ips
TRANSCRIPT
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan
yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di
dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku, interaksi sosial itu
sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan - aturan dan nilai – nilai yang ada
dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing –
masing, maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang kita
harapkan.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada
aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs
kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu
Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.
Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan
komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial
secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap
termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke
C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak
langsung.
Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti,
identifikasi, indenifikasi, simpati dan empati. Imitasi adalah interaksi sosial yang
didasari oleh faktor meniru orang lain. Identifikasi adalah interaksi sosial yang
didasari oleh faktor adanya individu yang mengindentikkan (menyadi sama) dengan
pihak yang lain. Simpati adalah interaksi sosial yang didasari oleh foktor rasa tertarik
atau kagum pada orang lain.
Empati adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat merasakan apa
yang dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu
korban bencana alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan
komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial dapat
bersifat asosiatif dan disasosiatif.
Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi
(kerjasama) (Intinya interaksi social yang baik-baik, kerjasama, rukun, harmonis,
serasa dll). Disasosiatif meliputi konflik, kontravensi dan kompetensi (Intinya
interaksi sosial yang tidak baik, penuh persaingan, perang dingin, bertengkar dll).
Di dalam kehidupan sehari – hari tentunya manusia tidak dapat lepas dari
hubungan antara satu dengan yang lainnya, ia akan selalu perlu untuk mencari
individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun bertukar pikiran.
Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi sosial
merupakan kunci rotasi semua kehidupan sosial. Dengan tidak
adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada
kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain,
1
tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling
berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari
suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan–
kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.
Hampir semua orang tahu tentang bencana alam Tsunami Besar di Aceh pada
tahun 2004 yang sangat banyak merenggut korban jiwa karena sebagian besar media
massa memberitakan hal tersebut. Tsunami di Aceh pada tahun 2004 bukanlah salah
satu tsunami yang pernah terjadi di kota tersebut, tetapi pada tahun tahun sebelumnya
Aceh juga pernah terkena tsunami. Tsunami terakhir pada tahun 2004 yang lalu
merupakan tsunami terbesar. Akibat tsunami tersebut, banyak perubahan-perubahan
yang terjadi seperti banyak orang kehilangan harta bendanya, anak kecil mengalami
trauma, masyarakat harus berganti mata pencaharian dan daerah yang terkena
dampak tsunami seperti rumah dan gedung gedung hancur rata dengan tanah.
1.2 Perumusan Masalah
Apa Pengertian Tsunami ?
Apa saja jenis-jenis interaksi sosial yang terjadi antar makhluk hidup?
Bagaimana interaksi sosial yang terjadi di daerah bencana alam?
1.3 Tujuan
Menjelaskan tentang gelombang tsunami.
Menjelaskan tentang interaksi sosial di daerah bencana alam.
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas mengenai pemahaman interaksi
sosial yang terjadi di sekitar kita.
1.4 Manfaat
Dengan terjadinya banyak bencana alam yang terjadi di dunia terutama di
indonesia. Diperlukan pengetahuan tentang interaksi sosial yang terjadi disekitar
daerah bencana alam.
Manfaat dari makalah ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menjelaskan
interaksi sosial yang terjadi di daerah yang terkena bencana alam seperti tsunami dan
menjelaskan informasi tentang tsunami. Serta menambah wawasan tentang interaksi
sosial di daerah bencana alam.
BAB 2. BAHASAN
2.1 TEORI
2.1.1 Pengertian Gelombang Tsunami
Tsunami sendiri berasal dari bahasa Jepang, yang artinya pelabuhan
(tsu) dan gelombang (nami). Ini adalah terminologi untuk menyebutkan
2
fenomena gelombang laut yang tinggi dan besar akibat dari gangguan
mendadak pada dasar laut yang secara vertikal mengurangi volume kolom air.
Jika fenomena lempengen bergerak saling menekan atau bertemu
terjadi di dasar laut, ketika salah satu lempengan naik atau turun, maka
volume daerah di atasnya akan mengalami perubahan kondisi stabilnya.
Apabila lempengan itu turun, maka volume daerah itu akan bertambah.
Sebaliknya apabila lempeng itu naik, maka volume daerah itu akan
berkurang.
Perubahan volume tersebut akan mempengaruhi gelombang laut. Air
dari arah pantai akan tersedot ke arah tersebut. Gelombang-gelombang (tidak
hanya sekali) menuju pantai akan terbentuk karena massa air yang berkurang
pada daerah tersebut (efek dari hukum Archimedes); karena pengaruh gaya
gravitasi, air tersebut berusaha kembali mencapai kondisi stabilnya. Ketika
daerah tersebut cukup luas, maka gelombang tersebut mendapatkan tenaga
yang lebih dahsyat. Inilah yang disebut tsunami.
2.1.2 Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dan
individu, antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan
kelompok dalam berbagai bentuk seperti kerjasama, persaingan ataupun
pertikaian. Atau Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang
berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan
diterapkan di dalam masyarakat.
1. Interaksi antara individu dengan individu
Interaksi antara individu dengan individu adalah individu yang satu
memberikan pengaruh, rangsangan/stimulus kepada individu lainnya dan
sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akan memberikan reaksi,
tanggapan atau respon.
2. Interaksi antara individu dengan kelompok
Secara konkret bentuk interaksi sosial antara individu dengan
kelompok bisa digambarkan seperti seorang guru yang sedang berhadapan
dan mengajari siswa-siswinya didalam kelas/seorang penceramah yang
sedang berpidato didepan orang banyak. Bentuk interaksi semacam ini
juga menunjukkan bahwa kepentingan seseorang individu berhadapan/bisa
ada saling keterkaitan dengan kepentingan kelompok.
3. Interaksi antar kelompok dengan kelompok
Bentuk interaksi antara kelompok dengan kelompok saling
berhadapan dalam kepentingan, namun bisa juga ada kepentingan individu
disitu dan kepentingan dalam kelompok merupakan satu kesatuan,
berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain.
3
Menurut Para Tokoh:
1. SOERJONO SOEKANTO
Interaksi sosial merupakan dasar proses sosial yang terjadi karena adanya
hubungan-hubungan sosial yang dinamis mencakup hubungan
antarindividu, antarkelompok, atau antara individu dan kelompok
2. KIMBALL YOUNG & RAYMOND W. MACK
Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut
hubungan antar individu, antara individu dengan kelompok, maupun
antara kelompok dengan kelompok lainnya
3. BONNER
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang
saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu
yang lain atau sebaliknya.
2.1.3 Ciri-Ciri Interaksi Sosial
Sistem sosial dalam masyarakat akan membentuk suatu pola
hubungan sosial yang relatif baku/tetap, apabila interaksi sosial yang terjadi
berulang-ulang dalam kurun waktu relatif lama dan diantara para pelaku yang
relatif sama. Pola seperti ini dapat dijumpai dalam bentuk sistem nilai dan
norma. Sejarah pola yang melandasi interaksi sosial adalah tujuan yang jelas,
kebutuhan yang jelas dan bermanfaat, adanya kesesuaian dan berhasil guna,
adanya kesesuaian dengan kaidah sosial yang berlaku dan dapat disimpulkan
bahwa interaksi sosial itu memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.
2. Interaksi sosial selalu menyangkut komunikasi diantara dua pihak yaitu
pengirim (sender) dan penerima (receiver).
3. Interaksi sosial merupakan suatu usaha untuk menciptakan pengertian
diantara pengirim dan penerima.
4. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan
tersebut. Interaksi sosial menekankan juga pada tujuan mengubah tingkah
laku orang lain yang meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan dari
penerima.
Arah Komunikasi dalam Interaksi Sosial Menurut Gibson (1996) desain
organisasi harus memungkinkan terjadinya komunikasi 4 arah yang berbeda :
1. Komunikasi ke bawah (down ward communication) adalah komunikasi
yang mengalir dari tingkat atas ke tingkat bawah dalam sebuah organisasi
seperti kebijakan pimpinan, instansi/memoresmi.
2. Komunikasi keatas (up ward communication) adalah komunikasi yang
mengalir dari tingkat bawah ke tingkat atas sebuah organisasi seperti kotak
saran, pertemuan kelompok dan prosedur keluhan.
4
3. Komunikasi horizontal (horizontal communication) adalah komunikasi
yang mengalir melintasi berbagai fungsi dalam organisasi.
4. Komunikasi diagonal (diagonal communication) adalah komunikasi yang
bersifat melintasi fungsi dan tingkatan dalam organisasi.
2.1.4 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Syarat terjadinya interaksi sosial yang pokok ada 3 yaitu :
1. Kontak Sosial
Merupakan awal dari terjadinya interaksi sosial dan masing-
masing pihak saling berinteraksi meskipun tidak saling bersentuhan secara
fisik. Jadi kontak tidak harus selalu berkomunikasi. Dalam kehidupan
sehari-hari dikenal beberapa macam kontak sosial yaitu :
a. Menurut cara yang dilakukan
Kontak langsung dan kontak tidak langsung.
b. Menurut proses terjadinya/tingkat hubungannya
Kontak primer dan kontak sekunder.
c. Menurut sifat
Kontak positif dan kontak negatif.
2. Komunikasi
Merupakan pengiriman pesan dan penerimaan pesan dengan
maksud untuk dapat dipahami. Proses komunikasi terjadi pada saat kontak
sosial berlangsung.
3. Tindakan Sosial
Adalah tindakan yang mempengaruhi individu yang mempengaruhi
individu lain dalam masyarakat dan merupakan tindakan bermakna yaitu
tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan keberadaan orang
lain. Berdasarkan cara dan tujuan yang akan dilakukan, maka tindakan
sosial dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :
a. Tindakan rasional instrumental
Adalah tindakan sosial yang dilakukan oleh seorang dengan
memperhitungkan kesesuaian cara yang digunakan lalu tujuan apa
yang hendak dicapai dalam tindakan itu.
b. Tindakan rasional berorientasi nilai
Merupakan tindakan yang begitu memperhitungkan cara.
c. Tindakan tradisional
Merupakan tindakan yang tidak memperhitungkan
pertimbangan rasional. Tindakan ini dilaksanakan karena
pertimbangan adat dan kebiasaan.
d. Tindakan efektif
5
Tindakan efektif seringkali dilakukan tanpa suatu perencanaan
matang dan kesadaran penuh. Tindakan ini muncul karena dorongan
perasaan atau emosi dalam diri pelaku.
2.1.5 Bentuk dan Sifat Interaksi Sosial
Dalam proses interaksi sosial menghasilkan 2 bentuk yaitu proses
sosial asosiatif dan disosiatif.
1. Proses/interaksi Sosial Asosiatif
Asosiatif adalah proses sosial yang membawa ke arah persatuan
dan kerja sama. Proses ini disebut juga sebagai proses yang positif.
Beberapa proses sosial yang bersifat asosiatif adalah :
a. Akulturasi (acculturation)
Merupakan proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan
asing/kebudayaan lain tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan sendiri.
b. Asimilasi
Proses asimilasi terjadi apabila dalam masyarakat terdapat
perbedaan kebudayaan diantara kedua belah pihak, ada proses saling
menyesuaikan, ada interaksi intensif antara kedua belah pihak.
c. Kerja sama (cooperation)
Merupakan bentuk yang paling utama dalam proses interaksi
sosial karena interaksi sosial yang dilakukan oleh seorang/kelompok
orang bertujuan untuk memenuhi kepentingan/kebutuhan bersama.
d. Akomodasi
Sebagai proses usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk
meredakan atau memecahkan konflik dalam rangka mencapai
kestabilan.
2. Proses/interaksi sosial disosiatif
Merupakan interaksi sosial yang membawa ke arah perpecahan.
Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif yaitu :
a. Konflik Sosial/pertentangan
Dapat diartikan sebagai suatu proses antara dua orang atau
lebih, maupun kelompok berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
b. Persaingan (competition)
Merupakan suatu proses sosial yang melibatkan mencapai
keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada suatu saat tertentu
6
menjadi pusat perhatian umum, tanpa ancaman/kekerasan.
c. Kontrovensi
Merupakan suatu proses sosial yang posisinya berada diantara
persaingan dan konflik. Kontrovensi dapat berwujud sikap tidak
senang, baik secara terbuka/sembunyi-sembunyi.
2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Interaksi sosial dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang
dapat mempengaruhi interaksi sosial dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
Faktor Internal
1. Dorongan untuk meneruskan/mengembangkan keturunan. Secara naluriah,
manusia mempunyai dorongan nafsu birahi untuk saling tertarik dengan
lawan jenis. Dorongan ini bersifat kodrati artinya tidak usah dipelajaripun
seseorang akan mengerti sendiri dan secara sendirinya pula orang akan
berpasang-pasangan untuk meneruskan keturunannya agar tidak mengalami
kepunahan.
2. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan Dorongan untuk memenuhi
kebutuhan manusia memerlukan keberadaan orang lain yang akan saling
memerlukan, saling tergantung untuk saling melengkapi kebutuhan hidup.
3. Dorongan untuk mempertahankan hidup Dorongan untuk
mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapi ancaman dari luar
seperti ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain, ataupun dari serangan
binatang buas.
4. Dorongan untuk berkomunikasi dengan sesama Secara naluriah, manusia
memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi untuk
mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati masing-masing dan secara
psikologis manusia akan merasa nyaman dan tentram bila hidup bersama-
sama dan berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial
budaya.
Faktor Eksternal
2. Imitasi
Imitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseorang untuk
meniru sesuatu yang ada pada orang lain. Contoh anak gadis yang meniru
menggunakan jilbab sebagaimana ibunya memakai.
3. Identifikasi
Merupakan kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi
sama dengan pihak lain. Contoh menyamakan kebiasaan pemain sepakbola
idolanya.
7
4. Sugesti
Merupakan cara pemberian suatu pandangan/pengaruh oleh seseorang kepada
orang lain dengan cara tertentu sehingga seseorang tersebut mengikuti
pandangan atau pengaruh yang diberikan tanpa berpikir panjang. Biasa terjadi
dari yang tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid atau yang kuat
ke yang lemah. Atau bisa juga dipengaruhi karena iklan.
5. Simpati
Merupakan sikap keterkaitan terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena
adanya kesesuaian antara nilai yang dianut oleh kedua belah pihak.
6. Empati
Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya
perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih
menjiawai dalam diri seoang yang lebih daripada simpati. Contoh tindakan
membantu korban bencana alam.
7. Motivasi
Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada
orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut
menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.
2.2 PEMBAHASAN
2.2.1 KRONOLOGI KEJADIAN
Gelombang Tsunami Desember 2004 dicatat sebagai bencana alam
terparah selama sejarah modern. "Sebuah peristiwa dengan dimensi tak
terbayangkan, ditinjau dari aspek jumlah korban, maupun dari aspek
geologis", tulis National Science Foundation (NSF), salah satu lembaga ilmiah
paling bergengsi di Amerika Serikat.
Gelombang raksasa terjadi setelah gempa bumi di bawah laut, sekitar
100 kilometer sebelah barat pantai Sumatra, pukul 07.59 waktu setempat.
Pusat gempa ada pada kedalaman sekitar 30 kilometer di bawah dasar laut.
Ada dua lempeng kontinental yang bertumbukan. Tekanan-tekanan hebat
kemudian menyebabkan salah satu lempeng bergeser ke bawah lempeng yang
lain. Itu yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004, pada garis sepanjang
1000 kilometer. Ini peristiwa yang sangat jarang terjadi. Gempa bumi yang
diakibatkan berlangsung sampai 10 menit. Biasanya, gempa semacam ini
hanya berlangsung beberapa detik saja. Menurut berbagai perhitungan,
kekuatan gempa saat itu mencapai 9,1 sampai 9,3 pada skala Richter, dan
merupakan gempa terbesar kedua dalam 100 tahun terakhir. Tahun 1960,
sebuah gempa bumi di Chile tercatat berkekuatan 9,5 skala Richter.
Salah satu lempeng kontinental bergeser naik sampai 15 meter, jadi
bergerak vertikal. Itu merngakibatkan dasar laut di beberapa tempat bergerak
naik sampai 10 meter. Hal itulah yang membuat permukaan laut di lokasi naik
secara tiba-tiba. Air yang terdorong kemudian membentuk gelombang besar,
8
yang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi, secepat pesawat jet, dan
bergerak ke arah pantai. Di daerah laut dalam, air yang bergerak cepat ini
tidak terlalu terasa di permukaan. Tetapi menuju daerah pantai yang makin
landai, gelombang akan bergulung makin tinggi. Di daerah pantai Sumatra,
tinggi gelombang sudah mencapai sekitar 30 meter.
Di Samudra Hindia, dari Sumatra sampai Kepulauan Andaman,
Thailand, India Selatan, Sri Lanka dan sebagian Afrika, ada sekitar 230.000
orang yang tewas di 14 negara. Kerusakan terparah terjadi di Sumatra, dengan
sekitar 170.000 korban tewas. Semua bangunan di daerah pantai hancur, di
beberapa tempat sampai jarak lima kilometer di darat. Jutaan orang
kehilangan tempat tinggal.
Turis yang sedang menyelam di tengah laut, merasakan arus air yang
lebih kencang, tetapi mereka tidak mengalami apa-apa. Juga para nelayan
yang sedang melaut, tidak merasakan akan ada gelombang raksasa. Penduduk
yang bereaksi dengan cepat dan bisa melarikan diri ke tempat yang tinggi juga
selamat. Orang-orang yang tingal di rumah tingkat, yang cukup tinggi dan
cukup kuat menahan terjangan air serta barang-barang yang terseret bersama
air, bisa selamat.
2.2.2 DAMPAK KEJADIAN
a. Munculnya simpati pada tiap individu.
b. Menguatkan tali kekeluargaan.
c. Munculnya sifat kemanusiaan bahwa setiap manusia membutuhkan orang
lain atau gotong royong.
d. Memunculkan banyaknya empati dari berbagai pihak mengenai peristiwa
bencana ini.
e. Membuat orang lain termotivasi agar mulai melakukan tindakan
pencegahan mengenai kejadian yang mungkin dapat terjadi secara tak
terduga di daerahnya.\
2.2.3 INTERAKSI SOSIAL YANG TERJADI
Sumbangan untuk Korban Bencana Alam Tsunami adalah respon
dunia atas salah satu bencana alam terbesar pada zaman modern. Pada tanggal
26 Desember, gempa bumi Samudra Hindia 2004 terjadi di lepas pantai utara
Sumatera, Indonesia dan mengakibatkan tsunami yang meluluh-lantakkan
daerah pesisir di sepanjang Samudra Hindia. Negara yang terkena dampak
terbesar adalah India, Indonesia, Sri Lanka dan Thailand. Lebih dari 280.000
orang tewas, puluhan ribu lainnya luka-luka dan lebih dari satu juta orang
kehilangan tempat tinggal.
Tsunami mengambil banyak korban di antara komunitas pesisir dan
terutama masyarakat nelayan di daerah yang terkena. Di India dan Thailand,
9
pemerintah dan organisasi masyarakat berhasil memobilisasi sumberdaya
yang ada dan memberikan respon yang cepat. India juga membantu negara-
negara tetangganya. Masyarakat dan pemerintah diSri Lanka dan Indonesia
dapat dikatakan kewalahan dalam menanggapi tingginya tingkat bencana yang
terjadi, terutama di daerah-daerah yang tak terjangkau.
Tugas pertama dari pemerintah dan lembaga-lembaga bantuan
kemanusiaan adalah menguburkan jenazah korban yang demikian banyaknya
demi mencegah epidemi penyakit menular. Organisasi Kesehatan Dunia
mengeluarkan peringatan bahwa jumlah kematian akibat penyakit yang
sebenarnya bisa dicegah seperti kolera, difteri, muntaber dan typhoid dapat
menyamai jumlah kematian yang diakibatkan langsung oleh bencana itu
sendiri. Penyakit-penyakit tersebut kebanyakan disebarkan melalui kotoran
manusia dari para korban selamat yang tidak memiliki fasilitas MCK yang
memadai, minimnya kondisi di tenda-tenda pengungsian darurat, dan
kekurangan air bersih.
Banyak sumber air tidak bisa digunakan karena tercampur dengan air
laut, rusak akibat kekuatan tsunami, atau teracuni jenazah korban manusia dan
hewan ternak, sehingga dibutuhkan peralatan pemurnian air dan pengiriman
air minum ke daerah-daerah yang terkena bencana. Prioritas utama lainnya
adalah pengiriman persediaan dan personel medis ke rumah sakit-rumah sakit
dan klinik-klinik yang kewalahan menangani pasien, tenda darurat dan
pakaian untuk korban yang kehilangan tempat tinggal dan harta bendanya, dan
makanan, terutama makanan bayi. Pemerintah beberapa negara juga meminta
sumbangan kantung-kantung mayat untuk membantu penanganan jenazah
korban.
2.2.4 KEADAAN MASYARAKAT
Bumi Serambi Makkah diguncang gempa dahsyat berkekuatan 8.9 SR.
Rumah dan bangunan lain yang berdiri tegak dan megah berguncang-guncang,
bahkan runtuh menghujam tanah. Orang-orang yang berada di dalam rumah
atau bangunan kaget dan melompat berhamburan keluar, menghindari dari
kemungkinan runtuhnya bangunan. Hari itu, kedua kaki yang digunakan untuk
berdiri, kala kerasnya guncangan gempa itu, orang-orang hanya bisa duduk
tengkurap di tanah, tidak bisa berdiri. Sementara sejumlah bangunan rubuh.
Semua orang, besar - kecil, tua - muda, merasa sangat kaget dan penuh
ketakutan. Betapa tidak, peristiwa gempa sebesar itu, belum pernah terjadi di
Aceh, walau Aceh sering dihujam gempa. Namun, hari itu, saat gempa
mengguncang, tidak ada satu manusia pun yang mungkin berani berdiri dan
tidak ketakutan. Peristiwa yang ditandai dengan surutnya air laut dan kering,
10
lalu ombak besar datang bergulung dengan ketinggian melebihi 10 meter
kembali menghantam daratan menggulung dan meluluhlantakan serta
menyapu semua yang ada di daratan itu, tanah, bangunan dan bahkan
manusia. Semuanya binasa, hanya dalam hitungan menit menewaskan ratusan
ribu nyawa. Tidak ada satu angka pasti. Namun menurut Departemen Sosial
RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang. Sedangkan menurut kantor berita
Reuters, jumlah korban Tsunami diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa dengan
korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu 16/1/2005).
Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000
diantaranya dialami rakyat Aceh dan Sumatera Utara.
Sebuah ungkapan Good bye Aceh, 26 Desember 2004 dengan tulisan
berwarna merah yang ditulis pada sebuah dinding toko di jalan Teuku Nyak
Arief, Jeulingke, Banda Aceh. Tulisan itu seakan memberi isyarat bahwa
Aceh sudah tamat, atau sebagai ungkapan selamat tinggal dari para korban
bencana gempa dan tsunami yang sangat memilukan dan tak terlupakan itu.
Pilu dan luka, bukan hanya dirasakan oleh para korban, akan tetapi telah
membangkitkan naluri solidaritas lintas suku, agama, ras dan wilayah. Karena
ketika bencana itu telah menggerakkan hati nurani setiap orang dari seluruh
dunia. Mereka bukan hanya mengirimkan bantuan material, tetapi datang
membantu meringankan beban para korban dan juga Negara ini. Mereka sejak
dari masa darurat, sudah berduyun-duyun datang membantu. Mungkin
bantuan semacam ini belum pernah ada untuk di wilayah bencana lainnya.
Sungguh sangat luar biasa. Inilah yang dijanjikan Allah bahwa di balik
bencana itu pasti ada hikmahnya. Tergantung kita, mau atau tidak menarik
hikmah dari setiap bencana yang terhadi. Kita patut berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan bersyukur kepada Allah atas
kebesaranNya.
Kesadaran beragama (iman dan taqwa) menjadi semakin kelihatan meningkat.
Buktinya, rumah-rumah ibadah yang ada, setiap hari penuh dan disesaki orang
yang melaksanakan shalat dan berdoa, memohon ampun dan sebagainya.
Banyak sekali hikmah di balik bencana yang sangat mahal dan dan tak
terhitung nilai kerugiannya itu. Namun, bila kita panadai bersyukur, maka kita
akan mampu melihat betapa besar hikmah bagi masyarakat korban,
masyarakat Aceh dan bagi masyarakat Indonesia sendiri. Paling kurang,
dengan besarnya bala bantuan yang diberikan ke Aceh lewat pemerintah
maupun non pemerintah, secara fisik telah merubah wajah Aceh yang
sebelumnya jauh tertinggal dibandingkan dengan daerah lain, kini tampil
semakin lebih baik. Bagi pemerintah baik pusat maupun daerah, bencana
tsunami juga membawa berkah. Pemerintah tidak harus mengeluarkan dana
11
sendiri yang besar untuk membangun kembali Aceh, karena banyak pihak
yang mengulurkan tangan untuk membantu. Di samping itu, diyakini atau
tidak, hikmah tsunami bagi rakyat Aceh dan Indonesia, tsunami telah
membuka mata hati mereka yang bertikai untuk membuka diri membuka pintu
damai dan Aceh menjadi daerah yang kembali terbuka bagi masyarakat luar
membantu Aceh.
Dampak yang positif itu, disadari atau tidak, disengaja atau tidak, gelombang
perubahan yang sangat dahsyat juga menghujam Aceh. Perubahan yang sangat
deras itu mendobrak sendi-sendi norma dan nilai-nilai moralitas masyarakat
Aceh sendiri yang terpancar pada bentuk perilaku sebagian masyarakat Aceh
pasca bencana tsunami tersebut. Betapa ironis, ketika melihat orang-orang
kaya Aceh yang punya rumah besar pada masa awal pasca tsunami itu
memanfaatkan kesempatan. Bayangkan saja, di saat orang-orang luar datang
membantu masyarakat korban tsunami, mereka (para orang kaya)
memanfaatkan kedatangan mereka dengan cara menaikan sewa rumah
semahal-mahalnya. Sehingga bantuan yang seharusnya bisa diterima lebih
besar oleh korban, habis terserap untuk membayar sewa rumah. Ini juga yang
menyebabkan angka inflasi menjadi tinggi. Dalam kondisi seperti ini,
mendorong yang kaya, semakin kaya, tanpa peduli dampak bagi orang miskin
dan korban yang tidak sanggup menyewa rumah.
Bukan hanya itu, perilaku buruk kita kian tampak dalam banyak hal.
Kebanyakan dari kita memperlihatkan sifat serakah, ingin memperoleh lebih
banyak bantuan, misalnya ketika ada yang memberikan bantuan rumah, ada
orang yang berupaya mendapatkan bantuan rumah ganda. Yang bukan korban
tsunami bahkan mengaku korban. Sementara yang benar-benar korban tidak
mendapatkan bantuan rumah. Sikap dan perilaku korup dan suka menipu,
yang seharusnya hilang, malahan menguat dengan banyaknya proyek pasca
bencana itu. Ini juga sebuah perubahan social yang melanda Banda Aceh dan
juga kota-kota kecil lainnya di Aceh.
Selain itu, sebagai daerah yang sangat terbuka pasca tsunami, masyarakat
Aceh juga terus digerus oleh pengaruh globalisasi yang ikut memperlemah
nilai-nilai adat dan tradisi sosial budaya masyarakat Aceh yang dahulu kental
dan berpegang erat pada nilai nilai moral, menjadi mencair menerima
perubahan. Buahnya, Aceh yang dikenal tidak ada kasus HIV/AIDS,
kemudian berjangkit begitu hebat. Dari 102 orang tersebut, 80 diantaranya
masih menjalani perawatan dan 22 orang telah meninggal dunia. Kondisi
semacam ini yang bakal menggalaukan adalah fenomena kehidupan remaja
dengan gaya pacaran yang semakin terbuka ditambah semakin
berkembangnya sikap apatis dan permisif di masyarakat kita.
12
Kiranya, kini perubahan perilaku masyarakat kita pasca bencana tsunami yang
cendrung kita abaikan, akan terus berubah sejalan dengan semakin
melemahnya kontrol sosial masyarakat kita. Hilangnya sinergi antara
keluarga, sekolah dan masyarakat, dalam membina moralitas anak, akan
memperburuk wajah masyarakat Aceh. Tentu saja perubahan-perubahan
perilaku masyarakat kita yang terus akan terjadi, tidak akan memperburuk
wajah Aceh ke gerbang demoralisasi. Sebab apabila proses demoralisasi tidak
terus dibendung sejak dini, dikhawatirkan ini sering mengantarkan masyarakat
Aceh terbawa arus tsunami moral.
13
BAB 3. KESIMPULAN
Bencana bisa terjadi akibat alam maupun akibat dari perbuatan manusia. Tsunami
di Aceh merupakan bencana alam. Bencana alam dapat terjadi tanpa sepengetahuan
manusia. Oleh karena itu kita sebagai manusia harus menjalin interaksi sosial sebelum
terjadinya bencana alam untuk mencegah banyaknya korban, dan sesudah terjadinya
bencana alam untuk saling membantu korban bencana alam.
14
BAB 4. DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi_sosial
https://id.wikipedia.org/wiki/Tsunami
http://log.viva.co.id/news/read/630794-terbongkarnya-misteri-rahasia-tsunami-aceh
https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_dan_tsunami_Samudra_Hindia_2004
http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-korban-tsunami-aceh-pulang-setelah-dikira-
telah-meninggal-9-tahun-tsunami-aceh.html
15