irwan (kematian dalam tahanan)

34
Library Manager Date Signatu re BUKU KEGIATAN PROGRAM PENDIDIKAN KEPANITRAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mengikuti Ujian Akhir Kepanitraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Oleh: IRWAN MUHAEIMIN H.M. N 111 12 004 Pembimbing Klinik: dr. Annissa Anwar Muthaher, S.H, M.Kes, Sp.F Supervisor: dr. Annissa Anwar Muthaher, S.H, M.Kes, Sp.F DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

Upload: irwan-muhaimin

Post on 03-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bacaan

TRANSCRIPT

Library Manager

DateSignature

BUKU KEGIATANPROGRAM PENDIDIKAN KEPANITRAAN KLINIK

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGALUntuk Memenuhi Sebagai Syarat

Mengikuti Ujian Akhir Kepanitraan Klinik

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal

Oleh:IRWAN MUHAEIMIN H.M.

N 111 12 004Pembimbing Klinik:

dr. Annissa Anwar Muthaher, S.H, M.Kes, Sp.F

Supervisor:

dr. Annissa Anwar Muthaher, S.H, M.Kes, Sp.FDIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2014

BAB I

PENDAHULUANKematian di penjara yaitu kematian yang terjadi di penjara atau fasilitas tahanan lainnya, termasuk kematian yang terjadi selama pemindahan/ transfer ke/ dari penjara/ fasilitas tahanan lainnya, atau difasilitas kesehatan mengikuti pemindahan dari penjara.Di Indonesia jumlah kematian narapidana dan tahanan di penjara mengalami peningkatan pada tahun 2009. Total 778 orang meninggal di rumah tahanan dan lernbaga pemasyarakatan sepanjang tahun 2009. Jumlah tersebut terdiri atas 514 narapidana dan 264 tahanan. Jumlah tersebut meningkat dari jumlah tahun 2008 yang berjumlah 750 orang meninggal di penjara, terdiri dan 548 narapidana dan 202 tahanan.

Penyebab kematian tahanan dan narapidana di penjara ini bermacam-macam. Mulai dari masalah kelebihan kapasitas penjara hingga penyakit. Terdapat 509 orang meninggal pada masa tinggal satu hingga enam bulan di penjara, terdapat 166 orang meninggal dengan masa tinggal tujuh hingga 12 bulan dalam penjara. Sebanyak 103 orang meninggal dengan masa tinggal lebih dari 1 tahun.Catatan kematian individu yang dikumpulkan oleh Death in Custody Reporting Act of 2000 menerangkan bahwa di Amerika Serikat, antara tahun 2001-2004, penjara negara otoritas nasional melaporkan total 12.129 kematian tahanan negara ke Deaths in Custody Reporting Program (DCRP). Sembilan dari 10 kematian (89%) akibat kondisi medis, bunuh diri (6%), pembunuhan (2%), alkohol (1%), obat (1%), dan cedera (1%).Diantara kematian tahanan negara setengahnya adalah hasil dari penyakit jantung dan kanker, dua pertiga melibatkan narapidana usia 45 tahun atau lebih, sisanya adalah hasil dari masalah medis yang hadir pada saat penerimaan. Perbandingan angka kematian menunjukkan tahanan pria memiliki tingkat kematian 72% lebih tinggi dan tahanan perempuan.

Berdasarkan uraian di atas mengenai angka kematian tahanan di penjara, maka perlu diketahui hal-hal yang berkaitan dengan kematian tahanan dalam penjara, mulai dari penyebab kematian, penanganan tahanan yang meninggal, dan pemeliharaan kesehatan tahanan.BAB II

TINJAUAN PUSTAKAA. TERMINOLOGI4,5Mati di penjara berasal dari Royal Cominision into Aboriginal Deaths in Custody (RCIADIC), yaitu:a. Death in prison custodyAdalah kematian yang terjadi di penjara atau fasilitas tahanan lainnya, termasuk kematian yang terjadi selama pemindahan/ transfer ke/ dan penjara/ fasilitas tahanan lainnya, atau di fasilitas kesehatan mengikuti pemindahan dari penjara.b. Death in police custodyDibagi menjadi dua kategori utama, antara lain:a. Kategori 11) Kategori 1a: Kematian dalam institutional setting (misalnya kantor polisi, mobil polisi, rumah sakit selama pemindahan dan atau ke institusi/ mengikuti pemindahan dan institusi).2) Kategori lb: Kematian lainnya dalam operasi polisi dimana petugas mempunyai kontak erat, termasuk kematian yang berhubungan dengan pengejaran dan penembakan oleh polisi. Tidak termasuk pengepungan dengan parameter yang telah ditetapkan tetapi petugas tidak memiliki kontak dekat dengan orang yang dapat mengontrol tindakan seseorang.

b. Kategori 2: Kematian lain selama operasi polisi termasuk pengepungan dan kasus dimana petugas berusaha menahan seseorang.

B. HAK DAN KEWAJIBAN TAHANAN DAN PENJAGA TAHANANPemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 1999 tentang syarat-syarat dan tata cara pelaksanaan wewenang, tugas, dan tanggung jawab perawatan tahanan.1. Hak dan kewajiban perawat tahanan (pasal 3 dan 4)a. Berwenang melakukan penerimaan, pendaftaran, penempatan dan pengeluaran tahanan.b. Berwenang mengatur tata tertib dan pengamanan RUTAN/ Cabang RUTAN.c. Berwenang melakukan pelayanan dan pengawasan.d. Berwenang menjatuhkan dan memberikan hukuman disiplin bagi tahanan yang rnelanggar peraturan tata tertib.e. Bertugas melaksanakan program perawatan, menjaga agar tahanan tidak melarikan diri dan membantu kelancaran proses penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di pengadilan.

f. Wajib memperhatikan perlindungan terhadap hak asasi manusia, asas praduga tak bersalah dan asas pengayoman, persamaan perlakuan dan pelayanan, pendidikan dan pembimbingan, penghormatan harkat dan martabat manusia, terjaminnya hak tahanan untuk tetap berhubungan dengan keluarganya atau orang tertentu, serta hak-hak lain yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.

2. Hak seorang tahanana. Hak untuk beribadah (pasal 11-13)

b. Hak perawatan jasmani dan rohani (pasal 14-19)c. Hak mendapat pendidikan dan pengajaran (pasal 20)d. Hak mendapat pelayanan kesehatan dan makanan (pasal 21-33)e. Hak untuk memberikan keluhan (pasal 34)f. Hak mendapatkan bahan bacaan dan siaran media massa (pasal 35-36)g. Hak untuk mendapatkan kunjungan (pasal 37-40)h. Hak-hak lain seperti hak politik dan keperdataan sesuai undang-undang yang berlaku (pasal 41)

3. Kewajiban seorang tahanana. Wajib mengikuti program dan perawatan (pasal 9-10)b. Wajib mengikuti bimbingan dan pendidikan agama sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.c. Wajib mematuhi tata tertib RUTAN/ Cabang RUTAN atau LAPAS/ Cabang LAPAS selama mengikuti program perawatan.C. KLASIFIKASI KEMATIAN DI PENJARAMati di penjara dibagi menjadi dua kategori dan didefinisikan sebagai benkut:71. Kategori 1: Seseorang meninggal ketika ditahan di kantor polisi atau tempat lainnya (kecuali di dalam pengadilan setelah didakwa), ketika ditahan sementara di kepolisian, ketika di rumah sakit atau mobil polisi.2. Kategori 2: Seseorang meninggal ketika sudah berada ditangan polisi maupun akibat tindakan polisi dalam usaha pengejaram/ penangkapan/ menjalankan tugasnva, termasuk ketika seorang suspek meninggal saat di wawancara walaupun belum ditahan, berusaha melankan diri, sudah ditahan, berada dalam pengepungan.D. PENYEBAB KEMATIAN TAHANAN1. Penyebab kematian berdasarkan pelanggaran terhadap hak asasia. Merupakan eksekusi langsung tanpa diadili.b. Disebabkan akibat penyiksaan.c. Disebabkan karena kondisi penjara yang buruk dan pengabaian akan kondisi kesehatan narapidana.

d. Disebabkan akibat penggunaan kekerasan yang berlebihan2. Penyebab kematian yang perlu dicurigaiPenyebab alami, penyakit atau kecelakaan yang dapat menutupi fakta pelanggaran hak asasi manusia.3. Asfiksia traumatik

Seringkali terjadi ketika petugas gagal dalam menguasai tahanan. Terjadi akibat asfiksia traumatik yang disebabkan kompresi dada dan menghalangi gerak pernapasan.114. Penguncian lengan dan memegang leherBahaya yang terjadi adalah kompresi dan depan atau samping leher dan kematian dapat terjadi baik karena reflek vagus atau karena iskemia serebri saat terjadi kompresi karotis, atau asfiksia karena obstruksi jalan napas.5. Trauma tumpulDapat terjadi karena penggunaan kepalan tangan, siku, kaki, atau penggunaan senjata. Pukulan pada samping leher dapat menimbulkan refleks cardiac arrest atau perdarahan subaraknoid akibat kerusakan pembuluh darah vertebrobasiler. Pukulan pada perut juga dapat menimbulkan perdarahan intraperitoneal yang terjadi karena robeknya mesentrium.6. Kadar alkohol yang meningkatKadar alkohol diatas 350 mg per 100 ml darah dapat menyebabkan peningkatan resiko koma dan depresi pusat pernapasan.7. Bunuh diriBunuh diri di penjara biasanya dilakukan dengan cara gantung. Alasan tahanan untuk mengakhiri hidupnya bisa karena mengalami kekerasan di penjara atau gangguan psikiatri.8. Kematian alami karena penyakitBiasanya karena akibat penyakit kardiovaskular. Penyakit diabetes, epilepsi, dan asma potensial menyebabkan kematian mendadak atau tidak terduga.9. Sudden In-Custody Death SyndromeKombinasi keberadaan delirium tereksitasi dikombinasikan dengan faktor lain yaitu alkohol atau penggunaan obat-obatan, kondisi fisik dari tahanan, dan kekerasan fisik yang dapat mencetuskan kondisi berpotensi fatal yang dikenal sudden in-custody death syndrome. Salah satu bentuknya adalah :Restraint asphyxia atau asfiksia posisiKematian akibat asfiksia yang terjadi saat posisi prone atau hog-tied yang dapat menimbukan gangguan pernapasan.

Gambar1. Posisi prone dan hog-tiedPada posisi ini dapat menekan pernapasan dan menyebabkan terganggunya fungsi jantung pada pasien yang mengalami kejang. E. GAGGUAN KESEHATAN YANG DAPAT DI ALAMI SEORANG TAHANAN DIDALAM PENJARA

1. HIV/ AIDS2. Tuberculosis (TB)3. Penyalahgunaan Obat-obatan4. Gangguan kesehatan mental5. Womens health6. Co-morbidity and mental health7. Young offenders8. OvercrowdingF. PERAWATAN TAHANANBerdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 1999, perawatan tahanan di RUTAN/ Cabang RUT AN atau LAPAS/ Cabang LAPAS atau di tempat tertentu bertujuan antara lain untuk:1. Memperlancar proses pemeriksaan baik pada tahap penyidikan maupun pada tahap penuntutan dan pemeriksaan dimuka pengadilan.2. Melindungi kepentingan masyarakat dari pengulangan tindak kejahatan yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana yang bersangkutan.3. Melindungi pelaku tindak pidana dan ancaman yang mungkin akan dilakukan oleh keluarga korban atau kelompok tertentu yaitu terkait dengan tindak pidana yang dilakukan. Program perawatan tahanan akan berakhir dengan sendirinya apabila tahanan yang bersangkutan telah mendapat keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Sedangkan bagi tersangka yang dijatuhi pidana, pembinaan lebih lanjut akan diserahkan ke Lembaga Pemasyarakatan sebagai proses akhir dan sistem pemidanaan. Dengan adanya berbagai tempat tenentu yang digunakan sebagai tempat penahanan dan tempat tersebut belum ditetapkan sebagai Rumah Tahanan Negara, maka agar perawatan tahanan tidak diterlantarkan, maka pelaksanaan wewenang, tugas dan tanggung jawab perawatan tahanan dalam Peraturan Pemerintah ini dilaksanakan oleh pejabat yang memerintahkan penahanan. Apabila tahanan yang bersangkutan diserahkan ke Rumah Tahanan Negara, maka tanggung jawab perawatannya ada pada Kepala Rumah Tahanan Negara dan tanggung jawab yuridisnya ada pada pejabat yang memerintahkan penahanan. Isi dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 58 tahun 1999 mengenai perawatan tahanan sebagai berikut :Ketentuan umum perawatan tahananPasal 1Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1) Perawatan tahanan adalah proses pelayanan tahanan yang dilaksanakan mulai dari penerimaan sampai dengan2) Pengeluaran tahanan dari Rumah Tahanan Negara (RUTAN)3) Tahanan adalah tersangka atau terdakwa yang ditempatkan dalam RUTAN/ Cabang RUT AN.4) Petugas RUTAN/ Cabang RUTAN adalah Petugas Pemasyarakatan yang diberi tugas untuk melakukan perawatan5) Tahanan di RUTAN/ Cabang RUTAN.6) Menteri adalah Menteri yang lingkup, tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang Perawatan Tahanan.Pasal 4

1) Kepala RUTAN/ Cabang RUTAN, Kepala LAPAS/ Cabang LAPAS dan pejabat yang dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) beserta petugas RUTAN/ Cabang RUTAN, LAPAS/ Cabang LAPAS dan tempat penahanan tertentu bertugas :a. Melaksanakan program perawatan;b. Menjaga agar tahanan tidak melarikan diri; danc. Membantu kelancaran proses penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di Pengadilan.2) Pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam melaksanakan tugasnya wajib memperhatikan :a. Perlindungan terhadap hak asasi manusia;b. Asas praduga tak bersalah; danc. Asas pengayoman, persamaan perlakuan dan pelayanan, pendidikan dan pembimbingan, penghormatan harkat dan martabat manusia, terjaminnya hak tahanan untuk tetap berhubungan dengan keluarganya atau orang tertentu, serta hak-hak lain yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.1. Perawatan tahanana. Bagian Pertama Penerimaan

Pasal 51) Setiap penerimaan tahanan di RUTAN/ Cabang RUTAN, LAPAS/ Cabang LAPAS atau tempat tertentu wajib:a) Didaftarb) Dilengkapi surat penahanan yang sah yang dikeluarkan oleh pejabat yang bertanggung jawab secara yuridis atas tahanan yang bersangkutan sesuai dengan tingkat pemeriksaan.2) Penerimaan tahanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku bagi tahanan sipil.b. Bagian Kedua Pendaftaran

Pasal 61) Pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a meliputi:a) Pencatatanb) Surat perintah atau surat penetapan penahananc) Jati dirid) Barang dan uang yang dibawa.e) Pemeriksaan kesehatanf) Pembuatan pasphotog) Pengambilan sidik jarih) Pembuatan Berita Acara Serah Terima Tahanan.

2) Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a harus dilakukan dalam buku register yang disediakan sesuai dengan tingkat pemeriksaannya.c. Bagian ketiga penempatanPasal 7Penempatan tahanan ditentukan berdasarkan penggolongan:1) Umur2) Jenis kelamin3) Jenis tindak pidana4) Tingkat pemeriksaan perkara5) Untuk kepentingan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan.d. Bagian keempat tata cara penerimaan, pendaftaran dan penempatanPasal 8Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penerimaan, pendaftaran dan penempatan tahanan di RUTAN/ Cabang RUTAN, LAPAS/ Cabang LAPAS dan tempat tertentu diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri.e. Bagian kelima program perawatan

Pasal 9Perawatan tahanan meliputi perawatan jasmani dan rohani yang dilaksanakan berdasarkan program perawatan.

Pasal 101) Program perawatan bagi tahanan harus sesuai dengan bakat, minat, dan bermanfaat bagi tahanan dan masyarakat.2) Program perawatan bagi tahanan dilaksanakan paling lama 7 (tujuh) jam sehari.3) Program perawatan tahanan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri.2. Berakhirnya Masa Perawatan TahananPasal 481) Perawatan tahanan berakhir karena:a. Adanya putusan hakim yang membebaskan atau melepaskan terdakwa dari segala tuntutan hukum.b. Adanya putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap dan terhadap terdakwa telah diaksekusi untuk menjalani pidana di LAPAS.c. Masa penahanan habis atau perpanjangan penahanannya telah habis.d. Meninggal dunia.2) Tahanan yang telah berakhir masa perawatannya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib:a. Dikeluarkan dari RUTAN/ Cabang RUTAN atau LAPAS/ Cabang LAPAS.b. Dicatat dalam buku register.c. Diambil sidik jarinya.3) Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b meliputi:a. Putusan hakim yang membebaskan atau melepaskan terdakwa, putusan hakim yang menjatuhkan pidana.b. Terdakwa diperintahkan menjalani pidana, Keputusan Kepala RUTAN/ Cabang RUTAN atau LAPAS/ Cabang LAPAS.c. Yang membebaskan terdakwa atau surat keterangan kematian yang dibuat oleh dokter.

d. Jati diri.

e. Berita acaraG. Memonitor Kematian Dalam PenjaraMemonitor adalah observasi jangka panjang dan analisis tentang situasi hak asasi di sebuah negara atau wilayah. Tiga langkah utama dalam memonitor kematian dalam penjara:101. Mengumpulkan informasi hukum, situasi politik, kriminalitas, dll2. Mencatat dan menindak lanjuti tuduhan terhadap individu yang mengalami kematian dalam penjara3. Analisa informasi dan tuduhan dan mengidentikasi pola.

1. Mengumpulkan informasi umuma. Hukum dan data kelembagaan1) Apakah undang-undang yang mengatur perlindungan tahanan dalam segala bentuk penahanan dan aturan untuk perlakuan terhadap tahanan?2) Apakah ada kode etik bagi polisi atau militer pasukan yang mengatur mengenai perlakuan terhadap tahanan? Apakah yang dimaksudkan oleh kode sebenarnya?3) Apakah polisi atau kekuatan militer mendapatkan pelatihan? Jenis pelatihan?4) Apa saja rantai komando?b. Informasi politik1) Lacak pernyataan yang dibuat oleh pejabat pemerintah tentang penyiksaan dan kematian dalam tahanan.2) Simpan semua catatan tentang kasus individu, dugaan atau komentar umum tentang tahanan pada umumnya.

c. Informasi sosial

1) Melalui pemantauan media, mampu mencari tahu tentang perasaan masyarakat umum terkait tahanan dan kriminalitas.2) Apakah masyarakat atau media boleh melakukan panggilan untuk pengobatan yang lebih berat terhadap tahanan?d. KriminalitasMelacak informasi tentang kriminalitas :1. Apakah terdapat peningkatan atau penurunan?2. Apakah tindakan kriminal utama?3. Apakah dakwaannya? Hukumannya?2. Catatan dan tindak lanjut kasus individuMozambican League for Human Rights melakukan investigasi terhadap tahanan di Mozambik. Kisah tahahan yang disiksa hingga meninggal oleh petugas polisi adalah hal yang umum di Mozambik. Sejak didirikan, Mozambican League for Human Rights mendokumentasikan berbagai kasus-kasus dan dalam banyak hal pelakunya telah dihukum.Adapun berdasarkan pengalaman sebelumnya Mozambican League for Human Rights mengetahui berdasarkan pengalaman sebelumnya, bahwa: 1. Kematian di penjara adalah hal umum, dan 2. Kekebalan hukum adalah lazim. Melalui organisasi atau tindakan memonitor hak asasi manusia dapat dicapai kesimpulan dengan mengidentifikasi dan menindak lanjuti semua kasus yang menjadi perhatian mereka. Untuk memfasilitasi tugas tersebut, disarankan merancang formulir untuk mencatat kasus dugaan kematian dalam tahanan.3. Identifikasi PolaMelalui identifikasi pola akan memungkinkan untuk mendapatkan gambaran situasi secara keseiuruhan tentang kematian tahanan yang bersangkutan dan membantu anda di masa depan. Pola yang berkaitan dengan kematian tahanan adalah :a. Pola identitas yang kebanyakan kematian dalam tahanan adalah anggota dari:1) Partai politik tertentu2) Bidang sosial tertentu3) Kelompok etnis4) Kelompok agama5) Dugaan pidanab. Apakah sebagian besar kasus kematian dalam tahanan didahului oleh kesamaan terjadinya peristiwa :1) Undang-undang baru2) Deklarasi suatu keadaan darurat3) Pemilihan umum4) Pengumuman rapat atas permintaan otorisasi5) Pertemuan6) Demonstrasi, kerusuhan7) Intimidasi dan atau ancaman kematianc. Pola lokasi kematian :1) Penjara khusus2) Barak militer khusus3) Pusat penahanan rahasiad. Pola identitas para tersangka :1) Petugas keamanan khusus2) Penjara khusus3) Cabang keamanan4) Peringkat serupae. Pola penyebab dan cara kematian :1) Luka tembakan2) Penyiksaan3) Kurangnya obat-obatan dan perawatan medisf. Pola musim kematianInisalnya musim panas atau musim hujan yang ditandai dengan kelaparan, peningkatan malaria atau TB diseluruh negara.

Respon pemerintah untuk kasus dugaan kematian dalam penjara :

1) Penolakan pengembalian jenazah pada keluarga2) Ketiadaan investigasi yang independen dan tidak memihak3) Ketiadaan otopsi4) Prosedur otopsi dan investigasi tidak memenuhi standar internasional5) Tidak ada penangkapan, pencobaan, atau penilaian.H. PENANGANAN TAHANAN YANG MENINGGAL DI PENJARA1. Pemeriksaan sistematik post-mortem kepada semua tahanan yang meninggal atau baru saja dibebaskan karena alasan apapun.2. Semua pemeriksaan post-mortem dilakukan oleh patologis forensik yang sesuai dengan standar internasional.

3. Apapun kasus kematian dalam tahanan:a. Mintakan investigasi secara mandiri dan netralb. Mintakan pemeriksaan autopsi yang dilakukan secara terpisahc. Memberitahukan keluarga tentang hak mereka; yakinkan mereka untuk melakukan pemeriksaan post-mortemd. Hindari pemakaman dini terhadap jenazah

e. Yakinkan mereka untuk mengembalikan jenazah kepada keluarga.f. Berkas pembuktian4. Pernyataan atau isu5. Otorisasi untuk investigasi tempat tahananI. PENCEGAHAN KEMATIAN1. Akses terhadap tahanan, tanyakan kepada mereka apakah terdapat akses untuk mendupatkan obal dan pelayanan kesehatan.

2. Lakukan kampanye untuk peningkatan kondisi tahanan (sesuai dengan Peraluran Standar Minimum mengenai Perlakuan terhadap Tahanan (United Nation Standard Ininimum Rules for the Treatment of Prisoners)).

3. Minta semua tahanan ditahan dipusat tahanan resmi.4. Minta daftar semua tempat penahanan resmi dipublikasikan.

5. Mendirikan badan independen yang bertangung jawab untuk mengunjungi tempat tahanan secara regular, yang akan merekomendasikan untuk meningkatkan kualitas penjara.

Selain strategi pencegahan di atas, dapat juga dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:1. Pelatihan medis untuk petugas keamanan.2. Pelatihan terhadap keadaan darurat, sehingga petugas dapat mengidentifikasi gejala awal sehingga mereka dapat segera menghubungi dokter atau paramedis. Yang perlu diperhatikan adalah frekuensi nadi, warna (bibir, wajah, dan mata) dan pemeriksaan refleks. Mampu melakukan pemeriksaan fisik dini yaitu temperatur dan tekanan darah, mengenal berbagai tingkat kesadaran sehingga perlu dibekali keterampilan medis darurat kepada petugas.3. Akomodasi disertai fasilitas medis yang mampu menangani tahanan yang mengalami mabuk, obat-obatan atau trauma minor.4. CCTV dapat membantu petugas untuk mengetahui tanda bahaya, dan penempatan lebih bermanfaat bila dipasang pada sel tahanan yang beresiko dibandingkan pada koridor.BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanKematian di penjara yaitu kematian yang terjadi di penjara atau fasilitas tahanan lainnya, termasuk kematian yang terjadi selama pemindahan/ transfer ke/ dari penjara/ fasilitas tahanan lainnya, atau difasilitas kesehatan mengikuti pemindahan dari penjara.Meski seorang tahanan di dalam pengawasan polisi, bukan berarti seorang tahanan tidak memiliki hak apapun. Peraturan Pemerintah nomor 58 Tahun 1999 berisi tentang syarat-syarat dan tata cara pelaksanaan wewenang, tugas, dan tanggung jawab perawatan tahanan.Kematian tahanan dapat dibedakan menjadi alami dan tidak alami, terdapat pelanggaran terhadap hak asasi dan tidak. Beberapa penyebab antara lain karena penyakit, bunuh diri, kecelakaan, pembunuhan, kekerasan, over dosis obat, gantung, senjata api, dan kematian mendadak.Penanganan terhadap kematian tahanan adalah dengan pemeriksaan sistematik post mortem, semua pemeriksaan post mortem dilakukan oleh patologi forensik, pemeriksaan otopsi, hindari pemakaman dini, investigasi tempat tahanan dan lokasi kematian.Upaya pencegahan kematian tahanan dapat dilakukan dengan akses terhadap tahanan, peningkatan kondisi tempat tahanan, tahanan ditahan di pusat tahanan resmi. Minta daftar semua tempat penahanan resmi, dan mendirikan badan independen yang bertanggung jawab untuk mengunjungi tempat tahanan secara reguler.DAFTAR PUSTAKA1. Kematian di penjara. Diunduh dari www.vivanews.com.2. Arti kata Indonesia. Diunduh dan www.artikata.com3. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus besar bahasa Indonesia pusat bahasa. Jakarta: Gramedia; 2008.4. Institute for Criminal Justice Reform. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 1999. Diunduh dari www.icjr.or.id.5. Callamard, Agnes et al. Monitoring and investigating death in custody. Amnesty International and CODESRIA. Amsterdam. 2000. Diunduh dari www.amnesty.nl6. WHO. Prisons and health. Diunduh dari www.euro.who.int.7. Budiayanto Arif.,Widiatama W., Sudiono S.,dkk. Ilmu kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997