dari laki-laki dst. Pembiaran yang paling nyata oleh
KPU dan pemerintah adalah ketika adanya laporan soal
ketidakberesan DPT sebulan sebelum hari H, namun KPU dengan
percaya diri mengatakan tidak ada masalah soal DPT. Bahkan
Mendagri sepertinya ingin cuci tangan dengan menyebut bahwa soal
DPT adalah domain KPU. Entah disadari atau tidak oleh Mendagri
bahwa sesungguhnya depdagri lah yang menanam saham
ketidakberesan DPT ini.
Keempat, faktor lain yang membedakan kasus DPT Pileg
dengan Pilkada adalah dari segi kemampuan, kapasitas dan
Independensi penyelenggara pemilu. Harus diakui bahwa kemampuan
KPU era pemilu 2004 lebih berkualitas dibanding dengan KPU versi
2009 saat ini. Bahkan jajaran KPUD versi 2004 lebih berpengalaman
dan independent dibanding dengan KPUD versi 2009 saat ini.
Keterbatasan pengalaman KPUD dalam mengelola data pemilih
diperparah oleh mepetnya waktu yang dimiliki akibat dari
keterlambatan pembentukan KPUD di daerah. Sementara soal DPT
dalam pelaksanaan pilkada umumnya masih ditangani oleh KPUD
yang lahir dari era kepemimpinan KPU versi 2004 yang punya
pengalaman menangani DPT pada pemilu 2004. Dalam soal
penyelenggara, maka faktor yang paling menyumbang kekacauan
DPT adalah ketidaknetralan KPU beserta aparatnya. Modus tidak
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
30
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
netralnya KPU dalam soal daftar pemilih adalah; Tidak maksimalnya
pemutakhiran data pemilih di wilayah yang menjadi rival kepentingan
politik yang dibela oleh KPU, Penggelembungan data pemilih di
wilayah potensial parpol tertentu. Mencermati kasus DPT pileg 2009
yang menunjukkan meratanya perosalan DPT semakin menunjukkan
adanya ketidaknetralan KPU. Modus lain adalah, menghentikan atau
setidaknya menunda proses distribusi undangan memilih. Kasus tidak
terdistribusikannya Undangan memilih adalah dipengaruhi oleh faktor
tekhnis dan non tekhnis. Soal mepetnya waktu dan kendala geografis
sedangkan kendala non tekhnis adalah memihaknya distributor (baca;
aparat KPU) terhadap kepentingan politik tertentu. Sepertinya faktor
non tekhnis inilah yang dominant muncul pada pelaksanaan pileg
2009 yang lalu. Potensi ketidaknetralan penyelenggara sangat besar
terjadi mengingat model kompetisi pemilu saat ini sangat terbuka dan
cair dengan mekanisme yang berbasis caleg bukan partai. Artinya
setiap individu dan kelompok begitu mudah membangun relasi
pragmatis dengan para peserta pemilu yang berbasis caleg, termasuk
penyelenggara pemilu.
Kelima, kasus DPT menjadi bola liar karena sejak awal, hulu
data yang bernama DP4 tidak disiapkan secara baik oleh Depdagri.
Idealnya, materi DP4 sudah menggambarkan 90% data pemilih,
sehingga hanya butuh 10% untuk dimutakhirkan oleh KPU. Saat ini,
karena masih terbatasnya data di DP4, maka KPUD harus bekerja
keras. Artinya distribusi kekuasaan untuk menemukan data pemilih
yang mutakhir semakin lebar ke daerah. Kalau dengan akurasi DP4
yang cukup bagus, pemutakhirkan masih terkontrol dari pusat. Tapi
dengan basis DP4 yang lemah, maka banyak pihak-pihak di daerah
yang ikut “bermain” dalam mengelola data pemilih. Termasuk di
dalamnya, partai politik, KPU, Caleg. Sekali lagi data pemilih di daerah
semakin liar seiring adanya pelaksanaan pilkada yang tentunya
memiliki data pemilih mutakhir.
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
31
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Menurut Irvan Mawardi (JPPR), diganti tidaknya KPU menuju
pilpres tidak memiliki pengaruh signifikan apabila konsep pendataan
pemilih belum memiliki arah yang jelas. Mengingat terbatasnya
waktu, maka beberapa tawaran untuk perbaikan data pemilih untuk
pilpres yang akan datang adalah;
Pertama, KPU segera mensosialisasikan secara intensif
adanya kesempatan bagi warga yang tidak terdaftar DPT pada pileg
untuk menjadi pemilih pada pilpres. Sosialisasi intensif yang dimaksud
adalah kuantitas informasi yang tinggi dan materi informasi yang
lengkap detail tentang mekanisme mendaftar . Prinsipnya KPU harus
menjemput bola atau mengambil inisiatif menyelematkan hak-hak
warga yang tidak bisa memilih pada pileg.
Kedua, untuk mengantipasi masih adanya warga yang tidak
terdaftar sebagai pemilh di DPT, maka KPU harus mengeluarkan Surat
Edaran atau kebijakan yang pada intinya memberi rekomendasi
kepada KPUD untuk mengambil langkah-langkah strategis serta solutif
apabila terjadi kondisi yang memang harus dilakukan untuk
menyelamatkan hak warga sebagai pemilih. Hal ini untuk
mengantisipasi apabila karena tidak maksimalnya kerja KPU sebelum
mendaftar dan ternyata masih ada juga yang belum terdaftar, maka
KPUD diberi kebijaksanaan untuk mengambil langkah strategis.
Ketiga, KPU seharusnya menghapus atau meniadakan Surat
Panggilan untuk memilih. Penghapusan ini untuk mengantisipasi
ketidakmaksimalan distribusi Undangan tersebut. Daripada tidak
terdistribusi secara baik, maka lebih baik dihapus saja. Solusi
gantinya adalah, pemilih cukup membawa tanda pengenal ke TPS,
baik KTP, SIM, Pasport dll. Namun yang pasti dan tetap menjadi basis
data acuan adalah Daftar Pemilih Tetap. Artinya, selama warga
terdaftar di DPT, maka warga ketika datang ke TPS cukup membawa
identitas diri.
Keempat, dalam situasi yang sangat krusial, seperti yang
diminta oleh oleh beberapa kalangan maka, penggunaan KTP untuk
memilih mungkin menjadi alternatif terakhir. Penggunaan KTP dalam
hal ini adalah seorang warga yang secara jelas adalah berdomisili di
suatu daerah dan memiliki KTP asli, namun tetap saja tidak tercantum
dalam DPT, maka yang bersangkutan boleh memilih dengan
menggunakan KTP.
Sesungguhnya, idealnya adalah pemilih dalam menggunakan
hak pilihnya cukup menggunakan KPT saja. Namun hemat saya, untuk
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
32
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
saat ini belum tepat menggunakan KTP dalam memilih mengingat,
Depdagri belum berhasil melaksanakan mandat Undang-undang Ni 23
tahun 2006 tentang administrasi Kependudukan. Undang-undang ini
meinstruksikan kepada pemerintah untuk mewujudkan sistem KTP
Nasional yang tidak lagi memungkin warga memiliki KPT lebih dari
satu. Pasal 63 ayat 3 menyebut; KTP sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku secara nasional. Kemudian
ayat pasal 63 ayat 6 berbunyi; (6) Penduduk sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) hanya diperbolehkan
memiliki 1 (satu) KTP. Artinya apabila Depdagri melaksanakan
mandat undang-undang ini, dipastikan pendataan pemilih tidak
serumit sekarang, karena dengan KTP seseorang sudah bisa memilih.
Sebab tidak ada lagi kekhawatiran adanya KTP ganda. Semoga pemilu
2014 semua warga Indonesia sudah bisa memilih dengan cukup
memiliki KTP saja.
12. Menyikapi Kecurangan Pemilu
Pengamat Hukum Tata Negara Indonesia Legal Roundtable,
Irmanputra sidin, mengatakan berbagai temuan yang ada dalam
pemilu 2009 kemungkinan besar tidak signifikan dengan hasil pilpres.
“Toh masyarakat sudah membuktikan secara rasional memilih capres-
cawapres dan pemilu berjalan lancar, aman serta tertib. Kalaupun ada
temuan kecurangan tidak signifikan,” katanya, Jum’at 17 Juli 2009
sebagaimana dilansir oleh Tvone.
Diakui Dosen Universitas Indonesia Esa Unggul ini, untuk
membangun sebuah demokrasi yang utuh dan bulat, apalagi pemilu
presiden 2009 secara langsung memang sangat tidak mungkin. “Di
dunia manapun, memang tidak mungkin membangun demokrasi
secara utuh tanpa kekurangan.” Tambahnya.
Yang jelas, lanjut Irman, kekurangan dan kelemahan pemilu
presiden 2009 itu pasti ada. Hanya saja, katanya, selama kekurangan-
kekurangan itu tidak signifikan dan tidak mempengaruhi kemenangan
satu pasangan capres. Maka dianggap selesai dengan sendirinya.
“Lho, kalau memang memiliki bukti-bukti adanya kecurangan, lebih
baik disampaikan bukti-bukti itu ke Mahkamah Konstitusi,”
ungkapnya.
Sebaiknya, terang Irman lagi, lawan politik yang kalah dalam
pilpres tidak bermain dalam pembentukan opini di media massa.
Tinggal diajukan saja ke Mahkamah Konstitusi (MK). “Ajukan saja
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
33
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
kecurangan itu ke MK dan jangan bermain opini di media massa,”
paparnya.
Lebih jauh Irman memberi contoh kejadian pemilu presiden
2004, dimana pasangan capres Wiranto-Sholahudin menggugat
pasangan Mega-Hasyim ke Mahkamah Konstitusi. “MK memang
menemukan adanya keurangan, namun kecurangan itu tidak
signifikan, maka tidak berpengaruh,” jelasnya. Padahal saat itu selisih
suara antara Megawati dan wiranto hanya sebesar 5 juta suara, itu
saja tidak dikabulkan MK. Apalagi sekarang jeda suaranya sudah
sangat jauh.
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
34
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
IV. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Akhirnya kita lampaui bersama beberapa tahapan pemilu, proses panjang
dan sangat melelahkan. Kini tinggal menunggu sebentar lagi pengumuman resmi
dari KPU setelah ada keputusan dari Mahkamah Konstitusi. Dari data yang telah
kita baca tadi terlihat betapa besar biaya yang kita keluarkan untuk menegakkan
demokrasi. Biaya tersebut bukan hanya materi tapi juga biaya sosial. Anggaran
yang begitu besar dengan masih tersisanya carut marut di sana-sini membuat
masyarakat lapis bawah tercengang dan bergumam, apa untungnya bagi kita ?
Sebagaimana telah dipaparkan oleh beberapa pakar memang ada korelasi
positif antara demokratisasi dan kesejahteraan, namun rasanya masih jauh
panggang dari api. Biaya yang dikeluarkan partai politik dan pihak-pihak swasta
yang mendanai, biaya yang dikeluarkan dari kocek pribadi para capres dan
cawapres tentu mau tidak mau harus “menghasilkan” atau dalam istilah
dagangnya cari untung. Itu semua wajar, hari gini berkorban sia-sia? Itu telah
menjadi analisa umum dari rakyat kita. Kita telah gembar-gembor untuk
menghindari money politic tapi realita di lapangan masih banyak berseliweran
uang-uang panas, bahkan sampai ada istilah serangan fajar.
Memang sebagian dari negative list tersebut dapat dimeja hijaukan namun
tidak sedikit yang menguap begitu saja dan kemudian menyeruak di tengah-
tengah masyarakat menebarkan bau tidak sedap akan makna demokrasi itu
sendiri. Demokrasi itu suara terbanyak dari rakyat, sedang suara rakyat itu bisa
di beli dengan uang, dengan bantuan lansung, dengan pencitraan diri lewat
media massa dan bahkan gerakan penanganan korupsi yang belum tuntas ini
juga tak ubahnya sebuah sinetron yang turut mendongkrak nama kandidat.
Akhirnya yang dipahami kalangan bawah adalah hanya mereka yang mampu
secara finansial saja yang akan memenangkan pertarungan dalam pentas
demokrasi dan itu berarti kaum kapitalis.
Seorang tokoh seperti Pitut Soeharto yang juga adalah veteran 45,
mengkritik tajam diberlakukannya sistem banyak partai dengan konsep
pemilihan langsung ini, menurut dia keadaan ini tak ubahnya apa yang terjadi
pada tahun 1955 lalu. Dengan lantang dia menyerukan kepada kita untuk
kembali kepada UUD 1945 yang asli dan menentang amandemen terhadapnya.
Shaleh Khalid, mantan Ketua PB HMI yang juga mantan anggota DPR
periode 1992-1999 juga mengajak kita untuk membangun negara kesatuan
bangsa dengan semangat proklamasi, kejujuran, keterbukaan dan keadilan.
Pernyataan ini juga diamini oleh Gus Dur dan juga Mantan KSAL Slamet
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
35
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Soebijanto serta seorang mantan anggota dewan periode 1992-2004 lainnya,
Amin Aryoso.
Bagi sebagian kalangan Ummat Islam, terutama mereka yang masih teguh
perpendirian untuk menegakkan khilafah, demokrasi tentu bukanlah nilai akhir.
Sebab walaupun demokrasi memang pada tataran tertentu telah sanggup
mewakili sebagian dari apa yang diamanatkan konsep khilafah, tapi masih
adanya kapitalisme yang membonceng demokrasi itu tetap mencederai semua
warga negara.
Dengan tetap berharap esok akan lebih baik lagi dengan mengambil
pelajaran dari kesalahan pada hari ini, kita harus yakin pada pilihan kita untuk
menegakkan konsep-konsep demokrasi itu sebenar-benarnya. Demokrasi yang
egaliter, adil tidak kapitalis, jujur dan mampu menghasilkan output yang solutif
terhadap permasalahan bangsa, bukan demokrasi yang malah menjerumuskan
bangsa ini kedalam jurang kesengsaraan yang makin dalam.
B. SARAN
Pada saat debat calon presiden terakhir yang digelar KPU dan disiarkan
langsung oleh hampir semua Televisi swasta tanah air, Pratikno, Dekan FISIP
UGM, selaku moderator bertanya kepada masing-masing calon tentang apa yang
akan mereka lakukan jika tidak terpilih menjadi presiden. Pernyataan Megawati
jelas akan terus berjuang untuk rakyat, tanpa memberikan perincian lebih lanjut
mengenai apa yang dimaksud dengan berjuang tersebut. Sedang SBY
menyatakan dengan berbesar hati akan memberikan ucapan selamat kepada
pemenang dan mengajak para pendukungnya untuk memberikan dukungannya
kepada pemerintah yang sah tersebut. Yang terakhir dan yang paling menarik
menurut hemat penulis adalah ungkapan JK, calon presiden dengan nomor urut 3
ini dengan segala kepercayaan dirinya bilang bahwa pemenangnya tentu adalah
yang terbaik diantara mereka, dan untuk itu ada kemungkinan dirinyalah yang
terbaik itu. Namun, andaikan keadaan berkata lain, maka Jusuf Kalla akan pulang
ke kampung halamannya, meneruskan bisnis, menghidupkan masjid serta
membangun lembaga-lembaga pendidikan.
Yang penting kita cermati adalah, realita bahwa dalam lubuk hati kita yang
paling dalam ternyata masih susah untuk menerima kekalahan. Kita tidak harus
belajar untuk kelah memang, kita hanya perlu menerima kenyataan bahwa ada
yang lebih baik, lebih hebat, dan lebih unggul dari kita. Sekali lagi kita tidak
kalah, tapi hanya pesaing kita rupanya lebih unggul dari kita, itu saja. Kesadaran
semacam itu tidak akan muncul begitu saja dalam kancah perlombaan apapun.
Tapi kebesaran jiwa itu harus dibangun dengan keras, kita meski mampu
menahan kobaran jiwa yang sangat membakar, tapi semua itu harus kita lampaui
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
36
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
sebagai upaya menyehatkan psikis, rohani kita. Seberat apapun harus kita
lakukan, dikarenakan jika tidak kita berlatih maka kekecewaan itu akan terus
membayangi selama hidup kita dan akan menggerogoti semua karunia Tuhan,
hingga kenikmatan yang berlimpahpun rasanya hambar dan takkan tersyukuri.
Menjadi presiden, wakil presiden dan anggota dewan tujuan sebenarnya
adalah berjuang untuk rakyat, kalau ada tujuan-tujuan lain sebaiknya tidak kita
bahas di sini, amanat rakyat itu tidak ringan. Allah SWT pernah menyindir bahwa
kita ini Dloluuman Jahuula, sangat aniaya dan teramat bodoh, sebab amanat
yang tujuh langit dan bumi serta makhluk Tuhan yang lebih hebat dari kita saja
enggan dan tidak mampu membawanya, kita malah berebut memiliki, betapa
memang bodoh kita ini. Amanat tidak hanya harus kita pertanggung jawabkan
kepada yang memberikan mandat, tapi lebih dari itu amanat akan dipertanggung
jawabkan di hadapan Sang Kholik, belum lagi mengemban amanat berarti harus
merelakan hampir semua waktunya untuk menjalankan mandat itu sebaik-
baiknya dan seadil-adilnya. Hilang sudah waktu yang mestinya dapat kita
manfaatkan untuk membenahi diri, memperkaya hati dan menajamkan pisau
pengetahuan serta mengasah kepekaan rasa. Sirna pula saat yang begitu
berharga untuk berasyik mesra dengan Sang Kekasih, memuji dan mengingat
nama-Nya, kita terlampau berat memikul amanat.
Kembali kepada apa yang kita sebut perjuangan, membela kepentingan
rakyat. Tidak harus seseorang itu menjadi pemimpin, public figure baru sebuah
perjuangan dapat dilakukan, tidak. Darimanapun sebenarnya kita dapat
membela kepentingan rakyat. Tidak harus dari jalur birokrasi pemerintahan. Janji-
janji manis semasa kampanye dulu, kontrak-kontrak politik dengan kaum jelata
bisa diwujudkan walau memang tidak segampang ketika kita berkuasa. Sebut
saja salah satunya dengan memberikan modal kepada anak-anak muda yang
putus sekolah, lepas dari sekolah menengah atas, alumni pondok pesantren dan
mereka yang masih pengangguran untuk kemudian dapat dimanfaatkan
berwirausaha. Ide ini cukup cemerlang dan tidak butuh sentuhan birokratik,
tinggal kemauan untuk menjalankannya dengan baik, kalau perlu menggandeng
pihak lain yang juga punya kepedulian yang sama.
Kita bisa lihat apa yang telah dilakukan oleh Mohammad Yunus dari
Banglades dengan Bank Gramen nya, yang menjadikan dia peraih nobel. Terbukti
bahwa memberi bantuan itu tidak lantas membuat sang pemberi menjadi
berkurang dan bertambah miskin. Namun sebaliknya, dari dana yang
digulirankan itu justru memperkaya lingkungan, perekonomian berjalan,
perputaran uang berlangsung sampai pada tataran bawah dan pendapatan
meningkat. Konsep social enterpreunership ternyata ampuh mengentaskan
kemiskinan dengan signifikan. Dan itu dilakukan M. Yunus diluar jalur birokrasi.
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
37
Makalah :Sekolah Tinggi Pemilihan Presiden Secara LangsungAgama Islam Pati Sebuah Hajatan Besar Demokrasi
Selain itu sebagaian dari para capres dan cawapres yang adalah
pengusaha juga bisa memanfaatkan jalur usahanya ini untuk meningkatkan
kepedulian mereka terhadap sesama. Corporate Social Responsibility (CSR) bisa
mereka tingkatkan dengan menekan biaya pencitraan produk lewat iklan media
yang glamour, namun bisa dialihkan dengan memberikan santunan, memberikan
jaminan pendidikan dan kalau perlu memberikan suntikan modal dan pelatihan-
pelatihan usaha mandiri.
Banyak acara relity show di televisi yang bertujuan membangun
kepedulian terhadap sesama, ini fakta yang baik untuk kita tingkatkan. Dan
sebagai seorang muslim, kita tentu tahu bahwa pada kadar tertentu ada hak
orang miskin dalam harta kita, tapi sampai saat ini kita sulit untuk memberikan
zakatnya, kita terlampau pelit untuk bersodakoh apalagi infak. Kita lebih enjoy
kalau harta kita berlebih mending naik haji saja, walaupun sudah lebih dari satu
kali melakukannya. Entahlah apa yang sebenarnya kita yakini dari amal yang
tidak dianjurkan Nabi ini.
Atau mungkin karena dengan predikat haji itu kemudian kita punya tempat
yang lebih tinggi dalam strata sosial masyarakat kita? kalau benar begitu tentu
kita telah jauh menyelewengkan ajaran Islam, sebab dalam Agama Allah ini tidak
ada derajat yang lebih tinggi dari yang lain kecuali hanya taqwanya kepada
Tuhan, sementara taqwa itu sendiri yang berhak menilai adalah hanya Dia SWT.
Tidak ada kasta dalam Islam, semuanya sama dihadapan Allah dan manusia,
Islam menganjurkan sikap egaliter.
Tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan apa yang kita sebut
dengan konsep demokrasi, sama dengan tata cara berbangsa dan bernegara
yang lain, demokrasi adalah hasil kreasi manusia untuk mencapai kesejahteraan
hidup dalam bermasyarakat. Tak ayal, kemudian demokrasi itu sendiri harus siap
untuk menerima kritik, harus tahan terhadap gempuran ideologi lain yang boleh
jadi suatu saat nanti lebih menjanjikan, sebab kita juga tidak pernah tahu bahwa
konsep negara bangsa dan juga demokrasi itu akan menjadi nilai akhir yang
dianut bangsa manusia untuk mempertahankan peradaban mereka di muka
bumi.
+++++++++++++++++++++++++___________________
Hal.Devi Nurhayati
38