isbn : 978-979-8918-88-9 -...

121
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT) Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Diterbitkan oleh: Wimaya Press UPN ”Veteran” Yogyakarta Edisi pertama : Desember 2008 Alamat Penerbit: Badan Usaha Universitas (BUU) Jl SWK 104 (Lingkar Utara), Condongcatur Yogyakarta. 55283 Telp/Fac: (0274) 489027 Eko Murdiyanto Sosiologi Perdesaan/ Eko Murdiyanto -Edisi I – Yogyakarta: UPN “Veteran” Yogyakarta 2008. 264 hlm: 21 cm ISBN: 978-979-8918-88-9 ISBN : 978-979-8918-88-9

Upload: trinhtruc

Post on 09-Mar-2019

249 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang

Diterbitkan oleh:Wimaya PressUPN ”Veteran” Yogyakarta

Edisi pertama : Desember 2008

Alamat Penerbit:Badan Usaha Universitas (BUU)Jl SWK 104 (Lingkar Utara), Condongcatur Yogyakarta. 55283Telp/Fac: (0274) 489027

Eko MurdiyantoSosiologi Perdesaan/ Eko Murdiyanto-Edisi I – Yogyakarta: UPN “Veteran” Yogyakarta 2008.264 hlm: 21 cm

ISBN: 978-979-8918-88-9

ISBN : 978-979-8918-88-9

Page 2: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

Eko Murdiyanto, Lahir di Yogyakarta, 6 Maret

1970 Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta. Memperoleh gelar SP dari Sosek Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta (1995); gelar M.Si. dalam Sosiologi Perdesaan dari IPB Bogor (2001). Aktif meneliti dan menulis tentang Sosiologi Perdesaan dan Pertanian, Studi Gender, Migrasi, Industri Kecil, Agroforestry, Monitoring dan Evaluasi, Perubahan Sosial, Komunikasi dan informasi Pertanian, dan Kelembagaan

ISBN

SOSIOLOGI PERDESAAN

Pengantar Untuk Memahami

Masyarakat Desa

Eko Murdiyanto

UPN “Veteran” Yogyakarta Press2008

ajian sosiologi perdesaan yang berfokus pada memahami memahami karakter masyarakat sebagai suatu komunitas Yang utuh semakin pesat perkembangannya. Hal ini seiring dengan kondisi masyarakat di perdesaan yang senantiasa berubah sejak revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan dalam masyarakat yang cenderung cepat. Perubahan ini mendorong munculnya mobilitas penduduk di seluruh dunia. Sejalan dengan itu perubahan pola dalam mobilitas penduduk membawa implikasi bagi perkembangan masyarakat secara luas. Akibat yang kemudian muncul bagi daerah perdesaan, adalah perubahan baik secara fisik maupun sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu proses mobilitas penduduk atau migrasi harus senantiasa dipandang sebagai proses alami, sehingga perubahan dalam masyarakat yang ditimbulkannya dapat diantisipasi. Dengan memahami perubahan dalam masyarakat di perdesaan diharapkan program pengembangan masyarakat menuju masyarakat yang lebih baik dapat dilakukan dengan smart. Buku ini mencoba memberikan wacana bagaimana memahami karakter masyarakat di perdesaan sebagai suatu komunitas secara utuh, yaitu suatu pemahaman yang berasal dari dalam diri masyarakat itu sendiri. Hal ini diperlukan untuk memahami kondisi masyarakat di perdesaan dalam rangka pengembangan masyarakat menuju masyarakat yang lebih baik dengan tidak meninggalkan masa lalu dan mengabaikan masa depan.

Sosio

logi P

erd

esaan

Eko

Murd

iyanto

2008

Page 3: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

Hak cipta dilindungi undang- undang.All right reserved.

Diterbitkan oleh :UPN “Veteran” Yogyakarta Press

Edisi Pertama : Agustus 2008

Alamat Penerbit :Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Condongcatur Yogyakarta 55283Telp. (0274) 486733

ISBN : 979-

Eko MurdiyantoSosiologi Perdesaan, Pengantar Untuk Memahami Masyarakat Desa Yogyakarta : UPN “Veteran” Yogyakarta Press. 2008

VII + 218 hlm :ISBN : 979-

Page 4: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

Sosiologi PerdesaanPengantar Untuk Memahami

Masyarakat Desa

Eko Murdiyanto

Yakin dan percayalah,Dihari-hari yang melelahkan, disitu ada keceriaanDi hari-hari yang panas menyesakkan, yang diselingi

dengan hujan lebat berhamburan , yang kadang-kadang diikuti petir menggelegar menyambar-

nyambar, Di situ ada juga BIDADARI

Buat:Ayah dan ibuku, yang selalu memberikan curahan

kasih dan sayangIstriku, Muflichah dan anak-anakku;

Mufqi Rafif Darmawan dan Afrina ZahraKhoirunnisa yang senantiasa mengingatkanuntuk ati-ati, hati-hati dalam hidup, dan

selalu berjalan di jalan-Nya.

Page 5: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

i

KATA PENGANTAR

Sosiologi perdesaan sebagai suatu bagian darisosiologi terapan semakin pesat perkembangannya dewasaini. Hal ini dipicu dengan makin bertambahnyapemahaman bahwa sosiologi perdesaan diperlukan bagiperkembangan dan aplikasi ilmu lain kepada masyarakatluas, terutama masyarakat di perdesaan. Dengan kata lainmemahami sosiologi perdesaan merupakan pembukauntuk menerapkan suatu ilmu kepada masyarakat.

Kajian sosiologi perdesaan berfokus padamemahami karakter masyarakat sebagai suatu komunitasyang utuh. Namun memahami karakter masyarakat diperdesaan tidak dapat dilepaskan dari pemahamanterhadap desa secara fisik. Hal ini berkaitan erat dengankenyataan bahwa budaya material dan immaterial memilikihubungan dengan tipe desa secara fisik. Denganmemahami desa secara komprehensif akan menambahwawasan mengenai kondisi masyarakat di Indonesia masalalu, masa kini dan gambaran yang terjadi di masa depan.

Kondisi masyarakat di perdesaan yang senantiasaberubah seperti gelombang lautan, dimulai semenjakrevolusi industri bergulir di Eropa yang kemudianmenyebar ke seluruh dunia. Perubahan dunia yang begitucepat juga menjadi penyebab munculnya migrasi manusiadi seluruh dunia. Sejalan dengan perubahan pola dalam

ii

migrasi manusia ternyata hal ini membawa pengaruh danperubahan terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.

Secara keseluruhan fenomena migrasi membawaimplikasi bagi perkembangan masyarakat secara luas.Implikasi yang kemudian muncul terutama bagi daerahasal, dalam hal ini daerah perdesaan, adalah perubahanbaik secara fisik maupun sosial kemasyarakatan. Olehkarena itu proses mobilitas penduduk atau migrasi harussenantiasa dipandang sebagai proses alami, sehinggaperubahan dalam masyarakat yang ditimbulkannya dapatdiantisipasi.

Mudah-mudahan buku ini dapat menjadi bahanbacaan bagi kita yang akan memahami masyarakat,terutama masyarakat di perdesaan, dalam rangkapengembangan masyarakat menuju masyarakat yang lebihbaik.

Eko Murdiyanto, MSi

Page 6: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii

Bab 1. Sosiologi dan Sosiologi Perdesaan ..... 1

Sosiologi ............................................ 1

Tokoh-tokoh yang MempengaruhiPerkembangan Ilmu Sosiologi ........ 13

Perkembangan teori Sosiologi ....... 20

Perkembangan sosiologi padaAbad pencerahan ............................. 24

Sosiologi modern ............................. 26

Metode-metode dalam Sosiologi ... 27

Pokok bahasan sosiologi ................. 30

Sosiologi Perdesaan ......................... 31

Latar Belakang Sosiologi Pedesaan 33

Bab II. Karakteristik Dan Tipologi Desa ........ 38

Pemahaman Desa ............................. 38

Beberapa Konsep Mengenai Desa . 40

Karakteristik Desa ........................... 42

iv

Desa-desa di Indonesia .................... 50

Tipologi Desa di Indonesia ............. 53

Pola Lokasi & Wilayah Desa ........... 55

Bab III. Masyarakat Dan KebudayaanAgraris ...................................................... 65

Masyarakat ........................................ 65

Elemen-elemen dalam Masyarakat 67

Kebudayaan ...................................... 73

Perkembangan kebudayaan ........... 75

Wujud Kebudayaan ......................... 78

Pola-pola Kebudayaan ..................... 80

Karakteristik Masyarakat Desa ...... 81

Konsep Pola Adaptif Ekologi ......... 88

Tipologi Masyarakat AgrarisMenurut Pola Adaptasi Ekologi ..... 92

Bab IV. Aspek Sosial Desa .................................. 94

Proses Sosial & interaksi sosial ...... 94

Keluarga dan Sistem Kekerabatan . 113

Kelembagaan Sosial ......................... 116

Kelompok Sosial .............................. 122

Grup Sosial ....................................... 128

Organisasi Sosial ............................. 131

Page 7: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

v

Politik–Birokrasi sebagai Sistem(Pemerintahan) ................................ 134

Stratifikasi Sosial ............................. 143

Bab V. Aspek Ekonomi Desa .......................... 156

Resiprositas ...................................... 156

Redistribusi ...................................... 164

Subsistensi ........................................ 165

Dana-dana yang harusdikeluarkan petani .......................... 166

Bab VI. Pembangunan dan PerubahanMasyarakat Desa ……………………… 172

Pembangunan dan Modernisasi ... 172

Perubahan & Bentuk Perubahan .. 183

Modernisasi Hubungan-hubungan Sosial …………………. 189

Bab VII. Mobilitas Dan Proses PerubahanMasyarakat Desa …………………........ 199

Mobilitas (Gerak) Penduduk ……. 199

Migrasi, pembangunan danperubahan …………………............ 204

Prinsip Resiprositas padaMasyarakat Agraris yang Sedang

vi

Berubah ............................................ 208

a. Sambatan .................................... 213

b. Gugur gunung ............................ 213

c. Nyumbang ................................... 215

d. Selamatan ..................................... 217

Daftar Pustaka

Page 8: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan Perspektif Fungsionalisdan Konflik ........................................ 9

Tabel 2. Kajian berdasarkan perspektifsosiologis ............................................ 11

Tabel 3. Karakteristik masyarakat Desa danKota Menurut Roucek & Warren ... 43

Tabel 4. Karakteristik masyarakat Desa danKota Menurut Horton & Hunt ........ 44

Tabel 5. Karakteristik Desa dan Kota menurutSorokin dan Zimmerman 46

Tabel 6. Nama-nama kesatuan masyarakathukum setingkat desa di Indonesia 51

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pola Desa Melingkar di Balisebelum era Modernisasi .............. 56

Gambar 2. Pola Lokasi Desa di Nusa Tenggara......................................... 57

Gambar 3. Pola Lokasi Desa Transmigrasi diDesa Bugel Kabupaten KulonProgo ................................... 58

Gambar 4. Pola Lokasi Desa Konsentris ........ 59

Gambar 5. Pola Lokasi desa di Padang(Sumatera Barat) yang berpusat diSurau (masjid) ........................... 60

Gambar 6. Pasar Lima di Banjarmasin yangterletak Sejajar Sungai Mahakam 61

Page 9: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

1

Bab ISosiologi danSosiologi Perdesaan

Sosiologi perdesaan sebagai suatu bagian darisosiologi terapan semakin pesat perkembangannya dewasaini. Hal ini dipicu dengan makin bertambahnyapemahaman bahwa sosiologi diperlukan bagiperkembangan dan aplikasi ilmu yang lain kepadamasyarakat luas. Dengan kata lain sosiologi perdesaanmerupakan pembuka untuk diterapkannya suatu ilmukepada masyarakat. Untuk itulah diperlukan pemahamanmengenai Konseptualisasi sosiologi dan sosiologiPerdesaan.

SosiologiSosiologi merupakan pengetahuan atau ilmu tentang

sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan perkembanganmasyarakat. Sebagai cabang Ilmu Sosial, sosiologimempelajari masyarakat dan pengaruhnya terhadapkehidupan manusia. Sosiologi dicetuskan pertama kali olehilmuwan Perancis, August Comte yang kemudian dikenalsebagai Bapak Sosiologi. Namun demikian, ÉmileDurkheim (Perancis) orang pertama yang berhasilmelembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Sebagaisebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan

2

kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiranilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lainatau umum.

Sosiologi berasal dari bahasa latin Socius yang berartiteman, bersama-sama dan Logos yang berarti omongan.Maka secara umum pengertian sosiologi diartikan sebagaitentang masyarakat (omongan tentang teman, tentangkebersamaan). Sosiologi lahir ketika Auguste Comte,menerbitkan buku “Cours De Philosophie Positive” (1838)dan lebih dipopulerkan oleh Herbert Spencer yangmenerbitkan buku Principles of Sociology (1876). Dalam bukuitu, Comte menyebutkan ada tiga tahap perkembanganintelektual, yang masing-masing merupakanperkembangan dari tahap sebelumya, yaitu:1. Tahap teologis; adalah tingkat pemikiran manusia

bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itudisebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atasmanusia.

2. Tahap metafisis; pada tahap ini manusia menganggapbahwa didalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akandapat diungkapkan. Oleh karena adanya kepercayaanbahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitastertentu dan tidak ada usaha untuk menemukanhukum-hukum alam yang seragam.

3. Tahap positif; adalah tahap dimana manusia mulaiberpikir secara ilmiah.

Comte kemudian membedakan antara sosiologi statisdan sosiologi dinamis. Sosiologi statis memusatkanperhatian pada hukum-hukum statis yang menjadi dasaradanya masyarakat. Sosiologi dinamis memusatkan

Page 10: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

3

perhatian tentang perkembangan masyarakat dalam artipembangunan.

Sosiologi muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahunyang lalu. Namun sosiologi sebagai ilmu yang mempelajarimasyarakat baru lahir kemudian di Eropa. Untukmemahami bahwa sosiologi tidak hanya sekedar sebagaiilmu tetang masyarakat diperlukan beberapa batasan darisejumlah ahli sosiologi, diantaranya:1. Pitirin Sorokin (1928), sosiologi memperlajari gejala

sosial budaya dari sudut umum, sifat esensi gejalatersebut serta hubungan antar gejala tersebut yang amatbanyak. Secara lebih jelas Pitirin mengatakan bahwasosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajarihubungan dan pengaruh timbal balik antara anekamacam gejala-gejala sosial, hubungan dan pengaruhtimbale balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial serta ciri-ciri umum semua gejala-gejala sosial.

2. FF Cuber (1951), sosiologi adalah ilmu pengetahuantentang hubungan timbal balik antar manusia.

3. RM Mc Iver & CH Page (1955), sosiologi adalah ilmuyang berkaitan dengan hubungan sosial dan denganseluruh jaringan hubungan itu disebut masyarakat.

4. Roucek & Warren (1962), sosiologi adalah ilmu yangmempelajari hubungan antara manusia dalamkelompok-kelompok.

5. William F Ogburn dan Mayer F Nimkoff (1964),Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajarimasyarakat dan perilaku sosial anggotanya danmenjadikan masyarakat yang bersangkutan dalamberbagai kelompok dan kondisi.

4

6. JAA Van Dorn dan CJ Lammers (1964) , sosiologiadalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur danproses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.

7. Max Weber, Sosiologi adalah ilmu yang berupayamemahami tindakan-tindakan sosial.

8. Selo Soemardjan & Soeleman Soemardi (1964), sosiologiadalah ilmu yang mempelajari struktur dan proses-proses sosial, termasuk perubahan sosial.

9. ER Babbie (1983), sosiologi adalah telaah kehidupansosial, mulai dari interaksi sampai hubungan globalantar bangsa.

10. Paul B. Horton, Sosiologi adalah ilmu yangmemusatkan penelaahan pada kehidupan kelompokdan produk kehidupan kelompok tersebut.

11. Soejono Soekanto, Sosiologi adalah ilmu yangmemusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatanyang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkanpola-pola umum kehidupan masyarakat.

12. Allan Jhonson, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajarikehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannyadengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistemtersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pulaorang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistemtersebut.

Dari beberapa definisi tersebut apabila dicarikesamaannya maka dapat dirumuskan secara umumbahwa :

Page 11: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

5

Sosiologi mempelajari kehidupan manusia dalammasyarakat (cummunity, society) dalam berbagai aspeknya.Oleh karena itu terdapat beberapa perspektif dalammemandang suatu masyarakat. Suatu masyarakatdipandang oleh perspektif tersebut dari sudut pandangyang berbeda, mengajukan pertanyaan yang berbeda danmencapai kesimpulan yang berbeda.

Dalam sosiologi terdapat beberapa perspektif,diantaranya perspektif evolusionis, interaksionis,fungsionalis, teori konflik, teori sumber, teori sistem, teoripertukaran, fenomenologi, metodologi etnis dan lainnya.Disini akan dikemukakan perspektif dalam sosiologimenurut Horton & Hunt mengemukakan tentang 4Perspektif atau pendekatan yang dipakai dalam sosiologi,yaitu:1. Perspektif Evolusionis, yaitu perspektif teoritis yang

paling awal dalam sejarah sosiologi yang didasarkanpada karya August Comte dan Herbert Spencer.Perspektif ini memberikan keterangan-keterangan yangmemuaskan tentang bagaimana masyarakatberkembang dan tumbuh. Para sosiolog yang memakai

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupanmanusia dalam masyarakat dalam berbagai aspeknya.

Atau

Sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedangterjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam

masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertianumum, rasional, empiris serta bersifat umum

6

perspektif evolusioner untuk mencari pola perubahandan perkembangan yang muncul dalam masyarakatyang berbeda, untuk mengetahui apakah ada urutanumum yang dapat ditemukan. Dalam suatu kasus kitamungkin akan menduga apakah ada kesamaan antarafaham komunis yang terjadi di Rusia dengan yangterjadi di Cina, apakah perkembagannya sama untukkedua negara tersebut yang memiliki kultur dasarberbeda. Dalam konteks inilah perspektif evolusionismelihat perubahan yang terjadi di kedua negaratersebut dalam rentang waktu yang lama dan berbedadiatara keduanya.

2. Perspektif Interaksionis, yang tidak menyarankan teoribesar tentang masyarakat, karena istilah ”masyarakat”,”negara”, ”lembaga” adalah abstraksi konseptual saja,sedangkan yang ditelaah dalan perspektif ini adalahorang-orang dan interaksinya. Para ahli interaksisimbolik seperti GH Mead, CH Cooley memusatkanperhatiannya pada interaksi antara individu dankelompok. Orang-orang berintraksi denganmenggunakan simbol-simbol yang mencakup tanda,isyarat dan yang paling penting dengan menggunakankata-kata secara tertulis ataupun lisan. Suatu katatidaklah memiliki makna yang melekat dalam kata itusendiri , melainkan hanyalah suatu bunyi dan baruakan memiliki makna bila orang sependapat bahwabunyi tersebut mengandung arti khusus.Para ahli persepektif interaksi modern seperti EGoffman dan H Blumer menekankan bahwa orangtidak menanggapi orang lain sesuai dengan ”bagaimanamereka membayangkan orang itu”. Dalam perilaku

Page 12: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

7

manusia, kenyataan bukanlah sesuatu yang tampaksaja, tetapi dibangun dalam pikiran orang-orang padawaktu mereka saling menilai dan menerka perasaanserta gerak hati satu sama lainnya. Hal ini tidak berartibahwa semua kenyataan adalah subyektif atau hanyaada dalam pikiran, tetapi juga fakta obyektif dalamalam semesta. Makna diberikan pada suatu fakta dantindakan manusia oleh manusia. Perspektifinteraksionis simbolis memusatkan perhatiannya padaarti-arti apa yang ditemukan orang pada perilaku oranglain, bagaimana arti itu diturunkan dan bagaimanaorang lain menanggapinya.

3. Perspektif Fungsionalis, yang melihat masyarakatsebagai suatu jaringan kelompok yang bekerjasamasecara terorganisasi yang bekerja dalam suatu cara yangagak teratur menurut seperangkat peraturan dan nilaiyang dianut oleh sebagian besar masyarakat tersebut.Masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang stabildengan suatu kecenderungan ke arah keseimbangan,yaitu kecenderungan untuk mempertahankan sistemkerja yang selaras dan seimbang. Para ahli funsionalisseperti Talcot Parsons, Kingsley Davis dan RobertMerton berpendapat bahwa setiap kelompok ataulembaga akan melaksanakan tugas tertentu dan terus-menerus, karena hal itu fungsional. Namun suatu nilaiatau kejadian pada suatu waktu atau tempat dapatmenjadi fungsional atau disfungsional pada saat dantempat yang berbeda.

4. Perspektif Konflik, yang secara luas didasarkan padakarya Karl Marx yang melihat pertentangan daneksploitasi kelas sebagai penggerak utama kekuatan-

8

kekuatan dalam sejarah. Perspektif ini dikembangkanoleh C Wright Mills, Lewis Coser, Aron Dahrendorf danCollins, yang melihat suatu masyarakat agak berbedadengan pendapat para fungsionalis. Mereka melihatbahwa masyarakat sebagai terikat bersama karenakekuatan dari kelompok atau kelas yang dominan.Secara garis besar perbedaan perspektif fungsionalisdengan konflik dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan Perspektif Fungsionalis dan KonflikPersepsitentang

TeoriFungsionalis

Teori Konflik

Masyarakat Suatu sistem yangstabil darikelompok-kelompok yangbekerja sama

Suatu sistem yangtidak stabil darikelompok dan kelasyang salingbertentangan

KelasSosial

Suatu tingkat statusdari orang-orangyang memperolehpendapatan danmemiliki gayahidup yang serupa.Berkem-bang dariisi perasaan orangdan kelompokyang berbeda

Sekelompok orangyg memilikikepentinganekonomi dan kebu-tuhan kekuasaanyang serupa.Berkembang darikeberhasilansebagian orang dlmmengeksploitasiorang lain.

Page 13: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

9

Lanjutan Tabel 1.PerbedaanSosial

Tidak dapatdihindarkan dalamsusunan masya-rakat yangkompleks, terutamakarena perbedaankontribusi darikelompok-kelompok yangberbeda

Tidak perlu dantidak adil, terutamadisebabkanperbedaan dalamkekuasaan, dapatdihindari denganjalan penyusunankembalimasyarakat secarasosialis

PerubahanSosial

Timbul dariperubahanfungsionalmasyarakat yangterus berubah

Dipaksakan olehsuatu kelas thdkelas lain untukkepentingan kelaspemaksa

Tata tertibsosial

Hasil usaha tidaksadar dari orang-orang untukmengorganisasikegiatan merekasecara produktif

Dihasilkan dandipertahankan olehpemaksa yagterorganisasi olehkelas yangdominan

Nilai-nilai Konsensus atasnilai-nilai yangmempersatukanmasyarakat

Kepentingan yangbertentangan akanmemecah belahmasyarakat.Khayalan konsen-sus nilai-nilaidipertahankan olehkelas yg dominan

10

Lanjutan Tabel 1.Lembaga-lembaga sosial

Menanamkan nilai-nilai umum dankesetiaan yangmempersatukanmasyarakat

Menanamkan nilai-nilai kesetiaan yangmelindungi golyang mendapathak-hak istimewa

Hukum danPemerintahan

Menjalankanperaturan yangmencerminkankonsensus nilai-nilai masyarakat

Menjalankanperaturan yangdipaksakan olehkelas yangdominan untukmelindungi hak-hak istimewa

Berdasarkan uraian diatas terlihat perbedaan yangjelas diantara keempat perspektif tersebut. Para evolusionismemusatkan perhatiannya pada kemiripan dalammsasyarakat yang tengah berubah, interaksionismemusatkan perhatiannya pada perilaku perorangan dankelompok yang sebenarnya, fungsionalis lebihmemusatkan perhatiannya pada konsesnus nilai dan teorikonflik memusatkan perhatiannya pada perbedaan,ketegangan dan perubahan. Sebagai contoh munculnyasuatu kasus dikeluarkannya prosedur kelulusan yang barutanpa adanya diskusi dengan mahasiswa sebagai kelompokyang akan terkena kebijakan baru tersebut. Setelahbeberapa hari mengeluh, kemarin sekelompok mahasiswamemasuki ruangan dekanat untuk melakukan aksimenolak perberlakuan kebijakan tersebut. Para mahasiswamenyegel semua kantor administrasi fakultas dan meminta

Page 14: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

11

semua staf administrai untuk libur. Polisi diminta datanguntuk mengatasiKondisi tersebut oleh pihak kampus dan ..........................

Bagaimana mempelajari peristiwa sosial ini darikeempat perspektif? Secara singkat dapat digambarkanpada Tabel 2.

Tabel 2. Kajian Berdasarkan Perspektif SosiologisPerspektif Kajian

Evolusionis 1. bagaimana urutan terjadinya konfrontasiantara mahasiswa dengan dekanat?

2. Pola yang sudah ada yang bagaimana, yangdiikuti

3. Bagaimanakah peristiwa tersebut merupakanproduk dari situasi sebelumnya?

Interaksionis 1. Bagaimana peraturan dibuat dan dirubah?2. Siapa yang mempunyai wewenang untuk

mengubah peraturan, bagaimana caranya?3. Bagaimana ”orang yang baik” dan ”orang

yang buruk” mendapat julukan?4. Bagaimana ketegangan yang terjadi dan

peran apa yang dimainkan pada waktusemangat konfrontasi berkembang?

Fungsionalis 1. Alasan-alasan apakah yang mendorongperubahan kebijakan tersebut?

2. Dengan perubahan kebijakan, tujuan apayang bisa dicapai Fakultas dan mahasiswa?

3. Dengan konfrontasi ini, tujuan apa yang bisadicapai oleh aktivitas mahasiswa?

4. Akibat-akibat apakah yang akan timbul darikonfrontasi tersebut?

12

Lanjutan Tabel 2Konflik 1. Mengapa masukan dari mahasiswa tidak

diminta sebelum melakukan perubahankebijakan ini?

2. Siapakah yang akan mendapat keuntungandan siapa yang dirugikan dengan perubahankebijakan tersebut?

3. Mengapa Fakultas menginginkan perubahandan mengapa mahasiswa menentangnya?

Berdasarkan contoh diatas terlihat perbedaanpenekanan dalam kajiannya, yaitu:1) evolusionis pada perkembangan historis perbedaan

kelas dalam masyarakat yang berbeda,2) interaksionis menelaah bagaimana kelas masyarakat

didefiiskan dan bagaimana orang memandang danmemperlakukan anggota dari kelas mereka dan kelaslainnya,

3) fungsionalis memperhatikan bagaimana perbedaankelas berfungsi dalam sebuah masyarakat untukmembagikan tugas dan imbalan dan menjaga agarsistem terus berjalan, dan

4) teoritis konflik memusatkan perhatian pada bagaimanaperbedaan kelas dipaksakan dan dipertahankan olehkelas dominan untuk keuntungan pihaknya dan atasbeban pihak yang kurang beruntung.

Secara umum perspektif yang berbeda tersebut salingmelengkapi, karena yang satu melihat sesuatu yangmungkin diabaikan atau tidak dilihat perspektif yang lain.Semua perspektif tersebut digunakan dalam susunan yangberbeda. Perbedaan perspektif ini hanyalah dalam hal

Page 15: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

13

penekanan atau titik fokus kajian. Hal ini diperkuat dengankenyataan bahwa kebanyakan sosiolog akan menolakuntuk diklasifikasikan dalam salah satu perspektif tersebut,hanya saja mereka mempunyai perspektif yang palingmereka senangi dan sangat mereka percayai. Semuaperspektif bermanfaat dan diperlukan untuk pemahamanyang lengkap tentang masyarakat.

Tokoh-tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan IlmuSosiologi1. Auguste Comte (1798-1857)

Auguste Comte diangap sebagai bapak sosiologikarena yang pertama-tama memberi nama pada ilmutersebut. Masyarakat harus diteliti atas dasar fakta-faktaobyektif. Comte tidak secara rinci menguraikan masalah-masalah yang menjadi obyek sosiologi, tetapi mempunyaianggapan bahwa sosiologi terdiri dari dua bagian pokok,yaitu sosial statistics (merupakan ilmu yang mempejarihubungan timbal balik antara lembaga-lembagakemasyarakatan) dan sosial dynamic (meneropongbagaimana lembaga-lembaga tersebut berkembang danmengalami perkembangan sepanjang masa). Perkembangantersebut melewati beberapa tahap sesuai dengan tahapperkembangan pikiran manusia, yaitu: tahap teologis(tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di duniaini mempunyai jiwa dan oleh hal itu disebabkan olehsesuatu kekuatan yang berada diatas manusia), tahapmetafisis (tahapan dimana manusia masih percaya bahwagejala-gejala di dunai ini disebabkan oleh kekuatan yangberada diatas manusia), dan tahap positif (tahap diman

14

manusia telah sanggup berpikir secara ilmiah). Hasil karyaComte yang utama antara lain; The Positive Philosophy danSubjective Synthesis.

2. Herbert Spencer (1820-1903)Spencer menguraiakan materi sosiologi secara rinci dan

sistematis. Obyek sosiologi pokok adalah keluarga, politik,agama, pengendalian sosial dan industri. Sosiologi harusmenyoroti hubungan timbal balik antara unsur-unsurmasyarakat seperti pengaruh norma-norma atas kehidupankeluarga, hubungan antara lembaga politik denganlembaga keagamaan. Unsur-unsur masyarakat tadimempunyai hubungan yang tetap dan harmonis sertamerupakan suatu integrasi. Hasil karya Spencer yangutama antara lain; Principle of Psychology dan Principles ofEthics.

3. Emile Durkheim (1858-1917)Durkheim berpendapat bahwa sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses-proses sosial.Durkheim membagi sosiologi menjadi 7 seksi, yaitu;sosiologi umum, sosiologi agama, sosiologi hukum danmoral, sosiologi tentang kejahatan, sosiologi ekonomi,demografi dan sosiologi estetika. Hasil karya Durkheimyang utama antara lain; The Sosial division of Labor, dan Therules of Sociological method.

4. Max Weber (1864-1920)Max Weber memberikan pengertian mengenai perilaku

manusia dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinyainteraksi sosial (terkenal dengan metode ”pengertian” atau

Page 16: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

15

method of understanding). Weber juga dikenal dengan teoriideal typus, yaitu suatu konstruksi dalam fikiran seorangpeneliti yang dapat digunakan sebagai alat untukmenganalisa gejala-gejala dalam masyarakat. Ajaransosiologisnya menyumbang perkembnagan menani analsiiswewenang, birokrasi, sosiologi agama, dan organisasi-organisasi ekonomi. Hasil karya Weber yang utama antaralain; The Economy and Society, The Theory of sosial andeconomic organization, dan Collected essays on Sociology andSosial Problems.

5. Charles Horton Cooley (1864-1929)Cooley mengembangkan konsepsi mengenai hubungan

timbal-balik dan hubungan yang tidak terpisahkan antaraindividu dengan masyarakat. Pada saat manusia beradadibawah dominasi kelompok utama (primary group) yaitukeluarga, kelompok sepermainan dan tetangga yangditandai dengan saling kenal diantara mereka serta kerjasama pribadi yang erat adalah peleburan individu-individudalam satu kelompok, sehingga tujuan individu menjaditujuan kelompok. Hasil karya Cooley yang utama antaralain; Human Nature and Sosial order, Sosial organization danSosial Process.

6. Pierre Guillaurne Frederic Le Play (1806-1882)Le Play mengenalkan suatu metode tertentu dalam

meneliti dan menganalisa gejala-gejala sosial yaitu denganmengadakan observasi terhadap fakta-fakta sosial dananalisis induktif. Le Play juga menggunakan metode studikasus dalam penelitian-penelitiannya. Penelitian tentangmasyarakat menghasilkan dalil bahwa lingkungan

16

geografis menentukan jenis pekerjaan dan hal akanmempengaruhi organisasi ekonomi, keluarga sertalembaga-lembaga lainnya. Hasil karya Le Play yang utamaantara lain; Sosial reform in france, The organization of familydan The organization of Labor.

7. Ferdinand TonniesTonnies dikenal dengan teorinya mengenai Gemeinschaft

dan Gesellschaft sebagai dua bentuk yang menyertaiperkembangan kelompok-kelompok sosial. Gemeinschaft(paguyuban) adalah bentuk kehidupan bersama dimanaanggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yangmurni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasarhubungannya adalah rasa cinta dan rasa persatuan batinyang juga bersifat nyata dan organis sebagaimana dapatdiumpamakan pada peralatan hidup tubuh manusia.Bentuk ini terutama dapat dijumpai pada keluarga,kelompok kekerabatan, rukun tetangga dan sebagainya.Gesellschaft (patembayan) sebagai bentuk kehidupanbersama yang merupakan ikatan lahir yang bersifat pokokdan biasanya untuk jangka waktu yang pendek. Bentuk inimerupakan suatu bentuk dalam pikiran semata,strukturnya bersifat mekanis sebagaimana sebuah mesin.Bentuk ini biasanya terdapat pada organisasi pedagang,organisasi suatu pabrik, organisasi industri dan sebagainya.Hasil karya Tonnies yang utama antara lain; Gemeinschaftund Gesellschaf dan Sociological studies and critism.

8. Leopold von Wiese (1876-1949)Von Wiese menganggap sosiologi sebagai suatu

pengetahuan empiris yang berdiri sendiri. Obyek khusus

Page 17: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

17

sosiologi adalah interaksi sosial atau proses sosial. Katagoriproses sosial selanjutnya dibagi atas dasar derajat asosiatifatau disosiatifnya. Hasil karya Von Wiese yang utamaantara lain; Systematic Sociology dan Sociology of SosialRelation.

9. Alfred Vierkandt (1867-1953)Vierkandt terutama mempelajri interaksi dalam

masyarakat dan hasil interaksi tersebut. Masyarakatmerupakan himpunan interaksi-interaksi sosial, sehinggasosiologi bertugas untuk mengkonstruksikan teori-teoritentang masyarakat dan kebudayaan. Setiap masyarakatmerupakan suatu kebulatan dimana masing-masing unsursaling mempengaruhi. Dasar semua struktur soaial adalahikatan emosional, tak ada konflik antara kesadaran individudengan kelompok. Oleh karena itu individu tunduk kepadatujuan kelompok. Hubungan antara satu individumerupakan suatu mata rantai, hubungan tersebut akantimbul dan hilang, tetapi struktur dan tujuan kelompoktetap bertahan. Hasil karya Vierkandt yang utama antaralain; Primitive and civilized peoples dan family, people and statein their sosial life.

10. Lester Frank Ward (1841-1913)Ward merupakan pelopor sosiologi di Amerika Serikat.

Sosiologi bertujuan untuk meneliti kemajuan-kemajuanmanusia. Menurut Ward, kekuatan dinamis dalam gejalasosial adalah perasaan yang terdiri dari keinginan-keingainan dan kepentingan-kepentingan. Perasaanmerupakan kekuatan individu, karena interaksi berubahmenjadi kekuatan sosial. Kekuatan sosial mepunyai

18

kemampuan untuk menggerakkan kecakapan-kecakapanmanusia di dalam memenuhi tujuannya. Hasil karya Wardyang utama antara lain; Dynamic society dan Pure Sociology.

11. Vilfredo pareto (1848-1923)Pareto membuat beberapa teori yang serig disebut logi-

experimental science. Sosiologinya didasarkan pada observasiterhadap tindakan-tindakan, eksperimen terhadap fakta-fakta dan rumus-rumus matematika. Menurut Pareto,masyarakat merupakan suatu sistem kekuatan yangseimbang dan keseimbangan tersebut tergantung pada ciri-ciri tingkah laku dan tindakan-tindakan manusia, dantindakan manusia tergantung dari keinginan-keinginanserta dorongan dalam dirinya. Hasil karya Pareto yangutama antara lain; treatise on general sociology yangditerjemahkan menjadi The Mind and Society.

12. Goerge Simmel (1858-1918)Simmel berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu

pengetahuan khusus, yaitu satu-satunya ilmu pengetahuananalitis yang abstrak diantara semua ilmu pengetahuankemasyarakatan. Masyarakat merupakan suatu proses yangterus berjalan dan berkembang. Masyarakat ada dimanaindividu mengadakan interaksi dengan individu-individulainnya. Interaksi timbul karena kepentingan-kepentingandan dorongan tertentu. Obyek sosiologi meurutnya adalahbentuk-bentuk hubungan antar manusia. Hasil karyaSimmel yang utama antara lain; Concerning sosialdifferentiations, Basic problems of sociology dan Conflict ofModern culture.

Page 18: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

19

13. William Graham Sumner (1840-1910)Sumner mendasarkan pada konsep in-group dan out

group. Masyarakat merupakan peleburan dari kelompok-kelompok sosial. Kebiasaan dan tata kelakuan merupakanpetunjuk-petunjuk bagaimana harus memperlakukanwarga-warga sekelompok maupun warga-warga darikelompok lain. Apabila suatu kebiasaan dianggap demikianpentingnya bagi kesejahteraan kelompok sosial, makakebiasaan tersebut menjadi tata kelakuan atau moralkelompok yang mempunyai sanksi-sanksi yang tegas.Menurtunya ada 4 dorongan universal dalam diri manusia,yaitu rasa lapar, rasa cinta, rasa takut dan rasa hampa. Daridorongan tersebut timbullah kepentingan-kepentinganyang menyebabkan terjadinya pola-pola kegiatankebudayaan. Hasil karya Sumner yang utama antara lain;What sosial classes owe to folkwasy dan The science of Sosiology.

14. Robert Ezra Park (1864-1944)Park beranggapan bahwa sosiologi meneliti masyarakat

setempat dari sudut hubungan antar manusia. Hasil karyaPark yang utama antara lain; Introduction to the Science ofSociology dan Race and Culture.

15. Karl Manheim (1893-1947)Manheim mempelopori suatu cabang sosiologi, yaitu

sosiologi pengetahuan yang khusus menelaah hubunganantara masyarakat dengan penegtahuan. Teori yang sangatterkenal adalah mengenai krisis. Akar dari segenappertentangan yang menimbulkan krisis terletak dalamketegangan-ketegangan yang timbul di semua lapangankehidupan karena asas laisses faire berdampingan dengan

20

asas-asas baru dalam keidupan ekonomi. Menurutnya,sangat perlu diadakan planning for fredom , yaituperencanaan yang diawasi secara demokratis dan menjaminkemerdekaan aktivitas-aktivitas individu maupunkelompok di dalam maupun di luar rangka perimbangan-perimbangan tersebut. Hasil karya Manheim yang utamaantara lain; Ideology and Utopia dan Amn and society in an ageof reconstruction.

Perkembangan teori SosiologiPerkembangan teori sosiologi tidak bisa dilepaskan

dengan keberadaan Auguste Comte sebagai bapaksosiologi. Seperti yang disebutkan dalam Soekanto (1982),hal ini menyebabkan masa Comte dapat dianggap sebagaipatokan dalam perkembangan sosiologi. Konsep Comteyang kemudian terkenal adalah ketika Comte membedakansosiologi menjadi sosiologi statis dan sosiologi dinamis.Sosiologi statis memusatkan perhatiannya pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat.Asumsi dasar sosiologi satais adalah bahwa semua gejalasosial saling berkaitan, yang berarti bahwa percumamempelajari gejala sosial secara tersendiri. Unit sosial yangterpenting bukanlah individu, tetapi keluarga yang bagian-bagiannya terikat oleh simpati. Agar suatu masyarakatberkembang maka simpati harus diganti dengan kooperasi,yang hanya mungkin ada apabila terdapat pembagian kerja.

Sosiologi dinamis merupakan teori tentangperkembangan dalam arti pembangunan. Comte yakinbahwa masyarakat akan berkembang menuju suatukesempurnaan. Meskipun demikian Comte lebih

Page 19: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

21

mementingkan perubahan-perubahan atau perkembangandalam cita-cita daripada bentuk.

Setelah era Auguste Comte, sosiologi mengalamiperkembangan pesat yang dapat dikelompokkan ke dalammazhab-mazhab. Beberapa mazhab tersebut antara lain:a. Mazhab Geografi dan lingkungan, yang menguraikan

bahwa tidak mungkin suatu masyarakat terlepas daritanah atau lingkungan dimana masyarakat itu berada.Masyarakat hanya mungkin timbul dan berkembangapabila ada tempat berpijak dan tempat hidup bagimasyarakat tersebut. Teori-teori ini mencakup sejarahperkembangan masyarakat-masyarakat tersebut.Beberapa tokoh mazhab ini antara lain; Edward Buckledari Inggris dan Le Pay dari Perancis.

b. Mazhab Organis dan Evolusioner, yang sangatdipengaruhi teori-teori bidang biologi dalam arti luas.Mazhab ini menganalogikan antara masyarakatmanusia dengan organisme manusia. Tokoh pentingmazhab ini antara lain Herbert Spencer, EmileDurkheim dan Ferdinand Tonnies. Dalam bukunyaPrinciple of Sociology, Spencer berpendapat bahwa suatuorganisme akan berkembang menjadi semakinsempurna sifatnya, dengan kriteria kompleksitas,diferensiasi dan integrasi. Demikian juga halnya denganmasyarakat. Perkembagan masyarakat dari pertanian keindustri terjadi karena kompleksitas, diferensiasi danintegrasi yang semakin mantap dalam masyarakatmenuju pada keadaan hidup yang dalami. Durkheimdan Tonnies juga terpengaruh oleh kehidupan sosiallainnya dalam suatu hubungan dengan sesamanya, dan

22

dapat dipertahankan dalam masyarakat yang modernsekalipun.

c. Mazhab Formal, sangat terpengaruh oleh ajaran danfilsafat Immanuel Kant. Beberapa tokoh mazhab iniantara lain George Simmel, Leopold Von Wiese danAlfred Vierkandt. Simmel berpendapat bahwa elemen-elemen masyarakat mencapai kesatuan melalui bentuk-bentuk yang mengatur hubungan antar elemen-elementersebut. Berbagai lembaga didalam masyarakatterwujud dalam bentuk superioritas, subordinasi dankonflik. Semua hubungan-hubungan sosial, keluarga,agama, peperangan, kelas-kelas dapat diberikarakteristik menurut salah satu bentuk diatas atauketiga-tiganya. Seorang warga masyarakat akanmengalami proses individualisasi dan sosialisasi. Tanpamenjada warga masyarakat tak akan mungkinseseorang mengalami proses interaksi antara individudengan kelompok.

d. Mazhab Psikologi, yang mendasarkan teorinya padapsikologi. Beberapa tokoh mazhab ini diantaranyaGariel Tarde, Richard Horton Cooleh, dan LTHobhouse. Menurut Tarde, gejala sosial empunyai sifatpsikologi yang terdiri dari interaksi antara jiwa-jiwaindividu, dimana jiwa tersebut terdiri darikepercayaan-kepercayaan dan keinginan-keinginan.Bentuk utama dari interaksi mental individu adalahimitasi, oposisi dan adaptasi atau penemuan baru.Imitasi seringkali berhadapan dengan oposisi yangmeuju pada bentuk adaptasi yang baru. Dengandemikian mungkin terjadi perubahan sosial yang

Page 20: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

23

disebabkan oleh penemuan baru, perubahan-perubahandan seterusnya.

e. Mazhab Ekonomi, yang sangat dipengaruhi oleh ajaranKarl Marx dan Max Weber. Konsep yang terkenal darikeduanya adalah pembagian masyarakat dalam kelas-kelas yang berdasarkan pada kepemilikan ekonomi.Marx mempergunakan metode sejarah dan filsafatuntuk membangun teori tentang perubahan yangmenunjukkan tentang perkembangan masyarakatmenuju suatu keadaan dimana ada keadilan sosial.Weber berpendapat bahwa tingkah laku individu-individu dalam masyarakat diklasifikasikan menurut 4tipe ideal aksi sosial, yaitu; 1) aksi yang bertujuan, 2)aksi yang berisikan nilai yang telah ditentukan, 3) aksitradisional yang menyangkut tingkah laku yangmelaksanakan suatu aturan yang bersanksi dan 4) aksiyang emosional yang menyangkut perasaan seseorang.Atas dasar keempat aksi tersebut maka timbulhubungan-hubungan sosial dalam masyarakat.

f. Mazhab Hukum, yang dipelopori oleh Emilei Durkeim,Max Weber dan Lawrence M Friedmen. Menurut Weberterdapat 4 tipe ideal hukum, yaitu; 1) hukum irasionaldan materiil diman pembentukan undang-undang danhakim mendasarkan keputusan-keputusannya semata-mata pada nilai-nilai emosional tanpa menunjuk padasuatu kaidah, 2) hukum irasional dan formal, dimanapembentuk undang-undang dan hakin berpedomanpada`kaidah-kaidah diluar akal, tetapi pada wahyu atauramalan, 30 hukum rasional dan materiil, dimanakeputusan-keputusan pembentuk undang-undang danhakim menunjuk pada suatu kitab suci, kebijakan

24

penguasa atau ideologi, dan 4) hukum rasional danformal, dimana hukum dibentuk semata-mata atasdasar konsep-konsep abstrak dari ilmu hukum.

Perkembangan sosiologi pada Abad pencerahanBanyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu,

seperti Socrates, Plato dan Aristoteles beranggapan bahwamanusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisamencegah, masyarakat mengalami perkembangan dankemunduran. Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi olehpara pemikir di abad pertengahan, seperti Agustinus, IbnuSina, dan Thomas Aquinas. Para pemikir tersebutberpendapat bahwa sebagai makhluk hidup yang fana, manusiatidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadidengan masyarakatnya.

Berkembangnya ilmu pengetahuan di abadpencerahan (abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadappandangan mengenai perubahan masyarakat, ciri-ciriilmiah mulai tampak di abad ini. Para ahli di zaman ituberpendapat bahwa pandangan mengenai perubahanmasyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.

Perubahan-perubahan besar terus berkembang secararevolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepatstruktur masyarakat lama berganti dengan struktur yanglebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalamrevolusi Amerika, revolusi industri, dan revolusi Perancis.Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi initerasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwantergugah, mereka mulai menyadari pentingnyamenganalisis perubahan dalam masyarakat.

Page 21: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

25

Perubahan yang terjadi akibat revolusi industrimenyebabkan perubahan pada struktur masyarakat yangsudah berlaku ratusan tahun rusak. Bangasawan dan kaumRohaniawan yang semula bergemilang harta dankekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata. Rajayang semula berkuasa penuh, kini harus memimpinberdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyakkerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah,seperti Tsar di Rusia, Raja–raja di Perancis dan sebagainya.

Perubahan adanya revolusi industri ini mulaimenggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwaperubahan masyarakat harus dapat dianalisis, karenaperubahan masyarakat yang besar telah membawa banyakkorban berupa perang, kemiskinan, pemberontakan dankerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahanmasyarakat sudah diantisipasi secara dini. Oleh karena itumuncul pemikiran bahwa:a. Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang

harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahuipenyebab dan akibatnya.

b. Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapatmenjadi alat bantu untuk menjelaskan perubahan dalammasyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta masukakal. Dengan metode ilmiah yang tepat perubahanmasyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnyasehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.

26

Sosiologi modernSosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika,

tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada dan bukannya diEropa yang merupakan tempat dimana sosiologi munculpertama kalinya. Pada permulaan abad ke-20, gelombangbesar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala ituberakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnyakota-kota industri baru, bertambahnya kriminalitas dan lainlain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besarmasyarakat pun tak terelakkan.

Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwansosial untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaranbahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevanlagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yangsesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Makalahirlah sosiologi modern, yang merevisi dan penyesuaiansosiologi abad pertengahan dengan kondisi terkini.

Berkebalikan dengan pendapat sosiologi sebelumnya,pendekatan sosiologi modern cenderung mikro(pendekatan empiris), artinya perubahan masyarakat dapatdipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yangmuncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarikkesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruhyang lebih luas. Sejak saat itulah disadari betapapentingnya penelitian dalam sosiologi, terutama penelitianyang bersifat empiris.

Page 22: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

27

Metode-metode dalam SosiologiSosiologi mempelajari obyeknya (masyarakat) dengan

menggunakan beberapa cara kerja atau metode yang jugadipergunakan oleh ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Dalamsosiologi terdapat dua metode, yaitu metode kualitatif danmetode kuantitatif.1. Metode Kualitatif, mengutamakan bahan yang sukar

diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupuin bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata dalammasyarakat. Metode ini berdasarkan pengertian(verstehen). Dalam metode ini termasuk didalamnyaadalah metode:a. Historis, metode yang menggunakan analisis atas

peristiwa-peristiwa masa dalam silam untukmerumuskan prinsip-prinsip umum. Seseorangyang akan menyelidiki akibat-akibat revolusi secaraumum akan mempergunakan bahan-bahan sejarahuntuk meneliti revolusi-revolusi penting yangterjadi di masa silam.

b. Komparatif, metode yang mementingkanperbandingan antara bermacam-macam masyarakatbeserta bidangnya-bidangnya untuk memperolehperbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaanserta sebab-sebabnya. Perbedaan dan persamaantersebut bertujuan untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perilaku mansyarakat padamasa silam dan masa sekarang dan mengenaimasyarakat-masyarakat yang mempunyai tingkatperadaban yang berbeda atau sama.

28

c. Studi Kasus (case study), yang bertujuan untukmempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejalanyata dalam kehidupan masyarakat. Studi kasusdapat digunakan untuk menelaah suatu keadaan,kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembagamaupun individu-individu. Dasar studi kasusadalah penelaahaan suatu masalah khusus yangmerupakan gejala umum dari persoalan-persoalanlainnya dapat menghasilkan dalil-dalil umum. Alat-alat yang dipergunakan dalam metode studi kasusadalah wawancara (interview) baik yang tersusunmaupun yang tidak tersusun, pertanyaan-pertanyaan (questionnaires) dengan telah dibuatkanpertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan, daridaftar-daftar pertanyaan (schedules), participantobserver technique (penyelidik ikut serta dalamkehidupan sehari-hari dari kelompok sosial yangsedang diamati).

2. Metode Kuantitatif, mengutamakan bahan-bahanketerangan dengan angka-angka, sehingga gejala-gejalayang diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala-skala, indeks, tabel dan formula. Metode yangtermasuk kuantitatif adalah metode statistik yangbertujuan menelaah gejala-gejala sosial secaramatematis. Akhir-akhir ini berkembang sociometry yangmempergunakan skala-skala dan angka-angka untukmempelajari hubungan antar manusia dalammasyarakat.

Berdasarkan penjenisan metode dalam sosiologi dapatdibagi menjadi:

Page 23: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

29

1. Metode Induktif, yang mempelajri suatu gejala khususyang untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlakudalam lapangan yang lebih luas.

2. Metode Deduktif, yang memulai dengan kaidah-kaidahyang dianggap berlaku umum untuk kemudia dipelajaridalam keadaan yang khusus.

Pembagian metode sosiologis yang lainnya adalahberdasarkan jenis metode, yaitu:1. Metode empiris, yang menyandarkan diri pada

keadaan-keadaan yang dengan nayat dapat didapatdalam masyarakat. Metode ini diwujudkan dengan risetatau penelitian yaitu cara mempelajari suatu masalahsecara sistematis dan intensif untuk mendapatkanpengetahuan yang lebih banyak mengenai masalahtersebut. Riset dapat bersifat riset dasar (basic) yangbertujuan untuk mendapatkan pengetahuan yang lebihbanyak dari ilmu pengetahuan dan riset aplikasi(applied), yang ditujukan pada penggunaan ilmupengetahuan secara praktis.

2. Metode rationalistis, yang mencapai pengertian tentangmasalah-masalah kemasyarakatan. Metode ini masihdigunakan oleh para ahli, terutama metodefungsionalisme. Metode ini bertujuan untuk menelitikegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan danstruktur sosial masyarakat. Metode ini berpendapatbahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakatmempunyai hubungan timbal balik yang salingpengaruh-mempengaruhi, masing-masing memilikifungsi sendiri-sendiri.

Metode-metode sosiologi tersebut bersifat salingmelengkapi dan para ahli sering menggunakan lebih dari

30

satu metode untuk menyelidiki obyeknya (subyeksosiologis).

Pokok bahasan sosiologiSosiologi sebagai ilmu memiliki beberapa pokok bahasan,yaitu:1. Fakta sosial, yaitu cara bertindak, berpikir, dan

berperasaan yang berada di luar individu danmempunya kekuatan memaksa dan mengendalikanindividu tersebut. Contoh, di perguruan tinggi seorangmahasiswa diwajidkan untuk datang tepat waktu ketikakuliah dan bersikap hormat kepada seluruh civitasakademika. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkanke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentujika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanyacara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada diluar individu (kampus), yang bersifat memaksa danmengendalikan individu (mahasiswa).

2. Tindakan sosial, yaitu suatu tindakan yang dilakukandengan mempertimbangkan perilaku orang lain.Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadibukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanambunga untuk mendapat perhatian orang lain,merupakan tindakan sosial.

3. Khayalan sosiologis, diperlukan untuk dapatmemahami apa yang terjadi di masyarakat maupunyang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills,dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahamisejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, danhubungan antara keduanya. Alat untuk melakukan

Page 24: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

31

khayalan sosiologis adalah troubles (permasalahanpribadi individu dan merupakan ancaman terhadapnilai-nilai pribadi) dan issues (merupakan hal yang adadi luar jangkauan kehidupan pribadi individu) Contoh,jika Indonesia hanya terdapat satu orang yangmenganggur, maka hal ini disebut trouble atau hanyamenjadi masalah individual yang pemecahannya dapatmelalui peningkatan keterampilan pribadi. Namunapabila di Indonesia terdapat 50 juta penduduk yangmenganggur, maka pengangguran tersebut merupakanissue, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luaslagi, tidak sekedar peningkatan ketrampilan individusemata.

4. Realitas sosial, yaitu kenyataan yang ada dibelakangtabir, dimana seorang sosiolog dituntut untuk dapatmenyingkap berbagai tabir dan mengungkap tiap helaitabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga.Penyingkapan berbagai tabir tersebut harus mengikutiaturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secarailmiah dan objektif dengan pengendalian prasangkapribadi, dan pengamatan tabir secara jeli sertamenghindari penilaian normatif, jauh dari sikapsubyektif.

Sosiologi PerdesaanSecara umum terdapat dua versi sosiologi

perdesaan, yaitu versi lama (klasik) dan baru (modern).Pengertian sosiologi perdesaan kedua versi tersebut dapatdiuraikan berdasarkan tokoh yang memperkenalkannya:1. Sosiologi Klasik, muncul tatkala barat secara umum

masih memperlihatkan perbedaan yang jelas dan bahkan

32

dikotomik antara desa dengan kotanya. Beberapa tokohmendefinisikan sosiologi perdesaan sebagai betrikut:a. John Gillete (1922), berpendapat bahwa sosiologi

perdesaan adalah cabang sosiologi yang secarasistematik mempelajari komunitas–komunitasperdesaan untuk mengungkapkan kondisi-kondisiserta kecenderungan-kecenderungannya danmerumuskan prinsip-prinsip kemajuan.

b. NL Sims (1942), sosiologi perdesaan adalah studiasosiasi antara orang-orang yang hidupnya banyaktergantung pada pertanian.

c. Dwight Sanderson (1942), sosiologi perdesaan adalahstudi tentang kehidupan dalam lingkunganperdesaan.

d. Lynn Smith & Paul Zopf (1970), sosiologi perdesaanadalah kumpulan pengetahuan yang telahdisistematisasikan yang dihasilkan lewat penerapanmetode ilmiah ke dalam studi masyarakatperdesaan: organisasi & strukturnya, proses-prosesnya, sistem sosial, dan perubahan-perubahannya.

2. Baru (Kapitalis), muncul setelah era globalisasi, dimanaperbedaan antara desa dan kota semakin kabur olehperkembangan teknologi (khususnya transportasi dankomunikasi). Pemahaman pada masa ini tidak terlepasdari dominasi kapitalis beserta sains-teknologinya yangmemeiliki kemampuan menembus dan menerobossetiap sudut dunia, seloah tidak ada tembokpenghalang setiap sudut di dunia. Salah satu ahlipenting versi ini adalah Howard Newby (1978) yangberpendapat bahwa sosiologi perdesaan ”baru” harus

Page 25: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

33

banyak belajar dari imbauan Karl Kautsky mengenaipertanyaan agraria (The Agrarian Question) denganmelihat perubahan-perubahan yang dialami pertaniandi bawah dominasi produksi kapitalis. Secara lebih jelassosiologi perdesaan yang baru merupakan studi tentangbagaimana masyarakat desa (bukan hanya desapertanian) menyesuaikan diri terhadap merasuknyasistem kapitalisme modern di tengah kehidupanmereka.

Latar Belakang Sosiologi PerdesaanLatar belakang sosiologi di Dunia tidak terlepas dari

peranan Amerika Serikat. Amerika Serikat abad 19 terjadiKetimpangan dalam masyarakat pada masa industri.Sebelum muncul ketimpangan tersebut di Amerikakepemilikan lahan pertanian sangatlah luas dengan tipemasyarakat yang agraris. Namun perkembanganindustrialisasi di Amerika menyebabkan semakinberkurangnya lahan pertanian, karena mulai tumbuh desa-desa yang berkembang dengan pesat yang menjelamamenjadi kota-kota.

Dampak perkembangan tumbuhnya desa-desa diAmerika adalah munculnya interaksi-interaksi baru yangmerupakan pertemuan dari masyarakat beberapa wilayahdi Amerika Serikat. Interaksi-interaksi baru tersebut secaratidak langsung berpengaruh terhadap munculnya normadan tata kelakuan baru dari masyarakat yang bergabungtersebut yang agak berbeda dengan norma dan tatakelakuan lama yang dibawa oleh masing-masingpenduduk. Akibat lain yang ditimbulkan adalah

34

munculnya depopulasi di daerah perdesaan di AmerikaSerikat. Munculnya depopulasi ini menyebabkanmunculnya isu kemanusiaan yang menyebabkan keinginanuntuk memperbaiki kehidupan di perdesaan mulai meluassekitar tahun 1900.

Isyu tersebut melahirkan mata kuliah mengenaimasalah sosial perdesaan di Universitas Chicago, Michigandan North Carolina. Lebih lanjut isyu tersebutmengakibatkan Presiden Amerika Serikat saat itu, yaituRoosevelt, membentuk komisi tentang kehidupan desa(Commision on Rural Life). Keputusan membentuk komisi inijuga dipengaruhi oleh studi Sir Horace Plunkett di Irlandiamengenai rusaknya kehidupan desa di Irlandia.

Laporan komisi tentang kehidupan desa telahmenarik perhatian para sosiolog Amerika Serikat. Dalampertemuan para sosiolog yang tergabung dalam AmericanSociological Society tahun 1912, kehidupan desa ditampilkansebagai topik utama. Sebagai akibat berkembangnyamasyarakat yang relatif cepat, pada tahun 1937 muncullahkelompok ahli sosiologi yang mengkhususkan diri padakajian masyarakat perdesaan yang dikenal dengan namaRural Sociology Society. Pembangunan yang begitu pesat diAmerika Serikat sebagai imbas revolusi industrimenyebabkan mulai hilangnya desa-desa di AmerikaSerikat. Hal ini menyebabkan para sosiolog amerika sulitmenemukan obyek kajiannya. Oleh karena itu para sosiologAmerika mulai melakukan penelitian di Amerika Selatan(Peru, Meksiko, El Salvador, Cuba, Brasil) yang masihmemiliki banyak sekali masyarakat perdesaan sebagaiobyeknya.

Page 26: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

35

Perkembangan kajian wilayah perdesaan yangsemakin meluas ternyata berdampak pada perkembanganilmu sosiologi itu sendiri. Pada tahun 1957 muncullahAsosiasi Sosiologi Perdesaan di Eropa (European Society forRural Sociology) dan Jepang yang mengkhususkan kajiannyapada masyarakat perdesaan di Eropa dan Jepang.

Di Indonesia Kajian sosiologi juga berkembangdengan pesat, meskipun para pujangga dan pemimpinindonesia tidak pernah belajar teori ilmu sosiologi secaraformal, namun banyak diantara mereka telah memasukkanunsur-unsur sosiologi ke dalam ajarannya. Ajaran Wulangreh yang diajarkan oleh Sri Paduka Mangkunegoro IV dariSurakarta antara lain mengajarkan tata hubungan antaraanggota masyarakat Jawa yang berasal dari golongan-golongan yang berbeda (inter group relations). Demikianjuga halnya dengan Ki Hajar Dewantoro meletakkan dasar-dasar mengenai kepemimpinan dan kekeluargaanIndonesia dalam pendidikan di Indonesia yangdipraktekkan dalam organisasi kependidikan Taman Siswa.

Dari penjelasan tersebut semakin jelaslah bahwasosiologi sebagai praktis telah berkembang dandikembangkan di Indonesia. Hal ini diperkuat denganpeneliti asing di Indonesia seperti tulisan snouck hurgronje,C van Vollenhoven, Ter Haar, Duyvendak dan sebagainyayang mengambil masyarakat Indonesia sebagai pusatperhatiannya. Hanya saja pada saat itu sosiologi belumdianggap cukup penting untuk dipelajari dandipergunakan sebagai ilmu pengetahuan.

Sekolah tinggi hukum (Rechtshogeschool) di Jakartasatu-satunya perguruan tinggi di Indonesia sebelum perang

36

dunia II yang memberikan kuliah sosiologi. Namun tahun1934/1935 kuliah sosiologi ditiadakan, karena guru besaryang memegang otoritas menyusun daftar kuliahmenimbang bahwa kajian-kajian sosiologis tidaklahdiperlukan dalam hubungannya dengan proses hukum.

Setelah Perang Dunia II Soenario Kolopakingmemberikan kuliah sosiologi pada Akademi politikYogyakarta (dilebur ke dalam UGM pada fakultas Sosialdan Politik). Kemudian diikuti dengan diterbitkannya bukuSosiologi Indonesia oleh Djody Gondokusumo yangmemuat beberapa pengertian elementer dari sosiologi yangteoritis dan bersifat sebagai filsafat. Pada tahun 1950menyusul diterbitkannya buku sosiologi oleh Bardosono,yang diikuti dengan diterbitkannya buku Sosiologi UntukMasyarakat indonesia karangan Hassan shadily (lulusanCornell University di Amerika Serikat) yang memuatbahan-bahan sosiologi yang modern. Beberapa tahunkemudian muncullah ahli-ahli sosiologi Inonesia yangbanyak menulis karya-karyanya. Salah satu karya yangsampai saat ini masih menjadi acuan adalah buku Sosialchange in Yogyakarta yang ditulis oleh Selo Soemardjantahun 1962. Tahun 1964 Selo Soemardjan bersama SoelemanSoemardi juga menulis buku Setangka Bunga Sosiologiyang dijadikan bacaan wajib bagi perguruan tinggi diIndonesia. Sejak saat itulah mulai bermunculan ahli-ahlisosiologi Indonesia sampai saat ini, seperti Sajogjo, PujiwatiSajogjo, Tjondronegoro, Herman Soewardi, Astrid Susantodan sebagainya.

Satu hal yang perlu mendapat perhatian munculnyalatar belakang sosiologi perdesaan adalah keterkaitannya

Page 27: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

37

dengan isyu kemanusiaan yang muncul sebagai refleksidari ketimpangan masyarakat desa sebagai akibatperkembangan industri. Oleh karena itu sebagai salah satuciri sosiologi perdesan adalah penekanannya pada aspekpraktis, sekalipun masih dalam kategori ilmu murni.Disamping itu sosiologi perdesaan juga dilekati olehkomitmen moral yang kental untuk membangunkehidupan masyarakat desa.

38

Bab IIKarakteristik DanTipologi Desa

Memahami karakter suatu masyarakat di perdesaantidak dapat dilepaskan dari pemahaman terhadap desasecara fisik. Hal ini berkaitan erat dengan kenyataan bahwabudaya material dan immaterial memiliki hubungandengan tipe desa secara fisik. Untuk itu diperlukan suatupemahaman mengenai karakteristik desa.

Pemahaman DesaDesa merupakan obyek pokok dalam sosiologi

perdesaan. Secara umum kita memahami desa merupakansutu cerminan kehidupan yang bersahaja, belum maju,cenderung terbelakang, namun untuk memahami desatidaklah sesederhana yang dibayangkan. Pengertian desamestilah dibedakan antara rural dan village. Rural lebihbermakna sebagai perdesaan dengan ciri khas padakarakteristik masyarakat, sedangkan makna village lebihpada desa sebagai suatu unit territorial. Dengan demikiansuatu perdesaan (rural) dapat mencakup satu desa (village)atau sejumlah desa.

Pengertian desa secara umum lebih sering dikaitkandengan pertanian. Egon E Bergel (1955), mendefinisikan

Page 28: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

39

desa sebagai setiap pemukiman para petani (peasant).Menurutnya ciri pertanian bukanlah ciri yang selalumelekat pada setiap desa, tetapi fungsi desa sebagai tempattinggal (menetap) dari suatu kelompok masyarakat yangrelatif kecil. Suatu desa ditandai dengan keterikatanwarganya terhadap suatu wilayah tertentu dan bukannyapada pertanian semata. Dalam konteks sosiologi,masyarakat yang memiliki ikatan kebersamaan dan ikatanterhadap wilayah tertentu disebut sebagai suatu komunitas(community).

Pengertian desa menurut Paul Landis (1948)didasarkan pada tujuan analisis, yaitu analisis statistik,sosial-psikologik dan ekonomik. Secara statistik desadidefinisikan sebagai suatu lingkungan yang penduduknyakurang dari 2500 orang. Untuk tujuan sosial-psikologiksuatu desa merupakan lingkungan yang penduduknyamemiliki hubungan yang akrab dan serba informal diantarawarganya. Berdasarkan analisis ekonomik, desadidefinisikan sebagai suatu lingkungan yang pendapatanpenduduknya tergantung pada pertanian. Dari ketiga ciritersebut mungkin yang pertama, yaitu berdasarkan analisisstatistik kurang tepat dilakukan, karena 1) tidakmempertimbangkan kepadatan penduduk negara dimanadesa tersebut terdapat, dan 2) tidak menampungperubahan-perubahan volume penduduk suatu desa.

Definisi desa yang lain juga dikemukana oleh ahlisosiologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat (1977) yangmendefinisikan desa sebagai tempat menetap komunitaskecil. Namun yang terpenting dari definisi tersebut bahwadesa tidak semata-mata terikat pada pertanian, tetapi

40

sebagai suatu kumpulan komunitas yang memiliki ikatanwarganya terhadap wilayah yang didiaminya.

Beberapa Konsep Mengenai DesaDalam rangka memahami desa perlu dibahas konsep-

konsep mengenai rural, urban, sub-urban atau rurban, village ,town dan city.

Rural dalam kamus lengkap Inggris-Indonesiasuntingan S Wojowasito dan WJS Poerwodarminto (1972)diartikan ”seperti desa, seperti di desa”, sehingga ruralditerjemahkan menjadi perdesaan, bukanlah desa (village).Mungkin masih banyak kota-kota dalam pengertian kitaditerjemahkan menjadi perdesaan, bahkan kota Jakarta,masih diterjemahkan sebagai big village, karena banyakkelompok masyarakat atau lingkungannya yang masihseperti desa.

Berdasarkan Undang-undang No. 5 th 1979, danUndang-undang no 22 th 1999, desa didefinisikan sebagisuatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduksebagai kesatuan masyarakat termasuk didalamnyakesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasipemerintahan terendah langsung dibawah Camat danberhak menyelenggarakan rumahtangganya sendiri dalamikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konsep inimenempatkan desa berbeda dengan Kelurahan.

Kelurahan berdasarkan Undang-undang tersebutmerupakan bentukan pemerintah Pemerintah lewatperaturan-peraturan yang tidak selalu merupakan bentukasli dari masyarakat lewat proses sejarah yang panjangseperti desa dan diciptakan tanpa terikat pada kesatuanintegritas sosial-kultural masyarakatnya. Oleh karena itu

Page 29: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

41

perbedaan tersebut terletak pada kesatuan kesatuanmasyarakat hukum dan berhak menyelenggarakanrumahtangganya sendiri, sekalipun dibatasi.

Sementara urban diartika sebagai “dari kota, seperti dikota”, sehingga diterjemahkan menjadi perkotaan,bukanlah kota (town atau kota kecil, city atau kota besar).Mungkin desa-desa di Inggris atau Amerika dan Eropaumumnya dapat disebut sebagau urban areas atau setidak-tidaknya komunitasnya sudah bersifat urban.

Berdasarkan pengertian tersebut maka hakekatkonsep rural dan urban lebih menunjuk kepada karakteristikmasyarakatnya, sedangkan village , town dan city lebihmengacu pada suatu unit teritorial. Village , town dan citybahkan lebih dipertegas lagi sebagai suatu unit teritorial-administrasi atau berkaitan dengan kekotaprajaan. Dengankata lain urban bukan hanya sebuah kota (town atau kotakecil, city atau kota besar) dalam arti suatu kotamadia ataukotapraja, melainkan termasuk daerah-daerah di luar batasresmi daerah tersebut yang masyarakatnya memiliki carahidup kota.

Konsep sub-urban atau rurban yang sering diartikansebagai daerah ”piggiran kota”, padahal sebenarnyabermakna sebagai bentuk-antara (in-between) antara ruraldan urban. Dilihat sebagai suatu lingkungan daerah suburban merupakan daerah yag terletak diantara atauditengah-tengah daerah rural dan urban. Dilihat sebagaisutau bentuk komunitas sub urban merupakan kelompokkomunitas yang memiliki sifat-sifat tengah-tengah antararural dan urban.

Konsep town (kota kecil) didefinisikan sebagai suatupemukiman perkotaan yang didominasi dalam lingkungan

42

perdesaan dalam pelbagai segi. Dalam konteks ini kotakecil bukanlah sekedar desa besar. Sebuah desa hanyamelayani orang-orang desa, desa tidak memiliki pengaruh-pengaruh terhadap daerah-daerah sekitarnya, baik politik,ekonomi maupun kultural. Sebaliknya kota kecil memilikipengaruh-pengaruh tersebut. Kota kecil lebih berfungsisebagai pasar bagi hasil-hasil pertanian, kerajinan atauindustri kecil desa-desa sekitarnya. Hubungan antara kotakecil dan desa merupakan hubngan timbal balik. Tidakhanya desa tergantung pada kota kecil, tetapi kota keciljuga tergantung pada desa-desa di sekitarnya. Beberapa cirikota kecil antara lain; adanya organisasi soail yang ketatdan berbagai hubungan bersifat primer sehingga sistempengawasan kota kecil lebih ketat dibandingkan desa.

Konsep city (kota besar) didefinisikan sebagai suatupemukiman perkotaan yang mendominasi sebuah kawasan(region), baik perdesaan maupun perkotaan. Dalam cirisosial antara kota besar dengan kota kecil tidaklah berbeda,hanya yang membedakannya adalah kompleksitas yangada di kota besar. Penduduk kota besar terdeferensiasiberdasar atas daerah asal, status, pendidikan, dan pola-polatingkah laku. Dengan demikian kota besar mengandungdeferensiasi tinggi yang berkaitan dengan prosespenggandaan fungsi.

Karakteristik DesaPenjelasan mengenai karakteristik desa yang

ditempatkan sebagai masyarakat yang masih bersahaja,selalu dikaitkan atau dilawankan dengan pemahamanmengenai kota yang maju dan kompleks. Hal inimenyebabkan karakteristik antara desa dan kota cenderung

Page 30: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

43

bersifat kontras satu sama lain. Dalam merumuskankarakteristik yang kontras tersebut sejumlah sosiolog masihmengacu pada pola pemikiran yang bersiat teoritik sepertikonsep Ferdinand Tonnies (Gemeinschaft-Gesellschaft),Charles Cooley (Primary-Secondary group) dan EmileDurkheim (Solidaritas Mekanik-organik).

Namun gambaran desa-kota yang mendasarkan padakondisi empirik juga dilakukan oleh beberapa ahlisosiologi, seperti Roucek & Warren (1962) dan Horton &Hunt (1976). Roucek & Warren (1962) melihat bahwamasyarakat desa dan kota memiliki karakteristik sepertipada Tabel 3.

Tabel 3. Karakteristik masyarakat Desa dan Kota MenurutRoucek & Warren

No Desa Kota1. Besarnya peranan

kelompok primerBesarnya peranankelompok sekunder

2. Faktor geografikmenentukan sebagaidasar pembentukankelompok/asosiasi

Anonimitas merupakan cirikehidupan masyarakat

3. Hubungan lebih bersifatintim dan awet

Hubungan natara orang satudengan lainnya lebihdidasarkan atas kepentingandaripada kedaerahan

4. Homogen Heterogen

5. Mobilitas sosial rendah Mobilitas sosial tinggi

44

Lanjutan Tabel 3.6. Keluarga lebih

ditekankan fungsinyasebagi unit ekonomi

Lebih banyak tersedialembaga atau fasilitas untukmendapatkan barang danpelayanan

7. Populasi anak dalamproporsi yang lebih besar

Lebih banyak mengubahlingkungan dan tergantungpada spesialisasi

Gambaran perbedaan karakteristik seperti diatasmenunjukkan perbedaan karakteristik yang kontras antardesa dan kota. Pandangan serupa juga dikemukakann olehHorton & Hunt (1976) yang melihat perbedaan desa dankota dalam masyarakat di Amerika dalam beberapa halseperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Karakteristik masyarakat Desa dan Kota MenurutHorton & Hunt

No Desa Kota1. Penduduknya cenderung

terisolasi dengan polapemukimannyacenderung berpencar(meskipun mulai berubahseiring revolusi desa)

Teknologi rasional, yangberkembang seiringdengan pertumbuhan kota-kota kecil yang terbukaterhadap daerah lain.

2. Hubungan dan carapandang terhadap oranglain sebagai pribadi utuhbukan sekedar seseorangyang mempunyai fungsitertentu

Institusi pemerintah formalyang berdasarkan padabatas wilayah bukannyapada sistem kekeluargaan

Page 31: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

45

Lanjutan Tabel 4.

3. Adat dan kebiasaanmuncul karenakebutuhan sosial

Organisasi sosial yangberdasarkan bidangpekerjaan dan kelas sosial,bukan pada sistemkekerabatan

4. Homogenitas dalametnik, budaya danpekerjaan

Adanya pembagian kerja kedalam beberapa bidangpekerjaan khusus

5. Ekonomi keluargabersifat subsinten(meskipun sudah mulaikomersial, yang ditandaidengan munculnyaagribisnis atau pertanianberskala besar)

Sistem perdagangan dandunia usaha

Tabel 4. menunjukkan perbedaan karakteristik yangberbeda secara kontras, baik dalam homogenitas,kependudukan, interaksi dan ekonomi. Namun gambarandesa-kota secara lebih rinci diuraikan oleh Pitirin A.Sorokin dan carle C Zimmerman (dalam Rahardjo, 1999)mengemukakan faktor yang menjadi dasar dalammenentukan karakteristik desa dan kota. Keduanyamembedakan desa dan kota berdasar atas 8 hal, yaitu; matapencaharian, ukuran komunitas, tingkat kepadatanpenduduk, lingkungan, diferensiasi sosial, stratifikasisosial, interaksi sosial dan solidaritas sosial. Dalam bentuksederhana dapat diringkas seperti Tabel 5.

46

Tabel 5. Karakteristik Desa dan Kota menurut Sorokin danZimmerman

No Penciri Desa Kota1. mata

pencaharianPertanian dan usahakolektif sebagai ciriekonomi

Usaha jasa danmanufaktur sebagaiciri ekonomi

2. ukurankomunitas

kecil, karena lahanlebih banyakdigunakan untukpertanian

Besar, karena jasadan manufakturtidak memerlukanlahan yang luas

3. tingkatkepadatanpenduduk

Rendah, terkait dgnukuran komunitasdan luas lahan

Tinggi, terkait dgnukuran komunitasdan luas lahan

4. lingkungan a. Fisik (anorganic);berhadapanlangsung dandipengaruhi

b. Biologi (organik);tanah,kekotoranindentik dgnhidup mereka

c. Sosio-kultural : Physiososial;

bangunan fisikhomogen

biososial;komposisi rashomogen

psychososial;sederhana

a. Fisik (anorganic);tidakberhadapanlangsung

b. Biologi (organik);tanah identikdengan ”bakteri”

c. Sosio-kultural: Physiososial;

bangunan fisikyg bervariasi

biososial;komposisi rasberagam

psychososial;lebih kompleks

Page 32: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

47

Lanjutan Tabel 5.5. diferensiasi

sosialDalam hal jumlah,variasi dankompleksitasnyarendah, karenapenduduknyahomogen

Dalam hal jumlah,variasi dankompleksitasnyatinggi, karenapenduduknyaheterogen, banyakpendatang

6. stratifikasisosial

Sederhana,perbedaan jaraksosial dekat,mengelompok padalapisan menengah,dasar pembedacenderung kakuMobilitas sosialrendah

Kompleks,perbedaan jaraksosial jauh, tersebarmerata pada setiaplapisan, dasarpembeda tidakbegitu kakuMobilitas sosialtinggi

7. interaksisosial

Kontak sosialcenderung sedikit

Kontak sosialcenderung banyakdan bervariasi

8. solidaritassosial

Didasarkan padakesamaan-kesamaan

Didasarkan padaperbedaan-perbedaan

Selain model pencirian desa dan kota seperti diatas,dalam perspektif evolusionis Kingsley Davis (dalamRahardjo, 1999) mencirikan masyarakat kota, yang berartiberkebalikan dengan masyarakat desa, berdasarkan 8faktor, yaitu:

48

1. Heterogenitas sosial, yaitu heterogenitas masyarakatkota tinggi.

2. Asosiasi sekunder, yakni masyarakat kota dalamkelompok sekunder karena banyaknya penduduk,sehingga yang mendominasi kehidupan masyarakatkota adalah asosiasi sekunder.

3. Toleransi sosial, masyarakat kota memiliki toleransisosial yang tinggi karena pengawasan sosialnya relatiflonggar.

4. Pengawasan sekunder, masyarakat kota dengantoleransi sosial yang tinngi sehingga pengawasan yangefektif adalah pengawasan sekunder.

5. Mobilita sosial, pada masyarakat kota relatif tinggi danlebih mementingkan prestasi (achievement)

6. Asosiasi sukarela, yakni masyarakat kota lebih memilkikebebasan untuk memutuskan berbagai hal secaraperorangan, sehingga cenderung kepada asosiasisukarela, yakni asosiasi yang anggotanya bebas keluardan masuk .

7. Individualis, masyarakat kota cenderung melepaskandiri dari koleksivitas atau cederug individualis.

8. Segregasi spasial, dalam masyarakat kota berbagaikelompok sosial yang berbeda cenderung memisahkansecara fisik.

Konsep-konsep desa yang dikemukana diatasbelumlah cukup untuk memberikan gambaran desa-desa diIndonesia. Hal ini disebabkan di Indonesia masih terdapatdesa yang masih mendekati desa era prakapitalistik (desasebelum modernisasi). JH Boeke dalam bukunya ”TheInterest of the Voiceless Far east, Introduction to Oriental

Page 33: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

49

Economics” tahun 1948, menggambarkan ciri pokok desaprakapitalistik adalah:1. Penundukan kegiatan ekonomi dibawah kegiatan sosial,

artuinya kegiatan sosial lebih penitng daripada kegiatanekonomi, bahkan kegiatan ekonomi dipandang sebagai”kejahatan”.

2. keluarga merupakan unit swasembada secara ekonomissehingga masyarakat desa hakekatnya bukanmerupakan unit ekonomi tetapi merupakan unit sosialdengan keluarga merupakan unit terkecil danterpenting. Dengan kata lain keterpaduan masyarakatdesa bukanlah keterpaduan ekonomi tetapiketerpaduan sosial.

3. Tradisi dapat dipertahankan karena swasembadaekonomi, oleh karena itu masyarakat desa merupakanpengelompokan kecil-kecil yang menyebabkan orang-orang desa saling mengenal dan akrab satu sama lain.Berdasarkan hubungan personal inilah maka tradisiyang ada dapat dipertahankan.

4. Desa cenderung menatap ke belakang tidak kedepan,yang dapat memperkuat kelestarian tradisi setempat.

5. Setiap orang merasa menjadi bagian dari keseluruhan,menerima tradisi dan moral kelompok sebagaipedomannya. Hal ini menyebabkan tingkat kolektivitasyang sangat tinggi, individualisme otomatis tidak dapatditerima.

50

Desa-desa di IndonesiaDesa-desa dimanapun merupakan fenomena yang

bersifat universal, karena memiliki sejumlah ciri-ciri yangsama. Namun juga memiliki ciri-ciri khusus yang bersifatlokal, regional maupun nasional. Desa-desa di Indonesiaselain memiliki ciri yang berbeda dengan desa-desa dinegara lain, juga memiliki ciri khas antar desa. Hal ini dapatdimaklumi karena Indonesia memiliki kebhinekaan yangkental, sehingga sangatlah sulit membuat generalisasikarakteristik desa di Indonesia yang khas danmembedakannya dengan desa-desa lain.

Sebagian desa-desa di Indonesia telah ada sebelumnegara Republik Indonesia terbentuk, dengan kemandiriandesa juga diakui oleh pemerintah. Pengakuan pemerintahini misalnya dapat dilihat pada Inpres Nomor 5 tahun 1976,yang menyebutkan bahwa desa adalah desa danmasyarakat hukum yang setingkat dengan nama aslilainnya dalam pengertian teritorial-administratif langsungdibawah kecamatan. Pengertian seperti ini juga terdapatdalam Undang-undang nomer 5 tahun 1979.

Keberagaman desa di Indonesia dapat dilihat dalamberbagai aspek, baik fisik maupun non fisik. Desa sebagaikesatuan masyarakat hukum (yang menyelenggarakanurusan rumahtangganya sendiri) sudah ada sejak lama diIndonesia bahkan sampai saat ini. Oleh karena itu dibuatlahpatokan bagi nama-nama desa di Indonesia. Nama-namakesatuan masyarakat hukum setingkat desa di Indonesiadapat dilihat pada Tabel 6 (Rahardjo, 1999).

Page 34: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

51

Tabel 6. Nama-nama kesatuan masyarakat hukum setingkatdesa di Indonesia

No Propinsi Nama Desa Sebutan KepalaDesa

1. Nangroe AcehDarussalam

Kampung,Mukim, Gampong

Kepala Kampung

2. SumateraUtara

Timur: kampungTapanuli: Negeri,Ori, Huta

Kepala kampung,Kepala Negeri,Kepala huta

3. Sumatera Barat Nagari Wali Nagari

4. Riau Kampung Kepala Kampung

5. SumateraSelatan

Marga Pasirah/KepalaMarga

6. Jambi Marga Pasirah/KepalaMarga

7. Bengkulu Marga Pasirah/KepalaMarga

8. Lampung Marga Pasirah/KepalaMarga

9. DKI Jakarta Kelurahan Lurah

10. Jawa Barat Desa Kepala Desa/Kuwu

11. Jawa Tengah Desa Kepala Desa

12. Jawa Timur Desa Kepala Desa

13. DIY Desa Kepala Desa

14. KalimantanBarat

Kampung Kepala Kampung

52

Lanjutan Tabel 6.15. Kalimantan

TengahKampung Kepala Kampung

16. KalimantanTimur

Kampung Kepala Kampung

17. KalimantanSelatan

Kampung Kepala Kampung

18. Sulawesi Utara Desa/Kampung KepalaDesa/Kampung

19. SulawesiTengah

Kampung Kepala Kampung

20. SulawesiTenggara

Desa Kepala Desa

21. SulawesiSelatan

Desa Gaya Baru Kepala Desa gayaBaru

22. Bali Desa/Perbekel Kepala Desa/Perbekel

23. Nusa TenggaraBarat

Desa Kepala Desa

24. Nusa tenggaraTimur

Desa Gaya Baru Kepala Desa GayaBaru

25. Maluku Tengah,TenggaraMaluku Utara

Negeri

Kampung

Pemerintah Negeri

Kepala Kampung

26. Papua Kampung Kepala Kampung

Patokan nama tersebut yang dibuat oleh MenteriDalam Negeri bukan merupakan patokan final dan tidakdapat diganggu gugat, tetapi dapat berubah. Di Sumatera

Page 35: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

53

Barat pernah terjadi perubahan melalui Peraturan daerah,bahwa daerah hukum setingkat desa bukan lagi nagaritetapi jorong, yaitu daerah yang semula setingkat dusun.

Tipologi Desa di IndonesiaDesa-desa di Indonesia ternyata tidak hanya desa

dengan nuansa pertanian, tetapi juga terdapat desa dengannuansa lain. Oleh karena itu Saparin (dalam Rahardjo, 1999)menyebutkan ada beberapa tipe desa di Indonesia, yaitu:1. Desa Tambangan, yaitu desa yang memiliki kegiatan

utama penyebarangan orang atau barang dimanaterdapat sungai besar.

2. Desa Nelayan, desa dengan mata pencaharian utamapenduduknya adalah usaha perikanan laut.

3. Desa Pelabuhan, desa yang memiliki hubungan denganmancanegara, antar pulau dan sebagainya.

4. Desa Perdikan, desa yang dibebaskan dari pungutanpajak, karena diwajibkan memelihara makam raja ataukarena jasa-jasa terhadap raja)

5. Desa penghasil usaha pertanian, kegiatan perdagangan,industri kerajinan, pertambangan dan sebagainya.

6. Desa perintis, desa yang terjadinya karena kegiatantransmigrasi.

7. Desa Pariwisata, desa dengan mata pencaharianpenduduknya terutama karena adanya obyekpariwisata.

Berdasarkan urutan jumlah terbesar memang desapertanian sangatlah banyak, mengingat Indonesia adalahnegara agraris dengan sebagian besar penduduknya

54

sebagai petani. Setelah desa pertanian, desa nelayanmerupakan desa yang sangat penting dari segi jumlahnya.Hal ini juga terkait dengan sebutan Indonesia sebagainegara kepulauan.

Selain itu di Indonesia terdepat beberapa tipe desayang tersebar di seluruh pelosok tanah air, antara lain :1. Desa Nelayan, desa dengan mata pencaharian utama

penduduknya adalah usaha perikanan laut, seperti DesaDepok, Desa Samas, Desa Congot, Desa pelabuhanRatu, dan sebagainya.

2. Desa Persawahan, desa dengan mata pencaharianutama penduduknya adalah sebagai petani lahan sawahyang memiliki air pengairan secara baik, sebagian besardesa di Jawa seperti; desa-desa di Delanggu, desa-desadi kerawang dan sebagainya.

3. Desa Perladangan, desa dengan mata pencaharianutama penduduknya adalah sebagai petani ladang ataupeladang, karena lahan pertaniannya tidak memiliki airpengairan yang baik atau hanya mengandalkan airhujan, seperti sebagain besar petani di Gunung Kidul,Wonogiri, Nusa Tenggara, dan sebagainya.

4. Desa Perkebunan, desa dengan mata pencaharianutama penduduknya adalah sebagai pekebun tanamantahunan, seperti kelapa sawit, kakao, karet, kopi, tehdan sebagainya. Desa semacam ini banyak terdapat diSumatera Utara, Lampung, Jambi, Kalimantan, Sulawesidan sebagainya.

5. Desa Peternakan, desa dengan mata pencaharian utamapenduduknya adalah sebagai peternak, baik ternakbesar (kambing, kerbau, sapi dan sebaginya) maupunternak kecil (ayam, bebek, dan sebagainya).

Page 36: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

55

6. Desa Kerajinan/industri kecil, desa dengan matapencaharian utama penduduknya adalah sebagaipengrajin atau pengusaha kecil seperti; perajin gerabahdi Kasongan, perajin bambu di Kecamatan Minggir,pengusaha gula kelapa di Kokap, emping mlinjo diBanguntapan dan sebagainya.

7. Desa Industri sedang dan besar, desa dengan matapencaharian utama penduduknya adalah sebagaipengusaha sedang dan besar, seperti desa-desa diTangerang, Kerawang dan sebagainya.

8. Desa Jasa dan Perdagangan desa dengan matapencaharian utama penduduknya adalah sebagaipenyedia jasa dan perdagangan.

Pola Lokasi & Wilayah DesaDesa-desa di Indonesia memiliki pola lokasi yang

beragam sesuai dengan karakteristik sosial budaya yangdianutnya. Beberapa desa memiliki persamaan dalam polalokasi, tetapi karakteristik sosial budaya yang berbeda,misalnya; pola lokasi desa di Sumatra dan Kalimantan yangsama-sama memanjang sepanjang jalur jalan utama, yangmembedakan adalah Sungai dan Jalan raya dimana desa diKalimantan memanjang sepanjang sungai, sementara desa-desa di Sumatra memanjang sepanjang jalan raya. Hal inidapat dimaklumi karena di Kalimantan pusat aktivitasterdapat di sepanjang sungai besar. Beberapa pola lokasidesa-desa di Indonesia antara lain:1. Pola desa Melingkar, yaitu desa-desa dengan tempat

tinggal penduduknya secara melingkar denganmenjadikan pusat kegiatansosial budaya terletak di

56

tengah-tengahnya, sementara pesawahan atau ladangtersebar di luar lingkaran utama. Pola lokasi desaseperti ini banyak terdapat di Bali pada masa sebelummodernisasi menyentuh pulau Bali dengan pura desasebagai pusat tempat tinggal penduduknya. Hal initerjadi karena pura merupakan pusat segala kegiatanyang bersifat sosial kemasyarakatan dan keagamaan,meskipun di masing-masing rumah sudah memilikipura keluarga (Gambar 1.)

Pura desaΨ Rumah

Penduduk Sawah atau ladang

Gambar 1. Pola Desa Melingkar di Bali sebelumera Modernisasi

Agak berbeda dengan pola desa sebelum modernisasi,pola desa di Bali pada saat ini lebih cenderungmengikuti jalan desa dengan letak pura desamerupakan pintu masuk atau keluar bagi desa.Meskipun demikian pura masih merupakan titik sentral

Page 37: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

57

dalam pola lokasi tempat tinggal penduduk desa diBali.

2. Pola desa Mendatar, yaitu pola lokasi desa yangmeletakkan tempat pemukiman penduduknya sejajardengan rumah penduduk yang lain. Pola ini masihdigunakan pada Suku-suku pedalaman di Kalimantan,Sulawesi, Sumatera, Nusa Tenggara maupun Papua(Gambar 2).

Gambar 2. Pola Lokasi Desa di Nusa Tenggara

Pola desa mendatar saat ini banyak digunakan sebagaipemukiman transmigrasi. Salah satu contoh adalah desatransmigrasi adalah Desa Bugel, Kulon Progo, DIY(Gambar 3).

58

Gambar 3. Pola Lokasi Desa Transmigrasi di Desa BugelKabupaten Kulon Progo

3. Pola desa Konsentris, yaitu pola lokasi desa-desadimana pemukiman penduduk mengumpul di suatulokasi yang memiliki administratif lebih kecil (misalnyadusun) dan ada lahan pertanian diantara dusun-dusuntersebut (Gambar 4). Antar dusun dihubungkan denganjalan yang merupakan penghubung bagi pendudukdesa setempat. Pola ini banyak dijumpai di Sumatradan Jawa yang memiliki penduduk dengankarakteristik hampir sama.

Page 38: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

59

Desa

Jalan

Gambar 4. Pola Lokasi Desa Konsentris

Pola lokasi desa konsentris di Jawa dan Sumatera inimemungkinkan penduduk desa yang berdomisili dimasing-masing dusun memiliki hubungan yang eratdan akrab. Hal ini dimungkiknkan karena sebagaiwarga desa mereka juga memiliki kewajibanberinteraksi dan melakukan kegiatan di tingkat desa.Tidaklah mengherankan kemudian apabila seorangyang bertempat tinggal berjauhan sangat mengenalorang lain yang sama-sama satu desa.

4. Pola desa Memanjang jalur sungai/jalan, yaitu polalokasi desa dimana pemukiman penduduknya beradadi sekitar sungai atau jalan raya dan dibelakangpemuliman terdapat sawah dan ladang mereka. Pola

Dusun

Dusun

Dusun

Sawah

SawahSawah

Sawah

60

lokasi desa seperti ini terdapat di Kalimantan(memanjang sungai) dan Sumatra (memanjang jalanatau tempat yang menjadi pusat kegiatan). PadaMasyarakat padang surau sebagai pusat kegiatanmasyarakat menjadikan pola lokasi tempat tinggal yangsejajar atau mendekati surau (Gambar 5) .

Gambar 5. Pola Lokasi desa di Padang (Sumatera Barat)yang berpusat di Surau (masjid)

Sementara di Kalimantan yang memiliki sungai-sungaibesar yang berfungsi sebagai jalan raya (denganmenggunakan perahu) banyak dijumpai pola lokasidesa yang sejajar dengan sungai, baik tempat tinggalmaupun kegiatan ekonomi kegiatan masyarakat(Gambar 6). Pola ini memungkinakan karena lahan-lahan yang ada di belakang mereka adalah hutan lebatyang belum memungkinkan untuk digarap sebagailahan pertanian. Pola ini memiliki ciri mata pencaharian

Surau

Page 39: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

61

utama penduduknya sebagai nelayan dan sebagianlainnya bermata pencaharian sebagai petani.

Gambar 6. Pasar Lima di Banjarmasin yang terletakSejajar Sungai Mahakam

Selain tipologi yang dimiliki Indonesia, beberapa ahlijuga menggolongkan pola lokasi desa-desa menjadibeberapa tipe yang umumnya desa-desa tersebut berada diAmerika Serikat atau Eropa. Landis (1948), menggolongkantipologi desa ke dalam 4 tipe, yaitu:1. Farm Village Type yang memiliki ciri-ciri tempat tinggal

yang menggumpul dengan sawah ladang beradadisekitar tempat tinggal. Pada tipe ini memiliki cirisosiologis tradisi yang kuat, namun proses produksisudah bersifat komersial. Tipe lokasi ini banyakterdapat pada desa-desa di Asia Tenggara, terutamapulau Jawa.

62

2. Nebulous Farm Village Type yang memiliki ciri-ciritempat tinggal mengumpul tapi sebagian ada yangmenyebar di luar tempat tinggal bersama sawahladang. Pada tipe ini memiliki ciri sosiologis tradisi kuatdan kolektivitas yang kuat. Tipe lokasi ini banyakterdapat pada desa-desa di Asia Tenggara, terutamaSulawesi, Maluku, Irian, dan Jawa.

3. Arranged Isolated Farm Type yang memiliki ciri-ciritempat tinggal di sekitar jalan-jalan yang berhubungandengan pusat perdagangan (Trade Centre). Pada tipe inimemiliki ciri sosiologis tradisi kurang kuat, mulaimuncul individualisme yang menonjol, dan produksibidang perdagangan. Tipe lokasi ini banyak terdapatpada desa-desa di Eropa dan Amerika.

4. Pure Isolated Farm Type yang memiliki ciri-ciri tempattinggal di luar pusat perdagangan (Trade Centre)bersama dengan sawah ladang. Pada tipe ini memilikiciri sosiologis tradisi kurang kuat, individualisme mulaimenonjol, dan lebih banyak produksi bidangperdagangan daripada pertanian. Tipe lokasi ini banyakterdapat pada desa-desa di Eropa dan Amerika.

Selain itu terdapat tipologi Desa Menurut Everett M Rogers& Rabel J Burdge (1972), yang menggolongkan desamenjadi 3 tipe, yaitu:1. The Scattered Farmstead Cummunity yang memiliki ciri

sebagian di pusat pelayanan sebagian terpencarbersama sawah ladang.

2. The Cluster Village, yang berciri tempat tinggalmengumpul, selebihnya sawah ladang.

Page 40: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

63

3. The Line Village yang berciri, tempat tinggal di sekitarjalan-jalan atau aliran sungai

Penggolongan tipe desa juga dilakukan dengan melihattingkat perkembangan masyarakatnya. Berdasarkanperkembangan masyarakatnya desa-desa di Indonesiadapat dibagi menjadi 5, yaitu:1. Desa Tradisionil (pra desa), desa ini banyak dijumpai

pada masyarakat suku-suku terasing yang seluruhkehidupan masyarakatnya (termasuk bercocok tanam,cara memelihara kesehatan, cara memasak makanandan sebagainya) masih sangat tergantung padapemberian alam sekeliling mereka, misalnya; sukubadui dalam, suku dayak, suku anak dalam dansebagainya.

2. Desa Swadaya, yaitu desa yang memiliki kondisi relatifstatis tradisional dalam arti masyarakatnya sangattergantung pada ketrampilan dan kemampuanpimpinannya, misalnya; desa badui luar, dansebagainya.

3. Desa Swakarya (desa peralihan), yaitu desa yang mulaidisentuh oleh anasir-anasir dari luar berupapembaharuan yang sudah mulai dirasakan oleh anggotamasyarakat, misalnya; desa-desa di Jawa yang terletakdi pelosok.

4. Desa Swasembada, yaitu desa dimana masyarakatnyatelah maju yang ditandai denga sudah mengenal danmenggunakan mekanisasi pertanian dan teknologiilmiah dan selalu berubah-ubah sesuai denganperkembangan.

64

5. Desa Pancasila, yaitu tipe desa ideal yang dicita-citakanbangsa Indonesia dengan tercapainya masyarakat yangadil dan makmur.

Pemahaman lebih lanjut diperlukan untuk mengenallebih dalam mengenai tipe desa di Indonesia. Denganmemahami desa secara komprehensif akan menambahwawasan mengenai kondisi masyarakat di Indonesia.

Page 41: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

65

Bab IIIMasyarakat DanKebudayaan Agraris

Masyarakat agraris, seperti Indonesia, memilikikarakteristik yang khas. Karakteristik yang nampakmenonjol adalah perbedaan budaya tiap masyarakat yangberbeda. Hal ini berkaitan erat dengan kenyataan bahwabudaya material dan immaterial memiliki hubungandengan karakteristik masyarakatnya, baik sebagaimasyarakat padi sawah, lahan kering atau masyarakatnelayan. Untuk itu diperlukan suatu pemahaman mengenaibentuk perbedaan budaya suatu desa.

MasyarakatMasyarakat sebagai komunitas (cummunity) adalah

kelompok orang yang terikat oleh pola-pola interaksikarena kebutuhan dan kepentingan bersama untukbertemu dalam kepentingan mereka. Definisi ini merujukdari pengertian komunitas yang menurut Horton (1992)adalah suatu kelompok setempat atau local dimana orangmelaksanakan segenap kegiatan (aktivitas) kehidupannya.

Secara lebih terinci Hillery, Jonassen dan Willsmendefinsikan komunitas adalah sekelompok orang yanghidup dalam suatu wilayah tertentu yang memiliki

66

pembagian kerja yang berfungsi khusus dan salingtergantung (interdependent) dan memiliki sistem sosialbudaya yang mengatur kegiatan para anggota yangmempunyai kesadaran akan kesatuan dan perasaanmemiliki serta mampu bertindak secara kolektif dengancara yang teratur. Dengan demikian komunitas dapatdiartikan sebagai “masyarakat setempat”, yaitu suatuwilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh sutau derajathubungan sosial yang tertentu. Dasar dari masyarakatsetempat adalah lokalitas dan perasaan masyarakatsetempat. Perasaan masyarakat setempat menurut RM MacIver dan Page (Soekanto, 1970) mempunyai 3 unsur, yaitu:1. seperasaan; seseorang berusaha untuk mengidentifikasi

dirinya dengan sebanyak mungkin orang-orang dalamkelompok tersebut, sehingga kesemuanya dapatmenyebutkan dirinya sebagai ”kelompok kita” dan”perasaan kita”.

2. sepenanggungan; setiap individu sadar akanperanannya dalam kelompok dan keadaan masyarakatsendiri memungkinkan bahwa peranannya tadidijalankan, sehingga ia mempunyai keduidukan yangpasti dalam darah dagingnya sendiri.

3. saling memerlukan; individu yang tergabung dalammasyarakat setempat merasa dirinya tertgantung padakomunitasnya yang meliputi kebutuhan fisik maupunkebutuhan psikologisnya.

Kehidupan sosial orang dipengaruhi oleh bentukkomunitas dimana ia hidup. Sebuah komunitas yangmerupakan suatu kelompok kesatuan hidup manusia (kota,desa) maupun sebagai seperangkat perasaan (rasa keikatan,kesetiaan) akan mempengaruhi kehidupan sosial seseorang.

Page 42: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

67

Masyarakat (sebagai terjemahan society) adalahsekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semitertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besarinteraksi adalah antara individu-individu yang beradadalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuahmasyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubunganantar entitas-entitas.

Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yangberarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societasditurunkan dari kata socius yang berarti teman, sehinggaarti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secaraimplisit, kata society mengandung makna bahwa setiapanggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yangsama dalam mencapai tujuan bersama.

Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompokmanusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakatapabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturanyang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusiakemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkankemaslahatan.

Elemen-elemen dalam MasyarakatIstilah elemen menyatakan suatu bagian pokok atau

dasar dari kesatuan yang lebih besar. Satuan-satuaninteraksi sosial yang ada dalam masyarakat akanmembentuk struktur sistem sosial itu sendiri. Unsur-unsurtersebut merupakan bagian-bagian yang menyatu di dalamsistem sosial. Menurut Alvin L Bertrand (1980) terdapat 10unsur dari sistem sosial, yaitu:

68

1. Keyakinan (pengetahuan), setiap sistem sosialmempunyai keyakinan-keyakinan (belief) tertentu yangdipeluk dan ditaati oleh para anggotanya. Hal initerjadi karena orang bertingkah laku sesuai dengan apayang mereka ketahui dan yakini.

2. Perasaan (sentimen), bagaimana perasaan anggotasuatu sistem sosial tentang hal-hal, peristiwa-peristiwaserta tempat-tempat tertentu tanpa memperdulikancara mereka mempunyai perasaan itu.

3. Tujuan, sasaran atau cita-cita, tujuan atau maksud darisistem sosial paling jelas bisa dilihat dari fungsi sistem-sistem itu sendiri. Pencapaian sasaran merupakansuatu proses untuk mencapai tujuan.

4. Norma (norm), Norma sosial dapat dikatakan sebagaipatokan tingkah laku yang diwajibkan atau dibenarkandi dalam situasi-situasi tertentu. Normamenggambarkan tata tertib atau aturan-aturanpermainan. Wujud dari norma dapat berupa:a. Folksways atau aturan didalam melakukan sesuatu

yang dibenarkan oleh umum akan tetapi sebetulnyatidak memiliki status paksaan atau keharusan.

b. Mores atau segala tingkah laku yang menjadikeharusan, dimana setiap orang wajib melakukan.

c. Hukum, yang didalamnya menjelaskan danmewajibkan ditaatinya mores dan mengekangtingkah laku yang berada diluar lingkup morestersebut.

5. Kedudukan peranan (status), yaitu sebagai suatukedudukan di dalam suatu sistem sosial yang tidaktergantung pada para pelaku tersebut. Perananmerupakan suatu bagian dari status yang terdiri dari

Page 43: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

69

sekumpulan norma-norma sosial. Norma-normatersebut sdikit banyak terintegrasidi dalam membentuksuatu peranan. Seorang individu bisa menduduki statustertentu melalui dua macam, yaitu status yangdiperoleh secara otomatis (ascribed statuses) dan melaluiusaha sendiri (achieved statuses).

6. Tingkatan atau pangkat (rank), sebagai suatu unsur darisistem sosial dapat dipandang sebagai kepangkatansosial (sosial standing). Pangkat tersebut tergantungpada posisi-posisi status dan hubungan-hubunganperanan.

7. Kekuasaan atau pengaruh (power), Kekuasaan seseorangatau sekelompok orang dalam mengawasi orang ataukelompok lain biasanya terlihat seperti berkedudukanuntuk melakukan pengawasan terhadap suatu yangmenjadi nilai-nilai bagi orang atau kelompok lain.Kekuasaan seringkali dikelompokkan menjadi otoritatip(bersandar pada posisi status) dan non otoritatip(pemaksaan dan kemampuan mempengaruhi oranglain.

8. Sanksi, menyatakan tentang sistem ganjaran (reward)dan hukuman (punishment).

9. Sarana atau fasilitas, yaitu semua cara atau jalan yangbisa digunakan untuk mencapai tujuan itu sendiri.

10. Tekanan dan ketegangan (stress-strain), sistem sosialakan mengalami tekanan apabila terjadi perbedaaninterpretasi dan perbedaan tersebut berubah menjadipola-pola tindakan. Konflik, penyimpangan danketidakserasian timbal dari adanya tekanan-tekanandan hal tersebut menyebabkan perpecahan(disorganization)

70

Sebagai suatu sistem sosial, masyarakat juga memilikielemen-eleman dasar, yaitu:1. penduduk (orang), terikat secara paternal, hubungan

darah, ascribed status maupun achievement status.2. wilayah, terdapat masyarakat setempat , ada interaksi

antara penduduk dan wilayahnya. Wilayah inilah yangmembedakan antara community dengan society, dimanasociety merupakan penduduk dalam arti luas yang tidakterikat dengan tempat tinggal atau teritori, misal:masyarakat civitas akademika.

3. interaksi4. kepentingan bersama5. kebutuhan bersama

Kelima elemen dasar tersebut sekaligus menjadi cirri yangmembedakan antara masyarakat yang satu denganmasyarakat lainnya. Selain itu dalam masyarakat terdapatelemen-elemen sebagai suatu system. Elemen-elemenmasyarakat sebagai sistem, antara lain:1. Tujuan/sasaran, perubahan yang diharapkan atau

dikehendaki oleh anggota masyarakat untukmenyelesaikan terus-menerus operasinya.

2. Norma, aturan atau penuntun standar yangmenentukan apa yang pantas atau tidak pantas dalammasyarakat. Norma berpengaruh terhadap arti aplikasidalam hasil yang dicapai tujuan/sasaran masyarakat.

3. Status, peran, posisi dalam struktur dan dimulai dengantingkah laku dan penampilan individu atau individu-individu dalam masyarakat. Mereka menggabungkansturktur dan fungsi.

Page 44: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

71

4. Sanksi, ini mekanisme kontrol yang menyebabkankerelaan dengan norma dan tujuan di masyarakat.Mereka memberi-kepuasan (hadiah) atau mencabut-kepuasan (hukuman).

5. Rangking sosial, kedudukan relatif anggota kolektifyang merasa sebagai anggota. Ini akibat dari penilaiansemua di masyarakat mengikuti statusnya dalammasyarakat, pelaksanaan status-peran, prestise danpenghargaan, kekuasaan, dan nilai dan sistem nilai

6. fasilitas, berbagai hal yang digunakan dalammasyarakat untuk mencapai tujuannya. Fasilitas inimungkin finansial, fisik, sumber daya manusia dansosial, kemampuan hubungan manusia, pengetahuan,teknologi dan sumber daya lain yang ada.

7. Kekuasaan, kecakapan atau kemampuanmengendalikan tingkah laku atau sikap yang lain.Kekuasaan memiliki dua sifat: a). wibawa/wewenangyaitu hak untuk mengontrol bagi yang lain sanksidalam masyarakat dan b). pengaruh, yaitu aspek tidakberwenang dari kekuasaan yang dapat mengakibatkanperubahan sikap atau tingkah laku yang lain. Pengaruhdapat menjadi dasar hubungan manusia atau modalsosial lewat kemurahan pengetahuan seperior, beberapatipe dari kekayaan atau pemerasan sama sekali.

8. Kepercayaan (pengetahuan), persepsi individu dalamhubungan yang ada antara fenomena dalam dunia.Individu-individu dalam masyarakat selalu merasahubungan-hubungan ada kesamaannya.

9. Perasaan / sentimen, perasaan normatif yang ekspresifdan mewakili perasaan individu tentang fenomenadalam dunia. Ini rekatif terbuka untuk mempercayai.

72

Kepercayaan memperlihatkan ‘apa yang kita tahu’sentimen memperlihatkan ‘apa yang kita rasakan’tentang dunia.

Secara lebih singkat beberapa ahli sosiologimendefinisikan masyarakat berdasarkan tinjauan yangberbeda. Beberapa definisi ahli sosiologi tentangmasyarakat antara lain:1. RM Mc Iver & CH Page (1955), masyarakat merupakan

suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dariwewenang dan kerjasama antar berbagai kelompok dangolongan, pengawasan tingkah laku serta kebebasanmanusia

2. Ralph Linton (1956) mendefinisikan masyarakat sebagaikelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasamacukup lama sehingga mereka dapat mengatur dirimereka dan menganggap diri mereka sebagai satukesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskandengan jelas

3. ER Babbie (1983), mendefiniskan masyarakatmerupakan kumpulan orang-orang yang telah hidupbersama yang menghasilkan kebudayaan

Berdasarkan definisi diatas maka Soerjono Soekanto (1990),menyebutkan bahwa suatu masyarakat harus memiliki 4unsur, yaitu :

1. Manusia yang hidup bersama, Mereka2. bercampur untuk waktu yang lama,3. Mereka sadar sebagai satu kesatuan dan4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.

Page 45: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

73

Apabila suatu kelompok orang atau sekelompok orangmemiliki cirri-ciri tersebut diatas maka dapatlah kelompokmasyarakat tersebut disebut sebagai masyarakat.

KebudayaanBudaya atau kebudayaan berasal dari bahasa

Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamakdari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yangberkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasaInggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kataLatin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisadiartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kataculture diterjemahkan "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Dalam antropologi prinsip kebudayaan adalahmerupakan suatu hal yang tidak disadari keberadaannyaoleh warga masyarakat, dan baru menjadi bahan renunganketika seseorang mempelajari kebudayaan masyarakat lain.Keesing (1958), merangkum definisi kebudayaan daribeberapa ahli, antara lain:1. Tylor (1871), merupakan keseluruhan konsep yang

mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral ,hukum, adat dan lain-lain kemampuan serta kebiasaanyang didapatkan manusia sebagai manusia sebagaianggota masyarakat.

2. Linton (1940), seluruh pengetahuan, sikap dan polaperilaku kebiasaan yang dimiliki bersama dandisebarkan oleh warga suatu masyarakat tertentu.

3. Kluchkon dan Kelly (1945), Pola kehidupan, eksplisitdan implisit, regional dan non-rasional, yang terwujud

74

setiap saat sebagai pedoman potensiil bagi perilakumanusia.

4. Herskovit (1955), bagian dari lingkungan yangmerupakan buatan manusia dan merupakan Sesuatuyang superorganik

5. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1964),mendefinisikan kebudayaan adalah semua hasil karya,rasa dan cipta masyarakat.

6. Koentjaraningrat (1979) mendefinisikan kebudayaansebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasilkarya manusia dalam rangka kehidupan masyarakatyang dijadikan milik manusia dengan caramempelajarinya.

7. EB Taylor (1987), kebudayaan merupakan kompleksyang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan yangdiperoleh manusia selaku anggota masyarakat

Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapatdisimpulkan bahwa kebudayaan mencakup semua yangdiperoleh atau dipelajari oleh manusia sebagai anggotamasyarakat, meliputi semua pola pikir, merasakan danbertindak. Oleh karena itu Soekanto (1977) melihathubungan antara kebudayaan dan masyarakat sebagaiberikut:1. Masyarakat bersepakat membentuk kebudayaan dan

kebudayaan tersebut menjadi suatu yang ‘superorganik’ yang bersifat mengatur dalam bentuk nilaibudaya.

2. Kebudayaan mengikat hubungan antar manusia, akanberubah bila masyarakat menghendaki karenamerupakan ‘collective product’.

Page 46: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

75

3. Tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat dan tidak adamasyarakat tanpa budaya.

Perkembangan kebudayaanSejarah kemanusiaan menurut perspektif arkeologi

modern, terbagi menjadi dua jaman, yaitu jaman foodgathering (memanfaatkan hasil alam secara liar) dan foodproducer (telah mengembangkan budidaya tanaman danternak). Menurut Keesing (1985), perubahan terjadi setelahmanusia menemukan cara peleburan logam (‘the firsttechnological revolution’ atau food producing revolutian’) yangterjadi 12 ribu – 10 ribu tahun yang lalu di Timur Tengahselatan laut kaspia utara Irak atau Iran kemudian menyebarke seluruh dunia.

Secara singkat perkembangan tersebut dapatdigambarkan sebagai berikut:

ZamanJenis

MasyarakatMata

PencaharianPelapisan

SosialPalaeolitik/Batu tua

Kelompokkecil sporadis

berburu,meramu

perbedaanbiologis

mesolitik/batupertengahan

Kelompokmulaimembesar

transisi berburu,meramu kebudidayapertaniansederhana

diferensisasisosial/ transisike arahpelapisansosial

Neolitik/batu baru

Kelompokmasymenetap/sedentary

pengenalan alatlogammenimbulkanbudidayapertanian yanglebih maju

pelapisansosial dankebudayaan(mulai timbulupacarakeagamaan)

76

Selanjutnya perkembangan pertanian menimbulkansurplus, pelapisan sosial makin tegas (buruh, pedagang,bangsawan) dan rumit (pemilik, penggarap, buruh dll).Akumulasi surplus menimbulkan masyarakat perkotaanyang memasukkan masyarakat desa dalam subordinasinyadalam struktur birokrasi pemerintah (merupakan cirimasyarakat modern).

Namun kebudayaan memiliki ciri khasnya yang unik,aneka ragam dan relatif. Sifat Keunikan, Keanekaragamandan Relativitas Kebudayaan dapat dijelaskan :

1. Kebudayaan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan, idedan artifact yang dipelajari, digunakan dan dipelajaribersama.

2. Kebudayaan dapat dipelajari sebagai fenomena sejarahmelalui proses inovasi dan difusi

3. Kebudayaan dapat dipelajari sebagai fenomenaregional, dapat menyebar ke reginal lain memaluiakulturasi, asimilasi dan integrasi.

4. Kebudayaan cenderung berpola, terlihat adanyastruktur kebudayaan yang relatif stabil membentukpola kebudayaan / ‘pattern of culture’

5. Elemen kebudayaan memiliki bentuk dan fungsi yangkhas.

6. Kebudayaan bersifat mempersatukan karena adanyanilai, norma dan peraturan dan pantangan yang bersifatintegratif.

7. Kebudayaan dapat mengalami perubahan sesuaiperubahan perilkau manusia, inovasi dan konfigurasi.

8. Kebudayaan bersifat permanen, terpola atau terstruktur9generalis) namun ada sub-sub yang khas.

Page 47: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

77

9. Kebudayaan adalah suatu continum (kesinambunganproses), disosialisasikan dari generasi ke generasiberikutnya.

10. Kebudayaan bersifat simbolik, merupakan rangkaianmakna dari berbagi simbol yang tidak selalu dimengertioleh orang dari kebudayaan yang berbeda.

Oleh karena itu suatu kebudayaan mengandungberbagai elemen kebudayaan, misal kebudayaan Indonesiaterdiri dari pola kebudayaan Jawa, Sunda, Bali dll.Peradaban (civilization) merupakan kesatuan kebudayaansejenis dan mempunyai pusat dan pinggiran (periphery).Masing-masing pola kebudayaan tersebut memiliki cirikhasnyanya masing-masing. Akan tertapi kebudayaanmemiliki elemen yang relative sama atau sering disebutsebagia elemen kebudayaann yang universal. Menurutbeberapa ahli elemen-elemen kebudayaan yang universaladalah:1. Menurut Kluckhon (7 elemen), yaitu :

a. perlengkapan hidup,b. mata pencaharian/ekonomi,c. sistem kemasyarakatan,d. bahasa/media komunikasi,e. kesenian,f. sistem pengetahuan dang. religi.Oleh Ralph Linton disebut sebagai cultural universalyang ada pada setiap kebudayaan, kemudian dirincilagi menjadi :

a. cultural elemen (misal: mata pencaharian pertanianlahan basah),

b. cultural activities (mengolah tanah sawah),

78

c. traits compleks (membajak dengan kerbau),d. traits (alat bajak) dane. items (mata bajak).

2. Menurut Herkovits (4 elemen), yaitu:a. alat-alat teknologi,b. sistem ekonomi,c. keluarga dand. kekuasaan politik.

3. Menurut Bronislaw malinowski (4 elemen),yaitu:a. sistem norma dalam bekerjasama menguasai alam,b. organisasi ekonomi,c. alat/lembaga pendidikan terutama keluarga dand. organisasi kekuatan dan kekuasaan.

4. Van Doorn & Lammers (1959) membagi menjadi 3elemen, yatu Norma, harapan, dan nilai-nilai.

Elemen–elemen kebudayaan ini masing-masingterdapat dalam setiap kebudayaan, hanya mungkinbentuknya yang tidak sama. Masing-masing kebudayaandengan elemennya menjadikan macam-macam kebudayaanyang ada lebih berwarna dan mewarnai dunia.

Wujud KebudayaanMenurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakanmenjadi tiga, yaitu :1. Gagasan (Wujud ideal), yaitu kebudayaan yang

berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai,norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnyaabstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujudkebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau dialam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakattersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk

Page 48: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

79

tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu beradadalam karangan dan buku-buku hasil karya parapenulis warga masyarakat tersebut.

2. Aktivitas (tindakan), yaitu wujud kebudayaan sebagaisuatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakatitu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusiayang saling berinteraksi, mengadakan kontak, sertabergaul dengan manusia lainnya menurut pola-polatertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnyakonkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapatdiamati dan didokumentasikan.

3. Artefak (karya), yaitu wujud kebudayaan fisik yangberupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semuamanusia dalam masyarakat berupa benda-benda atauhal-hal yang dapat diraba, dilihat, dandidokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantaraketiga wujud kebudayaan.

Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antarawujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dariwujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujudkebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepadatindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapatdigolongkan atas dua komponen utama:1. Kebudayaan material, yaitu kebudayaan yang mengacu

pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.Termasuk dalam kebudayaan material ini adalahtemuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalianarkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, danseterusnya. Kebudayaan material juga mencakup

80

barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadionolahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesincuci.

2. Kebudayaan nonmaterial (immaterial), yaitu kebudayaanyang berwujud ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskandari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng,cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

Pola-pola KebudayaanSetiap masyarakat memiliki kebudayaan yang khas

yang mungkin tidak ditemui pada masyarakat lainnya. Halini terjadi karena pada masyarakat dengan kebudayaanmemiliki pola kebudayaannya sendiri. Beberapa ahlimengemukakan tentang pola-pola kebudayaan yangmerupakan ciri khas dari masyarakat.

Robert Refield (1953), mengungkapkan bahwa dalammasyarakat terdapat 3 pola dalam kebudayaannya, yaitu:1. Pola bersikap yang mendapat isi dan pengarahan dari

nilai budaya (panutan hidup) dan pola berfikiryang terdapat dalam Jiwa masyarakat yangbersangkutan.

2. Pola bertindak dan kelakuan dalam kegiatanmasyarakat yang tercermin dalam Organisasi dalamamsyarakat.

3. Pola sarana benda-benda yang tercermin dari teknologiyang dihasilkan masyarakat tersebut

Dalam bentuk lain Koentjaraningrat (1979) membagipola-pola kebudayaan menjadi:1. cultural system yang meliputi Kompleks ide-ide,

gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan dsb

Page 49: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

81

2. sosial system yang merupakan kompleks aktifitas sertatindakan berpola dari manusia dan masyarakat

3. Kebudayaan fisik yang merupakan benda-benda hasilkarya manusia.

Pola-pola kebudayaan yang disebutkan diatas dimilikisetiap budaya dalam masyarakat yang sudah mapan,artinya pola kebudayaan ini tidak akan ditemukan secarautuh atau hanya sebagian saja pada masyarakat yang masihtradisional. Perbedaan pola kebudayaan pada berbagaitingkatan masyarakat akan menyebabkan perbedaankarakteristik suatu masyarakat berbeda dengan masyarakatlainnya, terutama masyarakat desa yang merupakan satumasyarakat yang merupakan satu kesatuan hukum.

Karakteristik Masyarakat DesaKarakteristik masyarakat desa di perdesaan dapat

dilihat dari sisi demografi, Ekonomi, Sosial-budaya danPsikologi masyarakat atau psiko-sosial. Berdasarkan haltersebut maka masyarakat desa memiliki karakteristik:1. Hidup adalah persoalan kelangsungan hidup

a. karena ekonomi petani terutama produksi yangrendah

b. karena ‘rural war’ sangat penting dalam melihatdunia luar.

c. karena petani tidak memiliki kontrol dalamkeputusan sesuatu dalam kehidupan; keputusandibuat dari pusat kekuasaan, bisnis, industri, danpengetahuan. Petani selalu tidak mengetahuibagaimana atau mengapa mereka membuatkeputusan

82

d. karena itu, petani sangat hati-hati banyak langkahyang keliru dibuat yang dapat menimbulkankesukaran. Oleh karena itu, petani engganmengambil risiko.

2. Tanah/lahan adalah dasar utama dalam kehidupana. produktifitas lahan hampir minimalb. pertanian banyak atau sedikit tradisionalc. tidak proporsional kepemilikan kekayaan dan

pendapatand. input dalam penggunaan lahan tidak didapat

dengan mudah oleh patani, jika pernah, merekatidak memiliki kontrol setiap saat.

e. tapi pertanian mulai berubah; berubah dalamteknologi, kepemilikan lahan, struktur,kemampuan dan skill (kecakapan).

3. Keluarga dalam jumlah besar dan fokus utamakehidupan sosiala. keluarga inti menjadi tipical polab. tiap anggota keluarga memiliki peranc. kawin usia muda menjadi keadaan yang biasad. keluarga-keluarga yang besar, akibatnya; kematian

bayi tinggi, pertumbuhan fisik anak-anak sangatlambat, kesehatan ibu menurun dan skore anak-anak signifikan rendah dalam tes IQ

4. Kehidupan desa adalah mengatur masyarakat sekitara. tetanga mengubah kehidupan keluarga disamping

yang lain memberikan dasar saling membantu,kunjungan sosial dan aktifitas bermain anak-anak.

b. individu mengenal mereka sendiri denganmasyarakat

Page 50: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

83

c. dalam masyarakat, kelompok informal menjadi adauntuk berbagai tujuan, seperti menggosip, malas-malasan, minum-minum, main kartu dan aktivitasinformal lainnya.

d. kelompok formal juga ada, seperti majlis/dewandesa, dan banyak organisasi lain yang diaturkelompok dari luar ( biasanya agen pemerintah)

e. kepemimpinan yang diberikan oleh masyarakat.Masyarakat desa memiliki ranking individu danpola kepemimpinan yang memberi persetujuantentang sistem ranking. Pemimpin diharapkanmenunjukkan peran yang tepat dalam sistem.

5. karakteristik antar hubungan dan psikologia. hubungan personal sangat penting. Oleh karena itu,

ada nilai tinggi yang halus dalam hubungan antarpersonal. Banyak transaksi menjadi didasari olehhubungan personal yang tinggi.

b. Rasa saling tak percaya dan selalu dalam keadaankelambanan. Semangat Bayanihan menahanfenomena ini sungguh ada dalam wilayah desa. Inimenemukan dalam orang-orang kepercayaanbahwa emuanya baik, seperti pada tanah, kekayan,kesehatan, kekuasaan dan penyelamatan dan lain-lain.Hal ini diberi kuantitas definit dan dapatmengalami kenaikan. Oleh karena itu, jika adaorang mengalami kenaikan dalam bagian ini, adahubungan penurunan pada yang lain.Konsekuensinya, penduduk desa menentangperubahan, yang dapat digunakan untukmengurangi bagian ‘roti’ atau enggan untuk

84

mengalami kenaikan bagiannya untuk ketakutanyang tak mnyenangkan dari tetangganya.

c. Agama dan tahayul sikap penting dalamkehidupan desa. Agama menjadikan manusiamenyesuaikan diri apa yang tidak diketahuinyadan tidak terkontrol kekuatan di alam semesta. Inimengatur dia dalam kekuatan dan membanguntingkah laku yang dapat diterima sesama manusia.Ini meliputi kepercayaan dan pemujaan danpengorbanan unuk memperoleh kepuasaanspiritual dan ini meliputi bagian siapa yang berdiridiantara tempat ibadah. Tahayul mendalam dalambudaya manusia desa. Ini mempengaruhikepercayaannya, sikap dan perbuatan dalamkehidupan di dunia. Sebagai contoh, orang desaFilipina percaya kontrasepsi dan aborsi sudahterdapat secara alami dan ditakdirkan. Oleh karenaitu, pemakaian kontrasepsi akan dapat dihukumoleh hukum alam dan spiritual.

6. Waktu sekarang sangat penting dan masyarakat desabiasanya tidak berkemauan untuk kelambatan hadiah.Orang memiliki perhatian terhadap masa yang akandatang dan sangat respek terhadap masa lalu, tapisangat tidak interes dengan kejadian masa datangdalam perasaan agama atau mistik. Konsep mengenaiwaktu teliti dan sedikit terstruktur dibandingkandengan daerah kota. Mungkin karena itu, upah, sangatsering tidak terlambat. Untuk mereka merubah sikapdan tingkah laku mereka, mereka harus melihat dengansegera keuntungan atau upah. Segera setelah melihatupah, ini adalah yang terbaik. Ini mungkin satu alasan

Page 51: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

85

mengapa rencana (dalam penggunaan teknik) tidaksegera diterima umum untuk mencapai sasaran dalammasyarakat desa. Sebaga contoh, uji coba varitastanaman baru, metode perencanaan keluarga atauproyek pembangunan masyarakat seperti bangunan air,upah yang diberikan terlambat. Upah diberikanberangsur-angsur dan menunggu waktu untukterwujud. Masyarakat desa hampir tidak berkemauanuntuk menungu keuntunan sebab mereka ditekan olehmasalah memebri makan keluarga mereka, uang untukpakaian, danmembayar untuk jasa kesehatan dan lain-lain.

7. Karakteristik pendidikan dan komunikasia. Sekolah formal terbatasb. tingkat DO tingi. Banyak hal yang menjadi faktor,

seperti:1. kualitas yang rendah dari lembaga / fasilitas2. kurikulum tidak relefan berhadapan dengan

keinginan mereka3. jarak yang jauh sebelum mencapai sekolah

c. Akses informasi terbatas. Kelambanan informasi inimenjadikan desa kurang mengetahui alternatifyang terbaik dan membuat mereka terlambatmempraktekannya. Kondisi mereka dilanjutkan apayang yang mereka lihat seperti legitimasi,kecocokan dan pantas. Kontibusi ini membuatmereka tak tertarik dan segan untuk menerima ataurespon terhadap ide baru dan kebiasaan baru.

d. Sistem komunikasi desa selalu melalui pertemuankelompok informal yang tiak reguler tapi frekuensitempat dalam desa. Diskusi yang dilakukan

86

tergantung dari waktu yang mereka miliki. Selainitu orang-orang informal mentransfer informasimelalui radio yang memiliki banyak saluran.Televisi cepat mereka tangkap. Media cetak selalumemiliki keuntungan daerah. Barang cetakan yangsangat terkenal adalah komik.

e. Media tradisional tetap populer. seperti mediadrama rakyat, pertunjukan nyanyian, pertunjukanlawak tetap populer dan dapat diterima. Olehkarena itu mereka baik menangkap informasi.

Berdasarkan karakteristik masyarakat desa diatas baikkondisi fisik dan sosial maka kehidupan masyarakat desajuga memiliki ciri-ciri yang khas pula. Oleh karena ituterdapat perbedaan kepribadian dan perilaku atara orang-orang di perdesaan, terlebih-lebih dengan orang-orang diperkotaan. Menurut Edward (Horton, 1992) ciri tradisionilkehidupan desa akan memepengaruhi komunitasnya. Lebihkanjut Edward membagi komunitas kedalam 5 tipe, yaitu:1. Komunitas desa kecil dengan ladang pertanian yang

tersebar di sekitar pusat desa.2. Komunitas desa terbuka yang tidak memiliki pusat desa3. Komunitas desa yang sejenis tipenya, meliputi desa

nelayan, pertambangan dan desa penggilingan4. desa bergaris lurus dengan rumah-rumah yang berdiri

memanjang jalan dengan ladang pertanian yangpanjang dan sempit.

5. Komunitas desa perkebunan.

Ada beberapa ciri tertentu yang dimiliki oleh semua tipekomunitas desa, yaitu:

Page 52: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

87

1. Isolasi, orang desa mengelompokkan diri ke dalamdesa-desa kecil yang Madang pertaniannya dapatdicapai dengan berjalan kaki. Kelompok setempatbukan saja terpisah dengan kelompok lanilla, tetapikeluarga yang satupun terpisah dari keluarga lainnya,karena penduduk yang berjumlah kecil hidup denganmenyebar, maka kontak antar individu jarang terjadi.

2. Homogenitas, dalam kelompok pemukiman cenderunghomogen dari segi latar belakang etnik dan budayanya.

3. Pertanian, hampir semua penduduk komunitas desaadalah petani.

4. Ekonomi subsistensi, yang dicirikan dengan tanamanyang diproduksi adalah segala sesuatu yangdikonsumsi.

Oleh karena itu masyarakat di perdesaan sebagaimasyarakat agraris memiliki ciri:1. Memiliki hubungan dengan tanah (dan air), dalam

kaitannya dengan usahatani (bersifat sedentary)2. Usahatani keluarga merupakan dasar pemilikan

produksi dan konsumsi dan kehidupan sosial3. Kedudukan sosial dan peranan individu dalam

masyarakat antara lain ditentukan oleh faktor luasanpenguasaan di bidang pertania. Tradisi yang dimilikiadalah tradisi kecil (Little Tradition) yang menuju padatradisi besar (Great Tradition), sehingga masyarakat diperdesaan sering disebut sebagai masyarakat yangterbelah (Part Soscieties), yaitu masyarakat yangmenggunakan kebudayaan besar dan kecil dalam waktuyang bersamaan.

88

Konsep Pola Adaptif EkologiTerbentuknya kebudayaan dalam suatu masyarakat

tidak dapat dilepaskan dari kondisi lingkungan dimanamasyarakat tersebut bertempat tinggal. Kebudayaan perahutidak akan kita temukan pada masyarakat pedalaman,karena jauh dari laut atau tidak memiliki sungai besar yangdapat digunakan untuk menjalanjkan perahunya. Tetapikebudayaan perahu akan kita temukan pada masyarakatyang dekat dengan laut atau memiliki sungai untukmenjalankan perahunya.

Beberapa ahli mengemukakan bahwa terbentuknyakebudayaan berhubungan dengan kondisi lingkungansekitarnya. Beberapa pola adaptif terhadap lingkunganakan menghasilkan kebudayaan yang berbeda dalamlingkungan yang berbeda pula. Konsep pola adaptif ekologidapat dikelompokkan menjadi:1. Determinsime Lingkungan, yang dikemukakan oleh

Friedrich Retzel. Konsep ini berpendapat bahwa polakebudayaan terbentuk oleh faktor lingkungan alam.Perbedaan lingkungan alam akan menghasilkankebudayaan yang berbeda, misalnya; pada masyarakateskimo yang memiliki lingkungan alam salju abadimemiliki model pakaian yang berlapis-lapis dan tebal,berbeda dengan pakaian pada masyarakat tropis yangcenderung tipis dan hanya satu atau dua lapis saja.

2. Posibilisme Lingkungan, dikemukakan oleh A.L.Kroeber. Menurut Kroeber alam bukan sepenuhnyamembentuk pola kebudayaan, alam hanya merupakanpenapis (screen) bagi budaya terhadap masuknyabudaya lain. Masuknya budaya lain dari daerah yang

Page 53: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

89

memiliki lingkungan alam berbeda tidak seluruhnyaditolak, ada sebagain kebudayaan yang kemudiandiadaptasi disesuaikan dengan lingkungan alamnya.

3. Ekologi Budaya, dikemukakan oleh Julian Stewart(1957). Pendekatan ini lahir dengan dilatarbelakangioleh beberapa sebab, pertama, adanya kecenderunganuntuk mulai menerima pendekatan materialistik, kedua,adanya ketidakpuasan terhadap paham yang tengahberkembang bahwa gejala-gejala sosial hanya dapatditerangkan dari segi sosial saja.Pendekatan ekologi budaya pada dasarnya merevisipendekatan posibilisme lingkungan. Stewardmemperjelas hubungan timbal balik antarakebudayaan dan lingkungan melalui penelaahan darisudut adaptasi. Dinamika organisasi sosial budayamerupakan produk dari proses adaptasi manusia danlingkungannya. Konseps ini dilandasi oleh hipotesissteward bahwa kondisi lingkungan tertentu akantumbuh beberapa pranata atau institusi yang berpolatertentu, yang dikenal dengan inti kebudayaan (culturalcore). Inti kebudayaan dapat merupakan pranata sosial,budaya atau ekonomi. Inti kebudayaan tumbuh berkatadanya teknologi eksploitasi sumber daya danorganisasi-organisasi sosial yang bergerak di bidangpengelolaan sumberdaya.

Keadaan ini akan menempatkan manusia sebagaibagian dari sistem sosial budaya dan sebagaikomponen biologis dari biosfer. Hal Ini menjadikanmanusia, sebagai suatu masyarakat, pada kedudukanyang unik di alam. Masyarakat sebagai suatu sistem

90

terbuka selalu memberikan keluaran yang diperlukansebagai masukan oleh sistem kehidupanlingkungannya. Namun dalam proses tarik ulur antaramasyarakat dengan lingkungannya tampak bahwapatokan ideal dari masyarakat maupun lingkunganbisa digantikan dan ditinggalkan. Salingketergantungan antara masyarakat dan lingkunganhidupnya, membentuk kesatuan sistem ekologi(ekosistem).

Steward berpandangan bahwa adaptasi ekologiskultural bukan hanya dimungkinkan oleh lingkunganakan tetapi juga membentuk proses-proses kreatif danjuga ada tingkat keharusan (degree of inevitability) dalamterjadinya penyesuaian kebudayaan. Implikasinyaadalah bahwa asal dari beberapa aspek budaya tertentudapat diungkapkan melalui studi hubungan antarakebudayaan dan lingkungannya. Steward menawarkan3 prosedur dasar dalam ekologi kultural, yaitu:

1. Hubungan antara lingkungan dengan teknologiproduktif atau eksploitatif.

2. Pola tingkah laku yang ada dalam proseseksploitasi terhadap area tertentu denganmenggunakan teknologi tertentu

3. Sejauhmana pola tingkah laku yang dibutuhkandalam mengekploitasi suatu lingkunganmempengaruhi aspek lain dari budaya.

Pola adaptif masyarakat terhadap lingkungannyaselain menghasilkan kebudayaan yang khas jugamenghasilkan orientasi masyarakat terhadap alam.

Page 54: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

91

Orientasi Nilai Budaya terhadap Alam sepertidikemukakan oleh Kluckhlon, yang kemudian dikenaldengan sintesa Kluckhlon, yaitu:1. Pasrah, takluk terhadap alam, yaitu orientasi nilai

budaya yang menempatkan alam sebagai sesuatu yangmemiliki kekuasaan besar, sehingga pada masyarakatini alam seolah memiliki kekuatan yang luar biasadibandingkan dengan dirinya. Pada masyarakat inipemenuhan kebutuhan makanan baik yang berasal darihewan maupun tumbuhan hanya diambil dari alam,tanpa usaha untuk melakukan domestikasi denganmerubah alam. Orientasi nilai budaya ini ditemukanpada masyarakat pemburu dan meramu.

2. Menaklukkan alam, yaitu orientasi nilai budaya yangmenepatkan alam sebagai sesuatu yang harusdimaksimalkan pemanfataan untuk sebesar-besarnyabagi masyarakat. Orientasi nilai ini cenderungmengekploitasi alam seluas-luasnya untuk kepentinganmasyarakat. Alam seolah-olah harus diperas karenaalam memang disediakan untuk manusia. Orientasinilai budaya ini ditemukan pada masyarakat modernyang berorientasi kapitalis.

3. Selaras dengan alam, yaitu orientasi nilai budaya yangmenempatkan alam sebagai sesuatu yang dapatdimanfaatkan seluas-luasnya, namun diiringi denganusaha untuk melestarikan alam sehinggakemanfaatannya dapat secara berkelanjutan danberkesinambungan

92

Tipologi Masyarakat Agraris Menurut Pola AdaptasiEkologi

Masyarakat agraris, baik masyarakat agraris awalmaupun modern (masyarakat pemburu peramu,masyarakat peladang berpindah dan masyarakat petanisawah irigasi) memiliki pola adaptasi yang berbeda.Perbedaan ini dapat dilihat dari budidaya tanaman yangdilakukan, pengolahan lahan, pola tempat tinggal,subsistensi, pola pemukiman dan diferensiasi sosial. Dalambentuk ringkas dapat dilihat pada Matriks dibawah ini.

MasyarakatPemburuPeramu

MasyarakatPeladang

berpindah

MasyarakatPetani Sawah

IrigasiBudidayaPertanian

Domestikasi Heterokultur”tertutup”

Monokulturtanaman pangan

terbuka

Pengolahantanah

Mempertahankankelestarianekosistem

Kesuburan tanahdipulihkan dgn

rotasi

Kesuburan tanahdipertahankan dgn

irigasi

Tempattinggal

Berpindah ikutipergerakan

satwa & siklusproduksi hutan

Berpindah-pindah

mengikutirotasi ladang

Menetap

Subsistensi CenderungSubsisten

CenderungSubsisten

Cenderungkomersial

Pemukiman Tersebar dlmkelompok kecil

Berkelompokdlm satu lokasi

Berkelompokmembentuk desa

Diferensiasisosial

Relatif tidak ada Mulai tampak Tinggi

Page 55: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

93

Suatu masyarakat agraris memiliki karakteristik yangkhas yang akan memberikan ciri kebudayaan yang khaspula. Masyarakat agraris yang memiliki hubungan dengantanah dan air secara erat yang juga berkaitan dengankedudukan sosial, usahatani bersifat subsisten (keluarga)merupakan dasar pemilikan produksi, konsumsi dankehidupan sosial. Kondisi yang sekilas merupakankelemahan masyarakat agraris, sebenarnya merupakansuatu kekuatan tersembunyi masyarakat agraris.

94

Bab IVAspek Sosial Desa

Memahami suatu masyarakat sangat diperlukandalam upaya melakukan interaksi dengan masyarakattersebut. Salah satu upaya untuk memahami masyarakatdapat dilakukan dengan memahami secara mendalambentuk-bentuk proses sosial dalam masyarakat, baik dalamkonteks masyarakat luas maupun dalam konteks suatukeluarga yang memiliki norma tertentu. Untuk itulahdiperlukan pemahaman yang mendalam mengenai proses-proses sosial dalam masyarakat dan keluarga.

Kemampuan memahami suatu masyarakat sangatdiperlukan dalam upaya melakukan interaksi denganmasyarakat tersebut. Keberhasilan dalam memahamimasyarakat melalui pemahaman bentuk-bentuk prosessosial dalam masyarakat, baik dalam konteks masyarakatluas maupun dalam konteks suatu keluarga. Untukmemahami proses-proses sosial dalam masyarakat dankeluarga sangat diperlukan dalam upaya memahami suatumasyarakat, terutama masyarakat desa yang memilikiproses sosial khas perdesaan.

Proses Sosial & interaksi sosialManusia dalam bermasyarakat berinteraksi dalam

bentuk proses sosial. Proses sosial adalah cara-cara

Page 56: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

95

berhubungan yang dapat diamati apabila perorangan ataukelompok manusia saling bertemu. Dalam proses sosialyang menjadi obyek adalah peristiwa sosial atau perbuatansosial (dalam konteks struktur sosial).

Terjadinya proses sosial setelah perorangan ataukelompok yang saling bertemu menyebabkan isi pandangdalam proses sosial bersifat obyektif dan subyektif.Obyektif atau subyektif yang terjadi tergantung pada siapaatau kelompok mana yang saling bertemu. Oleh karena itufaktor terjadinya hubungan sosial dapat dibagi menjadi 3,yaitu:

1. Adanya hubungan menurut status para pelakunya2. Adanya hubungan menurut peranan para pelakunya3. Adanya proses sosial yang dinyatakan dalam hubungan

tersebutPengetahuan tentang proses-proses osial dalam

masyarakat memungkinkan seseorang untuk memperolehpengertian mengenai segi yang dinamis dari masyarakatatau sering disebut sebagai gerak masyarakat. Pembahasanmengani proses sosial difokuskan pada bentuk interaksisosial, yaitu bentuk-bentuk yang tampak apabilaperseorangan atau kelompok-kelompok manusiamegadakan hubungan satu sama lain terutama denganmengetengahkan kelompok serta lapisan sosial sebagaiunsur pokok struktur sosial. Dengan demikian akandiketahui aspek dinamis dan statis dari masyarakat.

Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinyaaktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakanhubungan-hubungan sosial yang dinamis yangmenyangkut hubungan antara orang perorang, anatar

96

kelompok manusia maupun antara perseorangan dengankelompok. Suatu interaksi sosial tidak akan terjadi apabilatidak memenuhi 2 syarat, yaitu adanya kontak sosial danadanya komunikasi.

Proses sosial yang timbul dalam Masyarakat sebagaiakibat adanya interaksi sosial menurut Gillin dan Gillin adadua, yaitu proses sosial yang mendekatkan dan prosessosial yang menjauhkan atau mempertentangkan.1. Proses yang Assosiatif (Processes of association, proses

sosial yang mendekatkan)a. Kerjasama (cooperation), yang timbul karena

orientasi orang perorangan terhadap kelompoknyadan kelompok lainnya. Motivasi kerjasama menurutChitambar (1973) antar lain karena kepentinganpribadi, kepentingan umum, altruistic (sifatmementingkan kepentingan orang lain daripadakepentingannya sendiri), tuntutan situasi, gotong-royong, tolong-menolong dan musyawarah. Kerjasama dapat dibedakan menjadi:1) kerja sama spontan (spontaneous cooperation),

yaitu kersama yang serta merta yang terjadisecara tiba-tiba dan spontan.

2) kerjasama langsung (directed cooperation), yaitukerjasama yang merupakan hasil dari perintahatasan atau penguasa.

3) kerjasama kontrak (contactual cooperation), yaitukerja sama atas dasar tertentu.

4) kerjasama tradisionil (straditional cooperation),yaitu kerja sama sebagai bagian atau unsur darisistem sosial. Dalam masyarakatJawa kerjasamaseperti ini digambarkan dengan istilah gugur

Page 57: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

97

gunung, sambat sinambat, yang memiliki unsur-unsur kerukunan.

Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama,Thompson dan Mc Ewen (dalam Soekanto, 1982)membagi menjadi 5 bentuk kerjasama, yaitu:1) Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan

tolong menolong.2) Bargaining, yaitu pelaksanaan erjanjian

mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organiasi atau lebih.

3) Ko-optasi (Co-optation), yaitu suatu prosespenerimaan unsure-unsur baru dalamkepemimpinan dalam organisasi sebagai salahsatu cara menghindari terjadinya kegoncangandalam stabilitas organisasi yang bersangkutan

4) Koalisi (koalition), yaitu kombinasi antar duaorganisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.

5) Join-venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaanproyek-proyek tertentu, misalnya; pengusahaanperkebunan kelapa sawit, perfilman, hotel dansebagainya.

b. AkomodasiIstilah akomodasi dapt dipergunakan dalam dua

makna, yaitu menunjuk sebagai suatu proses danhasil interaksi sosial. Akomodasi yang menunjuksebagai suatu keadaan hasil interaksi sosialmenunjuk pada suatu keadan dimana terdapatkeseimbangan baru setelah pihak yang berkonflikberbaikan kembali Sebagai suatu proses menunjuk

98

pada usaha orang atau grup untuk meredakanpertentangan, mencapai kestabilan ataukelangsungan hubungan antar grup.

Tujuan akomodasi disesuaikan dengan situasiyang dihadapi, antara lain:

1) untuk mengurangi pertentangan antaraorang-perorangan atau kelompok-kelompokmanusia sebagai akibat perbedaan paham.Akomodasi disini bertujuan untukmenghasilkan suatu sintesa antar keduapendapat tersebut agar menghasilkan suatupola yang baru.

2) Mencegah meledaknya pertentangan untuksementara waktu atau temporer.

3) Untuk memungkinkan terjadinya kerjasamaantara kelompok-kelompok sosial yanghidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaanseperti pada masyarakat berkasta.

4) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah melaluiperkawinan campuran atau asimilasi.

Menurut Young & Mack (dalam Soekanto,1992), akomodasi sebagai suatu proses sosialmempunyai beberapa bentuk, yaitu:1) Koersi (coercion), adalah suatu bentuk

akomodasi yang prosesnya dilaksanakanoleh karena adanya paksaan, dimana salahsatu pihak berada dalam keadaan yanglemah bila dibandingkan dengan pihak lain.Pelaksanaannya dapat secara langsung

Page 58: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

99

(secara fisik) maupun tidak langsung (secarapsikologis).

2) Kompromi (compromise), adalah suatu bentukakomodasi dimana pihak-pihak yangterlibat saling mengurangi tuntutannya agartercapai suatu penyelesaian terhadapperselisihan. Dalam kondisi ini salah satupihak bersedia untuk merasakan danmemahami keadaan pihak lain, begitu pulasebaliknya.

3) Arbitrasi (arbitration), merupakan salah satucara untuk mencapai kompromi apabilapihak-pihak yang berhadapan tidak sanggupmencapainya sendiri. Pertentanagndiselesaikan oleh pihak ketiga yang dipiliholeh kedua pihak yang bersengketa.

4) Mediasi (mediation), hampir sama denganarbitrasi, yaitu dengan adanya pihak ketigayang netral dalam perselisihan yangbertugas mengusahakan penyelesaiansengketa dengan jalan damai. Kedudukanpihak ketiga hanya sebagai penasihat dantidak mempunyai kewenangan untukmemberi keputusan-keputusan penyelesaianperselisihan tersebut.

5) Konsiliasi (Conciliation), adalah suatu usahauntuk mempertemukan keinginan-keinginandari pihak yang berselisih demi tercapainyapersetujuan bersama. Dalam konsiliasi inipihak-pihak yang bersengketa dapatmengadakan asimilasi, misalnya;

100

perselisihan antara buruh denganperusahaan, maka dibentuklah panitia tetapuntuk menyelesaikan perselisihan dimanawakil perusahaan dan wakil buruh dudukbersama dalam panitia tersebut.

6) Toleransi (Toleration atau tolerant-participation), yaitu bentuk akomodasi tanpapersetujuan yang formal, yang mungkintimbul tanpa disadarai sebagai bentuk darisikap yang toleran pihak yang satu terhadappihak lain.

7) Stalemate, merupakan bentuk akomodasidimana pihak yang bertentanganmempunayi keuatan seimbang berhenti padasuatu titik tertentu dalam melakukanpertentangan, karena kedua pihak tidakmungkin melakukan gerakan maju ataumundur, misalnya; pada hubungan antaraAmerika Serikat dan Rusia mengenai senjatanuklir.

8) Adjudikasi (Adjudication), yaitu suatupenyelesaian perkara atau sengketa dipengadilan.

c. AsimilasiAsimilasi merupakan proses sosial dalam

taraf lanjut yang ditandai dengan usaha-usahamengurangi perbedaan-perbedaan yangterdapat antara orang-perorangan ataukelompok-kelompok manusia. Asimilasimenyebabkan perubahan-perubahan dalam

Page 59: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

101

hubungan sosial dan dalam pola adat istiadatserta interaksi sosial Proses terakhir dariasimilasi adalah akulturasi.

Dalam proses asimilasi unsur kebudayaanbaru yang timbul sebagai akibat pergaulanorang-orang dari kelompok yang berlainan.Unsur-unsur kebudayaan baru tersebut berbedadengan kedua kebudayaan yang bertemu..Dengan kata lain dalam asimilasi terjadikebudayaan baru sebagai akibat interaksi sosial.

Dalam Proses asimilasi akan timbul bila:1) ada kelompok manusia yang berbeda

kebudayaan,2) anggota kelompok saling bergaul secara

langsung dan intensif dalam waktu yanglama dan

3) kebudayan masing-masing kelompokberubah dan saling menyesuaikan diriBerbeda dengan asimilasi, dalam

akulturasi, unsur-unsur kebudayaan yangdiperoleh dari kebudayaan lain sebagai akibatpergaulan yang intensif dan lama.

Terdapat beberapa faktor yangmempermudah terjadinya suatu asimilasi, yaitu:

1) toleransi, yang akan mendorongterjadinya komunikasi yang padaakhirnya akan mempercepat asimilasi.

2) kesempatan-kesempatan yangseimbang di bidang ekonomi, karenadapat mentralisir perbedaan-perbedaanpada kebudayaan yang berbeda.

102

3) sikap menghargai orang asing dankebudayaannya, yang dapatmendekatkan masyarakat-masyarakatyang menjadi pendukung kebudayaantersebut.

4) sikap yang terbuka dari golongan yangberkuasa dalam masyarakat, sehiggagolongan minoritas juga merasadiperhatikan sama dengan golonganmayoritas.

5) persamaan dalam unsur-unsurkebudayaan sehingga kebudayaanyang satu akan merasa lebihdidekatkan dengan kebudayaanlainnya.

6) perkawinan campuran atauamalgamasi (amalgamation), yang dapatmenyebabkan kedudukan masyarakatyang berbeda kebudayaan merasasejajar atau tidak berbeda denganmasyarakat dengan kebudayaan lain.

7) adanya musuh bersama dari luar yangdapat menjadikan kelompok yangberselisih melakukan kompromiuantuk bersama-sama menghadapimusuh dari luar tersebut.

2. Dissosiatif (menjauhkan, mempertentangkan)Proses-proses disosiatif sering juga disebut

sebagai oppositional processes atau proses oposisidimana proses ini dapat ditemukan pada setiap

Page 60: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

103

masyarakat walaupun bentuk dan arahnyaditentukan oleh kebudayaan dan system sosialmasyarakat yang bersangkutan. Oposisi dapatdiartikan sebagai cara berjuang seseorang atausekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.Oleh karena itu pola-pola oposisi sering juga disebutsebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle forexistence).

Pengertian ini dipopulerkan oleh CharlesDarwin yang menunjuk kepada suatu keadaandimana manusia yang satu tergantung padakehidupan manusia yang lainnya, keadaan manaakan menimbulkan kerjasama untuk tetap bertahanhidup. Usaha-usaha ini terlihat dari upaya manusiauntuk 1) melindungi dirinya dari kekuatan-kekuatan dalam masyarakat, dan 2) usaha manusiamelindungi dirinya dari binatang buas dan alamyang keras.

Oposisi atau proses disosiatif dibedakan dalamtiga bentuk, yaitu:a. Persaingan

Persaingan diartikan sebagai suatu prosessosial dimana individu atau kelompok manusiayang bersaing mencari keuntungan melaluibidang-bidang kehidupan yang pada masatertentu menjadi pusat perhatian umum dengancara menarik perhatian publik ataumempertajam prasangka yang telah ada tanpamempergunakan ancaman atau kekerasan.Persaingan mempunyai dua tipe umum, yaitupersaingan yang bersifat pribadi atau

104

perseorangan dan persaingan yang bersifat tidakpribadi.

Tipe persaingan yang bersifat pribadi(rivalry) secara langsung bersaing antar pribadi,misalnya untuk mendapatkan kedudukan dalamorganisasi. Tipe persaingan yang tidak bersifatpribadi yang langsung bersaing adalahkelompok. Kedua tipe ini menghasilkanbeberapa membentuk persaingan, yaitu:

a. persaingan di bidang ekonomi, yangtimbul sebagai akibat terbatsnyapersediaan apabila dibandingkan denganjumlah konsumen. Persaingan burtujuanuntuk mengatur produksi dan distribusiagar dapat sebesar-besarnya memberikemanfaatan pada masyarakat.

b. persaingan kebudayaan, yang jugamenyangkut persaingan di bidang agama,lembaga pendidikan dan lembagakemasyarakatan lainnya.

c. persaingan mendapatkan kedudukan danperanan dalam masyarakat, sesuai dengankeinginan perseorangan atau kelompokyang menginginkan dirinya diakui sebagaiorang atau kelompok yang memilikikedudukan serta peranan yangterpandang. Kedudukan dan peranan apayang dikejar, tergantung dari apa yangpaling dihargai oleh masyarakat padasuatu masa tertentu. Sebagai contoh padamasa desa tradisional kedudukan Lurah

Page 61: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

105

sangat dicari masyarakat, namun sekarangsebagai pegawai yang memilikipenghasilan besarlah yang banyak dicarimasyarakat desa.

d. persaingan perbedaan ras, yangsebenarnya persaingan di bidangkebudayaan hanya saja sifat-sifat fisiksuatu ras mudah kelihatan dibandingkandengan ciri-ciri kebudayaan lainnya.Misalnya ketika Afrika Selatanmenerapkan politik Apartheid, maka orang-orang kulit putih lebih terhormatdibandingkan orang local yang berkulitgelap.Akibat persaingan dapat bersifat assosiatif

maupun dissosiatif. Oleh karena itu Coolleymengindikasikan hasil persaingan terkaitdengan 4 faktor, yaitu: kepribadian seseorang,tingkat kemajuan masyarakat, solidaritaskelompok dan disorganisasi dalam masyarakat.

Dalam bentuk sederhana persaingan dapatdigambarkan seperti perlombaan lari cepat jarakpendek dimana masing-masing sudah memilikijalurnya masing-masing.

A B

106

Persaingan antara A dan B tidak terjadisaling melanggar jalur masing-masing, karenasudah memiliki jalannya masing-masing. Salahsatu tanda adanya persaingan adalah dengantidak adanya kontak antara mereka yangbersaing, tidak adanya kesadaran akanperbedaan kepentingan dan cenderung bersifatpribadi.

b. Pertentangan atau Konflik (Conflict)Pertentangan adalah suatu proses sosial

dimana individu atau kelompok berusahamemenuhi tujuannya dengan jalan menantangpihak lain yang disertai dengan ancaman danatau ekkerasan. Akar-akar pertentangan antaralain:1) perbedaan antara individu-individu,

terutama perbedaan pendirian danperasasaan diantara mereka.

2) Perbedaan kebudayaan, yang sedikit bayakakan mempengaruhi kepribadian seseorangdalam kebudayaan tersebut.

3) Perbedaan kepentingan, baik kepentinganekonomi, politik, dan sebagainya.

4) Perubahan sosial, terutama yangberlangsung dengan cepat untuk sementarawaktu akan mengubah nilai-nilai yang adadalam masyarakat yang dapat menyebabkanmunculnya golongan-golongan yangberbeda pendiriannya.

Page 62: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

107

Sumber konflik dapat berupa pengusaantanah atau sumber ekonomi, kedudukan ataugengsi sosial politik dan perjodohan-perkawinan.

Pertentanagn memiliki beberapa bentukkhusus, yaitu:

1) pertentangan pribadi, yang terjadiantar individu yang saling tidakmenyukai.

2) pertentangan rasial, yang terjadi antarras atau suku bangsa yang berbeda.

3) pertentangan antara kelas-kelas sosialdalam masyarakat yang biasanyaterjadi karena perbedaan kepentingan.

4) pertentangan politik yang terjadi antarkelompok dalam satu Negara ataudengan Negara lain yang akanmemimbulkan pertentangan yangbersifat internasional.

5) pertentangan bersifat internasionalyang disebabkan oleh perbedaankepentingan yang merembet kepadakedaulatan Negara.

Pertentangan menyebabkan hal-halyang buruk, baik bagi individu, kelompokmaupun masyarakat. Akibat-akibat yangdapat ditimbulkan oleh adanyapertentangan adalah:

108

1) tambahnya solidaritas in-group,apabila pertentangan dengankelompok lain.

2) Pecahnya persatuan dalam kelompokapabila pertentangan dalam satukelompok.

3) Perubahan kepribadian para individu4) Hancurnya harta benda dan jatuhnya

korban manusia.5) Akomodasi, dominasi dan takluknya

salah satu pihak.Salah satu tanda adanya pertentangan

adalah dengan adanya kontak antara merekayang bertentangan, adanya kesadaran akanperbedaan kepentingan dan cenderung bersifattidak pribadi.

Dalam bentuk sederhana pertentangandapat digambarkan seperti orang yangberkampanye dalam politik.

A B C

D

Pertentangan antara A,B, C dan D terjadisaling melanggar jalur masing-masing, karenatidak memiliki jalannya masing-masing.

Page 63: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

109

c. KontravensiKontravensi merupakan bentuk proses

sosial yang berada antara persaingan danpertentangan. Kontravensi ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diriseseorang atau suatu rencana dan perasaan tidaksuka yang disembunyikan, kebencian ataukeraguan terhadap kepribadian seseorang.Dalam bentuknya yang murni kontravensimerupakan sikap mental yang tersembunyiterhadap orang lain atau unsur kebudayaanmasyarakat tertentu.

Bentuk kontravensi menurut Leopold vonWiese dan Howard Becker (1932) adalah:1) Umum, yang meliputi perbuatan-perbuatan

seperti penolakan, keengganan, perlawanan,perbuatan menghalangi, protes, gangguan,perbuatan kekerasan dan mengacaukanrencana pihak lain.

2) Sederhana, seperti menyangkal pernyataanorang lain di muka umum, memaki-makimelalui surat atau selebaran, mencerca,memfitnah, melemparkan beban pembuktianpada pihak lain.

3) Intensif, mencakup penghasutan,menyebarkan desas-desus yangmengecewakan pihak lain dan sebagainya.

4) Rahasia, seperti mengumumkan rahasiapihak lain, perbuatan khianat dansebagainya.

110

5) Taktis, seperti mengejutkan lawan,mengganggu atau membingungkan pihaklain, memaksa pihak lain menyesuaikan diridengan kekerasan, provokasi, intimidasi dansebagainya.

Oleh karena letak kontravensi antarpersaingan dan pertentangan maka dikenal tipe-tipe kontravensi, yaitu:

1) kontravensi antar masyarakat2) antagonisme keagamaan3) kontravensi intelektual dan4) oposisi moral

Salah satu tanda adanya kontravensiadalah sifat agak tertutup atau rahasia daripihak-pihka yang melakukan kontravensi.Dalam bentuk sederhana kontravensi dapatdigambarkan seperti orang yang melakukanperang dingin.

B A

A B

Kontravensi antara A dan B terjadi salingmenggunakan metode orang lain dalam

Page 64: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

111

mencapai tujuan sebagai reaksi atas aksi yangdilakukan orang lain.

Pembagian proses-proses sosial kerjasama jugadikemukan oleh Kimball Young yang membagibentuk-bentuk proses sosial menjadi:

1) oposisi (oposition) yang mencakuppersaingan (competition) danpertentangan atau konflik (conflict)

2) kerjasama (co-operation) yangmenghasilkan akomodasi

3) diferensiasi (differentiation) yangmerupakan suatu proses dimana orang-perorang dalam masyarakat memperolehhak dan kewajiban yang berbeda denganorang-orang lain dalam masyarakat atasdasar perbedaan usia, jenis kelamin, danpekerjaan. Diferensiasi tersebutmenghasilkan sistem pelapisan dalammasyarakat

Sementara Tamotsu Shibutani membagibeberapa pola interaksi, yaitu:

1) Akomodasi dalam situasi-situasi rutin2) Ekspresi pertemuan dan anjuran3) Interaksi strategis dalam pertentangan-

pertentangan4) Pengembangan perilaku massa.

Perbedaan fundamental antar apa yangdikemukakan oleh Gillin dan Gillin, Kimmall young danTamotsu Shibutani tidak ada, kecuali perbedaan-

112

perbedaan kecil terutama pada daya cakup masing-masing.

Oleh karena itu Analisis Proses sosial dapatdilakukan dengan memperhatikan beberapa hal. VanDoorn & Lammers (1959) menegaskan bahwa dalammelakukan analsisi sosial perlu memperhatikanbeberapa hal, antara lain:

a. satuan analisis: kejadian sosial, interaksi sosialantara 2 orang atau lebih

b. Dalam interaksi sosial perlu membedakan 3 hal,yaitu: orang-orang yg bertindak (status &peranannya), masyarakat dan pola kebudayaan.

c. Sejumlah interaksi sosial dapat diglongkan dalamberagam jenis hubungan sosial yang dibina olehsejumlah orang, pelaku dari 1 atau 2 group

d. Beragam hubungan sosial tersebut dapatdigolongkan dalam beragam proses sosial, yaitu:yang mendekatkan orang (solidaritas) danmenjauhkan orang (antagonistik).

Analisis proses sosial dilakukan untuk mengetahuinteraksi yang terjadi dalam masyarakat, sehingga akandiketahui proses-proses sosial yang terjadi dalammasyarakat. Proses-proses sosial tersebut terjadi dalammasyarakat perdesaan di Indonesia. Penyelesaian persoalandalam interaksi sosial dilakukan dengan melalui dupendekatan pada masyarakat desa yang berbeda, yaitu:1. Pada masyarakat desa tradisionil yang hanya mengenal

hukum adat, dilakukan dengan cara damai mauounmenggunakan hukum adat desa. Sistem penyelesaiandan sanksi dialakukan oleh pemimpin desa adat atau

Page 65: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

113

orang yang dituakan untuk menyelesaikan kasustersebut. Hukum Adat adalah hukum yang menjadipegangan dalam tindakan-tindakan masyarakat, yangdicirikan dengan jika dilanggar akan dikenai sanksi olehmasyarakat yangbersangkutan.

2. Pada masyarakat desa modern yang telah mengenalhukum positif (hukum negara), Sistem penyelesaianpersoalan dilakukan secara hukum desa atau hukumpositif, bahkan sampai ke pengadilan.

Baik hukum maupun proses-proses dalam masyarakatkeduanya membentuk sebuah kendali sosial (sosial control),yang terdiri dari pengawasan sosial (yang merupakansumber hukum normatif yang diacu elit masyarakat yangbiasanya berbentuk tekstual/tertulis dan memiliki asaslegalitas sering disebut juga hukum positif) dan pengawasanmasyarakat yang merupakan hukum sosiologis yang jugadiacu oleh elit masyarakat yang biasanya lebih kontekstualserta memiliki asas legitimitas sering disebut juga hukummasyarakat.

Keluarga dan Sistem KekerabatanDalam sosiologi keluarga merupakan suatu sistem

sosial yang tertutup, merupakan suatu grup kerabat yangpaling kecil yang menggambarkan kesatuan berdasarkankeanggotaan.

Tipe keluarga dapat dibedakan menjadi keluargayang bersistem konsanguinal dan konjugal, keluargaorientasi dan prokreasi, serta keluarga batih dan keluarga

114

luas. Pembedaan tipe-tipe tersebut sangat dipengaruhi olehkondisi kebudayaan masyarakat setempat.

Keluarga yang bersistem konsanguinal menekankanpada pentingnya ikatan darah, seperi hubungan antaraanak dengan orang tuanya. Dalam sistem ini ikatanseseorang dengan orang tuanya dianggap lebih pentingdaripada ikatan dengan suami atau istrinya, misalnya padakeluarga tradisonil Jepang, Cina, Jawa dan sebagainya.Sebaliknya sistem konjugal menekankan pada pentingnyahubungan perkawinan, dimana ikatan antara suami danistri lebih kuat daripada ikatan dengan orang tuanya.

Tipe keluarga orientasi (family of orientation)menekankan pada keluarga yang didalamnya seseorangdilahirkan. Agak berbeda, tipe keluarga prokreasi (family ofprecreation) merupakan keluarga yang dibentuk denganjalan menikah dan mempunyai keturunan. Tipe keluargabatih (nuclear family) merupakan satuan keluarga terkecilyang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Menurut WilliamGoode keluarga batih tidak mengandung hubunganfungsional dengan kerabat dari keluarga orientasi salahsatu pihak (ayah atau ibu). Keluarga luas terdiri daribeberapa keluarga batih. Beberapa tipe keluarga inidiantaranya joint family, yan terdiri atas beberapa oranglaki-laki kakak beradik beserta anak-anak mereka dansaudara kandung perempuan mereka yang belum menikah.Laki-laki tertua diantara mereka menjadi kepala keluargamanakala ayah mereka meninggal dunia. Clayton (1979)melihat bahwa di India dan pakistan banyak dijumpai tipekeluarga seperti ini. Selain itu juga terdapat bentukkeluarga luas virilokal, yang terdiri atas suatu keluargabatih ditambah keluarga batih para anak-anaknya. Tipe

Page 66: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

115

keluarga seperti ini menurut Danandjaja (1971) banyakdijumpai di Nias.

Keluarga-keluarga di indonesia juga mengenal aturan-aturan mengenai keturunan yang terdapat dalam Sistemkekerabatan. Dalam penarikan garis keturunan di Indonesiadikenal 4 istilah, yaitu:1. Patrilineal, yaitu garis keturunan ditarik dari pihak laki-

laki, seperti; Batak, Bali dan sebagainya2. Matrilineal, yaitu garis keturunan ditarik dari pihak

perempuan, seperti Padang Sumatera Barat yangdikenal dengan istilah Ninik Mamak.

3. Bilineal, yaitu garis keturunan ditarik dari pihak laki-laki dan perempuan, misalnya; Suku Jawa.

4. Keturunan rangkap, yaitu garis keturunan ditarik daripihak laki-laki secara patrilineal dan dari pihakperempuan secara matrilineal, seperti pada masyarakatdayak di Kalimantan Tengah.

Setelah menikah tempat tinggal yang dipilih olehpasangan baru tersebut juga mengikuti pola yang sesuaidengan kebudayaan masyarakat setempat. MenurutClayton terdapat 7 adat menetap setelah menikah (dalamSunarto, 2000) yaitu:1. Patrilokal, yaitu pasangan yang baru menikah tinggal

menetap bersama keluarga pihak laki-laki, seperti diBatak dan Bali.

2. Matri-Patrilokal, yaitu suami mula-mula menetapbersama pihak perempuan tetapi pasangan kemudianmenetap dengan pihak laki-laki, seperti kebanyakandesa-desa di Jawa.

116

3. Matrilokal, yaitu pasangan baru menetap dan tinggalbersama pihak perempuan, seperti di Padang SumateraBarat.

4. Patri-Matrilokal, yaitu pasangan yang baru menikahmula-mula menetap bersama pihak laki-laki tetapipasangan tesrebut menetap dengan pihak perempuan.

5. Bilokal, yaitu pasangan yang baru menikah dapatmemilih tinggal dan menetap di pihak laki-laki atauperempuan.

6. Avunculokal, merupakan pola matrilineal yangdidalamnya seorang laki-laki menetap di desa pamandari pihak ibu (kakak laki-laki ibunya).

7. Neolokal, yaitu pasangan suami istri setelah menikahbebas untuk memilih tempat menetap di luar tempatkeluarga laki-laki atau perempuan.

Adanya kelompok kekerabatan di Indonesia mendorongmunculnya kolektivitas kekerabatan, baik yangberorganisasi (clan, marga, trah, dan sebagainya), maupunyang tidak berorganisasi (lineage).

Kelembagaan SosialMemahami masyarakat secara utuh tidak dapat

dilepaskan dari keharusan untuk memahami Kelembagaandan Kelompok yang ada di masyarakat. Hal tersebutsangat muthlak diperlukan mengingat dalam suatumasyarakat selalu memiliki kelembagaan dan kelompoksosial. Kelembagaan dan kelompok sosial dalammasyarakat bias jadi lebih kuat dan eksis di masyarakatterutama masyarakat perdesaan daripada kelembagaan dankelompok formal yang dibentuk atas pihak desa.

Page 67: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

117

Kelembagaan sosial desa timbul sebagai akibatadanya kebutuhan manusia yang bersifat normatif yangharus dipenuhi, seperti; berteman, bekerjasama dansebagainya. Alat untuk memenuhi kebutuhan tersebutapabila telah disepakati bersama kemudian dapatdilembagakan dalam suatu lembaga sosial. Secara ringkasdapat digambarkan;

Kebutuhan manusia : normatif

“pemenuhan”

kelembagaan sosial

Lembaga Sosial (Institusion), merupakan sistemhubungan sosial yang terorganisir, meliputi nilai-nilai &tata cara yang dihayati bersama dalam rangka memenuhikebutuhan-kebutuhan pokok. Koentjaraningrat (1974),menyamakan makna lembaga sosial tersebut dengan istilahpranata. Sementara itu Mc Iver & Page, melihat adanyaInstitution dalam makna abstrak dan Assosiation dalammakna kongkrit.

Dari beberapa pendapat ahli sosiologi dapatdisimpulkan bahwa:a. Lembaga kemasyarakatan adalah himpunan norma-

norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatukebutuhan pokok di dalam masyarakat (SoerjonoSoekanto, 2000)

118

b. Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan danhubungan yang berpusat pada serangkaian aktivitasuntuk memenuhi kompleks kebutuhan khsus dalammasyarakat (Koentjaraningrat, 1974)

c. Lembaga Sosial adalah tata abstraksi yang lebih tinggidari group, organisasi maupun sistem sosial lainnya

Perbedaan pendapat ini tidaklah begitu penting dalammemahami kelembagaan, terutama kelembagaan di desa.Menurut Anderson, yang terpenting harus dikaji adalahproses pelembagaannya (Institutionalization), yaitu prosesterjadinya kelembagaan dalam masyarakat yang mengaturdan membina pola-pola prosedur disertai sanksi-sanksidalam masyarakat. Proses pelembagaan yang mungkinterjadi mulai dari adanya norma baru sampai normatersebut dihayati dan akhirnya dilembagakan olehmasyarakat adalah;

Norma baru

Dikenal

Diakui

Dihargai

Ditaati

dihayati(mendarah daging), dilembagakan

Page 68: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

119

Dalam proses pelembagaan yang sudah matangterjadi kristalisasi struktur & kristalisasi pola kebudayaan,sehingga terbentuklah kelembagaan yang mapan dalammasyarakat. Kelembagan dalam masyarakat terbentuksecara bertahap dalam tingkatan norma, mulai dari tahapsederhana (cara) yang bersifat individu sampai pada adatyang disepakati bersama. Dalam bentuk sederhanatingkatan norma dalam masyarakat serta sanksi yangdiberikan apabila terjadi pelanggaran, baik secara moralmaupun oleh masyarakat, terutama masyarakat diperdesaan, dapat digambarkan sebagai berikut;

Tingkatan SanksiNorma Moral Masyarakat

Cara (usage), bersifatpribadi

Tidak pantas Dianggap janggal

Kebiasaan (folkways)bersifat umum

Malu Dicela

Tata Kelakuan (mores) Bersalah Dihukum

Adat (customs) Berdosa Dikeluarkan

Proses penjatuhan sanksi, baik yang bersifat moralmaupun sanksi masyarakat juga bertingkat mulai yangpaling ringan sampai yang berat. Secara moral sanksi mulaidari dikatakan tidak pantas sampai dianggap berdosa,misalnya, seorang laki-laki yang berambut panjang sepertiperempuan dalam masyarakat desa umumnya dianggapsesuatu yang tidak pantas karena berbeda dengankebanyakan laki-laki desa lainnya, dan sebagainya.

120

Kasus terjadinya suku Badui dalam dan luar adalahsalah satu contoh sanksi yang diberikan oleh suku Badui diJawa barat terkait dengan pelanggaran terhadap adatmasyarakat Badui. Suku Badui luar dikeluarkan dari sukuBadui secara adat karena melanggar kesepakatan adatuntuk tidak menggunakan barang-barang dari luar sukuBadui, seperti; baju, alat masak, alat pertanian dansebagainya. Oleh karena itu masyarakat Badui yangmelanggar adapt dikeluarkan dari suku Badui yangkemudian membentuk apa yang mereka sebut sebagai sukuBadui Luar, sedangkan amsyarakat badui yang masih aslisering disebut suku Badui Dalam.

Lembaga sosial dalam masyarakat perdesaanmemilliki fungsi memberikan pedoman, menjaga keutuhandan memberikan pegangan kepada masyarakat untukmengadakan kendali sosial (sosial control). Kendali sosialterdiri dari pengawasan sosial dan pengawasanmasyarakat Pengawasan sosial merupakan sumber hukumnormatif yang diacu elit masyarakat yang biasanyaberbentuk tekstual/tertulis dan memiliki asas legalitassering disebut juga hukum positif. Pengawasan masyarakatyang merupakan hukum sosiologis yang juga diacu olehelit masyarakat yang biasanya lebih kontekstual sertamemiliki asas legitimitas sering disebut juga hukummasyarakat.

Sesuai dengan fungsinya tersebut maka Gillin & Gillinmelihat bahwa Kelembagaan sosial memiliki ciri-ciri :1. Suatu pengorganisasian2. Memiliki tingkat kekekalan tertentu3. Memiliki 1 atau lebih tujuan tertentu4. Memiliki lambang-lambang

Page 69: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

121

5. Mempunyai alat perlengkapan6. Mempunyai tradisi tertulis atau tidak tertulis

Ciri-ciri tersebut menjadikan kelembagaan sosial diperdesaan memiliki tipe yang berbeda-beda berdasarkansudut penelaahannya, seperti pada gambar berikut:

Sudut penelaahan Tipe1. perkembangan cressive institution (tumbuh alami)

enacted institution ( dibuat)2. Sistem nilai yang basic institution (dasar) diterima masyarakat subsdiary institution (subsider)3. penerimaan Sosial sanctioned institution masyarakat Sosial unsanctioned institution4. penyebaran General institution (umum)

restricted institution (kelompok ttt)5. pengendalian Operative institution (pelaksanaan)

Regulative institution (menggendalikan)

Selain itu berdasarkan ciri-ciri tersebut maka kelembagaandalam masyarakat desa dapat digolongkan berdasarkankebutuhan manusia, yaitu:

Tujuan / Kebutuhan Lembaga SosialKinship/domestic Pelamaran, perkawinan, perceraianEconomic Pertanian, koperasi, industri,

perdaganganEducational Pengasuhan, pesantren, pendidikan

dasarScientific Penelitian, metode ilmiahAesthetic & Recreational KesenianReligious Upacara selamatan masjid, gerejaPolitical Pemerintah, partai, demokrasiSomatic Kedokteran, olah raga, kecantikan

122

Desa-desa di Indonesia yang telah tersentuhperaturan desa oleh pemerintah, artinya bukan sebagaidesa tradisionil tetapi desa modern, pada umumnyamemiliki lembaga-lembaga diatas. Beberapa kelembagaansosial yang penting di Perdesaan:1. Keluarga batih dan hubungan kerabat (pertalian darah,

hubungan perkawinan)2. Lembaga penguasaan tanah (hak persekutuan, hak

perseorangan)3. Lembaga keagamaan dan sistem kepercayaan4. Lembaga musyawarah adat5. Lembaga ekonomi

Kelompok SosialKelompok sosial merupakan suatu gejala yang sangat

penting dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkankarena sebagian besar kegiatan manusia berada dalamkelompok sosial. Beberapa ahli sosilogi berusahamegklasifikasi jenis kelompok. Robert Bierstedt (1948),menunjuukan bahwa kelompok sosial harus memiliki 3kriteria, yaitu:1. Organisasi2. Hubungan sosial antar anggota3. Kesadaran jenis

Berdasarkan kriteria tersebut maka muncullah 4 jeniskelompok, yaitu:1. Kelompok Asosiasi (Associational Group), yaitu

kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenisyang menurut MacIver pada kelompokm ini dijumpaipersamaan kepentingan pribadi (like interest) maupun

Page 70: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

123

kepentingan bersama (commond interest). Selain ituterdapat hubungan sosial antar anggota yang berupakontak dan komunikasi, contoh; Negara RI, OSIS,Gerakan pramuka, Fakultas, Universitas, SenatMahasiswa, Partai polotik, Ikatan Dokter Indonesia dansebagainya.

2. Kelompok sosial (Sosial Group), yaitu kelompok yanganggotanya mempunyai kesadaran jenis danberhubungan satu dengan lainnya tetapi tidak terikatdalam ikatan organisasi, contoh; kelompok teman,kerabat, dan sebagainya.

3. Kelompok Kemasyarakatan (Societal Group), kelompokyang didalamnya belum ada kontak dan komunikasidan juga belum ada organisasi. Dalam kelompok inidijumpai adanya persamaan kepentingan pribadi (likeinterest) tapi bukan kepentingan bersama, contoh;kelompok jenis kelamin (gender).

4. Kelompok statistik (Statistical Group), yaitu kelompokyang hanya dalam arti analitis dan merupakan hasilrekaan ilmuan sosial, contoh; pengelompokanpoenduduk berdasarkan usia tertentu.

Dalam bentuk sederhana jenis kelompok sosial dalammasyarakat dapat digambarkan sebagai berikut:

KriteriaKelompok organisasi hubungan

sosialKesadaran

jenisStatistik - - -Kemasyarakatan - - Sosial - Assosiasi

124

Seorang individu dapat menjadi anggota beberapakelompok sosial, missal seorang perempuan yangmengikuti kelompok arisan dan menjadi anggota dharmawanita, maka:

Perempuan arisan dharma wanita(kemasyarakatan) (sosial) (asosiasi)

Klasifikasi lain mengenai kelompok sosial dikemukakanoleh Robert K Merton (1965). Merton mendefinisikankelompok sosial secara sosiologi sebagai sekelompok orangyang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telahmapan. Oleh karena itu suatu kelompok sosial harusmemiliki kriteria:

a. sering terjadi interaksib. orang-orang yang berinteraksi disebut “anggota”c. orang-orang yang berinteraksi oleh orang lain

disebut sebagai “anggota kelompok”Berdasarkan kriteria tersebut Merton membedakan antarakelompok sosial dengan kolektivitas. Perbedaan keduanyaterletak pada ada tidaknya interaksi.

Perkembangan yang melanda Eropa dan Amerikasetelah revolusi industri berpengaruh terhadap perubahandalam pengelompokkan anggota masyarakat. Beberapa ahlisosiologi melakukan klasifikasi kelompok yang berbeda-beda, antara lain:1. Emile Durkheim,

Durkheim membagi kelompok menjadi kelompok yangdidasarkan atas solidaritas mekanik dan solidaritas

Page 71: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

125

organik. Solidaritas mekanik menunjukkan ciri yangmenandai masyarakat yang masih sederhana(masyarakat segmetal). Dalam masyarakat seperti inikelompok manusia tinggal secara tersebar dan hidupterpisah satu dengan yang lainnya. Masing-masingkelompok dapat memnuhi kebutuhannya sendiri tanpaharus bergantung pada kelompok lain. Dalammasyarakt yang mengutamakan solidaritas mekanikyang diutamakan adalah persamaan perilaku dan sikap,perbedaan dalam sikap dan perilaku tidak dibenarkan.Seluruh warga masyarakat diikat oleh kesadarankolektif, hati nurani kolektif dan bersifat ektrem danmemaksa. Sanksi terhadap pelanggaran bersifat represifatau akan dikenai hukuman pidan menurut versimasyarakat.Solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yangmengikat masyarakat kompleks, yaitu masyarakat yangtelah mengenal pembagian kerja yang rinci dandipersatukan oleh kesaling- tergantungan antar bagian.Tiap anggota menjalankan peran berbeda. Ikatan utamayang mempersatukan masyarakat adalah kesepakatanyang terjalin diantara kelompok profesi. Sanksiterhadap pelanggaran bersifat restitutif, namun yangmenonjol bukan lagi pidana tetapi perdata. Pelanggarharus membayar ganti rugi kepada pihak yangmenderita kerugian untuk mengembalikankeseimbangan yang telah dilanggarnya.

2. Ferdinand TönniesTönnies secara rinci mengulas pengelompokan dalammasyarakat yang dinamakan Gemeinschaft danGesellschaft. Gemeinschaft digambarkan sebagai

126

kehidupan bersama yang intim, pribadi dan ekslusifyang merupakan suatu keterikatan yang dibawa sejaklahir, oleh karena itu ditandai dengan kehidupanorganik. Dalam konteks Indonesia sering disebutsebagai masyarakat paguyuban, masyarakat yangguyub atau akrab. Tönnies membedakan Gemeinschaftmenjadi 3 jenis, yaitu;a. Gemeinschaft by blood, mengacu pada ikatan-ikatan

kekerabatanb. Gemeinschaft of place, berdasarkan kedekatan letak

tempat tinggal serta tempat bekerja yang medorongorang untuk berhubungan lebih dekat (intim).

c. Gemeinschaft of mind, yang mengacu pada hubunganpersahabatan yang disebabkan oleh persamaankeahlian atau perkejaan serta pandangan.

Gesellschaft merupakan suatu nama dan gejala baru,yang dilukiskan sebagai kehidupan publik, sebagaiorang yang kebetulan hadir bersama tetapi masing-masing tetap mandiri, sehingga ditandai denganstruktur mekanik. Gesellschaft bersifat sementara dansemu. Dalam konteks Indonesia sering disebutkansebagai masyarakat patembayan, yaitu masyarakat yangdalam interaksi didasarkan pada nilai barang atau uang.

3. Charles Horton CooleyCooley pada tahun 1909 memperkenalkan konsepprimary group , yaitu kelompok yang ditandai olehpergaulan dan kerja sama tatap muka yang intim.Runag lingkup yang terpenting kelompok ini adalahkeluarga, teman bermain, rukun warga serta komunitaspada orang dewasa. Dalam pandangan kelompok inipergaulan intim menghasilkan kesatuan dalam banyak

Page 72: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

127

hal, sehingga menjadikan seseorang menjadi hidupdalam tujuan bersama kelompok. Keterpaduan ini olehCooley diwujudkan dalam kata “kita”. Kelompok lainyang tidak sama dengan konsep Cooley ini olehbeberapa ahli sosiologi disebut kelompok sekunder(Sekundary group).

4. W.G. SummersSummer berpendapat bahwa masyarakat primitif yangmerupakan kelompok kecil tersebar di suatu wilayahmuncul diferensiasi antara kelompok kita (we-group)atau kelompok dalam (in-group) dengan orang lain,kelompok orang lain (others group) atau kelompok luar(Out-group). Menurut Summers, dikalangan anggotakelompok dijumpai persahabatan, keteraturan dankedamaian, sedangkan hubungan kelompok diluarkelompok ditandai denga kebenciandan permusuhan.

5. Robert K MertonMerton memusatkan perhatiannya pada kenyataanbahwa keanggotaan dalam kelompok tidak berartibahwa seseorang akan menjadikan kelompoknyamenjadi acuan bagi cara bersikap, menilai atupunbertindak. Kadang-kadang perilaku seseorang tidakmengacu pada kelompoknya dimana ia menjadianggotanya, melainkan pada kelompok lain. Dalamkonteks ini dikenal istilah kelompok yang diacu dalambertindak dan berperilaku (membership group) dankelompok yang diikuti tapi tidak digunakan sebagaiacuan dalam bertindak dan berperilaku (Referencegroup).

128

Grup SosialSecara umum group sosial didefinisikan sebagai satu

kesatuan yang terdiri dari 2 orang atau lebih dan diantaramereka terdapat komunikasi 2 arah dan interaksi satu samalain. Dalam group sosial adanya komunikasi dan interaksimenjadi suatu keharusan untuk membedakannya dengankolektivitas. Oleh karena itu dalam group sosial memilikirelasi sosial yang berbeda antara goup, kolektivitas dankategori sosial.

Dalam tinjauan relasi group bersifat bersifat langsungsehingga terdapat penyebutan “anggota”, padaKolektivitas relasi bersifat tak langsung sehingga dikenalpenyebutan sebagai “warga”, dan pada Kategori sosialrelasi group tak ada atau sedikit sehingga tidak terjadipenyebutan sebagai “anggota”. Oleh karena itu menurutVan Dorn & Lammers (1959) group sosial memiliki ciri-ciri :1) keanggotaan yang terbatas,2) norma yang tertentu,3) tujuan tertentu, dan4) latar belakang tertentu.

Berdasarkan cirri dan sifat suatu group sosial tersebutagar suatu grup sosial tetap eksis, maka group sosialtersebut harus memiliki 4 syarat:1) ada kesadaran menjadi bagian dari kelo pok2) ada hubungan timbal balik antar anggota kelompok3) ada satu fakto ryang dimiliki bersama oleh sesama

anggota kelompok (nasib, kepentingan dll)4) berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku

Berbicara mengenai ciri dan sifat group sosial dapat puladisebutkan proses pembentukan group sosial. Menurut

Page 73: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

129

Koentjaraningrat (1979), terdapat dasar pembentukan grupsosial & prinsip-prinsip hubungan yang mengikat anggota.Dasar-dasar tersebut adalah:1. Dasar keturunan satu nenek moyang, misalnya;

paguyuban trah, marga, clan dan sebagainya.2. Dasar tempat tinggal bersama/berdekatan, misalnya;

rukun tetangga, persatuan warga perumahan dansebagainya.

3. Dasar kepentingan bersama, misalnya; kelompokdokter, kelompok tani dan sebagainya

4. Dasar program pihak ‘atas desa’, misalnya, persatuanibu-ibu PKK, LKMD dan sebagainya.

Dasar keanggotaan group dapat secara terencana seperti;kelompok tani, kelompok arisan dan sebagainya maupunkebetulan, seperti; kelompok narapidana yang kebetulanbersama-sama dalam satu penjara dan sebaginya.Keanggotaan suatu group ini menyebabkab munculnuasifat keanggotaan group yang terbuka & tertutup. Terbukaartinya setiap orang, siapapun, boleh menjadi anggota dankeluar sebagai anggota dan tidak ada persyaratan khusus,misalnya; koperasi serba usaha dan sebagainya. Tertutupberarti tidak semua orang boleh menjadi anggota group,dengan kata lain untuk menjadi anggota group harusmemenuhi persayaratan tertentu, misalnya; untuk menjadianggota kelompok tani harus memiliki lahan yang terletakdalam hamparan yang sama dengan hamparan kelompoktani dan sebagainya.

Dari sisi Kepemimpinan, group sosial dapatdikelompokkan menjadi 3, yaitu:

130

1. Kharismatis, tipe kepemimpinan yang cenderungbersifat otoriter atau bertangan besi.

2. Tradisional, cenderung bersikap demokratis, maumenampung dan menerima usulan, saran atau masukanorang lain.

3. Modern, cenderung bersifat pembagian tugas danfungsional, sehingga lebih bersifat koordinatif atausebagai koordinator.

Setiap group yang dibentuk mewujudkan komunikasidan interaksi dalam group dengan memiliki strukturgroup. Struktur group akan mempengaruhi keeratanhubungan atau interaksi dalam group tersebut atau seringdisebut dengan kohesi Grup. Grup memiliki struktur yangmenggambarkan hubungan antar pelaku serta proses sosialyang menyertainya. Van Dorn & Lammers (1959)menyebutkan bahwa hubungan status antar pelaku dalamgroup dapat berupa hubungna dalam tingkatan sosialantar pelaku horisontal atau vertikal? hubungan peranantar pelaku (peranan sosial) : apa peran & keterkaitanperan satu sama lain dan proses sosial yang menyertai,dapat berupa assosiatif atau dissosiatif.

Kohesi grup didefinisikan sebagai keeratan ikatan antaranggota grup. Basis kohesi grup dapat berupa:a. Imbalan yang tersedia di dalam dan melalui grupb. Kesesuaian tujuan individu & tujuan grupc. Ketertarikan antar anggota grup satu sama laind. Arti penting grup sebagai sumber atau dasar identitas

individu dan persepsi diri serta internalisasi budayadan nilai-nilai grup pada individu

Page 74: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

131

Dalam bentuk sederhana hubungan antara kohesi grupdan faktor yang mempengaruhinya, dapat digambarkansebagai berikut:

Faktor yang mempengaruhi Derajat kohesivitasKohesi grup Tinggi Rendah

Karakteristik sosial anggota (ciri,norma, latar belakang budaya)

Homogen Heterogen

Ukuran grup Kecil (intim) Besar(kurangintim)

Mobilitas fisik angggota grup(keluar lingkungan grup)

Rendah Tinggi

Efektifitas komunikasi Tinggi,penyesuaian dirianggota padanorma perilakuberjalan lancar

Rendah

Dari hubungan derajat kohesivitas group dengan factoryang mempengaruhi dapat dilihat bahwa derajatkohesivitas yang tingi antar anggota group dapatditemukan pada ukuran group yang kecil dengankarakteristik anggota yang homogen, sehingga mobilitasfisik anggota menjadi rendah dan komunikasi berlangsungsecara efektif, demikian juga sebalikya untuk group denganderajat kohesivitas rendah.

Organisasi SosialOrganisasi sosial banyak dijumpai di perdesaan yang

relatif telah maju. Bereldon & Steiner (1964) mendefiniskan

132

organisasi sosial merupakan gejala sosial resmi berkaitandengan seperangkat peraturan-peraturan yang tertulis.Agak berbeda dengan ini, Himes(1967) mendefinisikanorganisasi sosial adalah suatu bentuk group yang besarnyamaupun cakupan komunikasinya telah melampaui batasangroup sosial, sehingga menciptakan bentuk-bentukhubungan sekunder & formal.

Organisasi sosial memiliki beberapa fungsi, antaralain:a. Sebagai saluran usaha orang dalam memenuhi

kebutuhan individu.b. Sebagai saluran kegiatan yang berencanac. Dengan mencapai tujuannya maka suatu organisasi

dapat mempengaruhi kepentingan orang banyak danmendorong pada perubahan sosial

d. Sebagai wadah bagi rencana kerja baru yang kemudiandapat diambil manfaatnya oleh masyarakat luas.

Oleh karena itu Bereldon & Steiner (1964)menyebutkan ciri-ciri Organisasi sosial, yaitu: bersifatformalitas, memiliki Hierarki yang jelas, memiliki Ukuran/besarnya (size) yang tertentu dan memiliki Umur (duration)tertentu, tidak selamanya. Oleh karena itu organisasi sosialdapat dibedakan dengan group sosial, yaitu:

Grup Sosial Organisasi SosialMementingkan kepuasan:Kepuasan moral, Tempatidentifikasi diri, kepuasan

dalam loyalitas danberpartisipasi

Mementingkan produktivitas:produktivitas mengatasi masalah,

produktivitas menganalisamasalah, meningkatkan output

dan efisiensi

Page 75: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

133

Organisasi sosial seperti yang didefinisikan diatasmembentuk hubungan sekunder & formal diantaraanggotanya. Untuk itu diperlukan suatu sistem yang dapatmengatur hubungan antar anggota organisasi sosialtersebut sebagai suatu sistem Pengendalian dalamorganisasi sosial. Amitai Etzioni (1965) menyebutkanbahwa Sistem pengendalian dalam organisasi sosialmerupakan sistem integrasi dari organisasi-organisasimodern. Lebih lanjut Etzioni membagi sistem pengendalianorganisasi sosial berdasarkan basis otoritasnya dan cirikepatuhan yang timbul menyertainya menjadi 3, yaitu:

Basis otoritas Cirikepatuhan

Contoh

Coercive (kekuatanmemaksa)

Alienatif Penjara Kamp konsentrasi Lembaga Rehabilitasi Rumah sakit jiwa

Utilitarian (kekuatanutiliter)

Kalkulatif Perusahaan Serikat buruh Kantor Bank

Normative power(simbolik), sosialpower

Moral Partai politik Organisasi keagamaan Universitas Sekolah

Sistem pengendalian dalam organisasi sosialdiperlukan agar suatu organisasi sosial dapat bertahanselama mungkin. Hal ini disebabkan karena dewasa initerdapat kecenderungan perubahan dalam organisasi sosial.

134

Himes (1967) menyebutkan bahwa penyebab terjadinyaperubahan dalam organisasi sosial, antara lain:1. Memudarnya kekerabatan,2. pertumbuhan spesialisasi,3. sekularisasi & Rasionalisasi, berkembangnya organisasi

massaSalah satu usaha untuk mengatasi perubahan dalam

organisasi sosial orang kemudian merekayasa suatuorganisasi yang lebih kompleks, yang dikenal dengan namabirokrasi. Menurut JW Schoorl (982), terdapat 3 kondisisosial yang menyebabkan timbulnya birokrasi, yaitu:1. Proses integrasi (kelompok sosial & kegiatan ekonomi)2. Pembesaran skala3. Proses diferensiasi

Max Weber menyebutkan bentuk ideal birokrasiadalah birokrasi legal-rasional, yang didalamnya memilikiciri-ciri:1. Pembagian kerja dan tanggung jawab yang tegas

berdasarkan ketentuan tertulis2. Prinsip hierarkis dalam pengorganisasian3. Pelaksanaan tugas diatur oleh perangkat peraturan

yang konsisten4. Terdapat jenjang karier dan sistem kenaikan pangkat5. Tugas dijalankan menurut peraturan tanpa pandang

bulu6. Gaji menurut peraturan.

Politik –Birokrasi sebagai Sistem (Pemerintahan)Sistem Politik-birokrasi membuat dua sub sistem,

sissem politik dan sistem birokrasi. Sistem politik mendapatperhatian utama dengan penetuan kebijaksanaan dan

Page 76: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

135

pembuat kebijaksanaan; sistem birokrasi memberiperhatian pada program pembangunan danpelaksanaannya. Sistem politik mengubah pejabat yangterpilih, mereka a) Presiden, b) Batasang Pambansa, c)Gubernur dan Sangguniang Panlalawigan; kepalaSanguniang Bayan / Panglunsod; dan pemimpin Barangaydan Dewan Barangay.

Sistem Birokrasi termasuk, a) kementrian/departemen, b) Pegawai negeri yang non departemen, c)pemerintah sendiri dan kerjasama kontrol, d) kantor yanglain, antara nasional dan lokal, dimana posisi menjadipegangandalam pengangkatan dalam bermacam-macamtingkatan.

Membicarakan birokrasi tidak lepas dari ketertarikanWeber terhadap birokrasi. Weber melihat bahwa birokrasimelambangkan tahapan lain proses rsionalisasi, yaitu suatuproses yang menurut Weber menandai masyarakat modernyang berbada dengan bentuk-bentuk masyarakat yang‘tradisional’. Penataan ekonomi secara rasional selalu akanmembawa serta penataan hubungan sosial secara rasional.

Birokrasi, pada hakekatnya, mengatasimasalahmelepaskan diri manusia dari ketergantungan atas cara-cara kekuasaan tradisonal. Untuk memahami perlu ditelaahtentang konsepsi Weber mengenai hakikat kekuasaandalam bentuk tradisionalnya dan dalam bentukbirokratisnya.

kekuasaan didefinisikan sebagai kemungkinanditaatinya perintah oleh orang lain pada saat orang lain itumenjadi pihak ‘lawan’, dapat didekati dengan dua cara.Pertama, kekuasaan dipandang terletak dalam individu,segi-segi tertentu telah memberi seseorang suatu

136

’penampilan berkuasa’ dan menyebabkan orang lainmenerima perintahnya sebagai sesuatu yang harus diikuti.Oleh Weber ini deisebut dengan kekuasaan karisma.Individu tersebut diyakini mendapat bimbingan wahyu,memiliki kualitas yang sakral, jauh dari orang-orangkebanyakan. Menurut weber rutinitas karisma dapatdipecahkan dengan berbagai cara, yaitu:1. upaya pencarian orang-orang yang memiliki tanda atau

isyarat karisma yang serupa dengan tanda atau isyaratpemimpin yang berkarisma

2. dapat dicari melalui keputusan nubuat, wahyu, nujumatau suratan nasib. Proses seleksi diberi legitimasi danorang yang terpilih dianugerahi kualitas karisma.

3. menyerahkan keputusan kepada pemimpin berkarismauntuk memilih pengganti.

4. ditetapkan oleh badan atau dewan yang diberi hakmenetapkan pemimpin berkarisma, menganugerahikualitas pemimpin dengan menggunakan upacarakhusus.

5. melalui asumsi logis, bahwa secara biologis atau turuntemurun karisma dapat diwariskan.

6. melalui pewarisan upacara ritualitas, denganpenobatan.

Kedua, kekuasaan yang terletak dalam jabatan atau statusyang dipegang oleh individu. ‘Orang kuat’ tidak haruspunya mata yang bersiar-sinar atau suara yangmemekakkan telinga, ia hanya memerlukan mandat yangdiperlukan untuk suatu kedudukan otoritas tertentu.

Page 77: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

137

Menurut Weber1, birokrasi mengandung gagasan-gagasan yang memiliki saling ketergantungan sebagaiberikut:1. suatu norma legal tertentu dapat ditetapkan melalui

kesepakatan atau pemaksaan atas dasar alasankepatutan atau nilai-nilai rasional atau keduanya,disertai dengan tuntutan ketaatan setidak-tidaknya padsebagian dari anggota kelompok korporasi.

2. Dalam birokrasi, pelaksanaan hukum dianggap terlatakpada penerapan aturan-atiran pada kasus kusus. Prosesadministratif merupakan upaya pemenuhan secararasional kepentingan-kepentingan yang dispesifikasikandalam tatanan yang mengatur kelompok korporasidengan batas-batas yang ditetapkan oleh aturan-aturanhukum yang sah.

3. Dalam birokrasi, orang yang punya otoritas mendudukisuatu jabatan. dalam tindakan yang berhubungandengan statusnya, termasuk perintah-perintah yangdikeluarkannya kepada orang lain , dia tunduk kepadasuatu tatanan yang menjadi kiblat bagi semuatindakannya.

4. Orang yang mentaati otoritas berbuat hanya dalambatas kapasitas dia sebagai seorang anggota kelompokkorporasi dan apa yang ditaatinya tak lain adalahhukum.

5. Para anggota kelompok korporasi sepanjang merekataat pada seseorang yang sedang berkuasa, tidak

1 penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada buku karangan cuzzort andKing, alih bahasa oleh Mulyadi Guntur Wasesa, “ Kekuasaan, Birokrasi,Harta dan Agama”.

138

menunjukkan ketaatan itu ditujukan kepada pribadiperseorangan tatapi pada tatanan yang impersonal.

6. Dalam suatu birokrasi, orgaisasi jabatan mengikutiprinsip hirarki, artinya jabatan rendah berada dibawahkontrol dan pengawasan jabatan atasnya.

7. Hanya orang yang memiliki pendidikan teknis yngmemadailah yang memenuhi syarat untuk menjadianggota staf administrasi suatu kelompok yangterorganisasikan secara birokratis, dan oleh karenanyahanya orang-orang seperti itulah yang dapat dipilihuntuk menduduki jabatan.

8. Dalam jenis birokrasi yang rasional. ada suatu prinsipyang harus dijadikan pegangan, yaitu bahwa paraanggota staf administrasi harus benar-benar terjauhkandari pemiik alat-alat produksi atau administrasi. Padadasarnya ada pemisahan sepenuhnya,kekayaan milikorganisasi yang dibatasi di lingkungan kantor ataujabatan saja, dan kekayaan pribadi individu yangdigunakan untuk kepentingan pribadi pejabat yangbersangkutan. Ada pengaturan pemisahan tempatdimana fungsi-fungsi kepejabatan dilaksanakan,‘pejabat’ dalam artian premise, dengan tempat tinggalpara pejabat yang bersangkutan.

9. Tindakan, keputusan dan aturan-aturan administratifdirumuskan dan dicatat secara tertulis, bahkan dalamkasus-kasus dimana pembicaraan lisan sudah menjadiaturan atau perintah. Ini berlaku setidak-tidaknyauntuk diskusi-diskusi pendahuluan dan usulan-usulan,untuk keputusan akhir, dan untuk semua jenis perintah,aturan dan tatanan. Perpaduan antara dokumen-dokumen tertulis dan pengorganisasian fungsi pejabat

Page 78: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

139

secara terus-menerus itulah yang mewujud menjadijabatan, yang merupakan titik pusat perhatian semuajenis tindakan korporasi modern.

Konsep tentang birokrasi menurut Weber2, terlihat dariciri-ciri pokok struktur birokrasi dalam tipe ideal, yaitu:1. Kegiatan sehari-hari yang dibutuhkan untuk mencapai

tujuan-tujuan organisasi terdistribusikan melalui carayang telah ditentukan dan dianggap sebagai tugasresmi, melalui pembagian tugas secara tegas.

2. Pengorganisasian kantor mengikuti prinsip hierarkis;yaitu bahwa unit yang lebih rendah berada dibawahpengawasan dan pembinaan unt yang lebih tinggi.

3. Pelaksaan tugas diatur oelh sistem peraturan yangabstrak dan konsisten dan mencakup penerapan aturantersebut dalam kasus tertentu.

4. Seorang pejabat yang ideal melaksanakan tugasberdasarkan semangat formal dan tidak bersifat pribadi(sine ira et studio), tanpa perasaan dendam atau nafsuoleh karena itu tanpa perasaan kasih sayang atauantusiasme.

5. Pekerjaan dalam suatu organisasi birokrasi didasarkanpada kualifikasi teknis dan dilindungi dari pemecatansecara sepihak.

6. Pengalaman secara universal cenderungmengungkapkan tipe organisasi administratif yangmurni berciri birokrasi. Dilihat dari sudut pandangyang semata-mata teknis, mampu mencapai tingkatefisiensi yang tertinggi.

2 penjeasan lebih lanjut terdapat pada buku karangan Peter M Blau danMarshall W Meyer, “Birokrasi dalam Masyarakat Modern”

140

Dalam masyarakat modern birokrasi berperananparadoksinal, yaitu:1. Birokrasi menggaris bawahi kenyataan-kenyatan yang

tak dapat dihindari bahwa dalam pencapaian sejumlahbesar sasaran (produk barang, penyediaan jasa,perlindungan lingkungan dan sebagainya)membutuhkan organisasi.

2. Organisasi forma (birokrasi) ditandai dengan kekakuandan kemandegan struktural (Structural statis), tata carayang berlebihan dan penyimpangan dari sasaran, sifatyang tak pribadi dan pengabaian serta otomatis danmenutup diri terhadap perbedaan pendapat.

Dari hal tersebut seolah-oleh birokrasi bermuka dua, yaitu:1. ancaman terhadap kebebasan, spontanitas dan

kemajuan sosial2. membawa keuntungan baik yan telah dicapai maupun

potensial) bagi individu dan masyarakat.

Sementara itu Birokrasi dalam tiga aras yang berbeda,dapat dijelaskan sebagai berikut3:1. Pada aras global, yakni negara-negara atau lembaga-

lembaga (biasanya terdapat di negara maju) yangbiasanya berperan sebagai pemberi dana bagi proyek-proyek pembangunan di negara dunia ketiga. Bantuan-bantuan yang diberikan, baik secara terbuka maupuntersembunyi melayani kepentingan tertentu dari sipemberi. Bantuan itu tidak hanya untuk dunia ketiga

3 penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada pengantar oleh Arif Budimandari buku karangan Ph. Quarles Van Ufford, “Krisis Tersembunyi dalamPembangunan: Birokrasi-birokrasi Pembangunan”.

Page 79: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

141

saja (seperti yang nyaring diteriakkan), tetapi untukkepentingan birokrasi yang mengelola bantuan tersebut.

2. Pada aras nasional, bantuan-bantuan pembangunanyang datang dari lembaga-lembaga internasional harusmelewati birokrasi nasional sebelum mencapaipengelola pembangunan di tingkat lokal. Disinipunmuncul kepentingan birokrasi dalam mengelola proyekpembangunan, baik kepentingan ekonomi maupunpolitik.

3. Pada pengelola-pengelola proyek pembangunan padaaras paling bawah yang langsung berhadapan dengankonsumen atau target group dari proyek-proyek yangdikelola. Pengelola harus berhati-hati dalammenghadapi birokrat-birokrat lokal yangmengelilinginya. Pengelola seakan terjepit antarakepentingan konsumen yang dilayaninya denganbirokrat lokal.

Dari penjelasan tersebut nampaklah bahwa birokrasi bukanmerupakan instrumen yang netral tapi ‘beraneka warna’,yaitu keinginan untuk menyelesaikan tugas seefektif danseefisien mungkin dalam ‘aneka warna’, setiap warnamewakili kepentingan dari unit-unit birokrasi secarahorisontal dan vertikal.

Oleh karena itu Sistem Politik-Birokrasi memilikikarakteristik-karakteristik yang khas, yaitu:1. Kredibilitas sistem menyuramkan sebab keanehan

yang ada dan masa depan, suap dan korupsi danpenyalahgunaan oleh pejabat.

2. Red Tape (birokrasi) yang merajalela3. Menteri berfungsi mengatur

142

4. Pelaksanaan program tidak sektoral5. Program/proyek pembangunan pelaksanaanya sangat

terpusat6. Kemampuan teknik individu perseorangan tinggi,

tetapi kompetisi profesional & kecemburuan merajaleladan kemampuan manajerial untuk manajemenpembangunan mengalami kelambanan atau tertinggal.

7. Koordinasi dan integrasi jasa sulit tercapai terutamadalam tingkat lapang.

8. Administrator level menengah memberi perhatianprestasi pada masa yang pendek daripada membuatprogram untuk hasil produksi dalam masyarakatperdesaan.

9. Tekanan program sangat dekat daripada membangunkemampuan masyarkat desa untuk melanjutkan usahapembangunan.

10. Adanya siondrom bagian prestasi (quota-of-accomplishment-syndrome)

11. Tiap pemerintah menjadikan agen organisasi sebagaidaerah langganan dalam memberi bantuan tetapiberlawanan antar masyarakat desa.

12. Alokasi bantuan dan proses pembiayaan dilakukanterpusat, dan mempengaruhi dalam sektor programdan dasar proyek. Hasil bantuan untukproyek/program pembangunan sangat sulit dicapai.

13. Jangkauan jasa pengiriman untuk masyarakat desaterbatas.

14. Sikap personil kondusif untuk kreasi keterbelakanganterbiasa dan/atau berlawanan untuk membangunkemampuan manusia.

Page 80: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

143

Stratifikasi SosialPerkembangan masyarakat yang semakin maju

ternyata berimbas munculnya kelompok-kelompok sosialdalam susunan yang hierarkhis atau berjenjang. Kondisi inidimulai dengan sistem dalam masyarakat yang mulaimengadakan pembagian kerja. Direrensiasi adalahpembagian dan pembedaan atas berbagai peranan danfungsi-fungsi berdasarkan pembedaan perorangan karenafaktor “dasar” (biologis) dan faktor “ajar” dalammasyarakat. Status seseorang menggambarkan kedudukanseseorang dalam kelompok sosial dihubungkan denganorang lain dalam kelompok Sosial itu, sedangkan peranandidefinisikan sebagai aspek dinamis dari status. Orangyang memiliki status berbeda akan memiliki peranan yangberbeda pula dalam masyarakat.

Adanya diferensiasi dalam masyarakat menyebabkanmunculnya pelapisan-pelapisan dalam masyarakat atausering disebut sebagai stratifikasi. Stratifikasi adalah suatutipe diferensiasi yang menunjukkan sistem hierarkisistematis dalam penilaian atas beragam tingkatan padasejumlah posisi. Beberapa ahli sosiologi barat membuatkriteria Perbedaan stratifikasi / pelapisan masyararakat,antara lain:1. Karl Marx, membagi pelapisan dalam masyarakat

berdasarkan atas penguasaan faktor-faktor produksi(ekonomi), masyarakat dibagi menjadi kelompok Borjuis(pemilik faktor produksi) dan Proletar (buruh).

2. Max Weber, membagi pelapisan dalam masyarakatberdasarkan ukuran previlese ekonomi, prestise ataukehormatan kekuasaan.

144

3. Pitirin Sorokin (1959), membagi pelapisan masyarakatberdasarkan Kekayaan, Kekuasaan, kehormatan, IlmuPengetahuan.

Pembagian kelompok masyarakat berdasarkankriteria tersebut mugkin tidak cocok dengan kondisi desayang memiliki karakteristik khas. Smith & Zopf (1970),mengemukakan adanya dua tipe desa, yaitu:1. Desa tipe satu kelas (one-class system), yaitu tipe desa

yang pemilikan lahan warganya rata-rata sama,kalaupun ada perbedaan tidak bersifat senjang. Desatipe ini terdapat dua macam desa yang memilikikarakteristik berbeda, yaitu:a. Desa tipe satu kelas yang pemilikan lahan warganya

rata-rata luas dengan petaninya merupakan petani-petani kelas menengah, pemilik sekaliguspenggarap dengan pertanian ukuran keluarga(family-sized farm). Tipe desa seperti inibanyakterdapat di Eropa barat laut, Amerika Serikat danKanada.

b. Desa tipe satu kelas yang pemilikan lahan warganyarata-rata sempit, namun merupakan petani bebas.Secara umum petani-petani kelompok inimerupakan petani kelas bawah, seprti petani yangada di Haiti.

Pada tipe desa ini akan menciptakanstratifikasi sosial yang tidak tajam, tidakmenciptakan struktur sosial yang setegas kasta,mobilitas vertikal merupakan gejala yang biasa ,dengan hubungan antar anggota masyarakat

Page 81: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

145

bersifat egaliter, standar hidup yang tinggi danmasyarakat responsif terhadap kemajuan.

2. Desa tipe dua kelas (two-class system), yaitu tipe desadimana sebagain kecil terdapat warganya yangmemiliki lahan luas dan selebihnya dalam jumlah besarmerupakan warga yang tidak memiliki lahan. Dalambentuk sederhana dalam tipe desa ini terdapat ”tuantanah-tuan tanah”. Tipe ini banyak terdapat di TimurJauh, Spanyol, dan Amerika Serikat.

Pada tipe desa ini akan menciptakan stratifikasisosial yang tajam, menciptakan struktur sosial yangsekaku sistem kasta, tidak memberi peluang mobilitasvertikal, terciptanya orang-orang dengan ”kepribadianmudah diperintah” , standar hidup yang rendah danmasyarakat tidak responsif terhadap kemajuan.

Desa-desa di Indonesia sebagai masyarakat yangmasih bersifat sedentar (sangat terikat dengan tanah) dapatmengikuti konsep yang dilakukan oleh Smith & Zopf,namun perlu memperhitungkan beberapa faktor, antaralain :1. banyak desa yang pemilikan tanahnya bersifat kolektif,

menjadi milik desa atau adat (terutama di luar Jawa).Pada desa seperti ini kepemilikan lahan bukanlahmerupakan faktor determinan dalam stratifikasimasyarakat.

2. Masih banyak desa-desa yang penduduknya sangatjarang (Sulawesi, Papua, Sumatera, Kalimantan danlainnya). Pada desa ini tanah tidak memiliki nilai yangcukup tinggi untuk menciptakan piramida sosial padamasyarakatnya.

146

Pada masyarakat desa di Jawa, dimana tanah masihmerupakan sesuatu yang dapat menunjukkanpengelompokkan masyarakat dapat dibagi ke dalambeberapa kelompok. Menurut Jaspan (dalam Rahardjo,1999) terdapat 4 pelapisan dalam masyarakat desa di sekitarYogyakarta, yaitu:1. kuli kenceng, yaitu mereka yang memiliki tanah

pekarangan dan sawah.2. kuli gundul, yaitu mereka yang hanya memiliki sawah.3. kuli karangkopek, yaitu mereka yang memiliki

pekarangan saja.4. indung tlosor, yaitu mereka yang memiliki rumah saja

diatas tanah orang lain.

Pembagian lain dilakukan oleh Ter Haar (1960), yangmembagi mesyarakat desa menjadi 3 golongan, yaitu:1. Golongan pribumi pemilik tanah (sikep, kuli, baku atau

gogol).2. Golongan yang hanya memiliki rumah dan pekarangan

saja atau tanah pertanian saja (indung atau lindung).3. Golongan yang hanya memiliki rumah saja diatas tanah

orang lain dan mencari nafkah sendiri (numpang).

Koentjaraningrat (1964), membagi masyarakat menjadi 3kelompok, yaitu:1. Keturunan cikal bakal desa dan pemilik tanah (kentol)2. Pemilik tanah diluar golongan kentol (kuli).3. Tidak memiliki tanah.

Namun pada saat ini pembagian golongan tersebut mualiberubah. Hasil penelitian yang dilakukan penulis di

Page 82: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

147

Kabupaten Gunung Kidul pada tahun 2000, masyarakatsetempat mengelompokkan anggota masyarakatberdasarkan kepemilikan lahan berdasarkan kepemilikanlahan kering atau tegalan menjadi;1. kuli kenceng, mereka yang memiliki lahan kering lebih

dari 1 hektar.2. kuli kendho, mereka yang memiliki lahan kering kurang

dari 1 hektar.3. kuli, mereka yang tidak memiliki lahan kering untuk

digarap.

Dengan menggunakan istilah struktur sosial, Soekanto(1983), memberikan pengertian sebagai hubungan timbalbalik antara posisi-posisi sosial dan antara peranan-peranan. Interaksi dalam sistem sosial dikonsepkan secaralebih terperinci dengan menjabarkan tentang manusia yangmenempati posisi-posisi dan melaksanakan peranannya.Pengertian hubungan timbal balik antara posisi-posisisosial dan antara peranan-peranan lebih dikenal denganpendekatan struktural-fungsional.

Stratifikasi sosial yang membagi manusia kedalamgolongan-golongan tertentu memiliki beberapa fungsi.Menurut Kinsley Davis & Wilbert fungsi stratifikasi sosial,adalah:

1. Menjelaskan kedudukan seseorang2. Menunjukkan pada siapa dan antara siapa interaksi

sosial harus berlangsung3. Menegaskan prestasi dan imbalan prestasi bagi tiap

strata.

148

Terkait dengan fungsi stratifikasi sosial diatas yangmenggambarkan adanya status dan peranan seseorangdalam masyarakat pasti menimbulkan adanya interaksi dankomunikasi dalam hubungan antar anggota masyarakatmaka stratifikasi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu :1. Stratifikasi terbuka, dimana ada kemungkinan anggota

berpindah ke kelompok lain atau ke strata ldiatas ataudibawahnya.

2. Stratifikasi tertutup, tidak ada kemungkinan anggotaberpindah ke kelompok lain.

Macam-macam stratifikasi diatas memberikan bentukstratifikasi yang berbeda-beda. Bentuk stratifikasi sosialdapat dibedakan menjadi:

1. Stratifikasi sosial secara umum

Upper-class / kelas atas

Middle-class / kelas menengah

Lower-class / kelas bawah

Page 83: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

149

2. Stratifikasi demografis (tingkat usia)

Wanita Pria

3. Stratifikasi dalam pergeseran sosial

4. Stratifikasi perkembangan masyarakat

strata A

Strata B

a) perkembangan ideal b) perkembangan riil

150

Macam-macam stratifikasi sosial diatas akanmemberikan ciri-ciri interaksi dan komunikasi yangberbeda pada tiap macam. Untuk melihat sistem pelapisansosial di desa perlu dilakukan analisis Pelapisan Sosial. VanDorn & Lammers (1959) , menyebutkan ciri-ciri interaksi &komunikasi dapat ditunjukkan dimensi struktural, yaitu:1. Jarak soisial, kemungkinan relasi & seberapa jauh dapat

“bertemu”2. integrasi sosial, besar kecilnya keselarasan dalam proses

sosial3. tingkatan sosial:

a. arah sepihak dalam interaksi sosialb. pendapat dalam membedakan siapa lebih

tinggi/rendah kedudukannyac. perasaan terhadap yang lain sispa yang

kurang/lebihd. kemauan untuk berinisiatif atau mengikuti

inisiatif orang lain

Sistem pelapisan sosial dalam masyarakat akan membentukbeberapa tipe Pelapisan. Beberapa tipe pelapisan yang adadi Indonesia adalah tipe kasta, oligarkhis dan demokratis.Tipe pelapisan apabila dikaitkan dengan ciri penentu statusindividu, mobilitas vertikal dan penguasa tunggal dapatdigambarkan sebagai berikut:

Page 84: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

151

Tipe-tipe PelapisanCiri Kasta Oligarkhis demokratis

Penentu Statusindividu

Ascribedstatus

Ascribedstatus

Achievedstatus

Mobilitas vertikal Tidak terjadi Terbatas Mudahterjadi

Penguasa tunggal ada Ada Tidak ada

Dalam berbagai tipe pelapisan sosial dimungkinkanatau tidak dimungkinkan seseorang melakukan mobilitassosial. Mobilitas Sosial menunjukan pada gejala naikturunnya seseorang, keluarga atau suatu lapisan dalamhierarkhi lapisan, status dan kekuasaan (struktur sosial),baik secara vertikal (berpindah ke yang lebih tinggi ataulebih rendah) atau horisontal (berpindah ke lapisan yangsama). Pendorong atau penahan terjadinya mobilitasmenurut Sajogjo (1994) dapat disebabkan oleh sukses ataukejatuhan ekonomi, menang atau kalah dalam konflik,pendidikan, perkawinan, memperoleh tanah garapan danlain-lain.

Dalam masyarakat agraris beberapa ahli memilikipendapat yang agak berbeda dalam struktur sosial. Shanin(1975) berpendapat bahwa struktur sosial desa merupakankeadaan khusus bagi daerah tertentu dan dalam kurunwaktu tertentu. Lebih lanjut Shanin menjelaskan bahwatidak ada konsep lapisan sosial yang dapat digunakanuntuk menjelaskan secara tepat kenyataan sosial kelompokpetani tertentu, sehingga upaya untuk mengungkapkanstruktur kelas masyarakat merupakan masalah yang sulit.

152

Kesulitan ini ditemukan oleh Beteille (1979) ketikamencoba merumuskan definisi formal tentang kelas dengancara membandingkan antara berbagai model penafsiranstruktur kelas yang ada dengan kenyataan sosial yangditemukan dalam masyarakat agraris di India. Beteilletidak menemukan satupun definisi formal tentang kelasyang sepenuhnya memuaskan dilihat dari kemampuanuntuk menjelaskan gejala sosial tidak hanya secara logisdan konsisten tetapi juga sekaligus menunjukkan secaratajam arti sosiologis kategori-kategori kelas yang dihasilkanoleh definisi-definisi tersebut.

Lebih lanjut Beteille menjelaskan bahwa pembagiankelas dalam masyarakat pada lazimnya mengikuti duamacam pendekatan formal, yaitu pendekatan dikotomi danpendekatan gradasi. Pendekatan dikotomi mengandalkanadanya hubungan ketergantungan antara dua kategorikelas dalam kaitannya dengan pemilikan, pengendalian,dan pengunaan tanah, seperti hubungan antara pemiliktanah dengan buruh tani. Pendekatan dikotomi memilikikeunggulan dalam hal menunjukkan arti sosiologis darihubungan-hubungan antara berbagai kategori kelas yangditampilkan, namun memiliki kelemahan dalam halmenjelaskan konsistensi hubungan antara berbagai kategoritersebut. Sebagai contoh hubungan ketergantungan antaradua kategori kelas dalam kaitannya dengan pemilikan danpenggunaan tanah, seperti hubungan antara pemilik tanahdengan buruh tani. Model pembagian ini tidak mampumenjelaskan bagaimana sifat hubungan antara kategoritersebut bila dihadapkan pada gejala banyaknya pemiliktanah sempit yang relatif terbebas dari ketergantungan

Page 85: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

153

pada pemilik tanah luas dan tidak mempekerjakan ataumengupah buruh tani.

Arti pemilik tanah dalam batas tertentu akanmenjadi kabur bila jumlah penyewa tanah tersebar secarameluas. Dalam keadaan seperti ini, penyewa tanahbiasanya ditempatkan sebagai kelas menengah yangmenjembatani antara pemilik tanah dan buruh tani. Konsepsesperti ini ternyata tidak dapat diterapkan secara konsistendalam keanyataan sosial yang terjadi. Beteille (1979)mencontohkan kenyataan sosial yang berbeda di UttarPradesh dan Benggala Utara, dimana kaum sirdars (petanipenyewa di Uttar Pradesh) menikmati hak-hak yang hanyasedikit lebih rendah daripada hak-hak yang dinikmatikaum pemilik tanah. Sementara kaum adhiyar (petanipenyewa di Benggala Utara) menikmati hak-hak yanghanya sedikit lebih tinggi daripada hak-hak yang dinikmatikaum buruh tani.

Sementara pendekatan gradasi memiliki keungulandalam hal menjelaskan konsistensi hubungan antaraberbagai kategori-kategori, namun kategori-kategori yangdihasilkan adalah kategori statistik dan ditentukan sendirioleh peneliti sehingga hanya mampu menunjukkan artisosiologi secara samar-samar. Sebagai contoh dalam gradasisederhana, bila yang digunakan kriteria adalah luaspemilikan tanah, maka akan diperoleh kategori-kategorikelas yang memudahkan untuk mengungkapkankonsistensi antara kategori-kategori dengan bantuanstatistik. Sedangkan arti sosiologis dari kategori-kategoritersebut terlihat samar-samar. Kelompok pemilik tanah 0,5– 1,0 hektar, misalnya, tidaklah menggambarkan suatukelompok sosial melainkan kelompok yang ditentukan

154

sendiri oleh peneliti, selain itu pemilikan tanah dengan luasyang sama akan memiliki arti yang berbeda-beda antarasatu masyarakat dengan masyarakat lain.

Menghadapi kelemahan model pendekatan formaltersebut, Beteille (1979) mengajukan pendekatan alternatifyakni dengan mensintesiskan pendekatan yang bertolakdari konsep formal dengan kategori-kategori yang berlakudengan kenyataan sosial dalam masyarakat yangbersangkutan. Pendekatan ini bertolak dari kategori-kategori sebagaimana yang dipersepsikan oleh masyarakatbersangkutan. Hubungan antara kategori-kategoridipahami dengan mensintesiskan antara penafsiran yangdiberikan oleh masyarakat bersangkutan dengan konsep-konsep formal pada masyarakat.

Dalam konsep formal masyarakat Jawa, menurutSurjomihardjo (2000) stratifikasi sosial atau pelapisanmasyarakat di Yogyakarta sangat bertalian dengankedudukan kraton dalam struktur sosial di Jawa. Jikadigambarkan dalam bentuk kerucut, yang di atas sekali darisistem pelapisan masyarakat ialah sultan, di bawahnyaadalah kerabat kraton (sentana dalem), kemudian abdi dalem(priyayi) yang bekerja pada adminitrasi kesultanan maupunpemerintahan dan lapisan terbawah adalah wong cilik(rakyat jelata), yaitu pekerja yang tidak terdidik atau sedikitmendapat latihan kerja di perusahaan kecil (pembersihjalan, pengrajin, tukang delman, tukang bangunan, pegawairendah, polisi dan sebagainya) atau penduduk yangterletak jauh dari pusat kraton.

Sementara Koentjaraningkat (1964: 363)menyebutkan bahwa di perdesaan Jawa pelapisan sosialdalam masyarakat didasarkan atas pemilikan tanah,

Page 86: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

155

sehingga dibedakan wong sugih dan wong cilik. Namunperlu dikemukaan pendapat Horton dan Hunt (1990)bahwa selama dalam suatu masyarakat ada sesuatu yangdihargai, maka sesuatu yang dihargai tersebut akanmenjadi benih yang menumbuhkan sistem berlapis-lapisdalam masyarakat, sesuatu yang dihargai dalammasyarakat mungkin berupa uang atau benda-benda yangbernilai ekonomis (kekayaan) seperti tanah, kendaraan, danmungkin juga keturunan dan keluarga yang terhormat.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut makauntuk menggambarkan sruktur sosial pada masyarakatperdesaan didasari atas ukuran previlese ekonomi, ukuranprestise atau kehormatan dan ukuran kekuasaan yangberlaku dalam masyarakat. Hal ini berarti bahwa penelitianini mensintesiskan pendekatan yang bertolak dari konsepformal dengan kategori-kategori yang berlaku dalamkenyataan sosial masyarakat yang bersangkutan.Hubungan antara kategori-kategori dipahami denganmensintesiskan antara penafsiran yang diberikan olehmasyarakat bersangkutan dengan konsep-konsep formalpada masyarakat Jawa.

156

Bab VAspek Ekonomi Desa

Masyarakat desa yang masih kental memilikibudaya sosial, ternyata juga memiliki budaya ekonomiyang khas pula. Kondisi masyarakat dengan karakteristiksosialnya menjadikan masyarakat di perdesaan memilikisumber pendapatan terutama dari hasil pertaniannya.Hanya saja sebagian besar masyarakat desa masihcenderung mementingkan usaha yang bersifat subsistensi.Semboyan safety first (utamakan selamat) ternyata masihmenjadi pegangan masyarakat di Perdesaan.

ResiprositasSebagian besar penduduk yang tinggal di perdesaan

adalah petani (terjemahan dari peasant), yaitu orang yangtidak melakukan usaha di bidang pertanian dalam artiekonomi. Ciri-ciri ekonomi dan sosial petani di perdesaanmendekati ciri ekonomi orang primitif, yaitu:1. hasil untuk sendiri atau kerabat2. tidak ada ketergantungan atau pertuanan3. kecenderunan membatasi produksi, karena tidak ada

rangsangan adanya pertukaranCiri pertukaran merupakan kondisi sebelum

masyarakat mencapai tradisional dan perdesaan dengansistem perekonomian subsisten. Dalam antropologi

Page 87: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

157

ekonomi, berbagai pertukaran yang terdapat dalammasyarakat tradisional dan perdesaan yang tidakmenggunakan mekanisme uang sering disebut resiprositasatau redistribusi. Namun menurut Polanyi (1968),resiprositas berbeda dengan redistribusi. Meskipundemikian Dalton (1961), melihat pertukaran sebagai gejalakebudayaan yang keberadaannya berdimensi luas, tidaksekedar berdimensi ekonomi, tetapi juga agama, teknologi,ekologi, politik dan organisasi sosial.

Sistem pertukaran mempunyai peranan yang pentingdalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barangdan jasa, kesejahteraan hidup masyarakat yang dipengaruhioleh sistem produksi yang dipakai dan sistem perkawinanyang berlaku. Namun beberapa ahli (polanyi, Dalton, Cookdan Swartz & Jordan) membedakan pertukaranberdasarkan pada harapan-harapan atau motif yang ingindicapai oleh partisipan dalam melakukan transaksi menjadi3 pola, yaitu:1. Resiprositas, kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan

sosial dan ekonomi, tetapi kebutuhan ekonomi yangtidak dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungankomersial.

2. Redistribusi, kebutuhan untuk memenuhi kebutuhansosial dan ekonomi, tetapi kebutuhan ekonomi yangtidak dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungankomersial.

3. Pertukaran pasar, yaitu usaha mendapatkankeuntungan komersial, suatu keuntungan yangdiperoleh melalui tawar menawar.

Lebih kanjut dikatakan bahwa resiprositas menjadiciri sistem ekonomi masyarakat sederhana dan petani

158

tradisional, sedangkan redistribusi menjadi ciri sistemekonomi masyarakat feodal.

Resiprositas dapat diartikan sebagai pertukarantimbal balik antar individu atau antar kelompok. NamunPolanyi menambahkan bahwa resiprositas haruslah adahubungan yang simetri antar pelaku dan adanya hubunganpersonel diantara mereka. Hubungan simetri adalahhubungan sosial dengan masing-masing pihakmenempatkan diri dalam kedudukan dan peranan yangsama ketika proses pertukaran berlangsung. Sebagai contohseorang warga desa yang mengundang penduduk lainuntuk melakukan kenduri. Pada waktu lain kepala desajuga mengundang warga lain untuk kenduri. Dalamkonteks tersebut antara warga dan kepala desa yang sama-sama mengundang kenduri sejajar sebagai kelompokkeagamaan, meskipun sebagai warga mereka berbedadalam derajat kekayaan dan prestise sosial yang berbeda.

Keberadaan resiprositas didukung oleh strukturmasyarakat yang egaliter, yaitu suatu masyarakat yangditandai rendahnya tingkat stratifikasi sosial dan kekuatanpolitik relatif terdistribusi merata di kalangan warganya(Halperin & Dow, 1978). Struktur egaliter memudahkanwarga masyarakat menempatkan diri dalam kategori sosialyang sama ketika mengadakan resiprositas.

Menurut Sahlins (1974) ada tiga macam resiprositasberdasarkan pola-pola organisasi sosial, ukuran kekayaandan tipe barang yang dipertukarkan, yaitu:1. Resiprositas umum, yaitu resiprositas yang terjadi pada

individu atau kelompok yang memberikan barang ataujasa kepada individu atau kelompok lain tanpamenentukan batas waktu pengembalian. Dalam

Page 88: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

159

resiprositas ini masing-masing pihak bahwa merekaakan saling memberi dan percaya bahwa barang ataujasa yang diberikan akan dibalas entah kapan.

Pemberian tidak disertai dengan pamrih, tetapikedua belah pihak telah dibekali suatu moral bahwakebaikan akan dibalas dengan kebaikan. Kebaikan tidakharus langsung kepada orang yang memberi kebaikan.Kebaikan antar tetangga dewasa, suatu saat mungkinakan berbalas kebaikan pada anak-anak mereka.

Dalam resiprotas ini tidak ada sanksi hukum yangdengan ketat mengontrol seseorang untuk memberiatau mengembalikan. Hanya moral saja yangmengontrol dan mendorong pribadi-pribadi untukmenerima resiprositas umum sebagai kebenaran yangtidak boleh dilanggar. Pelanggaran mungkin akandinilai sebagai perbuatan dosa, durhaka, tidak jujur,tidak bermoral dan sebagainya. Pelanggaran mungkinakan menerima tekanan moral dari kelompoknyaseperti; umpatan, peringatan lisan atau gunjingan yangdapat menurunkan martabat dalam pergaulan dengankelompoknya.

Sistem resiprositas umum biasanya berlaku padamasyarakat yang memiliki proses-proses sosial-kulturalerat diantara angotanya.

Resiprositas umum terdapat pada :a. Dalam masyarakat sederhana, resiprositas umum

cenderung memusat di kalangan orang yangmempunyai hubungan kerabat dekat.

b. Dalam masyarakat desa agraris resiprositasdijumpai di kalangan kerabat dekat, karena terikat

160

oleh harta warisan yang merupakan sumber matapencaharian mereka.

c. Dalam golongan masyarakat miskin, golonganmasyarakat yang memperoleh nafkah tidak tetap,untuk mengatasi kondisi tersebut., misalnyamelalui gotong-royong, sambatan (desa Jawa).

2. Resiprositas sebanding, yaitu pertukaran yangdilakukan oleh individu dua atau lebih dan kelompokdua atau lebih yang menghendaki barang atau jasa yangdipertukarkan memiliki nilai sebanding dan disertaidengan kapan pertukaran itu berlangsung, kapanmemberikan, kapan menerima dan mengembalikan.

Resiprositas sebanding memiliki fungsi untukmembina solidaritas sosial dan menjamin kebutuhanekonomi sekaligus mengurangi risiko kehilanganbarang atau jasa yang dipertukarkan. Namun fungsisosial tersebut dapat rusak apabila salah satu pihaktidak konsekuen dalam mengembalikan.

Dalam pertukaran ini masing-masing pihakmembutuhkan barang atau jasa dari partnertnya,namun masing-masing tidak menghendaki untukmemberi dengan nilai lebih dibandingkan dengan apayang diterimanya. Kondisi ini menunjukkan bahwaindividu atau kelompok yang melakukan transaksibukan sebagai satu unit sosial dalam satuan sosialmelainkan sebagai unit-unit sosial yang otonom. Inilahyang membedakan dengan resiprositas umum, dimanaindividu atau kelompok merupakan satu unit sosialyang utuh.

Page 89: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

161

Ciri lain resiprositas ini ditunjukkan adanyanorma atau aturan atau sanksi sosial untuk mengontrolindividu dalam melakukan transaksi (bila melanggarakan mendapat tekanan moral atau hukuman darimasyarakat), dan keputusan untuk melakukanresiprositas berada ditangan masing-masing individu.

Sistem resiprositas sebanding biasanya berlakupada masyarakat yang memiliki proses-proses sosial-kultural terutama solidaritas personal yang eratdiantara angotanya. Resiprositas sebanding terdapatpada :

a. Dalam masyarakat tribal, resiprositas sebandingcenderung terjadi pada tingkat komunitas,sementara pada tingkat individu kurangmemegang peran.

b. Dalam masyarakat petani, desa agrarisresiprositas dijumpai untuk memenuhikebutuhan faktor-faktor produksi.

Penelitian White tahun 1976 menunjukkan bahwaproporsi penghasilan penduduk desa di Jawa yangdipakai untuk seremonial sosial relatif cukup tinggi(Kartodirdjo, 1987). Hal ini juga ditemukan penulisdalam penelitiannya di Gunung Kidul mengenaisumbangan atau tradisi nyumbang. Tradisi nyumbangbagi masyarakat di Gunung Kidul merupakan salahsatu cermin kuatnya ikatan solidaritas warga.Sumbangan dari orang lain sangat dibutuhkan,mengingat kondisi geografis Gunung Kidul yangberbukit-bukit dan kering, sehingga merupakan daerahminus, baik minus air maupun minus sumber pangan,

162

sehingga untuk melakukan suatu hajat, pernikahan,sunatan ataupun yang lainnya, dibutuhkan suatu usahayang memerlukan waktu lama.

Berdasarkan kondisi seperti diatas maka dapatdimengerti kalau bentuk sumbangan yang diberikanberupa bahan-bahan pangan dan air. Bahan-bahanpangan yang dijadikan sumbangan-pun berbeda-bedatergantung jenis hajat. Sumbangan untuk pernikahanberbeda dengan untuk sunatan, meskipunperbedaannya tidak begitu besar. Bahan pangan ‘wajib’yang dijadikan sumbangan adalah beras, beras ketandan jadah , gula pasir, gula merah, kelapa, mie, pisang,daun pisang atau daun jati, bumbu dapur dan tempeatau tahu atau bahan mentah lainnya yang diperlukanbagi kegiatan tersebut. Jumlah sumbangan yangdiberikan menunjukkan kedekatan berdasarkankekerabatan dari pemilik hajat dan status sosialnya.

Sumbangan yang diberikan dicatat oleh orangyang ditunjuk tuan rumah. Hal ini dilakukan untukpada hari itu juga akan dikembalikan dalam bentukulih-ulih4 dengan jumlah yang lebih sedikit tetapilengkap kepada penyumbang. Sementara dikesempatan lain apabila penyumbang memiliki hajat

4 Ulih ulih adalah balasan secara langsung dari pemilik hajat pada hariyang sama diberikan kepada penyumbang. Kewajiban memberi ulih-ulihdisebabkan karena ibu rumah tangga yang biasanya masak untukkeluarganya seharian penuh ada ditempat orang yang punya hajat untukrewang atau membantu, sehingga tidak sempat memikirkan makankeluarganya. Oleh karena itu agar keluarga orang yang rewang tidakterlantar maka keluarga orang yang rewang dikirim makanan dalambentuk yang sudah matang (sudah dimasak).

Page 90: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

163

maka orang yang memiliki hajat akan menyumbangdengan barang dan jumlah yang sama. Orang yangditunjuk oleh bekel ini merupakan orang kepercayaanbekel untuk mengontrol terjadinya arus sumbangan danmenjadi acuan bagi tuan rumahuntuk bertindakapabila dikemudian hari terjadi gunjingan-gunjinganoleh masyarakat sehubungan dengan sumbangan.

3. resiprositas negatif (pertukaran pasar atau jual beli),yaitu pertukaran yang dilakukan oleh individu ataukelompok masyarakat secara ekonomi pasar yangbersifat komersial. Sistem ini muncul setelah sistemekonomi terintervensi oleh sistem ekonomi barat.

Proses intervensi perekonomian baratmenyebabkan hilangnya bentuk-bentuk pertukarantradisional yang diganti dengan pertukaran moderndan munculnya dualisme pertukaran. Penelitian penulisdi Gunung Kidul mengenai tradisi nyumbang dengandesa yang sudah mengalami perubahan akibat migrasitahun 1999 yang dilakukan memberikan gambaranresiprositas tersebut.

Tradisi nyumbang bagi masyarakat di GunungKidul karena kondisi geografisnya biasanya bentuksumbangan yang diberikan berupa bahan-bahanpangan dan air. Namun di Desa Mulusan dan Sodo,dimana di kedua desa tersebut sumbangan yangdiberikan tidak dalam bentuk barang tetapi sudahberganti dalam bentuk uang. Besarnya sumbanganbervariasi, tergantung bentuk hajatan dan kedekatansecara kerabat dari pemilik hajat dan status sosialnya.Besarnya sumbangan berkisar antara Rp 2.500,- sampai

164

Rp 10.000,-. Meskipun demikian sumbangan dalambentuk uang ini juga dicatat oleh orang yang diberikuasa oleh pemilik hajat.

RedistribusiRedistribusi agak berbeda dengan pertukaran,

terutama dalam hal hubungan dalam masyarakat. Padaredistribusi terdapat hubungan asimetris yaitu hubunganyang ditandai adanya individu-individu tertentu yangtampil sebagai pengorganisir pengumpulan barang ataujasa dari anggota-anggota kelompoknya. Setelahterkumpul barang dan jasa tersebut didistribusikan kembalike dalam kelompok tersebut dalam bentuk barang atau jasayang sama atau berbeda.

Redistribusi merupakan salah satu bentuk kerjasamaindividu-individu anggota suatu masyarakat atau suatukelompok dalam memanfaatkan sumberdaya yang merekamiliki dan kuasai. Kerjasama tersebut berkaitan denganmasalah-masalah meningkatkan kesejahteraan masyarakatatau kelompok dan sekaligus upaya individu tertentuuntuk berperan dalam kelompok.

Dengan demikian redistribusi memiliki beberapadimensi, yaitu dimensi sosial, ekonomi dan politik yangkhas. Dalam dimensi sosial, hubungan yang terjadi adalahhubunagn antar individu sebagai anggota kelompok.Mereka berperilaku bukan mewakili dirinya sebagaipribadi, tetapi mewakili sebagai anggota kelompok. Dalamdimensi ekonomi, redistribusi merupakan pertukaran yangtidak dilandasi motif komersial tetapi sosial sebagai citradari integritas masyarakat yang terintegrasi secara sentralis.Dalam dimensi politik, individu-individu yang melakukan

Page 91: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

165

aktivitas redistribusi menurut aturan-aturan atau normayang mengarah pada tindakan untuk kepentingan kolektifdengan cara memusatkan wewenang pada pihak tertentu.

Demikian juga halnya dengan fungsi redistribusi yangkompleks, meliputi fungsi sosial, ekonomi dan politik.Secara sosial redistribusi adalah megenai kesenjangan dankecemburuan sosial serta meningkatkan kesejahteraan.Fungsi ini memperlihatkan bahwa redistribusi berpihakpada yang miskin dan masyarakat secara lebih luas. Fungsipolitik redistribusi adalah sebagai mekanisme uang untukmemobilisasi kekauatan guna kepentingan-kepentinganpolitik dan mengintegrasikan berbagai kelompok dalammasyarakat sebagai satu kesatuan

Fungsi ekonomi redistribusi meliputi kerjasamaekonomi yang bersifat simbiosis saling menguntungkan,kerjasama ekonomi yang bersifat eksploitatif,menyelamatkan atau melindungi hasil produksi darikerusakan yang sia-sia, melindungi anggota masyarakatyang ekonominya lemah, menjamin konsumsi wargamasyarakat yang tidak dapat menghasilkan barang,menjamin meningkatkan efektifitas usaha produksi, sebagaisarana untuk menabung dan sebagai mobilitas pertukaran.

SubsistensiSetelah suatu desa melalui pertukaran dan redistribusi

maka akan mencapai kondisi tradisionil dengan sistemperekonomian subsisten. Pengertian subsisten menurutWharton (dalam Sairin dkk, 2002), ada dua, yaitu:1. sebagai tingkat hidup, yang menggambarkan suatu

kondisi ekonomi yang berfungsi sekedar untukbertahan hidup.

166

2. sebagai suatu bentuk perekonomian, yang merupakansuatu system produksi yang hasilnya untuk kebutuhansendiri, tidak dipasarkan, sedangkan kalau adaproduksi yang dipasarkan tidak dimaksudkan untukmencapai keuntungan komersiil.

Ciri-ciri subsistensi masyarakat di perdesaan terlihat darisumber-sumber pendapatan masyarakat desa, yaitu:1. Dominan berasal dari hasil pertanian primer2. Sangat sedikit yang berasal dari bidang luar pertanian,

kalaupun ada dalam skala rumahtangga.

a) petani dengan lahan b) usaha industri emping garapannya mlinjo skala rumahtangga

Dana-dana yang harus dikeluarkan petaniMasyarakat desa yang masih kental memiliki budaya

sosial dengan karakteristik sosialnya menjadikanmasyarakat di perdesaan berhubungan dan hidupberdampingan dengan kegiatan-kegiatan sosial. Olehkarena itu tidaklah mengherankan apabila kegiatan-kegiatan sosial yang lebih banyak daripada kegiatan

Page 92: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

167

ekonomi membawa konsekuensi banyakya presentasependapatan yang digunakan untuk sosial. Dengan kata lainbiaya sosial (sosial cost) akan lebih banyak daripada biayayang digunakan untuk kegiatan lainnya.

Beberapa dana yang harus dikeluarkan petani diperdesaan antara lain:1. Replacement fund, dana penggantian yaitu jumlah yang

diperlukan untuk mengganti peralatan minimumnya.Selain dana untuk keperluan minimum kalori dansurplusnya (untuk benih tahun berikutnya)

2. Ceremonial fund, dana seremonial, yaitu dana yangdigunakan untuk berpartisipasi dalam hubungan sosialkemasyarakatan.

3. Dana sewa tanah, yaitu dana yang dikeluarkan untukbeban atas kerjanya yang tinggi di ladang. Produksidana sewa tanah inilah yang membedakan petaniperdesaan (peasant) dan pencocok tanam (cultivator)yang primitif.

Dana-dana yang harus dikeluarkan petani diataserat kaitannya dengan kedudukan atau tempat kaum tanidalam masyarakat. Eric Wolf menempatkan kedudukankaum tani yang berbeda dalam masyarakat yang berbeda,yaitu:1. Masyarakat primitif, petani sebagai produsen utama

kekayaan sosial, dan masyarakat hanya mendudukiposisi sekunder.

2. Masyarakat revolusi industri, petani menduduki posisisekunder, posisi primer digantikan oleh pekerja-pekerjaindustri.

168

3. Masyarakat perusahaan pertanian, petani hanya sebagaiburuh.

Oleh karena itu petani mengalami dilema dalamberusahatani, yaitu apakah memperbesar produksi ataumengurangi konsumsi? Strategi memperbesar produksidilakukan pada saat:1. saat beban tradisionil atas dana sewa tanah berkurang2. saat dapat mengelakkan dari tuntutan-tuntutan yang

dikenakan untuk seremonialStrategi tersebut dilakukan petani dengan tujuan utamaadalah untuk menyelamatkan diri dari kondisi yang tidakmenguntungkan, baik secara sosial maupun secaraekonomi.

Secara ekonomi dilema tersebut mungkinmerupakan suatu akibat dari sistem ekonomi yangterdapat dalam masyarakat tersebut. Sistem ekonomimasyarakat di perdesaan yang tidak dapat dilepaskan darikedudukannya sebagai petani yang melakukan kerjasamadengan alam. Dalam kontesk ini kemudian dikenal istilanekotipe. Ekotipe adalah sistem pengalihan energi darilingkungan kepada manusia. Ekotipe memiliki beberapamacam, yaitu:1. paleoteknik, ditandai penggunaan tenaga kerja

manusia dan hewan :a. Long term following system / Swidden, yaitu sistem

dimana tanah yang sudah tandus dibiarkanmenganggur untuk jangka waktu tertentu, yangdikaitkan dengan pembakaran hutan untukmembuka tanah dan bercocok tanam denganmenggunakan bajak.

Page 93: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

169

b. Sectorial following system, yaitu sistem tanamsebagian, dimana tanah yang akan ditanamidibagi dua atau lebih, ditanami selama dua-tigatahun lalu dibiarkan kosong selama 3-4 tahun.

c. Shorterm following system, yaitu sistem tanambergilir dengan siklus singkat, dimaan lahanditanami selama 1-2 tahun lalu dibiarkan kosongselama 1 tahun

d. Permanent cultivation, yaitu sistem tanampermanen, yang berkaitan dengan teknik-teknikyang menjamin adanya penyediaan air yangpermanen bagi tanaman yang sedang tumbuh(sistem hidroulik) misla pada : mediterania dantransalpine

e. Permanent cultivation of favored plots, yaitupenanaman permanen lahan-lahan pilihan,dengan satu jalur tanah di daerah belakang yangdimanfaatkan secara sporadis.

Point a,b dan c mempunyai arti penting dalamperkembangan evolusi budaya.

2. neoteknik, ditandai besarnya ketergantungankepada energi yang berasal dari bahan bakar dankepada ketrampilan-ketrampilan yang diberikan olehilmu pengetahuan. Pertanian ekotipe ini dipengaruhioleh kemajuan revolusi pertanian kedua yangditandai oleh :a. pengolahan lahanpertanian sepanjang tahun

dibantu oleh pengembangan rotasi tanaman danpenggunaan pupuk buatan,

b. perbaikan mutu tanaman dan ternak,

170

c. didatangkannya tanaman baru dankecenderungan spesialisasi regional untuktanaman tertentu dan

d. digunakan mesin baru.

Bentuk utama ekotip neoteknik adalah :a. Specialized Horticulture, hortikultura yang

dispesialisasikan, yang bercirikan produksi kebunatau hasil kebun anggur diatas lahan yangdepelihara secara permanen.

b. Dairy farm, perusahaan susu, dengan bajak dansiklus rotasi lahan yang pendek.

c. Mixed farming, pertanian campuran, dimanapetani memelihara ternak dan bercocok tanamuntuk tujuan komersial.

d. Crops of the topic, hasil perkebunan daerah tropis,seperti kopi, tebu atau coklat.

Bagian lain yang menguhubungkan produsen dankonsumen adalah adanya penyedia barang dan jasa.Penyediaan barang dan jasa komplementer, dilakukanoleh :1. Sectional markets, pasar seksional, pasar yang terdiri

dari kelompok-kelompok yang terdapat di luarpasar, tapi dalam satu jaringan pertukaran menjadisatu bagian, dan tindakan pertukaranmenghubungkan bagian satu dengan bagian lain.

2. Network markets, pasar jaringan, jenis pasar yangtidak tergantung kepada interaksi tradisonal antaramonopoli-monopoli berdasarkan kebiasaan dalamsuatu sistem regional yang tertutup.

Page 94: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

171

Penyediaan barang dan jasa tidak dapat dilepaskan dariadanya hak atas tanah atau domain. Domain adalah hakmilik tanah pada tingkat terakhir atau pengawasan ataspenggunaan suatu daerah tertentu. Terbagi dalam :

1. Patrimonial (feodal), hak yang diturunkan karenawarisan

2. Prebendal (administratif), hak yang diberikan kepadapejabat yang megutip upeti dari petani dalamkedudukannya sebagai abdi negara

3. Mencantile, tanah milik pribadi dan dapat diperjualbelikan dan digunakan untuk menghasilkankeuntungan bagi pemiliknya.

Sistem ekonomi di perdesaan ternyata masihmengandalkan produksi pertanian sebagai sumber utamadengan sektor industri kecil sebagai penambahnya.Memahami sistem ekonomi di Perdesaan memberikangambaran pada kita bahwa sistem ekonomi yang terjadimasih dipengaruhi oleh budaya sosial masyarakatnya.Tetapi justru hal inilah yang menjadikan masyarakatperdesaan memiliki kehidupan yang serasi dan selarasdengan alam dan manusia lainnya

172

Bab VIPembangunan danPerubahan Masyarakat Desa

Pembangunan nasional yang bertujuan untukkemajuan masyarakat memiliki dampak yang beragampada setiap masyarakat. Efek pembangunan dapat bernilaipositif maupun negartif. Terkait dengan akibat yangditimbulkan adanya pembangunan muncullah suatu prosespercepatan dalam pengembangan masyarakat yang mampumenjadikan suatu masyarakat mengalami perkembanganyang sangat cepat. Namun kecepatan yang berorientasipaad modernisasi justru membawa nampak yang kompleksbagi masyarakat itu sendiri.

Pembangunan dan ModernisasiKonsep pembangunan dewasa ini banyak

mengalami pergeseran makna dan implikasi. Pembangunanseolah identik dengan modernisasi. SC Dube mencobamelakukan pemikiran kembali atas konsep pembangunan,dimana pembangunan yang difokuskan pada terjadinyaketidakmenentuan, ketidaktetapan dan kontradiksi dalampelaksanaan perencanaan pembangunan, pertumbuhanekonomi dan perubahan sosial yang dibuat.

Page 95: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

173

Lebih lanjut Dube melihat bahwa konsepmodernisasi dan pembangunan bersamaan arti dalam hal-hal sebagai berikut:1. Keduanya menunjuk pada suatu tingkat dari

masyarakat, sebab teori modernisasi membedakanantara masyarakat tradisional, transisional dan modern;sementara teori pembangunan membedakanmasyarakat sebagai masyarakat terbelakang, sedangmembangun dan maju.

2. Keduanya mengartikulasikan seperangkat tujuantertentu, pada sisi bahwa ide-ide dari modernisasi danpembangunan keduanya menyajikan sebuah agendakerja.

3. Kedua konsep tsb menunjuk pada sebuah prosesgerakan dari kondisi tradisional menuju modernitasatau dari kondisi terbelakang menuju maju.

Beberapa ahli mencoba mendefinisikanpembangunan dan modernisasi sebagai suatu perubahan.Beberapa ahli yang mendefinisikan pembangunan antaralain:1. SM Katz (1987) Perubahan kemasyarakatan yang besar

dari satu tingkat kesejahteraan ke tingkat berikutnyayang dihargai lebih tinggi.

2. SP Siagian (1997) suatu usaha atau rangkaian usahapertumbuhan dan perubahan yang berencana yangdilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara danpemerintah menuju modernitas dalam rangkapembinaan bangsa (nation-building)

Dalam konteks definisi diatas dapat disimpulkan bahwapembangunan adalah suatu proses perubahan ke depanatau kearah kemajuan.

174

Modernisasi juga didefinisikan oleh beberapa ahli,diantaranya:1. Koentjaraningrat (1975), modernisasi merupakan

proses mengembangkan sikap mental berorientasi kemasa depan, berhasrat mengekploitasi lingkungan,menilai tinggi karya manusia dan sikap lain yangsejenis

2. Schoorl,J.W. (1980) mengemukakan bahwa modernisasiadalah suatu proses transformasi, suatu perubahanmasyarakat dalam segala aspeknya.Dalam konteks definisi diatas dapat disimpulkan bahwamodernisasi bermakna westernisasi.

Tjondronegoro (1978), secara lebih rinci membedakanantara pembangunan dan modernisasi. Modernisasimenurutnya adalah suatu proses merubah tradisi dancondong kepada pembaharuan kebudayaan materiil dahulu(perubahan sikap dan sistem nilai) mengikuti kemudian.Namun Tjondronegoro mendefinisikan modernisasi dalammakna pembangunan dan westernisasi, yaitu:

1. Modernisasi yang bermakna westernisasi, yaitumengutamakan teknologi dari barat, Nilai-nilai asingditerima seiring dengan kedatangan teknologi itu.

2. Modernisasi yang bermakna pembangunan, yaituunsur teknologi masih diutamakan dan sedikit banyakdiasumsikan bahwa kebaikan-kebaikan teknologiyang didatangkan akan tersalur atau “menetes kebawah” invisible hand (Adam Smith)Berdasarkan pengertian diatas pembangunan

diartikan sebagai perubahan susunan dan pola masyarakat.Dalam konteks ini yang didahulukan bukan teknologi,

Page 96: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

175

melainkan susunan masyarakat dahulu. Perubahan dalamsusunan tersebut yang akan merangsang lapisan-lapisanmasyarakat berproduksi. Dengan perubahan itu juga saranapembagian dalam masyarakat akan berubah, pemerataanhasil pembangunan dimantapkan, teknologi akanmenyusul perubahan ini. Juga diduga pertumbuhanekonomi akan lebih pesat akibat produsen utama yangmemiliki tenaga kerja mendapat kejutan dan rangsanganbaru.

Ciri-ciri perubahan terlihat dari tradisi, dari sikapdan jalan pikiran menghadapi hari depan, dan perubahandalam arti pembaharuan (ciri dari dari perubahan). Olehkarena itu menurut Tjondronegoro pembangunanbermakna menyusun pola masyarakat baru dahulu(teknologi akan menyusul dengan mudah). Sedangkanmodernisasi bermakna tanpa diawali merubah masyarakat,tetapi mengutamakan teknologi.

Samuel Huntington (1976) mengidentifikasi 9karakteristik proses modernisasi yang juga dapatdigunakan untuk mengidentifikasi proses pembangunan,yaitu :1. Modernisasi dan pembangunan merupakan proses yang

revolusioner, sebab secara konsekuensi teknologismaupun kulturalnya sama pentingnya sebagaimanarevolusi neolithic yang telah membalik masa berburudan mengumpulkan makanan menjadi pertanianmenetap. Yang mengubah kebudayaan agraris menjadikebudayaan industri kota (menurut Alvin Toffler : darigelombang pertama menuju gelombang kedua).

176

2. Proses keduanya sangat rumit dan bersifatmultidimensi, menyangkut seperangkat kognitif,perilaku dan modifikasi dan restrukturisasi institusi.

3. Keduanya merupakan proses yang sistematis, variasipada suatu dimensi akan berdampak kovariasi paddimensi-dimensi lainnya.

4. Keduanya merupakan proses global, sebab ide-ide dantehnik diserap dari pusat perubahan menuju bagian laindi dunia.

5. Keduanya merupakan proses jangka panjang. Waktumerpakan unsur penting bagi keduanya, karena tidakada metode yang diketahui dapat menciptakankeduanya secara seketika.

6. Keduanya merupakan proses yang memiliki fase-fase,pengalaman sejarah mengindikasikan bahwa gerakanmencapai tujuan modernisasi dan pembangunanmengambil tempat melalui fase-fase dan sub-fase-subfase yang dapat diidentifikasi.

7. Keduanya merupakan proses menuju penyeragaman ,yaitu sampai pada titik dimana berbagai tipemasyarakat menjadi semakin seragam sampai dapatmembentuk sebuah masyarakat dunia.

8. Keduanya merupakan proses yang tidak dapat balik,karena tidak dapat mundur lagi, yang mungkinhanyalah terjadinya beberapa penurunan yang bersifattemporal.

9. Keduanya merupakan proses yang progresif, karenapada jangka panjang keduanya akan membentukkehidupan manusia yang beradab baik secara materialmaupun kultural.

Page 97: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

177

Sebagai kebalikannya ada 3 ciri lain modernisasi danpembangunan yang dapat diidentifikasi dan ditambahkanyaitu :10. Keduanya merupakan proses yang menyakitkan,

karena menciptakan eksploitasi dari berbagai segmendi masyarakat dan menciptakan pada taraf tertentuketidakbergunaan.

11. Keduanya merupakan proses yang multilinear, karenaberbagai negara ternyata tidak harus melalui jalanyang sama, melainkan berbagai alternatif dapatditempuh.

12. Keduanya juga tidak dapat dikatakan sebagaiberlangsung terus dan tidak pernah berakhir, sebabsangat dikondisikan oleh batas-batas baik dari dalammaupun dari luar.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah yang terkaitdengan dilema-dilema pembangunan terutama yang terjadidi negara-negara sedang berkembang sebagai berikut ;1. Membangun atau tidak membangun. Dampak-dampak

negatif pembangunan menjadikan beberapa pemikirterutama di dunia ke-3 menganggap pembangunansebagai musuh nomor 1 dari kehidupan manusia.

2. Pembangunan endogenous atau exogenous. Faktorpembangunan sangat ditentukan oleh etnis, agama,kebudayaan dan bahasa (endogenus) tetapi jugadipengaruhi oleh difusi ide-ide baru, inovasiinovasi,teknologi dari luar (eksogenus).

3. Menggantungkan pd diri sendiri atau saling ketergantungan.Yang maksudnya apakah pembangunan tersebut akanberdasarkan sudut pandang sendiri atau berdasarkan

178

sudut pandang orang luar. Cina dan India merupakancontoh untuk kasus pertama.

4. Pertumbuhan atau pemerataan. Apakah akan berfokuspada GNP, atau pada kebutuhan dasar, penyediaanlapangan kerja dan peningkatan jasa-jasa sosial .

5. Perencanaan terpusat atau bekerjanya kekuatan pasar.Apakah perlu ada lembaga perencana pusat ataudiserahkan pada mekanisme pasar yang bekerja.

6. Sentralisasi atau desentralisasi. Yang juga sangat terkaitdengan pertanyaan apakah dengan partisipasi masyarakatatau dengan profesionalisme

7. Industrialisasi atau kelestarian lingkungan. Karenakerusakan yang ditimbulkan oleh negara yangmembangun lebih besar dibanding kerusakan yangditimbulkan oleh negara terbelakang.

8. Hal lainnya adalah seperti pengutamaan pada industriatau pertanian; substitusi impor atau promosi ekspor;bantuan luar negeri atau perdagangan; perdagangan bebasinternasional atau integrasi regional plus proteksi dansebagainya.

9. Juga apakah berdasarkan investasi fisik atau investasipada modal manusia; apakah akan menggunakan teknologimaju atau teknologi tepat guna; apakah akan bersifatevolusioner ataukah revolusioner; apakah akan 1 jenispembangunan atau beberapa pembangunan.

Berdasarkan hal ini maka muncul paradigma modernisasididasarkan pada 3 asumsi yang merupakan konsep dasardari modernisasi, yaitu ;

Page 98: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

179

1. Kekuatan sumberdaya alam harus selalu ditingkatkandalm rangka untuk mengatasi permasalahan kehidupanmanusia dan mencapai standar kehidupan yang layak.

2. Menuju hal tersebu harus melalui usa-usaha baik secaraindividual maupun bersama-sama, dimana usahabersama tersebut akan dapat mencapai modernisasiyang lebih tinggi.

3. Untuk menciptakan dan menjalankan organisasi yangrumit butuh kepribadian yang diubah secara radikal,demikian juga struktur sosial dan nilai-nilai budayanya.

Melihat asumsi diatas bagi negara-negara di dunia,terutama bagi Negara sedang berkembang terdapatkendala-kendala menuju modernisasi dalam Negara itusendiri (faktor internal), yaitu:1. Kendala-kendala idiologis : Ide-ide modernisasi seperti

demokrasi, sekularisme, kapitalisme dan sosialismesering mendapatkan tantangan.

2. Kendala-kendala motivasi : Hal-hal seperti sikap mentalyang tidak mendukung, pencapaian yang rendah,kurangnya disiplin mengakibatkan menyimpangnyamodernisasi dari tujuannya semula.

3. Kendala-kendal institusional : Seperti askripsi,partikularisme, aspek afektif yang tidak mendukungterhadap modernisasi.

4. Kendala-kendala organisasi : Pencapaian adminsitrasisangat terbatas, lemahnya perencanaan dankomunikasi, lemahnya faktor kepemimpinan yang idealrasional, dsb.

180

Hal-hal lain yang dikemukakan oleh Dube adalahberbagai kelemahan dalam pendekatan modernisasiterutama bagi pembangunan di negara yang sedangberkembang, seperti :1. Kemenduaan modernisasi seperti bahwa sebenarnya

siapakah yang diuntungkan oleh modernisasi, apakahnegara maju atau negara berkembang, apakahkelompok kaya atau miskin, dan sebagainya;

2. Dampak-dampak lingkungan seperti polusi lingkungan,ketidakseimbangan ekologi, obat-obat pensuci hama,pestisida, eksploitasi sumberdaya alam besar-besaran,kerusakan lahan dan air, atmosfir, efek rumah-kaca,efek pendinginan dan sebagainya;

3. Konteks global ketidakseimbangan konsumsisumberdaya dunia; Amerika yang hanya 6% pendudukdunia mengkonsumsi 35% sumberdaya dunia. Negara-negara maju yang hanya ⅓ dari penduduk duniamengkonsumsi ⅔ sumberdaya alam, sementara negaraberkembang dan terbelakang yang ⅔ penduduk duniamengkonsumsi ⅓ saja. Untuk melestarikankepentingannya negara-negara maju tersebutmenciptakan hubungan patron-klien (superordinasi dansubordinasi) baru baik secara militer maupunperdagangan.

Untuk mengatasi hal tersebut Dube menyarankandibuatnya paradigma baru tentang pembangunan negaraketiga. Paradigma baru tersebut antara-lain ;1. Perlu adanya penjelasan ekonomis, karena pendekatan-

pendekatan ekonomi Barat (model Keynes, Rostow, dansebagainya) memiliki kelemahan-kelemahan:

Page 99: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

181

(1) Penjelasan pembangunan ekonomi bersifat parsial,karena tidak memasukkan kolonialisme sebagaisebab yang mengantarkan Barat dalam kondisiekonomi yang maju saat ini;

(2) Tidak menjelaskan latar belakang keterbelakangannegara-negara lain yang sebagian besardisebabkan oleh imperialisme Barat;

(3) Hanya mengangkat aturan-aturan yang terbatastentang tingkat-tingkat pertumbuhan;

(4) Tidak cukup sensitif terhadap kemiskinan danpeninjauan kembali atas distribusi ekonomi.

2. Adanya suara-suara ketidaksepakatan terhadappendekatan tersebut. Mahbub al-Haq (1976)menjelaskan bahwa ;

(1) Pertumbuhan yang diukur dengan GNP tidakdisaring lagi, tentang apa yang dibutuhkan yaituserangan langsung thd kemiskinan masyarakatbanyak,

(2) Mekanisme pasar terdistorsi oleh distribusi yangterjadi dari pendapatan dan kesejahteraan,sehingga secara umum tidak realistis untukdigunakan dalam menata tujuan nasional,

(3) Perbaikan kelembagaan umumnya terlalumenentukan dibanding tingkat biaya yang sesuaibagi sebuah strategi pembangunan yang relevan,

(4) Strategi pembangunan baru harus didasarkan ataspemuasan kebutuhan dasar manusia dibandingpermintaan pasar,

(5) Gaya pembangunan harus untuk pembangunanyang melayani masyarakat bukan masyarakatyang melayani pembangunan,

182

(6) Distribusi dan kebijakan ketenagakerjaan harusmerupakan bagian yang integral dari rencanaproduksi yang mustahil diarahkan untukmemproduksi tanpa mendistribusikan-nya,

(7) Unsur penting dalam kebijakan distribusi harusdemi peningkatan produktifitas orang miskinmelalui perubahan radikal arah investasi menujukelompok termiskin di masyarakat,

(8) Restrukturisasi drastis hubungan kekuasaanekonomi dan politik harus diarahkan bagipembangunan mayoritas penduduk.

3. Model internasional strukturalis dapat digambarkandisini untuk melengkapi pandangan tentang perubahankonsep modernisasi, sebagai berikut ;

(1) Bahwa kondisi keterbelakangan merupakansesuatu yang diciptakan, bukan sesuatu yangmurni dalam suatu proses evolusi (Dos Santos,1969).

(2) Pembangunan tidak mulus mengalir dari pusatmenuju periferi, kadang-kadang malahketerbelakangan muncul disebabkanpembangunan di pusat (Paul Baran, 1962).

(3) Pembangunan kapitalis menciptakan dualismebaik pada skala nasional maupun internasional,hubungan yang bersifat superior dan inferiormenjadi gejala yang kronis dan gap antarakeduanya semakin melebar.

(4) Dualisme dalam negeri dinegara-negara ketigamembentuk pusat-pusat kecil kemewahan dankekeuasaan yang dikelilingi oleh kemiskinan danketerbelakangan.

Page 100: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

183

(5) Bantuan internasional hanyalah cuci-mata belaka,karena tidak akan pernah meningkatkan negaraketiga dari keterbelakangan tetapi mengakibatkanbertambahnya hutang.

(6) Ketergantungan berakibat juga pada kolonialismeintelektual, sistem pendidikan yang tidak relevan,pertunjukan standar hidup tinggi negara majumenimbulkan pembangunan yang salah kaprahdinegara ketiga.

Perubahan & Bentuk PerubahanPerubahan dalam masyarakat merupakan salah satu

ciri dinamisasi dalam masyarakat tersebut. Perubahansecara fisik relatif lebih mudah dipahami dan dilihat secaranyata, namun tifak demikian halnya dengan perubahansosial. Perubahan sosial merupakan suatu perubahandalam sistem sosial yang ada dalam masyarakat.

Sistem sosial dalam masyarakat senantiasa akanberkembang dan mengalami perubahan sesuai dengantingkat perkembangan masyarakatnya. Oleh karena ituperubahan sosial memiliki 2 dimensi, yaitu perubahandalam :1. pola budaya ; yang meliputi cara berfikir, nilai, norma,

pengetahuan, kesenian, sarana benda-benda dansebagainya

2. struktur sosial ; yang meliputi organisasi sosial, sistempelapisan, pembagian kekuasaan, sistem hubunganantar warga masyarakat.

Pertanyaan yang kemudian timbul adalah mana yangmenjadi sebab? Mana yang menjadi akibat? Untukmembahas hal tersbut perlu kiranya kita perbandingkan

184

pendapat para ahli diantaranya Selo Soemardjan dan LanceCastles.

Selo Soemardjan dalam tulisannya “Perubahan Sosialdi Yogyakarta” (1981), meyebutkan bahwa di Yogyakartaterjadi perubahan di dalam lembaga-lembaga masyarakatyang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai,sikap dan pola tingkah laku antar kelompok dalammasyarakat. Hal ini diperkuat dengan tulisan lain yangberjudul “Bureaucracy in Changing Culture” (1995) yangmengacu pada aspek-aspek yang berubah pada sistemsosial masyarakat, faktor non ekonomi seperti status sosialdan tingkatan.

Sementara Lance Castles dalam bukunya “Birokrasi:Kepemimpinan dan Perubahan Sosial di Indonesia” (1986)menyebutkan bahwa perubahan sosial mengacu padaaspek-aspek yang berubah pada sistem sosial masyarakat,terutama pada struktur masyarakat.

Membaca ketiga tulisan tersebut kita dapat melihatbahwa perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadidisebabkan karena adanya perubahan ideologi politik.Dengan tulisan Selo Soemardjan dalam “Perubahan Sosialdi Yogyakarta” terlihat lebih luas dalam konsep mengenaiperubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Secaraumum dapat dilihat bahwa konsep mengenai birokrasidalam ketiga tulisan tersebut mengacu pada Weber,sehingga kira dapat melihat bahwa ketiga tulisan tersebutbernuansa Weberian.

Konsep perubahan sosial dan kebudayaan yangdipergunakan dalam ketiga tulisan tersebut pada dasarnyatidaklah berbeda, hanya penekanan yang digunakan

Page 101: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

185

ketiganya agak berbeda. Konsep perubahan sosial yangdigunakan Selo Soemardjan dalam “Perubahan Sosial diYogyakarta” mencakup bermacam perubahan dalamlembaga-lembaga masyarakat yang mempengaruhi sistemsosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap dan pola tingkah lakuantar kelompok dalam masyarakat, sementara dalam“Bureaucracy in Changing Culture” mengacu pada aspek-aspek yang berubah pada sistem sosial masyarakat, faktornon ekonomi seperti status sosial dan tingkatan dan LanceCastles dalam “Birokrasi: Kepemimpinan dan PerubahanSosial di Indonesia” mengacu pada aspek-aspek yangberubah pada sistem sosial masyarakat, terutama padastruktur masyarakat.

Konsep perubahan kebudayaan yang dipergunakandalam ketiga tulisan tersebut pada dasarnya tidak berbeda.Konsep perubahan kebudayaan yang digunakan SeloSoemardjan dalam “Perubahan Sosial di Yogyakarta”terlihat lebih luas karena mencakup tiap perubahan padasalah satu bagian dari keseluruhan kompleks yangmencakup ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian,moral, hukum, adat dan tiap kemampuan serta kebiasaanlainnya yang didapatkan manusia sebagai anggotamasyarakat., sementara dalam “Bureaucracy in ChangingCulture” perubahan kebudayaan hanya mengacu padanilai-nilai budaya terutama aspek-aspek hukum danpemberdayaannya dalam pemerintahan di Indonesia danLance Castles dalam “Birokrasi: Kepemimpinan danPerubahan Sosial di Indonesia” mengacu pada aspek-aspekyang berubah pada budaya masyarakat, terutama padapola kebudayaannya.

186

Selain itu ketiga tulisan memandang birokrasimenjadi pelopor perubahan atau sebagai “agents of change”dan perubahan yang terjadi menurut Selo Soemardjandalam “Perubahan Sosial di Yogyakarta” menyebabkanpenyesuaian kelembagaan dan penyesuaian perorangan,sementara dalam “Bureaucracy in Changing Culture”berpengaruh pada pelaksanaan hukum dan peraturannegara lainnya dan Lance Castles dalam “Birokrasi:Kepemimpinan dan Perubahan Sosial di Indonesia”berpengaruh sebagai pusat dalam kegiatan pembangunandan dalam pengendalian masyarakat.

Posisi birokrasi dalam perubahan sosial dankebudayaan menurut ketiga tulisan tersebut sedikitberbeda. Menurut Selo Soemardjan dalam “PerubahanSosial di Yogyakarta” sebagai pelopor perubahan dan jugaterpengaruh oleh tekanan-tekanan sosial yang menyertaiproses perubahan awal dan lebih sering menimbulkanperubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. Tekanan-tekanan yang muncul yang menyertai proses perubahanawal menjadi penentu dalam tindakan dan posisi manayang akan ditempati oleh birokrasi, sehingga birokrasitetap menemukan eksistensi dirinya dan tidak terkenadampak yang fatal dalam kedudukannya sebagai birokrat.Sementara dalam “Bureaucracy in Changing Culture” SeloSoemardjan memandang birokrasi sebagai pendorongpelaksanaan hukum yang sangat berpengaruh padaperubahan sosial yang berhubungan dengan penerapanbirokrasi di Indonesia. Sehingga terkesan pihak birokrasi‘menciptakan’ hukum untuk kepentingan dirinya,meskipun hukum yang diciptakannya ‘diberi label’ dengannuansa berpihak pada hukum itu sendiri (hukum sebagai

Page 102: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

187

superioritas). Sementara menurut Lance Castles dalam“Birokrasi: Kepemimpinan dan Perubahan Sosial diIndonesia” birokrasi mendorong perubahan-perubahanpada struktur masyarakat dan pola kebudayaannya,dimana birokrasi di Indonesia sangat berpengaruh padapembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional, yangberdampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat.Dalam hal ini ditekankan faktor legitimasi atau pengesahanwarga masyarakat sebagai unsur utama dalampembentukan tertib sosial, sehingga pembangunan dapatmenarik partisipasi masyarakat.

Ketiga tulisan diatas melihat bahwa terjadi perubahansosial dalam masyarakat, baik dalam dimensi strukturalmaupun kultural. Himes (1967), menyebutkan ada 5dimensi struktural dalam perubahan sosial, yaitu:1. bertambah/berkurangnya isi peranan (dalam aspek

perilaku & wewenang)2. bertambah/berkurangnya sejumlah peranan atau

kategori peranan3. pergeseran lokasi peranan atau kategori peranan4. Modifikasi saluran komunikasi antara peranan atau

kategori peranan5. Perubahan jenis dan fungsi yang dilakukan oleh

strukturnya.Perubahan Struktural ini bagi masyarakat desa akan

menyebabkan perubahan struktur desa yang semakinkompleks. Hal ini ditandai dengan:

1. struktur fisik desa (pola pemukiman): cenderungmengelompok, sebagai suatu unit kesatuan komunitaskecil.

188

2. Desa menjadi menjadi bagian dari sistem sosial-ekonomi yang lebih besar.

3. Struktur biososial: perimbangan kedudukan wanita &laki-laki

4. Struktur sosial: terjadi polarisasi sosial.Sementara dimensi kultural dalam perubahan sosial

ada 3, yaitu:1. Inovasi kultural, melalui invention (penemuan, kombinasi

baru atau cara penggunaan baru dari pengetahuan yangsudah ada), tentation, borrowing (meminjam kebudayaanlain untuk digunakan dalam budayanya sendiri).

2. Diffusi, dengan conscious diffusion dan cultural drift3. Integrasi dengan menolak bentuk baru, menduplikasi

bentuk lama dan baru dalam pola variabel tertentu danmenempatkan bentuk lama ke dalam bentuk baru.

Perubahan Kultural dalam konteks ini merupakanperubahan dari kebudayaan pola tradisional ke modern.Hal ini dapat ditunjukkan dari adanya perubahan ;1. desa dengan derajat isolasi tinggi akan memiliki

resistensi tinggi terhadap kebudayaan modern.2. desa dengan derajat isolasi rendah (terbuka) akan lebih

mudah mengalami perubahan oleh kebudayaanmodern.

Namun perubahan yang akan terjadi dapatmengalami hambatan atau bahkan kegagalan dalamperubahan. Soekanto (1982), menyebutkan ada 9 faktoryang menghalangi terjadinya perubahan, yaitu:

1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.2. Perkembangan imu pengetahuan yang terlambat.3. Sikap masyarakat yang sangat teradisionil

Page 103: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

189

4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanamdengan kuat.

5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan akan integrasikebudayaan.

6. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikapyang tertutup.

7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.8. Adat atau kebiasaan9. Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak

mungkin diperbaiki.

Modernisasi Hubungan-hubungan SosialSmelser (1966) dalam The Modernization of Sosial

Relation melihat bahwa Persoalan pembangunan ekonomimenjadi pemikiran para pemimpin negara-negara baru dandipersoalkan oleh para pembentuk garis kebijaksanaan dinegara-negara yang telah maju; dan juga sangat menarikpara ahli ilmu-ilmu sosial, yang mencoba menemukenfaktor-faktor yang menimbulkan perubahan yang tengahmerevolusikan dunia masa kini.

Ide pembangunan ekonomi telah menjadi sangatbiasa dalam pandangan pertengahan abad keduapuluh,maka dianggap sebagai suatu proses yang sederhana danutuh. Tetapi pembangunan ekonomi tidaklah sederhanadan utuh. Apabila kita memakai istilah ini maka sekurang-kurangnya ada empat proses yang berbeda tetapi salingberhubungan yaitu:(1) Dalam bidang teknologi, suatu masyarakat yang

sedang berkembang sedang mengalami perubahan

190

dari penggunaan tehnik-tehnik yang sederhana dantradisionil ke arah penggunaan pengetahuan ilmiah.

(2) Dalam bidang pertanian, masyarakat yangberkembang itu sedang beralih dari pertaniansederhana ke arahh produksi hasil pertanian untukpasaran.

(3) Dalam bidang industri, masyarakat sedangmengalami suatu peralihan dari penggunaan tenagamanusia dan binatang ke industrialisasi yangsebenarnya atau orang-orang yang bekerja untukupah pada mesin-mesin yang digerakkan oleh sumbertenaga.

(4) Dalam susunan ekologi perkembangan masyarakatbergerak dari sawah/ladang dan desa ke pemusatan-pemusatan di kota.

Keempat proses ini tidak selalu --walaupun sering-bekerja serentak selama proses pembangunan. Hasilpertanian dapat diperdagangkan tanpa adanya suatuperubahan yang berarti dalam bidang industri sepertihalnya di daerah-daerah jajahan dahulu tatkala parapenjajah berusaha meningkatkan produksi bahan mentah,Industrialisasi dapat terjadi di daerah perdesaan sepertihalnya pada masa awal industrialisasi di Inggris dan dibeberapa tempat di Asia.

Dan kota-kota dapat saja meluas sekalipun tidakterdapat industrialisasi yang berarti, seperti yang terjadi dibeberapa bagian di Asia dan Afrika. Pelajaran yang dapatkita tarik dari tinjauan di atas ialah bahwa sebab-sebab,arah dan akibat-akibat dari pembangunan ekonomi itu akanSangat berbeda-beda di negara yang satu dan di negarayang lain.

Page 104: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

191

Selain itu pembangunan ekonomi adalah satuaspek saja dari serangkaian perubahan masyarakat yangdialami oleh negara-negara baru. Istilah "modernisasi" -suatu konsep yang sekeluarga dengan istilah‘pembangunen ekonomi' tetapi lebih luas jangkauannya -menunjukkan bahwa perubahan-perubahan teknik,ekonomi dan ekologi berlangsung dalam keseluruhanjaringan sosial dan kebudayaan. Dalam suatu negara yangbaru timbul tentu ada perubahan-perubahan yang besardalam beberapa hal, yaitu;(1) dalam bidang politik sewaktu sistem-sistem

kewibawaan suku dan desa yang sederhana Itudigantikan dengan sistem-sistem pemilihan umum,kepartaian, perwakilan dan birokrasi pegawai negeri

(2) Dalam bidang pendidikan, sewaktu masyarakatberusaha mengurangkan kebutahurufan danmeningkatkan ketrampilan-ketrampilan yangmembawa hasil-hasil ekonomi:

(3) Dalam bidang religi, sewaktu sistem-sistemkepercayaan sekuler mulai menggantikan agama-agama tradisionilistis.

(4) Dalam lingkungan keluarga ketika unit-unit hubungankekeluargaan yang meluas menghilan dan

(5) Dalam lingkungan stratifikasi. Ketika mobilitasgeografis dan sosial cenderung merenggangkan sistemhierarki yang sudah pasti dan turun temurun. Selainitu peruhahan ini mulai pada waktu yang berbeda danberjalan dengan kecepatan yang berbeda-beda pula disetiap negara. Jadi. dalam suatu negara yang sedangmengalami modernisasi terdapat keragaman dalamperubahan-perubahan kelembagaannya; dan betapa

192

baikpun direncanakannya suatu perubahanmasyarakat, beberapa perubahan kelembagaantertentu akan mendahului perubahan kelembagaanlainnya.

Kenyataannya di dunia ini terdapat hubungan-hubungan kerja yang sedang berubah. Dalam masyarakatpra-industri, secara tipikal produksi terdapat dalam unit-unit kekerabatan. Pertanian sederhana adalah yang palingutama; industri-industri lainnya, seperti kerajinan tangan,bersifat melengkapi pertanian tetapi masih terikat padakekerabatan dan desa. Dalam beberapa masyarakattertentu, kedudukan pekerjaan ditentukan oleh suatukelompok. Yang luas, seperti kasta umpamanya Hubunganpertukaran barang juga digariskan oleh sistem-sistemkekerabatan yang tradisionil dan oleh kewajiban-kewajibankomuniti. Pendeknya, kegiatan ekonomi relatif tidakdidiferensiasikan dari lingkungan kekeluargaan-komunititradisionil.

Dalam sektor pertanian, perkenalan denganbarang-barang yang bernilai uang berarti bahwa sebagaisuatu contoh perubahan dasar dari sistem pertaniansederhana. Apabila manufaktur dan pabrik-pabrik muncul,maka seorang pekeja tidak saja dipisahkan daripengendalian modalnya tetapi juga dari anggota-anggotakeluargayang lain, karena ditempatkan bersama-samadengan pekerja-pekerja lainnya yang diperoleh dalampasaran tenaga kerja. Dengan demikian modernisasimemisahkan kegiatan-kegiatan ekonomi dari kegiatan-kegiatan kekeluargaan dan komuniti.

Page 105: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

193

Sebagai akibat dari perubahan-perubahan ini,hubungan antara si pekerja dengan kehidupan ekonomisangat berubah. Hal ini berarti bahwa si pekerja dalampasaran yang sedang mengalami proses modernisasiberhadapan dengan beberapa persoalan-persoalanpenyesuaian diri, yaitu:a. Pertama, seseorang menyadari bahwa ia dihadapkan

pada suatu cara membuat perhitungan yang baru.b. Kedua, ia menyadari bahwa pengertian mengenai

jaminan hidup ekonominya telah sangat berubah.c. Ketiga, dalam hal konsumsi, seorang pekerja dalam

pasaran yang sedang menjadi modern dihadapkan padapatokan-patokan yang selalu berubah.

d. Keempat, untuk menyesuaikan diri yang dipaksakandalam sektor tradisionil. Banyak pekerja-pekerja kota-industri berkunjung atan berpindah kembali ke daerahperdesaan.

Apabila hal ini terjadi maka kemungkinannya adalahpengrusakan cara hidup tradisionil, terutama bila keadaandiperdesaan tidak begitu baik, dan mempertajamprtentangan antara kota dan perdesaan serta antarapemuda yang meninggalkan desa dan orang tua yangtinggal.

Beberapa hubungan yang berubah dapatdisebutkan, antara lain:1. Hubungan kekeluargaan yang berubah

Salah satu akibat dipisahkannya kegiatan-kegiatanekonomi dari lingkungan keluarga-komuniti adalah bahwasuatu keluarga kehilangan beberapa fungsi danmemperoleh suatu peranan yarg khusus, Karena keluargatidak lagi merupakan suatu unit produksi, maka satu atau

194

lebih dari anggotanya meninggalkannya untuk mencapaipekerjaan dalam pasaran tenaga kerja Kegiatan-kegiatankeluarga makin lebih terpusat pada kesenangan-kesenangan emosionil dan sosialisasi.

Implikasi sosial dari perubahan struktur yangdilukiskadengan cara sederhana itu sangatlah besar.Implikasi yang fundamental adalah terjadinya prosesindividual dan isolasi keluarga batih (nuclear family). Bilakeluarga harus mondar-mandir dalam pasaran tenaga kerjamaka tidaklah mungkin untuk membawa seluruh anggotakeluarga, malah tidak mungkin untuk mempertahankanhubungan-hubungan yang erat dan yang bercabang-cabangitu dengan para misan.

Suatu persoalan sosial yang timbul akibat perubahandalam keluarga ini adalah tempat dari orang-orang yangtelah tua sekali Karena tidak lagi ditampung oleh unitkekerabatan yang melindungi mereka, maka orang-orangyang sangat tua ke dalam pengawasan komuniti ataunegara sebagai "titipan” yang jumlahnya makin besar dariyang sudah-sudah. Karena tersisihkannya dari masyarakatmaka timbullah lembaga baru seperti pensiun dan jaminansosial.

Secara serentak hubungan antara orangtua dan anak-anak juga mengalami perubahan. Sang ayah, yang sekarangharus meninggalkan rumah-tangganya untuk bekerja ditempat yang lain, dengan sendirinya kehilangan banyakfungsinya untuk memberi latihan ekonomi yangsebelumnya diberikannya pada anak-anaknya. Sang ibuperanannya rdalam sosialisasi menjadi lebih penting,karena ia memiliki hampir semua tanggung jawab untuk

Page 106: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

195

membina kehidupan emosionil yang pertama dari anak-anak.

Suatu percabangan dari hubungan orangtua -- anakyang berubah-bah ini adalah "jurang masa remaja", yaitu (1)ketika para remaja terlepas dari hubungan yang eratdengan orang tua semasa usia muda, tetapi belummendapat pekerjaan atau peranan-peranan dalam rumahtangga atau masyarakat dan (2) mengenai pembentukankeluarga-keluarga baru.

Pendeknya, modernisasi cenderung untukmenimbulkan perkembangan unit keluarga yang dibentukoleh daya tarik emasionil dan yang dibangun atas dasar-dasar seksuil, emosionil yang terbatas. Keluarga dengandemikian telah tersisihkan dari bidang-bidang Sosial lainyang penting, kecuali hubungan-hubungan keluar darimasing-masing anggotanya. Akhirnya, dalam lingkungankeluarga, fungsi yang serba beragam dan kompieks darihubungan-hubungan antar anggota keluarga yang satudengan anggota yang lainnya cenderung untuk menjadihubungan-hubungan emosionil saja.

2. Perubahan-perubahan dalam kehidupan komuniti danperkumpulan-perkumpulan

Dari contoh masyarakat tradisionil yangdisederhanakan, nampak bahwa kehidupan komuniti danperkumpulan-perkumpulan sangat erat terjalin dengandasar-dasar pembawaan kelompok-kelompok sosial,kekerabatan, klan, hubungan-hubungan suku dan kasta.Organisasi-organisasi formil seperti perserikatanperburuhan, klub sosial, perkumpulan-perkumpulansukarela dan kelompok kepentingan atau interest grooup

196

jarang sekali timbul. Sebagian besar dari kehidupan sosialdan persoalan-persoalannya disalurkan melalui kelompok-kelompok pembawaan yang ber-fungsi ragam itu sendiri.

Dasar-dasar tradisionil bagi kehidupan komunitidan perkumpulan ini banyak yang tetap bertahan, malahjuga ketika kompleks kota-industri mulai timbul. Bilaindustrialisasi timbul di desa-desa; umpamanya, atau biladesa-desa dibangun di sekitar perusahaan industrikeluarga, maka kebanyakan dari hubungan-hubungankomuniti dan keluarga dapat bertahan dalam keadaanindustri itu.

3. Diskontinuitas dalam modernisasi dan timbulnyakerusuhan sasial.

Pelbagai perubahan ekonomi dan sosial yangdilukiskan diatas dapat berbahaya bagi ketenteraman sosialkarena beberapa sebab.

Pertama, perubahan sosial tidaklah merata dalamproser modernisasi. Dalam masyarakat-masyarakatkolonial, umpamanya, kekuasaan-kekuasaan Eropa seringmenimbulkan perubahan besar dalam kerangka ekonomidan politik dengan cara mengeksplotir kekayaan ekonomidan membangun administrasi kolonial, tetapi bersamaandengan itu menggalakkan atau memaksakan suatukonservatisme dalam agama-agama tradisionil kelas-kelastradisionil dan sistem-sistem kekerabatan. Dalam suatumasyarakat yang mengalami modernisasi setelah masakolonial, muncullah diskontinuitas-diskontinuitas yangserupa.

Kedua, perkembangan kegiatan-kegiatan sosial danekonomi yang baru menimbulkan pertentangan-

Page 107: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

197

pertentangan dalam cara hidup yang tradisionil Contohnya;apabila pabrik-pabrik mulai menghasilkan barang-barangdalam jumlah yang besar, yang bersaing dengan barang-barang yang sama jenisnya yang dihasilkan di daerahperdesaan, maka pasaran dibanjiri dengan barang-barangyang murahan, yang mematikan sumber penghasilanorang-arang desa tersebut. Secara teori hal ini seharusnyamendorong orang-orang desa tersebut untuk mengerjakansejumlah pekerjaan upahan yang sejenis. Tetapikenyataannya, sangat sulit dan lambat untuk mengalihkanorang-orang desa tersebut ke dalam kerja upahan, dansering memerlukan beberapa generasi untukmerampungkannya.

Ketiga, usaha-usaha pihak pemerintah negara-negarabaru untuk membendung dan mengatasi kerusuhan-kerusuhan sosial itu sering malah menimbulkan kerusuhan-kerusuhan yang lebih jauh. Sebagian besar dari usaha-usaha yang berhasil untuk mengintegrasikan danmengembangkan masyarakat datangnya dari pemerintahpusat.

Pelajaran yang dapat ditarik dari paradoks-paradoksdiatas adalah bahwa negara-negara yang sedangberkembang menghadapi suatu bahaya:a. apabila negara-negara tersebut menganggap suatu hal

yang mungkin saja terjadi-perkembangan ekonomksebagai semata-mata prkembangan yang secepetmungking memusatkan perhatian secara tidaksemestinya pada ukuran ini agaknya akanmenimbulkan beban-beban sosial yang akhimya akanmenghancurkan usaha pembangunan itu sendiri.

198

b. Apabila kccepatanlah yang menjadi acuan, makaPembangunan suatu negara dapat terlampau cepatmenghancurkan bentuk-bentuk integrasi tradisionil danmelahirkan tingkat-tingkat kerusuhan yang berbahayadan dapat menimbulkan suatu pola perkembanganyang tidak seimbang dalam masyarakat, yang jugamerupakan sumber kerusuhan.

Persoalan utama bagi suatu pembangunan yangberhasil adalah dengan tidak mengutamakan satu ukuransaja tetapi dengan cara mengimbangi dan mengukur setiappembangunan dengan bermacam-macam ukuran ekonomidan sosial yang berbeda-beda.

Pembangunan dengan tidak memperhatikanmasyarakat yang akan dikenai pembangunan justru akanmenimbulkan kekagetan dan ketidaksiapan masyarakat.Hal ini justru akan menimbulkan efek pembangunan yangbernilai negatif. Untuk itu penyusunan programpembangunan alangkah baiknya dimulai dari masyarakat.Meminjam istilah Gertz, mulailah pembangunan daribelakang, pembangunan yang dimulai dari masyarakat itusendiri

Page 108: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

199

Bab VIIMobilitas Dan Proses PerubahanMasyarakat Desa

Semenjak revolusi industri bergulir di Eropa yangkemudian menyebar ke seluruh dunia, fenomena migrasimanusia dimulai. Sejalan dengan perubahan pola dalammigrasi manusia ternyata hal ini membawa pengaruh danperubahan terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.Secara keseluruhan fenomena migrasi membawa implikasibagi perkembangan masyarakat secara luas.

Mobilitas (Gerak) PendudukIstilah umum gerak penduduk dalam demografi

adalah population mobility, Territorial mobility. Hal inimemberi makna bahwa gerak penduduk tersbutmerupakan gerak yang bersifat soasial, melibatkan fisik danmelampaui geografis atau wilayah tertentu. Oleh karena itugerak penduduk atau mobilitas mengandung arti sebagaipindah tempat (pemanen atau tidak permanen) denganmenempuh jarak minimal tertentu atau pindah dari suatuunit geografis ke satu unit geografis lainnya.

Definisi ini secara tidak langsung melibatkan tempattinggal orang yang melakukan mobilitas atau gerak

200

penduduk (migran). Artinya, orang yang melakukan gerakpenduduk akan dapat diketahui dari berpindah atautidaknya tempat tinggalnya. Kartomo Wirosuhadjo (1981)memberi definisi migrasi adalah perpindahan pendudukdengan tujuan untuk menetap dari satu tempat ke tempatlain melampaui batas politik/negara ataupun batasadministratif/batas bagian negara. Oleh karena itu dikenalbeberapa tipe mobilitas atau gerak penduduk:1. Permanen, yaitu apabila pindah tempat tinggal secara

tetap atau menetap di tempat baru. Tipe ini seringdisebut dengan istilah migrasi saja. Tipe permanendibagi menjadi 2, yaitu:1) Internal, yaitu gerak penduduk yang terjadi dalam

satu Negara, yang dibagi menjadi:a. Urbanisasi, yaitu gerak penduduk dari desa ke

kota.b. Transmigrasi, yaitu gerak penduduk dari satu

pulau ke pulau lainnya, dimana daerah tujuanmerupakan daerah baru yang sedang dibuka.

2) Internasional, yaitu gerak penduduk yang terjadiantar Negara, atau antara Negara yang satu keNegara lainnya. Dibagi menjadi:a. Emigrasi, yaitu gerak penduduk dari Negara

kita keluar ke Negara lain.b. Imigrasi, yaitu gerak penduduk dari satu Negara

masuk ke Negara kita.2. Non Permanen, yaitu pindah tempat tinggal secara

sementara atau tidak menetap di tempat baru1) Sirkulasi atau gerak berselang dalam jangka

pendek, repetitive (berulang kali) dalam periodetertentu.

Page 109: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

201

2) Komutasi atau gerak harian, yaitu gerak pendudukyang terjadi secara rutin setiap hari.

Dewasa ini salah satu bentuk gerak penduduk yangcenderung banyak terjadi adalah migrasi sikrkulasi(pelakunya disebut migrant sirkuler). Kartomo (1981),mengatakan bahwa apabila seseorang tidak bermaksudmenetap di daerah yang didatangi dan telah tinggal didaerah itu kurang dari tiga bulan, maka orang tersebutdapat digolongkan dalam migran sirkuler. Sementaramenurut Hadisupadmo (1991), mobilitas sirkuler adalahpenduduk yang bekerja di luar wilayah desanya danpulang kembali setelah minimal dua hari dan maksimalenam bulan baik secara teratur maupun tidak. Batas waktuminimal dua hari untuk membedakan dengan mobilitasulang-alik dan batas waktu maksimal enam bulan untukmembedakan dengan migran menetap. Mantra (1988),menyatakan bahwa batasan tempat dan waktu tersebutlebih banyak ditentukan berdasarkan kesepakatan.

Lebih lanjut Hadisupadmo (1991) mengatakanbahwa ciri utama migran sirkuler adalah masih tercatatsebagai penduduk daerah asal secara resmi, bukan sebagaipenduduk daerah tujuan. Hal ini sesuai dengan apa yangdikemukakan oleh Chapman (1977) bahwa yang menjadifokus dalam studi sirkulasi penduduk diantaranya adalahtidak adanya perubahan tempat tinggal secara permanen,seperti yang dinyatakan sebagai:

“The study of circulation focuses upon all thoseform of movement that involve no changes inpermanent places of residence, and which

202

therefore are usually repetitive, cyclic andoscillatory”

Mantra (1978) dalam penelitiannya tentang mobilitas yangmendalam di dua dukuh membedakan sirkulasi menjadibeberapa kelompok, yaitu (1) kunjungan (visiting), (2)sekolah (school), (3) buruh (wage work), (4) keterkaitandengan sosial budaya (sosial-cultural commitment), (5)melaksanakan suatu tugas (business) dan (6) berdagang(trading). Dalam penelitian ini hanya ditekankan padamigran yang bekerja saja, baik sebagai buruh, berdagangmaupun melaksanakan suatu tugas. Yang dimaksuddengan bekerja adalah melaksanakan suatu kegiatan ataumembantu melaksanakan suatu kegiatan untukmendapatkan uang, barang atau jasa dalam waktu enambulan terakhir. Menurut Mantra (1978), migran sirkulerdalam masyarakat jawa dikenal sebagai beboro atau boro.

Sementara itu Prawiraatmadja (Wariso, 1989),menjelaskan boro sebagai mencari untung, dimana boromengandung unsur-unsur: (1) pergi ke daerah lain untuksementara; (2) atas kemauan sendiri; (3) memiliki tujuan kedaerah tertentu atau berpindah-pindah dari satu daerah kedaerah lain; (4) tujuan mencari nafkah; dan (5) penghasilanyang diperoleh di daerah lain dibawa pulang untukmencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Lebih lanjutPrawiraatmadja menjelaskan bahwa dengan menggunakanistilah boro, maka sebenarnyalah motif ekonomi yangberada di balik migrasi sirkuler, karena dengan melakukanmigrasi sirkuler keluarga migran sirkuler memiliki sumbernafkah ganda, di desa dan di kota. Sumber nafkah ganda

Page 110: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

203

disamping bermanfaat untuk menambah penghasilan jugamempertinggi ketahanan subsistensi keluarga.

Orang yang melakukan migrasi atau migran padadasarnya memiliki motivasi yang berbeda-beda. Revensteindengan hukum-hukum migrasinya menyebutkan bahwamigrasi dipengaruhi oleh jarak, gender dengan motivasiekonomi sebagai motivasi yang dominan. Berbeda denganitu C Jansen dalam teori kesempatan antara (Interveningopportunities Theory) yang menyebutkan bahwa jumlahorang yang pergi ke suatu jarak tertentu berbandinglangsung dengan jumlah kesempatan pada jarak tersebut,dan berbanding terbalik dengan jumlah kesempatan antara.

Berbeda dengan keduanya, Everett Lee (1966)mengemukakan teori dorong-tarik (Push-Pull Theory),dimana seorang yang melakukan migrasi dipengaruhi olehfaktor daerah asal, daerah tujuan, pribadi dan rintangan-rintangan antara. Lebih lanjut Lee mengatakan bahwa tiap-tiap daerah memiliki:a. Faktor minus (kekuatan sentrifugal): mengikat orang

dalam suatu daerah atau memikat orang terhadapdaerah tersebut

b. Faktor plus (kekuatan sentripetal): faktor yangcenderung menolak mereka

c. Faktor indiferen, netral, tak punya pengaruh menolakatau menerima.

Sebagai daerah asal migran desa memiliki faktorpendorong yang menyebabkan seseorang tertarik untukkeluar desanya yang berupa terbatasnya fasilitas, terbataspekerjaan hanya sektor A (Agriculture, pertanian) dan upahyang rendah. Namun daerah asal memiliki faktor penahanyang membuat orang mau bertahan untuk tetap tiggal di

204

desa, yaitu; adanya sifat kekeluargaan, sifat gotong royong,guyub atau penuh kerukunan, biaya hidup murah, dandapat bercocok tanam.

Sementara kota sebagai daerah tujuan memilikifaktor penarik yang menyebabkan seseorang tertarik untukpergi ke kota, yaitu tersedia pekerjaan disektor S & M(Service & Manufacture, jasa dan pabrikasi), Sarprastrransportasi tersedia, Keberadaan kawan atau saudara.Namun kota juga memiliki faktor penolak yangmenyebbakan orang enggan untuk tinggal di kota, yaitu:kriminalitas yang tinggi dan biaya hidup tinggi.

Migrasi, pembangunan dan perubahanMigrasi sebagai suatu kenyataan sosial tidak dapat

dipungkiri telah menyumbang dalam proses pembangunandan perubahan yang terjadi, baik di daerah asal maupundaerah tujuan. Bahkan Goldscheider (1985) mengatakanbahwa migrasi berhubungan dengan proses sosial, baiksebagai sebab maupun akibat. Lebih jauh Goldscheidermenggambarkan adanya variasi tipe-tipe migrasi yangkompleks dalam struktur sosial suatu masyarakat. Olehkarena itu, perubahan struktur sosial masyarakat tidakhanya mengubah pola-pola migrasi, tetapi perubahanmigrasi secara perlahan-lahan bisa mengubah struktursosial masyarakat di suatu komunitas atau kelompok-kelompok sosial yang berbeda.

Hal senada juga dikemukakan oleh beberapa ahli,diantaranya Simmons, Mantra dan Hadisupadmo.Simmons (1984), berpendapat bahwa migrasi merupakanbagian yang integral dari perubahan sosial ekonomi suatudaerah. Lebih lanjut Siimons mengatakan bahwa terdapat

Page 111: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

205

hubungan yang saling mempengaruhi antara migrasidengan perubahan sosial ekonomi yang tampak secaranyata pada migran yang telah berhasil dalamkehidupannya.

Mantra (1988), berpendapat bahwa migrasiberpengaruh positif terhadap daerah asal karena membawauang, barang-barang dan gagasan untuk pembangunan.Para migran dapat memperoleh ide-ide, pengetahuan, danpangalaman baru di kota yang sangat berguna untukmemajukan masyarakat desa asal dan mendorong bagiperubahan sosial. Perubahan-perubahan sosial yang terjadiantara lain adalah perubahan gaya hidup yang meliputigaya bangunan rumah, pemilikan barang-barang simbolstatus, gaya pakaian dan perubahan gaya bahasa yangdigunakan.

Senada dengan itu Hadisupadmo (1991),berpendapat bahwa migrasi berpengaruh positif terhadappembangunan desa terutama dalam pengelolaan lahanpertanian dan perbaikan lingkungan desa serta secaralangsung berpengaruh terhadap kesejahteraan keluargamigran sirkuler.

Ketiganya berpendapat bahwa pengaruh migranterhadap pembangunan dan perubahan desa karena paramigran membawa sesuatu dari daerah tujuan yang disebutdengan remitan. Pada awalnya pengertian remitan adalahpengiriman uang atau barang (Caldwell, 1969). Dalampenelitian di Ghana itu Caldwell menyatakan bahwa arusbalik yang berupa uang dan barang merupakan aspek yangpaling penting dengan adanya arus migrasi keluar dilihatdari segi ekonomi. Caldwell (1969), menyatakan:

206

“…… flows of wealth are undoubtedly important,not only to the villagers but also to the migrants”.

Selain itu Caldwell menyatakan bahwa 56 persenmigran mengirim uang ke desa secara teratur, 27 persenmengirim kalau ada persediaan dan 17 persen mengirimkalau diminta. Kalau dilihat dari kondisi daerah asal, makaterdapat perbedaan keteraturan remitan antara desa yangmiskin dengan desa yang relatif lebih baik kondisilahannya. Desa miskin lebih menggantungkan kehidupanekonominya pada remitan daripada desa yang kondisilahannya lebih baik. Keadaan ini sesuai dengan hasilpenelitian Hull (197) di Jawa yang menyatakan bahwamakin miskin suatu keluarga makin bergantung kepadabantuan ekonomi dari anak. Sementara Hugo (1975), darihasil penelitian di Jawa Barat, menyimpulkan bahwaremitan merupakan faktor yang amat penting untukmembina hubungan dengan daerah asal. Keluarga batihmerupakan satu kesatuan sosial ekonomi, maka bagimigran bujangan remitan diberikan kepada orang tuanya,sedangkan bagi yang telah kawin diberikan kepadaistrinya.

Connell et al. (1976), berpendapat bahwa remitanadalah pengiriman uang atau barang antara migran dananggota keluarga di desa. Berdasarkan ini maka Connell etal. membedakan remitan menjadi dua macam, yaituinremittance dan outremittance. Inremittance adalahpengiriman atau pemberian uang atau barang-barang darimigran ke daerah asal, sedangkan outremittance adalahsebaliknya, yaitu pengiriman atau pemberian barang-barang dari daerah asal kepada migran.

Page 112: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

207

Demikian juga pengertian remitan dalam UnitedStates Department of Commerce (1977) yaitu “the flow offunds back into the village” atau aliran uang ke desa. Tetapioleh Curson (1981) pengertian remitan tidak hanya terbataspada pengiriman uang ke desa dalam segala bentuknya,tetapi juga pengiriman barang-barang, yang dinyatakansebagai:

“……… involve a bewildering array of transfer,debt repayment, gifts, donations, transfers ofgoods, and services to the distribution of profitsand commercial payment”.

Selain remitan berupa uang dan barang Mantra (1988),menyebutkan bahwa remitan dapat juga berupa gagasanatau ide-ide, pengetahuan, dan pengalaman baru yangdiperoleh selama bekerja di kota.

Namun demikian proses migrasi juga memberikandampak tersembunyi bagi pelaku migrasi, yaitu gegarbudaya (cultural lag). Gegar budaya merupakan suatukondisi dimana kebudayaan materiil lebih cepat daripadakebudayaan immateriilnya atau adanya kesenjanganbudaya antara suatu masyarakat terhadap budayamasyarakat lainnya.

Untuk mengetahui pengaruh gerak penduduk baikbagi daerah asal maupun daerah tujuan dapat dilakukandengan melakukan analisa gerak penduduk. Analisa gerakpenduduk dapat dilakukan dalam 3 tingkat, yaitu1. Tingkat Makro; menurut RJ Pryor yaitu sebab-sebab

gerak penduduk disimpulkan dengan melihat ciri-ciri

208

yang diperkirakan obyektif dari daerah asal dan tujuan,disamping mungkin ciri-ciri struktural dari arus gerakpenduduk itu. Minat utama analisis ini adalah untukmengetahui volume arah-arah dan migrasi netto diberbagai daerah atau antar daerah

2. Tingkat Mikro; menurut Germani dibagi menjadi :a. Tingkat obyektif; yaitu menganalisa semua faktor

“pendorong-penarik” dan berbagai kondisikomunikasi, aksessibiliti dan kontrak antara daerahasal dan tujuan. Kondisi obyektif tidak bekerja padasuasana vakum, melainkan bekerja dalam suatukontekas norma dan psiko sosial.

b. Tingkat Normatif; yaitu menganalisa dalam norma,kepercayaan masyarakat dan nilai-nilai masyarakatasal tak hanya ditemukan kriteria apa yang harusdipandang sebagai kondisi baik dan buruk tetapijuga pola sikap dan perlaku yang mengatur migrasi.

c. Tingkat Psiko Sosial; yaitu analisa terhadap sikapdan harapan-harapan dari tiap individu secarakongkrit.

Prinsip Resiprositas pada Masyarakat Agraris yangSedang Berubah

Pada masyarakat sedentary (masyarakat yang terikatpada tanah) kekuatan hukum adat dalam kehidupannyaterasa lebih kuat daripada hukum negara dan agama. Halini terjadi karena ikatan antara masyarakat denganlingkungan tempat tinggalnya dan dengan masyarakatdalam lingkungannya begitu erat. Kekuatan hukum adatsemakin terlihat apabila terjadi konflik dalam masyarakat,maka masyarakat akan lebih cenderung menggunakan

Page 113: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

209

hukum adat sebagai pemecahannya daripada hukumnegara ataupun hukum agama.

Keeratan hubungan antara masyarakat denganhukum adatnya dapat dipahami, karena masyarakat itusendirilah yang ‘menciptakan’ hukum adat dan masyarakatpulalah yang dikenai hukum adat tersebut. Sementaradengan hukum negara dan agama masyarakat merasabahwa kedua hukum itu bukan ‘ciptaannya’ , oleh karena itutidak merasa bahwa hukum itu dapat dikenakan padamereka. Sehingga hukum adat lebih efektif dalammasyarakat bila dibandingkan dengan hukum negara danagama.

Seiring dengan berjalannya waktu, pembangunanmulai dapat dirasakan hasilnya. Dalam masyarakat mulaitimbul perubahan-perubahan, baik mengenai nilai-nilaisosial, kaidah-kaidah sosial, pola-pola perikelakuan,organisasi, susunan lembaga-lembaga kemasyarakatan,lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan danwewenang, interaksi sosial dan sebagainya. Perubahanpada bidang tertentu akan mempengaruhi perubahan padabidang lainnya.

Perubahan sosial dan perubahan-perubahan hukumtidak selalu berlangsung bersama-sama. Pada keadaantertentu perkembangan hukum mungkin tertinggal olehperkembangan unsur-unsur lain dari masyarakat sertakebudayaannya, atau mungkin sebaliknya yang terjadi.Dengan demikian hukum adat dalam suatu masyarakatakan mengalami singgungan oleh perubahan sosial dalammasyarakat tersebut. Meskipun demikian, hukum adatlebih dapat bertahan dari perubahan sosial, selamaperubahan sosial tersebut lebih pada perubahan yang

210

disebabkan oleh kebudayaan materiil (misalnya; teknologi)dan bukannya kebudayaan immateriil (misalnya; sistemnilai).

Perilaku orang dalam suatu cara disebabkan apayang tetangga, teman, anggota kelompok lakukan. Perilakudapat disebabkan karena ada keinginan kuat untukmemelihara hubungan baik dengan lingkungan dan denganpenguasa. Malinowski berpendapat bahwa intisari hukumterjalin dalam prinsip resiprositas, tetapi tidak berartibahwa semua yang merupakan hukum dapat digolongkanpada asas resiprositas.

Asas resiprositas muncul dalam masyarakat sebagaiakibat adanya persamaan nasib karena hidup dalamlingkungan yang sama, lingkungan yang memberi batasandalam gerak penduduknya. Batasan-batasan gerak tersebutdisebabkan karena jarak antar mereka yang jauh danketiadaan sarana dan prasarana transportasi, selainketerikatan masyarakat dengan tanah kelahiran atausedentary dan terhadap kekerabatan menjadi sangat kuat5.

Menurut Scott6, prinsip resiprositas berdasarkangagasan yang sederhana saja, yakni bahwa orang harus

5 Hal ini disampaikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X mengenaiKonsep Nusantara Dalam Falsafah Jawa Kaitannya dengan Transmigrasidalam Seminar Nasional Membangkitkan Budaya Kepeloporan dlmMobilitas Penduduk di Jakarta 19-20 April 1994.6 James C Scott. 1976. The Moral Economy of The Peasant. Diterjemahkanoleh Hasan Basri dengan Judul Moral Ekonomi Petani, Pergolakan danSubsistensi di Asia Tenggara. Mengutip pendapat Gouldner dalam TheNorm of reciprocity. P. 171. Sebenarnya terjemahan dari judul diataskurang tepat, mengingat ekonomi yang disajian dalam tulisan ini adalahmoralnya petani, sehingga mungkin yang tepat adalah ekonomi petaniyang bermoral.

Page 114: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

211

membantu mereka yang pernah membantunya atausetidak-tidaknya jangan merugikannya. Labih khusus lagi,prinsip ini mengandung arti bahwa satu hadiah atau jasayang diterima menciptakan, bagi si penerima, satukewajiban timbal balik untuk membalas hadiah atau jasadengan nilai yang setidak-tidaknya sebanding di kemudianhari. Malinoswki dan Mauss, menemukan bahwa prinsipresiprositas berfungsi sebagai landasan bagi strukturpersahabatan dan persekutuan dalam masyarakat-masyarakat tradisional7.

Dalam masyarakat asas resiprositas terlihat daribeberapa kegiatan yang sudah mendarah daging dilakukandan senantiasa mendapat perhatian yang serius olehmasyarakat, yaitu antara lain; gotong royong membangunrumah (sambatan), kerja bakti (gugur gunung)8, bantuantenaga maupun materi bagi orang lain yang sedangmemiliki hajat seperti; pernikahan, sunatan, dan hajatanlainnya (nyumbang) dan secara ritual dalam bentuk

7 Malinowski .Crime and Custom in savage Society. 1962 dan Marcel Mauss.The Gift: Form and Function of Exchange in Archaic. 1954. Maus dalam halini berpendapat bahwa sebagian besar dari analisanya mengenai“prestation” serta kaitan-kaitan sosial yang diciptakannya jugaditerapkan kepada masyarakat-masyarakat non tradisional.8 Gugur gunung dalam masyarakat di Gunung Kidul berbeda dengankerja bakti yang dilakukan bersama-sama untuk membersihkan jalan,membuat selokan dan sebagainya. Tetapi merupakan ‘pemotongangunung’ disekitar rumah penduduk. Pemotongan ini dilakukan karenakeadaan geografis Gunung Kidul yang berbukit-bukit, sehingga hampirsemua rumah penduduk tanahnya diperoleh dari memotong bukit kecildi sekitar rumah. Kegiatan ini mengandung asas resiprositas karenasuatu saat setiap orang memerlukan bantuan orang lain untukmelakukan ‘pemotongan gunung’

212

selamatan9. Prinsip yang sama seringkali mengaturpertukaran sumber-sumber pangan dalam lingkungan desa.Satu keluarga yang sedang dalam kesulitan akanmengharapkan bantuan dari orang-orang lain yangkeadaannya lebih baik, dan mengharapkan akan dapatmembalas apabila situasinya terbalik.

Dalam masyarakat tradisional jelaslah bahwaresiprositas terkait dengan siklus pertanian dan seremonial.Hal ini pada umumnya berlaku di dalam lingkunganpemukiman desa dimana tekanan-tekanan sosial dalamkomunitas memperkuat perasaan-perasaan hutang budi.Suatu hal yang penting disini adalah bahwa pertukaran itumenyangkut nilai-nilai yang dapat diperbandingkan.

Sebagai perbandingan dalam melihat asasresiprositas dalam kontrol sosial di perdesaan akandipaparkan dari tiga daerah yang secara empirik telahdilakukan peneitian yaitu Desa Mulusan, Sodo10 dan DesaNglegi11, dalam sambatan, gugur gunung, nyumbang, danselamatan.

9 Selamatan merupakan suatu acara makan bersama yang dihadiri olehtetangga, berkenaan dengan peristiwa-peristiwa penting dalamkehidupan rumah tangga petani seperti membangun rumah, kematiansalah satu anggota keluarga, kelahiran anak, panen yang berhasil dansebagainya.10 Kedua desa diteliti oleh I.B. Mantra tahun 1988 dan Sunarto

Hadisupadmo tahun 1991. Meskipun kedua peneliti lebihmenekankan telaah dari sisi kependudukan, terutama mengenaiMigran, tetapi dalam karya tulis keduanya ditemukan kajian-kajianyang bersifat ilmu sosial.

11 Desa Nglegi pernah diteliti penulis tahun 1991 dan 1999.

Page 115: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

213

SambatanPada ketiga desa seorang warga akan

menyempatkan diri untuk datang, meskipun bekerja danmondok di luar daerah, terutama apabila dapat denganmudah dijangkau dari desanya, misalnya Yogya yanghanya berjarak lebih kurang 25 kilometer. Seandainyatidak bisa, warga desa Mulusan dan Sodo akan pamit padakesempatan sebelum dimulai sambatan dengan membawabantuan uang sekedar untuk ‘membeli paku’. Tidak berbedajauh dengan di Desa Nglegi, hanya seseorang di rantauyang dekat (Yogyakarta) akan menyempatkan diri untukpulang, meskipun harus libur sementara untuk tidakmencari nafkah (biasanya berdagang atau menjadi buruh).Meskipun tidak ada ‘uang’ untuk mengganti ketidakhadirannya, masyarakat di Desa Nglegi percaya bahwayang di rantau akan datang. Hal ini dilakukan karenaapabila ia tidak dapat ikut sambatan tanpa ada keterangan,maka bekel pada kesempatan lain akan menanyakan padayang bersangkutan. Keterangan bekel inilah seolah-olahyang melegitimasi sanksi dari masyarakat, meskipunsebelumnya masyarakat sudah memberikan sanksi‘dibicarakan’. Sanksi berikutnya akan dihentikan atau lebihberat (sanksi paling berat adalah tidak di’sambati’ atau tidakakan datang para tetangga apabila yang bersangkutanmengadakan sambatan di masa yang akan datangtergantung dari ‘legitimasi’ bekel.

Gugur gunungGugur gunung bagi masyarakat di Gunung Kidul

menjadi pekerjaan rutin yang dimiliki oleh seseorang yang

214

akan membangun rumah pada tempat yang baru. Dapatdikatakan bahwa tidak seorangpun di Gunung Kidul yangmembangun rumah tanpa melakukan Gugur gunung.Seperti sambatan, seorang warga desa akan menyempatkandiri untuk datang dan berpartisipasi dalam gugur gunungwarga lain, meskipun bekerja dan mondok di luar daerah,terutama apabila dapat dengan mudah dijangkau daridesanya, misalnya Yogya, meskipun harus libur sementarauntuk tidak mencari nafkah (berdagang atau menjadiburuh) Seandainya tidak bisa, warga desa Mulusan danSodo akan pamit pada kesempatan sebelum dimulaisambatan dengan memberikan harapan, mudah-mudahandapat pulang dan ikut gugur gunung meskipun hanya‘matun’ atau menyabut rumput. Tidak berbeda dengan diDesa Nglegi, seseorang di rantau yang dekat (Yogyakarta)akan menyempatkan diri untuk pulang, meskipun haruslibur sementara untuk tidak mencari nafkah (biasanyaberdagang atau menjadi buruh atau bekerja yang tidakterikat waktu atau bekerja yang dapat mengatur dirinyauntuk kapan bekerja dan kapan libur). Sesuatu yangistimewa dalam gugur gunung ini adalah tidak dikenalnyabantuan yang berupa uang, semuanya dalam bentuktenaga. Hal ini dilakukan karena apabila ia tidak dapat ikutgugur gunung tanpa ada keterangan, maka bekel padakesempatan lain akan menanyakan pada yangbersangkutan. Keterangan bekel inilah seolah-olah yangmelegitimasi sanksi dari masyarakat, meskipunsebelumnya masyarakat sudah memberikan sanksi‘dibicarakan’ atau dipergunjingkan dalam masyarakat.Sanksi berikutnya akan dihentikan atau lebih berat di masayang akan datang tergantung dari ‘legitimasi’ bekel,

Page 116: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

215

masyarakat dengan sendirinya akan menjatuhkan sanksiyang sama.

NyumbangTradisi nyumbang bagi masyarakat di Gunung Kidul,

terutama pada ketiga desa diatas, merupakan salah satucermin kuatnya ikatan solidaritas warga. Sumbangan dariorang lain sangat dibutuhkan, mengingat kondisi geografisGunung Kidul yang berbukit-bukit dan kering, sehinggamerupakan daerah minus, baik minus air maupun minussumber pangan. Sehingga untuk melakukan suatu hajat,pernikahan, sunatan ataupun yang lainnya, dibutuhkansuatu usaha yang memerlukan waktu lama.

Berdasarkan kondisi seperti diatas maka dapatdimengerti kalau bentuk sumbangan yang diberikanberupa bahan-bahan pangan dan air. Bahan-bahan panganyang dijadikan sumbanganpun berbeda-beda tergantungjenis hajat. Sumbangan untuk pernikahan berbeda denganuntuk sunatan atau khitanan, meskipun perbedaannyatidak begitu besar. Bahan pangan ‘wajib’ yang dijadikansumbangan adalah beras, gula pasir, gula merah, kelapa,mie, beras ketan dan jadah12 , pisang, daun pisang ataudaun jati, bumbu dapur dan tempe atau tahu. Jumlahsumbangan yang diberikan menunjukkan kedekatan secarakerabat dari pemilik hajat dan status sosialnya.

12 Jadah merupakan makanan yang harus ada dalam sumbangan, terbuatdari ketan yang dimasak dengan cara khusus, dan setelah masakkemudian dilekatkan dengan cara ditumbuk baru kemudian didiamkanselama sehari semalam.

216

Sumbangan yang diberikan dicatat oleh orang yangditunjuk bekel dan tuan rumah. Hal ini dilakukan untukpada hari itu juga akan dikembalikan dalam bentuk ulih-ulih dengan jumlah yang lebih sedikit tetapi lengkapkepada penyumbang.

Sementara di kesempatan lain apabila penyumbangmemiliki hajat maka orang yang memiliki hajat akanmenyumbang dengan barang dan jumlah yang sama.Orang yang ditunjuk oleh bekel ini merupakan orangkepercayaan bekel untuk mengontrol terjadinya arussumbangan dan menjadi acuan bagi bekel untuk bertindakapabila dikemudian hari terjadi gunjingan-gunjingan olehmasyarakat sehubungan dengan sumbangan.

Kondisi ini sangat dijaga oleh masyarakat di DesaNglegi, karena mereka beranggapan bahwa denganmemberikan bantuan dalam bentuk bahan pangan lebihberharga, sehingga tuan rumah yang punya hajat tidakkebingungan untuk berbelanja ke pasar, mengingat pasardesa tidak mencukupi untuk pengadaan bahan pangandalam jumlah cukup besar. Selain itu jumlah sumbanganyang diberikan juga berarti bahwa pemberi ‘sedangmemproklamirkan-diri’ status sosialnya.

Keadaan ini secara fisik berbeda dengan di DesaMulusan dan Sodo, dimana di kedua desa tersebutsumbangan yang diberikan tidak dalam bentuk barangtetapi sudah berganti dalam bentuk uang. Besarnyasumbangan bervariasi, tergantung bentuk hajatan dankedekatan secara kerabat dari pemilik hajat dan statussosialnya. Besarnya sumbangan berkisar antaraRp 2.500,- sampai Rp 10.000,-. Meskipun demikiansumbangan dalam bentuk uang ini juga dicatat oleh orang

Page 117: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

217

yang diberi kuasa oleh bekel dan pemilik hajat. Hanya sajahal ini tidak mempengaruhi bentuk ulih-ulih yang diberikankepada penyumbang dari si empunya hajat, tetapi untukmasa yang akan datang akan berpengaruh apabila sipenyumbang memiliki hajat yang sama.

Bekel atau penewu dalam menegakkan hukum adatbersumber pada orang kepercayaan yang bertugasmencatat arus sumbangan. Apabila terjadi pelanggaranproses yang terjadi tidak seperti pada sambatan dan gugurgunung, tetapi lebih singkat. Bekel atau penewu tidak akanmenanyakan kepada pelanggar kenapa ia melanggar, tetapilangsung menjatuhkan sanksi atau catatan untuk masayang akan datang, sementara itu hukuman dari masyarakatyang berupa ‘dibicarakan’ atau menjadi ’pembicaraanbanyak orang’ sudah berlaku. Kuatnya sanksi ini membuatsetiap warga berusaha sekuat tenaga untuk memenuhikewajibannya dalam menyumbang, meskipun harusberhutang kepada sanak saudaranya.

SelamatanHukum adat yang berlaku dalam selamatan memiliki

sanksi yang eling berat dibandingkan dengan lainnya,terutama selamatan yang berkenaan dengan selamatandesa. Sementara selamatan yang berkenaan dengankelahiran bayi, kematian dan mendirikan rumah tidakberbeda dengan lainnya. Baik dalam bentuk sumbangannyamaupun sanksi yang diberikan kepada pelanggar. Hal iniberlaku di semua desa di Gunung Kidul, tidak terkecuali diDesa Mulusan, Sodo dan Nglegi.

Selamatan desa berkenaan dengan upacara bersihdesa, sebagai awal tanam padi gogo, dan selamatan panen.

218

Pada saat selamatan ini seluruh anggota masyarakat terlibatdidalamnya, termasuk warga desa yang bekerja danmondok di luar desa. Mereka akanmenyempatkan diriuntuk pulang, meskipun harus ctui dari pekerjaannya ataulibur sementara dari berdagang dan menjadi buruh.Berbeda dengan sumbangan diatas, jumlah bahan panganyang diberikan dalam selamatan ini jauh lebih sedikit, yaituhanya berupa nasi, urapan dan lauk satu piring dan setiapkeluarga hanya satu piring.

Penyetoran kepada pihak dukuh atau desa dicatatkelengkapannya oleh orang yang dipercaya bekel ataupenewu untuk mengontrol. Orang ini biasanya juga yangmencacat dalam kegiatan menyumbang. Sanksi yangdiberikan apabila dilanggar berlaku saat selamatan itu juga.Mulai dari dibicarakan dengan sindiran, dipermalukansampai pengucilan dari semua kegiatan yang berhubungandengan desa atau dusun. Hal ini secara psikologis berartijuga pengucilan dari masyarakat secara umum, karenaorang yang tidak terlibat dalam selamatan ini dianggaptidak memiliki tetangga. Kuatnya sanksi ini membuat setiapwarga berusaha sekuat tenaga untuk memenuhikewajibannya dalam selamatan, meskipun harus berhutangkepada sanak saudaranya.

Migrasi yang dilakukan oleh manusia ke segalapenjuru dunia, ternyata membawa dampak yang sangatluar biasa, baik dampak positif maupun negatif. Seiringdengan hal itu usaha-usaha yang perlu dilakukan adalahmengerem dampak negatif yang ditimbulkan didaerah asalmaupun daerah tujuan.

Page 118: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari, Sapari. 1993. Sosiologi Kota dan Desa. UsahaNasional. Surabaya.

Bayunus, Ilyas dan Farid Ahmad. 1988. SosiologiIslam dan Masyarakat Kontemporer. Mizan.Bandung

Belling & Kotten. 1985. Modernisasi. CV Rajawali &YIIS. Jakarta

Bendix, R dan Lipset, SM. 1968. Max Weber, “Class,Status and Party”, Class, Status and Power.Routledge & Kegan Paul Ltd. London.

Beteille, Andre. 1979. Studies in Agrarian SocialStructure. Cetakan ketiga. Oxford UniversityPress. New Delhi.

Bertrand, Alvin. 1980. Sosiologi, Kerangka Acuan,Metode Penelitian, Teori-teori tentang Sosiologi,Kepribadian dan Kebudayaan. PT Bina Ilmu.Jakarta.

Blau, Peter dan Marshall W Meyer. 1987. BirokrasiDalam Masyarakat Modern. Diterjemahkan olehGary R Yusuf. UI Press. Jakarta

Bouma, PJ. 1982. Sosiologi Fundamental. Djambatan.Jakarta

Castles, L, et.al. 1986. Birokrasi: Kepemimpinan danPerubahan Sosial di Indonesia (Kumpulan Esai).Hapsara. Surakarta.

Chambers, Robert. 1996. PRA, Memahami Desa SecaraPartisipatif. Kanisius. Yogyakarta.

Curson, P. 1981. Remmitance and Migration: TheCommerce of Movement. Journal of PopulationGeography. Vol. 3, Number 1 and 2. June-December 1981.

Dube, S.C. 1988. Modernization and Development: theSearch for Alternative Paradigms. London: ZedBook Ltd.

Etzioni, Amitai. 1985. Organisasi-organisasi Modern.Diterjemahkan oleh Suryatim. UI-Press.Jakarta.

Friedman M, Lawrence. 1977. Law and Society, anIntroduction. Printice Hall. New Jersey.

Geertz. C. 1963. Penjaja dan Raja: Perubahan Sosial danModernisasi Ekonomi di Dua Kota di Indonesia.Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Goldscheider, Calvin. 1985. Populasi, Modernisasi danStruktur Sosial. Terjemahan oleh Al GhozaliUsman dan Andre Bayo Ala. CV Rajawali.

Goode, J.W. 1995. The Family. Terjemahan olehLailahanoum. Sosiologi Kelurarga. BumiAksara Jakarta.

Griffin, K. 1976. Land Concentration and Rural Poverty.New York: Holmes & Meier Publisher Inc.

Hadisupadmo, Sunarto. 1991. Pengaruh Remiten migransirkuler Terhadap Kesejahteraan Keluarga Migrandan Desa Asal: Suatu Kajian di Desa Mulusan dan

Page 119: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

Sodo. Disertasi. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.

Horton, Paul & Chester L Huntl. 1999. Sosiologi jilidI & 2. Ed 6. Erlangga. Jakarta.

Hoult, T. F., ed. 1969. Dictionary of Modern Sociology.Totowa, New Jersey, United

Inayatullah. 1980. Development of Monitoring andEvaluation System for Rural Development in Asia,Some Asiaan Experiences. Asian and PacificDevelopment Administration Centre KualaLumpur. Malaysia. P. 53-75.

Johnson, Paul oyle. 1982. Teori Sosiologi klasik danModern. Diindonesiakan oleh Robert MZLawang. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Koentjaraningrat. 1984. Masyarakat Desa diIndonesia. FE-UI Pres. Jakarta

Koentjaraningrat. 1993. Kebudayaan Mentalitas danPembangunan. PT Gramedia. Jakarta.

Kroeber, A. L. and C. Kluckhohn, 1952. Culture: ACritical Review of Concepts and Definitions.Cambridge, MA: Peabody Museum

Laeyendecker. 1983. Tata, Perubahan danKetimpangan Suatu Pengantar Sejarah Sosiologi.Gramedia. Jakarta.

Leibo, Jefta. 1995. Sosiologi Pedesaan. Andi Offset.Yogyakarta.

Lippitt, Ronald, Jeanne Watson dan Bruce Westley.1958. Planned Chenge. Harcourt, Brace & WorldInc.

Mantra, I.B. 1988. Population Mobility and The LinkBetween Migrans and the Family Back Homes inNgawis Village, Gunung Kidul Regency,Yogyakarta Special Region. The IndonesianJournal of Geography. Vol. 18. No. 55 June.

Peters A.A.G dan Koesrini Siswosoebroto. 1988.Hukum dan Perkembangan Sosial. Pustaka SinarHarapan Jakarta.

Raharjo. 1999. Pengantar Sosiologi Pedesaan danPertanian. UGM Press. Yogyakarta.

Rahardjo, Satjipto. 1986. Ilmu Hukum. PenerbitAlumni Bandung.

Rambo, Terry, 1981, Coceptual Approaches To HumanEcology: A Sourcebook On Alternative ParadigmsFor The Study Of Human Interaction With TheEnvironment, East-West Environment andPolicy Institut, Honolulu, Hawaii.

Raz. Joseph 1980. Concept of Legal System. ClarendoPress. Oxford.

Rusli, Said. 1982. Gerak (Mobilitas) PendudukPedesaan di Jawa Tengah. IPB. Bogor.

Sairin, Sjafri, Pujo Semedi dan Bambang Hudayana.2002. Pengantar Antropologi Ekonomi. PustakaPelajar. Yogyakarta.

Page 120: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

Sajogjo dan Sajogjo Pujiwati. 1995. SosiologiPedesaan. UGM Press. Yogyakarta.

Sajogjo, Pujiwati. 1985. Sosiologi Pembangunan.Pascasarjana IKIP Jakarta dan BKKBN.Jakarta.

Scott C James. 1976. The Moral Economy of ThePeasant. Terjemahan Hasan Basri: MoralEkonomi Petani, Pergolakan dan Subsistensi diAsia Tenggara). LP3ES. Jakarta

Sitorus, Felix dkk. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar.Dokis. IPB. Bogor.

Soekanto, Soerjono. 1980. Pokok-pokok SosiologiHukum. CV Rajawali. Jakarta.

_____________. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. RajaGrafindo. Jakarta.

_____________, 1993, Beberapa Teori Sosiologi tentangStruktur Masyarakat, PT Raja GrafindoPersada, Jakarta.

Soekanto, Soerjono dan Tjandrasari, Heri. 1983.Beberapa aspek Sosio Yuridis Masyarakat.Penerbit Alumni Bandung.

Soemardjan, Selo. 1981. Perubahan Sosial diYogyakarta (terjemahan). Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta.

______________. 1995. Bureaucracy in ChangingCulture. Indonesian Law and AdministrativeReview, Vol (1): 26-59.

Sorokin, Pitirin. 1959. Social and Cultural Mobility.The Free Press Glencoe Collier-Mac MillanLimited. London.

Simmons, A.B. 1984. Migration and RuralDevelopment, Coceptual Approachs, ResearchFinding and Policy Issues, Population,Distribution, Migration, and Development.United Nation. New York.

Smelser, N.J. 1966. The Modernization of SocialRelations. Cambridge Mass. Voice of AmericanForum Lecture)

Sumodiningrat, Gunawan. 1998. MembangunPerekonomian Rakyat. Pustaka Pelajar. Jakarta.

Sunarto, Kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi. FE UIPress. Jakarta.

Surjomihardjo, A. 2000. Kota Yogyakarta 1880-1930:Sejarah Perkembangan Sosial. Yayasan UntukIndonesia. Jakarta.

Susanto, Astrid. 1983. Pengantar Sosiologi danPerubahan Sosial. Bina Cipta. Jakarta.

_______________. 1994. Sosiologi Pembangunan. BinaCipta. Jakarta.

Syani, Abdul. 1995. Sosiologi dan PembangunanMasyarakat. Pustaka Jaya. Jakarta.

Syed Hasan, Syarifah Saleha. 1993. Perubahan danKesinambunagn Tradisi Undang-undang Pribumidi Sabah. Penerbit Universiti KebangsaanMalaysia. Bangi.

Page 121: ISBN : 978-979-8918-88-9 - repository.upnyk.ac.idrepository.upnyk.ac.id/3244/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf · revolusi industri bergulir di Eropa dan membawa konsekuensi perubahan

Tjondronegoro, S.M.P. 1978. Modernisasi Pedesaan:Pilihan Strategi dasar Menuju Fase LepasLandas?. Prisma 3 April 1978.

______________. 1984. Social Organization andPlanned development in Rural Java. SingaporeOxford University Press Oxford, new York.

T.O. Ihromi. 1984. Antropologi dan Hukum. YayasanObor Indonesia.