investigasi wabah anggasalman 2014

46
MAKALAH DISKUSI JUMAT INVESTIGASI WABAH Disusun Oleh : ANGGA NUGRAHA SALMAN ALFARISI ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG FEBRUARI 2014

Upload: angga-nugraha

Post on 15-May-2017

243 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

MAKALAH DISKUSI JUMAT

INVESTIGASI WABAH

Disusun Oleh :

ANGGA NUGRAHA

SALMAN ALFARISI

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

FEBRUARI 2014

Page 2: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karuniaNya yang tidak terhitung, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah diskusi Ilmu Kedokteran Komunitas mengenai

“Investigasi Wabah “

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada para pembimbing kepaniteraan

Ilmu Kedokteran Komunitas yang telah meluangkan waktunya untuk

membimbing terselesaikannya makalah ini.

Penulis juga menyampaikan terima kasih banyak kepada para rekan-rekan yang

telah banyak membantu baik dorongan semangat maupun berupa materi untuk

dapat terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk

itu penulis sangat berterimakasih untuk saran dan kritik yang membangun. Akhir

kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.

Bandar Lampung, Februari 2014

Penulis

Page 3: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

I. PENDAHULUAN

Wabah merupakan peningkatan kejadian kasus penyakit yang lebih banyak

daripada keadaan normal di suatu area tertentu atau pada suatu kelompok tertentu,

selama suatu periode waktu tertentu. Informasi tentang terjadinya wabah biasanya

datang dari sumber-sumber masyarakat, yaitu laporan pasien, keluarga pasien,

kader kesehatan, atau warga masyarakat. Tetapi informasi tentang terjadinya

wabah bisa juga berasal dari petugas kesehatan, laporan kematian, laporan hasil

pemeriksaan laboratorium, atau media lokal (surat kabar dan televisi). Pada

dasarnya wabah merupakan penyimpangan dari keadaan normal karena itu wabah

ditentukan dengan cara membandingkan jumlah kasus sekarang dengan rata-rata

jumlah kasus dan variasinya di masa lalu (minggu, bulan, tahun) (Anwar, 1999).

Kenaikan jumlah kasus belum tentu mengisyaratkan terjadinya wabah. Terdapat

sejumlah faktor yang bisa menyebabkan jumlah kasus “tampak” meningkat

(Umar, 2000) :

(1) Variasi musim (misalnya, diare meningkat pada musim kemarau ketika air

bersih langka)

(2) Perubahan dalam pelaporan kasus;

(3) Kesalahan diagnosis (misalnya, kesalahan hasil pemeriksaan laboratorium);

(4) Peningkatan kesadaran petugas kesehatan (meningkatkan intensitas

pelaporan);

(5) Media yang memberikan informasi bisa dari sumber yang tidak benar.

Terjadinya wabah dan teridentifikasinya sumber dan penyebab wabah perlu

ditanggapi dengan tepat. Jika terjadi kenaikan signifikan jumlah kasus sehingga

disebut wabah, maka pihak dinas kesehatan yang berwewenang harus membuat

keputusan apakah akan melakukan investigasi wabah. Sejumlah faktor

mempengaruhi dilakukan atau tidaknya investigasi wabah:

(1) Keparahan penyakit;

(2) Potensi untuk menyebar;

(3) Perhatian dan tekanan dari masyarakat;

Page 4: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

(4) Ketersediaan sumber daya.

Beberapa penyakit menimbulkan manifestasi klinis ringan dan akan berhenti

dengan sendirinya (self-limiting diseases), misalnya flu biasa. Implikasinya, tidak

perlu dilakukan investigasi wabah maupun tindakan spesifik terhadap wabah,

kecuali kewaspadaan. Tetapi wabah lainnya akan terus berlangsung jika tidak

ditanggapi dengan langkah pengendalian yang tepat. Sejumlah penyakit lain

menunjukkan virulensi tinggi, mengakibatkan manifestasi klinis berat dan fatal,

misalnya flu burung. Implikasinya, sistem kesehatan perlu melakukan investigasi

wabah dan mengambil langkah-langkah segera dan tepat untuk mencegah

penyebaran lebih lanjut penyakit itu (Soerawidjaja, 1999).

Langkah pencegahan kasus dan pengendalian wabah dapat dimulai sedini

mungkin setelah tersedia informasi yang memadai. Bila investigasi atau

penyelidikan wabah telah memberikan fakta yang jelas mendukung hipotesis

tentang penyebab terjadinya wabah, sumber agen infeksi, dan cara transmisi yang

menyebabkan wabah, maka upaya pengendalian dapat segera dimulai tanpa perlu

menunggu pengujian hipotesis (Anwar, 1999).

Page 5: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

II. ISI

1. DEFINISI WABAH

Sejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya

penemuan kuman kolera oleh John Snow sehingga ia terkenal dengan metode

investigasi wabah kolera di London (1854). Wabah adalah istilah umum untuk

menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada

banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut.

Wabah dipelajari dalam epidemiologi. Berikut adalah beberapa pengertian

wabah menurut berbagai sumber :

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan

Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1981

Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah

meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit .

Last 1981

Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa

penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau

kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih

banyak dari keadaan biasa.

Undang-undang RI No.4 th. 1984 tentang wabah penyakit menular

Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam

masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi

dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat

menimbulkan malapetaka.

Tinjauan definisi menurut undang-undang no.4 tahun 1984 dapat

mencakup empat hal berikut :

- Penyakit menular

Page 6: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

Yang dimaksud penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan

oleh mikroorganisme atau produk toksinnya, yang ditularkan dari

penderita atau reservoirnya kepada manusia lain yang rentan

- Keadaan yang lazim

Jumlah penderita suatu penyakit menular dalam suatu masyarakat atau

wilayah sangat bervariasi tergantung dari penyebab penyakitnya, sifat-

sifat penduduk yang terserang serta lingkungan dimana penykait itu

terjangkit. Pada umumnya jumlah penderita penyakit menular di suatu

wilayah diamati dalam suatu kurun waktu tertentu (mingguan, bulan,

atau tahunan), berkisar pada angka sekitar nilai rata-rata (mean).

- Peningkatan jumlah penderita

Melebihi angka rata-ratanya, pedoman yang dipakai > 2 sd (standar

deviasi) dari harga rata-ratanya (mean)

- Dapat menimbulkan malapetaka

Penyakit memiliki potensi besar menular secara cepat

Benenson, 1985

Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada 

penduduk suatu daerah, yang nyata-nyata melebihi jumlah yang biasa .

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia th 1989

Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang

sejumlah besar orang di daerah yang luas.

Dari sudut arti kata

Wabah atau epidemic berasal dari bahasa Yunani yaitu epi berarti pada

dan demos yang berarti penduduk atau rakyat. Jadi epidemic diartikan

sebagai hal-hal yang terjadi pada penduduk (Anwar, 1999).

Page 7: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

Dari sudut epidemiologi

Dari sudut epidemiologi wabah berarti suatu peningkatan kejadian

kesakitan atau kematian suatu penyakit di suatu tempat tertentu yang

melebihi keadaan biasanya (Umar, 2000).

Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak,

yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan

lingkup global (pandemi) (Umar, 2000).

- OUTBREAK

Suatu episode dimana terjadi dua atau lebih penderita suatu penyakit

yang sama dimana penderita tersebut mempunyai hubungan satu sama

lain.

- EPIDEMI

Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang

ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat

frekuensinya meningkat.

- PANDEMI

Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit),

frekuensinya dalam waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya

telah mencakup wilayah yang luas

- ENDEMI

Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit),

frekuensinya pada wilayah tertentu menetap dalam waktu lama

berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa timbul

dalam suatu wilayah tertentu.

Page 8: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

2. PEMBAGIAN WABAH MENURUT SIFATNYA

a. Common Source Epidemic / Point Source Epidemic

Adalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah

orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu

yang relatif singkat. Adapun Common Source Epidemic itu berupa

keterpaparan umum, biasa pada letusan keracunan makanan, polusi kimia

di udara terbuka. Dapat ditandai oleh :

- Timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang cepat.

- Masa inkubasi yang pendek.

- Episode penyakit merupakan episode tunggal.

- Waktu munculnya penyakit jelas.

- Lenyapnya penyakit dalam waktu yang cepat (Chin, 2000).

b. Propagated/Progresive Epidemic atau Contagious disease epidemic

Bentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu

lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula. Propagated atau

progressive epidemic terjadi karena adanya penularan dari orang ke orang

baik langsung maupun melalui vector, relatif lama waktunya dan lama

masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran

anggota masyarakat yang rentan serta morbilitas dari penduduk setempat,

masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita

dari waktu ke waktu sampai pada batas minimal anggota masyarakat yang

rentan, lebih memperlihatkan penyebaran geografis yang sesuai dengan

urutan generasi kasus. Ditandai oleh :

1. Timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang pelan.

2. Masa inkubasi yang panjang.

3. Episode penyakit yang bersifat majemuk.

4. Waktu munculnya penyakit tidak jelas.

Page 9: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

5. Lenyapnya penyakit dalam waktu yang lama (Chin, 2000).

a. Mix Source Epidemic

Yang dimaksud disini adalah suatu keadaan wabah yang disamping

ditemukan gejala-gejala dari wabah bentuk pertama juga ditemukan

gejala-gejala dari wabah bentuk kedua (Chin, 2000).

Tabel 1. Tabel Pembagian Wabah Berdasarkan Sifatnya

3. LANGKAH LANGKAH INVESTIGASI WABAH

Adapun langkah-langkah investigasi wabah adalah sebagai berikut

(Soerawidjaja, 1999) :

1. Konfimasi / menegakkan diagnosa

Definisi kasus

Klasifikasi kasus dan tanda klinik

Pemeriksaan laboratorium

Page 10: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

2. Menentukan apakah peristiwa itu suatu letusan/wabah atau bukan

Bandingkan informasi yang didapat dengan definisi yang sudah

ditentukan tentang KLB

Bandingkan dengan incidende penyakit itu pada minggu/bulan/tahun

sebelumnya

3.  Hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat

dan orang

Kapan mulai sakit (waktu)

Dimana mereka mendapat infeksi (tempat)

Siapa yang terkena : (Gender, Umur, imunisasi, dll)

Gambaran wabah berdasarkan waktu

Perjalanan wabah berdasarkan waktu digamabarkan dengan grafik

histogram yang berbentuk kurva epidemic, gambaran ini membantu (Anwar,

1989) :

1.    Memberi informasi samapai dimana proses wabah itu dan bagaimana

kemungkinan kelanjutannya

2.    Memperkirakan kapan pemaparan terjadi dan memusatkan penyelidikan

pada periode tersebut, bila telah diketahui penyakit dan masa

inkubasinya.

3.    Menarik kesimpulan tentang pola kejadian, dengan demikian

mengetahui apakah bersumber tunggal, ditularkan dari orang ke orang,

atau campuran keduanya

Kemungkinan periode pemaparan dapat dilakukan dengan (Anwar, 1989):

1.    Mencari masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan rata-rata

2.    Menentukan puncak wabah atau kasus mediannya, dan menghitung

mundur satu masa inkubasi rata-rata

3.    Dari kasus paling awal kejadian wabah, dihitung mundur masa inkubasi

terpendek

Page 11: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

Masa inkubasi penyakit adalah waktu antara masuknya agens penyakit

sampai timbulnya gejala pertama. Informasi tentang masa inkubasi

bermanfaat billa penyakit belum diketahui sehingga mempersempit

diagnosis diferensial dam memperikan periode pemaparan. Cara

menghitung median masa inkubasi :

a.    Susunan teratur berdasarkan waktu kejadiannya

b.    Buat frekuensi kumulatifnya

c.    Tentukan posisi kasus paling tengah

d.    Tentukan kelas median

e.    Median masa inkubasi ditentukan dengan menghitung jarak antara

waktu pemaparan dan kasus median

Gambaran wabah berdasarkan tempat

Gambaran wabah berdasarkan tempat menggunakan gambaran grafik

berbentuk Spot map. Grafik ini menunjukkan kejadian dengan titik/symbol

tempat tertentu yang menggambarkan distribusi geografi suatu kejadian

menurut golongan atau jenis kejadian namun mengabaikan populasi

(Anwar, 1989).

Gambaran wabah berdasarkan ciri orang

Variable orang dalam epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada

hubungannya dengan keterpajanan atau kerentanan terhadapa suatu

penyakit.Misalnya karakteristik inang ( umur, jenis kelamin, ras/suku, status

kesehatan) atau berdasarkan pemaparan ( pekerjaan, penggunaan obat-

obatan) (Anwar, 1989).

4.   Rumuskan suatu hipotesa sementara

Hipotesa kemungkinan : penyebab, sumber infeksi, distribusi penderita

(pattern of disease)

Hipotesa : untuk mengarahkan penyelidikan lebih lanjut

Page 12: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

5. Rencana penyelidikan epidemiologi yang lebih detail Untuk menguji

hipotesis :

Tentukan : data yang masih diperlukan sumber informasi

Kembangkan dan buatkan check list.

Lakukan survey dengan sampel yang cukup

6.   Laksanakan penyelidikan yang sudah direncanakan

Lakukan wawancara dengan :

a. Penderita-penderita yang sudah diketahui (kasus)

b. Orang yang mempunyai pengalaman yang sama baik mengenai

waktu/tempat terjadinya penyakit, tetapi mereka tidak sakit

(control)

Kumpulkan data kependudukan dan lingkungannya

Selidiki sumber yang mungkin menjadi penyebab atau merupakan

faktor yang ikut berperan

Ambil specimen dan sampel pemeriksa di laboratorium

7.   Buatlah analisa dan interpretasi data

Buatlah ringkasan hasil penyelidikan lapangan

Tabulasi, analisis, dan interpretasi data/informasi

Buatlah kurva epidemik, menghitung rate, buatlah tabel dan grafik-

grafik yang diperlukan

Terapkan test statistik

Interpretasi data secara keseluruhan

8. Test hipotesa dan rumuskan kesimpulan

Page 13: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

Dalam pembuatan suatu hipotesis suatu wabah, hendaknya petugas

memformulasikan hipotesis meliputi sumber agens penyakit, cara

penularan, dan pemaparan yang mengakibatkan sakit.

1. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu:

a. Apa reservoir utama agen penyakitnya?

b. Bagaimana cara penularannya?

c. Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?

d. Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?

2. Wawancara dengan beberapa penderita

3. Mengumpulkan beberapa penderita dan mencari kesamaan pemaparan.

4. Kunjungan rumah penderita

5. Wawancara dengan petugas kesehatan setempat

6. Epidemiologi diskriptif

Lakukan uji hipotesis

Hipotesis yang diterima, dpt menerangkan pola penyakit :

a. Sesuai dengan sifat penyebab penyakit

b. Sumber infeksi

c. Cara penulara

d. Faktor lain yang berperan

9. Lakukan tindakan penanggulangan

Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin upaya

penanggulangan  biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah

diketahui Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata

rantai yang terlemah dalam penularan penyakit. Upaya pengendalian

mungkin diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.

Tentukan cara penanggulangan yang paling efektif.

Page 14: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

Lakukan surveilence terhadap penyakit dan faktor lain yang

berhubungan.

Tentukan cara pencegahan dimasa akan datang

10. Buatlah laporan lengkap tentang penyelidikan epidemiologi

tersebut.

Pendahuluan

Latar Belakang

Uraian tentang penelitian yang dilakukan

Hasil penelitian

Analisis data dan kesimpulan

Tindakan penanggulangan

Dampak-dampak penting

Saran rekomendasi

4. KLASIFIKASI WABAH

Menurut penyebabnya, penyakit yang menimbulkan wabah digolongkan

menjadi (Umar, 2000) :

1. Toxin, terdiri dari :

a. Enterotoxin (Stapylococcus aureus)

b. Exotoxin (Clostridium botolinum)

c. Endotoxin

2. Infeksi

Page 15: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

a. Virus

b. Bakteri

c. Protozoa

d. Cacing

3. Toxin Biologis

a. Racun jamur, Plankton, racun ikan, racum tumbuhan.

b. Afla toxin

4. Toxin Kimia

a. Zat kimia organik : logam berat (Hg).

b. Gas beracun : CO2, CO.

5. PENYAKIT YANG SERING MENIMBULKAN WABAH

Penyakit yang dapat menimbulkan wabah (Permenkes RI no.

1501/Menkes/Per/X/2010)

1. Kholera

a. Berak-berak mendadak disertai muntah-muntah, Tinja mengucur

seperti air sehingga dalam waktu singkat tubuh kekurangan cairan

(dehidrasi).

b. Pemeriksaan laboratorium pada najis/ muntahan menunjukkan adanya

kuman cholera (vibrio cholera) dan dalam darah terdapat zat antinya.

2. Demam kuning

a. Demam tinggi mendadak, kulit kuning, sakit kepala, lemah/lesu, mual,

muntah, denyut nadi lemah dan lambat, seringkali disertai dengan

perdarahan berupa mimisan, perdarahan mulut, muntah darah, berak

darah.

Page 16: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

b. Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya virus

demam kuning atau zat antinya.

3. Tifus bercak

a. Demam ± 2 minggu, sakit kepala, menggigil, badan lemah, kadang-

kadang selama masa demam ditemukan bercak-bercak merah

menimbul pada kulit.

b. Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya zat anti

terhadap tifus bercak wabah I (Rickettsia prowazeki).

4. Campak

a. Panas tinggi, sakit kepala, batuk pilek dan conjungtivitis fotophoby

yang berakhir lebih kurang setelah 3-7 hari. Masa timbulnya bercak-

bercak merah (rash) pada kulit sesudah kira-kira 3 hari panas. Mula-

mula timbul pada belakang telinga menyebar ke seluruh muka, dada

dan anggota badan lainnya. Bercak bertahan selama 4-6 hari.

b. Pemeriksaan laboratorium pada lendir konjungtiva dan tenggorokan

menunjukkan adanya virus campak, dan pada darah terdapat virus

campak atau zat antinya.

5. Difteri

a. Panas lebih kurang 38 0, adanya pseudomembran putih keabu-abuan,

tak mudah lepas dan mudah berdarah. Letak pseudomembran bisa di

faring, laring atau tonsil, sakit waktu menelan, leher membengkak

seperti leher sapi disebabkan karena pembengkakan kelenjar leher dan

sesak nafas disertai bunyi (stridor).

b. Pemeriksaan laboratorium pada jaringan luka menunjukkan adanya

kuman difteri.

6. Rabies

Page 17: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

a. Demam tinggi, sakit kepala hebat, kelumpuhan mulai dari tungkai

menjalar ke atas, sulit menelan, takut air (hydrophobia), sulit bernafas,

kesadaran menurun, terjadi beberapa minggu sampai satu tahun setelah

digigit anjing, kucing, kera, atau hewan penular rabies lainnya yang

menderita rabies.

b. Pemeriksaan laboratorium pada otak dan kelenjar air liur hewan yang

menggigit, dan pada air liur, air mata serta jaringan otak penderita

menunjukkan adanya virus rabies.

7. Influenza

Demam, perasaan dingin dan ingusan 1-6 hari, sering kali disertai sakit

kepala, sakit pada otot-otot dan batuk. Pemeriksaan laboratorium pada

darah menunjukkan adanya virus influenza atau zat antinya.

8. Tifus Perut

Demam tinggi terus menerus 1 minggu atau lebih, badan lemah, sakit

kepala, sembelit kadang-kadang diare, permukaan lidah kotor dan

pinggirnya merah, disertai dengan kesadaran menurun. Pemeriksaan

laboratorium pada darah, air seni, tinja atau sumsum tulang menunjukkan

kuman salmonella typhi dan pada darah terdapat kenaikan kadar zat

antinya.

9. Encephalitis

a. Panas tinggi, kejang-kejang, kesadaran menurun dan reflek patologis

positif.

b. Pemeriksaan lab darah atau cairan serebrospinal menunjukkan adanya

virus/ kuman atau zat antinya.

10. Pes

a. Demam tinggi mendadak, disertai pembengkakan kelenjar (bubo)

dilipat paha atau ketiak, atau leher, batuk darah mendadak (tanpa

didahului sakit batuk).

Page 18: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

b. Pemeriksaan laboratorium pada darah, cairan bubo, sputum atau usap

tenggorok menunjukkan adanya kuman pes (Yersinia pestis).

11. Demam bolak-balik

a. Demam 2-9 hari diikuti masa tanpa demam 3-4 hari yang berulang-

ulang 2-10 kali. Kadang-kadang selama masa masa demam ditemukan

bercak-bercak merah dikulit.

b. Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya virus

kuman demam bolak-balik (Borellia recurrentis).

12. DBD

a. Demam mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah, lesu

atau gelisah, nyeri ulu hati, hati membesar, dan disertai perdarahan

dikulit berupa bintik merah (petechiae), ruam, lebam. Kadang-kadang

berak darah, muntah darah, kesadaran menurun, dan renjatan (shock).

b. Pemeriksaan lab pada darah menunjukkan adanya pengentalan darah

(hemokonsentrasi) dan kekurangan sel pembekuan darah (trombosit),

dan ditemukan virus dengue atau zat antinya.

13. Polio

a. Panas, ingusan, batuk, lemas, muntah, diare. Panas menurun kemudian

timbul kelemahan/ kelumpuhan anggota gerak (lengan/kaki), biasanya

asimetris.

b. Pemeriksaan laboratorium pada tinja atau lendir tenggorokan

menunjukkan adanya virus polio dan pada darah terdapat zat antinya.

14. Pertusis

a. Batuk beruntun, pada akhir batuk anak menarik nafas panjang dan

terdengar suara “hup” (whoop) khas, biasanya disertai muntah.

Serangan batuk lebih sering pada malam hari. Anak mengeluarkan riak

liat dan kental. Akibat batuk yang dapat terjadi perdarahan konjungtiva

atau edema periorbital. Lamanya batuk 1-3 bulan (batuk 100 hari).

Page 19: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

b. Pemeriksaan laboratorium pada lendir tenggorokan menunjukkan

adanya kuman pertusis (Bordetella pertusis).

15. Malaria

a. Demam, berkeringat, dingin, menggigil, yang berulang setiap 1-3 hari,

sakit kepala hebat, badan lemah, muka pucat, sering disertai mual,

muntah dan nyeri otot. Kadang-kadang limpa membesar, kejang dan

kesadaran menurun.

b. Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya parasit

malaria.

16. Hepatitis

a. Demam, badan lemas, mual, selaput mata kuning, air seni berwarna

seperti air the kental.

b. Pemeriksaan laboratorium pada darah/ tinja menunjukkan adanya virus

hepatitis dan darah juga terdapat antigen virus tersebut.

17. Meningitis

Panas, kaku kuduk, kejang-kejang, kesadaran menurun, reflek patologis

positif. Pemeriksaan laboratorium pada LCS.

18. Anthrax

a. Tipe kulit : Kulit melepuh (vesikel) tanpa sebab yang jelas atau tukak

(ulkus) dengan pinggir menonjol dan bagian tengahnya berwarna

merah tua-kehitaman, kadang-kadang disertai demam tinggi.

b. Tipe gastrointestinal : Sakit perut hebat terjadi beberapa jam sesudah

makan daging hewan yang menderita penyakit anthrax (Bacillus

anthracis).

19. Diare

Penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air

besar/defekasi (lebih 3 kali sehari) disertai adanya perubahan bentuk atau

kondisi tinja dari penderita.

Page 20: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

20. Keracunan

a. Penderita jatuh sakit mendadak dengan gejala pusing, mual/muntah,

dan kejang (cramp) perut atau usus, kadang-kadang disertai adanya

kejang otot serta gejala khas keracunan lainnya.

b. Pada pemeriksaan laboratorium tinja atau muntahan menunjukkan

adanya penyebab keracunan dan konsentrasinya melebihi ambang

normal.

6. KEGIATAN PENANGGULANGAN WABAH

Untuk dapat melakukan penanggulangan wabah banyak kegiatan yang harus

dilakukan. Untuk suatu Puskesmas, kegiatan tersebut secara sederhana dapat

dibedakan atas empat macam, yaitu (Chin, 2000) :

1) Menetapkan terjangkitnya keadaan wabah

Merupakan kegiatan pertama yang harus dilakukan. Untuk dapat

menetapkan terjangkit atau tidaknya wabah tersebut, perlu dilakukan

pengumpulan data, penganalisaan data, dan penarikan kesimpulan. Agar

kesimpulan tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya perlu dimiliki

suatu pedoman pengambilan kesimpulan. Pedoman yang dimaksud dikenal

dengan nama Nilai Batas Keadaan Wabah (NBKW) yaitu suatu nilai yang

dipakai untuk menentukan ada atau tidaknya suatu wabah. Menghitung

NBKW untuk satu periode waktu tertentu perlu 2 angka:

1. Jumlah rata-rata penderita penyakit (Mean)

2. Standar deviasi

Periode waktu: disesuaikan dengan situasi dan kondisi PUSKESMAS

adalah 1 minggu. Apabila data tersedia gunakan data tahun yang lalu, bila

tidak tersedia gunakan data untuk 12 minggu

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penetapan terjangkitnya

keadaan wabah adalah :

Page 21: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

a. Melakukan pengumpulan data

- Data tentang penyakit menular saja (UU No.4/tahun 1984)

- Pengumpulan data secara pasif (karena keterbatasan

SDM,dana dan sarana), yaitu:

Data kegiatan rutin

Laporan pelayanan berobat jalan BP di setiap

Puskesmas (data tidak lengkap)

Data laporan masyarakat

b. Melakukan analisis data

Mengolah dan menyajikan data yang terkumpul. Perhitungan

antara lain: jumlah dan penyebaran orang-orang yang terserang

penyakit

c. Menarik kesimpulan

Perlu tolok ukur : NILAI BATAS KEADAAN WABAH

Rumus nilai batas keadaan wabah :

X + 2 SD

X = jumlah seluruh kasus

Jumlah minggu

SD = jml (x-X)2

N-1

Keterangan :

X = nilai rata-rata (mean) kasus per minggu

SD = standar deviasi

x = jumlah kasus per minggu

N = jumlah minggu

Wabah merupakan peningkatan kejadian kasus penyakit yang lebih banyak

daripada keadaan normal di suatu area tertentu atau pada suatu kelompok

Page 22: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

tertentu, selama suatu periode waktu tertentu. Informasi tentang terjadinya

wabah biasanya datang dari sumber-sumber masyarakat, yaitu laporan

pasien, keluarga pasien, kader kesehatan, atau warga masyarakat. Tetapi

informasi tentang terjadinya wabah bisa juga berasal dari petugas

kesehatan, laporan kematian, laporan hasil pemeriksaan laboratorium, atau

media lokal (surat kabar dan televisi). Pada dasarnya wabah merupakan

penyimpangan dari keadaan normal karena itu wabah ditentukan dengan

cara membandingkan jumlah kasus sekarang dengan rata-rata jumlah

kasus dan variasinya di masa lalu (minggu, bulan, tahun) (Soerawidjaja,

1989).

2) Melaksanakan penanganan keadaan wabah

Setelah data mengenai investigasi kasus dan penyebab telah memberikan

fakta tentang penyebab, sumber, dan cara transmisi, maka langkah

pengendalian hendaknya segera dilakukan. Makin cepat respons

pengendalian, makin besar peluang keberhasilan pengendalian. Langkah

pertama yang dilakukan adalah menentukan cara penanggulangan yang

paling efektif dan melakukan surveilence terhadap faktor lain yang

berhubungan (Anwar, 1989).

Apabila telah dibuktikan adanya wabah, kegiatan selanjutnya yang perlu

dilakukan adalah melaksanakan penanganan wabah. Untuk ini ada tiga hal

yang harus dilakukan yakni (Anwar, 1989):

a. Kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada kasus

b. Kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada masyarakat

c. Kegiatan-kegiatan yang ditujukan terhadap lingkungan

Tindakan terhadap kasus

a. Anamnesis

- Terhadap kasus & keluarga

- identitas : nama, alamat, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama

- Keluhan utama, keluhan tambahan

Page 23: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

- Riwayat penyakit : keterangan sekitar dan selama masa inkubasi untuk

menentukan sumber penularan (manusia/hewan/benda mati) pencarian

kasus baru (amati orang-orang yang kontak)

b. Pemeriksaan fisik

seperti pemeriksaan fisik penderita yang biasa sesuai dengan jenis

penyakit menular yang diderita

c. Pengambilan sediaan untuk pemeriksaan Lab

Untuk konfirmasi diagnosis, Sediaan (specimen) berupa:

1) darah : Dilakukan 2 kali yaitu pengambilan selama masa akut

dan masa penyembuhan

- 10 cc

- beri antikoagulansia

2) tinja : -beberapa gram

-rectal swab

-simpan dalam botol steril dalam cairan yang berisi

garam fisiologis

d. Diagnosis

Tegakkan diagnosis klinis dilengkapi hasil laboratorium (bila tidak

mungkin atau hasilnya terlalu lama dapat diabaikan)

e. Terapi

Pengobatan sesuai dengan penyakit yang diderita, terapi bisa bersifat:

-etiologis

-simptomatis

f. Isolasi

ialah memisahkan penderita dari orang lain untuk beberapa waktu, pada

tempat dan kondisi khusus untuk mencegah baik langsung atau tidak

langsung adanya pemindahan penyakit dari penderita. Lama isolasi

tergantung pada masa inkubasi penyakit. Bila perlu dirujuk ke fasilitas

pelayanan kesehtan yang lebih tinggi (rujukan medis)

Tindakan terhadap masyarakat

Page 24: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

a. Promosi kesehatan

b. Spesific Protection

c. Pencarian kasus baru, terdiri dari :

1) Cara telusur ke belakang (Backward tracing)

- menentukan masa inkubasi penyakit

- menetukan tanggal mulainya masa inkubasi

- menentukan sumber penularan penyakit (orang, makanan,

minuman, binatang dan lain-lain.

- menentukan orang-orang yang kontak dengan penderita

pada saat mulainya masa inkubasi

- menentukan tempat atau lokasi terjadinya kontak tersebut.

2) Cara telusur ke depan (Forward tracing)

Untuk mencari kasus baru yang ditulari oleh penderita.

Cara :

- Tentukan masa inkubasi penyakit tersebut

- Catat kemana saja kasus tersebut pergi selama masa

inkubasi dan selama masa sakit.

- Catat orang-orang yang mungkin tertular penyakit

- Catat sumber makanan/minuman atau barang lain yang

tercemari

- Lakukan konfirmasi hasil diagnosis dengan hasil Lab.

- Awasi tersangka kontak

Tindakan terhadap lingkungan

a. Lingkungan fisik

1) Terhadap lingkungan fisik yang masih baik

Contoh:

- perlindungan sumber air minum

- perlindungan makanan & minuman

2) Terhadap lingkungan fisik yang teklah tercemar

Contoh :

Page 25: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

Kloridasi sumber air

Pemberian antiseptik

Pemusnahan barang-barang yang telah tercemar

3) Terhadap lingkungan fisik yang dipakai sebagai

sarang vektor

Contoh: ‘pengobatan’ atau pemusnahan

abatisasi dan penimbunan rawa

b. Lingkungan biologik

Ada 3 macam

1) Tindakan terhadap binatang yang sehat

Tujuan : agar tidak menjadi reservoir bibit penyakit

Contoh : imunisasi rabies pada anjing yang sehat

2) Tindakan terhadap binatang yang sakit

Tujuan: agar tidak sampai menjadi penyebab timbulnya penyakit

Contoh: membunuh anjing yang terserang rabies

3) Tindakan terhadap vektor

Tujuan : Memusnahkan vektor

Contoh: fogging pada DBD (DHF)

3) Menetapkan berakhirnya keadaan wabah

Cara menetapkan berakhirnya keadaan wabah adalah sama dengan

menetapkan terjangkitnya wabah, yakni melakukan pengumpulan data,

penganalisaan data, dan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan

disini juga memanfaatkan Nilai Batas Keadaan Wabah yang telah

ditetapkan.

Hal yang perlu diketahui dalam menetapkan berakhirnya keadaan wabah:

a. Keadaan lazim (normal) dari suatu penyakit, hitung NBKW

b. Keadaan penyakit saat ini

Lakukan pengumpulan data:

- kegiatan rutin

Page 26: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

- laporan masyarakat

- yang dicari sendiri secara aktif di lapangan

Bandingkan data kedua keadaan ini, agar kita dapat menarik kesimpulan

apakah keadaan wabah telah berakhir atau belum. Cara mengambil

kesimpulan berakhirnya keadaan wabah dapat mempergunakan teknik

grafik dan teknik tabel penyakit

4) Pelaporan wabah

Pada dasarnya laporan wabah tersbut meliputi laporan terjangkitnya

keadaan wabah, laporan penanganan wabah serta laporan berakhirnya

keadaan wabah. Semua laporan ini dipersiapkan oleh Puskesmas untk

dikirimkan ke Dinas Kesehatan Tingkat II. Adanya laporan seperti ini

dipandang penting dalam rangka penyusunan rencana-rencana dan

pelaksanaan rencana kerja penanggulangan wabah itu sendiri.

Jenis Laporan

a. Laporan terjangkitnya keadaan wabah

Laporan harus dikirimkan dalam waktu 24 jam setelah keadaan wabah

itu diketahui (Laporan W1) ke Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten,

yang selanjutnya dikirimkan pula laporan oleh Dinkes ke propinsi dan

Depkes ( Ditjen P2M-PLP)

b. Laporan penyelidikan epidemiologi sementara

Tentang:

- jenis penyakit yang mewabah

- jumlah penderita yang terserang

- lokasi tempat terjadinya wabah

- waktu terjadinya wabah

- sumber penularan yang dicurigai

c. Laporan keadaan wabah

Page 27: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

Laporan mingguan (W2) (rutin, baik ada maupun tidak ada wabah)

Puskesmas Kabupaten/Kota Propinsi Ditjen P2MPLP

Yang dilaporkan : data morbiditas dan mortalitas beberapa penyakit

yang berpotensi menimbulkan wabah.

d. Laporan berakhirnya wabah

Ruang lingkup penanggulangan wabah di Indonesia masih terbatas pada

penyakit menular. Jika ditinjau dari sudut program kesehatan masyarakat,

maka ada tidaknya penyakit menular di suatu Negara merupakan petunjuk

dari maju atau tidaknya program kesehatan masyarakat di Negara tersebut.

Lazimnya jika penyakit menular banyak ditemukan ini berarti program

kesehatan masyarakat belum maju dan demukian juga sebaliknya.

Gambar 2. Alur Penanggulangan Wabah

Page 28: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

VII. KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

Kejadian Luar Biasa (KLB) salah satu kategori status wabah dalam peraturan

yang berlaku di Indonesia. tatus Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.

Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian

kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu

daerah dalam kurun waktu tertentu. Kriteria tentang KLB mengacu pada

Keputusan Dirjen No. 451/9. Suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada

unsur:

1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak

dikenal

2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun

waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)

3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih

dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan,

tahun).

4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat

atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun

sebelumnya.

VIII. PELACAKAN KLB

1) Garis Besar Pelacakan KLB

b. Pengumpulan data dan informasi secara seksama langsung di lapangan

tempat kejadian

c. Analisa data yang diteliti dengan ketajaman pemikiran.

Page 29: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

d. Adanya suatu garis besar tentang sistematika langkah-langkah yang

pada dasarnya harus ditempuh dan dikembangkan dalam setiap usaha

pelacakan.

2) Analisis Situasi Awal

a. Penentuan atau penegakan diagnosis

b. Penentuan adanya wabah

c. Uraian keadaan wabah (waktu, tempat dan orang)

3) Analisis Lanjutan

a. Usaha Penemuan kasus tambahan

Adakan pelacakan ke rumah sakit dan dokter praktek ntuk

menemukan kemungkinan adanya kasus diteliti yang belum ada

dalam laporan.

Pelacakan intensif terhadap mereka yang tanpa gejala, gejala

ringan tetapi mempunyai potensi menderita atau kontak dengan

penderita.

b. Analisa Data secara berkesinambungan.

c. Menegakkan Hipotesis

d. Tindakan Pemadaman wabah dan tindak lanjut.

Tindakan diambil sesuai dengan hasil analisis

Diadakan follow up sampai keadaan normal kembali.

Yang menimbulkan potensi timbulnya wabah kembali disusunkan

suatu format pengamatan yang berkesinambungan dalam bentuk

survailans epidemiologi terutama high risk.

4) Penanggulangan KLB

a. SKD KLB

b. Penyelidikan dan penanggulangan KLB

c. Pengembangan sistem surveilans termasukpengembangan jaringan

informasid)  Koordinasi kegiatan surveilans : lintas program dan lintas

sektoral

Page 30: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

Macam Penyakit Menular

Penyakit menular ialah penyakit yang disebabkan oleh suatu mikroorganisme

atau produk toksinnya, yang ditular-kan dari penderita atau reservoirnya

kepada manusia lain yang rentan Penyakit menular termasuk kelompok

penyakit infeksi (infectious diseases) (Soerawidjaja, 1989)

Menular/tidaknya penyakit infeksi tergantung pada 3 faktor:

a. Host (Penjamu)

b. Agent (Bibit penyakit)

c. Environment (Lingkungan)

Mikroorganisme dengan sifat-sifat yang dimilikinya, dibedakan atas:

1. patogenisitas yaitu kemampuan menimbulkan penyakit pada penjamu

2. virulensi yaitu ukuran keganasan atau derajat kerusakan

3. antigenisitas yaitu kemampuan menimbulkan mekanisme pertahanan

tubuh

4. infektivitas yaitu kemampuan melakukan invasi, menyesuaikan diri,

bertempat tinggal serta berkembang biak dalam diri penjamu.

Ditinjau dari kemungkinan timbulnya wabah, dibagi menjadi (Chin, 2000):

1. Penyakit karantina atau penyakit wabah

Termasuk UU No.1 dan No.2 tahun 1962. Yang terpenting: kolera, pes,

polio dan difteri

2. Penyakit menular dengan potensi wabah tinggi

Page 31: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

Penyakit yang menular dengan cepat serta mortalitas tinggi, Contoh:

DHF, diare, campak, pertusis dan rabies

3. Penyakit menular dengan potensi wabah rendah

Sama dengan kelompok ke-2, hanya karena kemajuan iptekdok/kesmas

maka angka penularan dan mortalitasnya telah dapat ditekan. Contoh:

Malaria, meningitis, framboesia, keracunan, influenza, tetanus neonatorum

dan tifus perut.

4. Penyakit menular yang tidak berpotensial wabah

Walaupun morbiditasnya masih tinggi, perlu diprogramkan

pemberantasannya. Contoh: Tb, cacing, lepra, sifilis,Go, Filariasis

IX. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULYA WABAH

d. Herd immunity yang rendah

adalah daya tahan masyarakat terhadap penyebran penyakit infeksi

karena sebagian besar anggota masyarakat memiliki kekebalan terhadap

penyakit infeksi tersebut. Dalam keadaan tertentu herd immunity ini bisa

menurun sehingga terjadi wabah.

e. Patogenesity

adalah kemampuan bibit penyakit untuk dapat menimbulkan suatu

penyakit.

c. lingkungan yang buruk

adalah seluruh kondisi yang terdapat disekitar mikroorganisme tetapi

mempengaruhi kehidupan atau perkembangan mikroorganisme tersebut.

Page 32: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Azrul.1999.Pengantar Epidemiologi.Jakarta Barat:Binarupa Aksara.

Chin, James.2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta:Rineka

Cipta.

Umar.2000. Surveilens Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta :Jakarta Pers.

Soerawidjaja, Resna A dan Anwar, Azrul, 1989. Penanggulangan Wabah oleh

Puskesmas Edisi Pertama. Jakarta. Bina Rupa Aksara.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1501/MENKES/PER/X/2010

Tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah Dan Upaya

Penanggulangan.

Page 33: Investigasi Wabah AnggaSalman 2014