iridosiklitis, iritis

14
Uveitis Anterior (Iridosiklitis dan Iritis) Oleh : Argarini Dian Pembimbing : dr. Yulia Fitriani, Sp. M

Upload: argarini-dian-pratama

Post on 16-Dec-2015

52 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

iridosiklitis

TRANSCRIPT

  • Uveitis Anterior(Iridosiklitis dan Iritis)Oleh : Argarini DianPembimbing : dr. Yulia Fitriani, Sp. M

  • PendahuluanUveitis adalah peradangan atau inflamasi yang terjadi pada lapisan traktus uvealis yang meliputi peradangan pada iris, korpus siliaris dan koroid.Peradangan pada uvea dapat hanya mengenai bagian depan jaringan uvea atau iris yang disebut iritis. Bila mengenai badan tengah disebut siklitis, dan apabila mengenai iris dan badan siliaris disebut iridosiklitis atau disebut juga dengan uveitis anterior dan merupakan bentuk uveitis tersering.Morbiditas akibat uveitis terjadi karena terbentuknya sinekia posterior sehingga menimbulkan peningkatan tekanan intraokuler dan gangguan pada nervus optikus. Selain itu, dapat timbul katarak akibat penggunaan steroid. Oleh karena itu, diperlukan penanganan uveitis yang meliputi anamnesis yang komprehensif, pemeriksaan fisik dan oftalmologis yang menyeluruh, pemeriksaan penunjang dan penanganan yang tepat.

  • Anatomi UveaUvea atau traktus uvealis merupakan lapisan vaskular di dalam bola mata yang terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Iris merupakan suatu membran datar sebagai lanjutan dari badan siliar ke depan (anterior).Di bagian tengah iris terdapat lubang yang disebut pupil yang berfungsi untuk mengatur besarnya sinar yang masuk mata. Pada iris terdapat 2 macam otot yang mengatur besarnya pupil, yaitu :- Musculus dilatator yang melebarkan pupil- Musculus sfingter yang mengecilkan pupil

  • Badan siliar berbentuk cincin yang terdapat di sebelah dalam dari tempat tepi kornea melekat di sklera. Badan siliar merupakan bagian uvea yang terletak antara iris dan koroid.Badan siliar menghasilkan humor akuos. Humor akuos ini sangat menentukan tekanan bola mata (tekanan intraokular = TIO).Koroid merupakan bagian uvea yang paling luar, terletak antara retina (di sebelah dalam) dan sklera (di sebelah luar).Koroid berbentuk mangkuk yang tepi depannya berada di cincin badan siliar. Koroid adalah jaringan vascular yang terdiri atas anyaman pembuluh darah. Retina tidak menimpali (overlapping) seluruh koroid, tetapi berhenti beberapa millimeter sebelum badan siliar. Bagian koroid yang tidak terselubungi retina disebut pars plana.

  • Klasifikasi UveitisKlasifikasi AnatomisUveitis anteriorMerupakan inflamasi yang terjadi terutama pada iris dan korpus siliaris atau disebut juga dengan iridosiklitis.Uveitis intermediet Merupakan inflamasi dominan pada pars plana dan retina perifer yang disertai dengan peradangan vitreous. Uveitis posteriorMerupakan inflamasi yang mengenai retina atau koroid.PanuveitisMerupakan inflamasi yang mengenai seluruh lapisan uvea.Klasifikasi KlinisUveitis akut Uveitis yang berlangsungselama < 6 minggu, onsetnya cepat dan bersifat simptomatik.Uveitis kronik Uveitis yang berlangsung selama > 6 minggu bahkan sampai berbulan-bulan ataubertahun-tahun, seringkali onset tidak jelas danbersifat asimtomatik.

  • Klasifikasi EtiologisUveitis infeksius Uveitis yang disebabkan oleh infeksi virus, parasit, dan bakteriUveitis non-infeksiusUveitis yang disebabkan oleh kelainan imunologi atau autoimun.Klasifikasi patologisUveitis non-granulomatosaInfiltrat dominan limfosit pada koroidUveitis granulomatosa Infiltrat dominan sel epiteloid dan sel-sel raksasa multinukleus

  • EtiologiPada kebanyakan kasus tidak diketahui penyebabnya, diduga terjadi proses inflamasi dan non infeksi.

    Eksogen : Pada umumnya disebabkan oleh karena trauma, operasi intra okuler, ataupun iatrogenik.Endogen : karena adanya kelainan sistemik sebagai faktor predisposisiBakteri: Tuberkulosa, sifilisVirus: Herpes simpleks, Herpes zoster, CMV, Penyakit Vogt- Koyanagi-Hanada, Sindrom Bechet.Jamur: KandidiasisParasit: Toksoplasma, ToksokaraPenyakit Sistemik: Penyakit kolagen, arthritis reumatoid, multiple sklerosis, sarkoidosis, penyakit vaskulerImunologik: Lens-induced iridosiklitis, oftalmia simpatikaNeoplastik: Limfoma, reticulum cell carcinomaC. Immunodefisiensi: AIDSD. Idiopatik

  • PatofisiologiRadang iris dan badan siliar menyebabkan rusaknya Blood Aqueous Barrier sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin, dan sel-sel radang dalam humor akuos hiperemi perikornealPada pemeriksaan biomikroskop (slit lamp) hal ini tampak sebagai flare, yaitu partikel-partikel kecil dengan gerak Brown (efek tyndall).Sel-sel radang yang terdiri dari limfosit, makrofag, sel plasma dapat membentuk presipitat keratik yaitu sel-sel radang yang menempel pada permukaan endotel kornea mutton fat.Pada proses peradangan yang lebih akut, dapat dijumpai penumpukan sel-sel radang didalam bilik mata depan (BMD) yang disebut hipopion, ataupun migrasi eritrosit ke dalam BMD, dikenal dengan hifema.Akumulasi sel-sel radang dapat juga terjadi pada perifer pupil yang disebut Koeppe nodules, bila dipermukaan iris disebut Busacca nodules.Sel-sel radang, fibrin, dan fibroblast dapat menimbulkan perlekatan antara iris dengan kapsul lensa bagian anterior yang disebut sinekia posterior, ataupun antara iris dengan endotel kornea yang disebut dengan sinekia anterior.

  • Gejala KlinisGejala Subyektif :1. Nyeri Nyeri disebabkan oleh iritasi saraf siliar bila melihat cahaya dan penekanan saraf siliar bila melihat dekat. Sifat nyeri menetap atau hilang timbul.2. Fotophobia 3. Lakrimasi4. Penglihatan KaburGejala obyektif :Pemeriksaan dilakukan dengan lampu celah, oftalmoskopik direk dan indirek, bila diperlukan angiografi fluoresen atau ultrasonografi.1. Injeksi Silier Gambaran merupakan hiperemi pembuluh darah siliar sekitar limbus, berwarna keunguan Tanda patognomonik dan gejala dini.2. Perubahan kornea keratik presipitat3. Efek Tyndall4. Pupil mengecil karena edema dan pembengkakan stroma iris karena iritasi akibat peradangan langsung pada sfingter pupil.5. Hifema6. Hipopion7. Nodul8. Sinekia9. Kekeruhan Lensa10. Perubahan TIO

  • Terapi1. Midriatik atau sikloplegik Midriatik atau sikloplegik berfungsi dalam pencegahan terjadinya sinekia posterior dan menghilangkan efek fotofobia sekunder yang diakibatkan oleh spasme dari otot siliaris. Semakin berat reaksi inflamasi yang terjadi, maka dosis siklopegik yang dibutuhkan semakin tinggi.2. OAINSDapat berguna sebagai terapi pada inflamasi post operatif3. KortikosteroidMerupakan terapi utama pada uveitis. Digunakan pada inflamasi yang berat. Namun efek samping yang potensial, pemakaian kortikosteroid harus dengan indikasi yang spesifik, seperti pengobatan inflamasi aktif di mata dan mengurangi inflamasi intra okuler di retina, koroid dan N.optikus.

  • 4. ImunomodulatorTerapi imunomodulator digunakan pada pasien uveitis berat yang mengancam penglihatan yang sudah tidak merespon terhadap kortikosteroid. Imunomodulator bekerja dengan cara membunuh sel limfoid yang membelah dengan cepat akibat reaksi inflamasi. Indikasi digunakannya imunomodulator adalah :a. Inflamasi intraocular yang mengancam penglihatan pasien.b. Gagal dengan terapi kortikosteroid.c. Kontra indikasi terhadap kortikosteroid.5. AnalgetikaAnalgetik dapat diberikan secara sistemik terutama diberikan pada kasus uveitis non granulomatosa, karena biasanya pasien mengeluhkan nyeri.

  • KomplikasiKomplikasi terpeting yaitu terjadinya peningkatan tekanan intraokuler (TIO) akut yang terjadi sekunder akibat blok pupil (sinekia posterior), inflamasi, atau penggunaan kortikosteroid topikal.Katarak juga dapat terjadi akibat pemakaian kortikosteroid. Penggunaan siklopegik dapan mengganggu akomodasi pada pasien yang berusia diatas 45 tahun. Peningkatan TIO dapat menyebabkan atrofi nervus optikus dan kehilangan penglihatan permanen.

  • PrognosisPrognosis dari uveitis anterior ini tergantung dari etiologi atau gambaran histopatologinya

  • TERIMAKASIH .