investasi budidaya jeruk borneo prima

52
Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Upload: zainuri-corps

Post on 20-Jun-2015

3.749 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Page 2: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

PENGANTAR

Salah satu prioritas pembangunan yang ditetapkan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur

dalam mencapai Visi Daerah sebagai pusat perdagangan dan jasa yang terkemuka di Indonesia Timur dan Asia

Pasifik adalah pembangunan pertanian dalam arti luas. Kalimantan Timur dengan kekayaan sumberdaya dan

agroekologinya menyimpan potensi pengembangan komoditi pertanian seperti Jeruk.

Dalam upaya untuk mendorong dunia usaha menanamkan investasinya di Kalimantan Timur, perlu

diberikan informasi yang jelas tentang prospektif pengembangan Jeruk Keprok Borneo Prima di Kalimantan

Timur. Untuk memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai profil investasi Budidaya Jeruk Keprok

Borneo Prima, Badan Promosi dan Investasi Daerah (BPID) Kalimantan Timur bekerjasama dengan Center for

Community Empowerment and Economic (FORCE) melakukan studi penyusunan profil proyek investasi

budidaya Jeruk Keprok Borneo Prima. Saya menyambut gembira atas tersusunnya laporan studi Pra FS Profil

Proyek Komoditi Unggulan Daerah dengan judul: Prospek Menguntungkan ; Investasi Budidaya Jeruk Borneo

Prima, sebagai wujud realisasi dari kerjasama tersebut.

Kami berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi dunia usaha dan pemerintah sebagai

dasar dalam mengambil kebijakan pengembangan Jeruk di Kalimantan Timur.

Akhirnya, kepada Direktur Center for Community Empowerment and Economic (FORCE) dan Tim

Studinya kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas usaha dan sumbangan pemikiran yang

diberikan. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada walikota/bupati beserta jajarannya di daerah studi dan

semua pihak yang telah memberikan kontribusinya sejak awal hingga tersusunnya laporan.

Terima Kasih.

Samarinda, Juni 2009

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah

Provinsi Kalimantan Timur,

KEPALA

H. Nusyirwan Ismail

Page 3: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…………………………………………......................................... 1 1.2 Maksud dan Tujuan……………………………………………………………………………….………. 4 1.3 Kegunaan………………………………………………………………………………………………………. 4 BAB II SITUASI PEMASARAN 2.1 Jeruk Keprok Borneo Prima.......................................................... 6 2.2 Pasar Dunia dan Pasar Domestik.................................................... 7 2.3 Struktur Industri....................................................................... 9 BAB III POTENSI DAERAH DAN TEKNIS PRODUKSI 3.1 Potensi Daerah………………………………………………………………………………………………. 12 3.2 Teknis Produksi…………………………………………………………………………………………….. 16 BAB IV KEBIJAKAN DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG 4.1 Sarana dan Prasarana……………………………………………………..……………………………. 33 4.2 Legalitas................................................................................ 37 BAB V ANALISIS FINANSIAL 5.1 Kebutuhan Biaya Investasi……………………………………………………………………………. 46 BAB VI PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………. 52 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………… 53 LAMPIRAN………………………………………………………………………………………………………………………………….. 55

Page 4: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perkembangan produksi, ekspor, impor, konsumsi, dan kebutuhan jeruk tahun 2000-2004.. 8 Tabel 2 Pangsa pasar jeruk Indonesia dalam perdagangan jeruk dunia pada tahun 2003............... 9 Tabel 3 Beberapa faktor penentuan lokasi untuk perkebunan jeruk keprok.............................. 13 Tabel 4 Analisa kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk pada desa Rantau Makmur, Kecamatan

Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur.............................................................. 15

Tabel 5 Frekuensi pemupukan yang digunakan untuk perkebunan jeruk(400 tanaman per

ha).................................................................................................. 20

Tabel 6 Masa panen jeruk di Indonesia.......................................................................... 28 Tabel 7 Penggolongan jeruk keprok berdasarkan besar/beratnya.......................................... 31 Tabel 8 Penggolongan jeruk keprok berdasarkan syarat mutu............................................... 31 Tabel 9 Produksi, biaya produksi,penjualan, dan perhitungan laba rugi jeruk keprok berdasarkan

tahun tanam............................................................................................... 45

Tabel 10 Kebutuhan Biaya Investasi Tanaman Jeruk Keprok.................................................. 46 Tabel 11 Hasil Analisa Finansial Proyek........................................................................... 47 Tabel 12 Analisis sensitivitas kelayakan usaha budidaya jeruk keprok borneo prima..................... 50

Page 5: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan pohon industri komoditas jeruk.......................... 11 Gambar 2 Salah satu kondisi perkebunan jeruk keprok di Kecamatan Rantau Pulung Kabupaten

Kutai Timur............................................................................................... 14

Gambar 3 Tahapan kegiatan penyediaan bibit jeruk bebas penyakit di

Indonesia.................................................................................................. 17

Gambar 4 Tanaman jeruk keprok borneo prima................................................................ 17 Gambar 5 Bagan alir dari Standar Operasional Prosedur (SOP) penyaluran bibit

jeruk....................................................................................................... 19

Gambar 6 Penanganan pasca panen............................................................................ 30

Gambar 7 Diagram alir pembuatan bubuk sari jeruk keprok dan sari/jus jeruk keprok.......... 32

Gambar 8 Hubungan antara petani plasma dan perusahaan besar/eksportir..................... 43

Gambar 9 Mekanisme Proyek Kemitraan Terpadu antara petani plasma, perusahaan besar/ekportir, dan bank ....................................................................

43

Page 6: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Diagram alir proses perijinan................................................................... 56 Lampiran 2 Cash flow investasi budidaya jeruk keprok borneo prima.................................. 57

Page 7: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

1.1. Latar Belakang

Provinsi Kalimantan Timur mempunyai 10 kabupaten

dan 4 kota. Sebagian besar dari Kabupaten mencanangkan

program pengembangan pertanian sebagai arah

pembangunannya sebagai antisipasi dari menipisnya cadangan

kekayaan alam berupa emas, batubara, minyak bumi, dan

kayu. Salah satu prioritas pengembangannya adalah komoditas

hortikultura unggul asli asal Kalimantan Timur. Beberapa

komoditas hortikultura yang telah dilepas antara lain durian dan salak. Pada tahun

2003 ditemukan komoditas hortikultura unggulan lain, yaitu jeruk keprok yang berasal dari

kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur. Kemudian pada tahun 2006 jeruk ini

mulai serius dikembangkan karena keunikannya sebagai jeruk keprok dataran rendah yang

mempunyai warna kulit orange.

Sesuai dengan arah pengembangan agribisnis untuk komoditas jeruk yang

dikeluarkan oleh Departemen Pertanian pada tahun 2005, akan dilakukan perluasan

tanaman jeruk untuk mengantisipasi permintaan jeruk baik nasional maupun dunia yang

cenderung meningkat. Data-data yang ada menunjukkan bahwa jeruk merupakan salah

satu produk sub-sektor pertanian (hortikultura) yang mempunyai pasar dalam negeri yang

masih sangat terbuka, disamping juga mempunyai pasar luar negeri yang baik.

Pada tahun 2004 luasan produksi jeruk nasional mencapai 70.000 ha dengan

produksi sebesar 1.600.000 ton (produktivitas berkisar antara 17-25 ton/ha). Angka ini

menempatkan Indonesia sebagai negara penghasil utama jeruk dunia ke-13 setelah

Vietnam (Suyamto et al., 2005). Pada tahun yang sama, Kalimantan Timur hanya

menyumbang produksi jeruk nasional sebesar 0,63 % (BPS Provinsi Kaltim, 2007).

Tanaman jeruk meja, seperti jeruk siem, jeruk manis, dan jeruk keprok, tersebar di

seluruh Indonesia dengan sentra produksi terdapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara

Timur (Agrimas Kapitalindo, 2007). Sedangkan Kalimantan Timur belum disebut sebagai

sentra produksi jeruk. Pada tahun 2003 diketahui bahwa luas panen jeruk di Kalimantan

Timur adalah 75 ha dengan produksi sebesar 2.887 ton (Suyamto et al., 2005). Sampai

sekarang, secara nasional perkebunan jeruk masih diusahakan dalam skala kecil secara

terpisah dalam luasan 1-5 ha. Di Kalimantan Timur, jeruk mulai dilirik sebagai komoditas

hortikultura yang potensial karena permintaannya terus meningkat. Jeruk yang paling

JJeerruukk kkeepprrookk BBoorrnneeoo PPrriimmaa

Page 8: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

banyak dibudidayakan dan dipasarkan di Kalimantan Timur adalah jeruk siem, sedangkan

jeruk keprok baru sedikit sekali.

Mulai tahun 2007 ini, petani jeruk di Kalimantan Timur dikenalkan dengan varietas

baru jeruk keprok lokal yang dapat tumbuh dan menghasilkan buah dengan warna orange

pada dataran rendah (± 50 m diatas permukaan laut), tidak seperti biasanya jeruk keprok

dataran rendah yang berwarna hijau. Daerah asal jeruk keprok, yang diberi nama Borneo

Prima, tersebut adalah Kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur (Warta Prima,

2007).

Dibandingkan jeruk siem yang hanya berasa manis, jeruk keprok mempunyai rasa

khas, yaitu rasa manisnya terasa lebih segar karena terdapat campuran rasa asam. Dari

penampilannya, jeruk ini juga lebih menarik karena lebih mudah dikupas dan tidak terasa

pahit. Kulit jeruk yang pahit biasanya mempengaruhi rasa jeruk karena rasa pahitnya akan

masuk ketika pengupasan kulit (jeruk siem biasanya sulit dikupas). Sebagai tempat asal

ditemukannya jeruk keprok Borneo Prima ini, Kecamatan Rantau Pulung di Kabupaten Kutai

Timur dipilih sebagai daerah pengembangan perkebunan jeruk yang diusahakan dalam

skala besar. Melalui koordinasi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Kalimantan Timur, di Kecamatan Rantau Pulung akan dikembangkan luasan

produksi untuk jeruk keprok ini sampai 500 ha (Kompas, 2007). Bahkan dalam arah

kebijakan pengembangan jeruk nasional oleh Departemen Pertanian, luas areal perkebunan

jeruk nasional ditargetkan menjadi hampir 28.000 ha dengan target di Kalimantan Timur

sekitar 365 ha pada tahun 2010 (Suyamto et al., 2005).

Perkiraan konsumsi jeruk dalam negeri tahun 2010 adalah 2.355.500 ton atau

meningkat 1,5 kali dibanding konsumsi pada tahun 2004 yaitu sebesar 1.570.333 ton

(Suyamto et al., 2005). Terdapatnya kecenderungan kekurangan produksi dibandingkan

konsumsi untuk jeruk di Indonesia merupakan peluang bagi pelaku agribisnis untuk

“bermain” di sektor ini. Apalagi selama ini Indonesia dikenal sebagai importir jeruk terbesar

kedua di ASEAN setelah Malaysia (Agrimas Kapitalindo, 2007). Impor jeruk Indonesia pada

tahun 2004 mencapai 94.711.000 ton senilai US$50.516.000, sedangkan ekspornya hanya

sekitar 657.000 ton senilai US$542.000 (Suyamto et al., 2005)

Salah satu kendala dalam pengembangan perkebunan jeruk umumnya adalah

pengendalian hama dan penyakit (terutama Citrus Vieun Ploem Degeneration, CVPD),

pemilihan varietas yang cocok untuk setiap daerah, gambaran tata niaga jeruk nasional dan

gambaran kelayakan proyeknya sesuai dengan karakteristik lahan dan iklimnya.Profil

investasi perkebunan jeruk ini merupakan salah satu jawaban untuk menarik investor

menanamkan modalnya di sektor ini, khususnya di Kalimantan Timur, dengan memberikan

gambaran yang sejelas-jelasnya tentang peluang pengembangan perkebunan jeruk keprok

Page 9: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

di Kalimantan Timur dengan telah dilepasnya varietas baru jeruk keprok yang dapat tumbuh

dan berproduksi dengan baik di dataran rendah (Jeruk Keprok Borneo Prima), termasuk

didalamnya kemungkinan pengembangan kegiatan ini ke arah pengolahannya, seperti

sari/jus jeruk.

1.2. Maksud dan Tujuan

Penyusunan profil perkebunan jeruk keprok dimaksudkan untuk mengidentifikasi

kelayakan teknis, pasar dan finansial jeruk keprok. Dari hasil identifikasi ini disusun buku

yang dapat memberikan informasi mengenai kelayakan teknis, pasar dan finansial

perkebunan bagi investor.

1.3. Kegunaan

Dengan terbitnya buku Profil Investasi Perkebunan Jeruk Keprok, diharapkan dapat

berguna sebagai:

a. Informasi peluang usaha dan investasi tanaman hortikultura jeruk keprok kepada

investor baik asing maupun dalam negeri serta kalangan dunia usaha, sehingga dapat

memacu pertumbuhan investasi di Kalimantan Timur.

b. Dasar bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan pengembangan sektor

tanaman hortikultura khususnya jeruk keprok di Kalimantan Timur.

Page 10: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

SITUASI PEMASARAN

Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari China, sedangkan

jeruk yang ada sekarang di Indonesia dipercaya merupakan peninggalan orang Belanda

yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Italia (Kemal Prihatman,

2000).

Sekitar 70-80 % jeruk yang dikembangkan di Indonesia adalah jeruk siem, dan

sisanya adalah jeruk keprok unggulan daerah dan jeruk lainnya (Suyamto et al., 2005). Jeruk

siem Pontianak, siem Garut, dan siem Lumajang merupakan beberapa jenis jeruk siem yang

ditanam di Indonesia, sedang jeruk keprok yang dikenal antara lain adalah keprok Garut

dari Jawa Barat, keprok Siompu dari Sulawesi Tengara, keprok Tejakula dari Bali, keprok

Kacang dari Sumatera Barat, keprok Batu 55 dari Batu, keprok Madura dari jawa Timur, dan

keprok So’e dari Nusa Tenggara Timur (Kemal Prihatman, 2000).

Sampai saat ini, pasar di Indonesia masih didominasi oleh jeruk siem karena

produksinya yang mencapai 70-80 % dari total produksi jeruk nasional (Winarno, 2004).

Seiring dengan makin berkembangnya luasan tanaman jeruk keprok diharapkan dapat

meningkatkan pasar untuk jenis jeruk ini, disamping juga melirik peluang ekspor.

Kulit jeruk keprok mudah dikupas karena kulitnya lebih mudah patah dibandingkan

dengan jeruk siem. Hal ini menyebabkan tingkat kesulitan pasca panen dari jeruk keprok

lebih tinggi dari jeruk siem. Distribusi jeruk keprok harus dilakukan dengan kemasan yang

dapat menahannya dari bahaya kerusakan fisik seperti “pecah”. Disamping itu, konsumen

belum banyak mengenal jenis-jenis jeruk dan keistimewaannya. Hal ini menyebabkan jeruk

siem masih lebih favorit di kalangan pedagang sebagai komoditas yang diperdagangkan

dibanding jeruk-jeruk lainnya seperti jeruk keprok dan jeruk manis.

Saat ini hampir semua produksi jeruk dipasarkan dalam bentuk buah segar. Beberapa

produk pangan olahan berupa sari jeruk masih didominasi oleh produk “serupa” sari jeruk,

yaitu minuman yang menggunakan BTP (bahan tambahan pangan) essence jeruk. Untuk sari

jeruk dengan bahan baku jeruk sendiri kebanyakan masih didominasi oleh produk impor.

2.1. Jeruk Keprok Borneo Prima

Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berkut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Page 11: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Ordo : Rutales

Family : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus sp.

Jenis jeruk lokal yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk siem (C.

microcarpa L.) antara lain Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, Siem Purworejo;

Jeruk keprok (C. reticulata) antara lain keprok batu 55, keprok garut, keprok

tejakula, keprok matsuma; Jeruk manis (C. auranticum L.); Jeruk sitrun/lemon (C. medica);

Jeruk besar/pamelo (C. maxima Herr.) antara lain jeruk Nambangan-Madiun dan jeruk Bali;

jeruk nipis (C. aurantifolia), jeruk purut (C. hystrix) dan jeruk sambal (C. hystrix

ABC) (Kemal Prihatman, 2000)

Pada tahun 2003, Tim Monitoring Program Pengembangan Agribisnis Jeruk Rantau

Pulung yang digagas oleh Community Development (Comdev) PT Kaltim Prima Coal (KPC)

berkerja sama dengan Balai Penelitian Buah (Balitbu) Solok, Sumatera Barat, dan Loka

Penelitian Jeruk (Lolit Jeruk) Tlekung, Malang, menemukan tanaman jeruk keprok di

Kecamatan Rantai Pulung, Kabupaten Kutai Timur. Tidak seperti jeruk keprok dataran

rendah pada umumnya, jeruk keprok ini cukup unik karena buahnya berwarna orange

seperti jeruk keprok yang tumbuh di dataran tinggi. Lokasi ditemukannya jeruk keprok di

Kecamatan Rantau Pulung ini berada pada ketinggian ± 50 m dari permukaan laut. Atas

prakarsa Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur,

Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah-Subtropika Tlekung, Dinas Pertanian Kabupaten

Kutai Timur dan PT Kaltim Prima Coal, jeruk tersebut telah dilepas oleh Departemen

Pertanian sebagai varietas baru jeruk keprok dengan nama Jeruk Keprok Borneo Prima

(Citrus reticulata Blanco) pada pertengahan tahun 2007 (Warta Prima, 2007).

Menurut sumber : Warta Prima, 2007 ada beberapa alasan yang membuat jeruk keprok

Borneo Prima layak untuk diusahakan atau dikembangkan adalah :

1. Produktivitasnya yang tinggi sekitar 20-25 kg per pohon per tahun.

2. Harga ditingkat petani lebih tinggi antara 75-100 % dibanding jeruk siem.

3. Penampilan buahnya lebih menarik dibanding jeruk siem.

4. Aroma dan cita rasa sangat khas, sehingga berpeluang sebagai komoditas ekspor.

5. Termasuk buah meja dan mudah dikupas.

6. Peluang pemasaran masih terbuka.

7. Masa simpannya lebih lama dibandingkan jeruk siem.

Page 12: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

2.2. Pasar Dunia dan Pasar Domestik

Antara tahun 2000-2004, luas panen dan produksi jeruk dalam negeri menunjukkan

peningkatan rata-rata per tahun yang cukup pesat, masing-masing mencapai 18,14 % dan

27 %. Pada tahun 2004 luas panen jeruk di Indonesia adalah 70 ha dengan produksi sekitar

1.600.000 ton, produktivitasnya mencapai 22,86 ton/ha.

Pada tahun yang sama, kondisi pasar dalam negeri juga menunjukkan perkiraan

permintaan jeruk yang tinggi, yaitu sebesar 639.000 ton, dengan peningkatan konsumsi

pada tahun 2000-2004 kurang lebih 25 % per tahun. Data tentang pasar jeruk

nasional disajikan pada Tabel 1.

Pada tahun 2003, pangsa volume pasar jeruk Indonesia dalam perdagangan jeruk

dunia adalah yang terendah. Walaupun demikian, Indonesia masih mempunyai peluang

peningkatan pangsa pasar karena mempunyai potensi perluasan areal produksi disamping

nilai FOB-nya yang termasuk rendah, yaitu hanya sekitar 328 US$/ton (Tabel.2) Dari data

konsumsi baik dunia maupun nasional diketahui bahwa peluang usaha di sektor ini cukup

besar.

Tabel 1. Perkembangan produksi, ekspor, impor, konsumsi, dan kebutuhan jeruk 2000-2004

(dalam ton)

Tahun Produksi Ekspor Impor Konsumsi

2000 644.052 1.079 34.879 275.027

2001 691.433 1.919 75.622 385.841

2002 968.132 1.097 76.650 429.919

2003 1.441.680 954 57.480 637.661

2004 1.600.000 1.261 94.606 639.0001)

Perkembangan

(% / tahun)

27 14 39 25

Keterangan: 1) Perkiraan

Sumber : Suyamto et al.(2005)

Page 13: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Tabel 2. Pangsa pasar jeruk Indonesia dalam perdagangan jeruk dunia pada tahun

2003

No. Negara Pangsa

Volume (%)

Harga FOB

(US$/ton)

1 Indonesia 0,003 328,95

2 Cina Hongkong 1,13 195,54

3 India 1,14 195,54

4 Italia 1,62 629,36

5 USA 3,12 541,33

6 Mesir 3,31 234,96

7 Turki 3,49 332,54

8 Belanda 4,46 576,50

9 Meksiko 5,20 416,48

10 Yunani 5,66 458,25

1 Afrika Selatan 14,34 295,14

12 Spanyol 28,61 671,49

Dunia 100,00 -

Sumber : (Suyamto et al., 2005)

Page 14: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

2.3. Struktur Industri

Terdapat 5 jenis jeruk yang diusahakan di Indonesia, diantaraya adalah jeruk

besar/pamelo, jeruk nipis/purut, dan jeruk manis, jeruk siem, dan jeruk keprok. Diantara

jenis tersebut, jeruk siem merupakan jenis jeruk paling banyak dibudidayakan dan kini

masih mendominasi pasar nasional.

Jeruk sempat menjadi primadona produk hortikultura di Indonesia sampai tahun

1993. Salah satu sentra jeruk di Indonesia adalah Kalimantan Barat yang terkenal dengan

jenis jeruknya, yaitu jeruk pontianak, tetapi pada tahun 1994 kejayaan ini hancur karena

persoalan hama dan tata niaga yang kurang menguntungkan petani. (Pirawan, 2007)

Sebagian besar perkebunan jeruk yang diusahakan kini masih diusahakan dalam

area-area kecil, 1-5 ha, dan tidak tersentra, tetapi dengan semakin baiknya pasar jeruk

nasional maka perkebunan jeruk skala besar sudah mulai dibuka. Di Kalimantan Barat,

perusahaan perkebunan jeruk swasta yang membuka perkebunan jeruk skala besar adalah

Mitra Jeruk Lestari yang mengusahakan perkebunan jeruk dengan luas 500 ha.

Dari segi luasan produksi, perkembangan perkebunan jeruk di Indonesia cukup

menggembirakan, produknya lebih banyak dipasarkan dalam bentuk segar. Sedangkan

produk olahan seperti sari/jus jeruk keprok masih terbatas. Kegiatan produk olahan jeruk

harus didukung oleh suplai bahan baku yang stabil, sehingga bila perkebunan jeruk ini

berkembang dengan baik maka akan mendorong pertumbuhan sektor lain, yaitu industri

pengolahan sari/jus jeruk keprok. Pohon industri komoditas jeruk disajikan dalam bentuk

bagan pada Gambar 1.

Page 15: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Buah

Buah segar

Buah

segar

Buah

segar

Segmen

tanpa biji Biji Kulit Ampas

Pupuk organik

Makanan ternak

Gula tetes

Bangsal

Pengemasangan

Makanan ternak Minyak

Makanan ternak

Pektin Jam, jelly, marmalade

Cuka, cider

- Sari murni

- Konsentrat

- Sari buah siap saji

- Minyak lemon

- Pektin

- Kulit kering

- Serat pangan

Fruit kalker dan puree

Tepung instant

Pengalengan

Bioessence

Industri

Benih

On-farm Jasa / Industri

Pendukung

Industri kemasan

Transportasi

Informasi

Page 16: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Gambar 1. Bagan pohon industri komoditas jeruk

Page 17: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

PPOOTTEENNSSII DDAAEERRAAHH DDAANN TTEEKKNNIISS PPRROODDUUKKSSII

Tidak seperti di daerah-daerah lain yang telah berkembang perkebunan jeruknya

sehingga terkenal seperti Pontianak, Garut dan lain-lain, petani jeruk di Kalimantan Timur

masih mencari identitas untuk berusaha menjadi salah satu sentra jeruk. Mereka masih

menanam atas inisiatif sendiri. Walaupun demikian, beberapa lokasi menunjukkan bahwa

lokasi tersebut cocok untuk pengembangan tanaman jeruk keprok.

Teknis produksi jeruk keprok telah menjadi perhatian pemerintah yang melalui Dinas

Pertanian mendirikan Balitjestro (Balai Penelitian Jeruk dan Buah Sub-tropis) di Batu,

Malang. Teknis produksi ini meliputi pemilihan lokasi, pengadaan bibit, pemeliharaan

(pengolahan tanah, pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit),

pemanenan, dan penanganan lepas panen.

3.1. Potensi Daerah

Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi perkebunan

jeruk keprok disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan aspek teknis tersebut, serta arah dan

strategi program pengembangan produk hortikultura dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan

dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur serta Dinas Pertanian Kabupaten/Kota di

Kalimantan Timur, prioritas wilayah kabupaten yang berpotensi dilakukannya perkebunan

jeruk adalah Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Pasir, dan Kabupaten Kutai

Timur. Salah satu kebun jeruk milik petani di Rantau Pulung disajikan pada Gambar 2.

Keempat kabupaten tersebut telah diketahui sebagai penghasil jeruk jenis siem yang

cukup potensial. Walaupun pangsa pasarnya baru lokal dan keberadaanya hanya

melengkapi jeruk yang diperdagangkan antar pulau dari Sulawesi, tetapi kecocokan lokasi

dan adanya sumberdaya petani yang telah menggeluti tanaman jeruk cukup lama

menjadikan keempat kabupaten ini merupakan daerah pengembangan jeruk keprok yang

potensial.

Tabel 3. Beberapa faktor penentuan lokasi untuk perkebunan jeruk keprok

No. Faktor kondisi

tumbuh Persyaratan

1. Karakteristik tanah

Tanah jenis latosol dan andosol, tidak boleh tergenang air, pH tanah 5-7,5

dengan pH optimum adalah 6, dapat tumbuh baik pada daerah yang mempunyai

kemiringan sampai 30o

Page 18: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

2. Ketinggian dari

permukaan laut

Dapat tumbuh pada dataran rendah dan tinggi, tetapi banyak varietas jeruk

keprok tumbuh dengan baik pada ketinggian 800-1.500 dpl.

3. Bibit jeruk keprok Tersedia bibit jeruk keprok untuk dataran rendah dan bibit jeruk keprok untuk

dataran tinggi

4. Iklim dan curah

hujan

Daerah tropis dan subtropis (35o LU – 35o LS), dengan suhu 25-30oC, curah

hujan berkisar antara 1.250-1.900 mm per tahun, kelembaban udara 70-80 %,

dan penyinaran matahari 50-60 % (tidak menyukai tempat yang terlindung), air

tanah terdapat pada kedalaman 0,5 m pada saat musim penghujan dan 1,5 m

pada saat musim kemarau. Memerlukan 5-9 bulan basah (musim hujan), suplai

air yang cukup diperlukan pada bulan Juli-Agustus.

Sumber: Bank Indonesia, 2007; Kemal Prihatman, 2000

Untuk penilaian kesesuaian lahan di kecamatan rantau Pulung untuk tanaman jeruk

termasuk kurang sampai cukup sesuai. Salah satu contoh analisa tanah dan lingkungan

disajikan pada Tabel 4. Faktor utama yang membuat kesesuaian lahan hanya sampai pada

tahap kurang sampai cukup adalah tanahnya yang kurus (kurang unsur hara), seperti

umumnya lahan di Kalimantan Timur. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan pengolahan

tanah yang baik. Sedangkan untuk faktor yang tidak dapat dimanipulasi seperti cuaca,

tergolong sangat sesuai, sehingga kondisi tersebut tetap menjadikan daerah Rantau Pulung

sebagai sentra jeruk yang potensial.

a b

Gambar 2. Salah satu kondisi perkebunan jeruk di Kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai

Timur. (a) Perkebunan jeruk siem rakyat; (b) Penangkar bibit jeruk siem

Page 19: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Tabel 4. Analisa kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk pada desa Rantau Makmur,

Kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur Parameter Lokasi A Lokasi B Lokasi C

Lokasi :

BT

LU Curah hujan (mm/thn) Bulan kering (bulan) Elevasi (m dpl) Kemiringan (%) Jeluk tanah (cm) Batu permukaan (%) Potensi genangan (hari) Permukaan air tanah (cm) Tekstur Drainase Kimia tanah :

pH

C-organik

KPK (me/100g)

N (%)

P2O5 (%)

K2O (%) Toksisitas : Kejenuhan Al (%)

117o16.910’ 0o35.125’ 2055 (S1)

1 (S1) 97 (S1)

0-10 (S1) 100 (S2) 0 (S1) 0 (S1)

>150 (S1) silty c (S2) sedang (S2)

4.8 (S3) 0.92 (S3) 9.77 (S3) 0.1 (S2)

0.0007 (S3) 0.0094 (S3)

49.23 (S3)

117o18.135’ 0o34.286’ 2055 (S1)

1 (S1) 69 (S1) 0-5 (S1)

>150 (S1) 0 (S1) 0 (S1) - (S1)

silty c (S2) sedang (S2)

4.8 (S3) 0.92 (S3) 9.77 (S3) 0.1 (S2)

0.0007 (S3) 0.0094 (S3)

49.23 (S3)

117o16.905’

0o34.716 2055 (S1)

1 (S1) 83 (S1) 0-5 (S1)

> 150 (S1) - (S1) 0 (S1)

120 (S2) sandy c.(S2) buruk (S3)

5.3 (S2) 0.91 (S3) 6.77 (S3) 0.08 (S3)

0.0013 (S2) 0.0094 (S3)

29.99 (S3)

Parameter Lokasi A Lokasi B Lokasi C

Kesimpulan: Potensi kesesuaian lahan Kesesuaian lahan aktual

S2,r,d S3,n,x

S2,r,d S3,n,x

S3,d

S3,d,n,x

Sumber: Comdev PT Kaltim Prima Coal (2007)

Keterangan notasi: S1 = Sesuai (Suitable) S2 = Cukup sesuai (Moderately suitable) S3 = Kurang sesuai (Marginally suitable) N = Tidak sesuai (Not suitable) c = Iklim (Climate) t = Tinggi tempat (Elevation) s = Kemiringan (Slope) r = Sifat fisik tanah (Physical properties) d = Genangan/drainasi (Drainage) n = Sifat kimia tanah (Chemical properties) x = Toksisitas (Toxicity)

3.2. Teknis Produksi

Di kabupaten-kabupaten yang terdapat luasan produksi jeruk, dilakukan juga

bantuan teknis produksi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian atau Perusahaan-perusahaan

yang mempunyai program Community Development. Bantuan ini meliputi penyediaan bibit

dan teknis pemeliharaan terutama teknik pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit.

Page 20: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

3.2.1 Bibit jeruk keprok

Bibit jeruk keprok yang cocok dikembangkan di Kalimantan Timur yang lahannya

termasuk dataran rendah adalah varietas jeruk keprok yang berasal dari Kecamatan Rantau

Pulung, Kabupaten Kutai Timur, dengan nama jeruk keprok Borneo Prima. Harga per

bibitnya adalah dtingkat binaan PT KPC adalah Rp 1.500,-, tetapi bila telah dilempar di

pasaran harganya sekitar Rp 2.500,-.

Diperkirakan pada pertengahan tahun depan (2008) perbanyakan bibit telah dapat

dilakukan di Rantau Pulung setelah tersedia Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) Jeruk

Keprok Borneo Prima di Kecamatan Rantau Pulung menyusul telah telah tersedianya Blok

Fondasi dari jeruk tersebut di Kebun Pembibitan (KP) Tlekung Balitjestro, Batu, Malang.

Baru tersedianya bibit jeruk keprok Borneo Prima pada pertengahan 2008 disebabkan

jenis jeruk ini merupakan varietas yang baru ditemukan dan baru pertengahan tahun 2007

berhasil disediakan bibit jeruk bebas penyakit untuk jenis jeruk keprok borneo prima ini

oleh Balai Penelitian Jeruk dan Buah-buahan Tropis (BALITJESTRO) di Batu, Malang.

Pembersihan bibit jeruk dari 7 penyakit tanaman jeruk disebut sebagai indeksing, dan ini

telah selesai dilakukan. Tahap kegiatan penyediaan bibit jeruk bebas penyakit di Indonesia

disajikan pada Gambar 3. Sedangkan contoh tanaman jeruk keprok Borneo Prima disajikan

pada Gambar 4.

Gambar 3. Tahapan kegiatan penyediaan bibit jeruk bebas penyakit di Indonesia

(Soelarso, 1996)

SELEKSI

POHON INDUK

INDEKSING

BLOK

FONDASI

BLOK

PENGGANDAAN

MATA TEMPEL

PENANGKAR

BIBIT

PETANI

PENYAMBUNGAN

MATA TEMPEL

SERTIFIKASI BIBIT

Page 21: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Gambar 4. Tanaman jeruk keprok borneo prima. (a) Tanaman asal “jeruk keprok Borneo

Prima” disebelah pemiliknya, Pak Sarmin, di kecamatan Rantau Pulung; (b)

Tanaman induk jeruk keprok Borneo Prima hasil seleksi oleh BALITJESTRO

Batu, Malang; (c) Tanaman jeruk keprok Borneo Prima untuk Blok Fondasi

BALITJESTRO Batu, Malang

Pemilihan bibit dalam budidaya jeruk merupakan hal yang sangat penting. Hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam pemilihan bibit ini antara lain:

1. Bibit yang disediakan dengan perbanyakan vegetatif dengan penempelan mata

tempel, dimana batang bawah dipilih dari jenis jeruk Japanese Citroen (JC) yang tahan

penyakit busuk akar, dan batang atas dipilih dari tanaman yang menghasilkan jeruk

dengan rasa manis, besar, dan produktivitasnya tinggi.

2. Perbanyakan batang bawah dilakukan secara generatif (dengan biji) untuk

mendapatkan perakaran yang kuat, sedangkan perbanyakan batang atas dilakukan

dengan penyediaan mata tempel dari ranting mata tempel (entrees).

Untuk pembinaan sentra produksi jeruk dalam hal penyediaan bibit untuk sentra

jeruk di kecamatan Rantau Pulung, kini telah dikembangkan SOP distribusi bibit jeruk oleh

Comdev PT. Kaltim Prima Coal. Hal ini sangat penting untuk mencegah bibit dari

terserangnya penyakit. SOP distribusi bibit jeruk disajikan pada Gambar 5.

3.2.2 Pemeliharaan jeruk keprok

Budidaya jeruk keprok harus dilakukan dengan sistem drainase yang baik karena

tanaman tersebut tidak suka pada air yang tergenang. Hal itu dapat dilakukan dengan

membuat guludan dengan ukuran 1x1x1 m untuk setiap pohonnya. Jarak tanam yang

diterapkan untuk jeruk keprok adalah 5x5 m sehingga dalam 1 ha dapat ditanami sebanyak

400 pohon.

Page 22: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

1. Pengapuran

Untuk daerah Kalimantan Timur yang karateristik lahannya adalah asam, maka dalam

pengolahan tanah perlu dilakukan pengapuran untuk mengkondisikan lingkungan tanah

dengan pH sekitar 6-7. Keperluan kapur untuk keperluan ini berkisar antara 2-3 ton per

ha. Harga kapur saat ini adalah Rp 25.000 per 50 kg dalam bentuk dolomit.

Gambar 5. Bagan alir dari Standar Operasional Prosedur (SOP) penyaluran bibit jeruk (PT. Kaltim

Prima Coal, 2007)

2. Pemupukan

Pemupukan yang dilakukan untuk jeruk dapat dilakukan dengan pupuk sintetis,

pupuk kandang, atau kombinasi keduanya. Bila digunakan pupuk sintetik, sampai tahun

ke-5 dilakukan pemupukan dengan frekuensi 2-4 kali pertahun dengan menggunakan

pupuk urea, TSP dan ZK seperti disajikan pada Tabel 5.

Serahkan bibit

Seleksi

Tidak

Selesai

Mulai

Proposal dari

petani

CE Departemen &

PEMDES

Ok ?

CE Departemen

Dampingi

CE Departemen

Evaluasi

CE Departemen

Laporan

Rekomendasi

Pemerintah Desa

YaBukti serah

terima bibit

Bantuan :

-Teknis

- Material

Monitor

CE Departemen

Cek lapangan

dari waktu ke

waktu

- Kondisi riil di lapangan

sampai periode tertentu

- Prilaku petani / anggota

kelompok

Ok ?

Tidak

Laporan

Ya

Siapkan bantuan

tahap berikutnya

CE Departemen

Page 23: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Tabel 5. Frekuensi pemupukan yang digunakan untuk perkebunan jeruk (400 tanaman per ha)

Umur

(th)

Gram per pohon Selang

waktu Urea TSP ZK

0-1 40 25 10 Tiap 3

bulan

1-2 65 50 35 Tiap 3

bulan

2-3 145 70 70 Tiap 4

bulan

3-4 230 110 230 Tiap 6

bulan

4-5 285 140 285 Tiap 6

bulan

> 5 Berdasarkan jumlah produksi 2 kali

setahun

Pada masa produksi, pupuk yang harus ditambahkan adalah sekitar 3 % dari berat

produksi buah dengan komposisi 2 N, 1 P2O5, dan 2 K2O, artinya setiap 100 kg buah perlu

penambahan pupuk sekitar 3 kg pupuk yang dapat dirinci sebagai 2,7 kg urea (45 % N), 1,7

kg SP36 (36 % P2O5) dan 2 kg KCl (60 % K2O).

3. Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan produktifitas karena akan

meningkatkan jumlah cabang, mengurangi jumlah daun yang hasilnya dapat merangsang

pertumbuhan yang lebih banyak per tanaman, serta menghambat pertumbuhan hama dan

penyakit. Pemangkasan pertama (dasar) dilakukan pada saat tanaman mempunyai tinggi

kira-kira 60 cm untuk mendapatkan percabangan dan bentuk pohon yang baik. Tahapan

pemangkasan dasar yaitu pemotongan batang utama, pemeliharaan tunas, kemudian

pemilihan dan pemeliharaan cabang utama. Pangkas pemeliharaan adalah pemangkasan

yang dapat dilakukan setiap saat jika kondisi menghendaki atau pemangkasan yang

dilakukan bersamaan/setelah panen dengan tujuan untuk menjaga kesehatan tanaman,

Page 24: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

menjaga kestabilan produksi dan kualitas buah atau untuk peremajaan dan pembentukan

profil pohon.

4. Penjarangan buah

Penjarangan dilakukan pada pohon yang mempunyai buah lebat dengan tujuan untuk

memperbaiki kualitas buah dan kestabilan pada musim panen berikutnya. Penjarangan

buah pada tanaman jeruk keprok Tejakula sebanyak 40 % dapat meningkatkan jumlah buah

kelas A (diameter >7,1 cm atau >151 gram/buah) sebanyak 5,82 % dan kelas B (diameter

6,1-7 cm atau 101 -150 gram/buah) sebanyak 3,67 %. Di luar negeri,

penjarangan buah dihitung dengan menggunakan alat yang disebut “kuadran”. Alat ini

berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 0,5x0,5 m. Dalam satu kuadran, jumlah buah yang

disisakan adalah 10 sampai 15. Waktu penjarangan dilakukan pada saat diameter buah

mencapai 1-2 cm.

5.Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit merupakan hal penting dalam pengelolaan

pertanian. Bila ini dikerjakan dengan baik maka akan dapat mempertahankan produktifitas

maksimum setiap tanaman. Disamping itu juga dapat mencegah kegagalan usaha pertanian

ini. Kegagalan dalam pengendalian hama dan penyakit ini telah banyak menghancurkan

usaha pertanian termasuk perkebunan jeruk, misalnya jeruk pontianak yang pada tahun

1993 hilang dipasaran karena tanamannya terserang penyakit.

Jenis hama dan penyakit jeruk termasuk banyak dan pengendaliannya memerlukan

usaha yang intensif dan rumit. Jenis hama dan penyakit serta cara pengendaliannya

diuraikan di bawah ini:

- Hama

1) Kutu loncat (Diaphorina citri)

Bagian yang diserang: tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda.

Gejala: tunas keriting, tanaman mati.

Pengendalian: menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor

40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan

Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, Selain itu

buang bagian yang terserang.

2) Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii)

Bagian yang diserang: tunas muda dan bunga.

Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa.

Page 25: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Pengendalian: menggunakan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide

40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC),

Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC).

3) Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella)

Bagian yang diserang: daun muda.

Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut,

menggulung, rontok.

Pengendalian: semprotkan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40

EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)< Diazinon (Basazinon 45/30

EC). Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.

4) Tungau (Tenuipalsus sp., Eriophyes sheldoni, Tetranychus sp.)

Bagian yang diserang: adalah tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperakperakan

atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun.

Pengendalian: semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran),

Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).

5) Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)

Bagian yang diserang: buah.

Gejala: lubang yang mengeluarkan getah.

Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida

Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yang

disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.

6) Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii)

Bagian yang diserang: daun.

Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan

buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis.

Pengendalian: semprotkan insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine 50 EC),

Fenithion (Lebaycid), Metamidofos (Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).

7) Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)

Bagian yang diserang: adalah kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes.

Gejala: bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah

muda gugur sebelum tua.

Pengendalian: gunakan insektisida dengan bahan aktif Methomyl (Lannate 25 WP) dan

Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian buang bagian yang diserang.

8) Thrips (Scirtotfrips citri)

Page 26: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Bagian yang diserang: tangkai dan daun muda.

Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas

menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-

kadang disertai nekrotis.

Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari

measuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan

insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite (Omite) pada masa

bertunas.

9) Kutu dompolon (Planococcus citri)

Bagian yang diserang: adalah tangkai buah.

Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur.

Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos (Fostathion

40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian cegah

datangnya semut yang dapat memindahkan kutu.

10) Lalat buah (Dacus sp.)

Bagian yang diserang: buah yang hampir masak.

Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam

buah.

Pengendalian: gunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe

(Roxion 40 EC, Rogor 40 EC) dicampur dengan Feromon Methyl-Eugenol atau protein

Hydrolisate.

11) Kutu sisik (Lepidosaphes beckii, Unaspis citri.)

Bagian yang diserang: daun, buah dan tangkai. Gejala: daun berwarna kuning, bercak

khlorotis dan gugur daun.

Gejala serangan berat terlihat ranting dan cabang kering dan kulit retak buah gugur.

Pengendalian: gunakan pestisida Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30

EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Dichlorophos (Nogos 50 EC),

Methidhation (Supracide 40 EC).

12) Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes)

Bagian yang diserang: daun tua pada ranting atau dahan bagian bawah.

Gejala: daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati. Pengendalian: perbaiki

sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan insektisida

Carbaryl (Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).

Page 27: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

- Penyakit

1) CVPD

Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian

yang diserang: silinder pusat (phloem) batang.

Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah

oranye.

Pengendalian: gunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi

kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan insektisida

untuk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yang baik.

2) Tristeza

Penyebab: virus Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera. Bagian yang diserang jeruk

manis, nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen.

Gejala: lekuk batang, daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat.

Pengendalian: perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yang terserang,

kemudian kendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau Cascade.

3) Woody gall (Vein Enation)

Penyebab: virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii.

Bagian yang diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon dan Sour Orange.

Gejala: Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di permukaan daun.

Pengendalian: gunaan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi lingkungan.

4) Blendok

Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian yang diserang adalah batang atau

cabang.

Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang,

warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.

Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum

atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.

5) Embun tepung

Penyebab: jamur Odidium tingitanium. Bagian yang diserang adalah daun dan tangkai

muda.

Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda.

Pengendalian: gunakan fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot 25 EC).

Page 28: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

6) Kudis

Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian yang diserang adalah daun, tangkai

atau buah.

Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye.

Pengendalian: pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate

/Benomyl (Benlate).

7) Busuk buah

Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian

yang diserang adalah buah.

Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit.

Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air

panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon.

8) Busuk akar dan pangkal batang

Penyebab: jamur Phyrophthoranicotianae. Bagian yang diserang adalah akar dan

pangkal batang serta daun di bagian ujung dahan berwarna kuning.

Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering.

Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu

penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah.

9) Buah gugur prematur

Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang:

buah dan bunga Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur.

Pengendalian: Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol.

10) Jamur upas

Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian yang diserang adalah batang.

Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit

dikelupas.

Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida carbolineum.

Kemudian potong cabang yang terinfeksi.

11) Kanker

Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris cv. Citri. Bagian yang diserang adalah

daun, tangkai, buah. Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di

sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah dengan diameter 3-

5 mm.

Page 29: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Pengendalian: Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu

untuk mencegah serangan ulat peliang daun adalah dengan mencelupkan mata

tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam.

3.2.3 Pemanenan

Produksi pertama jeruk keprok dimulai pada tahun ke-3 setelah tanam tetapi

produksi jeruk pertama kali ini biasanya dihilangkan untuk memperpanjang masa produksi

tanaman jeruk. Produksi pertama yang diambil untuk tujuan komersial adalah pada tahun

ke-4 setelah tanam dan dapat terus bertahan sampai sekitar tahun ke-20 setelah tanam.

Jeruk diproduksi pada kisaran bulan Februari sampai dengan September dan panen

raya terjadi pada Mei sampai dengan Juli setiap tahunnya. Masa panen jeruk keprok di

beberapa daerah di Indonesia disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Masa panen jeruk di Indonesia

NNoo LLookkaassii

BBuullaann

JJaann FFeebb MMaarr AApprr MMeeii JJuunn JJuull AAgguuss SSeepptt OOkktt NNoopp DDeess

1 NAD

2 Sumatera

Utara

3 Sumatera

Barat

4 Riau

5 Jambi

6 Sumatera

Selatan

7 Bengkulu

8 Lampung

Page 30: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

9 Jawa Barat

10 Jawa

Tengah

11 Jawa Timur

12 Bali

13 Nusa

Tenggara

Timur

14 Kalimantan

Barat

15 Kalimantan

Selatan

16 Kalimantan

Timur

17 Sulawesi

Selatan

18 Sulawesi

Tenggara

Jeruk termasuk jenis buah non-klimakterik, yaitu buah yang tidak dapat melanjutkan

kematangannya setelah buah dipetik (dipisahkan dari tanaman induknya), sehingga

pemanenan buah jenis ini harus dilakukan pada saat buah matang di pohon, yaitu sekitar

umur buah 28-36 minggu agar rasanya sesuai dengan karakteristik aslinya, yaitu manis.

Untuk itu pemanenan buah dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan masa

kematangannya untuk menghindari buah yang belum masak yang kandungan asamnya

masih sangat tinggi sehingga berasa masam.

Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas. Data yang ada menunujukkan

bahwa jeruk keprok dapat menghasilkan buah sebanyak 20-25 kg per tanaman per tahun,

ini sama dengan 8-10 ton pe hektar per tahun. Produksi ini masih dibawah produksi negara

subtropis yang dapat mencapai 40 ton per hektar.

Page 31: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

3.2.3Penanganan pascapanen

Untuk keperluan pemasaran dilakukan tahap sortasi menurut besarnya, yang

biasanya terdiri dari 4 kelas. Kelas A adalah buah dengan diameter dan berat terbesar

sedangkan kelas D memiliki diameter dan berat terkecil.

Jeruk sebaiknya disimpan pada tempat yang teduh, lebih baik bila pada suhu dingin

sekitar 8-10oC. Distribusi jeruk keprok dilakukan dengan menggunakan kotak-kotak kayu

yang didalamnya (pada sela-sela jeruk tersebut) disisipkan jerami untuk menghindari

kerusakan fisik karena benturan atau tekanan antar jenuk atau dengan kemasan. Distribusi

ini sebaiknya dilakukan pada suhu dingin untuk mempertahankan masa simpan jeruk.

Setiap wadah pengemas jeruk ini berkapasitas 50-60 kg jeruk atau 300-900 buah.

Sedangkan untuk keperluan ekspor, jeruk dikemas dalam wadah karton dengan kapasitas

maksimum 30 kg per wadah. Suasana penangan pasca panen jeruk dapat dilihat pada

Gambar 6.

Gambar 6. Penanganan pasca panen

Page 32: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

3.2.4 Standar produksi

Jeruk keprok yang dimaksud adalah buah dari tanaman jeruk keprok (Citrus

reticulata) dengan karakteristik kulit mudah dikupas, utuh segar dan bersih. Kelas

penggolongan jeruk keprok berdasarkan besar/beratnya dapat dilihat pada Tabel 7.,

sedangkan syarat mutunya disajikan pada Tabel 8.

Dalam penentuan mutu jeruk tersebut dilakukan dengan ketentuan bahwa setiap

kemasan diambil contoh sebanyak minimum 20 buah dari bagian atas, tengah, dan bawah

yang diambil secara acak. Pengujian ini dilakukan oleh orang yang berpengalaman/terlatih

dan mempunya ikatan dengan badan hukum.

Untuk pengambilan contoh jeruk dalam kemasan dalam jumlah banyak, yang

diperlukan adalah :

1) Jumlah partai (lot) sampai dengan 100, contoh yang diambil 5

2) Jumlah partai (lot) 101-300, contoh yang diambil 7

3) Jumlah partai (lot) 301-500, contoh yang diambil 9

4) Jumlah partai (lot) 501-1000, contoh yang diambil 10

5) Jumlah partai (lot) lebih dari 1000, contoh yang diambil 15 (minimum)

Tabel 7. Penggolongan jeruk keprok berdasarkan besar/beratnya

Kelas Diameter

(cm)

Berat per

buah

A > 7,1 > 151 gram

B 6,1 – 7,0 101 – 150

gram

C 5,1 – 6,0 51- 100

gram

D < 5,0 < 51 gram

Page 33: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Tabel 8. Penggolongan jeruk keprok berdasarkan syarat mutu

3.2.4 Pengolahan jeruk keprok menjadi sari/jus jeruk

Investasi jeruk keprok diperkirakan tidak terkendala oleh kelebihan produksi karena

dari jenis jeruk ini dapat diolah menjadi sari/jus jeruk yang merupakan minuman bergizi

layaknya minuman dari buah-buahan lainnya. Industrinya cukup sederhana sehingga dapat

dibangun suatu industri pengolahan jeruk keprok skala rumah tangga (industri kecil

menengah). Proses pembuatan sari/jus jeruk disajikan pada Gambar 7.

Syarat mutu Hasil

Pengamatan

Cara uji

Keasaman sifat

varietas

Seragam Organoleptik

Tingkat ketuaan Tidak terlalu

matang

Organoleptik

Kekerasan Cukup keras Organoleptik

Ukuran Kurang

seragam

SP-309-1981

% Kerusakan Maks 5-10 SP-SMP-310-

1981

Kotoran Bebas Organoleptik

% Busuk Maks 1-2 SP-SMP-311-

1981

Page 34: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Pemasakan

Pembotolan

Sterilisasi

Pendinginan

Sari buah dalam kemasan

botol

Penguapan

Pengeringan/oven

Penghalusan/ Penggilinganan

Penghalusan/ Penggilinganan

Pengkemasan

Bubuk sari buah dalam

kemasan

Gula

Asam sitrat

Sari buah

Buah Jeruk

Pengupasan kulit

Pemerasan

Asam sitrat

Na-benzoat

Gula

Air

Gambar 7. Diagram alir pembuatan bubuk sari jeruk keprok dan sari/jus jeruk keprok

Page 35: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

KKEEBBIIJJAAKKAANN DDAANN IINNFFRRAASSTTRRUUKKTTUURR PPEENNDDUUKKUUNNGG

4.1. Sarana dan Prasarana

Pengembangan investasi budidaya jeruk keprok telah didukung dengan tersedianya

jaringan jalan, airport, pelabuhan laut, terminal, fasilitas air bersih dan listrik, serta hotel.

4.1.1 Pelabuhan Beserta Spesifikasinya

Berau memiliki pelabuhan di Tanjung Redeb yang mampu menampung kapal seberat

3.000 ton. Kutai Timur memiliki pelabuhan laut yaitu di Sengata 2 buah (milik KPC 1.800

m2 dan Pertamina 725 m2) dan pelabuhan umum di Sangkulirang seluas 189 m2. Saat ini

pemerintah Kabupaten Kutai Timur sedang mengembangkan pelabuhan laut Maloy dalam

suatu kawasan industri terpadu seluas 10.000 ha.

4.1.2 Airport Beserta Fasilitas

Kalimantan Timur memiliki 11 bandara, dengan kualifikasi 1(satu) bandara

internasional, dan 10 (sepuluh) lainnya bandara perintis, yaitu bandara internasional

Sepinggan Balikpapan dan beberapa bandara perintis lainnya adalah, Temindung

Samarinda, Juata Tarakan, Kalimarau Berau, Nunukan dan Tanjung Harapan Bulungan.

Ketersediaan bandara ini mampu untuk memberikan dukungan bagi pengembangan

investasi dan kegiatan ekonomi daerah. Bandara internasional Sepinggan di Balikpapan

memiliki 27 operator maskapai penerbangan dengan 15 penerbangan terjadwal (schedule)

seperti Garuda Indonesia, Lion Air, Batavia, Adam Air, Sriwijaya Air, Merpati Airlines, Silk

Air dan 12 penerbangan tidak terjadwal.

Berau memiliki bandara umum dan bandara swasta. Bandara Kalimaru dikelola oleh

Pemerintah dan dapat disinggahi oleh penerbangan nasional dan bandara swasta seperti

Bandara Luncuran Naga, Mankajang milik PT Kiani Kertas, Bandara Batu Putih di Kecamatan

Talisayan, Merasa dan Merapu di Kecamatan Kelay dan Bandara Long Caai di Kecamatan

Segah.

Kutai Timur memiliki 9 bandara yaitu KPC di Tanjung Bara dan Bandara Pertamina di

Sangkimah serta 7 bandara perintis yaitu di Long Lees, Sautara, Batu Ampar, Jabdan, Miau

Baru, Long Segar, Pengadan.

Page 36: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

4.1.3 Listrik Beserta Kapasitas

Listrik merupakan utilitas yang amat penting untuk memasok kebutuhan industri di

Kalimantan Timur. Sumber listrik hingga saat ini masih dipasok oleh Perusahaan Umum

Listrik Negara. Kota Bontang telah dilayani jaringan listrik yang telah menjangkau seluruh

wilayah kota. Pada tahun 2004, tenaga listrik yang diproduksi Kota Bontang sebesar

63.390,02 MWH dengan kapasitas terpasang 13,65 MWH. Kabupaten Kutai Timur,

produksi tenaga listrik mencapai 47.519,32 MWH dengan kapasitas terpasang 10,40 MWH.

Kabupaten Berau juga telah bekerjasama dengan PT Indonesia Power dalam

membangun PLTU Tanjung Redeb dengan power plan 2 x 25 MW. Produksi tenaga listrik

Kabupaten Berau tahun 2004 berjumlah 38.759 MWH dengan kapasitas terpasang 21 MW

(BPS Kaltim, 2006).

Kabupaten Kutai Timur tahun 2003 memproduksi tenaga listrik sebesar 38.085 MWH

dengan kapasitas terpasang 10,07 MW.

4.1.4 Air Bersih dan Kapasitasnya

Seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur memiliki jaringan air yang dikelola

PDAM dengan kapasitas potensial 4.124 liter/detik dan kapasitas efektif 3.088 liter/detik.

Kabupaten Berau memiliki kapasitas terpasang 140 liter/detik dan produksi air bersih

yang terpakai 140 liter/detik. Produksi total air bersih tahun 2003 sebesar 4.432.712 m3.

Produksi total air bersih tahun 2003 di Kabupaten Kutai Timur 923.464 m3.

4.1.5. Hotel dan Restoran

Kalimantan Timur sebagai daerah sentra perdagangan dan jasa, serta tujuan wisata

terdapat sarana pendukung berupa hotel dan restoran. Jumlah hotel berbintang maupun

non bintang pada tahun 2004 sebanyak 404 buah. Hotel berbintang 17 buah yang memiliki

1.775 kamar dan 2.777 tempat tidur, sedangkan hotel melati 297 buah dengan 3.063

kamar dan 4.987 tempat tidur.

Selain hotel, di Kalimantan Timur terdapat pula restoran sebanyak 912 buah.

Keberadaan hotel dan restoran ini mendukung fasilitas bagi investor.

4.1.6. Sekolah/ PT/Lembaga Pendidikan

Kalimantan Timur memiliki fasilitas pendidikan yang memadai dari pendidikan dasar

hingga perguruan tinggi. Universitas Mulawarman sebagai perguruan tinggi negeri di

Kalimantan Timur memiliki Fakultas Pertanian yang mampu menyediakan tenaga ahli untuk

kebutuhan pengembangan investasi budidaya jeruk. Di Kutai Timur terdapat pula Sekolah

Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER), yang salah satunya memiliki jurusan pertanian. Untuk

Page 37: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

wilayah utara Kalimantan, juga terdapat perguruan tinggi yaitu Universitas Borneo dan

memiliki Fakultas Pertanian. Selain pendidikan formal, pelatihan-pelatihan pun

dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pelatihan swasta maupun oleh dinas tenaga kerja dan

dinas teknis terkait.

4.1.7. Jalan/ transportasi

Untuk memperlancar arus lintas bahan input maupun hasil jeruk keprok telah

dibangun jalan lintas kalimantan yang terdiri 3 poros, yaitu poros selatan, tengah dan

utara. Infrastruktur perhubungan darat yang tersedia telah memadai untuk angkutan antar

kota dalam provinsi maupun antar kota antar provinsi.

Pembangunan jembatan seperti jembatan Dondang dan Mahakam II yang

memperpendek jarak jarak tempuh Samarinda-Balikpapan merupakan bagian dari

pembangunan highway Bontang-Samarinda-Balikpapan.

Pembangunan jalan pintas utara Kalimantan Timur Sangata, Kutai Timur dan Tanjung

Redeb, Berau akan mempercepat arus angkutan barang/jasa.

4.1.8. Perbankan/Asuransi

Lembaga perbankan di Kalimantan Timur pada tahun 2004 berjumlah 223 unit yang

tersebar di kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Posisi kredit yang telah tersalurkan

kepada sektor usaha berjumlah Rp 8 trilyun. Posisi kredit untuk wilayah, Berau sebesar

Rp 477,61 milyar dan Kutai Timur sebesar Rp 350,514 milyar.

Di Kabupaten Berau terdapat 9 unit bank. Di Kabupaten Kutai Timur terdapat 4 unit

bank dengan 3 unit bank pemerintah dan 1 unit bank swasta serta lembaga non perbankan

188 koperasi, dan ada 3 lembaga asuransi yaitu Asuransi Bumi Putera, Asuransi Jiwasraya

dan Asuransi Jiwa Mubarakah.

4.1.9. Pos dan Telekomunikasi

Kalimantan Timur melalui PT. Telkom pada tahun 2004/2005 telah membangun

197.573 SST (Suara Satuan Langsung). Penggunaan jasa telekomunikasi telepon saat ini

meningkat pesat, dengan diindikasikan tercatatnya 9 operator sembilan telepon selular.

Page 38: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

4.2. Legalitas

Izin usaha pembukaan kebun di Kabupaten dan Kota di Kalimantan Timur mengacu

kepada perundangan dan peraturan nasional yaitu Undang-undang Nomor 24 tahun 1994

tentang Sistem Budidaya Tanaman; Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang

pengelolaan Lingkungan Hidup; Undang-undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Tata

Ruang (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3702; Undang-undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; Peraturan

Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan

Propinsi Sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3952); Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah

Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Teknik Penyusunan dan Materi Muatan Produk Hukum

Daerah; Keputusan Menteri Pertanian Nomor 357/pts/HK.350/5/2002 tentang Pedoman

Perizinan Usaha Perkebunan.

Adapun izin usaha perkebunan di daerah harus memenuhi ketentuan-ketentuan

sebagai berikut:

1. Usaha Perkebunan Rakyat wajib mendaftarkan usahanya kepada Dinas Pertanian

2. IUP dapat diberikan kepada:

a. Koperasi;

b. Badan Usaha Milik Daerah;

c. Badan Usaha Milik Nasional;

d. Badan Usaha Swasta Nasional;

e. Patungan Badan Usaha Nasional dengan Badan Usaha Asing.

3. Usaha budidaya perkebunan wajib memiliki IUP, diberikan oleh Bupati/ Walikota;

4. IUP berlaku selama 30 tahun dan dapat diperpanjang dengan periode waktu

yang sama;

5. Untuk memperoleh IUP, perusahaan harus menyampaikan permohonan kepada

Bupati/Walikota melalui Kepala Dinas Pertanian;

6. Perusahaan pemohon IUP harus melengkapi persyaratan permohonan berupa:

a. Akte pendirian perusahaan dan perubahannya;

b. Proposal mengenai usaha yang akan dijalankan yang telah disetujui oleh

Kepala Dinas;

Page 39: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

c. Rencana kerja usaha Budidaya Hortikultura (jeruk);

d. Dokumen AMDAL sesuai ketentuan yang berlaku;

e. Rekomendasi dari dinas teknis;

f. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah

(NPWPD);

g. Surat keterangan domisili kantor perusahaan;

h. Peta calon usaha dengan skala 1 : 100.000.

i. Menyetor uang jaminan kesungguhan pada Bank yang ditunjuk sebesar Rp.

15.000,- (Lima Belas Ribu Rupiah) untuk setiap 1 ha luasan areal.

7. Dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah permohonan diterima dengan

lengkap, pejabat pemberi IUP harus memutuskan IUP tersebut dapat diberikan

atau ditolak.

Selanjutnya izin usaha industri perkebunan harus memenuhi ketentuan-ketentuan

sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan kegiatan usaha industri perkebunan wajib memperoleh izin

tertulis dari Bupati;

2. Izin usaha industri perkebunan dapat diberikan kepada pihak-pihak sebagaimana

tercantum dalam Peraturan Daerah;

3. Untuk memperoleh izin, perusahaan harus menyampaikan permohonan kepada

Bupati/Walikota melalui kepada dinas dengan melengkapi:

a. Akte pendirian perusahaan dan perubahannya;

b. Proposal mengenai usaha yang akan dijalankan yang telah disetujui oleh Kepala

Dinas Pertanian;

c. Rencana kerja usaha pertanian;

d. Dokumen AMDAL sesuai ketentuan yang berlaku;

e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD);

f. Surat keterangan domisili kantor perusahaan;

g. Izin lokasi bagi perusahaan bukan pemilik kebun sumber bahan baku industri;

h. Analisis kelayakan usaha;

i. Kepastian pasokan bahan baku;

Page 40: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

j. Izin HO/gangguan dari pejabat berwenang.

4. Dalam waktu 2 (dua) bulan setelah permohonan diterima dengan lengkap, pejabat

pemberi izin harus memutuskan permohonan izin tersebut dapat diberikan atau

ditolak.

Selain peraturan perundangan yang berkaitan dengan kegiatan usaha perkebunan,

maka pemrakarsa kegiatan hendaknya juga memahami tentang tata cara penanaman

modal dalam negeri, yaitu;

I. Surat Permohonan (Blangko Model 1/PMDN) dan ditanda tangani diatas materai Rp.

6,000.- oleh pemohon dibuat rangkap dua dengan dilampiri persyaratan sbb:

1. Bukti Diri Pemohon:

a. Photo Copy Akte Pendirian (PT, BUMN, BUMD, CV, Firma dll);

b. Photo Copy Anggaran Dasar bagi Badan Usaha Koperasi;

c. Photo Copy KTP;

2. Photo Copy Nomor Wajib Pajak (NPWP) Pemohon;

3. Proposal Proyek atau Bidang Usaha yang dimohon dan atau rencana kegiatan dari

awal penanaman modal hingga pemasaran hasil produksi.

4. Peta Lokasi Proyek Skala 1 : 100.000.

5. Persyaratan dan atau ketentuan sektoral yaitu, rekomendasi dari :

1). Lurah/Kades;

2). Camat;

3). Instansi Teknis yang menjelaskan tentang bahwa lokasi yang dimohon tidak

bermasalah dan layak untuk proyek dimaksud seperti rekomendasi dari :

a. Dinas Kehutanan;

b. Dinas Perkebunan;

c. Dinas Pertanian dan Peternakan;

d. Badan Pertanahan Nasional;

e. Dinas/Instansi lainnya yang berkaitan dengan proyek yang dimohon.

6. Laporan keuangan dan atau akuntabilitas;

7. Pernyataan bersedia berkantor pusat di Kota/Kabupaten;

Page 41: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Surat Kuasa dari yang berhak apabila permohonan bukan dilakukan oleh pemohon

sendiri.

8. Kesepakatan/perjanjian kerjasama untuk bermitra dengan Usaha Kecil yang antara

lain memuat :

1. Nama dan alamat masing-masing pihak;

2. Pola kemitraan yang akan digunakan;

3. Hak dan Kewajiban masing-masing pihak;

4.Bentuk pembinaan yang akan diberikan kepada usaha kecil;

5. Hal-hal lain yang dianggap perlu.

9. Akte Pendirian atau perubahannya mengenai penyertaan usaha kecil sebagai

pemegang saham, apabila kemitraan dalam bentuk penyertaan saham;

10. Surat pernyataan diatas materai dari usaha kecil yang menerangkan bahwa yang

bersangkutan memenuhi kriteria usaha kecil sesuai dengan Undang-Undang Nomor

9 Tahun 1995.

II. Setelah Permohonan diterima di Bagian Perekonomian & Penanaman Modal Setda

Kota/Kab, yang selanjutnya Permohonan diperiksa kelengkapannya/ lampirannya oleh

Sub Bagian Penanaman Modal dan BUMD.

III. Setelah lampiran sudah lengkap, maka proposal dipresentasikan oleh Investor dengan

biaya sendiri untuk dipresentasikan dihadapan pejabat Pemerintah Kota/Kab dan bila

dianggap perlu juga diundang dari DPRD, Unsur Organisasi dalam masyarakat, Unsur

Mahasiswa, LSM dll.

IV. Hasil Presentasi dinilai oleh Bagian Perekonomian dan Penanaman Modal atas

persetujuan Pemerintah Kota/Kab.

Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Untuk memenuhi permintaan akan buah jeruk manis segar, pemerintah terus

menggalakkan usaha-usaha untuk meningkatkan produksi dalam negeri, dengan tetap

membuka kesempatan impor jeruk dalam jumlah terbatas. Akibat makin membaiknya

perekonomian masyarakat, kini masyarakat cenderung mengkonsumsi buah jeruk yang

berkualitas. Hal ini menyebabkan angka impor jeruk manis semakin meningkat. Untuk

mengatasi masalah ini pemerintah mendorong investasi bermodal besar dibidang ini.

Page 42: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Disamping itu pemerintah juga melakukan usaha-usaha yang mendukung

pengembangan usaha kecil khususnya pengembangan tanaman jeruk melalui Pola

Kemitraan Terpadu (PKT) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia/Urusan Kredit. Pola ini

melibatkan tiga unsur, yaitu (1) petani plasma, (2) perusahaan besar dan

pengelola/eksportir, dan (3) Bank. Hubungan antara petani plasma dengan perusahan

pengelola/eksportir dapat dilakukan dengan dua model, yaitu dengan menempatkan

koperasi sebagai agen penghubung (Gambar 8a) atau sebagai executing agent (Gambar

8b). Sedangkan mekanisme kerjasama antara ketiga unsur tersebut disajikan pada Gambar

9 Proyek Kemitraan Terpadu (PKT) sangat cocok untuk dikembangkan di Indonesia karena

karakteristik pengusahaan tanaman jeruk manis ini dilakukan secara tersebar dan

diusahakan oleh kelompok tani/usaha kecil.

Gambar 8 Hubungan antara petani plasma dan perusahaan besar/eksportir. (a) Koperasi sebagai

agen penghubung; (b) Koperasi sebagai executing agent

Gambar 9 Mekanisme Proyek Kemitraan Terpadu antara petani plasma, perusahaan

besar/ekportir, dan bank

(a)

(b)

Page 43: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Aspek sosial ekonomi yang diharapkan dari kebijakan ini adalah adanya peningkatan

pendapatan petani kecil, berlangsungnya rehabilitasi tanaman yang sudah tidak produktif

lagi atau adanya perluasan lahan baru untuk tanaman jeruk, penciptaan lapangan kerja,

dapat menggantikan buah impor, menumbuhkan industri hilir (olahan), peningkatan PAD,

pemanfaatan sumberdaya dengan optimal, serta rangsangan untuk memperkuat teknologi

di bidang tanaman jeruk dengan terus melakukan inovasi untuk merilis varietas jeruk

unggul.

Pembukaan lahan untuk tanaman jeruk secara intensif akan memberikan dampak

negatif terhadap lingkungan antara lain lingkungan fisik kimia, biota, dan kesehatan

masyarakat.

Dampak terhadap lingkungan fisik kimia adalah timbulnya peningkatan efek pencucian

hara tanah, perubahan pH tanah, dan peningkatan kadar kejenuhan basa. Untuk mengatasi

efek negatif perlu dilakukan pengapuran, pemupukan sehingga dapat mengembalikan

lingkungan fisik kimia seperti keadaan semula sehingga berubah menjadi dampak positif.

Dampak terhadap lingkungan biota adalah berubahnya ekosistem yang tadinya

tertutup menjadi ekosistem terbuka, dimana kebanyakan organisme pengganggu tanaman

menyukai kondisi ini. Dampak negatif ini perlu diantisipasi dengan melakukan

pengendalian hama terpadu yang tepat, baik secara mekanis, kimia, maupun biologi.

Dampak terhadap lingkungan sekitar yang muncul karena kegiatan tersebut akibat

banyaknya masyarakat pendatang, sehingga kegiatan awal dari pembukaan lahan akan

memberikan dampak negatif berupa gangguan kesehatan pada masyarakat. Dampak

negatif ini dpat diatasi bila perusahaan (perkebunan inti) menyiapkan fasilitas umum seperti

sarana dan prasarana pengobata termasuk tenaga medisnya. Disamping itu harus dilakukan

juga upaya-upaya penciptaan ligkungan masyarakat yang sehat dan harmonis, sehingga

dapat memberikan dampak positif berupa peningkatan produktifitas kerja yang secara tidak

langsung akan meningkatkan produktivitas kebun dan kesejahteraan masyarakat.

Page 44: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

ANALISIS FINANSIAL

Asumsi

Perhitungan analisis kelayakan usahatani budidaya jeruk keprok borneo prima

berdasarkan beberapa asumsi sebagai berikut;

Luas lahan Jarak tanam Banyaknya tanaman Harga Rata-rata per buah Jeruk Umur Proyek

: : : : :

1 ha 5 x 5 m 400 pohon per ha Rp. 458,1 20 tahun

Berdasarkan tinjauan lapangan dan penelitian para ahli lainnya, tingkat produksi jeruk

keprok berfluktuasi. Jeruk keprok baru mulai berproduksi pada umur 4 tahun. Produksi

mengalami kenaikan yang tajam pada umumnya terjadi pada tahun ke-8 sampai tahun ke-

15. Pada tahun berikutnya, produksi mengalami penurunan. Harga jual buah jeruk segar

(BJS) keprok adalah Rp. 458,1 yang merupakan harga rata-rata dari 4 grade jeruk. Dalam

perkembangannya penjualan buah jeruk segar meningkat setiap tahunnya mengikuti

produksi.

Tabel 9. Produksi, biaya produksi,penjualan, dan perhitungan laba rugi jeruk keprok

berdasarkan tahun tanam.

Tahun Produksi Penjualan biaya

produksi Laba (rugi)

Kotor

0 0 0 19.841.487,10 2587522,68

1 0 0 8.578.356,70 -19841487,10

2 0 0 10.889.927,22 -8.578.356,70

3 0 0 16.762.753,42 -10.889.927,22

4 68.400 31.334.040,00 16.603.110,00 14.571.286,58

5 70.200 32.158.620,00 24.942.136,58 15.555.510,00

6 72.000 32.983.200,00 25.001.986,58 8.041.063,42

7 73.800 33.807.780,00 22.975.373,00 10.832.407,42

Tahun Produksi Penjualan biaya

produksi Laba (rugi)

Kotor

8 75.600 34.632.360,00 23.035.222,58 11.597.137,42

9 77.400 35.456.940,00 23.095.072,58 12.361.867,42

10 79.200 36.281.520,00 23.154.922,58 13.126.697,42

Page 45: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

11 81.000 37.106.100,00 23.214.772,58 13.891.327,42

12 82.800 37.930.680,00 23.274.622,58 14.656.057,42

13 84.600 38.755.260,00 23.334.472,58 15.420.787,42

14 86.400 39.579.840,00 23.394.322,58 16.185.517,42

15 88.200 40.404.420,00 15.174.996,00 125.229.424,00

16 84.600 38.755.260,00 15.055.296,00 23.699.964,00

17 81.000 37.106.100,00 14.935.596,00 22.170.604,00

18 77.400 35.456.940,00 14.815.896,00 20.661.044,00

19 73.800 33.807.780,00 14.696.196,00 19.111.584,00

20 68.400 31.334.040,00 14.516.646,00 16.817.394,00

1.324.800 606.890.880,00 397.293.164,24 337.207.425,00

5.1. Kebutuhan Biaya Investasi

Biaya investasi jeruk keprok borneo prima digunakan untuk investasi tanaman dan non

tanaman adalah Rp. 56.072.524,44 dengan perincian biaya investasi untuk per ha tanaman

jeruk dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Kebutuhan Biaya Investasi Tanaman Jeruk Keprok

KEBUTUHAN BIAYA Investasi Tanaman

Investasi Non Tanaman

Jumlah Investasi

- Tahun 0 (TBM 0) - Tahun 1 (TBM 1) - Tahun 2 (TBM 2) - Tahun 3 (TBM 3)

15.304.421,40 7.331.415,00 9.308.130,00

14.330.215,00

4.537.065,70 1.246.417,70 1.581.797,22 2.432.538,42

19.841.487,10 8.578.356,70

10.889.927,22 16.762.753,42

Total 46.274.181,40

9.797.819,04 56.072.524,44

Biaya investasi tanaman pada tahun ke-0 (TBM 0) digunakan untuk pembukaan lahan

(land clearing), penanaman tanaman pelindung dan penanaman kebun plasma jeruk

keprok. Sedangkan untuk Tahun 1 dan ke-2 digunakan untuk perawatan tanaman, seperti

penyulaman, pemupukan dan pencegahan hama dan penyakit. Untuk membantu pendanaan

dana investasi, diasumsikan mendapat fasilitas kredit bank 100 %. Sebagai konsekuensi dari

pinjaman bank dibebankan angsuran dan bunga bank dipatok 14 %. Investasi non-tanaman

digunakan untuk investasi infrastruktur, provisi dan asuransi, PBB, manajemen fee

pembangunan kebun, biaya administrasi, pemeliharaan kebun bahan dan tenaga kerja

pendukung dan lain sebagainya. Peminjaman dilakukan pada bulan Januari 2005 sedangkan

angsuran kepada bank mulai dibayarkan pada tahun ke-5 (tahun 2010) dengan jangka

Page 46: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Tabel 11. Hasil Analisa Finansial Proyek Kriteria investasi

Nilai

Gross B/C 1,52

Net B/C 1,05

BEP harga produksi

Rp 41.298,23 per kg Rp. 458,1 BJS

NPV Rp. 7.514.440,00

IRR 39,15

Payback period 6 tahun 7 bulan

waktu pengembalian selama 10 tahun. Angsuran per tahunnya adalah Rp. 7.324.049,39

yang diangsur sampai tahun 2019.

Selama 20 tahun umur proyek, biaya yang dikeluarkan untuk budidaya tanaman jeruk

keprok baik biaya investasi maupun biaya operasional adalah Rp 397.293.164,24,-

sedangkan penerimaan dari hasil penjualan diperoleh sebesar Rp 606.890.880,00 sehingga

diperoleh laba usaha sebesar Rp 337.207.425,00

Kriteria Kelayakan Proyek

Analisis kelayakan proyek diukur melalui

kriteria investasi meliputi benefit/cost (B/C)

ratio, Break even point (BEP) baik harga maupun

produksi, Net present value (NPV), Internal rate

of return (IRR), dan payback period.

B/C Ratio

Analisis B/C ratio adalah perbandingan

antara total cash inflow terhadap total cash outflow. Gross B/C ratio ini menunjukkan

gambaran berapa kali lipat benefit (penerimaan) akan diperoleh dari cost (biaya) yang

dikeluarkan sebelum dikalikan dengan discount factor (DF). Hasil analisis menunjukkan nilai

gross B/C ratio sebesar 1,52. Nilai ini menunjukkan bahwa benefit yang yang diperoleh

1,52 kali lipat dari cost yang dikeluarkan. Sedangkan Net B/C ratio ini menunjukkan

gambaran berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan setelah

dikalikan dengan discount factor (DF) sebesar 14 %. Berdasarkan perhitungan kelayakan

usaha, nilai Net B/C ratio adalah 1,05 yang artinya benefit yang diperoleh adalah 1,05 kali

lipat dari cost yang dikeluarkan.

Break Even Point (BEP)

BEP (titik impas) adalah kondisi pada saat suatu usaha tidak mengalami keuntungan

maupun kerugian. Nilai BEP dipakai untuk menentukan besarnya volume penjualan dimana

perusahaan tersebut sudah dapat menutupi semua biaya-biayanya tanpa mengalami

kerugian maupun keuntungan.

Page 47: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Break Event Point (BEP) diperoleh dari rumus;

Total biaya rata-rata per tahun = ------------------------------------

Harga jual rata-rata per kg

Rp 18.918.722,11 = ----------------------------

Rp 458,1 per buah

= 41.298,23 buah per tahun

Nilai BEP volume produksi jeruk diperoleh pada

tingkat produksi sebesar 41.298,23 buah pertahun.

Artinya, dengan tingkat harga rata-rata sebesar

Rp 458,1 usaha berkebun jeruk keprok tidak akan

mengalami kerugian atau mendapat keuntungan

(impas) dengan hanya memproduksi buah jeruk segar

(BJS) sebanyak 41.298,23 buah pertahun.

Payback period

Payback period diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah

dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Hasil perhitungan

analisis kelayakan usaha diperoleh nilai payback period terjadi tahun ke 6 lebih 7 bulan.

Net Present Value (NPV)

NPV dari suatu proyek merupakan nilai sekarang dari selisih benefit dengan cost pada

discount factor (DF) tertentu. NPV menunjukkan kelebihan manfaat dibandingkan dengan

biaya. Apabila NPV lebih besar dari 0 berarti proyek tersebut menguntungkan dan layak

untuk diusahakan. Berdasarkan hasil perhitungan NPV pada discount factor 14 %

menunjukan nilai NPV sebesar Rp. 7.514.440,00 yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti

proyek usaha budidaya jeruk keprok layak untuk diusahakan.

Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengatakan persentase keuntungnan dari

suatu proyek tiap-tiap tahun dan juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam

mengembalikan bunga pinjaman. IRR pada dasarnya menunjukkan Discount Factor (DF)

dimana NPV = 0. Berdasarkan hasil analisis perhitungan IRR diperoleh nilai 39,15 %.

Apabila diasumsikan bunga bank yang berlaku adalah 14 % maka proyek tersebut

menguntungkan dan layak untuk diusahakan, karena nilai IRR jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan suku bunga pasar.

Analisis Sensitivitas

Analisis ini digunakan untuk mengetahui sensitivitas usaha budidaya jeruk keprok

borneo prima ketika ada perubahan tertentu yang mempengaruhi usaha. Asumsi kondisi

usaha diambil apabila usaha budidaya jeruk keprok mengalami kenaikan biaya produksi

sebesar 5 % dan harga jual turun 5 %. Selengkapnya tersaji dalam Tabel 12.

Page 48: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Tabel 12. Analisis sensitivitas kelayakan usaha budidaya jeruk keprok borneo prima

Kriteria Investasi Sensitivitas

Biaya naik 5 % Harga jual turun 5 %

Gross B/C ratio

Net B/C Ratio

Net present value (NPV)

(Rp)

Internal Rate of Return

(IRR)

Pay back period

1,56

1,15

20.226.218

63,23

5 tahun 11 bulan

1,42

0.89

4.895.817

22,36

6 tahun 11 bulan

Hasil analisis menunjukkan bahwa kenaikan biaya produksi naik 5 % dan harga jual

jeruk keprok turun sebesar 5 %, usaha jeruk keprok masih menguntungkan dan tetap layak

untuk dilaksanakan. Hal ini tercermin dari nilai-nilai criteria investasi yang menunjukkan

kelayakan usaha ini. Hasil analisis sensitivitas sebagaimana Tabel diatas ditunjukkan bahwa

apabila terjadi kenaikan biaya produksi sebesar 5 % dan harga BJS turun 5 %, nilai Net BC

ratio adalah 1,15 lebih besar dari 1, sedangkan pada harga BJS turun 5 % nilai Net BC ratio

adalah 0,89 lebih kecil dari 1, sehingga pada harga dibawah 5 % usaha budidaya jeruk

keprok belum layak. Untuk net benefit yang diperoleh dari usaha budidaya jeruk keprok

adalah 1,56 dan 1,42 kali lipat dari cost yang dikeluarkan. Jangka waktu kembalinya

investasi yang telah dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek juga

tergolong tidak berubah jauh. Hal ini ditunjukkan oleh nilai payback period terjadi pada 5

tahun 11 bulan jika biaya produksi mengalami kenaikan 5 % dan 6 tahun 11 bulan apabila

harga jual mengalami penurunan sebesar 5 %.

Hasil perhitungan NPV pada discount factor 14 % menunjukan nilai NPV masing-

masing sebesar Rp 20.226.218 dan Rp 4.895.817 yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti

proyek pengembangan jeruk keprok layak untuk diusahakan. Berdasarkan hasil analisis

perhitungan IRR juga diperoleh nilai 63,23 % dan 22,36 %. Apabila diasumsikan bunga bank

yang berlaku adalah 14 % maka proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk

diusahakan, karena nilai IRR jauh lebih besar dibandingkan dengan suku bunga tersebut.

Page 49: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

PENUTUP

Berdasarkan pemaparan mengenai peluang investasi budidaya jeruk keprok borneo

prima di Kalimantan Timur, terlihat jelas bahwa wilayah yang memiliki potensi besar untuk

mengembangkan jeruk keprok borneo prima di Kalimantan Timur adalah Kutai Timur

khususnya di Rantau Pulung.

Investasi usaha budidaya jeruk keprok

borneo prima di Provinsi Kalimantan Timur dapat di laksakan karena, menguntungkan dan

layak untuk diusahakan. Para investor tidak perlu ragu menanamkan modalnya untuk

investasi di sektor ini. Ditinjau dari aspek teknis maupun ekonomis serta dukungan

pemerintah daerah setempat yang kuat akan memudahkan bagi para investor dalam

melakukan investasi.

Jika diperlukan informasi lebih lanjut tentang investasi budidaya jeruk keprok borneo

prima dapat melakukan kontak ke alamat:

1. Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur

Jl Basuki Rahmat No 56 Samarinda KALTIM 75112 Telp. (62-541) 743235 & 743446

Fax : (62-541) 736446

E-mail : [email protected]

Website : http://www.bppmd.kaltimprov.go.id

2. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur

Jl. Basuki Rahmat Samarinda Kalimantan Timur 75117 .

Telp. (62-541) 732079

Page 50: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

DAFTAR PUSTAKA

Agrimas Kapitalindo (2007) Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis: Jeruk.

http://www.agrimaskapitalindo.com. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2007.

Bambang Soelarso (1996) Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

BPS Provinsi Kalimantan Timur (2007) Kalimantan Timur dalam Angka. BPS Provinsi

Kalimantan Timur, Samarinda.

Kemal Prihatman (2000) Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Pedesaan.

BAPPENAS, Jakarta.

Kompas (2007) Kaltim budidayakan jeruk keprok. Edisi Senin, 28 Mei 2007. Harian

KOMPAS, Jakarta.

Pirawan S (2007) Jeruk Pontianak, coba bangkit lagi. http://www. amanah.or.id. Diakses

pada tanggal 15 Oktober 2007.

PT Kaltim Prima Coal (2007) Analisa tanah Rantau Pulung. Comdev PT Kaltim Prima Coal,

Komunikasi Pribadi pada tanggal 11 Nopember 2007.

PT Kaltim Prima Coal (2007) Standar Operating Procedur distribusi bibit jeruk. Doc No:

PR/DIS BIBIT JERUK/CE/ESD/KPC/01. Comdev PT Kaltim Prima Coal, Komunikasi

Pribadi pada tanggal 11 Nopember 2007.

Soelarso, R.B. (1996) Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Kanisius Jogjakarta.

Suyamto, Arry Supriyanto, Adang Agustian, Anang Triwiratno, M.Winarno (2005) Prospek

dan Arah Pengembangan Agribisnis Jeruk. Badan Penelitian dan Pengembanga

Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta.

Warta Prima (2007) Varietas jeruk baru dari Rantau Pulung. Edisi Februari 2007. Warta

Prima, Buletin Kemitraan PT Kaltim Prima Coal, Sengata.

Winarno M (2004) Keunggulan dan kelemahan jeruk siam di Indonesia. Prosiding Seminar

Jeruk Siam Nasional 2004. Surabata, 15-16 Juni 2004. Budi Marwoto (ed.). Pusat

Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Jakarta.

Page 51: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Page 52: Investasi budidaya jeruk borneo prima

Prospek Menguntungkan

Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima

Lampiran 1. Diagram Alir Proses Perijinan

1.

P

E

R

M

O

H

O

N

A

N

Model 1 / PMDN

Kelengkapan

- Akte perusahaan atau KTP

bagi perorangan

- Copy NPWP

- Proses dan flowchart

- Uraian produksi / kegiatan

usaha

- Surat kuasa, apabila bukan

ditandatangani Direksi

Model 1 / Foreigen Capital

Investment (PMA)

Peserta Indonesia

-Akta perusahaan

-Copy KTP apabila perorangan

-Copy NPWP untuk PMA peserta

asing

-Akte perusahaan

-Copy paspor apabila perorangan

-Copy NPWP untuk PT PMA

-Proses dan flowchart

-Uraian produksi kegiatan

Surat Persetujuan

untuk PMDN

Surat Persetujuan

untuk PMA

2. PERSETUJUAN

PENANAMAN

RENCANA PERUBAHAN

- Perubahan bidang usaha atau produksi

- Perubahan investasi

- Perubahan/pertambahan TKA

- Perubahan kepemilikan saham

- Preusan PMA atau PMDN atau non PMA/PMDN

- Perpanjangan WPP

- Perubahan status

- Pembelian saham preusan PMDN dan non PMA/PMDN oleh

asing atau sebaliknya

-APIT, untukmengimpor barang modal dan bahan baku yang dibutuhkan

-RPTK untuk mendatangkan/ menggunakan TKA

-Rekomendasi TA.01 kepada Dirjen Imigrasi agar dapat diterbitkan VISA

bagi TKA

-IKTA, untuk memperkerjakan TKA

-SP Pabean BB/P, pemberian fasilitas atas penginfor bahan baku/penolong ===========================================

Di Kabupaten/ Kota : Izin lokasi, IMB, Izin UUG/HO, Sertifikat Atas Tanah

3.

PERIZI-

NAN

PELAK- SANAAN

Copy akta pendirian dan

pengesahan

Kelengkapan

- Copy akte perusahaan

- Copy IMB

- Copy izin UUG/HO

- Copy sertifikat hak atas tanah

- LKPM

- RKL/RPL atau UKL/UPL atau SPPL BAP

- Copy SP PMDN atau SP PMA dan

perubahannya

Sebagai dasar untuk

-Melakukan produksi komersil

-Pengajuan rencana peluasan

investasi

-Pengajuan restrukturisasi

-Pengajuan atau tambahan bahan baku /penolong

4. REALI-

SASI IZIN USAHA