isi buku geger kalijodo rev-28 okt-04

Upload: wendi-ahmad-wahyudi

Post on 05-Jul-2018

263 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    1/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    2/301

    GEGER KALIJODO 

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    3/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    Di Indonesia hidup berbagai ragam etnik

    dan suku bangsa, yang mendiami pulau-pulau

    yang membujur dari Sabang sampai Merauke.

    Keberadaaan dan keragaman etnik ini

    merupakan warisan kerajaan-kerajaan lama.

    Harsya Bachtiar (1976) menyebutkan, Indone-

    sia sebenarnya terdiri dari nation-nation lama

    yang kemudian terintegrasi ke dalam nasion

    Indonesia. Berbagai kelompok etnik dan suku

    bangsa merupakan tulang punggung bagi

    keberadaan nation Indonesia.

    Sependapat dengan Bachtiar, Antropolog

    Parsudi Suparlan, berpendapat bahwa sebagai

    sebuah bangsa, Indonesia merupakan sebuah

    satuan masyarakat terdiri atas masyarakat suku

    bangsa yang secara bersama-sama

      he founding father mencoba merumuskan ciri kebangsaandari berbagai teori yang ada. Beberapa pemikir barat yang sering

    dikutip mereka dalam ruang-ruang diskusi dan perdebatan...T

     ASejarah Singkat Pemikiran

    Kebangsaan Indonesia

    3

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    4/301

    GEGER KALIJODO 

    mewujudkan diri sebagai satu bangsa atau na-

    tion. Suparlan (1979) menjelaskan mengenai

    suku-suku bangsa yang ada di Indonesia

    sebagai berikut:

    Suku-suku bangsa di Indonesia, telah ada sejak

    sebelum tercetusnya Proklamasi Kemerdekaan In-

    donesia, yang menandai keberadaan bangsa Indo-

    nesia. Masing-masing suku bangsa menempati

    wilayah yang secara turun-temurun mereka akui

    sebagai wilayah tempat sumber-sumber kehidupanmereka yang menjadi haknya dan yang mana hak

    tersebut diakui oleh suku bangsa lainnya.

    Masing-masing suku bangsa mengem-

    bangkan kebudayaannya sesuai dengan corak

    potensi-potensi sumberdaya dalam lingkungan

    hidup masing-masing dan sesuai dengan tema-

    tema budaya atau pandangan hidup dan etos

    yang dipunyai. Oleh karena itu, masing-masing

    suku bangsa mempunyai corak kebudayaan

    yang berbeda satu dengan lainnya.

    Perbedaan kebudayaan antara satu sukubangsa dengan suku bangsa lainnya bukan

    hanya terwujud secara horisontal, yang artinya

    satu sama lain berbeda dan tidak dapat saling

    memahami. Akan tetapi perbedaan kebudayaan

    tersebut juga dapat dilihat secara vertikal, yang

    berarti ada yang masih hidup dengan sistem

    ekonomi dan teknologi sederhana dengan hidup

    dari mengumpulkan dan memanfaatkan hasil

    hutan serta bertani di ladang berpindah secara

    rotasi. Di pihak lain, sudah ada masyarakat-

    4

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    5/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    masyarakat suku bangsa yang sudah mengenal

    sistem feodal atau kerajaan yang terpusat

    kekuasaannya di daerah perkotaan.

    Pola hubungan antarsuku bangsa bergerak

    secara dinamis, terutama di kawasan-kawasan

    perdagangan, di daerah pesisir pantai. Di kota-

    kota inilah beragam etnik bertemu. Selain dalam

    bidang perdagangan, interaksi yang semakin

    intensif berlangsung dalam berbagai kegiatansosial. Hal inilah yang membuat tempat-tempat

    umum menjadi penting keberadaanya sebagai

    wadah untuk mengakomodasi perbedaan-

    perbedaan yang ada, serta sebagai perantara

    yang menjembatani hubungan antarsuku

    bangsa.

    Interaksi berlangsung lebih erat dengan

    kesamaan bahasa yang mereka gunakan

    sehari-hari, yaitu bahasa Melayu. Bahasa ini

    secara efektif menjadi meditor perbedaan

    bahasa ibu masing-masing etnik, khususnyadalam beragam transaksi di pasar, karena

    itulah kemudian bahasa melayu disebut

    sebagai lingua franca. Dalam masa pergerakan

    nasional, saat semangat kebangsaan, menjadi

    ideologi baru untuk bersatu. Dipelopori oleh

    para pemuda terpelajar dari berbagai etnis di

    negeri jajahan Belanda, pada 28 Oktober 1928,

    lahir satu kontrak sosial pertama antarkelompok

    suku bangsa, dalam satu ikatan tanah air,

    bangsa, dan bahasa, yaitu Indonesia. Momen-

    5

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    6/301

    GEGER KALIJODO 

    tum penting yang sangat menentukan perjalanan

    sosial politik bangsa itu, kemudian dikenal

    sebagai Sumpah Pemuda.

    Para pendiri bangsa ini menyadari, bahwa

    rakyat Indonesia terdiri dari keanekaragaman

    etnis dan suku bangsa. Karena itulah jauh-jauh

    hari The founding father mencoba merumuskan

    ciri kebangsaan dari berbagai teori yang ada.

    Beberapa pemikir barat yang sering dikutipmereka dalam ruang-ruang diskusi dan

    perdebatan, salah satunya pendapat pemikir 

    Perancis, Ernest Renan, adalah yang paling

    populer di kalangan kaum pergerakan. Renan,

    memberikan gambaran tentang bangsa dalam

    satu pertanyaan Qu’est ce qu’une nation?

    Pertanyaan yang ia ajukan itu kemudian

    dijawabnya sendiri, bahwa bangsa itu dibentuk

    atas keinginan bersatu: Le desir d’etre

    ensamble, serta kesediaan untuk bersama-

    sama berkorban. Pernyataan Renan yangmasyur itu, ia sampaikan di muka sidang

     Akademia Perancis pada tanggal 11 Maret

    1882.

     Agar bangsa baru segera lahir, maka

    haruslah ada sifat yang mendorong persatuan

    itu. Misalnya: segala fakta kepahlawanan di

    masa silam, penderitaan bersama dan

    kesediaan berkorban di hari depan. Dengan

    syarat-syarat ini, maka Renan merumuskan apa

    yang dinamainya negara-negara atau nation:

    6

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    7/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    Suatu setia kawan yang luas mendalam dan

    berdasarkan pengorbanan dan kesadaran yang

    telah ditaburkan serta selanjutnya bersedia pula

    akan ditaburkan. Oleh karena itu, bangsa-negara

    ialah suatu ikatan jiwa.

    Pikiran Renan hidup sampai

    akhir abad ke-19 dan diikuti oleh

    pemikir abad ke-20, di antaranya

    Lothrop Stodard. Stodard adalah

    penulis buku “Kebangkitan Ras

    Kulit Berwarna,” yang terkenal

    mampu mengilhami bangsa-

    bangsa di Asia dan Afrika lepas

    dari belenggu kolonialisme barat.

    Pendapat lain, adalah dari

    pemikir Jerman, Otto Bauer. Ia

    mendefinisikan suatu bangsa dengan

    mengatakan Was ist eine Nation? Pertanyaan

    ini dijawab Eine Nation ist eine aus

    Schicsagemeinschaft erwachsene Chakterge-meinshcaft,  suatu bangsa ialah suatu

    masyarakat ketertiban yang muncul dari

    masyarakat yang senasib.

    Sementara itu, seorang sejarahwan yang

    ahli mengenai nasionalisme, Hans Kohn

    memberikan definisi tentang nasionalisme

    sebagai berikut:Nasionalisme adalah satu tata pikir dan tata rasa,

    yang meresapi mayoritas terbesar sesuatu rakyat

    dan menganggap dirinya meresapi semua anggota

    rakyat itu. Nasionalisme mengakui negara nasional

    7

    Pernyataan

    Renan yang

    masyur itu, ia

    sampaikan dimuka sidang

     Akademia

    Perancis pada

    tanggal 11

    Maret 1882.

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    8/301

    GEGER KALIJODO 

    sebagai bentuk ideal organisasi politik dan

    menganggap nasionalitas sebagai sumber bagi

    tenaga budaya yang kreatif serta kesentosaan

    ekono-mi. Karena itu kesetian tertinggi manusia

    harus ditunjukkan kepada nasionalitasnya, karena

    hidupnya itu sendiri disangka berakar di dalam-nya

    dan kemungkinan oleh kesejahteraannya.1

    Dari berbagai teori dan pemikiran yang

    berkembang, para pendiri bangsa  kemudian

    merumuskan sendiri kriteria tentang bangsa,sebagai berikut: “Bangsa ditentukan oleh

    keinsafan sebagai ‘suatu persekutuan yang

    tersusun jadi satu’, yaitu keinsafan yang terbit

    karena percaya atas persamaan nasib dan

    tujuan. Keinsafan itu bertambah besar oleh

    karena, sama seperuntungan, malang yang

    sama diderita, mujur yang sama didapat, oleh

    karena jasa bersama, kesengsaraan bersama,

    pendeknya oleh karena peringatan kepada

    riwayat bersama yang tertanam di dalam hati

    dan otak.”2Di masa lalu, kesadaran baru itu belumlah

    dapat diterima dan dimengerti oleh segenap

    penghuni nusantara. Namun, peristiwa lahirnya

    proklamasi pada 17 Agustus 1945 telah

    memunculkan kesadaran baru di kalangan

    kelompok-kelompok etnis yang ada, yakni

    kesadaran akan sebuah bangsa yang bersatu

    dan berdaulat. Itu pun hanya pada kalangan

    tertentu atau para pemimpin golongan etnis.

    Sementara di kalangan masyarakat

    8

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    9/301

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    10/301

    GEGER KALIJODO 

    perselisihan di antara kelompok. Bahkan

    kadang-kadang menimbulkan konflik-konflik

    yang berujung pada gerakan pemberontakan

    separatis.

    ***

    10

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    11/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    Keberadaan kelompok etnik dan suku

    bangsa merupakan tulang punggung bagi

    keberadaannation Indonesia. Konflik antar etnik

    dan melemahnya nation Indonesia sebagai

    faktor pengikat merupakan masalah besar bagi

    eksistensi Indonesia. Beberapa pernyataan

    daerah atau sebagian komunitas etnik seperti

     Aceh, Riau, dan Irian Jaya mengindikasikan,

    bahwa nation Indonesia cenderung melemah,

    baik sebagai acuan nilai maupun sebagai pusat

    administratif.3

    Berbagai pihak menyoroti masalah

    kerusuhan dan konflik sosial di atas, dianggap

    sebagai akibat pembangunan di masa Orde

    Baru yang salah dalam menerapkan kebijakan

    ekonomi, politik, sosial, dan budaya, sehingga

      i masa lalu, pemerintah kolonial mengupayakan

    pengelompokan tempat tinggal berdasarkan etnis sebagai bagian

    dari strategi politik pecah belah (devide et impera), ini dilakukan

    untuk mempertahankan kekuasaan-nya di tanah jajahan

    nusantara.

    BBerbagai Problem

    Menjadi Indonesia

    D

    11

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    12/301

    GEGER KALIJODO 

    menimbulkan berbagai masalah pembangunan

    seperti kemiskinan, kesenjangan ekonomi dan

    pendapatan, marginalisasi dan lain

    sebagainya. Sumber-sumber kerusuhan di

    masa Orde Baru sering dianggap sebagai

    dampak dari masalah kecemburuan sosial dan

    ekonomi antara penduduk asli dan pendatang.

    Kurun waktu dua tahun 1998 hingga 2000,

    struktur masyarakat Indonesia kembalimengalami “pembelahan” sosial, maupun

    politik atas dasar suku, agama, ras, maupun

    golongan. Pembelahan ini diperlihatkan oleh

    kecenderungan kembalinya politik aliran pada

    masa transisi politik sebagai sebuah identitas,

    baik politik maupun sosial.

     Akibat kerapuhan hubungan sosial di

    beberapa daerah terjadi, bahkan ada yang

    berkeinginan merdeka. Sementara di daerah-

    daerah lainnya, kerapuhan hubungan sosial

    berubah menjadi kerusuhan seperti yangterjadi di Situbondo (1996), Tasikmalaya

    (1997), Rengasdengklok (1997), Sanggauledo

    (1997), Karawang-Bekasi (1997), Kupang

    (1997), Sambas (1999), Mataram (2000), dan

    lain-lain.4

    Berbagai pandangan pun berkembang

    untuk mengungkap konflik-konflik sosial yang

    membakar berbagai daerah di Indonesia

    selama lima tahun terakhir. Misalnya, teori

    kultur dominan yang dikembangkan oleh

    12

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    13/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    Bruner (Suparlan, 1999), mengasumsikan

    adanya budaya yang kuat di satu tempat,

    sehingga budaya-budaya lain yang dibawa

    para pendatang tunduk dan menyesuaikan diri

    terhadap kultur dominan. Model kultur dominan

    ini dapat digunakan untuk menganalisis potensi

    konflik antaretnik di suatu tempat, terutama bila

    kultur dominan tersebut tidak ada. Melalui

    pendekatan ini, Bruner menganalisis potensikonflik beberapa suku bangsa di Bandung dan

    Medan.

    Dalam kasus Bandung, etnik Sunda

    merupakan kelompok dominan yang menempati

    posisi-posisi tertentu, baik dalam birokrasi

    maupun lembaga pendidikan. Para pendatang,

    seperti Jawa, menurut Suparlan menyesuaikan

    diri dengan kultur dominan. Konflik yang terjadi

    antara pendatang dengan penduduk asli tidak

    menyebabkan diaktifkannya suku bangsa

    (Jawa) sebagai acuan dalam menggalangsolidaritas sosial.

    Hal demikian terutama terjadi pada suku

    Jawa kelas menengah ke bawah. Sebaliknya,

    suku Jawa kelas menengah ke atas cenderung

    mempertahankan kultur Jawa. Mereka dapat

    mempertahankan kultur Jawa karena posisi-

    posisi sosial, ekonomi, dan politik mereka,

    sehingga terbebas dari keharusan tunduk pada

    kultur dominan. Di samping itu, kelompok kelas

    menengah Jawa di Bandung lebih kosmopolit

    13

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    14/301

    GEGER KALIJODO 

    dan modern.

    Kasus Medan, menurut Bruner, seperti

    dikutip Suparlan, berbeda dengan Bandung. Di

    Medan tidak terdapat kultur dominan. Orang

    Jawa, sekalipun secara kuantitas mayoritas,

    bukan merupakan kelompok dominan, karena

    mereka berada pada posisi kelas menengah ke

    bawah, sehingga tidak mempunyai kekuatan

    sosial, ekonomi, dan politik. Dengan tidakadanya kultur dominan di Medan, Bruner 

    menggambarkan, masing-masing suku bangsa

    menciptakan keteraturan sosial dalam

    lingkungan masyarakat suku bangsanya.

    Sedangkan di tempat-tempat umum mereka

    cenderung saling berkompetisi dengan

    mengaktifkan masing-masing suku bangsa

    sebagai instrumen untuk menggalang

    solidaritas sosial.

    Seperti halnya Medan, di Jakarta tidak

    terdapat kultur lokal yang dominan. EtnikBetawi yang merupakan penduduk asli Jakarta

    bukan merupakan kultur dominan. Sebaliknya,

    kultur Betawi menghadapi ‘serangan’ dari

    berbagai etnik pendatang, sehingga sering

    dikatakan, kultur Betawi terancam mengalami

    kepunahan. Karena itu, tidak mengherankan

     jika MT Arifin seperti dikutip dalam penelitian

    Indonesian Institute for Civil Society (INCIS),

    mengkhawatirkan beberapa kelompok etnik di

    Jakarta akan mengaktifkan solidaritas etnik.

    14

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    15/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    Mereka mengelompok dalam berbagai etnik,

    dengan orientasi etnisitas yang cukup tinggi,

    cenderung eksklusif, dan memiliki stereotip

    (terhadap kelompok lain). Yang menarik ialah,

    persaingan antarkelompok etnik dan orientasi

    etnisitas merupakan faktor potensial bagi

    terjadinya konflik antarkelompok etnik di Jakarta.

    Potensi konflik bukan hanya

    faktor kultural dan orientasietnisitas yang tinggi, melainkan

    dipengaruhi oleh berbagai

    variabel lain, terutama variabel

    sosial ekonomi. Alqadari (1999)

    dalam menganalisis konflik etnik

    di Ambon dan Sambas

    mengemukakan, bahwa variabel

    utama yang mendorong konflik

    yakni variabel ekonomi. Konflik

    akibat faktor ekonomi di Jakarta,

    terutama antara penduduk asli denganpendatang, sangat potensial, seperti nampak

    dalam laporan Habsjah (1999).5

    Penelitian INCIS tentang “Hubungan

     Antaretnik dan Malasah Kebangsaan di Jakarta,

    dengan mengambil sampel dari 10 kelompok

    paguyuban dari berbagai etnik di Indonesia,

    menunjukkan hanya etnis Aceh dan Papua yang

    memang terus-menerus bergolak, menunjukkan

    melemahnya rasa kebangsaan, ini ditunjukkan

    dengan melemahnya perasaan sebagai bagian

    15

    ....kultur Betawimenghadapi

    “ serangan” dari

    berbagai etnik

    pendatang,

    sehingga sering

    dikatakan, kultur 

    Betawi terancam

    mengalami

    kepunahan.

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    16/301

    GEGER KALIJODO 

    Indonesia.

    Penelitian INCIS, seperti berbagai

    penelitian tentang masalah kebangsaan di Indo-

    nesia, memang tidak ditujukan untuk melihat

    konflik antaretnik dalam skala mikro. Seperti

    interaksi antar komunitas di lingkungan yang

    semakin sempit di Jakarta, serta bagaimana

    pertarungan antarkelompok memperebutkan

    sumber daya, menjadi pemicu terjadinya konfliksosial.

    Jakarta dihuni oleh berbagai kelompok

    etnik yang datang dari berbagai penjuru Indo-

    nesia. Karena itu, Jakarta merupakan ‘miniatur’

    yang menggambarkan hubungan antaretnik.

    Selain itu, berbagai kelompok etnik yang ada

    di Jakarta secara teoritis akan lebih kosmopolit

    serta memiliki keterikatan yang lebih tinggi

    terhadap nation Indonesia. Karena itu, berbagai

    kelompok etnik di Jakarta dapat menjadi tolok

    ukur bagi keberadaan berbagai kelompok etnikdi daerah lain.

    Keberadaan suku bangsa di berbagai

    wilayah di Jakarta, jika ditelusuri sejarahnya,

    setua dengan keberadaan kota Jakarta itu

    sendiri. Namun, secara administratif,

    pengelompokan masyarakat berdasarkan suku

    bangsa, baru dilakukan oleh pemerintah kolonial

    Belanda. Ditandai dengan keberadaan

    kampung-kampung yang didasarkan oleh

    kesamaan daerah asal, misalnya Kampung

    16

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    17/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    Melayu, Kampung Bali, Kampung Bugis,

    Kampung Ambon, Arab, dan lain-lain. Sampai

    saat ini jejak-jejak peninggalan itu masih terlihat

    di berbagai pelosok Jakarta.

    Di masa lalu, pemerintah kolonial

    mengupayakan pengelompokan tempat tinggal

    berdasarkan etnis sebagai bagian dari strategi

    politik pecah belah (devide et impera). Ini

    dilakukan untuk mempertahankankekuasaannya di tanah jajahan nusantara.

    Sejalan dengan berputarnya waktu,

    perkembangan sebagai akibat dari asmilasi

    dan akulturasi, yang berjalan secara alamiah,

    pembaruan pun berlangsung. Walaupun masih

    ada upaya mempertahankan tradisi dari setiap

    komunitas warga, namun hubungan sosial

    mereka dengan komunitas etnis lain berjalan

    dengan baik dan dapat hidup berdampingan

    dengan rukun.

    Walaupun demikian, kehidupan antar etnisdi Jakarta, bukan tanpa riak-riak. Beberapa

    kasus menunjukkan adanya pertentangan

    antarkelompok warga yang berbeda asal

    daerahnya. Walaupun dari sekian banyak

    peristiwa tersebut, jarang kerusuhan

    antarkelompok di Jakarta dipicu oleh perbedaan

    etnis.

    Perkelahian antarkelompok masyarakat

    yang berbeda etnik sering kali disebabkan oleh

    perebutan sumber daya ekonomi. Jumlah

    17

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    18/301

    GEGER KALIJODO 

    penduduk Jakarta yang sangat padat sedangkan

     jumlah sumber daya yang diperebutkan semakin

    menipis, membuat gesekan lebih sering terjadi.

    Hal ini dapat dilihat dari seringnya konflik yang

    terjadi di sentra-sentra bisnis seperti pasar,

    sekitar mall, dan di dekat tempat hiburan, seperti

    bar, karaoke.

    Namun, dari sekian banyak kasus

    perkelahian dalam skala besar, biasanyakasus-kasus tawuran warga yang berbeda

    etnik selalu diawali dengan tindak

    penganiayaan. Kasus yang awalnya adalah

    persoalan kecil ini ditangani dengan baik,

    terutama oleh aparat keamanan, niscaya

    kasusnya tidak akan menjadi besar dan rumit.

    Dari pandangan psikologi sosial,

    berkumpulnya manusia dalam tempat yang

    sempit, dapat menyebabkan gesekan sosial

    yang tak terelakan. Apalagi gejala komunitas

    kota adalah adanya kecenderungan masyarakatmassa (mass society), di mana individu

    kehilangan identitas pribadinya; individu tidak

    lagi mampu membuat putusan-putusan secara

    pribadi, melainkan bertindak menurut dorongan

    massa; individu cenderung kehilangan cipta,

    rasa, dan karsa sendiri, atau seperti dikatakan

    oleh Daldjoeni, terjadi “kekosongan budaya.”6

    Hal ini dapat disimpulkan dengan

    menganalisa berbagai keributan yang

    melibatkan etnis yang berbeda di Jakarta, yang

    18

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    19/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    dikumpulkan berdasarkan analisa isi

    pemberitaan media. Dalam 10 tahun terakhir,

    kecuali kerusuhan 13-14 Mei 1998, kerusuhan

    antarwarga di Jakarta, lebih banyak didasari

    oleh perebutan lahan penghidupan oleh

    kelompok-kelompok preman di kawasan bisnis,

    pasar, dan tempat hiburan di Jakarta.

    Hanya saja, kelompok preman yang

    terorganisir berdasarkan asal daerah inilahyang memperumit konflik.7  Hal ini terjadi

    sebagai akibat dari adanya stereotip dari

    masing-masing kelompok masyarakat.

    Terutama pandangan negatif satu kelompok

    terhadap kelompok lain.

    Contoh kasus bentrokan antarwarga di

    Tanah Abang dengan kelompok preman asal

    Timor-timur sepanjang tahun 1995-1997.

    Keberadaan kelompok itu membuat konflik

    sempat berlarut-larut. Anatomi konflik sosial

    antaretnis dalam skala besar jika dikupas lebihmendalam biasanya muncul dari kasus kriminal

    biasa. Misalnya kelompok preman Ambon

    dengan warga di kawasan Ketapang, Jakarta

    Barat, akhir tahun 1998.

    Perselisihan yang pecah pada 21 Novem-

    ber 1998 itu berawal dari masalah sepele. Ada

    seorang anak baru gede (ABG), warga sekitar 

    Jalan Ketapang, persis di belakang Gedung

    Gajah Mada Plaza, mengintip permainan bola

    tangkas yang terletak di Jalan Zainul Arifin, yang

    19

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    20/301

    GEGER KALIJODO 

    diduga menjadi arena perjudian terselubung.

    Ketika sedang mengintip itulah para “centeng”

    memergoki dan menganiaya ABG tadi. Orang

    tua korban yang ingin menyelesaikan masalah

    pun mengalami perlakuan yang sama. Warga

    pun bereaksi atas perlakuan para centeng.

    Perkelahian dengan menggunakan berbagai

    senjata tajam pun tak bisa dihindari.

    Seketika solidaritas warga semakinmeluas. Jika pada awalnya korban hanya

    dibantu oleh warga di Gang IV, Jalan

    Pembangunan, segera mereka mendapat

    bantuan dari warga Jalan Tanah Sereal. Dalam

    waktu tak lebih dari 24 jam setelah kejadian

    pertama, sudah berseliweran isu bahwa ada

    mushola yang dibakar kelompok preman.

     Akibatnya solidaritas semakin meluas, termasuk

    kedatangan Front Pembela Islam (FPI) yang

    berasal dari Tanah Abang.

    Menghadapi lawan yang bertambahbanyak, para preman mulai terdesak. Sebagai

    akibat dari perkelahian tak seimbang itu, jatuh

    korban enam orang tewas dari kalangan pre-

    man. Situasi sudah tak bisa dikendalikan,

    bahkan ada korban di kalangan aparat.

    Komandan Kodim Jakarta Pusat dan ajudannya

    mengalami luka-luka akibat bacokan massa

    yang kalap. Kerusuhan pun semakin meluas, tak

    hanya di daerah Ketapang saja, beberapa

    bangunan gereja, sekolah di Jalan Samanhudi,

    20

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    21/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    Kartini, Hasyim Asyari dibakar massa.8

    Beberapa media massa kemudian

    menyimpulkan, peristiwa Ketapang sebagai

    konflik antaragama. Hal mana terjadi pula di

    daerah lain seperti di Kupang.

    Sementara kasus Ambon lebih kompleks,

    lantaran tidak hanya terkait dengan isu etnik,

    tetapi juga telah merembet menjadi persoalan

    agama. Apalagi ada kecemburuan pendudukasli yang kebetulan mayoritas Kristen dengan

    etnik Bugis pemeluk Islam sebagai pendatang.

    Tak hanya di Ambon, di Kupang pun konflik

    antara orang Bugis Makassar dan penduduk

    lokal telah bergeser menjadi konflik antara

    penganut agama Kristen melawan penganut Is-

    lam. Karena itu yang menjadi korban adalah

    simbol agama, seperti masjid dan gereja.

    Dari berbagai konflik yang terjadi,

    keterlibatan aparat keamanan, lebih sering

    hanya sebagai ‘pemadam kebakaran’. Padahaldi awal kerusuhan, keberadaan aparat-aparat

    keamanan yang langsung menangani masalah

    sangat efektif untuk meredam konflik

    berkembang menjadi masalah besar.

    Keberadaan aparat sebagai ujung tombak

    teritorial—istilah yang sering digunakan oleh

    militer— dilupakan. Kiprahnya sebagai

    pemadam kebakaran bisa diamati dengan

    pemberitaan media massa, misalnya, di kirim

    dua batalyon ke Ambon, segera disiapkan

    21

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    22/301

    GEGER KALIJODO 

    pasukan dari Jakarta untuk mengatasi konflik di

    Kupang, dan lainnya.

    Buku ini merupakan hasil penelitian yang

    membandingkan dua kawasan, Kelurahan

    Muara Baru dan kawasan Kalijodo, Kelurahan

    Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta

    Utara. Dua kawasan yang dihuni oleh beragam

    etnis, dan memiliki potensi konflik yang sama.

    Namun, Muara Baru menjadi satu kawasanaman dari konflik antaretnis, sedangkan Kalijodo

    menjadi daerah yang sepanjang tiga tahun,

    antara 1999-2002, terus-menerus menjadi pusat

    pemberitaan media massa, karena pertempuran

    antardua etnis yang berbeda, yaitu antara

    Mandar dan Makassar.

    ***

    22

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    23/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    23

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    24/301

    GEGER KALIJODO 

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    25/301

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    26/301

    GEGER KALIJODO 

    26

    Sampai awal abad ke-20, karesidenan

    Jakarta itu terdiri dari wilayah-wilayah yang

    disebut sebagai afdeling. Wilayah Jakarta

    dibagi menjadi enam afdeling. Afdeling Stad en

    Voorsteden van Batavia (kota dan pinggiran

    kota) wilayahnya meliputi distrik Penjaringan,

    Pasar Senen, Mangga Besar, dan Tanah

     Abang.10

    Dalam distrik Penjaringan inilah terletakkawasan Kalijodo. Kawasan yang diapit oleh

    Kali Angke, dan Sungai Banjir Kanal yang

    merupakan sungai buatan untuk mengurangi

    banjir di wilayah Jakarta. Kalijodo inilah satu

    kawasan yang melahirkan banyak legenda di

    Jakarta.

    Sesuai dengan namanya, Kalijodo, sejak

    masa-masa penjajahan Belanda dikenal

    sebagai tempat orang mencari cinta. Dengan

    setting sejarah di tahun 1930-an, Novel Ca-Bau-

    Kan, seperti ditulis oleh Remy Sylado,mengisahkan kawasan bantaran sungai yang

    sudah kesohor oleh para pedagang-pedagang

    Tionghoa. Di sini tempat para gadis pribumi

    mendendangkan lagu-lagu klasik Tiongkok di

    atas perahu-perahu yang ditambat di pinggir kali.

    Lebih dari sekedar cerita tentang ketenaran

    para perempuan penghibur, novel Cau-Bau-

    Kan, juga syarat dengan nilai tentang hubungan

    antar etnis secara lebih realistis. Remy

    mengisahkan kehidupan masyarakat keturunan

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    27/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    Tionghoa di Indonesia dalam kurun waktu 1918-

    1951, dengan menonjolkan peranan mereka

    dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indo-

    nesia. Dengan novelnya tersebut Remy Sylado

    seperti ingin membantah pandangan stereotip

    yang menyebutkan, bahwa keturunan Tionghoa

    tidak memiliki andil dalam sejarah kemerdekaan

    Indonesia.11

    Kemasyuran Kalijodosebagai tempat mencari

    cinta sesaat, tak lekang oleh

    waktu. Di era setelah

    kemerdekaan, di tahun 1950-

    an, tempat ini masih dikenal

    sebagai kawasan pinggir 

    kali, tempat orang mencari

    pasangan. Bahkan sampai

    abad ke-21, Kalijodo selain

    menjadi tempat perjudian

    ilegal, juga berkembangsebagai tempat prostitusi liar.

    Dari sini pernah terungkap,

    untuk pertama kali praktek

    perdagangan wanita oleh

    Polsek Metro Penjaringan,

    pada September tahun 2001.

    Praktek penjualan wanita terungkap setelah

    salah seorang korban, sebut saja Sari, 22 tahun

    (bukan nama sebenarnya), melarikan diri dari

    sebuah bar, di jalan Kepanduan, kawasan Gang

    27

    Pada awalnya, oleh

    petugas piket yang

    menerima laporan

    tersebut, dianggap

    kasus biasa, lantaran

    Bar Cempaka, tempat

    Sari disekap memang

    dikenal sebagai

    tempat pelacuran.

    Namun, setelah saya

    membaca laporantersebut, saya

    katakan bahwa kasus

    ini kasus serius,

    tentang PENJUALAN

    WANITA ....

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    28/301

    GEGER KALIJODO 

    Kambing, Kelurahan Pejagalan. Dalam kondisi

    sakit, dia melaporkan perlakuan biadab yang

     juga menimpa 16 kawannya yang masih disekap

    di Bar Cempaka milik Iskandar.

    Sari sendiri mengaku harus berjuang keras

    untuk bisa lolos dari bar itu. Berikut berbagai

    usaha yang telah dia lakukan untuk bisa keluar 

    dari cengkeraman mucikari dan tukang pukul

    yang selalu mengawasi gerak-geriknya.Saya ingin lari karena dibohongi, rasa sakit padaperut juga membuat semakin ingin melarikan diri

    dari Bar Cempaka. Sebenarnya niat itu sudah lama

    ada, namun selalu gagal karena gerak-geriknya

    diawasi Mami Sri, pengelola Bar Cempaka. “Saya

    pernah beberapa kali minta kepada tamu saya untuk

    membawa saya pergi dari tempat itu, tetapi mereka

    sendiri juga takut dengan centeng-centeng mami

    yang bertampang sangar. Namun, ada seorang

    langganan yang bersedia menelepon bibi saya di

    Cirebon,” ujarnya. Kesempatan untuk lari dari tempat

    itu, lanjut Sari, akhirnya tiba ketika dia sedang

    menemani tamu, dan duduk di luar bar. Beberapakali, gerak-geriknya diawasi mami, tetapi begitu

    perhatian mami beralih ke rekan-rekan lain, Sari

    langsung kabur. Dia kemudian ditolong seorang

    warga yang lalu mengantarkannya ke Mapolsek

    Penjaringan, untuk melaporkan peristiwa yang

    menimpa dirinya.12

    Pada awalnya, oleh petugas piket yang

    menerima laporan tersebut, dianggap kasus

    biasa, lantaran Bar Cempaka, tempat Sari

    disekap memang dikenal sebagai tempat

    pelacuran. Namun, sebagai Kapolsek Metro

    28

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    29/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    Penjaringan, setelah membaca laporan tersebut,

    saya katakan bahwa kasus ini kasus serius,

    tentang penjualan wanita di bawah umur atau

    yang dikenal dalam dunia internasional sebagai

    women trafficking. Satu jenis kejahatan

    terorganisir, seperti halnya sindikat narkotika.

    Betul juga, setelah kami menelusuri kasus

    ini, ternyata para tersangka, memang dijebak

    oleh kelompok sindikat. Dari pengakuan Sariyang dikuatkan keterangan awan-kawannya

    setelah kami menggerebek bar tersebut.

    Mereka dipaksa untuk menjual diri, setelah

    sebelumnya datang ke Jakarta untuk mencari

    pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga.

    Modus para tersangka menjerat para

    korban relatif seragam. Setiba mereka di

    Jakarta, dari kampung halamannya di Cirebon,

    Pekalongan, Garut, Tasikmalaya, di kawasan

    stasiun Senen, Jakarta Pusat, dan di terminal

    Kampung Rambutan, mereka didekatiseseorang. Anggota sindikat inilah yang

    menebar jaring, membujuk calon korba0,

    berdalih akan mencarikan pekerjaan. Jika

    korban menolak, mulailah mereka memasang

    taring. Mereka mengancam dan menyekap

    korban di rumah kos-kosan milik pelaku.

    ***

    29

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    30/301

    GEGER KALIJODO 

    P  u i   n g- p u i   n g s  i   s  a p er  t   ar  u n g a n

     d  u a k  e l   o m p o k  d  i  K a l   i   j   o d  o (  F  o t   o : K OMP A  S  )  

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    31/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    Di Kawasan Kalijodo, terdapat dua etnis

    besar yang mendominasi kawasan tersebut.

    Selain jumlahnya yang melebihi kelompok

    masyarakat lain, mereka juga memiliki

    pengaruh yang luas. Mereka adalah kelompok

    masyarakat Sulawesi Selatan. Namun,

    masyarakat ini terbagi lagi dalam dua kelompok,

    yaitu suku Mandar dan Bugis Makassar.

    Walaupun sama-sama dari Makassar 

    kedua kelompok mempunyai latar belakang

    kultural yang berbeda. Mereka mempunyai

    kepercayaan dan keyakinan agama serta politik

    yang tak seragam. Perbedaan ini tampaknya

    tidak terlepas dari ikatan kekerabatan dan

    kelompok keluarga masing-masing.

    Perbedaan sosio-kultural ini ternyata

    31

      hetto adalah pemukiman yang dihuni oleh suatu etnistertentu yang dipandang sebagai etnis yang kurang disenangi

    oleh kelompok mayoritas masyarakat lainnya, karena dipandang

     jorok dan mempunyai cara hidup yang aneh.

    G

    BGang, Ghetto,

    dan Preman Kalijodo

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    32/301

    GEGER KALIJODO 

    mereka bawa juga, ketika mereka berada di satu

    tempat yang jauh dari asal lingkungan hidup

    mereka, di perantauan. Seperti juga para

    perantau dari daerah lain, Jakarta menjadi

    tempat hidup mereka yang kedua, setelah

    tanah kelahiran.

    Kota Jakarta sebagai ibu kota negara,

    merupakan kota metropolitan yang modern.

    Sebagai kota besar, Jakarta memiliki berbagaiorganisasi modern, seperti partai politik,

    beragam asosiasi, koperasi dan lain-lainnya.

    Dalam organisasi modern tersebut terdapat

    deferensiasi dan spesialisasi, yang dapat

    menampung dan menyalurkan kepentingan dan

    keinginan anggotanya. Walau demikian,

    organisasi kekerabatan dan kekeluargaan

    masih tetap mempunyai peranan penting dalam

    mengendalikan dan mempengaruhi tingkah laku

    dan tindakan-tindakan anggotanya.

    Organisasi modern dengan berbagaipranata, norma, konvensi, dan hukum turut

    mengontrol tingkah laku profesional dan formal

    para anggota masyarakat. Tetapi tingkah laku

    kultural mereka tetap dikontrol oleh organisasi-

    organisasi kelompok kerabat dan keluarga atau

    daerah. Fenomena inilah yang nampak dari

    adanya organisasi kerukunan, yang di samping

    berfungsi sebagai mengawasi tingkah laku

    kultural para anggotanya, turut membantu

    mereka dalam situasi-situasi yang mendesak.13

    32

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    33/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    Sayangnya, dua kelompok masyarakat

    Makassar dan Mandar, yang hidup di kawasan

    Kalijodo, dalam sejarahnya memiliki akar 

    konflik yang panjang. Walaupun di tempat

    asalnya, seperti diceritakan oleh tokoh-tokoh

    masyarakat Sulawesi Selatan yang saya temui,

    mereka mengatakan, bahwa di Sulawesi

    hampir tak pernah terjadi konflik antara

    kelompok masyarakat Bugis Makassar dengansuku Mandar.

    Rupanya, persaingan hidup, untuk dapat

    eksis di tempat perantauan seringkali

    melupakan tata aturan. Kedua kelompok ini

    harus bersaing untuk memperebutkan sumber 

    daya kehidupan. Perjudian memicu mereka

    untuk saling bertarung. Kehidupan yang keras,

    melahirkan orang-orang kuat di kawasan ini.

    Mereka inilah jagoan-jagoan yang berkuasa atas

    lahan-lahan kosong di bantaran Sungai Banjir 

    Kanal maupun Kali Angke, yang mereka bangunsebagai lapak judi.

    Pertarungan yang sengit dari dua

    kelompok masyarakat itu, jelas mengganggu

    kelompok masyarakat lain. Hal ini mengingatkan

    kita pada kisah Ghetto di Amerika latin. Ghetto

    adalah pemukiman yang dihuni oleh suatu etnis

    tertentu yang dipandang sebagai etnis yang

    kurang disenangi oleh kelompok mayoritas

    masyarakat lainnya, karena dipandang jorok dan

    mempunyai cara hidup yang aneh.14

    33

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    34/301

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    35/301

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    36/301

    GEGER KALIJODO 

    mengendarai sepeda motor berpapasan

    dengan iring-iringan tadi. Becek membuat Udin

    memilih jalan yang lebih aman, namun akibatnya

    motornya nyaris menyenggol Jalal. Jalal yang

    hampir terserempet itu pun mendelik tajam

    kepada si pengendara motor yang nyaris

    mencelakainya.

    Namun, mata si pengendara motor 

    membalas lebih galak. Dengan mata melotot,Udin membentak Jalal, “Kamu tidak kenal saya!”

    Mendengar ancaman itu, Jalal pun menyahut

    dengan takut, “Saya kenal Daeng, kita sama-

    sama kenal, maafin saya Daeng,” mendengar 

     jawaban itu, bergegaslah motor meninggalkan

    ketiga orang tersebut.

    Rupanya masalah tak selesai sampai di

    situ. Permintaan maaf tak membuat amarah

     jagoan itu reda. Ketika ketiga orang sampai di

    depan rumah Jalal, Udin yang masih geram

    berbalik menghampiri Jalal. Kali ini dengansebilah badik di tangan. Dengan nada

    mengancam, kerah baju Jalal ditarik,

    “Sekarang loe tau gua, gua mati’in loe!” kata

    Udin. Saat itu sebuah bogem mentah mendarat

    di tengkuk jalal.

    Jalal tak kalah cekatan, lepas dari

    cengkeraman ia kabur ke dalam rumah.

    Diambilnya sebuah parang dari balik kasur di

    kamarnya. Kali ini keduanya siap bertarung,

    sama-sama menghunus senjata. Namun, Parang

    36

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    37/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    Jalal lebih panjang ketimbang badik Udin, duel

    menjadi tidak imbang.

    Udin sebelumnya di atas angin kini

    kewalahan. Tiga kali bacokan mengenai tangan,

    kuping, dan leher Udin. Tebasan ketiga itulah

    yang membuat jagoan jatuh tersungkur. Darah

    pun menetes di jalan dari luka menganga. Darah

    bercampur air hujan yang masih menggenang.16

    Melihat lawannya roboh, Jalal ambillangkahseribu. Ia pun nekad melompat ke

    Sungai Banjir Kanal yang saat itu tengah meluap

    karena banjir. Golok dan sarungnya ia lempar 

    ke arus deras. Pembunuh itu pun lenyap ditelan

    kegelapan malam. Dua kawan Jalal yang sedari

    tadi menonton hanya terkesima. Kemudian

    mereka juga ikut lari meninggalkan tempat

    kejadian. Mereka ngeri kena balasan kawan-

    kawan Udin.

    Oleh warga sekitar Udin yang terkapar 

    kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Atmajaya,Pluit. Namun lantaran banyak mengeluarkan

    darah,nyawa Udin pun tak tertolong. Mendengar 

    Udin mati, gemparlah seluruh kawasan Kalijodo.

    Dalam sekejab massa yang kebanyakan kawan

    dan kerabat Udin pun sudah berkumpul di tempat

    kejadian dengan berbagai senjata tajam seperti

    tombak dan pedang terhunus. Mereka mencari

    si pembunuh.

    Situasi pun bertambah genting, mengingat

    Udin berasal dari kelompok Makassar dan

    37

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    38/301

    GEGER KALIJODO 

    kebetulan adik dari Bedul—bukan nama

    sebenarnya—bos pemilik rumah perjudian yang

    punya banyak pengikut. Sedangkan tersangka

    berasal dari Mandar, dua kelompok yang selalu

    membuat keributan di Kalijodo.

    Malam yang dingin oleh hembusan angin

    laut tak meredakan amarah kelompok yang telah

    kehilangan jagoannya. Bedul yang mendengar 

    adiknya tewas oleh anak Mandar, langsungmenghambur ke lokasi kejadian. Padahal, saat

    mendapat kabar adiknya tewas, Bedul sedang

    menikmati mimpi. Namun mimpi berakhir buruk

    ketika ia terjaga oleh kerabatnya yang

    mengabarkan kejadian tragis itu. Naik pitamlah

    darah orang Bugis itu. Ia pun berlari ia dari

    rumahnya.

     Saat itu di tempat kejadian, sudah hadir 

    beberapa anggota polisi dari Polsek Penjaringan

    yang sedang meredam massa. Saat itu

    sebagian massa hendak merusak rumah Jalal.Rupanya, Bedul tidak dengan tangan kosong

    datang ke tempat kejadian. Sebuah pistol ia

    tenteng dengan wajah merah padam. Pada saat

    bersamaan di lokasi nampak Amrul (sebut saja

    demikian), salah satu tokoh dari kelompok

    Mandar, yang saat itu sedang bersama polisi

    berpakaian preman, Bedul pun langsung

    merangsek, dipukulnya Amrul dengan gagang

    pistol. Dua pukulan lain menghantam pipi dan

    membuat bibir Amrul terluka.

    38

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    39/301

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    40/301

    GEGER KALIJODO 

    akan habis!”

    Rupanya kata-kata itu mengena, tensi

    amarah Bedul sedikit mereda. Sambil

    menurunkan senjata, Bedul sempat

    mengucapkan, “Saya tahu Bapak Kapolsek, tapi

    saya minta Bapak jangan ambil senjata saya,”

    katanya. Setelah itu ia pun ngeloyor 

    meninggalkan tempat kejadian.

    Sehari kemudian media massa pun ramaimenuliskan kejadian itu. Harian Kompas yang

    walaupun terlambat satu hari, paling lengkap

    menuliskan kejadian tersebut dengan judul,

    “Tukang Ojek Dibunuh di Kalijodo.” Kompas

    dalam awal tulisan melukiskan, keributan terjadi

    di tempat perjudian dan sentra lokalisasi wanita

    tuna susila (WTS) Kalijodo.

    Sedangkan cerita penodongan ditulis

    harian Kompas sebagai berikut:Bahkan, menurut seorang saksi mata yang tidak

    mau disebutkan namanya, Bedul malam itu sempatmenodongkan pistolnya ke Kepala Polsek Metro

    Penjaringan, mungkin karena tidak mengenal

    Kepala Polsek Penjaringan dan kebetulan Kepala

    Polseknya tidak mengenakan seragam. “Namun,

    setelah berdialog akhirnya Kepala Polsek bisa

    meredakan suasana,” ungkap saksi yang enggan

    disebut namanya.17

    Rupanya pemberitaan yang juga

    mengisahkan drama penodongan itu, menarik

    perhatian para pimpinan Polda Metro Jaya.

    Banyak pertanyaan dari teman-teman dan para

    40

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    41/301

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    42/301

    GEGER KALIJODO 

    Organisasi para pemuda penganggur menjadi

    alat untuk mengamankan lapak-lapak judi. Juga

    mengamankan para “bandot” istilah untuk para

    bandar judi. Dalam organisasi tersebut terdapat

    kekuatan cadangan sekitar seribu anak-anak

    muda yang bisa menjadi pasukan pemukul.

    Kelompok inilah yang kemudian menamakan

    dirinya sebagai “Anak Macan”.

    Dalam penelitian yang dilakukan oleh Idham Azis tentang “Organisasi ‘Arkan Malik’ dalam

    Pengelolaan Judi di Kelurahan ‘X’ Jakarta.

    Disebutkan bahwa “Anak Macan” adalah struktur 

    paling bawah dari organisasi judi milik Asman.

    Namun walaupun menduduki tempat paling

    bawah, grup ini memiliki peranan besar sebagai

    pasukan khusus.

    Masih menurut penelitian tersebut, “Anak

    Macan” tidak memiliki tugas khusus seperti

    karyawan lainnya. Mereka bukan karyawan

    atau petugas operasional dari kegiatanperjudian. Tenaga mereka sewaktu-waktu

    dibutuhkan seperti pasukan cadangan, untuk

    menjaga lokasi perjudian. Namun jumlah mereka

    paling banyak dibanding karyawan yang lain,

    bahkan ada yang menyebut jumlahnya sampai

    seribu orang.

    Mereka ditampung dalam pos-pos atau

    divisi yang ada. Antara lain di bangunan yang

    belum digunakan oleh organisasi tersebut. Yang

    tidak kebagian “barak” tinggal di rumah-rumah

    42

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    43/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    kontrakan dekat lokasi judi. Menurut penelitian

    tersebut, mereka “dipelihara” dengan

    pertimbangan agar tidak menjadi “preman liar”.

    Dengan koordinatornya Arkan Malik. Walaupun

    dalam organisasi, mereka memiliki aturan-

    aturan seperti tidak boleh membuat onar, mabuk,

    atau minum obat-obatan terlarang di sekitar 

    lokasi perjudian, namun pada kenyataannya

    banyak juga “Anak Macan” yang seringmembuat onar.18

    Ketangguhan kelompok ini pernah teruji

    ketika mereka berhasil menghalau serbuan

    pasukan berjubah dari Front Pembela Islam

    (FPI) yang hendak menganggu lokasi perjudian

    Kalijodo. Saat itu, FPI lari tunggang-langgang

    masuk jalan tol setelah kewalahan menghadapi

    pasukan bersenjata tajam itu. Bahkan dari

    penelitian tersebut, didapatkan informasi bahwa

    kelompok ini berhasil menyusupkan beberapa

    anggotanya ke dalam tubuh FPI, sehinggagerakan kelompok bersorban itu selalu

    terpantau, khususnya jika ada rencana

    penyerangan ke Kalijodo.

    Berbeda dengan Asman, kelompok Bedul

    walaupun tidak terorganisir serapi saingannya,

    tapi tetap tak bisa dianggap remeh. Kelompok

    ini memiliki ratusan pengikut setia yang selama

    ini menumpang hidup dengan keberadaan

    tempat perjudian dan hiburan malam. Mereka

    terikat oleh perasaan senasib sebagai

    43

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    44/301

    GEGER KALIJODO 

    perantauan asal satu kampung halaman.

    Berdasarkan hubungan kekerabatan tadi,

    munculah pola hubungan semacam patron and

    client relationship. Para pemilik lapak yang

    menyewakan lahan kepada para “bandot” atau

    bandar judi, menjadi induk semang. Mereka

    dikitari oleh kelompok inti yang masih

    merupakan bagian keluarga atau karib dekat

    sebagai pengelola bisnis. Sedangkan lingkaranluar, sebagai penjaga, tukang pukul, pengantar 

    penjudi, diisi anak-anak muda pengangguran.

    Mereka semua menggantungkan penghidupan

    kepada perputaran meja judi.

    Hanya saja, jika Asman mengandalkan

    kelompok “Anak Macan” untuk mengamankan

    tempat usahanya, Bedul mengamankan lahan

     judinya dengan menjadikan para pengangguran

    sebagai “Hansip”.

    Pada puncak-puncak ketegangan antar dua

    kelompok setelah pembunuhan Udin oleh Jalal,kami menempatkan pasukan penuh dari Polsek

    Metro Penjaringan, dibantu pasukan bantuan

    dari Polres Jakarta Utara. Keputusan untuk

    meminta bantuan kekuatan yang lebih besar,

    kami putuskan mengingat jumlah personil Polsek

    yang hanya 200 personil jelas tidak akan mampu

    mengatasi keadaan, jika pecah konflik terbuka

    yang melibatkan ribuan massa. Rupanya

    keberadaan polisi dalam jumlah besar dan

    bersenjata lengkap di lokasi, sebelum

    44

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    45/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    pertempuran meletus, sangat efektif. Suasana

    berangsur-angsur tenang. Sehingga dalam

    waktu relatif singkat, keadaan memang sudah

    dapat dikendalikan.

    Suasana itu juga didukung oleh kesigapan

    anggota kami yang dalam waktu tak lebih dari

    24 jam setelah kejadian, berhasil menangkap

    Jalal. Sehingga kami bisa meredakan kelompok

    yang marah setelah kehilangan seoranganggotanya.

    Bagaimana kami menangkap Jalal? Untuk

    mengejar Jalal, Kepala Unit Reserse dan

    Intelejen, Polsek Metro Penjaringan, Inspektur I,

    Rony Samtana, memerintahkan satu Tim Buru

    Sergap yang saat kejadian sedang berada di

    Cikampek, Jawa Barat, sedang menangani

    masalah pencurian kendaraan bermotor, segera

    ditarik ke Penjaringan untuk menangani kasus

    ini.

    Kami jelas tidak mau menunggu terlalulama. Gerak cepat diperlukan sebelum

    masalahnya berkembang terlalu jauh. Kami

    seakan berkejaran dengan waktu, dalam situasi

    yang panas oleh konflik. Isu dan rumors biasanya

    berdesingan secepat peluru. Berita dari mulut

    ke mulut seringkali mengipasi bara yang sudah

    menyala, sehingga dapat memancing masalah

    menjadi lebih besar. Jadi kami ingin segera

    menyelesaikan masalah sebelum masalahnya

    menjalar ke mana-mana dan semakin sulit

    45

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    46/301

    GEGER KALIJODO 

    dikendalikan.

    Tindakan cepat bukan tanpa alasan.

    Beberapa kasus kerusuhan di berbagai daerah

    seperti kerusuhan di Tasikmalaya akhir tahun

    1996, Sanggauledo, Kalimatan Barat, dan

    Ketapang, Jakarta Pusat yang menjalar sampai

    ke Ambon, Maluku 1999-2002. Peristiwa itu

    berawal dari penganiayaan biasa yang

    terlambat ditangani.Kasus ini dengan cepat berubah menjadi

    perkelahian antarkelompok, muncul provokasi-

    provokasi dari kelompok tertentu yang ingin

    mengail di air keruh. Sehingga masalah yang

    pada awalnya sederhana bisa menjadi runyam.

    Bagi aparat keamanan, khususnya polisi, yang

    tidak menginginkan kasus ini menjadi besar,

    tentu akan lebih mudah mematikan api rokok

    ketimbang memadamkan kebakaran besar.

    Bukankah ada nasihat bijak dari filsuf 

    Tiongkok, Lao Tze, “Selesaikan soal ketikamasih kecil. Siapa yang mahir mengatasi soal

    kecil, tidak akan terpaksa mengurus soal besar.

    Yang bangga karena mengurus soal besar,

    sebenarnya telah alpa mengurus soal kecil,” kata

    filsof ini.19

    Saya tidak ingin Kalijodo menjadi arena

    pertentangan antaretnis. Pelajaran mahal telah

    kita dapatkan dari kasus bentrokan antara

    kelompok preman yang menjaga tempat hiburan

    dan perjudian bola tangkas di Ketapang, Jakarta

    46

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    47/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    Pusat. Kebetulan para preman tersebut berasal

    dari Indonesia Timur (baca, Ambon).

    Bentrokan yang berujung pada pengusiran

    kelompok preman Ambon di Jakarta tersebut,

    ternyata mempunyai ekor yang panjang.

    Kelompok yang terusir kemudian melebarkan

    front pertempuran di daerah asalnya di Ambon.

    Dan, Ambon terbakar dalam waktu yang lama,

    hampir tiga tahun konflik berlarut-larut tanpapenyelesaian.

    Pelajaran mahal itu selalu terngiang dalam

    pemikiran saya. Tidak bisa dibayangkan jika

    perseteruan antara kelompok Mandar dan

    Makassar di Kalijodo juga melibatkan kelompok

    Roni—bukan nama sebenarnya—yang beretnis

    Serang, Banten. Kelompok Roni menguasai

    wilayah sebelah barat Kalijodo, Kecamatan

    Tambora. Namun, karena letaknya di perbatasan

    kecamatan, jarak antarkelompok tak lebih dari

    selemparan batu dan hanya dipisahkan olehsungai.

    Bagaimana jika konflik

    terjadi dan sampai membuat

    kelompok Serang

    mengerahkan massanya dari

    Banten. Bukankah kelompok

    ini tinggal nglurug dari arah

    barat Jakarta dan dalam

    sekejab kawasan sempit dan

    padat penduduk itu bisa rata

    47

    Berita dari radio

    dengkul seringkali

    mengipasi bara

    yang sudah

    menyala, sehingga

    dapat memancing

    masalah menjadi

    lebih besar.

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    48/301

    GEGER KALIJODO 

    dengan tanah.

    Sementara satu kelompok yang kalah

    perang terusir pulang ke kampung

    halamannya, membawa dendam-dendam

    kebencian dengan etnis tertentu. Lebih

    berbahaya lagi jika dendam itu diperlebar tak

    hanya kepada etnis Serang, tetapi kepada or-

    ang Jawa di Sulawesi Selatan. Jika itu terjadi,

    sungguh sulit di-bayangkan, masalahnyamenjadi sangat runyam dam sulit diselesaikan.

    Karena itulah kecepatan untuk menuntaskan

    masalah menjadi sangat penting. Kecepatan

    inilah kunci utama yang akan menutup

    kemungkinan munculnya provokasi-provokasi

    dari luar, mencegah desas-desus yang

    berpotensi memperkeruh keadaan.

    Polsek sebagai bagian organisasi

    kepolisian, yang berada di garis depan,

    berhadapan langsung dengan masyarakat,

    memang memiliki kewenangan otonom,sehingga bisa bertindak cepat untuk

    menyelesaikan kasus-kasus kriminal di

    lingkungan yang menjadi kewenangannya.

    Tulisan para pakar di media massa banyak

    memberi inspirasi untuk bertindak cepat dalam

    kasus-kasus kriminal yang berpotensi menjadi

    kerusuhan sosial dalam skala yang luas. Dalam

    satu tulisannya, sosiolog Parakitri Simbolon

    memberikan penjelasan:

    Dulu penjajah tahu urgensi bertindak cepat dan

    48

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    49/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    otonom. Seperti diceritakan Pangeran Aria Achmad

    Djajadiningrat, seorang putra Banten yang amat

    terkemuka dalam birokrasi Belanda dulu. Pada tahun

    1880-an, kakek Achmad Djajadiningrat, Aria

    Natadiningrat, diganjar dengan jabatan Demang Patih

    di daerah Banten karena sukses menyelesaikan

    kerusuhan sosial, yaitu culik. Banyak desa di

    Banten ketika itu ditinggalkan penduduk karena

    takut culik.

    Belanda meminta Natadiningrat mengatasimasalah itu. Natadiningrat bukannya mengirim

    polisi atau serdadu. Penduduk percaya, penculik

    bertubuh besar, berjanggut panjang, dengan

    pedang panjang dan pentungan besar. Dahsyat.

    Setelah kerja keras memeriksa keadaan,

    Natadiningrat paham, penculik adalah para

     jawara yang mula-mula menakut-nakuti anak-

    anak gembala dengan tampang seram,

    sehingga anak-anak itu lari ketakutan ke

    kampung mereka. Setelah seluruh kampung lari

    mengungsi, para jawara bebas menguras hartayang ditinggal.

    Dengan bantuan beberapa polisi,

    Natadiningrat segera menangkap beberapa

    penculik, lalu mengurung mereka. Mereka lalu

    diikat pada tonggak-tonggak di pintu pasar. Ia

    menyediakan rotan pemukul, lalu mengizinkan

    semua pengunjung pasar memukulkan rotan

    sekuat tenaga di punggung tiap tangkapan,

    tetapi hanya boleh sekali saja. Akibatnya pasar 

    menjadi amat ramai, dan peristiwa culik lenyap

    49

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    50/301

    GEGER KALIJODO 

    (KOMPAS, 29 April 2001)

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    51/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    seluruhnya hanya dalam beberapa hari, dan

    tidak pernah muncul lagi selama Natadiningrat

    memangku jabatannya sebagai Demang Patih.20

    Ketepatan dan kecepatan itu, kata kunci

    penyelesaian masalah. Setelah Tim Buser tiba

    di kantor dan segera mempelajari kasus,

    menggali informasi dan menganalisanya,

    kesimpulannya, tim segera diperintahkan

    meluncur ke Serang, Banten. Pagi-pagi butaanggota kami sudah mengejarnya ke sana.

    Mengapa tim berangkat ke Serang? Walaupun

    Jalal berasal dari kelompok Mandar, ia telah

    beristri gadis Serang. Menurut informasi, ia

    kerap mengunjungi nenek isterinya di daerah

    tersebut. Namun dari pengejaran ke rumah

    nenek dan mertua Jalal, tim tak menemukan si

    pelaku yang memiliki nama samaran Rizal.

    Walaupun demikian, jejak Jalal telah

    terendus. Tim mendapatkan informasi penting

    yang menyebutkan Jalal pergi ke rumahpamannya untuk mengobati lukanya, di daerah

    Labuan. Tepatnya di ujung Serang, jauh melewati

    Pantai Anyer. Ternyata benar, ia ada di sana.

    Lewat pengepungan pada senja hari menjelang

    magrib, tim berhasil meringkus Jalal.21

    Keberhasilan menangkap pelaku

    pembunuhan dalam waktu yang singkat cukup

    penting, terutama untuk meredam amarah

    kelompok yang telah kehilangan anggotanya.

     Akan timbul kepercayaan dari kelompok yang

    51

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    52/301

    GEGER KALIJODO 

    marah bahwa polisi tidak tinggal diam dan telah

    bergerak cepat.

    Penegakan hukum yang tegas juga berlaku

    pada Bedul. Ia kami tangkap dengan dasar 

    penganiayaan dan kepemilikan senjata api

    ilegal. Ini untuk menunjukkan kepada

    kelompoknya bahwa tidak bisa seseorang main

    hakim sendiri dan bergaya koboi menenteng

    senjata api.   Penangkapan Bedul

    diawali oleh adanya laporan

    pengaduan dari Amrul, korban

    pemukulan Bedul, ke Polsek.

    Pemukulan dengan gagang

    pistol itu ternyata membuat

    bengkak di pipi dan bibir 

     Amrul. Hal ini dikuatkan oleh

    Visum et Repertum  yang

    dikeluarkan Dokter Johannes

    Gunawan dari Rumah SakitPluit. Dokter menyimpulkan

    yang menyebabkan luka

     Amrul ada lah akibat

    kekerasan benda tumpul.22

    Bedul ditangkap oleh Tim Reserse Polres

    Jakarta Utara, sehari setelah kejadian. Dari

    Bedul juga disita sepucuk pistol jenis FN merk

    Fegarmy, berikut dua butir peluru. Selain itu, turut

    disita pula surat tugas dari sebuah perusahaan

    distributor dan penjualan senjata api dan bela

    52

    Mereka lalu diikat

    pada tonggak-

    tonggak di pintu

    pasar. Ia

    menyediakan rotan

    pemukul, lalu

    mengizinkan semua

    pengunjung pasar 

    memukulkan rotan

    sekuat tenaga dipunggung tiap

    tangkapan, ....

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    53/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    diri. Menurut pengakuan Bedul, ia memukul

     Amrul, karena ia menduga anak buah Amrul yang

    melakukan pembunuhan terhadap adiknya.

     Amrul memang salah satu tokoh “Anak Macan”.

    Sebenarnya pada saat kejadi-an, Amrul berada

    di dekat TKP setelah ia diminta oleh anggota

    Polsek mencari si pembunuh yang termasuk

    anggota kelompoknya.

    Sedangkan pengakuan Bedul, soalkepemilikan senjata api yang ada di tangannya

    sudah sah. Ia mengaku memiliki izin membawa

    senjata, dan sudah mendapatkan izin

    kepemilikan senjata api yang dikeluarkan oleh

    Mabes Polri. Walaupun demikian, tentu saja

    penggunaan senjata ada aturannya. Dalam

    keterangan pihak PT. Budiman Maju Megah,

    perusahaan yang mengeluarkan senjata Bedul,

    diperoleh informasi bahwa ia hanya rekanan

    perusahaan importir senjata tersebut dan tidak

    diperbolehkan menggunaan senjata berbahayaitu secara serampangan.

     Apa lag i ternyata, su ra t tugas yang

    dikeluarkan perusahaan tersebut bersifat

    sementara untuk membawa, selama proses

    menunggu surat izin resmi dari Mabes Polri.

    Selama izin belum keluar, senjata masih menjadi

    milik PT Budiman Maju Megah. Pada akhir 

    keterangannya, pihak perusahaan tersebut

    menyatakan, perbuatan yang dilakukan Bedul

    apabila melanggar hukum dan ketentuan yang

    53

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    54/301

    GEGER KALIJODO 

    berlaku, patut diberikan sanksi sesuai bobot

    pelanggarannya.

    Soal penodongan terhadap Kapolsek,

    menurut pengakuan Bedul di depan penyidik,

    ia tidak tahu menahu ada petugas di tempat

    kejadian. Ia menodongkan senjata kepada

    Kapolsek, mengingat saat kejadian malam hari

    dan Kapolsek tidak berpakaian dinas.23

    Penangkapan terhadap dua pelakukejahatan dari dua kelompok yang berseteru

    penting sekali untuk menunjukkan keseriusan

    aparat keamanan. Ini penting dilakukan agar 

    kelompok yang tadinya sudah mengasah

    senjata, percaya kepada aparat dan

    menyerahkan penyelesaian kepada petugas,

    tidak bertindak main hakim sendiri.

     Atas tindakannya, belakangan Bedul

    mendapat ganjaran dari pengadilan selama

    tiga bulan. Secara jujur, saya kecewa dengan

    putusan pengadilan yang terlalu ringan atas or-ang yang telah melawan petugas dan hampir 

    saja menimbulkan keributan dalam skala yang

    luas di Kalijodo.

    Pembunuhan Udin memang menambah

    daftar panjang aksi-aksi kekerasan antardua

    kelompok di Kalijodo. Peristiwa yang lebih

    tragis sebenarnya pernah terjadi pada tahun

    1993. Cerita dari para tetua dan petugas polisi

    yang lama bertugas di daerah tersebut

    menyebutkan, saat itu dari kelompok Makassar 

    54

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    55/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    ada jagoan yang terkenal bernama Daeng

    Leang, yang juga membuka usaha perjudian di

    daerah tersebut.

    Di puncak konflik Daeng Leang dibunuh

    oleh kelompok pesaingnya. Cerita pembunuhan

    tersebut dilukiskan oleh Majalah Tempo, seperti

    sebuah drama yang berujung pada tragedi:

    Di tengah malam itu rumah judi kelompok Asman,

    sekitar 200 meter dari rumah judi kelompok Leangkebanjiran petaruh. Lalu terjadi perang mulut antara

    petaruh dan bandar judi. Buntutnya, meja judi

    dibalikkan. Seorang oknum aparat, yang diduga

    membekingi kelompok Leang, menarik pelatuk

    senapannya, “dor”. Tidak ada korban, kecuali

    petaruhnya lari tunggang langgang. Para pelacur 

    menjerit ketakutan, di tengah bau minuman.

    Kelompok Asman menduga ulah itu datang dari

    Leang. Selasa malam, kedua kelompok saling

    lempar batu bata. Tujuh rumah rusak ringan.

    Bentrokan reda setelah aparat Polsek dan Koramil

    Penjaringan datang mengamankan. Rabu malam

    akhir September, Leang dan rekannya, Akongmengira situasi sudah aman. Mereka datang ke

    rumah judi kelompok Asman. Ternyata, Leang

    mengantar nyawanya. Akong berhasil kabur 

    menyelamatkan diri. Leang ditusuk anak buah

     Asman. Ayah dua anak yang berusia 36 tahun itu

    dihajar sampai tewas. Ususnya terburai. Kemudian,

    mayat Leang diseret sejauh dua puluh meter untuk

    diceburkan ke kali.24

    Walaupun jenazah Leang akhirnya

    menyembul ke atas kali, namun versi lain dari

    cerita lisan yang beredar di kalangan

    55

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    56/301

    GEGER KALIJODO 

    masyarakat sekitar menyebutkan, mayat Leang

    tak pernah ditemukan. Cerita inilah yang sampai

    sekarang melegenda di kalangan warga

    Kalijodo.

    Cerita permusuhan antarkelompok inilah

    yang kemudian diturunkan dari generasi ke

    generasi lewat tradisi cerita lisan antar 

    komunitas. Salah satu pihak memandang Leang

    sebagai tokoh panutan, sedangkan kelompoklain melihatnya sebagai orang jahat yang berhasil

    disingkirkan.

    Seperti virus yang menyerang tubuh,

    dendam tidak bisa dimusnakan seketika,

    dendam sudah tertanam di alam bawah sadar 

    mereka. Kenyataan inilah yang mudah

    meletupkan persoalan sepele, sebagai akibat

    mabuk-mabukan dan percekcokan.

    Walaupun demikian, sepeninggal Daeng

    Leang, bentrokan antar kelompok semakin

     jarang terjadi. Hal ini lantaran hanya ada satutokoh yang disegani oleh kedua kelompok.

    Tokoh tersebut adalah Kamilong, seorang

    pensiunan tentara yang sudah lama menetap

    di kawasan tersebut.

    Kamilong adalah perintis usaha perjudian

    di kawasan tersebut. Berdasarkan penelitian

    Idham Azis, pada tahun 1980, Kamilong mulai

    merintis tempat perjudian dengan membuka judi

    koprok tradisional. Judi jenis ini memang sedang

    digemari oleh kalangan masyarakat bawah,

    56

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    57/301

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    58/301

    GEGER KALIJODO 

    turun-temurun sebagai daerah tempat perjudian.

    Berbagai fasilitas menarik juga diberikan

    pengelola lapak untuk memanjakan para

    penjudi, seperti pengawalan bagi mereka yang

    menang sampai di rumah.

    Sedangkan upaya yang dilakukan para

    pengelola lapak untuk melestarikan usahanya

    adalah dengan melakukan pendekatan kepada

    aparat keamanan. Itu sudah dilakukan olehKamilong yang mengadakan pendekatan

    dengan pihak aparat keamanan, aparat

    Pemda, dan juga membantu warga masyarakat

    di sekitar lokasi perjudian. Hal inilah yang

    membuat ia semakin disegani.

    Namun, sepeninggal Kamilong pada tahun

    1990-an, kelompok-kelompok judi yang semakin

    besar, seperti kehilangan induk semang.

    Persaingan antar kelompok sering terjadi.

    Sementara tokoh yang bisa meredam

    perselisihan tidak ada. Akibatnya, perselisihanyang pada awalnya hanya masalah sepele, dan

    akhirnya menjadi keributan antarkelompok

    dalam skala besar.

    ***

    58

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    59/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    60/301

    GEGER KALIJODO 

    60

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    61/301

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    62/301

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    63/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    63

    untuk meminimalisir peredaran minuman

    memabukan ini. Untuk itu, kami melakukan

    penggerebekan secara berkala, bagi

    perdagangan minuman keras tanpa izin.

    Bentrokan antardua kelompok pada akhir 

    Mei 2001, yang berlangsung selama dua hari,

    mengakibatkan 16 rumah lapak judi dan WTS

    terbakar. Serta rumah-rumah penduduk setem-

    pat terbakar. Perkelahian massal ini melibatkanribuan warga setempat. Akibat kejadian

    tersebut, telah membuat sejumlah warga

    mengungsi ke tempat yang jauh dari pusat

    konflik.

    Untuk meredakan perkelahian massal saat

    itu, Polsek Penjaringan jelas tidak mampu. Untuk

    itu didatangkan bantuan dari Polres Jakarta Utara

    dan Polda Metro Jaya. Bahkan polisi sampai

    harus melumpuhkan peserta tawuran dengan

    menembak mereka. Ada empat orang terluka

    karena tembakan polisi. Polisi juga bertindakcepat dan segera menangkap provokator. Pada

    hari kedua, Joni orang yang diduga kuat sebagai

    biang kerok kejadian, dapat ditangkap. Untuk

    pemeriksaan, Joni digiring ke Polda Metro Jaya.

    Sejumlah kesatuan ditempatkan untuk

    menjaga kawasan itu, agar kerusuhan tidak

    terulang lagi. Di bagian utara dijaga satu peleton

    Satuan Polisi Air dan Udara (Satpol Airud).

    Sedangkan di sisi barat, penjagaannya

    dilaksanakan secara bergantian antara anggota

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    64/301

    GEGER KALIJODO 

    64

    Brigadir Mobil (Brimob) dan anggota Polsek

    Metro Tambora. Saat itu yang menjabat sebagai

    Kapolsek Tambora adalah teman satu angkatan

    saya di akademi, Ajun Komisaris Merdisyam.

    Keberadaan pasukan polisi dalam jumlah

    besar sebenarnya ada ceritanya tersendiri.

    Menjelang bulan Agustus 2001, situasi

    keamanan nasional, khususnya Jakarta, mulai

    memanas. Saat itu, kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) terus digoyang

    oleh DPR, yang kemudian menimbulkan reaksi

    perlawanan sengit dari kalangan warga

    Nahdlatul Ulama (NU) yang menjadi pendukung

    Gus Dur. Waktu itu muncul ancaman warga NU

    Jawa Timur akan datang ke Jakarta untuk

    melancarkan aksi demonstrasi besar-besaran

    ke DPR.

    Menghadapi situasi keamanan Jakarta

    yang tidak menentu, Kapolri yang saat itu dijabat

    Jenderal Pol. Drs. Bimantoro, sejak awal Junitelah menempatkan pasukan cadangan dari

    Brimob dan pasukan lain yang tidak melakukan

    tugas-tugas pelayanan masyakat, seperti Polisi

    Laut dan Udara di Jakarta Utara. Pasukan ini

    disiagakan untuk menghadapi situasi yang tidak

    menentu.

    Keberadaan pasukan cadangan yang

    disiagakan di kawasan Jakarta Utara, membuat

    kerusuhan di Kalijodo dengan cepat dapat

    dipadamkan, karena faktor kecukupan pasukan.

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    65/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    Prosedur permintaan bantuan

    pasukan cadangan Brimob yang

    sebelumnya berada di bawah

    kendali operasi (BKO) Polres

    Jakarta Utara, atas permintaan

    Polsek, diperintahkan untuk bisa

    membantu kami di Penjaringan.

    Sehingga, Brimob yang ditarik

    untuk memadamkan Kalijodo,dalam istilah militer lazim disebut

    pasukan yang diperbantukan

    atau disebut di bawah perintah

    Polsek Metro Penjaringan.

    Keberadaan polisi di tempat pertikaian

    dengan tujuan untuk mendinginkan suasana,

    ternyata efektif. Akhirnya, kedua kelompok

    sepakat berdamai. Mereka membuat

    kesepakatan dan berjanji tidak akan melakukan

    tindakan pembalasan. Saat itu tetua dan tokoh-

    tokoh kedua belah pihak sudah mengeluarkanmaklumat bersama untuk mengakhiri konflik.

    Untuk meredakan kekhawatiran warga,

    terutama kepada keluarga yang yang sempat

    mengungsi, lewat media massa, saya tegaskan

    bahwa masyarakat sekitar tidak perlu cemas

    lagi. “Kedua kelompok yang terlibat tawuran

    sudah berjanji tidak akan melakukan suatu apa

    pun yang bersifat pembalasan. Kedua kelompok

    itu juga sudah saling berdamai. Jadi, warga tidak

    perlu khawatir lagi,” kata saya.25

    65

    Karena hampir 

    sebagian besar 

    perkelahian

    antarpemuda

    dipicu oleh

    minuman keras,

    maka garis besar 

    kebijakan polsek

    adalah terus

    melakukan razia

    terhadap miras.

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    66/301

    GEGER KALIJODO 

    Sedangkan sebagai upaya pencegahan

    dini dan pendinginan suasana di Kalijodo, secara

    bergiliran dalam waktu satu minggu masih terus

    kami tempatkan pasukan Brimob di kawasan

    tersebut. Ada dua Kompi Brimob yang

    disiagakan di tempat kejadian.

    ***

    66

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    67/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    Pengelompokan masyarakat di Kalijodo

    lebih didasarkan oleh kelompok asal daerah.

    Dua komunitas besar, Suku Mandar, Suku

    Makassar, dan satu komunitas Serang. Tentu

    saja masih ada kelompok masyarakat lain yang

    berasal dari Jawa dan Sumatera. Namun, ketiga

    kelompok inilah yang banyak menguasai lahan-

    lahan kosong di bantaran sungai, sebagai

    tempat perjudian. Lahan mereka kuasai dengan

    cara menempatkan para preman untuk menjaga

    lahan yang mereka patok.

    Di atas tanah itulah mereka mendirikan

    lapak-lapak judi. Penguasan lapak judi dan

    permainan judi itu sendiri yang syarat dengan

    persaingan membuat antar kelompok semakin

    kental. Masing-masing kelompok memperbesar 

    67

      erjudian di Kalijodo sering dianggap perjudian “kelas teri”,padahal sebenarnya omset judi di sini cukup besar. Beberapa

    informasi menyebutkan bahwa perputaran uang dari meja judi

    dalam setiap harinya mencapai 500 juta rupiah.

    P

    BMenemukan

     Akar Permasalahan

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    68/301

    GEGER KALIJODO 

     jumlah anggota berdasarkan si stem

    kekerabatan. Kelompok Makassar menambah

    anggotanya asal Makassar, kelompok Mandar 

    pun demikian juga. Hal berkait dengan

    meningkatnya pengangguran akibat krisis

    moneter.

    Berdasarkan lingkungan sosial, yang

    terpolarisasi sedemikian rupa, saya pelajari,

    setiap kasus tawuran antarwarga selalu dipicuoleh kasus penganiayaan. Karena itulah polsek

    memberikan atensi khusus untuk kasus 170

    dan 351. Penyebutan kasus itu berdasarkan

    pasal pada Kitab Undang-Undang Hukum

    Pidana (KUHP). Pasal 170 adalah tindak

    pengeroyokan dan pasal 351 penganiayaan

    menyebabkan luka berat atau ringan sampai

    meninggal. Biasanya kasus akan cepat meluas

    dan melibatkan massa dalam jumlah besar, jika

    penganiayan dilakukan oleh dua kelompok gang

    atau dari etnis yang berbeda.Biasanya, setelah terjadi konflik, khususnya

    di Kalijodo, akan diikuti upaya perdamaian.

    Dalam pernyataan perdamaian itu, masing-

    masing kelompok diminta untuk menertibkan

    anak buah mereka. Sehingga pernah ada butir 

    perdamaian yang meminta, jika ada satu

    anggota kelompok A membuat ulah di tempat

    B, maka kewajiban kelompok B untuk

    mengembalikan kepada kelompoknya dan

    menjadi tugas ketua kelompok untuk

    68

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    69/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    menghukum anak buah mereka yang suka

    membuat ulah.

    Tetapi model hukuman ini tidak efektif,

    seringkali muncul ketidapuasan, terutama ketika

    ada anak buah kelompok yang membuat ulah,

    ternyata tidak dihukum oleh ketua kelompoknya.

    Walaupun kematian Udin tidak menimbulkan

    keributan massal antardua kelompok, karena

    kecepatan antisipasi kami, namun bibitpermusuhan yang dari kedua kelompok tetap

    menjadi potensi kerawanan yang sewaktu-waktu

    dapat meledak. Ini kemudian terbukti, satu bulan

    setelah peristiwa pembunuhan, perkelahian

    antarkelompok terjadi lagi.

    Kejadian pada pertengahan bulan Februari

    2002, diawali oleh kasus mabuk-mabukan

    beberapa pemuda. Mereka mabuk di depan

    wartel di samping sebuah bar. Tanpa diketahui

    dengan pasti, pemuda yang mabuk kemudian

    membuat onar, akibatnya timbulah perkelahian.Dan, seperti biasanya, setiap perkelahian selalu

    disertai dengan aksi pembakaran.

    Pembakaran wartel dan bar membuat

    pemiliknya kaget, dan meninggal dunia akibat

    serangan jantung. Pemilik bar dan wartel tersebut

    bernama Daeng Subuh, salah satu tokoh dari

    kelompok yang sering bertikai. Dalam waktu

    sekejab, ada 27 tempat tinggal dan sebuah

    wartel terbakar, apalagi bangunan yang

    sebagian besar berupa bangunan semi

    69

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    70/301

    GEGER KALIJODO 

    parmanen, sehingga mudah dilalap si jago

    merah.

    Polisi yang diturunkan di tempat kejadian,

    ternyata mengalami kesulitan menghalau

    perkelahian yang terjadi di malam hari dan

    berlangsung di gang-gang sempit. Aksi

    perkelahian yang sudah keterlaluan ini,

    membuat kami tak segan-segan untuk

    bertindak tegas. Malam itu kami mengerahkanpasukan dalam jumlah yang besar, dan berhasil

    menangkap 49 orang, 45 di antaranya

    membawa senjata tajam.

    Selain itu, perkelahian itu juga menjadi

    alasan buat kami untuk melakukan sweeping

    senjata tajam. Jika sebelumnya aksi perlucutan

    senjata tidak pernah dilakukan, mungkin hal itu

    disebabkan karena keterbatasan pasukan, dan

    seringnya kejadian tawuran

    yang berlangsung pada

    malam hari, sehinggamenyulitkan petugas untuk

    melakukan razia. Tetapi,

    malam itu saya turun tangan

    sendiri. Selain menangkap

    para pelaku perkelahian

    yang membawa senjata,

    kami juga masuk ke rumah-

    rumah penduduk.

    Penggeledahan kami

    lakukan ketika perkelahian

    70

    Di suatu rumah yang

    dihuni oleh seorang

    ibu rumah tangga,

    bernama Yatmi, 40

    tahun, warga Jln.

    Kepanduan, RT 03

    RW 05, kami

    menemukan hampir 

    300 batang mata

    tombak yang terbuat

    dari pipa besi.

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    71/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    sempat berhenti. Hasilnya sungguh

    mencengangkan. Di suatu rumah yang dihuni

    oleh seorang ibu rumah tangga, bernama Yatmi,

    40 tahun, warga Jalan Kepanduan, RT 03 RW

    05, kami menemukan hampir 300 batang mata

    tombak yang terbuat dari pipa besi. Mata

    tombak inilah yang kemudian dipasangkan

    dengan pipa-pipa besi sepanjang hampir dua

    meter dengan cara dilas. Selain mendapatratusan tombak, kami juga menyita 4 senjata api

    dengan 269 butir peluru, 20 samurai, 8 golok,

    14 badik, 10 palu, 7 linggis, 14 ganco pemecah

    batu es, 1 kapak, dan 1 ketapel. Barang-barang

    berbahaya itu sebenarnya hampir tidak pernah

    kami temukan ketika dalam kondisi damai.

    Walaupun hampir 50 orang sebagai biang

    kerok sudah kami tangkap, perkelahian masih

    terjadi lagi pada pagi harinya. Perkelahian pagi

    itulah yang membawa korban anggota polisi,

    Brigadir Dua Ronald Sianipar dari kesatuanSabhara Polda Metro Jaya, yang pagi itu

    ditempatkan di Kalijodo dalam upaya

    pendinginan situasi. Namun dengan cepat kami

    berhasil menangkap pelaku pemanahan, yang

    bernama Abdul Kahar.

     Akibat dari perkelahian yang disertai aksi

    pembakaran rumah dan lapak-lapak judi,

    puluhan keluarga mengungsi meninggalkan

    tempat yang tidak aman tersebut. Selain itu,

    sekitar 10 orang yang terlibat perkelahian,

    71

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    72/301

    GEGER KALIJODO 

    mengalami luka akibat kena bacok atau sabetan

    senjata tajam. Tempat perjudian ilegal yang

    dimaksud adalah bangunan lapak-lapak judi

    yang dibangun di atas badan kali sudetan dari

    Kali Banjir Kanal ke Kali Muara. Bangunan

    tersebut sebenarnya sudah menyalahi aturan

    peruntukan lahan, karena daerah sudetan sungai

    termasuk dalam jalur hijau. Tapi, pembangunan

    tempat-tempat judi tersebut jelas di luar kewenangan polisi, melainkan wewenang

    pemerintah setempat.

    Jajaran pimpinan Polda Metro Jaya sendiri

    sudah berkali-kali memberikan warning kepada

    Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta untuk

    lebih memperhatikan kawasan rawan kejahatan

    tersebut. Hal itu seperti dikatakan oleh Kepala

    Dinas Penerangan waktu itu, Kombes Anton

    Bachrul Alam, Polda akan sesegera mungkin

    meminta Pemerintah Daerah Propinsi DKI

    Jakarta dan DPRD untuk bersama-samamenangani kawasan Kalijodo secara

    komprehensif. Bahkan Pak Anton menekankan,

    “Kami lebih senang kawasan prostitusi dan

    perjudian Kalijodo itu ditutup, sebagaimana

    dilakukan terhadap Kramat Tunggak,” katanya.

    Sikap tegas para pimpinan Polda Metro

    Jaya, memberi kemudahan bagi kami untuk

    meminta bantuan pasukan pengamanan.

    Terlebih penting lagi, pendelegasian wewenang

    kepada kami untuk secara “otonom” mencari

    72

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    73/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    73

     ja lan yang terbaik untuk menyelesaikan

    permasalahan. Hal ini membuat kami yang

    berada di garis depan lebih leluasa dalam

    bertindak. Apalagi keberadaan lokalisasi

    perjudian yang disinyalir menjadi pemantik

    keributan antarkelompok memang sudah sangat

    meresahkan. Keresahan ini terbukti, seminggu

    setelah kejadian sebelumnya, kerusuhan besar 

    terjadi lagi. Padahal upaya pendinginan dansweeping senjata sudah dilakukan. Lagi-lagi dua

    kelompok pembuat onar bertikai. Mereka saling

    melakukan penyerangan. Akibat dari pertikaian

    itu tiga orang mengalami luka berat akibat kena

    sabetan golok. Selain itu, sekitar 225 rumah

    hangus terbakar.

    Kerusuhan antarwarga yang terakhir terjadi

    pada bulan April 2002. Kejadian itu telah

    mengakibatkan lima orang pelaku perkelahian

    terkena panah. Dalam kejadian tersebut, kami

    menangkap 29 orang yang terlibat perkelahian.Selain itu, kami juga menemukan 67 anak

    panah, 4 golok, sejumlah pisau, tombak,

    ketapel, dan sebuah bom molotov.

    Setelah pertikaian dapat dikendalikan, para

    tokoh dari kedua kelompok kemudian

    dikumpulkan untuk membuat perjanjian tidak

    akan melakukan perkelahian lagi. Walaupun

    memang ada nada pesimisme dari warga,

    setidaknya ada janji dari para pentolan

    kelompok untuk tidak mengulangi pertarungan

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    74/301

    GEGER KALIJODO 

    lagi.

    Lantas mengapa perkelahian antar 

    kelompok judi bisa terjadi? Seperti yang saya

    uraikan di atas, persaingan yang tajam antara

    penguasa lapak-lapak judi inilah yang paling

    dominan menimbulkan keribuatan antar 

    kelompok. Jika salah satu di antaranya lebih

    ramai dikunjungi penjudi, maka lapak yang sepi

    akan kekurangan omset pemasukan. Hal inilahyang membuat anak-anak muda yang iri hati

    membuat onar.

    Perjudian di Kalijodo sering dianggap

    perjudian “kelas teri”, padahal sebenarnya omset

     judi di sini cukup besar. Beberapa informasi

    menyebutkan bahwa perputaran uang dari meja

     judi dalam setiap harinya mencapai 500 juta ru-

    piah. “Uang 100 ribu rupiah di lapak judi Kalijodo

    tidak ada artinya. Orang sekali main bisa pasang

    10 jutaan. Memang gila-gilaan. Tapi sebenarnya

    perjudian ilegal bukan hanya di Kalijodo. Ditempat lain di Jakarta, juga ada pusat perjudian,

    akan tetapi tak membuat keributan,” ujar seorang

    warga.26

    Para bandar judi dan para pemainnya

    memang kebanyakan berasal dari kelompok

    masyarakat Tionghoa. Sedikit, atau bahkan bisa

    dikatakan jarang, pemain judi dari kalangan

    pribumi. Namun, para pemilik lapak inilah yang

    menyediakan tempat untuk disewakan, bahkan

     juga jasa pengamanan sampai mengantar 

    74

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    75/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    75 Berbagai senjata yang digunakan dalam tawuran antar kelompok di Kalijodo

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    76/301

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    77/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    77

    kesimpulan bahwa anggota Sabhara yang

    punya tugas pengaturan, penjagaan,

    pengawalan, dan patroli, sering mengalami

    kekurangan uang dinas untuk patroli. Di mulut

    Gang Kambing itulah mereka sering mendapat

     jatah. Uang itulah yang mereka gunakan untuk

    menambah biaya patroli atau uang tambahan

    kopi dan rokok.

     Aparat yang datang ke Gang Kambing,tidak hanya dari polsek. Dulu ada oknum dari

    polda, tramtib, Pom TNI, koramil. Mereka

    mampir di mulut gang. Memang tidak besar 

     jumlah yang mereka dapatkan, satu mobil dan

    motor paling kurang mendapat bagian Rp 5000.

    Belajar dari pengalaman, walaupun ada

    banyak aparat yang sering mampir di dekat

    lokasi judi, namun jika ada kerusuhan di tempat

    tersebut, tidak ada satu pun aparat keamanan

    yang membantu memadamkan. Kecuali,

    anggota Polsek Penjaringan. Jadi bolehdikatakan, rezeki banyak dibagi, tetapi polsek

    ketiban sampur.

    Mengapa saya melarang anggota saya

    mengambil jatah mel? Karena itu sangat

    merusak martabat aparat dan anak buah saya.

    Tindakan mereka seperti pengemis saja.

    Jumlahnya tidak seberapa tetapi merusak moral

    anggota. Mereka seperti kehilangan daya untuk

    bertindak tegas jika sewaktu-waktu diperlukan.

    Pada saat perkelahian antarkelompok

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    78/301

    GEGER KALIJODO 

    merebak, memang sempat tersiar kabar di me-

    dia massa, bahwa ada oknum polisi yang

    menjadi backing yang memiliki lapak judi di

    Kalijodo. Ternyata, informasi itu memang akurat.

     Ada oknum polisi berpangkat brigadir polisi

    (sersan) yang membuka kapling judi di sana.

    Menurut informasi, pada awalnya ia hanya

    keluyuran saja, lalu menjadikan Kalijodo sebagai

    daerah pantauannya. Namun dengan motifasiekonomi untuk mencari keuntungan, ia membuka

    lapak judi. Lapak judi yang ia bangun berada

    persis di antara lapak milik Bedul, Asman, dan

    Roni. Belakangan saya ketahui bahwa dari

    tempat itulah keributan sering berawal. Lapak

    oknum tadi, seharusnya menjadi buffer zone,

    kawasan penyanggah atau garis demarkasi,

    yang menjadi pembatas antarkelompok,

    sehingga konflik dapat dikendalikan.

     Atas tindakannya itulah oknum polisi

    tersebut kemudian dimutasikan. Dia memangbukan anggota Polsek Penjaringan, jadi bukan

    anak buah saya. Memang ada yang menyebut,

    bahwa dia bekerja baik. Tetapi, jika dia memang

    bekerja dengan baik, mengendap di kawasan

    itu, menggali informasi di daerah tersebut, maka

    setiap kejadian kecil seharusnya bisa dimonitor 

    olehnya. Apalagi dia bekerja di wilayah saya,

    maka sudah seharusnya lapor kepada saya

    sejak awal mula saya menjadi kapolsek. Tetapi

    hal itu tidak dia lakukan. Kalau ada

    78

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    79/301

    Kisah Polisi da n M ed iasi Kon flik 

    permasalahan, dia tidak pernah turun, dan saya

    tidak pernah mendapatkan informasi sedikit pun

    dari dia, tentang adanya kasus perkelahian, atau

    pengeroyakan. Dengan adanya dia di sana,

    serta mau memberikan informasi secara cepat,

    maka keributan yang mulanya masih berskala

    kecil, mungkin bisa cepat kami kendalikan.

    Berdasarkan fakta-fakta bahwa

    penganiayaan yang selalu memicu konflikantar kelompok, maka kami dari jajaran Polsek

    Penjaringan, menaruh atensi khusus kepada

    kasus penganiyaan dan pengeroyokan, yang

    kemudian saya jabarkan ke dalam beberapa

    langkah dan prosedur operasional yang mudah

    dipahami oleh seluruh anggota Polsek Metro

    Penjaringan. Prosedur penanganan kasus

    penganiayaan ini sebelumnya kami

    sosialisasikan secara intensif kepada seluruh

    anggota yang ada di setiap pospol, sehingga

    menjadi satu prosedur baku bagi setiapanggota.

    Langkah pertama, jika sudah terjadi aksi

    penganiayaan ialah membawa korban terlebih

    dahulu ke rumah sakit untuk diobati. Polseklah

    yang biasanya menalangi biaya perawatan

    korban. Biasanya korban penganiayaan berat

    menghabiskan biaya sebesar 3 juta hingga 5 juta

    rupiah. Hal ini perlu dilakukan, agar pihak

    keluarga dan kerabat korban tahu, bahwa polisi

    serius menangani kasus tersebut. Hal tersebut

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    80/301

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    81/301

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04

    82/301

  • 8/16/2019 Isi Buku Geger Kalijodo Rev-28 Okt-04