irdran pintu irigasi

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis kebutuhan air irigasi merupakan salah satu tahap penting ya diperlukan dalam perencanaan dan pengelolaan sistern irigasi. Kebu tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman pad suatu periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal. Kebutuhan ai nyata untuk areal usaha pertanian meliputi evapotranspirasi (ET), sejumla yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara khusus seperti penyiapan lahan penggantian air, serta kehilangan selama pemakaian. engan maksud memenuhi kebutuhan air bagi pertanian maka diperlukan berbagai prasarana penyedia dan pengambil airnya. !rasarana itu d bangunan"bangunan mulai dari bangunan utama sebagai pengambil air dari al air (sungai) sampai dengan bangunan"bangunan pada jaringan irigasi. 2.2 Tujuan " #ahasis$a dapat mengetahui kebutuhan air pada pintu pengambilan. " #ahasis$a dapat mempertimbangkan aliran air yang masuk ke dalam sistem irigasi.

Upload: fajar-fj-arif

Post on 04-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

irigasi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangAnalisis kebutuhan air irigasi merupakan salah satu tahap penting yang diperlukan dalam perencanaan dan pengelolaan sistern irigasi. Kebutuhan air tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal. Kebutuhan air nyata untuk areal usaha pertanian meliputi evapotranspirasi (ET), sejumlah air yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara khusus seperti penyiapan lahan dan penggantian air, serta kehilangan selama pemakaian.Dengan maksud memenuhi kebutuhan air bagi pertanian maka diperlukan berbagai prasarana penyedia dan pengambil airnya. Prasarana itu dapat berupa bangunan-bangunan mulai dari bangunan utama sebagai pengambil air dari aliran air (sungai) sampai dengan bangunan-bangunan pada jaringan irigasi.

2.2 Tujuan - Mahasiswa dapat mengetahui kebutuhan air pada pintu pengambilan.- Mahasiswa dapat mempertimbangkan aliran air yang masuk ke dalam sistem irigasi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebutuhan Air IrigasiKebutuhan air irigasi dianalisis berdasarkan kebutuhan air tanaman (di lahan) dan kebutuhan air pada bangunan pengambilan (di bendung). Analisis kebutuhan air irigasi merupakan salah satu tahap penting yangdiperlukan dalam perencanaan dan pengelolaan sistern irigasi. Kebutuhan airtanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman padasuatu periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal. Kebutuhan airnyata untuk areal usaha pertanian meliputi evapotranspirasi (ET), sejumlah airyang dibutuhkan untuk pengoperasian secara khusus seperti penyiapan lahan danpenggantian air, serta kehilangan selama pemakaian. Sehingga kebutuhan air dapatdirumuskan sebagai berikut (Sudjarwadi 1990) :KAI = ET + KA + KKDimana :KAI = Kebutuhan Air IrigasiET = EvapotranspirasiKA = Kehilangan airKK = Kebutuhan KhususMisalnya evapotranspirasi suatu tanaman pada suatu lahan tertentu padasuatu periode adalah 5 mm per hari, kehilangan air ke bawah (perkolasi) adalah 2mm per hari dan kebutuhan khusus untuk penggantian lapis air adalah 3 mm perhari maka. kebutuhan air pada periode tersebut dapat dihitung sebagai berikut :KAI = 5 + 2 + 3KAI = 10 mm perhariUntuk memenuhi kebutuhan air irigasi terdapat dua sumber utama. yaitupernberian air irigasi (PAI) dan hujan efektif (HE). Disamping itu terdapat sumberlain yang dapat dimanfaatkan adalah kelengasan yang ada di daerah perakaranserta kontribusi air bawah permukaan. Pemberian Air Irigasi dapat dipandangsebagai kebutuhan air dikurangi hujan efektif dan sumbangan air tanah.

PAI = KAI HE KATDimana :PAI = Pemberian air irigasiKAI = Kebutuhan airHE = Hujan efektifKAT = Kontribusi air tanah

Kebutuhan air untuk tanaman.Agar pemberian air yang akan diberikan kepada suatu tanaman atau suatu areal dapat dilakukan dengan efisien, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi air untuk pengairan yaitu: Jenis tanaman Keadaan medan tanah Sifat tanah Cara pemberian air Pengelolaan tanah Iklim Waktu menanam Keadaan saluran dan bangunan Tujuan irigasiDalam perhitungan kebutuhan air irigasi terbagi atas beberapa tahap yaitu sebagai berikut :1. Kebutuhan air untuk penyiapan lahan Pengolahan lahan dilakukan pada awal musim tanam. Lamanya pengolahan lahan sangat tergantung dengan alat yang digunakan. Untuk perencanaan irigasi, Direktorat Irigasi menyarankan besarnya kebutuhan air irigasi untuk penyiapan lahan sebesar 250 mm. Ini termasuk banyaknya air untuk pengenangan setelah perpindahan benih / transplantasi selesai dilakukan yang besarnya 50 mm serta kebutuhan air untuk persemaian. Untuk lahan yang sudah bero, yaitu antara panen sebelumnya sampai permulaan tanam sampai 2,5 bulan atau lebih disarankan menggunakan besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan sebesar 300 mm. Direktorat Irigasi dalam standart perencanaan irigasi, menyajikan metode yang dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlstra (1968) untuk menghitung kebutuhan air untuk penyiapan lahan. Metode tersebut didasarkan pada laju air kostan dalam liter/detik selama periode penyiapan lahan dan menghasilkan rumus sebagai berikut :IR = M . ek / (ek 1)M = Eo + PEo = 1,1 . ETok = (M . T) / S

dimana :IR = Kebutuhan air irigasi ditingkat persawahan (mm/hari)M = Kebutuhan air umtuk mengganti / mengkompensasi kehilangan akibat evaporasi dan perkolasi pada yang dijenuhkan (mm/hari).Eo = Evaporasi air terbuka (mm/hari)Eto = Evapotranspirasi acuanP = Perkolasi (mm/hari)T = Jangka waktu penyiapan lahan (hari)S = Banyaknya air untuk penyiapan lahan (mm)Besarnya kebutuhan air irigasi (NFR) pada masa penyiapan lahan ini adalah : NFR = IR Re

2.2 Pengertian BendungSebuah bendung memiliki fungsi, yaitu untuk meninggikan muka air sungai dan mengalirkan sebagian aliran air sungai yang ada ke arah tepi kanan dan tepi kiri sungai untuk mengalirkannya ke dalam saluran melalui sebuah bangunan pengambilan jaringan irigasi. Fungsi bendung ini berbeda dengan fungsi bendungan dimana sebuah bendungan berfungsi sebagai penangkap air dan menyimpannya di musim hujan waktu air sungai mengalir dalam jumlah besar dan yang melebihi kebutuhan. Air yang ditampung di dalam bendungan ini dipergunakan untuk keperluan irigasi, air minum, industri, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Kelebihan dari sebuah bendungan, yaitu dengan memiliki daya tampung tersebut, sejumlah besar air sungai yang melebihi kebutuhan dapat disimpan dalam waduk dan baru dilepas mengalir ke dalam sungai lagi di hilirnya sesuai dengan kebutuhan saja pada waktu yang diperlukan. Bendung juga dapat didefinisikan sebagai bangunan air yang dibangun secara melintang sungai, sedemikian rupa agar permukaan air sungai di sekitarnya naik sampai ketinggian tertentu, sehingga air sungai tadi dapat dialirkan melalui pintu sadap ke saluran-saluran pembagi kemudian hingga ke lahan-lahan pertanian (Kartasapoetra, 1991: 37).

2.3 Pintu air (gates)Pintu air merupakan struktur dari bendung yang berfungsi untuk mengatur, membuka, dan menutup aliran air di saluran baik yang terbuka maupun tertutup. Bagian yang penting dari pintu air adalah :1. Daun pintu (gate leaf)Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat digerakkan untuk membuka, mengatur, dan menutup aliran air.2. Rangka pengatur arah gerakan (guide frame)Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang digunakan untuk menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang direncanakan.3. Angker (anchorage)Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk menahan rangka pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton.4. HoistAdalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.

2.4 Bangunan Pengambilan (Intake)Bangunan intake adalah suatu bangunan pada bendung yang berfungsi sebagai penyadap aliran sungai, mengatur pemasukan air dan sedimen serta menghindarkan sedimen dasar sungai dan sampah masuk ke saluran bangunan pengambil. Air irigasi dibelokan dari sungai melalui bangunan ini. Dimensi bangunan pengambil atau lubangnya harus ditentukan berdasarkan kebutuhan air maximum, baik untuk pemasokan maupun pembilasan dengan membatasi kecepatan aliran masuk. Bangunan ini perlu dilengkapi dengan pintu pengatur debit, perlengkapan pengendali sedimen dan sampah. Bangunan pengambil harus didesain bersama-sama sebagai satu kesatuan dengan bangunan pembilas. Bangunan pengambilan dilengkapi dengan pintu dan bagian depannya terbuka untuk menjaga jika terjadi muka air tinggi selama banjir, besarnya bukaan pintu tergantung pada kecepatan aliran masuk yang di ijinkan.Komponen utama bangunan intake terdiri dari :a. Ambang/lantai dinding bangunan tembok sayapb. Pintu dan perlengkapannya serta dinding penahan banjirc. Pilar penempatan pintu bila pintu lebih dari satu buahd. Saringan sampahe. Sponeng dan sponeng cadanganf. Jembatan pelayanan dan rumah pintu.Tata letak intake diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsinya dan biasanya diatur seperti berikut : Sedekat mungkin dengan bangunan pembilas Merupakan satu kesatuan dengan pembilas Tidak menyulitkan penyadapan aliran Tidak menimbulkan pengendapan sedimen dan turbulensi aliran di udik intake.Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan kebutuhan tata letak intake sebaiknya dipelajari dengan uji model hidraulik. Pertimbangan yang utama dalam merencanakan tata letak intake adalah kebutuhan penyadapan debit dan mengelakkan sedimen agar tidak masuk ke saluran, selain itu harus dipikirkan pula kemungkinan pengembangan, kehilangan tinggi tekan dan sebagainya. Berkaitan dengan pengurangan angkutan sedimen ke saluran terutama fraksi pasir atau yang lebih besar dari itu maka bangunan intake adalah pertama-tama untuk pengendaliannya. Dalam kaitan ini mulut intake diatur sedemukian rupa sehingga terletak tidak terlalu dekat dan tidak pula terlalu jauh dari pintu pembilas. Kalau terlalu dekat dengan pintu pembilas maka pengaliran ke intake akan terganggu oleh tembok baya-baya, dan bila terlalu jauh mengakibatkan bangunan undersluice akan semakin panjang. Dalam pengaturan tata letak intake perlu diperhatikan pula pengaturan letak dan panjang tembok pangkal dan tembok sayap udik, ini untuk menghindarkan turbulensi aliran sebanyak mungkin dan untuk mengupayakan agar aliran menjadi mulus menuju intake. Pintu intake diletakan tepat dihilir lengkung tembok pangkal atau berada ditikungan luar aliran, sehingga pada keadaan sungai banjir, angkutan sedimen dasar yang mendekat ke intake akan terlempar ke tikungan dalam menjauhi intike. Hal ini dapat membentuk daerah bebas endapan di udik intake dan menghilangkan gangguan penyadapan aliran. Arah intake terhadap sumbu sungai dapat diatur tegak lurus terhadap sumbu sungai, menyudut membentuk sudut antara 450 600 terhadap sumbu sungai, atau keadaan tertentu yang ditetapkan berdasarkan hasil uji model hidraulik di laboratorium. Arah intake yang tegak lurus dibandingkan dengan arah yang menyudut ditinjau dari segi hidraulik lebih menguntungkan arah yang tegak lurus terhadap sumbu sungai. Pada pembahan skripsi ini karena mendesain ulang tubuh bendung akibat adanya bencana alam, maka tata letak intake disesuaikan dengan keadaan bendung lama. Elevasi mercu bendung direncanakan 0,01 diats elevasi pengambilan untuk mencegah kehilangan air pada bendung akibat gelombang. Elevasi amabng bangunan pengambilan di tentukan dari tinggi dasar sungai. Ambang direncanakan diatas dasar dengan ketentuan berikut :a) 0,50 m jika sungai hanya mengangkut lanaub) 1,00 m bila sungai mengangkut pasir dan kerikil c) 1,50 m kalau sungai mengangkut batu-batu bongkahBila pengambilan mempunyai bukaan lebih dari satu, maka pilar sebaiknya dimundurkan untuk menciptakan kondisi aliran masuk yang lebih mulus seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.5Letak Pilar PengambilanPengambilan hendaknya selalu dilengkapi dengan sponeng skot balok di kedua sisi pintu, agar pintu itu dapat dikeringkan untuk keperluan-keperluan perbaikan dan pemeliharaan. Guna mencegah masuknya benda-benda hanyut, puncak bukaan ditencanakan di bawah muka air hulu. Sesuai dengan tujuannya sebagai bangunan utama untuk pengambilan air irigasi, bendung dilengkapi dengan bangunan pengambilan tersebut, yaitu :1. Pengambilan sebaiknya dibuat sedekat mungkin dengan bangunan pembilas di kedua sisi.2. Pengambilan dapat dibuat dua sisi sungai atau satu sisi saja.3. Pengambilan dapat juga dilakukan dengan cara satu sisi dan satu bangunan sadap pada pilar pembilas , kemudian airnya disalurkan melalui siphon dalam tubuh bendung ke sisi lainnya.4. Pada pangkal bendung dibuat dinding sayap dan dinding pengarah, sehingga dihindari adanya aliran turbulensi di depan pengambilan.

2.5 Kebutuhan Air di Bangunan PengambilanKebutuhan air di pintu pengambilan atau bangunan utama tidak terlepas dari kebutuhan air di sawah. Untuk memenuhi jumlah air yang harus tersedia di pintu pengambilan guna mengairi lahan pertanian dinyatakan sebagai berikut :

DR = ( IR . A ) / EfDimana :DR = Kebutuhan air di pintu pengambilan (1/dt)IR = Kebutuhan air irigasi (l / det / ha)A = Luas areal irigasi (ha)EF = Efisiensi irigasi (%)Pintu pengambilan berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk saluran dan mencegah masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam saluran. Pada bendung, tempat pengambilan bisa terdiri dari dua buah, yaitu kanan dan kiri, dan bisa juga hanya sebuah, tergantung dari letak daerah yang akan diairi. Bila tempat pengambilan dua buah, menuntut adanya bangunan penguras dua buah pula. Kadang-kadang bila salah satu pintu pengambilan debitnya kecil, maka pengambilannya lewat gorong-gorong yang di buat pada tubuh bendung. Hal ini akan menyebabkan tidak perlu membuat dua bangunan penguras dan cukup satu saja .

BAB IIIPERMASALAHAN

Desa Sungai Nipah terdiri dari dua Dusun yakni Dusun Mawar dan Dusun Melati, luas desa Sungai Nipah yakni 11,10 Ha dan masing masing dusun luasnya sama rata yakni ,55 Ha. Dusun Melati berpotensi di sektor perkebunan sedangkan Dusun Mawar berpotensi di sektor pertanian. Setengah dari wilayah dusun Mawar merupakan areal pertanian dan sebagiannya lagi adalah areal pemukiman penduduk, dusun Mawar merupakan daerah rawa dengan tekstur tanah yang cocok untuk lahan tanam padi yang mana padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun yang menjadi makanan pokok masyarakat untuk itu sebagian besar warga di dusun Mawar adalah sebagai petani.Manfaat tanaman padi ialah merupakan makanan sumber karbohidrat yang utama dan jerami padi dapat digunakan sebagai penutup lahan pada suatu usaha tani, sehingga tanaman padi banyak di budidayakan dan dikembangkan di Indonesia. Proses penanaman padi membutuhkan waktu yang cukup lama hingga hasilnya dapat di nikmati atau di panen, dimulai dari proses pemilihan bibit, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, irigasi, penyemprotan hama, dan masa pemelihaaan hingga siap panen. Di Indonesia sendiriterdapat dua masa tanam dalam setahun untuk daerah yang subur dan satu kali masa tanam dalam setahun untuk daerah yang kurang subur.Di Dusun Mawar sendiri terdapat dua masa tanam karena daerah tersebut daerah subur meskipun petani dusun Mawar masih menggunakan sistem pertanian tradisional dan disamping itu ada yang menjadi perhatian dalam sektor pertanian di Dusun Mawar adalahmasalah irigaasi yakni usaha penyediaan dan pengaturan air untukmenunjang pertanian yang mana mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman karena proses kehidupan dan kejadian di dalam tanahyang merupakan media pertumbuhan terjadi apabila ada air. Yang mana fungsi irigasi yaitu memasok kebutuhan air tanaman, menjamin ketersediaan air apabila terjadi betatan, menurunkan suhu tanah, mengurangi kerusakan akibat frost, dan melunakan lapian keras pada saat pengolahan tanah.Karena Dusun Mawar wilayah atau daerahnya berbatasan dengan laut Cina Selatan, muara sungai Kapuas dan sungai kecil pembatas daerah desa Sungai Nipah dengan desa Jungkat, sehingga air yang masuk dan di manfaatkan merupakan air pasang surut yang mana pemanfaatan lahan pertanian di dataran rendah dan daerah rawa rawa, dimana air di peroleh dari sungai pasang surut dimana pada waktu pasang air dimanfatkan. Karena Dusun Mawar juga berbatasan dengan laut Cina Selatan maka air yang masuk didaerah atau di areal pertanian dakat laut terimbas air masin. Untuk itu, di buat bendungan bendungan atau tanggul dan pintu air. Namun belakangan ini, petani di Dusun Mawar mendapat keluhan keluhan dari rusaknya pintu air dan bendungan atau tanggul mengakibatkan terancam gagal panen dan perlu adanya bantuan pemerintah.

Gambar. 1Gambar.2

BAB IVPEMBAHASAN

Di Dusun Mawar menggunakan sistem irigasi permukaan yang mana merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan bendungan maupun melalui bangunan pengambil bebas ( free intake ) kemudian air irigasi di alirkan secara grafitasi melalui saluran sampai kelahan pertanian. Di sini dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air dan Prosesnya adalah grafitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air lebih dahulu.Untuk memperlancar sistem ini tentu pintu air harus diperhatikan betul namun di Dusun Mawar terdapat empat buah pintu air yang rusak berat di areal pertaniannya, dan memang ada beberapa bagian yang harus diperbaiki. Menurut salah seorang petani setempat kerusakan terjadi karena pintu air lama tidak diperbaiki, kurang perawatan dan pemeliharaannya. Dari empat buah pintu air rata rata kerusakannya pada besi pemutar atau ulir untuk membuka dan menutup pintu air sehingga petani sulit untuk membuka atau menutup pintu air dan hanya menyiasitinya atau menggantinya dengan tali tambang agar bisa dibuka dan di tutup. Selain itu, kerusakan berat juga pada atap dari pintu air yang mana seng tersebut sudah bocor atau rusak. Dengan keadaan seperti ini membuat petani menjadi resah karena pintu air tidak dapat difungsikan secara maksimal apalagi dengan keadaan dan kondisi alam yang tidak mendukung seperti ini seperti dengan adanya banjir, hujan deras dan tingginya air pasang sehingga pengaturan air untuk sistem irigasi sulit untuk di kontrol dan masuknya air asin dari laut membuat petani berfikir kritis dan mengharapkan bantuan agar pintu air dapat di perbaiki kerusakannya.

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanIrigasi merupakan usaha pengendalian atau pengaturan air untuk menunjang pertanian yang berfungsi sebagai pemasok kebutuhan air tanaman, menjamin ketersediaan air apabila terjadi kekeringan, menurunkan suhu tanah, mengurangi kerusakan akibat frost, melunakan lapisan keras saat pengelolaan tanah. Untuk itu, irigasi sangat diperlukan dalam pertanian terutama pada tanaman padi. Namun pada sarana irigasi seperti pada pintu air dan bendungan atau tanggul terdapat beberapa kerusakan- kerusakan karena dengan situasi dan kondisi alam yang sedang tidak memungkinkan dan menghambat proses irigasi ke area pertanian dan bisa mengakibatkan gagal panen.

5.2 SaranSebaiknya pembuatan pintu pengambil dibuat dengan kokoh karena pintu pengambil berperan besar dalam menjaga kekuatan sebuah saluran irigasi dan gangguan sedimentasi.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Putu Kusuma. 2010. Bendungan dan bagiannya. http://putusukmakurniawan.blogspot.com/2010/08/bendung-dan-bagian-bagiannya.html (diakses tanggal 24 Mei 2012 pukul 17.00 WIB.)Ayi. 2010. Merencanakan Bendungan Tetap. http://blog.ub.ac.id/ayicivil08/2010/08/28/merencanakan-bendung-tetap/ (diakses tanggal 24 Mei 2012 pukul 17.00 WIB.)Dilla. 2012. Kerusakan Sarana Irigasi. http://dek-dilla.blogspot.com/2012/02/kerusakan-saran-irigasi-pertanian-dusun.html (diakses tanggal 24 Mei 2012 pukul 17.30 WIB.)