i.pendahuluan -...

27
Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 1 I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan pembangunan nasional. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan pangan merupakan salah satu indikator utama bagi tercapainya keberhasilan pembangunan nasional. Hal ini sejalan dengan amanat Undang - Undang nomor 7 tahun 1996 tentang pangan yang menyatakan bahwa pemerintah bersama masyarakat bertanggungjawab untuk mewujudkan ketahanan pangan. Kerjasama Pemerintah dan masyarakat tersebut diharapkan mampu mewujudkan ketahanan pangan, yaitu suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup (baik jumlah maupun mutunya), aman, merata, dan terjangkau (Santoso, 2011). Sasaran ketahanan pangan nasional adalah (1). mewujudkan menyediaan pangan tingkat nasional, regional, dan rumah tangga yang cukup, aman, dan terjangkau, (2). meningkatkan keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat, (3). meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah kerawanan pangan. Selanjutnya sasaran utama pembangunan pertanian adalah ketahanan/kemandirian pangan, pembangunan pertanian berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan. Sedangkan sasaran umum produksi pangan adalah ketersediaan pangan dalam jumlah yang aman melalui sasaran produksi padi 2011 sebesar 70,6 juta ton GKG dan Surplus beras 10 juta ton 2014 dengan peningkatan produktivitas dan perluasa areal tanam serta lahan baru (eksistensifikasi). Salah satu upaya untuk mencapai pertanian berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan Badan Litbang Pertanian melalui model atau konsep baru diseminasi teknologi yaitu program Spektrum Dimention Multi Channel (SDMC) dan implementasinya dalam bentuk model Kawasan Rumah Pangan Lestari dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan panngan rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga. Gerakan pengembangan Kawasan Rumah Pangan lestari (KRPL) merupakan salah satu upaya dalam implementasi Program percepatan Penganekaragaman Pangan

Upload: doankhuong

Post on 07-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 1

I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya

menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumberdaya manusia

yang berkualitas untuk melaksanakan pembangunan nasional. Oleh karena itu,

pemenuhan kebutuhan pangan merupakan salah satu indikator utama bagi tercapainya

keberhasilan pembangunan nasional. Hal ini sejalan dengan amanat Undang - Undang

nomor 7 tahun 1996 tentang pangan yang menyatakan bahwa pemerintah bersama

masyarakat bertanggungjawab untuk mewujudkan ketahanan pangan. Kerjasama

Pemerintah dan masyarakat tersebut diharapkan mampu mewujudkan ketahanan

pangan, yaitu suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang

tercermin dari tersedianya pangan yang cukup (baik jumlah maupun mutunya), aman,

merata, dan terjangkau (Santoso, 2011).

Sasaran ketahanan pangan nasional adalah (1). mewujudkan menyediaan

pangan tingkat nasional, regional, dan rumah tangga yang cukup, aman, dan

terjangkau, (2). meningkatkan keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat,

(3). meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah kerawanan

pangan. Selanjutnya sasaran utama pembangunan pertanian adalah

ketahanan/kemandirian pangan, pembangunan pertanian berkelanjutan dan

pengentasan kemiskinan. Sedangkan sasaran umum produksi pangan adalah

ketersediaan pangan dalam jumlah yang aman melalui sasaran produksi padi 2011

sebesar 70,6 juta ton GKG dan Surplus beras 10 juta ton 2014 dengan peningkatan

produktivitas dan perluasa areal tanam serta lahan baru (eksistensifikasi).

Salah satu upaya untuk mencapai pertanian berkelanjutan dan pengentasan

kemiskinan Badan Litbang Pertanian melalui model atau konsep baru diseminasi

teknologi yaitu program Spektrum Dimention Multi Channel (SDMC) dan

implementasinya dalam bentuk model Kawasan Rumah Pangan Lestari dengan prinsip

pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan

pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk

pengembangan panngan rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk

mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga.

Gerakan pengembangan Kawasan Rumah Pangan lestari (KRPL) merupakan

salah satu upaya dalam implementasi Program percepatan Penganekaragaman Pangan

Page 2: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 2

menuju kecukupan dan kemandirian pangan rumah tangga tani serta menuju Pola

Pangan Harapan (PPH) 95% pada tahun 2015 telah dimulai Badan Litbang Pertanian

sejak awal bulan Februari 2011 (Sinartani, 2011). Untuk itu, suatu kawasan harus

menentukan komoditas pilihan yang sesuai dan yang dapat dikembangkan secara

komersial dan berkelanjutan yang akan didukung dengan kebun bibit.

1.2. Perumusan Masalah

Pangan merupakan komoditas yang sangat strategis, karena pangan merupakan

kebutuhan dasar manusia dan rakyat Indonesia. Pemerintah dan masyarakat secara

bersama – sama harus mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional, baik dalam

jumlah maupun nilai gizinya, untuk memujudkan sumberdaya manusia yang

berkualitas dalam melaksanakan pembangunan nasional didalam kerangka mengisi

kemerdekaan yang telah 66 tahun kita peroleh dan sebagaimana diamanatkan oleh

Undang - Undang nomor 7 tahun 1996 tentang pangan yang menyatakan bahwa

pemerintah bersama masyarakat bertanggungjawab untuk mewujudkan ketahanan

pangan.

Pemerintah secara konsisten telah menetapkan kebijakan bahwa ketahanan

pangan nasional merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional. Sasaran

strategis ketahanan pangan nasional adalah mewujudkan kemandirian pangan melalui

peningkatan produksi dan produktivitas serta peningkatan kapasitas masyarakat

dibidang pertanian, perikanan dan kehutanan. Pencapaian sasaran strategis tersebut

dilakukan melalui upaya terpadu yang dikoordinasikan oleh Badan Ketahanan Pangan

Nasional. Upaya terpadu ini sangat penting karena sampai dengan saat ini pemerintah

belum mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional dari produksi dalam

negeri, sehingga masih rentan terjadinya rawan pangan. Beberapa indikator

kerentanan kerawanan tersebut antara lain : masih tingginya nilai impor pangan,

semakin menurunya lahan pertanian yang produktif, rendahnya diversifikasi konsumsi

pangan, serta rendahnya akses masyarakat terhadap pangan.

Promosi dan sosialisasi konsumsi pangan non beras kepada masyarakat masih

kurang sehingga masyarakat pada umumnya masih memandang rendah konsumsi

pangan non beras, yang berakibat sumber pangan non beras tersebut kurang diminati

masyarakat meskipun kandungan gizinya tidak kalah dengan beras. Kondisi ini

Page 3: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 3

menyebabkan tingkat konsumsi beras sangat tinggi, yaitu mencapai 139,5

Kg/kapita/tahun dan menjadi beban yang sangat berat bagi pemerintah untuk

mencukupinya. Untuk mengubah pola konsumsi masyarakat perlu ada kegiatan

promosi dan sosialisasi yang berkelanjutan dari semua pihak yang bertujuan

membangun persepsi masyarakat bahwa diversifikasi pangan tidak berpengaruh pada

gizi masyarakat bangsa Indonesia.

Bagaimana menyediakan pangan rumah tangga yang cukup, aman

dan terjangkau

Karena pangan merupakan faktor yang sangat strategis dan berkorelasi

langsung terhadap stabilitas nasional, maka pemerintah mempunyai komitmen untuk

menjamin tersedianya pangan masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah nomor 68

tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan, ditegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan

pangan diutamakan dari produksi dalam negeri dengan mengoptimalkan semua

potensi nasional terutama potensi pangan lokal (Santoso, 2011). Pemanfaatan potensi

agroekosistem daerah perlu ditunjang dengan relevansi dan dan kapasitas teknologi

yang tersedia (Lakitan, 2011). Komitmen Kementrian Pertanian dalam mendukung

ketahanan pangan nasional pada hakekatnya dilaksanakan secara berkelanjutan. Hal

ini tercermin dari sasaran produksi padi 2011 sebesar 70,6 juta ton GKG dan Surplus

beras 10 juta ton 2014.

Bagaimana memanfaatkan pekarangan sebagai alternatif sumber

pangan keluarga dalam menuju kecukupan dan kemandirian pangan. Dalam

hal ini diperlukan teknologi dalam mengelola sayuran baik di pekarangan dan di

polibag, teknik mengelola tanamana pangan, hias, toga , teknik mengelola ternak.

Melalui gerakan KRPL ini diharapkan dapat menekan biaya pengeluaran rumahtangga

tani dengan cara memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Bagaimana meningkatkan keragaman produksi dan konsumsi pangan

masyarakat dengan memafaatkan pekarangan rumah masyarakat ? Dalam

hal ini, masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanan tanaman

sayuran, tanaman toga, tanaman pagar sesuai potensi sumberdaya wilayah dan

budaya setempat. Disamping memanfaatkan tanaman, masyarakat diharapkan dapat

memanfaatkan ternak unggas untuk penyediaan pangan dan peningkatan pendapatan.

Page 4: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 4

Bagaimana diversifikasi pangan dapat dilakukan dengan

memanfaatkan sumber pangan lokal yang berpotensi dikembangkan dalam

menunjang ketahanan pangan ? Potensi pangan lokal di wilayah Provinsi Banten

dipengaruhi oleh agroekosistem wilayah dan budaya masyarakat setempat.

Pemanfaatan potensi pangan lokal seperti umbi-umbian, hortikultura dan ternak

unggas diharapkan dapat menunjang ketahanan pangan masyarakat dan pangan

daerah.

Bagaimana peran penyuluhan dalam mendukung ketahanan pangan ?

Swasembada beras pada tahun 1984 dan 2008 belum menunjukan keberhasilan dalam

mewujudkan ketahanan pangan nasional karena tidak diikuti oleh meningkatnya

keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat. Pada saat ini, Indonesia masuk

kedalam jebakan pangan (food entrapment), yaitu terjadinya sentralisasi terhadap

beras sebagai sumber pangan. Seharusnya, pangan tidak hanya berhenti pada

karbohidrat tetapi juga protein, lemak, vitamin dan mineral. Kenyataannya, rata-rata

konsumsi beras masyarakat Indonesia meningkat menjadi 139,15 kg/kap/tahun pada

kurun waktu tahun 2006-2009. Nilai ini berada di atas rata-rata konsumsi beras dunia

sebesar 60 kg/kap/tahun. Selajutnya berdasarkan data SUSENAS, skor pola pangan

harapan (PPH) tahun 2009 mencapai 75,7 (sasaran 2015 = 95) yang mengindikasikan

bahwa keragaman pola konsumsi pangan masyarakat belum terwujud, dan konsumsi

masyarakat masih didominasi oleh kelompok padi-padian.

Peran dan dukungan penyuluhan sangat diperlukan dalam program

swasembada pangan, pemanfatan keragaman produksi dan konsumsi pangan

masyarakat, penganekaragaman pangan berbasis sumberdaya lokal, peningkatan

keamanan pangaan serta penurunan konsumsi beras minimal sebesar 1,5% per

tahun (Suprapto, A, 2011). Implementasi dukungan penyuluhan dapat dilihat dari UU

Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, perikanan dan Kehutan,

pengawalan dan pendampingan penyuluh di sentra produksi padi, jagung dan kedelai

serta penetapan kebijakan satu desa satu penyuluh.

Teknologi pertanian dari Badan Litbang yang telah tersedia dalam

pengembangan produksi komoditas pangan, hortikultura,dan ternak serta pengolahan

hasil pertanian dapat menunjang pemanfaatan pekarangan rumah oleh masyarakat.

Hasil pemanfaatan pekarangan rumah diharapkan dapat mewujudkan kemandirian

pangan rumah tangga dan peningkatan pendapatan yang pada pada akhirnya akan

meningkatkan kesejateraan masyarakat.

Page 5: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 5

1.3. Tujuan

1. Memperoleh data dan informasi rumah tangga tentang tingkat pemanfaatan

pekarangan.

2. Meningkatkan keterampilan keluarga dalam pemanfaatan lahan pekarangan

melalui diseminasi teknik budidaya sayuran, tanaman obat, pangan lokal, buah-

buahan, ternak dan ikan.

3. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga secara lestari dan

berkesinambungan melalui pemanfaatan lahan pekarangan dan Kebun Bibit

Inti/Desa.

1.4. Keluaran

1. Tersedianya informasi karakteristik rumah tangga tentang pemanfaatan

pekarangan pada 1 lokasi

2. Meningkatnya keterampilan keluarga dalam pemanfaatan lahan pekarangan

sebanyak 50 orang.

3. Tersedianya kebun bibit Inti/Desa dengan komoditas sayuran, tanaman obat,

pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot/polibag, ternak sebanyak

2 unit dan ikan sebanyak 1 unit.

1.5. Perkiraan Outcome

1. Terciptanya 1 (satu) Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) melalui

peningkatan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan

pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya tanaman pangan,

buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan,

pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos.

1.6. Prakiraan Manfaat (Benefit)

1. Melalui pengelolaan pekarangan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi

keluarga, menghemat pengeluaran dan juga dapat memberikan tambahan

pendapatan bagi keluarga sebesar 15-20 %.

2. Pelaksanaan pelatihan mampu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan

rumahtangga keluarga dalam mengelola tanaman sayuran, pangan lokal,

Page 6: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 6

tanaman obat di pekarangan, bedengan lahan, pot/polibag serta mengelola

ternak itik dan kolam ikan di lokasi utama dan percontohan M-KRPL.

1.7. Perkiraan Dampak (Impact)

1. Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan melalui penggunaan inovasi

pertanian oleh keluarga/rumahtangga sebesar 15-20 %.

2. Tambahan pendapatan dan pemehuhan kebutuhan konsumsi serta penghematan

pengeluaran keluarga/rumahtangga sebesar 15-20 %.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Konsep dan batasan Rumah Pangan Lestari adalah rumah yang memanfaatkan

pekarangan secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara

bijaksana, yang menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara

dan meningkatkan kualitas, nilai dan penganekaragaman, dimana Model Kawasan

Rumah Pangan lestari (Model KRPL) diwujudkan dalam satu dusun (kampung) yang

dilengkapi dengan fasilitas umum dengan pengembangan komoditas pilihan secara

komersial serta penyedian bibit untuk keberlanjutan (Kementrian Pertanian, 2011).

Pemanfaatan lahan pekarangan ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-

besarnya melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak

sesuai pemilihan komoditas. Pennelompokkan lahan pekarangan dibedakan atas

pekarangan perkotaan dan pedesaan, masing-masing memiliki spesifikasi baik

menetapkan komoditas yang akan ditanam, besarnya skala usaha pekarangan maupun

cara menata tanaman ternak.

Persoalan dalam proses produksi pangan segar dan olahan juga mempunyai

banyak dimensi, mulai dari persoalan penyusutan luas lahan produksi akibat konversi

penggunaannya untuk usaha non-pertanian pangan sampai pada petani yang tidak

termotivasi untuk meningkatkan produktivitas lahannya karena tidak berkorelasi positif

dengan peningkatan pendapatannya. Spektrum persoalan ini tak semuanya berada

dalam koridor teknologi. Namun demikian, kompleksitas persoalan pangan tak boleh

menyurutkan optimisme untuk meningkatkan peran dan kontribusi teknologi terhadap

upaya pemenuhan kebutuhan pangan untuk seluruh rumah tangga Indonesia.

Page 7: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 7

Jutaan keluarga petani kecil produsen pangan menjadi penopang utama

kebutuhan pangan 230 juta penduduk Indonesia hingga sekarang. Mereka mengelola

sumberdaya lokal dengan mengkombinasikan budi daya tanaman pangan dan tanaman

perdagangan serta ternak. Pola yang ini dikembangkan dari generasi ke generasi ini

terbukti berhasil memenuhi kebutuhan pangan sendiri dan pendapatan keluarga, juga

menjaga kelestarian lingkungan. Sekitar 25 juta rumah tangga petani Indonesia setiap

tahunnya memproduksi pangan, meliputi padi, jagung, kedelai, ubi kayu, dan ubi jalar

dengan nilai sekitar Rp 258,2 triliun (Kompas, 2010).

Swasembada beras pada tahun 1984 dan 2008 belum menunjukan

keberhasilan dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional karena tidak diikuti oleh

meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat. Pada saat ini,

Indonesia masuk kedalam jebakan pangan (food entrapment), yaitu terjadinya

sentralisasi terhadap beras sebagai sumber pangan. Seharusnya, pangan tidak hanya

berhenti pada karbohidrat tetapi juga protein, lemak, vitamin dan mineral. Kondisi

tersebut dapat terlihat dari semakin meningkatnya kebutuhan beras bagi masyarakat

Indonesia. Pada tahun 1960-an, konsumsi beras per kapita rakyat Indonesia sekitar

130 kg/tahun. Namun, rata-rata konsumsi beras masyarakat Indonesia meningkat

menjadi 139,15 kg/kap/tahun pada kurun waktu tahun 2006-2009. Nilai ini berada di

atas rata-rata konsumsi beras dunia sebesar 60 kg/kap/tahun.

Berdasarkan data SUSENAS, skor pola pangan harapan (PPH) tahun 2009

mencapai 75,7 (sasaran 2015 = 95) yang mengindikasikan bahwa keragaman pola

konsumsi pangan masyarakat belum terwujud, dan konsumsi masyarakat masih

didominasi oleh kelompok padi-padian (Berita Pertanian Online, Jum’at 17 September

2010). Produk pangan dari hutan pada umumnya berupa pangan non – beras. Produk

pangan dari hutan tersebut belum banyak dimanfaaatkan oleh masyarakat, karena

pola konsumsi yang masih mengandalkan beras. Dengan jumlah penduduk yang

semakin bertambah serta persaingan pemanfaatan sumberdaya lahan yang semakin

ketat, maka dominasi beras dalam peta konsumsi penduduk ini semakin memberatkan

beban pemerintah dalam memenuhi kecukupan pangan masyarakat.

Pemasyarakan diversifikasi pangan merupakan faktor yang sangat penting

agar ketergantungan pada beras dapat dikurangi dengan meningkatkan kontribusi

penyediaan pangan non beras. Pola konsumsi yang buruk sangat terkait erat dengan

akses masyarakat dalam memperoleh sumber pangan akibat kemiskinan. Kenyataan

Page 8: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 8

lapangan menunjukan bahwa banyak penduduk miskin yang mengalami rawan

pangan.

Untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat dapat

diawali dari pemanfaatan lahan pekarangan, dimana pekarangan dapat dikelola oleh

keluarga dalam menghasilkan bahan pangan seperti umbian, sayuran, buah-buahan,

bahan tanman rempah dan obat ternak unggas sehingga diperoleh manfaat

terpenuhinya kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, penghematan pengeluaran dan

tambahan pendapatan (Kementrian Pertanian, 2011). Untuk menjamin keberlanjutan

usaha pemanfaatan pekarangan maka ketersedian bibit perlu diperhatikan dengan

membangun kebun Bibit Desa (KBD). Keberlanjutan pengembangan rumah pangan

lestari dapat diwujudkan melalui pengaturan pola dan rotasi tanaman rumah pakan

lestari sehingga dapat memenuhi pola pangan harapan dan memberikan kontribusi

pendpatan keluarga.

Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Kayen, Pacitan Jawa Timur

memberikan dampak kepada Kepala Keluarga (KK) dimana setiap KK mampu menekan

belanja pengeluaran kebutuhan rumahtangganya Rp. 125.000-Rp.445.000 per bulan

dan Pola Pangan Harapan (PPH)nya naik dari 73.5% menjadi 87,5% (Sinar Tani ,

2011).

III. METODA PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Kegiatan

Sasaran yang ingin dicapai dari Model KRPL ini adalah berkembangnya

kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi dan sosial, dalam memenuhi

kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju keluarga dan masyarakat yang

mandiri dan sejahtera.

Ruang lingkup kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari meliputi : (1)

Konsinyasi, (2) Pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya dan

kelompok sasaran (3) Koordinasi dengan Dinas Terkait di Kabupaten/Kota untuk

mencari kesepakatan dalam penentuan calon kelompok sasaran dan lokasi, 4) memilih

pendamping yang menguasai teknik perberdayaan masyrakat sesuai criteria yang telah

ditentukan, 4) sosialisasi, menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat

kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan kepada kelompok

sasaran dan pemuka masyarakat serta petugas instansi terkait (5) penguatan

Page 9: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 9

Kelembagaan Kelompok, (6). Perencanaan kegiatan, terutama rancang bangun

pemanfaatan lahan pekarangan (7). Pelatihan (8) pelaksanaan kegiatan , (9) Temu

lapang (10). Monitoring dan evaluasi, (11) pelaporan.

3.2. Waktu dan Lokasi Pengkajian

Pelaksanaan kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan lestari diadakan di

Kabupaten Serang dengan 2 (dua) lokasi kegiatan yaitu Kebun Percobaan Singamerta,

Kecamatan Ciruas dan Desa Kramat Watu, Kecamatan Kramat Watu. Pemilihan

komoditas disesuaikan berdasarkan agroekosistem setempat. Kegiatan pengkajian

dimulai pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2011.

3.3. Bahan dan Alat

Bahan vertikultur (rak, media tanam dll), bahan tanaman bedengan, benih/bibit

tanaman toga, sayuran,buah dan pangan local serta tanaman pagar, pupuk, bahan

kandang (bamboo, waring dll), ternak unggas dan perikanan.

3.4. Metode Pelaksanaan

Prosedur pelaksanaan yang akan digunakan dalam kegiatan kawasan rumah

pangan lestari, mengacu pada pedoman umum Model Kawasan Rumah Pangan Lestari

(MKRPL). Tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan dalam MKRPL, yaitu :

1. Tahap Persiapan. Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap ini, adalah :

(a) Pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya dan kelompok

sasaran,

(b) Pertemuan dengan dinas terkait untuk mencari kesepakatan dalam penentuan

calon kelompok sasaran dan lokasi,

(c) Kooordinasi dengan Dinas Pertanian dan Dinas Terkait lainnya di Kabupaten,

(d) Memilih pendamping yang menguasai teknik pemberdayaan masyarakat sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan.

2. Tahapan Pembentukan Kelompok: Kelompok sasaran adalah rumahtangga atau

kelompok rumahtangga dalam satu Rukun Tetangga, Rukun Warga atau satu

dusun/kampung. Pendekatan pembentukan kelompok adalah partisifatif dengan

melibatkan kelompok sasaran, tokoh masyrakat dan perangkat desa. Kelompok

dibentuk dari, oleh, dan untuk kepentingan para anggota kelompok itu sendiri.

Page 10: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 10

3. Sosialisasi: Kegiatan sosialisasi dilakukan terhadap kelompok sasaran, pemuka

masyarakat dan petugas pelaksana terkait maksud dan tujuan kegiatan serta

membuat kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan.

4. Survey baseline data tentang sosiobiofisik dan profil rumahtangga/KK di wilayah

desa lokasi KRPL. Identifikasi stratifikasi rumahtangga atau pengelompokkan tipe

lahan rumahtangga kepada : a). Kelompok lahan pekarangan sempit (tanpa

halaman), b). pekarangan sempit (< 120 m2), c). pekarangan sedang (120-400m2)

dan d). pekarangan luas (> 400 m2).

5. Penguatan Kelembagaan Kelompok, dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan kelompok dalam memperoleh dan memanfaatkan informasi serta dapat

bekerjasama (gotong royong).

6. Perencanaan Kegiatan: adalah melakukan perencanaan/rancang bangun

pemanfaatan lahan pekarangan dengan menanam berbagai tanaman pangan,

sayuran dan obat keluarga dan ternak serta penyusunan rencana kerja oleh

kelompok.

7. Pelatihan : Jenis pelatihan yang dilakukan diantaranya: teknik budidaya tanaman

pangan, buah dan sayuran, toga, teknik budidaya ikan dan ternak, pengolahan hasil

dan pemasaran serta teknologi pengelolaan limbah rumah tangga. Jenis pelatihan

lainnya adalah tentang penguatan kelembagaan.

8. Pelaksanaan : Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kelompok dengan pengawalan

teknologi oleh peneliti dan pendampingan antara lain oleh Penyuluh.

3.3.1. Pelaksanaan kegiatan M-KRPL

“Model Kawasan Rumah Pangan Lestari” yang dibangun dari Rumah

Pangan Lestari (RPL) prinsipnya pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan.

Tujuannya untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, peningkatan

pendapatan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga

merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah

tangga. Kegiatan KRPL akan dilaksanakan di 2 (dua) Lokasi, yaitu di Kebun Percobaan

Singamerta, Kecamatan Ciruas dan di desa Kramat Watu, Kecamatan Kramat Watu,

Kabupaten Serang.

Page 11: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 11

Sesuai dengan tujuan KRPL tersebut, maka kegiatan dan program utama yang

akan dilaksanakan, diantaranya :

1. Lahan Bedengan, kegiatan yang dilakukan diantaranya :

Pembuatan bedengan

Menyiapkan media tanam dan pemupukan (pupuk kandang, kompos, pupuk

anorganik dan pestisida).

Menyediakan ajir untuk tanaman, benih, bibit sayuran dan pangan lokal

2. Kegiatan peternakan, kegiatan yang dapat dilakukan, diantaranya :

Fasillitasi perbaikan dan pembuatan sarana kandang itik

Penyediaan ternak itik

Pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk organik dengan menggunakan

dekomposer

3. Kegiatan perikanan, kegiatan yang dilakukan, diantaranya :

Pembuatan kolam ikan

Penyediaan benih ikan (lele dan nila).

4. Kebun Bibit Desa dan Kebun Bibit Inti

Untuk mendukung peningkatan kemandirian pangan dan keberlanjutan

produksi sayuran, pangan lokal, tanaman obat keluarga, dan buah-buahan, perlu

adanya kebun bibit. Kebun Bibit dimaksudkan untuk menyediakan bibit/benih tanaman

yang akan dikembangkan dilahan pekarangan masyarakat secara lestari

(berkesinambungan). Keberadaan kebun bibit ini dapat memenuhi kebutuhan bibit

kelompok/luar kelompok, mengatasi kesulitan bibit tanaman, dapat menambah

pendapatan keluarga. Pembangunan Kebut Bibit Desa (KBD) dan Kebun Bibit Inti (KBI)

terutama untuk tanaman sayuran, umbi-umbian dan toga. Kebun Bibit Inti dapat

berada di BPTP, sedangkan Kebun Bibit Desa berada dilingkungan kawasan. Kegiatan

yang dilaksanakan di KBD dan KBI, diantaranya :

a. Memfasilitasi bangunan kebun bibit.

b. Menyiapkan media tanaman dan pemupukan untuk tanaman.

c. Bibit tanaman diperbanyak dengan polibag, pot atau lahan.

d. Menyediakan benih dan bibit tanaman, yaitu tanaman sayuran, tanaman obat

keluarga, pangan lokal, buah-buahan serta tanaman pagar.

5. Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia

Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pelaksana KRPL, maka perlu

adanya kegiatan pelatihan-pelatihan, workshop, magang, dan study banding.

Page 12: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 12

Pelaksana kegiatan yaitu peneliti, penyuluh, teknisi, staf BPTP, petugas/penyuluh

dilokasi MKRPL, kooperator anggota rumah tangga/Kepala keluarga/ibu rumah

tangga/PKK. Pelatihan-pelatihan yang dapat diberikan, diantaranya :

a. Pelatihan dengan materi mengelola tanaman sayuran di rak vertikulture/pot

polibag/bedengan.

b. Pelatihan menyediakan media tanam, benih/bibit sayuran, tanaman obat keluarga,

dan pangan local.

c. Pelatihan pembuatan kompos dari limbah pertanian

d. Penumbuhan kelompok tani dalam pengelolaan KBD.

3.3.2. Pemanfaatan lahan Pekarangan

Pemanfaatan pekarangan dengan sayuran dapat dipilih model budidaya

vertikulur baik gantung atau tempel dan pada pot/polibag dengan komoditas pilihan

sayuran, pangan lokal dan tanaman toga. Untuk model budidaya kandang dapat

dipilih ternak unggas sedangkan untuk model bedengan dan model surjan dapat dipilih

komoditas sayuran/buah/umbi/kacang-kacangan.

Pemilihan komoditas disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lahan

pekarangan yang akan dimanfaatkan. Pola penataan pekarangan MKRPL mengikuti

tingkat strata berdasarkan luasan lahan. Untuk tanaman sayuran dapat dipilih : sawi,

kangkung, bayam, kemangi, kacang panjang, saledri, kemangi, selada dll. Untuk

tanaman obat keluarga (Toga) dapat dipilih jahe, kencur, antanan, sambiloto, kunyit

dll. Untuk Umbi-umbian dan kacang-kacangan dapat dipilh adalah ubi kayu, tales dan

ubi jalar. Tanaman pagar yang dapat dipilih adalah mangkokan, kedondong, singkong

yang dapat digunakan untuk lalapan dan pangan local. Tanaman pagar gamal dapat

dimanfaatkan sebagai pagar hidup dan pakan ternak yang disukai oleh ternak

ruminansia kecil seperti kambing dan domba. Sedangkan ternak yang dapat

dimanfaatkan adalah itik dengan tujuan menghasilkan telur dan daging.

3.3.3. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari

Prinsip Kawasan Rumah Pangan Lestari adalah penataan pekarangan dengan

berbagai jenis tanaman pangan, sayuran, buah-buahan, maupun ternak

(ikan/unggas/domba). Berdasarkan prinsip tersebut maka dilakukan pengelompokkan

lahan pekarangan. Kelompok lahan pekarangan dapat dibagi menjadi pekarangan

sempit (tanpa halaman), pekarangan sempit (< 120 m2), pekarangan sedang (120-

Page 13: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 13

400m2) dan pekarangan luas (> 400 m2). Pengelompokan lahan pekarangan

selanjutnya dilakukan pola penataan pekarangan mengikuti strata berdasarkan luasan

lahan (Tabel 1).

Tabel 1. Pola Penataan Pekarangan Mengikuti Strata Berdasarkan Luasan Lahan (BBP2TP, 2011)

Strata Pola Penataan Komoditas

I (teras) 1. Vertikultur tegak

2. Vertikultur bertingkat

3. 10 pot tanah

Sayuran petik (pakcoi, selada bokor, selada hijau, bayam hijau, bayam merah, kucai, kangkung, seledri, sutra sayuran (cabe, tomat, kenikir). Tanaman obat keluarga

II (pekarangan sempit)

1 Mini fountain

1 vertikultur melingkar

Berbagai jenis sayuran, ikan dan tanaman obat keluarga

III (pekarangan sedang)

1 Mini fountain

1 vertikultur bertingkat

1 kandang unggas

bedengan

Sayuran, tanaman obat keluarga, umbi-umbian, ikan, unggas, dan tanaman buah-buahan

IV (pekarangan luas)

Kolam, kandang unggas, bedengan polibag

Sayuran, toga, umbi-umbian, ikan, unggas dan tanaman buah

Kebun Bibit Kelompok Desa

Persemaian bedengan, persemaian vertikultur dan persemaian di nampan bertingkat

Sayuran, toga, umbi-umbian, ikan, unggas dan tanaman buah

Setelah lahan pekarangan rumahtangga/kelompok ditentukan maka dilakukan

perencanaan rancang bangun pemanfaatan lahan pekarangan dengan menanam

berbagai tanaman pangan, sayuran, obat keluarga dan ternak serrta pengelolaan

limbah rumahtangga. Dari rancang bangun pemanfaatan lahan ini akan diperoleh

model KRPL di setiap lokasi/Kabupaten/ kota sesuai dengan potensi sumberdaya dan

agroekosistem wilayah setempat.

3.3.4. Pengumpulan Data

Data bersumber dari data sekunder dan data primer. Data sekunder diawali

dengan pengumpulan rujukan yang relevan, pengumpulandata dari instnasi BPS, Dinas

Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota, Badan Ketahanan Pangan Provinsi/Kabupaten,

Kecamatan. Data primer bersumber dari petugas di Provinsi, Kabupaten, Kecamatan,

Gapoktan/Poktan dan rumahtangga/kepala keluarga/KK. Jumlah rumahtangga/KK per

RT/RK di wilayah desa/kabupaten lokasi KRPL terpilih akan ditentukan bersama-sama

dengan pihak yang terkait. Untuk pengumpulan data identifikasi rumahtangga/KK di

Page 14: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 14

lokasi KRPL dilakukan dengan wawancara secara perorangan dan focus group

discussion (FGD) dengan kuisioner terstruktur.

IV. HASIL dan PEMBAHASAN

4.1. Lokasi Kegiatan

Kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari di Provinsi Banten berada di 3

(tiga) lokasi. Lokasi M-KRPL yang utama di Desa Kramatwatu, Kec. Kramatwatu, Kab.

Serang. Untuk percontohan berada di lingkungan sekitar kantor BPTP Banten. Dilokasi

ini juga dibangun Kebun Bibit Inti (KBI) yang nantinya akan mensuplai benih di Kebun

Bibit Desa (KBD). Selain itu juga dilaksanakan dilokasi Kampung Ternak Domba

Terpadu di Kelurahan Juhut, Kec. Karang Tanjung, Kab. Pandeglang.

4.2. Sinergi program antara BPTP Banten dengan program pemerintah

daerah dan pemangku kepentingan yang lain

Pertemuan koordinasi, sosialisasi dan sinkronisasi kegiatan telah dilakukan oleh

BPTP Banten. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi sinergitas program

kegiatan yang ada di Pemda (Distanak, BKPD, dan instansi lainnya). Kegiatan-kegiatan

tersebut dilaksanakan dengan :

1) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kab. Serang dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kec. Kramatwatu, Kab. Serang

Koordinasi dan sinkronisasi dengan Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan Kab. Serang. Pertemuan dihadiri oleh Ir. H. Budi Prihasto (Kepala BKPP

Kab. Serang) dan Ir. Mewa Ariani, MS (Kepala BPTP), Kepala BPP Kramat Watu Bp.

Hopid dan staf BPTP, staf BKPP Kab. Serang dan PPL di BPP Kec. Kramatwatu.

Pertemuan membahas rencana kegiatan Rumah Pangan Lestari yang telah

dicanangkan oleh Presiden SBY yang ditindak lanjuti oleh Kementerian Pertanian

melalui Program Model Kawasan Rumah Pangan Lestari.

Dalam pertemuan membahas rencana kegiatan seperti MKRPL yang

dilaksanakan BKPP th. 2011, sedangkan dari BPTP merencanakan mencari lokasi

dengan persyaratan lokasi strategis, masyarakatnya kooperatif, partisipatif dan

inovatif. Diharapkan dengan kegiatan MKRPL yang telah jadi dapat direplikasi oleh

masyarakat dan pemerintah daerah, sehingga tujuan MKRPL untuk meningkatkan

kemandirian pangan dan kesejahteraan masyarakat meningkat akan tercapai.

Page 15: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 15

Berdasarkan hasil pertemuan koordinasi dan sosialisasi tersebut ditetapkan

lokasi MKRPL berada di perumahan Griya Anggrek RW 04 RT 04 Desa Kramatwatu,

Kec. Kramat Watu, Kab. Serang. Pelaksanaan kegiatan MKRPL telah mendapat

dukungan dari Pemerintah daerah. Bentuk dukungan tersebut diimplementasikan

dengan pelaksana pendamping lapangan.

2) Sosialisasi ke Pemerintah Daerah Prov. Banten

Kegiatan sosialisasi MKRPL telah dilakukan ke Pemerintah Daerah Prov. Banten,

yaitu pada saat kegiatan “Diseminasi Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi” yang

dilaksanakan oleh BPTP Banten. Sosialisasi M-KRPL dilaksanakan dengan kegiatan

penyerahan benih/bibit sayuran secara simbolis oleh Wakil Gubernur Provinsi Banten

Bp. Muhammad Masduki kepada kepala BKPP Kab. Serang, PPL Kec. Kramatwatu serta

Ketua dan anggota MKRPL Desa. Kramatwatu. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala-

kepala SKPD intansi terkait bidang Pertanian.

Gb 1. Koordinasi dan sinkronisasi kegiatan di kantor

BPP Kramat Watu antara Ir. Budi Prihasto (Kepala

BKPP Kab. Serang) dan Ir. Mewa Ariani, MS (Kepala

BPTP Banten)

Gb 2. Pertemuan antara BKPP, BPTP, BPP serta

ketua RT dan warga Perum Griya Anggrek.

Gb 3. Wakil Gubernur Prov. Banten menyerahkan

bibit sayuran secara simbolis kepada Perwakilan

kelompok M-KRPL Desa Kramatwatu

Gb 4. Kepala BPTP Banten memberikan penjelasan

M-KRPL ke Wakil Gubernur Prov. Banten dan

Kepala-Kepala SKPD instansi terkait

Page 16: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 16

3) Sosialisasi ke Instansi dan Perumahan Griya Anggrek

Berdasarkan hasil koordinasi dan kunjungan lapangan yang dilaksanakan

bersama-sama dengan BKPP Kab. Serang dan BPP Kec. Kramatwatu ditetapkan lokasi

kegiatan di Perumahan Griya Anggrek RW 04 RT 04 sebagai Model Kawasan Rumah

Pangan Lestari (M-KRPL) Tipe perkotaan. Selanjutnya dilakukan kegiatan sosialisasi

MKRPL di perumahan Griya Anggrek, yang dihadiri oleh Kepala BKPD Prov. Banten,

Kepala BPTP Banten, Bappeda Prov. Banten, Distanak Kab. Serang, Kecamatan

Kramatwatu, Kepala Desa Kramatwatu, Ketua RW 04, Ketua RT 04, pengurus RT dan

warga setempat. Hasil sosialisasi menunjukkan respon yang baik dan kooperatif dari

warga, sehingga kegiatan MKRPL dapat dilaksanakan di lokasi tersebut.

4.3. Pendampingan Implementasi kegiatan M-KRPL

1). Identifikasi Rumah Tangga

Tahap kegiatan selanjutnya dalam MKRPL adalah identifikasi rumah tangga dan

kelompok. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi stratifikasi rumahtangga atau

pengelompokkan tipe lahan rumahtangga kepada : a). Kelompok lahan pekarangan

sempit (tanpa halaman), b). pekarangan sempit (< 120 m2), c). pekarangan sedang

(120-400 m2) dan d). pekarangan luas (> 400 m2). Kegiatan dilaksanakan melalui

wawancara dan pengisian kuesioner rumah tangga terhadap 50 responden.

Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa, dilokasi kegiatan terdapat variasi lahan

pekarangan yang berada di depan, samping dan belakang rumah. Namun sebagian

besar tergolong tipe lahan pekarangan sempit (< 120 m2) dan pekarangan sedang

(120 – 400 m2). Umumnya setiap rumah mempunyai pohon mangga (arum manis,

Gb 5. Sosialisasi kegiatan ke warga Perum

Griya Anggrek RW 04 RT 04 Desa Kramatwatu Gb 6. Sosialisasi dan pertemuan pelaksanaan

kegiatan M-KRPL ke instansi terkait

Page 17: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 17

manalagi), dan sebagian besar pekarangan ditanami dengan tanaman hias diantaranya

euphorbia, anthurium, dll. Selain itu terdapat kolam-kolam air dan lahan kosong yang

belum dimanfaatkan dan sebagian kecil ada ditanami cabe. Kegiatan pengumpulan

identifikasi rumah tangga sampai pada tahap kegiatan entry data.

2). Pembentukan Kelompok

Untuk mendukung pengembangan kegiatan MKRPL di lokasi kegiatan, maka

perlu dibentuk suatu kelembagaan yang terpadu. Tahap awal adalah pembentukan

kelompok sebagai dasar untuk penumbuhan kegiatan agribisnis. Terdapat 5 (lima)

dasa yang ada di RT.04 perumahan Griya Anggrek, yaitu ; Anggrek I, Anggrek II,

Anggrek III, Anggrek IV dan Anggrek Raya. Selanjutnya dibentuk Kelompok Wanita

Nuju Rahayu dengan susunan organisasi, yaitu :

Ketua : Eriani Ningsih Sekretaris : Mimin Mintarsih Bendahara : Yayah Ketua Kelompok : - Anggrek Raya : Sri W - Anggrek 1 : Rita - Anggrek 2 : Wiwik - Anggrek 3 : Lilis - Anggrek 4 : Sunayati Anggota Kelompok : - Anggrek Raya : Upik, H. Sukimarta, Hj. Ati, Rumiati, Nani Suryati,Tati, Nur Aeni, Epon R, Hj. Eni R, Sunaiyah, Hj. Ida N - Anggrek 1 : Nurhaeti, Ernawati, Wadisi, Istiyanah, Sulasmi - Anggrek 2 : Sofiatun, Agustina, Sri W, Hartini, Umiyanah,Supatmi, Halimah, Roudatus S, Irmawati - Anggrek 3 : Paini, Hj. Kori K, Siti Robiah, Anggun - Anggrek 4 : Ida R, Ratu M,Yayah R, Hj.Nani, Narwati, Hj. E Siti R, Maria S, Neti A, Yani N, Mimi R, Lisa H, Umi K, Siti H

Gambar 7 dan 8. Kegiatan wawancara dan pengisian kuesioner identifikasi rumah tangga

Page 18: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 18

3) Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia

Tahapan kegiatan selanjutnya setelah pembentukan kelembagaan adalah

penguatan kelembagaan kelompok. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk

meningkatkan kemampuan kelompok dalam memperoleh dan memanfaatkan informasi

serta dapat bekerjasama (gotong royong) dalam pelaksanaan MKRPL. Kegiatan

peningkatan kemampuan sumberdaya manusia yang telah dilaksanakan adalah berupa

pelatihan, study banding dan workshop, yang diikuti oleh Tim KRPL di BPTP Banten,

petugas dan Kelompok di Desa Kramat Watu. Kegiatan tersebut adalah :

a) Study Banding

Kegiatan study banding oleh anggota kelompok Desa Kramat watu ke BPTP

Banten dan berkunjung ke kebun Balitro dan BBP2TP pada acara pameran Pekan

Pertanian Spesifik Lokasi di Bogor. Untuk Tim BPTP Banten melakukan study banding

ke BPTP DKI Jakarta yang telah melaksanakan kegiatan RPL dan Situ Cipule Kab.

Karawang Jawa Barat, tempat kunjungan ibu Presiden. Diharapkan dengan kegiatan

study banding akan meningkatkan informasi dan tempat pembelajaran bagi kelompok

untuk dapat diterapkan sendiri di kelompoknya.

b) Workshop

Kegiatan workshop diadakan oleh Balai Besar Pengembangan dan Pengkajian

Teknologi Pertanian (BBP2TP) Bogor, yang di ikuti oleh Tim BPTP Banten. Dalam

kegiatan tersebut dijelaskan mengenai pelaksanaan MKRPL di seluruh BPTP dengan

Gb 9 dan 10. Tim KRPL berada di kebun bibit desa Situ

Cipule Kab. Karawang, Jawa Barat dan KWT Perum Griya Anggrek RT 04 melakukan study banding ke

Balitro dan BBP2TP di Bogor

Page 19: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 19

mencontoh kegiatan yang telah ada di Pacitan, Jawa Timur. Selain itu juga harus

melakukan sinergi dengan instansi terkait di Provinsi, organisasi-organisasi dan sinergi

dengan kegiatan di Kementerian lainnya.

c) Pelatihan

Kegiatan pelatihan diadakan di BPTP Banten dan dilokasi kegiatan MKRPL yang

diikuti oleh seluruh Tim di BPTP Banten dan warga kelompok Perum Griya Anggrek RW

04 RT 04. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan adalah :

Pelatihan persiapan media tanam (tanah dan pupuk) serta penyemaian benih/bibit

sayuran di tray/rak vertikulture/pot polibag/dan bedengan, dengan narasumber

Tim BPTP Banten dan PPL Kec. Kramatwatu.

Pelatihan pelaksanaan kegiatan MKRPL dengan materi “Budidaya Tanaman di

Pekarangan mendukung KRPL” dengan narasumber BPTP DKI (Dr. Yudi Sastro dan

Muhammad Nur, Amd)

4.4. Kebun Bibit Inti/Desa

Untuk mendukung peningkatan kemandirian pangan dan keberlanjutan

produksi sayuran, pangan lokal, tanaman obat keluarga, dan buah-buahan, perlu

adanya kebun bibit. Kebun Bibit dimaksudkan untuk menyediakan bibit/benih tanaman

yang akan dikembangkan dilahan pekarangan masyarakat secara lestari

(berkesinambungan).

Keberadaan kebun bibit ini dapat memenuhi kebutuhan bibit kelompok/luar

kelompok, mengatasi kesulitan bibit tanaman, dapat menambah pendapatan keluarga.

Gb 11 dan 12. Pelatihan persiapan media tanam dan penanaman sayuran di rak vertikultur/

pot/polybag di Desa Kramatwatu

Page 20: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 20

Pembangunan Kebut Bibit Desa (KBD) dan Kebun Bibit Inti (KBI) terutama untuk

tanaman sayuran, umbi-umbian dan toga. Kebun Bibit Inti dapat berada di BPTP,

sedangkan Kebun Bibit Desa berada dilingkungan kawasan. Kegiatan yang

dilaksanakan di KBI adalah menyediakan benih dan bibit tanaman, yaitu tanaman

sayuran, tanaman obat keluarga, pangan lokal, buah-buahan serta tanaman pagar dan

KBD saat ini pada tahap menyediakan benih/bibit sayuran untuk kelompok.

Gb 13 dan 14. Inisiasi Kebun Bibit Inti (KBI) di BPTP Banten dengan komoditas sayuran, tanaman obat dan buah-buahan.

Gb 15 dan 16. Kepala BPTP Banten dan Kepala BKPD Prov. Banten memberikan arahan untuk kegiatan Inisiasi Kebun Bibit Desa (KBD) di Perum Griya Anggrek RW 04 RT 04 Desa Kramat Watu

Page 21: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 21

4.5. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL)

Prinsip Kawasan Rumah Pangan Lestari adalah penataan pekarangan dengan

berbagai jenis tanaman pangan, sayuran, buah-buahan, maupun ternak

(ikan/unggas/domba). Pada saat ini kegiatan M-KRPL telah diterapkan di Desa

Kramatwatu, Kec. Kramatwatu, Kab. Serang dan di Desa Juhut, Kecamatan Karang

Tanjung, Kab. Pandeglang. Kegiatan yang telah dilakukan terkait dengan komoditas

tanaman adalah :

a. Desa Kramat Watu

Pada saat ini di Desa Kramatwatu dengan tipe lahan perkotaan terdapat 3

(tiga) paket kegiatan, yaitu :

1. Strata I (teras) : 1 rak vertikulture, pot/polybag dengan tanaman sayuran

kangkung, bayam, caisim dan bawang merah.

2. Strata II (pekarangan sempit) : 1 rak vertikulture, pot/polybag dan bedengan lahan

kecil dengan tanaman kangkung, bayam, caisim, bawang merah, cabe dan tomat.

3. Strata III (pekarangan sedang) :

- 1 rak vertikulture, pot/polybag dan bedengan lahan sedang dengan tanaman

sayuran kangkung, bayam, caisim, bawang merah, cabe, dan kolam ikan lele

- lahan bedengan dengan komoditas tumpangsari kacang tanah dan jagung, serta

bedengan kacang panjang.

Gambar 17. Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Desa Kramatwatu

Strata I (teras) 1 rak vertikulture, pot/polybag sayuran

Strata II (pekarangan sedang) 1 rak vertikulture, pot/polybag

dan bedengan lahan kecil tanaman sayuran

Strata III (pekarangan sedang) : 1 rak vertikulture, pot/polybag dan bedengan lahan tanaman sayuran

dan tanaman hias, serta kolam ikan lele

Page 22: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 22

b. BPTP Banten

Pada saat ini di sekitar lingkungan kantor BPTP Banten baik yang disekitar

kantor dan di Kebun Percobaan Singamerta terdapat 4 (empat) paket kegiatan, yaitu :

1. Strata I (teras) : rak vertikulture, pot/polybag dengan tanaman sayuran kangkung,

bayam, caisim, bawang merah, selada, cabe, seledri, kucai, tanaman hias (sedap

malam) dan tanaman obat-obatan (kencur, sambiloto, daun dewa, dll).

2. Strata II (pekarangan sempit), terdiri dari :

- rak vertikulture, pot/polybag dan bedengan lahan kecil dengan tanaman

kangkung, bayam, caisim, bawang merah, cabe dan tomat.

- 1 rak vertikulture, pot/polybag dengan tanaman kangkung, bayam, caisim,

bawang merah, cabe, selada, tomat dan kolam ikan lele.

3. Strata III (pekarangan sedang) : lahan bedengan dengan komoditas sayuran

caisim, kangkung, bayam, kacang panjang, dan timun.

4. Strata IV (pekarangan luas) : rak vertikulture, pot/polybag dan bedengan lahan

sedang dengan tanaman sayuran kangkung, bayam, caisim, bawang merah, cabe,

tanaman hias (sedap malam), kolam ikan nila, ternak itik, domba/kambing dan

pembuatan kompos

Gambar 18. Pemanfaatan Lahan di BPTP Banten

Strata III (pekarangan sedang) : lahan bedengan kacang panjang dan tumpangsari jagung dan kacang

tanah

Strata I (teras) : rak vertikulture, pot/polybag dengan

tanaman sayuran kangkung, bayam, caisim, bawang merah, selada, cabe, seledri, kucai, tanaman hias (sedap malam) dan

tanaman obat-obatan (kencur, sambiloto, daun dewa, dll)

Page 23: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 23

Strata II (Pekarangan sedang) 1 rak

vertikulture, pot/polybag dengan tanaman

kangkung, bayam, caisim, cabe, selada,

tomat, terong dan kolam ikan lele

Strata III (pekarangan sedang) : lahan bedengan dengan komoditas sayuran caisim,

kangkung, bayam, kacang panjang, dan timun

Strata IV(pekarangan luas) : rak vertikulture, pot/polybag dan bedengan lahan sedang

dengan tanaman sayuran kangkung, bayam, caisim, bawang merah, cabe, tanaman hias

(sedap malam), kolam ikan nila, ternak itik, ternak domba dan pembuatan kompos

Page 24: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 24

c. Kelurahan Juhut

Pada tahun 2011 BPTP mempunyai kegiatan program Model pengembangan

pertanian perdesaan melalui inovasi (M-P3MI) salah satunya berada di Kelurahan

Juhut, Kec. Karang Tanjung, Kab. Pandeglang. Salah satu target yang ingin dicapai

dari program MP3MI di wilayah ini al : meningkatkan perluasan produksi sayuran

dengan memanfaatkan lahan pekarangan. Umumnya petani di Kelurahan Juhut lahan

sayuran berada jauh dari pemukiman, sedangkan kegiatan beternak domba berada di

sekitar pemukiman. Oleh karena itu di laksanakan inisiasi M-KRPL di Kelurahan Juhut,

dengan tipe pemanfaatan lahan pekarangan perdesaan. Diharapkan kegiatan ini dapat

meningkatkan pendapatan dan mempersingkatkan waktu dan jarak tempuh dalam

bertanam sayuran.

Pada saat ini di Kelurahan Kramatwatu dengan tipe lahan perdesaan terdapat 3

(tiga) paket kegiatan, yaitu :

1. Strata I (teras) : rak vertikulture, pot/polybag dengan tanaman sayuran kangkung,

caisim, daun bawang, seledri dan kembang kol.

2. Strata II (pekarangan sempit) : rak vertikulture, pot/polybag dengan tanaman

sayuran kangkung, caisim, daun bawang, seledri, kembang kol dan kandang

domba.

3. Strata III (pekarangan sedang) :

- pot/polybag dengan tanaman sayuran kembang kol, kandang domba, dan

inisiasi tempat kompos domba.

- lahan bedengan dengan komoditas pangan lokal (talas beneng).

Gambar 19. Pemanfaatan lahan pekarangan di Kelurahan Juhut

Strata I (teras) : rak vertikulture, pot/polybag dengan tanaman sayuran kangkung, caisim, daun bawang, seledri dan kembang kol

Strata III (teras) : pot/polybag dengan tanaman kembang kol, kandang domba, tempat kompos

Page 25: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 25

Gb. Strata III : lahan bedengan dengan

komoditas pangan lokal (talas beneng)

Gb. Kepala BPTP Banten menyerahkan

bibit secara simbolis untuk inisiasi M-KRPL di Desa Juhut

Page 26: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 26

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Terdapat 3 (tiga) paket kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari yang telah

telah diterapkan yaitu Desa Kramatwatu, Kab. Serang dan telah diinisiasi di

Kelurahan Juhut, Kab. Pandeglang serta ada 4 (empat) paket kegiatan di sekitar

kantor BPTP Banten.

2. Pada akhir tahun 2011 telah berkembang Kebun Bibit Inti/Desa sehingga dapat

menyediakan berbagai macam komoditas tanaman (sayuran, tanaman obat, buah-

buahan, dan pangan lokal) yang siap digunakan oleh stakeholder baik instansi

terkait dan warga disekitarnya.

SARAN

Perlu adanya kegiatan sosialisasi dan sinkronisasi kegiatan ke pemerintah

daerah, kementerian/Lembaga lainnya, lembaga dan organisasi-organisasi lainnya.

Kegiatan ini dapat mempercepat keberhasilan kegiatan MKRPL.

Page 27: I.PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/mkrpl-2011-pdf.pdf · pangan lokal dan buah-buahan sebanyak 200-250 pot ... sayuran dan

Laporan Akhir M-KRPL TA. 2011 BPTP Banten 27

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2008a. Teknologi Budidaya Itik. Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan litbang Pertanian. 16 halaman.

Anonimous. 2008b. Teknologi Budidaya cabai Merah. Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan litbang Pertanian. 24 halaman.

Kementrian Pertanian 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan Lestari.

Kementrian Pertanian. 42 halaman.

Lakitan, B. 2011. Sinas Ketahanan Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXXI. Hotel Peninsula Jakarta, 29 September 2011. 20 halaman.

Santoso, H. 2011. Peran Sektor Kehutanan Dalam Mendukung Akses Pangan. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXXI. Hotel Peninsula Jakarta, 29 September 2011. 20 halaman.

Suprapto, A. 2011. Peran Penyuluhan dalam mendukung Ketahanan Pangan. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXXI. Hotel Peninsula Jakarta, 29 September 2011. 20 halaman.