irigasi infiltrasi taufik

15
LAPORAN PRAKTIKUM IRIGASI DAN DRAINASE INFILTRASI Oleh: Nama : Kgs. Agus Taufik Hidayat NPM : E1J012027 Dosen : Sigit Sudjatmiko, Ph.D Co.ass : Riduan Hutabarat LABORATORIUM AGRONOMI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Upload: kgs-taufik-az

Post on 15-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

LAPORAN IRIGASI

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMIRIGASI DAN DRAINASEINFILTRASI

Oleh:Nama: Kgs. Agus Taufik HidayatNPM: E1J012027Dosen : Sigit Sudjatmiko, Ph.DCo.ass : Riduan Hutabarat

LABORATORIUM AGRONOMIPROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BENGKULU2014BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSistem irigasi di Indonesia telah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu atau bahkan sejak lebih dari 1000 tahun yang lalu. Van Setten van der Meer (1979) mengatakan bahwa masyarakat petani di Jawa Barat telah mengenal sistem hidraulika sejak abad ke-5, sehingga dapat membangun suatu saluran pengelak banjir sepanjang kurang lebih 10 km di muara Sungai Citarum dekat Jakarta. Dengan pengenalan teknik hidraulika tersebut tentunya juga masyarakat telah mengenal sistem jaringan irigasi yang teratur. Sistem irigasi telah dikenal di Jawa Tengah sejak abad ke-9 sedangkan di Jawa Timur diperkirakan ada sistem irigasi sejak abad ke-8. saat ini diperkirakan luas sawah beririgasi di Indonesia sekitar 6 juta ha, tersebar di seluruh Indonesia. Irigasi dibutuhkan orang untuk beberapa fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menambaha air atau lengas tanah ke dalam tanah untuk memasok kebutuhan air bagi pertumbuhan tanaman. Kemudian air irigasi juga dipakai untuk menjamin ketersediaan air/lengas apabila terjadi betatan (dry spell), menurunkan suhu tanah, pelarut garam-garam dalam tanah, untuk mengurangi kerusakan karena frost (jamur upas), untuk melunakkan lapis keras tanah (hard pan) dalam pengolahan tanah. Dalam praktek kegiatan irigasi, sering dibutuhkan besaran infiltrasi untuk daerah tertentu. Secara praktis pengukuran dapat menggunakan alat yang disebut infiltrometer. Cara yang dapat dilakukan adalah single range infiltrometer dan double infiltrometer. Single range infiltrometer merupakan silinder baja atau bahan lain berdiameter diantara 25-30 cm. Panjang alat kurang lebih 50 cm. Alat ini dilengkapi dengan tangki cadangan air.untuk alat yang sederhana, tangki air dapat diganti dengan ember. Pada dinding silinder terdapat skala dalam mm hook gauge. Selain itu, masih perlu dilengkapi dengan bantalan kayu dan pukul besi untuk memasukkan silinder kedalam tanah. Double ring infiltrometer pada dasarnya sana dengan single ring infiltrometer yang disebutkan sebelumnya kecuali ada nya tambahan satu silinder lain dengan diameter kurang lebih dua kali silinder yang disebutkan sebelumnya.1.2 Tujuan PraktikumMenentukan laju infiltrasi suatu daerah menggunakan single ring infiltrometer.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Bahan sementasi dan hipa yang dihasilkan dari kegiatan mikroorgnis memenyebabkan terjadinya agregasi tanah dan stabilitas agregat meningkat sehingga infiltrasi air lebih besar dan limpasan permukaan, serta erosi dapat ditekan. Porimakro yang dihasikan aktivitas cacing tanah, semut, dan rayap meningkatkaninfiltrasi air dan menekan terjadinya air limpasan dan erosi. (Smith, at aal.1992). Teori Infiltrasi tanah yang menekan kan bahwa perkolasi air melaluilapisan bawah tanah (subsoil), dapat menghasilkan mata air; bukan hutan yangmenghasilkan mata air .Dibawah zone transmisi, adalah zone pembasahan (wetting zone) dengankadar air tanali meningkat secara cepat, mengikuti lamanya waktu infiltrasi. Zone pembasahan ini berakhir pada daerah basali. Dengan mempertimbangkan infiltrasiair ke arah honzontal dari sebuah media yang berpori dengan permebilitas jenuh (saturated permeability) dan porositas rj, Brand (1982: 35) berdasarkan Lumb, 1962, Knapp (1978: 69) menyebutkan bahwa Hewlett dan Hibbert (1963) yang meneliti infiltrasi dan redistribusi kadar kebasahan tanah pada lereng, telah menyimpulkan bahwa sementara bagian atas lereng secara cepat berkurang kejenuhannya dan secara asimtot mendekati keadaan keseimbangannya, bagianbawah segera mengembangkan kadar air yang tetap stabil dengan nilai mendekati keadaan jenuh Percobaan ini dilakukan dengan model berupa lempeng tanah yangseragam, dimana kadar kebasahan digabungkan dengan ketebalan lempeng dankarena itu, tidak menggambarkan perbedaan kadar kebasahan yang tegak lurusterhadap bidang miring lereng. Produksi Polisakarida yang bersifat lekat sehingga membantu agregasitanah (meningkatkan porositas dan infiltrasi udara dan air, serta menurunkankehilangan akibat erosi. (Rachman Sutanto. 2003)Infiltrasi adalah proses masuknya air ke dalam tanah. Air yang telah ada didalam tanah kemudian akan bergerak ke bawah oleh gravitasi dan disebut dengan perkolasi. Laju infiltrasi air ke dalam tanah, dalam hubungannya denganpengisian kembali tanah oleh air hujan atau oleh air irigasi, sangat penting. Apabila daya infiltrasi tanah besar, berarti air mudah meresap kedalam tanah,sehingga aliran permukaan kecil. Akibat erosi yang terjadi juga kecil. Daya infiltrasi tanah dipengaruhi oleh pororitas dan kemantapan struktur tanah. Karenabentuk struktur tanah yang membulat (granuler, remah, gumpal membulat), menghasilkan tanah dengan pororitas tinggi sehingga air mudah meresap kedalamtanah, dan aliran permukaan menjadi kecil, sehingga erosi juga kecil. Demikianpula tanah-tanah yang mempunyai struktur tanah yang mantap (kuat), yang berartitidak mudah hancur oleh pukulan-pukulan air hujan, akan tahan terhadap erosi.Sebaliknya struktur tanah yang tidak mantap, sangat mudah hancur oleh pukulanair hujan, menjadi butiran-butiran halus sehingga menutup pori-pori tanah.Akibatnya air infiltrasi terhambat dan aliran permukaan meningkat yang berartierosi juga akan meningkat. (Hardjowigeno, H. Sarwono. 2000)Laju Infiltrasi dan Kapasitas InfiltrasiLaju infiltrasi (infiltration rate) dan kapasitas infiltrasi (infiltrationcapacity) adalah besaran kuantitas infiltrasi, dimana kapasitas infiltrasi adalah lajuinfiltrasi maksimum unruk suatu jenis tanali tertentu sementara laju infiltrasiadalah laju infiltrasi yang nyata pada tanah tersebut. Laju infiltrasi tergantungpada kondisi permukaan dan bawah permukaan tanah. Faktor terpenting adalahstabilitas pori-pori pada permukaan tanali dan laju transmisi air lewat tanah.Secara fisik, ada empat faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi dan kapasitasinfiltrasi tanah, (Kanisius Media.Effendi, Hefni. 2003) yaitu: Jenis tanah Kepadatan tanah KelembapanTanah TutuNamun Setiap Jenis tanah mempunyai laju infiltrasi karakteristik yang berbeda dan bervariasi tergantung pada karakterisrik tanah tersebut.Faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi adalah; kandungan airawal, permeabilitas permukaan tanah, kondisi internal seperti ruang pori dankemerekahan koloid tanah, serta kandungan bahan organik tanah, juga lamanya air hujan atau pemberian air irigasi. Dalam mengukur laju kecepatan infiltrasi tanah dilapangan dapat dinyatakan dengan.Hal tersebut dinyatakan dalamV= wtw : Berat air/volume air.V : Kecepatan air. t : waktu kecepatan resapan air.

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM2.1 Bahan dan Alat Infiltrometer Tangki air/ember Bantalan kayu Pukul besi Gelas ukur Air2.2 Prosedur Kerja1) Menentukan lokasi yang akan diukur infiltrasinya dibersihkan;membuang tanah yang terkelupas2) Menempatkan silinder tegak lurus dan menekan kedalam tanah hingga bersisa +/- 10 cm diatas permukaan tanah.apabila tanahnya merupakan tanah lunak hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah. Akan tetapi, apabila tanahnya merupakan tanah keras, maka pemasukan silinder dapat dibantu dengan pukul besi. Dalam pemukulan tersebut hendaknya bagian atas pipa dilindungi dengan balok kayu tebal, dan pemukulan harus dilakukan sedemikian sehingga silinder dapat dimasukkan kedalam tanah dengan tegak lurus. Selain itu, antara atanah dan silinder tidak boleh terbentuk rongga3) Menyiapkan air secukuonya, stopwatch dan alat tulis.4) Menyiapkan tabel pengamatan yang telah disusun sedemikian sehingga memudahkan hitungan.5) Kemudian melakukan langkah pengukuran berikut:a. Pada skala yang terdapat pada dinding silinder, menarik dua garis dengan jarak 5 cm. Bila laju infiltrasi relatif sangat kecil, jarak dua garis tersebut diperkecil.b. Secara perlahan menuangkan air kedalam silinder hingga penuh dan tunggu sampai air tersebut seluruhnya infiltrasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menghilangkan retak-retak tanah yang merugikan pengukuran . apabila dalam 10 menit permukaan air belum mencapai batas bawah , melakukan dengan cepat langkah berikutnya.c. Menuangkan lagi air kedalam silinder sampai mencapai batas garis atasd. Pada setiap waktu yang telah ditentukan ( seperti dalam lembar kerja ), dengan segera tambah air dalam silinderf hingga batas atas. Mencatat jumlah air yang ditambahkan.e. Melakukan hal tersebut diatas sampai seluruh waktu yang ada dalam tabel lembar kerja terisi semuaf. Dari data yang terkumpul dalam tabel, dapat dihitung laju infiltrasi tiap waktu tertentu. Danb apabila hasilnya digambarkan maka akan terlihat laju infiltrasi eksponensial.g. Apabila dikehendaki hitungan yang lebih teliti, waktu yang diperlukan untuk mengisi kembali silinder mencapai garis batas atas perlu dicatat, karena kenyataannya pada saat tersebut infiltrasi tidak berhenti, sehingga jumlah infiltrasi dapat ditambahkan dengan mengambil anggapan laju infiltrasi yang baru saja diukur.

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil pengamatan

Waktu ( menit )Selisih Waktu ( jam )Volume air ditambahkan ( cm3)Kedalaman infiltrasi ( cm )Infiltrasi kumulatif ( cm )Laju infiltrasi ( cm/jam )

000000

112100,40,4

21200,20,6

53100,10,7

105600,7

2010200,7

3020200,7

Diameter Silinder adalah 18 cm 3.2 PembahasanKami melakukan praktikum ditanah yang agak keras sehingga diharuskan penggunaan pukul besi untuk memasukkan silinder kedalam tanah. Selain itu, kami juga melakukan praktikum ini setelah pada malam hari sebelum praktikum terjadi hujan. Sehingga kami mendapatkan tanah yang memiliki infiltrasi yang rendah/bahkan tidak ada. Dimana infiltrasi adalah aliran air yang masuk kedalam tanah. Jumlah infiltrasi yang masuk harus berbanding dengan kemampuan tanah untuk mengikat air serta kandungan bahan organik. Semakin banyak kandungan bahan organik, maka kemampuan mengikat air akan semakin besar, infiltrasi akan semakin lambat. Data praktikum yang ada, menunjukkkan tanah memilki infiltrasi yang sangat lambat. Pada menit 0,1,5 dan ke 30 penambahan air tidak dilakukan karena volume tidak berkurang sehingga laju infiltrasi nya 0, ini menunjukkan pada menit ke 0,1, 5 dan 30 tidak terjadi infiltrasi, ini diakibatkan oleh tanah yang pada waktu itu, pori-porinya sudah terisi penuh dengan air sehingga tidak lagi ruang untuk terjadinya infiltrasi.Laju gerak air menembus tanah atau konduktivitashidrolik, dapat berkurang dengan makin berkurangnya ruang pori. Gerak air menembus tanah pada status air di atas kapasitas lapang terutama dikendalikanoleh potensial gravitasi, dan potensial matrik pada status air di bawah kapasitaslapang. Konduktivitas hidraulik menurun dengan cepat, dengan semakinmenurunnya potensial air, sehingga gerak air sangat lambat pada tanah kering danpraktis berhenti pada potensial air sekitar 15 bar. Pada tanah yang sangat kering,air hanya bergerak sebagai uap. Perbedaan temperatur antara permukaan tanah dengan horizon yang lebih dalam mampu menggerakkan air (uap) ke atas padamusim dingin dan ke bawah pada musim panas. Bila dalamnya permukaan air tanah sekitar satu meter, gerak air ke atas cukup memadai untuk kebanyakantanaman.Air yang dapat bergerak dalam tanah adalah air kapiler dan air gravitasi.Air gravitasi bergerak dalam ruang tanah oleh karena gravitasi. Jika ruang-ruangitu telah jenuh dengan air, air tersebut akan bergerak kebawah.Factor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi;1. Tumbuh-tumbuhan. Jika permukaan tanah tertutup oleh pohon-pohon danrumput, infiltrasi dapat dipercepat.2.Jumlah air yang teredia di permukaan tanah.3.Sifat permukaan tanahtermasuk kelembapan tanah. Jika tanah belumlembap, infiltrasi akan melembapkan dulu tanah dibagian atas.Pemampatan oleh curah hujan. Gaya pukulan butir-butir hujan mengurangikapasitas infiltrasi karena akan memberi efek pemampatan pori tanah oleh butirankecil yang terpencar akibat pukulan butiran hujan.Dalam percobaan praktikum ini di awali dengan mencari lokasi mana yangakan diambil untuk pengujian kecepatan laju infiltrasi tanah, diantara nya lokasipada lahan Tanah olahan (OT), dan lokasi pada lahan tanpa olah Tanah (TOT). Sampel lahan tersebut diambil untuk perbandingan kecepatan dan kesuburan tanah. Biasanya pada tanah olahan laju infiltrasi lebih cepat ketimbang pada lahan tanpa olah tanah. Sebelum percobaan dimulai siapkan air sebanyak 2 liter dan ditampung didalam ember penampung air. Selanjutnya percobaan dimulai pada lahan olahan dengan cara menancapkan Literan Besi kedalam tanah namun diusahakan jangan sampai air yang akan dituangkan tidak bocor dan dalam menancapkan jangan terlalu dalam kira-kira 1-2cm.Dalam percobaan air meresap/laju infiltrasi air kedalam tanah selama 2 menit, dan volume air dalam percobaan sebanyak 100 ml.. Dalam percobaan air meresap/laju infiltrasi tanah selama 10 menit dan volume air dalam percobaan sebanyak 180 ml dan untuk air meresap selama 20 menit volume air adalah 60 ml. Untuk waktu peresapan pada 5 menit tidak terjadi laju infiltrasi demikian pula pada waktu yangg 30 menit. Hal ini menunjukkan semakin kecil laju infiltrasi maka semakin subur tanah tersebut karena banyakmengandung unsur hara dan pori-pori yang baik untuk tanaman pertanian khususnya.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KesimpulanBerdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :a. Infiltrasi merupakan aliran/laju air didalam tanahb. Infiltrasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkunganc. Infiltrasi dapat mengindikasikan jenis tanah yang suburd. Infiltrasi dapat menjadi indikator kandungan bahan organik di dalam tanah.4.2 SaranSebaiknya dalam melakukan praktikum infiltrasi, kita harus memperhatikan beberapa faktor, salah satunya yaitu kondisi tanah. Apakah sudah jenuh air apa tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Sujadmiko,sigit,dkk.2013.Penuntun Praktikum Irigasi dan Drainase.Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.http://kuliahitukeren.blogspot.com/2014/03/pengertian-definisi-infiltrasi-dan-laju.html Diakses tanggal 10 mei 2014Hardjowigeno, H. Sarwono. 2000. ILMU TANAH. Jakarta: Akademika Pressindo.Hardjowigeno, H. Kanisius Media.Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius MediaSutanto Rachman. 2003. Geografi Menyingkap FenomenaGeosfer. Bandung: Grafindo Media Pratama.